[Ringkasan]
Laporan keuangan PT Unrika tahun 2014-2015 menunjukkan peningkatan penjualan dan laba, namun rasio likuiditas dan profitabilitas mengalami penurunan, mengindikasikan perusahaan kesulitan memenuhi kewajiban jangka pendek dan menurunnya efisiensi.
2. LAPORAN RUGI LABA
PT Unrika PT Unrika
Laporan Rugi Laba Laporan Rugi Laba
Tahun 2014 Tahun 2015
Penjualan 90,000 Penjualan 114,000
Harga Pokok Penjualan 55,000 Harga Pokok Penjualan 72,000
Laba Kotor 35,000 Laba Kotor 42,000
Biaya Operasi: Biaya Operasi:
Biaya Gaji 13,500 Biaya Gaji 15,000
Biaya Bunga 1,500 Biaya Bunga 1,500
Biaya Asuransi 500 Biaya Asuransi 1,000
Biaya Iklan 4,500 Biaya Iklan 6,500
Biaya Utilitas 2,000 Biaya Utilitas 2,500
Biaya Depresiasi 7,500 Biaya Depresiasi 8,500
29,500 35,000
Laba Sebelum Pajak 5,500 Laba Sebelum Pajak 7,000
Pajak Penghasilan 800 Pajak Penghasilan 1,250
Laba Bersih 4,700 Laba Bersih 5,750
3. NERACA (LAPORAN POSISI KEUANGAN)
PT Unrika PT Unrika
Neraca Neraca
31 Desember 2014 (Dalam Ribuan) 31 Desember 2015(Dalam Ribuan)
Kas 3,000 Utang Pajak 500 Kas 3,400 Utang Pajak 750
Investasi SB 1,000 Utang Dagang 7,500 Investasi SB 1,100 Utang Dagang 13,000
Piutang Dagang 8,000 Utang Wesel 2,500
Piutang
Dagang 9,500 Utang Wesel 3,000
Piutang Wesel 1,500 10,500 Piutang Wesel 2,000 16,750
Persediaan 10,000 Persediaan 12,500
23,500 Utang Bank 12,000 28,500 Utang Bank 12,000
Utang Obligasi 15,000 Utang Obligasi 15,000
Peralatan 7,500 27,000 Peralatan 12,000 27,000
Mesin 11,000 Mesin 11,000
Kendaraan 6,000 Modal Saham 50,000 Kendaraan 8,500 Modal Saham 50,000
Bangunan 30,000 Laba Ditahan 10,500 Bangunan 30,000 Laba Ditahan 16,250
Tanah 20,000 60,500 Tanah 20,000 66,250
74,500 81,500
Aset 98,000
Utang dan
Ekuitas 98,000 Aset 110,000
Utang dan
Ekuitas 110,000
Sebanyak 40% laba bersih dibagi sebagai dividen Sebanyak 40% laba bersih dibagi sebagai dividen
4. Pengertian Rasio Keuangan
Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio yg menunjukkan kemampuan pengelola
perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang pada
jangka pendeknya. Artinya seberapa mampu perusahaan untuk
membayar kewajibannya atau utangnya yang jatuh tempo.
Jika perusahaan mampu memenuhi kewajibannya , maka perusahaan
dinilai sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya, jika perusahaan
tidak dapat memenuhi kewajibannya maka perusahaan dinilai sebagai
perusahaan yang illikuid.
Pada saat jatuh tempo, perusahaan harus membayar kewajiban kepada
pihak luar perusahaan atau likuiditas badan usaha, ataupun didalam
perusahaan atau likuiditas perusahaan. Untuk dapat memenuhi
kewajibannya perusahaan harus memiliki jumlah kas atau investasi
atau aktiva lancar lainnya yang dapat segera dikonversi atau diubah
menjadi kas untuk memenuhi kewajibannya membayar pengeluaran,
tagihan dan seluruh kewajiban lainnya yang sudah jatuh tempo.
5. Jenis Rasio Likuiditas
Rasio Lancar (Current Ration)
Rasio ini menunjukkan nilai relative antara aktiva lancar terhadap hutang
lancar. Rasionya dihitung dengan membagi nilai aktiva lancar dengan
hutang lancar. Formula untuk menhitung rasio lancar adalah:
Current Ratio = Aktiva Lancar (Current Asset)
Utang Lancar (Current Liability
Dari formulanya dapat diketahui bahwa rasio ini menunjukkan seberapa
besar kemampuan aktiva yg dimiliki perusahaan dapat digunakan jika
kewajiban atau utang harus dibayar pada saat jatuh tempo. Semakin
besar nilai rasio,semakin lancar perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya.
Jika perusahaan memiliki nilai rasio dua, artinya perusahaan memiliki
aktiva lancar yg nilainya dua kali dari utang yg harus dibayar. Nilai rasio
lancar dua sudah dianggap cukup baik bagi beberapa perusahaan,
karena perusahaan dianggap berada pada posisi aman dalam jangka
pendeknya.
6. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat menunjukkan nilai relative antara selisih aktiva lancar
dengan inventory terhadap utang lancar. Rasionya dihitung
dengan membagi aktiva lancar setelah dikurangi nilai inventory
dengan utang lancar. Formula rasio cepat adalah:
Quick Ratio = Aktiva Lancar (Current Asset) - inventory
Utang Lancar (Current Liability)
Dari formula, diketahui jika rasio cepat tidak memperhitungkan nilai
inventory atau persediaan. Hal ini menyebabkan nilai rasio lebih
kecil dari rasio lancar. Komponen inventory dianggap tidak
dengan mudah atau lancar untuk membiayai kewajiban yg jatuh
tempo.
Mengkonversi nilai persediaan menjadi uang kas membutuhkan
waktu relative lebih lama dibanding aktiva lainnya.
7. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio kas menunjukan nilai relative antara uang kas terhadap utang
lancar. Formula utk menghitung rasio kas adl:
Cash Ratio = Cash atau Cash Equilavent
Utang Lancar (Current Liability)
Dari formulanya menunjukan seberapa besar uang kas atau setara
kas, seperti rekening giro atau tabungan dibank yg dimiliki
perusahaan benar-benar dapat digunakan utk memenuhi
kewajiban dalam jangka pendek.
Beberapa komponen dalam aktiva lancar seperti inventory, piutang,
atau surat berharga tidak dengan mudah segera diuangkan utk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin besar rasio kas,
semakin mudah perusahaan membayar utang-utangnya.
Rasio kas menunjukkan kemampuan perusahaan yg sebenarnya
dalam memenuhi kewajibannya.
8. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ration)
Rasio perputaran kas menunjukkan nilai relative antara nilai
penjualan bersih terhadap modal kerja bersih atau net
working capital. Modal kerja bersih merupakan seluruh
komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar. Rasio
perputaran kas dihitung dengan membagi penjualan bersih
dengan modal kerja bersih. Formulanya adalah :
Turnover Ratio = Penjualan bersih
Modal kerja Bersih
Dari formulanya diketahui bahwa rasio perputaran kan
menunjukkan seberapa besar nilai penjualan yg diperoleh
untuk modal kerja yg dimiliki perusahaan.
9. Menghitung Rasio Likuiditas
Current Ratio = Current Asset
Current Liability
Analisa : CR tahun 2015 adalah 1.7 artinya 1 rupiah utang jgk pendek
perusahaan dijamin pembayarannya dgn 1.7 rupiah aset lancar. Semakin
tinggi nilai rasio lancar maka semakin baik.
Ditahun 2014 , nilai rasio lancar adalah 2.24 dan ditahun 2015 nilainya turun
menjadi 1.7. Sehingga perusahaan mengalami penurunan atas rasio
lancar, dengan kata lain perusahaan mengalami penurunan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Komponen Laporan Keuangan 2015 2014
Current Asset 28,500 23,500
Current Liability 16,750 10,500
Current Ratio 1.70 2.24
10. Rasio lancar untuk perusahaan yg normal berkisar pd
angka 2, meskipun tidak ada standar yg pasti utk
penentuan rasio lancar.
Rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan
aktiva lancar, yg akan berpengaruh tidak baik terhadap
profitabilitas prusahaan.
Rasio yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yg tinggi
Bagi industri yang terbiasa membayar suplier setelah
barang dijual spt supermarket cenderung memiliki rasio
lancar yang rendah bahkan lebih kecil dari 1 tanpa
mengalami masalah likuiditas.
Bagi perusahaan dengan likuiditas rendah (dibawah 1)
perlu dibandingkan dengan kondisi normal tahun-tahun
sebelumnya
10
11. 11
Quick Ratio = Current Asset - Inventory
Current Liability
Analisa : QR tahun 2014 adalah 1.29 artinya 1 rupiah utang jangka pendek
perusahaan dijamin pembayarannya dgn 1.29 rupiah aset cepat (kas dan
setara kas).
Ditahun 2014 , nilai rasio cepat adalah 1.29 dan ditahun 2015 nilainya
menjadi 0.96. Sehingga perusahaan mengalami penurunan atas rasio
cepat.
Lanjutan
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Current Asset 23,500 28,500
Persediaan 10,000 12,500
Current Liability 10,500 16,750
Quick Ratio 1.29 0.96
12. Sama halnya dengan rasio lancar, angka yang
terlalu tinggi utnuk persediaan menunjukkan
indikasi kelebihan kas atau piutang.
Analisis Rasio lancar dan rasio quick harus
memperhatikan fase pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan yang sedang tumbuh memerlukan
rasio yang tinggi.
12
13. 13
Cash Ratio = Cash
Current Liability
Analisa : Cash Ratio tahun 2015 adalah 0.2 artinya 1 rupiah utang jangka
pendek perusahaan dijamin pembayarannya oleh 0.2 rupiah kas dan
setara kas.
Ditahun 2014 , nilai rasio kas adalah 0.29 dan ditahun 2015 nilainya menjadi
0.2. Sehingga perusahaan mengalami penurunan atas rasio kas.
Lanjutan
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Cash 3,000 3,400
Current Liability 10,500 16,750
Cash Ratio 0.29 0.20
14. 14
Lanjutan
Analisa : menunjukkan jumlah likuiditas perusahaan terhadap total aset yg
dimiliki perusahaan.
Semakin rendah nilainya menunjukkan tingkat likuiditas perusahaan yang
rendah
NWC to Total Asset = Net Working Capital
Total Asset
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Current Asset 23,500 28,500
Current Liability 10,500 16,750
Net Working Capital (CA-CL) 13,000 11,750
Total Asset 98,000 110,000
NWC to Total Asset 0.13 0.11
15. 15
Lanjutan
Interval Measure = Current Asset
Average daily operating costs
Analisa : menunjukkan seberapa lama perusahaan dapat terus berjalan.
(contoh kasus, bila perusahaan dilanda pemogokan)
Artinya, perusahaan tetap dapat berjalan selama 297 hari atau lebih dari 9
bulan. Jika lebih dari 297 hari, maka perusahaan tidak dapat beroperasi
lagi. Yang dimaksud dgn daily operating cost mencakup beban pokok
penjualan dan beban usaha yg bersifat tunai
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Current Asset 23,500 28,500
Beban Pokok Penjualan 0 0
Beban Usaha 29,500 35,000
edoc (beban pokok penjualan+ beban usaha) per th
= (365 hari) 81 96
NWC to Total Asset 290.76 297.21
16. VARIABEL PEMBANDING
1. Rasio rata-rata industri sejenis
2. Rasio berdasarkan standar yang telah
ditentukan sebelumnya
3. Rasio historis
4. Rasio berdasarkan perusahaan market
leader atau kompetitor tertentu.
17. Jika dibandingkan dengan hasil industri, maka perusahaan
Unrika memiliki rasio yang tidak berbeda jauh dengan rasio
industri.
Pada tahun 2015 PT.Unrika memiliki rasio lancar yang
lebih baik daripada rasio lancar industri, namun quick rasio
industri lebih baik dibanding quick rasio yang dimiliki
perusahaan.
2015 Industri
Current Ratio 1.7 1.2
Quick Ratio 0.96 1.2
19. PENGERTIAN RASIO
PROFITABILITAS
Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam mencari
keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran
tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan.
Penggunaan rasio ini untuk menunjukkan
efisiensi perusahaan
20. TUJUAN DAN MANFAAT
RASIO PROFITABILITAS
Untuk mengukur atau menghitung laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode
tertentu.
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun
sebelumnya dengan tahun sekarang
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu
kewaktu
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
21. Lanjutan….
Untuk mengukur produktifitas seluruh dana
perusahaan yang digunakan baik modal
pinjaman maupun modal sendiri.
Untuk mengukur produktivitas dari seluruh
dana perusahaan yang digunakan.
22. MANFAATNYA
Untuk mengetahui besarnya tingkat laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode.
Untuk mengetahui posisi laba perusahaan tahun
sebelum dengan tahun sekarang.
Untuk mengetahui perkembangan laba dari waktu
kewaktu.
Mengetahui laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
Mengetahui produktifitas dari seluruh dana
perusahaan yang digunakan baik modal sendiri
maupun modal pinjaman.
23. JENIS-JENIS RASIO
PROFITABILITAS
Rasio Profit Margin (Profit Margin on sales)
Return on Investment Ratio (ROI)
Return on equity Ratio (ROE)
Rasio laba perlembar saham (earning
pershare ratio)
24. Rasio Profitabilitas – Net PM
Net Profit Margin adalah rasio utk menghitung
seberapa besar kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih pd tingkat penjualan
tertentu.
Laba Bersih
Net Profit Margin = -----------------
Pendapatan
25. Lanjutan
Net PM 0,05 atau 5% artinya dari setiap Rp 1 penjualan
perusahaan mampu menghasilkan laba Rp 0,05.
Atau laba perusahaan adalah 5% dari penjualan.
Jika rata-rata industri untuk net profit margin adalah 10%,
sedangkan margin laba perusahaan hanya 5%,
menunjukkan kurang baik. Artinya harga barang
perusahaan relatif rendah atau biaya relatif tinggi.
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Laba Bersih 4,700 5,750
Pendapatan 90,000 114,000
Net PM 0.052 0.050
5.22% 5.04%
26. Net PM yang tinggi menandakan kemampuan
perusahaan yang tinggi menghasilkan laba
pada tingkat penjualan tertentu.
Net PM yg rendah cenderung menunjukkan
ketidak efisienan perusahaan.
Net PM suatu industri berbeda dgn industri yang
lain.
Profit margin sering juga dinyatakan dalam
gross profit margin, operating profit margin
ataupun pretax profit margin
Rasio Profitabilitas – Net PM
27. Rasio Profitabilitas - ROA
Return on Aset (ROA) adalah rasio utk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu
ROA juga sering disebut dengan ROI (return on
investment)
Laba Bersih
Return on Asset = ------------------
Aset
28. Lanjutan
Pada tahun 2015 perusahaan memiliki nilai ROA
sebesar 5.23% artinya dari setiap Rp 1 aset perusahaan
mampu menghasilkan laba Rp 0.052.
ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset
Jika rata-rata industri untuk ROA adalah 10%, berarti
ROA perusahaan berada dibawah rata-rata industri.
Rendahnya rasio ini dikarenakan rendahnya rasio
perputaran aktiva atau aset.
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Laba Bersih 4,700 5,750
Asset 98,000 110,000
Return On Asset 0.048 0.052
4.80% 5.23%
29. Hasil Pengembalian Investasi (ROI)
dengan Pendekatan Du Pont
ROI = Margin Laba bersih x Perputaran Total Asset
4.8 % = 5.2% x Perputaran Ttl Aset
4.8 % = 5.2% x 0.92
Hasil dibulatkan menjadi 1, maka setelah investasi berputar 1 kali
maka perusahaan menghasilkan tingkat pengembalian 4.8%
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
ROI / ROA 0.048 0.052
Net Profit Margin 0.052 0.050
Turn Over 0.923 1.040
30. Rasio Profitabilitas - ROE
Return on Equity (ROE) adalah rasio utk mengukur
kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih
berdasarkan modal.
HASIL PENGEMBALIAN EKUITAS (Return on
Equity / ROE) atau rentabilitas modal sendiri
adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah
pajak dengan modal sendiri.
Laba Bersih
Return on Equity = -----------------
Ekuitas
31. Lanjutan
Perhitungan ROE tahun 2014 menunjukkan tingkat
pengembalian investasi yang diperoleh sebesar 7.8%.
Yang artinya setiap Rp 1 modal mampu menghasilkan laba
0.078. Dan di tahun 2015 mengalami kenaikan sebesar
0.009 atau 0.9%
Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya posisi pemilik
perusahaan semakin kuat demikian pula sebaliknya
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Laba Bersih 4,700 5,750
Equity 60,500 66,250
Return On Equity 0.078 0.087
7.77% 8.68%
32. Hasil Pengembalian Equitas (ROE)
dengan Pendekatan Du Pont
Mencari ROE juga bisa menggunakan pendekatan Du
Pont hasil yang akan diperoleh sama dengan rumus
diatas.
Rumusnya: ROE = Margin LabaBersih x perputaran total
aktiva x pengganda ekuitas
Komponen Laporan Keuangan 2014 2015
Return On Equity 0.078 0.087
Laba Bersih 4,700 5,750
Pengganda Equitas (Ttl Activa / Equitas) 1.62 1.66
Turn Over 0.000010 0.000009
33. LABA PERLEMBAR SAHAM
(EARNING PERSHARE OF COMMON
STOCK)
Rasio laba per lembar saham atau disebut rasio nilai
buku, merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan
manajemen dalam mencapai keuntungan bagi
pemegang saham.
Rasio yang rendah artinya manajemen belum berhasil
memuaskan pemegang saham sebaliknya rasio yang
tinggi menunjukkan kesejahteraan pemegang saham
meningkat. Atau tingkat pengembalianya tinggi.
34. KEUNTUNGAN BAGI PEMEGANG
SAHAM
Keuntungan bagi pemegang saham adalah
jumlah keuntungan setelah dipotong pajak
Keuntungan bagi pemegang saham biasa
adalah jumlah keuntungan dikurangi pajak,
dividen dan dikurangi hak-hak lain pemegang
saham prioritas
35. RUMUS EARNING PERSHARE OF
COMMON STOCK
Laba saham biasa
Laba perlembar saham = ---------------------------------
Saham biasa yg beredar
Keuntungan bagi pemegang saham biasa adalah jumlah
keuntungan dikurangi pajak, dividen dan dikurangi hak-
hak lain pemegang saham prioritas
Komponen Laporan Keuangan 2014
Keuntungan 4700
Jumlah Saham yg Disetor 50000
Earning per share of common stock 9.4