SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 52
LOGO
Faktur Pajak
Instruktur :
Taripar Doly, SE.,MM
 Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat
oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa
Kena Pajak. (Pasal 1 angka 23 UU No. 42 Tahun 2009).
 Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak yang
meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada
pembeli Barang Kena Pajak dan/atau penerima Jasa
Kena Pajak yang sama selama 1 (satu) bulan kalender.
(Pasal 1 ayat (5) Per-24/PJ/2012 sebagaimana diubah dengan PER-
17/PJ/2014)
Pengertian
Faktur Pajak
Faktur Pajak
BUKTI PUNGUTAN PAJAK
PENYERAHAN
BKP/JKP
YG. DIBUAT
OLEH PKP
ATAS
FAKTUR PAJAK
( PASAL 1 ANGKA 23 )
Jenis Faktur Pajak
JENIS FAKTUR PAJAK
FAKTUR PAJAK
(Bentuk dan Isinya sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) UU
PPN dan diatur dalam PER-24/PJ/2012 stdtd PER-
17/PJ/2014)
FAKTUR PAJAK GABUNGAN
Pasal 13 ayat (2) UU PPN
DOKUMEN TERTENTU DIPERSAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK
(Pasal 13 ayat 6 UU PPN, Direktur Jenderal Pajak dapat
menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak. PER-10/PJ/2010 perubahan I PER-
67/PJ/2010 dengan Perubahan II PER-27/PJ/2011) dan Perubahan
III PER-33//PJ/2014
Dokumen Tertentu
Dipersamakan Dengan Faktur Pajak
Dokumen Tertentu
Dipersamakan Dengan Faktur Pajak
SYARAT
Minimal harus memuat:
a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen;
b. Nama dan alamat penerima dokumen;
c. NPWP dalam hal penerima dokumen adalah sebagai WPDN;
d. Jumlah satuan barang apabila ada;
e. Dasar Pengenaan Pajak;
f. Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor.
Syarat Dokumen Tertentu
Dipersamakan Dengan Faktur Pajak
DOKUMEN TERTENTU DIPERSAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK
(Pasal 13 ayat 6 UU PPN, Direktur Jenderal Pajak dapat
menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan
dengan Faktur Pajak. PER-10/PJ/2010 perubahan I PER-
67/PJ/2010 dengan Perubahan II PER-27/PJ/2011) dan Perubahan
III PER-33//PJ/2014
Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk
setiap :
 penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D;
• Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang
dilakukan oleh Pengusaha
• Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak
• Penyerahan Aktiva Yang Menurut Tujuan semula Tidak Untuk
Diperjualbelikan
 penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 ayat (1) huruf c; (Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean
yang dilakukan oleh Pengusaha)
 ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g; dan/atau (ekspor Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak)
 ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1) huruf h. (ekspor Jasa Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena
Pajak)
Kewajiban Membuat Faktur pajak
Pasal 13 ayat (1)
 Dalam hal terjadi penyerahan BKP/JKP, Pengusaha
Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan BKP dan/atau
JKP wajib :
 memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dan
 memberikan Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak.
 Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau
berbeda dengan faktur penjualan.
 Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan
atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur
Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak
Penjelasan Atas
Kewajiban Membuat Faktur pajak
Saat Pembuatan Faktur Pajak
Pasal 13 ayat 1 A UU No 42 Tahun 2009
Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan
JKP
Saat penerimaan pembayaran dalam hal
penerimaan pembayaran terjadi sebelum
penyerahan BKP dan/atau JKP
Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal
penyerahan sebagian tahap pekerjaan
Saat lain yang diatur dengan PMK
Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara
Pemerintah sebagai Pemungut PPN & Penyerahan BKP karakteristik
tertentu
 Pengusaha Kena Pajak dapat membuat 1 (satu) Faktur
Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan
kepada pembeli BKP atau penerima JKP yang
sama selama 1 (satu) bulan kalender.
 Faktur Pajak tsb harus dibuat paling lama pada akhir
bulan penyerahan
Faktur Pajak Gabungan
Pasal 13 ayat (2) UU No 42 Th 2009
 Pengusaha Kena Pajak diperkenankan membuat Faktur
Pajak gabungan paling lama pada akhir
bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak meskipun di dalam bulan
penyerahan telah terjadi pembayaran baik sebagian
maupun seluruhnya.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak kepada
pengusaha B pada tanggal 1, 5, 10, 11, 12, 20,
25, 28, dan 31 Juli 2010, tetapi sampai dengan
tanggal 31 Juli 2010 sama sekali belum ada
pembayaran atas penyerahan
tersebut, Pengusaha Kena Pajak A
diperkenankan membuat 1 (satu) Faktur Pajak
gabungan meliputi seluruh penyerahan yang
dilakukan pada bulan Juli, yaitu paling lama
tanggal 31 Juli 2010.
Contoh 1
 Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal
2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29 dan 30 September 2010.
Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran
oleh Pengusaha B atas penyerahan tanggal 2
September 2010. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A
menerbitkan Faktur Pajak gabungan, Faktur Pajak
gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang
meliputi seluruh penyerahan yang terjadi pada bulan
September.
Contoh 2
 Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal
2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29, dan 30 September 2010.
Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran
atas penyerahan tanggal 2 September 2010 dan
pembayaran uang muka untuk penyerahan yang akan
dilakukan pada bulan Oktober 2010 oleh Pengusaha B.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A menerbitkan Faktur
Pajak gabungan, Faktur Pajak gabungan dibuat pada
tanggal 30 September 2010 yang meliputi seluruh
penyerahan dan pembayaran uang muka yang dilakukan
pada bulan September.
Contoh 3
 Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan
tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau
penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit
memuat:
a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang
Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan potongan harga;
d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan
g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak.
Keterangan yang Harus Dimuat
Pasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
 Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak dan dapat
digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak
Masukan.
 Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas, dan benar
serta ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleh
Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.
 Namun, keterangan mengenai Pajak Penjualan atas
Barang Mewah hanya diisi apabila atas penyerahan
Barang Kena Pajak terutang Pajak Penjualan atas
Barang Mewah.
 Faktur Pajak yang tidak diisi sesuai dengan ketentuan
dalam ayat ini mengakibatkan Pajak Pertambahan Nilai
yang tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (8) huruf f
Penjelasan Keterangan yang Harus Dimuat
Pasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis
nama PKP atau pejabat/pegawai yang berhak
menandatangani Faktur Pajak disertai dengan
contoh tandatangannya, dengan melampirkan fotokopi
kartu identitas pejabat/pegawai penandatangan Faktur
Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang
berwenang kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak paling
lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan
pejabat/pegawai tersebut mulai melakukan
penandatanganan Faktur Pajak.
Pemberitahuan Penandatangan Faktur Pajak
(Pasal 13 Per-24/PJ/2012)
 Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak disesuaikan
dengan kepentingan Pengusaha Kena Pajak.
 Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak dapat dibuat
sebagaimana contoh pada
 Lampiran IA  Rp
 Lampiran IB  valas
Bentuk Ukuran Faktur Pajak
 Pengadaan formulir Faktur Pajak dilakukan oleh
Pengusaha Kena Pajak.
 Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2 (dua) rangkap
yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut :
 Lembar ke-1, disampaikan kepada pembeli Barang Kena Pajak
atau penerima Jasa Kena Pajak.
 Lembar ke-2, untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang
menerbitkan Faktur Pajak.
 Dalam hal Faktur Pajak dibuat lebih dari 2, maka harus
dinyatakan secara jelas peruntukannya dalam lembar
Faktur Pajak yang bersangkutan.
Pengadaan Faktur Pajak
 Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas dan benar sesuai dengan
keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-
Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya, serta ditandatangani
oleh pejabat/kuasa yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk
menandatanganinya.
 Dalam hal diperlukan, Pengusaha Kena Pajak dapat menambahkan
keterangan lain dalam Faktur Pajak selain keterangan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang PPN Tahun 1984
dan perubahannya.
 Faktur Pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau
tidak ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh
PKP untuk menandatanganinya sesuai dengan tata cara dan prosedur
sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak
merupakan Faktur Pajak Tidak Lengkap (Pasal 1 Poin 9 Per-24).
 Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur Pajak Tidak
Lengkap merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan oleh
pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.
PP No. 1 tahun 2012
sejak saat Faktur
Pajak seharusnya
dibuat
PKP dianggap tidak
menerbitkan Faktur Pajak
PPN tidak dapat dikreditkan
sebagai Pajak Masukan
Faktur
Pajak
Dibuat
> 3 Bulan
Bukan
Faktur Pajak
Faktur Pajak Terlambat
22
PP No. 1 tahun 2012
Saat penyerahan
= saat pembuatan
FP
Februari Maret5 Jan 5 Apr
FP > 5 AprilFP terlambat diterbitkan
- Sanksi 2% x DPP
- PM dapat dikreditkan oleh
Pembeli
FP terlambat
diterbitkan
- Sanksi 2% x DPP
- PM tidak dapat
dikreditkan oleh
Pembeli
FP > 5 Jan s.d 4 April
Ilustrasi
Faktur Pajak Terlambat
 Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan Faktur Pajak
dengan menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur
Pajak sebagaimana ditetapkan.
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku sd. 31 Maret 2013
Kode Transaksi
Kode Status
Tahun Penerbitan
Nomor Urut
Nomor Seri FPKode FP
Kode Cabang
Kode Transaksi :
01-kepada Selain Pemungut PPN
02-kepada Pemungut Bendaharawan
03-kepada Pemungut PPN lainnya
04-yg mnggnkn DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN
05-tidak digunakan sejak 1 April 2010
06-penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN
07-yang PPN-nya TDP kpd Selain Pemungut PPN
08-yg dibbskan dr pengenaan PPN kpd Selain Pemungut
PPN
09-pnyrhn Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN
Kode Status :
0 – Normal
1 - Penggantian
Keterangan
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku sd. 31 Maret 2013 (PER-13/PJ/2010)
0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku sejak 1 April 2013 (PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014)
Kode Transaksi
Kode Status
Nomor Seri FP
Kode Transaksi :
01- kepada Selain Pemungut PPN
02- kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah
03- kepada Pemungut PPN lainnya (Selain Bendahara Pemerintah)
04- yg menggunakan DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN
05- tidak digunakan sejak 1 April 2010
06- penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN (Khusus Pasal 16E)
07- yang PPN-nya mendapat fasilitas Tidak Dipungut atau
Ditanggung Pemerintah (DTP)
08- yg PPN dibebaskan dari pengenaan PPN kepada Selain Pemungut
PPN
09- penyerahan Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN
Kode Status :
0 – Normal
1 – Penggantian
Catatan : Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang
digunakan Kode Status '1‘.
Keterangan
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku sejak 1 April 2013 (PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014)
Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digit, yaitu:
a. 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi;
b. 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status; dan
c. 13 (tiga belas) digit berikutnya adalah Nomor Seri Faktur Pajak.
Penulisan Kode dan Nomor Seri pada Faktur Pajak, harus lengkap sesuai dengan banyaknya digit.Kantor
Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak ke PKP sesuai dengan
tata cara yang telah ditentukan dimulai dari Nomor Seri 900-13.00000001 untuk Faktur Pajak yang diterbitkan
tanggal 1 April 2013. Untuk tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri Faktur Pajak 000- 14.00000001
demikian seterusnya.
Contoh penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagai berikut:
010.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPNnya
dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP)
dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti), dengan nomor seri
900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri pemberian dari Direktorat Jenderal Pajak.
011.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang
melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status Faktur Pajak Pengganti. Faktur Pajak Pengganti
diterbitkan dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri Faktur Pajak yang diganti.
Keterangan
KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK
Berlaku Sejak 1 April 2013
PERMOHONAN KODE AKTIVASI DAN PASSWORD
Permohonan Kode Aktivasi Dan Password
PERMOHONAN NOMOR SERI FAKTUR
Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
 Faktur Penjualan yang memuat keterangan sesuai
dengan keterangan dalam Faktur Pajak Undang-Undang
PPN Tahun 1984 dan perubahannya, dan pengisiannya
sesuai dengan tata cara pengisian keterangan pada
Faktur Pajak dipersamakan dengan Faktur Pajak. (Pasal 14
Per-24/PJ/2012).
Bentuk Dan Ukuran Formulir Serta Tata Cara Pengisian
Keterangan Pada Faktur Pajak Bagi Pengusaha Kena
Pajak Pedagang Eceran
PER - 58/PJ/2010
1 Januari 2011
PKP Pedagang Eceran
 Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang selanjutnya disebut
PKP PE adalah Pengusaha Kena Pajak yang dalam kegiatan usaha
atau pekerjaannya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dengan cara sebagai berikut :
◦ melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko dan kios atau
langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat
konsumen akhir lainnya;
◦ dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada
konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran tertulis,
pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan
◦ pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak atau transaksi
jual beli dilakukan secara tunai dan penjualan langsung
menyerahkan Barang Kena Pajak atau pembeli langsung
membawa Barang Kena Pajak yang dibelinya.
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran
(PER-58/PJ/2010)
 Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap
penyerahan Barang Kena Pajak.
 Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang
Eceran paling sedikit harus memuat keterangan :
◦ nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak;
◦ jenis Barang Kena Pajak yang diserahkan;
◦ jumlah Harga Jual yang sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau besarnya Pajak
Pertambahan Nilai dicantumkan secara terpisah;
◦ Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; dan
◦ kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
 Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang
Eceran dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash register, karcis, kuitansi,
atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis
 Kode dan nomor seri Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh pengusaha
Kena Pajak Pedagang Eceran dapat berupa nomor nota, kode nota, atau ditentukan
sendiri oleh PKP PE.
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran
(PER-58/PJ/2010)
 Faktur Pajak dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) rangkap yang
peruntukannya masing-masing sebagai berikut :
 Lembar ke-1 : disampaikan kepada pembeli Barang Kena.
 Lembar ke-2 : untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang membuat Faktur
Pajak.
 Faktur Pajak dianggap telah dibuat dalam 2 (dua) rangkap atau lebih
dalam hal Faktur Pajak tersebut dibuat dalam 1 (satu) lembar yang
terdiri dari 2 (dua) atau lebih bagian atau potongan yang disediakan
untuk disobek atau dipotong.
 Lembar ke-2 Faktur Pajak dapat berupa rekaman Faktur Pajak
dalam bentuk media elektronik, yaitu sarana penyimpanan data,
antara lain: diskette, Digital Data Storage (DDS) atau Digital Audio
Tape (DAT) dan Compact Disc (CD).
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran
(PER-58/PJ/2010)
 Dalam hal Pengusaha Kena Pajak pabrikan atau
distributor yang dalam kegiatan usahanya melakukan
penjualan secara eceran (memiliki outlet) tersebut di
atas, atas penyerahan Barang Kena Pajak secara
eceran tersebut Pengusaha Kena Pajak dapat membuat
Faktur Pajak sesuai ketentuan yang diatur dalam
Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut
Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran
(PER-58/PJ/2010)
Kondisi-Kondisi
Faktur Pajak
Faktur Pajak
Atas Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian,
atau salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat
keterangan yang lengkap, jelas, dan benar, PKP yang
menerbitkan Faktur Pajak tersebut dapat menerbitkan
Faktur Pajak pengganti.
Atas Faktur Pajak yang hilang, baik PKP yang
menerbitkan maupun pihak yang menerima Faktur
Pajak tersebut dapat membuat copy dari arsip Faktur
Pajak.
Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan
Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, PKP yang
menerbitkan Faktur Pajak harus melakukan
pembatalan Faktur Pajak .
Faktur Pajak Pengganti
Faktur Pajak
Pengganti
Atas permintaan PKP pembeli atau penerima JKP atau atas
kemauan sendiri, PKP penjual atau pemberi JKP membuat
Faktur Pajak Pengganti terhadap Faktur Pajak yang rusak,
salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan.
Pembetulan Faktur Pajak yang salah dalam pengisian atau
salah dalam penulisan tidak diperkenankan dengan cara
menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain
dengan cara membuat Faktur Pajak Pengganti.
Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Pengganti
dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak
yang biasa sesuai dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
yang telah ditetapkan
Faktur Pajak Pengganti atas permintaan karena rusak, salah
dalam pengisian diisi berdasarkan keterangan yang
seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak yang rusak,
salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan.
Faktur Pajak Pengganti tetap menggunakan Nomor Seri
Faktur Pajak yang sama dengan Nomor Seri Faktur Pajak
yang diganti. Sedangkan tanggal Faktur Pajak Pengganti
diisi dengan tanggal pada saat Faktur Pajak Pengganti
dibuat.
Faktur Pajak Pengganti dibubuhkan cap yang mencantumkan
Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak serta tanggal Faktur Pajak
yang diganti. Pengusaha Kena Pajak dapat membuat cap
tersebut seperti contoh di atas. Kode dan Nomor Seri serta
tanggal Faktur Pajak yang diganti dapat diisi dengan cara
manual.
Penerbitan Faktur Pajak Pengganti mengakibatkan adanya
kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak terjadinya
kesalahan pembuatan Faktur Pajak tersebut.
Faktur Pajak Pengganti dilaporkan dalam Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa
Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya
Faktur Pajak yang dilakukan penggantian dengan
mencantumkan nilai dan/atau keterangan yang
sebenarnya atau sesungguhnya setelah penggantian.
Pelaporan Faktur Pajak Pengganti pada Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai harus
mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang
diganti pada kolom yang telah ditentukan.
Faktur Pajak Yang Diganti :
Kode Dan Nomor Seri : ..............
Tanggal : ..............
Aturan Lama vs Baru
PER-13/PJ/2010 sttd PER-65/PJ/2010
1. Menggunakan Nomor Seri Baru
2. Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT. Yaitu dimasa FP diganti
dan di masa pembuatan FP Pengganti
PER-24/PJ/2012 diubah dengan PER-8/PJ/2013
1. Menggunakan Nomor Seri yang Sama
2. Hanya dilaporkan di STP Faktur Pajak yang diganti.
Penerbitan Faktur
Pajak Pengganti
Contoh FP Pengganti
PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak
kepada PT. Nusagames (PKP Pembeli) dengan kode dan
Nomor Seri Faktur Pajak 010.900-13.00000001, Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) sebesar Rp. 640.000.000 dan PPN
nya sebesar Rp. 64.000.000,-
Tanggal Uraian
25 Juni 2013
Faktur Pajak dilaporkan oleh PT. Nusahati (PKP Penjual) pada
SPT Masa Pajak Juni 2013.31 Juli 2013
PT. Nusahati (PKP Penjual) menyadari bahwa salah membuat
Faktur Pajak, Harga jual sebenarnya adalah Rp. 460.000.00021 September 2013
PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak
Pengganti kepada PT. Nusagames dengan kode dan Nomor
Seri yang sama yaitu 011.900-13.00000001, DPP sebesar
Rp. 460.000.000,- dan PPN Rp. 46.000.000,-
23 September 2013
Contoh FP Pengganti
PT. Nusahati (PKP Penjual) harus melakukan pembetulan SPT PPN Masa Juni 2013 sebagai berikut :
1. Melaporkan Faktur Pajak Pengganti (Kode Nomor Seri 011.900-13.00000001) pada formulir 1111 A2
dengan cara :
- Kolom kode dan nomor seri faktur pajak diisi 011.900-13.00000001
- Kolom tanggal diisi tanggal 23 September 2013
- Kolom DPP diisi Rp. 460.000.000
- Kolom PPN diisi Rp. 46.000.000
- Kolom Kode dan No. Seri FP yang diganti /diretur diisi 010.900-13.00000001
2. Faktur Pajak yang diganti (Kode dan Nomor Seri 010.900-13.00000001) tidak perlu dilaporkan lagi.
3. Faktur Pajak Pengganti (Kode dan Nomor Seri 011.900-13.00000001) tidak perlu dilaporkan lagi dalam
SPT Masa PPN Masa Pajak September 2013.
Hal- Hal Yang Diperhatikan Dalam FP Pengganti
Faktur Pajak Hilang
Faktur Pajak Hilang
(Pengusaha Kena Pajak Penjual atau Pemberi Jasa Kena Pajak)
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena
Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta
copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena
Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dengan
tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena
Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di
tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa
Kena Pajak dikukuhkan.
Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak
penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena
Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak membuat
copy dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha
Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, untuk
dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha
Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak
dikukuhkan.
Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :
• Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak
penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha
Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak.
• Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan.
Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak tersebut.
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib
melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau
pemberi Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur
Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dilaporkan
sebagai Pajak Keluaran.
Faktur Pajak Hilang
Faktur Pajak Hilang
(Pengusaha Kena Pajak Pembeli atau Penerima Jasa Kena Pajak)
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta
copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena
Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dengan
tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat
Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena
Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di
tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa
Kena Pajak dikukuhkan.
Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak
pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena
Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat copy
dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena
Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, untuk
dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha
Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak
dikukuhkan.
Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu :
• Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak
pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha
Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak.
• Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang
bersangkutan.
Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak
dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari
Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak
tersebut.
.
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib
melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau
penerima Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur
Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dikreditkan
sebagai Pajak Masukan.
Pembatalan Faktur Pajak
Pembatalan
Faktur Pajak
Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang
Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang
Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, maka Faktur Pajak tersebut
harus dibatalkan.
Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen
yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan transaksi.
Bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain
yang menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi.
Faktur Pajak yang dibatalkan harus tetap diadministrasi
(disimpan) oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual yang
menerbitkan Faktur Pajak tersebut.
Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur
Pajak harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari
Faktur Pajak yang dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak
tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke
Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak
Pembeli dikukuhkan.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan
Faktur Pajak yang dibatalkan di dalam Surat Pemberitahuan
Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka Pengusaha Kena Pajak
penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan
mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN
dan PPnBM.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan
Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran,
maka Pengusaha Kena Pajak penjual harus melakukan
pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara
melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan
mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN
dan PPnBM.
Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan
Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka
Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa
Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur
Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0
(nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM.
Contoh
Pembatalan Faktur Pajak
PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak
kepada PT. Nusagames (PKP Pembeli) dengan kode dan
Nomor Seri Faktur Pajak 010.900-13.00000001, Dasar
Pengenaan Pajak (DPP) sebesar Rp. 640.000.000 dan PPN
nya sebesar Rp. 64.000.000,-
Tanggal Uraian
25 Juni 2013
Faktur Pajak dilaporkan oleh PT. Nusahati (PKP Penjual) pada
SPT Masa Pajak Juni 2013.31 Juli 2013
PT. Nusagames (PKP Pembeli) membatalkan pembelian atas
nomor faktur 010.900-13.00000001 dengan dokumen
pendukung, sehingga PT. Nusahati harus melakukan
pembatalan faktur Pajak.
21 September 2013
PT. Nusahati (PKP Penjual) melakukan Pembetulan SPT
Masa PPN untuk Masa Juni 2013 pada formulir 1111 A2 untuk
faktur nomor 010.900-13.00000001 dengan mengisi nilai DPP
dan PPN Rp. 0,-
23 September 2013
PT. Nusagames (PKP Pembeli) melakukan Pembetulan SPT
Masa PPN untuk Masa dimana nomor FP yang dibatalkan
dilaporkan yaitu pada formulir 1111 B2 untuk faktur nomor
010.900-13.00000001 dengan mengisi nilai DPP dan PPN Rp.
0,-
Dasar Hukum
Pembetulan SPT Masa PPN Terkait Faktur Pajak
UU PPN
Pasal 13 ayat (8) : “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara
pembuatan Faktur Pajak dan tata cara pembetulan atau
penggantian Faktur Pajak diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.”
PER-11/PJ/2013 Tanggal 12 April 2013 berlaku Juni 2013
Tentang Perubahan PER-44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, Dan
Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat
Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa
PPN).
SE-17/PJ/2013 Tentang Penyampaian PER-11/PJ/2013
Tanggal 12 April 2013 berlaku Juni 2013 Tentang Perubahan
PER-44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara
Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa
Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN).
PER
DJP
SE-
DJP
PER-13/PJ/2010 sttd PER-65/PJ/2010
1. Menggunakan Nomor Seri Baru
2. Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT. Yaitu dimasa FP diganti
dan di masa pembuatan FP Pengganti
PER-24/PJ/2012 diubah dengan PER-8/PJ/2013
1. Menggunakan Nomor Seri yang Sama
2. Hanya dilaporkan di STP Faktur Pajak yang diganti.
Penerbitan Faktur
Pajak Pengganti
Pembetulan SPT Masa PPN Terkait Faktur Pajak
PER-11/PJ/2013
 Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material.
 Syarat Formal
◦ diisi secara lengkap, jelas, dan benar sesuai dengan persyaratan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau persyaratan yang diatur
dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud
pada ayat (6).
 Syarat Material
◦ berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena
Pajak Tidak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena
Pajak, atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah
Pabean.
Syarat Formal dan Material
Pasal 13 ayat (9) UU No. 42 Tahun 2009
d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi
tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat
waktu;
e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak
mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,
selain:
1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b
Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya; atau
2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan
dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran;
f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa
penerbitan faktur pajak; atau
Sanksi Administrasi
Pasal 14 ayat (4) UU KUP
Sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari
Dasar Pengenaan Pajak, dikenakan kepada :
 Dikecualikan dalam hal Faktur Pajak tidak memuat
keterangan mengenai :
 Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; atau
 Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak, dan
nama dan tandatangan yang berhak menandatangani
Faktur Pajak untuk Pengusaha Kena Pajak
Pedagang Eceran.
Tidak Kena Sanksi
Pasal 14 ayat (4)
Setiap orang yang dengan sengaja:
a. menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi
yang sebenarnya; atau
b. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam)
tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti
pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling
banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak.
Penjelasan Pasal 39A
Faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak merupakan sarana administrasi yang sangat
penting dalam pelaksanaan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai. Demikian juga bukti
pemotongan pajak dan bukti pemungutan pajak merupakan sarana untuk pengkreditan
atau pengurangan pajak terutang sehingga setiap penyalahgunaan faktur pajak, bukti
pemotongan pajak, bukti pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dapat
mengakibatkan dampak negatif dalam keberhasilan pemungutan Pajak Pertambahan
Nilai dan Pajak Penghasilan. Oeh karena itu, penyalahgunaan tersebut berupa
penerbitan dan/atau penggunaan faktur pajak, bukti pemotongan pajak, bukti
pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang
sebenarnya dikenai sanksi pidana.
Sanksi Pidana
Pasal 39 A UU KUP
LOGOEmail : taripar.doly@gmail.com
Web : www.nusahati.com

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakterkaromah95
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Maiya Maiya
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMIcha Icha
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanHengky Manurung
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriCatatan Ekstens
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikAyuni Annisah
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingAni Andiyani
 
Persiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajakPersiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajakAde Septian
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapPPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapSupri yanto
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannyaRPG Gultom
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Lutfi Ardhani
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskalguest841855
 

Mais procurados (20)

Presentasi pph
Presentasi pphPresentasi pph
Presentasi pph
 
PPN Pengantar & Karakter
PPN  Pengantar  & KarakterPPN  Pengantar  & Karakter
PPN Pengantar & Karakter
 
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
Pph pot put 22, 23, 36, 4(1), 15
 
Presentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBMPresentasi PPN dan PPnBM
Presentasi PPN dan PPnBM
 
Penagihan pajak
Penagihan pajakPenagihan pajak
Penagihan pajak
 
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal PerpajakanDaftar Koreksi Fiskal Perpajakan
Daftar Koreksi Fiskal Perpajakan
 
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun SendiriPPN Kegiatan Membagun Sendiri
PPN Kegiatan Membagun Sendiri
 
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGANAUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN PERGUDANGAN
 
Akuntansi pajak
Akuntansi pajakAkuntansi pajak
Akuntansi pajak
 
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestikPerencanaan pajak berdasarkan uu domestik
Perencanaan pajak berdasarkan uu domestik
 
Temu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costingTemu 6-variable-costing
Temu 6-variable-costing
 
Persiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajakPersiapan pemeriksaan pajak
Persiapan pemeriksaan pajak
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen LengkapPPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
PPh Final UMKM Setengah Persen Lengkap
 
Tentang KUP
Tentang KUPTentang KUP
Tentang KUP
 
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
27801452 contoh-soal-pajak-dan-pembahasannya
 
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
Tax planning dan pengendalian atas unsur unsur objek withholding tax (selain ...
 
Pemeriksaan Pajak
Pemeriksaan PajakPemeriksaan Pajak
Pemeriksaan Pajak
 
Imbalan Bunga
Imbalan BungaImbalan Bunga
Imbalan Bunga
 
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan FiskalRekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
Rekonsiliasi Laporan Keuangan Fiskal
 

Semelhante a PPN Faktur Pajak

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012Roko Subagya
 
Petunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fpPetunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fpRoko Subagya
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakBbe Mee
 
Petunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standarPetunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standarRoko Subagya
 
Administrasi pajak (ssp).pptx
Administrasi pajak (ssp).pptxAdministrasi pajak (ssp).pptx
Administrasi pajak (ssp).pptxPutri Apriliani
 
Faktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdf
Faktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdfFaktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdf
Faktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdfHelmiJarwansyah
 
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKPD1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKPNur Rina Martyas Ningrum
 
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -superandrosa
 
Lampiran per 24-pj_2012
Lampiran per 24-pj_2012Lampiran per 24-pj_2012
Lampiran per 24-pj_2012mifta aulia
 
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptxPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptxauliaannisa44
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmardi1390
 
Materi setelah uts
Materi setelah utsMateri setelah uts
Materi setelah utszasunasu
 
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxPER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxDjonyRosnipa1
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...Yudhi Aldriand
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahJuwita W'tio
 

Semelhante a PPN Faktur Pajak (20)

TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012
TATA CARA PENGISIAN KETERANGAN PADA FAKTUR PAJAK;Lampiran ii per_24_pj_2012
 
Petunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fpPetunjuk pengisian fp
Petunjuk pengisian fp
 
Ppn & p pn bm
Ppn & p pn bmPpn & p pn bm
Ppn & p pn bm
 
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung PajakDasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
Dasar Pengenaan dan Cara Menghitung Pajak
 
Petunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standarPetunjuk pengisian fp standar
Petunjuk pengisian fp standar
 
Administrasi pajak (ssp).pptx
Administrasi pajak (ssp).pptxAdministrasi pajak (ssp).pptx
Administrasi pajak (ssp).pptx
 
Faktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdf
Faktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdfFaktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdf
Faktur Pajak UU 42 x OmniBusLaw.pdf
 
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKPD1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
D1 Pajak: Kewajiban Melaporkan Usaha Untuk Dikukuhkan Sebagai PKP
 
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty  -
Per 08 thn 2017 ttg skd bagi subjek pajak dn indonesia untuk tax treaty -
 
Pajak adalah.docx
Pajak adalah.docxPajak adalah.docx
Pajak adalah.docx
 
Lampiran per 24-pj_2012
Lampiran per 24-pj_2012Lampiran per 24-pj_2012
Lampiran per 24-pj_2012
 
Spt masa ppn 1111
Spt masa ppn 1111Spt masa ppn 1111
Spt masa ppn 1111
 
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptxPERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK (BAHAN AJAR 2).pptx
 
Ppn dan ppnbm
Ppn dan ppnbmPpn dan ppnbm
Ppn dan ppnbm
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bm
 
Materi setelah uts
Materi setelah utsMateri setelah uts
Materi setelah uts
 
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptxPER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
PER 03 2022 Faktur Pajak.pptx
 
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
PERATURAN MENKEU RI No 118/PMK.03/2016 ttg Pelaksanaan Undang-undang No 11 Ta...
 
Pajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang MewahPajak Penjualan Barang Mewah
Pajak Penjualan Barang Mewah
 
Spt masa p ph 22_2009
Spt masa p ph 22_2009Spt masa p ph 22_2009
Spt masa p ph 22_2009
 

Mais de karomah95

Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Fakturkaromah95
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masakaromah95
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planningkaromah95
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakkaromah95
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususkaromah95
 
Mahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarMahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarkaromah95
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet ckaromah95
 
International Taxation
International Taxation International Taxation
International Taxation karomah95
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMkaromah95
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewakaromah95
 
Pp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebasPp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebaskaromah95
 

Mais de karomah95 (16)

Sosialisasi E Faktur
Sosialisasi E FakturSosialisasi E Faktur
Sosialisasi E Faktur
 
TOT Efaktur
TOT EfakturTOT Efaktur
TOT Efaktur
 
PPN SPT Masa
PPN SPT MasaPPN SPT Masa
PPN SPT Masa
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
Tax Planning
Tax PlanningTax Planning
Tax Planning
 
Pencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajakPencegahan penghindaran pajak
Pencegahan penghindaran pajak
 
Norma penghitungan khusus
Norma penghitungan khususNorma penghitungan khusus
Norma penghitungan khusus
 
Mahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollarMahir pembukuan dollar
Mahir pembukuan dollar
 
Mahir BUT
Mahir BUTMahir BUT
Mahir BUT
 
Pph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet cPph orang pribadi brevet c
Pph orang pribadi brevet c
 
International Taxation
International Taxation International Taxation
International Taxation
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitas
 
PPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBMPPN tentang PPnBM
PPN tentang PPnBM
 
PPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewaPPN Objek & hubungan istimewa
PPN Objek & hubungan istimewa
 
PPN objek
PPN objekPPN objek
PPN objek
 
Pp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebasPp 10 2012 kawasan bebas
Pp 10 2012 kawasan bebas
 

Último

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiaNILAMSARI269850
 

Último (20)

Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesiapresentasi lembaga negara yang ada di indonesia
presentasi lembaga negara yang ada di indonesia
 

PPN Faktur Pajak

  • 2.  Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak. (Pasal 1 angka 23 UU No. 42 Tahun 2009).  Faktur Pajak Gabungan adalah Faktur Pajak yang meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli Barang Kena Pajak dan/atau penerima Jasa Kena Pajak yang sama selama 1 (satu) bulan kalender. (Pasal 1 ayat (5) Per-24/PJ/2012 sebagaimana diubah dengan PER- 17/PJ/2014) Pengertian Faktur Pajak
  • 3. Faktur Pajak BUKTI PUNGUTAN PAJAK PENYERAHAN BKP/JKP YG. DIBUAT OLEH PKP ATAS FAKTUR PAJAK ( PASAL 1 ANGKA 23 )
  • 4. Jenis Faktur Pajak JENIS FAKTUR PAJAK FAKTUR PAJAK (Bentuk dan Isinya sesuai dengan Pasal 13 ayat (5) UU PPN dan diatur dalam PER-24/PJ/2012 stdtd PER- 17/PJ/2014) FAKTUR PAJAK GABUNGAN Pasal 13 ayat (2) UU PPN DOKUMEN TERTENTU DIPERSAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK (Pasal 13 ayat 6 UU PPN, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak. PER-10/PJ/2010 perubahan I PER- 67/PJ/2010 dengan Perubahan II PER-27/PJ/2011) dan Perubahan III PER-33//PJ/2014
  • 7. SYARAT Minimal harus memuat: a. Identitas yang berwenang menerbitkan dokumen; b. Nama dan alamat penerima dokumen; c. NPWP dalam hal penerima dokumen adalah sebagai WPDN; d. Jumlah satuan barang apabila ada; e. Dasar Pengenaan Pajak; f. Jumlah pajak yang terutang kecuali dalam hal ekspor. Syarat Dokumen Tertentu Dipersamakan Dengan Faktur Pajak DOKUMEN TERTENTU DIPERSAMAKAN DENGAN FAKTUR PAJAK (Pasal 13 ayat 6 UU PPN, Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak. PER-10/PJ/2010 perubahan I PER- 67/PJ/2010 dengan Perubahan II PER-27/PJ/2011) dan Perubahan III PER-33//PJ/2014
  • 8. Pengusaha Kena Pajak wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap :  penyerahan Barang Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a atau huruf f dan/atau Pasal 16D; • Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha • Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak • Penyerahan Aktiva Yang Menurut Tujuan semula Tidak Untuk Diperjualbelikan  penyerahan Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c; (Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha)  ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g; dan/atau (ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak)  ekspor Jasa Kena Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h. (ekspor Jasa Kena Pajak Tidak Berwujud oleh Pengusaha Kena Pajak) Kewajiban Membuat Faktur pajak Pasal 13 ayat (1)
  • 9.  Dalam hal terjadi penyerahan BKP/JKP, Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang menyerahkan BKP dan/atau JKP wajib :  memungut Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dan  memberikan Faktur Pajak sebagai bukti pungutan pajak.  Faktur Pajak tidak perlu dibuat secara khusus atau berbeda dengan faktur penjualan.  Faktur Pajak dapat berupa faktur penjualan atau dokumen tertentu yang ditetapkan sebagai Faktur Pajak oleh Direktur Jenderal Pajak Penjelasan Atas Kewajiban Membuat Faktur pajak
  • 10. Saat Pembuatan Faktur Pajak Pasal 13 ayat 1 A UU No 42 Tahun 2009 Saat penyerahan BKP dan/atau penyerahan JKP Saat penerimaan pembayaran dalam hal penerimaan pembayaran terjadi sebelum penyerahan BKP dan/atau JKP Saat penerimaan pembayaran termin dalam hal penyerahan sebagian tahap pekerjaan Saat lain yang diatur dengan PMK Saat PKP rekanan menyampaikan tagihan kepada Bendahara Pemerintah sebagai Pemungut PPN & Penyerahan BKP karakteristik tertentu
  • 11.  Pengusaha Kena Pajak dapat membuat 1 (satu) Faktur Pajak meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan kepada pembeli BKP atau penerima JKP yang sama selama 1 (satu) bulan kalender.  Faktur Pajak tsb harus dibuat paling lama pada akhir bulan penyerahan Faktur Pajak Gabungan Pasal 13 ayat (2) UU No 42 Th 2009  Pengusaha Kena Pajak diperkenankan membuat Faktur Pajak gabungan paling lama pada akhir bulan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak meskipun di dalam bulan penyerahan telah terjadi pembayaran baik sebagian maupun seluruhnya.
  • 12. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal 1, 5, 10, 11, 12, 20, 25, 28, dan 31 Juli 2010, tetapi sampai dengan tanggal 31 Juli 2010 sama sekali belum ada pembayaran atas penyerahan tersebut, Pengusaha Kena Pajak A diperkenankan membuat 1 (satu) Faktur Pajak gabungan meliputi seluruh penyerahan yang dilakukan pada bulan Juli, yaitu paling lama tanggal 31 Juli 2010. Contoh 1
  • 13.  Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29 dan 30 September 2010. Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran oleh Pengusaha B atas penyerahan tanggal 2 September 2010. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A menerbitkan Faktur Pajak gabungan, Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang meliputi seluruh penyerahan yang terjadi pada bulan September. Contoh 2
  • 14.  Pengusaha Kena Pajak A melakukan penyerahan Barang Kena Pajak kepada pengusaha B pada tanggal 2, 7, 9, 10, 12, 20, 26, 28, 29, dan 30 September 2010. Pada tanggal 28 September 2010 terdapat pembayaran atas penyerahan tanggal 2 September 2010 dan pembayaran uang muka untuk penyerahan yang akan dilakukan pada bulan Oktober 2010 oleh Pengusaha B. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak A menerbitkan Faktur Pajak gabungan, Faktur Pajak gabungan dibuat pada tanggal 30 September 2010 yang meliputi seluruh penyerahan dan pembayaran uang muka yang dilakukan pada bulan September. Contoh 3
  • 15.  Dalam Faktur Pajak harus dicantumkan keterangan tentang penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang paling sedikit memuat: a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak; b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian, dan potongan harga; d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut; e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak; dan g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Keterangan yang Harus Dimuat Pasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
  • 16.  Faktur Pajak merupakan bukti pungutan pajak dan dapat digunakan sebagai sarana untuk mengkreditkan Pajak Masukan.  Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas, dan benar serta ditandatangani oleh pihak yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.  Namun, keterangan mengenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah hanya diisi apabila atas penyerahan Barang Kena Pajak terutang Pajak Penjualan atas Barang Mewah.  Faktur Pajak yang tidak diisi sesuai dengan ketentuan dalam ayat ini mengakibatkan Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum di dalamnya tidak dapat dikreditkan sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (8) huruf f Penjelasan Keterangan yang Harus Dimuat Pasal 13 ayat (5) UU No 42 th 2009
  • 17. PKP wajib menyampaikan pemberitahuan secara tertulis nama PKP atau pejabat/pegawai yang berhak menandatangani Faktur Pajak disertai dengan contoh tandatangannya, dengan melampirkan fotokopi kartu identitas pejabat/pegawai penandatangan Faktur Pajak yang sah yang telah dilegalisasi pejabat yang berwenang kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak paling lama pada akhir bulan berikutnya sejak bulan pejabat/pegawai tersebut mulai melakukan penandatanganan Faktur Pajak. Pemberitahuan Penandatangan Faktur Pajak (Pasal 13 Per-24/PJ/2012)
  • 18.  Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak disesuaikan dengan kepentingan Pengusaha Kena Pajak.  Bentuk dan ukuran formulir Faktur Pajak dapat dibuat sebagaimana contoh pada  Lampiran IA  Rp  Lampiran IB  valas Bentuk Ukuran Faktur Pajak
  • 19.  Pengadaan formulir Faktur Pajak dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak.  Faktur Pajak paling sedikit dibuat dalam 2 (dua) rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut :  Lembar ke-1, disampaikan kepada pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.  Lembar ke-2, untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan Faktur Pajak.  Dalam hal Faktur Pajak dibuat lebih dari 2, maka harus dinyatakan secara jelas peruntukannya dalam lembar Faktur Pajak yang bersangkutan. Pengadaan Faktur Pajak
  • 20.  Faktur Pajak harus diisi secara lengkap, jelas dan benar sesuai dengan keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang- Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya, serta ditandatangani oleh pejabat/kuasa yang ditunjuk oleh Pengusaha Kena Pajak untuk menandatanganinya.  Dalam hal diperlukan, Pengusaha Kena Pajak dapat menambahkan keterangan lain dalam Faktur Pajak selain keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya.  Faktur Pajak yang tidak diisi secara lengkap, jelas, benar, dan/atau tidak ditandatangani oleh PKP atau pejabat/pegawai yang ditunjuk oleh PKP untuk menandatanganinya sesuai dengan tata cara dan prosedur sebagaimana diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak merupakan Faktur Pajak Tidak Lengkap (Pasal 1 Poin 9 Per-24).  Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur Pajak Tidak Lengkap merupakan Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan oleh pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.
  • 21. PP No. 1 tahun 2012 sejak saat Faktur Pajak seharusnya dibuat PKP dianggap tidak menerbitkan Faktur Pajak PPN tidak dapat dikreditkan sebagai Pajak Masukan Faktur Pajak Dibuat > 3 Bulan Bukan Faktur Pajak Faktur Pajak Terlambat
  • 22. 22 PP No. 1 tahun 2012 Saat penyerahan = saat pembuatan FP Februari Maret5 Jan 5 Apr FP > 5 AprilFP terlambat diterbitkan - Sanksi 2% x DPP - PM dapat dikreditkan oleh Pembeli FP terlambat diterbitkan - Sanksi 2% x DPP - PM tidak dapat dikreditkan oleh Pembeli FP > 5 Jan s.d 4 April Ilustrasi Faktur Pajak Terlambat
  • 23.  Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan Faktur Pajak dengan menggunakan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagaimana ditetapkan. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak
  • 24. 0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0 KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sd. 31 Maret 2013 Kode Transaksi Kode Status Tahun Penerbitan Nomor Urut Nomor Seri FPKode FP Kode Cabang
  • 25. Kode Transaksi : 01-kepada Selain Pemungut PPN 02-kepada Pemungut Bendaharawan 03-kepada Pemungut PPN lainnya 04-yg mnggnkn DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN 05-tidak digunakan sejak 1 April 2010 06-penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN 07-yang PPN-nya TDP kpd Selain Pemungut PPN 08-yg dibbskan dr pengenaan PPN kpd Selain Pemungut PPN 09-pnyrhn Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN Kode Status : 0 – Normal 1 - Penggantian Keterangan KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sd. 31 Maret 2013 (PER-13/PJ/2010)
  • 26. 0 0 0 . 0 0 0 – 0 0 . 0 0 0 0 0 0 0 0 KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sejak 1 April 2013 (PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014) Kode Transaksi Kode Status Nomor Seri FP
  • 27. Kode Transaksi : 01- kepada Selain Pemungut PPN 02- kepada Pemungut PPN Bendahara Pemerintah 03- kepada Pemungut PPN lainnya (Selain Bendahara Pemerintah) 04- yg menggunakan DPP Nilai Lain kpd Selain Pemungut PPN 05- tidak digunakan sejak 1 April 2010 06- penyerahan Lainnya kpd Selain Pemungut PPN (Khusus Pasal 16E) 07- yang PPN-nya mendapat fasilitas Tidak Dipungut atau Ditanggung Pemerintah (DTP) 08- yg PPN dibebaskan dari pengenaan PPN kepada Selain Pemungut PPN 09- penyerahan Aktiva pasal 16 D kpd Selain Pemungut PPN Kode Status : 0 – Normal 1 – Penggantian Catatan : Dalam hal diterbitkan Faktur Pajak pengganti ke-2, ke-3, dan seterusnya, maka Kode Status yang digunakan Kode Status '1‘. Keterangan KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku sejak 1 April 2013 (PER-24/PJ/2012 stdtd PER-17/PJ/2014)
  • 28. Format Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak terdiri dari 16 (enam belas) digit, yaitu: a. 2 (dua) digit pertama adalah Kode Transaksi; b. 1 (satu) digit berikutnya adalah Kode Status; dan c. 13 (tiga belas) digit berikutnya adalah Nomor Seri Faktur Pajak. Penulisan Kode dan Nomor Seri pada Faktur Pajak, harus lengkap sesuai dengan banyaknya digit.Kantor Pelayanan Pajak tempat PKP dikukuhkan akan memberikan nomor seri Faktur Pajak ke PKP sesuai dengan tata cara yang telah ditentukan dimulai dari Nomor Seri 900-13.00000001 untuk Faktur Pajak yang diterbitkan tanggal 1 April 2013. Untuk tahun 2014 akan dimulai dari nomor seri Faktur Pajak 000- 14.00000001 demikian seterusnya. Contoh penulisan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak sebagai berikut: 010.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan PPNnya dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) Penjual yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak (BKP) dan/atau Jasa Kena Pajak (JKP), Faktur Pajak Normal (bukan Faktur Pajak Pengganti), dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri pemberian dari Direktorat Jenderal Pajak. 011.900-13.00000001, berarti penyerahan yang terutang PPN dan PPNnya dipungut oleh PKP Penjual yang melakukan penyerahan BKP dan/atau JKP dengan status Faktur Pajak Pengganti. Faktur Pajak Pengganti diterbitkan dengan nomor seri 900-13.00000001 sesuai dengan nomor seri Faktur Pajak yang diganti. Keterangan KODE DAN NOMOR SERI FAKTUR PAJAK Berlaku Sejak 1 April 2013
  • 29. PERMOHONAN KODE AKTIVASI DAN PASSWORD Permohonan Kode Aktivasi Dan Password
  • 30. PERMOHONAN NOMOR SERI FAKTUR Permintaan Nomor Seri Faktur Pajak
  • 31.  Faktur Penjualan yang memuat keterangan sesuai dengan keterangan dalam Faktur Pajak Undang-Undang PPN Tahun 1984 dan perubahannya, dan pengisiannya sesuai dengan tata cara pengisian keterangan pada Faktur Pajak dipersamakan dengan Faktur Pajak. (Pasal 14 Per-24/PJ/2012).
  • 32. Bentuk Dan Ukuran Formulir Serta Tata Cara Pengisian Keterangan Pada Faktur Pajak Bagi Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran PER - 58/PJ/2010 1 Januari 2011 PKP Pedagang Eceran
  • 33.  Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran yang selanjutnya disebut PKP PE adalah Pengusaha Kena Pajak yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dengan cara sebagai berikut : ◦ melalui suatu tempat penjualan eceran seperti toko dan kios atau langsung mendatangi dari satu tempat konsumen akhir ke tempat konsumen akhir lainnya; ◦ dengan cara penjualan eceran yang dilakukan langsung kepada konsumen akhir, tanpa didahului dengan penawaran tertulis, pemesanan tertulis, kontrak, atau lelang; dan ◦ pada umumnya penyerahan Barang Kena Pajak atau transaksi jual beli dilakukan secara tunai dan penjualan langsung menyerahkan Barang Kena Pajak atau pembeli langsung membawa Barang Kena Pajak yang dibelinya. Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
  • 34.  Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran wajib membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan Barang Kena Pajak.  Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran paling sedikit harus memuat keterangan : ◦ nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang menyerahkan Barang Kena Pajak; ◦ jenis Barang Kena Pajak yang diserahkan; ◦ jumlah Harga Jual yang sudah termasuk Pajak Pertambahan Nilai atau besarnya Pajak Pertambahan Nilai dicantumkan secara terpisah; ◦ Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut; dan ◦ kode, nomor seri dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.  Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran dapat berupa: bon kontan, faktur penjualan, segi cash register, karcis, kuitansi, atau tanda bukti penyerahan atau pembayaran lain yang sejenis  Kode dan nomor seri Faktur Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak oleh pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran dapat berupa nomor nota, kode nota, atau ditentukan sendiri oleh PKP PE. Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
  • 35.  Faktur Pajak dibuat paling sedikit dalam 2 (dua) rangkap yang peruntukannya masing-masing sebagai berikut :  Lembar ke-1 : disampaikan kepada pembeli Barang Kena.  Lembar ke-2 : untuk arsip Pengusaha Kena Pajak yang membuat Faktur Pajak.  Faktur Pajak dianggap telah dibuat dalam 2 (dua) rangkap atau lebih dalam hal Faktur Pajak tersebut dibuat dalam 1 (satu) lembar yang terdiri dari 2 (dua) atau lebih bagian atau potongan yang disediakan untuk disobek atau dipotong.  Lembar ke-2 Faktur Pajak dapat berupa rekaman Faktur Pajak dalam bentuk media elektronik, yaitu sarana penyimpanan data, antara lain: diskette, Digital Data Storage (DDS) atau Digital Audio Tape (DAT) dan Compact Disc (CD). Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
  • 36.  Dalam hal Pengusaha Kena Pajak pabrikan atau distributor yang dalam kegiatan usahanya melakukan penjualan secara eceran (memiliki outlet) tersebut di atas, atas penyerahan Barang Kena Pajak secara eceran tersebut Pengusaha Kena Pajak dapat membuat Faktur Pajak sesuai ketentuan yang diatur dalam Peraturan Direktur Jenderal Pajak tersebut Faktur Pajak Bagi PKP Pedagang Eceran (PER-58/PJ/2010)
  • 37. Kondisi-Kondisi Faktur Pajak Faktur Pajak Atas Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan, sehingga tidak memuat keterangan yang lengkap, jelas, dan benar, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut dapat menerbitkan Faktur Pajak pengganti. Atas Faktur Pajak yang hilang, baik PKP yang menerbitkan maupun pihak yang menerima Faktur Pajak tersebut dapat membuat copy dari arsip Faktur Pajak. Dalam hal terdapat pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, PKP yang menerbitkan Faktur Pajak harus melakukan pembatalan Faktur Pajak .
  • 38. Faktur Pajak Pengganti Faktur Pajak Pengganti Atas permintaan PKP pembeli atau penerima JKP atau atas kemauan sendiri, PKP penjual atau pemberi JKP membuat Faktur Pajak Pengganti terhadap Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian, atau salah dalam penulisan. Pembetulan Faktur Pajak yang salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan tidak diperkenankan dengan cara menghapus, atau mencoret, atau dengan cara lain, selain dengan cara membuat Faktur Pajak Pengganti. Penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak Pengganti dilaksanakan seperti penerbitan dan peruntukan Faktur Pajak yang biasa sesuai dengan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang telah ditetapkan Faktur Pajak Pengganti atas permintaan karena rusak, salah dalam pengisian diisi berdasarkan keterangan yang seharusnya dan dilampiri dengan Faktur Pajak yang rusak, salah dalam pengisian atau salah dalam penulisan. Faktur Pajak Pengganti tetap menggunakan Nomor Seri Faktur Pajak yang sama dengan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti. Sedangkan tanggal Faktur Pajak Pengganti diisi dengan tanggal pada saat Faktur Pajak Pengganti dibuat. Faktur Pajak Pengganti dibubuhkan cap yang mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak serta tanggal Faktur Pajak yang diganti. Pengusaha Kena Pajak dapat membuat cap tersebut seperti contoh di atas. Kode dan Nomor Seri serta tanggal Faktur Pajak yang diganti dapat diisi dengan cara manual. Penerbitan Faktur Pajak Pengganti mengakibatkan adanya kewajiban untuk membetulkan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak terjadinya kesalahan pembuatan Faktur Pajak tersebut. Faktur Pajak Pengganti dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai pada Masa Pajak yang sama dengan Masa Pajak dilaporkannya Faktur Pajak yang dilakukan penggantian dengan mencantumkan nilai dan/atau keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya setelah penggantian. Pelaporan Faktur Pajak Pengganti pada Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai harus mencantumkan Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak yang diganti pada kolom yang telah ditentukan. Faktur Pajak Yang Diganti : Kode Dan Nomor Seri : .............. Tanggal : ..............
  • 39. Aturan Lama vs Baru PER-13/PJ/2010 sttd PER-65/PJ/2010 1. Menggunakan Nomor Seri Baru 2. Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT. Yaitu dimasa FP diganti dan di masa pembuatan FP Pengganti PER-24/PJ/2012 diubah dengan PER-8/PJ/2013 1. Menggunakan Nomor Seri yang Sama 2. Hanya dilaporkan di STP Faktur Pajak yang diganti. Penerbitan Faktur Pajak Pengganti
  • 40. Contoh FP Pengganti PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak kepada PT. Nusagames (PKP Pembeli) dengan kode dan Nomor Seri Faktur Pajak 010.900-13.00000001, Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebesar Rp. 640.000.000 dan PPN nya sebesar Rp. 64.000.000,- Tanggal Uraian 25 Juni 2013 Faktur Pajak dilaporkan oleh PT. Nusahati (PKP Penjual) pada SPT Masa Pajak Juni 2013.31 Juli 2013 PT. Nusahati (PKP Penjual) menyadari bahwa salah membuat Faktur Pajak, Harga jual sebenarnya adalah Rp. 460.000.00021 September 2013 PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak Pengganti kepada PT. Nusagames dengan kode dan Nomor Seri yang sama yaitu 011.900-13.00000001, DPP sebesar Rp. 460.000.000,- dan PPN Rp. 46.000.000,- 23 September 2013
  • 41. Contoh FP Pengganti PT. Nusahati (PKP Penjual) harus melakukan pembetulan SPT PPN Masa Juni 2013 sebagai berikut : 1. Melaporkan Faktur Pajak Pengganti (Kode Nomor Seri 011.900-13.00000001) pada formulir 1111 A2 dengan cara : - Kolom kode dan nomor seri faktur pajak diisi 011.900-13.00000001 - Kolom tanggal diisi tanggal 23 September 2013 - Kolom DPP diisi Rp. 460.000.000 - Kolom PPN diisi Rp. 46.000.000 - Kolom Kode dan No. Seri FP yang diganti /diretur diisi 010.900-13.00000001 2. Faktur Pajak yang diganti (Kode dan Nomor Seri 010.900-13.00000001) tidak perlu dilaporkan lagi. 3. Faktur Pajak Pengganti (Kode dan Nomor Seri 011.900-13.00000001) tidak perlu dilaporkan lagi dalam SPT Masa PPN Masa Pajak September 2013. Hal- Hal Yang Diperhatikan Dalam FP Pengganti
  • 42. Faktur Pajak Hilang Faktur Pajak Hilang (Pengusaha Kena Pajak Penjual atau Pemberi Jasa Kena Pajak) Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan. Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu : • Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak. • Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak tersebut. Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dilaporkan sebagai Pajak Keluaran.
  • 43. Faktur Pajak Hilang Faktur Pajak Hilang (Pengusaha Kena Pajak Pembeli atau Penerima Jasa Kena Pajak) Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dapat mengajukan permohonan tertulis untuk meminta copy dari Faktur Pajak yang hilang kepada Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dengan tembusan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan dan kepada Kantor Pelayanan Pajak di tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan. Berdasarkan permohonan dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak, Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak membuat copy dari arsip Faktur Pajak yang disimpan oleh Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak, untuk dilegalisasi oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan. Copy dibuat dalam rangkap 2 (dua), yaitu : • Lembar ke-1 : diserahkan ke Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak melalui Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak. • Lembar ke-2 : arsip Kantor Pelayanan Pajak yang bersangkutan. Legalisasi diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak dikukuhkan setelah meneliti asli arsip Faktur Pajak dan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak penjual atau pemberi Jasa Kena Pajak tersebut. . Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak dikukuhkan wajib melakukan penelitian atas Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dari Pengusaha Kena Pajak pembeli atau penerima Jasa Kena Pajak untuk meyakinkan bahwa Faktur Pajak yang dilaporkan hilang tersebut sudah dikreditkan sebagai Pajak Masukan.
  • 44. Pembatalan Faktur Pajak Pembatalan Faktur Pajak Dalam hal terjadi pembatalan transaksi penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Faktur Pajak-nya telah diterbitkan, maka Faktur Pajak tersebut harus dibatalkan. Pembatalan transaksi harus didukung oleh bukti atau dokumen yang membuktikan bahwa telah terjadi pembatalan transaksi. Bukti dapat berupa pembatalan kontrak atau dokumen lain yang menunjukkan telah terjadi pembatalan transaksi. Faktur Pajak yang dibatalkan harus tetap diadministrasi (disimpan) oleh Pengusaha Kena Pajak Penjual yang menerbitkan Faktur Pajak tersebut. Pengusaha Kena Pajak Penjual yang membatalkan Faktur Pajak harus mengirimkan surat pemberitahuan dan copy dari Faktur Pajak yang dibatalkan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Penjual dikukuhkan dan ke Kantor Pelayanan Pajak tempat Pengusaha Kena Pajak Pembeli dikukuhkan. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual belum melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan di dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, maka Pengusaha Kena Pajak penjual harus tetap melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Penjual telah melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Keluaran, maka Pengusaha Kena Pajak penjual harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM. Dalam hal Pengusaha Kena Pajak Pembeli telah melaporkan Faktur Pajak tersebut dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai sebagai Faktur Pajak Masukan, maka Pengusaha Kena Pajak Pembeli harus melakukan pembetulan Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai Masa Pajak yang bersangkutan, dengan cara melaporkan Faktur Pajak yang dibatalkan tersebut dengan mencantumkan nilai 0 (nol) pada kolom DPP, PPN atau PPN dan PPnBM.
  • 45. Contoh Pembatalan Faktur Pajak PT. Nusahati (PKP Penjual) menerbitkan Faktur Pajak kepada PT. Nusagames (PKP Pembeli) dengan kode dan Nomor Seri Faktur Pajak 010.900-13.00000001, Dasar Pengenaan Pajak (DPP) sebesar Rp. 640.000.000 dan PPN nya sebesar Rp. 64.000.000,- Tanggal Uraian 25 Juni 2013 Faktur Pajak dilaporkan oleh PT. Nusahati (PKP Penjual) pada SPT Masa Pajak Juni 2013.31 Juli 2013 PT. Nusagames (PKP Pembeli) membatalkan pembelian atas nomor faktur 010.900-13.00000001 dengan dokumen pendukung, sehingga PT. Nusahati harus melakukan pembatalan faktur Pajak. 21 September 2013 PT. Nusahati (PKP Penjual) melakukan Pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa Juni 2013 pada formulir 1111 A2 untuk faktur nomor 010.900-13.00000001 dengan mengisi nilai DPP dan PPN Rp. 0,- 23 September 2013 PT. Nusagames (PKP Pembeli) melakukan Pembetulan SPT Masa PPN untuk Masa dimana nomor FP yang dibatalkan dilaporkan yaitu pada formulir 1111 B2 untuk faktur nomor 010.900-13.00000001 dengan mengisi nilai DPP dan PPN Rp. 0,-
  • 46. Dasar Hukum Pembetulan SPT Masa PPN Terkait Faktur Pajak UU PPN Pasal 13 ayat (8) : “Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pembuatan Faktur Pajak dan tata cara pembetulan atau penggantian Faktur Pajak diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.” PER-11/PJ/2013 Tanggal 12 April 2013 berlaku Juni 2013 Tentang Perubahan PER-44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN). SE-17/PJ/2013 Tentang Penyampaian PER-11/PJ/2013 Tanggal 12 April 2013 berlaku Juni 2013 Tentang Perubahan PER-44/PJ/2010 Tentang Bentuk, Isi, Dan Tata Cara Pengisian Serta Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN). PER DJP SE- DJP
  • 47. PER-13/PJ/2010 sttd PER-65/PJ/2010 1. Menggunakan Nomor Seri Baru 2. Dilaporkan di 2 Masa Pajak SPT. Yaitu dimasa FP diganti dan di masa pembuatan FP Pengganti PER-24/PJ/2012 diubah dengan PER-8/PJ/2013 1. Menggunakan Nomor Seri yang Sama 2. Hanya dilaporkan di STP Faktur Pajak yang diganti. Penerbitan Faktur Pajak Pengganti Pembetulan SPT Masa PPN Terkait Faktur Pajak PER-11/PJ/2013
  • 48.  Faktur Pajak harus memenuhi persyaratan formal dan material.  Syarat Formal ◦ diisi secara lengkap, jelas, dan benar sesuai dengan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (5) atau persyaratan yang diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (6).  Syarat Material ◦ berisi keterangan yang sebenarnya atau sesungguhnya mengenai penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud, ekspor Jasa Kena Pajak, impor Barang Kena Pajak, atau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dan pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean. Syarat Formal dan Material Pasal 13 ayat (9) UU No. 42 Tahun 2009
  • 49. d. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak, tetapi tidak membuat faktur pajak atau membuat faktur pajak, tetapi tidak tepat waktu; e. pengusaha yang telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang tidak mengisi faktur pajak secara lengkap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, selain: 1. identitas pembeli sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya; atau 2. identitas pembeli serta nama dan tandatangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (5) huruf b dan huruf g Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, dalam hal penyerahan dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak pedagang eceran; f. Pengusaha Kena Pajak melaporkan faktur pajak tidak sesuai dengan masa penerbitan faktur pajak; atau Sanksi Administrasi Pasal 14 ayat (4) UU KUP Sanksi administrasi berupa denda sebesar 2% (dua persen) dari Dasar Pengenaan Pajak, dikenakan kepada :
  • 50.  Dikecualikan dalam hal Faktur Pajak tidak memuat keterangan mengenai :  Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak; atau  Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak, dan nama dan tandatangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak untuk Pengusaha Kena Pajak Pedagang Eceran. Tidak Kena Sanksi Pasal 14 ayat (4)
  • 51. Setiap orang yang dengan sengaja: a. menerbitkan dan/atau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya; atau b. menerbitkan faktur pajak tetapi belum dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak dipidana dengan pidana penjara paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama 6 (enam) tahun serta denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dan paling banyak 6 (enam) kali jumlah pajak dalam faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti pemotongan pajak, dan/atau bukti setoran pajak. Penjelasan Pasal 39A Faktur pajak sebagai bukti pungutan pajak merupakan sarana administrasi yang sangat penting dalam pelaksanaan ketentuan Pajak Pertambahan Nilai. Demikian juga bukti pemotongan pajak dan bukti pemungutan pajak merupakan sarana untuk pengkreditan atau pengurangan pajak terutang sehingga setiap penyalahgunaan faktur pajak, bukti pemotongan pajak, bukti pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak dapat mengakibatkan dampak negatif dalam keberhasilan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penghasilan. Oeh karena itu, penyalahgunaan tersebut berupa penerbitan dan/atau penggunaan faktur pajak, bukti pemotongan pajak, bukti pemungutan pajak, dan/atau bukti setoran pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya dikenai sanksi pidana. Sanksi Pidana Pasal 39 A UU KUP