Dokumen tersebut membahas tentang puisi, mulai dari pengertian puisi menurut para ahli sastra Indonesia dan luar negeri, jenis-jenis puisi tradisional dan modern, unsur-unsur pembuatan puisi, serta contoh-contoh puisi pendek.
3. PUISI
hasil pemikiran imajinatif penulis
ungkapan perasaan penulis
untuk mengungkapkan
kekaguman, pujian, kebahagian, maupun kesedihan
untuk menceritakan secara singkat pengalaman dan
petualangan
menggunakan kata-kata yang indah, padat dan
mengandung makna serta pesan yang tersirat maupun
tersurat
dibaca dengan ekspresif dan intonasi tertentu
4. Definisi puisi menurut sastrawan luar negeri
Samuel Taylor Coleridge
Puisi adalah kata-kata terbaik dalam susunan terbaik.
Edgar Allan Poe
Puisi adalah adalah ciptaan tentang sesuatu keindahan dalam
bentuk berirama. Cita rasa adalah unsur yang diutamakan.
Hubungan dengan budaya intelek atau dengan suara hati hanya
merupakan hubungan yang selintas. Jika bukan secara kebetulan, ia
tidak akan mengena langsung dengan fungsi utamanya atau dengan
kebenaran.
Theodore Watts-Dunton
Puisi adalah satu pengucapan yang konkrit dan artistik tentang
pikiran manusia melalui penggunaan bahasa yang emosional dan
berirama.
5. Definisi puisi menurut sastrawan Indonesia
H. B. Jassin
Puisi merupakan pengucapan dengan perasaan yang
didalamnya mengandung pikiran-pikiran dan tanggapan-
tanggapan
Baha Zain
Puisi tidak berbicara segalanya dan tidak kepada semua. Ia
adalah pengucapan suatu fragmen pengalaman dari suatu
keseluruhan seorang seniman.
Muhammad Salleh
Puisi adalah bentuk sastra yang kental dengan musik bahasa
serta kebijaksanaan penyair dan tradisinya. Dalam segala
kekentalan itu, maka puisi setelah dibaca akan menjadikan
kita lebih bijaksana.
6. Jenis Puisi
Puisi Lama
Ciri-ciri puisi lama:
Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku
kata maupun rima.
7. Yang termasuk puisi lama adalah:
Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.
Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap
baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris
berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun
anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.
Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.
Seloka adalah pantun berkait.
Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a,
berisi nasihat.
Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris,
bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.
Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.
Soneta adalah puisi lama yang berkembang di Italia pada abad ke-13 dan di
Indonesia pada abad ke-16. Jumlah lariknya 14 baris, terdiri dari 2 quartin
dan 2 terzina.
8. Jenis Puisi
Puisi Baru
Bentuknya lebih bebas daripada puisi lama, baik dalam
segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.
9. Yang termasuk pusi baru antara lain:
Balada adalah puisi berisi kisah/cerita.
Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau
pahlawan.
Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.
Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.
Romansa adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta
kasih.
Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.
Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.
Serenada adalah sajak percintaan yang bisa dinyanyikan.
10. Berdasarkan penggunaan bahasa yang
digunakan, puisi dibagi menjadi:
Puisi Diaphan atau puisi Puisi Prismatis kaya akan
polos adalah puisi yang makna. Dalam puisi
kurang sekali menggunakan prismatis penyair mampu
pengimajian, kata menyelaraskan kemampuan
konkret, dan bahasa menciptakan
figuratif, sehingga bahasa majas, versifikasi, diksi, dan
dalam puisi mirip dengan pengimajian sedemikian
bahasa sehari-hari rupa sehingga pembaca
(Waluyo, 1995:140). tidak terlalu mudah
Biasanya, para pemula menafsirkan makna
dalam hal menulis puisi puisinya. Namun makna itu
cenderung menghasilkan bagaikan sinar yang keluar
karya dalam jenis ini. dari prisma.
11. Sujudku di Senja-Mu
Kini surya-Mu telah tenggelam
Suara-suara penyeru-Mu bersahutan
Saatnya ku khusuk
dalam sujudku pada-Mu
Mengalunkan dan mengagungkan
pujian akan asma-Mu
Wahai Yang Maha Mulia
nan Maha Agung
Maka ku mohonkan rahmat dan
ampunan atas dosa-dosaku
Wahai Yang Maha Penyayang
lagi Maha Pengampun
12. Maghrib
Kini malam telah datang
Suara-suara adzan pun bersahutan
Sholat maghrib pun ku dirikan
Ku menyebut dan memuji nama
Tuhanku
Allah Yang Maha Mulia
dan Maha Agung
Maka ku berdoa mohon rahmat dan
ampunan atas dosa-dosaku
Wahai Allah Yang Maha Penyayang
dan Maha Pengampun
13. Kerucut nan Sejuk
Hmm…nikmat…
Segar…laksana sungai mengalir
Kau hilangkan dahagaku
Manis…
semanis panennya lebah
Kau hilangkan penatku
Saat indra pengecapku
menyentuhmu
Kerucut nan sejuk
Kau kembalikan matahari
di wajahku
14. Es Krim ‘corn’ yang Dingin
Hmm…nikmat…
Segar…laksana air mengalir
Kau hilangkan hausku
Manis…semanis madu
Kau hilangkan lelahku
Saat lidahku menyentuhmu
Es krim ‘corn’ yang dingin
Kau kembalikan senyum dan
semangat di wajahku
15. PUISI KONKRET
Puisi konkret sangat terkenal dalam dunia perpuisian Indonesia sejak tahun
1770-an. X.J.Kennedy memberikan nama jenis puisi tertentu dengan nama
puisi konkret, yakni puisi yang bersifat visual, yang dapat dihayati keindahan
bentuk dari sudut pandang (poem for the eye). Contoh dalam bahasa
Inggris, karya Joice Klimer:
t
ttt
rrrrrrr
eeeeeeeee
???
16.
17.
18.
19. Lima Tahap Penulisan Puisi
1. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA DIRI
2. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA DIRI
3. TAHAP MENGUNGKAPKAN FAKTA OBYEK
LAIN
4. TAHAP MENGUNGKAPKAN RASA OBYEK
LAIN
5. TAHAP MENGUNGKAPKAN KEHADIRAN
YANG BELUM HADIR
20. Lelaki ganteng
Kau memang ganteng
berkulit legam bukan berarti hitam
berambut ikal bukan berarti
tak bisa diluruskan
Bisa!
Walau harus menunggu lama
Sampai tutup usia
21. Mejaku sayang
kakimu menghunjam,
luruh rapuh termakan usia,
tak mampu ku ganti yang baru,
ribuan puisi telah lahir dari dadamu
ku kan selalu sayang pada mu, sahabatku
22. Meja tulis, Nyanyian Rindu,
kakimu empat, lagu yang bagus,
tanpa kuping tanpa suara yang merdu
mata. penyanyinya muda
hanya kayu persegi belia
empat
23. Semilir Damai
sepoi kantuk memberat
kekar tangan berpeluh kering
ranting menjuntai gembira ria
menghibur yang berdamai santai
mengembara terlena mimpi yang fana
24. SOEMPAH PEMUDA
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah
Indonesia.
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa
Indonesia.
Kami Poetera dan Poeteri Indonesia,
Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa
Indonesia.