SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 4
IV. KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN
PERANAN PAMONG PRAJA
A. Dari konsep Pangreh Praja ke konsep
Pamong Praja.
 Pemerintahan Pangreh Praja-Belanda: Pada tahun 1942 Hindia-
Belanda di bagi dalam 8 Gewest yaitu jawa Barat, Jawa Tengah,
Jawa Timur, Yogyakarta, Surakarta, Sumatera, Borneo dan The
Grote Oost (Timur Besar). Mula-mula tiap Gewest di pimpin oleh
seorang resident sebagai Hoofd Van Gewestelijk Bestuur kecuali
Aceh, Sulawesi dan Sumatera Timur yang di pimpin oleh
Gubernur, sedangkan Belitung di pimpin oleh asisten resident
sampai tahun1913 resident Bangka tidak mempunyai Pangreh
Praja Belanda di bawahnya.
 Pemerintahan Pangreh Praja-Indonesia:Regent atau bupati
merupakan jabatan puncak dari pangreh praja Indonesia. Sesudah
diadakannya Bestuurserforning maka selain menjalankan
pemerintahan langsung pada rakyat Indonesia dalam wilayahnya
juga menjadi ketua regentschapsraad (DPRD Kabupaten) dan
menjadi alat pemerintahan kabupaten sebagai daerah otonom.
 Menurut Bayu Surya Ningrat : (1990: 7-11) pamong praja
dipergunakan untuk menyebut mereka, pejabat
pemerintah pusat yang ada di daerah yang
melaksanakan urusan pemerintahan umum. Pada
umumnya yang disebut pamong praja adalah pejabat-
pejabat pemerintah (pusat) yang bernaung dalam
Depdagri yang ada di daerah. Pamong praja mempunyai
arti luas dan sempit. Dalam arti luas pamong praja
mencakup segenap pegawai dalam lingkungan Depdagri
yang ada dan bekerja di daerah yang melaksanankan
urusan pemerintahan pusat atau pemerintahan umum.
Dalam arti sempit pamong praja hanya mencakup
mereka yang memegang pimpinan dan menjadi kepala
dari suatu wilayah administratif.
B. Perkembangan Kepamongprajaan.
 Sejarah perkembangan kepamongprajaan di Indonesia
tidak lepas dari tugas-tugas atau urusan pemerintahan
umum, karena secara fungsional keberadaan pamong praja
adalah untuk melaksanakan urusan pemerintahan tersebut.
Kepamongprajaan dari perspektif kesejarahan yang
dikemukakan oleh John Locke yang membedakan
kekuasaan Negara dalam eksekutif, legislatif, dan federatif.
Sedangkan Montes Quieu yang membedakan kekuasana
Negara dalam eksekutif, legislatif, dan judikatif.
 PP Nomor 27 Tahun 1959 disebutkan : bahwa yang
dimaksud dengan pamong praja adalah gubernur, residen,
bupati, walikota, wedana dan asisten wedana (camat). Dari
PP di atas didapat perumusan pamongpraja adalah
perangkat atau pejabat yang ada di daerah yang tugasnya
adalah melaksanakan urusan pemerintahan umum atau
pemerintahan pusat.
C. Fungsi Umum Pamong Praja.
 Fungsi umum kepamongprajaan dalam
perspektif waktu terus mangalami pengurangan
sering dengan semakin bergeser paradikma
sentralisasi pemerintahan ke arah desentralisasi
pemerintahan.
 Fungsi pamong praja tidak mungkin diperinci
karena sifatnya sangat luas dan menyeleruh.
Kecuali melaksanakan perintah dari atasan atau
peraturan-peraturan, pamong praja memberikan
pula public service sebaik-baiknya. Pada
umumnya pamong praja memimpin tugas
penyelenggaraan kesejahteraan umum.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDDadang Solihin
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiataufin
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAFajar Dolly
 
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM IIIPresentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM IIIaliyudhi_h
 
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah
5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerahnurul khaiva
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangAulia Hamunta
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHarles Janang
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikbedhess
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--temanna #LABEDDU
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikSiti Sahati
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted GaeblerBhaskoro Utomo
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-temanna #LABEDDU
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanMuhammad Fahri
 
Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...
Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...
Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...Dadang Solihin
 
Evolusi Perbandingan Administrasi Negara
Evolusi Perbandingan Administrasi NegaraEvolusi Perbandingan Administrasi Negara
Evolusi Perbandingan Administrasi NegaraSiti Sahati
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenRahayu Yuri
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 

Mais procurados (20)

Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRDPeningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
Peningkatan Kapasitas, Peran dan Fungsi Anggota DPRD
 
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesiaSejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
Sejarah perkembangan administrasi publik di indonesia
 
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYAAKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
AKTOR DALAM GOOD GOVERNANCE SERTA PERANNYA
 
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM IIIPresentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
Presentasi Rancangan Proyek Perubahan Diklat PIM III
 
Inovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan PublikInovasi Pelayanan Publik
Inovasi Pelayanan Publik
 
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah
5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah5.  hubungan antara pemerintah pusat &  daerah
5. hubungan antara pemerintah pusat & daerah
 
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer MalangMakalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
Makalah Desentralisasi dan Otonomi Daerah. FISIP Unmer Malang
 
Hubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lainHubungan adm dengan ilmu lain
Hubungan adm dengan ilmu lain
 
Intervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politikIntervensi militer dalam politik
Intervensi militer dalam politik
 
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 -Penjelasan studi lapangan pkp-- -Penjelasan studi lapangan pkp--
-Penjelasan studi lapangan pkp--
 
Sistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RISistem Administrasi Negara RI
Sistem Administrasi Negara RI
 
Etika Administrasi Publik
Etika Administrasi PublikEtika Administrasi Publik
Etika Administrasi Publik
 
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaeblerreinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
reinventing government dalam pemikiran David Osborne & Ted Gaebler
 
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
19. agenda iii pka-bahan tayang akuntabilitas kinerja-
 
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuanAsas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
Asas desentralisasi, dekosentrasi dan tugas pembantuan
 
Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...
Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...
Indikator Governance dan Penerapannya dalam Mewujudkan Demokratisasi di Indon...
 
Evolusi Perbandingan Administrasi Negara
Evolusi Perbandingan Administrasi NegaraEvolusi Perbandingan Administrasi Negara
Evolusi Perbandingan Administrasi Negara
 
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjenPatologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
Patologi birokrasi dalam pelaksanaan pemerintahan okjen
 
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahanAsas–asas penyelenggaraan pemerintahan
Asas–asas penyelenggaraan pemerintahan
 
Reinventing Government
Reinventing GovernmentReinventing Government
Reinventing Government
 

Semelhante a Pamong praja 2

OTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptxOTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptxGhinaSyifa3
 
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kataDengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kataIntan Saputri
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahSilvia Ellen
 
Bahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.ppt
Bahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.pptBahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.ppt
Bahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.pptSandyFatahPamungkas
 
MATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptxMATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptxSwadikapNgap
 
Otonomi khusus
Otonomi khususOtonomi khusus
Otonomi khususstenco
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xfatimaharyenfa
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatapotek agam farma
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat apotek agam farma
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4Andi Widya
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaindraagus
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptHidayatulJumaah1
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptfadillachesiana
 
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxFuriWigita3
 

Semelhante a Pamong praja 2 (20)

9a_Konsep Pemda.pdf
9a_Konsep Pemda.pdf9a_Konsep Pemda.pdf
9a_Konsep Pemda.pdf
 
OTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptxOTONOMI DAERAH.pptx
OTONOMI DAERAH.pptx
 
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kataDengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
Dengan menggunakan pendekatan dari segi bahasa terhadap kata
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 
Makalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkapMakalah otonomi daerah lengkap
Makalah otonomi daerah lengkap
 
Makalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerahMakalah otonomi daerah
Makalah otonomi daerah
 
Bahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.ppt
Bahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.pptBahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.ppt
Bahan Ajar Bab 4 Kelas X desentralisasi.ppt
 
MATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptxMATERI PKN KELAS X.pptx
MATERI PKN KELAS X.pptx
 
Otonomi khusus
Otonomi khususOtonomi khusus
Otonomi khusus
 
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas xSecara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
Secara etimologis pemerintahan berasal dari kata pemerintahbab 4 kelas x
 
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawatpresentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
presentasi PKN kel.Fatonah X Perawat
 
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat  Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
Hubungan struktural dan fungsional pemerintah pusat
 
PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4PKN KD.3.4 dan 4.4
PKN KD.3.4 dan 4.4
 
Tugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesiaTugas system komunikasi indonesia
Tugas system komunikasi indonesia
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.ppt
 
desentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.pptdesentralisasidekonsentrasi.ppt
desentralisasidekonsentrasi.ppt
 
Pelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerahPelaksanaan otonomi daerah
Pelaksanaan otonomi daerah
 
PKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptxPKN KELOMPOK 7.pptx
PKN KELOMPOK 7.pptx
 
Ali R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan DaerahAli R-Pemerintahan Daerah
Ali R-Pemerintahan Daerah
 

Mais de Transmission Music Group (18)

teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoyateory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
teory-teori Pembaharuan Pemerintah Daerah - by Ornes kogoya
 
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STPPembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
Pembaharuan pemerintah daerah BY ORNES KOGOYA S.STP
 
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teoryTeori teori pembaharuan pem-da -all teory
Teori teori pembaharuan pem-da -all teory
 
Annurev orgpsych-032414-111449
Annurev orgpsych-032414-111449Annurev orgpsych-032414-111449
Annurev orgpsych-032414-111449
 
2623054
26230542623054
2623054
 
1992825
19928251992825
1992825
 
1959589
19595891959589
1959589
 
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
03. modul-3-mps-bl-2012 revisi
 
Pamong praja 6
Pamong praja 6Pamong praja 6
Pamong praja 6
 
Pamong praja 5
Pamong praja 5Pamong praja 5
Pamong praja 5
 
Pamong praja 4
Pamong praja 4Pamong praja 4
Pamong praja 4
 
Pamong praja 3
Pamong praja 3Pamong praja 3
Pamong praja 3
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Dasar dasar managemen
Dasar dasar managemenDasar dasar managemen
Dasar dasar managemen
 
Etika pemerintahan
Etika pemerintahanEtika pemerintahan
Etika pemerintahan
 
Analisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publikAnalisis kebijakan publik
Analisis kebijakan publik
 
Analisis wilayah
Analisis wilayahAnalisis wilayah
Analisis wilayah
 
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
Implementasi entrepreneurial-government-dan-kinerja-pemerintah-daerah-suatu-t...
 

Pamong praja 2

  • 1. IV. KEDUDUKAN, TUGAS, FUNGSI DAN PERANAN PAMONG PRAJA A. Dari konsep Pangreh Praja ke konsep Pamong Praja.  Pemerintahan Pangreh Praja-Belanda: Pada tahun 1942 Hindia- Belanda di bagi dalam 8 Gewest yaitu jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta, Surakarta, Sumatera, Borneo dan The Grote Oost (Timur Besar). Mula-mula tiap Gewest di pimpin oleh seorang resident sebagai Hoofd Van Gewestelijk Bestuur kecuali Aceh, Sulawesi dan Sumatera Timur yang di pimpin oleh Gubernur, sedangkan Belitung di pimpin oleh asisten resident sampai tahun1913 resident Bangka tidak mempunyai Pangreh Praja Belanda di bawahnya.  Pemerintahan Pangreh Praja-Indonesia:Regent atau bupati merupakan jabatan puncak dari pangreh praja Indonesia. Sesudah diadakannya Bestuurserforning maka selain menjalankan pemerintahan langsung pada rakyat Indonesia dalam wilayahnya juga menjadi ketua regentschapsraad (DPRD Kabupaten) dan menjadi alat pemerintahan kabupaten sebagai daerah otonom.
  • 2.  Menurut Bayu Surya Ningrat : (1990: 7-11) pamong praja dipergunakan untuk menyebut mereka, pejabat pemerintah pusat yang ada di daerah yang melaksanakan urusan pemerintahan umum. Pada umumnya yang disebut pamong praja adalah pejabat- pejabat pemerintah (pusat) yang bernaung dalam Depdagri yang ada di daerah. Pamong praja mempunyai arti luas dan sempit. Dalam arti luas pamong praja mencakup segenap pegawai dalam lingkungan Depdagri yang ada dan bekerja di daerah yang melaksanankan urusan pemerintahan pusat atau pemerintahan umum. Dalam arti sempit pamong praja hanya mencakup mereka yang memegang pimpinan dan menjadi kepala dari suatu wilayah administratif.
  • 3. B. Perkembangan Kepamongprajaan.  Sejarah perkembangan kepamongprajaan di Indonesia tidak lepas dari tugas-tugas atau urusan pemerintahan umum, karena secara fungsional keberadaan pamong praja adalah untuk melaksanakan urusan pemerintahan tersebut. Kepamongprajaan dari perspektif kesejarahan yang dikemukakan oleh John Locke yang membedakan kekuasaan Negara dalam eksekutif, legislatif, dan federatif. Sedangkan Montes Quieu yang membedakan kekuasana Negara dalam eksekutif, legislatif, dan judikatif.  PP Nomor 27 Tahun 1959 disebutkan : bahwa yang dimaksud dengan pamong praja adalah gubernur, residen, bupati, walikota, wedana dan asisten wedana (camat). Dari PP di atas didapat perumusan pamongpraja adalah perangkat atau pejabat yang ada di daerah yang tugasnya adalah melaksanakan urusan pemerintahan umum atau pemerintahan pusat.
  • 4. C. Fungsi Umum Pamong Praja.  Fungsi umum kepamongprajaan dalam perspektif waktu terus mangalami pengurangan sering dengan semakin bergeser paradikma sentralisasi pemerintahan ke arah desentralisasi pemerintahan.  Fungsi pamong praja tidak mungkin diperinci karena sifatnya sangat luas dan menyeleruh. Kecuali melaksanakan perintah dari atasan atau peraturan-peraturan, pamong praja memberikan pula public service sebaik-baiknya. Pada umumnya pamong praja memimpin tugas penyelenggaraan kesejahteraan umum.