Dokumen tersebut membahas tentang manajemen perawatan mesin bubut. Mesin bubut terdiri atas 4 bagian utama yaitu headstock, eretan, tailstock, dan bed mesin. Dokumen ini menjelaskan prosedur perawatan rutin dan khusus pada setiap bagiannya, seperti pemeriksaan sabuk gigi, penyetelan roda gigi pengganti, penyetelan eretan, dan pembersihan wiper pads.
"Mengungkap Misteri Kemenangan di Xinslot: Situs Slot Online Gacor"
MESIN BUBUT
1. MANAGEMEN PERAWATAN
MESIN BUBUT
PENYUSUN
NAMA/NIM : EKO KISWOYO/ 9156177
: MARYANTO/ 9156181
JURUSAN : TEKNIK MESIN
SEMESTER : V
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DUTA BANGSA
TAHUN AJARAN 2011/2012
Jl. Raya Industri Tegal Gede N0.11A.Cikarang
2. Perawatan Mesin Bubut
Mesin bubut adalah suatu alat untuk membentuk benda kerja yang umumnya bulat
(bisa juga kotak) yang prinsip utamanya adalah putaran spindle dan terdapat sebuah pahat
(alat potong) sebagai pembentuk benda kerja.
Seperti pada umumnya mesin, maka mesin bubut memerlukan perawatan yang baik,
agar ia dapat selalu siap untuk dioperasikan. Perawatan mesin produksi dilakukan secara
umum dan khusus. Petunjuk perawatan umum pada mesin bubut biasanya telah diberikan
oleh pabrik pembuat mesin, sedangkan perawatan khusus harus dicari berdasarkan
pengalaman dan berdasarkan teori-teori mengenai perbaikan terhadap peralatan atau
mesin.
Mesin bubut adalah mesin presisi dan harus diperlakukan dengan hati-hati.
Pembersihan dan pemeliharaan rutin akan membantu untuk memastikan bahwa mesin
bubut akan mempertahankan umur pelayanannya dan akurasi selama bertahun-tahun.
Pemeliharaan mesin bubut yang memerlukan pembongkaran lebih luas hanya boleh
dilakukan oleh, atau di bawah pengawasan mekanik yang berkualitas.
A.Bagian-Bagian Mesin Bubut
Secara umum mesin bubut terbagi menjadi 4 bagian yaitu :
1. Head stock ( kepala tetap)
Head stock merupakan salah satu bagian mesin bubut yang terdalamnya terdapat
sistem gerakan utama dan pengendali mesin bubut. Didalam headstock terdapat
motor,sistem roda gigi,spindle/ chuck, dan tuas pengendali. Motor merupakan penggerak
utama dari spindle mesin bubut, yang kemudian diteruskan ke dalam sistem roda gigi yang
didalamnya terdapat sistem pengaturan kecepatan putar maupun gerak pemakanan (
feeding).Kecepatan putar dan feeding diatur dengan tuas pengendali yang sudah terdapat
3. skala kecepatanya,sehingga memudahkan untuk menentukan kecepatan putar maupun
feeding.
2. Eretan
Eretan merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai pembawa toolpost
yang didalamnya terdapat pahat atau alat potong. Di dalam eretan juga terdapat tuas
pengendali untuk menjalankan dan menghentikan putaran spindle. Eretan sendiri terbagi
menjadi 2 bagian yaitu eretan memanjang dan eretan melintang yang mengatur gerakan
pahat atau alat potong. Eretan terhubung dengan headstock melalui poros atau shaft , dan
didalam eretan juga terdapat sistem rodagigi untuk meneruskan gerakan putar dari shaft,
sehingga gerakan pemakanan dapat diatur.
3.Tailstock ( Kepala lepas )
Kepala lepas merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi untuk mencekam alat
bantu seperti drillchuck dan livecenter. Kepala lepas dapat diatur maju dan mundur dan
juga terdapat tuas dan juag skala pergerakan. Biasanya tailstock dipakai untuk proses
pengeboran dan alat bantu pencekaman untuk pengerjaan material yang relatif panjang.
4. Bed Mesin
Bed mesin merupakan bagian mesin bubut yang berfungsi sebagai penyangga
eretan dan kepala lepas, dan didalamnya terdapat alur sebagai tempat meluncurnya kepala
lepas dan eretan,sehingga pergerakan keduanya teratur.
B. PerawatanUmum
Untuk menjaga agar mesin tidak cepat rusak diperlukan perawatan dan
pengoperasian yang benar dan seksama.prosedur perawatan mesin bubut ini adalah:
1.Mesin bubut ini tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung
2.Dalam pelaksanaan perawatan seperti pengantian oli pelumasan mesin dan pemberian
grease,diharuskan memakai oli yang dipersyaratkan oleh pabrik pembuat mesin
3.Setelah selesai mengoperasikan mesin,bersihkan bagian-bagian mesin dari beram-beram
hasil pemotongan dan cairan pendingin.
4.Untuk pemasangan benda kerja pada poros utama,tidak diperkenakan memukul benda
kerja secara keras dengan mengunakan palu/hammer
5.Jaga dan perhatikan secara seksama selama pengoperasian mesin,jangan sampai beram-
beram yang halus dank eras terutama beram besi tulang jatuh ke meja mesin dan terbawa
oleh eretan.
6.Setelah selesai mengoperasikan mesin,atur semua handel-handel pada posisi netral dan
mematikan sumber tenaga mesin
4. C. Perawatankhusus
Perawatan khusus ini dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat,berdasarkan
pengalaman dan buku petunjuk perawatan yang diberikan oleh pabrik pembuat mesin.
I. Kepala tetap
Pada mesin bubut Kepala tetap adalah memegang kunci utama pada keberhasilan
pekerjaan mengunakan mesin bubut. Kerusakan yang umum terjadi pada kepala tetap
mesin bubut di antaranya adalah:
1. Putaran poros utama tersendat-sendat
2. Putaran poros utama terlalu berat
3. Suhu atau temperature pada kepala tetap terlalu tinggi
4. Tidak senter
II. Eretan
Kesalahan atau kerusakan yang sering timbul pada eretan adalah sebagai berikut:
1. Eretan sangat berat meluncur pada mesin bubut.penyelesaianya lakukan pemeriksaan
baut-baut penyetel kerapatan eretan,apabila terlalu kuat longarkan baut-baut tersebut.
2. Hasil pekerjaan tidak rata.hal ini terjedi karene adanya ganguan pada pinion gear.usaha
mengetasinya ialah dengan memperbaki gigi pinion atau menganti gigi pinion yang baru
3. Pemakanan pada benda kerjs tidak rata pada waktu langkah otomatis atau penyayatan
otomatis.hal ini disebabkan oleh tidak senternya poros trasportir.
4. Terlalu berat pada waktu pemotongan menyilang.kemungkinan ini disebabkan terlalu
kuatnya pengikat baut untuk pemotonga menyilang.
5. Tidak rata permukaan penyayatan menyilang (facing).hal ini kemungkinan di sebabkan
tidak tepatnya penyetelan baut-baut pengikat poros utuk pemakanan.
6. Teralalu keras gerakan toolpost.hal ini disebabkan oleh gangguan pemasangan pasak.
7. Kedudukan toolpost kurang teliti sehingga pemakanan kurang baik.
8. Pompa pada apron sangat sulit dioprasikan.hal ini disebabkan minyak pelumas yang
sudsh kotor.lakukan pembersian atau pengantian minyak pelumas serta membersihkan
pipa-pipa salurannya.
5. III. Kepala lepas
Kepala lepas mudah bergetar atau tidak setabil selama pelaksanan pembubutan.
Jika hal ini terjadi kemungkinan ialah kurang kuatnya pengikat baut pengikat kepala lepas
dengan meja atau rangka mesin.
Adapun untuk menghindari hal-hal tersebut diatas dapat kita lakukan perawatan
sebagai berikut :
-Van Belt (Tali Kipas)
Sabuk ini menghantarkan daya dari motor ke poros. Untuk menemukan van belt
ini,cukup membuka tutup ruang gigi dan motor pada headstock (Gambar 1) Pastikan bahwa
semua kontrol listrik mati saat melepas tali kipas.
Gambar 1. Ruang Gear pada headstock
6. Gambar 2. Memeriksa ketegangan tali kipas.
Jika Anda melihat bahwa satu atau lebih dari van belt yang tampaknya terlalu lentur
atau retak, ini harus mendapat perhatian atau diganti. Periksa ketegangan vanbelt dengan
menerapkan tekanan jari untuk vanbelt masing-masing pada titik tengah antara dua vully
(Gambar 2). Untuk ketegangan yang benar defleksi(kekenduran) yang diperbolehkan adalah
sekitar 3 / 8 inci (9,2mm) dalam sabuk masing-masing. Jika jumlah defleksi lebih dari 3 / 8
inci di salah satu atau lebih dari sabuk,harus diganti.
-Menyetel Roda Gigi Pengganti
Setelah mengetahui cara menyetel sliding atau pergerakan eretan di Bagian 1,maka
perawatan mesin bubut berkala selanjutnya yang perlu diperhatikan adalah cara menyetel
roda gigi pengganti .
Rangkaian roda gigi pengganti atau changing gear bubut menghubungkan rotasi
spindle dengan poros otomatis pakan dan poros threading (Gambar 1).
7. Gambar 1. Back end gearing (roda gigi pengganti)
Gambar 2. Diagram Gigi Pengganti
Roda gigi pengganti mesin bubut disertakan dengan memungkinkan operator untuk
mendapatkan berbagai pilihan feed, ulir metrikatau ulir per inci. Untuk membuat ulir
tertentu,mungkin operator bubut akan perlu untuk membuat perubahan ke rangkaian gigi
pengganti. . Kebanyakan mesin bubut dilengkapi dengan grafik yang menjelaskan posisi
gear untuk jenis dan jarak ulir tertentu. (Gambar 2).
Ketika gigi yang tepat telah dipilih dan ditetapkan dalam rangkaian gigi, baut
pemasangan atau penjepit harus dikendurkan,kemudian yakinkan kalau gigi bisa ringan
berputar dan memutar gigi yang lain.(Gambar 3). Tidak boleh terlalu menekan atau terkalu
longgar karena akan merusaknya. Untuk menyetelnya bisa ditempatkan kertas tipis
diantaranya.
Gambar 3. Pengaturan backlash dalam rangkaian roda gigi pengganti
8. Roda gigi harus bisa berputar menggilas kertas tipis tersebut. Baut penjepit
kemudian harus diperketat. Lepaskan kertas tipis tersebut. Ruang kosong antara gigi, di
mana kertas tipis tadi ditempatkan, dikenal sebagai backlash,yaitu speling antar roda gigi.
Pada mesin bubut yang dianjurkan adalah antara 0,007 dan 0,011 inci. Jika roda gigi yang
berisik,berarti masih terlalu rapat. Setelah selesai penyetelan tambahkan sedikit pelumas
diantara roda gigi.
-Penyesuaian Gib
Semua mesin bubut presisi menggunakan lintasan geser. Eretan melintang, dan
eretan atas semua bergerak maju mundur sepanjang bantalan yang memiliki penampang
berbentuk ekor burung. Untuk mengimbangi kelonggaran diantara kedua bagiannya,
peralatan mesin ini dilengkapi dengan bagian penyesuaian yang disebut gibs,sebuah pasak
panjang yang memungkinkan Anda untuk menghilangkan ruang yang telah dibuat oleh
keausan antara jalur geser. (Gambar 3).
Gambar 3. Gibs pada eretan melintang mesin bubut(cross slide)
Gambar 4. Sebuah eretan atas memanfaatkan GiB lurus dengan baut penyetel
9. Ada dua jenis gibs, gibs lurus dan meruncing/ gibs tirus. Gibs lurus disetel dengan
sekrup di sepanjang GiB tersebut. Sekrup mendorong GiB dalam untuk menciptakan lebih
banyak kontak dengan agar eretan tidak terlalu longgar (Gambar 4).
Gibs meruncing menggunakan dua sekrup. Sekrup terletak di kedua sisi GiB tirus.
Satu sekrup bertindak sebagai penyesuaian/penyete,l sementara sekrup lainnya bertindak
sebagai mekanisme penguncian. Karena gibs tirus satu ujungnya lebih lebar daripada yang
lain, mereka meluncur kedalam atau keluar, menciptakan kontak lebih atau kurang antara
mekanisme geser (Gambar 5).
Gambar 5. Gib tirus dengan baut pengunci dan penyetelnya
-Menyetel Eretan Melintang
Untuk mengetahui kelonggaran eretan,bisa dengan menggoyangkan bagian atasnya
atau dengan memutar handelnya maju mundur sambil menahan bagian atas eretan. Jika
terasa longgar lakukan hal berikut.
Gambar 6. Baut penyetel di Depan
Pertama melonggarkan sekrup GiB yang sama di muka dan belakang eretan
melintang (Gambar 6a), kemudian kembali mengencangkan sekrup depan untuk
10. menyesuaikan GiB di posisi baru lalu mengencangkan atau memberi tahanan dengan baut
di bagian belakang agar memperoleh toleransi gesekan yang cukup.
Setelah penyesuaian selesai,gerakkan eretan melintang ke seluruh lintasannya
untuk memastikan kelancaran gerakannya.
Gambar 6a. Baut di bagian Belakang
-Penyetelan Eretan Atas
Jika eretan atas juga menggunakan gib tirus maka hal yang sama juga kita lakukan
untuk menyetelnya,sama seperti diatas. namun jika menggunakan gib lurus,maka kita harus
menyetel baut-baut pengunci disebelahnya,seperti gambar 4.
Gambar 7. Baut gib eretan atas
-Wiper Pads
Perawatan kali ini kelihatan sepele dari yang kita bahas sebelumnya,baik
tentangkekencangan v-belt, kelonggaran gerak eretan atau pun penyesuaian celah roda
11. gigi. Hal ini dikarenakan efek dari perawatan yang akan kita bicarakan ini tidak terasa
segera,tapi setelah kurun waktu tertentu.
Kebanyakan mesin bubut dilengkapi dengan bantalan penghapus kotoran di bagian
yang bersentuhan dengan bed. (Gambar 1). Bantalan ini biasanya terbuat dari karet yang
akan menampung minyak pelumas.
Wiper dirancang untuk mencegah chip kecil (bram/tatal) dan kotoran antara slide dan
lintasan bed. Wiper menahan partikel halus dari kotoran sebelum mereka mendapatkan
ruang diantara dua permukaan geser. Wiper sesekali harus dihapus, dibersihkan, dan diisi
dengan minyak secara teratur. Anda tidak harus menggunakan udara bertekanan
kompressor untuk membersihkan mesin bubut. Kompresi udara akan mendorong partikel
halus terjebak dalam wiper antara permukaan yang bersentuhan dengan bed, menyebabkan
keausan dini pada permukaan presisi.
Gambar 1. Wiper Pads
-Mengatur Clamp Tailstock
Posisi tuas pengunci penjepit bed pada tailstock harus disesuaikan dan harus
ditempatkan sebelum pusat mati atas atau tidak sampai posisi 90 derajat. (Gambar 2) Hal ini
dimaksudkan agar mendapatkan jepitan yang lebih kuat.
Gambar 2. Posisi tuas pengunci penjepit bed pada tailstock
12. Gambar 3. Penyesuaian Baut pengunci Tailstock
Tuas ini disesuaikan dengan baut mengunci yang terletak di bagian bawah plat tailstock
yang menjepitnya dengan bed (Gambar 3). Putar baut searah jarum jam untuk
meningkatkan kekuatan penjepit. Bubut juga dapat dilengkapi dengan baut tambahan pada
tailstock tersebut. Baut ini digunakan untuk memberikan tindakan penjepit tambahan bila
diperlukan,misalnya bila menggunakan tailstock untuk proses masal dengan ukuran yang
sama,sehingga tidak perlu mengencangkan tuas berulang kali,karena posisinya telah
dimatikan oleh baut ini untuk sementara.
-pelumas mesin bubut
Perawatan yang hati-hati dan benar sesuai dengan petunjuk yang diberikan oleh
pabrik pembuat mesin akan dapat menambah umur produktifitas mesin dan akan
meningkatkan produktifitas serta efisiensi mesin.pelumasan harus sesuai dengan petunjuk
yang diberikan baik mengenai cara pelumasan,waktu pelumasan dan jenis minyak pelumas
yang digunakan.
Untuk perawatan mesin-mesin perkakas yang presisi dan dioperasikan dengan
secara terus menerus pelumasan harus dilakukan secara teratur dan kunatitasnya
diperbanyak.juga mesin-mesin yang dioperasikan kadang-kadang melebihi kemampuanya
harus dilakukan perawatan yang lebih intensif dan diperiksa secara
berkesinambungan.untuk jenis pekerjaan yang dilakukan oleh mesin tersebut maka
pelumasan menjadi hal yang sangat penting dan sangat utama.
Pengantian oli pelumas mesin tidak dapat dipastikan sama untuk semua mesin
Karena tergantuk dari jenis mesin,beban kerjanya,jenis bahan pembuat mesin dan faktor
lainya.Untuk mesin bubut disarankan sebagai berikut:
13. a. Untuk mesin baru dilakukan pengantian oli setelah mesin beroperasi selama 500 jam
kerja,
b. Untuk mesin-mesin yang sudah lama dioperasikan pengantian oli pelumas mesin setelah
mesin bekerja selama 10 bulan operasi
D.Jadwal Perawatan Mesin
Macam perawatan yang direncanakan menurut jadwal periode perawatan preventive
diklasifikasikan sebagai berikut :
Inspeksi I
Reparasi kecil K
Reparasi medium M
Bongkar total B
Repair
Complexity
Siklus I K M
Periode antara dua
masa (bulan)
Periode antara
B ke B (tahun)
0 s/d 30
B-I1-K1-I2-
K2-I3-M1-I4-
K3-I5-K4-I6-
M2-I7-K5-I8-
K6-I9-B1 …
9 6 2 6 9
Periode antara dua masa perawatan dalam bulan adalah jarak antara B ke I1, atau
dari I1 ke K1, atau dari K1 ke I2 dan seterusnya sampai I9 ke B1.
Periode antara dua masa bongkar total adalah jarak antara B ke B1 yang pada siklus
ini berjumlah 18 kali berarti apabila priode antara dua masa perawatan mesin adalah 6 bulan
berarti periode antara B ke B1 adalah 18 x 6 bulan = 9 tahun.
Periode antara dua masa perawatan dan priode antara bongkar total dapat berubah
untuk tipe produksi yang berbeda, seperti :
a) Tipe produksi (masal/berantai/satuan)
b) Jenis material yang dikerjakan (baja/besi tuang/almunium/perunggu)
c) Shift atau giliran kerja per hari.
d) Memakai pendingin alat potong atau tidak.
Perencanaan penjadwalan disusun dengan bertitik tolak dari perencanaan operasi
perusahaan secara keseluruhan, sebelum menetapkan rencana harus dilakukan analisis
terlebih dahulu untuk menetapkan sampai sejauh mana posisi kita sekarang. Faktor-faktor
14. yang. harus diperhatikan dalam mempertimbangkan untuk untuk menetapkan jadwal
perawatan mesin adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kerumitan perawatan
b) Jadwal perkiraan waktu produksi
c) Tingkat perawatan yang harus dilaksanakan
d) Kartu riwayat mesin
e) Kernampuan personil pelaksana peawatan mesin
Mesin-mesin yang mempunyai tingkat kerumitan perawatan yang sama, harus dibagi
merata selarna setahun, untuk menghindari beban kerja perawatan yang tidak merata.
Jumlah jam kerja orang, (man hour) setiap bulannya harus seimbang, dan sesuai
dengan.waktu kerja dari perusahaan secara keseluruhan sehingga tidak terjadi kelebihan
waktu kerja (over time) yang seharusnya tidak usah terjadi.
Jadwal perawatan mesin harus dibagi menjadi jadwal perawatan mesin jangka
pendek, jangka menengah dan jadwal perawatan mesin jangka panjang.
Jadwal perawatan mesin jangka pendek adalah jadwal perawatan mesin harian yang
berupa pelumasan pada waktu-mesin dan peluman mesin pada waktu mesin selesai
dipakai.
Perawatan ini dapat dilaksanakan oleh operator dari mesin vang bersangkutan.
Petunjuk-petunjuk tentang perawatan ini harus dijelaskan dengan baik sehingga tidak terjadi
kesalahan pernberian pelumas. Simbol-simbol pelumasan harus ditempelkan didekat mesin
tersebut.
Untuk mesin-mesin dengan pelumasan otomatis atau dengan pelumasan sentral,
harus diberikan petunjuk untuk melaksanakan pelumasan tersebut.
Jadwal perawatan mesin jangka sedang adalah perawatan mesin bulanan yang
disusun dari jadwal perawatan mesin tahunan yang dalarn penyuunannya harus disesuaikan
dengan jadwal operasi produksi pada bulan yang bersangkutan, sehingga tidak terjadi
bentrokan.
Jadwal perawatan bulanan merencanakan kapan ; berapa lama dan berapa hari
perawatan tersebut akan dilaksanakan sehingga jam kerja orang (man hour) untuk kegfatan
perawatan tersebut dapat direncanakan. Jadwal perawatan mesin jangka sedang juga
berupa perneriksaan kualitas dan tingkat pelumasan seluruh mesin yang berupa
penambahan, perbaikan dan pemeriksaan tingkat pelumasan dan kebersihan peluncur-
peluncur.
15. c. Pemilihan Kebijakan Sistem Perawatan
Dalam memilih antara Kebijakan Repair dan Kebijakan sebaiknya ditentukan tempatnya,
apakah Preventive Maintenance, dapat dilakukan perhitungan dengan menggunakan
metode-metode yang telah ada dengan tujuan untuk mencari Biaya Total Maintenance
(Total Maintenance Cost, TMC) yang terendah. Metode tersebut antara lain:
Metode kebijakan repair (repair policy)dapat dicari dengan menggunakan rumus di
bawah ini:
TMC (repair policy) = TCr
TCr = B x Cr