11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Periklanan dan Etika
1. Periklanan
dan
Dimensi
Etisnya
Pengantar
Iklan
&
Komunikasi
Pemasaran
Fikom,
Adv.&Marcomm,
UMB
Judhie
Se@awan,
M.Si
ì
2. Iklan
dan
Dimensi
Etis
Ø Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yg
didasari pada informasi tentang keunggulan suatu
produk sehingga mengubah pikiran konsumen
untuk melakukan pembelian.
Ø Tujuan Iklan
Yaitu untuk mendekatkan barang yang hendak dijual
kepada konsumen.
Ø Fungsi Iklan:
ü Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk
yang ditawarkan di pasar.
ü Iklan sebagai pembentuk pendapat umum
tentang sebuah produk.
3. Prinsip
–
Prinsip
Etis
Dalam
Iklan
v Iklan
@dak
boleh
menyampaikan
informasi
yang
palsu
dengan
maksud
memperdaya
konsumen.
v Iklan
wajib
menyampaikan
semua
informasi
tentang
produk
yang
diiklankan.
v Iklan
@dak
boleh
mengarah
pada
pemaksaan.
v Iklan
@dak
boleh
mengarah
pada
@ndakan
yang
bertentangan
dengan
moralitas.
4. Ciri-‐ciri
iklan
yang
baik
v E@s:
berkaitan
dengan
kepantasan.
v Este@s:
berkaitan
dengan
kelayakan
(target
market,
target
audiennya,
kapan
harus
ditayangkan).
v
Ar@s@k:
bernilai
seni
sehingga
mengundang
daya
tarik
khalayak.
5. Contoh
Penerapan
Etika
dalam
Periklanan
ì Iklan
rokok:
Tidak
menampakkan
secara
eksplisit
orang
merokok.
ì Iklan
pembalut
wanita:
Tidak
memperlihatkan
secara
realis@s
dengan
memperlihatkan
daerah
kepribadian
wanita
tersebut
ì Iklan
sabun
mandi:
Tidak
dengan
memperlihatkan
orang
mandi
secara
utuh.
6. ETIKA
SECARA
UMUM
ì Jujur
:
@dak
memuat
konten
yang
@dak
sesuai
dengan
kondisi
produk
ì Tidak
memicu
konflik
SARA
ì Tidak
mengandung
pornografi
ì Tidak
bertentangan
dengan
norma-‐norma
yang
berlaku.
ì Tidak
melanggar
e@ka
bisnis,
ex:
saling
menjatuhkan
produk
tertentu
dan
sebagainya.
ì Tidak
plagiat.
7. Periklanan
di
Indonesia
ì Di
Indonesia,
terdapat
Asosiasi
yang
secara
sengaja
dan
atau
inisia@f
‘menugaskan’
diri
mereka
sendiri
untuk
membuat
peraturan
mengenai
Periklanan,
yaitu
bernama
Persatuan
Perusahaan
Periklanan
Indonesia
(P3I).
Bagi
para
perusahaan
periklanan,
mengetahui
aturan
e@ka
yang
ada
terkait
periklanan
sudah
tentu
menjadi
keharusan
dan
kelaziman.
ì ETIKA
PARIWARA
INDONESIA
(EPI)
(Disepaka@
Organisasi
Periklanan
dan
Media
Massa,
2005).
Berikut
ini
ku@pan
beberapa
e@ka
periklanan
yang
terdapat
dalam
kitab
EPI,
antara
lain
:
8. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
ì
Tata
Krama
Isi
Iklan
1.
Hak
Cipta:
Penggunaan
materi
yang
bukan
milik
sendiri,
harus
atas
ijin
tertulis
dari
pemilik
atau
pemegang
merek
yang
sah.
2.
Bahasa:
(a)
Iklan
harus
disajikan
dalam
bahasa
yang
bisa
dipahami
oleh
khalayak
sasarannya,
dan
@dak
menggunakan
persandian
yang
dapat
menimbulkan
penafsiran
selain
dari
yang
dimaksudkan
oleh
perancang
pesan
iklan
tersebut.
(b)
Tidak
boleh
menggunakan
kata-‐kata
superla@f
seper@
“paling”,
“nomor
satu”,
”top”,
atau
kata-‐kata
berawalan
“ter“.
(c)
Penggunaan
kata
”100%”,
”murni”,
”asli”
untuk
menyatakan
sesuatu
kandungan
harus
dapat
dibuk@kan
dengan
pernyataan
tertulis
dari
otoritas
terkait
atau
sumber
yang
oten@k.
(d)
Penggunaan
kata
”halal”
dalam
iklan
hanya
dapat
dilakukan
oleh
produk-‐produk
yang
sudah
memperoleh
ser@fikat
resmi
dari
Majelis
Ulama
Indonesia,
atau
lembaga
yang
berwenang.
9. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
3.
Tanda
Asteris
(*)
:
(a)
Tanda
asteris
@dak
boleh
digunakan
untuk
menyembunyikan,
menyesatkan,
membingungkan
atau
membohongi
khalayak
tentang
kualitas,
kinerja,
atau
harga
sebenarnya
dari
produk
yang
diiklankan,
ataupun
tentang
ke@daktersediaan
sesuatu
produk.
(b)
Tanda
asteris
hanya
boleh
digunakan
untuk
memberi
penjelasan
lebih
rinci
atau
sumber
dari
sesuatu
pernyataan
yang
bertanda
tersebut.
4.
Penggunaan
Kata
“Satu-‐satunya”
:
Iklan
@dak
boleh
menggunakan
kata-‐kata
“satu-‐satunya”
atau
yang
bermakna
sama,
tanpa
secara
khas
menyebutkan
dalam
hal
apa
produk
tersebut
menjadi
yang
satu-‐satunya
dan
hal
tersebut
harus
dapat
dibuk@kan
dan
dipertanggungjawabkan.
10. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
5.
Pemakaian
Kata
“Gra@s”
:
Kata
“gra@s”
atau
kata
lain
yang
bermakna
sama
@dak
boleh
dicantumkan
dalam
iklan,
bila
ternyata
konsumen
harus
membayar
biaya
lain.
Biaya
pengiriman
yang
dikenakan
kepada
konsumen
juga
harus
dicantumkan
dengan
jelas.
6.
Pencantum
Harga
:
Jika
harga
sesuatu
produk
dicantumkan
dalam
iklan,
maka
ia
harus
ditampakkan
dengan
jelas,
sehingga
konsumen
mengetahui
apa
yang
akan
diperolehnya
dengan
harga
tersebut.
7.
Garansi
:
Jika
suatu
iklan
mencantumkan
garansi
atau
jaminan
atas
mutu
suatu
produk,
maka
dasar-‐dasar
jaminannya
harus
dapat
dipertanggung-‐
jawabkan.
11. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
8.
Janji
Pengembalian
Uang
(warranty)
:
(a)
Syarat-‐syarat
pengembalian
uang
tersebut
harus
dinyatakan
secara
jelas
dan
lengkap,
antara
lain
jenis
kerusakan
atau
kekurangan
yang
dijamin,
dan
jangka
waktu
berlakunya
pengembalian
uang.
(b)
Pengiklan
wajib
mengembalikan
uang
konsumen
sesuai
janji
yang
telah
diiklankannya.
9.
Rasa
Takut
dan
Takhayul
:
Iklan
@dak
boleh
menimbulkan
atau
mempermainkan
rasa
takut,
maupun
memanfaatkan
kepercayaan
orang
terhadap
takhayul,
kecuali
untuk
tujuan
posi@f.
10.
Kekerasan
:
Iklan
@dak
boleh
–
langsung
maupun
@dak
langsung
-‐menampilkan
adegan
kekerasan
yang
merangsang
atau
memberi
kesan
membenarkan
terjadinya
@ndakan
kekerasan.
12. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
11.
Keselamatan
:
Iklan
@dak
boleh
menampilkan
adegan
yang
mengabaikan
segi-‐segi
keselamatan,
utamanya
jika
ia
@dak
berkaitan
dengan
produk
yang
diiklankan.
12.
Perlindungan
Hak-‐hak
Pribadi
:
Iklan
@dak
boleh
menampilkan
atau
melibatkan
seseorang
tanpa
terlebih
dahulu
memperoleh
persetujuan
dari
yang
bersangkutan,
kecuali
dalam
penampilan
yang
bersifat
massal,
atau
sekadar
sebagai
latar,
sepanjang
penampilan
tersebut
@dak
merugikan
yang
bersangkutan.
13.
Hiperbolisasi
:
Boleh
dilakukan
sepanjang
ia
semata-‐mata
dimaksudkan
sebagai
penarik
perha@an
atau
humor
yang
secara
sangat
jelas
berlebihan
atau
@dak
masuk
akal,
sehingga
@dak
menimbulkan
salah
persepsi
dari
khalayak
yang
disasarnya.
13. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
14.
Waktu
Tenggang
(elapse
,me):
Iklan
yang
menampilkan
adegan
hasil
atau
efek
dari
penggunaan
produk
dalam
jangka
waktu
tertentu,
harus
jelas
mengungkapkan
memadainya
rentang
waktu
tersebut.
15.
Penampilan
Pangan
:
Iklan
@dak
boleh
menampilkan
penyia-‐nyiaan,
pemborosan,
atau
perlakuan
yang
@dak
pantas
lain
terhadap
makanan
atau
minuman.
16.
Penampilan
Uang:
(a)
Penampilan
dan
perlakuan
terhadap
uang
dalam
iklan
haruslah
sesuai
dengan
norma-‐norma
kepatutan,
dalam
penger@an
@dak
mengesankan
pemujaan
ataupun
pelecehan
yang
berlebihan.
(b)
Iklan
@dak
boleh
menampilkan
uang
sedemikian
rupa
sehingga
merangsang
orang
untuk
memperolehnya
dengan
cara-‐cara
yang
@dak
sah.
(c)
Iklan
pada
media
cetak
@dak
boleh
menampilkan
uang
dalam
format
frontal
dan
skala
1:1,
berwarna
ataupun
hitam-‐pu@h.
(d)
Penampilan
uang
pada
media
visual
harus
disertai
dengan
tanda
“specimen”
yang
dapat
terlihat
Jelas.
14. Kitab
Etika
Pariwara
Indonesia
17.
Kesaksian
Konsumen
(tes@mony)
18.
Anjuran
(endorsement)
19.
Perbandingan
20.
Perbandingan
Harga
21.
Merendahkan
22.
Peniruan
23.
Is@lah
Ilmiah
dan
Sta@s@k
24.
Ke@adaan
Produk
25.
Ketaktersediaan
Hadiah
26.
Pornografi
dan
Pornoaksi
27.
Khalayak
Anak-‐anak
15. KESIMPULAN
ì Dalam
periklanan
kita
@dak
dapat
lepas
dari
e@ka.
Di
mana
di
dalam
iklan
itu
sendiri
mencakup
pokok-‐pokok
bahasan
yang
menyangkut
reaksi
kri@s
masyarakat
tentang
iklan
yang
dapat
dipandang
sebagai
kasus
e@ka
periklanan.
Iklan
mempunyai
unsur
promosi,
merayu
konsumen,
dan
mengiming-‐imingi
calon
pembeli.
Maka
di
dalam
bisnis
periklanan
perlulah
adanya
kontrol
tepat
yang
dapat
mengimbangi
kerawanan
tersebut.