Dokumen tersebut merangkum tentang Klasifikasi Statistik Internasional tentang Penyakit dan Masalah Kesehatan (ICD 10). ICD 10 digunakan untuk mendiagnosa, pelaporan, dan analisis data kesehatan secara internasional. ICD 10 terdiri dari 3 volume yang membahas klasifikasi penyakit, pedoman penggunaan, dan indeks."
1. KLASIFIKASI STATISTIK
INTERNASIONAL
TENTANG PENYAKIT
DAN
MASALAH KESEHATAN
(ICD 10)
Dr. Santoso Kusumowidagdo SpOG
2. 1. PENDAHULUAN
DIFINISI :
– Klasifikasi penyakit : sistim penggolongan
(kategori) di mana kesatuan penyakit
(morbid entities) disusun berdasarkan kriteria
yang telah ditentukan.
Tujuan penggunaan ICD :
– Mendapatkan rekaman sistematik
– Analisa interpretasi
– Membandingkan data morbiditas dan
mortalitas antar negara atau wilayah pada
waktu yang berbeda.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
3. 2. Aplikasi ICD
Menterjemahkan dx, masalah kesehatan
jadi kode alfanumerik memudahkan
filing, retrieval dan analisa .
Standard klasifikasi diagnosa internasional
untuk epidemiologi umum dan manajemen
kesehatan seperti:
– Analisa situasi kesehatan populasi
– Memonitor angka kejadian,
– Prevalensi penyakit dan masalah kesehatan
dalam hubungannya dengan variabel ttt
(karakteristik dan keadaan individu).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
4. 3. Konsep "famili " penyakit dan
klasifikasi yang berhubungan
dengan kesehatan
ICD utama (3 dan 4 karakter) dlm 3 jilid ICD 10,
tidak dapat menggabungkan seluruh tambahan
informasi/inklusi rinci untuk beberapa keahlian,
diterbitkan terpisah dari ICD utama yang
dapat digunakan sesuai kebutuhan.
Kode 3 karakter utk pelaporan ke WHO
mortality database dan perbandingan umum
internasional.
Subkategori 4 karakter direkomendasi utk tujuan
khusus dan merupakan bagian integral dari ICD
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
5. “Famili” penyakit dan klasifikasi masalah
kesehatan.
Klasifikasi statistik
Internasional
penyakit dan
masalah
kesehatan.
Klasifikasi inti
ICD 3-karakter Penyesuaian berdasarkan
Informasi penunjang - Diagnosa Spesialisasi
kesehatan primer - Gejala - Onkologi
- Lay reporting - Hasil laboratorium - Dentistry/Stomatologi
- Skema informasi - Cedera dan - Dermatologi
berdasarkan keracunan - Psikiatri
komunitas dlm - Penyebab eksternal - Neurologi
bidang kesehatan morbiditas - Obstetri & Ginekologi.
dan mortalitas - Peny. Rematik & Ortopedi
- Faktor yang mem - Pediatri
pengaruhi status - dsb.
kesehatan
Praktek kedokteran Umum
Daftar ICD
Tabulasi Klasifikasi 4
Singkat karakter
Klasifikasi lain yang
INTERNATIONAL
berhubungan dgn.
NOMENCLATURE
kesehatan
OF DISEASE
Impairments, Disabilities
(I.N.D)
and Handicaps
Tindakan (Procedure)
Alasan kunjungan
(keluhan)
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
6. 4. Macam Klasifikasi
Klasifikasi dx & status kesehatan
– Berasal dari kondensasi ICD atau
ekspansi daftar tabulasi ICD.
– Daftar kondensasi untuk presentasi
data, ringkasan tabel statistik dan
potensial mendukung informasi Primary
Health Care.
– Daftar ekspansi digunakan untuk detil
klinis pada adaptasi berdasarkan
spesialisasi.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
7. Klasifikasi yang berhubungan
dengan masalah kesehatan diluar
diagnosa formal
- Klasifikasi yang berhubungan dengan
perawatan kesehatan.
- Mis, klasifikasi kecacatan, tindakan
medik dan pembedahan, alasan untuk
berhubungan dengan petugas
kesehatan.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
9. Daftar Tabulasi Khusus
Klasifikasi inti digunakan untuk
– Presentasi data,
– Fasilitas utk analisa status kesehatan
– Kecenderungan/trend tingkat nasional
subnasional, dan internasional.
– Direkomendasi untuk perbandingan
internasional.
– 5 daftar: 4 mortalitas dan 1 morbiditas.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
10. Penyesuaian ICD
Berdasarkan Spesialisasi
Dijumpai bersama kategori ICD sesuai dengan
spesialisasi tertentu.
Digunakan subkategori 4 karakter, subdivisi 5
karakter atau 6 karakter didapatkan pada indeks
alfabet
Glossary definitions kategori dan subkategori dalam
spesialisasi.
Penyesuaian ini dikembangkan oleh international
groubs of specialist, tetapi national groups kadang-
kadang mempublikasi adaptasi yang digunakan
negara lain..
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
11. A. Oncology (ICD-O,1990)
Untuk registrasi kanker bagian Patologi dan bagian
lain yang berhubungan dg keahlian kanker.
– Dual axis classification: kode topografi dan morfologi.
Kode topografi untuk neoplasma yang menggunakan 3
dan 4 karakter seperti malignant neoplasma (C00-C80).
– Spesifisitas yang lebih besar untuk nonmalignant
neoplasms dari pada ICD 10.
– Kode morfologi mempunyai 5 digit, 4 digit yang pertama
menunjukkan macam histologi dan digit ke 5
menunjukkan sifat (behaviour) neoplasma (Malignant,
insitu, benign dll).
– Kode morfologi ICD-O tampak pada buku 1 ICD-10 dan
ditambahkan pada Indeks alfabet buku 3.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
12. B. Dermatology.
C. Dentistry and Stomatology.
D. Neurology.
E. Rheumatology and Orthopaedics.
F. Pediatrics.
G. Mental disorders
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
13. Klasifikasi Non Diagnosa
Procedure in Medicine (ICPM, 1978). Berisi
prosedur untuk diagnosa medik, prevensi,
terapi, radiologi, obat, tindakan pembedahan
dan pemeriksaan laboratorium.
International Classification of Impairement,
Disabilities and Handicaps (ICIDH).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
14. 5. Prinsip Umum Klasifikasi
Penyakit
Memberi fasilitas penelitian statistik dari
fenomena penyakit.
Penyakit yang spesifik yang penting dalam
kesehatan masyarakat atau yang sering terjadi
mempunyai kategori yang tersendiri.
Setiap penyakit (morbid condition) mempunyai
tempat yang tepat dalam daftar kategori.
Residual kategories untuk others and
miscellaneous condition yang tidak dapat
ditempatkan pada tempat yang lebih spesifik.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
15. Prinsip umum yang sama diterapkan
pada klasifikasi masalah kesehatan lain
dan alasan untuk kontak dengan
pelayanan kesehatan (health care
services).
ICD dikembangkan sebagai klasifikasi
yang praktis dimana sejumlah nomor
merupakan kompromi antara klasifikasi
berdasarkan etiologi, lokasi anatomi,
circumstances of onset dll.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
16. 6. Struktur Dasar dan Prinsip
Klasifikasi ICD
ICD adalah variable axis classification.
• Ditujukan untuk epidemiologi praktis,
• Data statistik penyakit digolongkan sebagai
berikut :
• Penyakit epidemi.
• Penyakit umum dan konstitusi.
• Penyakit lokal (Local diseases) disusun berdasarkan
lokasi (site)
• Penyakit perkembangan (Developmental diseases)
• Cedera (Injuries).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
17. 7. Dasar ICD
Daftar kode tunggal kategori 3
karakter, masing-masing dapat dibagi
10 subkategori 4 karakter.
Digunakan kode alfanumerik dengan
huruf pada posisi pertama dan nomor
pada posisi yang kedua, ketiga dan
keempat (kode nomor bervariasi dari
A00.0 - Z99.9).
Huruf U tidak digunakan.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
19. ICD 10 terdiri dari 3 volume:
Vol. 1 berisi klasifikasi utama
Vol. 2 berisi petunjuk pemakaian ICD
Vol. 3 berisi indeks alfabet klasifikasi.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
20. Vol. 1 terdiri dari
- Daftar kategori 3 karakter, daftar tabel
inklusi dan subkategori 4 karakter. Inti
klasifikasi: "daftar kategori 3 karakter"
untuk pelaporan ke WHO mortality
database dan perbandingan umum
internasional.
- Pada inti klasifikasi terdapat daftar bab
dan judul blok. Daftar tabular, memberi
rincian level 4 karakter & dibagi 21 bab.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
21. Morfologi neoplasma (hal 1177-1204).
Digunakan bila diperlukan tambahan
kode untuk klasifikasi morfologi
neoplasma dengan pengecualian
klasifikasi bab 2 sesuai dgn behaviour
dan topography. Kode morfologi sama
dengan ICD-O.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
22. Special tabulation list.
– Daftar ICD 4 karakter dan 3 karakter terlalu
panjang, shg sbg besar statistik rutin
menggunakan daftar tabulasi kondisi tunggal
– 4 daftar khusus tabulasi mortalitas bagian
integral ICD. Daftar 1 dan 2 daftar khusus
mortalitas umum, daftar 3 dan 4 mortalitas
bayi dan anak (0-4 tahun).
– Tidak ada daftar tabulasi khusus morbiditas.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
23. Difinisi.
– (halaman 1233-1238 vol. 1) Diadopsi dari
World Health Assembly dan termasuk dalam
fasilitas membandingan data international.
Nomenclature regulations.
– Regulasi diadopsi dari World Health Assembly
memberikan tanggung jawab pada anggota
WHO dalam klasifikasi penyakit dan
penyebab kematian, kompilasi dan
publikasi statistik.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
24. BAB (Chapter)
Klasifikasi dibagi 21 bab
– Digit pertama kode ICD adalah huruf.
Setiap huruf berhubungan dengan
bab khusus
- Huruf D digunakan untuk bab II, Neoplasma dan
bab III, Penyakit darah dan organ pembentuk
darah dan kelainan tertentu yang menyerang
mekanisme kekebalan,
• Huruf H digunakan untuk bab VII, Penyakit
mata dan adneksa dan bab VIII, Penyakit telinga
dan Processus Mastoid.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
25. Setiap bab berisi kategori 3
karakter yang cukup padat,
tidak seluruh kode digunakan
(merupakan ruang untuk
pengembangan pada revisi
berikutnya).
26. Struktur ICD 10 (buku 1)
Bab XIII -Diseases of the musculoskletal
system and connective tissue (M00-
M99)
Blok Infections Arthropathies (M00-M03)
Kategori 3 k Reactive Arthropathies (M02)
Kategori 4 k Arthopathy following intestinal
bypass (M02.0)
Kategori 5 k Arthopathy following intestinal
bypass pd lengan atas (M02.0.2)
27. ISI BAB (I-XXI)
Bab I – XVII :
– Penyakit dan morbid condition yang lain.
Bab XIX :
– Cedera, keracunan dan akibat eksternal lain.
Bab XVIII :
– Symptom, sign dan abnormal clinical and
laboratory findings, yang tidak diklasifikasi
ditempat lain.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
28. Bab XX :
– Penyebab eksternal morbiditas dan mortalitas
secara tradisional untuk klasifikasi penyebab
cedera dan keracunan
Bab XXI :
– Faktor yang mempengaruhi status kesehatan
dan kontak dengan pelayanan kesehatan,
untuk klasifikasi data yang menerangkan
alasan seseorang yang tidak sakit kontak
dengan pelayanan kesehatan
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
29. Kategori Blok
Bab dibagi dalam blok kategori 3
karakter yang homogen.
- Bab I, judul blok mencerminkan 2 sumbu
klasifikasi mode of transmission dan grup
organisme penyebab infeksi.
- Bab II, sifat neoplasma dan kategori 3 karakter
untuk beberapa morfologi yang penting (Mis.
leukemia, lymphoma, melanoma, mesothelioma,
Kaposi's sarcoma).
Batasan kategori diberi dalam parenthesa setelah
setiap judul blok.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
30. Kategori 3 karakter
Untuk kondisi tunggal yang dipilih
karena frekuensinya, beratnya atau
kepekaan terhadap intervensi
kesehatan masyarakat, sedangkan
yang lain untuk kelompok penyakit
dengan karakteristik umum.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
31. Subkategori 4 karakter
Kategori 3 karakter dibagi dalam
karakter yang keempat setelah titik
decimal hingga 10 subkategori.
Bila tidak dibagi, ditambah huruf "X"
pada posisi ke 4 untuk data
processing.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
32. Subkategori 4 karakter digunakan untuk
identifikasi, misalnya,
– variasi tempat pada penyakit tunggal,
– penyakit individu untuk grup kondisi.
– Karakter ke 4: .8 kondisi "Others“
.9 = judul kategori 3 karakter tanpa
informasi tambahan.
– subdivisi 4 karakter terdaftar pada awal range
kategori 3 karakter. Catatan pd setiap kategori
menunjukkan lokasi yang rinci. Misalnya, Kategori
O03-O06, untuk abortus yang berbeda,
mempunyai karakter ke 4 yang berhubungan
dng komplikasi.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
33. Suplemen subdivisi sebagai
karakter ke 5 atau berikutnya
Karakter ke 5 dst. biasanya subklasifikasi
sepanjang sumbu yang berbeda dari
karakter yang ke 4. Ditemukan pada :
– Bab XIII Subdivisi anatomical site
– Bab XIX Subdivisi fraktur tertutup atau
terbuka seperti pada
intracranial, intrathoracic,
intraabdominal injuries.
– Bab XX Subdivisi macam aktivitas yang
dilakukan pada waktu kejadian.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
34. Kode "U" (tidak digunakan)
Kode U00-U49 untuk provisional
assignment penyakit baru yang
tidak diketahui etiologinya. Kode
U50-U99 digunakan untuk riset, mis.
testing suatu subklasifikasi alternatif
untuk projek khusus.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
36. Vol. 1
Pendahuluan
-Vol. 1 ICD berisi klasifikasi dan
pembagian kategori utk alokasi
diagnosa, fasilitas sorting dan
perhitungan statistik
-Teoritis koder dapat mencari dari buku 1
perlu waktu lama dan dapat salah
petunjuk pada buku 3 yang berisi
indeks alfabet.
- Introduksi indeks memberi informasi
hubungannya dengan buku jilid 1.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
37. Penggunaan Daftar Tabular Inclusion
dan Subkategori 4 Karakter .
Inclusion term (Include) : termasuk dalam kelompok.
Diagnosa dapat dirujuk ke kondisi yang berbeda atau
sinonimnya, bukan subklasifikasi rubrik.
Petunjuk untuk isi rubrik.
Beda pada borderline condition atau batas antara
subkatergori dan yang lain.
Daftar inclusion term cukup lengkap dan nama diagnosa
alternatif termasuk dalam indeks alfabet yang harus
dirujuk ke buku jilid I untuk koding.
Inclusion term harus dibaca kaitannya dengan judul.
– o Bila inclusion term menguraikan daftar lokasi (sites) atau
produk farmasi,
– O Memahami kata yang tepat pada judul (Mis. "malignant
neoplasm of .....", "injury to ....", "poisoning
by ....") .
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
38. Exclusion terms (Exclude):
Judul rubrik ini menunjukkan tidak
termasuk, dicari pd klasifikasi ditempat lain
Contoh kategori A46, "Erysipelas", tidak
termasuk postpartum/puerperal erysipelas.
Setiap excluded term dalam parenthesa:
dikode kategori atau subkategori ditempat
lain dimana klasifikasi excluded term
dialokasikan.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
39. Catatan:
Tambahan Inclusion dan Exclusion term pada
bab V, Mental and behavioural disorders
digunakan glossary description untuk
menunjukkan isi rubrik.
Glossary ini berguna karena terminologi mental
disorders sangat bervariasi terutama pada
negara tertentu dengan nama yang sama dan
kondisi yang sangat berbeda.
Glossary ini tidak ditujukan untuk staf koding.
Sama halnya untuk difinisi yang terdapat pada
ICD misalnya pada bab XXI untuk klarifikasi isi
rubrik.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
40. 2.1.4 Konvensi yang digunakan
dalam Tabular List.
Parenthesa ( ) – tanda kurung
Membatasi kata supplemen setelah diagnostic term tanpa
mempengaruhi kode kata di luar parenthesa. Misalnya. I10 :
Inclusion term “Hypertension (arterial) (benign) (essential)
(malignant) (primary) (systemic)”, I10 adalah nomor kode
untuk kata Hypertension, bila disebutkan beberapa, atau
kombinasi pada parenthesa.
Membatasi kode dimana exclusion term dirujuk.
Mis. H01.0, Blepharitis, exclude blepharoconjunctivitis
(H10.5).
Membatasi kode 3 karakter yang termasuk dalam blok.
Membatasi kode dagger suatu kategori asterisk atau kode
asterisk setelah term dagger.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
41. Square brackets [ ] digunakan untuk :
Membatasi sinonim, kata alternatif atau kalimat
keterangan.
Misalnya, A30 Leprosy [Hansen's disease]
Merujuk ke catatan sebelumnya.
Misalnya, C00.8 Overlapping lesion of lip [See
note 5 on p. 182]
Merujuk ke pernyataan sebelumnya pada
subdivisi 4 karakter, biasanya ke suatu nomor
kategori.
Misalnya, K27 Peptic ulcer, site unspecified [See
page 566 for subdivisions].
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
42. Colon :
Inclusion dan exclusion term tercatat bila kata
yang mendahuluinya bukan istilah lengkap
(complete term) yang ditetapkan pada rubrik
tersebut. Dibutuhkan 1 atau lebih modifying
atau qualifying words yang indented
dibawahnya sebelum ditentukan pada rubrik.
Misalnya, pada K36, "Other appendicitis",
diagnosis appendicitis diklasifikasikan disitu
hanya bila bila didapatkan kata "chronic" atau
"recurrent".
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
43. Brace }
Digunakan pada daftar inclusion dan exclusion
term menunjukkan kata yang mendahului atau
kata sesudahnya bukan complete term. Setiap
term sebelum brace harus disebut oleh satu atau
lebih term sebagai berikut.
Misalnya:
O71.6 Obstetric damage to pelvic joints and ligaments
Avulsion of inner symphyseal cartilage
Damage to coccyx Obstetric
Traumatic separation of symphysis (pubis)
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
44. NOS“(Not Otherwise Specified" =
"unspecified" atau "unqualified“).
- Kadang-kadang untuk kondisi yang lebih
spesifik (terminologi medik, kondisi sering dalam
bentuk nama kondisi itu sendiri spt "mitral
stenosis" untuk menjelaskan "rheumatic mitral
stenosis".
- Asumsi ini menghindari klasifikasi yang salah.
Pemeriksaan inclusion term yang teliti
menunjukkan asumsi penyebab; koder harus
hati-hati untuk tidak memberi kode suatu term
sebagai unqualified kecuali tidak ada informasi
yang cukup jelas untuk kode ditempat lain.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
45. Not elsewhere classified
Digunakan pada judul kategori 3 karakter peringatan
bahwa varian tertentu dari daftar kondisi dapat tampak
pada bagian lain klasifikasi.
Misalnya:
J16 Pneumonia due to other infectious organism, not
elsewhere classified.
Kategori ini termasuk J16.0 Chlamydial pneumonia dan
J16.8 Pneumonia due to other specified infectious
organism. Beberapa kategori lain pada bab X (Mis. J10-
J15) dan bab lain (Mis. P23.- Congenital pneumonia) untuk
pneumonia due to specified infectious organism. J18
Pneumonia, organism unspeci-fied, mengakomodasi
pneumonia tanpa menyatakan infectious agent.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
46. "And" pada judul
"And" bertindak untuk "And/or".
Misalnya:
A18.0, Tuberculosa of bones and
joints diklasifikasi dalam kasus
"tuberculosis of bones", "tuberculosis
of joints" and "tuberculosis of bones
and joints".
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
47. Point dash .-
Beberapa kasus kode subkategori 4
karakter diganti oleh dash (strip) seperti
G03 Meningitis due to other and
unspecified causes, Exclude:
meningoencephalitis (G04.-)
kode karakter ke 4 harus dicari dan
dicocokkan pada kategori ini. Konvensi
ini digunakan pada daftar tabular dan
indeks alfabet.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
48. Dua kode untuk keadaan
tertentu
Sistim Dagger dan Asterisk
49. 2 kode diagnosa berisi informasi underlying
generalized disease (kode primer +) dan
manifestasi pada organ/tempat di mana
masalah klinis timbul (kode tambahan *).
kode underlying disease sering tidak
memuaskan untuk kompilasi statistik dengan
keahlian tertentu. Shg ada keinginan melihat
kondisi yang diklasifikasi dengan bab yang
berhubungan dengan manifestasi untuk
perawatan medis.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
50. Rubrik term tanda dagger
tampak dalam 3 bentuk
1.Simbol dagger-asterisk dan kode
alternatif tampak pada judul dalam
rubrik, seluruh term dapat
diklasifikasi dalam kode alternatif
yang sama.
Misalnya :
– A17.0 + Tuberculous meningitis (G01*)
Tuberculosis of meninges (cerebral)(spinal)
Tuberculous leptomeningitis
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
51. 2. Simbol tampak dalam judul, tetapi kode asterisk
tidak tampak. Seluruh term diklasifikasi dalam
rubrik mempunyai kode alternatif yang berbeda.
Misalnya :
– A18.1 + Tuberculosis of genitourinary system
• Tuberculosis of:
– bladder (N33.0*)
– cervix (N74.0*)
– kidney (29.1*)
– male genital organs (N51.-*)
– ureter (N29.1*)
• Tuberculous female pelvic inflamatory disease
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
(N74.1*)
52. 3. Simbol dan kode alternatif tidak
tampak dalam judul, rubrik tersebut
merupakan inclusion term yang berdiri
sendiri. Term tersebut ditandai dengan
simbol dan kode alternatif
Misalnya :
– A54.8 Other Gonococcal infections Gonococcal:
– peritonitis + (K67.1*)
– pneumonia + (J17.0*)
– septicaemia
– skin lesions
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
53. Kode Ganda ICD lainnya
Untuk menunjukkan keseluruhan
keadaan pasien. Catatan pada daftar
tabular, "Use additional codes, if
desired.....", mengidentifikasi beberapa
keadaan ini.
Kode tambahan digunakan hanya pada
tabulasi khusus spt:
54. 1. Infeksi lokal, (bab "body system)", bab I
ditambahkan untuk identifikasi infecting
organism, sedangkan informasi ini tidak tampak
dalam judul rubrik (Blok kategori B95-B97-bab I).
2. Neoplasma dengan aktifitas fungsional. Kode
bab II ditambah kode bab IV untuk
menunjukkan aktifitas fungsional.
3. Neoplasma, kode morfologi (hal 1181-1204 buku
1), ditambahkan pada bab II untuk identifikasi
morfologi tumor.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
55. 4. Kondisi F00-F09 (Organic, including
symptomatic, mental disorders) pada bab V
ditambah satu kode untuk menunjukkan causa
seperti underlying disease, injury atau
kerusakan otak.
5. Kondisi yg disebabkan oleh toxic agent,
ditambah kode bab XX utk identifikasi agent.
6. Menjelaskan injury, poisoning atau adverse
effect yang lain: satu kode dari bab XIX, yang
menjelaskan nature of the injury, dan satu kode
dari bab XX, yang menjelaskan causa.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
56. Kategori dengan
karakteristik umum
Dibawah ini kelompok kategori
diberikan sebagai dasar
pengecekan adanya internal
consistency
58. Kategori yang terbatas pada 1
seks
Kategori jenis penyakit jenis
kelamin: laki-laki
– B26.0, C60-C63, D07.4-D07.6, D17.6,
D29.-, D40.-, E29.-, E89.5, F52.4, I86.1,
L29.1, N40-N51, Q53-Q55, R86, S1.2-S1,
Z12.5
Petunjuk untuk mengatasi inkonsistensi antara kondisi dan
sex diberikan pada hal. 71
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
60. Kategori sequelae.
Kategori ini untuk kondisi sequelae
(tidak fase aktif) :
– B90-94, E64.- , E68, G09, I69.-, O97, T90-
98, Y85-Y89.
– Petunjuk untuk kode sequelae untuk
tujuan mortalitas dan morbiditas
ditemukan pada hal. 70-71 dan 104.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
61. Post procedural disorders
Kategori ini tidak digunakan untuk
underlying cause mortality coding.
– E89..-, G97.-, H59.-, I97.-, J95.-, K91.-,
M96.-, N99.-.
– Petunjuk untuk morbidity coding
ditemukan pada halaman 105-106.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
62. 10. Cara Menggunakan
Volume 3
Introduksi vol. 3 memberikan
petunjuk penggunaan.
Penjelasan yang singkat dari
indeks:
63. Susunan indeks alfabet
Buku 3 dibagi menjadi 3 seksi :
1.Seksi I : merupakan index penyakit,
syndrome, kondisi patologis, cidera, sign,
symptom, problem dan alasan untuk
kontak dengan pelayanan kesehatan,
Terdiri dari seluruh term pada kategori
A00-T98 dan Z00-Z99 (bab I-XIX dan bab
XXI) kecuali obat dan bahan kimia lain
yang menimbulkan keracunan atau efek
samping (termasuk dalam seksi III).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
64. Seksi I : index kategori yang digunakan pada
bab XXI untuk term yang berhubungan dengan
problem atau kejadian daripada penyakit atau
cidera. Beberapa term khusus atau kata “kunci”
yang digunakan menunjukkan macam problem
atau kejadian. Kata kunci adalah “Councelling”,
“Examination”, “History”, “Observation”,
“Pregnancy”, “Problem”, “Screening”, “Status”,
dan “Vaccination”.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
65. 2. Seksi II : indeks external cause of
morbidity and mortality yang berisi
seluruh term yang bukan diagnosa medik
tetapi deskripsi keadaan dimana terjadi
kekerasan, misalnya kebakaran,
ledakan, jatuh, perkosaan, tabrakan,
tenggelam) termasuk yang diklasifikasi
jilid1-Y98 ( bab XX ) kecuali obat dan
bahan kimia lain.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
66. Pada Seksi I dan II, kata kunci ini membentuk lead term
yang disamping atau ditambahkan pada metode
standard untuk kondisi tertentu atau kejadian dimana
bermacam-macam terminologi dan deskripsi laporan
tidak mudah dijumpai dalam index atau metode
indexing normal dapat menyesatkan. Beberapa
komplikasi obstetri yang sering terjadi dapat dijumpai
dalam kondisi spesifik, misalnya Hemorrhage,
complicating delivery. Tetapi seringkali komplikasi
didaftar dibawah “Labor”, “Pregnancy”, “Puerperal” atau
Maternal condition affecting fetus or newborn”. Pada seksi
II, kata kunci adalah “Complication” (untuk tindakan
medik dan bedah).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
67. 3. Seksi III : tabel obat dan bahan
kimia, daftar kode setiap bahan
untuk keracunan dan efek samping
obat diklasifikasi pada bab XIX dan
bab XX (keracunan merupakan
kecelakaan, deliberate (self-
harm) /bunuh diri, tak dapat
ditentukan atau adverse effect dari
bahan yang tepat diberikan.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
68. 3. Seksi III : indeks obat dan bahan kimia lain yang dapat
menimbulkan keracunan dan efek samping (dirujuk pada
Seksi I dan II sebagai tabel drugs and chemical). Untuk
setiap bahan, Tabel memberikan klasifikasi keracunan
pada bab XIX (T36-T65), kode external cause (bab XX)
untuk kecelakaan keracunan oleh dan paparan terhadap
bahan beracun (X40-X49) sengaja bunuh diri (X60-X69)
dan keracunan yang tak dapat ditentukan apakah
kecelakaan atau disengaja (Y10-Y19). Untuk obat,
medikamentosa dan bahan biologis, efek sampingnya
selama terapi juga diberi kode pada Y40-Y59.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
69. Struktur
Indeks berisi "lead term" disisi kiri kolom dan
kata lain ("modifiers, qualifiers") pada level
yang berbeda dng indentasi dibawahnya.
Seksi I : indentasi modifier atau qualifiers
biasanya bervariasi, tempat atau keadaan
kode;
Seksi II:macam kecelakaan atau kejadian,
mengenai kendaraan dll. Modifiers yang
tidak mempengaruhi kode tampak pada
parenthesa setelah kondisi.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
70. Indeks yang berisi "lead term" diletakkan disisi kiri
kolom dan kata lain ("modifiers" atau "qualifiers")
pada level yang berbeda dengan indentasi
dibawahnya dan berjalan ke kanan. Contoh :
Erythroblastosis (fetalis)(newborn) P55.9
- due to
- - ABO antibodies) (incompatibility) (isoimmunization) P55.1
- - Rh (antibodies)(incompatibility) (isoimmunization) P55.0
Pada baris terakhir menunjukkan Erythroblastosis
due to Rh (antibodies) (incompatibility)
(isoimmunization).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
71. Pneumonia (acute)(primary)(see also
Pneumonia) J18.9
- air conditioner J67.7
- allergic (due to) J67.9
- - organic dust NEC J67.8
- - red cedar dust J67.8
- - sequiosis J67.8
- - wood dust J67.8
- aspiration J69.0
- - due to anesthesia J95.4
- - - during
- - - - labor and delivery ) O74.0
- - - - pregnancy O29.0
- - - - puerperium ) O89.0
72. Biasanya lead term adalah nama penyakit atau kondisi
patologis sedangkan term dibawahnya (“modifier”)
menunjukkan variasi kondisi, lokasi anatomi yang
dipengaruhinya atau keadaan yang mempengaruhi
kode.
Koder harus mencari penyakit atau kondisi sebagai lead
term kemudian mnencari variasi, lokasi anatomi dll yang
terletak pada indentasi dibawahnya. Jadi “tuberculousis
of hip” dibawah huruf T dan bukan H, dan stomach ulcer
dibawah U bukan S.
Kadang-kadang letak anatomi diindex sebagai lead term.
Biasanya setelah nama lokasi anatomi ada cross
reference terhadap penyakit seperti Ankle - see condition.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
73. Pada beberapa pernyataan
diagnosa, kondisi penyakit
diekspresikan dalam kata sifat.
Kadang-kadang terdaftar dua
bentuk pada index tetapi seringkali
hanya bentuk kata benda dan
koder memerlukan transformasi
untuk itu.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
74. Tidak selalu mungkin untuk memasukkan daftar
yang lengkap dari bermacam kombinasi modifier
pada indented modifier beberapa macam
modifier cenderung mempunyai prioritas dalam
penetapannya daripada yang lain. Misalnya
dibawah lead term “abscess” ada indentasi
sejumlah lokasi anatomi dan kode yang tepat.
Tetapi tuberculous abscess tidak termasuk disini
tetapi ada pada tuberculosis. Disamping
menambahkan indent “tubeculous” dibawah
anatomical site, index yang menggunakan single
indent “tuberculous- see tuberculosis, abscess”
dibawah lead term “Abscess”.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
75. Umumnya qualifiers cenderung punya prioritas
pada seksi 1 yang menunjukkan bahwa
penyakit/kondisi adalah infeksius atau parasitik,
maligna, neoplastik, psikogenik, hysterical,
kongenital, traumatik, penyulit atau pengaruh
manajemen kehamilan/persalinan/puerperium
atau mempengaruhi janin/bayi/penyakit yang
dilaporkan pada saat pasien mencari nasehat
kesehatan tetapi tidak sakit (kode pada bab
XXI). Pada seksi II, prioritas modifier
menunjukkan kecelakaan transport, komplikasi
tindakan medis/bedah, sengaja bunuh diri,
perkosaan, intervensi legal/operasi perang.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
76. “Sequellae”, “Suicide”, “Assault”, Legal
intervention” dan “War operation”. Koder
harus ingat adanya daftar khusus ini bila
mengalami kesulitan melokalisir index
untuk kondisi yang relevan, problem atau
kejadian dengan mencermati indented
term, petunjuk dapat dijumpai seperti
pada kode nomor seluruh kategori yang
relevan meskipun tidak dilaporkan
dengan kata yang sama dan tepat.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
77. Kode nomor
Kode nomor setelah term dirujuk ke kategori dan
subkategori dimana term itu diklasifikasikan.
Pada kode 3 karakter dapat diasumsikan bahwa kategori
tidak dirinci.
Bila kategori dirinci, kode nomor pada indeks akan
memberikan 4 karakter. Dash pada posisi ke 4 (mis. Burn,
ankle (and foot) T25.-) berarti ada pembagian kategori
karakter ke 4 yang dapat ditemukan dengan merujuk ke
daftar tabular atau note pada index (mis. subdivisi 4
karakter yang biasa pada beberapa tempat burn yang
diberi note dibawah lead teerm Burn). Bila sistim dagger
dan asterisk diterapkan pada term maka diberi dua kode,
mis: Pott’s disease A10.0+ M49.0*.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
78. 2.2.4 Konvensi
Parenthesa
Suatu term yang diikuti dengan term lain dalam
parenthesa dimasukkan klasifikasi pada kode nomor
dimana setiap term dalam parenthesa dilaporkan atau
tidak. Mis:
Abscess (embolic) (infevtive) (metastatic) (pyogenic)
(septic)
- brain (any part) G06.0
Brain abscess diklasifikasi pada G06.0 tanpa memandang
bagian organ yang terkena apakah abscess dijelaskan
embolic, infective, metastatic, multiple, pyogenic atau
septic.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
79. NEC (Not elsewhere classified) ;
Varian spesifik kondisi yang terdaftar diklasifikasi
ditempat lain dan term yang lebih tepat dapat
dicari di indeks. Mis:
Anomaly, anomalous (congenital) (unspecified
type) Q89.9
- aorta (arch) NEC Q25.4
Istilah “anomaly aorta” diklasifikasi pada Q25.4
bila tidak ada deskripsi yang lebih tepat di
rekam medis. Bila dijumpai term yang lebih
tepat seperti atresia aorta maka term ini harus
dicari pada kode yang tepat.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
80. Cross references
Beberapa kategori, subjek yang mempunyai keterkaitan
dengan kategori lain memerlukan susunan index yang
komplex. Untuk menghindari duplikasi term dalam indeks
digunakan cross reference.
Kata "see" berarti koder harus merujuk ke term yang lain;
"see also" koder langsung merujuk ditempat lain bila
pernyataan yang di-kode berisi informasi yang tidak
ditemukan pada indented dibawah term "see also". Mis:
Inflamation
- bone - see Osteomyelitis.
Menunjukkan bahwa term “Inflamation, bone” dikode
dengan cara yang sama seperti term “Osteomyelitis”.
Koder akan menemui bermacam bentuk daftar
osteomyelitis: acute, acute hematogenous, chronic dll.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
81. Bila suatu term mempunyai berapa modifier
yang terdaftar dibawahnya lebih dari 1 term,
digunakan cross reference “see also.....”Mis:
Paralysis
- shaking (see also Parkinsonism) G20
Koder diberitahu bahwa term “shaking paralysis”
diberi kode nomor G20, tetapi bila ada
informasi lain yang tidak dijumpai pada
indentasi dibawahnya maka harus dilihat pada
“Parkinsonism”. Ada kode alternatif yang
dijumpai untuk kondisi bila dijelaskan lebih rinci
misalnya karena obat atau syphilitic.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
82. Enlargement, enlarged- see also Hypertrophy
Bila koder tidak menemukan lokasi enlargement diantara
indentasi dibawah “Enlargement” maka dicari pada
indentasi dibawah “Hypertrophy” yang memberi daftar
yang lebih lengkap tentang lokasi.
Bladder - see condition
Hereditary - see condition
Seperti dinyatakan sebelumnya, lokasi anatomi dan
modifier - kata sifat umum jarang digunakan sebagai
lead term dalam index. Koder diinstruksikan untuk
mencari penyakit atau cidera yang dilaporkan dalam
rekam medik dan term itu sebagai dasar untuk mencari
lokasi atau adjectival modifier.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
83. Abdomen, abdominal - see also condition
- acute R10.0
- convulsive equivalent G40.8
- muscle deficiency syndrome Q79.4
Term “acute abdomen” diberi kode R10.0;
“abdominal convulsive equivalent” dikode
G40.8; dan “abdominal muscle deficiency
syndrome” Q79.4. Untuk kondisi abdominal
yang lain, koder harus mencari penyakit atau
cidera yang dilaporkan.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
84. Tanda khusus.
Selain kode dagger dan asterisk
ada tanda #/^ yang terletak pada
term tertentu dalam daftar lokasi
dibawah “neoplasma” untuk dirujuk
pada Notes 2 dan 3 pada awal
daftar tersebut.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
85. 11. Dasar Petunjuk Koding
Identifikasi pernyataan diagnosa dan rujuk ke
seksi yang tepat pada indeks alfabet (bila
suatu penyakit/injury/kondisi lain --> bab I-XIX
atau XXI, dirujuk ke seksi I. Pernyataan external
cause cedera atau kejadian pada bab XX
dirujuk ke seksi II).
Cari letak lead term. Untuk penyakit dan
cedera biasanya berupa kata benda kondisi
patologis. Bila sebagai kata sifat atau eponym
tampak pada indeks sebagai lead term.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
86. Baca dan ikuti tuntunan setiap catatan yang
tampak dibawah lead term.
Baca setiap term dalam parenthesa sesudah
lead term (modifier ini tidak mempengaruhi
nomor kode), setiap indentasi term dibawah
lead term (modifier ini dapat mempengaruhi
nomor kode).
Ikuti setiap cross reference ("see" dan "see
also" yang ditemukan di indeks).
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
87. Rujuk ke daftar tabular untuk verifikasi
nomor kode yang dipilih. Catatan: kode
3 karakter pada indeks dengan dash
pada posisi ke 4 berarti karakter ke 4
dapat ditemukan pada Vol 1.
Ikuti setiap inclusion atau exclusion term
dibawah kode yang dipilih atau dibawah
bab, blok atau judul kategori.
Tentukan kode.
RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA