SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 50
Perencanaan
dan
Peramalan Keuangan
PERENCANAAN KEUANGAN
Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk
memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan
di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun
jangka pendek)
Perencanaan Keuangan dapat
dilakukan dengan:
•Tidak otomatis
•Lebih lama/memakan waktu
Menggunakan
Kalkulator
(manual)
•Otomatis
•Lebih Cepat
Peramalan
Terkomputerisasi
Ramalan
Penjualan
• Hampir semua rencana keuangan meminta
adanya ramalan penjualan yang diberikan
secara eksternal
Laporan Pro
Forma
(Proyeksi)
• Sebuah rencana keuangan akan memiliki
ramalan neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas.
 Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model
dapat memiliki kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir
semuanya akan memiliki unsur-unsur seperti:
Model Perencanaan Keuangan
Perencanaan Keuangan
Memproyeksikan laporan
keuangan, dan
menganalisis dampak
rencana operasi terhadap
proyeksi laba dan rasio
keuangan
Menentukan
dana yang
dibutuhkan
Meramalkan
ketersediaan
dana
Langkah perencanaan keuangan:
PERAMALAN KEUANGAN
Pengertian Peramalan Keuangan
Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan kondisi
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
Dasar untuk memperkirakan kondisi ke depan dapat kita
gunakan:
1. Data lalu
2. Faktor yang mempengaruhi di masa yang akan
datang.
Peramalan dalam manajemen keuangan digunakan untuk
memperkirakan kebutuhan keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
Kebutuhan dana atau kas tidak hanya mengandalkan
utang jangka panjang dan dana modal saham.
Oleh karena Utang jangka panjang dan dana modal
saham ditarik hanya sewaktu-waktu dan dalam jumlah
yang besar, maka penting bagi perusahaan mempunyai
taksiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun yang akan
datang
Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka-angka keuangan
menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis.
Metode yang lazim digunakan adalah:
Siklus Arus Kas
Prosentase Hasil Penjualan
Regresi Linear Tunggal
1. SIKLUS ARUS KAS
Perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan
tambahan uang kas untuk investasi dalam bentuk persediaan
barang jadi, piutang dagang dan aktiva tetap.
Oleh karena itu perusahaan selalu akan menghadapi masalah
arus kas.
Ilustrasi Siklus Arus Kas dan Pengaruhnya
Terhadap Neraca
2 orang pemegang saham menanamkan modal sebesar Rp
50.000.000.000 dalam sebuah Pabrik Garmen “XYZ”.
Perusahaan ini menginvestasikan dananya dalam aktiva tetap
berupa mesin-mesin jahit, pembangkit tenaga listrik dan
perlengkapan penunjang untuk kelancaran produksi garmen
senilai Rp 30.000.000.000
Atas kejadian tersebut situasi keuangan perusahaan terlihat
dalam NERACA sebagai berikut:
Neraca PT XYZ
(dalam Jutaan Rupiah)
Kas dan Bank Rp 20.000
Mesin Jahit dan
Perlengkapan
Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000
Jumlah Aktiva Rp 50.000 Jumlah Modal Rp 50.000
Rasio Aktiva Lancar  2 , karena belum memiliki hutang lancar
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
= Rp 20.000.000.000 – 0
= Rp 20.000.000.000
Perusahaan ini menerima pesanan untuk membuat 10.000.000 unit
kemeja.
Penerimaan pesanan ini tidak ada pengaruhnya terhadap Neraca
perusahaan, akan tetapi untuk melakukan produksi, perusahaan membeli
kain seharga Rp 20.000.000.000 dengan syarat 2/5, n/30.
Tanpa tambahan dari pemilik perusahaan, jumlah aktiva akan naik Rp
20.000.000.000 yang dibiayai dari hutang dagang. Jumlah aktiva menjadi
Rp 70.000.000.000
Upah buruh karyawan yang harus dibayar Rp 20.000.000.000. Dibayar
dengan kas Rp 10.000.000.000 dan sisanya Rp 10.000.000.000
merupakan utang upah yang masih harus dibayar.
Maka jumlah aktiva meningkat lagi menjadi Rp 80.000.000.000
Rasio Aktiva Lancar =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
=
𝑅𝑝 50.000.000.000
𝑅𝑝 30.000.000.000
= 1,67  rasio turun
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
= Rp 50.000.000.000 – 30.000.000.000
= Rp 20.000.000.000  Modal Kerja Neto tetap
Neraca PT XYZ
(dalam Jutaan Rupiah)
Kas dan Bank Rp 10.000 Utang Dagang Rp 20.000
Barang Dalam Proses: Utang Upah Rp 10.000
- Bahan Baku Rp 20.000 Jumlah Utang Lancar Rp 30.000
- Upah Rp 20.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 50.000
Mesin Jahit dan Perlengkapan Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000
Jumlah Aktiva Rp 80.000 Jumlah Utang & Modal Rp 80.000
Rasio Aktiva Lancar (Current Asset Ratio) turun , yang awalnya 2
menjadi 1,67
Namun besarnya modal kerja bersih (Net Working Capital) tetap yaitu
masih sebesar Rp 20.000.000.000
Awalnya tidak memiliki hutang lancar  sekarang memiliki Utang
Dagang dan Utang Upah, maka Rasio Utang :
Rasio Hutang =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
=
𝑅𝑝 30.000.000.000
𝑅𝑝 80.000.000.000
= 0,38 = 38%
2. Metode Prosentase Hasil Penjualan
Variabel terpenting yang mempengaruhi kebutuhan keuangan
adalah hasil penjualan yang diproyeksikan
Artinya peramalan penjualan yang baik merupakan fungsi penting
untuk meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan
Pendekatan yang paling sederhana untuk meramalkan kebutuhan
keuangan adalah menyatakan kebutuhan itu dalam prosentase dari
hasil penjualan yang diinvestasikan dalam tiap-tiap pos Neraca.
Ilustrasi Prosentase Hasil Penjualan
Neraca PT. ABC per 31 Desember 2013
Neraca PT ABC
Per 31 Desember 2013
(dalam Ribuan Rupiah)
Kas Rp 10.000 Utang Dagang Rp 50.000
Piutang Dagang Rp 85.000 Utang Pajak Rp 25.000
Persediaan Rp 100.000 Obligasi Rp 70.000
Aktiva Tetap Bersih Rp 150.000 Saham Biasa Rp 100.000
Laba Ditahan Rp 100.000
Total Aktiva Rp 345.000 Total Utang & Modal Rp 345.000
Hasil penjualan dalam setahun kurang lebih Rp 500.000.000
Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah
sebesar 4% dari hasil penjualan
Selama tahun 2013, perusahaan memperoleh laba setelah dipotong
pajak penghasilan sebesar Rp 20.000.000, dan membayar dividen
sebesar setengah dari laba bersihnya.
Berapakah besarnya modal tambahan yang dibutuhkan, jika hasil
penjualannya dinaikkan menjadi Rp 800.000.000 selama tahun 2014?
Prosedur perhitungannya sbb:
Pisahkan pos-pos Neraca yang diharapkan berubah sebanding
dengan perubahan hasil penjualan, yaitu:
◦ Kas
◦ Piutang Usaha/Dagang
◦ Persediaan
◦ Aktiva Tetap
◦ Utang Dagang, dan
◦ Pajak yang masih harus dibayar (Utang Pajak)
Sedangkan obligasi, saham biasa dan laba ditahan tidak berubah
sebanding dengan perubahan hasil penjualan
Pos-pos Neraca yang berubah sebanding dengan perubahan hasil
penjualan dinyatakan dalam prosentase (%) dari hasil penjualan
Neraca PT ABC
Kas 2 % Utang Dagang 10 %
Piutang Dagang 17 % Utang Pajak 5 %
Persediaan 20 %
Aktiva Tetap Bersih 30 %
Total Aktiva 69 % Total Utang Lancar 15 %
Jumlah Aktiva 69 % dari hasil penjualan
Jumlah Utang Lancar 15 % dari hasil penjualan
Prosentase dari setiap tambahan rupiah
penjualan yang harus dibayar
54 % dari hasil penjualan
Analisis
• untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil
penjualan, maka pos-pos aktiva harus
dinaikkan sebesar Rp 690
Total Aktiva diharapkan
naik 69% dari hasil
penjualan
• untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil
penjualan, maka pos-pos utang lancar
harus dinaikkan sebesar Rp 150
Total Utang Lancar
diharapkan naik 15% dari
hasil penjualan
• Tambahan kebutuhan modal sebesar Rp
540 untuk setiap Rp 1.000 kenaikan
penjualan
Jadi: Tambahan
kebutuhan modal sebesar
(69% - 15%) = 54%
Analisis…..(lanjutan)
Tambahan kebutuhan modal ini terlebih dahulu harus dipenuhi dari
dana dalam perusahaan, seperti laba ditahan, kalau tidak mencukupi
baru diusahakan dana dari luar perusahaan
Karena hasil penjualan naik sebesar Rp 300.000.000 (Rp
800.000.000 – Rp 500.000.000) maka dibutuhkan tambahan modal
sebesar 54% dari kenaikan penjualan :
◦ 54% x Rp 300.000.000 yaitu sebesar Rp 162.000.000.
Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah
sebesar 4% dari hasil penjualan, maka perusahaan di tahun 2014 akan
memperoleh laba sebesar:
◦ 4% x Rp 800.000.000 = Rp 32.000.000.
Analisis…..(lanjutan)
Jika untuk tahun 2014 perusahaan masih tetap akan membagikan
dividen 50% (setengah) dari laba bersihnya maka besar laba ditahan
Rp 16.000.000.
Tadi dapat dihitung bahwa Kebutuhan dana tambahan modal
perusahaan Rp 162.000.000  karena ada pembagian dividen maka
dana laba ditahan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan
tambahan modal hanya Rp 16.000.000
Artinya perusahaan harus mencari dana dari luar sebesar:
◦ Rp 162.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 146.000.000
Ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan dana
dari luar perusahaan  lihat slide berikutnya
AFN (Additional Funds Needed)
AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR)
A* = Aset yg naik sebanding dg penjualan (dalam %)
So = hasil penjualan
ΔS = perubahan/tambahan dalam penjualan
L* = Kewajiban/utang yg naik sebanding dg penjualan (dalam %)
M = Margin laba (laba bersih)
S1 = Penjualan yang diproyeksikan
RR = Rasio laba ditahan
Dengan data tadi di atas, maka dana ekstern yang dibutuhkan
AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR)
= 0,69 (Rp 300.000.000) – 0,15 (Rp 300.000.000) – 0,04 x 50% (Rp 800.000.000)
= Rp 146.000.000
3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana
Merupakan teknik peramalan keuangan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan metode prosentase penjualan
Persamaan Regresi –nya:
◦ 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
𝑏 =
𝑛Σ𝑋𝑌 −Σ𝑋Σ𝑌
𝑛Σ𝑋2 −(Σ𝑋)2
𝑎 =
Σ𝑌
𝑛
− 𝑏
Σ𝑋
𝑛
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana
Persamaan Regresi –nya:
◦𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Σ𝑌 = 𝑛𝑎 + 𝑏Σ𝑋
Σ𝑋𝑌 = 𝑎Σ𝑋 + 𝑏Σ𝑋 2
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
Ilustrasi Regresi Linear Sederhana
Diketahui data dari hasil penjualan PT. Kopi Nikmat selama 7 tahun terakhir
(yaitu dari tahun 2010 s.d 2016)
Berapakah dana untuk membeli persediaan yang harus dipersiapkan tahun 2017
jika penjualan tahun 2017 yang diharapkan sebesar Rp 19 milyar?
Tahun Persediaan
(Rp) dalam Milyar
Rupiah
Penjualan
(Rp) dalam Milyar Rupiah
2010 0,403 4,560
2011 0,461 4,962
2012 0,506 5,728
2013 0,507 6,477
2014 0,665 8,480
2015 1,087 17,924
2016 1,165 17,924
Manajemen Kas
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang dapat dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan
Kas harus dijaga tingkat likuiditasnya, tidak terlalu likuid, juga jangan sampai illikuid
Tidak terlalu banyak (tidak terlalu likuid) supaya tidak terlalu banyak uang kas yang
menganggur  tidak menghasilkan keuntungan
Jangan sampai illikuid (kesulitan uang kas)  akan mengganggu aktivitas operasi
perusahaan (misalkan membeli bahan baku segera, dll)
Pengertian Kas
• Perusahaan menyediakan kas untuk membayar
berbagai transaksi bisnisnya
Motif
Transaksi
• Mempertahankan saldo kas untuk memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga
Motif Berjaga-
jaga
• Dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki
atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang
sangat likuid
• Biasanya jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada
sekuritas
Motif
Spekualsi
Motif Memiliki Kas
Safety Level of Cash Balance
Safety level of cash balance (tingkat aman dari saldo kas)
merupakan saldo kas minimum yang perlu dimiliki oleh
perusahaan untuk melindungi perusahaan dari resiko kesalahan-
kesalahan saldo kas.
Safety level of cash balance sebaiknya ditetapkan untuk periode
normal dan periode puncak.
Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas
memuncak.
Safety Level of Cash Balance
Safety level of Cash Balance
= Jumlah hari yang diinginkan X Rata−rata
harian pengeluaran kas
Rumus untuk
menghitung
Kas Minimum
Ilustrasi 1 Kas Minimum
Manajer keuangan PT. BOGASAHA menetapkan bahwa safety level of cash
balance harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7 hari.
Pengeluaran kas rata-rata dalam satu hari mencapai Rp. 570.000.
Maka:
𝑆𝐿𝑜𝐶𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠
𝑆𝐿𝑜𝐶𝐵 = 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑅𝑝 570.000 = 𝑅𝑝 3.990.000
Jadi kebutuhan kas minimum yang harus tersedia sebesar Rp 3.990.000
Selama 3 hari puncak dalam bulan Nopember pengeluaran kas PT.
BOGASAHA berturut-turut Rp 600.000, Rp 650.000, dan Rp 700.000
Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 650.000
Jika jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari.
Hitunglah safety level of cash balance pada periode puncak
Ilustrasi 2 Kas Minimum
 Safety level of cash Balance pada periode puncak
 = 5 x Rp 650.000
 = Rp 3.250.000
Bagaimana jika penggunaan kas per harinya
tidak konstan?
Miller dan Orr menyatakan bahwa
perusahaan perlu menetapkan batas atas dan
batas bawah
2. MODEL MILLER DAN ORR
Baumol menyatakan bahwa kebutuhan akan
kas dalam suatu perusahaan mirip dengan
pemakaian persediaan
1. MODEL BAUMOL
Model-Model Manajemen Kas
Menentukan Saldo Kas Optimal
(Model Baumol)
Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas
optimal terdiri dari dua item:
Biaya Simpan
Biaya Transaksi
Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi
𝑻𝑪 =
𝑪
𝟐
𝒙 𝒊 +
𝑻
𝑪
𝒙 𝒃  biaya ini harus diminimumkan
maka diderivatifkan secara matematis (diferensial), sehingga diperoleh
rumusan:
C = [ (2 x b x T) : i ]1/2 atau 𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
Menentukan Saldo Kas Optimal
(Model Baumol)
C = [ (2 x b x T) : i ]1/2
Atau 𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
Keterangan:
C = saldo kas optimal yang akan kita cari
i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam satu periode
b = biaya order kas
Ilustrasi 3 Menentukan Saldo Kas Optimal
Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)
Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp 20 juta. Perusahaan
memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan
kas adalah Rp 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau
1,5% per bulan.
Hitunglah Saldo Kas Optimal dan berapa kali pengisian kas dilakukan dalam
satu bulan
𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
𝑪 =
𝟐 𝒙 𝑹𝒑 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝑹𝒑 𝟐𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝟎,𝟎𝟏𝟓
= Rp 5.163.978
Jadi Saldo kas yang optimal adalah Rp 5.163.978.
Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan order pengisian kas sebanyak:
=
𝑅𝑝 20.000.000
𝑅𝑝 5.163.978
= 3,87 𝑘𝑎𝑙𝑖 = 4 𝑘𝑎𝑙𝑖
Maka besarnya total biaya (biaya simpan dan biaya transaksi) =
𝑇𝐶 =
𝐶
2
𝑥 𝑖 +
𝑇
𝐶
𝑥 𝑏
𝑇𝐶 =
5.163.978
2
𝑥 0,015 +
20.000.000
5.163.978
𝑥 10.000
TC = 38.730 + 38.730 = 77.460
Ilustrasi 4 BAUMOL MODEL
 PT. Usaha Mandiri mengestimasi penggunaan kas tahunan $
3,750,000. Surat berharga menghasilkan return 12% per tahun.
 Manajemen perusahaan berencana memenuhi kas dengan menjual
surat berharga secara periodik. Biaya transaksi adalah $40.
 Dengan menggunakan Baumol Model:
a. Berapa ukuran kas yang optimal?
b. Berapa saldo rata2 kas?
c. Berapa kali transfer dalam setahun?
Solusi Ilustrasi 4 BAUMOL MODEL
Ukuran kas optimal C* = 𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
=
𝟐 𝒙 $ 𝟒𝟎 𝒙 $ 𝟑,𝟕𝟓𝟎,𝟎𝟎𝟎
𝟎,𝟏𝟐
= $ 50,000
Saldo rata-rata kas =
$ 50.000
2
= $ 25,000
Number of transfers per year =
$ 3,750,000
$ 50,000
= 75 kali
MILLER-ORR MODEL
 Perusahaan menentukan saldo kas antara batas atas dan batas bawah.
$
Time
H
Z
L
Ketika kas mencapai batas tertinggi (H), perusahaan
menginvestasikan kas sehingga saldo kas sebesar Z.
Ketika kas
mendekatai batas
terendah (L),
perusahaan menjual
surat berharga agar
saldo kas
mendekati Z.
MILLER-ORR MODEL
 Rumus mencari Z dan H apabila L sudah ditentukan:
LZH 23 **

Z = Saldo kas sasaran
H = Batas atas
L = Batas bawah
F = Transactions costs (Fixed costs)
K = Opportunity cost memegang kas (harian)
σ = Varians arus kas bersih harian
𝒁 =
𝟑 𝟑𝑭σ²
𝟒𝒌
+ 𝑳
MILLER-ORR MODEL
• Saldo kas rata-rata menurut Miller-Orr model:
3
4
balancecashAverage
*
LZ 

Example: Suppose that short-term securities yield 5% per year
and it costs the organization $ 50 each time it buys or sells
securities. The daily variance of cash flows is $1000 and your
bank requires $1,000 minimum checking account balance (L).
Assume that 1 year = 360 days
Ilustrasi 5 MILLER-ORR MODEL
𝑍 =
3 3 𝑥 $ 50 𝑥 ($ 1,000)2
4 𝑥
0.05
360
+ $ 1,000 = $ 7,465.46
𝒁 =
𝟑 𝟑𝑭σ²
𝟒𝒌
+ 𝑳
The upper limit for the cash account (H) is determined by the
equation:
H = 3Z - 2L
where:
Z = Target cash balance
L = Lower limit
In the previous example:
H = 3 ($ 7,465.46) - 2($1,000) = $ 20,396.38
MILLER-ORR MODEL
Ilustrasi 6 Miller-Orr Model
Misalkan penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp. 2.000, tingkat bunga adalah 10%
per tahun, biaya transaksi pembelian surat berharga adalah Rp. 100.000. Berapa kas optimal
dan berapa kas maksimum? Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu tahun ada 365
hari.
𝑟 =
0.01
365
= 0,000274
Varians aliran kas bersih harian  σ2
= (2.000)2
= Rp. 4.000.000
Lanjutan…
Dalam soal tidak diketahui Batas bawah (L), maka kita anggap batas bawah/kas minimal sama
dengan NOL (0)
Batas atas atau kas maksimum :
H = 3Z - 2L = 3 x Rp 103.068 – 2 (0) = Rp 309.204
Rata-rata saldo kas adalah
Z =
4 𝑥 𝑅𝑝 103.068 −0
3
= Rp 137.424
𝒁 =
𝟑 𝟑𝑭σ²
𝟒𝒌
+ 𝑳 =
𝟑 3 x 100.000 x 4.000.000
4 x 0,000274
+ 𝟎 = Rp. 103.068

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususDIAN WAHYU KARTIKA CANIAGO
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAMahyuni Bjm
 
Kebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal Kerja
Kebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal KerjaKebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal Kerja
Kebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal KerjaNinnasi Muttaqiin
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamNinnasi Muttaqiin
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Leo Dhunt
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti auditSyafdinal Ncap
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Labanazilah_ laila
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhMahyuni Bjm
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiFaridaabraham
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Eka Wahyuliana
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Lulu Wildatiumi
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangFirdha Aryati
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAdi Jauhari
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013Cep Fathurrahman
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAMahyuni Bjm
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingAyi Suwandi
 
Analisis biaya volume - laba
Analisis biaya   volume - labaAnalisis biaya   volume - laba
Analisis biaya volume - labaPuw Elroy
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanEllysa Putri
 

Mais procurados (20)

Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2Soal jawab akuntansi lanjutan 2
Soal jawab akuntansi lanjutan 2
 
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khususHubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
Hubungan Kantor Pusat dan Cabang Masalah khusus
 
Akuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDAAkuntansi persediaan - PEMDA
Akuntansi persediaan - PEMDA
 
Kebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal Kerja
Kebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal KerjaKebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal Kerja
Kebijakan Investasi dan Pembelanjaan Modal Kerja
 
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian SahamSuku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
Suku Bunga, Penilaian Obligasi, dan Penilaian Saham
 
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
Materi 4-return-yang-diharapkan-dan-risiko-portofolio1
 
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
Hubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti auditHubungan antara  materialitas, risiko audit dan  bukti audit
Hubungan antara materialitas, risiko audit dan bukti audit
 
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan LabaHubungan Biaya, Volume dan Laba
Hubungan Biaya, Volume dan Laba
 
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual PenuhAkuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
Akuntansi aset-tetap PEMDA - Akrual Penuh
 
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensiPenerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
Penerapan activity based management (abm) system untuk meningkatkan efisiensi
 
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
Anggaran sebagai alat perencanaan dan pengendalian (indonesia title)
 
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
Tugas manajemen keuangan 2 - Manajemen Piutang & Persediaan - 2019
 
Wesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjangWesel bayar jangka panjang
Wesel bayar jangka panjang
 
Akuntansi kewajiban
Akuntansi kewajibanAkuntansi kewajiban
Akuntansi kewajiban
 
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 20133 manajemen-kas materi 21 04 2013
3 manajemen-kas materi 21 04 2013
 
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDAAkuntansi Beban dan-belanja PEMDA
Akuntansi Beban dan-belanja PEMDA
 
Metode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses CostingMetode Harga Pokok Proses Costing
Metode Harga Pokok Proses Costing
 
Nilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari UangNilai Waktu dari Uang
Nilai Waktu dari Uang
 
Analisis biaya volume - laba
Analisis biaya   volume - labaAnalisis biaya   volume - laba
Analisis biaya volume - laba
 
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuanAkuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
Akuntansi keunagan lanjutan perubahan kepemilikan persekutuan
 

Semelhante a Manajemen keuangan part 5 of 5

Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt
Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.pptBab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt
Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.pptAbdulRozak70
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaTOFIK SUPRIYADI
 
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03AlviyantiNawangsari
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.pptNellyAgustini
 
4 perencanaan keuangan
4 perencanaan keuangan4 perencanaan keuangan
4 perencanaan keuangansyahrial sidik
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuanganRendy Franata
 
Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Dodi Suryadi
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang9elevenStarUnila
 
peramalan_keuangan_pptx
peramalan_keuangan_pptxperamalan_keuangan_pptx
peramalan_keuangan_pptxMeliaWidar
 

Semelhante a Manajemen keuangan part 5 of 5 (20)

Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt
Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.pptBab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt
Bab 14_Perencanaan & Peramalan Keuangan.ppt
 
Presentasi kel 8
Presentasi kel 8Presentasi kel 8
Presentasi kel 8
 
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan UsahaManajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
Manajemen Keuangan dan Pembiayaan Usaha
 
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
Risk Analysis and Project Evaluation/Abshor.Marantika/Alviyanti Nawangsari/3-03
 
Manajemen dan Administrasi Keuangan
Manajemen dan Administrasi KeuanganManajemen dan Administrasi Keuangan
Manajemen dan Administrasi Keuangan
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt7. Capital Budgeting.ppt
7. Capital Budgeting.ppt
 
4 perencanaan keuangan
4 perencanaan keuangan4 perencanaan keuangan
4 perencanaan keuangan
 
contoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangancontoh soal sederhana laporan keuangan
contoh soal sederhana laporan keuangan
 
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan BisnisAspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
Aspek Keuangan Studi Kelayakan Bisnis
 
Kmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdfKmpk 1 ppt.pdf
Kmpk 1 ppt.pdf
 
Analisa kelayakan
Analisa kelayakanAnalisa kelayakan
Analisa kelayakan
 
Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1Bab 7 analisis investasi bagian 1
Bab 7 analisis investasi bagian 1
 
Break Even Point .pptx
Break Even Point .pptxBreak Even Point .pptx
Break Even Point .pptx
 
Capital Budgeting
Capital Budgeting Capital Budgeting
Capital Budgeting
 
ARUS KAS.ppt
ARUS KAS.pptARUS KAS.ppt
ARUS KAS.ppt
 
SHU Koperasi.ppt
SHU Koperasi.pptSHU Koperasi.ppt
SHU Koperasi.ppt
 
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka PanjangPenyusunan Anggaran Jangka Panjang
Penyusunan Anggaran Jangka Panjang
 
peramalan_keuangan_pptx
peramalan_keuangan_pptxperamalan_keuangan_pptx
peramalan_keuangan_pptx
 
Modal kerja
Modal kerjaModal kerja
Modal kerja
 

Mais de Judianto Nugroho (20)

Chap14 en-id
Chap14 en-idChap14 en-id
Chap14 en-id
 
Chap19 en-id
Chap19 en-idChap19 en-id
Chap19 en-id
 
Chap18 en-id
Chap18 en-idChap18 en-id
Chap18 en-id
 
Chap16 en-id
Chap16 en-idChap16 en-id
Chap16 en-id
 
Chap15 en-id
Chap15 en-idChap15 en-id
Chap15 en-id
 
Chap17 en-id
Chap17 en-idChap17 en-id
Chap17 en-id
 
Chap13 en-id
Chap13 en-idChap13 en-id
Chap13 en-id
 
Chap12 en-id
Chap12 en-idChap12 en-id
Chap12 en-id
 
Chap11 en-id
Chap11 en-idChap11 en-id
Chap11 en-id
 
Chap10 en-id
Chap10 en-idChap10 en-id
Chap10 en-id
 
Chap09 en-id
Chap09 en-idChap09 en-id
Chap09 en-id
 
Chap08 en-id
Chap08 en-idChap08 en-id
Chap08 en-id
 
Chap05 en-id
Chap05 en-idChap05 en-id
Chap05 en-id
 
Chap07 en-id
Chap07 en-idChap07 en-id
Chap07 en-id
 
Chap06 en-id
Chap06 en-idChap06 en-id
Chap06 en-id
 
Chap04 en-id
Chap04 en-idChap04 en-id
Chap04 en-id
 
Chap03 en-id
Chap03 en-idChap03 en-id
Chap03 en-id
 
Chap02 en-id
Chap02 en-idChap02 en-id
Chap02 en-id
 
Chap01 en-id
Chap01 en-idChap01 en-id
Chap01 en-id
 
Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2Spss session 1 and 2
Spss session 1 and 2
 

Último

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmeunikekambe10
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfGugunGunawan93
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxsudianaade137
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasHardaminOde2
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPCMBANDUNGANKabSemar
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2noviamaiyanti
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfNatasyaA11
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfandriasyulianto57
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaAbdiera
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 

Último (20)

Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmmaksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
aksi nyata pendidikan inklusif.pelatihan mandiri pmm
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdfrpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
rpp bangun-ruang-sisi-datar kelas 8 smp.pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptxPanduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
Panduan Substansi_ Pengelolaan Kinerja Kepala Sekolah Tahap Pelaksanaan.pptx
 
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam KelasMembuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
Membuat Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di dalam Kelas
 
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptxPRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
PRESENTASI EEC social mobile, and local marketing.pptx
 
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
PRESENTASI PEMBELAJARAN IPA PGSD UT MODUL 2
 
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdfPPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
PPT IPS Geografi SMA Kelas X_Bab 5_Atmosfer.pptx_20240214_193530_0000.pdf
 
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdfPanduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
Panduan Mengisi Dokumen Tindak Lanjut.pdf
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 

Manajemen keuangan part 5 of 5

  • 3. Perencanaan Keuangan Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun jangka pendek)
  • 4. Perencanaan Keuangan dapat dilakukan dengan: •Tidak otomatis •Lebih lama/memakan waktu Menggunakan Kalkulator (manual) •Otomatis •Lebih Cepat Peramalan Terkomputerisasi
  • 5. Ramalan Penjualan • Hampir semua rencana keuangan meminta adanya ramalan penjualan yang diberikan secara eksternal Laporan Pro Forma (Proyeksi) • Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.  Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model dapat memiliki kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan memiliki unsur-unsur seperti: Model Perencanaan Keuangan
  • 6. Perencanaan Keuangan Memproyeksikan laporan keuangan, dan menganalisis dampak rencana operasi terhadap proyeksi laba dan rasio keuangan Menentukan dana yang dibutuhkan Meramalkan ketersediaan dana Langkah perencanaan keuangan:
  • 8. Pengertian Peramalan Keuangan Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan kondisi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dasar untuk memperkirakan kondisi ke depan dapat kita gunakan: 1. Data lalu 2. Faktor yang mempengaruhi di masa yang akan datang.
  • 9. Peramalan dalam manajemen keuangan digunakan untuk memperkirakan kebutuhan keuangan perusahaan di masa yang akan datang. Kebutuhan dana atau kas tidak hanya mengandalkan utang jangka panjang dan dana modal saham. Oleh karena Utang jangka panjang dan dana modal saham ditarik hanya sewaktu-waktu dan dalam jumlah yang besar, maka penting bagi perusahaan mempunyai taksiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun yang akan datang
  • 10. Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka-angka keuangan menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis. Metode yang lazim digunakan adalah: Siklus Arus Kas Prosentase Hasil Penjualan Regresi Linear Tunggal
  • 11. 1. SIKLUS ARUS KAS Perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan tambahan uang kas untuk investasi dalam bentuk persediaan barang jadi, piutang dagang dan aktiva tetap. Oleh karena itu perusahaan selalu akan menghadapi masalah arus kas.
  • 12. Ilustrasi Siklus Arus Kas dan Pengaruhnya Terhadap Neraca 2 orang pemegang saham menanamkan modal sebesar Rp 50.000.000.000 dalam sebuah Pabrik Garmen “XYZ”. Perusahaan ini menginvestasikan dananya dalam aktiva tetap berupa mesin-mesin jahit, pembangkit tenaga listrik dan perlengkapan penunjang untuk kelancaran produksi garmen senilai Rp 30.000.000.000 Atas kejadian tersebut situasi keuangan perusahaan terlihat dalam NERACA sebagai berikut:
  • 13. Neraca PT XYZ (dalam Jutaan Rupiah) Kas dan Bank Rp 20.000 Mesin Jahit dan Perlengkapan Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000 Jumlah Aktiva Rp 50.000 Jumlah Modal Rp 50.000 Rasio Aktiva Lancar  2 , karena belum memiliki hutang lancar Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar = Rp 20.000.000.000 – 0 = Rp 20.000.000.000
  • 14. Perusahaan ini menerima pesanan untuk membuat 10.000.000 unit kemeja. Penerimaan pesanan ini tidak ada pengaruhnya terhadap Neraca perusahaan, akan tetapi untuk melakukan produksi, perusahaan membeli kain seharga Rp 20.000.000.000 dengan syarat 2/5, n/30. Tanpa tambahan dari pemilik perusahaan, jumlah aktiva akan naik Rp 20.000.000.000 yang dibiayai dari hutang dagang. Jumlah aktiva menjadi Rp 70.000.000.000 Upah buruh karyawan yang harus dibayar Rp 20.000.000.000. Dibayar dengan kas Rp 10.000.000.000 dan sisanya Rp 10.000.000.000 merupakan utang upah yang masih harus dibayar. Maka jumlah aktiva meningkat lagi menjadi Rp 80.000.000.000
  • 15. Rasio Aktiva Lancar = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟 = 𝑅𝑝 50.000.000.000 𝑅𝑝 30.000.000.000 = 1,67  rasio turun Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar = Rp 50.000.000.000 – 30.000.000.000 = Rp 20.000.000.000  Modal Kerja Neto tetap Neraca PT XYZ (dalam Jutaan Rupiah) Kas dan Bank Rp 10.000 Utang Dagang Rp 20.000 Barang Dalam Proses: Utang Upah Rp 10.000 - Bahan Baku Rp 20.000 Jumlah Utang Lancar Rp 30.000 - Upah Rp 20.000 Jumlah Aktiva Lancar Rp 50.000 Mesin Jahit dan Perlengkapan Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000 Jumlah Aktiva Rp 80.000 Jumlah Utang & Modal Rp 80.000
  • 16. Rasio Aktiva Lancar (Current Asset Ratio) turun , yang awalnya 2 menjadi 1,67 Namun besarnya modal kerja bersih (Net Working Capital) tetap yaitu masih sebesar Rp 20.000.000.000 Awalnya tidak memiliki hutang lancar  sekarang memiliki Utang Dagang dan Utang Upah, maka Rasio Utang : Rasio Hutang = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 = 𝑅𝑝 30.000.000.000 𝑅𝑝 80.000.000.000 = 0,38 = 38%
  • 17. 2. Metode Prosentase Hasil Penjualan Variabel terpenting yang mempengaruhi kebutuhan keuangan adalah hasil penjualan yang diproyeksikan Artinya peramalan penjualan yang baik merupakan fungsi penting untuk meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan Pendekatan yang paling sederhana untuk meramalkan kebutuhan keuangan adalah menyatakan kebutuhan itu dalam prosentase dari hasil penjualan yang diinvestasikan dalam tiap-tiap pos Neraca.
  • 18. Ilustrasi Prosentase Hasil Penjualan Neraca PT. ABC per 31 Desember 2013 Neraca PT ABC Per 31 Desember 2013 (dalam Ribuan Rupiah) Kas Rp 10.000 Utang Dagang Rp 50.000 Piutang Dagang Rp 85.000 Utang Pajak Rp 25.000 Persediaan Rp 100.000 Obligasi Rp 70.000 Aktiva Tetap Bersih Rp 150.000 Saham Biasa Rp 100.000 Laba Ditahan Rp 100.000 Total Aktiva Rp 345.000 Total Utang & Modal Rp 345.000
  • 19. Hasil penjualan dalam setahun kurang lebih Rp 500.000.000 Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah sebesar 4% dari hasil penjualan Selama tahun 2013, perusahaan memperoleh laba setelah dipotong pajak penghasilan sebesar Rp 20.000.000, dan membayar dividen sebesar setengah dari laba bersihnya. Berapakah besarnya modal tambahan yang dibutuhkan, jika hasil penjualannya dinaikkan menjadi Rp 800.000.000 selama tahun 2014?
  • 20. Prosedur perhitungannya sbb: Pisahkan pos-pos Neraca yang diharapkan berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan, yaitu: ◦ Kas ◦ Piutang Usaha/Dagang ◦ Persediaan ◦ Aktiva Tetap ◦ Utang Dagang, dan ◦ Pajak yang masih harus dibayar (Utang Pajak) Sedangkan obligasi, saham biasa dan laba ditahan tidak berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan
  • 21. Pos-pos Neraca yang berubah sebanding dengan perubahan hasil penjualan dinyatakan dalam prosentase (%) dari hasil penjualan Neraca PT ABC Kas 2 % Utang Dagang 10 % Piutang Dagang 17 % Utang Pajak 5 % Persediaan 20 % Aktiva Tetap Bersih 30 % Total Aktiva 69 % Total Utang Lancar 15 % Jumlah Aktiva 69 % dari hasil penjualan Jumlah Utang Lancar 15 % dari hasil penjualan Prosentase dari setiap tambahan rupiah penjualan yang harus dibayar 54 % dari hasil penjualan
  • 22. Analisis • untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil penjualan, maka pos-pos aktiva harus dinaikkan sebesar Rp 690 Total Aktiva diharapkan naik 69% dari hasil penjualan • untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil penjualan, maka pos-pos utang lancar harus dinaikkan sebesar Rp 150 Total Utang Lancar diharapkan naik 15% dari hasil penjualan • Tambahan kebutuhan modal sebesar Rp 540 untuk setiap Rp 1.000 kenaikan penjualan Jadi: Tambahan kebutuhan modal sebesar (69% - 15%) = 54%
  • 23. Analisis…..(lanjutan) Tambahan kebutuhan modal ini terlebih dahulu harus dipenuhi dari dana dalam perusahaan, seperti laba ditahan, kalau tidak mencukupi baru diusahakan dana dari luar perusahaan Karena hasil penjualan naik sebesar Rp 300.000.000 (Rp 800.000.000 – Rp 500.000.000) maka dibutuhkan tambahan modal sebesar 54% dari kenaikan penjualan : ◦ 54% x Rp 300.000.000 yaitu sebesar Rp 162.000.000. Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah sebesar 4% dari hasil penjualan, maka perusahaan di tahun 2014 akan memperoleh laba sebesar: ◦ 4% x Rp 800.000.000 = Rp 32.000.000.
  • 24. Analisis…..(lanjutan) Jika untuk tahun 2014 perusahaan masih tetap akan membagikan dividen 50% (setengah) dari laba bersihnya maka besar laba ditahan Rp 16.000.000. Tadi dapat dihitung bahwa Kebutuhan dana tambahan modal perusahaan Rp 162.000.000  karena ada pembagian dividen maka dana laba ditahan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan tambahan modal hanya Rp 16.000.000 Artinya perusahaan harus mencari dana dari luar sebesar: ◦ Rp 162.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 146.000.000 Ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan dana dari luar perusahaan  lihat slide berikutnya
  • 25. AFN (Additional Funds Needed) AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR) A* = Aset yg naik sebanding dg penjualan (dalam %) So = hasil penjualan ΔS = perubahan/tambahan dalam penjualan L* = Kewajiban/utang yg naik sebanding dg penjualan (dalam %) M = Margin laba (laba bersih) S1 = Penjualan yang diproyeksikan RR = Rasio laba ditahan
  • 26. Dengan data tadi di atas, maka dana ekstern yang dibutuhkan AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR) = 0,69 (Rp 300.000.000) – 0,15 (Rp 300.000.000) – 0,04 x 50% (Rp 800.000.000) = Rp 146.000.000
  • 27. 3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana Merupakan teknik peramalan keuangan yang lebih baik bila dibandingkan dengan metode prosentase penjualan Persamaan Regresi –nya: ◦ 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 𝑏 = 𝑛Σ𝑋𝑌 −Σ𝑋Σ𝑌 𝑛Σ𝑋2 −(Σ𝑋)2 𝑎 = Σ𝑌 𝑛 − 𝑏 Σ𝑋 𝑛 Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a = Nilai konstanta b = Koefisien arah regresi n = Banyaknya data
  • 28. 3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana Persamaan Regresi –nya: ◦𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋 Σ𝑌 = 𝑛𝑎 + 𝑏Σ𝑋 Σ𝑋𝑌 = 𝑎Σ𝑋 + 𝑏Σ𝑋 2 Y = Variabel Terikat X = Variabel Bebas a = Nilai konstanta b = Koefisien arah regresi n = Banyaknya data
  • 29. Ilustrasi Regresi Linear Sederhana Diketahui data dari hasil penjualan PT. Kopi Nikmat selama 7 tahun terakhir (yaitu dari tahun 2010 s.d 2016) Berapakah dana untuk membeli persediaan yang harus dipersiapkan tahun 2017 jika penjualan tahun 2017 yang diharapkan sebesar Rp 19 milyar? Tahun Persediaan (Rp) dalam Milyar Rupiah Penjualan (Rp) dalam Milyar Rupiah 2010 0,403 4,560 2011 0,461 4,962 2012 0,506 5,728 2013 0,507 6,477 2014 0,665 8,480 2015 1,087 17,924 2016 1,165 17,924
  • 31. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang dapat dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan Kas harus dijaga tingkat likuiditasnya, tidak terlalu likuid, juga jangan sampai illikuid Tidak terlalu banyak (tidak terlalu likuid) supaya tidak terlalu banyak uang kas yang menganggur  tidak menghasilkan keuntungan Jangan sampai illikuid (kesulitan uang kas)  akan mengganggu aktivitas operasi perusahaan (misalkan membeli bahan baku segera, dll) Pengertian Kas
  • 32. • Perusahaan menyediakan kas untuk membayar berbagai transaksi bisnisnya Motif Transaksi • Mempertahankan saldo kas untuk memenuhi permintaan kas yang sifatnya tidak terduga Motif Berjaga- jaga • Dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang sangat likuid • Biasanya jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada sekuritas Motif Spekualsi Motif Memiliki Kas
  • 33. Safety Level of Cash Balance Safety level of cash balance (tingkat aman dari saldo kas) merupakan saldo kas minimum yang perlu dimiliki oleh perusahaan untuk melindungi perusahaan dari resiko kesalahan- kesalahan saldo kas. Safety level of cash balance sebaiknya ditetapkan untuk periode normal dan periode puncak. Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas memuncak.
  • 34. Safety Level of Cash Balance Safety level of Cash Balance = Jumlah hari yang diinginkan X Rata−rata harian pengeluaran kas Rumus untuk menghitung Kas Minimum
  • 35. Ilustrasi 1 Kas Minimum Manajer keuangan PT. BOGASAHA menetapkan bahwa safety level of cash balance harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7 hari. Pengeluaran kas rata-rata dalam satu hari mencapai Rp. 570.000. Maka: 𝑆𝐿𝑜𝐶𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 𝑆𝐿𝑜𝐶𝐵 = 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑅𝑝 570.000 = 𝑅𝑝 3.990.000 Jadi kebutuhan kas minimum yang harus tersedia sebesar Rp 3.990.000
  • 36. Selama 3 hari puncak dalam bulan Nopember pengeluaran kas PT. BOGASAHA berturut-turut Rp 600.000, Rp 650.000, dan Rp 700.000 Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 650.000 Jika jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari. Hitunglah safety level of cash balance pada periode puncak Ilustrasi 2 Kas Minimum  Safety level of cash Balance pada periode puncak  = 5 x Rp 650.000  = Rp 3.250.000
  • 37. Bagaimana jika penggunaan kas per harinya tidak konstan? Miller dan Orr menyatakan bahwa perusahaan perlu menetapkan batas atas dan batas bawah 2. MODEL MILLER DAN ORR Baumol menyatakan bahwa kebutuhan akan kas dalam suatu perusahaan mirip dengan pemakaian persediaan 1. MODEL BAUMOL Model-Model Manajemen Kas
  • 38. Menentukan Saldo Kas Optimal (Model Baumol) Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas optimal terdiri dari dua item: Biaya Simpan Biaya Transaksi Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi 𝑻𝑪 = 𝑪 𝟐 𝒙 𝒊 + 𝑻 𝑪 𝒙 𝒃  biaya ini harus diminimumkan maka diderivatifkan secara matematis (diferensial), sehingga diperoleh rumusan: C = [ (2 x b x T) : i ]1/2 atau 𝑪 = 𝟐𝒃𝑻 𝒊
  • 39. Menentukan Saldo Kas Optimal (Model Baumol) C = [ (2 x b x T) : i ]1/2 Atau 𝑪 = 𝟐𝒃𝑻 𝒊 Keterangan: C = saldo kas optimal yang akan kita cari i = tingkat bunga T = total kebutuhan kas dalam satu periode b = biaya order kas
  • 40. Ilustrasi 3 Menentukan Saldo Kas Optimal Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol) Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp 20 juta. Perusahaan memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan kas adalah Rp 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau 1,5% per bulan. Hitunglah Saldo Kas Optimal dan berapa kali pengisian kas dilakukan dalam satu bulan 𝑪 = 𝟐𝒃𝑻 𝒊 𝑪 = 𝟐 𝒙 𝑹𝒑 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝑹𝒑 𝟐𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝟎,𝟎𝟏𝟓 = Rp 5.163.978 Jadi Saldo kas yang optimal adalah Rp 5.163.978.
  • 41. Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan order pengisian kas sebanyak: = 𝑅𝑝 20.000.000 𝑅𝑝 5.163.978 = 3,87 𝑘𝑎𝑙𝑖 = 4 𝑘𝑎𝑙𝑖 Maka besarnya total biaya (biaya simpan dan biaya transaksi) = 𝑇𝐶 = 𝐶 2 𝑥 𝑖 + 𝑇 𝐶 𝑥 𝑏 𝑇𝐶 = 5.163.978 2 𝑥 0,015 + 20.000.000 5.163.978 𝑥 10.000 TC = 38.730 + 38.730 = 77.460
  • 42. Ilustrasi 4 BAUMOL MODEL  PT. Usaha Mandiri mengestimasi penggunaan kas tahunan $ 3,750,000. Surat berharga menghasilkan return 12% per tahun.  Manajemen perusahaan berencana memenuhi kas dengan menjual surat berharga secara periodik. Biaya transaksi adalah $40.  Dengan menggunakan Baumol Model: a. Berapa ukuran kas yang optimal? b. Berapa saldo rata2 kas? c. Berapa kali transfer dalam setahun?
  • 43. Solusi Ilustrasi 4 BAUMOL MODEL Ukuran kas optimal C* = 𝑪 = 𝟐𝒃𝑻 𝒊 = 𝟐 𝒙 $ 𝟒𝟎 𝒙 $ 𝟑,𝟕𝟓𝟎,𝟎𝟎𝟎 𝟎,𝟏𝟐 = $ 50,000 Saldo rata-rata kas = $ 50.000 2 = $ 25,000 Number of transfers per year = $ 3,750,000 $ 50,000 = 75 kali
  • 44. MILLER-ORR MODEL  Perusahaan menentukan saldo kas antara batas atas dan batas bawah. $ Time H Z L Ketika kas mencapai batas tertinggi (H), perusahaan menginvestasikan kas sehingga saldo kas sebesar Z. Ketika kas mendekatai batas terendah (L), perusahaan menjual surat berharga agar saldo kas mendekati Z.
  • 45. MILLER-ORR MODEL  Rumus mencari Z dan H apabila L sudah ditentukan: LZH 23 **  Z = Saldo kas sasaran H = Batas atas L = Batas bawah F = Transactions costs (Fixed costs) K = Opportunity cost memegang kas (harian) σ = Varians arus kas bersih harian 𝒁 = 𝟑 𝟑𝑭σ² 𝟒𝒌 + 𝑳
  • 46. MILLER-ORR MODEL • Saldo kas rata-rata menurut Miller-Orr model: 3 4 balancecashAverage * LZ  
  • 47. Example: Suppose that short-term securities yield 5% per year and it costs the organization $ 50 each time it buys or sells securities. The daily variance of cash flows is $1000 and your bank requires $1,000 minimum checking account balance (L). Assume that 1 year = 360 days Ilustrasi 5 MILLER-ORR MODEL 𝑍 = 3 3 𝑥 $ 50 𝑥 ($ 1,000)2 4 𝑥 0.05 360 + $ 1,000 = $ 7,465.46 𝒁 = 𝟑 𝟑𝑭σ² 𝟒𝒌 + 𝑳
  • 48. The upper limit for the cash account (H) is determined by the equation: H = 3Z - 2L where: Z = Target cash balance L = Lower limit In the previous example: H = 3 ($ 7,465.46) - 2($1,000) = $ 20,396.38 MILLER-ORR MODEL
  • 49. Ilustrasi 6 Miller-Orr Model Misalkan penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp. 2.000, tingkat bunga adalah 10% per tahun, biaya transaksi pembelian surat berharga adalah Rp. 100.000. Berapa kas optimal dan berapa kas maksimum? Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu tahun ada 365 hari. 𝑟 = 0.01 365 = 0,000274 Varians aliran kas bersih harian  σ2 = (2.000)2 = Rp. 4.000.000
  • 50. Lanjutan… Dalam soal tidak diketahui Batas bawah (L), maka kita anggap batas bawah/kas minimal sama dengan NOL (0) Batas atas atau kas maksimum : H = 3Z - 2L = 3 x Rp 103.068 – 2 (0) = Rp 309.204 Rata-rata saldo kas adalah Z = 4 𝑥 𝑅𝑝 103.068 −0 3 = Rp 137.424 𝒁 = 𝟑 𝟑𝑭σ² 𝟒𝒌 + 𝑳 = 𝟑 3 x 100.000 x 4.000.000 4 x 0,000274 + 𝟎 = Rp. 103.068