SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemanfaat energi listrik pada saat ini sangat besar. Banyak daerah
yang dapat dialiri listrik. Pemenuhan kebutuhan manusia menuntut
penambahan energi listrik baik pada perusahaan maupun pada rumah tangga.
Pentas hiburan yang sifatnya penting baik skala rumah tangga ataupun
konser spektakuler membutuhkan energi listrik yang besar. Kebutuhan energi
listrik ini menuntut penambahan daya listrik yang dihasilkan oleh
pembangkit listrik. Peningkatan kebutuhan energi listrik belum sebanding
dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik.
Selain itu masyarakat pedesaan selama ini juga masih sangat tertinggal
dalam hal pemanfaatan energi listrik rumah tangga dalam memenuhi
kebutuhan minimal khususnya untuk penerangan dimalam hari. Sumber daya
alam yang tersedia memang belum dimanfaatkan secara maksimal, akibat
keterbatasan pengetahuan, dana dan perhatian pemerintah akan kesejahteraan
masyarakat khususnya untuk pedesaaan yang jauh dan terpencil.
Pada saat ini di Indonesia mulai dikembangkan pembangkit listrik. Sel
surya mulai dikembangkan di daerah tertentu. Kelemahan dari pembangkit
ini adalah tergantung pada cahaya matahari, tidak semua orang dapat
membuat sel surya. Pada saat mendung dan malam hari sel surya tidak
mampu menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan energi nuklir sebagai
pembangkit listrik mulai dimunculkan untuk mengatasi kekurangan energi
listrik. Pro dan kontra terhadap pemanfaatan energi nuklir masih menjadi
perdebatan. Masyarakat mengkhawatirkan bahaya radiasi nuklir yang
ditimbulkan. Penggunaan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar
minyak (solar) pada saat ini semakin banyak. Pembangkit ini terkendala oleh
mahalnya bahan bakar dan ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis.
Di Indonesia pembangkit listrik masih sangat tergantung pada
pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga uap
(PLTU). PLTA digerakan oleh aliran air, sehingga energi listrik sangat
tergantung pada kekuatan putaran turbin. Oleh karena itu desain kincir dan
turbin, serta metode yang dilakukan dalam pembuatan PLTA mesti dirancang
agar lebih efisien, namun menghasilkan energi yang lebih besar.
1.2. Tujuan penelitian
Sebagai tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu mengadakan
sumber energi listrik dengan memanfaatkan aliran air sungai yang ditampung
pada sebuah bendungan untuk menggerakan turbin pemutar generator.
Dengan adanya sumber energi listrik yang murah dan efisien dapat
membantu masyarakat yang kekurangan pasokan listrik, terutama masyarakat
pedesaan yang terpencil dan memiliki banyak aliran sungai.
1.3. Manfaat penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Untuk masyarakat
Dengan adanya PLTA sebagai pasokan utama listrik, masyarakat
dapat lebih tenang mengenai harga BBM yang naik, kareta
penggunaan bahan bakar minyak hanya sebagai cadangan listrik bila
pasokan utama ada gangguan atau hambatan. Selain itu PLTA sebagai
bahan baku yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan PLTU
dan PLTN.
1.3.2. Untuk mahasiswa
Mendapat kepuasan tersendiri, karena penelitian ini merupakan
sebagai usaha untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi dewasa ini
ditengah-tengah keterbatasan masyarakat pedesaan yang bergulat
dengan kemiskinan akibat terbatasnya kemampuan yang dimiliki.
Energi listrik yang didapat dari potensi alam yang ada, sebagai wujud
peran serta kalangan akademisi membantu usaha mengatasi krisis
energi yang ada di Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mikrohidro memanfaatkan energi dari air yang mengalir dari suatu tempat
yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah, dengan memakai energi tersebut
dikonversikan oleh turbin menjadi energi putar yang digunakan untuk memutar
generator dalam kapasitas tertentu sesuai dengan debit air yang mengalir.
2.1 Teknologi
Beberapa teknologi yang sudah banyak digunakan dalam merubah energy
Air menjadi energy putar diantaranya :
2.1.1. Turbin Propeller Turbular
Turbin Propeller Turbular yang mana adalah salah satu jenis turbin
dengan poros horisontal. Turbin ini digunakan untuk aplikasi head rendah
yaitu untuk head terjun 2 meter sampai 15 meter. Turbin ini sesuai untuk
sungai dengan debit besar yang kontinyu sepanjang tahun. Sungai yang
melintasi daerah dengan kemiringan 4 meter perseratus meter atau sungai
dengan tebing lebih tinggi dari 8 meter sangat baik untuk turbin turbular.
2.1.2 Turbin Propeller axial
Turbin Propeller axial yang mana salah satu jenis turbin dengan
poros vertikal. Turbin ini digunakan untuk aplikasi head rendah yaitu
untuk head terjun 2 meter sampai 70 meter. Turbin ini sesuai untuk sungai
dengan debit besar dan kontinyu sepanjang tahun.
2.1.3.Turbin Francis
Turbin Francis adalah turbin yang paling banyak digunakan di PLN
hal ini terjadi karena PLN selama ini banyak menggunakan PLTA dengan
head sedang yaitu head antara 20 meter sampai 300 meter yang
merupakan daerah operasi turbin Francis.
2.1.4.Turbin Pelton
Turbin Pelton tidak banyak digunakan oleh PLN dimana turbin ini
mempunyai daerah operasi antara 80 meter sampai 800 meter dengan
debit kecil. (Mukmin W. Atmopawir)
2.2. Energi air
Pembangkit listrik tenaga air, merupakan sumber energi yang paling
murah, karena merupakan transformasi energi dari energi kinetis berupa
pergerakan aliran air menjadi energi listrik dengan memanfaatkan generator yang
diputar dengan kincir / turbin air. Untuk memutar kincir /turbin air, diperlukan
air dalam jumlah yang konstan sehingga putaran kincir yang memutar generator
juga konstan. Semakin besar jumlah air yang memutar kincir maka semakin kuat
energi kinetis yang dihasilkan, tentunya semakin besar energi yang kita
dapatkan. Memang dengan kodisi kali yang airnya relatif kecil, kita tidak
mendapatkan energi yang stabil sepanjang waktu, namun kita sesuaikan dengan
kondisi dilapangan yang kita perlukan dalam beberapa jam untuk penerangan
dimalam hari, diluar itu air bisa kita stok dalam bentuk bendungan kecil sesuai
dengan kontur kali / pangkung yang ada, dengan memanfaatkan level air terjun,
bisa menghasilkan energi yang lebih tinggi walaupun dengan volume air yang
tidak begitu besar / terbatas.
2.3. Kincir air
Bagian ini digunakan untuk merubah energi air yang mengalir menjadi
energi kinetis dalam bentuk energi putaran, semakin besar air yang memutar
kincir ini semakin besar momen energi putar yang didapat. Tentunya disamping
volume air juga tekanan air yang jatuh mempercepat putaran kincir sehingga
momen putaran akan makin besar, diharafkan mampu memutar puli-puli yang
dihubungkan dengan tali kipas (vent belt) untuk memutar generator.
Gambar 1. Kincir Air Overshot
Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian
sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir
air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan
dengan jenis kincir air yang lain.
2.3. Pipa saluran air
Dikarenakan lokasi kali / pangkung yang merupakan kondisi alamiah
dalam memanfaatkan air terjun tidak bisa maksimal, akibat air yang terjun
disela-sela batu dan tebing tidak bisa kita manfaatkan maksimal, untuk itu harus
digunakan pipa saluran air yang ujungnya diarahkan tepat diatas turbin air.
Makin besar pipa yang digunakan, volume air akan makin besar dan kecuraman
dari permukaan akan menambah daya dorong air yang lewat ditengah pipa.
Dengan memanfaatkan pipa saluran air ini akan memudahkan menempatkan
posisi kincir air dilokasi yang diinginkan dari segi keamanan disaat air kali /
pangkung yang besar / banjir yang membawa potongan pohon-pohon yang
tumbang, yang dapat merusak kincir.
2.4. Puli-puli (roda gigi)
Perputran kincir yang lambat namun memiliki momen puntir yang besar
maka untuk mendapatkan putaran sesuai dengan rpm yang diminta oleh
generator, mau tidak mau harus menggunakan system puli-puli atau roda gigi
yang mengalikan putaran dari kincir air menjadi putaran yang sesuai dengan
yang rpm generator. Namun dalam memilih puli-puli ini harus dihitung pula
kekuatan putaran air dari kincir dengan rpm dari generator saat dibebani.
2.5. Generator
Digunakan sebagai alat yang merubah energi putar mekanis menjadi energi
listrik melalui adanya medan magnet yang diputar melalui rotor dan akan
menimbulkan medan magnet yang timbul disisi stator. Medan magnet yang
terjadi distator dengan pola-pola tertentu akan menimbulkan arus listrik yang
mengalir dikumparan stator yang dialirkan melalui saluran transmisi sebagai arus
listrik. Semakin besar generator semakin besar energi listrik yang didapat dan
semakin besar energi kinetis yang diperlukan untuk memutarnya. Beban yang
terpasang merupakan beban listrik yang digunakan sebagai media penerangan.
2.6. Saluran Transmisi sederhana
Mengingat lokasi pembangkit yang ada didasar kali /pangkung, sedangkan
rumah tinggal yang tempatnya berjauhan maka diperlukan saluran transmisi
untuk membawa energi listrik yang dihasilkan oleh generator ke rumah dengan
kabel. Semakin jauh kabel yang dibentangkan maka tegangan yang didapat akan
semakin berkurang hal ini disebabkan oleh rugi-rugi yang ditimbulkan dari
saluran transmisi. Mengingat ini merupakan pembangkit sederhana jarak antara
pembangkit dangan rumah penduduk tidak lebih dari 300 meter. Maka dalam
penelitian ini, energi yang disalurkan kedalam saluran transmisi adalah tengan
rendah yaitu 220 V AC. Dalam hal ini tidak menggunakan transformator step up
untuk mengurangi rugi-rugi yang terjadi disaluran transmisi.
2.5. Potensi alam yang ada
Potensi alam yang ada, yang mana sebagai sumber alam yang bisa digali
sebagai sumber listrik yang murah dan ramah lingkungan. Potensi alam yang ada
bisa digunakan sebagai usaha nyata untuk membantu masyarakat yang
ekonominya sangat lemah. Ditengah badai krisis yang terjadi sampai saat ini
akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan krisis global yang melanda dunia.
Gambar 2. Potensi Sumber Air kali.
Gambar 3. Potensi Sumber Air kali.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Sistematika Penelitian
Penelitian ini direncanakan untuk dapat dilakukan secara bertahap dengan
sistematikan sebagai berikut :
1. Survey lapangan,
2. Dilanjutkan dengan analisa kelayakan
3. Diteruskan dengan rancangan disain
4. Dilakukan analisa perhitungan secara teoritis dengan memanfaatkan data-data
lapangan sebagai parameter.
5. Implementasi berdasarkan rancangan yang sudah dianalisis secara teoritis.
6. Setelah itu baru tahapan uji coba.
7. Dilakukan audit data yang didapat dari hasil ujicoba.
8. Dilakukan perbaikan desain sebagai tahapan penyempurnaan dari desain yang
sebelumnya.
9. Penulisan Laporan
10.Desiminasi hasil Penelitian
Semua tahapan itu dituliskan dalam bentuk laporan dan diintisarikan
menjadi sebuah artikel ilmiah yang dimuat di jurnal ilmiah nasional. Tentu saja
sistematika ini memerlukan tahapan yang terkadang bisa saja dilapangan akan
berjalan paralel yang menjadikan penelitian dapat dilakukan menjadi lebih cepat
dari yang direncanakan atau sebaliknya bisa saja alokasi waktu yang
direncanakan pada setiap tahapan memerlukan waktu yang lebih lama karena
menjumpai kendala atau hambatan yang ada.
3.2. Penerapan Hasil Penelitian.
Karena penelitian ini bersifat terapan maka begitu penelitian ini selesai
sesuai dengan sistematika yang dituliskan diatas akan dapat secara langsung
dinikmati oleh desa yang menjadi objek penelitian berupa penyediaan tenaga
listrik untuk penerangan dimalam hari dalam kapasitas yang minimal dalam
artian tergantung dengan kapasitas air kali (pangkung) terutama dimusim
kemarau karena debit air akan menurun, maka dihulu perlu dilakukan dengan
membendung aliran kali (pangkung) sebagai upaya melakukan stok air untuk
digunakan memutar kincir dimalam hari. Bila debit air cukup memungkinkan
untuk dimusim hujan maka akan bisa kincir dioperasikan sepanjang hari.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Artikel ppm ibm
Artikel ppm ibmArtikel ppm ibm
Artikel ppm ibm
 
pembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energipembangkit listrik dan konversi energi
pembangkit listrik dan konversi energi
 
Kincir angin
Kincir anginKincir angin
Kincir angin
 
tugas makalah
tugas makalahtugas makalah
tugas makalah
 
Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi Fisika - Sumber Daya Energi
Fisika - Sumber Daya Energi
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Energi surya
Energi suryaEnergi surya
Energi surya
 
Plt otec
Plt otecPlt otec
Plt otec
 
fisika sumber daya energi
fisika sumber daya energifisika sumber daya energi
fisika sumber daya energi
 
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Terintegrasi
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak TerintegrasiPembangkit Listrik Tenaga Ombak Terintegrasi
Pembangkit Listrik Tenaga Ombak Terintegrasi
 
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_teBab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
Bab ii dasar_teori_pembangkit_listrik_te
 
Makalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhanaMakalah listrik sederhana
Makalah listrik sederhana
 
Sde tm9-indo
Sde tm9-indoSde tm9-indo
Sde tm9-indo
 
Pltb
PltbPltb
Pltb
 
Sde tm4a
Sde tm4aSde tm4a
Sde tm4a
 
Poer poin ank sma
Poer poin ank smaPoer poin ank sma
Poer poin ank sma
 
Konsep PLTS 2.4
Konsep PLTS 2.4Konsep PLTS 2.4
Konsep PLTS 2.4
 
Pembangkit listrik energi angin
Pembangkit listrik energi anginPembangkit listrik energi angin
Pembangkit listrik energi angin
 
Makalah plts
Makalah pltsMakalah plts
Makalah plts
 
materi sumber energi fisika SMA
materi sumber energi fisika SMAmateri sumber energi fisika SMA
materi sumber energi fisika SMA
 

Destaque (12)

Mesin mesin-fluida-turbin-air
Mesin mesin-fluida-turbin-airMesin mesin-fluida-turbin-air
Mesin mesin-fluida-turbin-air
 
TURBIN AIR
TURBIN AIRTURBIN AIR
TURBIN AIR
 
BAB IV PLTMH Nisam Antara Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh
BAB IV PLTMH Nisam Antara Kabupaten Aceh Utara, Provinsi AcehBAB IV PLTMH Nisam Antara Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh
BAB IV PLTMH Nisam Antara Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh
 
Mudasir gurezi
Mudasir gureziMudasir gurezi
Mudasir gurezi
 
Turbin pelton
Turbin peltonTurbin pelton
Turbin pelton
 
Transpirasi tumbuhan melalui stomata
Transpirasi tumbuhan melalui stomataTranspirasi tumbuhan melalui stomata
Transpirasi tumbuhan melalui stomata
 
Perencanaan turbin air
Perencanaan turbin airPerencanaan turbin air
Perencanaan turbin air
 
Turbin Air
Turbin AirTurbin Air
Turbin Air
 
Presentasi plta
Presentasi pltaPresentasi plta
Presentasi plta
 
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)
 
PELTON WHEEL TURBINE
PELTON WHEEL TURBINEPELTON WHEEL TURBINE
PELTON WHEEL TURBINE
 
Hubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan TanamanHubungan Cahaya dan Tanaman
Hubungan Cahaya dan Tanaman
 

Semelhante a Pembangkit listrik tenaga air kasim

Jurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrikJurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrik
M.Deaddy
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
Yohanes Sangkang
 
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangelaEnergi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
FISIKAUKI
 
Energi tenaga air hidroelektrisitas
Energi tenaga air   hidroelektrisitasEnergi tenaga air   hidroelektrisitas
Energi tenaga air hidroelektrisitas
Mochammad Ridwan
 
Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1
UDIN MUHRUDIN
 

Semelhante a Pembangkit listrik tenaga air kasim (20)

Jurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrikJurnal mengatasi krisis energi listrik
Jurnal mengatasi krisis energi listrik
 
Karya tulis ilmiah. plta
Karya tulis ilmiah. plta Karya tulis ilmiah. plta
Karya tulis ilmiah. plta
 
Rekayasa Sistem
Rekayasa SistemRekayasa Sistem
Rekayasa Sistem
 
Softskill imamteguh
Softskill imamteguhSoftskill imamteguh
Softskill imamteguh
 
Pltmh metodologi by ismi a
Pltmh metodologi by ismi aPltmh metodologi by ismi a
Pltmh metodologi by ismi a
 
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air)
 
Bekalan tenaga
Bekalan tenagaBekalan tenaga
Bekalan tenaga
 
Energi Terbarukan "Gelombang laut"
Energi Terbarukan "Gelombang laut"Energi Terbarukan "Gelombang laut"
Energi Terbarukan "Gelombang laut"
 
Perancangan bandar
Perancangan bandarPerancangan bandar
Perancangan bandar
 
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangelaEnergi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
Energi air fisikaterapanenergi_uki_iswaraangela
 
Energi tenaga air hidroelektrisitas
Energi tenaga air   hidroelektrisitasEnergi tenaga air   hidroelektrisitas
Energi tenaga air hidroelektrisitas
 
Makalah plta
Makalah pltaMakalah plta
Makalah plta
 
Energi pasang surut
Energi pasang surutEnergi pasang surut
Energi pasang surut
 
plta
pltaplta
plta
 
Bab i vi
Bab i viBab i vi
Bab i vi
 
sumber energi fisika unnes
sumber energi fisika unnessumber energi fisika unnes
sumber energi fisika unnes
 
sumber energi materi SMA
sumber energi materi SMAsumber energi materi SMA
sumber energi materi SMA
 
Energi Air Kelompok 9
Energi Air Kelompok 9Energi Air Kelompok 9
Energi Air Kelompok 9
 
Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1Teknik Tenaga Listrik-1
Teknik Tenaga Listrik-1
 
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptxCHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
CHAPTER 9 OCEAN ENERGY (1).pptx
 

Último

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
AlfandoWibowo2
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Último (20)

SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.pptSEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN JIWA dan Trend Issue.ppt
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptxRegresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
Regresi Linear Kelompok 1 XI-10 revisi (1).pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptxPelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Jalan .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 

Pembangkit listrik tenaga air kasim

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemanfaat energi listrik pada saat ini sangat besar. Banyak daerah yang dapat dialiri listrik. Pemenuhan kebutuhan manusia menuntut penambahan energi listrik baik pada perusahaan maupun pada rumah tangga. Pentas hiburan yang sifatnya penting baik skala rumah tangga ataupun konser spektakuler membutuhkan energi listrik yang besar. Kebutuhan energi listrik ini menuntut penambahan daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik. Peningkatan kebutuhan energi listrik belum sebanding dengan peningkatan kapasitas pembangkit listrik. Selain itu masyarakat pedesaan selama ini juga masih sangat tertinggal dalam hal pemanfaatan energi listrik rumah tangga dalam memenuhi kebutuhan minimal khususnya untuk penerangan dimalam hari. Sumber daya alam yang tersedia memang belum dimanfaatkan secara maksimal, akibat keterbatasan pengetahuan, dana dan perhatian pemerintah akan kesejahteraan masyarakat khususnya untuk pedesaaan yang jauh dan terpencil. Pada saat ini di Indonesia mulai dikembangkan pembangkit listrik. Sel surya mulai dikembangkan di daerah tertentu. Kelemahan dari pembangkit ini adalah tergantung pada cahaya matahari, tidak semua orang dapat membuat sel surya. Pada saat mendung dan malam hari sel surya tidak mampu menghasilkan energi listrik. Pemanfaatan energi nuklir sebagai pembangkit listrik mulai dimunculkan untuk mengatasi kekurangan energi listrik. Pro dan kontra terhadap pemanfaatan energi nuklir masih menjadi perdebatan. Masyarakat mengkhawatirkan bahaya radiasi nuklir yang ditimbulkan. Penggunaan pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar minyak (solar) pada saat ini semakin banyak. Pembangkit ini terkendala oleh mahalnya bahan bakar dan ketersediaan bahan bakar yang semakin menipis. Di Indonesia pembangkit listrik masih sangat tergantung pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). PLTA digerakan oleh aliran air, sehingga energi listrik sangat tergantung pada kekuatan putaran turbin. Oleh karena itu desain kincir dan turbin, serta metode yang dilakukan dalam pembuatan PLTA mesti dirancang agar lebih efisien, namun menghasilkan energi yang lebih besar.
  • 2. 1.2. Tujuan penelitian Sebagai tujuan dari penelitian ini adalah untuk membantu mengadakan sumber energi listrik dengan memanfaatkan aliran air sungai yang ditampung pada sebuah bendungan untuk menggerakan turbin pemutar generator. Dengan adanya sumber energi listrik yang murah dan efisien dapat membantu masyarakat yang kekurangan pasokan listrik, terutama masyarakat pedesaan yang terpencil dan memiliki banyak aliran sungai. 1.3. Manfaat penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.3.1. Untuk masyarakat Dengan adanya PLTA sebagai pasokan utama listrik, masyarakat dapat lebih tenang mengenai harga BBM yang naik, kareta penggunaan bahan bakar minyak hanya sebagai cadangan listrik bila pasokan utama ada gangguan atau hambatan. Selain itu PLTA sebagai bahan baku yang relatif lebih murah jika dibandingkan dengan PLTU dan PLTN. 1.3.2. Untuk mahasiswa Mendapat kepuasan tersendiri, karena penelitian ini merupakan sebagai usaha untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi dewasa ini ditengah-tengah keterbatasan masyarakat pedesaan yang bergulat dengan kemiskinan akibat terbatasnya kemampuan yang dimiliki. Energi listrik yang didapat dari potensi alam yang ada, sebagai wujud peran serta kalangan akademisi membantu usaha mengatasi krisis energi yang ada di Indonesia.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mikrohidro memanfaatkan energi dari air yang mengalir dari suatu tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah, dengan memakai energi tersebut dikonversikan oleh turbin menjadi energi putar yang digunakan untuk memutar generator dalam kapasitas tertentu sesuai dengan debit air yang mengalir. 2.1 Teknologi Beberapa teknologi yang sudah banyak digunakan dalam merubah energy Air menjadi energy putar diantaranya : 2.1.1. Turbin Propeller Turbular Turbin Propeller Turbular yang mana adalah salah satu jenis turbin dengan poros horisontal. Turbin ini digunakan untuk aplikasi head rendah yaitu untuk head terjun 2 meter sampai 15 meter. Turbin ini sesuai untuk sungai dengan debit besar yang kontinyu sepanjang tahun. Sungai yang melintasi daerah dengan kemiringan 4 meter perseratus meter atau sungai dengan tebing lebih tinggi dari 8 meter sangat baik untuk turbin turbular. 2.1.2 Turbin Propeller axial Turbin Propeller axial yang mana salah satu jenis turbin dengan poros vertikal. Turbin ini digunakan untuk aplikasi head rendah yaitu untuk head terjun 2 meter sampai 70 meter. Turbin ini sesuai untuk sungai dengan debit besar dan kontinyu sepanjang tahun. 2.1.3.Turbin Francis Turbin Francis adalah turbin yang paling banyak digunakan di PLN hal ini terjadi karena PLN selama ini banyak menggunakan PLTA dengan head sedang yaitu head antara 20 meter sampai 300 meter yang merupakan daerah operasi turbin Francis. 2.1.4.Turbin Pelton Turbin Pelton tidak banyak digunakan oleh PLN dimana turbin ini mempunyai daerah operasi antara 80 meter sampai 800 meter dengan debit kecil. (Mukmin W. Atmopawir) 2.2. Energi air Pembangkit listrik tenaga air, merupakan sumber energi yang paling murah, karena merupakan transformasi energi dari energi kinetis berupa pergerakan aliran air menjadi energi listrik dengan memanfaatkan generator yang diputar dengan kincir / turbin air. Untuk memutar kincir /turbin air, diperlukan air dalam jumlah yang konstan sehingga putaran kincir yang memutar generator juga konstan. Semakin besar jumlah air yang memutar kincir maka semakin kuat energi kinetis yang dihasilkan, tentunya semakin besar energi yang kita dapatkan. Memang dengan kodisi kali yang airnya relatif kecil, kita tidak
  • 4. mendapatkan energi yang stabil sepanjang waktu, namun kita sesuaikan dengan kondisi dilapangan yang kita perlukan dalam beberapa jam untuk penerangan dimalam hari, diluar itu air bisa kita stok dalam bentuk bendungan kecil sesuai dengan kontur kali / pangkung yang ada, dengan memanfaatkan level air terjun, bisa menghasilkan energi yang lebih tinggi walaupun dengan volume air yang tidak begitu besar / terbatas. 2.3. Kincir air Bagian ini digunakan untuk merubah energi air yang mengalir menjadi energi kinetis dalam bentuk energi putaran, semakin besar air yang memutar kincir ini semakin besar momen energi putar yang didapat. Tentunya disamping volume air juga tekanan air yang jatuh mempercepat putaran kincir sehingga momen putaran akan makin besar, diharafkan mampu memutar puli-puli yang dihubungkan dengan tali kipas (vent belt) untuk memutar generator. Gambar 1. Kincir Air Overshot Kincir air overshot bekerja bila air yang mengalir jatuh ke dalam bagian sudu-sudu sisi bagian atas, dan karena gaya berat air roda kincir berputar. Kincir air overshot adalah kincir air yang paling banyak digunakan dibandingkan dengan jenis kincir air yang lain.
  • 5. 2.3. Pipa saluran air Dikarenakan lokasi kali / pangkung yang merupakan kondisi alamiah dalam memanfaatkan air terjun tidak bisa maksimal, akibat air yang terjun disela-sela batu dan tebing tidak bisa kita manfaatkan maksimal, untuk itu harus digunakan pipa saluran air yang ujungnya diarahkan tepat diatas turbin air. Makin besar pipa yang digunakan, volume air akan makin besar dan kecuraman dari permukaan akan menambah daya dorong air yang lewat ditengah pipa. Dengan memanfaatkan pipa saluran air ini akan memudahkan menempatkan posisi kincir air dilokasi yang diinginkan dari segi keamanan disaat air kali / pangkung yang besar / banjir yang membawa potongan pohon-pohon yang tumbang, yang dapat merusak kincir. 2.4. Puli-puli (roda gigi) Perputran kincir yang lambat namun memiliki momen puntir yang besar maka untuk mendapatkan putaran sesuai dengan rpm yang diminta oleh generator, mau tidak mau harus menggunakan system puli-puli atau roda gigi yang mengalikan putaran dari kincir air menjadi putaran yang sesuai dengan yang rpm generator. Namun dalam memilih puli-puli ini harus dihitung pula kekuatan putaran air dari kincir dengan rpm dari generator saat dibebani. 2.5. Generator Digunakan sebagai alat yang merubah energi putar mekanis menjadi energi listrik melalui adanya medan magnet yang diputar melalui rotor dan akan menimbulkan medan magnet yang timbul disisi stator. Medan magnet yang terjadi distator dengan pola-pola tertentu akan menimbulkan arus listrik yang mengalir dikumparan stator yang dialirkan melalui saluran transmisi sebagai arus listrik. Semakin besar generator semakin besar energi listrik yang didapat dan semakin besar energi kinetis yang diperlukan untuk memutarnya. Beban yang terpasang merupakan beban listrik yang digunakan sebagai media penerangan. 2.6. Saluran Transmisi sederhana Mengingat lokasi pembangkit yang ada didasar kali /pangkung, sedangkan rumah tinggal yang tempatnya berjauhan maka diperlukan saluran transmisi untuk membawa energi listrik yang dihasilkan oleh generator ke rumah dengan kabel. Semakin jauh kabel yang dibentangkan maka tegangan yang didapat akan semakin berkurang hal ini disebabkan oleh rugi-rugi yang ditimbulkan dari saluran transmisi. Mengingat ini merupakan pembangkit sederhana jarak antara pembangkit dangan rumah penduduk tidak lebih dari 300 meter. Maka dalam penelitian ini, energi yang disalurkan kedalam saluran transmisi adalah tengan
  • 6. rendah yaitu 220 V AC. Dalam hal ini tidak menggunakan transformator step up untuk mengurangi rugi-rugi yang terjadi disaluran transmisi. 2.5. Potensi alam yang ada Potensi alam yang ada, yang mana sebagai sumber alam yang bisa digali sebagai sumber listrik yang murah dan ramah lingkungan. Potensi alam yang ada bisa digunakan sebagai usaha nyata untuk membantu masyarakat yang ekonominya sangat lemah. Ditengah badai krisis yang terjadi sampai saat ini akibat kenaikan harga bahan bakar minyak dan krisis global yang melanda dunia. Gambar 2. Potensi Sumber Air kali. Gambar 3. Potensi Sumber Air kali.
  • 7. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Sistematika Penelitian Penelitian ini direncanakan untuk dapat dilakukan secara bertahap dengan sistematikan sebagai berikut : 1. Survey lapangan, 2. Dilanjutkan dengan analisa kelayakan 3. Diteruskan dengan rancangan disain 4. Dilakukan analisa perhitungan secara teoritis dengan memanfaatkan data-data lapangan sebagai parameter. 5. Implementasi berdasarkan rancangan yang sudah dianalisis secara teoritis. 6. Setelah itu baru tahapan uji coba. 7. Dilakukan audit data yang didapat dari hasil ujicoba. 8. Dilakukan perbaikan desain sebagai tahapan penyempurnaan dari desain yang sebelumnya. 9. Penulisan Laporan 10.Desiminasi hasil Penelitian Semua tahapan itu dituliskan dalam bentuk laporan dan diintisarikan menjadi sebuah artikel ilmiah yang dimuat di jurnal ilmiah nasional. Tentu saja sistematika ini memerlukan tahapan yang terkadang bisa saja dilapangan akan berjalan paralel yang menjadikan penelitian dapat dilakukan menjadi lebih cepat dari yang direncanakan atau sebaliknya bisa saja alokasi waktu yang direncanakan pada setiap tahapan memerlukan waktu yang lebih lama karena menjumpai kendala atau hambatan yang ada. 3.2. Penerapan Hasil Penelitian. Karena penelitian ini bersifat terapan maka begitu penelitian ini selesai sesuai dengan sistematika yang dituliskan diatas akan dapat secara langsung dinikmati oleh desa yang menjadi objek penelitian berupa penyediaan tenaga listrik untuk penerangan dimalam hari dalam kapasitas yang minimal dalam artian tergantung dengan kapasitas air kali (pangkung) terutama dimusim kemarau karena debit air akan menurun, maka dihulu perlu dilakukan dengan membendung aliran kali (pangkung) sebagai upaya melakukan stok air untuk digunakan memutar kincir dimalam hari. Bila debit air cukup memungkinkan untuk dimusim hujan maka akan bisa kincir dioperasikan sepanjang hari.