SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 107
SISTEM HUKUM INDONESIA
DOSEN : HADI TUASIKAL, SH, MH
FAKULTAS : FISIP.ADMINISTRASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SORONG 2015
SISTEM HUKUM DI DUNIA
 Pada dasarnya system hukum yang ada di dunia ini
sangat beragam macamnya, setiap system hukum
memiliki karakter khas dan penganutnya, ada system
hukum adat ada system hukum agama,
 ada sistem hukum civil law dan system hukum
common law. Namun pada kesempatan ini hanya akan
dibahas secara singkat 3 sistem hukum yang banyak
dianut oleh Negara-negara di dunia. System hukum
tersebut adalah civil law, common law, dan hukum
islam.
Civil Law
 Civil law adalah system hukum yang banyak dianut
oleh Negara-negara Eropa Kontinental yang
didasarkan pada hukum Romawi.
 Disebut demikian karena hukum Romawi pada
mulanya bersumber pada karya agung Kaisar
Iustinianus Corpus Iuris Civilis, karena banyak dianut
Negara Eropa Kontinental, Civil law sering dinamakan
system continental. Negara – Negara bekas jajahan
Negara-negara Eropa Kontinental juga menganut
system Civil law.
System Civil law memiliki 3
karateristik, yaitu
1. Adanya kodifikasi;
2. Hakim tidak terikat kepada presiden sehingga undang –
undang menjadi sumber hukum yang terutama;
3. System peradilan bersifat inkuisitorial. Inkuisitorial
maksudnya, bahwa dalam system itu, hakim mempunyai
peranan yang besar dalam mengarahkan dan memutuskan
perkara.
 Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam
menilai alat bukti. Hakim di dalam civil law berusaha
mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang
dihadapinya sejak awal.
 Dalam system civil law, yuisprudensi bukanlah sumber
hukum utama, hal ini didasari pandangan bahwa
 yurisprudensi atau putusan-putusan hakim pengadilan
sifatnya konkrit dan hanya mengikat pihak – pihak yang
bersengketa saja. Bukankah aturan hukum harus bersifat
umum dan abstrak?
 Dapatkah putusan hakim pengadilan yang bersifat konkrit
dan hanya mengikat para pihak dijadikan sebagai sumber
hukum?. Selain itu, di Negara-negara civil law,
yurisprudensi rawan untuk dimodifikasi dan dianulir
setiap saat. Di Negara – Negara civil law, yurisprudensi
bukanlah sebuah hal yang sangat mengikat. Ketika ada
putusan hakim pengadilan sebelumnya yang dipakai
untuk memutuskan kasus
 dikemudian hari maka hal itu bukanlah
karena putusan hakim sebelumnya
mempunyai kekuatan mengikat, melainkan
karena hakim yang kemudian menganggap
bahwa putusan sebelumnya itu memang
dianggap tepat dan layak untuk diteladani.
 Namun demikian yurisprudensi mempunyai
peranan penting dalam pengembangan
hukum dan hal semacam itu tidak dapat
dibantah oleh Negara-negara penganut
system Civil Law.
Common Law
 Berikutnya adalah system hukum Common Law,
adalah system system hukum yang dianut oleh
suku-suku anglika dan saksa yang mendiami
sebagian besar inggris sehingga disebut juga
system Anglo-Saxon.
 Negara-negara bekas jajahan inggris menganut
system common law, akan tetapi Amerika Serikat
sebagai bekas jajahan inggris mengembangkan
system yang berbeda dari yang berlakudi inggris
meskipun masih dalam kerangka system
Common Law.
 Perkembangan politik, ekonomi, dan
teknologi Amerika Serikat yang lebih pesat
dari pada yang terjadi di inggris,
menyebabkan Amerika Serikat banyak
bertransaksi dengan Negara lain.
 Hal ini berimplikasi pada banyaknya hukum
Amerika Serikat yang dijadikan acuan atau
landasan transaksi yang bersifat
internasional. Oleh karena itulah system
Common Law pada saat ini lazim disebut
sebagai system Anglo-American.
 System Common Law sangat berkembang di inggris
terutama melalui pengadilan kerajaan yang dibentuk semasa
Raja William dan pengganti-penggantinya berkuasa. Di
wilayah jajahan inggris, pengadilan kerajaan sangat kuat
yang membawahi
 pengadilan – pengadilan local dan hanya sedikit menangani
masalah – masalah kaum ningrat sedangkan dilain pihak
pengadilan rakyat yang lama tidak lagi digunakan. Hukum
yang dikembangkan oleh pengadilan kerajaan secara cepat
menjadi suatu hukum yang umum (Common) bagi semua
orang di seantero negeri.
Itulah sebabnya system hukum inggris disebut
system Common Law.
 Perlu juga untuk diungkapkan disini, bahwa sebernya Amerika
Serikat merupakan bekas jajahan Inggris, akan tetapi dalam
perjalanan kehidupan bernegara, Amerika Serikat
mengembangkan sendiri system hukum maupun substansi
hukumnya.
 Salah satu perbedaan mencolok diantara keduanya adalah
bahwa Amerika Serikat memiliki konstitusi tertulis sebagai
hukum tertinggi di Amerika Serikat
 . Inggris tidak mengenal suatu konstitusi tertulis, praktek
ketatanegaraan inggris didasarkan atas Convention (praktik
ketatanegaraan yang dijalankan berdasarkan kebiasan-
kebiasaan).
 Selain itu Amerika Serikat lebih mengembangkan kodifikasi
baik untuk Negara bagian maupun Negara federal daripada
inggris. Hal itu disebabkan luas dan populasi Amerika Serikat
jauh lebih besar dari pada inggris.
A. SISTEM HUKUM SEBAGAI BAGIAN DARI
SISTEM NORMA
Sistem norma yang berlaku bagi manusia
sekurang – kurangnya terdiri atas 4 unsur norma,
yakni norma moral, norma agama, norma etikan
atau norma sopan santun serta norma hukum.
Keempat norma kehidupan tersebut berjalan
secara sistemik, simultan, dan komplementer bagi
manusia
Norma moral adalah sistem aturan yang
berlaku bagi manusia yang bersumber dari setiap
hati manusia atau yang sering disebut juga dengan
hati nurani yang bekerja atas dasar kesadaran setiap
manusia terhadap sekelilingnya ( consciousness ).
Artinya, setiap manusia dikaruniai Tuhan Yang
Maha Esa sebuah organ yang mampu menjadi
neraca pertimbangan yang setiap saat memberi
pertimbangan atas apa yang diperbuat. Jika seorang
manusia berbuat salah.
Norma agama adalah sistem aturan yang
diperbolehkan manusia berdasarkan ajaeran agama yang
dianutnya. Sumber agama berasal dari ajaran Tuhan yang
diperbolehkan atau yang diturunkan dan disebarluaskan
melalui para nabi dan rasulnya. Alat pengontrol sistem norma
agama adalah janji serta sanksi Tuhan Yang Maha Esa berupa
pahala bagi manusia yang melaksanakan ajarannya dan dosa
bagi manusia yang ingkar terhadap ajaran agamanya. Seperti
halnya norma moral, maka norma agama juga bersifat otonom
yang bekerja secara mandiri pada setiap manusia sebagai
pemeluk agama.
Norma etika atau norma sopan santun adalah sistem
aturan hidup manusia yang bersumber dari kesepakatan –
kesepakatan ( konsensur ) yang diciptakan oleh dan dalam
suatu komunitas masyarakat pada suatu wilayah tertentu.
Norma hukum adalah sistem aturan
yang diciptakan oleh lembaga
kenegaraan yang ditunjuk melalui
mekanisme tertentu. Artinya , hukum
diciptakan dan diberlakukan oleh instuti
yang memang memiliki kompetensi atau
kewenangan dalam membentuk dan
memberlakukan hukum, yaitu badan
legislative.Norma hukum memuat sanksi
yang tegas dan akan segera dijatuhkan
apabila dilanggar
Sanksi atau ancaman hukuman yang
dijatuhkan bisa berupa paksaan badan atau
penjara yang bervariasi sejak dari hukuman
kurungan , penjara sampai dengan hukuman mati,
atau berupa denda dan sitaan atas benda yang
berkaitan yang berkaitan dengan pelanggaran
yang dilakukan.
B. HUKUM INDONESIA SEBAGAI SISTEM NORMA YANG
BERLAKU DI INDONESIA
Istilah Hukum Indonesia sering digunakan dalam
kehidupan sehari – hari untuk menunjuk pada sistem norma
yang berlaku dan atau diberlakukan di Indonesia. Hukum
Indonesia adalah hukum, sistem norma atau sistem aturan yang
berlaku di Indonesia.
Dengan kata lain yang juga popular digunakan, Hukum
Indonesia adalah hukum positif Indonesia, semua hukum yang
dipositifkan atau yang sedang berlaku di Indonesia.
Membicarakan sistem Hukum Indonesia berarti
membahas hukum secara sistemik yang berlaku di Indonesia.
Secara sistemik berarti hukum dilihat sebagai suatu kesatuan,
yang unsur – unsur, sub – subsistem atau elemen – elemennya
saling berkaitan, saling pengaruh memengaruhi, serta saling
memperkuat atau memperlemah antara satu dengan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan
C. SUMBER HUKUM INDONESIA
Sumber Hukum Indonesia adalah segala sesuatu yang
memiliki sifat normatif yang dapat dijadikan tempat berpijak bagi
dan atau tempat memperoleh informasi tentang sistem hukum
yang berlaku di Indonesia. Sumber hukum Indonesia adalah :
1. Pancasila
Sudah menjadi ketentuan ketatanegaraan sebagai suatu
kesepakatan serta doktrin kenegaraan, bahwa Pancasila adalah
pandangan hidup, ideology bangsa Indonesia serta “ sumber
segala sumber hukum “ Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila
adalah pandangan hidup,
-. kesadaran dan cita – cita moral yang meliputi suasana
kejiwaan dan watak dari rakyat Negara yang bersangkutan serta
menjadi tempat berpijak atau
-. bersandar bagi setiap persoalan hukum yang ada atau yang
muncul di Indonesia, tempat menguji keabsahan baik dari sisi
filosofis maupun yuridis.
KD
UUD
Undang-
Undang
Peraturan
Ketetapan
General Norma
Kaidah Dasar Rechis
Orde (Tertib
Hukum
Individual Norma
(Aturan
Perorangan)
Pancasila
UUD 1945 Pasal 33 (3)
UUPA No. 5/1960
Pasal 1 ayat 1 tentang
Pendaftaran Tanah PP
No. 10/161 Pelaks-Nya
Penertiban
Sertifikat Tanah
2. Undang – Undang Dasar 1945
Undang – Undang Dasar 1945 merupakan
perwujudan dari tujuan Proklamasi
Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus yang
terdiri atas Pembukaan dan Batang Tubuh
Undang – Undang Dasar 1945.
a. Pembukaan UUD 1945
Pokok – pokok pikiran yang terkandung
dalam pembukaan UUD 1945
Pembukaan UUD 1945 merupakan
Renuangan jiwa Proklamasi Kemerdekaan
RI 17 Agustus 1945, yakni Pancasila,
sesuai dengan penjelasan resmi (
autentik)- nya.
b. Hubungan antara Pembukaan dengan
Batang Tubuh UUD 1945
PEMBUKAAN Undang – Undang
Dasar 1945 mempunyai fungsih atau
hubungan langsung dengan Batang
Tubuh Undang – Undang Dasar 1945,
oleh pembukaan UUD 1945
mengandung pokok – pokok pikiran yang
kemudian dijabarkan secara operasional
dalam pasal – pasal yang tercantum
dalam Undang – Undang Dasar 1945.
b. Batang Tubuh UUD 1945
Undang – Undang Dasar Repubik Indonesia
1945 yang terdiri atas 37 pasal, di tambah
dengan 4 pasal peralihan dan 2 pasal
tambahan, berisi materi yang pada dasarnya
dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ) bagian,
yaitu :
a. Pasal – Pasal yang berisi materi pengaturan
sistem pemerintahan Negara.
b. Pasal – Pasal yang berisi materi hubungan
Negara dengan warna Negara dan
penduduknya..
Dari penjelasan dan Batang Tubuh Undang –
Undang Dasar 1945 di atas, setidaknya ada 3 (
tiga ) masalah penting dalam kehidupan
bernegara, yaitu :
1. Sistem Pemerintahan dan Kenegaraan
Berdasarkan butir pikiran yang terkandung
dalam pasal – pasal yang ada dalam Undang
– Undang Dasar 1945.
2. Kelembagaan atau Instansi Negara
Perkembangan terakhir tentang pemerintah
daerah adalah dengan digulirkannya otonomi
daerah yang ditandai oleh berlakunya
-. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah, yang pada
prinsipnya memberi ruang otonomi daerah
secra leluasa. Pada tataran praktis, proses
otonomi daerah pada saat ini sedang
-. berlangsung yang ditandai oleh menguatnya
peranan daerah.undang – undang 32 Tahun
2004.ubah dengan uu 33 tahun 2004, sebagai
penggantiang dari undang – undang yang lama.
3. Hubungan antara Negara dengan warga Negara,
penduduk atau masyarakat.
a. Ketentuan tentang warga Negara
b. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan
pemerintahan.
c. Hak rakyat Indonesia atas pekerjaan dan penghidupan
yang layah.
d. Hak atas kemerdekaan atau kebebasan berkumpul dan
berserikat.
e. Kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk agama.
f. Hak dan kewajiban untuk pembelaan Negara
g. Hak untuk memperoleh penjaran ( pendidikan )
h. Kebudayaan Nasional Indonesia
i. Hak Asasi Manusia dan perkembangannya Indonesia
j. Amandemen Undang – Undang Dasar 1945 yang
berkaitan dengan masalah Hak Asasi Manusia, yang
semula tercantum secara berturut – turut dalam Pasal
27 dan, pasal 28 setelah dilakukan amandemen.
3. Undang – Undang
Secara yuridis ( dalam perspektif hukum )
undang – undang memiliki dua makna, yakni :
a. Undang – undang secara formal adalah
setiap bentuk peraturan perundangan yang
diciptakan oleh lembaga yang berkompeten
dalam perbuatan undang – undang .
b. Undang – undang secara material adalah
setiap produk hukum memiliki fungsih
regulasi ( peraturan ), yang bersumberkan
seluruh dimensi kehidupan manusia.
3. Traktat atau Treary
Traktat atau treaty adalah produk hukum
yang diciptakan dalam konteks hubungan
antar Negara. Oleh karena itu traktat bias
berupa :
a. Traktat bilateral yang diciptakan oleh
dan melibatkan dua Negara.
b. Traktat multilateral, yaitu perjanjian
antarnegara yang melibatkan lebih dari
dua Negara.
Traktat menjadi sangat penting sebagai
sumber hukum, karena traktat merupakan
refensi bagi ilmu hukum dan
DOKTRIN ATAU PENDAPAT
PARA AHLI HUKUM
 Merupakan sumber hukum yang sangat
penting bagi ilmu hukum dan
perkembagangya
 Kemajuan pemikiran tentang hukum
sangat tergantung antara lain kepada
pendapat yang dikemukakan para ahli
hukum untuk menyakapi fenomonan yang
terjadi setiap waktu.
BAB II
SISTEM HUKUM INDONESIA
Sistem hukum Indonesia sebagai sebuah sistem
aturan yang berlaku di Negara Indonesia adalah sistem
aturan yang sedemikian rumit dan luas,
yang terdiri atas unsur – unsur hukum, di mana di antara
unsur hukum yang satu dengan yang lain saling bertentang
saling pengaruh memengaruhi serta saling mengisi.
Oleh karenanya membicarakan satu bidang atau unsur
atau subsistem hukum yang berlaku d Indonesia tidak bisa
dipisahkan dari yang lain,
sehingga mirip dengan tubuh manusia, unsur hukum
bagaikan organ yang keberadaannya tidak bisa dipisahkan dri
organ yang lain.
A. HUKUM KEPIDANAAN
Hukum kepidanaan adalah sistem
aturan yang mengatur semua perbuatan
yang tidak boleh dilakukan ( yang
dilarang untuk dilakukan ) oleh setiap
warga Negara Indonesua disertai sanksi
yang tegas bagi setiap pelanggaran
aturan pidana tersebut serta tata cara
yang harus dilalui bagi para pihak yang
berkompenen dalam penegakannya.
1. Hak Asasi Manusia ( HAM ), yaitu
seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Ynag Maha Esa dab merupakan
anugrahnya yang wajib di hormati, di
junjung tinggi dan dilindungi oleh Negara
hukum, pemerintah dan setiap orang demi
kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
2. Kepentingan masyarakat umum atau
kepentingan sosial, yaitu kepentingan yang
lazim terjadi dalam perspektif pergaulan hidup
antar manusia sebagai insane yang merdeka
dan dilindungi oleh norma – norma moral,
agama, sosial ( norma etika ) serta hukum.
3. Kepentingan pemerintahan dan Negara , yaitu
kepentingan yang muncul dan berkembang
dalam rangka penyelenggaraan kehidupan
pemerintahan serta kehidupan bernegara demi
tegak dan berwirabawa Negara Indonesia,
baik bagi rakyat Indonesia maupun dalam
pergaulan dunia
a. Hukum pidana militer yang aturan umumnya
ada di dalam Kitab Undang – Undang hukum
pidana Tentara ( KHUPT ). Dari namanya bisa
dipahami bahwa hukum pidana ini berlaku
dikalangan militer Indonesia.
b. Hukum pidana ekonomi, yaitu hukum pidana
yang berlaku pada bidang perekonomian
Indonesia, yaitu semua kegiataan yang
mengakibatkan kerugian atau kelemahan
perekonomian Negara.
c. Hukum Pidana Polotik yaitu hukum pidana
yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kehidupan bernegara.
B. Hukum Pidana
Hukum Pidana sebagai suatu lapangan
hukum, juga dipelajari oleh ilmu pengetahuan
atau dijadikan obyek dari suatu ilmu
pengetahuan; yaitu yang disebut Ilmu Hukum
Pidana. Jadi Ilmu Hukum Pidana adalah ilmu
mengenai suatu bagian khusus dari hukum,
yaitu “ hukum pidana
1. Criminal biology; yang menyelidiki dalam diri
orang itu sendiri akan sebab-sebab dari
perbuatannya baik jasmani maupun rokhaninya.
2. Criminal sociology; yang menyelidiki sebab-sebab
itu dalam lingkungan masyarakat di mana
penjahat itu berada.
3. Criminal policy; yang mencari tindakan-tindakan
apa yang di sekitarnya harus dijalankan supaya
penjahat itu menjadi baik kembali atau supaya
orang lain berbuat demikian.
C. Macam-macam Hukum Pidana
Ada beberapa macam Hukum Pidana, yaitu:
1. Hukum Pidana Umum
Disebut Hukum Pidana Umum, karena
berlaku untuk umum; sering disebut
dengan istilah “Hukum Pidana Sipil”.
Berlaku umum sebab disamping berlaku
untuk orang-orang sipil,
2. Hukum Pidana Militair
Merupakan aturan Hukum Pidana Khusus sebab
Hukum Pidana ini hanya berlaku khusus bagi
anggota-anggota Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia.
3. Hukum Pidana Fiskal
Berupa aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan pidana
yang tersebut dalam per-undang-undangan mengenai
penghasilan dan persewaan Negara. Hukum Pidana
Fiskal mempunyai cara atau sistem tersendiri yang
berlainan dengan Hukum Pidana umum.
D. Perbuatan Pidana
Perbuatan pidana, disebut juga “delik” ialah
perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan
diancam dengan pidana. Tetapi untuk menentukan
suatu perbuatan itu merupakan perbuatan pidana
atau bukan, harus ada dasarnya. Dasar mana
ialah yang dikenal sebagai asas legalitas
(principle of legality) yaitu asas yang menentukan
bahwa :
“tidak ada perbuatan yang dilarang dan
diancam dengan pidana, jika tidak ditentukan
terlebih dahulu dalam perundang-undangan – (Ps.
1 ayat 1 KUHPid,) biasanya ini dikenal dalam
bahasa latin sebagai nullum delictum nulla poena
sine proevia lege”.
Rumusan tersebut berasal dari seorang sarjana
Jerman yaitu Anselen von Feuerbach. Dengan demikian
untuk menentukan perbuatan pidana pada seseorang;
pertama-tama harus ada suatu perbuatan yang dilarang
oleh suatu undang-undang, sedang perbuatan itu
dilakukan dengan cara dan dalam keadaan seperti yang
diuraikan dalam suatu pasal undang-undang tersebut.
Contoh:
 Pencurian :
Harus ada perbuatan yang berupa “ mengambil barang
yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, untuk
dimiliki sendiri” (pasal 362 KUHPid.).
 Pembunuhan :
Harus ada suatu perbuatan yang berupa “merampas
jiwa orang lain” (pasal 338 KUHPid.).
E. Sistem Pidana menurut KUHPid.
Menurut pasal 10 KUHPid. Perihal pidana
terdiri;
A. Pidana pokok,
1. Pidana mati
2. Pidana penjara
3. Pidanan kurungan
4. Pidana denda
B. Pidana tambahan,
1. Pencabutan hak-hak tertentu
2. Perampasan barang-barang tertentu
3. Pengumuman putusan hakim.
ad. A. Pidana Pokok
pidana pokok dapat dijatuhkan bersama-sama dengan
pidana tambahan, dari dapat juga dijatuhkan sendiri. Tetapi
antara pidana pokok tidak dapat dijatuhkan bersama,
sebab sistem pidana menurut KUHPid. Menganut suatu
asas: “bahwa tidak ada penggabungan dari pidana pkok”.
Asas lain yang dianut oleh KUHPid. Ialah: untuk masing-
masing perbuatan pidana ditetapkan sendiri-sendiri pidana
yang setinggi-tingginya dapat di jatuhkan (maximum
khusus), misalnya untuk kejahatan “pencurian” dalam
bentuknya yang paling sederhana (pasal 362 KUHPid.)
diancamkan pidana penjara setinggi-tingginya 5 tahun
untuk “ penggelapan “ diancamkan pidana penjara
setinggi-tingginya 4 tahun ( pasal 372 KUHPid. ) dan
seterusnya
1. Memerintahkan, bahwa anak yang bersalah
akan dikembalikan kepada orang tua, wali
atau orang yang memeliharanya dengan
tidak dijatuhi sesuatu pidana.
2. Memerintahkan bahwa yang bersalah akan
diserahkan kepada pemerintah dengan tidak
di jatuhi sesuatu pidana.
3. Memidana anak yang bersalah.
Prinsip-prinsip hukum pidana yang menjadi
pekdoman, baik dalam menyusun pidana yang
menjadi pedoman, baik dalam menyusun
peraturan perundangan maupun digunakan
dalam penegakan hukum, antara lain.
1) Prinsip hukum pidana berdasarkan tempat,
yang lebih dikenal dengan prinsip territorial,
yakni bahawa berlakunya hukum pidana
dibatasi oleh wilayah kedaulatan suatu
Negara.
a) Prinsip Universal
b) Prinsip Nasionalitas Aktif
c) Prinsip Nasionalitas Pasif
2) Prinsip hukum pidana berdasarkan
orang atau lazim disebut Prinsip
Personal, yakni bahwa hukum pidana
berlaku bagi orang perorang. Artinya
bekerjanya hukum pidana adalah
berdasarkan perorangan.
a) Tidak dipidana seseorang tanpa
kesalahan.
b) Alasan pembenar
c) Alsan pemaaf
d) Alasan penghapus hukuman
e) Ne Bis in Idem
3) Prinsip hukum pidana berdasrkan waktu, yang sering
sebagai Prinsip atau Asas Legalitas, yang bermakna
bahwa tidak satu pun perbuatan dapat dipidana
kecuali telah diatur sebelumnya. Prinsip hukum ini
tersirat dalam Pasal 1 Ayat 1 Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana (KUHP).
a) ‘Nullum Delictum Noela Lege Praevia, artinya ‘
tiada pidana dapat dijatuhkan tampa didahulukan
tampa adanya peraturan yang memuat sanksi
pidana terlebih dahulu ‘.
b) Undang-undang tidak berlaku surut. Makna dari
prinsip tersebut adalah bahwa undang-undang
tidak menjangkau peristiwa atau perbuatan yang
dilakukan oleh orang yang terjadi pda masa
sebelum.
c) ‘Lex temporis delicti’ atau undang-undang terhadap
delik yang terjadi pada saat itu
F. Hukum Acara Pidana
Hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur tata cara
menegakkkan hukum pidana material.
Sumber hukum acara pidana yang berlaku bagi Indonsia, antara
lain:
a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-
Umdang Hukum Acara Pidana (KUHP);
b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pokok-Pokok
Kepolisian;
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Pokok Kejaksaan;
d. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok
Kekuasaan Kehakiman yang telah mengalami perubahan melalui
Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;
e. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah
Agung;
f. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
Prinsip-prinsip hukum acara pidana yang tercantum dalam KUHP
dan harus menjadi acuan dalam pelaksanaan serta penegakan
hukum pidana antara lain:
a. Prinsip peradilan berdasarkan ‘Demi Keadilan berdasarkan Ke-
Tuhan-an Yang Maha Esa’. Sebagaimana tertera adalam Pasal
29 UUD Nomr Tahun 1981 dan merupakan amanat Pasal 29
UUD 1945.
b. Prinsip ‘Larangan campur tangan pihak luar (pihak lain diluar
kekuasaan kehakiman) terhadap dan dalam urusan peradilan’.
c. Prinsip ‘Kesamaan di muka hukum
d. Prinsip ‘Pemeriksaan berdasarkan majelis hakim’.
e. Prinsip ‘Praduga tak bersalah’.
f. Prinsip ‘Pemberian bantuan hukum sebagai salah satu hak
asasi manusia
G. HUKUM KEPERDATAAN
Hukum keperdataan adalah sistem
aturan yang mengatur tentang berbagai
hubungan manusia konteks kedudukannya
sebagai individu terhadap individu yang lain.
1. Hukum Perdata
Hukum perdata adalah hukum atau
sistem aturan yang mengatur tentang
hak dan kewajiban orang dan badan
hukum sebagai dari konsep subjek
hukum yang satu terhadap yang lain
baik dalam hubungan keluarga maupun
dalam hubungan masyarakat, yakni
hubungan perdata tertulis
Sistematika hukum perdata tertulis berdasarkan
konsep ilmu pengetahuan hukum adalah sistematika
yang didesain berdasarkan siklus manusia.
Meninggalkan harta warisan kepada generasi
berikutnya yang terdiri atas 4 bagian, yaitu:
a) Hukum Perorangan
b) Hukum Keluarga
c) Hukum Harta Kekayaan
d) Hukum Waris
Sistematika hukum perdata tertulis yang digunakan oleh para
penggegas (konseptor) KUH Perdata, yaitu sebagai berikut:
a) Buku Pertama berisi tentang Orang, yang isinya tentang
kedudukan hukum perorangan dan hukum keluarga;
b) Buku Kedua berisi tentang Benda, yang berisi tentang
hukum harta kekayaan dan hukum waris;
c) Buku Ketiga berisi tentang Perikatan, yang berisi perikatan
yang lahir dari undang-undang dan dari persetujuan atau
perejanjian;
d) Buku Keempat yang berisi tentang Pembuktian dan
Daluwarsa, yang berisikan tentang alat-alat bukti yang bisa
digunakan atau dihadirkan jika terjadi persengketan hukum
serta tentang kedudukan benda sebagai akibat daluwarsa
atau lampau waktu.
PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA DI
INDONESIA MENUJUKAN TENDENSI
MEMBIDANGAN HUKUM PERDATA
1. Bidang Hukum Keluarga
2. Bidang Hukum Waris
3. Bidang Hukum Benda
4. Bidang Hukum Jaminan
5. Bidang Hukum Perikataan Umum
6. Bidang Hukum Badan Hukum
7. Bidang Hukum Perjanjian Khusus
Hukum perdata yang pada awalnya dalam arti
luas termasuk didalamnya hukum dagang.
a. Kedudukan Orang dalam Hukum Perdata
Orang mempunyai kedudukan yang sangat
penting dalam hukum perdata, karena ia
menjadi subjek hukum utama atau menjadi
pelaku setiap perbuatan hukum, yang
secara otomatis diberikan sejak seseorang
lahir ke dunia.
Beberapa prinsip hukum perdata yang
berikatan kedudukan orang dalam hukum
perdata, antara lain:
1) Prinsip perlindungan hak asasi manusia (Pasal
1 Ayat 5 KUH Perdata)
2) Prinsip setiap orang harus memeliki nama dan
tempat tinggal (prinsip domisili).
3) Prinsip perlindungan bagi orang-oraang yang
tidak memeliki kecakapan bertindak.
4) Prinsip monogamy dan poligami dalam
prkawinan.
5) Prinsip bahwa suami adalah kepala keluarga.
Prinsip hukum ini secara formal masih berlaku
di tengah tuntunan emansipasi yang semakin
menkini menjadi kemandirian wanita
mendapatkan tempat dalam pergaulan social.
B. Kedudukan Benda dalam Hukum Perdata
Beberapa prinsip hukum kebendaan yang menjadi
pedoman dalam hukum kebendaan adalah:
1. Prinsip pembagian hak manusia ke dalam hak
perorangan.
Hak kebendaan adalah hak untuk menguasai
benda secara lansung atau suatu benda dan
kekeuasaan tersebut dapat dipertahankan
terhadap orang.
2. Prinsip hak milik fungsi social. Prinsip hukum
ini memeliki makna bahwa orang tidak
dibenarkan untuk menggunakan hak miliknya
secara merugikan orang lain.
c. Prinsip-prinsip Perikatan dalam Hukum
Perdata Pasal 1233 Kuh Perdata
mengatur bahwa: Perikatan dapat
dilakukan karena persetujuan atau
karena undang-undang.
Perikatan yang lahir karena undang-
undang ada 2 (dua) masam, yakni:
1) Perikatan yang semata-mata lahir
karena diberlakukannya suatu
undang-undang.
2)Perikatan yang lahir karena undang-
undang
Prinsip-prinsip perikatan antara lain:
a) Prinsip kebebasan bertindak, yaitu prinsip
melakukan hubungan hukum yang
menekan bahwa setiap orang yang
melakukan hubungan perikatan harus di
dasarkan atas kemauan dan kebebasan
dirinya sendiri.
b) Prinsip perjanjian harus dulaksanakan
dengan kiktikad baik (te goeder trouw0,
yaitu prinsip hukum yang menekankan
bahwa setiap hubungan hukum yang
dilakukan setiap orang harus didasarkan
atas keinginan dan niat yang baik.
c) Prinsip perjanjian adalah undang-undang bagi
mereka yang membuatnya. Prinsip ini
menekankan bahwa setiap orang yang
membuat perjanjian. Perjanjian adalah sama
dan sejajar dengan undang dan hukum (Pasal
1313 KUH Perdata).
d) Prinsip semua harta kekayaan seseorang
menjadi jaminan atau tanggungan bagi semua
utang-utangnya.
e) Prinsip Acto Pauliana,yaitu prinsip hukum
yang menekankan diperbolehkannya tindakan
atau aksi bagi seorang kreditor untuk
membatalkan semua perjanjian dengan
debitur yang dilakukan dengan iktikad buruk.
2. Hukum Acara Perdata
Hukum acara perdata disebut juga
hukum perdata formil yaitu aturan-
aturan hukum yang mengatur cara
bagaimana mempertahankan hukum
perdata materiil. Hukum acara perdata
itu termasuk hukum perdata, sepanjang
ia mengatur cara mempertahankan
hukum perdata materiil atau dengan
perkataan lain cara mempertahankan
kepentingan perdata.
a. Sumber Hukum Acara Perdat
Sumber hukum acara perdata yang paling utama antar lain:
1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-
Pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 43
Tahun 1999;:
2) Herziene Inlands Reglemen (HIR) atau Reglemen
Bumi Putera yang di perbarui yang dikeluarkan oleh
Pemerintah Hindia Belanda Staadbalad No. 44 Tahun
1941 serta Hukum Acara bagi masyarakat Jawa dan
Madura (Recht Buiten gewesten (RBg) Tahun 1943);
3) Undang-Undang Nomr 14 Tahun 1985 tentang
Mahkmah Agung;
4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang
Peradilan UMUM.
b. Prinsip-prinsip Hukum Acara Perdata
Implementasi dari hukum acara perdata
didasarkan atas prinsip-prinsip atau asas-asas
hukum acara perdata yang dikenal luas
dikalangan peradilan perdata, sebagai berikut :
1) Hakim bersifat menunggu
2) Hakim dilarang menolak perkara
3) Hakim bersikap aktif
4) Hakim harus mendengar kedua belah pihak
5) Putusan harus disertai alasan
6) Peradilan bersifat sederhana, cepat dan
berbiaya ringan (murah)
7) Peradilan berjalan objektif
8) Hakim tidak menguji undang-undang (menguji
tidak dikenal)
c. Alat Bukti Persidangan
Alat bukti yang bisa disampaikan
para pihak menurut Sudikno
Mertokusumo (1981: 93-150),
meliputi :
a) Alat bukti tertulis
b) Kesaksian
c) Pengakuan
d) Persangkaan
e) Sumpah
Dalam hukum acara perdata dikenal 3
macam sumpah, yaitu:
1) Sumpah suppletior yaitu pelengkap, yang
diperintahkan hakim karena jabatannya
kepada salah satu pihak untuk
melengkapi pembuktian peristiwa yang
menjadi sengketa sebagai dasar putusan.
2) Sumpah estimator, yaitu sumpah
penaksiran, yang diperintahkan oleh
hakim kepada penggugat untuk
menentukan jumlah ganti kerugian.
3) Sumpah decitior yaitu sumpah penentu
atau pemutus, yang lain.
d. Putusan dalam Hukum Acara Perdata
Putusan hakim adalah persidangan
perdata adalah kalimat dari suatu proses
pencarian kebenaran hukum yang
dilakukan hakim berdasarkan prinsip –
prinsip yang dikuasai serta diyakini hakim.
Putusan hakim mempunyai 3 macam
ketentuan, yaitu kekuatan mengikat,
kekuatan pembuktian serta kekuatan
eksekutorial.
H. HUKUM KENEGARAAN
Hukum kenegaraan adalah sistem aturan
yang mengatur tata cara penyelenggaraan
kehidupan bernegara. Dengan bahasa lain
hukum kenegaraan adalah hukum politik
suatu negara’.
1. Hukum Tata Negara
Hukum Tata Negara adalah istilah yang
sering digunakan oleh para ahli hukum
untuk menyebut sistem aturan yang
mengatur tentang status, bentuk serta
mekanisme penyelenggaraan Negara.
Sumber hukum tata Negara yang menjadi tempat
mencari rujukan tentang aturan – aturan
kenegaraan adalah :
1) Undang – Undang Dasar 1945
2) Ketetapan – Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia.
3) Undang – Undang yaitu, peraturan yang
diciptakan oleh lembaga – lembaga yang
berkompeten ( DPR dan Presiden ), yang
materinya berkaitan dengan susunan dan
fungsih lembaga tinggi Negara. Contoh : (a )
Undang – Undang Nomor 15 Tahun 1985
tentang Mahkamah Agung, yang memberikan
ruang gerak lembaga tinggi di bidang
pengelolaan hukum dan keadilan ;
( b ) Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan daerah yang di gantikan oleh undang –
undang 32 tahun 2004. dalam perspektif kehidupan
bernegara yang semula bersifat sentralisasi menjadi
desentralisasi dan mengakibatkan perubahan tata piker dan
tata tidak bagi para penyelenggara Negara secara luas; ( c )
Undang – Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Republik Indonesia, yang merupakan perubahan kedudukan
polisi, dari semula yang menjadi bagian dari Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia, menjadi semata – mata
berkedudukan sebagai lembaga penegakan hukum yang
secara operasional di bawah presiden. Undang – Undang ini
juga ikut mengubah paradigma hukum Indonesia yang
semula menjadikan polisi secara structural kurang mandiri.
4) Peraturan perundangan lainnya, seperti
peraturan pemerintah dan keputusan
presiden ( yang dibuat presiden sebagai
Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan,
merupakan sumber hukum tata Negara yang
penting karena dari kedua sumber tersebut
bisa dicari dan didapatkan informasi tentang
rangkaian hukum tata Negara secara detail
dan terinci.
5) Kebiasaan Ketatanegaraan ( Convention ),
yaitu kebiasaan – kebiasaan yang tumbuh
dalam kehidupan bernegara.
6) Traktar atau treaty, yaitu perjanjian yang
dibuat olrh Indonesia dengan Negara lain,
2. Hukum Tata Pemerintahan
Hukum Tata Pemerintahan adalah sistem
aturan yang pada dasarnya merupakan
konsekuensi lebih lanjut atas diaturnya
hukum tata Negara.
Pada prinsipnya hukum tata
pemerintahan adalah sistem hukum yang
mengatur bagaimana para aparatur
Negara dan pemerintahan menjalankan
tugas dan kewajiban.
a. Subjek Hukum Tata Pemerintahan
Subjek hukum tata pemerintahan
adalah :
1) Pegawai negeri yang terdiri atas
pegawai negeri sipil, tentara, polisi,
serta pegawai Badan Uasaha Milik
Negara.
2) Jabatan – Jabatan, yang disusun
berdasarkan fungsi serta susunan
organisasi public.
3) Jabatan public, dinas – dinas public,
badan usaha milik Negara dan
daerah.
4) Daerah otonom.
5) Negara.
b. Sumber Hukum Tata Pemerintahan
Sumber hukum tata pemerintahan adalah :
1) Undang – Undang , yaitu sebagai undang – undang
yang mengatur kehidupan pemerintahan , misalnya
Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah. Di gantikan dengan undang –
undang 32 tahun 2004. Pelaksanaan pemerintah ,
yaitu berbagai bentuk keputusan pejabat Negara dan
pemerintahan yang bisa dijadikan landasan hukum
berikutnya.
2) Yurisprudensi yang berkaitan dengan pemerintahan.
3) Doktrin atau pendapat para ahli tata pemerintahan
terkemuka.
c. Prinsip Tata Pemerintahan
Pemerintahan menurut Feried Ali ( 1996 :
52 – 57 ) antara lain :
1) Prinsip Legalitas ( Legality Principle )
yaitu prinsip yang merupakan
konsekuensi Indonesia sebagai Negara
hukum, yang menyatakan bahwa setiap
perbuatan tindakan dan atau kebijakan
aparatur pemerintah harus didsarkan
pada hukum yang berlaku.
2) Prinsip Oportinitas ( Oportunity
Principle ) atau disebut juga dengan
prinsip dikresi ( Prajudi 1983 ).
3) Prinsip Adaptasi, yaitu prinsip hukum yang
menghendaki agar setiap pejabat pemerintahan
dalam proses pengambilan keputusan selalu
diberi kesempatan untuk mengadakan
perubahan.
4) Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip hukum yang
menghendaki adanya jaminan kelangsungan
suatu keputusan yang telah ditandatangani
terdahulu tetap berlaku walaupun pejabat
tersebut telah diganti.
5) Prinsip Preoritas, yaitu prinsip tata
pemerintahan yang memberi perlindungan serta
mengutamakan pada kepentingan umum.
6) Prinsip Keseimbangan, yaitu bahwa dalam
setiap tindakan dan kebijakan penjabat
pemerintah harus mengutamakan
keseimbangan antara hak dan kewajiban
baik dalam tataran individual maupun
dalam tataran social ( menjangkau lapisan
yang luas ).
7) Prinsip Kesamaan ( Equality Principle ),
yaitu prinsip hukum yang mewajibkan bagi
setiap pejabat pemerintah dalam setiap
tindakan dan kebijakannya didasarkan
atas penempatan dirinya sama dengan
pihak lain.
8) Prinsip Motifasi, yaitu prinsip hukum yang
menghendaki agar setiap pejabat
pemerintah agar dalam setiap tindakan
dan kewajibannya terkandung dorongan
yang kuat berdasarkan argumentasi (
alasan ) serta berdasarkan motifasi yang
benar dan kuat.
9) Prinsip Bertindak Cermat, yaitu prinsip
hukum yang menurut agar setiap pejabat
pemerintah dalam setiap tindakannya
tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri
tetapi dirinya juga berakibat bagi pihak lain
dan memiliki dampak yang luas
10) Prinsip Tidak Boleh Mencampuradukan
Kewenangan, yaitu prinsip hukum bahwa
dalam setiap tindakannya, setiap pejabat
pemerintahan tidak boleh
mencampuradukan kewenangan –
kewenangan yang dimilikinya dengan
pejabatatau lembaga yang lain.
11) Prinsip Permainan Ynag Layak, ( Fair Ply
Principle ), yaitu prinsip hukum yang
menekankan agar dalam setiap
tindakannya.
12) Prinsip Keadilan atau Prinsip Kewajiban,
yaitu prinsip hukum yang menegakkan bagi
setiap pejabat pemerintah agar setiap
tindakan dan kebijakannya senantiasa
didasarkan atas keadilan dan menghindari
kesewenang – kesewenangan.
13) Prinsip Menanggapi Pengharapan yang
Wajar, yaitu prinsip hukum yang
menekankan agar pejabat pemerintah
dalam setiap tindakannya terdorong untuk
senantiasa memperhatikan harapan –
harapan atau aspirasi yang tumbuh di
kalangan masyarakat pengguna jasa
pemerintahan.
14) Prinsp Peniadaan Akibat – Akibat
Suatu Keputusan, yaitu prinsip hukum
yang menuntun agar setiap tindakan
dan kebijakannya.
15) Prinsip perlindungan Pandangan
Hidup , yakni prinsip hukum yang
menghendaki para pejabat
pemerintah untuk senantiasa
memberikan perlindungan terhadap
pandangan hidup rakyatnya dalam
setiap tindakan dan kebijakan yang
diambilnya.
d. Materi Hukum Tata Pemerintahan
Materi hukum tata pemerintahan
adalah materi peraturan perundangan
yang dipergunakan untuk
menyelenggarakan pemerintahan di
Indonesia.
1. Hukum tata penyelenggaraan
pemerintaha yang terdiri atas
Undang-Undang Nomor 22 Tahun
1999 tentang pemerintahan
daerah.yang telah di gantikan
dengan UU N0:32 tahun 2004.
2. Hukum agrarian, yang dilandasi oleh Undang
– Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang pokok
– pokok agrarian. Mengingat luas dan
relevannya hukum agrarian, pada bagian
berikutnya dibahas tersendiri.
3. Hukum kepegawaian, yang dilandasi oleh
Undng – Undang Nomor 8 Tahun 1974 dan
telah disempurnakan oleh Undang – Undang
Nomor 15 Tahun 1985.
4. Hukum pajak yang landasan utamanya adalah
Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983
tentang pajak.
I. HUKUM INTERNASIAONAL
Adalah suatu asas umum dalam ilmu
pengetahuan hukum, bahwa setiap tata
hukum berlaku hanya dalam batas-batas
wilayah suatu Negara tertentu. Demikian
tata hukum Negara Republik Indonesia
berlaku hanya dalam batas-batas wilayah
Negara Republik Indonesia. Tata hukum
Negara Republik Rakyat Tiongkok
berlaku hanya dalam batas-batas wilayah
Negara itu sendiri.
Asas ini disebut asas territorialiteit, atau asas
kewilayahan. Dasarnya ialah kekuasaan Negara
atas wilayahnya sendiri. Negara dapat
menentukan bahwa hukumnya berlaku bagi
semua orang dan barang yang ada dalam
wilayah atau territoirnya. Kecuali atas wilyahnya,
Negara mempunyai kekuasaan juga atas
warganegaranya. Maka itu Negara dapat
menentukan bahwa hukumnya berlaku bagi
warganegaranya sendiri, bagi rakyatnya atau
bangsa sendiri, di manapun adanya. Ini disebut,
asas personaliteit atau asas nationaliteit atau
asas kebangsaan.
Dengan kata lain: ada pula “aturan-aturan
hukum yang mengatur hubungan-hubungan
antar Negara yang satu dan Negara yang lain
atau hubungan-hubungan antara warganegara
dari Negara yang satu dan warganegara dari
Negara yang lain.
1. Definisi Hukum Internasional
Hukum Internasional merupakan sistem
aturan yang digunakan untuk mengatur
pergaulan Negara yang merdeka dan
berdaulat dan oleh karenanya ditaati dalam
hubungan antarnegara, yang juga meliputi :
a. Peraturan – peraturan hukum mengenai
pelaksanaan fungsi lembaga – lembaga dan
organisasi – organisasi internasional,
hubungan – hubungannya dengan Negara –
Negara dan imndividu – individu.
b. Peraturan – peraturan hukum tertentu
mengenai individu – individu dan kesatuan
– kesatuan bukan Negara, sepanjang hak –
hak atau kewajiban – kewajiban individu
dan kesatuan itu merupakan masalah
persekutuan internasional ( Bahsan
Mustofa, 1995 : 111 ).
2. Sumber Hukum Internasional
Sumber hukum internasional secara formal
sesuai dengan Pasal 38 (1) Piagam
Mahkamah Internasional adalah.
a. Treaty atau traktat atau International
Convention , yakni perjanjian yang dibuat
oleh antarbangsa, baik yang bersifat
bilateral( melibatkan 2 negara ) maupun
multilateral.
b. Kebiasaan Internasional atau International
Custum, yaitu kebiasaan yang timbul
dalam praksis hubungan atau pergaulan
antar Negara, yang berakibat timbulnya
hukum.
3. Dasar berlakunya Hukum Internasional
Ada dua asumsi atas dasar berlakunya
hukum internasional, yaitu pertama, suatu
perjanjian yang dibuat haruslah dipatuhi.
Asumsi ini kemudian dalam pergaulan
internasional menjadi prinsip berlakunya
hukum internasional.
Asumsi berlakunya hukum internasional
menjadikan hukum internasional mengikat
para Negara di dunia ini..
4. Subjek Hukum Internasional
Para pelaku (sebagai subjek) hukum
internasional adalah :
a. Negara (State ), yakni Negara yang
berdaulatan dan merdeka saja yang diakui
sebagai subjek hukum internasional. Negara
jajahan atau koloni belum dianggap sebagai
sujek hukum internasional.
b. Gabungan Negara – Negara, yaitu gabungan
Negara- Negara yang bertindak sebagai
kesatuan
5. Materi Hukum Internasional
Materi hukum internasional damai antara lain :
a. Aturan tentang penentuan batas – batas wilayah
suatu Negara.
b. Aturan tentang organ – organ yang bertindak sebagai
sebagai wakil Negara- Negara, misalnya : Kepala
Negara, Duta, Konsul, dan sebagainya.
c. Aturan tentang terjadinya, bekerjanya, dan hapusnya
traktat.
d. Aturan tentang akibat- akibat perbuatan yang
melanggar hukum internasional, seperti : embargo,
blockade, dan sebagainya.
e. Aturan tentang kepentingan bersama yang bisa
dilakukan oleh Negara – Negara seperti kerja sama
di bidang ekonomi, pendidikan, budaya dean
sebagainya.
f. Aturan tentang tata cara memecahkan masalah atau
sedangkan hukum internasional perang dalam istilah
yang lebih popular adalah hukum humanitair, yang
mengatur tata cara diplomasi bersenjata atau tata
cara berperang secara bermartabat sebagai jalan
terakhir apabila diplomasi secara damai sudah
tertutup.
6. Implementasi HI dalam Pergaulan Antarbangsa
Berbeda dengan hukum nasional yang berlaku di
setiap Negara merdeka dan berdaulat yang
dijalankan, diawasi serta diberikan sanksi bagi
yang melanggarnya oleh sistem penyelenggaraan
Negara
J. HUKUM AGRARIA
Lapangan hukum Agraria tergolong sebagai
lapangan hukum yang muda usia bila
dibandingkan dengan lapangan-lapangan hukum
perdata, hukum dagang dan hukum pidana dan
sebagainya. Didalam tata hukum Indonesia
lapangan hukum agrarian mendapat tempat
sebagai lapangan hukum tersendiri sejak
berlakunya Undang-undang Pokok Graria (UU
no. 5 tahun 1960/L.N. no 104 tahun 1960) pada
tanggal 24 September 1960. Sebelum UUPA ini
beralaku maka hukum agrarian di Indonesia
merupakan bagian-bagian dari hukum perdata
barat, hukum adat, hukum antargolongan dan
hukum tatanegara/hukum tatausaha Negara.
Undang-undang Pokok Agraria yaitu
Undang-undang nomor 5 tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria,
merupakan Undang-undang yang bersifat
nasional dan dengan Undang-undang itu
pula maka peraturan-peraturan agrarian
lama yang bersifat dualistis serta bersifat
kolonialistis ditiadakan. Peraturan
perundangan lama yang ditiadakan atau
dicabut berlakunya oleh UUPA, antara lain
ialah:
Hukum agraris yang dimiliki oleh dan berlaku bagi
masyarakat Indonesia terutama adalah Undang –
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang pokok – pokok
agrarian, yang diundangkan apada tanggal 24 September
1960 dianggap oleh sebagian pakar hukum sebagai ‘
karya adhi ‘.
Hukum agrarian yang memuat dalam Undang – Undang
No. 5 Tahun 1960 tersebut dinilai Boedi Harsono menjadi
titik tolak perubahan yang fundamental atau mendasar
dibidang hukum pertahanan ( 1999 : 1 ) karena dilihat
dari susunan perangkat hukum.
Diberlakunya Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960
dengan penanaman Hukum Agraria merupakan
perluasan konsep agrarian yang jauh lebih luas dari
hukum tanah, karena ‘ hukum agrarian ‘ memiliki makna
H. HUKUM ADAT
Hukum adat adalah sistem aturan berlaku dalam
kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal adat
kebiasaan, yang secara turun temurun dihormati dan
ditaati oleh masyarakat sebagai tradisi bangsa
Indonesia.
Berlakunya hukum adat di Indonesia diakui secara
implicit oleh Undang – Undang Dasar 1945 melalui
penjelasan umum, yang menyebutkan bahwa : ‘ Undang
– Undang Dasar adalah hukum dasar yang tertulis,
sedangkan disampingnya Undang – Undang Dasar itu
berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis ialah
aturan – aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktik penyelenggaraan Negara, meskipun tidak
tertulis ‘ .
1. Sumber Hukum Adat
Secara lebih terperinci, sumber hukum
adat dalam arti segala sesuatu yang
dapat dijadikan sebagai tempat mencari
hukum adat adalah :
a) Pepatah – pepatah adat baik yang
tersurat maupun tersirat merupakan
prinsip – prinsip hukum adat yang
menjadi pegangan hidup masyarakat
Indonesia.
b) Yurisprudensi adat, yaitu keputusan –
keputusan hakim yang berkaitan
dengan masalah atau sengketa adat.
c) Dokumen-dokumen yang memuat ketentuang
yang hidup pada suatu masa tertentu ketika
hukum adat menjadi hukum positif secara nyata
(pada zaman keemasan kejaraan), baik yang
berwujud piagam – piagam, peraturan –
peraturan atau keputusan – keputusan.
d) Buku undang – undang yang dikeluarkan oleh
raja – raja.
e) Laporan – laporan hasil penetilian tentang
hukum adat.
f) Buku karangan ilmiah para pakar hukum adat
yang menghasilkan doktrin atau tesis tentang
hukum adat.
2. Sejarah Hukum Adat
Sejarah hukum adat adalah sejarah sepanjang
tentang perjalanan bangsa Indonesia yang jauh
menjangkau masa – masa kejayaan bangsa
nusantara yang memiliki masa pasang dan masa
surut sebuah gugus bangsa dan sebagiannya
adalah karena datangnya bangsa eropa –
terutama Belanda, Portugis, damn Inggris ).
Sejarag hukum adat ditandai pleh dua lintasan
sejarah, yakni sejarah penemuan hukum adat
sebagai ilmu dan sistem hukum yang berlaku
serta sejarah politik atau kebijakan hukum adat
yang berlaku di Indonesia dari masa ke masa.
a. Sejarah Penemuan Hukum Adat
Sejarah penemuan hukum adat sebagai
ilmu dan sistem hukum dibagi dalam tahap
– tahap :
1) Zaman Sebelum VOC Datang ke
Nusantara
Zaman atau masa ini ditandai oleh
kedudukan hukum adat sebagi hukum
positif, yang berlaku sebagai hukum yang
nyata dan ditatai oleh rakyat diberbagai
kerajaan yang hidup dan berkembang
dikepulauan yang berserakan antara
samudera Pasifik dan samudera Hindia.
2) Zaman VOC ( tahun 1602 – 1800 )
Zaman ini ditandai oleh perhatian orang
asing ( barat ) terhadap hukum adat.
3) Zaman Perintis ( tahun 1783 – 1865 )
Zaman ini ditandai oleh metode penulisan
hukum adat yang didahului disertai dengan
penyelidikan terhadap hukum adat.
4) Zaman Penemuan Hukum Adat ( 1865 –
1926 )
Masa ini ditandai oleh perhatian terhadap
hukum adat secara lebih mendalam melalui
perhatian, peninjauan dan penelitian yang
dilakukan oleh berbagai pihak.
b. Sejarah Politik Hukum Adat
Sejarah politik hukum adat di Indonesia, oleh Soepomo
dibagi atas 5 tahap dan Bushar Muhammad ( 1993 : 40 )
di tambah 2 periode lagi, yakni :
1. Masa voc ATAU Masa Kompeni
Masa ini ditandai oleh kebijakan kompenen terhadap
hukum adat dengan cara saling menghormati.
2. Masa Pemerintahan Daendels ( 1808 – 1811 )
a) Hukum adat tidak bertentangan dengan
kepentingan umum.
b) Hukum adat tidak boleh bertentangan dengan
dasar keadilan dan kepetutan ( dalam ukuran
berat ).
c) Hukum adat dapat menjamin tercapainya
keamanan umum.
3. Masa Pemerintahan Reffles ( 1811 – 1816 )
Reffles menggunakan kebijakan atau politik
bermurah hati dan bersabar terhadap
golongan pribumi.
4. Masa 1816 – 1848
Pada masa ini kedudukan hukum adat
mulai terancam karena penguasa Hindia,
Belanda pada waktu itu mulai
memperkenalkan dan menganut pinsip
unifikasi hukum untuk seluruh wilayah
jajahannya.
5. Masa 1848 – 1928
6. Masa tahun 1928 – 1945
Masa ini adalah masa penting bagi
hukum adat, karena peradilan adat (
Adat Kamer ) dibuka pada tanggal 1
Januari 1938.
7. Masa 1945 – sekarang
Pada masa ini hukum adat diakui
secara konstitusional melalui Undang
– Undang Dasar dengan persyaratan
tidak bertentangan dengan
kepentingan nasional.
BAB III
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HUKUM ADAT
Kalau memang hukum adat itu sesuatu yang hidup
dalam masyarakat, yaitu suatu segala sosial yang
hidup, bagaimnakah kiranya tanggapan, perhatian
dan pendirian sarjana –sarjana, ahli – ahli dan
peminat – peminat lain terhadap hukum adat itu yang
melukiskan, menganalisa, menyusun serta
membawakan hukum adat itu sejak dahulu sampai
sekarang .
Seperti yang dapat ditangkap dari judulnya , maka
Vollenhoven menulis dalam bukunya itu tentang
sejarah ontdekking van het adatcecht, yakni
sejarah ‘ penemuan hukum adat ‘.
Adapun Sembilan belas lingkungan hukum adat itu adalah
sebagai berikut :
1. Aceh (Aceh Besar, Pantai Barat, Singkel, Simeulue )
2. Tanah Gayo, Alas dan Batak
A. Tanah Gayo ( Gayo Lueus )
B. Tanag Alas
C. Tanah Batak ( Tapanuli )
I. Tapanuli Utara
a. Batak Papak ( Barus )
b. Batak Karo
c. Batak Simelungan
d. Batak Toba ( Samosir, Balige, Laguboti,
Lumban Julu )
II. Tapanuli Selatan
a. Padang Lawas ( Tano Sepanjang
b. Angkola
c. Mandaililng ( Sayurmatinggi )
d. Nias ( Nias Selatan )
3. Tanah minagkabau ( Pdang, Agam,
Tanah datar, Limapuluh kota,
Tanah Kampar, Korinci )
BAB 4
SEJARAH POLITIK HUKUM ADAT
Diatas telah dikemukakan bahwa perhatian
terhadap hukum adat itu tidak hanya
terwujud dalam dilahirkannya suatu ilmu
hukum adat, tetapi juga terjelma dalam
dijalankannya suatu politik hukum adat, yaitu
kebijaksanaan, sikap terhadap dan
perundangan – undangan.
Soepomo dan Djokosoetomo mengadakan
lima babakan sejarah politik hukum adat,
yaitu :
1. Masa kompeni ( VOC )
2. Masa pemerintahan gubernur Jendral Daenels (
1808 – 1811 )
3. Masa pemerintahan inggiris: Letnan-Gubernur
Raffles (1811-1816).
4. Masa 1816-1848
5. Masa 1848-1928
Masa yang disebut pada nomor 1 sampai dengan
nomor 4 dibicarakan dalam jilid 1 buku yang
bersangkutan dengan masa yang disebut pada
nomor 5 dibicarakan dalam jilid II buku yang
bersangkutan. Dalam buku ini saya sendiri
menambah dengan dua masa lagi, yaitu:
6. Masa 1928 – 1945 (1942)
7. Masa 1945 sekarang.
BABV
GUNANYA MEMPELAJARI HUKUM ADAT
Tentang perhatian hukum adat pada zaman dahulu dan
pada zaman sekarang, telah dapat kita saksikan proses
lahirnya, menjelmanya dan berkembangnya ilmu hukum
adat. Ilmu hukum adat itu mencari dan mengumpulkan
maka, kegunaan mempelajari ilmu hukum adat haruslah
bersifat praktis dan nasional.
Sifat – sifat dan nasional ini dapat ditinjau dari 3 sudut
yaitu :
1. Dari sudut pembinaan hukum nasional.
2. Dari sudut mengembalikan dan memupuk
kepribadian bangsa Indonesia.
3. Praktek pengadilan
a. Mengetahui ( menguasai ) tentang sistem / susunan
hukum adat
b. Mengenal perubahan – perubahan hukum dalam
masyarakat
c. Asa keadilan dan perikemanusiaan yang harus diterapkan
didalam kasus yang sedang dihadapi
d. Memperhatikan putusan – putusan yang terdahulu (
yurisprudensi )
e. Mengetahui ( menguasai ) tentang sistem / susunan
hukum adat, sudah sepatutnya menurut Ter Haar bahwa
mengadili tentang dan memutuskan mengenai perkara
adat adalah penting bagi hakim sendiri untuk mempelajari
hukum adat,

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adatNuelnuel11
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumDian Permata Sari
 
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan RehabilitasiMemahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan RehabilitasiLestari Moerdijat
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Belum Kerja
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomiamanda lubis
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraNakano
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusiadichasenja
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukumMeehawk
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukumroellys
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Zainal Abidin
 
Perkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisijuniska efendi
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Idik Saeful Bahri
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaafkarunia
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukumgradyg
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 

Mais procurados (20)

Tujuan hukum adat
Tujuan hukum adatTujuan hukum adat
Tujuan hukum adat
 
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukumAliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
Aliran yg menghubungkan uu,hakim,hukum
 
IJTIHAD
IJTIHADIJTIHAD
IJTIHAD
 
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan RehabilitasiMemahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
Memahami Grasi, Amnesti, Abolisi, dan Rehabilitasi
 
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
Antropologi hukum (Piyantoro PPT)
 
Geopolitik ppt
Geopolitik pptGeopolitik ppt
Geopolitik ppt
 
pengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomipengertian hukum dan hukum ekonomi
pengertian hukum dan hukum ekonomi
 
Sumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negaraSumber hukum administrasi negara
Sumber hukum administrasi negara
 
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi ManusiaTeori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
Teori dan Prinsip Hak Asasi Manusia
 
Sosiologi hukum
Sosiologi hukumSosiologi hukum
Sosiologi hukum
 
Tindak pidana pemerasan
Tindak pidana pemerasanTindak pidana pemerasan
Tindak pidana pemerasan
 
Sumber hukum
Sumber hukumSumber hukum
Sumber hukum
 
Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)Pendewasaan (handlichting)
Pendewasaan (handlichting)
 
Perkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisiPerkembangan teori hukum revisi
Perkembangan teori hukum revisi
 
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
Hukum perdata internasional - Kualifikasi dalam hukum perdata internasional (...
 
Hubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusiaHubungan agama dan manusia
Hubungan agama dan manusia
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Hukum Perdata
Hukum Perdata Hukum Perdata
Hukum Perdata
 
Ilmu hukum
Ilmu hukumIlmu hukum
Ilmu hukum
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 

Semelhante a SISTEM HUKUM INDONESIA

Hukum vs perangkat hukum
Hukum vs perangkat hukumHukum vs perangkat hukum
Hukum vs perangkat hukumMISMAN SAFI
 
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxPPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxAhmadRuslyPurba
 
19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx
19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx
19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptxzulamirulhaq1
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptandhika perceka
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxdonihasmanto
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumAndrew Hutabarat
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanPoetra Poernama
 
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAUMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAAyu Sefryna sari
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarSeptian Muna Barakati
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxArkhaRega1
 
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesiaHukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesiaSeptian Muna Barakati
 

Semelhante a SISTEM HUKUM INDONESIA (20)

Hukum vs perangkat hukum
Hukum vs perangkat hukumHukum vs perangkat hukum
Hukum vs perangkat hukum
 
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptxPPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
PPT. Sistem Hukum Indonesia.pptx
 
19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx
19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx
19b37-sistem-hukum-di-dunia.pptx
 
Shi
ShiShi
Shi
 
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-pptPancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
Pancasila sebagai-sumber-dari-segala-sember-hukum-ppt
 
XI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptxXI. sistem Hukum.pptx
XI. sistem Hukum.pptx
 
Tugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukumTugas merangkum ilmu hukum
Tugas merangkum ilmu hukum
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Ppt ppkn
Ppt ppknPpt ppkn
Ppt ppkn
 
Sistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilanSistem hukum dan peradilan
Sistem hukum dan peradilan
 
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIAUMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
UMAT ISLAM DAN KONTRIBUSI UMAT ISLAM INDONESIA
 
Jenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan HukumJenis Jenis lapangan Hukum
Jenis Jenis lapangan Hukum
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Tugas hukum bisnis
Tugas hukum bisnisTugas hukum bisnis
Tugas hukum bisnis
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabarJabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
Jabbar makalah sistem ketatanegaraan pa jabar
 
Kedudkan hukum islam
Kedudkan hukum islamKedudkan hukum islam
Kedudkan hukum islam
 
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptxRANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
RANGKUMAN_PKN_MODUL6_KELOMPOK6.pptx
 
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesiaHukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
Hukum islam dalam tata hukum dan pembinaan hukum nasional di indonesia
 
pengantar-hukum-indonesia-1.pptx
pengantar-hukum-indonesia-1.pptxpengantar-hukum-indonesia-1.pptx
pengantar-hukum-indonesia-1.pptx
 

Último

materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Sumardi Arahbani
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumekahariansyah96
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxmuhammadrezza14
 

Último (9)

materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 

SISTEM HUKUM INDONESIA

  • 1. SISTEM HUKUM INDONESIA DOSEN : HADI TUASIKAL, SH, MH FAKULTAS : FISIP.ADMINISTRASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SORONG 2015
  • 2. SISTEM HUKUM DI DUNIA  Pada dasarnya system hukum yang ada di dunia ini sangat beragam macamnya, setiap system hukum memiliki karakter khas dan penganutnya, ada system hukum adat ada system hukum agama,  ada sistem hukum civil law dan system hukum common law. Namun pada kesempatan ini hanya akan dibahas secara singkat 3 sistem hukum yang banyak dianut oleh Negara-negara di dunia. System hukum tersebut adalah civil law, common law, dan hukum islam.
  • 3. Civil Law  Civil law adalah system hukum yang banyak dianut oleh Negara-negara Eropa Kontinental yang didasarkan pada hukum Romawi.  Disebut demikian karena hukum Romawi pada mulanya bersumber pada karya agung Kaisar Iustinianus Corpus Iuris Civilis, karena banyak dianut Negara Eropa Kontinental, Civil law sering dinamakan system continental. Negara – Negara bekas jajahan Negara-negara Eropa Kontinental juga menganut system Civil law.
  • 4. System Civil law memiliki 3 karateristik, yaitu 1. Adanya kodifikasi; 2. Hakim tidak terikat kepada presiden sehingga undang – undang menjadi sumber hukum yang terutama; 3. System peradilan bersifat inkuisitorial. Inkuisitorial maksudnya, bahwa dalam system itu, hakim mempunyai peranan yang besar dalam mengarahkan dan memutuskan perkara.  Hakim aktif dalam menemukan fakta dan cermat dalam menilai alat bukti. Hakim di dalam civil law berusaha mendapatkan gambaran lengkap dari peristiwa yang dihadapinya sejak awal.
  • 5.  Dalam system civil law, yuisprudensi bukanlah sumber hukum utama, hal ini didasari pandangan bahwa  yurisprudensi atau putusan-putusan hakim pengadilan sifatnya konkrit dan hanya mengikat pihak – pihak yang bersengketa saja. Bukankah aturan hukum harus bersifat umum dan abstrak?  Dapatkah putusan hakim pengadilan yang bersifat konkrit dan hanya mengikat para pihak dijadikan sebagai sumber hukum?. Selain itu, di Negara-negara civil law, yurisprudensi rawan untuk dimodifikasi dan dianulir setiap saat. Di Negara – Negara civil law, yurisprudensi bukanlah sebuah hal yang sangat mengikat. Ketika ada putusan hakim pengadilan sebelumnya yang dipakai untuk memutuskan kasus
  • 6.  dikemudian hari maka hal itu bukanlah karena putusan hakim sebelumnya mempunyai kekuatan mengikat, melainkan karena hakim yang kemudian menganggap bahwa putusan sebelumnya itu memang dianggap tepat dan layak untuk diteladani.  Namun demikian yurisprudensi mempunyai peranan penting dalam pengembangan hukum dan hal semacam itu tidak dapat dibantah oleh Negara-negara penganut system Civil Law.
  • 7. Common Law  Berikutnya adalah system hukum Common Law, adalah system system hukum yang dianut oleh suku-suku anglika dan saksa yang mendiami sebagian besar inggris sehingga disebut juga system Anglo-Saxon.  Negara-negara bekas jajahan inggris menganut system common law, akan tetapi Amerika Serikat sebagai bekas jajahan inggris mengembangkan system yang berbeda dari yang berlakudi inggris meskipun masih dalam kerangka system Common Law.
  • 8.  Perkembangan politik, ekonomi, dan teknologi Amerika Serikat yang lebih pesat dari pada yang terjadi di inggris, menyebabkan Amerika Serikat banyak bertransaksi dengan Negara lain.  Hal ini berimplikasi pada banyaknya hukum Amerika Serikat yang dijadikan acuan atau landasan transaksi yang bersifat internasional. Oleh karena itulah system Common Law pada saat ini lazim disebut sebagai system Anglo-American.
  • 9.  System Common Law sangat berkembang di inggris terutama melalui pengadilan kerajaan yang dibentuk semasa Raja William dan pengganti-penggantinya berkuasa. Di wilayah jajahan inggris, pengadilan kerajaan sangat kuat yang membawahi  pengadilan – pengadilan local dan hanya sedikit menangani masalah – masalah kaum ningrat sedangkan dilain pihak pengadilan rakyat yang lama tidak lagi digunakan. Hukum yang dikembangkan oleh pengadilan kerajaan secara cepat menjadi suatu hukum yang umum (Common) bagi semua orang di seantero negeri.
  • 10. Itulah sebabnya system hukum inggris disebut system Common Law.  Perlu juga untuk diungkapkan disini, bahwa sebernya Amerika Serikat merupakan bekas jajahan Inggris, akan tetapi dalam perjalanan kehidupan bernegara, Amerika Serikat mengembangkan sendiri system hukum maupun substansi hukumnya.  Salah satu perbedaan mencolok diantara keduanya adalah bahwa Amerika Serikat memiliki konstitusi tertulis sebagai hukum tertinggi di Amerika Serikat  . Inggris tidak mengenal suatu konstitusi tertulis, praktek ketatanegaraan inggris didasarkan atas Convention (praktik ketatanegaraan yang dijalankan berdasarkan kebiasan- kebiasaan).  Selain itu Amerika Serikat lebih mengembangkan kodifikasi baik untuk Negara bagian maupun Negara federal daripada inggris. Hal itu disebabkan luas dan populasi Amerika Serikat jauh lebih besar dari pada inggris.
  • 11. A. SISTEM HUKUM SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM NORMA Sistem norma yang berlaku bagi manusia sekurang – kurangnya terdiri atas 4 unsur norma, yakni norma moral, norma agama, norma etikan atau norma sopan santun serta norma hukum. Keempat norma kehidupan tersebut berjalan secara sistemik, simultan, dan komplementer bagi manusia
  • 12. Norma moral adalah sistem aturan yang berlaku bagi manusia yang bersumber dari setiap hati manusia atau yang sering disebut juga dengan hati nurani yang bekerja atas dasar kesadaran setiap manusia terhadap sekelilingnya ( consciousness ). Artinya, setiap manusia dikaruniai Tuhan Yang Maha Esa sebuah organ yang mampu menjadi neraca pertimbangan yang setiap saat memberi pertimbangan atas apa yang diperbuat. Jika seorang manusia berbuat salah.
  • 13. Norma agama adalah sistem aturan yang diperbolehkan manusia berdasarkan ajaeran agama yang dianutnya. Sumber agama berasal dari ajaran Tuhan yang diperbolehkan atau yang diturunkan dan disebarluaskan melalui para nabi dan rasulnya. Alat pengontrol sistem norma agama adalah janji serta sanksi Tuhan Yang Maha Esa berupa pahala bagi manusia yang melaksanakan ajarannya dan dosa bagi manusia yang ingkar terhadap ajaran agamanya. Seperti halnya norma moral, maka norma agama juga bersifat otonom yang bekerja secara mandiri pada setiap manusia sebagai pemeluk agama. Norma etika atau norma sopan santun adalah sistem aturan hidup manusia yang bersumber dari kesepakatan – kesepakatan ( konsensur ) yang diciptakan oleh dan dalam suatu komunitas masyarakat pada suatu wilayah tertentu.
  • 14. Norma hukum adalah sistem aturan yang diciptakan oleh lembaga kenegaraan yang ditunjuk melalui mekanisme tertentu. Artinya , hukum diciptakan dan diberlakukan oleh instuti yang memang memiliki kompetensi atau kewenangan dalam membentuk dan memberlakukan hukum, yaitu badan legislative.Norma hukum memuat sanksi yang tegas dan akan segera dijatuhkan apabila dilanggar
  • 15. Sanksi atau ancaman hukuman yang dijatuhkan bisa berupa paksaan badan atau penjara yang bervariasi sejak dari hukuman kurungan , penjara sampai dengan hukuman mati, atau berupa denda dan sitaan atas benda yang berkaitan yang berkaitan dengan pelanggaran yang dilakukan.
  • 16. B. HUKUM INDONESIA SEBAGAI SISTEM NORMA YANG BERLAKU DI INDONESIA Istilah Hukum Indonesia sering digunakan dalam kehidupan sehari – hari untuk menunjuk pada sistem norma yang berlaku dan atau diberlakukan di Indonesia. Hukum Indonesia adalah hukum, sistem norma atau sistem aturan yang berlaku di Indonesia. Dengan kata lain yang juga popular digunakan, Hukum Indonesia adalah hukum positif Indonesia, semua hukum yang dipositifkan atau yang sedang berlaku di Indonesia. Membicarakan sistem Hukum Indonesia berarti membahas hukum secara sistemik yang berlaku di Indonesia. Secara sistemik berarti hukum dilihat sebagai suatu kesatuan, yang unsur – unsur, sub – subsistem atau elemen – elemennya saling berkaitan, saling pengaruh memengaruhi, serta saling memperkuat atau memperlemah antara satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan
  • 17. C. SUMBER HUKUM INDONESIA Sumber Hukum Indonesia adalah segala sesuatu yang memiliki sifat normatif yang dapat dijadikan tempat berpijak bagi dan atau tempat memperoleh informasi tentang sistem hukum yang berlaku di Indonesia. Sumber hukum Indonesia adalah : 1. Pancasila Sudah menjadi ketentuan ketatanegaraan sebagai suatu kesepakatan serta doktrin kenegaraan, bahwa Pancasila adalah pandangan hidup, ideology bangsa Indonesia serta “ sumber segala sumber hukum “ Indonesia. Artinya, bahwa Pancasila adalah pandangan hidup, -. kesadaran dan cita – cita moral yang meliputi suasana kejiwaan dan watak dari rakyat Negara yang bersangkutan serta menjadi tempat berpijak atau -. bersandar bagi setiap persoalan hukum yang ada atau yang muncul di Indonesia, tempat menguji keabsahan baik dari sisi filosofis maupun yuridis.
  • 18. KD UUD Undang- Undang Peraturan Ketetapan General Norma Kaidah Dasar Rechis Orde (Tertib Hukum Individual Norma (Aturan Perorangan) Pancasila UUD 1945 Pasal 33 (3) UUPA No. 5/1960 Pasal 1 ayat 1 tentang Pendaftaran Tanah PP No. 10/161 Pelaks-Nya Penertiban Sertifikat Tanah
  • 19. 2. Undang – Undang Dasar 1945 Undang – Undang Dasar 1945 merupakan perwujudan dari tujuan Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus yang terdiri atas Pembukaan dan Batang Tubuh Undang – Undang Dasar 1945. a. Pembukaan UUD 1945 Pokok – pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 Pembukaan UUD 1945 merupakan Renuangan jiwa Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, yakni Pancasila, sesuai dengan penjelasan resmi ( autentik)- nya.
  • 20. b. Hubungan antara Pembukaan dengan Batang Tubuh UUD 1945 PEMBUKAAN Undang – Undang Dasar 1945 mempunyai fungsih atau hubungan langsung dengan Batang Tubuh Undang – Undang Dasar 1945, oleh pembukaan UUD 1945 mengandung pokok – pokok pikiran yang kemudian dijabarkan secara operasional dalam pasal – pasal yang tercantum dalam Undang – Undang Dasar 1945.
  • 21. b. Batang Tubuh UUD 1945 Undang – Undang Dasar Repubik Indonesia 1945 yang terdiri atas 37 pasal, di tambah dengan 4 pasal peralihan dan 2 pasal tambahan, berisi materi yang pada dasarnya dapat dibedakan menjadi 2 ( dua ) bagian, yaitu : a. Pasal – Pasal yang berisi materi pengaturan sistem pemerintahan Negara. b. Pasal – Pasal yang berisi materi hubungan Negara dengan warna Negara dan penduduknya..
  • 22. Dari penjelasan dan Batang Tubuh Undang – Undang Dasar 1945 di atas, setidaknya ada 3 ( tiga ) masalah penting dalam kehidupan bernegara, yaitu : 1. Sistem Pemerintahan dan Kenegaraan Berdasarkan butir pikiran yang terkandung dalam pasal – pasal yang ada dalam Undang – Undang Dasar 1945. 2. Kelembagaan atau Instansi Negara
  • 23. Perkembangan terakhir tentang pemerintah daerah adalah dengan digulirkannya otonomi daerah yang ditandai oleh berlakunya -. Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang pada prinsipnya memberi ruang otonomi daerah secra leluasa. Pada tataran praktis, proses otonomi daerah pada saat ini sedang -. berlangsung yang ditandai oleh menguatnya peranan daerah.undang – undang 32 Tahun 2004.ubah dengan uu 33 tahun 2004, sebagai penggantiang dari undang – undang yang lama.
  • 24. 3. Hubungan antara Negara dengan warga Negara, penduduk atau masyarakat. a. Ketentuan tentang warga Negara b. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. c. Hak rakyat Indonesia atas pekerjaan dan penghidupan yang layah. d. Hak atas kemerdekaan atau kebebasan berkumpul dan berserikat. e. Kemerdekaan atau kebebasan untuk memeluk agama. f. Hak dan kewajiban untuk pembelaan Negara g. Hak untuk memperoleh penjaran ( pendidikan ) h. Kebudayaan Nasional Indonesia i. Hak Asasi Manusia dan perkembangannya Indonesia j. Amandemen Undang – Undang Dasar 1945 yang berkaitan dengan masalah Hak Asasi Manusia, yang semula tercantum secara berturut – turut dalam Pasal 27 dan, pasal 28 setelah dilakukan amandemen.
  • 25. 3. Undang – Undang Secara yuridis ( dalam perspektif hukum ) undang – undang memiliki dua makna, yakni : a. Undang – undang secara formal adalah setiap bentuk peraturan perundangan yang diciptakan oleh lembaga yang berkompeten dalam perbuatan undang – undang . b. Undang – undang secara material adalah setiap produk hukum memiliki fungsih regulasi ( peraturan ), yang bersumberkan seluruh dimensi kehidupan manusia.
  • 26. 3. Traktat atau Treary Traktat atau treaty adalah produk hukum yang diciptakan dalam konteks hubungan antar Negara. Oleh karena itu traktat bias berupa : a. Traktat bilateral yang diciptakan oleh dan melibatkan dua Negara. b. Traktat multilateral, yaitu perjanjian antarnegara yang melibatkan lebih dari dua Negara. Traktat menjadi sangat penting sebagai sumber hukum, karena traktat merupakan refensi bagi ilmu hukum dan
  • 27. DOKTRIN ATAU PENDAPAT PARA AHLI HUKUM  Merupakan sumber hukum yang sangat penting bagi ilmu hukum dan perkembagangya  Kemajuan pemikiran tentang hukum sangat tergantung antara lain kepada pendapat yang dikemukakan para ahli hukum untuk menyakapi fenomonan yang terjadi setiap waktu.
  • 28. BAB II SISTEM HUKUM INDONESIA Sistem hukum Indonesia sebagai sebuah sistem aturan yang berlaku di Negara Indonesia adalah sistem aturan yang sedemikian rumit dan luas, yang terdiri atas unsur – unsur hukum, di mana di antara unsur hukum yang satu dengan yang lain saling bertentang saling pengaruh memengaruhi serta saling mengisi. Oleh karenanya membicarakan satu bidang atau unsur atau subsistem hukum yang berlaku d Indonesia tidak bisa dipisahkan dari yang lain, sehingga mirip dengan tubuh manusia, unsur hukum bagaikan organ yang keberadaannya tidak bisa dipisahkan dri organ yang lain.
  • 29. A. HUKUM KEPIDANAAN Hukum kepidanaan adalah sistem aturan yang mengatur semua perbuatan yang tidak boleh dilakukan ( yang dilarang untuk dilakukan ) oleh setiap warga Negara Indonesua disertai sanksi yang tegas bagi setiap pelanggaran aturan pidana tersebut serta tata cara yang harus dilalui bagi para pihak yang berkompenen dalam penegakannya.
  • 30. 1. Hak Asasi Manusia ( HAM ), yaitu seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Ynag Maha Esa dab merupakan anugrahnya yang wajib di hormati, di junjung tinggi dan dilindungi oleh Negara hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
  • 31. 2. Kepentingan masyarakat umum atau kepentingan sosial, yaitu kepentingan yang lazim terjadi dalam perspektif pergaulan hidup antar manusia sebagai insane yang merdeka dan dilindungi oleh norma – norma moral, agama, sosial ( norma etika ) serta hukum. 3. Kepentingan pemerintahan dan Negara , yaitu kepentingan yang muncul dan berkembang dalam rangka penyelenggaraan kehidupan pemerintahan serta kehidupan bernegara demi tegak dan berwirabawa Negara Indonesia, baik bagi rakyat Indonesia maupun dalam pergaulan dunia
  • 32. a. Hukum pidana militer yang aturan umumnya ada di dalam Kitab Undang – Undang hukum pidana Tentara ( KHUPT ). Dari namanya bisa dipahami bahwa hukum pidana ini berlaku dikalangan militer Indonesia. b. Hukum pidana ekonomi, yaitu hukum pidana yang berlaku pada bidang perekonomian Indonesia, yaitu semua kegiataan yang mengakibatkan kerugian atau kelemahan perekonomian Negara. c. Hukum Pidana Polotik yaitu hukum pidana yang berkaitan dengan penyelenggaraan kehidupan bernegara.
  • 33. B. Hukum Pidana Hukum Pidana sebagai suatu lapangan hukum, juga dipelajari oleh ilmu pengetahuan atau dijadikan obyek dari suatu ilmu pengetahuan; yaitu yang disebut Ilmu Hukum Pidana. Jadi Ilmu Hukum Pidana adalah ilmu mengenai suatu bagian khusus dari hukum, yaitu “ hukum pidana
  • 34. 1. Criminal biology; yang menyelidiki dalam diri orang itu sendiri akan sebab-sebab dari perbuatannya baik jasmani maupun rokhaninya. 2. Criminal sociology; yang menyelidiki sebab-sebab itu dalam lingkungan masyarakat di mana penjahat itu berada. 3. Criminal policy; yang mencari tindakan-tindakan apa yang di sekitarnya harus dijalankan supaya penjahat itu menjadi baik kembali atau supaya orang lain berbuat demikian.
  • 35. C. Macam-macam Hukum Pidana Ada beberapa macam Hukum Pidana, yaitu: 1. Hukum Pidana Umum Disebut Hukum Pidana Umum, karena berlaku untuk umum; sering disebut dengan istilah “Hukum Pidana Sipil”. Berlaku umum sebab disamping berlaku untuk orang-orang sipil,
  • 36. 2. Hukum Pidana Militair Merupakan aturan Hukum Pidana Khusus sebab Hukum Pidana ini hanya berlaku khusus bagi anggota-anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. 3. Hukum Pidana Fiskal Berupa aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan pidana yang tersebut dalam per-undang-undangan mengenai penghasilan dan persewaan Negara. Hukum Pidana Fiskal mempunyai cara atau sistem tersendiri yang berlainan dengan Hukum Pidana umum.
  • 37. D. Perbuatan Pidana Perbuatan pidana, disebut juga “delik” ialah perbuatan yang oleh hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana. Tetapi untuk menentukan suatu perbuatan itu merupakan perbuatan pidana atau bukan, harus ada dasarnya. Dasar mana ialah yang dikenal sebagai asas legalitas (principle of legality) yaitu asas yang menentukan bahwa : “tidak ada perbuatan yang dilarang dan diancam dengan pidana, jika tidak ditentukan terlebih dahulu dalam perundang-undangan – (Ps. 1 ayat 1 KUHPid,) biasanya ini dikenal dalam bahasa latin sebagai nullum delictum nulla poena sine proevia lege”.
  • 38. Rumusan tersebut berasal dari seorang sarjana Jerman yaitu Anselen von Feuerbach. Dengan demikian untuk menentukan perbuatan pidana pada seseorang; pertama-tama harus ada suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu undang-undang, sedang perbuatan itu dilakukan dengan cara dan dalam keadaan seperti yang diuraikan dalam suatu pasal undang-undang tersebut. Contoh:  Pencurian : Harus ada perbuatan yang berupa “ mengambil barang yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain, untuk dimiliki sendiri” (pasal 362 KUHPid.).  Pembunuhan : Harus ada suatu perbuatan yang berupa “merampas jiwa orang lain” (pasal 338 KUHPid.).
  • 39. E. Sistem Pidana menurut KUHPid. Menurut pasal 10 KUHPid. Perihal pidana terdiri; A. Pidana pokok, 1. Pidana mati 2. Pidana penjara 3. Pidanan kurungan 4. Pidana denda B. Pidana tambahan, 1. Pencabutan hak-hak tertentu 2. Perampasan barang-barang tertentu 3. Pengumuman putusan hakim.
  • 40. ad. A. Pidana Pokok pidana pokok dapat dijatuhkan bersama-sama dengan pidana tambahan, dari dapat juga dijatuhkan sendiri. Tetapi antara pidana pokok tidak dapat dijatuhkan bersama, sebab sistem pidana menurut KUHPid. Menganut suatu asas: “bahwa tidak ada penggabungan dari pidana pkok”. Asas lain yang dianut oleh KUHPid. Ialah: untuk masing- masing perbuatan pidana ditetapkan sendiri-sendiri pidana yang setinggi-tingginya dapat di jatuhkan (maximum khusus), misalnya untuk kejahatan “pencurian” dalam bentuknya yang paling sederhana (pasal 362 KUHPid.) diancamkan pidana penjara setinggi-tingginya 5 tahun untuk “ penggelapan “ diancamkan pidana penjara setinggi-tingginya 4 tahun ( pasal 372 KUHPid. ) dan seterusnya
  • 41. 1. Memerintahkan, bahwa anak yang bersalah akan dikembalikan kepada orang tua, wali atau orang yang memeliharanya dengan tidak dijatuhi sesuatu pidana. 2. Memerintahkan bahwa yang bersalah akan diserahkan kepada pemerintah dengan tidak di jatuhi sesuatu pidana. 3. Memidana anak yang bersalah.
  • 42. Prinsip-prinsip hukum pidana yang menjadi pekdoman, baik dalam menyusun pidana yang menjadi pedoman, baik dalam menyusun peraturan perundangan maupun digunakan dalam penegakan hukum, antara lain. 1) Prinsip hukum pidana berdasarkan tempat, yang lebih dikenal dengan prinsip territorial, yakni bahawa berlakunya hukum pidana dibatasi oleh wilayah kedaulatan suatu Negara. a) Prinsip Universal b) Prinsip Nasionalitas Aktif c) Prinsip Nasionalitas Pasif
  • 43. 2) Prinsip hukum pidana berdasarkan orang atau lazim disebut Prinsip Personal, yakni bahwa hukum pidana berlaku bagi orang perorang. Artinya bekerjanya hukum pidana adalah berdasarkan perorangan. a) Tidak dipidana seseorang tanpa kesalahan. b) Alasan pembenar c) Alsan pemaaf d) Alasan penghapus hukuman e) Ne Bis in Idem
  • 44. 3) Prinsip hukum pidana berdasrkan waktu, yang sering sebagai Prinsip atau Asas Legalitas, yang bermakna bahwa tidak satu pun perbuatan dapat dipidana kecuali telah diatur sebelumnya. Prinsip hukum ini tersirat dalam Pasal 1 Ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP). a) ‘Nullum Delictum Noela Lege Praevia, artinya ‘ tiada pidana dapat dijatuhkan tampa didahulukan tampa adanya peraturan yang memuat sanksi pidana terlebih dahulu ‘. b) Undang-undang tidak berlaku surut. Makna dari prinsip tersebut adalah bahwa undang-undang tidak menjangkau peristiwa atau perbuatan yang dilakukan oleh orang yang terjadi pda masa sebelum. c) ‘Lex temporis delicti’ atau undang-undang terhadap delik yang terjadi pada saat itu
  • 45. F. Hukum Acara Pidana Hukum acara pidana adalah hukum yang mengatur tata cara menegakkkan hukum pidana material. Sumber hukum acara pidana yang berlaku bagi Indonsia, antara lain: a. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Umdang Hukum Acara Pidana (KUHP); b. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Pokok-Pokok Kepolisian; c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Pokok Kejaksaan; d. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah mengalami perubahan melalui Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999; e. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung; f. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum
  • 46. Prinsip-prinsip hukum acara pidana yang tercantum dalam KUHP dan harus menjadi acuan dalam pelaksanaan serta penegakan hukum pidana antara lain: a. Prinsip peradilan berdasarkan ‘Demi Keadilan berdasarkan Ke- Tuhan-an Yang Maha Esa’. Sebagaimana tertera adalam Pasal 29 UUD Nomr Tahun 1981 dan merupakan amanat Pasal 29 UUD 1945. b. Prinsip ‘Larangan campur tangan pihak luar (pihak lain diluar kekuasaan kehakiman) terhadap dan dalam urusan peradilan’. c. Prinsip ‘Kesamaan di muka hukum d. Prinsip ‘Pemeriksaan berdasarkan majelis hakim’. e. Prinsip ‘Praduga tak bersalah’. f. Prinsip ‘Pemberian bantuan hukum sebagai salah satu hak asasi manusia
  • 47. G. HUKUM KEPERDATAAN Hukum keperdataan adalah sistem aturan yang mengatur tentang berbagai hubungan manusia konteks kedudukannya sebagai individu terhadap individu yang lain.
  • 48. 1. Hukum Perdata Hukum perdata adalah hukum atau sistem aturan yang mengatur tentang hak dan kewajiban orang dan badan hukum sebagai dari konsep subjek hukum yang satu terhadap yang lain baik dalam hubungan keluarga maupun dalam hubungan masyarakat, yakni hubungan perdata tertulis
  • 49. Sistematika hukum perdata tertulis berdasarkan konsep ilmu pengetahuan hukum adalah sistematika yang didesain berdasarkan siklus manusia. Meninggalkan harta warisan kepada generasi berikutnya yang terdiri atas 4 bagian, yaitu: a) Hukum Perorangan b) Hukum Keluarga c) Hukum Harta Kekayaan d) Hukum Waris
  • 50. Sistematika hukum perdata tertulis yang digunakan oleh para penggegas (konseptor) KUH Perdata, yaitu sebagai berikut: a) Buku Pertama berisi tentang Orang, yang isinya tentang kedudukan hukum perorangan dan hukum keluarga; b) Buku Kedua berisi tentang Benda, yang berisi tentang hukum harta kekayaan dan hukum waris; c) Buku Ketiga berisi tentang Perikatan, yang berisi perikatan yang lahir dari undang-undang dan dari persetujuan atau perejanjian; d) Buku Keempat yang berisi tentang Pembuktian dan Daluwarsa, yang berisikan tentang alat-alat bukti yang bisa digunakan atau dihadirkan jika terjadi persengketan hukum serta tentang kedudukan benda sebagai akibat daluwarsa atau lampau waktu.
  • 51. PERKEMBANGAN HUKUM PERDATA DI INDONESIA MENUJUKAN TENDENSI MEMBIDANGAN HUKUM PERDATA 1. Bidang Hukum Keluarga 2. Bidang Hukum Waris 3. Bidang Hukum Benda 4. Bidang Hukum Jaminan 5. Bidang Hukum Perikataan Umum 6. Bidang Hukum Badan Hukum 7. Bidang Hukum Perjanjian Khusus
  • 52. Hukum perdata yang pada awalnya dalam arti luas termasuk didalamnya hukum dagang. a. Kedudukan Orang dalam Hukum Perdata Orang mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam hukum perdata, karena ia menjadi subjek hukum utama atau menjadi pelaku setiap perbuatan hukum, yang secara otomatis diberikan sejak seseorang lahir ke dunia. Beberapa prinsip hukum perdata yang berikatan kedudukan orang dalam hukum perdata, antara lain:
  • 53. 1) Prinsip perlindungan hak asasi manusia (Pasal 1 Ayat 5 KUH Perdata) 2) Prinsip setiap orang harus memeliki nama dan tempat tinggal (prinsip domisili). 3) Prinsip perlindungan bagi orang-oraang yang tidak memeliki kecakapan bertindak. 4) Prinsip monogamy dan poligami dalam prkawinan. 5) Prinsip bahwa suami adalah kepala keluarga. Prinsip hukum ini secara formal masih berlaku di tengah tuntunan emansipasi yang semakin menkini menjadi kemandirian wanita mendapatkan tempat dalam pergaulan social.
  • 54. B. Kedudukan Benda dalam Hukum Perdata Beberapa prinsip hukum kebendaan yang menjadi pedoman dalam hukum kebendaan adalah: 1. Prinsip pembagian hak manusia ke dalam hak perorangan. Hak kebendaan adalah hak untuk menguasai benda secara lansung atau suatu benda dan kekeuasaan tersebut dapat dipertahankan terhadap orang. 2. Prinsip hak milik fungsi social. Prinsip hukum ini memeliki makna bahwa orang tidak dibenarkan untuk menggunakan hak miliknya secara merugikan orang lain.
  • 55. c. Prinsip-prinsip Perikatan dalam Hukum Perdata Pasal 1233 Kuh Perdata mengatur bahwa: Perikatan dapat dilakukan karena persetujuan atau karena undang-undang. Perikatan yang lahir karena undang- undang ada 2 (dua) masam, yakni: 1) Perikatan yang semata-mata lahir karena diberlakukannya suatu undang-undang. 2)Perikatan yang lahir karena undang- undang
  • 56. Prinsip-prinsip perikatan antara lain: a) Prinsip kebebasan bertindak, yaitu prinsip melakukan hubungan hukum yang menekan bahwa setiap orang yang melakukan hubungan perikatan harus di dasarkan atas kemauan dan kebebasan dirinya sendiri. b) Prinsip perjanjian harus dulaksanakan dengan kiktikad baik (te goeder trouw0, yaitu prinsip hukum yang menekankan bahwa setiap hubungan hukum yang dilakukan setiap orang harus didasarkan atas keinginan dan niat yang baik.
  • 57. c) Prinsip perjanjian adalah undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Prinsip ini menekankan bahwa setiap orang yang membuat perjanjian. Perjanjian adalah sama dan sejajar dengan undang dan hukum (Pasal 1313 KUH Perdata). d) Prinsip semua harta kekayaan seseorang menjadi jaminan atau tanggungan bagi semua utang-utangnya. e) Prinsip Acto Pauliana,yaitu prinsip hukum yang menekankan diperbolehkannya tindakan atau aksi bagi seorang kreditor untuk membatalkan semua perjanjian dengan debitur yang dilakukan dengan iktikad buruk.
  • 58. 2. Hukum Acara Perdata Hukum acara perdata disebut juga hukum perdata formil yaitu aturan- aturan hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan hukum perdata materiil. Hukum acara perdata itu termasuk hukum perdata, sepanjang ia mengatur cara mempertahankan hukum perdata materiil atau dengan perkataan lain cara mempertahankan kepentingan perdata.
  • 59. a. Sumber Hukum Acara Perdat Sumber hukum acara perdata yang paling utama antar lain: 1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok- Pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999;: 2) Herziene Inlands Reglemen (HIR) atau Reglemen Bumi Putera yang di perbarui yang dikeluarkan oleh Pemerintah Hindia Belanda Staadbalad No. 44 Tahun 1941 serta Hukum Acara bagi masyarakat Jawa dan Madura (Recht Buiten gewesten (RBg) Tahun 1943); 3) Undang-Undang Nomr 14 Tahun 1985 tentang Mahkmah Agung; 4) Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan UMUM.
  • 60. b. Prinsip-prinsip Hukum Acara Perdata Implementasi dari hukum acara perdata didasarkan atas prinsip-prinsip atau asas-asas hukum acara perdata yang dikenal luas dikalangan peradilan perdata, sebagai berikut : 1) Hakim bersifat menunggu 2) Hakim dilarang menolak perkara 3) Hakim bersikap aktif 4) Hakim harus mendengar kedua belah pihak 5) Putusan harus disertai alasan 6) Peradilan bersifat sederhana, cepat dan berbiaya ringan (murah) 7) Peradilan berjalan objektif 8) Hakim tidak menguji undang-undang (menguji tidak dikenal)
  • 61. c. Alat Bukti Persidangan Alat bukti yang bisa disampaikan para pihak menurut Sudikno Mertokusumo (1981: 93-150), meliputi : a) Alat bukti tertulis b) Kesaksian c) Pengakuan d) Persangkaan e) Sumpah
  • 62. Dalam hukum acara perdata dikenal 3 macam sumpah, yaitu: 1) Sumpah suppletior yaitu pelengkap, yang diperintahkan hakim karena jabatannya kepada salah satu pihak untuk melengkapi pembuktian peristiwa yang menjadi sengketa sebagai dasar putusan. 2) Sumpah estimator, yaitu sumpah penaksiran, yang diperintahkan oleh hakim kepada penggugat untuk menentukan jumlah ganti kerugian. 3) Sumpah decitior yaitu sumpah penentu atau pemutus, yang lain.
  • 63. d. Putusan dalam Hukum Acara Perdata Putusan hakim adalah persidangan perdata adalah kalimat dari suatu proses pencarian kebenaran hukum yang dilakukan hakim berdasarkan prinsip – prinsip yang dikuasai serta diyakini hakim. Putusan hakim mempunyai 3 macam ketentuan, yaitu kekuatan mengikat, kekuatan pembuktian serta kekuatan eksekutorial.
  • 64. H. HUKUM KENEGARAAN Hukum kenegaraan adalah sistem aturan yang mengatur tata cara penyelenggaraan kehidupan bernegara. Dengan bahasa lain hukum kenegaraan adalah hukum politik suatu negara’. 1. Hukum Tata Negara Hukum Tata Negara adalah istilah yang sering digunakan oleh para ahli hukum untuk menyebut sistem aturan yang mengatur tentang status, bentuk serta mekanisme penyelenggaraan Negara.
  • 65. Sumber hukum tata Negara yang menjadi tempat mencari rujukan tentang aturan – aturan kenegaraan adalah : 1) Undang – Undang Dasar 1945 2) Ketetapan – Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia. 3) Undang – Undang yaitu, peraturan yang diciptakan oleh lembaga – lembaga yang berkompeten ( DPR dan Presiden ), yang materinya berkaitan dengan susunan dan fungsih lembaga tinggi Negara. Contoh : (a ) Undang – Undang Nomor 15 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, yang memberikan ruang gerak lembaga tinggi di bidang pengelolaan hukum dan keadilan ;
  • 66. ( b ) Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan daerah yang di gantikan oleh undang – undang 32 tahun 2004. dalam perspektif kehidupan bernegara yang semula bersifat sentralisasi menjadi desentralisasi dan mengakibatkan perubahan tata piker dan tata tidak bagi para penyelenggara Negara secara luas; ( c ) Undang – Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia, yang merupakan perubahan kedudukan polisi, dari semula yang menjadi bagian dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia, menjadi semata – mata berkedudukan sebagai lembaga penegakan hukum yang secara operasional di bawah presiden. Undang – Undang ini juga ikut mengubah paradigma hukum Indonesia yang semula menjadikan polisi secara structural kurang mandiri.
  • 67. 4) Peraturan perundangan lainnya, seperti peraturan pemerintah dan keputusan presiden ( yang dibuat presiden sebagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, merupakan sumber hukum tata Negara yang penting karena dari kedua sumber tersebut bisa dicari dan didapatkan informasi tentang rangkaian hukum tata Negara secara detail dan terinci. 5) Kebiasaan Ketatanegaraan ( Convention ), yaitu kebiasaan – kebiasaan yang tumbuh dalam kehidupan bernegara. 6) Traktar atau treaty, yaitu perjanjian yang dibuat olrh Indonesia dengan Negara lain,
  • 68. 2. Hukum Tata Pemerintahan Hukum Tata Pemerintahan adalah sistem aturan yang pada dasarnya merupakan konsekuensi lebih lanjut atas diaturnya hukum tata Negara. Pada prinsipnya hukum tata pemerintahan adalah sistem hukum yang mengatur bagaimana para aparatur Negara dan pemerintahan menjalankan tugas dan kewajiban. a. Subjek Hukum Tata Pemerintahan Subjek hukum tata pemerintahan adalah :
  • 69. 1) Pegawai negeri yang terdiri atas pegawai negeri sipil, tentara, polisi, serta pegawai Badan Uasaha Milik Negara. 2) Jabatan – Jabatan, yang disusun berdasarkan fungsi serta susunan organisasi public. 3) Jabatan public, dinas – dinas public, badan usaha milik Negara dan daerah. 4) Daerah otonom. 5) Negara.
  • 70. b. Sumber Hukum Tata Pemerintahan Sumber hukum tata pemerintahan adalah : 1) Undang – Undang , yaitu sebagai undang – undang yang mengatur kehidupan pemerintahan , misalnya Undang – Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Di gantikan dengan undang – undang 32 tahun 2004. Pelaksanaan pemerintah , yaitu berbagai bentuk keputusan pejabat Negara dan pemerintahan yang bisa dijadikan landasan hukum berikutnya. 2) Yurisprudensi yang berkaitan dengan pemerintahan. 3) Doktrin atau pendapat para ahli tata pemerintahan terkemuka.
  • 71. c. Prinsip Tata Pemerintahan Pemerintahan menurut Feried Ali ( 1996 : 52 – 57 ) antara lain : 1) Prinsip Legalitas ( Legality Principle ) yaitu prinsip yang merupakan konsekuensi Indonesia sebagai Negara hukum, yang menyatakan bahwa setiap perbuatan tindakan dan atau kebijakan aparatur pemerintah harus didsarkan pada hukum yang berlaku. 2) Prinsip Oportinitas ( Oportunity Principle ) atau disebut juga dengan prinsip dikresi ( Prajudi 1983 ).
  • 72. 3) Prinsip Adaptasi, yaitu prinsip hukum yang menghendaki agar setiap pejabat pemerintahan dalam proses pengambilan keputusan selalu diberi kesempatan untuk mengadakan perubahan. 4) Prinsip Kontinuitas yaitu prinsip hukum yang menghendaki adanya jaminan kelangsungan suatu keputusan yang telah ditandatangani terdahulu tetap berlaku walaupun pejabat tersebut telah diganti. 5) Prinsip Preoritas, yaitu prinsip tata pemerintahan yang memberi perlindungan serta mengutamakan pada kepentingan umum.
  • 73. 6) Prinsip Keseimbangan, yaitu bahwa dalam setiap tindakan dan kebijakan penjabat pemerintah harus mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban baik dalam tataran individual maupun dalam tataran social ( menjangkau lapisan yang luas ). 7) Prinsip Kesamaan ( Equality Principle ), yaitu prinsip hukum yang mewajibkan bagi setiap pejabat pemerintah dalam setiap tindakan dan kebijakannya didasarkan atas penempatan dirinya sama dengan pihak lain.
  • 74. 8) Prinsip Motifasi, yaitu prinsip hukum yang menghendaki agar setiap pejabat pemerintah agar dalam setiap tindakan dan kewajibannya terkandung dorongan yang kuat berdasarkan argumentasi ( alasan ) serta berdasarkan motifasi yang benar dan kuat. 9) Prinsip Bertindak Cermat, yaitu prinsip hukum yang menurut agar setiap pejabat pemerintah dalam setiap tindakannya tidak hanya berakibat bagi dirinya sendiri tetapi dirinya juga berakibat bagi pihak lain dan memiliki dampak yang luas
  • 75. 10) Prinsip Tidak Boleh Mencampuradukan Kewenangan, yaitu prinsip hukum bahwa dalam setiap tindakannya, setiap pejabat pemerintahan tidak boleh mencampuradukan kewenangan – kewenangan yang dimilikinya dengan pejabatatau lembaga yang lain. 11) Prinsip Permainan Ynag Layak, ( Fair Ply Principle ), yaitu prinsip hukum yang menekankan agar dalam setiap tindakannya.
  • 76. 12) Prinsip Keadilan atau Prinsip Kewajiban, yaitu prinsip hukum yang menegakkan bagi setiap pejabat pemerintah agar setiap tindakan dan kebijakannya senantiasa didasarkan atas keadilan dan menghindari kesewenang – kesewenangan. 13) Prinsip Menanggapi Pengharapan yang Wajar, yaitu prinsip hukum yang menekankan agar pejabat pemerintah dalam setiap tindakannya terdorong untuk senantiasa memperhatikan harapan – harapan atau aspirasi yang tumbuh di kalangan masyarakat pengguna jasa pemerintahan.
  • 77. 14) Prinsp Peniadaan Akibat – Akibat Suatu Keputusan, yaitu prinsip hukum yang menuntun agar setiap tindakan dan kebijakannya. 15) Prinsip perlindungan Pandangan Hidup , yakni prinsip hukum yang menghendaki para pejabat pemerintah untuk senantiasa memberikan perlindungan terhadap pandangan hidup rakyatnya dalam setiap tindakan dan kebijakan yang diambilnya.
  • 78. d. Materi Hukum Tata Pemerintahan Materi hukum tata pemerintahan adalah materi peraturan perundangan yang dipergunakan untuk menyelenggarakan pemerintahan di Indonesia. 1. Hukum tata penyelenggaraan pemerintaha yang terdiri atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang pemerintahan daerah.yang telah di gantikan dengan UU N0:32 tahun 2004.
  • 79. 2. Hukum agrarian, yang dilandasi oleh Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang pokok – pokok agrarian. Mengingat luas dan relevannya hukum agrarian, pada bagian berikutnya dibahas tersendiri. 3. Hukum kepegawaian, yang dilandasi oleh Undng – Undang Nomor 8 Tahun 1974 dan telah disempurnakan oleh Undang – Undang Nomor 15 Tahun 1985. 4. Hukum pajak yang landasan utamanya adalah Undang – Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang pajak.
  • 80. I. HUKUM INTERNASIAONAL Adalah suatu asas umum dalam ilmu pengetahuan hukum, bahwa setiap tata hukum berlaku hanya dalam batas-batas wilayah suatu Negara tertentu. Demikian tata hukum Negara Republik Indonesia berlaku hanya dalam batas-batas wilayah Negara Republik Indonesia. Tata hukum Negara Republik Rakyat Tiongkok berlaku hanya dalam batas-batas wilayah Negara itu sendiri.
  • 81. Asas ini disebut asas territorialiteit, atau asas kewilayahan. Dasarnya ialah kekuasaan Negara atas wilayahnya sendiri. Negara dapat menentukan bahwa hukumnya berlaku bagi semua orang dan barang yang ada dalam wilayah atau territoirnya. Kecuali atas wilyahnya, Negara mempunyai kekuasaan juga atas warganegaranya. Maka itu Negara dapat menentukan bahwa hukumnya berlaku bagi warganegaranya sendiri, bagi rakyatnya atau bangsa sendiri, di manapun adanya. Ini disebut, asas personaliteit atau asas nationaliteit atau asas kebangsaan.
  • 82. Dengan kata lain: ada pula “aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan-hubungan antar Negara yang satu dan Negara yang lain atau hubungan-hubungan antara warganegara dari Negara yang satu dan warganegara dari Negara yang lain. 1. Definisi Hukum Internasional Hukum Internasional merupakan sistem aturan yang digunakan untuk mengatur pergaulan Negara yang merdeka dan berdaulat dan oleh karenanya ditaati dalam hubungan antarnegara, yang juga meliputi :
  • 83. a. Peraturan – peraturan hukum mengenai pelaksanaan fungsi lembaga – lembaga dan organisasi – organisasi internasional, hubungan – hubungannya dengan Negara – Negara dan imndividu – individu. b. Peraturan – peraturan hukum tertentu mengenai individu – individu dan kesatuan – kesatuan bukan Negara, sepanjang hak – hak atau kewajiban – kewajiban individu dan kesatuan itu merupakan masalah persekutuan internasional ( Bahsan Mustofa, 1995 : 111 ).
  • 84. 2. Sumber Hukum Internasional Sumber hukum internasional secara formal sesuai dengan Pasal 38 (1) Piagam Mahkamah Internasional adalah. a. Treaty atau traktat atau International Convention , yakni perjanjian yang dibuat oleh antarbangsa, baik yang bersifat bilateral( melibatkan 2 negara ) maupun multilateral. b. Kebiasaan Internasional atau International Custum, yaitu kebiasaan yang timbul dalam praksis hubungan atau pergaulan antar Negara, yang berakibat timbulnya hukum.
  • 85. 3. Dasar berlakunya Hukum Internasional Ada dua asumsi atas dasar berlakunya hukum internasional, yaitu pertama, suatu perjanjian yang dibuat haruslah dipatuhi. Asumsi ini kemudian dalam pergaulan internasional menjadi prinsip berlakunya hukum internasional. Asumsi berlakunya hukum internasional menjadikan hukum internasional mengikat para Negara di dunia ini..
  • 86. 4. Subjek Hukum Internasional Para pelaku (sebagai subjek) hukum internasional adalah : a. Negara (State ), yakni Negara yang berdaulatan dan merdeka saja yang diakui sebagai subjek hukum internasional. Negara jajahan atau koloni belum dianggap sebagai sujek hukum internasional. b. Gabungan Negara – Negara, yaitu gabungan Negara- Negara yang bertindak sebagai kesatuan
  • 87. 5. Materi Hukum Internasional Materi hukum internasional damai antara lain : a. Aturan tentang penentuan batas – batas wilayah suatu Negara. b. Aturan tentang organ – organ yang bertindak sebagai sebagai wakil Negara- Negara, misalnya : Kepala Negara, Duta, Konsul, dan sebagainya. c. Aturan tentang terjadinya, bekerjanya, dan hapusnya traktat. d. Aturan tentang akibat- akibat perbuatan yang melanggar hukum internasional, seperti : embargo, blockade, dan sebagainya. e. Aturan tentang kepentingan bersama yang bisa dilakukan oleh Negara – Negara seperti kerja sama di bidang ekonomi, pendidikan, budaya dean sebagainya. f. Aturan tentang tata cara memecahkan masalah atau
  • 88. sedangkan hukum internasional perang dalam istilah yang lebih popular adalah hukum humanitair, yang mengatur tata cara diplomasi bersenjata atau tata cara berperang secara bermartabat sebagai jalan terakhir apabila diplomasi secara damai sudah tertutup. 6. Implementasi HI dalam Pergaulan Antarbangsa Berbeda dengan hukum nasional yang berlaku di setiap Negara merdeka dan berdaulat yang dijalankan, diawasi serta diberikan sanksi bagi yang melanggarnya oleh sistem penyelenggaraan Negara
  • 89. J. HUKUM AGRARIA Lapangan hukum Agraria tergolong sebagai lapangan hukum yang muda usia bila dibandingkan dengan lapangan-lapangan hukum perdata, hukum dagang dan hukum pidana dan sebagainya. Didalam tata hukum Indonesia lapangan hukum agrarian mendapat tempat sebagai lapangan hukum tersendiri sejak berlakunya Undang-undang Pokok Graria (UU no. 5 tahun 1960/L.N. no 104 tahun 1960) pada tanggal 24 September 1960. Sebelum UUPA ini beralaku maka hukum agrarian di Indonesia merupakan bagian-bagian dari hukum perdata barat, hukum adat, hukum antargolongan dan hukum tatanegara/hukum tatausaha Negara.
  • 90. Undang-undang Pokok Agraria yaitu Undang-undang nomor 5 tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok Agraria, merupakan Undang-undang yang bersifat nasional dan dengan Undang-undang itu pula maka peraturan-peraturan agrarian lama yang bersifat dualistis serta bersifat kolonialistis ditiadakan. Peraturan perundangan lama yang ditiadakan atau dicabut berlakunya oleh UUPA, antara lain ialah:
  • 91. Hukum agraris yang dimiliki oleh dan berlaku bagi masyarakat Indonesia terutama adalah Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang pokok – pokok agrarian, yang diundangkan apada tanggal 24 September 1960 dianggap oleh sebagian pakar hukum sebagai ‘ karya adhi ‘. Hukum agrarian yang memuat dalam Undang – Undang No. 5 Tahun 1960 tersebut dinilai Boedi Harsono menjadi titik tolak perubahan yang fundamental atau mendasar dibidang hukum pertahanan ( 1999 : 1 ) karena dilihat dari susunan perangkat hukum. Diberlakunya Undang – Undang Nomor 5 Tahun 1960 dengan penanaman Hukum Agraria merupakan perluasan konsep agrarian yang jauh lebih luas dari hukum tanah, karena ‘ hukum agrarian ‘ memiliki makna
  • 92. H. HUKUM ADAT Hukum adat adalah sistem aturan berlaku dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang berasal adat kebiasaan, yang secara turun temurun dihormati dan ditaati oleh masyarakat sebagai tradisi bangsa Indonesia. Berlakunya hukum adat di Indonesia diakui secara implicit oleh Undang – Undang Dasar 1945 melalui penjelasan umum, yang menyebutkan bahwa : ‘ Undang – Undang Dasar adalah hukum dasar yang tertulis, sedangkan disampingnya Undang – Undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis ialah aturan – aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktik penyelenggaraan Negara, meskipun tidak tertulis ‘ .
  • 93. 1. Sumber Hukum Adat Secara lebih terperinci, sumber hukum adat dalam arti segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai tempat mencari hukum adat adalah : a) Pepatah – pepatah adat baik yang tersurat maupun tersirat merupakan prinsip – prinsip hukum adat yang menjadi pegangan hidup masyarakat Indonesia. b) Yurisprudensi adat, yaitu keputusan – keputusan hakim yang berkaitan dengan masalah atau sengketa adat.
  • 94. c) Dokumen-dokumen yang memuat ketentuang yang hidup pada suatu masa tertentu ketika hukum adat menjadi hukum positif secara nyata (pada zaman keemasan kejaraan), baik yang berwujud piagam – piagam, peraturan – peraturan atau keputusan – keputusan. d) Buku undang – undang yang dikeluarkan oleh raja – raja. e) Laporan – laporan hasil penetilian tentang hukum adat. f) Buku karangan ilmiah para pakar hukum adat yang menghasilkan doktrin atau tesis tentang hukum adat.
  • 95. 2. Sejarah Hukum Adat Sejarah hukum adat adalah sejarah sepanjang tentang perjalanan bangsa Indonesia yang jauh menjangkau masa – masa kejayaan bangsa nusantara yang memiliki masa pasang dan masa surut sebuah gugus bangsa dan sebagiannya adalah karena datangnya bangsa eropa – terutama Belanda, Portugis, damn Inggris ). Sejarag hukum adat ditandai pleh dua lintasan sejarah, yakni sejarah penemuan hukum adat sebagai ilmu dan sistem hukum yang berlaku serta sejarah politik atau kebijakan hukum adat yang berlaku di Indonesia dari masa ke masa.
  • 96. a. Sejarah Penemuan Hukum Adat Sejarah penemuan hukum adat sebagai ilmu dan sistem hukum dibagi dalam tahap – tahap : 1) Zaman Sebelum VOC Datang ke Nusantara Zaman atau masa ini ditandai oleh kedudukan hukum adat sebagi hukum positif, yang berlaku sebagai hukum yang nyata dan ditatai oleh rakyat diberbagai kerajaan yang hidup dan berkembang dikepulauan yang berserakan antara samudera Pasifik dan samudera Hindia.
  • 97. 2) Zaman VOC ( tahun 1602 – 1800 ) Zaman ini ditandai oleh perhatian orang asing ( barat ) terhadap hukum adat. 3) Zaman Perintis ( tahun 1783 – 1865 ) Zaman ini ditandai oleh metode penulisan hukum adat yang didahului disertai dengan penyelidikan terhadap hukum adat. 4) Zaman Penemuan Hukum Adat ( 1865 – 1926 ) Masa ini ditandai oleh perhatian terhadap hukum adat secara lebih mendalam melalui perhatian, peninjauan dan penelitian yang dilakukan oleh berbagai pihak.
  • 98. b. Sejarah Politik Hukum Adat Sejarah politik hukum adat di Indonesia, oleh Soepomo dibagi atas 5 tahap dan Bushar Muhammad ( 1993 : 40 ) di tambah 2 periode lagi, yakni : 1. Masa voc ATAU Masa Kompeni Masa ini ditandai oleh kebijakan kompenen terhadap hukum adat dengan cara saling menghormati. 2. Masa Pemerintahan Daendels ( 1808 – 1811 ) a) Hukum adat tidak bertentangan dengan kepentingan umum. b) Hukum adat tidak boleh bertentangan dengan dasar keadilan dan kepetutan ( dalam ukuran berat ). c) Hukum adat dapat menjamin tercapainya keamanan umum.
  • 99. 3. Masa Pemerintahan Reffles ( 1811 – 1816 ) Reffles menggunakan kebijakan atau politik bermurah hati dan bersabar terhadap golongan pribumi. 4. Masa 1816 – 1848 Pada masa ini kedudukan hukum adat mulai terancam karena penguasa Hindia, Belanda pada waktu itu mulai memperkenalkan dan menganut pinsip unifikasi hukum untuk seluruh wilayah jajahannya. 5. Masa 1848 – 1928
  • 100. 6. Masa tahun 1928 – 1945 Masa ini adalah masa penting bagi hukum adat, karena peradilan adat ( Adat Kamer ) dibuka pada tanggal 1 Januari 1938. 7. Masa 1945 – sekarang Pada masa ini hukum adat diakui secara konstitusional melalui Undang – Undang Dasar dengan persyaratan tidak bertentangan dengan kepentingan nasional.
  • 101. BAB III SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HUKUM ADAT Kalau memang hukum adat itu sesuatu yang hidup dalam masyarakat, yaitu suatu segala sosial yang hidup, bagaimnakah kiranya tanggapan, perhatian dan pendirian sarjana –sarjana, ahli – ahli dan peminat – peminat lain terhadap hukum adat itu yang melukiskan, menganalisa, menyusun serta membawakan hukum adat itu sejak dahulu sampai sekarang . Seperti yang dapat ditangkap dari judulnya , maka Vollenhoven menulis dalam bukunya itu tentang sejarah ontdekking van het adatcecht, yakni sejarah ‘ penemuan hukum adat ‘.
  • 102. Adapun Sembilan belas lingkungan hukum adat itu adalah sebagai berikut : 1. Aceh (Aceh Besar, Pantai Barat, Singkel, Simeulue ) 2. Tanah Gayo, Alas dan Batak A. Tanah Gayo ( Gayo Lueus ) B. Tanag Alas C. Tanah Batak ( Tapanuli ) I. Tapanuli Utara a. Batak Papak ( Barus ) b. Batak Karo c. Batak Simelungan d. Batak Toba ( Samosir, Balige, Laguboti, Lumban Julu )
  • 103. II. Tapanuli Selatan a. Padang Lawas ( Tano Sepanjang b. Angkola c. Mandaililng ( Sayurmatinggi ) d. Nias ( Nias Selatan ) 3. Tanah minagkabau ( Pdang, Agam, Tanah datar, Limapuluh kota, Tanah Kampar, Korinci )
  • 104. BAB 4 SEJARAH POLITIK HUKUM ADAT Diatas telah dikemukakan bahwa perhatian terhadap hukum adat itu tidak hanya terwujud dalam dilahirkannya suatu ilmu hukum adat, tetapi juga terjelma dalam dijalankannya suatu politik hukum adat, yaitu kebijaksanaan, sikap terhadap dan perundangan – undangan. Soepomo dan Djokosoetomo mengadakan lima babakan sejarah politik hukum adat, yaitu :
  • 105. 1. Masa kompeni ( VOC ) 2. Masa pemerintahan gubernur Jendral Daenels ( 1808 – 1811 ) 3. Masa pemerintahan inggiris: Letnan-Gubernur Raffles (1811-1816). 4. Masa 1816-1848 5. Masa 1848-1928 Masa yang disebut pada nomor 1 sampai dengan nomor 4 dibicarakan dalam jilid 1 buku yang bersangkutan dengan masa yang disebut pada nomor 5 dibicarakan dalam jilid II buku yang bersangkutan. Dalam buku ini saya sendiri menambah dengan dua masa lagi, yaitu: 6. Masa 1928 – 1945 (1942) 7. Masa 1945 sekarang.
  • 106. BABV GUNANYA MEMPELAJARI HUKUM ADAT Tentang perhatian hukum adat pada zaman dahulu dan pada zaman sekarang, telah dapat kita saksikan proses lahirnya, menjelmanya dan berkembangnya ilmu hukum adat. Ilmu hukum adat itu mencari dan mengumpulkan maka, kegunaan mempelajari ilmu hukum adat haruslah bersifat praktis dan nasional. Sifat – sifat dan nasional ini dapat ditinjau dari 3 sudut yaitu : 1. Dari sudut pembinaan hukum nasional. 2. Dari sudut mengembalikan dan memupuk kepribadian bangsa Indonesia. 3. Praktek pengadilan
  • 107. a. Mengetahui ( menguasai ) tentang sistem / susunan hukum adat b. Mengenal perubahan – perubahan hukum dalam masyarakat c. Asa keadilan dan perikemanusiaan yang harus diterapkan didalam kasus yang sedang dihadapi d. Memperhatikan putusan – putusan yang terdahulu ( yurisprudensi ) e. Mengetahui ( menguasai ) tentang sistem / susunan hukum adat, sudah sepatutnya menurut Ter Haar bahwa mengadili tentang dan memutuskan mengenai perkara adat adalah penting bagi hakim sendiri untuk mempelajari hukum adat,