Anúncio
Anúncio

Mais conteúdo relacionado

Anúncio

Pengantar psikologi

  1. Oleh : Drs.KHOLIDI.S,M.Pd.I PENGANTAR PSIKOLOGI
  2. Istilah Psikologi berasal dari kata “ Psyche” yang berarti Jiwa dan “Logos” berarti ilmu pengetahuan. Psikologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang jiwa. WJH. Sprott (1949), Psikologi sebagai ilmu yang mempelajari tingkahlaku manusia. Singgih Dirgagunarsa, Psikologi, ilmu yang mempelajari tingkahlaku manusia. Frank J. Bruno, Psikologi dibagi dlm 3 pengertian: Pertama, Psikologi, studi ttg jiwa(psyche); Kedua, Psikologi, merupakan ilmu pengetahuan ttg kehidupan mental; Ketiga, Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yg mempelajari perilaku organisme. Pengertian Psikologi
  3. sambungan Menurut sarlito w.sarwono, psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Ilmu pengetahuan, suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan mempunyai metode-metode tertentu. Perilaku, yang lebih konkret dari jiwa, karena itu akan lebih mudah dipelajari. Perilaku ada dua, yaitu terbuka (overt) dan tertutup (covert) Manusia, karena manusia paling berkepentingan dengan psikologi.
  4. sambungan Lingkungan, tempat dimana manusia itu hidup, menyesuaikan diri dan mengembangkan dirinya. (Sarlito W.S,2010,h.7-9) Perbedaan Psikologi dengan Psikiatri. Objeknya sama yaitu Jiwa. Psikologi, mempelajari perilaku pada umumnya. Psikologi Klinis/abnormal, yang menangani masalah yang timbul akibat gangguan jiwa. Teknik yang digunakan adalah observasi, wawancara mulai dari konsultasi,konseling sampai psikoterapi.
  5. sambungan Psikiatri adalah cabang (spesialis) ilmu kedokteran yang bidang utamanya juga mengenai penyakit dalam hal ini penyakit jiwa. Psikiater dalam menangani pasien tidak lepas dari teknik pengobatan medik.
  6. Psikologi Dibawah Naungan Filsafat Plato (427 – 347 SM) Plato ahli filsafat, sebagai seorang rasionalis. Ajarannya Yg terkenal yaitu ttg “ Idea”. Idea merupakan isi dari pada gejala rohani dan tempatnya di alam para sensoris. Kita tidak dapat mengenal idea melalui indera, tetapi harus melalui “ Pemikiran atau Rasio”. Plato mengatakan jiwa bersifat Immaterial. Sebelum masuk tubuh ia sudah ada di alam para sensoris (penginderaan) Dunia idea yg sifat aselinya “Berpikir”. Sejarah Perkembangan Psikologi
  7. Kehendak dikuasai oleh Akal, sedang keinginan bersifat menentang akal (dikuasai Nafsu). Plato membagi 3 aspek pada diri manusia, yaitu: berpikir, kehendak dan keinginan. Berpikir di otak; kehendak di dada dan keinginandi perut. Ketiganya disebut “Tri Chotomi” . Yang mendasari tingkahlaku manusia. Ada 3 kebajikan menurut Plato, yaitu: Kebijakan bila akal menguasai manusia; Keberanian bila kehendak menguasai manusia; Penguasaan diri bila keinginan pada akal. Plato membedakan "kehendak dengan Keinginan.
  8. Aristoteles murid Plato, yg pemikirannya berbeda dg gurunya. Menurutnya dunia Idea harus menempati dalam dunia materi, krn itu harus berwujud. Aristoteles membedakan “Hule” dan “Morphe”. Hule, yang terbentuk sedang Morphe yang membentuk. Aristoteles membagi jiwa 2 tingkatan, yaitu: Kemampuan untuk mengenal dan Kemampuan berkehendak Yang disebut “Dichotomi”. Aristoteles membagi tingkahlaku : tk.laku manusia (bernafas,makan,tumbuh,merasa lewat panca indra,berpikir dll) tk.laku organisme (hewan) dan tk.laku anorganis (benda mati/ tumbuhan). Aristoteles (384 – 322 SM)
  9. John Locke kebangsaan Inggeris yg menetap di Washinton. Cita2nya ingin jadi Politikus, tapi gagal dan jadi ahli Filsafat. Ia dikenal dg kajian ttg lingkungan (environment/ pengalaman/empiri) dalam perkembangan anak. Ia peletak aliran Empirisme. 2 hal penting menurut J.Locke, yaitu: “sensation (penginderaan) dan reflection (refleks). Unsur terkecil dr jiwa adalah “Simple Idea” yg diperoleh melalui pengalaman. Jika simple idea satu digabung dg yg lain, akan timbul “Complex Idea”. Jika complex idea satu digabung dg yg lain, akan terbentuk “Compound Idea” yang mungkin melalui “Asosiasi”. John Locke (1632 – 1704 M)
  10. Jiwa selain dibahas lewat filsafat, juga dibahas oleh para ahli ilmu faal. Mereka mengarahkan penelitian pada fungsi- fungsi syaraf manusia, yg diyakini memiliki hubungan dengan gejala kejiwaan. Penelitian/eksprimen lebih diarahkan pada syaraf penginderaan (sensoris), syaraf motoris (penggerak/refleks) dan hukum yg mengatur bekerjanya syaraf2 itu. Tokohnya antara lain: “Sir Charles Bell (1744-1842 M) Lahir di Edinburg (Skotlandia) ahli bedah, ahli anatomi tubuh manusia. Ada 2 syaraf: syaraf sensorik (mengantar rangsangan dr reseptor ke syaraf pusat) dan syaraf motorik (yg mengantar stimuli dr syaraf pusat ke Efektor. Psikologi Dibawah Ilmu Faal
  11. Psikologi diakui sebagai ilmu sendiri tahun 1879, Wilhelm Wundt (1832-1920) mendirikan Laboratorium Psikologi Di Leipziq Jerman. Dalam penyelidikannya ia menggunakan metode Introspeksi, melalui eksperimen2nya. Introspeksi, org percobaan diminta menceritakan kembali apa yg dialaminya selama eksperimen berlangsung. W.Wundt mengungkapkan dlm persepsi banyak dipengaruhi oleh kehendak. Pengamatan dibagi 2 yaitu: “Persepsi dan Appersepsi/disadari”. Psikologi Sebagai Ilmu Yang Berdiri Sendiri
  12. Sambungan … Persepsi adalah proses dimana sensasi dan informasi diubah menjadi kesatuan yang teratur rapi dan berarti. misalnya, melihat 4 titik pada papan tulis
  13. Psikologi di Indonesia mulai th.1952 oleh Selamet Imam Santoso, Psiatri Kedokteran UI. Ia menceritakan banyak pasien mengalami Psikosomatis. Indonesia mengirim orang belajar Psikologi di Belanda dan Jerman. Sekembalinya mereka ditempatkan di pusat kajian Psikologi Angkatan Darat dan Udara di Bandung. Yang lain ditempatkan di Fakultas Psikologi UI. Psikologi mulai dikenal tahun 1964 dg dibukanya FKIP UGM dan juga di UNAIR Surabaya. Awalnya ditekankan Psikologi Klinis dan Psikoanalisis untuk tujuan Psikodiagnostik. Tahun 1960 aliran Behaviorisme banyak dimanfaatkan. Psikologi Di Indonesia
  14. 1. 1. Strukturalisme (Structuralism) 2. Aliran ini berkembang mulai tahun 1879, sejalan dg berdirinya Laboratorium Psikologi di Leipzeg Jerman oleh Wilhelm Wundt (1832-1920) Menurut W.Wundt jiwa manusia terdiri dari berbagai elemen (sperti: penginderaan, perasaan, ingatan dll). Objek utama psikologi adalah “Kesadaran”, yang dibagi dua bagian : “penginderaan (sensasi) & perasaan (feeling). Penginderaan, penangkapan terhadap stumuli/rangsang yang datang dr luar; Perasaan, suatu yg dimiliki dlm diri kita, yg tidak dipengaruhi langsung oleh stumuli dr luar. Aliran-Aliran Dalam Psikologi
  15. Aliran ini ditokohi oleh William James (1842-1910) di Amerika Serikat Aliran ini menggunakan metode introspeksi dan juga metode observasi tingkahlaku. Metode Introspekasi menurut mereka bersifat subjektif dan sukar di kuantitatifkan, juga banyak dipengaruhi daya khayal seorang. Aliran Fungsional juga berkembang di Chicago dengan tokohnya “ John Dewey (1859-1952). J.Dewey terkenal dengan teori “ Learning by doing” belajar sambil melakukan sesuatu. 2. Fungsionalisme (Functional Psychology)
  16. Dalam Thesisnya, ia mengemukakan “ Hukum Efek” Ia mengatakan bahwa hewan mempelajari sesuatu dengan prinsip “Trial and Error”(mencoba dan salah). Menurut E.L.Thorndike belajar adalah “Trial and Error”. Ia berkesimpulan, hewan itu menunjukkan adanya penyesuaian diri sebelum hewan itu dapat melepaskan diri dari box. E.L.Thorndike mengajukan 3 macam hukum,yaitu: 1.Hukum kesiapan (the law of readness) 2.hukum latihan (the law of exercise) 3.hukum efek (the law of effect) Edward Lee Thorndike (1874-1949) Aliran Fungsionalisme di Columbia
  17. Mengenai hukum latihan, Thorndike mengatakan adanya dua aspek, yaitu: The law of use (hukum yg menyatakan bahwa hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons akan menjadi kuat apabila sering digunakan. The law of disuse (hukum yg menyatakan bahwa hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons akan menjadi lemah, apabila tidak ada latihan. Hukum Efek, Thorndike berpendapat bahwa memperkuat atau memperlemah hubungan antara stimulus dan respons tergantung pada hasil dari respons yg bersangkutan. Tingkahlaku yg sukses dan memberikan kepuasan, akan cenderung diulangi. Menurut E.L.Thorndike, belajar yg baik harus ada kesiapan .
  18. Aliran ini dipelopori oleh Sigmund Freud (1856-1939) Ia lulusan fakultas kedokteran, ia masuk kedokteran di latarbelakangi oleh kehidupan keluarga yang miskin. Dalam praktik ia menemukan penyakit “ Neurose” yang tidak dapat disembuhkan dengan obat medis, karena neurose di sebabkan faktor kejiwaan. S.Freud berpendapat, kehidupan manusia dikuasai oleh alam ketidak sadarannya. Untuk mempelajari jiwa seseorang harus melakukan analisa pada jiwa itu, di psikologinya disebut “Psikoanalisa”/Psikologi Dalam. 3. Aliran Psikoanalisa
  19. Psikologi S.Freud juga disebut “Psikologi Dinamik” Disebut Psikologi Dinamik, karena di alam ketidak sadaran selalu terdapat pergeseran2, gerakan2 akibat saling pengaruh-mempengaruhi antara faktor-faktor dalam alam ketidak sadaran tersebut. Dalam menjelaskan struktur jiwa S.Freud mengumpamakan jiwa dengan gunung Es di tengah laut. Maka yang nampak hanyalah bagian kecil saja. S.Freud mengatakan dalam diri seorang ada tiga sistem kepribadian, yaitu “ Id atau Es, Ego atau Ich dan Super Ego atau Uber Ich.
  20. Lanjutan : Id adalah wadah yang berisi dorongan2 primitive. Id bertugas melaksanakan dorongan primitive agar perasaan senang tercapai, tanpa peduli akibatnya. Salah satunya dorongan seksuil yang dikenal “ libido “. Ego bertugas melaksanakan dorongan Id, dan menjaga dorongan primitive tidak bertentangan dengan kenyataan & tuntutan Super Ego. Super Ego, adalah sistem kepribadian seorang yang berisi “ kata hati “. Super Ego menginginkan hanya dorongan tertentu saja dari Id yang direalisasikan, yang tidak baik tidak dipenuhi.
  21. Lanjutan… Tuntutan Id dan Super Ego harus ada keseimbangan, kalau gagal maka individu bersangkutan akan mengalami komplik batin yang akan menjadi “neuroses “. Dorongan yang belum dilaksanakan perlu disalur kan melalui mekanisme2 pertahanan tertentu (misalnya, mimpi ). Penyaluran ini disebut “ Kanalisasi “ Psikoanalisa dikenal sebagai “teknik terapi” penyakit kejiwaan (neurose). Caranya: cari faktor penyebab neurose melalui evaluasi kepribadian, lalu hilangkan faktor2 itu.
  22. Lanjutan … Salah satu teknik S.Freud, dengan membina hubungan baik sama pasien, yang dengan itu akan terjadi “ Catharsis “, yaitu pasien merasa bebas mengemukakan semua kesukarannya pada dokter/konselor. Untuk mengungkap gangguan jiwa dari alam ketidaksadaran, S.Freud menggunakan teknik Asosiasi bebas”, dengan memberikan kata rangsangan pada pasien (misal, kata meja- reaksi kursi, kata ayah-reaksinya jahat/baik, kata orang- reaksi benci dsbnya). Ia juga menggunakan teknik Hypnose.
  23. Behaviorisme Aliran ini mempelajari tk.laku nyata, terbuka dan dapat diukur secara objektif. Timbul di AS tahun 1913, tokohnya “John Broadus Watson (1878- 1958) Aliran ini disebut juga “ Psikologi S-R “. Sebab menurut aliran ini, proses2 psikologi selalu dimulai dengan adanya rangsangan (stimulus) dan di akhiri dengan suatu reaksi (respon) atau rangsangan itu. JB.Wetson, mengakui ada tk.laku tertutup dan tk.laku terbuka (overt behavior). Ia lebih menekankan pada tk.laku terbuka (0bjektif)
  24. Sambungan… Berkenaan dengan feeling (perasaan) dan emosi, J.b.Wetson mengatakan bahwa perasaan senang dan tidak senang adalah tidak lain dari benar- benar peristiwa senso-motoris, di mana rangsang-rangsang sensoris datang dari alat-alat genital (kelamin). Terlepas dari itu J.b.Wetson berpendapat sebagai berikut : J.B.Wetson tidak menganggap perasaan dan emosi sebagai sesuatu yag misterius Bilamana perasaan dan emosi merupakan proses- proses senso-motoris, maka juga merupakan tingkah laku, sekalipun bersifat implicit dan hipothetis. (Singgih Dirgagunarsa,1983, 81).
  25. E.L. Thorndike Dikenal dengan teori “law of effect” untuk belajar Aliran behavior menggantinya dengan “law of exercise” (hukum latihan). Menurut Wetson, proses belajar merupakan hasil latihan yang terus menerus, perubahan tk.laku sebagai akibat proses “ conditioning”. I.P.Pavlov, eksperiment menggunakan anjing. Apabila anjing mendengar bunyi bel lalu mengeluarkan air liur. Ternyata prilaku itu dapat dibentuk dengan cara memberikan stimulus yang berkondisi (CS) sebelum stimulus alami, secara berulang-ulang, akhir terbentuk respon bkondisi.
  26. B.F. Skinner B.F.Skinner menggunakan tikus untuk percobaan, sedangkan E.L.Thorndike menggunakan kucing B.F.Skinner, ada dua prinsip berkaitan kondisioning operan, yaitu : (1) tiap respon yang diikuti oleh reward ini bekerja sebagai reinforcement stimuli – cenderung akan diulangi. (2) reward /reinforcement stimuli akan meningkatkan kecepatan (rate) terjadinya respons.
  27. Humanisme Humanisme dimulai di AS tahun 1950 yang di tokohi oleh Abraham Maslow (1908-1970). Psikologi ini tidak puas dengan Psi. Behavioristik dan Psi. Analisis dan mencari alternatif psikologi yang fokus pada manusia dengan ciri2 eksistensinya. Humanistik menolak pendapat S.Freud yang menyatakan kepribadian diatur oleh kekuatan alam bawah sadar manusia. Begitu pula behaviorisme yang mengatakan bahwa manusia dikuasai oleh lingkungan.
  28. Lanjutan… Aliran Humanistik mengarahkan pada “ humanisasi” yaitu psikologi yang menekankan pada keunikan manusia. Menurut aliran ini manusia adalah makhluk kreatif yang dikendalikan bukan oleh kekuatan alam ketidaksadaran (psikoanalisis), melainkan oleh nilai2 dan pilihan2nya sendiri. A. Maslow cukup di kenal dengan teori motivasinya. Ia juga mengajukan teori tentang “hierarchy of needs”. Ada beberapa kebutuhan:
  29. Ada beberapa kebutuhan,yaitu: (1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan akan rasa aman, (3) kebutuhan akan rasa cinta & memiliki, (4) kebutuhan akan penghargaan, (5) kebutuhan untuk aktualisasi diri. Humanisme mengakui bahwa pengalaman masa lalu mempengaruhi kepribadian, tetapi juga harus diakui pentingnya kedudukan Free Will atau kemauan bebas manusia dalam membuat keputusan menentukan diri sendiri. Kebutuhan tertinggi bagi manusia adalah “ self actualization atau aktualisasi diri.
  30. Tujuan Mempelajari Psikologi Secara teoritik tujuan mempelajari psikologi, sebagai salah satu disiplin ilmu pengetahuan adalah untuk kepentingan pengembangan dan penemuan teori baru dari ilmu itu sendiri. Sedang secara praktis tujuannya adalah untuk memberikan pemahaman dan pandangan tentang mungkinnya dilakukan perubahan tingkah laku atau sikap mental psikologis individu sesuai dengan pola kehidupan yang di kehendaki.
  31. Lanjutan … Sedangkan tujuan lain, adalah sebagai alat bantu bagi pihak2 tertentu untuk memperoleh pengertian yang mendalam ttg faktor2 psikologis, yang mempengaruhi tingkahlaku seorang individu serta untuk mendapatkan pengertian praktis mengenai penyampaian komunikasi secara metodologis kepada sasaran (komunikan) agar tujuan komunikasi dapat berjalan secara efektif.
  32. Objek Pembahasan Psikologi Objek diartikan sebagai sasaran, target, perkara yang menjadi pusat pembicaraan. Objek merupakan syarat mutlak bagi suatu ilmu pengetahuan. Objek matrial dari beberapa ilmu pengetahuan bisa sama, tetapi tidak mungkin objek formal antara satu ilmu pengetahuan dengan ilmu pengetahuan lain sama. Objek psikologi sebagaimana ilmu lainnya, juga dibagi dua bagian, yaitu “ objek matrial dan objek formal.
  33. Lanjutan … Objek matrial, mengenai fakta2 yang diselidiki suatu ilmu, sedang objek formal adalah suatu sudut pandang yang spesifik pada suatu masalah. Objek matrial psikologi adalah manusia sebagai makhluk yang berjiwa, sedangkan objek formal psikologi adalah tingkah laku manusia sebagai kenyataan gejala-gejala jiwa. Menurut Dakir (1993) Objek psikologi adalah penghayatan jiwa dan tingkah laku manusia. Ruang lingkup penghayatan jiwa adalah “kognitif, afektif dan konatif .
  34. Pentingnya Mempelajari Psikologi Psikologi merupakan dasar pengetahuan yang mendasari profesi lain Psikologi memungkinkan komunikator mengenal berbagai konsep atau perinsif yang dapat menolong menelaah tingkah laku manusia (kom) dengan lebih kritis dan hal2 yang menimbulkan tingkah laku itu Psikologi dapat memberikan komunikator keterampilan yang diperlukan untuk mengolah hasil berbagai kegiatan psikis manusia (ind/sos)
  35. Lanjutan … Manusia sebagai makhluk yang memiliki dua dimensi, yaitu “ psikis dan psikologis”. Secara psikologis manusia adalah makhluk yang berpikir, merasa dan berkehendak Cara berpikir dan merasanya di pengaruhi oleh persepsi yang dimiliki. Persepsi itu sendiri tidak terlepas dari pengalaman, pengetahuan yang dimiliki individu. Untuk itu dalam menghadapi setiap orang tidaklah sama, tergantung kondisi psikologis yang bersangkutan.
  36. METODE PENYELIDIKAN PSIKOLOGI Metode memiliki kesamaan pengertian dengan prosedur, tata cara, alat, atau tehnik. Ada beberapa metode, yaitu : Metode Introspeksi, melihat kedalam atau berarti tehnik untuk melihat gejala psikis pada diri sendiri. Ia lebih bersifat subjektif, karena orang sering tidak jujur menilai diri sendiri. W.Wund mengatakan istilah Introspeksi kurang tepat yang tepat adalah “ retrospeksi “ atau melihat kembali.
  37. Lanjutan … Metode ekstrospeksi, pengamatan terhadap orang lain. Kelemahannya terhadap orang dewasa Metode Biografi, riwayat hidup. Kalau ditulis sendiri disebut “ Outo Biografi “. Metode Pengumpulan Bahan (Projective Test). Yang dikumpulkan karya si subjek, baik yang konkrit (hasil pekerjaan tangan) maupun abstrak (berupa tulisan, gambaran dsbnya). Metode Eksperimen. Wilhelm Wundt merupakan tokohnya, di laboratorium di Leipzig Jerman.
  38. Lanjutan … W.Wundt mengajukan syarat penggunaannya: (1) pemeriksaan harus dapat menetapkan saat timbulnya kejadian yang hendak di pelajari; (2) pemeriksaan harus mengikuti jalannya kejadian se-teliti2nya, terutama pada proses; (3) tiap-tiap pemeriksaan harus dapat di ulang dalam situasi yang sama. Kelemahan Eksperimen: (1) eksperimen pada benda hidup sangat berpariasi; (2) tidak semua gejala kejiwaan dapat diselidiki; dalam laboratorium bersituasi tidak wajar; gejala jiwa sukar diukur secara eksak.
  39. Metode Test Metode ini menggunakan soal2, pertanyaan2 atau tugas lain yang telah di standarisasikan. Syaratnya soal tersebut harus valid (dapat mengukur apa yang hendak diukur) dan reliabel (dapat dipercaya keajekannya) Kelemahan : (1) test yang dikerjakan sangat tergantung pada situasi yang saling berubah; (2) pribadi manusia adalah utuh dan bukan kumpulan dari berbagai aspek; (3) pengalaman testee sangat mempengaruhi cara mereaksi.
  40. Metode Angket Angket adalah metode untuk mendapatkan data atau informasi dengan menggunakan pertanyaan tertulis kepada responden. Angket dan interviu memiliki kesamaan dan perbedaan. Angket dapat dibagi dua, begitu pula interviu. Metode Observasi. Metode ini dilakukan dengan pengamatan dan pencatatan dan tidak dengan bertanya. Ada observasi partisipan dan non partisipan.
  41. Metode Klinis Metode ini timbul dalam lapangan klinik untuk mempelajari keadaan orang-orang yang jiwanya terganggu. Metodenya dapat dilakukan dengan “ Interviu, teknik proyeksi dengan menggunakan cara-cara tertentu. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan hasilnya untuk membuat pertimbangan seberapa jauh kelainan psikis yang dialami si testee/subjek.
  42. Sikap dan Fungsinya Sikap merupakan kesediaan bereaksi terhadap objek tertentu. Sikap merupakan konstelasi komponen kognitif, afektif dan konatif yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berprilaku terhadap suatu objek. Sikap di pengaruhi oleh pengalaman. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sikap, yaitu: (1) pengalaman pribadi; (2) kebudayaan; (3) orang yang dianggap penting; (4) media massa; (5) institusi pendidikan dan agama; (6) faktor emosi individu.
  43. Fungsi Sikap 1. Fungsi pengetahuan, dengan sikap orang mampu mengorganisasikan dan menginterpretasi kan berbagai macam informasi yang di terima; 2. Fungsi Ekspresi Diri, individu dapat menyatukan nilai atau keyakinannya. 3. Fungsi sebagai sarana peningkatan harga diri. Dengan mengetahui fungsi sikap, seorang dapat menentukan strategi komunikasi yang tepat dengan memberikan pesan persuasi yang berisi informasi y g relevan dg fungsi sikap ybs.
  44. Struktur Sikap Adapun struktur sikap terdiri dari : (1) komponen kognitif ( merepresentasikan apa yang dipercayai individu); (2) komponen afektif ( perasaan yang berkenaan dengan aspek emosional); (3) komponen konatif ( aspek kecenderungan berprilaku sesuai dengan sikap). Ketiga komponen diatas harus selaras dan konsisten. Apabila ketiganya tidak /atau salah satunya tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidak selarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap.
  45. Pengubahan Sikap Adanya kesediaan, menerima pengaruh orang lain, berharap memperoleh anggapan positif. Adanya Identifikasi, apabila individu meniru prilaku/sikap orang lain, karena sesuai dengan apa yang dianggapnya sebagai hubungan yang menyenangkan pihak lain. Adanya internalisasi, bila individu menerima pengaruh dan bersedia bersikap menurut pengaruh itu, karena sikap tsb sesuai dengan apa yang ia percayai dan sesuai dengan nilai yg dianutnya.
  46. Sikap Dan Tingkah laku Sikap bukan satu2nya penentu tingkahlaku seseorang. Ada faktor lain yang mempengaruhi tingkahlaku, yaitu: (1) prilaku tidak ditentukan oleh sikap umum, tapi oleh sikap yang spesifik terhadap sesuatu; (2) prilaku tidak hanya dipengaruhi oleh sikap, tapi juga oleh norma2 subjektif, yaitu keyakinan kita & norma2 yang berlaku lainnya); (3) sikap terhadap sesuatu prilaku bersama norma2 subjektif membentuk suatu intensi atau niat untuk berprilaku tertentu.
  47. Tingkahlaku Manusia Al-Ghazali menggambarkan: Nafs di ibaratkan suatu kerajaan. Fisiknya ibarat cahaya (dhiya’) Syahwat ibarat gubernur (waly) yg memiliki sifat pendusta, egois & senang mengacau Ghadhab ibarat menjadi oposan (syahwat) yang bersifat buruk, suka perang. Kalbu ibarat raja (malik) Akal ibarat perdana menteri (wazir).
  48. Lanjutan … Apabila raja (kalbu) tidak mengendalikan kerajaan, Maka akan diambil alih gubernur (waly) dan oposan (ghadhab) akibatnya kekacawan. Bila raja mengendalikan kerajaan dan ia musyawarah dg perdana menteri (akal), maka gubernur & oposan mudah diatasi. Ketika hal itu terjadi, maka mereka saling bekerja sama untuk kemakmuran dan kesejahtraan kerajaan yang akhirnya mendatangkan kebahagiaan. (A.Mujib)
  49. Motivasi Motiv adalah merupakan suatu dorongan yang timbul dalam diri seorang yang menyebabkan orang tersebut mau bertindak untuk melakukan sesuatu. Motivasi adalah pendorong kepada suatu usaha yang di sadari untuk mempengaruhi tingkah laku seorang agar ia tergerak guna melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu. Salah satu unsur penting berkaitan motivasi adalah adanya tujuan. Kuat lemahnya motivasi individu ditentukan besar-kecilnya keuntungan yang diterimanya.
  50. Fungsi Motivasi (1) sebagai motor penggerak bagi manusia (2) menentukan arah perbuatan (3) mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan (4) menyeleksi perbuatan diri, mana yang harus dilakukan guna mencapai tujuan. Tingkah laku seseorang sebenarnya merupakan hasil belajar, melalui pengalaman yang pernah dilalui individu dalam menjalani kehidupan.
  51. Tingkah Laku Psikologis. (a) Pengamatan. Merupakan suatu bentuk pergaulan seorang dengan dunia sekitar melalui perantara alat indera. Persepsi , merupakan proses akhir dari mengamati yang menyebabkan kita mempunyai pengertian tentang situasi sekarang atas dasar pengalaman yang lalu. Attention , merupakan proses permulaan dari mengamat. Osilasi , perhatian kita beralih-alih Halusinasi , menyangka ada kesan sesuatu, padahal tidak ada rangsang apapun.
  52. Tanggapan, Ingatan & Lupa Tanggapan, merupakan hasil pengamatan, yaitu gambaran jiwa yang menyerupai objek yang diamati. Tanggapan di dahului adanya objek (benda) yang jadi sasaran, kemudian ada kegiatan mengamat, maka terjadilah tanggapan. Ada faktor yang mempengaruhi tanggapan: Faktor intern (alat indra, perhatian yg dituju) Faktor ekstrn (rangsang jelas, waktu cukup)
  53. Ingatan Mengingat , mereproduksi sesuatu yang telah di simpan dalam jiwa atas dasar akibat pencaman. Mencamkan, melekatkan kesan sedemikian rupa sehingga tersimpan dan dapat direproduksi kembali. Mereproduksi, suatu keaktipan jiwa untuk membangun kembali kesan-kesan yang telah di terimanya.
  54. Fantasi Fantasi, sebagai kemampuan daya jiwa untuk membentuk tanggapan baru dengan bantuan tanggapan yang telah ada, dan tidak perlu sesuai dengan kenyataan. Jadi tidak perlu pengamatan. Berfantasi atau berhayal adalah suatu tindakan manusia yang sangat bebas dalam alam imaginer Menurut aliran Gestalt, fantasi itu terjadi karena adanya daya jiwa untuk mencipta. Ciptaan mula2 berupa skema yang kurang jelas, lalu skema itu di isi oleh berbagai tanggapan yang telah ada dengan bebas.
  55. Lanjutan … Jadi fantasi dapat terjadi secara tidak disadari, prosesnya sangat bebas, berubah, tidak dengan pimpinan dan dengan disadari, proses terbentuknya dengan bantuan pimpinan pikiran dan kemauan (fantasi sembarangan, fungsinya untuk berekreasi). Fantasi yang disadari adalah : Fantasi mencipta, dapat menghasilkan kebudayaan, tarian, lukisan, patung, dll Fantasi tuntutan, berdasarkan hasil fantasi mencipta/karya orang lain.(baca cerita,lihat lukisan, dengan lagu dsbnya)
  56. Berpikir Berpikir, suatu kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir, merupakan manipulasi/organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang2, sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Raqhib al-Asfahani mengatakan, pikiran adalah potensi yang dapat mengantar pengetahuan sampai pada objek yang diketahui, sedangkan berpikir, menggunakan potensi itu sesuai dengan kapasitas intelektualnya.
  57. Berpikir diperlukan untuk: Memecahkan masalah Mengambil keputusan Melahirkan sesuatu yang baru berpikir itu sendiri merupakan proses keempat setelah “ sensasi, persepsi, dan memori yang mempengaruhi hasil penafsiran suatu stimuli. Ini artinya seseorang akan sampai pada berpikir setelah ia melewati ketiga proses di atas (sensasi, persepsi dan memori).
  58. Bentuk Berpikir (1) Berpikir Realistis Merupakan berpikir yang didasarkan atas realita/kenyataan yang dihadapi. Berpikir dibedakan pada dua metode, yaitu “deduktif dan induktif, dan berpikir evaluatif (kritis). Berpikir kritis menunjukkan tingkat intelektualitas seorang Berpikir tidak didasarkan realita disebut berpikir autistic atau melamun. Cara berpikir untuk memecahkan masalah: (1) pemecahan masalah dg cara biasa/rutin (2) mencari cara yg efektif pada masa lalu (3) mencoba seluruh kemungkinan yg ada (4) mencoba memahami situasi yang terjadi
  59. (2) Berpikir Kreatif adalah berpikir dengan menggunakan metode baru, penemuan baru dan seni yg baru pula. Faktor yg ikut menentukan suatu keputusan: Kognisi , ini berkaitan dg kualitas & kuantitas pengetahuan yg dimiliki Motif, berupa dorongan yg ada untuk melakukan sesuatu. Sikap, merupakan bentuk evaluasi dan reaksi perasaan & juga merupakan kesiapan untuk beriaksi/bertindak.
  60. 5 Tahap berpikir kreatif (1) orientasi, merumuskan & mengidentifikasi masalah (2) Preparasi, merumuskan sebanyak mungkin informasi yg berkaitan dg masalah (3) Inkubasi, berhenti dulu, cooling down dulu, ketika mengalami kesulitan cari pemecahan (4) Iluminasi, mencari ilham (5) Verifikasi, menguji & menilai secara kritis pemecahan masalah yg dipikirkan
  61. (3) Berpikir & Bertafakur/merenung Asfahani mengatakan “ pikiran, satu potensi yang dapat menghubungkan konsep ilmu dg objek. Merenung , pengembangan potensi itu mengikuti kapasitas akalnya. Intuisi , hasil berpikir yang merupakan perpaduan antara kerja otak dan kerja hati (mtodis). Jamaludin Kafi, objek berpikir dibagi 2 (dua): Objek matrial, segala yg dapat dicapai pikiran Objek formal, upaya mencari kebenaran ttg objek material.
  62. Berpikir Menurut Jamaludin Kafi (1) Berpikir Biasa (an-Nahal. 78) (2) Berpikir Logis (al-Baqarah . 164) (3) Berpikir Ilmiah (ar-Rum . 8) (4) Berpikir Filsafat ( Fushilat. 53) (5) Berpikir Teologis (Ibrahim. 10)
  63. Perasaan atau Emosi Perasaan atau emosi disifatkan sebagai keadaan yang ada pada individu pada suatu waktu. Perasaan (Chaplin), adalah keadaan individu sebagai akibat dari persepsi terhadap stimulus, baik internal maupun eksternal. Sedang Emosi merupakan reaksi yang kompleks dan mengandung aktivitas dengan derajat yang tinggi dan adanya perubahan dalam jasmani serta berkaitan dengan perasaan yang kuat. Para ahli, Emosi, bentuk kompleks dari organisme yg melibatkan perubahan fisik dari karakter yg luas, dalam bernafas, denyut nadi, produksi kelenjar dsb
  64. Lanjutan … Dari sudut mental, emosi adalah suatu keadaan senang/cemas yang ditandai adanya perasaan yg kuat dan biasanya dorongan menuju bentuk nyata dari suatu tingkah laku. Darwis Hude, Emosi, suatu gejala psiko-fisiologis yg menimbulkan efek pada persepsi, sikap dan tingkah laku, serta mengejewantahkan dalam bentuk ekspresi tertentu. Dalam al-qur’an tidak ditemukan kata “Emosi”, tapi yg banyak dibicarakan ttg “prilaku emosi”. Sperti: kondisi bahagia, marah, takut, benci dll
  65. Perhatian Perhatian, keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yg dikerahkan dalam pemusatannya pada barang sesuatu, baik yg ada didalam maupun diluar diri kita. Proses tinmbulnya perhatian Adanya rangsang yg menonjol dari objek Rangsang diterima oleh indera Dibawa masuk oleh syaraf ke otak Dalam otak diresap oleh persepsi kita Objek tsb punya arti sesuai dengan persepsi kita Yg dipengaruhi jenis klamin, umur, lt.belakang, sikap batin
  66. Psikologi Pendidikan Psi.pendidikan, suatu cabang psikologi yg secara khusus mengkaji perilaku individu dalam kaitan dengan situasi pendidikan. Tujuannya, menemukan berbagai fakta, generalisasi, teori psikologis yg berkaitan dengan pendidikan untuk digunakan dalam upaya melaksanakan proses pendidikan yg efektif.
  67. Peranan Psikologi Dlm Belajar Memahami anak didik sebagai pelajar Memahmi prinsip & teori pemblajaran Memilih metode pembelajaran Menetapkan tujuan pembelajaran Menciptakan situasi pembelajaran Menetapkan isi pengajaran Memilih alat bantu pembelajaran Membimbing perkembangan anak didik
  68. Teori Belajar (1) Teori Behavioristik (E.L.Thorndike, J.Watson) Belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus & respon Teori ini tidak mementingkan proses, tetapi hasil dan juga faktor penguat (reinforcement) yang dapat memperkuat timbulnya respon. (2) Teori Kognitif (Jean Piaget, J.Bruner) teori ini juga mementingkan proses dari pada hasil. Teori ini sering disebut model “perseptual”. . Menurut teori ini, tingkah laku di tentukan oleh persepsi, serta pemahamannya ttg situasi yang berhubungan dg tujuan belajar.
  69. Teori Humanistik (Carl Rogers) Teori ini tidak saja menyentuh ranah “kognitif” tetapi juga ranah afektif, yang memfokuskan pada belajar bagaimana belajar (learning how to learn), serta meningkatkan kreativitas dan potensi manusia. Teori ini juga mengatakan, pendidik harus mengajar anak didik bagaimana belajar, mengevaluasi belajar dan hasil belajar untuk anak didik sendiri. Teori ini memakai “ opened ended”, dimana anak didik harus memperoleh informasi, membuat keputusan, memecahkan masalah dll.
  70. Lanjutan … Menurut teori huanistik, proses belajar harus di mulai dan ditujukan untuk keopentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Teori ini lebih bersifat abstrak dan lebih mendekati bidang kajian filsafat, teori kepribadian dan psikoterafi dari pada bidang kajian psikologi belajar. Teori ini sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses belajar sendiri. Teori belajar apapun dapat dimanfaatkan, asal tujuannya untuk memanusiakan manusia. (aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri orang yg belajar)
  71. Teori Sibernitik/pemrosisan Informasi. Menurut teori ini belajar adalah mengolahan informasi. Teori ini juga lebih mementingkan proses dari pada hasil belajar. Dan yang juga penting adalah sistem informasi yang di proses dan akan di pelajari anak didik. Teori sibernitik berpijak atas tiga asumsi : Bahwa stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi, dimana masing2 tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu; Stimulus yang diproses melalui tahapan tadi akan mengalami perubahan bentuk ataupun isinya;
  72. Lanjutan …(oleh: Erik Berne dll) Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas. Dari ketiga asumsi tsb. Dikembangkan teori tentang komponen struktur dan pengatur alur pemrosesan informasi (proses control). Komponen pemrosesan informasi dipilah menjadi tiga, berdasarkan fungsi, kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya “lupa”. Ketiga itu “sensory reseptor,working memory dan long term memory.
  73. JASMANI DAN RUHANI MANUSIA Lihat (Al-Hijr : 29 ) “dan ketika Aku sempurnakan kejadiannya (manusia), Aku tiupkan RuhKu kedalam dirinya”. • Lihat (al-An’am : 93) “ … alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang2 yang zalim dalam tekanan2 sakratulmaut, sedangkan para malaikat memukul dengan tangannya (sambil berkata): “keluarkanlah nyawamu” .
  74. Sambungan… Lihat (Az-Zumar: 42) “ Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan memegang jiwa orang yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia tahanlah jiwa (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang di tentukan. Yang demikian itu merupakan tanda2 bagi kaum yang berpikir”.  Lihat (At-Takwir : 7) “ Dan bila Nafs2 dipertemukan (dg tubuh)”.
  75. Lihat (Al-Qiyamah: 26-30) “ sekali-kali jangan, bila nafs telah mendesak sampai ke kerongkongan, dan dikatakan (kepada nya): siapakah yang dapat menyembuhkan, dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertautnya betis (kiri) dengan betis (kanan). Kepada Tuhanlah pada hari itu kamu dihalau”.
  76. TAQWA DIBAGI 2: Taqwa batin/mujahadah, menyikapi kenikmatan dan kelezatan duniawi secukupnya, mengambil apa yang diperlukan (makan,minum,pangkat, jabatan) selebihnya ia berusaha tidak bergelimang dan terjerumus”. Taqwa Fisik, menjaga segenap anggota tubuh dari berbuat maksiat”.
  77. Sambungan… Cara olah spiritual: - menjalankan shalat tepat waktu - sambangilah makam untuk mengingat mati - datangi lokasi yang ada api membara - bayangkan bahwa kematian, panasnya api neraka ada di depan anda - tulis tokoh yang terinspirasi dari sang ayah (wahidah handasah,Republika,2012)
  78. Percobaan I.P.Pavlov Awal anjing diperlihatkan sekerat daging (rangsang tak terkondisi). Timbul respon tanpa di pelajari. Ini dilakukan berulang kali dan anjing mengeluarkan liur. Berikutnya ia memasangkan lampu, sebagai stimulus netral saat memunculkan daging. Stelah beberapa kali melihat daging dan nyala lampu anjing mengeluarkan liur Kemudian dinyalakan lampu tampa daging, anjing tetap mengeluarkan liurnya. Inilah yang di sebut respon terkondisi.
  79. BF. Slinner Seekor tikus dimasukkan ke kandang. Ketika lapar tikus dpt mengambil makanan sendiri dari jendela kecil yg disediakan. Oleh Skinner suatu saat ketika tikus lapar dan ingin mengambil makan ternyata kotak kosong. Lalu Kalau ada makanan, bel dibunyikan dan lampu menyala. Akhirnya tikus tidak mau neambil makanan walaupun ia lapar, namun langsung ngambil makanan walaupun ia masih baru makan, kalau bel berbunyi atau lampu menyala. Begitulah tikus membedakan stimulus yg ada (pengkondisian instrumen)
Anúncio