SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 74
Dasar-Dasar Hukum
Pertanahan
( Seri I )
Sejarah UUPA
Pluralistis
Ketentuan
Pokok
Hukum Tanah
Adat
Hukum Tanah
Barat
Ketentuan
Pelengkap
Hukum Tanah
Antargolongan
Hukum Tanah
Administrasi
Hukum Tanah
Swapraja
Dualistis
Semua Tanah di
Indonesia sebelum
UUPA
Tanah Hak
Indonesia
Diatur oleh Hukum
Tanah Adat
(Belum didaftar)
Tanah Hak Barat
Diatur oleh Hukum
Tanah Barat
(Sudah didaftar)
Tanah-tanah dalam lingkungan masyarakat hukum adat tidak didaftar
sebagaimana tanah-tanah hak barat, karena masyarakat hukum adat adalah
masyarakat yang masih sederhana dan tertutup, walaupun tidak didaftarkan
secara tertulis, tanah dalam masyarakat hukum adat diketahui jelas batas-
batasnya dan hak-hak atas tanah dihargai setiap warga, kepentingan
hukum terjamin.
Sejarah UUPA – Cont’d
Undang-undang Pokok Agraria
UUPA berlaku sejak 24
September 1960
UUPA mengakhiri
dualisme & pluralisme
hukum tanah di Indonesia
UUPA sebagai dasar bagi
pembangunan hukum tanah
nasional yang tunggal
berdasarkan hukum adat sebagai
hukum nasional Indonesia yang
asli
UUPA mengakhiri
berlakunya hukum tanah
kolonial
Hukum Tanah
Baru (Hukum
Tanah Nasional)
Fungsi Undang-undang Pokok Agraria
UUPA
Menghapuskan dualisme hukum tanah
yang lama dan menciptakan unifikasi serta
kodifikasi Hukum Agraria Nasional yang
didasarkan pada Hukum Tanah Adat
Mengadakan unifikasi hak-hak atas tanah
dan hak-hak jaminan atas tanah melalui
ketentuan-ketentuan konversi
Meletakkan landasan hukum untuk
pembangunan Hukum Agraria (Tanah)
Nasional
UUPA
Tujuan Undang-undang Pokok Agraria
UUPA
Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan
hukum agraria nasional yang merupakan alat
untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan
dan keadilan bagi negara, rakyat tani, dalam
rangka masyarakat yang adil dan makmur
Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan
kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum
pertanahan
Meletakkan dasar-dasar untuk
memberikan kepastian hukum mengenai
hak-hak atas tanah bagi rakyat
seluruhnya
Konsepsi Hukum
Tanah Nasional
Hukum Adat merupakan
sumber utama dalam
pembangunan Hukum
Tanah Nasional dilandasi
Konsepsi Hukum Adat.
“Komunalistik religius,
yang memungkinkan
penguasaan tanah secara
individual, dengan hak-hak
atas tanah yang bersifat
pribadi, sekaligus
mengandung
kebersamaan”
Konsepsi Hukum
Tanah Nasional
www.lekslawyer.com
Komunalistik
Religius
Dalam Hukum Tanah Nasional, semua tanah
dalam wilayah negara kita adalah tanah bersama
seluruh rakyat Indonesia, yang telah bersatu
menjadi Bangsa Indonesia
( Pasal 1 ayat 1 UUPA)
“Bahwa bumi, air, dan ruang angkasa
Indonesia, termasuk kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya, merupakan Karunia
Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa
Indonesia
(Konsiderans pasal 5 UUPA)
Konsep Hukum Tanah Nasional
Subyek
Hak Menguasai
Negara
Pemerintah Pusat
(Eksekutif)
Hak Bangsa
Indonesia
Tanah di wilayah
Republik Indonesia
Ps. 1 ayat 1 UUPA
Ps. 33 ayat 3 UUD ’45
Ps. 2 ayat 1 UUPA
Pasal 1 ayat 3 UUPA
“Negara” sebagai
Badan Penguasa
(Publik)
Presiden dan para
Menteri
Khusus di bidang
Pertanahan : Kepala
Daerah Provinsi, Gubernur
CQ. Kepala Kanwil PBN
Provinsi
Daerah Kabupaten/Kota :
Bupati/Walikota CQ.
Kepala Kantor Pertanahan
Bentuk : Semua
tanah di wilayah
NKRI adalah
kepunyaan bangsa
Sifat : Hubungan
yang abadi
Pasal 1 UUPA
1. Unsur Kepunyaan (Perdata)
Seluruh tanah di Indonesia adalah
kepunyaan bersama dari seluruh rakyat
Indonesia
2. Unsur Tugas Kewenangan
- Diatur melalui peraturan
perundang-undangan tentang
penguasaan dan penggunaannya
- Direncanakan peruntukkannya serta
penggunaannya, melalui
perencanaan umum dan
perencanaan khusus
Konsep Hukum Tanah Nasional – Cont’d
Pasal 33 ayat (3)
Bumi dan air dan
kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara
dan dipergunakan
untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat
Konsepsi Hukum Tanah Nasional – Cont’d
Konsepsi
Hukum Tanah
Barat
Konsepsi
Hukum Tanah
Feodal
Konsepsi
Hukum Tanah
Adat/Nasional
1. Konsepsi Hukum Tanah Barat (Liberal Individualistis)
bahwa tanah (bumi) ini diciptakan oleh Tuhan dan diperuntukkan bagi
kesejahteraan umat manusia. Pada mulanya tanah-tanah di muka bumi
merupakan tanah yang belum ada pemiliknya (res nullius), oleh karena itu,
sebagai res nullius tanah dapat diduduki (occupatie) dan dimanfaatkan oleh
siapa saja yang memerlukan. Dengan menduduki atau menguasai tanah
tersebut, jadilah ia selaku pemiliknya, dan menjelma suatu hubungan hukum
yang disebut "Hak Eigendom"
Tanah
Hak
Eigendom
Tanah
Domein
Negara
Hak Opstal
Hak Erfpacht
Hak Sewa
Hak Gebruik
Hak Opstal
Hak Erfpacht
Hak Sewa
Hak Gebruik
Hak Eigendom
Hak Eigendom
HAK EIGENDOM : Hak yang tertinggi karena hak eigendom muncul
atas dasar suatu anggapan bahwa setiap individu selaku pribadi bebas
memiliki dan melakukan apa saja yang dikehendaki.
Hak Eigendom – Cont’d
Cara memperoleh Hak Eigendom :
- Okupasi
- Daluwarsa
- Pewarisan
- Pemindahan hak
Semua tanah adalah hak milik raja sedangkan rakyat hanya dapat
diberikan Hak Pakai atau Hak Sewa saja. Hak Pakai ini bisa
turun-temurun yang hampir sama dengan Hak Milik, tetapi tidak
dapat disebut Hak Milik karena sewaktu-waktu dapat dicabut
apabila raja menghendakinya.
2. Konsepsi
Hukum Tanah
Feodal
3. Konsepsi
Hukum Tanah
Nasional
Dikatakan sebagai Hak Bangsa
Indonesia, tiada lain adalah hak
yang berakar dari “Hak Ulayat”
berdasarkan Hukum Adat yang
diangkat pada tingkat paling atas
dan Hak Ulayat inilah yang
dipakai oleh UUPA sebagai
konsepsi bagi Hukum Tanah
Nasional Indonesia.
Hak Ulayat
Hak yang tertinggi dalam
masyarakat hukum adat
atas seluruh lingkungan
tanah yang berada di
wilayah masyarakat
hukumnya.
Hak Ulayat
Seluruh tanah di wilayah
Republik Indonesia
adalah kepunyaan
bangsa Indonesia
Bahwa hubungan kepunyaan dengan tanah di
seluruh wilayah Indonesia itu tidaklah sama dengan
hubungan pemilikan, karena tetap masih diakui hak
milik perorangan atas tanah yang bersumber pada
hak bersama (Pasal 4 UUPA)
Hak Menguasai dari Negara
Negara sebagai kuasa dan petugas bangsa
• Negara merupakan organisasi kekuasaan rakyat tertinggi.
Yang terlibat sebagai petugas Bangsa tersebut bukan hanya
penguasa Legislatif dan Eksekutif saja, tetapi juga
penguasa Yudikatif.
Hak menguasai dari negara sebagai hubungan
hukum publik semata
• Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan
ruang angkasa
• Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dengan bumi, air, dan ruang angkasa
• Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum
antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang
mengenai bumi, air dan ruang angkasa
Hak Menguasai dari Negara – Cont’d
Hak menguasai dari
negara ini adalah
tugas kewenangan
yang dilimpahkan
oleh bangsa
Indonesia kepada
negara untuk :
Mengatur
penguasaan dan
penggunaan tanah
melalui peraturan
perundang-
undangan
Merencanakan
peruntukkan
dari penggunaan
tanah
Memelihara
Hak Bangsa Indonesia
Unsur Kepunyaan yang terkandung di dalam Hak Bangsa Indonesia :
Seluruh tanah di Indonesia adalah kepunyaan bersama dari seluruh rakyat
Indonesia. Hak Bangsa Indonesia tersebut adalah hak yang tertinggi
Hak Bangsa Indonesia bersumber hak-hak penguasaan
atas tanah yang disediakan bagi perorangan, yakni:
a. Secara langsung, berupa hak-hak atas tanah yang primer;
b. Secara tidak langsung, berupa:
- hak-hak atas tanah yang sekunder
- hak jaminan atas tanah
Unsur kepunyaan yang terkandung di dalam hak bangsa
termasuk bidang hukum Perdata
Unsur Kepunyaan
1. Diatur, melalui peraturan perundang-undangan tentang
penguasaan dan penggunaannya
2. Direncanakan peruntukkan serta penggunaannya, melalui:
- Perencanaan umum oleh Pemerintah Pusat (Pasal 14
ayat 1 UUPA)
- Perencanaan khusus peruntukkan dan penggunaan
tanah dilimpahkan kepada Peraturan Daerah (Pasal 14
ayat 2 UUPA). Pemda tidak berwenang membuat
peraturan tentang tanah, wewenangnya hanya
terbatas pada pembuatan planologi kota sesuai dengan
keadaan daerahnya.
Unsur Tugas Kewenangan
Unsur Tugas Kewenangan – Cont’d
Bahwa Negara memberikan tanah kepada rakyat yang memerlukan dengan
berbagai hak atas tanah yang disediakan dalam Hukum Tanah sebagai
petugas Bangsa Indonesia, sebagai Badan Penguasa yang diberi kewenangan
untuk berbuat demikian. Dengan demikian keadaan seluruh tanah di
Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut :
Hak Bangsa Indonesia
Hak Menguasai Negara
Tanah Hak
Tanah Negara
Jenis dan
Karakteristik Hak-
hak atas Tanah
Jenis dan karakteristik
hak-hak atas tanah
Hak atas
Tanah
Primer
Diberikan
oleh
Negara
Sekunder
Bersumber
dari pihak
lain
Hak
Lainnya
Hak Milik
Hak Guna Bangunan
Hak Guna Usaha
Hak Pakai
HGB/Hak Pakai
Hak Milik
HGB/Hak Pakai
Hak Pengelolaan
• Hak atas tanah Wakaf
• Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
• Hak Tanggungan
Hak Pengelolaan
Hak Milik
Hak Milik : Hak atas
tanah yang turun
temurun, terkuat,
terpenuh.
(Pasal 20-27, Pasal 50 ayat
(1), pasal 56 UUPA)
• Tidak dapat dimiliki
oleh Warga Negara
Asing (WNA) dan
Badan Hukum
Dapat dibebani
Hak Tanggungan
sebagai Jaminan
Pelunasan Utang
Khusus Warga
Negara
Indonesia
(WNI)
Jangka Waktu
Tidak
Terbatas
Dapat
dibebani
dengan Hak
baru (Hak
atas tanah
lainnya)
Dapat
diwakafkan
Dapat
dialihkan
(Karena
pemindahan
Hak)
Dapat beralih
(Karena
hukum)
Hak Milik – Cont’d
Terjadinya Hak Milik menurut
Pasal 22 UUPA
Hukum Adat
• Pembukaan
tanah bagian
tanah Ulayat
• Aanslibbing
(lidah tanah)
Penetapan
Pemerintah
• Pemberian
hak baru
• Perubahan
dari Hak Guna
Bangunan
menjadi Hak
Milik
Karena Undang-
undang
• Melalui
ketentuan
konversi
UUPA pada
tanggal 24
September
1960
Hak Milik – Cont’d
Hak milik dapat dicabut apabila :
1. Tanah tersebut menjadi tanah negara apabila :
• Pencabutan hak
• Dilepaskan secara sukarela
• Dicabut untuk kepentingan umum
• Tanahnya ditelantarkan
• Tanahnya dialihkan kepada warga negara asing
2. Tanahnya musnah
Hak Guna Usaha
Hak Guna Usaha : Hak
untuk mengusahakan tanah
yang dikuasai langsung oleh
Negara selama jangka
waktu tertentu guna usaha
pertanian, perikanan.
perkebunan dan peternakan.
(Pasal 28-34, Pasal 50 j.o 52, Pasal
51-52 UUPA)
Jangka Waktu
- Paling lama 25 Tahun
- Perusahaan yang memerlukan waktu
lebih lama, diberikan waktu 35 Tahun
- Atas permintaan pemegang hak,
jangka waktu dapat diperpanjang
paling lama 25 Tahun
Subyek
- WNI
- Badan Hukum yang berdiri
berdasarkan ketentuan
Hukum Indonesia dan
berkedudukan di wilayah
Indonesia
Terjadinya HGU
Diberikan dengan
keputusan
pemberian hak
oleh Menteri atau
pejabat yang
ditunjuk
Sebagai tanda
bukti hak, kepada
pemegang HGU
diberikan
sertifikat hak atas
tanah
Didaftarkan
dalam buku
tanah pada
Kantor
Pertanahan
Hak Guna Usaha – Cont’d
Kewajiban Pemegang HGU
 Membayar uang pemasukan kepada Negara
 Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan/atau peternakan
sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan
pemberian haknya
 Mengusahakan sendiri tanah HGU dengan baik sesuai dengan kelayakan
usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis
 Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas
 tanah yang ada dalam lingkungan areal HGU
 Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan
menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku
 Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan
HGU
 Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada Negara
sesudah HGU tersebut hapus
 Menyerahkan sertipikat HGU yang telah hapus kepada Kepala Kantor
Pertanahan
Hak Guna Usaha – Cont’d
Hak Pemegang HGU
 Menguasai dan
mempergunakan tanahnya
untuk melaksanakan usaha di
bidang pertanian, perikanan
dan atau peternakan
 Penguasaan dan penggunaan
sumber air dan sumber
daya alam lainnya di atas
tanah HGU untuk
mendukung pelaksanaan
usaha
Hak Guna Usaha – Cont’d
Hak Guna Usaha – Cont’d
Berakhirnya jangka waktu
sebagaimana ditetapkan dalam
keputusan pemberian atau
perpanjangannya
Dibatalkan haknya oleh pejabat
yang berwenang sebelum jangka
waktunya berakhir karena tidak
dipenuhinya kewajiban-
kewajiban pemegang hak
dan/atau dilanggarnya
ketentuan-ketentuan
Hak Guna Usaha hapus karena :
Hak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan : Hak untuk mendirikan dan mempunyai
bangunan di atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka
waktu tertentu. (Pasal 35-40, 50 j.o 52, Pasal 55 UUPA)
- Paling lama 30
Tahun
- Dapat
diperpanjang
paling lama 20
Tahun
Jangka
Waktu
- Tanah Negara
- Tanah Hak
Pengelolaan
- Tanah Hak Milik
Tanah yang
dapat
digunakan
sebagai HGB
Hak Guna Bangunan – Cont’d
Subyek
Warga Negara Indonesia
Badan Hukum yang
didirikan menurut Hukum
Indonesia dan
berkedudukan di Indonesia
Subyek Hak Guna Bangunan
HGB atas tanah Negara
diberikan dengan
keputusan pemberian
hak oleh Menteri atau
Pejabat
HGB atas tanah Hak
Pengelolaan diberikan
dengan keputusan
pemberian hak oleh
Menteri atau pejabat
Pemberian HGB
didaftar dalam buku
tanah pada Kantor
Pertanahan
HGB atas tanah Hak
Milik terjadi dengan
pemberian akta yang
dibuat oleh PPAT
Sebagai tanda bukti
hak kepada pemegang
HGB diberikan
sertifikat hak atas
tanah
HGB atas tanah Hak
Pengelolaan terjadi
sejak didaftar oleh
Kantor Pertanahan
Hak Guna Bangunan – Cont’d
Terjadinya Hak Guna Bangunan
Hak Guna Bangunan – Cont’d
Kewajiban Pemegang HGB
 Membayar uang pemasukan kepada Negara
 Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukkan
 Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta
menjaga kelestarian hidup
 Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain
bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung karena keadaan
geografis atau sebab lain
 Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGB kepada
Negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik
sesudah HGB tersebut hapus
 Menyerahkan sertipikat HGB yang telah hapus kepada Kepala Kantor
Pertanahan
Hak Guna Bangunan – Cont’d
Hak Pemegang HGB
 Menguasai dan
mempergunakan tanahnya
selama waktu tertentu
untuk mendirikan dan
mempunyai bangunan
untuk keperluan pribadi
atau usahanya
 Mengalihkan hak tersebut
kepada pihak lain dan
membebaninya
Hak Guna Bangunan – Cont’d
Berakhirnya jangka waktu
sebagaimana ditetapkan
dalam keputusan
pemberian atau
perpanjangan dalam
perjanjian pemberiannya
Dilepaskan secara sukarela
oleh pemegang haknya
sebelum jangka waktu
berakhir
Dibatalkan oleh pejabat yang
berwenang sebelum jangka
waktu berakhir karena
putusan pengadilan yang
telah memiliki kekuatan
hukum tetap
Ditelantarkan (hak atas
tanah tidak digunakan
sesuai dengan sifat,
tujuan dan keadaannya)
Tanahnya musnah
Pemegang HGB tidak lagi
memenuhi syarat menjadi
pemegang HGB
Hapusnya Hak Guna Bangunan
Hak Pakai
Hak Pakai : Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah
yang langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi
wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam surat keputusan pemberian
haknya (tanah negara) atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya yang
bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah (tanah milik
orang lain). (Pasal 41-43, 49 ayat (1), 50 ayat (2) j.o 52 UUPA)
Jangka Waktu :
• Paling lama 25 Tahun
• Perpanjangan paling lama 20 Tahun
• Diberikan untuk jangka waktu yang
tidak ditentukan selama tanahnya
dipergunakan untuk keperluan
tertentu
Hak Pakai – Cont’d
Subyek Hukum yang dapat memperoleh Hak
Pakai :
a. WNI dan WNA yang berdomisili di Indonesia
b. Badan Hukum Indonesia yang didirikan berdasarkan
Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia
c. Badan Hukum Asing yang memiliki perwakilan di
Indonesia
d. Departemen, Lembaga Pemerintahan Non Departemen
dan Pemerintah Daerah
e. Badan-badan keagamaan dan sosial
f. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan
internasional
Hak Pakai – Cont’d
Atas Hak
Pengelolaan
Diberikan keputusan
pemberian hak oleh
Menteri atau pejabat
yang ditunjuk
Atas tanah
Negara
Diberikan Keputusan
pemberian Hak oleh
Menteri atau Pejabat
yang ditunjuk
Terjadinya Hak Pakai
Hak Pakai
– Cont’d Hak yang wajib
didaftarkan
Dapat
dialihkan
Dapat diberikan
dengan cuma-
cuma
Dapat
dilepaskan
Dapat dijadikan
jaminan hutang
dengan Hak
Tanggungan
SIFAT DAN
CIRI-CIRI
HAK
PAKAI
Jangka Waktu
Berakhir
Dilepaskan secara
sukarela oleh
pemegang haknya
sebelum jangka waktu
berakhir
Dibatalkan karena
syarat tidak
terpenuhi
Tanahnya musnah dan
ditelantarkan (hak atas
tanah tidak digunakan
sesuai dengan sifat,
tujuan dan keadaannya)
Pemegang hak
tidak memenuhi
syarat sebagai
pemegang HGB
Dicabut untuk
kepentingan umum
Hak Pakai – Cont’d
Hapusnya Hak Pakai
Hak Sewa
Hak Sewa : Hak yang
memberi wewenang
untuk menggunakan
tanah milik pihak lain
dengan kewajiban
membayar uang sewa
pada tiap-tiap waktu
tertentu.
(Pasal 44 dan 45 UUPA)
SEWA
Sewa menyewa adalah suatu persetujuan,
dengan mana pihak yang satu mengikatkan
diri untuk memberikan kenikmatan suatu
barang kepada pihak yang lain selama waktu
tertentu, dengan pembayaran suatu harga
yang disanggupi oleh pihak tersebut terakhir
itu. Orang dapat menyewakan pelbagai jenis
barang, baik yang tetap maupun yang
bergerak.
(Pasal 1548 KUHPerdata)
Hak Sewa – Cont’d
Subyek
Warga Negara
Indonesia
Badan Hukum
yang didirikan
menurut Hukum
Indonesia dan
berkedudukan di
Indonesia
Orang Asing yang
berkedudukan di
Indonesia
Badan Hukum
Asing yang
mempunyai
perwakilan di
Indonesia
Subyek Hak Sewa
Hak Sewa – Cont’d
• Jangka waktu sewa ditentukan
berdasarkan kesepakatan dalam
perjanjian oleh para pihak
Jangka
Waktu
• Pihak penyewa diwajibkan untuk membayar
sejumlah uang sebagai biaya sewa
• Pembayaran dilakukan satu kali atau dalam
waktu tertentu dan sebelum atau sesudah
penggunaan dari tanah yang disewakan
tersebut
Sewa
Hak Sewa –
Cont’d
SIFAT DAN CIRI-
CIRI
Bersifat
Pribadi
Dapat
diperjanjikan
Tidak
terputus bila
Hak Milik
dialihkanTidak dapat
dijadikan
jaminan
hutang dengan
dibebani Hak
Tanggungan
Dapat
dilepaskan
Tidak perlu
didaftar
(kecuali sewa
satuan rumah
susun)
Hak Pengelolaan
Hak Pengelolaan
Hak atas tanah yang memberikan
wewenang kepada pemegangnya untuk :
• Merencanakan peruntukkan dan
penggunaan tanahnya
• Menggunakan tanah untuk keperluan
sendiri
• Menyerahkan bagian dari tanahnya
kepada pihak ketiga menurut
persyaratan yang telah ditentukan
bagi pemegang hak tersebut yang
meliputi segi peruntukkan, segi
penggunaan, segi jangka waktu dan
segi keuangannya.
(Disinggung dalam Penjelasan Umum
bagian AII UUPA)
Jangka Waktu :
Sesuai dengan ketentuan
perolehan hak atas
pengelolaan yang
dikeluarkan oleh
Pemerintah
Hak Pengelolaan adalah hak
menguasai dari Negara yang
kewenangan pelaksanaannya
sebagian dilimpahkan kepada
pemegangnya
(Pasal 1 ayat 2 PP No.40 Tahun 1996)
Hak Pengelolaan – Cont’d
Karena Penetapan
Pemerintah dan diberikan
selama tanah tersebut
dipergunakan
Hak Pengelolaan – Cont’d
Terjadinya Hak Pengelolaan
Hak Pengelolaan – Cont’d
Sifat dan ciri-ciri :
 Tergolong hak yang
wajib didaftarkan
menurut PMA No.
1/1966
 Tidak dapat
dipindahtangankan
 Tidak dapat dijadikan
jaminan hutang
 Mempunyai segi-segi
perdata dan segi-segi
publik
Subjek :
 Badan Usaha Milik Negara
 Badan Usaha Milik Daerah
 Instansi pemerintah termasuk
Pemerintah Daerah
 PT.Persero
 Badan Otorita
 Badan-badan Hukum Pemerintah
lainnya yang ditunjuk
Pemerintah.
Dilepaskan secara
sukarela oleh
pemegang haknya
sebelum jangka waktu
berakhir
Tanahnya musnah dan
ditelantarkan (hak atas
tanah tidak digunakan
sesuai dengan sifat,
tujuan dan keadaannya)
Dicabut untuk
kepentingan umum
Hak Pengelolaan – Cont’d
Hapusnya Hak Pengelolaan
Hak atas Tanah
Lainnya
Hak-hak atas tanah
lainnya yang memberi
sebagian wewenang
maupun tidak memberi
wewenang secara
langsung kepada
pemegang haknya.
Hak atas Tanah
Lainnya
www.lekslawyer.com
Hak atas
tanah
Wakaf
Hak
Tanggungan
Hak Milik
atas Satuan
Rumah
Susun
Hak atas Tanah Wakaf
Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau
menyerahkan sebagian dari harta miliknya untuk dimanfaatkan
selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan
kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum
menurut syariah.
Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
Wakaf berfungsi mewujudkan potensi
dan manfaat ekonomis harta benda
wakaf untuk kepentingan ibadah dan
untuk memajukan kesejahteraan
umum
Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
Satuan rumah susun
adalah unit rumah susun
yang tujuan utamanya
digunakan secara
terpisah dengan fungsi
utama sebagai tempat
hunian dan mempunyai
sarana penghubung ke
jalan umum
(Pasal 1 ayat (3) UU No.20
Tahun 2011 tentang Rumah
Susun)
Tanah Bersama
Bagian Bersama
Benda Bersama
Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun
Tanda bukti kepemilikan atas satuan rumah susun di atas tanah
hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah negara,
serta hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak
pengelolaan
Sertifikat Hak Milik
Satuan Rumah Susun
Dikeluarkan oleh Kantor
Pertanahan Kota
Dapat dijadikan jaminan
hutang dengan Hak
Tanggungan
Tanah Terlantar
Tanah Terlantar
Tanah terlantar adalah tanah yang sudah
diberikan hak oleh negara berupa Hak
Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan, Hak Pakai dan Hak
Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas
tanah yang tidak diusahakan, tidak
dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan
sesuai dengan keadaannya atau sifat dan
tujuan pemberian hak atau dasar
penguasaannya.
(Pasal 1 angka 6 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2010 tentang Tata Cara
Penertiban Tanah Terlantar)
Tanah yang ditetapkan sebagai
tanah terlantar merupakan
sebagian hamparan yang
diterlantarkan, maka hak atas
tanahnya dihapuskan,
diputuskan hubungan
hukumnya dan ditegaskan
menjadi tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara dan
selanjutnya kepada bekas
Pemegang Hak diberikan
kembali atas bagian tanah
yang benar-benar diusahakan,
dipergunakan, dan
dimanfaatkan sesuai dengan
keputusan pemberian haknya.
Penetapan
Tanah
Terlantar
www.lekslawyer.com
Dasar Hukum Tanah Terlantar :
• Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2010 tentang
Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar
• Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional
No.4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban
Tanah Terlantar
Tanah Terlantar – Cont’d
Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar
Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan
pemanfaatan tanah negara bekas tanah terlantar
didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan
negara melalui reforma agraria dan program strategis
negara serta untuk cadangan negara lainnya. Peruntukan
dan pengaturan peruntukan penguasaan, pemilikan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah negara bekas tanah
terlantar dilaksanakan oleh Kepala BPN.
Tanah Terlantar – Cont’d
Pencabutan Hak atas Tanah
Terlantar
Apabila sebagian
hamparan yang
diterlantarkan, maka
hak atas tanahnya
dihapuskan
Diputuskan hubungan
hukumnya
Ditegaskan menjadi
tanah yang dikuasai
langsung oleh Negara
Konversi Hak-hak
Perorangan atas
Tanah
Konversi Hak-hak Perorangan atas Tanah
Konversi
Pelaksanaan
Konversi atas
tanah-tanah Hak
Indonesia
Konversi atas
Tanah-tanah
Barat
Tujuan
Hak Milik Adat
dikonversi menjadi
Hak Milik
Tanah pertanian dikonversi menjadi HGU
dengan jangka waktu 20 tahun
Tanah non-pertanian dikonversi menjadi
HGB dengan jangka waktu 20 tahun
Tujuan
Konversi
Menciptakan unifikasi hak-hak
perorangan atas tanah
terutama yang sudah
merupakan suatu hubungan
hukum yang kongkrit dengan
tanah berdasarkan ketentuan
Hukum Tanah yang lama, yaitu
tanah-tanah hak barat dan
tanah-tanah hak Indonesia
Untuk mengakhiri hak-hak
asing atas tanah, yaitu tanah-
tanah hak yang dikuasai dan
digunakan oleh orang-orang
asing dan badan-badan hukum
asing sebagai akibat
berlakunya Agrarische Wet
1870 yang memuat politik
pertanahan pemerintah
jajahan Hindia Belanda
Terjadinya Konversi
Konversi atau perubahan terjadinya karena hukum
(van rechtswege) dan secara serentak sejak tanggal 24
September 1960. Ini berarti bahwa terhitung sejak
tanggal tersebut tidak berlaku lagi lembaga-lembaga
atau hak-hak atas tanah yang diatur oleh Hukum Tanah
Barat maupun Hukum Tanah Adat. Demikian pula tidak
ada lagi Hak Hipotik dan Hak Credietverband sebagai
hak jaminan atas tanah. Karena hak-hak perorangan
atas tanah tersebut telah diubah/dikonversi menjadi
salah satu hak baru berdasarkan UUPA.
Pelaksanaan Konversi
Perubahan/Konversinya adalah berdasarkan persamaan isi dan
kewenangan yang ada pada hak atas tanah yang lama dengan hak atas
tanah yang baru.
Semata-mata
karena hukum
• Tidak ada syarat lain yang
harus dipenuhi terlebih
dahulu
• Misal : Hak Erfpacht untuk
perkebunan besar
langsung dikonversi
menjadi HGU dengan
jangka waktu paling lama
20 tahun
Harus memenuhi syarat
Konstitutif
• Misal : Hak Eigendom
supaya dapat dikonversi
menjadi Hak Milik,
pemiliknya harus
membuktikan bahwa ia
telah
berkewarganegaraan
Indonesia
Harus memenuhi
syarat deklaratoir
• Pemegang haknya
harus mengajukan
permohonan lebih dulu
kepada Menteri Agaria,
supaya hak itu dapat
dikonversi menjadi Hak
Guna Usaha
Konversi atas Tanah Hak Barat yang diatur menurut pasal
1 S 1873 – 27
Hak Eigendom
- Hak Milik : Jangka waktu tidak
terbatas
- HGB : 20 Tahun
- Hak Pakai : selama diperlukan
Hak Opstal
Hak Guna Bangunan
(Sisa jangka waktunya, paling lama 20
tahun)
Hak Erfpacht
Hak Guna Usaha
(Sisa jangka waktunya, paling lama 20
tahun)
Hak Gebruik
Hak Pakai
(Sisa jangka waktunya, paling lama 20
tahun)
Hak Sewa (atas Tanah
Negara)
Hak Pakai
(Sisa jangka waktunya, paling lama 20
tahun)
KONVERSI TANAH HAK BARAT
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai yang
berasal dari konversi tanah hak barat berakhir pada tanggal
23 September 1980 dan sejak tanggal 24 September 1980
menjadi Tanah Negara.
Jika bekas pemegang haknya masih memerlukan tanah
tersebut dan penggunaan tanahnya sesuai dengan Rencana
Tata Ruang di Daerah tersebut serta tidak terkena proyek
Pemerintah Pusat/Daerah, pada asasnya dapat diajukan
permohonan hak baru sesuai dengan Keppres No. 32 tahun
1979 dan PMDN Nomor 3 Tahun 1979.
Konversi Atas Tanah-Tanah Hak Indonesia
Konversi hak-hak Indonesia atas tanah, meliputi hak-hak
atas tanah yang diatur oleh Hukum Tanah Adat yang tidak
tertulis dan Hukum Tanah Adat yang tertulis, yang
mencakup seluruh hak-hak atas tanah yang bersumber pada
Hukum Tanah Adat
Hak-hak Indonesia:
- berstatus Hak Milik seperti yang disebutkan dalam pasal II ayat 1
Ketentuan Konversi.
- Yang berstatus Hak Pakai seperti yang disebutkan dalam pasal VI
Ketentuan Konversi.
Termasuk pula Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Sewa dan Hak
Menumpang.
Konversi Tanah Hak Indonesia
Tidak dibatasi jangka waktu penyelesaian
administrasinya, oleh karena itu dapat setiap
waktu pemilik tanah meminta sertifikat hak
tanahnya
(secara suka rela)
Diwajibkan oleh peraturan tertulis karena telah
terjadi suatu perbuatan hukum atau peristiwa
hukum atas bidang tanah yang berstatus Hak Milik
(bekas Hak Milik Adat yang belum bersertifikat)
Hak Milik Adat dikonversi menjadi Hak
Milik
1. Jika pemiliknya pada tanggal 24 September 1960 telah
berkewarganegaraan Indonesia tunggal
2. Jika pemiliknya tidak memenuhi syarat sebagai subjek Hak Milik,
maka Hak Milik Adat dikonversi menurut peruntukan tanahnya
yaitu :
a. tanah pertanian dikonversi menjadi HGU dengan jangka waktu
20 Tahun
b. tanah non pertanian dikonversi menjadi HGB dengan jangka
waktu 20 tahun
Berarti haknya sampai dengan tanggal 23 September 1980 dan pada tanggal
24 September 1980 haknya hapus dan menjadi tanah negara. Dengan
demikian sejak 24 September 1980 hanya mungkin dikonversi menjadi Hak
Milik saja, dan ini berarti harus memenuhi subjek Hak Milik.
Hak Milik Adat dikonversi menjadi Hak
Milik – Cont’d
Konversi bekas Hak Milik Adat
harus diikuti pula dengan
pendaftarannya sejak
berlakunya PP No.10/1961.
Sedang peraturan yang
mengatur masalah konversi
dan pendaftarannya diatur
dalam PP No. 10/1961 (pasal
15 – 18), PMPA No. 2/1962 jo.
SK PMDN No.27/DDA/1970
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuLeks&Co
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointAndhika Pratama
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialindra wijaya
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan TanahLeks&Co
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahAkram Naufal
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Vallen Hoven
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalNuelnuel11
 
Penyelesaian Sengketa Tanah
Penyelesaian Sengketa Tanah Penyelesaian Sengketa Tanah
Penyelesaian Sengketa Tanah Franky Gatum
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjitojonatanwardian
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Idik Saeful Bahri
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Idik Saeful Bahri
 
hukum tata ruang
hukum tata ruanghukum tata ruang
hukum tata ruanggege52
 
Hukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTHukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTNakano
 

Mais procurados (20)

Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor PasaribuContoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
Contoh Kasus Pertanahan By Ivor Pasaribu
 
Hak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpointHak milik atas tanah powerpoint
Hak milik atas tanah powerpoint
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 
Integrasi tataruang dan pertanahan
Integrasi tataruang dan pertanahanIntegrasi tataruang dan pertanahan
Integrasi tataruang dan pertanahan
 
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta KerjaHukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Perumahan dan Hukum Rumah Susun Pasca UU Cipta Kerja
 
Materi pengadaan tanah
Materi pengadaan tanahMateri pengadaan tanah
Materi pengadaan tanah
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
Tanah Terlantar (Hak Atas Tanah)
 
Sumber hukum internasional
Sumber hukum internasionalSumber hukum internasional
Sumber hukum internasional
 
Tata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPTTata Guna Tanah PPT
Tata Guna Tanah PPT
 
Penyelesaian Sengketa Tanah
Penyelesaian Sengketa Tanah Penyelesaian Sengketa Tanah
Penyelesaian Sengketa Tanah
 
Politik hukum agraria sudjito
Politik hukum agraria   sudjitoPolitik hukum agraria   sudjito
Politik hukum agraria sudjito
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
Hukum perdata internasional - Status personal dalam hukum perdata internasion...
 
Perbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum PidanaPerbandingan Hukum Pidana
Perbandingan Hukum Pidana
 
hukum tata ruang
hukum tata ruanghukum tata ruang
hukum tata ruang
 
Hukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPTHukum lingkungan PPT
Hukum lingkungan PPT
 

Semelhante a Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)

Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Sabar Artiyono
 
YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptx
YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptxYURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptx
YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptxDerallMuhamadYusufAz
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxAdeFitri22
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uuparaes_bastard
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupadedihartono
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan AgrariaYossy Suparyo
 
8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah
8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah
8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanahOperator Warnet Vast Raha
 
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptxDhaniDhanilla1
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfWiwihWahyu
 
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Ilham Mustafa
 
Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1Wahyu Novarianto
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxelmiUtari
 

Semelhante a Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1) (20)

Edit hukum adat
Edit hukum adatEdit hukum adat
Edit hukum adat
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
 
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
Draf Ruu Pertanahan (Panja 9 September 2019)
 
YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptx
YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptxYURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptx
YURISPRUDENSI DAN DOKTRIN HUKUM TANAH.pptx
 
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.pptPPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
 
HUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptxHUKUM_AGRARIA.pptx
HUKUM_AGRARIA.pptx
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
 
Uu No5 1960pokok Pokokagraria
Uu No5 1960pokok PokokagrariaUu No5 1960pokok Pokokagraria
Uu No5 1960pokok Pokokagraria
 
8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah
8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah
8. jelaskan apa yang dimaksud dengan herarki hak2 penguasaan atas tanah
 
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
 
Politik Agraria - F
Politik Agraria - FPolitik Agraria - F
Politik Agraria - F
 
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
 
Agraria uupa uu no 5 1960
Agraria uupa uu no 5 1960Agraria uupa uu no 5 1960
Agraria uupa uu no 5 1960
 
UUPA No_5_1960.pdf
UUPA No_5_1960.pdfUUPA No_5_1960.pdf
UUPA No_5_1960.pdf
 
Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1
 
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptxHUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
HUKUM AGRARIA(KEL 8).pptx
 

Mais de Leks&Co

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanLeks&Co
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilLeks&Co
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaLeks&Co
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusLeks&Co
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal DraftingLeks&Co
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Leks&Co
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahLeks&Co
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerLeks&Co
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Leks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSLeks&Co
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTILeks&Co
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunLeks&Co
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiLeks&Co
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Leks&Co
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaLeks&Co
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreementLeks&Co
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasLeks&Co
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanLeks&Co
 

Mais de Leks&Co (20)

Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta KerjaHukum Properti pasca UU Cipta Kerja
Hukum Properti pasca UU Cipta Kerja
 
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum PerumahanHukum Rusun dan Hukum Perumahan
Hukum Rusun dan Hukum Perumahan
 
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak AdilFilsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
Filsafat Hukum John Finnis Kewajiban Hukum dan Hukum tidak Adil
 
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta KerjaHukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
Hukum Ketenagakerjaan Pasca UU Cipta Kerja
 
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh KasusPenyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
Penyelesaian Sengketa Komersial Implementasi dalam Praktik dan Contoh Kasus
 
Legal Drafting
Legal DraftingLegal Drafting
Legal Drafting
 
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
Poin-Poin Penting Dalam UU Cipta Kerja
 
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli RumahSistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
Sistem Perjanjian Pendahuluan Jual Beli Rumah
 
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by ForeignerUpdated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
Updated and revised edition: The Ownership of House and Resident by Foreigner
 
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
Association of Owner And Tenant of Condominium Unit (P3SRS)
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSSPerizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
Perizinan Berusaha di Indonesia Melalui OSS
 
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTISYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
SYARAT DAN KETENTUAN PEMBANGUNAN DAN PENGEMBANGAN PROPERTI
 
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah SusunPerhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
Perhimpunan Pemilik dan Penghuni Satuan Rumah Susun
 
Pengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker propertiPengetahuan hukum bagi broker properti
Pengetahuan hukum bagi broker properti
 
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
Permasalahan Hukum di Sektor Perumahan/Properti di Indonesia dan Upaya Pengua...
 
Alternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian SengketaAlternatif penyelesaian Sengketa
Alternatif penyelesaian Sengketa
 
Mall lease agreement
Mall lease agreementMall lease agreement
Mall lease agreement
 
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan TerbatasPenyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
Penyediaan Tenaga Listrik untuk Bangunan dalam Kawasan Terbatas
 
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU PertanahanPresentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
Presentation for Quo Vadis RUU Pertanahan
 

Último

BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 

Último (10)

BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 

Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)

  • 2. Sejarah UUPA Pluralistis Ketentuan Pokok Hukum Tanah Adat Hukum Tanah Barat Ketentuan Pelengkap Hukum Tanah Antargolongan Hukum Tanah Administrasi Hukum Tanah Swapraja Dualistis
  • 3. Semua Tanah di Indonesia sebelum UUPA Tanah Hak Indonesia Diatur oleh Hukum Tanah Adat (Belum didaftar) Tanah Hak Barat Diatur oleh Hukum Tanah Barat (Sudah didaftar) Tanah-tanah dalam lingkungan masyarakat hukum adat tidak didaftar sebagaimana tanah-tanah hak barat, karena masyarakat hukum adat adalah masyarakat yang masih sederhana dan tertutup, walaupun tidak didaftarkan secara tertulis, tanah dalam masyarakat hukum adat diketahui jelas batas- batasnya dan hak-hak atas tanah dihargai setiap warga, kepentingan hukum terjamin. Sejarah UUPA – Cont’d
  • 4. Undang-undang Pokok Agraria UUPA berlaku sejak 24 September 1960 UUPA mengakhiri dualisme & pluralisme hukum tanah di Indonesia UUPA sebagai dasar bagi pembangunan hukum tanah nasional yang tunggal berdasarkan hukum adat sebagai hukum nasional Indonesia yang asli UUPA mengakhiri berlakunya hukum tanah kolonial Hukum Tanah Baru (Hukum Tanah Nasional)
  • 5. Fungsi Undang-undang Pokok Agraria UUPA Menghapuskan dualisme hukum tanah yang lama dan menciptakan unifikasi serta kodifikasi Hukum Agraria Nasional yang didasarkan pada Hukum Tanah Adat Mengadakan unifikasi hak-hak atas tanah dan hak-hak jaminan atas tanah melalui ketentuan-ketentuan konversi Meletakkan landasan hukum untuk pembangunan Hukum Agraria (Tanah) Nasional UUPA
  • 6. Tujuan Undang-undang Pokok Agraria UUPA Meletakkan dasar-dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional yang merupakan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi negara, rakyat tani, dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur Meletakkan dasar-dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan dalam hukum pertanahan Meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak-hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya
  • 8. Hukum Adat merupakan sumber utama dalam pembangunan Hukum Tanah Nasional dilandasi Konsepsi Hukum Adat. “Komunalistik religius, yang memungkinkan penguasaan tanah secara individual, dengan hak-hak atas tanah yang bersifat pribadi, sekaligus mengandung kebersamaan” Konsepsi Hukum Tanah Nasional www.lekslawyer.com Komunalistik Religius Dalam Hukum Tanah Nasional, semua tanah dalam wilayah negara kita adalah tanah bersama seluruh rakyat Indonesia, yang telah bersatu menjadi Bangsa Indonesia ( Pasal 1 ayat 1 UUPA) “Bahwa bumi, air, dan ruang angkasa Indonesia, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, merupakan Karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada Bangsa Indonesia (Konsiderans pasal 5 UUPA)
  • 9. Konsep Hukum Tanah Nasional Subyek Hak Menguasai Negara Pemerintah Pusat (Eksekutif) Hak Bangsa Indonesia Tanah di wilayah Republik Indonesia Ps. 1 ayat 1 UUPA Ps. 33 ayat 3 UUD ’45 Ps. 2 ayat 1 UUPA Pasal 1 ayat 3 UUPA “Negara” sebagai Badan Penguasa (Publik) Presiden dan para Menteri Khusus di bidang Pertanahan : Kepala Daerah Provinsi, Gubernur CQ. Kepala Kanwil PBN Provinsi Daerah Kabupaten/Kota : Bupati/Walikota CQ. Kepala Kantor Pertanahan Bentuk : Semua tanah di wilayah NKRI adalah kepunyaan bangsa Sifat : Hubungan yang abadi Pasal 1 UUPA 1. Unsur Kepunyaan (Perdata) Seluruh tanah di Indonesia adalah kepunyaan bersama dari seluruh rakyat Indonesia 2. Unsur Tugas Kewenangan - Diatur melalui peraturan perundang-undangan tentang penguasaan dan penggunaannya - Direncanakan peruntukkannya serta penggunaannya, melalui perencanaan umum dan perencanaan khusus
  • 10. Konsep Hukum Tanah Nasional – Cont’d Pasal 33 ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat
  • 11. Konsepsi Hukum Tanah Nasional – Cont’d Konsepsi Hukum Tanah Barat Konsepsi Hukum Tanah Feodal Konsepsi Hukum Tanah Adat/Nasional 1. Konsepsi Hukum Tanah Barat (Liberal Individualistis) bahwa tanah (bumi) ini diciptakan oleh Tuhan dan diperuntukkan bagi kesejahteraan umat manusia. Pada mulanya tanah-tanah di muka bumi merupakan tanah yang belum ada pemiliknya (res nullius), oleh karena itu, sebagai res nullius tanah dapat diduduki (occupatie) dan dimanfaatkan oleh siapa saja yang memerlukan. Dengan menduduki atau menguasai tanah tersebut, jadilah ia selaku pemiliknya, dan menjelma suatu hubungan hukum yang disebut "Hak Eigendom"
  • 12. Tanah Hak Eigendom Tanah Domein Negara Hak Opstal Hak Erfpacht Hak Sewa Hak Gebruik Hak Opstal Hak Erfpacht Hak Sewa Hak Gebruik Hak Eigendom Hak Eigendom
  • 13. HAK EIGENDOM : Hak yang tertinggi karena hak eigendom muncul atas dasar suatu anggapan bahwa setiap individu selaku pribadi bebas memiliki dan melakukan apa saja yang dikehendaki. Hak Eigendom – Cont’d Cara memperoleh Hak Eigendom : - Okupasi - Daluwarsa - Pewarisan - Pemindahan hak
  • 14. Semua tanah adalah hak milik raja sedangkan rakyat hanya dapat diberikan Hak Pakai atau Hak Sewa saja. Hak Pakai ini bisa turun-temurun yang hampir sama dengan Hak Milik, tetapi tidak dapat disebut Hak Milik karena sewaktu-waktu dapat dicabut apabila raja menghendakinya. 2. Konsepsi Hukum Tanah Feodal
  • 15. 3. Konsepsi Hukum Tanah Nasional Dikatakan sebagai Hak Bangsa Indonesia, tiada lain adalah hak yang berakar dari “Hak Ulayat” berdasarkan Hukum Adat yang diangkat pada tingkat paling atas dan Hak Ulayat inilah yang dipakai oleh UUPA sebagai konsepsi bagi Hukum Tanah Nasional Indonesia. Hak Ulayat Hak yang tertinggi dalam masyarakat hukum adat atas seluruh lingkungan tanah yang berada di wilayah masyarakat hukumnya.
  • 16. Hak Ulayat Seluruh tanah di wilayah Republik Indonesia adalah kepunyaan bangsa Indonesia Bahwa hubungan kepunyaan dengan tanah di seluruh wilayah Indonesia itu tidaklah sama dengan hubungan pemilikan, karena tetap masih diakui hak milik perorangan atas tanah yang bersumber pada hak bersama (Pasal 4 UUPA)
  • 17. Hak Menguasai dari Negara Negara sebagai kuasa dan petugas bangsa • Negara merupakan organisasi kekuasaan rakyat tertinggi. Yang terlibat sebagai petugas Bangsa tersebut bukan hanya penguasa Legislatif dan Eksekutif saja, tetapi juga penguasa Yudikatif. Hak menguasai dari negara sebagai hubungan hukum publik semata • Mengatur dan menyelenggarakan peruntukkan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa • Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air, dan ruang angkasa • Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa
  • 18. Hak Menguasai dari Negara – Cont’d Hak menguasai dari negara ini adalah tugas kewenangan yang dilimpahkan oleh bangsa Indonesia kepada negara untuk : Mengatur penguasaan dan penggunaan tanah melalui peraturan perundang- undangan Merencanakan peruntukkan dari penggunaan tanah Memelihara
  • 20. Unsur Kepunyaan yang terkandung di dalam Hak Bangsa Indonesia : Seluruh tanah di Indonesia adalah kepunyaan bersama dari seluruh rakyat Indonesia. Hak Bangsa Indonesia tersebut adalah hak yang tertinggi Hak Bangsa Indonesia bersumber hak-hak penguasaan atas tanah yang disediakan bagi perorangan, yakni: a. Secara langsung, berupa hak-hak atas tanah yang primer; b. Secara tidak langsung, berupa: - hak-hak atas tanah yang sekunder - hak jaminan atas tanah Unsur kepunyaan yang terkandung di dalam hak bangsa termasuk bidang hukum Perdata Unsur Kepunyaan
  • 21. 1. Diatur, melalui peraturan perundang-undangan tentang penguasaan dan penggunaannya 2. Direncanakan peruntukkan serta penggunaannya, melalui: - Perencanaan umum oleh Pemerintah Pusat (Pasal 14 ayat 1 UUPA) - Perencanaan khusus peruntukkan dan penggunaan tanah dilimpahkan kepada Peraturan Daerah (Pasal 14 ayat 2 UUPA). Pemda tidak berwenang membuat peraturan tentang tanah, wewenangnya hanya terbatas pada pembuatan planologi kota sesuai dengan keadaan daerahnya. Unsur Tugas Kewenangan
  • 22. Unsur Tugas Kewenangan – Cont’d Bahwa Negara memberikan tanah kepada rakyat yang memerlukan dengan berbagai hak atas tanah yang disediakan dalam Hukum Tanah sebagai petugas Bangsa Indonesia, sebagai Badan Penguasa yang diberi kewenangan untuk berbuat demikian. Dengan demikian keadaan seluruh tanah di Indonesia dapat digambarkan sebagai berikut : Hak Bangsa Indonesia Hak Menguasai Negara Tanah Hak Tanah Negara
  • 24. Jenis dan karakteristik hak-hak atas tanah Hak atas Tanah Primer Diberikan oleh Negara Sekunder Bersumber dari pihak lain Hak Lainnya Hak Milik Hak Guna Bangunan Hak Guna Usaha Hak Pakai HGB/Hak Pakai Hak Milik HGB/Hak Pakai Hak Pengelolaan • Hak atas tanah Wakaf • Hak Milik atas Satuan Rumah Susun • Hak Tanggungan Hak Pengelolaan
  • 25. Hak Milik Hak Milik : Hak atas tanah yang turun temurun, terkuat, terpenuh. (Pasal 20-27, Pasal 50 ayat (1), pasal 56 UUPA) • Tidak dapat dimiliki oleh Warga Negara Asing (WNA) dan Badan Hukum Dapat dibebani Hak Tanggungan sebagai Jaminan Pelunasan Utang Khusus Warga Negara Indonesia (WNI) Jangka Waktu Tidak Terbatas Dapat dibebani dengan Hak baru (Hak atas tanah lainnya) Dapat diwakafkan Dapat dialihkan (Karena pemindahan Hak) Dapat beralih (Karena hukum)
  • 26. Hak Milik – Cont’d Terjadinya Hak Milik menurut Pasal 22 UUPA Hukum Adat • Pembukaan tanah bagian tanah Ulayat • Aanslibbing (lidah tanah) Penetapan Pemerintah • Pemberian hak baru • Perubahan dari Hak Guna Bangunan menjadi Hak Milik Karena Undang- undang • Melalui ketentuan konversi UUPA pada tanggal 24 September 1960
  • 27. Hak Milik – Cont’d Hak milik dapat dicabut apabila : 1. Tanah tersebut menjadi tanah negara apabila : • Pencabutan hak • Dilepaskan secara sukarela • Dicabut untuk kepentingan umum • Tanahnya ditelantarkan • Tanahnya dialihkan kepada warga negara asing 2. Tanahnya musnah
  • 28. Hak Guna Usaha Hak Guna Usaha : Hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara selama jangka waktu tertentu guna usaha pertanian, perikanan. perkebunan dan peternakan. (Pasal 28-34, Pasal 50 j.o 52, Pasal 51-52 UUPA) Jangka Waktu - Paling lama 25 Tahun - Perusahaan yang memerlukan waktu lebih lama, diberikan waktu 35 Tahun - Atas permintaan pemegang hak, jangka waktu dapat diperpanjang paling lama 25 Tahun Subyek - WNI - Badan Hukum yang berdiri berdasarkan ketentuan Hukum Indonesia dan berkedudukan di wilayah Indonesia
  • 29. Terjadinya HGU Diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk Sebagai tanda bukti hak, kepada pemegang HGU diberikan sertifikat hak atas tanah Didaftarkan dalam buku tanah pada Kantor Pertanahan Hak Guna Usaha – Cont’d
  • 30. Kewajiban Pemegang HGU  Membayar uang pemasukan kepada Negara  Melaksanakan usaha pertanian, perkebunan, perikanan dan/atau peternakan sesuai peruntukan dan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya  Mengusahakan sendiri tanah HGU dengan baik sesuai dengan kelayakan usaha berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh instansi teknis  Membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas  tanah yang ada dalam lingkungan areal HGU  Memelihara kesuburan tanah, mencegah kerusakan sumber daya alam dan menjaga kelestarian kemampuan lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku  Menyampaikan laporan tertulis setiap akhir tahun mengenai penggunaan HGU  Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGU kepada Negara sesudah HGU tersebut hapus  Menyerahkan sertipikat HGU yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan Hak Guna Usaha – Cont’d
  • 31. Hak Pemegang HGU  Menguasai dan mempergunakan tanahnya untuk melaksanakan usaha di bidang pertanian, perikanan dan atau peternakan  Penguasaan dan penggunaan sumber air dan sumber daya alam lainnya di atas tanah HGU untuk mendukung pelaksanaan usaha Hak Guna Usaha – Cont’d
  • 32. Hak Guna Usaha – Cont’d Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangannya Dibatalkan haknya oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktunya berakhir karena tidak dipenuhinya kewajiban- kewajiban pemegang hak dan/atau dilanggarnya ketentuan-ketentuan Hak Guna Usaha hapus karena :
  • 33. Hak Guna Bangunan Hak Guna Bangunan : Hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu tertentu. (Pasal 35-40, 50 j.o 52, Pasal 55 UUPA) - Paling lama 30 Tahun - Dapat diperpanjang paling lama 20 Tahun Jangka Waktu - Tanah Negara - Tanah Hak Pengelolaan - Tanah Hak Milik Tanah yang dapat digunakan sebagai HGB
  • 34. Hak Guna Bangunan – Cont’d Subyek Warga Negara Indonesia Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia Subyek Hak Guna Bangunan
  • 35. HGB atas tanah Negara diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau Pejabat HGB atas tanah Hak Pengelolaan diberikan dengan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat Pemberian HGB didaftar dalam buku tanah pada Kantor Pertanahan HGB atas tanah Hak Milik terjadi dengan pemberian akta yang dibuat oleh PPAT Sebagai tanda bukti hak kepada pemegang HGB diberikan sertifikat hak atas tanah HGB atas tanah Hak Pengelolaan terjadi sejak didaftar oleh Kantor Pertanahan Hak Guna Bangunan – Cont’d Terjadinya Hak Guna Bangunan
  • 36. Hak Guna Bangunan – Cont’d Kewajiban Pemegang HGB  Membayar uang pemasukan kepada Negara  Menggunakan tanah sesuai dengan peruntukkan  Memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta menjaga kelestarian hidup  Memberikan jalan keluar atau jalan air atau kemudahan lain bagi pekarangan atau bidang tanah yang terkurung karena keadaan geografis atau sebab lain  Menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan HGB kepada Negara, pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah HGB tersebut hapus  Menyerahkan sertipikat HGB yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan
  • 37. Hak Guna Bangunan – Cont’d Hak Pemegang HGB  Menguasai dan mempergunakan tanahnya selama waktu tertentu untuk mendirikan dan mempunyai bangunan untuk keperluan pribadi atau usahanya  Mengalihkan hak tersebut kepada pihak lain dan membebaninya
  • 38. Hak Guna Bangunan – Cont’d Berakhirnya jangka waktu sebagaimana ditetapkan dalam keputusan pemberian atau perpanjangan dalam perjanjian pemberiannya Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir Dibatalkan oleh pejabat yang berwenang sebelum jangka waktu berakhir karena putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap Ditelantarkan (hak atas tanah tidak digunakan sesuai dengan sifat, tujuan dan keadaannya) Tanahnya musnah Pemegang HGB tidak lagi memenuhi syarat menjadi pemegang HGB Hapusnya Hak Guna Bangunan
  • 39. Hak Pakai Hak Pakai : Hak untuk menggunakan dan/atau memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam surat keputusan pemberian haknya (tanah negara) atau dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah (tanah milik orang lain). (Pasal 41-43, 49 ayat (1), 50 ayat (2) j.o 52 UUPA) Jangka Waktu : • Paling lama 25 Tahun • Perpanjangan paling lama 20 Tahun • Diberikan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan selama tanahnya dipergunakan untuk keperluan tertentu
  • 40. Hak Pakai – Cont’d Subyek Hukum yang dapat memperoleh Hak Pakai : a. WNI dan WNA yang berdomisili di Indonesia b. Badan Hukum Indonesia yang didirikan berdasarkan Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia c. Badan Hukum Asing yang memiliki perwakilan di Indonesia d. Departemen, Lembaga Pemerintahan Non Departemen dan Pemerintah Daerah e. Badan-badan keagamaan dan sosial f. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan internasional
  • 41. Hak Pakai – Cont’d Atas Hak Pengelolaan Diberikan keputusan pemberian hak oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk Atas tanah Negara Diberikan Keputusan pemberian Hak oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk Terjadinya Hak Pakai
  • 42. Hak Pakai – Cont’d Hak yang wajib didaftarkan Dapat dialihkan Dapat diberikan dengan cuma- cuma Dapat dilepaskan Dapat dijadikan jaminan hutang dengan Hak Tanggungan SIFAT DAN CIRI-CIRI HAK PAKAI
  • 43. Jangka Waktu Berakhir Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir Dibatalkan karena syarat tidak terpenuhi Tanahnya musnah dan ditelantarkan (hak atas tanah tidak digunakan sesuai dengan sifat, tujuan dan keadaannya) Pemegang hak tidak memenuhi syarat sebagai pemegang HGB Dicabut untuk kepentingan umum Hak Pakai – Cont’d Hapusnya Hak Pakai
  • 44. Hak Sewa Hak Sewa : Hak yang memberi wewenang untuk menggunakan tanah milik pihak lain dengan kewajiban membayar uang sewa pada tiap-tiap waktu tertentu. (Pasal 44 dan 45 UUPA) SEWA Sewa menyewa adalah suatu persetujuan, dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang disanggupi oleh pihak tersebut terakhir itu. Orang dapat menyewakan pelbagai jenis barang, baik yang tetap maupun yang bergerak. (Pasal 1548 KUHPerdata)
  • 45. Hak Sewa – Cont’d Subyek Warga Negara Indonesia Badan Hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia Orang Asing yang berkedudukan di Indonesia Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia Subyek Hak Sewa
  • 46. Hak Sewa – Cont’d • Jangka waktu sewa ditentukan berdasarkan kesepakatan dalam perjanjian oleh para pihak Jangka Waktu • Pihak penyewa diwajibkan untuk membayar sejumlah uang sebagai biaya sewa • Pembayaran dilakukan satu kali atau dalam waktu tertentu dan sebelum atau sesudah penggunaan dari tanah yang disewakan tersebut Sewa
  • 47. Hak Sewa – Cont’d SIFAT DAN CIRI- CIRI Bersifat Pribadi Dapat diperjanjikan Tidak terputus bila Hak Milik dialihkanTidak dapat dijadikan jaminan hutang dengan dibebani Hak Tanggungan Dapat dilepaskan Tidak perlu didaftar (kecuali sewa satuan rumah susun)
  • 48. Hak Pengelolaan Hak Pengelolaan Hak atas tanah yang memberikan wewenang kepada pemegangnya untuk : • Merencanakan peruntukkan dan penggunaan tanahnya • Menggunakan tanah untuk keperluan sendiri • Menyerahkan bagian dari tanahnya kepada pihak ketiga menurut persyaratan yang telah ditentukan bagi pemegang hak tersebut yang meliputi segi peruntukkan, segi penggunaan, segi jangka waktu dan segi keuangannya. (Disinggung dalam Penjelasan Umum bagian AII UUPA) Jangka Waktu : Sesuai dengan ketentuan perolehan hak atas pengelolaan yang dikeluarkan oleh Pemerintah
  • 49. Hak Pengelolaan adalah hak menguasai dari Negara yang kewenangan pelaksanaannya sebagian dilimpahkan kepada pemegangnya (Pasal 1 ayat 2 PP No.40 Tahun 1996) Hak Pengelolaan – Cont’d
  • 50. Karena Penetapan Pemerintah dan diberikan selama tanah tersebut dipergunakan Hak Pengelolaan – Cont’d Terjadinya Hak Pengelolaan
  • 51. Hak Pengelolaan – Cont’d Sifat dan ciri-ciri :  Tergolong hak yang wajib didaftarkan menurut PMA No. 1/1966  Tidak dapat dipindahtangankan  Tidak dapat dijadikan jaminan hutang  Mempunyai segi-segi perdata dan segi-segi publik Subjek :  Badan Usaha Milik Negara  Badan Usaha Milik Daerah  Instansi pemerintah termasuk Pemerintah Daerah  PT.Persero  Badan Otorita  Badan-badan Hukum Pemerintah lainnya yang ditunjuk Pemerintah.
  • 52. Dilepaskan secara sukarela oleh pemegang haknya sebelum jangka waktu berakhir Tanahnya musnah dan ditelantarkan (hak atas tanah tidak digunakan sesuai dengan sifat, tujuan dan keadaannya) Dicabut untuk kepentingan umum Hak Pengelolaan – Cont’d Hapusnya Hak Pengelolaan
  • 54. Hak-hak atas tanah lainnya yang memberi sebagian wewenang maupun tidak memberi wewenang secara langsung kepada pemegang haknya. Hak atas Tanah Lainnya www.lekslawyer.com Hak atas tanah Wakaf Hak Tanggungan Hak Milik atas Satuan Rumah Susun
  • 55. Hak atas Tanah Wakaf Wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian dari harta miliknya untuk dimanfaatkan selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah. Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya. Wakaf berfungsi mewujudkan potensi dan manfaat ekonomis harta benda wakaf untuk kepentingan ibadah dan untuk memajukan kesejahteraan umum
  • 56. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun Satuan rumah susun adalah unit rumah susun yang tujuan utamanya digunakan secara terpisah dengan fungsi utama sebagai tempat hunian dan mempunyai sarana penghubung ke jalan umum (Pasal 1 ayat (3) UU No.20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun) Tanah Bersama Bagian Bersama Benda Bersama
  • 57. Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun Tanda bukti kepemilikan atas satuan rumah susun di atas tanah hak milik, hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah negara, serta hak guna bangunan atau hak pakai di atas tanah hak pengelolaan Sertifikat Hak Milik Satuan Rumah Susun Dikeluarkan oleh Kantor Pertanahan Kota Dapat dijadikan jaminan hutang dengan Hak Tanggungan
  • 59. Tanah Terlantar Tanah terlantar adalah tanah yang sudah diberikan hak oleh negara berupa Hak Milik, Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, Hak Pakai dan Hak Pengelolaan, atau dasar penguasaan atas tanah yang tidak diusahakan, tidak dipergunakan, atau tidak dimanfaatkan sesuai dengan keadaannya atau sifat dan tujuan pemberian hak atau dasar penguasaannya. (Pasal 1 angka 6 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar)
  • 60. Tanah yang ditetapkan sebagai tanah terlantar merupakan sebagian hamparan yang diterlantarkan, maka hak atas tanahnya dihapuskan, diputuskan hubungan hukumnya dan ditegaskan menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara dan selanjutnya kepada bekas Pemegang Hak diberikan kembali atas bagian tanah yang benar-benar diusahakan, dipergunakan, dan dimanfaatkan sesuai dengan keputusan pemberian haknya. Penetapan Tanah Terlantar www.lekslawyer.com Dasar Hukum Tanah Terlantar : • Peraturan Pemerintah No.11 Tahun 2010 tentang Penertiban dan Pendayagunaan Tanah Terlantar • Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Tanah Terlantar
  • 61. Tanah Terlantar – Cont’d Pendayagunaan tanah negara bekas tanah terlantar Peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah negara bekas tanah terlantar didayagunakan untuk kepentingan masyarakat dan negara melalui reforma agraria dan program strategis negara serta untuk cadangan negara lainnya. Peruntukan dan pengaturan peruntukan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah negara bekas tanah terlantar dilaksanakan oleh Kepala BPN.
  • 62. Tanah Terlantar – Cont’d Pencabutan Hak atas Tanah Terlantar Apabila sebagian hamparan yang diterlantarkan, maka hak atas tanahnya dihapuskan Diputuskan hubungan hukumnya Ditegaskan menjadi tanah yang dikuasai langsung oleh Negara
  • 64. Konversi Hak-hak Perorangan atas Tanah Konversi Pelaksanaan Konversi atas tanah-tanah Hak Indonesia Konversi atas Tanah-tanah Barat Tujuan Hak Milik Adat dikonversi menjadi Hak Milik Tanah pertanian dikonversi menjadi HGU dengan jangka waktu 20 tahun Tanah non-pertanian dikonversi menjadi HGB dengan jangka waktu 20 tahun
  • 65. Tujuan Konversi Menciptakan unifikasi hak-hak perorangan atas tanah terutama yang sudah merupakan suatu hubungan hukum yang kongkrit dengan tanah berdasarkan ketentuan Hukum Tanah yang lama, yaitu tanah-tanah hak barat dan tanah-tanah hak Indonesia Untuk mengakhiri hak-hak asing atas tanah, yaitu tanah- tanah hak yang dikuasai dan digunakan oleh orang-orang asing dan badan-badan hukum asing sebagai akibat berlakunya Agrarische Wet 1870 yang memuat politik pertanahan pemerintah jajahan Hindia Belanda
  • 66. Terjadinya Konversi Konversi atau perubahan terjadinya karena hukum (van rechtswege) dan secara serentak sejak tanggal 24 September 1960. Ini berarti bahwa terhitung sejak tanggal tersebut tidak berlaku lagi lembaga-lembaga atau hak-hak atas tanah yang diatur oleh Hukum Tanah Barat maupun Hukum Tanah Adat. Demikian pula tidak ada lagi Hak Hipotik dan Hak Credietverband sebagai hak jaminan atas tanah. Karena hak-hak perorangan atas tanah tersebut telah diubah/dikonversi menjadi salah satu hak baru berdasarkan UUPA.
  • 67. Pelaksanaan Konversi Perubahan/Konversinya adalah berdasarkan persamaan isi dan kewenangan yang ada pada hak atas tanah yang lama dengan hak atas tanah yang baru. Semata-mata karena hukum • Tidak ada syarat lain yang harus dipenuhi terlebih dahulu • Misal : Hak Erfpacht untuk perkebunan besar langsung dikonversi menjadi HGU dengan jangka waktu paling lama 20 tahun Harus memenuhi syarat Konstitutif • Misal : Hak Eigendom supaya dapat dikonversi menjadi Hak Milik, pemiliknya harus membuktikan bahwa ia telah berkewarganegaraan Indonesia Harus memenuhi syarat deklaratoir • Pemegang haknya harus mengajukan permohonan lebih dulu kepada Menteri Agaria, supaya hak itu dapat dikonversi menjadi Hak Guna Usaha
  • 68. Konversi atas Tanah Hak Barat yang diatur menurut pasal 1 S 1873 – 27 Hak Eigendom - Hak Milik : Jangka waktu tidak terbatas - HGB : 20 Tahun - Hak Pakai : selama diperlukan Hak Opstal Hak Guna Bangunan (Sisa jangka waktunya, paling lama 20 tahun) Hak Erfpacht Hak Guna Usaha (Sisa jangka waktunya, paling lama 20 tahun) Hak Gebruik Hak Pakai (Sisa jangka waktunya, paling lama 20 tahun) Hak Sewa (atas Tanah Negara) Hak Pakai (Sisa jangka waktunya, paling lama 20 tahun)
  • 69. KONVERSI TANAH HAK BARAT Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai yang berasal dari konversi tanah hak barat berakhir pada tanggal 23 September 1980 dan sejak tanggal 24 September 1980 menjadi Tanah Negara. Jika bekas pemegang haknya masih memerlukan tanah tersebut dan penggunaan tanahnya sesuai dengan Rencana Tata Ruang di Daerah tersebut serta tidak terkena proyek Pemerintah Pusat/Daerah, pada asasnya dapat diajukan permohonan hak baru sesuai dengan Keppres No. 32 tahun 1979 dan PMDN Nomor 3 Tahun 1979.
  • 70. Konversi Atas Tanah-Tanah Hak Indonesia Konversi hak-hak Indonesia atas tanah, meliputi hak-hak atas tanah yang diatur oleh Hukum Tanah Adat yang tidak tertulis dan Hukum Tanah Adat yang tertulis, yang mencakup seluruh hak-hak atas tanah yang bersumber pada Hukum Tanah Adat Hak-hak Indonesia: - berstatus Hak Milik seperti yang disebutkan dalam pasal II ayat 1 Ketentuan Konversi. - Yang berstatus Hak Pakai seperti yang disebutkan dalam pasal VI Ketentuan Konversi. Termasuk pula Hak Gadai, Hak Usaha Bagi Hasil, Hak Sewa dan Hak Menumpang.
  • 71. Konversi Tanah Hak Indonesia Tidak dibatasi jangka waktu penyelesaian administrasinya, oleh karena itu dapat setiap waktu pemilik tanah meminta sertifikat hak tanahnya (secara suka rela) Diwajibkan oleh peraturan tertulis karena telah terjadi suatu perbuatan hukum atau peristiwa hukum atas bidang tanah yang berstatus Hak Milik (bekas Hak Milik Adat yang belum bersertifikat)
  • 72. Hak Milik Adat dikonversi menjadi Hak Milik 1. Jika pemiliknya pada tanggal 24 September 1960 telah berkewarganegaraan Indonesia tunggal 2. Jika pemiliknya tidak memenuhi syarat sebagai subjek Hak Milik, maka Hak Milik Adat dikonversi menurut peruntukan tanahnya yaitu : a. tanah pertanian dikonversi menjadi HGU dengan jangka waktu 20 Tahun b. tanah non pertanian dikonversi menjadi HGB dengan jangka waktu 20 tahun Berarti haknya sampai dengan tanggal 23 September 1980 dan pada tanggal 24 September 1980 haknya hapus dan menjadi tanah negara. Dengan demikian sejak 24 September 1980 hanya mungkin dikonversi menjadi Hak Milik saja, dan ini berarti harus memenuhi subjek Hak Milik.
  • 73. Hak Milik Adat dikonversi menjadi Hak Milik – Cont’d Konversi bekas Hak Milik Adat harus diikuti pula dengan pendaftarannya sejak berlakunya PP No.10/1961. Sedang peraturan yang mengatur masalah konversi dan pendaftarannya diatur dalam PP No. 10/1961 (pasal 15 – 18), PMPA No. 2/1962 jo. SK PMDN No.27/DDA/1970

Notas do Editor

  1. w
  2. w
  3. w