SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 14
Pengantar Kependudukan
“Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, & Bukan Angkatan Kerja “

Disusun oleh :

Komang Sri Ayu Puspitha Dewi (1215151003)
Ni Putu Diantari

(1215151015)

Ni Kadek Sumita Dewi

(1215151016)

I Kadek Sustiawan Dana Putra

(1215151018)

Rizki Retno Sari

(1215151022)

Ni Putu Ria Sasmitha

(1215151023)

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS UDAYANA
1. DEFINISI DAN KONSEP
Penduduk di suatu Negara mengonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhannya, tetapi hanya sebagian dari mereka yang secara langsung terlibat
atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa
tersebut (disebut kegiatan produksi).

Berdasarkan pemikiran tersebut dapat

dikatakan bahwa penduduk di suatu Negara dapat dikelompokan menjadi dua
bagian, yaitu:
1. Penduduk yang “aktif” secara ekonomi (economically active population)
2. Penduduk yang “tidak aktif” secara ekonomi (economically inactive population)
Penduduk yang aktif secara ekonomi terdiri dari dua kelompok.Kelompok pertama
adalah

penduduk

yang

bekerja

memproduksi

barang

dan

jasa

dalam

perekonomian.Kelompok kedua adalah penduduk yang belum bekerja, tetapi
sedang aktif mencari pekerjaan (termasuk mereka yang baru pertama kali mencari
pekerjaan).Penduduk yang tidak aktif secara ekonomi adalah mereka yang tidak
bekerjaatau tidak sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini tidak memproduksi
barang dan jasa, dan hanya mengkonsumsi barang yang diproduksi orang lain.
Dalam studi kependudukan atau demografi terdapat beberapa konsep atau definisi
yang dipakai, seperti yang tertera di bawah ini.

KONSEP TENAGA KERJA (MANPOWER)
Dalam studi kependudukan sering disebut “tenaga kerja” yang diterjemahkan dari
istilah manpower, yakni seluruh penduduk yang dianggap mempunyai potensi
untuk bekerja secara produktif. Dulu Indonesia sering kali menyebutkan tenaga
kerja sebagai seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil SP 1971, 1980,
dan 1990).Setelah itu dipakai ukuran 15 tahun ke atas yang disesuaikan dengan
ketentuan internasional.Dalam dunia industry atau bisnis konsep “tenaga kerja”
diartikan sebagai personel yang bekerja dalam industry atau bisnis.
KONTROL GAINFUL WORKER
Konsep ini menunjukkan aktivitas ekonomi apakah seseorang pernah bekerja atau
yang biasanya dilakukan seseorang (usual activity), mungkin saat sensus atau
survey masih bekerja atau sudah tidak bekerja lagi.Dalam konsep gainful worker ini
tidak ditentukan referensi/batasan waktu tertentu, artinya kegiatan ekonomi yang
dilakukan

atau

pernah

dilakukan

selama

hidup

seseorang

pada

saat

pencacahan.Seseorang dapat saja melaporkan bekerja padahal sudah lama tidak
bekerja lagi. Oleh karena tak ada batasan waktu, maka kita tidak tahu kapan ia
bekerja, apakah pernah bekerja atau sedang bekerja. Lagi pula mereka yang sedang
mencari pekerjaan untuk pertama kali tidak tercatat sebagai economically active
population. Jumlah pengangguran yang tercatat memakai konsep ini akan sedikit
sekali. Konsep ini sudah jarang dipakai dalam analisis.

KONSEP ANGKATAN KERJA (LABOR FORCE CONCEPT)
Dalam SP 1940, United States Bureau of Census telah memelopori penggunaan
konsep baru yang disebut labor for concept, atau konsep angkatan kerja. Dua
perbaikan diusulkan dalam konsep ini yaitu:
1. Activity concept, bahwa yang termasuk dalam angkatan kerja (labor force)
haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan.
2. Aktivitas tersebut dilakukan dalam suatu batasan waktu tertentu sebelum
wawancara. Dengan kata lain, konsep angkatan kerja umumnya disertai dengan
referensi waktu.
Berdasarkan konsep tersebut, angkatan kerja (labor force) dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. Bekerja
2. Mencari pekerjaan (menganggur), yang dapat dibedakan antara:
-

Mencari pekerjaan, tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya

-

Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah bekerja
sebelumnya)
Dari pengertian di atas, angkatan kerja dapat dikatakan sebagai bagian dari tenaga
kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
produktif, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.Secara
demografis, besarnya angkatan kerja dapat dilihat melalui angka partisipasi
angkatan kerja, yaitu berapa persen dari jumlah tenaga kerja yang menjadi
angkatan kerja.Dalam konsep ini yang dimaksud bekerja adalah mereka yang
mempunyai pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, baik berupa uang atau
barang.

KONSEP PEMANFAATAN TENAGA KERJA (LABOR UTILIZATION APPROACH)
Pendekatan labor utilization ini dimaksudkan untuk lebih menyempurnakan
konsep angkatan kerja, terutama supaya lebih sesuai dengan keadaan Negara
berkembang.Dalam konsep ini lebih ditunjukkan untuk melihat potensi tenaga
kerja, apakah telah dimanfaatkan secara penuh. Dengan konsep ini, angkatan kerja
dikelompokan sebagai berikut:
a. Pemanfaatan cukup (fully utilized)
b. Pemanfaatan kurang (under utilized)
c. Pengangguran terbuka (open unemployment)
Pengangguran terbuka dan pemanfaatan kurang karena jumlah jam kerja yang
rendah mencerminkan kelebihan penawaran tenaga kerja dibandingkan dengan
permintaan akan tenaga kerja. Sementara itu, pemanfaatan kurang karena
pendapatan atau gaji yang rendah dipakai untuk mengukur dimensi lain, yaitu
produktivitas yang rendah dari pekerja.

BUKAN ANGKATAN KERJA (NOT IN THE LABOR FORCE)
Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja (manpower) yang tidak
bekerja atau mencari pekerjaan.Jadi, mereka adalah bagian dari tenaga kerja yang
sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan
ekonomi. Dalam sensus penduduk di Indonesia dikemukakan bahwa penduduk
berumur 10 tahun ke atas (atau 15 tahun ke atas setelah SP 1990) yang termasuk
dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang selama seminggu yang
lalu mempunyai kegiatan hanya:
Bersekolah
Mengurus rumah tangga
Pensiun / mendapatkan penghasilan bukan dari bekerja (warisan, deposito, dll)
Berada di rumah sakit dalam waktu lama, di lembaga permasyarakatan, dsb.

2. TENAGA KERJA, ANGKATAN KERJA, DAN BUKAN
ANGKATAN KERJA

Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat (UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan).
Adapun undang –undang sebelumnya yakni UU No 25 tahun 1997 mendefinisikan
tenaga kerja sebagai penduduk yang sudah memasuki usia 15 tahun atau lebih.
Dengan demikian, mereka yang berusia di luar itu termasuk bukan tenaga kerja.
Namun, Undang-undang terbaru tentang ketenagakerjaan yaitu UU No 13 tahun
2003 tidak memberikan batasan usia yang jelas dalam definisi tenaga kerja. UU
tersebut hanya melarang mempekerjakan anak.Anak menurut UU tersebut adalah
setiap orang yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun. Lebih lanjut UU
tersebut mengungkapkan bahwa anak yang berumur antara 13 tahun sampai 15
tahun dapat dipekerjakan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan
kesehatan fisik, mental dan sosialnya.
Sebagian dari tenaga kerja ada yang tidak siap, tidak bersedia, tidak mampu dan
atau tidak sedang mencari pekerjaan, mereka disebut dengan bukan angkatan
kerja.Sedangkan tenaga kerja yang siap dan mampu bekerja, baik yang sudah
mendapat pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan disebut dengan angkatan
kerja. Dengan demikian, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai
berikut:
1. ANGKATAN KERJA (LABOR FORCE)
Adalah tenaga kerja yang siap, mampu dan berkeinginan atau bersedia untuk
bekerja jika terdapat kesempatan kerja.Baik yang sudah mendapat pekerjaan
maupun yang sedang mencari pekerjaan.Angkatan kerja yang sudah mendapat
pekerjaan disebut pekerja, sedangkan angkatan kerja yang sedang mencari atau
belum mendapat pekerjaan di sebut pengangguran.
Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang
mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau disurvai) memang sedang
bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara
waktu kebetulan sedang tidak bekerja, cotohnya petani yang sedang menanti
panen atau wanita karir yang tengah menjalani cuti melahirkan. Pengangguran
adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, atau orang yang tidak bekerja
dan masih atau sedang mencari pekerjaan.
2. BUKAN ANGKATAN KERJA (NOTIN THE LABOR FORCE)
Adalah tenaga kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang
tidak mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan
menjadi penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah atau kuliah,
mengurus rumah tangga (tanpa mendapat upah), serta penerima pendapatan
lain yakni mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi
memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atas simpanan, atau
sewa atas milik, serta mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, seperti
karena lanjut usia, cacat, di penjara atau sakit kronis.

3. BEBERAPA UKURAN DALAM ANGKATAN KERJA
Dalam studi ketenagakerjaan, ada beberapa ukuran yang dipakai menggambarkan
situasi ketenagakerjaan suatu Negara atau sekelompok masyarakat.Umumnya,
indicator ketenagakerjaan memakai angka kasar (rate), seperti angka partisipasi
angkatan kerja (labor force participation rate) yang menggambarkan perbandingan
jumlah angkatan kerja terhadap jumlah tenaga kerja (penduduk 15 tahun ke
atas).Angka ini sering disebut angka partisipasi umum, tetapi untuk analisis yang
lebih mendalam dipakai ukuran yang lebih spesifik.
 ANGKA AKTIVITAS KASAR (CRUDE ACTIVITY RATE)
Angka aktivitas kasar adalah jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah
seluruh penduduk 15 tahun ke atas dan dinyatakan dalam persentase. Angka
ini

dikatakan

kasar

sebab

belum

mencerminkan

factor-faktor

yang

mempengaruhi jumlah angkatan kerja, antara lain komposisi umur penduduk
dan jenis kelamin. RUMUS :

 ANGKA AKTIVITAS MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN (AGE-SEXSPECIFIC ACTIVITY RATE)
Perhitungan ini paling banyak digunakan dalam analisis ketenagakerjaan dan
biasa disebut dengan angka partisipasi angkatan kerja (APAK) menurut umur
dan jenis kelamin.Angka ini merupakan angka dasar (basic rate) yang dipelajari
dan menjadi dasar untuk membuat proyeksi angkatan kerja.RUMUS :

 ANGKA AKTIVITAS MENURUT JENIS KELAMIN (SEX-SPECIFIC ACTIVITY
RATE)
Angka aktivitas menurut jenis kelamin adalah jika angka aktivitas (atau angka
partisipasi) disajikan terpisah untuk laki-laki dan untuk perempuan.Dilihat dari
perbedaan, biasanya angka aktivitas untuk laki-laki lebih tinggi dari pada angka
aktivitas untuk perempuan.RUMUS :

 ANGKA PENYERAPAN ANGKATAN KERJA (EMPLOYMENT RATE)
Angka penyerapan angkatan kerja adalah angka yang menunjukkan berapa
banyak dari jumlah angkatan kerja yang menyatakan sedang bekerja pada saat
terjadi pencacahas.RUMUS :

4. KONSEP DAN UKURAN DASAR PENGANGGURAN
Secara singkat, pengangguran diartikan sebagai kelompok angkatan kerja yang
ingin berkerja, tetapi belum mendapat pekerjaan. Menurut data dari Bappenas
tahun 2005, penduduk Indonesia yang termasuk kategori pengangguran terbuka,
yaitu penduduk yang betul-betul tidak memiliki pekerjaan adalah sebesar 11
sampai dengan 12 juta jiwa. Selain itu, ada yang dikategorikan sebagai
pengangguran terselubung dan jika dijumlahkan dengan pengangguran terbuka
maka jumlah total pengangguran di Indonesia sampai dengan tahun 2005 adalah
sebesar 40 juta jiwa. Dalam istilah pengangguran ada yang disebut sebagai tingkat
pengangguran, yaitu perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
kerja yang dinyatakan dalam persen.Pengangguran pada dasarnya dapat dibagi
menjadi sebagai berikut:
 PENGANGGURAN TERBUKA (OPEN UNEMPLOYMENT)
Pengangguran terbuka yaitu mereka yang benar-benar menganggur atau tidak
memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka terdiri dari (sakernas 2006,
semester 1, Februari 2006):
- Mereka yang mencari pekerjaan
- Mereka yang mempersiapkan usaha
- Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan (discouraged workers)
- Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.
 SETENGAH MENGANGGUR (UNDEREMPLOYED)
Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal
(kurang dari 35 jam seminggu). Setengah menganggur terdiri dari:
- Setengah pengangguran terpaksa, yakni mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal (35 jam seminggu) dan masih mencari pekrjaan atau masih
bersedia menerima pekerjaan.
- Setengah pengangguran sukarela, yakni mereka yang bekerja di bawah jam
kerja normal dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak
menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu atau part time worker)
 PENGANGGURAN TIDAK KENTARA (DISGUISED UNEMPLOYMENT)
Sementara itu, dalam konsep angkatan kerja, pengangguran tidak kentara
dimasukkan dalam kegiatan bekerja, karena mereka memenuhi persyaratan
dari definisi “bekerja”.Akan tetapi, jika dilihat dari segi produktivitas dalam
pekerjaan, maka mereka adalah penganggur. Sebagai contoh, ada empat orang
pekerja membuat sebuah kursi, padahal sebenarnya bobot pekerjaan cukup
dikerjakan oleh dua orang saja dengan waktu yang sama. Kondisi seperti ini
umumnya disebut pengangguran tidak kentara .pengangguran semcam ini
biasanya terjadi karena dalam pasar kerja terjadi kelebihan penawaran tenaga
kerja dan sempitnya lapangan kerja.
 PENGANGGURAN FRIKSIONAL
Seseorang yang sudah berhenti bekerja karena ingin pindah pekerjaan, sering
kali tidak langsung mendapatkan pekerjaan yang baru. Selama sesorang aktif
mencari

pekerjaan yang baru maka

ia

berstatus penganggur.

Jadi,

pengangguran friksional sebenernya adalah pengangguran karena tenggang
waktu sebelum mendapatkan pekerjaan.Dalam analisis ketenagakerjaan,
tenggang waktu itu sering disebut “waiting time”.
Terdapat beberapa cara mengatasi pengangguran yang dapat dilakukan, baik oleh
pemerintah maupun oleh pihak swasta, yaitu sebagai berikut.
Pengembangan sektor informal seperti home industry.
Pengembangan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor
agraris dan sektor informal lainya di wilayah tertentu.
Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat karya
di wilayah yang banyak mengalami pengangguran.
Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi
untuk mendirikan usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja.
Pembukaan proyek-proyek umum. Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah
seperti pembangunan jalan raya, jembatan, dan lain-lain.
Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga seseorang
tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para
pencari kerja, melainkan ia sendiri mengembangkan usaha sendiri yang
menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri.

DAMPAK DARI PENGANGGURAN
Dewasa ini jika kita mengamati berbagai berita yang disampaikan oleh media
massadan elektronik, setiap harinya tidak lepas dari berita-berita miring, mulai dari
pencurian yang diikuti dengan pembunuhan, kasus-kasus pencabulan, penodongan,
penipuan, dan sebagainya. Para pelaku biasanya mereka yang tidak memiliki
pekerjaan atau para pengangguran.Kasus-kasus tersebut merupakan bagian dari
dampak pengangguran yang terjadi.Semakin tinggi tingkat pengangguran di suatu
negara maka semakin besar peluang untuk terjadinya tindakan-tindakan kriminal.
1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Nasional
Pengangguran pada dasarnya akan berdampak buruk terhadap perekonomian
suatu bangsa. Di antara dampak yang bisa kita ketahui adalah sebagai berikut.
-

Pengangguran

dapat

menyebabkan

masyarakat

tidak

dapat

memaksimumkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya. Hal ini
terjadi karena ketika ada pengangguran maka pendapatan ril masayakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensialnya sehingga tingkat
kemakmurannya akan rendah pula.
-

Pengangguran bisa menimbulkan turunnya tingkat pendapatan negara dari
pajak. Hal ini terjadi karena ketika ada pengangguran maka kegiatan
ekonomi masyarakat turun. Dengan demikian, tingkat pendapatannya pun
turun sehingga berdampak pula kepada kemampuannya untuk membayar
pajak.

-

Pengangguran bisa mendorong naiknya tingkat kriminalitas. Hal ini dapat
meningkatkan risiko usaha akibat kondisi keamanan yang terjamin dan
akibatnya investasi.

-

Pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat turun sehingga
berdampak pula terhadap tingkat permintaan terhadap barang dan jasa.

2. Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya serta
terhadap Masyarakat
Secara psikologis, pengangguran akan berdampak negatif terhadap individu
yangmengalaminya. Begitu pun terhadap masyarakat dikarenakan tingginya
tingkat pengangguran dapat membuka peluang terjadinya tindakan-tindakan
kriminal. Untuk lebih rincinya dapat diuraikan sebagai berikut:
-

Pengangguran dapat menghilangkan mata pencarian dan pendapatan
individuyang mengalaminya

-

Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan
-

Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial.

ANGKA PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT RATE-UER)
Angka pegangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah
angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan.Dalam literature tentang
ketenagakerjaan sering ditemukan istilah “tingkat pengangguran” atau juga “angka
pengangguran”. Akan tetapi kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama.
RUMUS :

Dalam menganalisis tingkat atau angka pengangguran, perlu diingat tentang definisi
bekerja dan referensi waktu yang digunakan dalam pengumpulan data dilapangan,
karena konsep bekerja dan referensi waktu berubah-ubah menurut kapan sensus
atau survey yang mengumpulkan data ketenagakerjaan itu dilakukan.
Daftar Pustaka

Salemba Empat. (2010) Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.
Firmansyah, H & Ramdani, D. (2009) Ilmu Pengetahuan Sosial – Kelas VII.
Jakarta: Pusat Pembukuan

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

2. teori kependudukan
2. teori kependudukan2. teori kependudukan
2. teori kependudukan
Hasri Sasmita
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
HIMA KS FISIP UNPAD
 
Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.
Nanda_khalisa
 

Mais procurados (20)

Metode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam PsikologiMetode Eksperimen dalam Psikologi
Metode Eksperimen dalam Psikologi
 
Makalah Sociopreneur
Makalah SociopreneurMakalah Sociopreneur
Makalah Sociopreneur
 
Mobilitas Penduduk
Mobilitas PendudukMobilitas Penduduk
Mobilitas Penduduk
 
2. teori kependudukan
2. teori kependudukan2. teori kependudukan
2. teori kependudukan
 
Anti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasiAnti korupsi presentasi
Anti korupsi presentasi
 
Psikologi Industri dan Organisasi (Ashar Sunyoto Munandar, UI-PRESS 2014) "SE...
Psikologi Industri dan Organisasi (Ashar Sunyoto Munandar, UI-PRESS 2014) "SE...Psikologi Industri dan Organisasi (Ashar Sunyoto Munandar, UI-PRESS 2014) "SE...
Psikologi Industri dan Organisasi (Ashar Sunyoto Munandar, UI-PRESS 2014) "SE...
 
Transisi Demografi
Transisi DemografiTransisi Demografi
Transisi Demografi
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fdPerkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
Perkembangan teori pembangunan dan penerapannya di indonesia-fd
 
Tugas perencanaan
Tugas perencanaanTugas perencanaan
Tugas perencanaan
 
Pengangguran
PengangguranPengangguran
Pengangguran
 
Teori pembangunan
Teori pembangunanTeori pembangunan
Teori pembangunan
 
Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)
Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)
Sektor informal (Pengantar Studi Kependudukan)
 
analisis input output
 analisis input output analisis input output
analisis input output
 
Stress kerja
Stress kerjaStress kerja
Stress kerja
 
Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.Stres kerja dalam organisasi.
Stres kerja dalam organisasi.
 
Fertilitas
FertilitasFertilitas
Fertilitas
 
Kajian otsus papua
Kajian otsus papuaKajian otsus papua
Kajian otsus papua
 
Inovasi teknologi
Inovasi teknologiInovasi teknologi
Inovasi teknologi
 
Kelembagaan
KelembagaanKelembagaan
Kelembagaan
 

Destaque (7)

kependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaankependudukan dan ketenagakerjaan
kependudukan dan ketenagakerjaan
 
Tugas makroo
Tugas makrooTugas makroo
Tugas makroo
 
International ethics standards board for accountants (group-english ver)
International ethics standards board for accountants (group-english ver)International ethics standards board for accountants (group-english ver)
International ethics standards board for accountants (group-english ver)
 
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english versionIESBA (PART A. General Application of The Code) english version
IESBA (PART A. General Application of The Code) english version
 
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDMTES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
TES SELEKSI REKRUTMEN KARYAWAN-MSDM
 
Permintaan dan penawaran tenaga kerja serta upah teori serta beberapa potretn...
Permintaan dan penawaran tenaga kerja serta upah teori serta beberapa potretn...Permintaan dan penawaran tenaga kerja serta upah teori serta beberapa potretn...
Permintaan dan penawaran tenaga kerja serta upah teori serta beberapa potretn...
 
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan PublikPrinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan Publik
 

Semelhante a pengantar kependudukan - tenaga kerja

Persepsi social tentang komponen hidup layak
Persepsi social tentang  komponen hidup layakPersepsi social tentang  komponen hidup layak
Persepsi social tentang komponen hidup layak
pycnat
 
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIANTENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
chaldh2
 
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptxKELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
TristantoAnto
 
Ketenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xiKetenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xi
Galang Ihsan
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
Neo Fakhlur
 
Konsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdfKonsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdf
VeraRenita2
 

Semelhante a pengantar kependudukan - tenaga kerja (20)

Social Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPSSocial Studies Presentation-Presentasi IPS
Social Studies Presentation-Presentasi IPS
 
Beatrice
BeatriceBeatrice
Beatrice
 
Pengangguran
Pengangguran Pengangguran
Pengangguran
 
ketenagakerjaan
ketenagakerjaanketenagakerjaan
ketenagakerjaan
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Ketenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan IndonesiaKetenagakerjaan Indonesia
Ketenagakerjaan Indonesia
 
Bab 1 permintaan tenaga kerja
Bab  1 permintaan tenaga kerjaBab  1 permintaan tenaga kerja
Bab 1 permintaan tenaga kerja
 
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptxPOWER POINT TTG  PENGANGGURAN MAKRO.pptx
POWER POINT TTG PENGANGGURAN MAKRO.pptx
 
Persepsi social tentang komponen hidup layak
Persepsi social tentang  komponen hidup layakPersepsi social tentang  komponen hidup layak
Persepsi social tentang komponen hidup layak
 
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIANTENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
TENAGA KERJA DALAM PRODUKSI EKONOMI PERTANIAN
 
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesiaContoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
Contoh makalah-tentang-pengangguran-dan-kemiskinan-di-indonesia
 
Ketenagakerjaan
KetenagakerjaanKetenagakerjaan
Ketenagakerjaan
 
Lks media
Lks media Lks media
Lks media
 
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptxKELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
KELOMPOK 1 ASPEK SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN DALAM PERENCANAAN (1).pptx
 
Ketenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xiKetenagakerjaan kelas xi
Ketenagakerjaan kelas xi
 
Makalah pengangguran
Makalah pengangguranMakalah pengangguran
Makalah pengangguran
 
Konsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdfKonsep Pengangguran (1).pdf
Konsep Pengangguran (1).pdf
 
dokumen.tips_ketenagakerjaan-kelas-xi.ppt
dokumen.tips_ketenagakerjaan-kelas-xi.pptdokumen.tips_ketenagakerjaan-kelas-xi.ppt
dokumen.tips_ketenagakerjaan-kelas-xi.ppt
 
Manajemen-Hubungan-Industrial-Pertemuan-1.ppt
Manajemen-Hubungan-Industrial-Pertemuan-1.pptManajemen-Hubungan-Industrial-Pertemuan-1.ppt
Manajemen-Hubungan-Industrial-Pertemuan-1.ppt
 
Karya tulis ilmiah al quran GT
Karya tulis ilmiah al quran GTKarya tulis ilmiah al quran GT
Karya tulis ilmiah al quran GT
 

pengantar kependudukan - tenaga kerja

  • 1. Pengantar Kependudukan “Tenaga Kerja, Angkatan Kerja, & Bukan Angkatan Kerja “ Disusun oleh : Komang Sri Ayu Puspitha Dewi (1215151003) Ni Putu Diantari (1215151015) Ni Kadek Sumita Dewi (1215151016) I Kadek Sustiawan Dana Putra (1215151018) Rizki Retno Sari (1215151022) Ni Putu Ria Sasmitha (1215151023) FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS UDAYANA
  • 2. 1. DEFINISI DAN KONSEP Penduduk di suatu Negara mengonsumsi barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya, tetapi hanya sebagian dari mereka yang secara langsung terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa tersebut (disebut kegiatan produksi). Berdasarkan pemikiran tersebut dapat dikatakan bahwa penduduk di suatu Negara dapat dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu: 1. Penduduk yang “aktif” secara ekonomi (economically active population) 2. Penduduk yang “tidak aktif” secara ekonomi (economically inactive population) Penduduk yang aktif secara ekonomi terdiri dari dua kelompok.Kelompok pertama adalah penduduk yang bekerja memproduksi barang dan jasa dalam perekonomian.Kelompok kedua adalah penduduk yang belum bekerja, tetapi sedang aktif mencari pekerjaan (termasuk mereka yang baru pertama kali mencari pekerjaan).Penduduk yang tidak aktif secara ekonomi adalah mereka yang tidak bekerjaatau tidak sedang mencari pekerjaan. Kelompok ini tidak memproduksi barang dan jasa, dan hanya mengkonsumsi barang yang diproduksi orang lain. Dalam studi kependudukan atau demografi terdapat beberapa konsep atau definisi yang dipakai, seperti yang tertera di bawah ini. KONSEP TENAGA KERJA (MANPOWER) Dalam studi kependudukan sering disebut “tenaga kerja” yang diterjemahkan dari istilah manpower, yakni seluruh penduduk yang dianggap mempunyai potensi untuk bekerja secara produktif. Dulu Indonesia sering kali menyebutkan tenaga kerja sebagai seluruh penduduk berusia 10 tahun ke atas (lihat hasil SP 1971, 1980, dan 1990).Setelah itu dipakai ukuran 15 tahun ke atas yang disesuaikan dengan ketentuan internasional.Dalam dunia industry atau bisnis konsep “tenaga kerja” diartikan sebagai personel yang bekerja dalam industry atau bisnis.
  • 3. KONTROL GAINFUL WORKER Konsep ini menunjukkan aktivitas ekonomi apakah seseorang pernah bekerja atau yang biasanya dilakukan seseorang (usual activity), mungkin saat sensus atau survey masih bekerja atau sudah tidak bekerja lagi.Dalam konsep gainful worker ini tidak ditentukan referensi/batasan waktu tertentu, artinya kegiatan ekonomi yang dilakukan atau pernah dilakukan selama hidup seseorang pada saat pencacahan.Seseorang dapat saja melaporkan bekerja padahal sudah lama tidak bekerja lagi. Oleh karena tak ada batasan waktu, maka kita tidak tahu kapan ia bekerja, apakah pernah bekerja atau sedang bekerja. Lagi pula mereka yang sedang mencari pekerjaan untuk pertama kali tidak tercatat sebagai economically active population. Jumlah pengangguran yang tercatat memakai konsep ini akan sedikit sekali. Konsep ini sudah jarang dipakai dalam analisis. KONSEP ANGKATAN KERJA (LABOR FORCE CONCEPT) Dalam SP 1940, United States Bureau of Census telah memelopori penggunaan konsep baru yang disebut labor for concept, atau konsep angkatan kerja. Dua perbaikan diusulkan dalam konsep ini yaitu: 1. Activity concept, bahwa yang termasuk dalam angkatan kerja (labor force) haruslah orang yang secara aktif bekerja atau sedang aktif mencari pekerjaan. 2. Aktivitas tersebut dilakukan dalam suatu batasan waktu tertentu sebelum wawancara. Dengan kata lain, konsep angkatan kerja umumnya disertai dengan referensi waktu. Berdasarkan konsep tersebut, angkatan kerja (labor force) dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Bekerja 2. Mencari pekerjaan (menganggur), yang dapat dibedakan antara: - Mencari pekerjaan, tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya - Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah bekerja sebelumnya)
  • 4. Dari pengertian di atas, angkatan kerja dapat dikatakan sebagai bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif, yaitu memproduksi barang dan jasa dalam kurun waktu tertentu.Secara demografis, besarnya angkatan kerja dapat dilihat melalui angka partisipasi angkatan kerja, yaitu berapa persen dari jumlah tenaga kerja yang menjadi angkatan kerja.Dalam konsep ini yang dimaksud bekerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan yang menghasilkan pendapatan, baik berupa uang atau barang. KONSEP PEMANFAATAN TENAGA KERJA (LABOR UTILIZATION APPROACH) Pendekatan labor utilization ini dimaksudkan untuk lebih menyempurnakan konsep angkatan kerja, terutama supaya lebih sesuai dengan keadaan Negara berkembang.Dalam konsep ini lebih ditunjukkan untuk melihat potensi tenaga kerja, apakah telah dimanfaatkan secara penuh. Dengan konsep ini, angkatan kerja dikelompokan sebagai berikut: a. Pemanfaatan cukup (fully utilized) b. Pemanfaatan kurang (under utilized) c. Pengangguran terbuka (open unemployment) Pengangguran terbuka dan pemanfaatan kurang karena jumlah jam kerja yang rendah mencerminkan kelebihan penawaran tenaga kerja dibandingkan dengan permintaan akan tenaga kerja. Sementara itu, pemanfaatan kurang karena pendapatan atau gaji yang rendah dipakai untuk mengukur dimensi lain, yaitu produktivitas yang rendah dari pekerja. BUKAN ANGKATAN KERJA (NOT IN THE LABOR FORCE) Bukan angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja (manpower) yang tidak bekerja atau mencari pekerjaan.Jadi, mereka adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat atau tidak berusaha untuk terlibat dalam kegiatan ekonomi. Dalam sensus penduduk di Indonesia dikemukakan bahwa penduduk
  • 5. berumur 10 tahun ke atas (atau 15 tahun ke atas setelah SP 1990) yang termasuk dalam kelompok bukan angkatan kerja adalah mereka yang selama seminggu yang lalu mempunyai kegiatan hanya: Bersekolah Mengurus rumah tangga Pensiun / mendapatkan penghasilan bukan dari bekerja (warisan, deposito, dll) Berada di rumah sakit dalam waktu lama, di lembaga permasyarakatan, dsb. 2. TENAGA KERJA, ANGKATAN KERJA, DAN BUKAN ANGKATAN KERJA Tenaga Kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat (UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Adapun undang –undang sebelumnya yakni UU No 25 tahun 1997 mendefinisikan tenaga kerja sebagai penduduk yang sudah memasuki usia 15 tahun atau lebih. Dengan demikian, mereka yang berusia di luar itu termasuk bukan tenaga kerja. Namun, Undang-undang terbaru tentang ketenagakerjaan yaitu UU No 13 tahun 2003 tidak memberikan batasan usia yang jelas dalam definisi tenaga kerja. UU tersebut hanya melarang mempekerjakan anak.Anak menurut UU tersebut adalah setiap orang yang berumur di bawah 18 (delapan belas) tahun. Lebih lanjut UU tersebut mengungkapkan bahwa anak yang berumur antara 13 tahun sampai 15 tahun dapat dipekerjakan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental dan sosialnya. Sebagian dari tenaga kerja ada yang tidak siap, tidak bersedia, tidak mampu dan atau tidak sedang mencari pekerjaan, mereka disebut dengan bukan angkatan kerja.Sedangkan tenaga kerja yang siap dan mampu bekerja, baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun sedang mencari pekerjaan disebut dengan angkatan
  • 6. kerja. Dengan demikian, tenaga kerja dapat dikelompokkan menjadi dua sebagai berikut: 1. ANGKATAN KERJA (LABOR FORCE) Adalah tenaga kerja yang siap, mampu dan berkeinginan atau bersedia untuk bekerja jika terdapat kesempatan kerja.Baik yang sudah mendapat pekerjaan maupun yang sedang mencari pekerjaan.Angkatan kerja yang sudah mendapat pekerjaan disebut pekerja, sedangkan angkatan kerja yang sedang mencari atau belum mendapat pekerjaan di sebut pengangguran. Pekerja adalah orang-orang yang mempunyai pekerjaan, mencakup orang yang mempunyai pekerjaan dan (saat disensus atau disurvai) memang sedang bekerja, serta orang yang mempunyai pekerjaan, namun untuk sementara waktu kebetulan sedang tidak bekerja, cotohnya petani yang sedang menanti panen atau wanita karir yang tengah menjalani cuti melahirkan. Pengangguran adalah orang yang tidak mempunyai pekerjaan, atau orang yang tidak bekerja dan masih atau sedang mencari pekerjaan. 2. BUKAN ANGKATAN KERJA (NOTIN THE LABOR FORCE) Adalah tenaga kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan. Tenaga kerja yang bukan angkatan kerja dibedakan menjadi penduduk dalam usia kerja yang sedang bersekolah atau kuliah, mengurus rumah tangga (tanpa mendapat upah), serta penerima pendapatan lain yakni mereka yang tidak melakukan suatu kegiatan ekonomi tetapi memperoleh pendapatan seperti tunjangan pensiun, bunga atas simpanan, atau sewa atas milik, serta mereka yang hidupnya tergantung dari orang lain, seperti karena lanjut usia, cacat, di penjara atau sakit kronis. 3. BEBERAPA UKURAN DALAM ANGKATAN KERJA
  • 7. Dalam studi ketenagakerjaan, ada beberapa ukuran yang dipakai menggambarkan situasi ketenagakerjaan suatu Negara atau sekelompok masyarakat.Umumnya, indicator ketenagakerjaan memakai angka kasar (rate), seperti angka partisipasi angkatan kerja (labor force participation rate) yang menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap jumlah tenaga kerja (penduduk 15 tahun ke atas).Angka ini sering disebut angka partisipasi umum, tetapi untuk analisis yang lebih mendalam dipakai ukuran yang lebih spesifik.  ANGKA AKTIVITAS KASAR (CRUDE ACTIVITY RATE) Angka aktivitas kasar adalah jumlah angkatan kerja dibagi dengan jumlah seluruh penduduk 15 tahun ke atas dan dinyatakan dalam persentase. Angka ini dikatakan kasar sebab belum mencerminkan factor-faktor yang mempengaruhi jumlah angkatan kerja, antara lain komposisi umur penduduk dan jenis kelamin. RUMUS :  ANGKA AKTIVITAS MENURUT UMUR DAN JENIS KELAMIN (AGE-SEXSPECIFIC ACTIVITY RATE) Perhitungan ini paling banyak digunakan dalam analisis ketenagakerjaan dan biasa disebut dengan angka partisipasi angkatan kerja (APAK) menurut umur dan jenis kelamin.Angka ini merupakan angka dasar (basic rate) yang dipelajari dan menjadi dasar untuk membuat proyeksi angkatan kerja.RUMUS :  ANGKA AKTIVITAS MENURUT JENIS KELAMIN (SEX-SPECIFIC ACTIVITY RATE)
  • 8. Angka aktivitas menurut jenis kelamin adalah jika angka aktivitas (atau angka partisipasi) disajikan terpisah untuk laki-laki dan untuk perempuan.Dilihat dari perbedaan, biasanya angka aktivitas untuk laki-laki lebih tinggi dari pada angka aktivitas untuk perempuan.RUMUS :  ANGKA PENYERAPAN ANGKATAN KERJA (EMPLOYMENT RATE) Angka penyerapan angkatan kerja adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang menyatakan sedang bekerja pada saat terjadi pencacahas.RUMUS : 4. KONSEP DAN UKURAN DASAR PENGANGGURAN Secara singkat, pengangguran diartikan sebagai kelompok angkatan kerja yang ingin berkerja, tetapi belum mendapat pekerjaan. Menurut data dari Bappenas tahun 2005, penduduk Indonesia yang termasuk kategori pengangguran terbuka, yaitu penduduk yang betul-betul tidak memiliki pekerjaan adalah sebesar 11 sampai dengan 12 juta jiwa. Selain itu, ada yang dikategorikan sebagai pengangguran terselubung dan jika dijumlahkan dengan pengangguran terbuka maka jumlah total pengangguran di Indonesia sampai dengan tahun 2005 adalah sebesar 40 juta jiwa. Dalam istilah pengangguran ada yang disebut sebagai tingkat pengangguran, yaitu perbandingan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan
  • 9. kerja yang dinyatakan dalam persen.Pengangguran pada dasarnya dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
  • 10.  PENGANGGURAN TERBUKA (OPEN UNEMPLOYMENT) Pengangguran terbuka yaitu mereka yang benar-benar menganggur atau tidak memiliki pekerjaan. Pengangguran terbuka terdiri dari (sakernas 2006, semester 1, Februari 2006): - Mereka yang mencari pekerjaan - Mereka yang mempersiapkan usaha - Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (discouraged workers) - Mereka yang sudah punya pekerjaan, tetapi belum mulai bekerja.  SETENGAH MENGANGGUR (UNDEREMPLOYED) Setengah menganggur adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (kurang dari 35 jam seminggu). Setengah menganggur terdiri dari: - Setengah pengangguran terpaksa, yakni mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal (35 jam seminggu) dan masih mencari pekrjaan atau masih bersedia menerima pekerjaan. - Setengah pengangguran sukarela, yakni mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain (sebagian pihak menyebutkan sebagai pekerja paruh waktu atau part time worker)  PENGANGGURAN TIDAK KENTARA (DISGUISED UNEMPLOYMENT) Sementara itu, dalam konsep angkatan kerja, pengangguran tidak kentara dimasukkan dalam kegiatan bekerja, karena mereka memenuhi persyaratan dari definisi “bekerja”.Akan tetapi, jika dilihat dari segi produktivitas dalam pekerjaan, maka mereka adalah penganggur. Sebagai contoh, ada empat orang pekerja membuat sebuah kursi, padahal sebenarnya bobot pekerjaan cukup dikerjakan oleh dua orang saja dengan waktu yang sama. Kondisi seperti ini umumnya disebut pengangguran tidak kentara .pengangguran semcam ini biasanya terjadi karena dalam pasar kerja terjadi kelebihan penawaran tenaga kerja dan sempitnya lapangan kerja.
  • 11.  PENGANGGURAN FRIKSIONAL Seseorang yang sudah berhenti bekerja karena ingin pindah pekerjaan, sering kali tidak langsung mendapatkan pekerjaan yang baru. Selama sesorang aktif mencari pekerjaan yang baru maka ia berstatus penganggur. Jadi, pengangguran friksional sebenernya adalah pengangguran karena tenggang waktu sebelum mendapatkan pekerjaan.Dalam analisis ketenagakerjaan, tenggang waktu itu sering disebut “waiting time”. Terdapat beberapa cara mengatasi pengangguran yang dapat dilakukan, baik oleh pemerintah maupun oleh pihak swasta, yaitu sebagai berikut. Pengembangan sektor informal seperti home industry. Pengembangan program transmigrasi untuk menyerap tenaga kerja di sektor agraris dan sektor informal lainya di wilayah tertentu. Perluasan kesempatan kerja, misalnya melalui pembukaan industri padat karya di wilayah yang banyak mengalami pengangguran. Peningkatan investasi, baik yang bersifat pengembangan maupun investasi untuk mendirikan usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja. Pembukaan proyek-proyek umum. Hal ini bisa dilakukan oleh pemerintah seperti pembangunan jalan raya, jembatan, dan lain-lain. Mengadakan pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis sehingga seseorang tidak harus menunggu kesempatan kerja yang tidak sebanding dengan para pencari kerja, melainkan ia sendiri mengembangkan usaha sendiri yang menjadikannya bisa memperoleh pekerjaan dan pendapatan sendiri. DAMPAK DARI PENGANGGURAN Dewasa ini jika kita mengamati berbagai berita yang disampaikan oleh media massadan elektronik, setiap harinya tidak lepas dari berita-berita miring, mulai dari pencurian yang diikuti dengan pembunuhan, kasus-kasus pencabulan, penodongan, penipuan, dan sebagainya. Para pelaku biasanya mereka yang tidak memiliki pekerjaan atau para pengangguran.Kasus-kasus tersebut merupakan bagian dari
  • 12. dampak pengangguran yang terjadi.Semakin tinggi tingkat pengangguran di suatu negara maka semakin besar peluang untuk terjadinya tindakan-tindakan kriminal. 1. Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian Nasional Pengangguran pada dasarnya akan berdampak buruk terhadap perekonomian suatu bangsa. Di antara dampak yang bisa kita ketahui adalah sebagai berikut. - Pengangguran dapat menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan tingkat kemakmuran yang dapat dicapainya. Hal ini terjadi karena ketika ada pengangguran maka pendapatan ril masayakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensialnya sehingga tingkat kemakmurannya akan rendah pula. - Pengangguran bisa menimbulkan turunnya tingkat pendapatan negara dari pajak. Hal ini terjadi karena ketika ada pengangguran maka kegiatan ekonomi masyarakat turun. Dengan demikian, tingkat pendapatannya pun turun sehingga berdampak pula kepada kemampuannya untuk membayar pajak. - Pengangguran bisa mendorong naiknya tingkat kriminalitas. Hal ini dapat meningkatkan risiko usaha akibat kondisi keamanan yang terjamin dan akibatnya investasi. - Pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat turun sehingga berdampak pula terhadap tingkat permintaan terhadap barang dan jasa. 2. Dampak Pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya serta terhadap Masyarakat Secara psikologis, pengangguran akan berdampak negatif terhadap individu yangmengalaminya. Begitu pun terhadap masyarakat dikarenakan tingginya tingkat pengangguran dapat membuka peluang terjadinya tindakan-tindakan kriminal. Untuk lebih rincinya dapat diuraikan sebagai berikut: - Pengangguran dapat menghilangkan mata pencarian dan pendapatan individuyang mengalaminya - Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan
  • 13. - Pengangguran dapat menimbulkan ketidakstabilan politik dan sosial. ANGKA PENGANGGURAN (UNEMPLOYMENT RATE-UER) Angka pegangguran adalah angka yang menunjukkan berapa banyak dari jumlah angkatan kerja yang sedang aktif mencari pekerjaan.Dalam literature tentang ketenagakerjaan sering ditemukan istilah “tingkat pengangguran” atau juga “angka pengangguran”. Akan tetapi kedua istilah tersebut mempunyai arti yang sama. RUMUS : Dalam menganalisis tingkat atau angka pengangguran, perlu diingat tentang definisi bekerja dan referensi waktu yang digunakan dalam pengumpulan data dilapangan, karena konsep bekerja dan referensi waktu berubah-ubah menurut kapan sensus atau survey yang mengumpulkan data ketenagakerjaan itu dilakukan.
  • 14. Daftar Pustaka Salemba Empat. (2010) Dasar-dasar Demografi. Jakarta : Fakultas Ekonomi UI. Firmansyah, H & Ramdani, D. (2009) Ilmu Pengetahuan Sosial – Kelas VII. Jakarta: Pusat Pembukuan