SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 20
TUGAS MAKALAH
PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL
PENGUKURAN DAN PENILAIAN
Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi dan
Penilaian Hasil Belajar Kimia
Dosen pengampu : Makharany Dalimunthe, M.Pd
DISUSUN
OLEH
1. Indah Santika (4171131017)
2. Linda Rosita (4173131020)
3. Febe Karen (4173131014)
4. Gilbert Alberto (4173331022)
5. Reina Intan Aprila (4173331040)
Kelompok : I (SATU)
Kelas : Kimia Dik B 2017
Jurusan : Kimia
Program : S-1 Pendidikan
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Penilaian........................................................................................................ 2
B. Teknik Pengolahan Hasil Tes....................................................................... 3
C. Skor Total .................................................................................................... 5
D. Konversi Skor .............................................................................................. 5
E. Pengolahan Data Hasil Tes : PAP dan PAN .............................................. 6
F. Persamaan dan Perbedaan PAP dan PAN.................................................... 7
BAB III PEMBAHASAN
A. Penilaian Acuan Patokan (PAP)................................................................... 9
B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)................................................................... 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................... 15
B. Saran ............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat AllahSWT, karena atas berkah
dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat
berangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi
besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga
kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari
peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam
kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam-
dalamnyakepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Evaluasi dan Penilaian
Hasil Belajar Kimia yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa
menjadi bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas makalah pada 25 November 2019
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat. Amin.
Medan, 25 November 2019
TIM PENYUSUN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sebagai calon pendidik kita dituntut untuk bisa berkerja seprofesional mungkin, untuk
menjadi guru yang profesianal kiata di tuntut untuk menguasai hal-hal yang berkaitan
dengan proses kegiatan pembelajaran. dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu
menilai peserta didiknya seobjektif mungkin atau sesuai dengan kemampuan si anak,
sehingga tidak menimbulkan kontrofersi dalam penilaian tersebut.
Pada penilaian hasil belajar ada standarisasi tersendiri agar penilaian tersebut tidak
menimbulkan kontrofersi. Kita mengenal Penilaian acuan Patokan (PAP) dan Penilaian
Acuan Norma (PAN). Dua acuan penilaian inilah yang akan kita bahas pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Penilaian Acuan Patokan (PAP) ?
2. Apa itu Penilaian Acuan Norma (PAN) ?
3. Apa persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu Penilaian Acuan Patokan (PAP)
2. Untuk mengetahui apa itu Penilaian Acuan Norma (PAN)
3. Untuk Mengetahui persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Penilaian
Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan insformasi hasil belajar peseta
didik secara berkesinambungan menetapkan apakah peseta didik telah menguasai kompetensi
yang ditetapkan oleh kurikulum. Berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh
seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi peseta didiknya.
Setelah data dan informasi peseta didik terkumpul, baik secara langsung mapun tidak
langsung maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data (hasil penilaian).
Mengolah data berarti memberikan nilai dan makna terhadap data yang sudah dikumpulkan
sebagaimana dikatakan oleh Carl H. Witherington (1952) “an evaluation is a declaration that
samething has or does not have value”. Jika datanya tentang prestasi belajar, berarti
pengolahan data tersebut memberi nilai kepada peserta didik berdasarkan kualitas hasil
pekerjaannya.
Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pecapaian belajar peserta didik.
Hasil penilaian tentunya harus dapat dinyatakan dan dirasakan sebagai penghargaan kepada
peserta didik yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi peserta didik yang
masih harus berjuang memperoleh keberhasilan (Sudjatmiko dan Lili Nurlaili, 2003: 18).
Fenomena yang terjadi banyak guru (evaluator) yang sudah mengumpulkan data hasil tes
dari peserta didiknya, namun belum tahu bagaimana mengolahnya sehingga data tersebut
menjadi mubadzir, data tanpa makna. Sebaliknya jika ada data yang relative sedikit, tetapi
sudah mengetahui cara pengolahannya maka data tersebut akan mempunyai makna.
(Mariana, 2003).
Agar data yang terkumpul memiliki makna, guru sebagai evaluator harus benar-benar
menguasai bagaimana cara memberikan skor yang baik dan benar-benar dilakukan secara adil
sehingga tidak merugikan berbagai pihak. Mengingat begitu pentingnya pengolahan data dan
informasi yang kemudian akan memberikan makna terhadap peserta didik maka dalam
makalah ini akan mencoba memberikan pemaparan tentang “Bagaimana Pengolahan Hasil
Penilaian” yang harus dilakukan oleh seorang evaluator, agar dalam pelaksanaan penilaian
dapat dilakukan dengan benar sehingga tidak membawa kerugian kepada semua pihak.
Sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa agar mutu pendidikan terjamin kegiatan evaluasi adalah bagian
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Tentang penilaian juga diatur di Peraturan
Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian
merupakan proses pengumpulan informasi dalam rangka mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik. Tanggung jawab itu tentu harus dilakukan oleh guru ketika memberikan
penilaian dan mengolah nilai berdasarkan data dan informasi terhadap peserta didik secara
obyektif sehingga tidak melakukan kesalahan.
B. Teknik Pengolahan Hasil Tes
Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada 4 (empat) langkah
pokok yang harus ditempuh, yaitu:
 Menskor, yaitu memberi skor terhadap hasil tes yang dapat diperoleh oleh peserta
didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu yaitu kunci
jawaban, kunci skoring dan pedoman konversi.
 Mengubah skor mentah menjadi skor standard sesuai dengan norma tertentu.
 Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai baik berupa huruf maupun angka.
 Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan
reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda.
Setelah melaksanakan kegiatan tes dan lembar pekerjaan peserta didik telah diperiksa
kebenaran, kesalahan dan kelengkapannya langkah selanjutnya adalah menghitung skor
mentah untuk setiap peserta didik berdasarkan rumus-rumus tertentu dan bobot setiap soal.
Kegiatan ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena menjadi dasar bagi kegiatan
pengolahan hasil tes sampai menjadi nilai prestasi. Sebelum melakukan tes, guru harus sudah
menyusun pedoman pemberian skor. Pedoman penskoran sangat penting disiapkan terutama
bentuk soal esai. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir subyektivitas penilai.
Begitu juga ketika melakukan tes domain afektif dan psikomotor peserta didik , karena
harus ditentukan ukuran-ukuran sikap dan pilihan tindakan dari peserta didik dalam
menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Rumus penskoran yang digunakan bergantung
pada bentuk soalnya, sedangkan bobot (weight) bergantung pada tingkat kesulitan (difficulty
indek), sebagai misal sukar, sedang dan mudah. Untuk lebih jelasnya kami paparkan cara-
cara pengolahan hasil evaluasi sebagai berikut:
a Cara Memberi Skor Mentah untuk Tes Uraian
Dalam bentuk uraian skor mentah dicari dengan menggunakan system bobot, system
bobot itu sendiri dibagi dua cara, yaitu:
1) Bobot dinyatakan dalam system skor maksimum sesuai dengan tingkat kesukarannya.
Sebagai missal untuk soal yang mudah skor maksimumnya adalah 6, untuk skor yang
sedang skor maksimumnya 7 dan untuk skor yang tergolong sulit diberi skor
maksimum 10. Dengan demikian ketika menggunakan cara ini peserta didik tidak
mungkin mendapatkan skor 10.
2) Bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan tingkat kesukaran
soal. Sebagai contoh; soal mudah diberi bobot 3, soal sedang diberi bobot 4 dan soal
yang sulit diberi bobot 5. Dengan menggunakan cara ini memungkinkan peserta didik
mendapatkan skor 10.
b Cara Memberikan Skor Mentah untuk Tes Objektif
Ada dua cara untuk memberikan skor pada soal tes bentuk objektif, yaitu:
1) Tanpa menggunakan rumus tebakan (Non Guessing Formula)
Cara ini digunakan apabila soal belum diketahui tingkat kebaikannya.Caranya
adalah dengan menghitung jumlah jawaban yang betul saja, setiap jawaban betul
diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0.
Jadi, skor = jumlah jawaban yang betul.
2) Menggunakan Rumus Tebakan (Guessing Formula)
Rumus ini digunakan apabila soal-soal tes itu sudah pernah diujicobakan dan
dilaksanakan sehingga dapat diketahui tingkat kebenarannya. Adapun rumus-rumus
tebakan tersebut adalah;
a Untuk item bentuk benar-salah (true-false)
Rumus: S = ∑B - ∑S
Keterangan: S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
∑S = jumlah jawaban yang salah
b Untuk item bentuk pilihan-ganda (multiple choice)
Rumus: S = ∑B - ∑S
n – 1
Keterangan: S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
∑S = jumlah jawaban yang salah
n = jumlah alternative jawaban yang disediakan
1 = bilangan tetap
c Untuk soal bentuk menjodohkan (matching)
Rumus: S = ∑B
Keterangan: S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
d Untuk soal bentuk jawaban singkat (short answer) dan melengkapi (completion)
Rumus: S = ∑B
Keterangan: S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
C. Skor Total (Total Score)
Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soal setelah diolah
dengan rumus tebakan (guessing formula) (Zainal Arifin, 2009: 231). Ketika misalnya
mengambil contoh di atas maka skor total siswa adalah 20 + 6 + 5 + 7 = 38. Skor ini
merupakan skor mentah (raw score). Langkah selanjutnya adalah mengolah skor mentah
tersebut menjadi nilai-nilai jadi.
D. Konversi Skor
Konversi skor adalah proses transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke
dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang telah
diperoleh (Safari, 2003).
a. Cara Memberi Skor untuk Skala Sikap
Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan
atau observasi para evaluator. Data hasil pengamatan tersebut kemudian dilengkapi dengan
hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribasi.
b. Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor
Dalam domain psikomotor yang diukur adalah penampilan dan kinerja.untuk
mengukurnya dapat dilakukan dengan cara menggunakan tes tindakan melalui simulasi,
unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala
penilaian yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2),
sampai pada hasil tidak baik (1).
E. Pengolahan Data Hasil Tes: PAP dan PAN
Setelah diperoleh skor setiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa
menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh
setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang
proporsional. Misalnya, seorang peserta didik memperoleh skor 60, sementara skala yang
digunakan untuk mengisi buku rapor adalah skala 0 – 10 atau skala 0 – 5, maka skor tersebut
harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi skor standar sebelum ditetapkan menjadi nilai
akhir.
1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pendekatan ini dititikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dapat
pula dikatakan penilaian ini dititikberatkan pada kemampuan-kemampuan apa yang telah
dicapai oleh eserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan
program.
Dengan demikian PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, bukan
membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu
kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu pengalaman tingkat
belajar yang diharapkan tercapai sesudah selesai kegiatan belajar, atau sejumlah kompetensi
dasar yang telah ditetakan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya
kriteris itu menggunakan 75% atau 80%. Bagi peserta didik yang kemampuannya berada di
bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan belum berhasil dan harus mendapatkan
remedial.
2. Penilaian Acuan Norma (PAN)
Dalam penilaian acuan norma, makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan
dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya
dalam satu kelompok atau kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil
belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relative seorang peserta didik jika dibandingkan
dengan teman sekelasnya (Suyitno, 2013).
Tujuan penilaian acuan norma ini adalah untuk membedakan peserta didik atas
kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan yang
tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok
menggambarkan suatu kurva normal.
Pada umumnya, penilaian acuan norma dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam
pendekatan ini dikembangkan dari bagian bahan yang diangggap oleh guru urgen sebagai
sampel dari bahan yang telah disampaikan. Guru berwenang untuk menentukan bagian mana
yang lebih urgen. Dengan demikian guru harus membatasi jumlah soal yang diperlukan,
karea tidak semua materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat dimunculkan soal-
soalnya secara lengkap.
Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi mulai dari yang mudah
hingga yang sukar sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi,
soal dapat menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik antara yang satu dengan yang
lainnya.
F. Persamaan dan perbedaan PAP dan PAN
1) Persamaan PAN dan PAP
a. Penilaian acuan norma dan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik
sebagai penentuan fokus item yang diperlukan.
b. Keduanya memerlukan sampel yang relevan untuk digunakan sebagai subjek yang
hendak dijadikan sasaran evaluasi.
c. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua pengukuran
memerlukan berbagai item yang disusun dalam satu tes menggunakan aturan dasar
penulisan instrumen
d. Keduanya mempunyai syarat perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur
e. Keduanya dinilai kualitas dan segi validitas dan realibilitasnya
2) Perbedaan PAN dan PAP
a. Penilaian acuan norma mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir
tes untuk setiap perilaku. Sedangkan penilaian acuan patokan mengukur perilaku
khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir untuk setiap perilaku.
b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan menekankan
penjelasan tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap
peserta tes
c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat
kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah ataupun terlalu sulit.
Sedangkan penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan
dengan perilaku yang akan diukur tapa peduli dengan tingkat kesulitannya.
d. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk kegiatan survey. Sedangkan
penilaian acuan patokan digunakan terutama untuk penugasan.
BAB III
PEMBAHASAN
2) Penilaian Acuan Patokan (PAP)
Pada pendekatan Ini, lebih memfokuskan atau menitikberatkan pada hal apa saja yang
dapat dilakukan oleh peserta didik. Artinya, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai
oleh peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari keseluruhan program. Jadi,
penilaian acuan patokan meneliti apa yang bisa dikerjakan oleh peserta didik, dan bukan
membandingkan antara peserta didik yang satu dengan yang lain dalam kelasnya, melainkan
dengan suatu kriteria atau dengan patokan yang spesifik. Patokan yang dimaksud yakni
merupakan suatu tingkatan dalam pengalaman belajar yang diharapkan tercapai seusai
kegiatan belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah diterapkan terlebih dahulu
sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya kriteria yang digunakan adalah 75% , bagi
peserta didik yang kemampuannya di bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan tidak
berhasil dan harus mendapatkan pengulangan atau remedial.
Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau
kompetensi yang telah ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan
sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar dari para peserta didik,
karena dalam penilaian tersebut peserta didik diusahakan mencapai standar yang telah
ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. Dalam
menentukan batas kelulusan (passing grade) dalam pendekatan ini, maka setiap skor peserta
didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya,
dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik yang memperoleh
skor 85 sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0 – 10, dan demikian seterusnya
Dalam menafsirkan pendekatan PAP, maka dapat digunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
Skor Mentah Skor Standar
57-60 10
51-56 9
45-50 8
39-44 7
33-38 6
27-32 5
21-26 4
15-20 3
09-14 2
03-08 1
a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik, jika semua
soal dapat dijawab dengan betul.
b. Mencari rata-rata 𝑋̅ ideal dengan rumus
𝑋̅ ideal =
1
2
x ideal
c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus:
s ideal =
1
2
x 𝑋̅ ideal
d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan
1. Skor 0 – 100 (T – skor )
T-skor = 50 + (
𝑋̅ −𝑥
𝑠
)10
Keterangan:
50 dan 10 = Bilangan tetap
x = Skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik
𝑋̅ = rata-rata
s = simpangan baku
Contoh:
Peserta didik A memperoleh skor Mentah 35, rata-rata = 60 dan simpangan baku =
2. Dengan demikian, nilai yang diperoleh peserta didik A dalam skala nilai 0 – 100
adalah
T-skor = 50 + (
35−60
20
) 10
= 37,5
2. Konversi dengan Z – score :
Z – score adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa besarnya simpangan baku
seseorang berada di bawah atau di atas rata-rata dalam suatu kelompok.
Z = 50 + (
𝑋̅ −𝑥
𝑠
)
Contoh:
Diketahui: skor ( X ) = 35; rata-rata ( X ) = 60; simpangan baku = 20, jadi Z – skor
3. Peringkat (Ranking)
Dalam menafsirkan skor mentah, dapat pula dilakukan Dengan cara penyusunan
peringkat. Caranya adalah dengan mengurutkan skor dari yang terbesar sampai dengan
yang terkecil. Skor terbesar diberi peringkat 1, begitu seterusnya sampai dengan skor
terkecil. Skor-skor yang sama harus diberi peringkat yang sama pula. Contoh:
Diketahui: 5 (Lima) orang peserta didik memperoleh skor dalam bidang studi
Pendidikan Biologi sebagai berikut: 20, 35, 25, 25, dan 30. Untuk memberi peringkat
terhadap skor-skor tersebut dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut:
Z = 50 + (
35−60
20
)
= -1,25
Pertama, mengurutkan skor tersebut dari yang terbesar sampai yang terkecil
dengan diberi nomor urut sesuai dengan jumlah data.
1. 35
2. 30
3. 25
4. 25
5. 20
Kedua, memberi peringkat berdasarkan nomor urut, tetapi untuk skor yang sama
yang harus diberi peringkat yang sama.
Skor: Peringkat:
Peringkat untuk skor 25 adalah 3,5 yang diperoleh dari (3 + 4) : 2 = 3,5. Skor
selanjutnya diberi peringkat sesuai dengan nomor urut selanjutnya.
1. 35 1
2. 30 2
3. 25 3,5
4. 25 3,5
5. 20 5
3) Penilaian Acuan Norma (PAN)
Pada pendekatan Penilaian Acuan Norma, makna dari angka (skor) seorang peserta
didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar
peserta didik lainnya dalam kelompok/kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan
jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relatif seorang peserta didik
dibandingkan dengan teman sekelasnya. Tujuan penilaian acuan norma adalah untuk
membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok dari tingkat kemampuan, mulai
dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat
kemampuan dalam suatu kelompok menggambarkan suatu kurva normal.
Pada umumnya, PAN digunakan dalam seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini
dikembangkan dari materi yang dianggap guru penting sebagai sampel dari materi yang
telah disampaikan. Guru memiliki kewenangan untuk menentukan bagian mana yang
dianggap penting, karena itu guru harus bisa membatasi jumlah soal yang diperlukan.
Tidak semua materi yang telah disampaikan kepada peserta didik akan dimunculkan
soal- soalnya secara lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang
bervariasi, mulai dari yang mudah sampai pada yang sukar sehingga memberikan
kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat
membandingkan peserta didik yang satu dengan yang lainnya.
Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan pada penilaian acuan norma lebih
banyak mendorong pada kompetisi daripada membangun semangat kerja sama. Dengan
kata lain, keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. PAN
biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil
belajar peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan PAN sama
dengan PAP. Perbedaannya hanya terletak dalam menghitung rata-rata dan simpangan
baku (Nasution, 2011).
Dalam pendekatan PAN, rata-rata dan simpangan baku dihitung dengan rumus
statistik sesuai dengan skor mentah yang diperoleh peserta didik. Langkah-langkah
pengolahan data dengan Pendekatan Penilaian Acuan Normal (PAN) adalah sebagai
berikut:
a. Mencari skor mentah tiap peserta didik
b. Menghitung rata-rata aktual dengan rumus:
Keterangan:
Md = Mean
f = frekuensi
d = deviasi
fd = frekuensi kali deviasi
n = jumlah sampel
i = interval
c. Menghitung simpangan baku ( s ) aktual dengan rumus:
d. Menyusun pedoman konversi
Langkah-langkah penyelesaian:
Menyusun skor terkecil sampai dengan skor terbesar seperti berikut:
17 25 30 34 37 42 50
17 27 31 34 37 42 50
20 27 31 35 37 43 50
21 27 31 35 38 43 50
21 28 32 36 38 44
22 29 32 36 38 46
22 29 32 36 39 47
24 30 33 36 40 50
Selanjutnya data ini ditabulasikan dalam daftar distribusi frekuensi, yaitu
mengelompokkan data sesuai dengan kelas interval. Untuk membuat kelas interval
dapat digunakan rumus Sturges, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut:
1) Mencari Rentang (Range), yakni skor terbesar dikurangi skor
terkecil.
Skor terbesar = 50
Rentang = 33
2) Mencari banyak kelas interval:
Banyak kelas = 1 + (3,3) log. N
= 1 + (3,3) log 52
= 1 + (3,3) (1,7160)
= 1 + 5,6628
= 6,6628 ≈ 7 (dibulatkan)
3) Mencari interval kelas
i = (
𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
)
= (
33
6,6628
) = 4,9529
4) Menyusun daftar distribusi frekuensi
Kelas Interval Frekuensi
47 – 51
42 – 46
37 – 41
32 – 36
27 – 31
22 – 26
17 – 21
6
6
8
12
11
4
5
Jumlah 52
5) Menyusun rata-rata aktual
Kelas Interval F d Fd F(d2)
47 – 51 6 +3 18 54
42 – 46 6 +2 12 24
37 – 41 8 +1 8 8
32 – 36 12 0 0 0
27 – 31 11 -1 -11 11
22 – 26 4 -2 -8 16
17 – 21 5 -3 -15 45
Jumlah 52 0 4 158
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1) Penilaian Acuan Patokan (PAP), Pendekatan ini dititikberatkan pada apa yang dapat
dilakukan oleh peserta didik. Dapat pula dikatakan penilaian ini dititikberatkan pada
kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh eserta didik sesudah
menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program.
2) Penilaian Acuan Normal (PAN), PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil
belajar mahasiswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Pada pendekatan Penilaian
Acuan Norma, makna dari angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara
membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam
kelompok/kelas.
3) Persamaan PAN dan PAP
a. Penilaian acuan norma dan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik
sebagai penentuan fokus item yang diperlukan.
b. Keduanya memerlukan sampel yang relevan untuk digunakan sebagai subjek yang
hendak dijadikan sasaran evaluasi.
c. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua pengukuran
memerlukan berbagai item yang disusun dalam satu tes menggunakan aturan dasar
penulisan instrumen
d. Keduanya mempunyai syarat perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur
e. Keduanya dinilai kualitas dan segi validitas dan realibilitasnya
4) Perbedaan PAN dan PAP
a. Penilaian acuan norma mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir
tes untuk setiap perilaku. Sedangkan penilaian acuan patokan mengukur perilaku
khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir untuk setiap perilaku.
b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi tingkat
pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan menekankan
penjelasan tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap
peserta tes
c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat
kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah ataupun terlalu sulit.
Sedangkan penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan
dengan perilaku yang akan diukur tapa peduli dengan tingkat kesulitannya.
d. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk kegiatan survey. Sedangkan
penilaian acuan patokan digunakan terutama untuk penugasan.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal, (2006), Konsep Guru tentang Evaluasi dan Aplikasinya dalam Proses
Pembelajaran Tesis, Bandung: Program Pascasarjana UPI.
Mariana, Made Alit, (2003), Pembelajaran Remidial, Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional
Nasution, (2011), Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Safari, (2003), Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sudjatmiko dan Nurlaili, lili, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Suyitno, Teguh, (2013), Penilaian Pembelajaran (Materi Diklat Fungsional), Semarang:
BDK.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
azrin10
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
dodikdomek
 
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Adz Adzan
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
selvyimelia
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Abdul Jamil
 

Mais procurados (20)

RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
RPP Lengkap Matematika Kelas 3 SD/MI semester 1
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Kemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta DidikKemampuan Awal Peserta Didik
Kemampuan Awal Peserta Didik
 
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisiContoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
Contoh soal penerapan taksonomi bloom revisi
 
Daya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaranDaya pembeda & tingkat kesukaran
Daya pembeda & tingkat kesukaran
 
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
Modul 5. Kualitas Alat Ukur (Instrumen)
 
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
Cara mudah-menanamkan-konsep-dasar-operasi-hitung-bilangan-bulat-dengan-mengg...
 
Hakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi KurikulumHakikat dan Substansi Kurikulum
Hakikat dan Substansi Kurikulum
 
Makalah analisis soal
Makalah analisis soalMakalah analisis soal
Makalah analisis soal
 
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tesTeknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
Teknik konversi-skor-mentah-hasil-tes
 
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannyaLkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
Lkpd kelas 5 tema 6 panas dan perpindahannya
 
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving LearningHasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
Hasil Diskusi/ Tanya Jawab Problem Solving Learning
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
Persamaan dan perbedaan kurikulum ktsp dengan kurikulum 2013
 
Contoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario PembelajaranContoh Skenario Pembelajaran
Contoh Skenario Pembelajaran
 
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
PENDEKATAN dalam PENGEMBANGAN KURIKULUM.
 
Oliva
OlivaOliva
Oliva
 
Rpp matematika kelas 3 (pekan 1)
Rpp matematika kelas 3 (pekan 1)Rpp matematika kelas 3 (pekan 1)
Rpp matematika kelas 3 (pekan 1)
 

Semelhante a PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN

Evaluasi agung
Evaluasi agungEvaluasi agung
Evaluasi agung
agung wjp
 
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajarPsikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Rifqi 8
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan
vinaserevina
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
badzlan752
 

Semelhante a PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN (20)

Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaranMirror margins penilaian dlam pembelajaran
Mirror margins penilaian dlam pembelajaran
 
penilaian dlam pembelajaran
penilaian dlam pembelajaranpenilaian dlam pembelajaran
penilaian dlam pembelajaran
 
Makalah uts
Makalah utsMakalah uts
Makalah uts
 
ANALISIS KUALITAS PERANGKAT TES SECARA KUALITATIF
ANALISIS KUALITAS PERANGKAT TES SECARA KUALITATIFANALISIS KUALITAS PERANGKAT TES SECARA KUALITATIF
ANALISIS KUALITAS PERANGKAT TES SECARA KUALITATIF
 
Modul achmad mubasyir
Modul achmad mubasyirModul achmad mubasyir
Modul achmad mubasyir
 
Modul mujinurmaksum
Modul mujinurmaksumModul mujinurmaksum
Modul mujinurmaksum
 
Evaluasi
EvaluasiEvaluasi
Evaluasi
 
Evaluasi agung
Evaluasi agungEvaluasi agung
Evaluasi agung
 
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajarPsikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
Psikologi pendidikan, penilaian, pengukuran, instrumen, dan evaluasi belajar
 
Penilaian sebagai Bagian dari Pembelajaran Matematika
Penilaian sebagai Bagian dari Pembelajaran MatematikaPenilaian sebagai Bagian dari Pembelajaran Matematika
Penilaian sebagai Bagian dari Pembelajaran Matematika
 
3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan3.vina serevina wawan gunawan
3.vina serevina wawan gunawan
 
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdfKELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
KELOMPOK 4 EVALUASI PEMBELAJARAN.pdf
 
Makalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelasMakalah Penilaian berbasis kelas
Makalah Penilaian berbasis kelas
 
Kurikulum Pembelajaran
Kurikulum PembelajaranKurikulum Pembelajaran
Kurikulum Pembelajaran
 
PPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptxPPT YULIANA NDRURU.pptx
PPT YULIANA NDRURU.pptx
 
PPT EVALUASI PEMBELAJARAN KELOMPOK 2.pptx
PPT EVALUASI PEMBELAJARAN KELOMPOK 2.pptxPPT EVALUASI PEMBELAJARAN KELOMPOK 2.pptx
PPT EVALUASI PEMBELAJARAN KELOMPOK 2.pptx
 
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdfKelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
Kelompok 4 - Evaluasi Pembelajaran SD modul 4.pdf
 

Mais de Linda Rosita

Mais de Linda Rosita (20)

CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTWCJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
CJR PERBANDINGAN HASIL BELAJAR KIMIA MODEL PBL DAN TTW
 
ANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TESANALISIS INSTRUMEN TES
ANALISIS INSTRUMEN TES
 
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
PROPOSAL PKM PEMANFAATAN ARANG AKTIF ABU SEKAM PADI UNTUK PENJERNIHAN AIR LIM...
 
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGENPPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
PPT POWER POINT UNSUR NITROGEN
 
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYAMAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
MAKALAH HIDROGEN DAN TURUNANNYA
 
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYACBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
CBR STRUKTUR DAN KEREAKTIFAN UNSUR BORON DAN SENYAWANYA
 
CBR BORON
CBR BORONCBR BORON
CBR BORON
 
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUMPROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
PROJEK PEMBUATAN GAS HIDROGEN DENGAN VIXAL DAN ALUMINIUM
 
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASIKONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
KONSEP PENGUKURAN, PENILAIAN, DAN EVALUASI
 
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN ASAM BASA
 
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIAANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
ANGKET MOTIVASI BELAJAR KIMIA
 
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN TES DAN NON TES POKOK BAHASAN ASAM BASA
 
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASAANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
ANALISIS INSTRUMEN SOAL ASAM BASA
 
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROPREKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
REKAYASA IDE DESTILASI AZEOTROP
 
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERALTERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
TERMODINAMIKA DALAM MEMAHAMI PROSES PENGOLAHAN MINERAL
 
Kromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cairKromatografi vakum cair
Kromatografi vakum cair
 
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPISPEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
PEMISAHAN ZAT HIJAU DAUN DENGAN KROMAOGRAFI LAPIS TIPIS
 
PEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTINGPEMISAHAN ZONE MELTING
PEMISAHAN ZONE MELTING
 
CBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTINGCBR ZONE MELTING
CBR ZONE MELTING
 
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELIISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
ISU PENCEMARAN AIR SUNGAI DELI
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Último (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 

PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN

  • 1. TUGAS MAKALAH PENENTUAN SKOR DAN MENGOLAH DATA HASIL PENGUKURAN DAN PENILAIAN Tugas ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia Dosen pengampu : Makharany Dalimunthe, M.Pd DISUSUN OLEH 1. Indah Santika (4171131017) 2. Linda Rosita (4173131020) 3. Febe Karen (4173131014) 4. Gilbert Alberto (4173331022) 5. Reina Intan Aprila (4173331040) Kelompok : I (SATU) Kelas : Kimia Dik B 2017 Jurusan : Kimia Program : S-1 Pendidikan PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2019
  • 2. DAFTAR ISI Kata Pengantar BAB IPENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1 B. Rumusan Masalah........................................................................................ 1 C. Tujuan........................................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penilaian........................................................................................................ 2 B. Teknik Pengolahan Hasil Tes....................................................................... 3 C. Skor Total .................................................................................................... 5 D. Konversi Skor .............................................................................................. 5 E. Pengolahan Data Hasil Tes : PAP dan PAN .............................................. 6 F. Persamaan dan Perbedaan PAP dan PAN.................................................... 7 BAB III PEMBAHASAN A. Penilaian Acuan Patokan (PAP)................................................................... 9 B. Penilaian Acuan Patokan (PAP)................................................................... 12 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan.................................................................................................... 15 B. Saran ............................................................................................................ 16 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 17
  • 3. KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat AllahSWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya kami bisa menyelesaikan makalah kami ini, tak lupa pula shalawat berangkaikan salam kami hadiahkan kepada putra Abdullah buah hati Aminah ialah Nabi besar kita Muhammad SAW, yang selalu kita harapkan syafaatnya di hari kelak, dan semoga kita menjadi salah satu orang yang mendapatkannya kelak. Amin. Kami menyadari bahwa dalam proses penyelesaian makalah ini tidak terlepas dari peran dan sumbangsih pemikiran serta intervensi dari banyak pihak. Karena itu dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan sedalam- dalamnyakepada semua pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Evaluasi dan Penilaian Hasil Belajar Kimia yang telah membimbing kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini, dengan selesainya makalah ini kami berharap agar makalah ini nantinya bisa menjadi bukti bahwa kami telah menyelesaikan tugas makalah pada 25 November 2019 Semoga makalah ini bermanfaat. Amin. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan sehingga kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan. Semoga makalah ini bermanfaat. Amin. Medan, 25 November 2019 TIM PENYUSUN
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai calon pendidik kita dituntut untuk bisa berkerja seprofesional mungkin, untuk menjadi guru yang profesianal kiata di tuntut untuk menguasai hal-hal yang berkaitan dengan proses kegiatan pembelajaran. dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu menilai peserta didiknya seobjektif mungkin atau sesuai dengan kemampuan si anak, sehingga tidak menimbulkan kontrofersi dalam penilaian tersebut. Pada penilaian hasil belajar ada standarisasi tersendiri agar penilaian tersebut tidak menimbulkan kontrofersi. Kita mengenal Penilaian acuan Patokan (PAP) dan Penilaian Acuan Norma (PAN). Dua acuan penilaian inilah yang akan kita bahas pada makalah ini. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu Penilaian Acuan Patokan (PAP) ? 2. Apa itu Penilaian Acuan Norma (PAN) ? 3. Apa persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP ? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui apa itu Penilaian Acuan Patokan (PAP) 2. Untuk mengetahui apa itu Penilaian Acuan Norma (PAN) 3. Untuk Mengetahui persamaan dan Perbedaan PAN dan PAP
  • 5. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Penilaian Penilaian atau asesmen merupakan kegiatan pengumpulan insformasi hasil belajar peseta didik secara berkesinambungan menetapkan apakah peseta didik telah menguasai kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum. Berdasarkan data dan informasi yang telah diperoleh seorang guru dapat memberikan keputusan terhadap prestasi peseta didiknya. Setelah data dan informasi peseta didik terkumpul, baik secara langsung mapun tidak langsung maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data (hasil penilaian). Mengolah data berarti memberikan nilai dan makna terhadap data yang sudah dikumpulkan sebagaimana dikatakan oleh Carl H. Witherington (1952) “an evaluation is a declaration that samething has or does not have value”. Jika datanya tentang prestasi belajar, berarti pengolahan data tersebut memberi nilai kepada peserta didik berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya. Penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pecapaian belajar peserta didik. Hasil penilaian tentunya harus dapat dinyatakan dan dirasakan sebagai penghargaan kepada peserta didik yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi peserta didik yang masih harus berjuang memperoleh keberhasilan (Sudjatmiko dan Lili Nurlaili, 2003: 18). Fenomena yang terjadi banyak guru (evaluator) yang sudah mengumpulkan data hasil tes dari peserta didiknya, namun belum tahu bagaimana mengolahnya sehingga data tersebut menjadi mubadzir, data tanpa makna. Sebaliknya jika ada data yang relative sedikit, tetapi sudah mengetahui cara pengolahannya maka data tersebut akan mempunyai makna. (Mariana, 2003). Agar data yang terkumpul memiliki makna, guru sebagai evaluator harus benar-benar menguasai bagaimana cara memberikan skor yang baik dan benar-benar dilakukan secara adil sehingga tidak merugikan berbagai pihak. Mengingat begitu pentingnya pengolahan data dan informasi yang kemudian akan memberikan makna terhadap peserta didik maka dalam makalah ini akan mencoba memberikan pemaparan tentang “Bagaimana Pengolahan Hasil Penilaian” yang harus dilakukan oleh seorang evaluator, agar dalam pelaksanaan penilaian dapat dilakukan dengan benar sehingga tidak membawa kerugian kepada semua pihak.
  • 6. Sebagaimana diamanahkan oleh Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa agar mutu pendidikan terjamin kegiatan evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. Tentang penilaian juga diatur di Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan bahwa penilaian merupakan proses pengumpulan informasi dalam rangka mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Tanggung jawab itu tentu harus dilakukan oleh guru ketika memberikan penilaian dan mengolah nilai berdasarkan data dan informasi terhadap peserta didik secara obyektif sehingga tidak melakukan kesalahan. B. Teknik Pengolahan Hasil Tes Menurut Zainal Arifin (2006) dalam mengolah data hasil tes, ada 4 (empat) langkah pokok yang harus ditempuh, yaitu:  Menskor, yaitu memberi skor terhadap hasil tes yang dapat diperoleh oleh peserta didik. Untuk memperoleh skor mentah diperlukan tiga jenis alat bantu yaitu kunci jawaban, kunci skoring dan pedoman konversi.  Mengubah skor mentah menjadi skor standard sesuai dengan norma tertentu.  Mengkonversikan skor standar ke dalam nilai baik berupa huruf maupun angka.  Melakukan analisis soal (jika diperlukan) untuk mengetahui derajat validitas dan reliabilitas soal, tingkat kesukaran soal (difficulty index), dan daya pembeda. Setelah melaksanakan kegiatan tes dan lembar pekerjaan peserta didik telah diperiksa kebenaran, kesalahan dan kelengkapannya langkah selanjutnya adalah menghitung skor mentah untuk setiap peserta didik berdasarkan rumus-rumus tertentu dan bobot setiap soal. Kegiatan ini harus dilakukan dengan ekstra hati-hati karena menjadi dasar bagi kegiatan pengolahan hasil tes sampai menjadi nilai prestasi. Sebelum melakukan tes, guru harus sudah menyusun pedoman pemberian skor. Pedoman penskoran sangat penting disiapkan terutama bentuk soal esai. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisir subyektivitas penilai. Begitu juga ketika melakukan tes domain afektif dan psikomotor peserta didik , karena harus ditentukan ukuran-ukuran sikap dan pilihan tindakan dari peserta didik dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Rumus penskoran yang digunakan bergantung pada bentuk soalnya, sedangkan bobot (weight) bergantung pada tingkat kesulitan (difficulty indek), sebagai misal sukar, sedang dan mudah. Untuk lebih jelasnya kami paparkan cara- cara pengolahan hasil evaluasi sebagai berikut:
  • 7. a Cara Memberi Skor Mentah untuk Tes Uraian Dalam bentuk uraian skor mentah dicari dengan menggunakan system bobot, system bobot itu sendiri dibagi dua cara, yaitu: 1) Bobot dinyatakan dalam system skor maksimum sesuai dengan tingkat kesukarannya. Sebagai missal untuk soal yang mudah skor maksimumnya adalah 6, untuk skor yang sedang skor maksimumnya 7 dan untuk skor yang tergolong sulit diberi skor maksimum 10. Dengan demikian ketika menggunakan cara ini peserta didik tidak mungkin mendapatkan skor 10. 2) Bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan tingkat kesukaran soal. Sebagai contoh; soal mudah diberi bobot 3, soal sedang diberi bobot 4 dan soal yang sulit diberi bobot 5. Dengan menggunakan cara ini memungkinkan peserta didik mendapatkan skor 10. b Cara Memberikan Skor Mentah untuk Tes Objektif Ada dua cara untuk memberikan skor pada soal tes bentuk objektif, yaitu: 1) Tanpa menggunakan rumus tebakan (Non Guessing Formula) Cara ini digunakan apabila soal belum diketahui tingkat kebaikannya.Caranya adalah dengan menghitung jumlah jawaban yang betul saja, setiap jawaban betul diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Jadi, skor = jumlah jawaban yang betul. 2) Menggunakan Rumus Tebakan (Guessing Formula) Rumus ini digunakan apabila soal-soal tes itu sudah pernah diujicobakan dan dilaksanakan sehingga dapat diketahui tingkat kebenarannya. Adapun rumus-rumus tebakan tersebut adalah; a Untuk item bentuk benar-salah (true-false) Rumus: S = ∑B - ∑S Keterangan: S = skor yang dicari ∑B = jumlah jawaban yang benar ∑S = jumlah jawaban yang salah
  • 8. b Untuk item bentuk pilihan-ganda (multiple choice) Rumus: S = ∑B - ∑S n – 1 Keterangan: S = skor yang dicari ∑B = jumlah jawaban yang benar ∑S = jumlah jawaban yang salah n = jumlah alternative jawaban yang disediakan 1 = bilangan tetap c Untuk soal bentuk menjodohkan (matching) Rumus: S = ∑B Keterangan: S = skor yang dicari ∑B = jumlah jawaban yang benar d Untuk soal bentuk jawaban singkat (short answer) dan melengkapi (completion) Rumus: S = ∑B Keterangan: S = skor yang dicari ∑B = jumlah jawaban yang benar C. Skor Total (Total Score) Skor total adalah jumlah skor yang diperoleh dari seluruh bentuk soal setelah diolah dengan rumus tebakan (guessing formula) (Zainal Arifin, 2009: 231). Ketika misalnya mengambil contoh di atas maka skor total siswa adalah 20 + 6 + 5 + 7 = 38. Skor ini merupakan skor mentah (raw score). Langkah selanjutnya adalah mengolah skor mentah tersebut menjadi nilai-nilai jadi. D. Konversi Skor Konversi skor adalah proses transformasi skor mentah yang dicapai peserta didik ke dalam skor terjabar atau skor standar untuk menetapkan nilai hasil belajar yang telah diperoleh (Safari, 2003).
  • 9. a. Cara Memberi Skor untuk Skala Sikap Data penilaian sikap bersumber dari catatan harian peserta didik berdasarkan pengamatan atau observasi para evaluator. Data hasil pengamatan tersebut kemudian dilengkapi dengan hasil penilaian berdasarkan pertanyaan langsung dan laporan pribasi. b. Cara Memberi Skor untuk Domain Psikomotor Dalam domain psikomotor yang diukur adalah penampilan dan kinerja.untuk mengukurnya dapat dilakukan dengan cara menggunakan tes tindakan melalui simulasi, unjuk kerja atau tes identifikasi. Salah satu instrument yang dapat digunakan adalah skala penilaian yang terentang dari sangat baik (5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sampai pada hasil tidak baik (1). E. Pengolahan Data Hasil Tes: PAP dan PAN Setelah diperoleh skor setiap peserta didik, guru hendaknya tidak tergesa-gesa menentukan prestasi belajar (nilai) peserta didik yang didasarkan pada angka yang diperoleh setelah membagi skor dengan jumlah soal, karena cara tersebut dianggap kurang proporsional. Misalnya, seorang peserta didik memperoleh skor 60, sementara skala yang digunakan untuk mengisi buku rapor adalah skala 0 – 10 atau skala 0 – 5, maka skor tersebut harus dikonversikan terlebih dahulu menjadi skor standar sebelum ditetapkan menjadi nilai akhir. 1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) Pendekatan ini dititikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dapat pula dikatakan penilaian ini dititikberatkan pada kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh eserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. Dengan demikian PAP meneliti apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik, bukan membandingkan seorang peserta didik dengan teman sekelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau patokan yang spesifik. Kriteria yang dimaksud adalah suatu pengalaman tingkat belajar yang diharapkan tercapai sesudah selesai kegiatan belajar, atau sejumlah kompetensi dasar yang telah ditetakan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya kriteris itu menggunakan 75% atau 80%. Bagi peserta didik yang kemampuannya berada di
  • 10. bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan belum berhasil dan harus mendapatkan remedial. 2. Penilaian Acuan Norma (PAN) Dalam penilaian acuan norma, makna angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam satu kelompok atau kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relative seorang peserta didik jika dibandingkan dengan teman sekelasnya (Suyitno, 2013). Tujuan penilaian acuan norma ini adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam satu kelompok menggambarkan suatu kurva normal. Pada umumnya, penilaian acuan norma dipergunakan untuk seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini dikembangkan dari bagian bahan yang diangggap oleh guru urgen sebagai sampel dari bahan yang telah disampaikan. Guru berwenang untuk menentukan bagian mana yang lebih urgen. Dengan demikian guru harus membatasi jumlah soal yang diperlukan, karea tidak semua materi yang disampaikan kepada peserta didik dapat dimunculkan soal- soalnya secara lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi mulai dari yang mudah hingga yang sukar sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik antara yang satu dengan yang lainnya. F. Persamaan dan perbedaan PAP dan PAN 1) Persamaan PAN dan PAP a. Penilaian acuan norma dan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. b. Keduanya memerlukan sampel yang relevan untuk digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. c. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua pengukuran memerlukan berbagai item yang disusun dalam satu tes menggunakan aturan dasar penulisan instrumen
  • 11. d. Keduanya mempunyai syarat perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur e. Keduanya dinilai kualitas dan segi validitas dan realibilitasnya 2) Perbedaan PAN dan PAP a. Penilaian acuan norma mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Sedangkan penilaian acuan patokan mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir untuk setiap perilaku. b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah ataupun terlalu sulit. Sedangkan penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tapa peduli dengan tingkat kesulitannya. d. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk kegiatan survey. Sedangkan penilaian acuan patokan digunakan terutama untuk penugasan.
  • 12. BAB III PEMBAHASAN 2) Penilaian Acuan Patokan (PAP) Pada pendekatan Ini, lebih memfokuskan atau menitikberatkan pada hal apa saja yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Artinya, kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh peserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari keseluruhan program. Jadi, penilaian acuan patokan meneliti apa yang bisa dikerjakan oleh peserta didik, dan bukan membandingkan antara peserta didik yang satu dengan yang lain dalam kelasnya, melainkan dengan suatu kriteria atau dengan patokan yang spesifik. Patokan yang dimaksud yakni merupakan suatu tingkatan dalam pengalaman belajar yang diharapkan tercapai seusai kegiatan belajar atau sejumlah kompetensi dasar yang telah diterapkan terlebih dahulu sebelum kegiatan belajar berlangsung. Misalnya kriteria yang digunakan adalah 75% , bagi peserta didik yang kemampuannya di bawah kriteria yang telah ditetapkan dinyatakan tidak berhasil dan harus mendapatkan pengulangan atau remedial. Tujuan penilaian acuan patokan adalah untuk mengukur secara pasti tujuan atau kompetensi yang telah ditetapkan sebagai kriteria keberhasilannya. Penilaian acuan patokan sangat bermanfaat dalam upaya meningkatkan kualitas hasil belajar dari para peserta didik, karena dalam penilaian tersebut peserta didik diusahakan mencapai standar yang telah ditentukan, dan hasil belajar peserta didik dapat diketahui derajat pencapaiannya. Dalam menentukan batas kelulusan (passing grade) dalam pendekatan ini, maka setiap skor peserta didik dibandingkan dengan skor ideal yang mungkin dicapai oleh peserta didik. Misalnya, dalam suatu tes ditetapkan skor idealnya adalah 100, maka peserta didik yang memperoleh skor 85 sama dengan memperoleh nilai 8,5 dalam skala 0 – 10, dan demikian seterusnya Dalam menafsirkan pendekatan PAP, maka dapat digunakan langkah-langkah sebagai berikut: Skor Mentah Skor Standar 57-60 10 51-56 9 45-50 8 39-44 7 33-38 6 27-32 5 21-26 4 15-20 3 09-14 2
  • 13. 03-08 1 a. Mencari skor ideal, yaitu skor yang mungkin dicapai oleh peserta didik, jika semua soal dapat dijawab dengan betul. b. Mencari rata-rata 𝑋̅ ideal dengan rumus 𝑋̅ ideal = 1 2 x ideal c. Mencari simpangan baku (s) ideal dengan rumus: s ideal = 1 2 x 𝑋̅ ideal d. Menyusun pedoman konversi sesuai dengan kebutuhan 1. Skor 0 – 100 (T – skor ) T-skor = 50 + ( 𝑋̅ −𝑥 𝑠 )10 Keterangan: 50 dan 10 = Bilangan tetap x = Skor mentah yang diperoleh setiap peserta didik 𝑋̅ = rata-rata s = simpangan baku Contoh: Peserta didik A memperoleh skor Mentah 35, rata-rata = 60 dan simpangan baku = 2. Dengan demikian, nilai yang diperoleh peserta didik A dalam skala nilai 0 – 100 adalah T-skor = 50 + ( 35−60 20 ) 10 = 37,5 2. Konversi dengan Z – score : Z – score adalah suatu ukuran yang menunjukkan berapa besarnya simpangan baku seseorang berada di bawah atau di atas rata-rata dalam suatu kelompok. Z = 50 + ( 𝑋̅ −𝑥 𝑠 )
  • 14. Contoh: Diketahui: skor ( X ) = 35; rata-rata ( X ) = 60; simpangan baku = 20, jadi Z – skor 3. Peringkat (Ranking) Dalam menafsirkan skor mentah, dapat pula dilakukan Dengan cara penyusunan peringkat. Caranya adalah dengan mengurutkan skor dari yang terbesar sampai dengan yang terkecil. Skor terbesar diberi peringkat 1, begitu seterusnya sampai dengan skor terkecil. Skor-skor yang sama harus diberi peringkat yang sama pula. Contoh: Diketahui: 5 (Lima) orang peserta didik memperoleh skor dalam bidang studi Pendidikan Biologi sebagai berikut: 20, 35, 25, 25, dan 30. Untuk memberi peringkat terhadap skor-skor tersebut dapat diikuti langkah-langkah sebagai berikut: Z = 50 + ( 35−60 20 ) = -1,25 Pertama, mengurutkan skor tersebut dari yang terbesar sampai yang terkecil dengan diberi nomor urut sesuai dengan jumlah data. 1. 35 2. 30 3. 25 4. 25 5. 20 Kedua, memberi peringkat berdasarkan nomor urut, tetapi untuk skor yang sama yang harus diberi peringkat yang sama. Skor: Peringkat: Peringkat untuk skor 25 adalah 3,5 yang diperoleh dari (3 + 4) : 2 = 3,5. Skor selanjutnya diberi peringkat sesuai dengan nomor urut selanjutnya. 1. 35 1 2. 30 2 3. 25 3,5 4. 25 3,5 5. 20 5
  • 15. 3) Penilaian Acuan Norma (PAN) Pada pendekatan Penilaian Acuan Norma, makna dari angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam kelompok/kelas. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan jenjang hasil belajar sehingga dapat diketahui kedudukan relatif seorang peserta didik dibandingkan dengan teman sekelasnya. Tujuan penilaian acuan norma adalah untuk membedakan peserta didik atas kelompok-kelompok dari tingkat kemampuan, mulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi. Secara ideal, pendistribusian tingkat kemampuan dalam suatu kelompok menggambarkan suatu kurva normal. Pada umumnya, PAN digunakan dalam seleksi. Soal tes dalam pendekatan ini dikembangkan dari materi yang dianggap guru penting sebagai sampel dari materi yang telah disampaikan. Guru memiliki kewenangan untuk menentukan bagian mana yang dianggap penting, karena itu guru harus bisa membatasi jumlah soal yang diperlukan. Tidak semua materi yang telah disampaikan kepada peserta didik akan dimunculkan soal- soalnya secara lengkap. Soal-soal harus dibuat dengan tingkat kesukaran yang bervariasi, mulai dari yang mudah sampai pada yang sukar sehingga memberikan kemungkinan jawaban peserta didik bervariasi, soal dapat menyebar, dan dapat membandingkan peserta didik yang satu dengan yang lainnya. Peringkat dan klasifikasi anak yang didasarkan pada penilaian acuan norma lebih banyak mendorong pada kompetisi daripada membangun semangat kerja sama. Dengan kata lain, keberhasilan peserta didik hanya ditentukan oleh kelompoknya. PAN biasanya digunakan pada akhir unit pembelajaran untuk menentukan tingkat hasil belajar peserta didik. Pedoman konversi yang digunakan dalam pendekatan PAN sama dengan PAP. Perbedaannya hanya terletak dalam menghitung rata-rata dan simpangan baku (Nasution, 2011). Dalam pendekatan PAN, rata-rata dan simpangan baku dihitung dengan rumus statistik sesuai dengan skor mentah yang diperoleh peserta didik. Langkah-langkah pengolahan data dengan Pendekatan Penilaian Acuan Normal (PAN) adalah sebagai berikut: a. Mencari skor mentah tiap peserta didik b. Menghitung rata-rata aktual dengan rumus: Keterangan:
  • 16. Md = Mean f = frekuensi d = deviasi fd = frekuensi kali deviasi n = jumlah sampel i = interval c. Menghitung simpangan baku ( s ) aktual dengan rumus: d. Menyusun pedoman konversi Langkah-langkah penyelesaian: Menyusun skor terkecil sampai dengan skor terbesar seperti berikut: 17 25 30 34 37 42 50 17 27 31 34 37 42 50 20 27 31 35 37 43 50 21 27 31 35 38 43 50 21 28 32 36 38 44 22 29 32 36 38 46 22 29 32 36 39 47 24 30 33 36 40 50 Selanjutnya data ini ditabulasikan dalam daftar distribusi frekuensi, yaitu mengelompokkan data sesuai dengan kelas interval. Untuk membuat kelas interval dapat digunakan rumus Sturges, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Mencari Rentang (Range), yakni skor terbesar dikurangi skor terkecil. Skor terbesar = 50 Rentang = 33 2) Mencari banyak kelas interval: Banyak kelas = 1 + (3,3) log. N = 1 + (3,3) log 52 = 1 + (3,3) (1,7160) = 1 + 5,6628 = 6,6628 ≈ 7 (dibulatkan)
  • 17. 3) Mencari interval kelas i = ( 𝑟𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 ) = ( 33 6,6628 ) = 4,9529 4) Menyusun daftar distribusi frekuensi Kelas Interval Frekuensi 47 – 51 42 – 46 37 – 41 32 – 36 27 – 31 22 – 26 17 – 21 6 6 8 12 11 4 5 Jumlah 52 5) Menyusun rata-rata aktual Kelas Interval F d Fd F(d2) 47 – 51 6 +3 18 54 42 – 46 6 +2 12 24 37 – 41 8 +1 8 8 32 – 36 12 0 0 0 27 – 31 11 -1 -11 11 22 – 26 4 -2 -8 16 17 – 21 5 -3 -15 45 Jumlah 52 0 4 158
  • 18. BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1) Penilaian Acuan Patokan (PAP), Pendekatan ini dititikberatkan pada apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. Dapat pula dikatakan penilaian ini dititikberatkan pada kemampuan-kemampuan apa yang telah dicapai oleh eserta didik sesudah menyelesaikan satu bagian kecil dari suatu keseluruhan program. 2) Penilaian Acuan Normal (PAN), PAN ialah penilaian yang membandingkan hasil belajar mahasiswa terhadap hasil dalam kelompoknya. Pada pendekatan Penilaian Acuan Norma, makna dari angka (skor) seorang peserta didik ditemukan dengan cara membandingkan hasil belajarnya dengan hasil belajar peserta didik lainnya dalam kelompok/kelas. 3) Persamaan PAN dan PAP a. Penilaian acuan norma dan patokan memerlukan adanya tujuan evaluasi spesifik sebagai penentuan fokus item yang diperlukan. b. Keduanya memerlukan sampel yang relevan untuk digunakan sebagai subjek yang hendak dijadikan sasaran evaluasi. c. Untuk mendapatkan informasi yang diinginkan tentang siswa, kedua pengukuran memerlukan berbagai item yang disusun dalam satu tes menggunakan aturan dasar penulisan instrumen d. Keduanya mempunyai syarat perumusan secara spesifik perilaku yang akan diukur e. Keduanya dinilai kualitas dan segi validitas dan realibilitasnya 4) Perbedaan PAN dan PAP a. Penilaian acuan norma mengukur sejumlah besar perilaku khusus dengan sedikit butir tes untuk setiap perilaku. Sedangkan penilaian acuan patokan mengukur perilaku khusus dalam jumlah yang terbatas dengan banyak butir untuk setiap perilaku. b. Penilaian acuan norma menekankan perbedaan diantara peserta tes dari segi tingkat pencapaian belajar secara relatif. Sedangkan penilaian acuan patokan menekankan penjelasan tentang perilaku yang dapat dan yang tidak dapat dilakukan oleh setiap peserta tes c. Penilaian acuan norma lebih mementingkan butir-butir tes yang mempunyai tingkat kesulitan sedang dan biasanya membuang tes yang terlalu mudah ataupun terlalu sulit.
  • 19. Sedangkan penilaian acuan patokan mementingkan butir-butir tes yang relevan dengan perilaku yang akan diukur tapa peduli dengan tingkat kesulitannya. d. Penilaian acuan norma digunakan terutama untuk kegiatan survey. Sedangkan penilaian acuan patokan digunakan terutama untuk penugasan. B. Saran Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini, masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami mengharapkan sumbangsi pikiran dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Arifin, Zainal, (2006), Konsep Guru tentang Evaluasi dan Aplikasinya dalam Proses Pembelajaran Tesis, Bandung: Program Pascasarjana UPI. Mariana, Made Alit, (2003), Pembelajaran Remidial, Jakarta: Dinas Pendidikan Nasional Nasution, (2011), Teknologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara. Safari, (2003), Evaluasi Pembelajaran, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sudjatmiko dan Nurlaili, lili, (2003), Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Suyitno, Teguh, (2013), Penilaian Pembelajaran (Materi Diklat Fungsional), Semarang: BDK.