SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 375
MDDUL 1
Konsep Dasar Ekonomi Manajerial
Dr. T. Sunaryo
PENDAHULUAN
lmu ekonomi mempelajari bagaimana individu dan masyarakat membuat
pilihan yang dibatasi oleh berbagai kendala. Berbagai pilihan perlu dibuat
karena adanya kelangkaan (scarcity). Kelangkaan menunjukkan terbatasnya
sumber daya, seperti terbatasnya tanah untuk mendirikan pabrik, bahan baku,
tenaga kerja, dan lainnya. Pengambilan keputusan atas berbagai pilihan yang
dibuat oleh individu atau perusahaan dipelajari dalam teori ekonomi mikro.
Teori ekonomi mikro mempelajari perilaku dan interaksi agen-agen ekonomi
(perusahaan, konsumen, dan pemerintah). Ekonomi mikro berkaitan dengan
maksimisasi keuntungan, maksimisasi pendapatan atau penjualan,
minimasasi biaya, efisiensi produksi, struktur pasar, anggaran perusahaan,
perlindungan lingkungan, dan regulasi pemerintah.
Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ekonomi untuk keputusan
manajerial. Prinsip teori ekonomi adalah optimalisasi atau efisiensi.
Optimalisasi adalah memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi
tujuan, misalnya maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya dengan
kendala tertentu. Keputusan manajerial yang tepat akan meningkatkan nilai
perusahaan.
Berikut ini beberapa keputusan manajerial yang mendasarkan pada
prinsip teori ekonomi, terutama teori ekonomi mikro. Pegawai yang santai
pada jam kerja merupakan pilihan rasional bagi pegawai. Pilihan santai pada
jam kerja mengindikasikan bahwa sistem kompensasi dalam perusahaan tidak
mendorong pegawainya untuk giat bekerja. Sistem penggajian yang tetap
menyebabkan kinerja pegawai rendah. Fenomena ini mengindikasikan
kinerja perusahaan juga rendah. Sistem gaji yang dapat menstimulasi
pegawai untuk memberikan usaha (efforts) yang memadai bagi perusahaan
adalah sistem penggajian yang mengaitkan gaji dengan usaha pegawai. Gaji
tetap ditambah gaji variabel yang dikaitkan dengan output yang dihasilkan
dapat menstimulasi pegawai untuk lebih produktif.
1.2 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Contoh lain dalam pengambilan keputusan, Prentice Hall menjual buku
di Indonesia dengan harga yang lebih murah dibandingkan di Amerika.
Prentice Hall menyadari bahwa permintaan buku di Indonesia relatif elastis,
sedangkan permintaan buku di Amerika relatif inelastis. Kenaikan harga
buku sebesar 1% menyebabkan permintaan buku di Indonesia turun lebih
besar dari 1% dan di Amerika turun kurang dari 1%. Demikian pula,
sebaliknya hila terjadi penurunan harga buku, naiknya permintaan buku di
Indonesia lebih tinggi dari permintaan di Amerika. Oleh karena itu, Prentice
Hall melakukan diskriminasi harga buku untuk meningkatkan keuntungan.
Nick Leeson direktur Bank Baring mengambil keputusan untuk
melakukan spekulasi pada produk derivatif indeks Nikkei dengan skala besar
untuk menutupi akumulasi kerugian transaksi sebelumnya yang
disembunyikan. Apabila indeks Nikkei naik, Leeson untung. Namun, apabila
indeks Nikkei turun, Leeson rugi. Gempa Kobe membuat indeks Nikkei
turun drastis. Leeson rugi sangat besar yang membuat Bank Baring bangkrut.
Seandainya, Bank Baring menerapkan manajemen risiko, Leeson akan
mengalami kesulitan untuk menyembunyikan kerugiannya. Manajemen
risiko juga tidak memungkinkan Leeson mengambil risiko yang amat besar.
Penerapan manajemen risiko akan mengurangi peluang risiko nilai
perusahaan turun tajam.
Dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu ekonomi untuk keputusan
manajerial memerlukan analisis kuantitatif, seperti statistika, prosedur
peramalan, optimasi, dan teori permainan (game theory). Misalnya, untuk
mengestimasi nilai elastisitas memerlukan regresi. Dengan menggunakan
prinsip-prinsip ilmu ekonomi dan menggunakan teknik kuantitatif dalam
keputusan manajerial diharapkan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan
perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan.
Modul ini menganalisis tentang konsep-konsep dasar ekonomi
manajerial. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu
menjelaskan:
1. konsep nilai perusahaan;
2. tujuan perusahaan;
3. optimalisasi keuntungan dan biaya;
4. keuntungan ekonomi;
5. sumber keuntungan;
6. masalah pendelegasian (principal agent problems);
7. peran manajemen risiko untuk meningkatkan nilai perusahaan;
e EKMA431 2 / MODUL 1
8. konsep teori alokasi harga (riil);
9. konsep eksternalitas perusahaan;
10. prinsip dasar teori permainan.
1.3
1.4 EKDNOMI MANA.JERIAL e
KEGIATAN BELA&JAR 1
Konsep Dasar Ekonomi Manajerial 1
A. THEORY OF THE FIRM
Pemegang saham menanamkan dana mereka ke perusahaan. Perusahaan
tersebut mengelola dana pemegang saham untuk memproduksi barang dan
jasa yang menghasilkan aliran keuntungan secara periodik. Keuntungan
tersebut merupakan imbalan (reward) bagi pemegang saham yang telah
menginvestasikan dana mereka. Diasumsikan manajer perusahaan bekerja
untuk memaksimumkan keuntungan dalam jangka pendek dan dalam jangka
panjang tujuan utama perusahaan adalah mengharapkan maksimisasi nilai
perusahaan. Nilai sekarang dari harapan keuntungan investasi di masa datang
sama dengan kekayaan (wealth) pemegang saham. Nilai ini disebut nilai
perusahaan.
Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa datang, perusahaan
dapat menambah modal dengan cara menarik dana dengan menerbitkan utang
(debt). Aliran keuntungan perusahaan sekarang menjadi milik pemegang
saham dan pemegang surat utang (bond holders). Dengan adanya surat utang
maka nilai perusahaan yang baru terdiri dari nilai saham dan nilai utang.
V=E+D
V : nilai perusahaan
E : nilai ekuiti (saham)
D : nilai utang
Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang aliran kas yang dihasilkan
perusahaan untuk pemegang saham. Apabila perusahaan mampu memberikan
harapan (ekspektasi) keuntungan secara berkesinambungan maka nilai ekuiti
akan lebih besar dibanding dana yang diinvestasikan oleh pemegang saham.
Nilai ekuiti ini tercermin pada harga ekuiti (saham) yang tinggi.
Sebaliknya, nilai ekuiti akan lebih rendah dari dana awal yang
diinvestasikan oleh pemegang saham apabila diperkirakan perusahaan akan
e EKMA431 2/MODUL 1 1.5
menderita kerugian untuk waktu yang panjang di masa datang. Harga saham
perusahaan akan turun hila diperkirakan akan menderita kerugian di masa
datang.
Nilai bond sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang diberikan
perusahaan kepada pemegang bond. Nilai bond dapat turun apabila peluang
gagal bayar perusahaan terhadap kewajiban (komitmen) kepada pemegang
bond membesar. Sebaliknya, apabila peluang gagal bayar perusahaan
mengecil, nilai bond cenderung naik. Perusahaan yang menghasilkan
keuntungan secara berkesinambungan akan memperkecil peluang gagal bayar
terhadap pemegang bond sehingga tidak menurunkan nilai bond.
Perusahaan yang memberikan keuntungan secara berkesinambungan
meningkatkan nilai ekuiti dan tidak menurunkan nilai bond. Tujuan utama
perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai
perusahaan berarti perusahaan menghasilkan keuntungan yang
berkesinambungan bagi pemegang saham dan pemegang bond.
Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan sekarang dengan
mengorbankan keuntungan periode berikutnya. Misalnya, dengan cara
mengurangi gaji karyawan sekarang. Berkurangnya gaji yang berarti
mengurangi biaya akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dalam
kasus ini tambahan keuntungan periode sekarang harus dibayar dengan
kerugian pada periode berikutnya, misalnya karyawan melakukan mogok
kerja pada periode berikutnya. Mogok kerja oleh karyawan menyebabkan
peningkatan biaya produksi sehingga mengurangi keuntungan. Strategi ini
tentu saja tidak sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan
nilai perusahaan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus
merealisasikan proyek-proyek yang menguntungkan secara periodik dan
berkesinambungan.
B. NILAI PERUSAHAAN
Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai bond.
Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas (cash flows)
di masa datang bagi pemegang ekuiti (saham). Nilai bond sama dengan nilai
sekarang dari aliran harapan kas di masa datang bagi pemegang bond. Nilai
sekarang dari aliran kas bagi pemegang saham dan pemegang bond sama
dengan nilai perusahaan.
1.6 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Nilai saham ditambah nilai bond disebut nilai kapital (modal). Nilai
sekarang dari perusahaan bagi penyedia kapital sama dengan nilai
perusahaan. Setelah perusahaan membayar biaya operasi perusahaan dan
pajak (net operating profit after tax (NOPAT)), bagian yang tersisa menjadi
hak penyedia kapital. Jadi, nilai sekarang dari NOPAT sama dengan nilai
perusahaan. Nilai perusahaan adalah nilai kapitalisasi dari NOPAT.
V == NOPA1J. + NOPAT2 + NOPAT3 +···+ NOPATn
(1 + fi) (1 + r2)2 (1 + r2)3
(1 + rn)n
= i:NOPAT;
r:i=l l
NOPATj : NOPAT pada periode i
'i : discount rate pada periode i
Apabila diasumsikan nilai NOPAT dan discount rate sama untuk semua
periode dan diasumsikan bahwa n sama dengan tak terhingga maka nilai
perusahaan menjadi:
V == NOPAT
r
C. ILUSTRASI PENGHITUNGAN NILAI PERUSAHAAN
Perusahaan menghasilkan NOPAT sebesar 10 sampai tak terhingga
waktunya. Discount rate NOPAT yang sesuai dengan risiko perusahaan
adalah 10%. Nilai perusahaan adalah:
V ==NOPAT == 10 == 100
r 0,1
Sering kali tujuan perusahaan dinyatakan memaksimumkan kekayaan
(wealth) pemegang saham. Dalam hal ini, tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan nilai ekuiti (saham). Tujuan perusahaan adalah
memaksimumkan aliran kas bagi pemegang saham. Aliran kas bagi
pemegang saham disebut free cash flows. NOPAT dikurangi bagian
e EKMA431 2/MODUL 1 1.7
pemegang bond sama dengan free cash flows. Nilai sekarang dari free cash
flows sama dengan nilai saham.
Apabila memaksimumkan nilai saham konsisten dengan
memaksimumkan nilai bond maka tujuan ini konsisten dengan tujuan
perusahaan sebelumnya, yaitu memaksimumkan nilai saham dan bond.
D. MENGOPTIMALKAN NOPAT SETIAP PERIODE
Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus menghasilkan NOPAT yang
optimal pada setiap periode. Apabila pajak dianggap sebagai faktor tetap
yang sudah ditentukan (given) maka tujuan perusahaan pada setiap periode
adalah memaksimumkan keuntungan. Keuntungan pada sebuah periode
adalah pendapatan dikurangi biaya operasi perusahaan pada periode tersebut.
: keuntungan
R : pendapatan (revenue)
C : biaya (cost)
Pendapatan sama dengan jumlah produk dikalikan dengan harga produk.
Semakin banyak output yang dihasilkan, semakin tinggi pendapatan
perusahaan. Di lain pihak, secara umum biaya produksi marjinal semakin
naik. Akibatnya, biaya rata-rata produk meningkat. Pada tingkat produksi
yang terlalu tinggi, biaya produksi akan lebih tinggi harga jual produk.
Sebaliknya, pada tingkat produksi yang terlalu rendah, biaya produksi juga
lebih tinggi dibanding harga jual produk. Dalam hal ini, perusahaan perlu
menentukan jumlah produk yang memberikan keuntungan maksimal.
Perusahaan sering kali meminta karyawannya untuk kerja lembur dalam
upaya meningkatkan produksi. Karyawan yang sudah lelah bersedia bekerja
lembur apabila upahnya dinaikkan. Dalam hal ini, perusahaan membayar
upah karyawan lebih tinggi dengan produktivitas yang lebih rendah. Lembur
masih dapat meningkatkan keuntungan selama biaya marjinal lebih rendah
dari pendapatan marjinal. Artinya, tambahan biaya untuk satu unit produk
terakhir lebih rendah dari tambahan pendapatan dengan unit tersebut.
1.8 EKDNOMI MANA.JERIAL e
E. TEKNIK PENGOPTIMALAN
Pada dasamya, setiap pengambilan keputusan dapat ditampilkan sebagai
maksimalisasi atau minimalisasi dengan kendala (constraints). Untuk kasus
memaksimumkan keuntungan, perusahaan memaksimumkan pendapatan
dengan kendala biaya. Nilai pendapatan bergantung pada jumlah produk yang
terjual. Biaya juga bergantung pada jumlah produk yang diproduksi.
Diasumsikan bahwa jumlah produk yang terjual sama dengan jumlah produk
yang diproduksi. Jadi, pendapatan dan biaya merupakan fungsi jumlah
produk. Fungsi keuntungan di atas dapat ditampilkan sebagai berikut.
:r(q) == R(q)- C(q)
Permasalahan bagi perusahaan adalah berapa jumlah produk (q) yang
membuat keuntungan maksimum.
Teknik maksimalisasi matematika mengarahkan bahwa keuntungan akan
maksimum pada nilai produk (q) di mana turunan fungsi keuntungan sama
dengan nol.
a:r == aR _ac ==
0
8q 8q 8q
MR==MC
di mana:
aR = R' = MR : turunan pertama pendapatan terhadap jumlah produk atau
8q
pendapatan marjinal (marginal revenue)
an = ;rr' = MP : turunan pertama keuntungan terhadap jumlah produk atau
8q
keuntungan marjinal (marginal profit)
ac = C' = MC : turunan pertama biaya terhadap jumlah produk atau biaya
8q
marginal (marginal cost).
e EKMA431 2/MODUL 1 1.9
Keuntungan maksimal terjadi apabila MR == MC, pendapatan marjinal
sama dengan biaya marjinal. Pendapatan marjinal adalah tambahan
pendapatan apabila perusahaan menjual satu produk lagi. Apabila harga
diasumsikan konstan, tidak bergantung pada jumlah penjualan produk,
pendapatan marjinal sama dengan harga produk. Fungsi pendapatan adalah:
R== pq
p : harga produk
q : jumlah produk yang dijual atau permintaan produk
Apabila harga produk sama dengan 2, fungsi pendapatan sama dengan:
R == 2q.
Fungsi pendapatan ini adalah fungsi linier. Artinya, kenaikan
pendapatan sebanding dengan kenaikan jumlah produk terjual. Bentuk fungsi
linier adalah:
R
R =2q
0 q
Gambar 1.1
Fungsi Pendapatan Linier
Turunan pertama fungsi pendapatan adalah R' == 2. Turunan pertama
fungsi pendapatan merupakan kemiringan (gradien/slope/tangen) fungsi
pendapatan tersebut. Kemiringan fungsi pendapatan tersebut adalah 2
(2 dibagi 1), lihat Gambar 1.1. Apabila perusahaan menambah penjualan satu
1.10 EKONOMI MANA..JERIAL e
produk, keuntungan perusahaan bertambah 2 (satuan diabaikan). Untuk
semua tingkat produk, kemiringan fungsi pendapatan sama dengan dua.
Keuntungan marjinal adalah tambahan keuntungan apabila perusahaan
menjual tambahan satu produk lagi. Keuntungan marjinal pada awalnya
tinggi (jumlah produk relatif sedikit) yang tampak pada lereng fungsi
keuntungan yang relatif tegak, kemudian semakin mendatar seiring
bertambahnya penjualan produk. Setelah mencapai batas maksimum akan
menurun. Contoh bentuk fungsi keuntungan ditampilkan dalam Gambar 1.2.
1C •
1t-
- ..- 0~5
1~
••
r'•
;.;·
~
••
r'•
f.~
••
•
!
'•
f.~
••
•
..,! !
'- •
f.~
••
.1 •L
-
Q :)
Gambar 1.2
Fungsi Keuntungan Marjinal
Biaya marjinal adalah tambahan biaya apabila perusahaan memproduksi
tambahan satu produk lagi. Biaya marjinal pada awalnya rendah, kemudian
menjadi semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya jumlah produksi.
Gambar 1.3 menampilkan biaya marjinal.
e EKMA431 2/MODUL 1
F. PRINSIP MC = MR
•••
•
_ q
Gambar 1.3
Fungsi Biaya Marjinal
1.11
Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal pada saat
pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Apabila pendapatan
marjinal sama dengan 2 dan biaya marjinal sama dengan 1 maka perusahaan
dapat menambah keuntungan dengan menambah produk. Perhatikan bahwa
fungsi biaya marjinal adalah fungsi naik dengan kenaikan yang meningkat
(lihat Gambar 1.3). Apabila biaya marjinal sama dengan 3, produk terakhir
ini membuat perusahaan rugi. Dengan mengurangi produk, kerugian yang
disebabkan oleh produk terakhir ini akan hilang sehingga meningkatkan
keuntungan.
Apabila pendapatan marjinal lebih tinggi dibanding biaya marjinal,
perusahaan dapat menambah keuntungan dengan menambah produk.
Sebaliknya, apabila pendapatan marjinal kurang dari biaya marjinal,
perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan mengurangi produk.
Jadi, keuntungan maksimal akan tercapai pada saat tambahan pendapatan
produk terakhir sama dengan biaya marjinalnya.
Kondisi keuntungan maksimum dievaluasi pada produk terakhir, yaitu
dengan membandingkan pendapatan marjinal dan biaya marjinal produk
terakhir. Prinsip ini berlaku umum, misalnya untuk menentukan berapa jam
perusahaan mempekerjakan tenaga kerjanya dalam sehari. Perusahaan akan
menyewa tenaga kerja hingga nilai produk marjinalnya sama dengan
kenaikan tingkat upah yang ada. Prinsip membandingkan pendapatan
1.12 EKDNOMI MANA.JERIAL e
marjinal dan biaya marjinal produk terakhir ini disebut prinsip marginalism
atau MC =MR. Prinsip ini menjadi prinsip utama dalam ilmu ekonomi yang
sering digunakan dalam ekonomi manajerial.
Prinsip MC =MR ini menghasilkan keuntungan maksimal atau kerugian
minimal. Apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi yang
mempunyai nilai maksimum akan menghasilkan nilai maksimum.
Sebaliknya, apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi yang
mempunyai minimum, prinsip tersebut akan menghasilkan nilai minimum.
G. KARAKTERISTIK FUNGSI DENGAN NILAI MAKSIMUM
Fungsi yang mempunyai maksimum adalah fungsi melengkung dan
menghadap ke bawah atau melengkung ke bawah (fungsi konkaf), sedangkan
fungsi yang mempunyai nilai minimum adalah fungsi yang melengkung dan
menghadap ke atas atau melengkung ke atas (fungsi konveks).
Fungsi yang melengkung ke bawah diukur dengan turunan keduanya.
Fungsi yang melengkung ke bawah nilai turunan keduanya negatif.
Gambar 1.4 menunjukkan fungsi keuntungan yang berbentuk melengkung ke
bawah. Nilai turunan pertama fungsi keuntungan tersebut positif sebelum q
mencapai 30. Nilai turunan pertama fungsi keuntungan pada q sama dengan
30 adalah nol. Untuk nilai q di atas 30, nilai turunan pertamanya negatif.
Perjalanan nilai turunan pertama ini mengindikasikan bahwa fungsi
keuntungan mempunyai turunan kedua negatif.
e EKMA431 2/MODUL 1
1t, = 0
--------------;;,;;~--r-.;::.;--;,::~:.:--- -----------·
n' > 0 1t' < 0
n" < 0
0
•
:
30
Gambar 1.4
Fungsi Konkaf
Contoh fungsi yang mempunyai nilai maksimum adalah:
y == 100-(x-30)2
Di mana: y adalah keuntungan (n)
x adalahjumlah barang yang diproduksi (q)
Turunan pertamanya adalah:
y' = -2(x-30)
Pada nilai x = 30 , turunan pertama y sama dengan nol.
Turunan ke dua menghasilkan:
y" = - 2
1.13
q
Turunan kedua negatif menunjukkan bahwa fungsi y konkaf. Fungsi y
mempunyai maksimum. Nilai maksimum terjadi pada nilai x = 30 . Nilai
maksimum fungsi y adalah:
1.14 EKONOMI MANA..JERIAL e
y==100-(x-30)2
==100-(30-30)2
==100
Keuntungan maksimum akan diperoleh bila memproduksi barang
sebanyak 30 unit dengan keuntungan sebesar 100.
H. KARAKTERISTIK FUNGSI DENGAN NILAI MINIMUM
Fungsi biaya rata-rata (AC) mempunyai minimum. Nilai biaya rata-rata
bergantung pada nilai q Gumlah barang yang diproduksi/dijual. Gambar 1.5
menggambarkan fungsi biaya rata-rata.
AC
0--
I
I
I
I
. .
-------------- ----------------..
AC' < 0
I
A C '!= 0I
I
I
AC"> O
•I
I
30
AC ' > 0
Gambar 1.5
Fungsi Biaya Rata-rata
AC I
q
Pada saat nilai q kurang dari 30, nilai AC turun atau turunan pertama AC
negatif. Pada saat q sama dengan 30, nilai AC minimum. Nilai turunan
pertama AC pada q = 30 sama dengan nol. Bila nilai q lebih besar dari 30
maka nilai AC naik. Karakteristik fungsi tersebut diindikasikan dengan nilai
turunan kedua positif.
Fungsi y==-100+(x-30)2
mempunyai turunan kedua positif. Hasil
turunan kedua ini menunjukkan bahwa fungsi tersebut berbentuk konveks.
e EKMA431 2/MODUL 1 1.15
I. OPTIMALISASI
Secara umum, permasalahan ekonomi adalah memaksimumkan atau
meminimumkan sebuah fungsi dengan kendala tertentu. Perusahaan
memaksimalkan jumlah produk dengan kendala sejumlah dana tertentu atau
perusahaan meminimumkan biaya untuk memproduksi sejumlah produk
tertentu. Memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi dengan
kendala tertentu disebut optimalisasi.
Misalnya, sebuah perusahaan menggunakan sejumlah dana tertentu
memproduksi sebuah produk dengan menggunakan dua input, tenaga kerja
dan kapital. Dalam hal ini, perusahaan akan mencari kombinasi jumlah
tenaga kerja dan kapital yang menghasilkan produk maksimum. Kondisi ini
disebut kondisi optimal.
Apabila pada kombinasi tertentu tenaga kerja (terakhir) memberikan
kontribusi lebih dibanding kapital maka perusahaan akan mengurangi kapital
dan menambah tenaga kerja. Sebaliknya, apabila kapital (terakhir)
memberikan kontribusi lebih dibanding tenaga kerja, perusahaan akan
mengurangi tenaga kerja dan menambah kapital. Kondisi optimal terjadi
apabila rupiah terakhir yang dialokasikan ke tenaga kerja harus sama dengan
apabila rupiah terakhir tersebut diaplikasikan ke kapital. Kondisi optimal ini
merupakan kombinasi input yang menghasilkan jumlah produk yang
maksimum untuk penggunaan sejumlah sumber dana tertentu. Kondisi ini
menjadi panduan perusahaan dalam menentukan jumlah produk yang
menghasilkan keuntungan maksimum.
Secara umum, dalam mengalokasikan sumber dananya, perusahaan harus
menggunakan konsep opportunity cost. Opportunity cost sumber daya yang
dialokasikan pada kapital adalah basil yang tertinggi apabila dana tersebut
dialokasikan ke input lainnya. Misalnya, sebuah perusahaan mengalokasikan
sejumlah dana ke kapital dan menghasilkan produk dengan nilai 10. Namun,
apabila sejumlah dana tersebut dialokasikan ke tenaga kerja menghasilkan
produk senilai 15. Alokasi ini menunjukkan inefisiensi. Perusahaan perlu
mengurangi dana yang dialokasikan pada kapital untuk dialihkan pada tenaga
kerja.
1.16 EKDNOMI MANA.JERIAL e
J. PERMINTAAN PRODUK
Dalam menentukan harga produknya, perusahaan memperhitungkan
karakteristik permintaan produknya di pasar. Perusahaan dapat menaikkan
harga produknya apabila kenaikan harga tidak mengurangi permintaan terlalu
besar. Apabila kenaikan harga diikuti oleh turunnya permintaan yang cukup
besar maka akan mengurangi keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan perlu
memahami karakteristik permintaan produknya.
Karakteristik permintaan sebuah produk ditampilkan secara eksplisit
dengan fungsi permintaan (demand function). Fungsi permintaan adalah
hubungan antara permintaan produk dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan
pendapatan konsumen. Parameter (karakteristik) fungsi permintaan adalah
sensitivitas penjualan karena perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan produk.
Nilai sensitivitas penjualan karena perubahan faktor-faktor yang
mempengaruhi disebut elastisitas. Elastisitas harga adalah sensitivitas
permintaan produk karena perubahan harga produk. Elastisitas harga
diperoleh dengan menghitung berapa persen perubahan barang yang diminta
konsumen akibat perubahan harga sebesar 1%. Apabila naiknya harga
sebesar 1% diimbangi dengan turunnya jumlah barang yang diminta <1% ini
disebut inelastis, sebaliknya bila jumlah barang yang diminta berkurang >1%
disebut elastis. Selain elastisitas harga juga perlu diperhatikan elastisitas
silang dan elastisitas pendapatan. Elastisitas silang adalah sensitivitas
permintaan produk karena perubahan harga produk lain. Contoh elastisitas
silang adalah naiknya harga minyak tanah mendorong naiknya permintaan
LPG, sedangkan elastisitas pendapatan adalah sensitivitas permintaan produk
karena perubahan pendapatan. Naiknya pendapatan seseorang akan
mendorong bertambahnya konsumsi atau jumlah barang yang dibeli. Untuk
barang pokok elastisitasnya kurang dari 1 (inelastis) untuk barang mewah
umumnya lebih dari 1 (elastis). Nilai elastisitas ini dihitung dengan
menggunakan regresi. Analisis regresi ini menggunakan konsep-konsep
statistika secara intensif.
Salah satu kegunaan dari elastisitas adalah untuk menentukan strategi
harga (pricing). Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan menjual
produknya dengan harga yang berbeda pada tempat yang berbeda.
Keuntungan perusahaan akan meningkat dengan menjual produk dengan
e EKMA431 2/MODUL 1 1.17
barga tinggi pada konsumen dengan elastisitas barga rendab. Sebaliknya,
perusabaan menjual produknya dengan barga rendab pada konsumen yang
memiliki elastisitas barga tinggi. Misalnya, texbook yang dijual di Indonesia
jaub lebib murab dibanding dengan yang dijual di Amerika Serikat. Motivasi
strategi ini bukan subsidi, namun bertujuan memaksimumkan keuntungan.
Sarna balnya dengan barga karcis menonton film yang relatif rendab bagi
pelajar dibandingkan barga umum. Motivasi perusabaan bukan pro pelajar,
namun bertujuan memaksimumkan keuntungan perusabaan yang
mengbasilkan strategi diskon bagi pelajar.
K. KEUNTUNGAN EKONOMI DAN KEUNTUNGAN AKUNTANSI
A membuka sebuab toko. Keuntungan (akuntansi) A pada tabun 2006
adalab 100 juta. Dalam pengbitungan ini A lupa membayar dirinya sendiri.
Pada tabun 2006, apabila A bekerja di tempat lain, gaji A (yang terbesar)
adalab 40 juta. Apabila modal (kapital) dari toko dijual dan diinvestasikan ke
toko temannya, A mendapatkan 80 juta. Keuntungan ekonomi (economic
profit) dari toko A adalab -20 juta ((100 - 40 - 80) juta). Keuntungan
ekonomi juga disebut nilai tambab ekonomi (economic value added, EVA).
Formula keuntungan adalab pendapatan dikurangi biaya. Keuntungan
ekonomi memasukkan semua komponen pendapatan dan biaya. Biaya
ekonomi dihitung dengan menggunakan konsep opportunity costs.
Harga (upab) tenaga kerja A yang bekerja di tokonya sendiri adalab gaji
tertinggi yang dia dapat terima apabila bekerja di tempat lain. Apabila A
mempunyai kesempatan untuk bekerja di tempat lain dengan upab relatif
besar, kemungkinan besar A akan memilib untuk tidak bekerja di tokonya
sendiri.
Harga (imbal basil) dari kapital yang diinvestasikan oleh A ke tokonya
sendiri adalab sebesar opportunity cost-nya. Opportunity cost dari kapital A
adalab imbal basil apabila dana tersebut dialokasikan ke tempat (instrumen
investasi) yang mempunyai risiko yang sama dengan toko A. Misalnya,
apabila dana tersebut diinvestasikan ke toko B, temannya. Apabila piliban
yang mungkin dan mengbasilkan keuntungan tertinggi (dengan risiko yang
sama) adalab sabam C, opportunity cost kapital A adalab imbal basil
sabam C.
Apabila A memilib membuka toko sendiri, artinya toko tersebut akan
mampu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membayar tenaga kerja
1.18 EKONOMI MANA..JERIAL e
A dan membayar biaya kapital yang ditanamkan di toko A sesuai dengan
masing-masing opportunity cost-nya dan masih ada sisanya. Sisanya ini yang
disebut keuntungan ekonomi.
Untuk siapa keuntungan ekonomi ini? Tentu saja untuk pemilik saham
toko A, yaitu A sendiri. Apabila pendapatan dari hasil penjualan toko A tidak
cukup banyak sehingga tenaga kerja A dapat dibayar, namun imbal hasil
kapital A lebih kecil dari opportunity cost-nya, dikatakan bahwa toko A tidak
mampu menciptakan nilai tambah bagi kapital toko A. Toko A diharapkan
mampu menambah kapital yang diinvestasikan pada toko A. Ingat bahwa
tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas yang akan diterima
pemilik saham perusahaan. Aliran kas yang tersedia bagi pemilik saham
biasa disebutfree cash flows.
:~~--~ ..- . ---•
•.- - ~
1: ti;::-
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Apa yang dimaksud dengan nilai perusahaan? Bagaimana cara
menghitungnya?
2) Apa yang dimaksud dengan fungsi pendapatan linier?
3) Apakah perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan hila
MC>MR?
4) Bagaimana cara menghitung keuntungan ekonomi?
5) Apa manfaat elastisitas permintaan produk bagi perusahaan?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Pelajari subbab B yang menjelaskan nilai perusahaan dan subbab C yang
membahas cara menghitung nilai perusahaan.
2) Pelajari subbab E tentang optimalisasi.
3) Pelajari subbab E yang menjelaskan prinsip MC=MR.
4) Baca subbab K tentang keuntungan ekonomi dan keuntungan akuntansi.
5) Baca subbab J tentang permintaan produk oleh konsumen.
e EKMA431 2/MODUL 1 1.19
Perusahaan diharapkan menghasilkan keuntungan secara periodik.
Keuntungan ini merupakan imbalan bagi pemegang saham dalam
menginvestasikan dananya. Nilai investasi adalah kekayaan pemegang
saham yang menjadi bagian nilai perusahaan. Untuk menambah kapital,
perusahaan dapat menarik dana dengan menerbitkan surat utang (debt).
Aliran keuntungan perusahaan sekarang menjadi milik pemegang saham
dan pemegang surat utang atau dikenal dengan; bond holders.
Nilai sekarang dari keuntungan yang sekarang menjadi nilai
perusahaan yang baru. Nilai perusahaan yang sekarang terdiri dari nilai
saham dan nilai utang.
Keuntungan maksimum perusahaan dapat dihitung dengan
pendekatan marginalisme yang diformulasikan ke dalam MC=MR,
Konsep marginalisme ini diselesaikan dengan pendekatan optimalisasi.
TES FORMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - -
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara ....
A. meningkatkan upah karyawan
B. meningkatkan keuntungan periode sekarang
C. meningkatkan kenyamanan suasana kerja
D. mengurangi jumlah karyawan
2) Bagian keuntungan yang menjadi hak pemegang saham adalah ....
A. free cash flows
B. net cash flows
C. nopat
D. cash inflows
3) Perusahaan rnenentukan jurnlah output yang memberikan keuntungan
rnaksimal dengan menggunakan prinsip ....
A. biaya marjinal sama dengan nol
B. pendapatan marjinal sama dengan biaya rnarjinal
C. pendapatan marjinal sama dengan nol
D. biaya marjinallebih kecil dibanding pendapatan marjinal
1.20 EKDNOMI MANA.JERIAL e
4) Penerbit Prentice Hall menjual buku di Indonesia dengan harga yang
lebih murah dibanding dengan yang dijual di Amerika. Tujuan strategi
tersebut adalah untuk
A. meningkatkan keuntungan
B. kualitas buku yang dijual di Amerika lebih bagus dibanding dengan
yang dijual di Indonesia
C. Prentice Hall melakukan subsidi silang
D. menyumbang negara berkembang
5) Nilai perusahaan diukur dengan
A. nilai saham
B. basil penjualan produk
C. jumlah bond
D. nilai kapitalisasi NOPAT
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = -----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% =cukup
< 70% =kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
e EKMA431 2/MODUL 1 1.21
KEGIATAN BELA&JAR 2
Konsep Dasar Ekonomi Manajerial 2
A. PRINCIPAL AGENT PROBLEMS
Pemegang saham mendelegasikan manajer untuk mengelola perusahaan.
Manajer tentu saja lebih mengerti seluk-beluk perusahaan dibandingkan
pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan bahwa manajer
mengelola perusahaan sesuai dengan kehendak pemegang saham. Pemegang
saham mengharapkan nilai perusahaan atau nilai saham mereka meningkat
secara berkesinambungan.
Pendelegasian ini dapat dianggap sebagai sebuah transaksi. Pemegang
saham membeli jasa tenaga kerja manajer dengan harga sebesar gaji (upah)
manajer. Upah manajer harus sama atau lebih dari gaji apabila
tersebut bekerja di tempat lain (opportunity cost-nya).
•
manaJer
Kinerja perusahaan ditentukan oleh seberapa besar usaha (efforts)
manajer dalam mengelola perusahaan. Semakin besar usaha manajer,
semakin tinggi kinerja perusahaan, dan semakin tinggi nilai perusahaan atau
harga saham perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham perlu membuat
struktur upah yang dapat menstimulasi manajer untuk bekerja lebih giat dan
lebih efisien.
Upah tetap artinya upah tidak bergantung pada usaha manajer. Dengan
upah tetap, manajer mempunyai pilihan memberikan usaha banyak atau
sedikit. Manajer cenderung memilih untuk memberikan usaha yang lebih
kecil untuk sejumlah upah tertentu. Perilaku manajer yang tidak dikehendaki
pemegang saham ini disebut moral hazard.
Moral hazard merupakan permasalahan dalam pendelegasian dari
pemegang saham (principal) kepada manajer (agent). Moral hazard ini
biasanya disebut principal agent problem. Dalam hal ini, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa perilaku moral hazard adalah perilaku yang
rasional. Namun, perilaku rasional manajer ini tidak sesuai dengan kehendak
pemegang saham. Konflik kepentingan antara principal dan agent ini perlu
dikurangi.
Salah satu solusi principal agent adalah dengan membentuk struktur
upah yang menstimulasi manajer untuk memberikan usahanya yang lebih
banyak. Struktur upah manajer perlu dikaitkan dengan usaha manajer.
1.22 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Namun, biaya untuk kontrol dan pengawasan manajer sangat tinggi sehingga
tidak ekonomis. Pemegang saham harus mencari variabel yang berkaitan erat
dengan usaha manajer, namun relatif mudah diobservasi. Dalam statistika
variabel ini disebut variabel instrumen (instrument variables). Salah satu
variabel instrumen usaha manajer adalah output atau jumlah produk
perusahaan.
Besarnya usaha manajer tercermin pada jumlah output perusahaan yang
mudah diobservasi. Untuk menstimulasi manajer supaya bekerja lebih keras,
pemegang saham perlu mengaitkan upah manajer dengan output. Struktur
upah yang populer adalah struktur upah yang terdiri dari komponen upah
tetap dan komponen upah variabel. Struktur upah tersebut dapat ditampilkan
sebagai berikut:
w==w+aq
w : komponen upah tetap
w : upah total
a : koefisien yang menunjukkan upah marjinal
q : jumlah produk yang dihasilkan perusahaan
Struktur upah yang dikaitkan dengan jumlah produksi ini akan
mendorong manajer untuk bekerja lebih giat dalam meningkatkan produksi
karena akan menghasilkan upah yang lebih besar bagi dirinya.
Permasalahan hubungan principal dan agent banyak terjadi dalam
perusahaan. Moral hazard membuat inefisiensi. Moral hazard dalam
perusahaan dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya pegawai santai
selama jam kerja, pegawai bekerja tidak teliti, dan manajer mempunyai
fasilitas berlebihan. Secara umum perilaku moral hazard menggunakan
sumber daya perusahaan secara tidak efisien atau tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan.
Moral hazard merupakan permasalahan penggunaan input tenaga kerja.
Oleh karena itu, perusahaan sering mengarahkan operasinya pada teknologi
yang semakin padat modal atau padat mesin. Mesin tidak memunculkan
moral hazard. Moral hazard dapat membuat perusahaan bangkrut, terutama
apabila pegawai tingkat atas yang melakukannya. Bank Baring di Inggris
bangkrut karena perilaku moral hazard Nick Leeson. Oleh karena itu, bank
yang rentan terhadap perilaku moral hazard pegawainya cenderung
meminimalisasi risiko dengan menggunakan transaksi mesin. Transaksi
e EKMA431 2/MODUL 1 1.23
dengan ATM diyakini mempunyai kesalahan yang relatif amat kecil dan
mesin tidak dapat melakukan "demo." Mentransfer risiko ke manajer sendiri
artinya, manajer menanggung risiko perusahaan. Misalnya, gaji manajer
hanya bergantung pada kinerja manajer sendiri. Bayangkan pengusaha yang
mengelola perusahaannya sendiri, seperti petani. Hasil yang diperoleh petani
bergantung pada usahanya sendiri, apabila malas tentu hasilnya sedikit.
B. SUMBER KEUNTUNGAN
Investor tidak akan menginvestasikan dananya ke sebuah perusahaan
apabila perusahaan tidak menjanjikan imbalan (reward) yang lebih besar atau
sama dibanding dengan perusahaan lainnya atau instrumen setara lainnya.
Jadi, manajer harus mampu menggunakan kapital perusahaan lebih baik
dibanding dengan perusahaan lainnya atau perusahaan harus berupaya untuk
menghasilkan keuntungan di atas rata-rata (super normal profit).
Sektor usaha dengan super normal profit akan mengundang perusahaan
pendatang baru (entries) ke sektor tersebut dan menstimulasi perusahaan
untuk melakukan ekspansi. Pada masa krisis pada akhir 1990-an, bisnis kafe
sangat menguntungkan. Banyak kafe-kafe baru bermunculan. Munculnya
kafe baru tentu saja akan mengurangi keuntungan di atas normal menjadi
keuntungan normal. Pengusaha kafe pertama mampu menghasilkan
keuntungan di atas normal yang relatif besar sebelum munculnya kafe
pendatang baru. Dalam kasus ini, faktor menjadi yang pertama yang
memunculkan keuntungan. Keuntungan juga dapat muncul karena inovasi.
Inovasi tidak harus muncul dalam bentuk sebuah penemuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada, seperti penemuan lampu listrik. Inovasi dapat
merupakan modifikasi dari temuan yang sudah ada. Mesin mobil baru
biasanya lebih baik dari yang sebelumnya. Cara kerja yang lebih efisien
(misalnya manajemen just in time) juga merupakan inovasi yang membuat
biaya rata-rata lebih rendah. Faktor ini dapat menghasilkan keuntungan di
atas rata-rata.
Pendatang baru mengikis keuntungan. Apabila pendatang baru dapat
dihambat maka keuntungan akan dapat bertahan lebih lama. Perusahaan
monopoli yang mampu menghambat pesaing untuk masuk ke sebuah industri
akan dapat mempertahankan status monopolinya. Monopoli dapat menikmati
keuntungan di atas normallebih lama.
1.24 EKDNOMI MANA.JERIAL e
C. RISKAND RETURN TRADE-OFF
Secara umum, keuntungan selalu ditemani dengan risiko. Perusahaan
dapat meningkatkan keuntungan dengan menerima risiko yang lebih besar.
Argumen ini adalah salah satu bentuk dari prinsip tidak ada sesuatu
(keuntungan) yang gratis. Perusahaan dapat membeli keuntungan dan
membayarnya dengan risiko atau perusahaan yang mengambil risiko
memperoleh imbalan (reward) keuntungan.
Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko (risk tolerance) rendah
(takut rugi) cenderung memilih deposito dengan ekspektasi imbal basil dan
risiko kecil. Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko tinggi
cenderung memilih instrumen dengan risiko tinggi, seperti saham dan produk
derivatif. Produk derivatif, seperti futures dan opsi (option) menjanjikan
keuntungan besar dan tentu saja berisiko besar.
Perusahaan akan menambah keuntungan tertentu dengan risiko yang
minimal. Atau, perusahaan akan menerima risiko tertentu dengan imbalan
keuntungan yang terbesar. Perusahaan mempunyai insentif untuk
menghasilkan keuntungan yang besar. Namun, prinsip manajemen risiko
menyarankan bahwa perusahaan diharapkan tidak mengambil risiko yang
terlalu tinggi sehingga perusahaan tidak mampu menopangnya. Misalnya,
perusahaan sebaiknya tidak mengambil proyek yang dapat membuat
perusahaan bangkrut.
Untuk kasus Bank Baring, Nick Leeson seharusnya tidak mengambil
posisi produk derivatif yang berisiko amat tinggi. Nick Leeson mengambil
posisi short pada futures dan short opsi (option) pada Nikkei, indeks saham
Jepang. Kedua posisi ini mengakibatkan kerugian besar apabila indeks
Nikkei turun tajam. Kenyataannya, gempa di Kobe membuat indeks Nikkei
turun tajam. Kerugian yang amat besar karena indeks Nikkei turun tajam
secara tak terantisipasi ini membuat Bank Baring bangkrut.
Perusahaan dengan peluang bangkrut besar mempunyai nilai yang
rendah. Nilai ekuiti dan nilai bond perusahaan rendah. Oleh karena itu,
manajer yang mengambil risiko terlalu besar tidak sesuai dengan tujuan
perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan.
e EKMA431 2/MODUL 1 1.25
D. MANAJEMEN RISIKO
Sebelum tahun 1998, nilai tukar (Rupiah!USD) relatif stabil. Menurut
law of one price, salah satu teori keseimbangan nilai tukar, Rupiah sudah
terlalu mahal (overprice) sejak lama. Implikasinya, Rupiah akan terdepresiasi
tajam, tentu saja waktunya tidak diketahui. Pada saat itu, pelaku ekonomi
yang telah terbiasa dengan nilai tukar yang stabil cenderung memperkirakan
kestabilan akan berlanjut. Selama nilai tukar stabil, meminjam dalam USD
menjadi lebih murah dibanding dengan meminjam dalam Rupiah. Banyak
perusahaan mempunyai kewajiban (utang) dalam USD. Kondisi ini
menguntungkan perusahaan selama nilai tukar stabil.
Pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan rupiah
terdepresiasi secara tajam. Pemerintah tidak mampu menahan turunnya nilai
rupiah. Spekulan mendorong terjadinya depresiasi Rupiah terhadap USD
semakin tajam. Oleh karena basis pendapatan perusahaan dalam Rupiah
maka depresiasi Rupiah yang tajam membuat kewajiban perusahaan dalam
Rupiah menjadi 3 hingga 4 kali lipat dibanding nilai sebelumnya.
Membesarnya kewajiban atas utang membuat nilai ekuiti turun terkikis
hampir habis (lihat theory of the firm). Harga saham pun melorot tajam,
bahkan beberapa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban utangnya
dalam bentuk USD. Banyak perusahaan gulung tikar.
"Malapetaka" bagi perusahaan di atas, membangkitkan perusahaan untuk
selalu memantau (memonitor) potensi kerugian atau risiko yang dihadapi
perusahaan. Utang dalam USD dengan penghasilan Rupiah merupakan posisi
yang amat berisiko. Posisi ini memberikan keuntungan relatif sedikit, namun
potensi kerugiannya dapat besar sekali. Peluang kerugian besar sekali ini
seharusnya terpantau dengan besarnya peluang Rupiah terdepresiasi, seperti
yang diindikasikan oleh law of one price. Perilaku yang tidak antisipatif ini
membuat perusahaan mempunyai risiko besar, namun tidak teridentifikasi.
Banyaknya perusahaan yang tidak mampu menahan kerugiannya
menyadarkan semua perusahaan untuk melakukan manajemen risiko. Risiko
harus diidentifikasi, diukur kemudian dimanajemeni. Penyediaan cadangan
untuk menopang potensi kerugian (risiko) menjadi best practice dalam
manajemen risiko. Transfer risiko atau mengasuransikan risiko ke pihak
ketiga menimbulkan moral hazard. Perusahaan menjadi lebih berani
mengambil risiko tinggi karena sudah mengasuransikan risiko
perusahaannya. Seperti pengendara mobil yang cenderung menjadi ceroboh
1.26 EKDNOMI MANA.JERIAL e
setelah mengasuransikan mobilnya. Manajemen risiko harus terinternalisasi
dalam aktivitas keseharian perusahaan.
Saat ini manajemen risiko sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan,
bahkan merupakan keharusan bagi perbankan. Perhatikan bahwa perusahaan
dengan risiko besar mempunyai nilai yang rendah. Sebaliknya, perusahaan
dengan risiko rendah akan mempunyai nilai yang lebih tinggi. Jadi,
manajemen risiko cenderung meningkatkan nilai perusahaan.
E. HARGA NOMINAL DAN HARGA RilL
Dalam realita perusahaan menghadapi harga nominal. Suku bunga
pinjaman 10% per tahun adalah ukuran nominal. Suku bunga nominal terdiri
dari dua komponen, yaitu suku bunga riil dan ekspektasi inflasi. Apabila
ekspektasi inflasi tinggi, suku bunga juga tinggi. Pada tahun 1998, harga
USD dalam Rupiah (nilai tukar Rp/$) merangkak naik. Ekspektasi inflasi
amat tinggi. Suku bunga deposito mencapai 60%. Namun pada masa itu,
perekonomian tidak lambat bergerak. Jadi, pada masa itu, pertumbuhan riil
amat rendah. Suku bunga yang tinggi mencerminkan inflasi yang tinggi.
Meskipun yang diobservasi adalah angka nominal, namun dasar untuk
mengambil keputusan ekonomi adalah berdasarkan angka riil. Harga riil
biasanya dinyatakan dalam bentuk harga relatif. Harga sebungkus Nasi
Padang adalah 50.000 rupiah di Singapura, harga ini relatif murah apabila
harga tenaga kerja (upah per jam) di Singapura 20 bungkus Nasi Padang.
Harga riil dinyatakan dalam satuan riil. Harga Nasi Padang di Singapura
adalah seper dua puluh upah (harga tenaga kerja per satuan waktu). Harga riil
sebuah barang adalah harga barang tersebut dibanding harga barang lain.
Oleh karena itu, harga riil sering disebut harga relatif. Dalam mengambil
keputusan, perusahaan harus menggunakan harga relatif.
F. TEORI ALOKASI HARGA
Dalam memproduksi sebuah produk, perusahaan menggunakan beberapa
(banyak) input. Untuk menentukan jumlah dari masing-masing input,
perusahaan memperhitungkan produktivitas dari masing-masing input dan
harga masing-masing input. Perusahaan akan cenderung menggunakan input
dengan produktivitas tinggi dan harganya relatif murah. Namun, penggunaan
input yang terlalu banyak mengakibatkan marjinal produktivitas input
e EKMA431 2/MODUL 1 1.27
tersebut menjadi semakin menurun. Fenomena ini adalah salah satu bentuk
dari law of diminishing returns. Kombinasi yang efisien terjadi apabila satu
rupiah terakhir yang dialokasikan pada input A harus menghasilkan output
yang sama apabila satu rupiah terakhir tersebut dialokasikan ke input B.
Alokasi ini dipandu dengan harga relatif, bukan harga riil.
Definisi harga adalah signal kelangkaan sebuah barang (jasa). Mengapa
harga berlian tinggi karena berlian langka. Mengapa udara yang amat
berguna bagi kehidupan harganya nol (gratis) karena udara tersedia berlebih.
Di negara di mana tersedia banyak tenaga kerja maka upah cenderung relatif
rendah. Sebaliknya, negara dengan sedikit tenaga kerja, upah cenderung
tinggi. Perusahaan yang memproduksi produk dengan teknologi padat karya
(labor intensive) cenderung memilih lokasi dengan upah rendah. Produsen
pakaian dan sepatu cenderung memilih Cina sebagai tempat produksi karena
upah di Cina yang relatif rendah.
Perusahaan menggunakan harga (relatif) sebagai panduan dalam
mengalokasikan sumber dayanya secara efisien (optimal). Argumen ini
adalah salah satu fenomena dari teori alokasi harga. Teori alokasi harga
menyatakan bahwa harga dari pasar yang kompetitif mampu mengalokasikan
sumber daya secara optimal. Salah satu dari implikasi teori alokasi harga
adalah bahwa meskipun sebuah perusahaan dapat menyediakan input sendiri,
namun biaya penyediaan input tersebut lebih tinggi dibanding harga pasar
maka perusahaan seharusnya memilih membeli input tersebut di pasar
eksternal.
G. EKSTERNALITAS
Dalam melakukan proses produksi, selain menghasilkan produk yang
diinginkan sering kali juga menghasilkan perusahaan sering kali juga
menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Produk yang tidak diinginkan
ini disebut eksternalitas negatif. Salah satu bentuk dari eksternalitas negatif
adalah asap, suara bising atau bau tidak menyenangkan, atau secara umum
disebut polusi.
Polusi membuat masyarakat yang tinggal di sekitar tempat produksi
(pabrik) menjadi terganggu (kepuasan/utiliti masyarakat turun). Salah satu
prinsip ilmu ekonomi menyebutkan bahwa perusahaan (pelaku ekonomi)
harus memberikan kompensasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar
1.28 EKDNOMI MANA.JERIAL e
pabrik (pelaku ekonomi lain), apabila perusahaan membuat kesejahteraan
masyarakat di sekitar pabrik turun.
Apabila harga polusi diketahui, perusahaan dapat memberi sejumlah
tertentu polusi kepada masyarakat sekitar perusahaan dengan membayar
harga yang disepakati kedua belah pihak. Dengan demikian, perusahaan
mempunyai hak untuk memproduksi polusi dengan jumlah tertentu.
Bagaimana menentukan harga polusi?
Solusi untuk menentukan harga yang disarankan adalah bahwa harga
sebaiknya ditentukan oleh perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan
karena diasumsikan bahwa mereka mempunyai informasi yang lebih banyak
tentang polusi tersebut dibandingkan pihak ketiga, pemerintah misalnya.
Tentu saja diasumsikan bahwa proses pembentukan harga oleh perusahaan
dan masyarakat di sekitar pabrik relatif murah. Saran ini adalah saran dari
pemenang nobel ekonomi, Ronald Coase. Dengan demikian, pemerintah
tidak perlu melakukan intervensi dalam kasus eksternalitas apabila
perusahaan yang mengirim polusi dan pihak yang terkena polusi dapat
berunding untuk melakukan tawar menawar tentang harga polusi tersebut.
Namun, apabila biaya untuk menentukan harga polusi ini mahal karena
melibatkan banyak orang, intervensi pemerintah dapat menjadi altematif.
Saran Ronald Coase ini tentu saja sesuai dengan prinsip transaksi dalam
ilmu ekonomi. Prinsip transaksi adalah bahwa setiap transaksi yang
dilakukan secara suka rela (voluntarily) akan meningkatkan kesejahteraan
(kepuasan/utiliti) semua pelaku transaksi. Tentu saja transaksi yang terjadi
secara tidak suka rela (terpaksa) akan menguntungkan salah satu pihak
transaksi dan merugikan pihak lainnya. Kasus penggusuran yang disertai
dengan keributan adalah salah satu fenomena transaksi yang dilakukan tidak
dengan suka rela.
H. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Pasar sebuah barang terdiri dari penyedia (penjual) dan pembeli barang.
Penjual akan cenderung menjual produk lebih banyak apabila harga produk
naik. Sebaliknya, pembeli akan membeli produk lebih banyak apabila harga
produk semakin turun. Gambar 1.6 menampilkan interaksi antara penjual dan
pembeli.
e EKMA431 2/MODUL 1
D ·
f.-i•
I·j.
•
li..
I
Gambar 1.6
Permintaan dan Penawaran
1.29
' s
Pada harga sama dengan 10, produsen memproduksi produk sebanyak
100. Pada harga sama dengan 10, pembeli membeli produk sebanyak 100.
Semua produk yang diproduksi perusahaan dibeli pembeli. Harga sama
dengan 10 ini disebut harga keseimbangan (equilibrium price) atau clearing
price. Titik (100, 10), titik E pada Gambar 1.6 disebut titik keseimbangan
atau titik ekuilibrium.
Pada harga di atas 10, perusahaan memproduksi produk lebih dari 100.
Namun, pada harga lebih dari 10, pembeli membeli produk kurang dari 100.
Akibatnya, terjadi persediaan barang berlebih (excess supply) di pasar.
Berlebihnya persediaan di pasar membuat harga turun. Harga turun hingga
kelebihan persediaan barang di pasar habis, yaitu pada saat harga produk
sama dengan 10.
Pada harga kurang dari 10, perusahaan memproduksi produk kurang dari
100. Namun, pembeli ingin membeli lebih dari 100 produk. Akibatnya,
terjadi permintaan berlebih (excess demand). Berlebihnya permintaan ini
akan menaikkan harga hingga produsen terdorong untuk meningkatkan
produksinya. Harga terus naik sampai pada harga 10, pada saat itu terjadi
keseimbangan permintaan dan penawaran.
Apabila harga di atas 10, harga akan turun. Apabila harga di bawah 10,
harga akan naik. Harga sama dengan 10 merupakan harga yang stabil
(ekuilibrium). Pada harga 10, tidak ada faktor yang membuat harga naik atau
1.30 EKONOMI MANA..JERIAL e
turun. Kondisi pada saat harga sama dengan harga ekuilibrium disebut
kondisi long run. Kondisi bukan ekuilibrium disebut kondisi short run.
I. PERUBAHAN PERMINTAAN
Kurva penawaran dan permintaan ini menjadi alat untuk menganalisis
titik keseimbangan baru apabila kurva permintaan atau kurva penawaran
berubah (bergeser). Peningkatan permintaan digambarkan dengan pergeseran
kurva permintaan (D) ke kanan. Sebaliknya, penurunan permintaan
digambarkan dengan pergeseran kurva D ke kiri. Peningkatan penawaran
dicerminkan dengan pergeseran kurva penawaran (S) ke kanan. Sebaliknya,
penurunan penawaran dicerminkan dengan pergeseran kurva penawaran (S)
ke kiri.
Misalnya, pada masa lebaran permintaan baju meningkat. Peningkatan
permintaan terhadap baju ini digambarkan dengan pergeseran kurva
permintaan ke kanan, lihat Gambar 1.7.
1~·."'-
~G
.t~·
n,. -' . '
••• .•
•
----•
.1
I
-----l
• •
•
•
•
-
1
---
• ••
•
• -- •
-
l-•
-•
- •
I •••
-
1-----
tOll
•
111)
-
Gambar 1.7
Peningkatan Permintaan
tl
Titik keseimbangan baru adalah E2. Titik keseimbangan baru
menunjukkan bahwa peningkatan permintaan mengakibatkan harga naik dari
10 ke 12 dan penjualan (jumlah produksi atau jumlah transaksi) naik dari 100
menjadi 110. Perusahaan perlu memperkirakan terjadinya kenaikan
e EKMA431 2/MODUL 1 1.31
permintaan konsumen atas produknya. Perkiraan permintaan menjadi dasar
untuk perubahan jumlah input, misalnya dengan menambah jumlah tenaga
kerja atau melakukan lembur untuk meningkatkan stok baju yang akan dijual
pada saat permintaan pasar naik.
Penambahan tenaga kerja sering kali memerlukan waktu, kualifikasi
tenaga kerja yang diinginkan perusahaan sering kali tidak memenuhi
persyaratan, bahkan untuk menangani mesin khusus masih memerlukan
pelatihan. Dengan memprediksi waktu terjadinya peningkatan permintaan
atau pergeseran kurva permintaan maka dapat ditentukan kapan harus
menambah tenaga kerja baru. Perencanaan yang baik akan meningkatkan
keuntungan perusahaan.
Perubahan permintaan produk, seperti pakaian bersifat musiman
sehingga relatif mudah untuk diperkirakan. Beberapa industri berkembang
mengikuti perkembangan perekonomian. Misalnya, industri properti,
permintaan terhadap properti biasanya sejalan dengan perkembangan
perekonomian.
Perubahan permintaan produk juga dapat muncul karena munculnya
produk substitusi. Permintaan terhadap jasa kereta api Jakarta - Bandung
menurun karena pembukaan jalan tol Cipularang. Sebelum dibangunnya jalan
tol, kereta api merupakan angkutan darat tercepat Jakarta-Bandung. Jalan tol
mempersingkat perjalanan mobil pribadi maupun angkutan umum. Tarif his
yang lebih murah dari tarif kereta api dan hampir tiap 15 menit ada his yang
berangkat membuatnya lebih fleksibel. Akibatnya, banyak penumpang kereta
api beralih ke his sehingga permintaan jasa angkutan his meningkat dan
permintaan jasa kereta api turun.
J. PERUBAHANPENAWARAN
Kasus kurva penawaran bergeser ke kiri dapat terjadi apabila harga input
menjadi semakin mahal. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM)
mengakibatkan sebagian nelayan tidak melaut. Akibatnya, penawaran
(persediaan) ikan menjadi lebih sedikit. Penurunan penawaran ini
digambarkan dengan pergeseran kurva penawaran (supply) ke kiri, lihat
Gambar 1.8.
1.32
1[I
•
-- 'J'! .
' ! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
! :
••.'
.'._,
----•
---•
---•
---•
---•
---•
-----
90 100
Gambar 1.8
EKONOMI MANA..JERIAL e
Dampak Penurunan Penawaran
Titik keseimbangan baru setelah terjadi penurunan persediaan produk
ada pada titik E2. Harga produk naik dari 10 menjadi 12 dan jumlah produk
yang terjual (diproduksi) turun dari 100 menjadi 90.
"Perekonomian biaya tinggi" mengakibatkan biaya produksi naik.
Perusahaan dapat merelokasi pabriknya ke tempat dengan "perekonomian
biaya rendah" dan menggeser kurva penawarannya ke kanan. Dengan adanya
otonomi daerah, pemerintah daerah mampu mengurangi perekonomian biaya
tinggi untuk mengundang investor masuk ke daerahnya. Sebelum otonomi
daerah, perizinan untuk mendirikan perusahaan baru dalam skala besar
melalui proses yang panjang yaitu dari pemerintah pusat turun ke daerah.
Proses yang panjang ini memerlukan waktu panjang dan biaya tidak sedikit.
Berlakunya otonomi daerah memotong proses perizinan, izin dikeluarkan
oleh pemerintah daerah, diharapkan dengan kemudahan ini investor tertarik
untuk menanamkan modalnya.
K. TEORI PERMAINAN (GAME THEORY)
Dalam realita sebuah perusahaan hampir selalu mempunyai pesaing.
Pola persaingan antarperusahaan ditampilkan dalam teori permainan (game
theory). Salah satu pola interaksi dua perusahaan yang menjual produk yang
e EKMA431 2/MODUL 1 1.33
sama adalah bahwa apabila salah satu perusahaan menaikkan harga,
perusahaan lainnya cenderung tidak mengikuti menaikkan harga, namun
apabila salah satu perusahaan menurunkan harga perusahaan yang lainnya
mengikuti menurunkan harga. Oleh karena itu, toko yang menjual produk
sejenis biasanya mengadakan diskon secara bersamaan.
Selain berkompetisi, dua (atau lebih) perusahaan yang menjual produk
sejenis dapat melakukan kolusi. Dealer mobil biasanya membuat
kesepakatan untuk menjual mobil tertentu dengan harga tidak boleh kurang
dari harga tertentu. Dengan demikian, keuntungan dealer dapat
dipertahankan tinggi. Seandainya sebuah dealer menjual mobilnya dengan
harga kurang dari harga kesepakatan, dealer masih menikmati keuntungan.
Apabila semua dealer mengikuti harga kesepakatan, keuntungan semua
dealer menjadi besar. Namun, kondisi untuk mengikuti kesepakatan tidak
dalam keseimbangan. Artinya, semua dealer mempunyai insentif untuk
menjual produknya dengan harga yang lebih rendah untuk mendapatkan
keuntungan yang lebih besar melalui jumlah penjualan yang lebih banyak.
Dealer dapat mengelabui pesaingnya dengan memberikan kuitansi sesuai
dengan harga kesepakatan, namun pembeli membayar lebih rendah dari harga
yang tertera dalam kuitansi tersebut. Dalam bahasa game theory, dealer yang
melanggar kesepakatan dikatakan melakukan cheating. Apabila dealer
berhasil melakukan cheating tentu saja dealer tersebut akan mampu menarik
banyak pembeli.
Tentu saja cheating tidak dapat diulang-ulang. Apabila cheating
diketahui oleh dealer lainnya, dealer lainnya juga akan melakukan hal yang
sama. Kesepakatan gagal. Para dealer akan berupaya meningkatkan
keuntungan dengan berlomba untuk menurunkan harga. Akhirnya,
keuntungan semua dealer menjadi rendah.
Pola interaksi dealer mobil ini merupakan salah satu aplikasi dari game
theory. Game theory sudah menjadi alat analisis standar kebijakan strategis
perusahaan. Keputusan perusahaan yang tidak tepat dalam menentukan
kebijakan strateginya akan mengurangi keuntungan.
L. NET PRESENT VALUE
Untuk meningkatkan nilai, perusahaan setiap tahun mempunyai beberapa
(banyak) proyek jangka panjang. Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat
menghasilkan keuntungan. Pembiayaan atau aliran kas keluar (cash outflows)
1.34 EKONOMI MANA..JERIAL e
dan imbalan atau aliran kas masuk (cash intflows) proyek investasi bersifat
periodik dan jangka panjang. Nilai sebuah proyek sama dengan penjumlahan
nilai sekarang aliran dana masuk dikurangi dengan nilai sekarang dari aliran
dana keluar. Nilai sebuah proyek disebut nilai sekarang neto (net present
value (NPV)) proyek. Formula NPV sebuah proyek adalah:
NPV == (C/1 -C01) + (C/2 -C02 ) +···+ (Clr -COr)
(1 + r) (1 + r)2
(1 + r)T
C/1 : aliran kas masuk periode 1
col :aliran kas keluar periode 1
T : periode akhir dari proyek
r : discount rate proyek
Discount rate proyek mencerminkan biaya dana proyek. Semakin besar
risiko proyek, semakin besar biaya proyek.
Aliran kas masuk dikurangi aliran kas keluar disebut aliran kas neto (net
cash flows). NPV adalah penjumlahan nilai sekarang dari aliran kas neto.
Proyek dengan NPV positif adalah proyek yang menguntungkan. Semakin
besar NPV sebuah proyek, semakin besar keuntungan proyek. Proyek di
peringkat berdasarkan NPV-nya. Perusahaan yang mempunyai proyek
dengan NPV positif nilainya cenderung tinggi.
·-... - - ~
-:; 22222114#=
& ~ - •
LATIHAN
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Bagaimana struktur upah yang dapat menstimulasi produktivitas
. ?
manaJer.
2) Apa yang dimaksud dengan moral hazard?
3) Mengapa harga bahan makanan naik selama lebaran?
4) Bagaimana peran effort manager terhadap kinerja perusahaan?
5) Apa saran Ronald Coase untuk menyelesaikan permasalahan
eksternalitas negatif?
e EKMA431 2/MODUL 1 1.35
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Pahami secara jelas tentang principal agent problems.
2) Pahami secara jelas tentang principal agent problems.
3) Pahami secarajelas tentang perubahan permintaan.
4) Pahami secara jelas tentang principal agent problems.
5) Pahami secara jelas tentang eksternalitas.
~ RANG KUMA N__________________
Pemegang saham mendelegasikan pengelolaan perusahaan kepada
manajer. Pendelegasian ini memunculkan permasalahan moral hazard,
yaitu perilaku manajer tidak sesuai dengan kemauan pemegang saham.
Salah satu instrumen untuk menekan perilaku moral hazard adalah
dengan menggunakan sistem insentif. Sistem gaji perusahaan harus
memicu manajer (dan pegawai lainnya) untuk bekerja sesuai dengan
kemauan pemegang saham (tujuan perusahaan). Sistem upah linier yang
terdiri dari gaji tetap dan gaji variabel dianggap dapat menekan perilaku
moral hazard yang merugikan perusahaan.
Dalam melakukan optimalisasi, perusahaan menggunakan harga
relatif (riil) sebagai pedoman, bukan harga nominal. Harga relatif sebuah
barang Uasa) adalah harga barang tersebut dibanding dengan harga
barang lainnya. Harga relatif tidak dinyatakan dalam uang, tetapi
dinyatakan dengan barang riil.
Dalam proses produksi, perusahaan biasanya memproduksi polusi
(eksternalitas negatif). Dengan menggunakan prinsip tidak ada sesuatu
yang gratis, perusahaan harus memberikan kompensasi kepada mereka
yang terpaksa mengasumsi polusi tersebut. Pasar biasanya tidak mampu
menghasilkan harga polusi. Harga polusi dapat dinegosiasikan dengan
pihak yang terkena (sesuai dengan skenario Ronald Coase) atau dengan
intervensi regulator.
Manajer terkadang berupaya untuk meningkatkan keuntungan
periode sekarang yang tinggi untuk mendapatkan kompensasi yang lebih
besar. Perilaku manajer ini dapat menempatkan perusahaan pada risiko
yang tinggi. Risiko perusahaan yang tinggi mengakibatkan nilai
perusahaan turun. Oleh karena itu, peluang perilaku manajer yang
berpotensi merugikan perusahaan perlu diperkecil. Dengan menerapkan
manajemen risiko, perusahaan akan mampu mencegah manajer untuk
mengambil risiko yang terlalu tinggi. Sekarang ini, manajemen risiko
telah menjadi instrumen wajib untuk meningkatkan nilai perusahaan.
1.36 EKONOMI MANA..JERIAL e
T E S F 0 R MAT I F 2::;...,_________________
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Prinsip manajemen risiko adalah ....
A. tidak mengambil risiko
B. menyimpan cadangan kas cukup besar
C. perusahaan tidak mengambil risiko di luar kemampuan
menopangnya.
D. mengambil risiko tinggi selama hasilnya sepadan dengan risiko yang
diambil.
2) Keuntungan di atas normal yang dihasilkan perusahaan mempunyai
implikasi ....
A. menarik perusahaan baru masuk ke dalam industri
B. keuntungan perusahaan selalu meningkat
C. dalamjangka panjang perusahaan akan bangkrut
D. mengurangi pesaing.
3) Transfer risiko perusahaan ke pihak ketiga dapat menimbulkan moral
hazard, yaitu ....
A. biaya asuransi tinggi
B. mengurangi keuntungan perusahaan
C. perusahaan lebih berani mengambil risiko tinggi
D. perusahaan cenderung mengambil keputusan dengan risiko rendah
4) Dalam mengambil keputusan perusahaan menggunakan harga relatif.
Yang dimaksud harga relatif adalah ....
A. harga yang terjadi di pasar
B. harapan harga yang akan terjadi setelah disesuaikan inflasi
C. penyesuaian harga dengan tingkat bunga bank.
D. perbandingan harga suatu barang dengan barang lainnya.
5) Proyek dengan NPV rendah akan menghasilkan ....
A. keuntungan tinggi
B. risiko rendah
C. risiko tinggi
D. keuntungan rendah.
e EKMA431 2/MODUL 1 1.37
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif2 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = -----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% =cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang
belum dikuasai.
1.38 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif1 Tes Formatif2
1) B 1) c
2) c 2) A
3) B 3) c
4) A 4) D
5) D 5) D
e EKMA431 2/MODUL 1
Bond
Cheating
Equilibrium price
(Clearing price)
Excess demand
Excess supply
Economic value
added
Eksternalitas
Eksternalitas
negatif
Ekuiti
Elastisitas
Free cash flows
Fungsi linier
Fungsi konkaf
Fungsi konveks
Game theory
Harga
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1.39
Glosarium
Surat utang, pemegang surat utang menerima
bagian keuntungan terlebih dahulu dibanding
pemegang saham. Dikatakan bahwa bond lebih
senior dibanding saham.
mengambil strategi yang tidak sesuai dengan
kesepakatan.
harga yang membuat permintaan sama dengan
penawaran produk.
kelebihan permintaan terjadi karena harga lebih
rendah dari clearing price.
kelebihan penawaran terjadi karena harga lebih
tinggi dibanding clearing price.
(EVA) atau keuntungan ekonomi (economic
profit) keuntungan perusahaan setelah semua
penyedia kapital mendapatkan imbalannya.
produk sampingan dari proses produksi atau
proses konsumsi
eksternalitas yang mengakibatkan utiliti
(kepuasan) pihak yang mengonsumsi turun,
misalnya polusi.
saham, pemegang saham menerima bagian
keuntungan yang paling akhir (residual claimer)
sensitivitas permintaan produk terhadap
perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
aliran kas yang tersisa untuk pemegang saham
fungsi yang nilainya bertambah dengan
pertambahan konstan.
fungsi yang nilainya bertambah dengan
pertambahan semakin kecil.
fungsi yang nilainya bertambah dengan
pertambahan semakin besar.
Ilmu yang mempelajari pola interaksi beberapa
pelaku ekonomi.
signal kelangkaan suatu barang atau jasa.
1.40
Harga relatif
Keuntungan
normal
Long run
Moral hazard
Net present value
(NPV)
Nilai perusahaan
NOPAT
Optimalisasi
Opportunity cost
Principal agent
problems
Risk tolerance
Shareholders
Short run
Teori alokasi
harga
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
EKDNOMI MANA.JERIAL e
(harga riil) harga produk yang dinyatakan dalam
satuan produk lain.
(Normal profit) keuntungan ekonomi sama
dengan nol.
konsep ekonomi yang mengindikasikan bahwa
semua faktor telah menyesuaikan dengan
sempurna.
perilaku agen yang tidak dikehendaki prinsipal
(lihat principal agent problems).
nilai sekarang neto, nilai sekarang aliran kas
masuk dikurangi nilai sekarang aliran kas keluar.
NPV mencerminkan keuntungan sebuah proyek
investasi.
nilai ekuiti ditambah nilai utang perusahaan. Nilai
ini disebut juga kapital.
net operating profit after tax, keuntungan operasi
neto setelah pajak.
memaksimumkan atau meminimumkan sebuah
(fungsi) tujuan dengan kendala.
pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu.
permasalahan pendelegasian di mana kemauan
yang menerima delegasi (agenlagent) berbeda
dengan kemauan yang memberi delegasi prinsipal
(principal). Lihat moral hazard.
toleransi terhadap risiko atau preference toward
risk, tingkat penerimaan risiko pelaku ekonomi
(perusahaan atau individu).
pemegang saham (pemilik perusahaan)
konsep ekonomi yang mengindikasikan bahwa
masih ada faktor yang belum menyesuaikan
dengan sempurna.
Harga dari pasar kompetitif mampu
mengalokasikan sumber daya secara efisien.
Teori ini disebut juga teori kesejahteraan
ekonomi yang pertama (the first welfare
economic theorem).
e EKMA431 2/MODUL 1 1.41
Daftar Pustaka
Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield. (2005).
Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton.
Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition. Singapore:
Thomson.
Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore: McGraw-Hill.
____(2005). Financial Risk Manager Handbook. New Jersey: John
Wiley.
Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York: Norton
Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of Games and
Economic Behaviour. New York: Princeton University Press.
Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy. 3rd ed.
Singapore: McGraw Hill.
Stewart, B. (1991). The Questfor Value. HarperCollins.
Sunaryo, T. (2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga.
Varian, H. (1978). Economic Analysis. New York: Norton.
MDDUL 2
Analisis Permintaan
Dr. T. Sunaryo
PENDAHULUAN
rodusen (penjual) rnernerlukan inforrnasi karakteristik perrnintaan
produknya untuk rnengoptirnalkan keuntungan. Karakteristik fungsi
perrnintaan produk ditarnpilkan secara ringkas dalarn angka-angka
elastisitasnya. Elastisitas adalah sensitivitas perrnintaan produk karena
perubahan faktor-faktor yang mernpengaruhi perrnintaan, misalnya harga
produk, harga produk lain, pendapatan, dan ongkos advertensi. Misalnya,
produsen tidak akan rnenaikkan harga produknya apabila kenaikan harga
produk rnenurunkan permintaan secara signifikan.
Modul ini rnernbahas (1) proses pernbentukan fungsi permintaan pasar
sebuah produk; (2) menganalisis elastisitas fungsi permintaan pasar;
(3) rnenggunakan elastisitas untuk rnengoptirnalkan keuntungan produsen;
(4) rnenganalisis eksternalitas konsurnsi.
Konsurnen secara individual rnengoptirnalkan kepuasannya (utility-nya)
rnenghasilkan permintaan individual. Penjurnlahan permintaan individual
rnenghasilkan perrnintaan pasar. Elastisitas rnencerrninkan karakteristik
perrnintaan pasar, rnisalnya elastisitas harga, elastisitas harga produk lain
(elastisitas silang), elastisitas pendapatan, dan elastisitas ongkos advertensi.
Produsen rnenggunakan angka elastisitas tersebut untuk rnengoptirnalkan
keuntungannya.
Proses konsurnsi sering kali rnengeluarkan eksternalitas bagi pihak lain
dan mernbuat kepuasan pihak lain tersebut turun. Pasar tanpa intervensi
pernerintah biasanya tidak rnarnpu rnernunculkan perrnasalahan eksternalitas
tersebut. Misalnya, kasus polusi asap rokok, dalarn kasus ini regulator
rnendapat pernbenaran untuk rnelakukan intervensi.
2.2 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan:
1. bagaimana seorang konsumen mengoptimalkan utiliti-nya
(kepuasannya);
2. pembentukan kurva permintaan pasar;
3. sensitivitas harga produk terhadap permintaan produk;
4. sensitivitas harga produk lain terhadap permintaan produk;
5. sensitivitas pendapatan terhadap permintaan produk;
6. sensitivitas faktor lain terhadap permintaan produk;
7. faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas produk;
8. menggunakan angka elastisitas untuk mengoptimalkan keuntungan;
9. memahami eksternalitas dalam konsumsi.
Banyak sekali fenomena bisnis dan kehidupan yang dapat dijelaskan
oleh prinsip ekonomi. Oleh karena itu, fokus belajar adalah pada model,
bukan pada kompilasi kasus-kasus. Penggunaan kasus atau fenomena
bertujuan untuk memantapkan pemahaman teori atau konsep ekonomi. Salah
satu konsep yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah optimalisasi.
Optimalisasi adalah maksimisasi atau minimisasi fungsi tujuan dengan
kendala tertentu.
e EKMA431 2/MODUL 2 2.3
KEGIATAN BELA&JAR 1
Fungsi Permintaan
A. OPTIMALISASI UTILITI KONSUMEN
Ekonom selalu mengasumsikan pelaku ekonomi adalah rasional.
Konsumen A juga rasional. A bisa memberikan peringkat (ordering) terhadap
pilihan-pilihannya. A lebih suka tiga tempe dibanding 2 tempe. A lebih suka
2 tempe dibanding 1 tempe. Implikasinya A lebih suka 3 tempe dibanding 1
tempe. Karakteristik hubungan lebih suka ini bersifat transitif (konsisten atau
rasional). Orang yang tidak rasional akan mengatakan demikian: Saya lebih
suka tiga tempe dibanding 2 tempe. Saya lebih suka 2 tempe dibanding 1
tempe. Saya lebih suka 1 tempe dibanding 3 tempe.
Setelah A melakukan peringkat terhadap pilihan-pilihannya, A
mengoptimalkan pilihannya. Artinya, A memaksimumkan kepuasan (utiliti-
nya) dengan kendala yang dihadapi A. Dalam kasus makan tempe,
kendalanya adalah anggaran yang dimilikinya. Dengan anggaran tertentu,
misalnya A membeli 3 tempe. Permintaan A terhadap tempe adalah 3.
Apabila anggaran tidak menjadi kendala, misalnya temannya mentraktir
makan tempe gratis. A akan memaksimumkan kepuasannya. A akan makan
sepuasnya, misalnya A makan 10 tempe. Pada harga nol, A permintaan
tempe A adalah 10 buah.
Konsumen berusaha mengoptimalkan kepuasannya, artinya konsumen
memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya.
1. Makan Tempe
A makan tempe. A yang sedang lapar akan menghabiskan berapa buah
tempe? Tempe pertama memberikan kepuasan (utiliti) kepada A sebesar 7,
lihat Gambar 2.1. Gambar 2.1 menggambarkan fungsi utiliti A. Tempe kedua
memberikan tambahan utiliti 2 kepada A. Tempe ketiga memberikan utiliti 1
kepada A. Stop! A tidak mengambil tempe keempat.
2.4
u
I
I
10
9 ------------------------------ I
I
I
I
I
I
I
I
.. 0 1
I•
II'
I
I•
I.
I'
I
I'
I
j•
l
II
I,,
2
II
I
II
I
i'I
I
I
I
I
I,,
'I
iI
I
I
'l
I
lI
1I
3
Gambar 2.1
Fungsi Utiliti Konsumen
EKONOMI MANA..JERIAL e
U(x)
X
Mengapa A tidak mengambil tempe keempat? Perhatikan gambar fungsi
utiliti A. Tempe keempat akan memberikan tambahan kepuasan relatif amat
kecil dibanding tempe ke tiga, apalagi tempe pertama.
Misalkan, harga sebuah tempe adalah Rp1.000,00. Misalkan, A menilai
pengeluaran Rp1.000,00 pertama menyebabkan utiliti-nya turun 0,25 saja.
Tentu saja A amat senang menukar uang seribu pertamanya dengan tempe
pertamanya yang memberi tambahan utiliti 7. Kemudian, A menilai
pengeluaran 1000 kedua menyebabkan utiliti-nya turun 0,5. Tempe kedua
memberikan tambahan utiliti 2. A dengan senang menukar uang seribu
keduanya dengan tempe kedua. Apabila untuk kehilangan 1.000 ketiganya,
utiliti A turun 1, dan tempe ketiga memberikan kepada A tambahan utiliti
sebesar 1 juga. A indifferent (tidak berbeda) terhadap uang 1.000 ketiganya
dan tempe ketiganya.
Bagaimana dengan tempe keempat. Tempe keempat memberikan utiliti
kepada A sebesar 0,1. Untuk mendapatkan tempe keempat tersebut, A harus
mengeluarkan uang 1.000 keempatnya. Misalnya, utiliti A akan turun 2
apabila kehilangan seribu keempatnya, A tidak bersedia menukar uang 1.000
keempatnya dengan tempe keempat. Jadi, A membeli hingga tempe ke tiga.
Dikatakan bahwa permintaan individual A terhadap tempe pada harga 1000
adalah 3 buah.
e EKMA431 2/MODUL 2 2.5
Perhatikan bahwa penurunan marjinal utiliti setiap penurunan kekayaan
sebesar Rp1000,00 semakin membesar. Argumen ini adalah interpretasi lain
dari law of diminihing return dalam utiliti (hukum pertambahan yang
berkurang). Awalnya A tidak mempunyai uang. Seribu pertama akan
memberikan utiliti 2. Seribu kedua memberikan utiliti 1. Seribu ketiga
memberikan utiliti 0,5. Marjinal utiliti seribu keempat adalah 0,25.
2. Law ofDiminishing Returns
Pertambahan utiliti karena pertambahan konsumsi sebuah tempe disebut
marjinal utiliti (MU) tempe. Marjinal utiliti tempe pertama lebih besar
dibanding dengan marginal utiliti tempe kedua. Marginal utiliti tempe kedua
lebih besar dibanding dengan marjinal utiliti ketiga, dan seterusnya.
Fenomena penurunan marjinal utiliti ini adalah salah satu bentuk dari hukum
pertambahan yang berkurang (law of diminishing returns) dalam utiliti. Jadi,
utiliti seseorang itu ada batasnya. Hukum mengindikasikan bahwa pola
pertambahan yang berkurang ini berlaku universal.
Utiliti seseorang ada batasnya. Marjinal utiliti konsumsi pertama lebih
besar dibanding dengan marjinal utiliti konsumsi kedua. Marjinal utiliti
konsumsi kedua lebih besar dibanding dengan marjinal utiliti ketiga, dan
seterusnya.
3. Kondisi Optimal
Perhatikan bahwa A berhenti pada konsumsi ketiga, yaitu pada saat
marjinal utiliti tempe ketiga sama dengan marjinal utiliti uang 1.000 ketiga
A, yaitu sama-sama satu. A mengoptimalkan konsumsinya dengan membeli
tiga tempe.
MU tempe > MU 1.000 rupiah, tambah tempe.
MU tempe < MU 1.000 rupiah, kurangi tempe.
MU tempe =MU 1.000 rupiah, pas.
A akan mencapai tingkat konsumsi tempe yang optimal hila tempe
terakhir yang dibeli memberikan utiliti yang sama dengan tingkat utiliti yang
diberikan oleh uang sebesar harga tempe terakhir tersebut atau kondisi
2.6 EKDNOMI MANA.JERIAL e
optimal A adalah nilai marjinal utiliti (value marginal utility, VMU) tempe
yang dibeli terakhir sama dengan harga tempe.
VMU == p
lngat dalam membandingkan dua hal harus bersifat apple-to-apple, jadi
satuan marjinal utiliti tempe harus sama dengan satuan harga tempe. Untuk
membandingkan dua barang yang berbeda kita mempunyai alat pembanding
(alat tukar) yang universal, yaitu uang. Asmuni, pelawak Srimulat,
mengatakan bahwa "Keris ini asalnya dari ular." Dengan uang orang bisa
membandingkan sebuah keris dengan seekor ular.
Untuk mendapatkan sebuah tempe ada yang dikorbankan, yaitu uang
Rpl.OOO,OO. Meskipun pilihannya hanya sebuah barang, konsumen selalu
bisa membandingkan dengan alat tukar (pembanding universal), yaitu uang.
Dalam kasus pilihan yang tersedia hanya tempe, dalam mengonsumsi tempe,
konsumen selalu membandingkan setiap tempe yang dikonsumsi dengan
harga tempe. Konsumen membandingkan nilai marjinal utiliti (value
marginal utility, VMU) dengan harga tempe. Satuan VMU adalah dalam
rupiah. Konsumen akan berhenti mengambil tempe bila VMU tempe terakhir
sama dengan harga tempe terakhir tersebut.
Konsumen akan mengonsumsi tempe hingga nilai marjinal utiliti tempe
terakhir sama dengan harga tempe terakhir tersebut.
Penekanan tempe terakhir dan harga tempe terakhir tersebut penting. Tempe
terakhir memberikan kenaikan utiliti yang lebih kecil dibanding dengan
tempe sebelumnya. Implikasinya, penjual tempe bisa mendiskon harga
tempenya setelah pelanggan mengonsumsi 3 tempe misalnya. Dengan
mendiskon mulai tempe ke empat dan seterusnya, penjual bisa menjual lebih
banyak lagi. Tentu saja diasumsikan bahwa ongkos marjinal tempe masih
lebih rendah dibanding harga tempe.
4. Teori Alokasi Harga
Perhatikan berapa banyak A mengonsumsi tempe. Selain tingkat
kesukaan A terhadap tempe yang tercermin dalam fungsi utiliti-nya, faktor
harga memegang peranan penting. Apabila harga rendah, A akan membeli
e EKMA431 2/MODUL 2 2.7
tempe lebih banyak. Sebaliknya, apabila harga tempe naik, A akan membeli
tempe lebih sedikit. Cerita simpel ini adalah salah satu dari fenomena dari
apa yang disebut teori alokasi harga (price allocation theory).
Teori alokasi harga mengatakan bahwa yang mengalokasikan sumber
daya konsumen adalah harga. Harga adalah signal kelangkaan sebuah barang
atau jasa. Intan yang gunanya relatif sedikit, tetapi langka membuat harganya
tinggi. Udara yang gunanya tinggi karena tersedia banyak sekali, harganya
nol (gratis).
Yang membatasi A mengkonsumsi sebanyak 3 potong pizza adalah harga
pizza. (Teori alokasi harga.)
Harga adalah signal kelangkaan dari sebuah barang. Harga tidak berkaitan
dengan kegunaan dari sebuah barang. Barang yang langka mempunyai
harga tinggi.
5. Tampilan Matematis Fungsi Utiliti
Ukuran utiliti adalah ordering. Ukuran ordering hanya memberikan
peringkat (order). Artinya, utiliti sebesar 4 lebih tinggi dibandingkan utiliti
sebesar 2. Namun, tidak berarti bahwa utiliti sebesar 4 adalah dua kali utiliti
sebesar 2. Ukuran utiliti hanya mensyaratkan ukuran ordering dan memenuhi
hukum penurunan marjinal utiliti (law ofdiminishing marginal utility).
Contoh model matematis fungsi utiliti adalah:
U == xo,s
Tabel llustrasi Fungsi Utiliti dengan Perubahan Diskret
X xo,s MUX
1 1 1
2 1.41 0,41
3 1.73 0,32
4 2 0,27
5 2.24 0,24
6 2.45 0,21
2.8 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Perhatikan bahwa nilai fungsi utiliti x0
•
5
adalah fungsi naik. Marjinal
utiliti-nya semakin menurun. Bentuk fungsi utiliti yang populer adalah:
U =Xa
di mana nilai a (dibaca alfa) lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu
(0 < x < 1). Batasan nilai alfa ini menjamin bahwa nilai fungsi utiliti
memenuhi karakteristik fungsi naik dan marjinal utiliti-nya semakin
menurun. Secara matematis fungsi utiliti ini sering disebut fungsi pangkat
(power function). Dalam ilmu ekonomi, fungsi utiliti ini disebut fungsi utiliti
Cobb-Douglas.
Secara matematis, marjinal utiliti adalah turunan pertama fungsi utiliti.
Simbol dari turunan fungsi utiliti adalah:
auU' atau-
ax
Marjinal utiliti dari fungsi utiliti U = x0
•
5
adalah:
MU = au = 0 5xco,s-I) = 0 5x-o,s
ax ' '
Fungsi marjinal utiliti ini merupakan fungsi yang menurun. Ingat law of
diminishing returns dalam utiliti.
6. Kelebihan Tampilan Matematis
Tampilan matematis dapat mengakomodasi perubahan nilai x yang
kontinyu dan diskret. Dengan tampilan matematis, kita bisa mengevaluasi
berapa perubahan-perubahan utiliti bila nilai x berubah kecil sekali,
misalnya 0,00001. Kita bisa menggunakan operasi matematika, namun untuk
tahap awal, pendekatan disket lebih mudah memberikan gambaran
karakteristik fungsi utiliti. Fungsi permintaan Cobb-Douglas adalah sebuah
fungsi yang sederhana dan indah. Nanti Anda akan merasakannya.
7. Makan Sepuasnya
Apabila B mentraktir A untuk makan tempe sepuasnya. A akan
menghabiskan berapa tempe? Pasti lebih dari tiga karena gratis. Gratis
artinya bagi A, harga tempe adalah nol. A akan makan tempe sepuasnya,
e EKMA431 2/MODUL 2 2.9
misalnya 5. Bagi A, tempe keenam akan memberikan utiliti negatif, misalnya
membuat perut A sakit.
A mengoptimalkan utiliti-nya dengan mengonsumsi 3 tempe apabila
harganya 1.000 dan 5 tempe hila gratis. A mengoptimalkan konsumsinya,
artinya A memaksimumkan utiliti-nya dengan kendala yang dihadapi. Dalam
hal ini, A menghadapi kendala harga. Kendala yang berbeda akan
menghasilkan keputusan jumlah konsumsi yang berbeda.
Dalam mengonsumsi tempe, A mengoptimalkan utiliti-nya dengan
kendala yang dihadapi oleh A.
8. Permintaan Individual dan Permintaan Pasar
Apabila harga sebuah tempe 3 rupiah, permintaan A terhadap tempe
adalah 3. Apabila harga sebuah tempe 0, permintaan A terhadap tempe
adalah 5. Secara umum, kurva permintaan tempe individual A mempunyai
kemiringan negatif. Artinya, apabila harga tempe turun, A akan membeli
tempe lebih banyak. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa kurva permintaan
individual A terhadap tempe mempunyai kemiringan negatif (turun ke kiri).
...;;' r-----------~
• I
Gambar 2.2
Permintaan Individual A terhadap Tempe
Misalkan, permintaan individual B terhadap tempe adalah seperti yang
ditampilkan pada Gambar 2.3. Apabila harga tempe sama dengan tiga, B
2.10 EKDNOMI MANA.JERIAL e
membeli satu tempe. Apabila B bisa makan tempe gratis, B akan melahap
tiga tempe.
- a f, •
Gambar 2.3
Permintaan Individual B terhadap Tempe
Misalkan pasar hanya terdiri dari dua konsumen A dan B. Permintaan
pasar terhadap tempe adalah penjumlahan permintaan individual A dan B
terhadap tempe. Gambar 2.4 menunjukkan permintaan pasar terhadap tempe.
- r-
'

Gambar 2.4
Permintaan Pasar terhadap Tempe
. @
• •
a
e EKMA431 2 / MODUL 2 2.11
Fungsi permintaan pasar adalah penjumlahan dari semua permintaan
individu yang ada di pasar.
- F= LATIHAN-c - ---~ ~
iJ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
~ E -
___:__ ..-.
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas,
kerjakanlah latihan berikut!
1) Perhatikan kurva utiliti A untuk makan mangga.
D_, 1
•
-
"
..·
-
- -
'3'- ;
l'
a. Berapa maksimum mangga yang memberikan kepuasan maksimum?
b. Mangga ke berapa yang memberikan tambahan kepuasan terbesar?
2) Apa yang terjadi pada permintaan beras bila jumlah penduduk
meningkat?
Petunjuk Jawaban Latihan
1) Baca subbab A1. A2, dan A3.
2) Pelajari subbab AS tentang permintaan individual dan permintaan pasar.
2.12 EKONOMI MANA..JERIAL e
RANG KUMA N;__________________
Asumsinya, pelaku ekonomi yang rasional dapat melakukan
ordering dan memberikan peringkat terhadap pilihan-pilihannya.
Implikasinya menunjukkan karakteristik hubungan kesukaan, dan ini
bersifat transitif kemudian akan mengoptimalkan pilihannya,
memaksimumkan kepuasan (utiliti-nya). Kebiasaan konsumen adalah
mengoptimalkan utiliti-nya, konsumen berupaya untuk memaksimumkan
utiliti-nya dengan kendala yang dihadapinya karena konsumen
menghadapi kendala berupa anggaran. Dihadapkan dengan law
deminishing return, indifference curve, teori aloksi harga, fungsi utiliti,
permintaan individu, dan pasar berbagai kendala harga dan keputusan
jumlah konsumsi yang tidak sama hasilnya.
TES FDRMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - -
Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!
1) Dengan mengonsumsi lebih banyak barang maka tambahan utiliti yang
diperoleh ....
A. semakin besar
B. semakin kecil
C. jumlahnya tetap
D. tidak dapat ditentukan
2) Ukuran kelangkaan suatu barang adalah ....
A. harga
B. jumlah barang yang tersedia di pasar
C. jumlah barang yang dibeli konsumen
D. harga danjumlah barang yang tersedia di pasar
3) Harga emas mahal karena ....
A. kegunaannya sebagai perhiasan
B. penambangannya relatif sulit
C. pengolahannya mahal
D. barang langka
4) Munculnya calo tiket pertandingan sepak bola karena ....
A. tontonan massal
B. kepuasan monoton secara langsung lebih tinggi dari monoton siaran
langsung di televisi
e EKMA431 2/MODUL 2 2.13
C. loket jumlahnya terbatas
D. jumlah tiket yang dijual lebih sedikit dari jumlah yang akan
menonton pertandingan
5) Yang membatasi seseorang membeli suatu barang adalah
A. model barang
B. kualitas barang
C. harga
D. bentuk utiliti konsumen
Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang
terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar.
Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.
Jumlah Jawaban yang Benar
Tingkat penguasaan = ----------x 100%
Jumlah Soal
Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali
80 - 89% =baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%,
Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang
belum dikuasai.
2.14 EKDNOMI MANA.JERIAL e
KEGIATAN BELA&JAR 2
Karakteristik Fungsi Permintaan
A. KARAKTERISTIK KURVA PERMINTAAN
Kurva permintaan pasar terhadap tempe mempunyai kemiringan negatif
seperti yang dijelaskan pada Kegiatan Belajar 1. Kemiringan negatif ini
menunjukkan bahwa bila harga tempe turun maka jumlah tempe yang
diminta pasar naik. Misalkan, bila harga tempe turun 1%, jumlah tempe yang
diminta pasar naik 2%. Dikatakan bahwa elastisitas harga tempe adalah - 2
elastisitas ini diperoleh dengan cara membagi berapa % perubahan jumlah
2%
. Secaratempe yang diminta dengan turunnya harga sebesar 1%
-1%
umum, nilai elastisitas dianggap nilai absolut, tanda minus tidak disebutkan
lagi. Barang lain katakanlah tabu, mempunyai elastisitas harga yang berbeda.
Elastisitas adalah salah satu karakteristik penting dari kurva permintaan.
Formula elastisitas harga adalah:
%11q
e =--
P %/1p
eP : elastisitas harga (p) tempe
11
%&]_
: dibaca delta, artinya perubahan
: perubahan permintaan pasar terhadap tempe dalam persen
%~: perubahan harga tempe dalam persen
Nilai elastisitas harga tempe adalah negatif karena apabila harga tempe
turun, jumlah tempe yang diminta pasar naik. Sebaliknya, apabila harga
tempe naik, jumlah tempe yang diminta turun. Umumnya nilai elastisitas
harga adalah negatif maka orang hanya mengatakan bahwa elastisitas harga
tempe adalah dua, tanpa kata negatif. Dalam hal ini orang dianggap sudah
mengerti bahwa nilai elastisitas harga adalah negatif.
Kurva permintaan yang mempunyai kemiringan negatif menggambarkan
elastisitas harga negatif. Semakin negatif kemiringan kurva permintaan,
semakin besar elastisitas harga kurva permintaan, perhatikan Gambar 2.5.
e EKMA431 2/MODUL 2 2.15
Gambar ini menunjukkan 3 kurva permintaan yang berbeda yaitu D1, D2,
dan D3.
·~
'tO'
I
j
.'
·a - ~-1-~ -• I
l
.. ••
•"1
=
•I
• •
.l .J •
01~ •
1
I
• '
·; ·;I
• I
J
•
•••1 1
• •• •
j • •
" ", I
• ••
1
I I
·J
~ &2.~
•• • na..:I •
3 4 :a. :q
Gambar 2.5
Hasil perhitungan elastisitas masing-masing kurva permintaan adalah sebagai
berikut.
6
2eDl == ==-30
-1
10
2
2ev2 == == -10
- 1
10
1
2eD3 == == -5
-1
10
Dari ketiga kurva permintaan tersebut, elastisitas harga kurva permintaan
D1 paling tinggi, dikatakan bahwa D1 paling elastis. Elastisitas harga D3
paling rendah (paling inelastis). Semakin tegak kurva permintaan, semakin
tidak elastis kurva permintaan tersebut. Elastisitas harga kurva permintaan
Dl sebesar 30 menunjukkan kenaikan harga sebesar 1% akan menurunkan
jumlah barang yang diminta sebesar 30%.
2.16 EKDNOMI MANA.JERIAL e
B. NILAI ELASTISITAS HARGA
Perhatikan cerita berikut ini. Harga tempe turun. Pendapatan (income)
konsumen secara riil naik. Ingat bahwa dengan pendapatan tidak berubah,
apabila harga barang turun, daya beli konsumen (income) meningkat.
Dengan pendapatan yang tetap, jumlah tempe yang dapat dibeli bertambah.
Peningkatan pendapatan tidak selalu menyebabkan jumlah barang yang
diminta konsumen naik, tetapi dapat tetap bahkan turun.
Misalnya, apabila pendapatan A naik, permintaan A terhadap tempe juga
naik, dikatakan bahwa bagi A, tempe adalah barang normal atau
superior/mewah (luxurious). Secara umum, barang normal elastisitasnya <1
dan barang mewah elastisitasnya >1. Sebaliknya, apabila pendapatan B naik,
permintaan B terhadap tempe turun, dikatakan bahwa tempe bagi B adalah
barang inferior. Bagi C yang alergi tempe meskipun C tambah kaya, C tetap
tidak mengonsumsi tempe. Permintaan C terhadap tempe tetap nol.
Perubahan permintaan tempe karena perubahan pendapatan disebut efek
pendapatan. Dalam cerita ini, perubahan pendapatan terjadi karena perubahan
harga barang (pendapatan riil).
Diasumsikan di pasar hanya ada dua barang, yaitu tempe dan tahu,
konsumen mengonsumsi keduanya dan keduanya adalah barang normal.
Apabila harga tempe naik maka konsumen akan mengurangi pembelian
tempe dan menambah jumlah tahu yang dibeli sebagai substitusi tempe,
demikian pula sebaliknya. Naiknya harga tempe menimbulkan dua efek,
pertama adalah efek pendapatan dan yang kedua adalah efek substitusi.
Pendapatan nominal konsumen tetap, harga tempe naik maka pendapatan riil
konsumen turun akibatnya jumlah tempe yang dibeli berkurang, ini disebut
efek pendapatan.
Akibat naiknya harga tempe, konsumen akan beralih ke tahu yang
merupakan substitusi tempe. Naiknya harga tempe akan membuat harga tahu
relatif lebih murah dibandingkan harga tempe. Bertambahnya jumlah tabu
yang dibeli akibat naiknya harga tempe ini disebut efek substitusi.
Nilai efek substitusi adalah negatif karena apabila harga tempe turun, A
akan mengurangi konsumsi barang substitusi tempe, yaitu tahu dan
menambah konsumsi tempe. Sebaliknya, apabila harga tempe naik, A akan
mengurangi konsumsi tempe dan menambah konsumsi tahu yang menjadi
substitusi tempe.
e EKMA431 2/MODUL 2 2.17
Bagi A, penurunan harga tempe mempunyai dampak nilai efek substitusi
negatif dan efek pendapatan positif (barang normal) maka efek penurunan
harga tempe terhadap jumlah tempe yang diminta adalah negatif selama afek
substitusi lebih besar dari efek pendapatan. Seandainya tempe adalah barang
inferior maka efek pendapatannya adalah negatif sehingga dampak dari
turunnya harga tempe berakibat jumlah tempe yang diminta dipastikan
berkurang karena efek substitusi negatif dan efek pendapatan juga negatif.
Efek substitusi pasti negatif maka efek total akan positif apabila efek
pendapatan positif melebihi besarnya (secara absolut) efek substitusi, lihat
Tabel2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
Harga Tempe Turun
Efek Substitusi Efek Pendapatan
Negatif Negatif atau Positif
Efek Total
Negatif atau Positif
Dekomposisi (pemisahan) efek perubahan harga terhadap perubahan
permintaan menjadi efek substitusi dan efek pendapatan merupakan ide dari
Slutzky (baca slutzki, bukan slatzki).
Teori Slutzky: Efek total perubahan harga terhadap permintaan terdiri
dari efek substitusi dan efek pendapatan.
Tampilan teori Slutzky biasanya sebagai berikut:
ox(px,l(px))- ox ox 8/
- +---
opx I of opx
x(px,l(px)) : Permintaan tempe (x) bergantung pada harga tempe dan
pendapatan konsumen. Pendapatan konsumen bergantung
pada harga tempe. aadalah delta yang melambangkan
perubahan kecil.
2.18 EKDNOMI MANA.JERIAL e
ax(pX' I (pX))
- - - - - , efek total, apabila harga tempe berubah
apx
satu persen,
berapa perubahan permintaan tempe.
ax ai
---, efek pendapatan, perubahan harga tempe menyebabkan
ai apx
perubahan pendapatan konsumen. Perubahan pendapatan konsumen
mengakibatkan perubahan permintaan tempe.
ax ' efek substitusi, dengan asumsi pendapatan tidak berubah,
apx I
perubahan harga tempe, mengakibatkan perubahan permintaan tempe.
1. Tempe dan Tabu
A sekarang mempunyai dua pilihan selain tempe, sekarang juga tersedia
tahu. Harga sebuah tempe adalah Rpl.OOO,OO. Harga sebuah tahu juga
Rpl.OOO,OO. Bagaimana A mengombinasikan jumlah tahu dan tempe untuk
mengoptimalkan utiliti-nya?
Apabila ada tempe dan tahu, orang cenderung lebih suka mengonsumsi
satu tempe dan satu tahu, dibanding dua tempe atau dua tahu. Kombinasi satu
tahu dan satu tempe akan memberikan utiliti yang lebih tinggi dibanding
dengan dua pilihan lainnya. Pada dasamya, orang suka variasi. Karakteristik
ini dalam bahasa teknis dikatakan bahwa preference orang adalah konveks.
Biasanya orang tidak akan membeli baju yang sama warna dan mereknya.
Apabila A lebih suka tahu dibanding tempe. Artinya, sebuah tahu akan
memberikan tambahan utiliti kepada A lebih besar dibanding dengan sebuah
tempe atau bagi A, marjinal utiliti tahu lebih besar dibanding marjinal utiliti
tempe.
Apabila A mempunyai kombinasi dua pilihan, bagaimana kondisi
optimal bagi A?
Kondisi optimal untuk konsumsi tahu (y) dan tempe (x) akan tercapai
apabila rupiah terakhir yang dialokasikan ke tempe harus memberikan
utiliti yang sama bila rupiah terakhir tersebut dialokasikan ke tahu.
e EKMA431 2/MODUL 2
Kondisi optimal tersebut biasanya ditampilkan sebagai berikut.
MUX MUY
Px Py
Mengapa demikian?
5 10
1.000 2.000
Misalkan, A menghabiskan sejumlah uang tertentu untuk
tempe dan tahu. Kondisi A terlalu banyak makan tempe
1 10
--<--
1.000 2.000
2.19
•
mengonsums1
A akan mengurangi konsumsi tempe dan menambah konsumsi tahu
sehingga marjinal utiliti tempe naik dan marjinal utiliti tahu turun. Proses ini
akan berlangsung hingga kedua rasio tersebut sama.
Kondisi di mana A terlalu banyak makan tahu. Kondisi ini tidak optimal.
Artinya, dengan sejumlah sumber daya (dana) tertentu kombinasi ini tidak
memberikan kepuasan yang maksimal. A akan mendapatkan kepuasan yang
lebih tinggi bila mengurangi konsumsi tahu dan menambah konsumsi tempe.
Dalam hal ini, marjinal utiliti tahu akan naik (ingat law ofdiminishing return
dalam utiliti) dan marjinal utiliti tempe akan turun.
5 1
--<--
1.000 2.000
Perhatikan pada kasus yang terakhir ini dana (resources) yang
dialokasikan untuk konsumsi tahu dan tempe lebih banyak.
•Konsumsi yang optimal harus memenuhi MUx
MUY
Px Py
2.20 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Mengapa kondisi optimal konsumsi kombinasi tahu dan tempe adalah
MUx -- MUy ? A k · mk ·z· · d kmerna s1mu an utz ztz-nya engan menentu an
Px Py
kombinasi berapa tempe (x) dan tahu (y) yang dikonsumsi.
A mengoptirnalkan utiliti-nya dengan rnernaksimurnkan fungsi utiliti-
nya, yaitu U(x, y), dengan kendala anggaran, Pxx+ PyY ==-I. Ingat, bahwa
mengoptimalkan, artinya memaksimumkan utiliti dengan kendala. Proses
optimalitas secara matematis bisa ditampilkan dalam bentuk fungsi Lagrange,
maka U(x, y) +A(pxx+ PyY ==-I)
Kondisi utiliti maksimum diidentifikasi dengan turunan pertama dari
fungsi Lagrange terhadap argumen-argumennya (x, y, dan /L) sama dengan
nol. Lamda (A) )adalah sebuah konstanta.
oL ==- oU(x, y) _A ==-
0
OX OX Px
(1)
8L ==- 8U(x, y) _ /L ==- O
8y 8y Py
(2)
_oL ==- P x + P y -I ==- oOA X y
(3)
oU(x, y) ==- MU
OX X
8U(x,y) = MU
8y y
Dengan rnenggunakan persamaan (1) dan (2) didapat
MU MUY
A==- X==---
Px Py
e EKMA431 2/MODUL 2 2.21
Persamaan ini adalah kondisi utiliti maksimum. Kondisi maksimum
mempunyai syarat kedua, yaitu turunan fungsi Lagrange mempunyai turunan
kedua negatif. Asumsi ini dipenuhi karena pilihan fungsi utiliti-nya
mempunyai turunan negatif atau melengkung menghadap ke bawah, lihat
Gambar 2.2 tentang fungsi-fungsi utiliti.
2. Fungsi Utiliti Cobb-Douglas
A memutuskan untuk mengalokasikan dana sebesar I untuk membeli
tempe dan tahu. Harga tempe dan tahu adalah sama. Tingkat kesukaan A
terhadap tempe dan tahu sama. A akan membeli berapa tempe dan berapa
tahu? Apabila uangnya Rp10.000,00 dan harga tahu dan tempe masing-
masing adalah Rp1.000,00. Kira-kira A akan membeli 5 buah tempe dan 5
buah tahu. Ingat, A tidak akan membeli 10 tempe atau 10 tahu karena
preferensi A adalah konveks. A suka variasi. Cerita ini bisa ditampilkan
dalam simbol matematis yang lebih elegan.
A memaksimumkan fungsi utiliti Cobb-Douglas xayfl di mana x adalah
tempe dan y adalah tahu. Alfa (a) dan beta (/3) mencerminkan tingkat
kesukaan relatif A terhadap tempe dan tahu. Jadi, nilai alfa dan beta adalah
sama, yaitu 0,5. Diasumsikan bahwa alfa ditambah beta adalah satu. (Sabar,
asumsi ini akan dijelaskan sebentar lagi).
Dalam memaksimumkan utiliti-nya, A mempunyai kendala anggaran
sebagai berikut.
Pxx+ PyY =I
di mana
Px = Py =1.000
I == 10.000
Proses optimisasi konsumsi A ditampilkan sebagai berikut.
xayfl dengan kendala PxX+ PyY =I
Hasilnya (tanpa menunjukkan proses penghitungannya) adalah:
a/
x==-
Px
2.22 EKDNOMI MANA.JERIAL e
Jadi, A membeli 5 tempe. Perhatikan bahwa a/ adalah porsi dana yang
dialokasikan A untuk membeli tempe.
fJI
y=-
Py
A membeli 5 tahu. fJI adalah porsi dana yang dialokasikan A untuk
membeli tempe.
A mengalokasikan dana sebesar RplO.OOO,OO rupiah. A mengalokasikan
Rp5.000,00 untuk membeli tempe dan 5000 rupiah juga untuk membeli tahu.
Perhatikan nilai a dan f3 keduanya adalah setengah. Jadi nilai a dan f3
mencerminkan porsi anggaran yang dialokasikan A untuk membeli masing-
masing tempe dan tahu.
3. Harga Relatif
Perhatikan lagi basil optimasi di atas,
a/
x=-
Px
dan
y=
fJI
Py
Misalkan, dana yang dialokasikan A, harga x dan harga y semuanya
menjadi dua kali lipat. Berapa permintaan x dan y? Tidak berubah! Apabila
semua harga dan pendapatan naik dengan persentase yang sama, permintaan
terhadap barang-barang tidak berubah. Dalam hal ini, harga-harga naik secara
absolut, namun harga relatif (riil) tidak berubah. Kasus ini adalah simplifikasi
dari kondisi inflasi, di mana semua harga-harga barang dan gaji pegawai naik
dengan proporsi yang sama. Inflasi adalah too much money chasing too few
goods. Terlalu banyak uang yang beredar (moneys supply).
Permintaan barang x dan y akan berubah bila rasio harga x dan y berubah.
Bila rasio harga tidak berubah, alokasi sumber daya tidak berubah.
e EKMA431 2/MODUL 2 2.23
4. Fungsi Utiliti Cobb-Douglas dan Fungsi Permintaan Cobb-Douglas
Perhatikan lagi proses optimasi di atas. A mengoptimalkan fungsi utiliti-
nya yang berbentuk fungsi utiliti Cobb-Douglas. Kemudian, menghasilkan
dua fungsi permintaan, yaitu:
dan
Perhatikan bahwa fungsi ini juga merupakan fungsi pangkat atau fungsi
Cobb-Douglas. Elastisitas harga fungsi permintaan x adalah -1, sedangkan
elastisitas pendapatan x adalah 1. Ingat bahwa masing-masing pangkat
argumen (variabel penjelas atau variabel independen dalam regresi) dari
fungsi Cobb-Douglas merupakan masing-masing elastisitasnya. (Pernyataan
ini ditunjukkan di bagian berikutnya).
Hasil optimasi fungsi utiliti Cobb-Douglas menghasilkan fungsi
permintaan Cobb-Douglas.
Contoh:
Ali mempunyai fungsi utiliti Cobb-Douglas dalam mengonsumsi tahu (x)
dan tempe (y), U = x0
'
4
y0
'
6
. Ini menggambarkan bahwa:
a. Kenaikan konsumsi tahu sebanyak 1% akan meningkatkan utiliti
(kepuasan) sebesar 0,4%.
b. Kenaikan konsumsi tempe sebanyak 1% akan meningkatkan kepuasan
sebanyak 0,6%.
c. Kenaikan konsumsi tahu sebanyak 1% dan konsumsi tempe sebanyak
1% akan meningkatkan utiliti sebanyak 1% (penjumlah elasisitas tahu
dan tempe)
2.24 EKDNOMI MANA.JERIAL e
5. Elastisitas Pendapatan
Apabila pendapatan A naik satu persen permintaan terhadap tempe naik
2% dikatakan bahwa elastisitas pendapatan (income) terhadap permintaan
tempe adalah 2. Formula elastisitas pendapatan adalah:
Produk dengan elastisitas pendapatan positif >1 disebut barang
superior/mewah, sedangkan produk dengan elastisitas pendapatan negatif
disebut produk inferior. Mobil BMW biasanya dianggap sebagai barang
mewah. Namun, bagi B yang pendapatannya sudah sangat tinggi, mobil
BMW merupakan barang yang inferior. Elastisitas pendapatan seorang
konsumen terhadap suatu barang berbeda dengan konsumen lainnya,
tergantung preferensi masing-masing konsumen. Apabila perekonomian
sedang mengalami pertumbuhan, permintaan barang mewah seperti televisi,
motor, dan mobil meningkat. Sebaliknya, apabila perekonomian sedang
mengalami resesi, tempe pun dapat dianggap mewah.
Contoh:
Permintaan sepeda motor (y) konsumen dipengaruhi oleh pendapatan
konsumen (I) dan harga sepeda motor (py). Fungsi permintaannya adalah
y ==loAPy2.
Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor.
Naiknya pendapatan konsumen sebesar 1% akan meningkatkan jumlah motor
yang diminta sebanyak 4%. Apabila harga motor naik sebesar 1% maka
jumlah motor yang diminta berkurang sebanyak 2%.
6. Elastisitas Silang
Apabila harga tahu naik satu persen, permintaan terhadap tempe naik
2%. Dikatakan bahwa elastisitas silang (cross elasticity) tempe terhadap
harga tahu adalah dua. Ini menunjukkan naiknya harga tahu menyebabkan
jumlah tahu yang diminta berkurang dan konsumen meningkatkan jumlah
tempe yang dibeli sebagai subsitusi tahu. Formula elastisitas silang adalah:
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial
BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Fachran Arifin
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
audi15Ar
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Hartono Ikawy
 
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Jiantari Marthen
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
Lambok_siregar
 

Mais procurados (20)

BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDMBMP EKMA4366 Pengembangan SDM
BMP EKMA4366 Pengembangan SDM
 
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva NormalAlan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
Alan Arifin - Pendahuluan, Probabilitas, dan Kurva Normal
 
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya ManusiaBMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
BMP EKMA4214 Manajemen Sumber Daya Manusia
 
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi BiayaBMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
BMP EKMA4315 Akuntansi Biaya
 
BMP EKMA4158 Perilaku Organisasi
BMP EKMA4158 Perilaku OrganisasiBMP EKMA4158 Perilaku Organisasi
BMP EKMA4158 Perilaku Organisasi
 
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 KewirausahaanBMP EKMA4370 Kewirausahaan
BMP EKMA4370 Kewirausahaan
 
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
BMP EKMA4371 Manajemen Rantai Pasokan (Edisi 1)
 
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
Materi Pertemuan Keempat Teori Organisasi (Dimensi Struktur Organisasi)
 
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi ManajemenBMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
BMP EKMA4434 Sistem Informasi Manajemen
 
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makroPenawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro
 
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklanTugas perilaku konsumen mengenai iklan
Tugas perilaku konsumen mengenai iklan
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum BisnisBMP EKMA4316 Hukum Bisnis
BMP EKMA4316 Hukum Bisnis
 
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus BisnisBMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
BMP EKMA4478 Analisis Kasus Bisnis
 
Inisiasi 6a new
Inisiasi 6a newInisiasi 6a new
Inisiasi 6a new
 
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransiTugas 1 manajemen risiko dan asuransi
Tugas 1 manajemen risiko dan asuransi
 
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis MahasiswaContoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
Contoh Laporan Studi Kelayakan Bisnis Mahasiswa
 
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
Makalah manajemen pemasaran (studi kasus marketing mix pt. gudang garam) jian...
 
Pertemuan ke 7
Pertemuan ke 7Pertemuan ke 7
Pertemuan ke 7
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 

Semelhante a BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial

Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
Sigit Sanjaya
 
Buku ajar-manajemen-keuangan
Buku ajar-manajemen-keuanganBuku ajar-manajemen-keuangan
Buku ajar-manajemen-keuangan
Haidar Bashofi
 

Semelhante a BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial (20)

capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
capital structure policy/absor.marantika/salsadila jannati/3-03
 
Teori struktur modal
Teori struktur modalTeori struktur modal
Teori struktur modal
 
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdfAminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
Aminullah Assagaf_Financial Management_19 Mei 2023.pdf
 
Capital Budgeting
Capital BudgetingCapital Budgeting
Capital Budgeting
 
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuanganEk4245 bab 4_perencanaan_keuangan
Ek4245 bab 4_perencanaan_keuangan
 
Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage Capital Structure & Leverage
Capital Structure & Leverage
 
BAB II RAFI.docx
BAB II RAFI.docxBAB II RAFI.docx
BAB II RAFI.docx
 
Manajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.pptManajemen Keuangan.ppt
Manajemen Keuangan.ppt
 
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
Capital Structure Policy/abshor.marantika/Dea Ivana Chrysti/3-04
 
Jawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan iJawaban uts m. keuangan i
Jawaban uts m. keuangan i
 
Materi 1 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 1 MANAJEMEN KEUANGAN.pptxMateri 1 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
Materi 1 MANAJEMEN KEUANGAN.pptx
 
Uts mnjmen saripah 11011700241
Uts mnjmen saripah 11011700241Uts mnjmen saripah 11011700241
Uts mnjmen saripah 11011700241
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
10. Analisis Laporan Keuangan.pptx
 
Manajemen Keuangan Dasar
Manajemen Keuangan DasarManajemen Keuangan Dasar
Manajemen Keuangan Dasar
 
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
Capital Structure Policy / Abshor Marantika / Mahendra Dicky Setyawan / 3-4
 
BAB 11.pptx
BAB 11.pptxBAB 11.pptx
BAB 11.pptx
 
Buku ajar-manajemen-keuangan
Buku ajar-manajemen-keuanganBuku ajar-manajemen-keuangan
Buku ajar-manajemen-keuangan
 
Mm
MmMm
Mm
 
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
Tugas punya efa_mk_pa_ade[1]
 

Mais de Mang Engkus

Mais de Mang Engkus (20)

BMP ESPA4229
BMP ESPA4229BMP ESPA4229
BMP ESPA4229
 
BMP ESPA4228
BMP ESPA4228BMP ESPA4228
BMP ESPA4228
 
BMP ESPA4226
BMP ESPA4226BMP ESPA4226
BMP ESPA4226
 
BMP ESPA4224
BMP ESPA4224BMP ESPA4224
BMP ESPA4224
 
BMP ESPA4222
BMP ESPA4222BMP ESPA4222
BMP ESPA4222
 
BMP ESPA4221
BMP ESPA4221BMP ESPA4221
BMP ESPA4221
 
BMP ESPA4220
BMP ESPA4220BMP ESPA4220
BMP ESPA4220
 
BMP ESPA4219
BMP ESPA4219BMP ESPA4219
BMP ESPA4219
 
BMP MKDU4112
BMP MKDU4112BMP MKDU4112
BMP MKDU4112
 
BMP MKDU4109
BMP MKDU4109BMP MKDU4109
BMP MKDU4109
 
BMP MKDU4110
BMP MKDU4110BMP MKDU4110
BMP MKDU4110
 
BMP MKDU4111
BMP MKDU4111BMP MKDU4111
BMP MKDU4111
 
BMP MKDU4221
BMP MKDU4221BMP MKDU4221
BMP MKDU4221
 
BMP EKMA4570
BMP EKMA4570BMP EKMA4570
BMP EKMA4570
 
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan PemasaranBMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
BMP EKMA4569 Perencanaan Pemasaran
 
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran JasaBMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
BMP EKMA4568 Pemasaran Jasa
 
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku KonsumenBMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
BMP EKMA4567 Perilaku Konsumen
 
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen PerubahanBMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
BMP EKMA4565 Manajemen Perubahan
 
BMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDMBMP EKMA4476 Audit SDM
BMP EKMA4476 Audit SDM
 
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan ProdukBMP EKMA4473 Pengembangan Produk
BMP EKMA4473 Pengembangan Produk
 

Último

Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Último (20)

Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

BMP EKMA4312 Ekonomi Manajerial

  • 1. MDDUL 1 Konsep Dasar Ekonomi Manajerial Dr. T. Sunaryo PENDAHULUAN lmu ekonomi mempelajari bagaimana individu dan masyarakat membuat pilihan yang dibatasi oleh berbagai kendala. Berbagai pilihan perlu dibuat karena adanya kelangkaan (scarcity). Kelangkaan menunjukkan terbatasnya sumber daya, seperti terbatasnya tanah untuk mendirikan pabrik, bahan baku, tenaga kerja, dan lainnya. Pengambilan keputusan atas berbagai pilihan yang dibuat oleh individu atau perusahaan dipelajari dalam teori ekonomi mikro. Teori ekonomi mikro mempelajari perilaku dan interaksi agen-agen ekonomi (perusahaan, konsumen, dan pemerintah). Ekonomi mikro berkaitan dengan maksimisasi keuntungan, maksimisasi pendapatan atau penjualan, minimasasi biaya, efisiensi produksi, struktur pasar, anggaran perusahaan, perlindungan lingkungan, dan regulasi pemerintah. Ekonomi Manajerial adalah aplikasi teori ekonomi untuk keputusan manajerial. Prinsip teori ekonomi adalah optimalisasi atau efisiensi. Optimalisasi adalah memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi tujuan, misalnya maksimisasi keuntungan atau minimisasi biaya dengan kendala tertentu. Keputusan manajerial yang tepat akan meningkatkan nilai perusahaan. Berikut ini beberapa keputusan manajerial yang mendasarkan pada prinsip teori ekonomi, terutama teori ekonomi mikro. Pegawai yang santai pada jam kerja merupakan pilihan rasional bagi pegawai. Pilihan santai pada jam kerja mengindikasikan bahwa sistem kompensasi dalam perusahaan tidak mendorong pegawainya untuk giat bekerja. Sistem penggajian yang tetap menyebabkan kinerja pegawai rendah. Fenomena ini mengindikasikan kinerja perusahaan juga rendah. Sistem gaji yang dapat menstimulasi pegawai untuk memberikan usaha (efforts) yang memadai bagi perusahaan adalah sistem penggajian yang mengaitkan gaji dengan usaha pegawai. Gaji tetap ditambah gaji variabel yang dikaitkan dengan output yang dihasilkan dapat menstimulasi pegawai untuk lebih produktif.
  • 2. 1.2 EKDNOMI MANA.JERIAL e Contoh lain dalam pengambilan keputusan, Prentice Hall menjual buku di Indonesia dengan harga yang lebih murah dibandingkan di Amerika. Prentice Hall menyadari bahwa permintaan buku di Indonesia relatif elastis, sedangkan permintaan buku di Amerika relatif inelastis. Kenaikan harga buku sebesar 1% menyebabkan permintaan buku di Indonesia turun lebih besar dari 1% dan di Amerika turun kurang dari 1%. Demikian pula, sebaliknya hila terjadi penurunan harga buku, naiknya permintaan buku di Indonesia lebih tinggi dari permintaan di Amerika. Oleh karena itu, Prentice Hall melakukan diskriminasi harga buku untuk meningkatkan keuntungan. Nick Leeson direktur Bank Baring mengambil keputusan untuk melakukan spekulasi pada produk derivatif indeks Nikkei dengan skala besar untuk menutupi akumulasi kerugian transaksi sebelumnya yang disembunyikan. Apabila indeks Nikkei naik, Leeson untung. Namun, apabila indeks Nikkei turun, Leeson rugi. Gempa Kobe membuat indeks Nikkei turun drastis. Leeson rugi sangat besar yang membuat Bank Baring bangkrut. Seandainya, Bank Baring menerapkan manajemen risiko, Leeson akan mengalami kesulitan untuk menyembunyikan kerugiannya. Manajemen risiko juga tidak memungkinkan Leeson mengambil risiko yang amat besar. Penerapan manajemen risiko akan mengurangi peluang risiko nilai perusahaan turun tajam. Dalam mengaplikasikan prinsip-prinsip ilmu ekonomi untuk keputusan manajerial memerlukan analisis kuantitatif, seperti statistika, prosedur peramalan, optimasi, dan teori permainan (game theory). Misalnya, untuk mengestimasi nilai elastisitas memerlukan regresi. Dengan menggunakan prinsip-prinsip ilmu ekonomi dan menggunakan teknik kuantitatif dalam keputusan manajerial diharapkan tujuan perusahaan tercapai. Tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan. Modul ini menganalisis tentang konsep-konsep dasar ekonomi manajerial. Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. konsep nilai perusahaan; 2. tujuan perusahaan; 3. optimalisasi keuntungan dan biaya; 4. keuntungan ekonomi; 5. sumber keuntungan; 6. masalah pendelegasian (principal agent problems); 7. peran manajemen risiko untuk meningkatkan nilai perusahaan;
  • 3. e EKMA431 2 / MODUL 1 8. konsep teori alokasi harga (riil); 9. konsep eksternalitas perusahaan; 10. prinsip dasar teori permainan. 1.3
  • 4. 1.4 EKDNOMI MANA.JERIAL e KEGIATAN BELA&JAR 1 Konsep Dasar Ekonomi Manajerial 1 A. THEORY OF THE FIRM Pemegang saham menanamkan dana mereka ke perusahaan. Perusahaan tersebut mengelola dana pemegang saham untuk memproduksi barang dan jasa yang menghasilkan aliran keuntungan secara periodik. Keuntungan tersebut merupakan imbalan (reward) bagi pemegang saham yang telah menginvestasikan dana mereka. Diasumsikan manajer perusahaan bekerja untuk memaksimumkan keuntungan dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah mengharapkan maksimisasi nilai perusahaan. Nilai sekarang dari harapan keuntungan investasi di masa datang sama dengan kekayaan (wealth) pemegang saham. Nilai ini disebut nilai perusahaan. Untuk meningkatkan aliran keuntungan di masa datang, perusahaan dapat menambah modal dengan cara menarik dana dengan menerbitkan utang (debt). Aliran keuntungan perusahaan sekarang menjadi milik pemegang saham dan pemegang surat utang (bond holders). Dengan adanya surat utang maka nilai perusahaan yang baru terdiri dari nilai saham dan nilai utang. V=E+D V : nilai perusahaan E : nilai ekuiti (saham) D : nilai utang Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang aliran kas yang dihasilkan perusahaan untuk pemegang saham. Apabila perusahaan mampu memberikan harapan (ekspektasi) keuntungan secara berkesinambungan maka nilai ekuiti akan lebih besar dibanding dana yang diinvestasikan oleh pemegang saham. Nilai ekuiti ini tercermin pada harga ekuiti (saham) yang tinggi. Sebaliknya, nilai ekuiti akan lebih rendah dari dana awal yang diinvestasikan oleh pemegang saham apabila diperkirakan perusahaan akan
  • 5. e EKMA431 2/MODUL 1 1.5 menderita kerugian untuk waktu yang panjang di masa datang. Harga saham perusahaan akan turun hila diperkirakan akan menderita kerugian di masa datang. Nilai bond sama dengan nilai sekarang dari aliran kas yang diberikan perusahaan kepada pemegang bond. Nilai bond dapat turun apabila peluang gagal bayar perusahaan terhadap kewajiban (komitmen) kepada pemegang bond membesar. Sebaliknya, apabila peluang gagal bayar perusahaan mengecil, nilai bond cenderung naik. Perusahaan yang menghasilkan keuntungan secara berkesinambungan akan memperkecil peluang gagal bayar terhadap pemegang bond sehingga tidak menurunkan nilai bond. Perusahaan yang memberikan keuntungan secara berkesinambungan meningkatkan nilai ekuiti dan tidak menurunkan nilai bond. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan berarti perusahaan menghasilkan keuntungan yang berkesinambungan bagi pemegang saham dan pemegang bond. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan sekarang dengan mengorbankan keuntungan periode berikutnya. Misalnya, dengan cara mengurangi gaji karyawan sekarang. Berkurangnya gaji yang berarti mengurangi biaya akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Dalam kasus ini tambahan keuntungan periode sekarang harus dibayar dengan kerugian pada periode berikutnya, misalnya karyawan melakukan mogok kerja pada periode berikutnya. Mogok kerja oleh karyawan menyebabkan peningkatan biaya produksi sehingga mengurangi keuntungan. Strategi ini tentu saja tidak sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk meningkatkan nilai perusahaan, perusahaan harus merealisasikan proyek-proyek yang menguntungkan secara periodik dan berkesinambungan. B. NILAI PERUSAHAAN Nilai perusahaan sama dengan nilai ekuiti ditambah dengan nilai bond. Nilai ekuiti sama dengan nilai sekarang dari harapan aliran kas (cash flows) di masa datang bagi pemegang ekuiti (saham). Nilai bond sama dengan nilai sekarang dari aliran harapan kas di masa datang bagi pemegang bond. Nilai sekarang dari aliran kas bagi pemegang saham dan pemegang bond sama dengan nilai perusahaan.
  • 6. 1.6 EKDNOMI MANA.JERIAL e Nilai saham ditambah nilai bond disebut nilai kapital (modal). Nilai sekarang dari perusahaan bagi penyedia kapital sama dengan nilai perusahaan. Setelah perusahaan membayar biaya operasi perusahaan dan pajak (net operating profit after tax (NOPAT)), bagian yang tersisa menjadi hak penyedia kapital. Jadi, nilai sekarang dari NOPAT sama dengan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah nilai kapitalisasi dari NOPAT. V == NOPA1J. + NOPAT2 + NOPAT3 +···+ NOPATn (1 + fi) (1 + r2)2 (1 + r2)3 (1 + rn)n = i:NOPAT; r:i=l l NOPATj : NOPAT pada periode i 'i : discount rate pada periode i Apabila diasumsikan nilai NOPAT dan discount rate sama untuk semua periode dan diasumsikan bahwa n sama dengan tak terhingga maka nilai perusahaan menjadi: V == NOPAT r C. ILUSTRASI PENGHITUNGAN NILAI PERUSAHAAN Perusahaan menghasilkan NOPAT sebesar 10 sampai tak terhingga waktunya. Discount rate NOPAT yang sesuai dengan risiko perusahaan adalah 10%. Nilai perusahaan adalah: V ==NOPAT == 10 == 100 r 0,1 Sering kali tujuan perusahaan dinyatakan memaksimumkan kekayaan (wealth) pemegang saham. Dalam hal ini, tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai ekuiti (saham). Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan aliran kas bagi pemegang saham. Aliran kas bagi pemegang saham disebut free cash flows. NOPAT dikurangi bagian
  • 7. e EKMA431 2/MODUL 1 1.7 pemegang bond sama dengan free cash flows. Nilai sekarang dari free cash flows sama dengan nilai saham. Apabila memaksimumkan nilai saham konsisten dengan memaksimumkan nilai bond maka tujuan ini konsisten dengan tujuan perusahaan sebelumnya, yaitu memaksimumkan nilai saham dan bond. D. MENGOPTIMALKAN NOPAT SETIAP PERIODE Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus menghasilkan NOPAT yang optimal pada setiap periode. Apabila pajak dianggap sebagai faktor tetap yang sudah ditentukan (given) maka tujuan perusahaan pada setiap periode adalah memaksimumkan keuntungan. Keuntungan pada sebuah periode adalah pendapatan dikurangi biaya operasi perusahaan pada periode tersebut. : keuntungan R : pendapatan (revenue) C : biaya (cost) Pendapatan sama dengan jumlah produk dikalikan dengan harga produk. Semakin banyak output yang dihasilkan, semakin tinggi pendapatan perusahaan. Di lain pihak, secara umum biaya produksi marjinal semakin naik. Akibatnya, biaya rata-rata produk meningkat. Pada tingkat produksi yang terlalu tinggi, biaya produksi akan lebih tinggi harga jual produk. Sebaliknya, pada tingkat produksi yang terlalu rendah, biaya produksi juga lebih tinggi dibanding harga jual produk. Dalam hal ini, perusahaan perlu menentukan jumlah produk yang memberikan keuntungan maksimal. Perusahaan sering kali meminta karyawannya untuk kerja lembur dalam upaya meningkatkan produksi. Karyawan yang sudah lelah bersedia bekerja lembur apabila upahnya dinaikkan. Dalam hal ini, perusahaan membayar upah karyawan lebih tinggi dengan produktivitas yang lebih rendah. Lembur masih dapat meningkatkan keuntungan selama biaya marjinal lebih rendah dari pendapatan marjinal. Artinya, tambahan biaya untuk satu unit produk terakhir lebih rendah dari tambahan pendapatan dengan unit tersebut.
  • 8. 1.8 EKDNOMI MANA.JERIAL e E. TEKNIK PENGOPTIMALAN Pada dasamya, setiap pengambilan keputusan dapat ditampilkan sebagai maksimalisasi atau minimalisasi dengan kendala (constraints). Untuk kasus memaksimumkan keuntungan, perusahaan memaksimumkan pendapatan dengan kendala biaya. Nilai pendapatan bergantung pada jumlah produk yang terjual. Biaya juga bergantung pada jumlah produk yang diproduksi. Diasumsikan bahwa jumlah produk yang terjual sama dengan jumlah produk yang diproduksi. Jadi, pendapatan dan biaya merupakan fungsi jumlah produk. Fungsi keuntungan di atas dapat ditampilkan sebagai berikut. :r(q) == R(q)- C(q) Permasalahan bagi perusahaan adalah berapa jumlah produk (q) yang membuat keuntungan maksimum. Teknik maksimalisasi matematika mengarahkan bahwa keuntungan akan maksimum pada nilai produk (q) di mana turunan fungsi keuntungan sama dengan nol. a:r == aR _ac == 0 8q 8q 8q MR==MC di mana: aR = R' = MR : turunan pertama pendapatan terhadap jumlah produk atau 8q pendapatan marjinal (marginal revenue) an = ;rr' = MP : turunan pertama keuntungan terhadap jumlah produk atau 8q keuntungan marjinal (marginal profit) ac = C' = MC : turunan pertama biaya terhadap jumlah produk atau biaya 8q marginal (marginal cost).
  • 9. e EKMA431 2/MODUL 1 1.9 Keuntungan maksimal terjadi apabila MR == MC, pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Pendapatan marjinal adalah tambahan pendapatan apabila perusahaan menjual satu produk lagi. Apabila harga diasumsikan konstan, tidak bergantung pada jumlah penjualan produk, pendapatan marjinal sama dengan harga produk. Fungsi pendapatan adalah: R== pq p : harga produk q : jumlah produk yang dijual atau permintaan produk Apabila harga produk sama dengan 2, fungsi pendapatan sama dengan: R == 2q. Fungsi pendapatan ini adalah fungsi linier. Artinya, kenaikan pendapatan sebanding dengan kenaikan jumlah produk terjual. Bentuk fungsi linier adalah: R R =2q 0 q Gambar 1.1 Fungsi Pendapatan Linier Turunan pertama fungsi pendapatan adalah R' == 2. Turunan pertama fungsi pendapatan merupakan kemiringan (gradien/slope/tangen) fungsi pendapatan tersebut. Kemiringan fungsi pendapatan tersebut adalah 2 (2 dibagi 1), lihat Gambar 1.1. Apabila perusahaan menambah penjualan satu
  • 10. 1.10 EKONOMI MANA..JERIAL e produk, keuntungan perusahaan bertambah 2 (satuan diabaikan). Untuk semua tingkat produk, kemiringan fungsi pendapatan sama dengan dua. Keuntungan marjinal adalah tambahan keuntungan apabila perusahaan menjual tambahan satu produk lagi. Keuntungan marjinal pada awalnya tinggi (jumlah produk relatif sedikit) yang tampak pada lereng fungsi keuntungan yang relatif tegak, kemudian semakin mendatar seiring bertambahnya penjualan produk. Setelah mencapai batas maksimum akan menurun. Contoh bentuk fungsi keuntungan ditampilkan dalam Gambar 1.2. 1C • 1t- - ..- 0~5 1~ •• r'• ;.;· ~ •• r'• f.~ •• • ! '• f.~ •• • ..,! ! '- • f.~ •• .1 •L - Q :) Gambar 1.2 Fungsi Keuntungan Marjinal Biaya marjinal adalah tambahan biaya apabila perusahaan memproduksi tambahan satu produk lagi. Biaya marjinal pada awalnya rendah, kemudian menjadi semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya jumlah produksi. Gambar 1.3 menampilkan biaya marjinal.
  • 11. e EKMA431 2/MODUL 1 F. PRINSIP MC = MR ••• • _ q Gambar 1.3 Fungsi Biaya Marjinal 1.11 Perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang maksimal pada saat pendapatan marjinal sama dengan biaya marjinal. Apabila pendapatan marjinal sama dengan 2 dan biaya marjinal sama dengan 1 maka perusahaan dapat menambah keuntungan dengan menambah produk. Perhatikan bahwa fungsi biaya marjinal adalah fungsi naik dengan kenaikan yang meningkat (lihat Gambar 1.3). Apabila biaya marjinal sama dengan 3, produk terakhir ini membuat perusahaan rugi. Dengan mengurangi produk, kerugian yang disebabkan oleh produk terakhir ini akan hilang sehingga meningkatkan keuntungan. Apabila pendapatan marjinal lebih tinggi dibanding biaya marjinal, perusahaan dapat menambah keuntungan dengan menambah produk. Sebaliknya, apabila pendapatan marjinal kurang dari biaya marjinal, perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan mengurangi produk. Jadi, keuntungan maksimal akan tercapai pada saat tambahan pendapatan produk terakhir sama dengan biaya marjinalnya. Kondisi keuntungan maksimum dievaluasi pada produk terakhir, yaitu dengan membandingkan pendapatan marjinal dan biaya marjinal produk terakhir. Prinsip ini berlaku umum, misalnya untuk menentukan berapa jam perusahaan mempekerjakan tenaga kerjanya dalam sehari. Perusahaan akan menyewa tenaga kerja hingga nilai produk marjinalnya sama dengan kenaikan tingkat upah yang ada. Prinsip membandingkan pendapatan
  • 12. 1.12 EKDNOMI MANA.JERIAL e marjinal dan biaya marjinal produk terakhir ini disebut prinsip marginalism atau MC =MR. Prinsip ini menjadi prinsip utama dalam ilmu ekonomi yang sering digunakan dalam ekonomi manajerial. Prinsip MC =MR ini menghasilkan keuntungan maksimal atau kerugian minimal. Apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi yang mempunyai nilai maksimum akan menghasilkan nilai maksimum. Sebaliknya, apabila prinsip MC = MR diaplikasikan pada fungsi yang mempunyai minimum, prinsip tersebut akan menghasilkan nilai minimum. G. KARAKTERISTIK FUNGSI DENGAN NILAI MAKSIMUM Fungsi yang mempunyai maksimum adalah fungsi melengkung dan menghadap ke bawah atau melengkung ke bawah (fungsi konkaf), sedangkan fungsi yang mempunyai nilai minimum adalah fungsi yang melengkung dan menghadap ke atas atau melengkung ke atas (fungsi konveks). Fungsi yang melengkung ke bawah diukur dengan turunan keduanya. Fungsi yang melengkung ke bawah nilai turunan keduanya negatif. Gambar 1.4 menunjukkan fungsi keuntungan yang berbentuk melengkung ke bawah. Nilai turunan pertama fungsi keuntungan tersebut positif sebelum q mencapai 30. Nilai turunan pertama fungsi keuntungan pada q sama dengan 30 adalah nol. Untuk nilai q di atas 30, nilai turunan pertamanya negatif. Perjalanan nilai turunan pertama ini mengindikasikan bahwa fungsi keuntungan mempunyai turunan kedua negatif.
  • 13. e EKMA431 2/MODUL 1 1t, = 0 --------------;;,;;~--r-.;::.;--;,::~:.:--- -----------· n' > 0 1t' < 0 n" < 0 0 • : 30 Gambar 1.4 Fungsi Konkaf Contoh fungsi yang mempunyai nilai maksimum adalah: y == 100-(x-30)2 Di mana: y adalah keuntungan (n) x adalahjumlah barang yang diproduksi (q) Turunan pertamanya adalah: y' = -2(x-30) Pada nilai x = 30 , turunan pertama y sama dengan nol. Turunan ke dua menghasilkan: y" = - 2 1.13 q Turunan kedua negatif menunjukkan bahwa fungsi y konkaf. Fungsi y mempunyai maksimum. Nilai maksimum terjadi pada nilai x = 30 . Nilai maksimum fungsi y adalah:
  • 14. 1.14 EKONOMI MANA..JERIAL e y==100-(x-30)2 ==100-(30-30)2 ==100 Keuntungan maksimum akan diperoleh bila memproduksi barang sebanyak 30 unit dengan keuntungan sebesar 100. H. KARAKTERISTIK FUNGSI DENGAN NILAI MINIMUM Fungsi biaya rata-rata (AC) mempunyai minimum. Nilai biaya rata-rata bergantung pada nilai q Gumlah barang yang diproduksi/dijual. Gambar 1.5 menggambarkan fungsi biaya rata-rata. AC 0-- I I I I . . -------------- ----------------.. AC' < 0 I A C '!= 0I I I AC"> O •I I 30 AC ' > 0 Gambar 1.5 Fungsi Biaya Rata-rata AC I q Pada saat nilai q kurang dari 30, nilai AC turun atau turunan pertama AC negatif. Pada saat q sama dengan 30, nilai AC minimum. Nilai turunan pertama AC pada q = 30 sama dengan nol. Bila nilai q lebih besar dari 30 maka nilai AC naik. Karakteristik fungsi tersebut diindikasikan dengan nilai turunan kedua positif. Fungsi y==-100+(x-30)2 mempunyai turunan kedua positif. Hasil turunan kedua ini menunjukkan bahwa fungsi tersebut berbentuk konveks.
  • 15. e EKMA431 2/MODUL 1 1.15 I. OPTIMALISASI Secara umum, permasalahan ekonomi adalah memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi dengan kendala tertentu. Perusahaan memaksimalkan jumlah produk dengan kendala sejumlah dana tertentu atau perusahaan meminimumkan biaya untuk memproduksi sejumlah produk tertentu. Memaksimumkan atau meminimumkan sebuah fungsi dengan kendala tertentu disebut optimalisasi. Misalnya, sebuah perusahaan menggunakan sejumlah dana tertentu memproduksi sebuah produk dengan menggunakan dua input, tenaga kerja dan kapital. Dalam hal ini, perusahaan akan mencari kombinasi jumlah tenaga kerja dan kapital yang menghasilkan produk maksimum. Kondisi ini disebut kondisi optimal. Apabila pada kombinasi tertentu tenaga kerja (terakhir) memberikan kontribusi lebih dibanding kapital maka perusahaan akan mengurangi kapital dan menambah tenaga kerja. Sebaliknya, apabila kapital (terakhir) memberikan kontribusi lebih dibanding tenaga kerja, perusahaan akan mengurangi tenaga kerja dan menambah kapital. Kondisi optimal terjadi apabila rupiah terakhir yang dialokasikan ke tenaga kerja harus sama dengan apabila rupiah terakhir tersebut diaplikasikan ke kapital. Kondisi optimal ini merupakan kombinasi input yang menghasilkan jumlah produk yang maksimum untuk penggunaan sejumlah sumber dana tertentu. Kondisi ini menjadi panduan perusahaan dalam menentukan jumlah produk yang menghasilkan keuntungan maksimum. Secara umum, dalam mengalokasikan sumber dananya, perusahaan harus menggunakan konsep opportunity cost. Opportunity cost sumber daya yang dialokasikan pada kapital adalah basil yang tertinggi apabila dana tersebut dialokasikan ke input lainnya. Misalnya, sebuah perusahaan mengalokasikan sejumlah dana ke kapital dan menghasilkan produk dengan nilai 10. Namun, apabila sejumlah dana tersebut dialokasikan ke tenaga kerja menghasilkan produk senilai 15. Alokasi ini menunjukkan inefisiensi. Perusahaan perlu mengurangi dana yang dialokasikan pada kapital untuk dialihkan pada tenaga kerja.
  • 16. 1.16 EKDNOMI MANA.JERIAL e J. PERMINTAAN PRODUK Dalam menentukan harga produknya, perusahaan memperhitungkan karakteristik permintaan produknya di pasar. Perusahaan dapat menaikkan harga produknya apabila kenaikan harga tidak mengurangi permintaan terlalu besar. Apabila kenaikan harga diikuti oleh turunnya permintaan yang cukup besar maka akan mengurangi keuntungan. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami karakteristik permintaan produknya. Karakteristik permintaan sebuah produk ditampilkan secara eksplisit dengan fungsi permintaan (demand function). Fungsi permintaan adalah hubungan antara permintaan produk dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu harga barang itu sendiri, harga barang lain, dan pendapatan konsumen. Parameter (karakteristik) fungsi permintaan adalah sensitivitas penjualan karena perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan produk. Nilai sensitivitas penjualan karena perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi disebut elastisitas. Elastisitas harga adalah sensitivitas permintaan produk karena perubahan harga produk. Elastisitas harga diperoleh dengan menghitung berapa persen perubahan barang yang diminta konsumen akibat perubahan harga sebesar 1%. Apabila naiknya harga sebesar 1% diimbangi dengan turunnya jumlah barang yang diminta <1% ini disebut inelastis, sebaliknya bila jumlah barang yang diminta berkurang >1% disebut elastis. Selain elastisitas harga juga perlu diperhatikan elastisitas silang dan elastisitas pendapatan. Elastisitas silang adalah sensitivitas permintaan produk karena perubahan harga produk lain. Contoh elastisitas silang adalah naiknya harga minyak tanah mendorong naiknya permintaan LPG, sedangkan elastisitas pendapatan adalah sensitivitas permintaan produk karena perubahan pendapatan. Naiknya pendapatan seseorang akan mendorong bertambahnya konsumsi atau jumlah barang yang dibeli. Untuk barang pokok elastisitasnya kurang dari 1 (inelastis) untuk barang mewah umumnya lebih dari 1 (elastis). Nilai elastisitas ini dihitung dengan menggunakan regresi. Analisis regresi ini menggunakan konsep-konsep statistika secara intensif. Salah satu kegunaan dari elastisitas adalah untuk menentukan strategi harga (pricing). Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan menjual produknya dengan harga yang berbeda pada tempat yang berbeda. Keuntungan perusahaan akan meningkat dengan menjual produk dengan
  • 17. e EKMA431 2/MODUL 1 1.17 barga tinggi pada konsumen dengan elastisitas barga rendab. Sebaliknya, perusabaan menjual produknya dengan barga rendab pada konsumen yang memiliki elastisitas barga tinggi. Misalnya, texbook yang dijual di Indonesia jaub lebib murab dibanding dengan yang dijual di Amerika Serikat. Motivasi strategi ini bukan subsidi, namun bertujuan memaksimumkan keuntungan. Sarna balnya dengan barga karcis menonton film yang relatif rendab bagi pelajar dibandingkan barga umum. Motivasi perusabaan bukan pro pelajar, namun bertujuan memaksimumkan keuntungan perusabaan yang mengbasilkan strategi diskon bagi pelajar. K. KEUNTUNGAN EKONOMI DAN KEUNTUNGAN AKUNTANSI A membuka sebuab toko. Keuntungan (akuntansi) A pada tabun 2006 adalab 100 juta. Dalam pengbitungan ini A lupa membayar dirinya sendiri. Pada tabun 2006, apabila A bekerja di tempat lain, gaji A (yang terbesar) adalab 40 juta. Apabila modal (kapital) dari toko dijual dan diinvestasikan ke toko temannya, A mendapatkan 80 juta. Keuntungan ekonomi (economic profit) dari toko A adalab -20 juta ((100 - 40 - 80) juta). Keuntungan ekonomi juga disebut nilai tambab ekonomi (economic value added, EVA). Formula keuntungan adalab pendapatan dikurangi biaya. Keuntungan ekonomi memasukkan semua komponen pendapatan dan biaya. Biaya ekonomi dihitung dengan menggunakan konsep opportunity costs. Harga (upab) tenaga kerja A yang bekerja di tokonya sendiri adalab gaji tertinggi yang dia dapat terima apabila bekerja di tempat lain. Apabila A mempunyai kesempatan untuk bekerja di tempat lain dengan upab relatif besar, kemungkinan besar A akan memilib untuk tidak bekerja di tokonya sendiri. Harga (imbal basil) dari kapital yang diinvestasikan oleh A ke tokonya sendiri adalab sebesar opportunity cost-nya. Opportunity cost dari kapital A adalab imbal basil apabila dana tersebut dialokasikan ke tempat (instrumen investasi) yang mempunyai risiko yang sama dengan toko A. Misalnya, apabila dana tersebut diinvestasikan ke toko B, temannya. Apabila piliban yang mungkin dan mengbasilkan keuntungan tertinggi (dengan risiko yang sama) adalab sabam C, opportunity cost kapital A adalab imbal basil sabam C. Apabila A memilib membuka toko sendiri, artinya toko tersebut akan mampu menghasilkan keuntungan yang cukup untuk membayar tenaga kerja
  • 18. 1.18 EKONOMI MANA..JERIAL e A dan membayar biaya kapital yang ditanamkan di toko A sesuai dengan masing-masing opportunity cost-nya dan masih ada sisanya. Sisanya ini yang disebut keuntungan ekonomi. Untuk siapa keuntungan ekonomi ini? Tentu saja untuk pemilik saham toko A, yaitu A sendiri. Apabila pendapatan dari hasil penjualan toko A tidak cukup banyak sehingga tenaga kerja A dapat dibayar, namun imbal hasil kapital A lebih kecil dari opportunity cost-nya, dikatakan bahwa toko A tidak mampu menciptakan nilai tambah bagi kapital toko A. Toko A diharapkan mampu menambah kapital yang diinvestasikan pada toko A. Ingat bahwa tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah nilai sekarang dari aliran kas yang akan diterima pemilik saham perusahaan. Aliran kas yang tersedia bagi pemilik saham biasa disebutfree cash flows. :~~--~ ..- . ---• •.- - ~ 1: ti;::- LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Apa yang dimaksud dengan nilai perusahaan? Bagaimana cara menghitungnya? 2) Apa yang dimaksud dengan fungsi pendapatan linier? 3) Apakah perusahaan akan memperoleh tambahan keuntungan hila MC>MR? 4) Bagaimana cara menghitung keuntungan ekonomi? 5) Apa manfaat elastisitas permintaan produk bagi perusahaan? Petunjuk Jawaban Latihan 1) Pelajari subbab B yang menjelaskan nilai perusahaan dan subbab C yang membahas cara menghitung nilai perusahaan. 2) Pelajari subbab E tentang optimalisasi. 3) Pelajari subbab E yang menjelaskan prinsip MC=MR. 4) Baca subbab K tentang keuntungan ekonomi dan keuntungan akuntansi. 5) Baca subbab J tentang permintaan produk oleh konsumen.
  • 19. e EKMA431 2/MODUL 1 1.19 Perusahaan diharapkan menghasilkan keuntungan secara periodik. Keuntungan ini merupakan imbalan bagi pemegang saham dalam menginvestasikan dananya. Nilai investasi adalah kekayaan pemegang saham yang menjadi bagian nilai perusahaan. Untuk menambah kapital, perusahaan dapat menarik dana dengan menerbitkan surat utang (debt). Aliran keuntungan perusahaan sekarang menjadi milik pemegang saham dan pemegang surat utang atau dikenal dengan; bond holders. Nilai sekarang dari keuntungan yang sekarang menjadi nilai perusahaan yang baru. Nilai perusahaan yang sekarang terdiri dari nilai saham dan nilai utang. Keuntungan maksimum perusahaan dapat dihitung dengan pendekatan marginalisme yang diformulasikan ke dalam MC=MR, Konsep marginalisme ini diselesaikan dengan pendekatan optimalisasi. TES FORMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - - Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Nilai perusahaan dapat ditingkatkan dengan cara .... A. meningkatkan upah karyawan B. meningkatkan keuntungan periode sekarang C. meningkatkan kenyamanan suasana kerja D. mengurangi jumlah karyawan 2) Bagian keuntungan yang menjadi hak pemegang saham adalah .... A. free cash flows B. net cash flows C. nopat D. cash inflows 3) Perusahaan rnenentukan jurnlah output yang memberikan keuntungan rnaksimal dengan menggunakan prinsip .... A. biaya marjinal sama dengan nol B. pendapatan marjinal sama dengan biaya rnarjinal C. pendapatan marjinal sama dengan nol D. biaya marjinallebih kecil dibanding pendapatan marjinal
  • 20. 1.20 EKDNOMI MANA.JERIAL e 4) Penerbit Prentice Hall menjual buku di Indonesia dengan harga yang lebih murah dibanding dengan yang dijual di Amerika. Tujuan strategi tersebut adalah untuk A. meningkatkan keuntungan B. kualitas buku yang dijual di Amerika lebih bagus dibanding dengan yang dijual di Indonesia C. Prentice Hall melakukan subsidi silang D. menyumbang negara berkembang 5) Nilai perusahaan diukur dengan A. nilai saham B. basil penjualan produk C. jumlah bond D. nilai kapitalisasi NOPAT Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = -----------x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% =cukup < 70% =kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 21. e EKMA431 2/MODUL 1 1.21 KEGIATAN BELA&JAR 2 Konsep Dasar Ekonomi Manajerial 2 A. PRINCIPAL AGENT PROBLEMS Pemegang saham mendelegasikan manajer untuk mengelola perusahaan. Manajer tentu saja lebih mengerti seluk-beluk perusahaan dibandingkan pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan bahwa manajer mengelola perusahaan sesuai dengan kehendak pemegang saham. Pemegang saham mengharapkan nilai perusahaan atau nilai saham mereka meningkat secara berkesinambungan. Pendelegasian ini dapat dianggap sebagai sebuah transaksi. Pemegang saham membeli jasa tenaga kerja manajer dengan harga sebesar gaji (upah) manajer. Upah manajer harus sama atau lebih dari gaji apabila tersebut bekerja di tempat lain (opportunity cost-nya). • manaJer Kinerja perusahaan ditentukan oleh seberapa besar usaha (efforts) manajer dalam mengelola perusahaan. Semakin besar usaha manajer, semakin tinggi kinerja perusahaan, dan semakin tinggi nilai perusahaan atau harga saham perusahaan. Oleh karena itu, pemegang saham perlu membuat struktur upah yang dapat menstimulasi manajer untuk bekerja lebih giat dan lebih efisien. Upah tetap artinya upah tidak bergantung pada usaha manajer. Dengan upah tetap, manajer mempunyai pilihan memberikan usaha banyak atau sedikit. Manajer cenderung memilih untuk memberikan usaha yang lebih kecil untuk sejumlah upah tertentu. Perilaku manajer yang tidak dikehendaki pemegang saham ini disebut moral hazard. Moral hazard merupakan permasalahan dalam pendelegasian dari pemegang saham (principal) kepada manajer (agent). Moral hazard ini biasanya disebut principal agent problem. Dalam hal ini, yang perlu diperhatikan adalah bahwa perilaku moral hazard adalah perilaku yang rasional. Namun, perilaku rasional manajer ini tidak sesuai dengan kehendak pemegang saham. Konflik kepentingan antara principal dan agent ini perlu dikurangi. Salah satu solusi principal agent adalah dengan membentuk struktur upah yang menstimulasi manajer untuk memberikan usahanya yang lebih banyak. Struktur upah manajer perlu dikaitkan dengan usaha manajer.
  • 22. 1.22 EKDNOMI MANA.JERIAL e Namun, biaya untuk kontrol dan pengawasan manajer sangat tinggi sehingga tidak ekonomis. Pemegang saham harus mencari variabel yang berkaitan erat dengan usaha manajer, namun relatif mudah diobservasi. Dalam statistika variabel ini disebut variabel instrumen (instrument variables). Salah satu variabel instrumen usaha manajer adalah output atau jumlah produk perusahaan. Besarnya usaha manajer tercermin pada jumlah output perusahaan yang mudah diobservasi. Untuk menstimulasi manajer supaya bekerja lebih keras, pemegang saham perlu mengaitkan upah manajer dengan output. Struktur upah yang populer adalah struktur upah yang terdiri dari komponen upah tetap dan komponen upah variabel. Struktur upah tersebut dapat ditampilkan sebagai berikut: w==w+aq w : komponen upah tetap w : upah total a : koefisien yang menunjukkan upah marjinal q : jumlah produk yang dihasilkan perusahaan Struktur upah yang dikaitkan dengan jumlah produksi ini akan mendorong manajer untuk bekerja lebih giat dalam meningkatkan produksi karena akan menghasilkan upah yang lebih besar bagi dirinya. Permasalahan hubungan principal dan agent banyak terjadi dalam perusahaan. Moral hazard membuat inefisiensi. Moral hazard dalam perusahaan dapat muncul dalam berbagai bentuk, misalnya pegawai santai selama jam kerja, pegawai bekerja tidak teliti, dan manajer mempunyai fasilitas berlebihan. Secara umum perilaku moral hazard menggunakan sumber daya perusahaan secara tidak efisien atau tidak sesuai dengan tujuan perusahaan. Moral hazard merupakan permasalahan penggunaan input tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan sering mengarahkan operasinya pada teknologi yang semakin padat modal atau padat mesin. Mesin tidak memunculkan moral hazard. Moral hazard dapat membuat perusahaan bangkrut, terutama apabila pegawai tingkat atas yang melakukannya. Bank Baring di Inggris bangkrut karena perilaku moral hazard Nick Leeson. Oleh karena itu, bank yang rentan terhadap perilaku moral hazard pegawainya cenderung meminimalisasi risiko dengan menggunakan transaksi mesin. Transaksi
  • 23. e EKMA431 2/MODUL 1 1.23 dengan ATM diyakini mempunyai kesalahan yang relatif amat kecil dan mesin tidak dapat melakukan "demo." Mentransfer risiko ke manajer sendiri artinya, manajer menanggung risiko perusahaan. Misalnya, gaji manajer hanya bergantung pada kinerja manajer sendiri. Bayangkan pengusaha yang mengelola perusahaannya sendiri, seperti petani. Hasil yang diperoleh petani bergantung pada usahanya sendiri, apabila malas tentu hasilnya sedikit. B. SUMBER KEUNTUNGAN Investor tidak akan menginvestasikan dananya ke sebuah perusahaan apabila perusahaan tidak menjanjikan imbalan (reward) yang lebih besar atau sama dibanding dengan perusahaan lainnya atau instrumen setara lainnya. Jadi, manajer harus mampu menggunakan kapital perusahaan lebih baik dibanding dengan perusahaan lainnya atau perusahaan harus berupaya untuk menghasilkan keuntungan di atas rata-rata (super normal profit). Sektor usaha dengan super normal profit akan mengundang perusahaan pendatang baru (entries) ke sektor tersebut dan menstimulasi perusahaan untuk melakukan ekspansi. Pada masa krisis pada akhir 1990-an, bisnis kafe sangat menguntungkan. Banyak kafe-kafe baru bermunculan. Munculnya kafe baru tentu saja akan mengurangi keuntungan di atas normal menjadi keuntungan normal. Pengusaha kafe pertama mampu menghasilkan keuntungan di atas normal yang relatif besar sebelum munculnya kafe pendatang baru. Dalam kasus ini, faktor menjadi yang pertama yang memunculkan keuntungan. Keuntungan juga dapat muncul karena inovasi. Inovasi tidak harus muncul dalam bentuk sebuah penemuan baru yang sebelumnya belum pernah ada, seperti penemuan lampu listrik. Inovasi dapat merupakan modifikasi dari temuan yang sudah ada. Mesin mobil baru biasanya lebih baik dari yang sebelumnya. Cara kerja yang lebih efisien (misalnya manajemen just in time) juga merupakan inovasi yang membuat biaya rata-rata lebih rendah. Faktor ini dapat menghasilkan keuntungan di atas rata-rata. Pendatang baru mengikis keuntungan. Apabila pendatang baru dapat dihambat maka keuntungan akan dapat bertahan lebih lama. Perusahaan monopoli yang mampu menghambat pesaing untuk masuk ke sebuah industri akan dapat mempertahankan status monopolinya. Monopoli dapat menikmati keuntungan di atas normallebih lama.
  • 24. 1.24 EKDNOMI MANA.JERIAL e C. RISKAND RETURN TRADE-OFF Secara umum, keuntungan selalu ditemani dengan risiko. Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan dengan menerima risiko yang lebih besar. Argumen ini adalah salah satu bentuk dari prinsip tidak ada sesuatu (keuntungan) yang gratis. Perusahaan dapat membeli keuntungan dan membayarnya dengan risiko atau perusahaan yang mengambil risiko memperoleh imbalan (reward) keuntungan. Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko (risk tolerance) rendah (takut rugi) cenderung memilih deposito dengan ekspektasi imbal basil dan risiko kecil. Investor dengan tingkat toleransi terhadap risiko tinggi cenderung memilih instrumen dengan risiko tinggi, seperti saham dan produk derivatif. Produk derivatif, seperti futures dan opsi (option) menjanjikan keuntungan besar dan tentu saja berisiko besar. Perusahaan akan menambah keuntungan tertentu dengan risiko yang minimal. Atau, perusahaan akan menerima risiko tertentu dengan imbalan keuntungan yang terbesar. Perusahaan mempunyai insentif untuk menghasilkan keuntungan yang besar. Namun, prinsip manajemen risiko menyarankan bahwa perusahaan diharapkan tidak mengambil risiko yang terlalu tinggi sehingga perusahaan tidak mampu menopangnya. Misalnya, perusahaan sebaiknya tidak mengambil proyek yang dapat membuat perusahaan bangkrut. Untuk kasus Bank Baring, Nick Leeson seharusnya tidak mengambil posisi produk derivatif yang berisiko amat tinggi. Nick Leeson mengambil posisi short pada futures dan short opsi (option) pada Nikkei, indeks saham Jepang. Kedua posisi ini mengakibatkan kerugian besar apabila indeks Nikkei turun tajam. Kenyataannya, gempa di Kobe membuat indeks Nikkei turun tajam. Kerugian yang amat besar karena indeks Nikkei turun tajam secara tak terantisipasi ini membuat Bank Baring bangkrut. Perusahaan dengan peluang bangkrut besar mempunyai nilai yang rendah. Nilai ekuiti dan nilai bond perusahaan rendah. Oleh karena itu, manajer yang mengambil risiko terlalu besar tidak sesuai dengan tujuan perusahaan, yaitu meningkatkan nilai perusahaan secara berkesinambungan.
  • 25. e EKMA431 2/MODUL 1 1.25 D. MANAJEMEN RISIKO Sebelum tahun 1998, nilai tukar (Rupiah!USD) relatif stabil. Menurut law of one price, salah satu teori keseimbangan nilai tukar, Rupiah sudah terlalu mahal (overprice) sejak lama. Implikasinya, Rupiah akan terdepresiasi tajam, tentu saja waktunya tidak diketahui. Pada saat itu, pelaku ekonomi yang telah terbiasa dengan nilai tukar yang stabil cenderung memperkirakan kestabilan akan berlanjut. Selama nilai tukar stabil, meminjam dalam USD menjadi lebih murah dibanding dengan meminjam dalam Rupiah. Banyak perusahaan mempunyai kewajiban (utang) dalam USD. Kondisi ini menguntungkan perusahaan selama nilai tukar stabil. Pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan rupiah terdepresiasi secara tajam. Pemerintah tidak mampu menahan turunnya nilai rupiah. Spekulan mendorong terjadinya depresiasi Rupiah terhadap USD semakin tajam. Oleh karena basis pendapatan perusahaan dalam Rupiah maka depresiasi Rupiah yang tajam membuat kewajiban perusahaan dalam Rupiah menjadi 3 hingga 4 kali lipat dibanding nilai sebelumnya. Membesarnya kewajiban atas utang membuat nilai ekuiti turun terkikis hampir habis (lihat theory of the firm). Harga saham pun melorot tajam, bahkan beberapa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban utangnya dalam bentuk USD. Banyak perusahaan gulung tikar. "Malapetaka" bagi perusahaan di atas, membangkitkan perusahaan untuk selalu memantau (memonitor) potensi kerugian atau risiko yang dihadapi perusahaan. Utang dalam USD dengan penghasilan Rupiah merupakan posisi yang amat berisiko. Posisi ini memberikan keuntungan relatif sedikit, namun potensi kerugiannya dapat besar sekali. Peluang kerugian besar sekali ini seharusnya terpantau dengan besarnya peluang Rupiah terdepresiasi, seperti yang diindikasikan oleh law of one price. Perilaku yang tidak antisipatif ini membuat perusahaan mempunyai risiko besar, namun tidak teridentifikasi. Banyaknya perusahaan yang tidak mampu menahan kerugiannya menyadarkan semua perusahaan untuk melakukan manajemen risiko. Risiko harus diidentifikasi, diukur kemudian dimanajemeni. Penyediaan cadangan untuk menopang potensi kerugian (risiko) menjadi best practice dalam manajemen risiko. Transfer risiko atau mengasuransikan risiko ke pihak ketiga menimbulkan moral hazard. Perusahaan menjadi lebih berani mengambil risiko tinggi karena sudah mengasuransikan risiko perusahaannya. Seperti pengendara mobil yang cenderung menjadi ceroboh
  • 26. 1.26 EKDNOMI MANA.JERIAL e setelah mengasuransikan mobilnya. Manajemen risiko harus terinternalisasi dalam aktivitas keseharian perusahaan. Saat ini manajemen risiko sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan, bahkan merupakan keharusan bagi perbankan. Perhatikan bahwa perusahaan dengan risiko besar mempunyai nilai yang rendah. Sebaliknya, perusahaan dengan risiko rendah akan mempunyai nilai yang lebih tinggi. Jadi, manajemen risiko cenderung meningkatkan nilai perusahaan. E. HARGA NOMINAL DAN HARGA RilL Dalam realita perusahaan menghadapi harga nominal. Suku bunga pinjaman 10% per tahun adalah ukuran nominal. Suku bunga nominal terdiri dari dua komponen, yaitu suku bunga riil dan ekspektasi inflasi. Apabila ekspektasi inflasi tinggi, suku bunga juga tinggi. Pada tahun 1998, harga USD dalam Rupiah (nilai tukar Rp/$) merangkak naik. Ekspektasi inflasi amat tinggi. Suku bunga deposito mencapai 60%. Namun pada masa itu, perekonomian tidak lambat bergerak. Jadi, pada masa itu, pertumbuhan riil amat rendah. Suku bunga yang tinggi mencerminkan inflasi yang tinggi. Meskipun yang diobservasi adalah angka nominal, namun dasar untuk mengambil keputusan ekonomi adalah berdasarkan angka riil. Harga riil biasanya dinyatakan dalam bentuk harga relatif. Harga sebungkus Nasi Padang adalah 50.000 rupiah di Singapura, harga ini relatif murah apabila harga tenaga kerja (upah per jam) di Singapura 20 bungkus Nasi Padang. Harga riil dinyatakan dalam satuan riil. Harga Nasi Padang di Singapura adalah seper dua puluh upah (harga tenaga kerja per satuan waktu). Harga riil sebuah barang adalah harga barang tersebut dibanding harga barang lain. Oleh karena itu, harga riil sering disebut harga relatif. Dalam mengambil keputusan, perusahaan harus menggunakan harga relatif. F. TEORI ALOKASI HARGA Dalam memproduksi sebuah produk, perusahaan menggunakan beberapa (banyak) input. Untuk menentukan jumlah dari masing-masing input, perusahaan memperhitungkan produktivitas dari masing-masing input dan harga masing-masing input. Perusahaan akan cenderung menggunakan input dengan produktivitas tinggi dan harganya relatif murah. Namun, penggunaan input yang terlalu banyak mengakibatkan marjinal produktivitas input
  • 27. e EKMA431 2/MODUL 1 1.27 tersebut menjadi semakin menurun. Fenomena ini adalah salah satu bentuk dari law of diminishing returns. Kombinasi yang efisien terjadi apabila satu rupiah terakhir yang dialokasikan pada input A harus menghasilkan output yang sama apabila satu rupiah terakhir tersebut dialokasikan ke input B. Alokasi ini dipandu dengan harga relatif, bukan harga riil. Definisi harga adalah signal kelangkaan sebuah barang (jasa). Mengapa harga berlian tinggi karena berlian langka. Mengapa udara yang amat berguna bagi kehidupan harganya nol (gratis) karena udara tersedia berlebih. Di negara di mana tersedia banyak tenaga kerja maka upah cenderung relatif rendah. Sebaliknya, negara dengan sedikit tenaga kerja, upah cenderung tinggi. Perusahaan yang memproduksi produk dengan teknologi padat karya (labor intensive) cenderung memilih lokasi dengan upah rendah. Produsen pakaian dan sepatu cenderung memilih Cina sebagai tempat produksi karena upah di Cina yang relatif rendah. Perusahaan menggunakan harga (relatif) sebagai panduan dalam mengalokasikan sumber dayanya secara efisien (optimal). Argumen ini adalah salah satu fenomena dari teori alokasi harga. Teori alokasi harga menyatakan bahwa harga dari pasar yang kompetitif mampu mengalokasikan sumber daya secara optimal. Salah satu dari implikasi teori alokasi harga adalah bahwa meskipun sebuah perusahaan dapat menyediakan input sendiri, namun biaya penyediaan input tersebut lebih tinggi dibanding harga pasar maka perusahaan seharusnya memilih membeli input tersebut di pasar eksternal. G. EKSTERNALITAS Dalam melakukan proses produksi, selain menghasilkan produk yang diinginkan sering kali juga menghasilkan perusahaan sering kali juga menghasilkan produk yang tidak diinginkan. Produk yang tidak diinginkan ini disebut eksternalitas negatif. Salah satu bentuk dari eksternalitas negatif adalah asap, suara bising atau bau tidak menyenangkan, atau secara umum disebut polusi. Polusi membuat masyarakat yang tinggal di sekitar tempat produksi (pabrik) menjadi terganggu (kepuasan/utiliti masyarakat turun). Salah satu prinsip ilmu ekonomi menyebutkan bahwa perusahaan (pelaku ekonomi) harus memberikan kompensasi kepada masyarakat yang tinggal di sekitar
  • 28. 1.28 EKDNOMI MANA.JERIAL e pabrik (pelaku ekonomi lain), apabila perusahaan membuat kesejahteraan masyarakat di sekitar pabrik turun. Apabila harga polusi diketahui, perusahaan dapat memberi sejumlah tertentu polusi kepada masyarakat sekitar perusahaan dengan membayar harga yang disepakati kedua belah pihak. Dengan demikian, perusahaan mempunyai hak untuk memproduksi polusi dengan jumlah tertentu. Bagaimana menentukan harga polusi? Solusi untuk menentukan harga yang disarankan adalah bahwa harga sebaiknya ditentukan oleh perusahaan dan masyarakat sekitar perusahaan karena diasumsikan bahwa mereka mempunyai informasi yang lebih banyak tentang polusi tersebut dibandingkan pihak ketiga, pemerintah misalnya. Tentu saja diasumsikan bahwa proses pembentukan harga oleh perusahaan dan masyarakat di sekitar pabrik relatif murah. Saran ini adalah saran dari pemenang nobel ekonomi, Ronald Coase. Dengan demikian, pemerintah tidak perlu melakukan intervensi dalam kasus eksternalitas apabila perusahaan yang mengirim polusi dan pihak yang terkena polusi dapat berunding untuk melakukan tawar menawar tentang harga polusi tersebut. Namun, apabila biaya untuk menentukan harga polusi ini mahal karena melibatkan banyak orang, intervensi pemerintah dapat menjadi altematif. Saran Ronald Coase ini tentu saja sesuai dengan prinsip transaksi dalam ilmu ekonomi. Prinsip transaksi adalah bahwa setiap transaksi yang dilakukan secara suka rela (voluntarily) akan meningkatkan kesejahteraan (kepuasan/utiliti) semua pelaku transaksi. Tentu saja transaksi yang terjadi secara tidak suka rela (terpaksa) akan menguntungkan salah satu pihak transaksi dan merugikan pihak lainnya. Kasus penggusuran yang disertai dengan keributan adalah salah satu fenomena transaksi yang dilakukan tidak dengan suka rela. H. PERMINTAAN DAN PENAWARAN Pasar sebuah barang terdiri dari penyedia (penjual) dan pembeli barang. Penjual akan cenderung menjual produk lebih banyak apabila harga produk naik. Sebaliknya, pembeli akan membeli produk lebih banyak apabila harga produk semakin turun. Gambar 1.6 menampilkan interaksi antara penjual dan pembeli.
  • 29. e EKMA431 2/MODUL 1 D · f.-i• I·j. • li.. I Gambar 1.6 Permintaan dan Penawaran 1.29 ' s Pada harga sama dengan 10, produsen memproduksi produk sebanyak 100. Pada harga sama dengan 10, pembeli membeli produk sebanyak 100. Semua produk yang diproduksi perusahaan dibeli pembeli. Harga sama dengan 10 ini disebut harga keseimbangan (equilibrium price) atau clearing price. Titik (100, 10), titik E pada Gambar 1.6 disebut titik keseimbangan atau titik ekuilibrium. Pada harga di atas 10, perusahaan memproduksi produk lebih dari 100. Namun, pada harga lebih dari 10, pembeli membeli produk kurang dari 100. Akibatnya, terjadi persediaan barang berlebih (excess supply) di pasar. Berlebihnya persediaan di pasar membuat harga turun. Harga turun hingga kelebihan persediaan barang di pasar habis, yaitu pada saat harga produk sama dengan 10. Pada harga kurang dari 10, perusahaan memproduksi produk kurang dari 100. Namun, pembeli ingin membeli lebih dari 100 produk. Akibatnya, terjadi permintaan berlebih (excess demand). Berlebihnya permintaan ini akan menaikkan harga hingga produsen terdorong untuk meningkatkan produksinya. Harga terus naik sampai pada harga 10, pada saat itu terjadi keseimbangan permintaan dan penawaran. Apabila harga di atas 10, harga akan turun. Apabila harga di bawah 10, harga akan naik. Harga sama dengan 10 merupakan harga yang stabil (ekuilibrium). Pada harga 10, tidak ada faktor yang membuat harga naik atau
  • 30. 1.30 EKONOMI MANA..JERIAL e turun. Kondisi pada saat harga sama dengan harga ekuilibrium disebut kondisi long run. Kondisi bukan ekuilibrium disebut kondisi short run. I. PERUBAHAN PERMINTAAN Kurva penawaran dan permintaan ini menjadi alat untuk menganalisis titik keseimbangan baru apabila kurva permintaan atau kurva penawaran berubah (bergeser). Peningkatan permintaan digambarkan dengan pergeseran kurva permintaan (D) ke kanan. Sebaliknya, penurunan permintaan digambarkan dengan pergeseran kurva D ke kiri. Peningkatan penawaran dicerminkan dengan pergeseran kurva penawaran (S) ke kanan. Sebaliknya, penurunan penawaran dicerminkan dengan pergeseran kurva penawaran (S) ke kiri. Misalnya, pada masa lebaran permintaan baju meningkat. Peningkatan permintaan terhadap baju ini digambarkan dengan pergeseran kurva permintaan ke kanan, lihat Gambar 1.7. 1~·."'- ~G .t~· n,. -' . ' ••• .• • ----• .1 I -----l • • • • • - 1 --- • •• • • -- • - l-• -• - • I ••• - 1----- tOll • 111) - Gambar 1.7 Peningkatan Permintaan tl Titik keseimbangan baru adalah E2. Titik keseimbangan baru menunjukkan bahwa peningkatan permintaan mengakibatkan harga naik dari 10 ke 12 dan penjualan (jumlah produksi atau jumlah transaksi) naik dari 100 menjadi 110. Perusahaan perlu memperkirakan terjadinya kenaikan
  • 31. e EKMA431 2/MODUL 1 1.31 permintaan konsumen atas produknya. Perkiraan permintaan menjadi dasar untuk perubahan jumlah input, misalnya dengan menambah jumlah tenaga kerja atau melakukan lembur untuk meningkatkan stok baju yang akan dijual pada saat permintaan pasar naik. Penambahan tenaga kerja sering kali memerlukan waktu, kualifikasi tenaga kerja yang diinginkan perusahaan sering kali tidak memenuhi persyaratan, bahkan untuk menangani mesin khusus masih memerlukan pelatihan. Dengan memprediksi waktu terjadinya peningkatan permintaan atau pergeseran kurva permintaan maka dapat ditentukan kapan harus menambah tenaga kerja baru. Perencanaan yang baik akan meningkatkan keuntungan perusahaan. Perubahan permintaan produk, seperti pakaian bersifat musiman sehingga relatif mudah untuk diperkirakan. Beberapa industri berkembang mengikuti perkembangan perekonomian. Misalnya, industri properti, permintaan terhadap properti biasanya sejalan dengan perkembangan perekonomian. Perubahan permintaan produk juga dapat muncul karena munculnya produk substitusi. Permintaan terhadap jasa kereta api Jakarta - Bandung menurun karena pembukaan jalan tol Cipularang. Sebelum dibangunnya jalan tol, kereta api merupakan angkutan darat tercepat Jakarta-Bandung. Jalan tol mempersingkat perjalanan mobil pribadi maupun angkutan umum. Tarif his yang lebih murah dari tarif kereta api dan hampir tiap 15 menit ada his yang berangkat membuatnya lebih fleksibel. Akibatnya, banyak penumpang kereta api beralih ke his sehingga permintaan jasa angkutan his meningkat dan permintaan jasa kereta api turun. J. PERUBAHANPENAWARAN Kasus kurva penawaran bergeser ke kiri dapat terjadi apabila harga input menjadi semakin mahal. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) mengakibatkan sebagian nelayan tidak melaut. Akibatnya, penawaran (persediaan) ikan menjadi lebih sedikit. Penurunan penawaran ini digambarkan dengan pergeseran kurva penawaran (supply) ke kiri, lihat Gambar 1.8.
  • 32. 1.32 1[I • -- 'J'! . ' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' ! : ••.' .'._, ----• ---• ---• ---• ---• ---• ----- 90 100 Gambar 1.8 EKONOMI MANA..JERIAL e Dampak Penurunan Penawaran Titik keseimbangan baru setelah terjadi penurunan persediaan produk ada pada titik E2. Harga produk naik dari 10 menjadi 12 dan jumlah produk yang terjual (diproduksi) turun dari 100 menjadi 90. "Perekonomian biaya tinggi" mengakibatkan biaya produksi naik. Perusahaan dapat merelokasi pabriknya ke tempat dengan "perekonomian biaya rendah" dan menggeser kurva penawarannya ke kanan. Dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah mampu mengurangi perekonomian biaya tinggi untuk mengundang investor masuk ke daerahnya. Sebelum otonomi daerah, perizinan untuk mendirikan perusahaan baru dalam skala besar melalui proses yang panjang yaitu dari pemerintah pusat turun ke daerah. Proses yang panjang ini memerlukan waktu panjang dan biaya tidak sedikit. Berlakunya otonomi daerah memotong proses perizinan, izin dikeluarkan oleh pemerintah daerah, diharapkan dengan kemudahan ini investor tertarik untuk menanamkan modalnya. K. TEORI PERMAINAN (GAME THEORY) Dalam realita sebuah perusahaan hampir selalu mempunyai pesaing. Pola persaingan antarperusahaan ditampilkan dalam teori permainan (game theory). Salah satu pola interaksi dua perusahaan yang menjual produk yang
  • 33. e EKMA431 2/MODUL 1 1.33 sama adalah bahwa apabila salah satu perusahaan menaikkan harga, perusahaan lainnya cenderung tidak mengikuti menaikkan harga, namun apabila salah satu perusahaan menurunkan harga perusahaan yang lainnya mengikuti menurunkan harga. Oleh karena itu, toko yang menjual produk sejenis biasanya mengadakan diskon secara bersamaan. Selain berkompetisi, dua (atau lebih) perusahaan yang menjual produk sejenis dapat melakukan kolusi. Dealer mobil biasanya membuat kesepakatan untuk menjual mobil tertentu dengan harga tidak boleh kurang dari harga tertentu. Dengan demikian, keuntungan dealer dapat dipertahankan tinggi. Seandainya sebuah dealer menjual mobilnya dengan harga kurang dari harga kesepakatan, dealer masih menikmati keuntungan. Apabila semua dealer mengikuti harga kesepakatan, keuntungan semua dealer menjadi besar. Namun, kondisi untuk mengikuti kesepakatan tidak dalam keseimbangan. Artinya, semua dealer mempunyai insentif untuk menjual produknya dengan harga yang lebih rendah untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar melalui jumlah penjualan yang lebih banyak. Dealer dapat mengelabui pesaingnya dengan memberikan kuitansi sesuai dengan harga kesepakatan, namun pembeli membayar lebih rendah dari harga yang tertera dalam kuitansi tersebut. Dalam bahasa game theory, dealer yang melanggar kesepakatan dikatakan melakukan cheating. Apabila dealer berhasil melakukan cheating tentu saja dealer tersebut akan mampu menarik banyak pembeli. Tentu saja cheating tidak dapat diulang-ulang. Apabila cheating diketahui oleh dealer lainnya, dealer lainnya juga akan melakukan hal yang sama. Kesepakatan gagal. Para dealer akan berupaya meningkatkan keuntungan dengan berlomba untuk menurunkan harga. Akhirnya, keuntungan semua dealer menjadi rendah. Pola interaksi dealer mobil ini merupakan salah satu aplikasi dari game theory. Game theory sudah menjadi alat analisis standar kebijakan strategis perusahaan. Keputusan perusahaan yang tidak tepat dalam menentukan kebijakan strateginya akan mengurangi keuntungan. L. NET PRESENT VALUE Untuk meningkatkan nilai, perusahaan setiap tahun mempunyai beberapa (banyak) proyek jangka panjang. Proyek-proyek tersebut diharapkan dapat menghasilkan keuntungan. Pembiayaan atau aliran kas keluar (cash outflows)
  • 34. 1.34 EKONOMI MANA..JERIAL e dan imbalan atau aliran kas masuk (cash intflows) proyek investasi bersifat periodik dan jangka panjang. Nilai sebuah proyek sama dengan penjumlahan nilai sekarang aliran dana masuk dikurangi dengan nilai sekarang dari aliran dana keluar. Nilai sebuah proyek disebut nilai sekarang neto (net present value (NPV)) proyek. Formula NPV sebuah proyek adalah: NPV == (C/1 -C01) + (C/2 -C02 ) +···+ (Clr -COr) (1 + r) (1 + r)2 (1 + r)T C/1 : aliran kas masuk periode 1 col :aliran kas keluar periode 1 T : periode akhir dari proyek r : discount rate proyek Discount rate proyek mencerminkan biaya dana proyek. Semakin besar risiko proyek, semakin besar biaya proyek. Aliran kas masuk dikurangi aliran kas keluar disebut aliran kas neto (net cash flows). NPV adalah penjumlahan nilai sekarang dari aliran kas neto. Proyek dengan NPV positif adalah proyek yang menguntungkan. Semakin besar NPV sebuah proyek, semakin besar keuntungan proyek. Proyek di peringkat berdasarkan NPV-nya. Perusahaan yang mempunyai proyek dengan NPV positif nilainya cenderung tinggi. ·-... - - ~ -:; 22222114#= & ~ - • LATIHAN Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Bagaimana struktur upah yang dapat menstimulasi produktivitas . ? manaJer. 2) Apa yang dimaksud dengan moral hazard? 3) Mengapa harga bahan makanan naik selama lebaran? 4) Bagaimana peran effort manager terhadap kinerja perusahaan? 5) Apa saran Ronald Coase untuk menyelesaikan permasalahan eksternalitas negatif?
  • 35. e EKMA431 2/MODUL 1 1.35 Petunjuk Jawaban Latihan 1) Pahami secara jelas tentang principal agent problems. 2) Pahami secara jelas tentang principal agent problems. 3) Pahami secarajelas tentang perubahan permintaan. 4) Pahami secara jelas tentang principal agent problems. 5) Pahami secara jelas tentang eksternalitas. ~ RANG KUMA N__________________ Pemegang saham mendelegasikan pengelolaan perusahaan kepada manajer. Pendelegasian ini memunculkan permasalahan moral hazard, yaitu perilaku manajer tidak sesuai dengan kemauan pemegang saham. Salah satu instrumen untuk menekan perilaku moral hazard adalah dengan menggunakan sistem insentif. Sistem gaji perusahaan harus memicu manajer (dan pegawai lainnya) untuk bekerja sesuai dengan kemauan pemegang saham (tujuan perusahaan). Sistem upah linier yang terdiri dari gaji tetap dan gaji variabel dianggap dapat menekan perilaku moral hazard yang merugikan perusahaan. Dalam melakukan optimalisasi, perusahaan menggunakan harga relatif (riil) sebagai pedoman, bukan harga nominal. Harga relatif sebuah barang Uasa) adalah harga barang tersebut dibanding dengan harga barang lainnya. Harga relatif tidak dinyatakan dalam uang, tetapi dinyatakan dengan barang riil. Dalam proses produksi, perusahaan biasanya memproduksi polusi (eksternalitas negatif). Dengan menggunakan prinsip tidak ada sesuatu yang gratis, perusahaan harus memberikan kompensasi kepada mereka yang terpaksa mengasumsi polusi tersebut. Pasar biasanya tidak mampu menghasilkan harga polusi. Harga polusi dapat dinegosiasikan dengan pihak yang terkena (sesuai dengan skenario Ronald Coase) atau dengan intervensi regulator. Manajer terkadang berupaya untuk meningkatkan keuntungan periode sekarang yang tinggi untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar. Perilaku manajer ini dapat menempatkan perusahaan pada risiko yang tinggi. Risiko perusahaan yang tinggi mengakibatkan nilai perusahaan turun. Oleh karena itu, peluang perilaku manajer yang berpotensi merugikan perusahaan perlu diperkecil. Dengan menerapkan manajemen risiko, perusahaan akan mampu mencegah manajer untuk mengambil risiko yang terlalu tinggi. Sekarang ini, manajemen risiko telah menjadi instrumen wajib untuk meningkatkan nilai perusahaan.
  • 36. 1.36 EKONOMI MANA..JERIAL e T E S F 0 R MAT I F 2::;...,_________________ Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Prinsip manajemen risiko adalah .... A. tidak mengambil risiko B. menyimpan cadangan kas cukup besar C. perusahaan tidak mengambil risiko di luar kemampuan menopangnya. D. mengambil risiko tinggi selama hasilnya sepadan dengan risiko yang diambil. 2) Keuntungan di atas normal yang dihasilkan perusahaan mempunyai implikasi .... A. menarik perusahaan baru masuk ke dalam industri B. keuntungan perusahaan selalu meningkat C. dalamjangka panjang perusahaan akan bangkrut D. mengurangi pesaing. 3) Transfer risiko perusahaan ke pihak ketiga dapat menimbulkan moral hazard, yaitu .... A. biaya asuransi tinggi B. mengurangi keuntungan perusahaan C. perusahaan lebih berani mengambil risiko tinggi D. perusahaan cenderung mengambil keputusan dengan risiko rendah 4) Dalam mengambil keputusan perusahaan menggunakan harga relatif. Yang dimaksud harga relatif adalah .... A. harga yang terjadi di pasar B. harapan harga yang akan terjadi setelah disesuaikan inflasi C. penyesuaian harga dengan tingkat bunga bank. D. perbandingan harga suatu barang dengan barang lainnya. 5) Proyek dengan NPV rendah akan menghasilkan .... A. keuntungan tinggi B. risiko rendah C. risiko tinggi D. keuntungan rendah.
  • 37. e EKMA431 2/MODUL 1 1.37 Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif2 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 2. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = -----------x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% =baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% =cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul selanjutnya. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 2, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 38. 1.38 EKDNOMI MANA.JERIAL e Kunci Jawaban Tes Formatif Tes Formatif1 Tes Formatif2 1) B 1) c 2) c 2) A 3) B 3) c 4) A 4) D 5) D 5) D
  • 39. e EKMA431 2/MODUL 1 Bond Cheating Equilibrium price (Clearing price) Excess demand Excess supply Economic value added Eksternalitas Eksternalitas negatif Ekuiti Elastisitas Free cash flows Fungsi linier Fungsi konkaf Fungsi konveks Game theory Harga • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • 1.39 Glosarium Surat utang, pemegang surat utang menerima bagian keuntungan terlebih dahulu dibanding pemegang saham. Dikatakan bahwa bond lebih senior dibanding saham. mengambil strategi yang tidak sesuai dengan kesepakatan. harga yang membuat permintaan sama dengan penawaran produk. kelebihan permintaan terjadi karena harga lebih rendah dari clearing price. kelebihan penawaran terjadi karena harga lebih tinggi dibanding clearing price. (EVA) atau keuntungan ekonomi (economic profit) keuntungan perusahaan setelah semua penyedia kapital mendapatkan imbalannya. produk sampingan dari proses produksi atau proses konsumsi eksternalitas yang mengakibatkan utiliti (kepuasan) pihak yang mengonsumsi turun, misalnya polusi. saham, pemegang saham menerima bagian keuntungan yang paling akhir (residual claimer) sensitivitas permintaan produk terhadap perubahan faktor-faktor yang mempengaruhinya. aliran kas yang tersisa untuk pemegang saham fungsi yang nilainya bertambah dengan pertambahan konstan. fungsi yang nilainya bertambah dengan pertambahan semakin kecil. fungsi yang nilainya bertambah dengan pertambahan semakin besar. Ilmu yang mempelajari pola interaksi beberapa pelaku ekonomi. signal kelangkaan suatu barang atau jasa.
  • 40. 1.40 Harga relatif Keuntungan normal Long run Moral hazard Net present value (NPV) Nilai perusahaan NOPAT Optimalisasi Opportunity cost Principal agent problems Risk tolerance Shareholders Short run Teori alokasi harga • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • EKDNOMI MANA.JERIAL e (harga riil) harga produk yang dinyatakan dalam satuan produk lain. (Normal profit) keuntungan ekonomi sama dengan nol. konsep ekonomi yang mengindikasikan bahwa semua faktor telah menyesuaikan dengan sempurna. perilaku agen yang tidak dikehendaki prinsipal (lihat principal agent problems). nilai sekarang neto, nilai sekarang aliran kas masuk dikurangi nilai sekarang aliran kas keluar. NPV mencerminkan keuntungan sebuah proyek investasi. nilai ekuiti ditambah nilai utang perusahaan. Nilai ini disebut juga kapital. net operating profit after tax, keuntungan operasi neto setelah pajak. memaksimumkan atau meminimumkan sebuah (fungsi) tujuan dengan kendala. pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu. permasalahan pendelegasian di mana kemauan yang menerima delegasi (agenlagent) berbeda dengan kemauan yang memberi delegasi prinsipal (principal). Lihat moral hazard. toleransi terhadap risiko atau preference toward risk, tingkat penerimaan risiko pelaku ekonomi (perusahaan atau individu). pemegang saham (pemilik perusahaan) konsep ekonomi yang mengindikasikan bahwa masih ada faktor yang belum menyesuaikan dengan sempurna. Harga dari pasar kompetitif mampu mengalokasikan sumber daya secara efisien. Teori ini disebut juga teori kesejahteraan ekonomi yang pertama (the first welfare economic theorem).
  • 41. e EKMA431 2/MODUL 1 1.41 Daftar Pustaka Allen, Bruce, Neil, Doherty, Keith Weighlt, Edwin Mansfield. (2005). Managerial Economics. Sixth Edition. New York: Norton. Hirschey, M. (2003). Managerial Economics. Tenth Edition. Singapore: Thomson. Jorion, P. (2002). Value at Risk. Second Edition. Singapore: McGraw-Hill. ____(2005). Financial Risk Manager Handbook. New Jersey: John Wiley. Mansfield, E. (1993). Managerial Economics. 2nd Ed. New York: Norton Newmann, J dan Oskar Morgernstern. (1944). Theory of Games and Economic Behaviour. New York: Princeton University Press. Salvatore, D. (1996). Managerial Economics: In a Global Economy. 3rd ed. Singapore: McGraw Hill. Stewart, B. (1991). The Questfor Value. HarperCollins. Sunaryo, T. (2001). Ekonomi Manajerial. Jakarta: Erlangga. Varian, H. (1978). Economic Analysis. New York: Norton.
  • 42. MDDUL 2 Analisis Permintaan Dr. T. Sunaryo PENDAHULUAN rodusen (penjual) rnernerlukan inforrnasi karakteristik perrnintaan produknya untuk rnengoptirnalkan keuntungan. Karakteristik fungsi perrnintaan produk ditarnpilkan secara ringkas dalarn angka-angka elastisitasnya. Elastisitas adalah sensitivitas perrnintaan produk karena perubahan faktor-faktor yang mernpengaruhi perrnintaan, misalnya harga produk, harga produk lain, pendapatan, dan ongkos advertensi. Misalnya, produsen tidak akan rnenaikkan harga produknya apabila kenaikan harga produk rnenurunkan permintaan secara signifikan. Modul ini rnernbahas (1) proses pernbentukan fungsi permintaan pasar sebuah produk; (2) menganalisis elastisitas fungsi permintaan pasar; (3) rnenggunakan elastisitas untuk rnengoptirnalkan keuntungan produsen; (4) rnenganalisis eksternalitas konsurnsi. Konsurnen secara individual rnengoptirnalkan kepuasannya (utility-nya) rnenghasilkan permintaan individual. Penjurnlahan permintaan individual rnenghasilkan perrnintaan pasar. Elastisitas rnencerrninkan karakteristik perrnintaan pasar, rnisalnya elastisitas harga, elastisitas harga produk lain (elastisitas silang), elastisitas pendapatan, dan elastisitas ongkos advertensi. Produsen rnenggunakan angka elastisitas tersebut untuk rnengoptirnalkan keuntungannya. Proses konsurnsi sering kali rnengeluarkan eksternalitas bagi pihak lain dan mernbuat kepuasan pihak lain tersebut turun. Pasar tanpa intervensi pernerintah biasanya tidak rnarnpu rnernunculkan perrnasalahan eksternalitas tersebut. Misalnya, kasus polusi asap rokok, dalarn kasus ini regulator rnendapat pernbenaran untuk rnelakukan intervensi.
  • 43. 2.2 EKDNOMI MANA.JERIAL e Setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan mampu menjelaskan: 1. bagaimana seorang konsumen mengoptimalkan utiliti-nya (kepuasannya); 2. pembentukan kurva permintaan pasar; 3. sensitivitas harga produk terhadap permintaan produk; 4. sensitivitas harga produk lain terhadap permintaan produk; 5. sensitivitas pendapatan terhadap permintaan produk; 6. sensitivitas faktor lain terhadap permintaan produk; 7. faktor-faktor yang mempengaruhi elastisitas produk; 8. menggunakan angka elastisitas untuk mengoptimalkan keuntungan; 9. memahami eksternalitas dalam konsumsi. Banyak sekali fenomena bisnis dan kehidupan yang dapat dijelaskan oleh prinsip ekonomi. Oleh karena itu, fokus belajar adalah pada model, bukan pada kompilasi kasus-kasus. Penggunaan kasus atau fenomena bertujuan untuk memantapkan pemahaman teori atau konsep ekonomi. Salah satu konsep yang sering digunakan dalam ilmu ekonomi adalah optimalisasi. Optimalisasi adalah maksimisasi atau minimisasi fungsi tujuan dengan kendala tertentu.
  • 44. e EKMA431 2/MODUL 2 2.3 KEGIATAN BELA&JAR 1 Fungsi Permintaan A. OPTIMALISASI UTILITI KONSUMEN Ekonom selalu mengasumsikan pelaku ekonomi adalah rasional. Konsumen A juga rasional. A bisa memberikan peringkat (ordering) terhadap pilihan-pilihannya. A lebih suka tiga tempe dibanding 2 tempe. A lebih suka 2 tempe dibanding 1 tempe. Implikasinya A lebih suka 3 tempe dibanding 1 tempe. Karakteristik hubungan lebih suka ini bersifat transitif (konsisten atau rasional). Orang yang tidak rasional akan mengatakan demikian: Saya lebih suka tiga tempe dibanding 2 tempe. Saya lebih suka 2 tempe dibanding 1 tempe. Saya lebih suka 1 tempe dibanding 3 tempe. Setelah A melakukan peringkat terhadap pilihan-pilihannya, A mengoptimalkan pilihannya. Artinya, A memaksimumkan kepuasan (utiliti- nya) dengan kendala yang dihadapi A. Dalam kasus makan tempe, kendalanya adalah anggaran yang dimilikinya. Dengan anggaran tertentu, misalnya A membeli 3 tempe. Permintaan A terhadap tempe adalah 3. Apabila anggaran tidak menjadi kendala, misalnya temannya mentraktir makan tempe gratis. A akan memaksimumkan kepuasannya. A akan makan sepuasnya, misalnya A makan 10 tempe. Pada harga nol, A permintaan tempe A adalah 10 buah. Konsumen berusaha mengoptimalkan kepuasannya, artinya konsumen memaksimumkan kepuasan dengan kendala yang dihadapinya. 1. Makan Tempe A makan tempe. A yang sedang lapar akan menghabiskan berapa buah tempe? Tempe pertama memberikan kepuasan (utiliti) kepada A sebesar 7, lihat Gambar 2.1. Gambar 2.1 menggambarkan fungsi utiliti A. Tempe kedua memberikan tambahan utiliti 2 kepada A. Tempe ketiga memberikan utiliti 1 kepada A. Stop! A tidak mengambil tempe keempat.
  • 45. 2.4 u I I 10 9 ------------------------------ I I I I I I I I .. 0 1 I• II' I I• I. I' I I' I j• l II I,, 2 II I II I i'I I I I I I,, 'I iI I I 'l I lI 1I 3 Gambar 2.1 Fungsi Utiliti Konsumen EKONOMI MANA..JERIAL e U(x) X Mengapa A tidak mengambil tempe keempat? Perhatikan gambar fungsi utiliti A. Tempe keempat akan memberikan tambahan kepuasan relatif amat kecil dibanding tempe ke tiga, apalagi tempe pertama. Misalkan, harga sebuah tempe adalah Rp1.000,00. Misalkan, A menilai pengeluaran Rp1.000,00 pertama menyebabkan utiliti-nya turun 0,25 saja. Tentu saja A amat senang menukar uang seribu pertamanya dengan tempe pertamanya yang memberi tambahan utiliti 7. Kemudian, A menilai pengeluaran 1000 kedua menyebabkan utiliti-nya turun 0,5. Tempe kedua memberikan tambahan utiliti 2. A dengan senang menukar uang seribu keduanya dengan tempe kedua. Apabila untuk kehilangan 1.000 ketiganya, utiliti A turun 1, dan tempe ketiga memberikan kepada A tambahan utiliti sebesar 1 juga. A indifferent (tidak berbeda) terhadap uang 1.000 ketiganya dan tempe ketiganya. Bagaimana dengan tempe keempat. Tempe keempat memberikan utiliti kepada A sebesar 0,1. Untuk mendapatkan tempe keempat tersebut, A harus mengeluarkan uang 1.000 keempatnya. Misalnya, utiliti A akan turun 2 apabila kehilangan seribu keempatnya, A tidak bersedia menukar uang 1.000 keempatnya dengan tempe keempat. Jadi, A membeli hingga tempe ke tiga. Dikatakan bahwa permintaan individual A terhadap tempe pada harga 1000 adalah 3 buah.
  • 46. e EKMA431 2/MODUL 2 2.5 Perhatikan bahwa penurunan marjinal utiliti setiap penurunan kekayaan sebesar Rp1000,00 semakin membesar. Argumen ini adalah interpretasi lain dari law of diminihing return dalam utiliti (hukum pertambahan yang berkurang). Awalnya A tidak mempunyai uang. Seribu pertama akan memberikan utiliti 2. Seribu kedua memberikan utiliti 1. Seribu ketiga memberikan utiliti 0,5. Marjinal utiliti seribu keempat adalah 0,25. 2. Law ofDiminishing Returns Pertambahan utiliti karena pertambahan konsumsi sebuah tempe disebut marjinal utiliti (MU) tempe. Marjinal utiliti tempe pertama lebih besar dibanding dengan marginal utiliti tempe kedua. Marginal utiliti tempe kedua lebih besar dibanding dengan marjinal utiliti ketiga, dan seterusnya. Fenomena penurunan marjinal utiliti ini adalah salah satu bentuk dari hukum pertambahan yang berkurang (law of diminishing returns) dalam utiliti. Jadi, utiliti seseorang itu ada batasnya. Hukum mengindikasikan bahwa pola pertambahan yang berkurang ini berlaku universal. Utiliti seseorang ada batasnya. Marjinal utiliti konsumsi pertama lebih besar dibanding dengan marjinal utiliti konsumsi kedua. Marjinal utiliti konsumsi kedua lebih besar dibanding dengan marjinal utiliti ketiga, dan seterusnya. 3. Kondisi Optimal Perhatikan bahwa A berhenti pada konsumsi ketiga, yaitu pada saat marjinal utiliti tempe ketiga sama dengan marjinal utiliti uang 1.000 ketiga A, yaitu sama-sama satu. A mengoptimalkan konsumsinya dengan membeli tiga tempe. MU tempe > MU 1.000 rupiah, tambah tempe. MU tempe < MU 1.000 rupiah, kurangi tempe. MU tempe =MU 1.000 rupiah, pas. A akan mencapai tingkat konsumsi tempe yang optimal hila tempe terakhir yang dibeli memberikan utiliti yang sama dengan tingkat utiliti yang diberikan oleh uang sebesar harga tempe terakhir tersebut atau kondisi
  • 47. 2.6 EKDNOMI MANA.JERIAL e optimal A adalah nilai marjinal utiliti (value marginal utility, VMU) tempe yang dibeli terakhir sama dengan harga tempe. VMU == p lngat dalam membandingkan dua hal harus bersifat apple-to-apple, jadi satuan marjinal utiliti tempe harus sama dengan satuan harga tempe. Untuk membandingkan dua barang yang berbeda kita mempunyai alat pembanding (alat tukar) yang universal, yaitu uang. Asmuni, pelawak Srimulat, mengatakan bahwa "Keris ini asalnya dari ular." Dengan uang orang bisa membandingkan sebuah keris dengan seekor ular. Untuk mendapatkan sebuah tempe ada yang dikorbankan, yaitu uang Rpl.OOO,OO. Meskipun pilihannya hanya sebuah barang, konsumen selalu bisa membandingkan dengan alat tukar (pembanding universal), yaitu uang. Dalam kasus pilihan yang tersedia hanya tempe, dalam mengonsumsi tempe, konsumen selalu membandingkan setiap tempe yang dikonsumsi dengan harga tempe. Konsumen membandingkan nilai marjinal utiliti (value marginal utility, VMU) dengan harga tempe. Satuan VMU adalah dalam rupiah. Konsumen akan berhenti mengambil tempe bila VMU tempe terakhir sama dengan harga tempe terakhir tersebut. Konsumen akan mengonsumsi tempe hingga nilai marjinal utiliti tempe terakhir sama dengan harga tempe terakhir tersebut. Penekanan tempe terakhir dan harga tempe terakhir tersebut penting. Tempe terakhir memberikan kenaikan utiliti yang lebih kecil dibanding dengan tempe sebelumnya. Implikasinya, penjual tempe bisa mendiskon harga tempenya setelah pelanggan mengonsumsi 3 tempe misalnya. Dengan mendiskon mulai tempe ke empat dan seterusnya, penjual bisa menjual lebih banyak lagi. Tentu saja diasumsikan bahwa ongkos marjinal tempe masih lebih rendah dibanding harga tempe. 4. Teori Alokasi Harga Perhatikan berapa banyak A mengonsumsi tempe. Selain tingkat kesukaan A terhadap tempe yang tercermin dalam fungsi utiliti-nya, faktor harga memegang peranan penting. Apabila harga rendah, A akan membeli
  • 48. e EKMA431 2/MODUL 2 2.7 tempe lebih banyak. Sebaliknya, apabila harga tempe naik, A akan membeli tempe lebih sedikit. Cerita simpel ini adalah salah satu dari fenomena dari apa yang disebut teori alokasi harga (price allocation theory). Teori alokasi harga mengatakan bahwa yang mengalokasikan sumber daya konsumen adalah harga. Harga adalah signal kelangkaan sebuah barang atau jasa. Intan yang gunanya relatif sedikit, tetapi langka membuat harganya tinggi. Udara yang gunanya tinggi karena tersedia banyak sekali, harganya nol (gratis). Yang membatasi A mengkonsumsi sebanyak 3 potong pizza adalah harga pizza. (Teori alokasi harga.) Harga adalah signal kelangkaan dari sebuah barang. Harga tidak berkaitan dengan kegunaan dari sebuah barang. Barang yang langka mempunyai harga tinggi. 5. Tampilan Matematis Fungsi Utiliti Ukuran utiliti adalah ordering. Ukuran ordering hanya memberikan peringkat (order). Artinya, utiliti sebesar 4 lebih tinggi dibandingkan utiliti sebesar 2. Namun, tidak berarti bahwa utiliti sebesar 4 adalah dua kali utiliti sebesar 2. Ukuran utiliti hanya mensyaratkan ukuran ordering dan memenuhi hukum penurunan marjinal utiliti (law ofdiminishing marginal utility). Contoh model matematis fungsi utiliti adalah: U == xo,s Tabel llustrasi Fungsi Utiliti dengan Perubahan Diskret X xo,s MUX 1 1 1 2 1.41 0,41 3 1.73 0,32 4 2 0,27 5 2.24 0,24 6 2.45 0,21
  • 49. 2.8 EKDNOMI MANA.JERIAL e Perhatikan bahwa nilai fungsi utiliti x0 • 5 adalah fungsi naik. Marjinal utiliti-nya semakin menurun. Bentuk fungsi utiliti yang populer adalah: U =Xa di mana nilai a (dibaca alfa) lebih besar dari nol dan lebih kecil dari satu (0 < x < 1). Batasan nilai alfa ini menjamin bahwa nilai fungsi utiliti memenuhi karakteristik fungsi naik dan marjinal utiliti-nya semakin menurun. Secara matematis fungsi utiliti ini sering disebut fungsi pangkat (power function). Dalam ilmu ekonomi, fungsi utiliti ini disebut fungsi utiliti Cobb-Douglas. Secara matematis, marjinal utiliti adalah turunan pertama fungsi utiliti. Simbol dari turunan fungsi utiliti adalah: auU' atau- ax Marjinal utiliti dari fungsi utiliti U = x0 • 5 adalah: MU = au = 0 5xco,s-I) = 0 5x-o,s ax ' ' Fungsi marjinal utiliti ini merupakan fungsi yang menurun. Ingat law of diminishing returns dalam utiliti. 6. Kelebihan Tampilan Matematis Tampilan matematis dapat mengakomodasi perubahan nilai x yang kontinyu dan diskret. Dengan tampilan matematis, kita bisa mengevaluasi berapa perubahan-perubahan utiliti bila nilai x berubah kecil sekali, misalnya 0,00001. Kita bisa menggunakan operasi matematika, namun untuk tahap awal, pendekatan disket lebih mudah memberikan gambaran karakteristik fungsi utiliti. Fungsi permintaan Cobb-Douglas adalah sebuah fungsi yang sederhana dan indah. Nanti Anda akan merasakannya. 7. Makan Sepuasnya Apabila B mentraktir A untuk makan tempe sepuasnya. A akan menghabiskan berapa tempe? Pasti lebih dari tiga karena gratis. Gratis artinya bagi A, harga tempe adalah nol. A akan makan tempe sepuasnya,
  • 50. e EKMA431 2/MODUL 2 2.9 misalnya 5. Bagi A, tempe keenam akan memberikan utiliti negatif, misalnya membuat perut A sakit. A mengoptimalkan utiliti-nya dengan mengonsumsi 3 tempe apabila harganya 1.000 dan 5 tempe hila gratis. A mengoptimalkan konsumsinya, artinya A memaksimumkan utiliti-nya dengan kendala yang dihadapi. Dalam hal ini, A menghadapi kendala harga. Kendala yang berbeda akan menghasilkan keputusan jumlah konsumsi yang berbeda. Dalam mengonsumsi tempe, A mengoptimalkan utiliti-nya dengan kendala yang dihadapi oleh A. 8. Permintaan Individual dan Permintaan Pasar Apabila harga sebuah tempe 3 rupiah, permintaan A terhadap tempe adalah 3. Apabila harga sebuah tempe 0, permintaan A terhadap tempe adalah 5. Secara umum, kurva permintaan tempe individual A mempunyai kemiringan negatif. Artinya, apabila harga tempe turun, A akan membeli tempe lebih banyak. Gambar 2.2 menunjukkan bahwa kurva permintaan individual A terhadap tempe mempunyai kemiringan negatif (turun ke kiri). ...;;' r-----------~ • I Gambar 2.2 Permintaan Individual A terhadap Tempe Misalkan, permintaan individual B terhadap tempe adalah seperti yang ditampilkan pada Gambar 2.3. Apabila harga tempe sama dengan tiga, B
  • 51. 2.10 EKDNOMI MANA.JERIAL e membeli satu tempe. Apabila B bisa makan tempe gratis, B akan melahap tiga tempe. - a f, • Gambar 2.3 Permintaan Individual B terhadap Tempe Misalkan pasar hanya terdiri dari dua konsumen A dan B. Permintaan pasar terhadap tempe adalah penjumlahan permintaan individual A dan B terhadap tempe. Gambar 2.4 menunjukkan permintaan pasar terhadap tempe. - r- ' Gambar 2.4 Permintaan Pasar terhadap Tempe . @ • • a
  • 52. e EKMA431 2 / MODUL 2 2.11 Fungsi permintaan pasar adalah penjumlahan dari semua permintaan individu yang ada di pasar. - F= LATIHAN-c - ---~ ~ iJ - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - ~ E - ___:__ ..-. Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan berikut! 1) Perhatikan kurva utiliti A untuk makan mangga. D_, 1 • - " ..· - - - '3'- ; l' a. Berapa maksimum mangga yang memberikan kepuasan maksimum? b. Mangga ke berapa yang memberikan tambahan kepuasan terbesar? 2) Apa yang terjadi pada permintaan beras bila jumlah penduduk meningkat? Petunjuk Jawaban Latihan 1) Baca subbab A1. A2, dan A3. 2) Pelajari subbab AS tentang permintaan individual dan permintaan pasar.
  • 53. 2.12 EKONOMI MANA..JERIAL e RANG KUMA N;__________________ Asumsinya, pelaku ekonomi yang rasional dapat melakukan ordering dan memberikan peringkat terhadap pilihan-pilihannya. Implikasinya menunjukkan karakteristik hubungan kesukaan, dan ini bersifat transitif kemudian akan mengoptimalkan pilihannya, memaksimumkan kepuasan (utiliti-nya). Kebiasaan konsumen adalah mengoptimalkan utiliti-nya, konsumen berupaya untuk memaksimumkan utiliti-nya dengan kendala yang dihadapinya karena konsumen menghadapi kendala berupa anggaran. Dihadapkan dengan law deminishing return, indifference curve, teori aloksi harga, fungsi utiliti, permintaan individu, dan pasar berbagai kendala harga dan keputusan jumlah konsumsi yang tidak sama hasilnya. TES FDRMATIF 1- - - - - - - - - - - - - - - - Pilihlah satu jawaban yang paling tepat! 1) Dengan mengonsumsi lebih banyak barang maka tambahan utiliti yang diperoleh .... A. semakin besar B. semakin kecil C. jumlahnya tetap D. tidak dapat ditentukan 2) Ukuran kelangkaan suatu barang adalah .... A. harga B. jumlah barang yang tersedia di pasar C. jumlah barang yang dibeli konsumen D. harga danjumlah barang yang tersedia di pasar 3) Harga emas mahal karena .... A. kegunaannya sebagai perhiasan B. penambangannya relatif sulit C. pengolahannya mahal D. barang langka 4) Munculnya calo tiket pertandingan sepak bola karena .... A. tontonan massal B. kepuasan monoton secara langsung lebih tinggi dari monoton siaran langsung di televisi
  • 54. e EKMA431 2/MODUL 2 2.13 C. loket jumlahnya terbatas D. jumlah tiket yang dijual lebih sedikit dari jumlah yang akan menonton pertandingan 5) Yang membatasi seseorang membeli suatu barang adalah A. model barang B. kualitas barang C. harga D. bentuk utiliti konsumen Cocokkanlahjawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jawaban yang benar. Kemudian, gunakan rumus berikut untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1. Jumlah Jawaban yang Benar Tingkat penguasaan = ----------x 100% Jumlah Soal Arti tingkat penguasaan: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% =baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Apabila mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Jika masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi materi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum dikuasai.
  • 55. 2.14 EKDNOMI MANA.JERIAL e KEGIATAN BELA&JAR 2 Karakteristik Fungsi Permintaan A. KARAKTERISTIK KURVA PERMINTAAN Kurva permintaan pasar terhadap tempe mempunyai kemiringan negatif seperti yang dijelaskan pada Kegiatan Belajar 1. Kemiringan negatif ini menunjukkan bahwa bila harga tempe turun maka jumlah tempe yang diminta pasar naik. Misalkan, bila harga tempe turun 1%, jumlah tempe yang diminta pasar naik 2%. Dikatakan bahwa elastisitas harga tempe adalah - 2 elastisitas ini diperoleh dengan cara membagi berapa % perubahan jumlah 2% . Secaratempe yang diminta dengan turunnya harga sebesar 1% -1% umum, nilai elastisitas dianggap nilai absolut, tanda minus tidak disebutkan lagi. Barang lain katakanlah tabu, mempunyai elastisitas harga yang berbeda. Elastisitas adalah salah satu karakteristik penting dari kurva permintaan. Formula elastisitas harga adalah: %11q e =-- P %/1p eP : elastisitas harga (p) tempe 11 %&]_ : dibaca delta, artinya perubahan : perubahan permintaan pasar terhadap tempe dalam persen %~: perubahan harga tempe dalam persen Nilai elastisitas harga tempe adalah negatif karena apabila harga tempe turun, jumlah tempe yang diminta pasar naik. Sebaliknya, apabila harga tempe naik, jumlah tempe yang diminta turun. Umumnya nilai elastisitas harga adalah negatif maka orang hanya mengatakan bahwa elastisitas harga tempe adalah dua, tanpa kata negatif. Dalam hal ini orang dianggap sudah mengerti bahwa nilai elastisitas harga adalah negatif. Kurva permintaan yang mempunyai kemiringan negatif menggambarkan elastisitas harga negatif. Semakin negatif kemiringan kurva permintaan, semakin besar elastisitas harga kurva permintaan, perhatikan Gambar 2.5.
  • 56. e EKMA431 2/MODUL 2 2.15 Gambar ini menunjukkan 3 kurva permintaan yang berbeda yaitu D1, D2, dan D3. ·~ 'tO' I j .' ·a - ~-1-~ -• I l .. •• •"1 = •I • • .l .J • 01~ • 1 I • ' ·; ·;I • I J • •••1 1 • •• • j • • " ", I • •• 1 I I ·J ~ &2.~ •• • na..:I • 3 4 :a. :q Gambar 2.5 Hasil perhitungan elastisitas masing-masing kurva permintaan adalah sebagai berikut. 6 2eDl == ==-30 -1 10 2 2ev2 == == -10 - 1 10 1 2eD3 == == -5 -1 10 Dari ketiga kurva permintaan tersebut, elastisitas harga kurva permintaan D1 paling tinggi, dikatakan bahwa D1 paling elastis. Elastisitas harga D3 paling rendah (paling inelastis). Semakin tegak kurva permintaan, semakin tidak elastis kurva permintaan tersebut. Elastisitas harga kurva permintaan Dl sebesar 30 menunjukkan kenaikan harga sebesar 1% akan menurunkan jumlah barang yang diminta sebesar 30%.
  • 57. 2.16 EKDNOMI MANA.JERIAL e B. NILAI ELASTISITAS HARGA Perhatikan cerita berikut ini. Harga tempe turun. Pendapatan (income) konsumen secara riil naik. Ingat bahwa dengan pendapatan tidak berubah, apabila harga barang turun, daya beli konsumen (income) meningkat. Dengan pendapatan yang tetap, jumlah tempe yang dapat dibeli bertambah. Peningkatan pendapatan tidak selalu menyebabkan jumlah barang yang diminta konsumen naik, tetapi dapat tetap bahkan turun. Misalnya, apabila pendapatan A naik, permintaan A terhadap tempe juga naik, dikatakan bahwa bagi A, tempe adalah barang normal atau superior/mewah (luxurious). Secara umum, barang normal elastisitasnya <1 dan barang mewah elastisitasnya >1. Sebaliknya, apabila pendapatan B naik, permintaan B terhadap tempe turun, dikatakan bahwa tempe bagi B adalah barang inferior. Bagi C yang alergi tempe meskipun C tambah kaya, C tetap tidak mengonsumsi tempe. Permintaan C terhadap tempe tetap nol. Perubahan permintaan tempe karena perubahan pendapatan disebut efek pendapatan. Dalam cerita ini, perubahan pendapatan terjadi karena perubahan harga barang (pendapatan riil). Diasumsikan di pasar hanya ada dua barang, yaitu tempe dan tahu, konsumen mengonsumsi keduanya dan keduanya adalah barang normal. Apabila harga tempe naik maka konsumen akan mengurangi pembelian tempe dan menambah jumlah tahu yang dibeli sebagai substitusi tempe, demikian pula sebaliknya. Naiknya harga tempe menimbulkan dua efek, pertama adalah efek pendapatan dan yang kedua adalah efek substitusi. Pendapatan nominal konsumen tetap, harga tempe naik maka pendapatan riil konsumen turun akibatnya jumlah tempe yang dibeli berkurang, ini disebut efek pendapatan. Akibat naiknya harga tempe, konsumen akan beralih ke tahu yang merupakan substitusi tempe. Naiknya harga tempe akan membuat harga tahu relatif lebih murah dibandingkan harga tempe. Bertambahnya jumlah tabu yang dibeli akibat naiknya harga tempe ini disebut efek substitusi. Nilai efek substitusi adalah negatif karena apabila harga tempe turun, A akan mengurangi konsumsi barang substitusi tempe, yaitu tahu dan menambah konsumsi tempe. Sebaliknya, apabila harga tempe naik, A akan mengurangi konsumsi tempe dan menambah konsumsi tahu yang menjadi substitusi tempe.
  • 58. e EKMA431 2/MODUL 2 2.17 Bagi A, penurunan harga tempe mempunyai dampak nilai efek substitusi negatif dan efek pendapatan positif (barang normal) maka efek penurunan harga tempe terhadap jumlah tempe yang diminta adalah negatif selama afek substitusi lebih besar dari efek pendapatan. Seandainya tempe adalah barang inferior maka efek pendapatannya adalah negatif sehingga dampak dari turunnya harga tempe berakibat jumlah tempe yang diminta dipastikan berkurang karena efek substitusi negatif dan efek pendapatan juga negatif. Efek substitusi pasti negatif maka efek total akan positif apabila efek pendapatan positif melebihi besarnya (secara absolut) efek substitusi, lihat Tabel2.1 di bawah ini. Tabel 2.1 Harga Tempe Turun Efek Substitusi Efek Pendapatan Negatif Negatif atau Positif Efek Total Negatif atau Positif Dekomposisi (pemisahan) efek perubahan harga terhadap perubahan permintaan menjadi efek substitusi dan efek pendapatan merupakan ide dari Slutzky (baca slutzki, bukan slatzki). Teori Slutzky: Efek total perubahan harga terhadap permintaan terdiri dari efek substitusi dan efek pendapatan. Tampilan teori Slutzky biasanya sebagai berikut: ox(px,l(px))- ox ox 8/ - +--- opx I of opx x(px,l(px)) : Permintaan tempe (x) bergantung pada harga tempe dan pendapatan konsumen. Pendapatan konsumen bergantung pada harga tempe. aadalah delta yang melambangkan perubahan kecil.
  • 59. 2.18 EKDNOMI MANA.JERIAL e ax(pX' I (pX)) - - - - - , efek total, apabila harga tempe berubah apx satu persen, berapa perubahan permintaan tempe. ax ai ---, efek pendapatan, perubahan harga tempe menyebabkan ai apx perubahan pendapatan konsumen. Perubahan pendapatan konsumen mengakibatkan perubahan permintaan tempe. ax ' efek substitusi, dengan asumsi pendapatan tidak berubah, apx I perubahan harga tempe, mengakibatkan perubahan permintaan tempe. 1. Tempe dan Tabu A sekarang mempunyai dua pilihan selain tempe, sekarang juga tersedia tahu. Harga sebuah tempe adalah Rpl.OOO,OO. Harga sebuah tahu juga Rpl.OOO,OO. Bagaimana A mengombinasikan jumlah tahu dan tempe untuk mengoptimalkan utiliti-nya? Apabila ada tempe dan tahu, orang cenderung lebih suka mengonsumsi satu tempe dan satu tahu, dibanding dua tempe atau dua tahu. Kombinasi satu tahu dan satu tempe akan memberikan utiliti yang lebih tinggi dibanding dengan dua pilihan lainnya. Pada dasamya, orang suka variasi. Karakteristik ini dalam bahasa teknis dikatakan bahwa preference orang adalah konveks. Biasanya orang tidak akan membeli baju yang sama warna dan mereknya. Apabila A lebih suka tahu dibanding tempe. Artinya, sebuah tahu akan memberikan tambahan utiliti kepada A lebih besar dibanding dengan sebuah tempe atau bagi A, marjinal utiliti tahu lebih besar dibanding marjinal utiliti tempe. Apabila A mempunyai kombinasi dua pilihan, bagaimana kondisi optimal bagi A? Kondisi optimal untuk konsumsi tahu (y) dan tempe (x) akan tercapai apabila rupiah terakhir yang dialokasikan ke tempe harus memberikan utiliti yang sama bila rupiah terakhir tersebut dialokasikan ke tahu.
  • 60. e EKMA431 2/MODUL 2 Kondisi optimal tersebut biasanya ditampilkan sebagai berikut. MUX MUY Px Py Mengapa demikian? 5 10 1.000 2.000 Misalkan, A menghabiskan sejumlah uang tertentu untuk tempe dan tahu. Kondisi A terlalu banyak makan tempe 1 10 --<-- 1.000 2.000 2.19 • mengonsums1 A akan mengurangi konsumsi tempe dan menambah konsumsi tahu sehingga marjinal utiliti tempe naik dan marjinal utiliti tahu turun. Proses ini akan berlangsung hingga kedua rasio tersebut sama. Kondisi di mana A terlalu banyak makan tahu. Kondisi ini tidak optimal. Artinya, dengan sejumlah sumber daya (dana) tertentu kombinasi ini tidak memberikan kepuasan yang maksimal. A akan mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi bila mengurangi konsumsi tahu dan menambah konsumsi tempe. Dalam hal ini, marjinal utiliti tahu akan naik (ingat law ofdiminishing return dalam utiliti) dan marjinal utiliti tempe akan turun. 5 1 --<-- 1.000 2.000 Perhatikan pada kasus yang terakhir ini dana (resources) yang dialokasikan untuk konsumsi tahu dan tempe lebih banyak. •Konsumsi yang optimal harus memenuhi MUx MUY Px Py
  • 61. 2.20 EKDNOMI MANA.JERIAL e Mengapa kondisi optimal konsumsi kombinasi tahu dan tempe adalah MUx -- MUy ? A k · mk ·z· · d kmerna s1mu an utz ztz-nya engan menentu an Px Py kombinasi berapa tempe (x) dan tahu (y) yang dikonsumsi. A mengoptirnalkan utiliti-nya dengan rnernaksimurnkan fungsi utiliti- nya, yaitu U(x, y), dengan kendala anggaran, Pxx+ PyY ==-I. Ingat, bahwa mengoptimalkan, artinya memaksimumkan utiliti dengan kendala. Proses optimalitas secara matematis bisa ditampilkan dalam bentuk fungsi Lagrange, maka U(x, y) +A(pxx+ PyY ==-I) Kondisi utiliti maksimum diidentifikasi dengan turunan pertama dari fungsi Lagrange terhadap argumen-argumennya (x, y, dan /L) sama dengan nol. Lamda (A) )adalah sebuah konstanta. oL ==- oU(x, y) _A ==- 0 OX OX Px (1) 8L ==- 8U(x, y) _ /L ==- O 8y 8y Py (2) _oL ==- P x + P y -I ==- oOA X y (3) oU(x, y) ==- MU OX X 8U(x,y) = MU 8y y Dengan rnenggunakan persamaan (1) dan (2) didapat MU MUY A==- X==--- Px Py
  • 62. e EKMA431 2/MODUL 2 2.21 Persamaan ini adalah kondisi utiliti maksimum. Kondisi maksimum mempunyai syarat kedua, yaitu turunan fungsi Lagrange mempunyai turunan kedua negatif. Asumsi ini dipenuhi karena pilihan fungsi utiliti-nya mempunyai turunan negatif atau melengkung menghadap ke bawah, lihat Gambar 2.2 tentang fungsi-fungsi utiliti. 2. Fungsi Utiliti Cobb-Douglas A memutuskan untuk mengalokasikan dana sebesar I untuk membeli tempe dan tahu. Harga tempe dan tahu adalah sama. Tingkat kesukaan A terhadap tempe dan tahu sama. A akan membeli berapa tempe dan berapa tahu? Apabila uangnya Rp10.000,00 dan harga tahu dan tempe masing- masing adalah Rp1.000,00. Kira-kira A akan membeli 5 buah tempe dan 5 buah tahu. Ingat, A tidak akan membeli 10 tempe atau 10 tahu karena preferensi A adalah konveks. A suka variasi. Cerita ini bisa ditampilkan dalam simbol matematis yang lebih elegan. A memaksimumkan fungsi utiliti Cobb-Douglas xayfl di mana x adalah tempe dan y adalah tahu. Alfa (a) dan beta (/3) mencerminkan tingkat kesukaan relatif A terhadap tempe dan tahu. Jadi, nilai alfa dan beta adalah sama, yaitu 0,5. Diasumsikan bahwa alfa ditambah beta adalah satu. (Sabar, asumsi ini akan dijelaskan sebentar lagi). Dalam memaksimumkan utiliti-nya, A mempunyai kendala anggaran sebagai berikut. Pxx+ PyY =I di mana Px = Py =1.000 I == 10.000 Proses optimisasi konsumsi A ditampilkan sebagai berikut. xayfl dengan kendala PxX+ PyY =I Hasilnya (tanpa menunjukkan proses penghitungannya) adalah: a/ x==- Px
  • 63. 2.22 EKDNOMI MANA.JERIAL e Jadi, A membeli 5 tempe. Perhatikan bahwa a/ adalah porsi dana yang dialokasikan A untuk membeli tempe. fJI y=- Py A membeli 5 tahu. fJI adalah porsi dana yang dialokasikan A untuk membeli tempe. A mengalokasikan dana sebesar RplO.OOO,OO rupiah. A mengalokasikan Rp5.000,00 untuk membeli tempe dan 5000 rupiah juga untuk membeli tahu. Perhatikan nilai a dan f3 keduanya adalah setengah. Jadi nilai a dan f3 mencerminkan porsi anggaran yang dialokasikan A untuk membeli masing- masing tempe dan tahu. 3. Harga Relatif Perhatikan lagi basil optimasi di atas, a/ x=- Px dan y= fJI Py Misalkan, dana yang dialokasikan A, harga x dan harga y semuanya menjadi dua kali lipat. Berapa permintaan x dan y? Tidak berubah! Apabila semua harga dan pendapatan naik dengan persentase yang sama, permintaan terhadap barang-barang tidak berubah. Dalam hal ini, harga-harga naik secara absolut, namun harga relatif (riil) tidak berubah. Kasus ini adalah simplifikasi dari kondisi inflasi, di mana semua harga-harga barang dan gaji pegawai naik dengan proporsi yang sama. Inflasi adalah too much money chasing too few goods. Terlalu banyak uang yang beredar (moneys supply). Permintaan barang x dan y akan berubah bila rasio harga x dan y berubah. Bila rasio harga tidak berubah, alokasi sumber daya tidak berubah.
  • 64. e EKMA431 2/MODUL 2 2.23 4. Fungsi Utiliti Cobb-Douglas dan Fungsi Permintaan Cobb-Douglas Perhatikan lagi proses optimasi di atas. A mengoptimalkan fungsi utiliti- nya yang berbentuk fungsi utiliti Cobb-Douglas. Kemudian, menghasilkan dua fungsi permintaan, yaitu: dan Perhatikan bahwa fungsi ini juga merupakan fungsi pangkat atau fungsi Cobb-Douglas. Elastisitas harga fungsi permintaan x adalah -1, sedangkan elastisitas pendapatan x adalah 1. Ingat bahwa masing-masing pangkat argumen (variabel penjelas atau variabel independen dalam regresi) dari fungsi Cobb-Douglas merupakan masing-masing elastisitasnya. (Pernyataan ini ditunjukkan di bagian berikutnya). Hasil optimasi fungsi utiliti Cobb-Douglas menghasilkan fungsi permintaan Cobb-Douglas. Contoh: Ali mempunyai fungsi utiliti Cobb-Douglas dalam mengonsumsi tahu (x) dan tempe (y), U = x0 ' 4 y0 ' 6 . Ini menggambarkan bahwa: a. Kenaikan konsumsi tahu sebanyak 1% akan meningkatkan utiliti (kepuasan) sebesar 0,4%. b. Kenaikan konsumsi tempe sebanyak 1% akan meningkatkan kepuasan sebanyak 0,6%. c. Kenaikan konsumsi tahu sebanyak 1% dan konsumsi tempe sebanyak 1% akan meningkatkan utiliti sebanyak 1% (penjumlah elasisitas tahu dan tempe)
  • 65. 2.24 EKDNOMI MANA.JERIAL e 5. Elastisitas Pendapatan Apabila pendapatan A naik satu persen permintaan terhadap tempe naik 2% dikatakan bahwa elastisitas pendapatan (income) terhadap permintaan tempe adalah 2. Formula elastisitas pendapatan adalah: Produk dengan elastisitas pendapatan positif >1 disebut barang superior/mewah, sedangkan produk dengan elastisitas pendapatan negatif disebut produk inferior. Mobil BMW biasanya dianggap sebagai barang mewah. Namun, bagi B yang pendapatannya sudah sangat tinggi, mobil BMW merupakan barang yang inferior. Elastisitas pendapatan seorang konsumen terhadap suatu barang berbeda dengan konsumen lainnya, tergantung preferensi masing-masing konsumen. Apabila perekonomian sedang mengalami pertumbuhan, permintaan barang mewah seperti televisi, motor, dan mobil meningkat. Sebaliknya, apabila perekonomian sedang mengalami resesi, tempe pun dapat dianggap mewah. Contoh: Permintaan sepeda motor (y) konsumen dipengaruhi oleh pendapatan konsumen (I) dan harga sepeda motor (py). Fungsi permintaannya adalah y ==loAPy2. Pendapatan berpengaruh positif terhadap permintaan sepeda motor. Naiknya pendapatan konsumen sebesar 1% akan meningkatkan jumlah motor yang diminta sebanyak 4%. Apabila harga motor naik sebesar 1% maka jumlah motor yang diminta berkurang sebanyak 2%. 6. Elastisitas Silang Apabila harga tahu naik satu persen, permintaan terhadap tempe naik 2%. Dikatakan bahwa elastisitas silang (cross elasticity) tempe terhadap harga tahu adalah dua. Ini menunjukkan naiknya harga tahu menyebabkan jumlah tahu yang diminta berkurang dan konsumen meningkatkan jumlah tempe yang dibeli sebagai subsitusi tahu. Formula elastisitas silang adalah: