3. Perencanaan Keuangan
Perencanaan keuangan merupakan kegiatan untuk
memperkirakan posisi dan kondisi keuangan perusahaan
di masa yang akan datang (bisa jangka panjang ataupun
jangka pendek)
4. Perencanaan Keuangan dapat
dilakukan dengan:
•Tidak otomatis
•Lebih lama/memakan waktu
Menggunakan
Kalkulator
(manual)
•Otomatis
•Lebih Cepat
Peramalan
Terkomputerisasi
5. Ramalan
Penjualan
• Hampir semua rencana keuangan meminta
adanya ramalan penjualan yang diberikan
secara eksternal
Laporan Pro
Forma
(Proyeksi)
• Sebuah rencana keuangan akan memiliki
ramalan neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas.
Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model
dapat memiliki kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir
semuanya akan memiliki unsur-unsur seperti:
Model Perencanaan Keuangan
6. Perencanaan Keuangan
Memproyeksikan laporan
keuangan, dan
menganalisis dampak
rencana operasi terhadap
proyeksi laba dan rasio
keuangan
Menentukan
dana yang
dibutuhkan
Meramalkan
ketersediaan
dana
Langkah perencanaan keuangan:
8. Pengertian Peramalan Keuangan
Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan kondisi
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Memperkirakan artinya menetapkan hal-hal apa yang akan
terjadi di masa yang akan datang.
Dasar untuk memperkirakan kondisi ke depan dapat kita
gunakan:
1. Data lalu
2. Faktor yang mempengaruhi di masa yang akan
datang.
9. Peramalan dalam manajemen keuangan digunakan untuk
memperkirakan kebutuhan keuangan perusahaan di
masa yang akan datang.
Kebutuhan dana atau kas tidak hanya mengandalkan
utang jangka panjang dan dana modal saham.
Oleh karena Utang jangka panjang dan dana modal
saham ditarik hanya sewaktu-waktu dan dalam jumlah
yang besar, maka penting bagi perusahaan mempunyai
taksiran kebutuhan seluruh dana untuk tahun yang akan
datang
10. Peramalan bisnis ini dituangkan dalam angka-angka keuangan
menjadi peramalan keuangan suatu unit organisasi bisnis.
Metode yang lazim digunakan adalah:
Siklus Arus Kas
Prosentase Hasil Penjualan
Regresi Linear Tunggal
11. 1. SIKLUS ARUS KAS
Perusahaan-perusahaan yang sedang berkembang membutuhkan
tambahan uang kas untuk investasi dalam bentuk persediaan
barang jadi, piutang dagang dan aktiva tetap.
Oleh karena itu perusahaan selalu akan menghadapi masalah
arus kas.
12. Ilustrasi Siklus Arus Kas dan Pengaruhnya
Terhadap Neraca
2 orang pemegang saham menanamkan modal sebesar Rp
50.000.000.000 dalam sebuah Pabrik Garmen “XYZ”.
Perusahaan ini menginvestasikan dananya dalam aktiva tetap
berupa mesin-mesin jahit, pembangkit tenaga listrik dan
perlengkapan penunjang untuk kelancaran produksi garmen
senilai Rp 30.000.000.000
Atas kejadian tersebut situasi keuangan perusahaan terlihat
dalam NERACA sebagai berikut:
13. Neraca PT XYZ
(dalam Jutaan Rupiah)
Kas dan Bank Rp 20.000
Mesin Jahit dan
Perlengkapan
Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000
Jumlah Aktiva Rp 50.000 Jumlah Modal Rp 50.000
Rasio Aktiva Lancar 2 , karena belum memiliki hutang lancar
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
= Rp 20.000.000.000 – 0
= Rp 20.000.000.000
14. Perusahaan ini menerima pesanan untuk membuat 10.000.000 unit
kemeja.
Penerimaan pesanan ini tidak ada pengaruhnya terhadap Neraca
perusahaan, akan tetapi untuk melakukan produksi, perusahaan membeli
kain seharga Rp 20.000.000.000 dengan syarat 2/5, n/30.
Tanpa tambahan dari pemilik perusahaan, jumlah aktiva akan naik Rp
20.000.000.000 yang dibiayai dari hutang dagang. Jumlah aktiva menjadi
Rp 70.000.000.000
Upah buruh karyawan yang harus dibayar Rp 20.000.000.000. Dibayar
dengan kas Rp 10.000.000.000 dan sisanya Rp 10.000.000.000
merupakan utang upah yang masih harus dibayar.
Maka jumlah aktiva meningkat lagi menjadi Rp 80.000.000.000
15. Rasio Aktiva Lancar =
𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
=
𝑅𝑝 50.000.000.000
𝑅𝑝 30.000.000.000
= 1,67 rasio turun
Modal Kerja Bersih = Aktiva Lancar – Hutang Lancar
= Rp 50.000.000.000 – 30.000.000.000
= Rp 20.000.000.000 Modal Kerja Neto tetap
Neraca PT XYZ
(dalam Jutaan Rupiah)
Kas dan Bank Rp 10.000 Utang Dagang Rp 20.000
Barang Dalam Proses: Utang Upah Rp 10.000
- Bahan Baku Rp 20.000 Jumlah Utang Lancar Rp 30.000
- Upah Rp 20.000
Jumlah Aktiva Lancar Rp 50.000
Mesin Jahit dan Perlengkapan Rp 30.000 Modal Saham Rp 50.000
Jumlah Aktiva Rp 80.000 Jumlah Utang & Modal Rp 80.000
16. Rasio Aktiva Lancar (Current Asset Ratio) turun , yang awalnya 2
menjadi 1,67
Namun besarnya modal kerja bersih (Net Working Capital) tetap yaitu
masih sebesar Rp 20.000.000.000
Awalnya tidak memiliki hutang lancar sekarang memiliki Utang
Dagang dan Utang Upah, maka Rasio Utang :
Rasio Hutang =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑛 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
=
𝑅𝑝 30.000.000.000
𝑅𝑝 80.000.000.000
= 0,38 = 38%
17. 2. Metode Prosentase Hasil Penjualan
Variabel terpenting yang mempengaruhi kebutuhan keuangan
adalah hasil penjualan yang diproyeksikan
Artinya peramalan penjualan yang baik merupakan fungsi penting
untuk meramalkan kebutuhan keuangan perusahaan
Pendekatan yang paling sederhana untuk meramalkan kebutuhan
keuangan adalah menyatakan kebutuhan itu dalam prosentase dari
hasil penjualan yang diinvestasikan dalam tiap-tiap pos Neraca.
18. Ilustrasi Prosentase Hasil Penjualan
Neraca PT. ABC per 31 Desember 2013
Neraca PT ABC
Per 31 Desember 2013
(dalam Ribuan Rupiah)
Kas Rp 10.000 Utang Dagang Rp 50.000
Piutang Dagang Rp 85.000 Utang Pajak Rp 25.000
Persediaan Rp 100.000 Obligasi Rp 70.000
Aktiva Tetap Bersih Rp 150.000 Saham Biasa Rp 100.000
Laba Ditahan Rp 100.000
Total Aktiva Rp 345.000 Total Utang & Modal Rp 345.000
19. Hasil penjualan dalam setahun kurang lebih Rp 500.000.000
Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah
sebesar 4% dari hasil penjualan
Selama tahun 2013, perusahaan memperoleh laba setelah dipotong
pajak penghasilan sebesar Rp 20.000.000, dan membayar dividen
sebesar setengah dari laba bersihnya.
Berapakah besarnya modal tambahan yang dibutuhkan, jika hasil
penjualannya dinaikkan menjadi Rp 800.000.000 selama tahun 2014?
20. Prosedur perhitungannya sbb:
Pisahkan pos-pos Neraca yang diharapkan berubah sebanding
dengan perubahan hasil penjualan, yaitu:
◦ Kas
◦ Piutang Usaha/Dagang
◦ Persediaan
◦ Aktiva Tetap
◦ Utang Dagang, dan
◦ Pajak yang masih harus dibayar (Utang Pajak)
Sedangkan obligasi, saham biasa dan laba ditahan tidak berubah
sebanding dengan perubahan hasil penjualan
21. Pos-pos Neraca yang berubah sebanding dengan perubahan hasil
penjualan dinyatakan dalam prosentase (%) dari hasil penjualan
Neraca PT ABC
Kas 2 % Utang Dagang 10 %
Piutang Dagang 17 % Utang Pajak 5 %
Persediaan 20 %
Aktiva Tetap Bersih 30 %
Total Aktiva 69 % Total Utang Lancar 15 %
Jumlah Aktiva 69 % dari hasil penjualan
Jumlah Utang Lancar 15 % dari hasil penjualan
Prosentase dari setiap tambahan rupiah
penjualan yang harus dibayar
54 % dari hasil penjualan
22. Analisis
• untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil
penjualan, maka pos-pos aktiva harus
dinaikkan sebesar Rp 690
Total Aktiva diharapkan
naik 69% dari hasil
penjualan
• untuk setiap Rp 1.000 kenaikan hasil
penjualan, maka pos-pos utang lancar
harus dinaikkan sebesar Rp 150
Total Utang Lancar
diharapkan naik 15% dari
hasil penjualan
• Tambahan kebutuhan modal sebesar Rp
540 untuk setiap Rp 1.000 kenaikan
penjualan
Jadi: Tambahan
kebutuhan modal sebesar
(69% - 15%) = 54%
23. Analisis…..(lanjutan)
Tambahan kebutuhan modal ini terlebih dahulu harus dipenuhi dari
dana dalam perusahaan, seperti laba ditahan, kalau tidak mencukupi
baru diusahakan dana dari luar perusahaan
Karena hasil penjualan naik sebesar Rp 300.000.000 (Rp
800.000.000 – Rp 500.000.000) maka dibutuhkan tambahan modal
sebesar 54% dari kenaikan penjualan :
◦ 54% x Rp 300.000.000 yaitu sebesar Rp 162.000.000.
Margin Laba setelah dipotong pajak penghasilan badan usaha adalah
sebesar 4% dari hasil penjualan, maka perusahaan di tahun 2014 akan
memperoleh laba sebesar:
◦ 4% x Rp 800.000.000 = Rp 32.000.000.
24. Analisis…..(lanjutan)
Jika untuk tahun 2014 perusahaan masih tetap akan membagikan
dividen 50% (setengah) dari laba bersihnya maka besar laba ditahan
Rp 16.000.000.
Tadi dapat dihitung bahwa Kebutuhan dana tambahan modal
perusahaan Rp 162.000.000 karena ada pembagian dividen maka
dana laba ditahan yang dapat digunakan untuk menutupi kebutuhan
tambahan modal hanya Rp 16.000.000
Artinya perusahaan harus mencari dana dari luar sebesar:
◦ Rp 162.000.000 – Rp 16.000.000 = Rp 146.000.000
Ada rumus yang dapat digunakan untuk menghitung kebutuhan dana
dari luar perusahaan lihat slide berikutnya
25. AFN (Additional Funds Needed)
AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR)
A* = Aset yg naik sebanding dg penjualan (dalam %)
So = hasil penjualan
ΔS = perubahan/tambahan dalam penjualan
L* = Kewajiban/utang yg naik sebanding dg penjualan (dalam %)
M = Margin laba (laba bersih)
S1 = Penjualan yang diproyeksikan
RR = Rasio laba ditahan
26. Dengan data tadi di atas, maka dana ekstern yang dibutuhkan
AFN = (A* /S0 )ΔS – (L* /S0 )ΔS – M.S1 (RR)
= 0,69 (Rp 300.000.000) – 0,15 (Rp 300.000.000) – 0,04 x 50% (Rp 800.000.000)
= Rp 146.000.000
27. 3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana
Merupakan teknik peramalan keuangan yang lebih baik bila
dibandingkan dengan metode prosentase penjualan
Persamaan Regresi –nya:
◦ 𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
𝑏 =
𝑛Σ𝑋𝑌 −Σ𝑋Σ𝑌
𝑛Σ𝑋2 −(Σ𝑋)2
𝑎 =
Σ𝑌
𝑛
− 𝑏
Σ𝑋
𝑛
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
28. 3. Regresi Linear Tunggal/Sederhana
Persamaan Regresi –nya:
◦𝑌 = 𝑎 + 𝑏𝑋
Σ𝑌 = 𝑛𝑎 + 𝑏Σ𝑋
Σ𝑋𝑌 = 𝑎Σ𝑋 + 𝑏Σ𝑋 2
Y = Variabel Terikat
X = Variabel Bebas
a = Nilai konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = Banyaknya data
29. Ilustrasi Regresi Linear Sederhana
Diketahui data dari hasil penjualan PT. Kopi Nikmat selama 7 tahun terakhir
(yaitu dari tahun 2010 s.d 2016)
Berapakah dana untuk membeli persediaan yang harus dipersiapkan tahun 2017
jika penjualan tahun 2017 yang diharapkan sebesar Rp 19 milyar?
Tahun Persediaan
(Rp) dalam Milyar
Rupiah
Penjualan
(Rp) dalam Milyar Rupiah
2010 0,403 4,560
2011 0,461 4,962
2012 0,506 5,728
2013 0,507 6,477
2014 0,665 8,480
2015 1,087 17,924
2016 1,165 17,924
31. Kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang dapat dipergunakan segera untuk
memenuhi kewajiban finansial perusahaan
Kas harus dijaga tingkat likuiditasnya, tidak terlalu likuid, juga jangan sampai illikuid
Tidak terlalu banyak (tidak terlalu likuid) supaya tidak terlalu banyak uang kas yang
menganggur tidak menghasilkan keuntungan
Jangan sampai illikuid (kesulitan uang kas) akan mengganggu aktivitas operasi
perusahaan (misalkan membeli bahan baku segera, dll)
Pengertian Kas
32. • Perusahaan menyediakan kas untuk membayar
berbagai transaksi bisnisnya
Motif
Transaksi
• Mempertahankan saldo kas untuk memenuhi
permintaan kas yang sifatnya tidak terduga
Motif Berjaga-
jaga
• Dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan dari memiliki
atau menginvestasikan kas dalam bentuk investasi yang
sangat likuid
• Biasanya jenis investasi yang dipilih adalah investasi pada
sekuritas
Motif
Spekualsi
Motif Memiliki Kas
33. Safety Level of Cash Balance
Safety level of cash balance (tingkat aman dari saldo kas)
merupakan saldo kas minimum yang perlu dimiliki oleh
perusahaan untuk melindungi perusahaan dari resiko kesalahan-
kesalahan saldo kas.
Safety level of cash balance sebaiknya ditetapkan untuk periode
normal dan periode puncak.
Periode puncak adalah periode dimana kebutuhan akan kas
memuncak.
34. Safety Level of Cash Balance
Safety level of Cash Balance
= Jumlah hari yang diinginkan X Rata−rata
harian pengeluaran kas
Rumus untuk
menghitung
Kas Minimum
35. Ilustrasi 1 Kas Minimum
Manajer keuangan PT. BOGASAHA menetapkan bahwa safety level of cash
balance harus cukup untuk menutup pengeluaran selama 7 hari.
Pengeluaran kas rata-rata dalam satu hari mencapai Rp. 570.000.
Maka:
𝑆𝐿𝑜𝐶𝐵 = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑥 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 ℎ𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠
𝑆𝐿𝑜𝐶𝐵 = 7 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 𝑅𝑝 570.000 = 𝑅𝑝 3.990.000
Jadi kebutuhan kas minimum yang harus tersedia sebesar Rp 3.990.000
36. Selama 3 hari puncak dalam bulan Nopember pengeluaran kas PT.
BOGASAHA berturut-turut Rp 600.000, Rp 650.000, dan Rp 700.000
Rata-rata pengeluaran kas = Rp. 650.000
Jika jumlah hari yang diinginkan pada periode puncak adalah 5 hari.
Hitunglah safety level of cash balance pada periode puncak
Ilustrasi 2 Kas Minimum
Safety level of cash Balance pada periode puncak
= 5 x Rp 650.000
= Rp 3.250.000
37. Bagaimana jika penggunaan kas per harinya
tidak konstan?
Miller dan Orr menyatakan bahwa
perusahaan perlu menetapkan batas atas dan
batas bawah
2. MODEL MILLER DAN ORR
Baumol menyatakan bahwa kebutuhan akan
kas dalam suatu perusahaan mirip dengan
pemakaian persediaan
1. MODEL BAUMOL
Model-Model Manajemen Kas
38. Menentukan Saldo Kas Optimal
(Model Baumol)
Total biaya transaksi yang akan diminimalkan untuk memperoleh saldo kas
optimal terdiri dari dua item:
Biaya Simpan
Biaya Transaksi
Biaya Total = Biaya Simpan + Biaya Transaksi
𝑻𝑪 =
𝑪
𝟐
𝒙 𝒊 +
𝑻
𝑪
𝒙 𝒃 biaya ini harus diminimumkan
maka diderivatifkan secara matematis (diferensial), sehingga diperoleh
rumusan:
C = [ (2 x b x T) : i ]1/2 atau 𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
39. Menentukan Saldo Kas Optimal
(Model Baumol)
C = [ (2 x b x T) : i ]1/2
Atau 𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
Keterangan:
C = saldo kas optimal yang akan kita cari
i = tingkat bunga
T = total kebutuhan kas dalam satu periode
b = biaya order kas
40. Ilustrasi 3 Menentukan Saldo Kas Optimal
Model Persediaan untuk Kas (Model Baumol)
Kebutuhan kas perusahaan selama satu bulan Rp 20 juta. Perusahaan
memperoleh kas dengan menjual surat berharga. Biaya transaksi perolehan
kas adalah Rp 10 ribu, sedangkan tingkat bunga adalah 18% per tahun, atau
1,5% per bulan.
Hitunglah Saldo Kas Optimal dan berapa kali pengisian kas dilakukan dalam
satu bulan
𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
𝑪 =
𝟐 𝒙 𝑹𝒑 𝟏𝟎.𝟎𝟎𝟎 𝒙 𝑹𝒑 𝟐𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝟎,𝟎𝟏𝟓
= Rp 5.163.978
Jadi Saldo kas yang optimal adalah Rp 5.163.978.
41. Dalam periode satu bulan, perusahaan melakukan order pengisian kas sebanyak:
=
𝑅𝑝 20.000.000
𝑅𝑝 5.163.978
= 3,87 𝑘𝑎𝑙𝑖 = 4 𝑘𝑎𝑙𝑖
Maka besarnya total biaya (biaya simpan dan biaya transaksi) =
𝑇𝐶 =
𝐶
2
𝑥 𝑖 +
𝑇
𝐶
𝑥 𝑏
𝑇𝐶 =
5.163.978
2
𝑥 0,015 +
20.000.000
5.163.978
𝑥 10.000
TC = 38.730 + 38.730 = 77.460
42. Ilustrasi 4 BAUMOL MODEL
PT. Usaha Mandiri mengestimasi penggunaan kas tahunan $
3,750,000. Surat berharga menghasilkan return 12% per tahun.
Manajemen perusahaan berencana memenuhi kas dengan menjual
surat berharga secara periodik. Biaya transaksi adalah $40.
Dengan menggunakan Baumol Model:
a. Berapa ukuran kas yang optimal?
b. Berapa saldo rata2 kas?
c. Berapa kali transfer dalam setahun?
43. Solusi Ilustrasi 4 BAUMOL MODEL
Ukuran kas optimal C* = 𝑪 =
𝟐𝒃𝑻
𝒊
=
𝟐 𝒙 $ 𝟒𝟎 𝒙 $ 𝟑,𝟕𝟓𝟎,𝟎𝟎𝟎
𝟎,𝟏𝟐
= $ 50,000
Saldo rata-rata kas =
$ 50.000
2
= $ 25,000
Number of transfers per year =
$ 3,750,000
$ 50,000
= 75 kali
44. MILLER-ORR MODEL
Perusahaan menentukan saldo kas antara batas atas dan batas bawah.
$
Time
H
Z
L
Ketika kas mencapai batas tertinggi (H), perusahaan
menginvestasikan kas sehingga saldo kas sebesar Z.
Ketika kas
mendekatai batas
terendah (L),
perusahaan menjual
surat berharga agar
saldo kas
mendekati Z.
45. MILLER-ORR MODEL
Rumus mencari Z dan H apabila L sudah ditentukan:
LZH 23 **
Z = Saldo kas sasaran
H = Batas atas
L = Batas bawah
F = Transactions costs (Fixed costs)
K = Opportunity cost memegang kas (harian)
σ = Varians arus kas bersih harian
𝒁 =
𝟑 𝟑𝑭σ²
𝟒𝒌
+ 𝑳
46. MILLER-ORR MODEL
• Saldo kas rata-rata menurut Miller-Orr model:
3
4
balancecashAverage
*
LZ
47. Example: Suppose that short-term securities yield 5% per year
and it costs the organization $ 50 each time it buys or sells
securities. The daily variance of cash flows is $1000 and your
bank requires $1,000 minimum checking account balance (L).
Assume that 1 year = 360 days
Ilustrasi 5 MILLER-ORR MODEL
𝑍 =
3 3 𝑥 $ 50 𝑥 ($ 1,000)2
4 𝑥
0.05
360
+ $ 1,000 = $ 7,465.46
𝒁 =
𝟑 𝟑𝑭σ²
𝟒𝒌
+ 𝑳
48. The upper limit for the cash account (H) is determined by the
equation:
H = 3Z - 2L
where:
Z = Target cash balance
L = Lower limit
In the previous example:
H = 3 ($ 7,465.46) - 2($1,000) = $ 20,396.38
MILLER-ORR MODEL
49. Ilustrasi 6 Miller-Orr Model
Misalkan penyimpangan aliran kas bersih harian adalah Rp. 2.000, tingkat bunga adalah 10%
per tahun, biaya transaksi pembelian surat berharga adalah Rp. 100.000. Berapa kas optimal
dan berapa kas maksimum? Tingkat bunga harian, dengan mengasumsikan satu tahun ada 365
hari.
𝑟 =
0.01
365
= 0,000274
Varians aliran kas bersih harian σ2
= (2.000)2
= Rp. 4.000.000
50. Lanjutan…
Dalam soal tidak diketahui Batas bawah (L), maka kita anggap batas bawah/kas minimal sama
dengan NOL (0)
Batas atas atau kas maksimum :
H = 3Z - 2L = 3 x Rp 103.068 – 2 (0) = Rp 309.204
Rata-rata saldo kas adalah
Z =
4 𝑥 𝑅𝑝 103.068 −0
3
= Rp 137.424
𝒁 =
𝟑 𝟑𝑭σ²
𝟒𝒌
+ 𝑳 =
𝟑 3 x 100.000 x 4.000.000
4 x 0,000274
+ 𝟎 = Rp. 103.068