aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
Keanekaragaman hayati by my friend gusti ayu & nava karina
1. KEANEKARAGAMAN HAYATI
Oleh :
Gusti Ayu Puspasari (04)
Nava Karina(09)
Kelas XI-MS 9
SMA NEGERI I BOYOLANGU
Guru Pembimbing : Bu Dewi Lestari,S.Pd
2.
3. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI MENURUT UU
• Menurut UU No. 5 tahun 1994 adalah
keanekaragaman di antara makhluk hidup
dari semua sumber termasuk diantaranya
daratan, lautan, dan ekosistem akuatik
antara lain, serta kompleks ekologi yang
merupakan bagian dari
keanekaragamannya, mencakup
keanekaragaman dalam spesies, antara
spesies dengan ekosistem.
4. PENGERTIAN SUMBER
DAYA ALAM
Sumber Daya Alam adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejatera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita.
Berdasarkan jenisnya, sumber daya alam dibagi menjadi 2, yaitu :
1. Sumber Daya Alam Hayati/ Biotik
2. Sumber Daya Alam Non Hayati
5. Atau unsur-unsur
hayati di alam yang
terdiri dari sumber
daya alam nabati
(tumbuhan) dan
sumber daya lam
hewani (satwa) yang
bersama-sama dengan
unsur non-hayati di
sekitarnya secara
keseluruhan
membentuk
ekosistem.
Contoh : Tumbuhan,
hewan,
mikroorganisme,
dll.
6. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui/ renewable
Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui/ non renewable
Sumber Daya Alam yang tidak terbatas
Adalah sumber daya yang jumlahnya melimpah di bumi
10. 3. KEANEKARAGAMAN
EKOSISTEM
Keanekaragaman tingkat ekosistem dapat kita
lihat seperti contoh berikut ini :
A. Ekosistem Lumut
B. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum
C. Ekosistem Hutan Hujan Tropis
D. Ekosistem Danau
E. Ekosistem Mangrove
F. Ekosistem Terumbu Karang
Dll.
11.
12. PERANAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI DALAM KEHIDUPAN
MANUSIA
1. Sumber pangan
2. Sumber sandang
3. Sumber bahan bangunan dan alat-alat rumah
tangga
4. Sumber pendapatan
5. Sumber plasma nutfah
6. Sumber keilmuan
7. Sumber bahan obat-obatan
8. Sumber keindahan
14. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
adalah pengelolaan sumber daya alam
hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin
kesinambungan persediaannyadengan tetap
memelihara dan meningkatkan kualitas
serta keanekaragaman dan nilainya.
15. CONTOH KONSERVASI SUMBER
DAYA HAYATI
•Cagar Biosfer
•Pelestarian in situ
•Pelastarian ex situ
•Kebun koleksi plasma nutfah
16. AKTIFITAS MANUSIA YANG
MERUGIKAN KEANEKARAGAMAN
HAYATI
1.Pembukaan hutan
2.Pengurukan lahan basah
3.Usaha pertambangan
4.Pencemaran lingkungan
5.Seleksi
17. AKTIFITAS MANUSIA YANG
MENGUNTUNGKAN
KEANEKARAGAMAN HAYATI
1.Penghijauan
2.Penangkaran
3.Perkawinan silang
4.Perlindungan alam
18. • Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan ekosistemnya
bertujuan mengusahakan terwujudnya kelestarian
sumber daya alam hayati serta keseimbangan
ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mutu
kehidupan manusia.
• Konservasi Sumber Daya Alam Hayati merupakan
tanggung jawab dan kewajiban pemerintah dan
masyarakat.
• Konservasi Sumber Daya Alam hayati dan ekosistemnya
dilakukan melalui kegiatan :
1.Perlindungan sistem penyangga kehidupan
2.Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa
beserta ekosistemnya
3.Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
19. MANFAAT KONSERVASI
1. Manfaat Konservasi secara ekosistem dan biodiversity yaitu :
a. Melindungi kekayaan ekosistem dan memelihara proses-proses
ekologi dan kseimbangan ekosistem secara berkelanjutan.
b. Melindungi kekayaan biodiversity, komunitas, spesies, dan genetik
(plasma nutfah)
c. Melindungi spesies endemik, relik, dan langka.
d. Melindungi ekosistem yang menarik dan unik
e. Melindungi ekosistem dari kerusakan alami seperti bencana erosi,
abrasi, dan interusi pada ekosistem pantai dan muara.
f. Dapat memelihara kualitas lingkungan pantai dan laut.
20. 2. Secara ekonomi:
A. Mencegah kerugian akibat kerusakan sistem penyangga
kehidupan seperti hutan lindung, daerah aliran sungai, sempadan
sungai dan sempadan pantai. Kerusakan lingkungan alam tersebut
yang menyebabkan timbulnya banjir, longsor, kekeringan dan abrasi.
B. Mencegah kerugian akibat hilangnya sumber genetika dan unsur-unsur
lainnya yang terkandung dalam flora fauna guna
mengembangkan diversitas bahan pangan dan obat-obatan.
C. Menyediakan modal untuk pembangunan. Tanpa modal,
pembangunan dapat terhenti.
3. Secara ekologi:
Mencegah hilangnya bagian dari daur kehidupan, seperti bagian dari
jaring/rantai makanan, siklus biogeokimia dan siklus hidrologi.
21. TUJUAN DAN SASARAN
KONSERVASI
Tujuan
• Kelestarian ekosistem dan sumberdaya laut
• Keberlanjutan produksi bahan makanan dan jasa lingkungan laut.
• Kesejahteraan masyarakat dan pendapatan pemerintah.
• Kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.
Sasaran
• Ekosistem
• Komunitas
• Spesies
• Genetik
• Rantai makanan
• Proses-proses ekologi
23. KEANEKARAGAMAN HAYATI DI
INDONESIA
Indonesia terletak pada garis 6° LU – 11° LS dan
95° BT – 141° BT. Dengan demikian, Indonesia
terletak di daerah beriklim tropis dan dilewati oleh
garis khatulistiwa. Letak ini menyebabkan
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang
tinggi. Indonesia juga memiliki berbagai jenis
ekosistem, seperti ekosistem perairan, ekosistem
air tawar, rawa gambut, hutan bakau, terumbu
karang, dan ekosistem pantai.
25. Jenis-jenis hewan yang ada di Indonesia diperkirakan berjumlah sekitar
220.000 jenis yang terdiri atas lebih kurang 200.000 serangga (± 17% fauna
serangga di dunia), 4.000 jenis ikan, 2.000 jenis burung, serta 1.000 jenis
reptilia dan amphibia.
Penyebaran keanekaragaman hayati di Indonesia, khususnya hewan,
sangat berkaitan erat dengan letak geografis Indonesia. Penyebaran hewan
ini secara umum terbagi menjadi dua wilayah, yaitu kawasan timur (Benua
Australia) dan kawasan barat (Benua Asia).
26. Dalam ekspedisinya ke Indonesia, Alfred R.
Wallace (1856) menemukan perbedaan hewan di beberapa daerah
di Indonesia. Jenis burung yang ada di Bali tidak dijumpai di
Lombok, dan sebaliknya. Hewan yang terdapat di Sumatera, jawa,
Bali, dan Kalimantan mirip dengah jenis hewan di daerah
geografis Oriental (Asia), sehingga Wallace membuat garis
pembatas yang dikenal dengan garis wallace yang memisahkan
daerah oriental dengan daerah Australian (meliputi Papua, Maluku,
Sulawesi, dan Nusa Tenggara).
Ahli zoology Jerman, Max Weber menjumpai hewan di
daerah Sulawesi mirip dengah hewan di daerah Oriental dan
Australian (merupakan peralihan), sehingga membuat garis
pembatas yang dikenal garis weber yang membentang daerah
Sulawesi ke selatan hingga kepulauan Aru.
Dengan demikian, hewan-hewan di Indonesia memiliki tipe
daerah Orental, Australian, dan Peralihan
31. 2. PERSEBARAN FLORA DI INDONESIA
• Jenis tumbuh-tumbuhan di Indonesia diperkirakan berjumlah 25.000 jenis atau
lebih dari 10% dari flora dunia. Lumut dan ganggang diperkirakan jumlahnya
35.000 jenis. Tidak kurang dari 40% dari jenis-jenis ini merupakan jenis yang
endemik atau jenis yang hanya terdapat di Indonesia dan tidak terdapat di
tempat lain di dunia.
• Tumbuhan yang tumbuh di Malaysia, Indonesia, Philipina sering disebut kelompok
tumbuhan Malesiana. Beberapa jenis tumbuhan khas di Indonesia :
• Durian ( Durio zibethinus ), ada beberapa varietas : Durian Petruk (Jepara),
durian Simas (Bogor), durian Sitokong (Ragunan-Jakarta).Salak ( Salacca
edulis ), beberapa varietas : salak pondoh (sleman), salak bali, salak condet
(jakarta).
• Bunga Bangkai ( Rafflesia arnoldi ) dari Bengkulu
• Pohon Jati (Tectona grandis), Mahoni (Switenia mahagoni),
Kenari (Canarium caesius) banyak ditemukan di Jawa, keruing
(Dipterocarpus sp), Matoa (Pometia pinnata) dari Papua.
• Meranti (Shorea sp), rotan (Calamus caesius) di kalimantan.
• Cendana (Santalumalbum), kayu putih (Eucalyptus alba)
32.
33. PERWILAYAHAN FLORA DI INDONESIA
1) Flora di Daerah Paparan Sahul
• Flora di daerah Paparan Sahul adalah flora di daerah
Irian Jaya, yang terdiri atas tiga macam, sebagai berikut.
a. Pohon sagu, pohon nipah, dan mangrove.
b. Hutan hujan tropik.
c. Jenis Pemetia Pinnata (motea).
34. FLORA DI DAERAH PERALIHAN
Di Sulawesi terdapat 4.222 jenis flora yang berkerabat dekat
dengan wilayah lain yang relatif kering di Filipina, Maluku,
Nusa Tenggara, dan Jawa. Flora di daerah peralihan yang
berada di habitat pantai, dataran rendah dan ultra basis lebih
mirip dengan flora Irian dan jenis tumbuhan gunung mirip
dengan yang ada di Kalimantan.
Flora Sulawesi menunjukkan percampuran antara Indonesia
bagian barat dengan bagian timur. Jenis flora di Sulawesi
banyak yang mempunyai kesamaan dengan wilayah kering di
Jawa, Maluku, dan Nusa Tenggara, sedangkan flora dataran
rendah di Sulawesi banyak yang mirip dengan flora dataran
rendah di Papua.
35. FLORA DI DAERAH PAPARAN
SUNDA
Flora di daerah paparan Sunda adalah flora di wilayah Sumatra yang
terdiri atas tiga macam, yaitu:
• Flora endemik, contoh bunga Rafflesia Arnoldi.
• Flora di pantai timur terdiri atas mangrove dan rawa gambut.
• Flora di pantai barat terdiri atas bermacam-macam vegetasi di
antaranya meranti-merantian, kemuning, rawa gambut, hutan rawa air
tawar, dan rotan.
• Flora di Kalimantan memiliki kesamaan dengan flora di Sumatra, yaitu
hutan hujan tropik, hutan gambut, dan hutan mangrove. Secara garis
besar, pembagian flora Indonesia oleh Prof. C.G.G.J. Van Steenis
(1950) adalah seperti pada gambar 1.19. Garis Wallace membatasi
antara flora Indonesia bagian barat dengan bagian timur, sedangkan
garis Zollinger memberikan batas di Indonesia bagian timur yang
mempunyai musim kemarau panjang, yaitu di Kepulauan Nusa
Tenggara.
37. HUTAN MAGROVE
Hutan mangrove atau hutan pasang, hutan ini khas bagi daerah pantai tropik, ciri tumbuhan ini mempunyai akar napas
yang tergantung dari batang, benih tumbuhan dapat mengapung di air laut selama beberapa bulan, sehingga Perbedaan
flora di Indonesia Bagian Barat (Tipe Asia) dengan Indonesia Bagian Timur (Tipe Australia)
Indonesia Bagian Barat (Tipe Asia)
1. Sedikit jenis tumbuhan matoa (Pometia Pinnata).
2. Terdapat berbagai jenis nangka (Artocarpus spp).
3. Tidak terdapat hutan kayu putih.
4. Sedikit jenis tumbuhan sagu.
5. Jenis meranti-merantian sangat banyak (350 jenis).
6. Terdapat berbagai jenis rotan.
Indonesia Bagian Timur (Tipe Australia)
Terdapat berbagai jenis tumbuhan matoa (Pometia pinnata) khususnya di Papua.
Tidak terdapat jenis-jenis nangka (Artocarpus spp).
Terdapat hutan kayu putih.
Banyak jenis tumbuhan sagu.
Jenis meranti-merantian sedikit (25 pohon).
Tidak terdapat rotan.
Terdapat gejala vivipari, yaitu perkecambahan biji pada tumbuhan induk. Hutan ini banyak terdapat di pantai timur Pulau
Sumatra dan daerah pantai Kalimantan Tengah, dan Papua, dan sebagian besar daerah pantai di seluruh dunia.
38. HUTAN LUMUT (TUNDRA)
Hutan lumut, terdapat di
pegunungan-pegunungan tinggi
yang selalu tertutup kabut
karena letaknya sangat tinggi
dari permukaan laut, sehingga
udaranya sangat lembap dan
suhunya rendah sekali. Hutan
lumut terdiri atas pohon-pohonan
yang ditumbuhi
dengan lumut, misalnya di
pegunungan tinggi di Papua,
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi,
dan Jawa.
39. HUTAN RAWA
Hutan rawa, meliputi daerah
yang cukup luas di Indonesia.
Hutan rawa air tawar tidak
menghasilkan kayu yang baik,
tetapi tanahnya dapat
dimanfaatkan sebagai tanah
pertanian. Hutan rawa gambut
dapat menghasilkan kayu, salah
satunya ialah kayu ramin. Hutan
rawa gambut banyak terdapat di
Kalimantan Barat dan
Kalimantan Tengah.
40. HUTAN MUSIM
Jenis hutan ini sering disebut
dengan hutan homogen,
karena tumbuhannya hanya
terdiri atas satu pohon. Hutan
ini bercirikan gugurnya daun-daun
pada musim kemarau
(meranggas). Sebagai contoh
ialah hutan jati, cemara, dan
pinus. Jenis hutan ini banyak
terdapat di Indonesia bagian
tengah, Jawa Tengah, dan
Jawa Timur sampai Nusa
Tenggara.
41. HUTAN HUJAN TROPIS
Hutan hujan tropis merupakan
hutan rimba yang memiliki
pohonpohon yang lebat. Jenis
hutan ini banyak terdapat di
daerah hutan tropis atau
daerah yang mengalami hujan
sepanjang tahun. Hutan ini
sering disebut dengan hutan
heterogen, karena
tumbuhannya terdiri
bermacam-macam jenis
pohon. Jenis hutan ini banyak
terdapat di Pulau Sumatra,
Kalimantan, dan Papua.
42. STEPA
Stepa, adalah padang rumput
yang cukup luas. Terdapatnya
stepa di Indonesia disebabkan
curah hujan sudah banyak turun
di bagian barat seperti Sumatra
dan Jawa Barat, sehingga angin
musim yang membawa hujan dari
arah Asia sudah kering setelah
sampai di daerah ini. Curah hujan
yang ada hanya cukup untuk
tumbuhnya tumbuh-tumbuhan
jenis rumput yang tidak terlalu
banyak membutuhkan air. Daerah
yang terdapat stepa ini antara lain
Nusa Tenggara Timur dan Timor
Timur.