SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
PENGUJIAN PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN INDONESIA
Kajian Terhadap Dinamika Perubahan UUD 1945
T E S I S
Tesis ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Magister Hukum Program Pascasarjana Ilmu Hukum
Universitas Darma Agung Medan
O
L
E
H
SOFYAN GINTING
NPM: 08.021.121.017
Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Hukum
Universitas Darma Agung Medan
2010
Surat Keputusan
Direktur Pendidikan Pascasarjana Universitas
Darma Agung
Nomor: 934/PPs-UDA/2010
TENTANG
Pengangkatan Susunan Komisi Pembimbing Tesis
Pendidikan Pascasarjana Program Studi
Ilmu Hukum (S2) PPs
Universitas Darma Agung Atas Nama:
SOFYAN GINTING
NPM: 08.021.121.017
Ketua : Dr. Faisal Akbar Nasution, SH.,M.Hum
Anggota: Dr. Marzuki Lubis, SH.,M.Hum
Anggota: Dr. Dayat Limbong, SH.,M.Hum
Ditetapkan di : Medan
Pada Tanggal : 20 Agustus 2010
Direktur,
Dr. Pendastaren Tarigan, SH.,MS
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Keaslian Penelitian
F. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
2. Kerangka Konsep
G. Metode Penelitian
1. Azas Penelitian
2. Teknik Pengumpulan Data
3. Analisis Data
H. Jadwal Penelitian
Daftar Pustaka
A. Latar Belakang
Tuntutan reformasi jatuhnya rezim Soeharto
Tanggal 21 Mei 1998 akibat:
Krisis kepercayaan, krisis ekonomi dan moneter Dimotori
oleh mahasiswa dan komponen bangsa
Dari materi :
1. Perubahan terhadap UUD 1945
2. Penghapusan dwi fungsi ABRI
3. Penegakan supremasi hukum, penghormatan HAM dan
pemberantasan KKN
4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat
dan daerah
5. Mewujudkan kebebasan pers dan
6. Mewujudkan kehidupan demokrasi
BAB I
PENDAHULUAN
Konsekwensinya pemilihan umum
dipercepat tahun 1999
Ditetapkan perubahan UUD 1945:
1. Menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan
meliputi, kekuasaan legislatif, eksekutif dan
yudikatif dengan pelembagaan sederajat dan
saling mengontrol yang dikenal dengan ‘checks
and balance’
2. Mengurangi kekuasaan yang besar pada
eksekutif (presiden)
3. Menghilangkan multiintreprestasi terhadap
pasal-pasal UUD 1945
4. Mengurangi wewenang presiden yang
berhubungan dengan pengaturan memasuki
wilayah legislatif
5. Memuat rumusan kehidupan bernegara yang
demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan
rakyat, HAM dan otonomi daerah
Penguatan mekanisme kontrol dan
keseimbangan ‘checks and balance’
menjadi utama perubahan UUD 1945
Pasal 24C UUD 1945 yo Pasal 10 UU Nomor 24
Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi
Kewenangan:
1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945
2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara
yang kewenangannya ditetapkan oleh UUD 1945
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Memutus perselisihan hasil pemilu
5. Kewajiban memberikan putusan atas pendapat
DPR bahwa presiden dan/atau wakil presiden
diduga telah melakukan pelanggaran hukum
berupa penghianatan terhadap negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau
perbuatan tercel, dan/atau tidak lagi memenuhi
syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden
sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
Kekuasaan kehakiman menguji peraturan
perundang-undangan dibawah undang-undang
kewenangan Mahkamah Agung
Sebagaimana UU Nomor 5 tahun 2004 tentang
perubahan UU Nomor 14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung yang diatur Pasal 31.
1. Mahkamah Agung memiliki wewenang menguji
secara materil hanya terhadap peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang
2. Mahkamah Agung menyatakan tidak sah semua
peraturan perundang-undangan dari tingkat
yang lebih rendah daripada undang-undang atas
alasan bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi
3. Putusan tentang pernyataan tidak sahnya
peraturan perundang-undangan tersebut dapat
diambil berhubung dengan pemeriksaan tingkat
kasasi
B. Rumusan Masalah
Bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan dengan
kajian normatif adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah relevansi pengujian peraturan
perundang-undangan dalam prinsip negara
hukum menegakkan kekuasaan kehakiman ?
2. Bagaimanakah pengujian peraturan perundang-
undangan dalam sistem negara hukum ?
3. Apakah ada kemungkinan lembaga pengujian
peraturan perundang-undangan ditetapkan
dalam satu lembaga peradilan ?
C. Tujuan Penelitian
1. Memahami dengan tegas dan jelas yang
menjadi kewenangan pengujian peraturan
perundang-undangan oleh Mahkamah Agung
dan Mahkamah Konstitusi.
2. Memahami latar belakang dan tujuan
amandemen UUD 1945 dengan pembentukan
Mahkamah Konstitusi dan sistem ‘checks and
balance’ kekuasaan di Indonesia
3. Memahami dan menawarkan/wacana secara
yuridis dari kajian akademisi penyerahan
pengujian peraturan perundang-undangan
untuk ditetapkan oleh satu lembaga
negara/peradilan
4. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
gelar magister hukum pada Sekolah
Pascasarjana Prodi Magister Ilmu Hukum,
Universitas Darma Agung Medan.
D. Manfaat Penelitian
1. Sebagai bentuk sumbangsih akademisi
dalam bentuk karya ilmiah
2. Sebagai karya ilmiah untuk melengkapi
perbendaharaan ketatanegaraan dan
literatur oleh legislatif, perguruan tinggi dan
masyarakat
3. Dengan harapan menjadi wahana dan
refrensi bagi pelaksanaan kekuasaan
kehakiman tentang tentang pengujian
peraturan perundang-undangan oleh satu
lemabaga negara/kehakiman
E. Keaslian Penelitian
- Penelitian tentang pengujian peraturan
perundang-undangan adalah hal baru di
Indonesia
- Sesuai azas keilmuan dan kondisi
ketatanegaraan Indonesia pasca perubahan
UUD 1945 bahwa penelitian ini jujur, rasional,
dinamis, obyektif dan terbuka untuk dikritisi
- Mencermati kondisi dinamika ketatanegaraan
Indonesia yang terakhir ini terjadei konflik
antar lembaga negara, perselisihan hasil
pemilu dan perlindungan HAM. Bahwa
penelitian ini sesungguhnya tengah terjadi
dan menjadi hal yang baru pasca amandemen
UUD 1945 tentang prinsip ‘checks and
balance’ dan putusan kehakiman yang
dianggap kontrofersial oleh Mahkamah
Konstitusi terakhir ini.
F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep
F.1. Kerangka Teori
- Judicial review, dari teori Hans Kelsen bahwa
peraturan perundang-undangan dari tingkat yang
rendah tidak boleh bertentangan dengan yang lebih
tinggi, yang dikenal dengan “ stufenbauw ades recht
the hierarkhy of law theory”
- Pranata hak uji dikembangkan dalam
ketatanegaraan AS, yang dimulai tahun 1803 yang
diawali dari kasus Marbrury versus Madison, bahwa
Mahkamah Agung AS menyatakan UU Federal
bertentangan dengan konstitusi, oleh Jhon Marshal
Ketua Mahkamah Agung AS.
- Analisis penelitian ini menganut teori ‘checks and
balance’ menegaskan empat unsur pokok :
1. Pemisahan kekuasaan
2. Implikasi dari paham konstitusi
3. Mekanisme ‘cheks and balance’
4.Perlindungan terhadap hak azasi manusia
- Prinsip negara hukuk adalah, supremasi
hukum, persamaan dalam hukum, azas
legalitas, pembatasan kekuasaan, organ
eksekutif yang independent, peradilan yang
bebas tidak memihak, peradilan tata usaha
negara, peradilan tata negara, perlindungan
HAM, demokratis, mewujudkan tujuan negara,
transparansi dan kontrol sosial (kebebasan
pers)
- Prinsip negara konstitusi adalah sebuah norma
sistem politik dan hukum dikodifikasi sebagai
dokumen tertulis, konstitusi memuat aturan
dan prinsip-prinsip etentitas politik dan
hukum, merujuk secara khusus konstitusi
nasional sebagai prinsip dasar politik, hukum
dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang
dan kewajuban warga masyarakat.
F.2. Kerangka Konsep
- Sebagai pencermatan penulis dari hasil penelitian
normatif bahwa, pengujian peraturan
perundang-undangan adalah kontrol normatif
melalui kewenangan kehakiman
- Dasar penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini, perubahan UUD 1945 Pasal 1 ayat
(2) bahwa supremasi MPR beralih kepada UUD
meliputi konstitusi dan hukum konstitusi dengan
prinsip ‘cheks and balance’
- Bahwa pengujian peraturan perundang-
undangan dapat dipahami secara komprehensif
tentang hak uji bagi masyarakat, akademisi dan
penyelenggara negara/kekuasaan kehakiman
- Maka pelaksanaan hak dan kewenangan tentang
pengujian peraturan perundang-undangan
merupakan kontribusi positif bagi tujuan negara
atas perubahan UUD 1945
G. Metode Penelitian
- Konsentrasi penelitian ini dilakukan adalah kajian
hukum tentang pengujian peraturan perundang-
undangan dalam perspektif konstitusi setelah
perubahan UUD 1945
- Dengan pendekatan utama yuridis normatif yang
difokuskan pada bahan dokumen ‘judicial review’
kualitatif deduktif
- Melalui aspek yuridis dan historis tentang
pengujian peraturan perundang-undangan di
Indonesia
G.1. Azas Penelitian
- Penelitian yuridis normatif merupakan analisis data
kepustakaan, data sekunder terdiri dari dokumen,
arsip lembaga terkait, data yang dipublikasikan dan
yurisprudensi
- Bahan hukum primer, norma dasar Pancasila, UUD
1945, Tap MPR, Peraturan perundang-undangan dan
yurisprudensi
- Bahan hukum tersier, bahan hukum yang dapat
memberikan informasi dari sekunder dan primer
G.2. Teknik Pengumpulan Data
- Penelitian kualitatif dari bahan hukum primer,
sekunder dan tersier dengan penelusuran dokumen
dari fenomena yang diteliti
- Dokumen berupa peraturan perundang-undangan,
keputusan-keputusan, jurnal hukum, publikasi ilmiah
dan literatur yang berkaitan dengan yang diteliti
G.3. Analisis Data
- Dari data primer, sekunder dan tertier dilakukan olah
data dengan menginventarisir serta penyusunan
secara sistematis, kemudian dianalisis sesuai dengan
tujuan penelitian ini. Maka metode kualitatif melalui
pendekatan logika deduktif dari bahan hukum
normatif, yang terkonsentrasi mempertegas
pemahaman dan penawaran wacana atas penelitian
ini.
BAB II
PELAKSANAAN JUDICIAL REVIEW
OLEH MA DAN MK
Pengertian judicial reviewe yang lebih luas cakupannya
bermakna ‘toetsingsrecht’ atau hak menguji yg memiliki
arti ‘pengujian’ sebagai proses, cara, perbuatan dan
pembentukan per-uu-an.
Judicial review di beberapa negara :
Hingga saat ini terdapat 78 negara melembagakan MK di
luar MA, terakhir Thailand tahun 1998 dan Indonesia
tahun 2003 (UU Nomor 24 Tahun 2003)
Di Francis dikenal dengan ‘political review’ terpisah dengan
‘judicial review’ (pengawasan/kontrol tidak dilakukan
setelah berlakunya hukum) atau lebih bersifat preventif,
dengan membuka opini publik di pers untuk dibawa ke
legislatif.
Dewan Konstitusi Francis “De Counceil Constitutionel” tidak
dapat disamakan dengan Mahkamah Konstitusi. Tetapi
ditekankan pada fungsi pengawasan, pemeriksaan/
pengujian UU organik yang belum diundangkan juga
memeriksa atau menguji tata tertib majelis nasional dan
senat.
Dewan Konstitusi Francis, anggotanya bukan hakim karir
tetapi 3 mantan politisi, 3 perguruan tinggi dan 3 mantan
presiden dengan masa bhakti 9 tahun.
Di Negara Federal Jerman, juga menganut judicial
review yaitu UUD ‘grundgesetz’ atau disebut ‘basic
law’ dibagi tiga per-uu-an, yaitu:
1. Bundeswahlgesetz (UU Pemilu Federal)
2. Pateien gesetz (UU Partai)
3. Gesetz ueber das bundesveerfassungsgericht
(UU MK)
MK Federal Jerman berwenang memutus menurut
BverGG (UU MK Federal Jerman) merupakan
kekuasaan kehakiman yang mandiri tidak tunduk kpd
kementerian negara termasuk presiden, dalam
semua penafsiran dan penggunaan wewenang dalam
konstitusi.
Judicial review oleh Mahkamah Agung,
pengujian peraturan perudang-udangan
terhadap undang-undang.
Judicial review oleh Mahkamah Konstitusi,
pengujian undang-undang terhadap UUD
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
BAB III
KEWENANGAN JUDICIAL REVIEW DALAM SISTEM
KETATANEGARAAN INDONESIA PASCA
PERUBAHAN UUD 1945.
Sistem ketatanegaraan Indonesia pasca perubahan UUD
1945, tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, maka secara
mendasar ketatanegaraan dapat digambarkan adalah:
- Penegasan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi
sekaligus saling melengkapi secara komplementer
- Prinsip pemisahaan kekuasaan ‘checks and balances’
- Pemurnian sistem pemerintahan presidensial; dan
- Penguatan cita persatuan dan keragaman dalam NKRI
Lembaga Mahkamah Agung RI
Kewenangan MA diatur pada Pasal 10 ayat (3) UU No
14/1970 jo. UU No 39/1999, jo.Pasal 28 UU No 14/1985,
jo.UU No 5/2004. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA
sebagai peradilan tertinggi membawahi bandan peradilan
lainnya dibawahnya
Dalam perkembangnya setelah perubahan UUD 1945,
sebagimana diatur pada Pasal 24 ayat (2) bahwa lembaga
kekuasaan kehakiman terdiri dari dua kamar yaitu MA dan
MK.
Pasal 24A ayat (1) ditegaskan bahwa MA berwenang
menguji Per-uu-an di bawah UU
Lembaga Mahkamah Konstitusi RI
Diatur pada Pasal 24C ayat (1) . (Perubahan ke-III
UUD 1945) Pasal 10 ayat (1) dan (2)) adalah :
1. Menguji UU terhadap UUD 1945
2. Memutus sengketa antar lembaga negara yang
kewenangannya oleh UUD 1945
3. Memutus pembubaran parpol
4. Memutus PHPU, dan kewejiabannya adalah,
5. Memutus pendapat DPR tentang pemberhentian
Presiden dan/atau Wakil Presiden
BAB IV
PELEMBAGAAN FUNGSI JUDICIAL REVIEW
Kontrol negara hukum, menganut sistem dan prinsip “The
International Commission of Jurists” adalah :
1. Negara harus tunduk kepada hukum
2. Pemerintah menghormati hak-hak individu
3. Peradilan yang bebas tidak memihak
4. Perlindungan terhadap HAM
Maka negara hukum ”rechtsstaat” menganut prinsip
pokok yang berasaskan “ The Rule of Law” adalah :
a. supremasi hukum
b. persamaan hak dalam hukum
c. asas legalitas
d. pembatasan kekuasaan
e. ekseklutif independen
f. peradilan yang bebas dan tidak memihak
g. peradilan tata usaha negara
h. peradilan tata negara
i. perlindungan hak asasi manusia
j. demokratis
k. mewujudkan tujuan negara
l. transparansi dan kontrol sosial
BAB IV
PELEMBAGAAN FUNGSI JUDICIAL
REVIEW
Kontrol negara hukum, menganut sistem dan prinsip “The
International Commission of Jurists” adalah :
1. Negara harus tunduk kepada hukum
2. Pemerintah menghormati hak-hak individu
3. Peradilan yang bebas tidak memihak
4. Perlindungan terhadap HAM
Maka negara hukum”rechtsstaat” menganut prinsip pokok
yang berasaskan “The Rule of Law” adalah :
a. Supremasi hukum
b. Persamaan hak dalam hukum
c. Asas legalitas
d. Pembatasan kekuasaan
e. Ekseklutif independen
f. Peradilan yang bebas dan tidak memihak
g. Peradilan tata usaha negara
h. Peradilan tata negara
i. Perlindungan hak asasi manusia
j. Demokratis
k. Mewujudkan tujuan negara
l. Transparansi dan kontrol sosial
Judicial review sistem ketatanegaraan Indonesia
pasca perubahan UUD 1945
Secara filosofis pembentukan judicial review di Indonesia
sebagai landasan prinsip pemisahaan kekuasaan ‘check and
balance’ meliputi kekuasaan kehakiman (yudikatif),
eksekutif dan legislatif.
Konsekwensinya diatur pada Pasal 24 ayat (2) (Mahkamah
Agung) dan Pasal 24 ayat (2) dan Pasal 7A, Pasal 24C
(Mahkamah Konstitusi) dan Pasal 24A, Pasal 24B (Komisi
Yudisial).
Korelasinya penyerahan lembaga kekuasaan
kehakiman yang berwenang untuk melaksanakan
pengujian per-uu-an di Indonesia.
Mencermati pandangan akademisi, politisi dan pemerhati
hukum.
Diantaranya Denny Indrayana, staf pengajar hukum tata
negara UGM Yogyakarta, juga Ferry Edwar Wakil Dekan III
Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta pada
pertemuan pengajar hukum tata negara bulai Mei lalu di
Bukit Tinggi.
Mahfud MD, pada media menegaskan menyambut positif
wacana amandemen kelima UUD 1945 pelembegaan
kekuasaan kehakiman menjadi satu lembaga, bahkan lebih
ekstrim lagi ditegaskan peraturan perundang-undangan
hingga Peraturan desa (Perdes).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Kewenangan dan pelaksanaan judicial review oleh MA
dan MK
2. Judicial review sebagai kontrol negara hukum
3. Kedudukan MA dan MK bersifat mandiri dengan
koordinasi
S a r a n
1. Kewenangan judicial review hendaknya dilaksanakan
oleh lembagana negara/kekuasaan kehakikan oleh satu
lembaga saja dan yang paling berkompeten adalah
Mahkamah Konstitusi
2. Menjadi wacana karya ilmiah akademisi sebagai bahan
kajian dan penetapan oleh lembaga kompeten
(Legislatif) dengan landasan UU melalui perubahan
kelima UUD 1945.
Power point TESIS 2010.ppt

Mais conteúdo relacionado

Semelhante a Power point TESIS 2010.ppt

Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Nandya Guvita
 
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxMK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxdnsstore
 
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...TutikDaryatni
 
Menkumham2008 01
Menkumham2008 01Menkumham2008 01
Menkumham2008 01ary-red78
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikUmar Al Faruq
 
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Panji Setiawan
 
Proleg New 1.pptx
Proleg New 1.pptxProleg New 1.pptx
Proleg New 1.pptxJonijoko2
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptxBustamijasri
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...Ir. Soekarno
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfJhonatanTelaumbanua
 
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...Lourenco de Deus Mau Lulo
 
Field workstudy report
Field workstudy reportField workstudy report
Field workstudy reportAnnissa Curio
 
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxShafiraShofia
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxdonihasmanto
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukummudanp.com
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II PembahasanRezki2704
 

Semelhante a Power point TESIS 2010.ppt (20)

Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)Pembentukan per uu (nindya)
Pembentukan per uu (nindya)
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptxMK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
MK dan Hukum Acara PUU.pptx Univ Balitar 13 januari 2023.pptx
 
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
Bab iii tata urutan peraturan perundang undangan dalam sistem hukum nasional ...
 
Urgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilanUrgensi kemandirian peradilan
Urgensi kemandirian peradilan
 
Menkumham2008 01
Menkumham2008 01Menkumham2008 01
Menkumham2008 01
 
Bab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristikBab ii-karakteristik
Bab ii-karakteristik
 
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
Putusan sidang 2050_48 puu 2013-uu-keuangan_negara-telahucap-18sept2014- wmac...
 
Proleg New 1.pptx
Proleg New 1.pptxProleg New 1.pptx
Proleg New 1.pptx
 
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 tugas ke 1.bustami jasri.pptx tugas ke 1.bustami jasri.pptx
tugas ke 1.bustami jasri.pptx
 
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
IUS CONSTITUENDUM KEWENANGAN DAN FUNGSI DPD MELALUI AMANDEMEN KE V UNDANG-UND...
 
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdfSemester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
Semester Ganjil TA 2020-2021-Hukum Tata Negara-Perkuliahan 03revisi,.pdf
 
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
kewenangan lembaga negara dalam pembentukan undang-undang berdasarkan konstit...
 
Makalah rule of law
Makalah rule of lawMakalah rule of law
Makalah rule of law
 
Field workstudy report
Field workstudy reportField workstudy report
Field workstudy report
 
30 syahla aqila
30 syahla aqila30 syahla aqila
30 syahla aqila
 
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptxMAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
MAHKAMAH KONSTITUSI.pptx
 
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptxIX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
IX Sumber Hukum & Hierarki Peraturan Perundang-Undangan.pptx
 
09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum09 sistem dan klasifikasi hukum
09 sistem dan klasifikasi hukum
 
Bab II Pembahasan
Bab II PembahasanBab II Pembahasan
Bab II Pembahasan
 

Mais de josen sembiring

Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptjosen sembiring
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxjosen sembiring
 
Etnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxEtnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxjosen sembiring
 
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docrpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docjosen sembiring
 
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docRPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docjosen sembiring
 
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docSilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docjosen sembiring
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docjosen sembiring
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docjosen sembiring
 
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docsilabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docjosen sembiring
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxjosen sembiring
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxjosen sembiring
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxjosen sembiring
 
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxMANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxjosen sembiring
 
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.docArsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.docjosen sembiring
 

Mais de josen sembiring (20)

KOMUNIKASI BISNIS.ppt
KOMUNIKASI BISNIS.pptKOMUNIKASI BISNIS.ppt
KOMUNIKASI BISNIS.ppt
 
Autisme.ppt
Autisme.pptAutisme.ppt
Autisme.ppt
 
KTSP.ppt
KTSP.pptKTSP.ppt
KTSP.ppt
 
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.pptPower point Ketua PWI - tesis na.ppt
Power point Ketua PWI - tesis na.ppt
 
aids.ppt
aids.pptaids.ppt
aids.ppt
 
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptxAskeb PERSALINAN - alemina.pptx
Askeb PERSALINAN - alemina.pptx
 
Etnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docxEtnografi SUKU ASMAT.docx
Etnografi SUKU ASMAT.docx
 
KONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docxKONFLIK SOSIAL.docx
KONFLIK SOSIAL.docx
 
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.docrpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
rpp-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
 
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.docRPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
RPPSosiologiBerkarakterSMAKlsX-2.doc
 
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.docSilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
SilabusSosiologiSMABerkarakterX-1.doc
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
 
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.docprogram-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
program-semester-sosiologi-kelas-x-smt-1.doc
 
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.docsilabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
silabus-sosiologi-kelas-x-smt-2.doc
 
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docxPROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
PROTA semester 1 dan 2 SosiologiSMAKelasX.docx
 
PLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docxPLASENTA PREVIA 2.docx
PLASENTA PREVIA 2.docx
 
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docxGAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV.docx
 
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docxMANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN HAMIL - Copy.docx
 
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docxMANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
MANAJEMEN KEBIDANAN FISIOLOGIS.docx
 
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.docArsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
Arsitektur Tradisional Ternate dan Halmahera.doc
 

Último

1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahayunitahatmayantihafi
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfSumardi Arahbani
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 

Último (10)

1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 

Power point TESIS 2010.ppt

  • 1. PENGUJIAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN INDONESIA Kajian Terhadap Dinamika Perubahan UUD 1945 T E S I S Tesis ini Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Hukum Program Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Darma Agung Medan O L E H SOFYAN GINTING NPM: 08.021.121.017 Sekolah Pascasarjana Magister Ilmu Hukum Universitas Darma Agung Medan 2010
  • 2. Surat Keputusan Direktur Pendidikan Pascasarjana Universitas Darma Agung Nomor: 934/PPs-UDA/2010 TENTANG Pengangkatan Susunan Komisi Pembimbing Tesis Pendidikan Pascasarjana Program Studi Ilmu Hukum (S2) PPs Universitas Darma Agung Atas Nama: SOFYAN GINTING NPM: 08.021.121.017 Ketua : Dr. Faisal Akbar Nasution, SH.,M.Hum Anggota: Dr. Marzuki Lubis, SH.,M.Hum Anggota: Dr. Dayat Limbong, SH.,M.Hum Ditetapkan di : Medan Pada Tanggal : 20 Agustus 2010 Direktur, Dr. Pendastaren Tarigan, SH.,MS
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian E. Keaslian Penelitian F. Kerangka Teori dan Konsep 1. Kerangka Teori 2. Kerangka Konsep G. Metode Penelitian 1. Azas Penelitian 2. Teknik Pengumpulan Data 3. Analisis Data H. Jadwal Penelitian Daftar Pustaka
  • 4. A. Latar Belakang Tuntutan reformasi jatuhnya rezim Soeharto Tanggal 21 Mei 1998 akibat: Krisis kepercayaan, krisis ekonomi dan moneter Dimotori oleh mahasiswa dan komponen bangsa Dari materi : 1. Perubahan terhadap UUD 1945 2. Penghapusan dwi fungsi ABRI 3. Penegakan supremasi hukum, penghormatan HAM dan pemberantasan KKN 4. Desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah 5. Mewujudkan kebebasan pers dan 6. Mewujudkan kehidupan demokrasi BAB I PENDAHULUAN
  • 5. Konsekwensinya pemilihan umum dipercepat tahun 1999 Ditetapkan perubahan UUD 1945: 1. Menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan meliputi, kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif dengan pelembagaan sederajat dan saling mengontrol yang dikenal dengan ‘checks and balance’ 2. Mengurangi kekuasaan yang besar pada eksekutif (presiden) 3. Menghilangkan multiintreprestasi terhadap pasal-pasal UUD 1945 4. Mengurangi wewenang presiden yang berhubungan dengan pengaturan memasuki wilayah legislatif 5. Memuat rumusan kehidupan bernegara yang demokratis, supremasi hukum, pemberdayaan rakyat, HAM dan otonomi daerah
  • 6. Penguatan mekanisme kontrol dan keseimbangan ‘checks and balance’ menjadi utama perubahan UUD 1945 Pasal 24C UUD 1945 yo Pasal 10 UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Kewenangan: 1. Menguji undang-undang terhadap UUD 1945 2. Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya ditetapkan oleh UUD 1945 3. Memutus pembubaran partai politik 4. Memutus perselisihan hasil pemilu 5. Kewajiban memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa presiden dan/atau wakil presiden diduga telah melakukan pelanggaran hukum berupa penghianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercel, dan/atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai presiden dan/atau wakil presiden sebagaimana dimaksud dalam UUD 1945
  • 7. Kekuasaan kehakiman menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang kewenangan Mahkamah Agung Sebagaimana UU Nomor 5 tahun 2004 tentang perubahan UU Nomor 14 tahun 1985 tentang Mahkamah Agung yang diatur Pasal 31. 1. Mahkamah Agung memiliki wewenang menguji secara materil hanya terhadap peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang 2. Mahkamah Agung menyatakan tidak sah semua peraturan perundang-undangan dari tingkat yang lebih rendah daripada undang-undang atas alasan bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi 3. Putusan tentang pernyataan tidak sahnya peraturan perundang-undangan tersebut dapat diambil berhubung dengan pemeriksaan tingkat kasasi
  • 8. B. Rumusan Masalah Bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan dengan kajian normatif adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah relevansi pengujian peraturan perundang-undangan dalam prinsip negara hukum menegakkan kekuasaan kehakiman ? 2. Bagaimanakah pengujian peraturan perundang- undangan dalam sistem negara hukum ? 3. Apakah ada kemungkinan lembaga pengujian peraturan perundang-undangan ditetapkan dalam satu lembaga peradilan ?
  • 9. C. Tujuan Penelitian 1. Memahami dengan tegas dan jelas yang menjadi kewenangan pengujian peraturan perundang-undangan oleh Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. 2. Memahami latar belakang dan tujuan amandemen UUD 1945 dengan pembentukan Mahkamah Konstitusi dan sistem ‘checks and balance’ kekuasaan di Indonesia 3. Memahami dan menawarkan/wacana secara yuridis dari kajian akademisi penyerahan pengujian peraturan perundang-undangan untuk ditetapkan oleh satu lembaga negara/peradilan 4. Memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar magister hukum pada Sekolah Pascasarjana Prodi Magister Ilmu Hukum, Universitas Darma Agung Medan.
  • 10. D. Manfaat Penelitian 1. Sebagai bentuk sumbangsih akademisi dalam bentuk karya ilmiah 2. Sebagai karya ilmiah untuk melengkapi perbendaharaan ketatanegaraan dan literatur oleh legislatif, perguruan tinggi dan masyarakat 3. Dengan harapan menjadi wahana dan refrensi bagi pelaksanaan kekuasaan kehakiman tentang tentang pengujian peraturan perundang-undangan oleh satu lemabaga negara/kehakiman
  • 11. E. Keaslian Penelitian - Penelitian tentang pengujian peraturan perundang-undangan adalah hal baru di Indonesia - Sesuai azas keilmuan dan kondisi ketatanegaraan Indonesia pasca perubahan UUD 1945 bahwa penelitian ini jujur, rasional, dinamis, obyektif dan terbuka untuk dikritisi - Mencermati kondisi dinamika ketatanegaraan Indonesia yang terakhir ini terjadei konflik antar lembaga negara, perselisihan hasil pemilu dan perlindungan HAM. Bahwa penelitian ini sesungguhnya tengah terjadi dan menjadi hal yang baru pasca amandemen UUD 1945 tentang prinsip ‘checks and balance’ dan putusan kehakiman yang dianggap kontrofersial oleh Mahkamah Konstitusi terakhir ini.
  • 12. F. Kerangka Teori dan Kerangka Konsep F.1. Kerangka Teori - Judicial review, dari teori Hans Kelsen bahwa peraturan perundang-undangan dari tingkat yang rendah tidak boleh bertentangan dengan yang lebih tinggi, yang dikenal dengan “ stufenbauw ades recht the hierarkhy of law theory” - Pranata hak uji dikembangkan dalam ketatanegaraan AS, yang dimulai tahun 1803 yang diawali dari kasus Marbrury versus Madison, bahwa Mahkamah Agung AS menyatakan UU Federal bertentangan dengan konstitusi, oleh Jhon Marshal Ketua Mahkamah Agung AS. - Analisis penelitian ini menganut teori ‘checks and balance’ menegaskan empat unsur pokok : 1. Pemisahan kekuasaan 2. Implikasi dari paham konstitusi 3. Mekanisme ‘cheks and balance’ 4.Perlindungan terhadap hak azasi manusia
  • 13. - Prinsip negara hukuk adalah, supremasi hukum, persamaan dalam hukum, azas legalitas, pembatasan kekuasaan, organ eksekutif yang independent, peradilan yang bebas tidak memihak, peradilan tata usaha negara, peradilan tata negara, perlindungan HAM, demokratis, mewujudkan tujuan negara, transparansi dan kontrol sosial (kebebasan pers) - Prinsip negara konstitusi adalah sebuah norma sistem politik dan hukum dikodifikasi sebagai dokumen tertulis, konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip etentitas politik dan hukum, merujuk secara khusus konstitusi nasional sebagai prinsip dasar politik, hukum dalam bentukan struktur, prosedur, wewenang dan kewajuban warga masyarakat.
  • 14. F.2. Kerangka Konsep - Sebagai pencermatan penulis dari hasil penelitian normatif bahwa, pengujian peraturan perundang-undangan adalah kontrol normatif melalui kewenangan kehakiman - Dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, perubahan UUD 1945 Pasal 1 ayat (2) bahwa supremasi MPR beralih kepada UUD meliputi konstitusi dan hukum konstitusi dengan prinsip ‘cheks and balance’ - Bahwa pengujian peraturan perundang- undangan dapat dipahami secara komprehensif tentang hak uji bagi masyarakat, akademisi dan penyelenggara negara/kekuasaan kehakiman - Maka pelaksanaan hak dan kewenangan tentang pengujian peraturan perundang-undangan merupakan kontribusi positif bagi tujuan negara atas perubahan UUD 1945
  • 15. G. Metode Penelitian - Konsentrasi penelitian ini dilakukan adalah kajian hukum tentang pengujian peraturan perundang- undangan dalam perspektif konstitusi setelah perubahan UUD 1945 - Dengan pendekatan utama yuridis normatif yang difokuskan pada bahan dokumen ‘judicial review’ kualitatif deduktif - Melalui aspek yuridis dan historis tentang pengujian peraturan perundang-undangan di Indonesia
  • 16. G.1. Azas Penelitian - Penelitian yuridis normatif merupakan analisis data kepustakaan, data sekunder terdiri dari dokumen, arsip lembaga terkait, data yang dipublikasikan dan yurisprudensi - Bahan hukum primer, norma dasar Pancasila, UUD 1945, Tap MPR, Peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi - Bahan hukum tersier, bahan hukum yang dapat memberikan informasi dari sekunder dan primer G.2. Teknik Pengumpulan Data - Penelitian kualitatif dari bahan hukum primer, sekunder dan tersier dengan penelusuran dokumen dari fenomena yang diteliti - Dokumen berupa peraturan perundang-undangan, keputusan-keputusan, jurnal hukum, publikasi ilmiah dan literatur yang berkaitan dengan yang diteliti G.3. Analisis Data - Dari data primer, sekunder dan tertier dilakukan olah data dengan menginventarisir serta penyusunan secara sistematis, kemudian dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini. Maka metode kualitatif melalui pendekatan logika deduktif dari bahan hukum normatif, yang terkonsentrasi mempertegas pemahaman dan penawaran wacana atas penelitian ini.
  • 17. BAB II PELAKSANAAN JUDICIAL REVIEW OLEH MA DAN MK Pengertian judicial reviewe yang lebih luas cakupannya bermakna ‘toetsingsrecht’ atau hak menguji yg memiliki arti ‘pengujian’ sebagai proses, cara, perbuatan dan pembentukan per-uu-an. Judicial review di beberapa negara : Hingga saat ini terdapat 78 negara melembagakan MK di luar MA, terakhir Thailand tahun 1998 dan Indonesia tahun 2003 (UU Nomor 24 Tahun 2003) Di Francis dikenal dengan ‘political review’ terpisah dengan ‘judicial review’ (pengawasan/kontrol tidak dilakukan setelah berlakunya hukum) atau lebih bersifat preventif, dengan membuka opini publik di pers untuk dibawa ke legislatif. Dewan Konstitusi Francis “De Counceil Constitutionel” tidak dapat disamakan dengan Mahkamah Konstitusi. Tetapi ditekankan pada fungsi pengawasan, pemeriksaan/ pengujian UU organik yang belum diundangkan juga memeriksa atau menguji tata tertib majelis nasional dan senat. Dewan Konstitusi Francis, anggotanya bukan hakim karir tetapi 3 mantan politisi, 3 perguruan tinggi dan 3 mantan presiden dengan masa bhakti 9 tahun.
  • 18. Di Negara Federal Jerman, juga menganut judicial review yaitu UUD ‘grundgesetz’ atau disebut ‘basic law’ dibagi tiga per-uu-an, yaitu: 1. Bundeswahlgesetz (UU Pemilu Federal) 2. Pateien gesetz (UU Partai) 3. Gesetz ueber das bundesveerfassungsgericht (UU MK) MK Federal Jerman berwenang memutus menurut BverGG (UU MK Federal Jerman) merupakan kekuasaan kehakiman yang mandiri tidak tunduk kpd kementerian negara termasuk presiden, dalam semua penafsiran dan penggunaan wewenang dalam konstitusi.
  • 19. Judicial review oleh Mahkamah Agung, pengujian peraturan perudang-udangan terhadap undang-undang. Judicial review oleh Mahkamah Konstitusi, pengujian undang-undang terhadap UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 20. BAB III KEWENANGAN JUDICIAL REVIEW DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA PASCA PERUBAHAN UUD 1945. Sistem ketatanegaraan Indonesia pasca perubahan UUD 1945, tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, maka secara mendasar ketatanegaraan dapat digambarkan adalah: - Penegasan dianutnya cita demokrasi dan nomokrasi sekaligus saling melengkapi secara komplementer - Prinsip pemisahaan kekuasaan ‘checks and balances’ - Pemurnian sistem pemerintahan presidensial; dan - Penguatan cita persatuan dan keragaman dalam NKRI Lembaga Mahkamah Agung RI Kewenangan MA diatur pada Pasal 10 ayat (3) UU No 14/1970 jo. UU No 39/1999, jo.Pasal 28 UU No 14/1985, jo.UU No 5/2004. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh MA sebagai peradilan tertinggi membawahi bandan peradilan lainnya dibawahnya Dalam perkembangnya setelah perubahan UUD 1945, sebagimana diatur pada Pasal 24 ayat (2) bahwa lembaga kekuasaan kehakiman terdiri dari dua kamar yaitu MA dan MK. Pasal 24A ayat (1) ditegaskan bahwa MA berwenang menguji Per-uu-an di bawah UU
  • 21. Lembaga Mahkamah Konstitusi RI Diatur pada Pasal 24C ayat (1) . (Perubahan ke-III UUD 1945) Pasal 10 ayat (1) dan (2)) adalah : 1. Menguji UU terhadap UUD 1945 2. Memutus sengketa antar lembaga negara yang kewenangannya oleh UUD 1945 3. Memutus pembubaran parpol 4. Memutus PHPU, dan kewejiabannya adalah, 5. Memutus pendapat DPR tentang pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
  • 22. BAB IV PELEMBAGAAN FUNGSI JUDICIAL REVIEW Kontrol negara hukum, menganut sistem dan prinsip “The International Commission of Jurists” adalah : 1. Negara harus tunduk kepada hukum 2. Pemerintah menghormati hak-hak individu 3. Peradilan yang bebas tidak memihak 4. Perlindungan terhadap HAM Maka negara hukum ”rechtsstaat” menganut prinsip pokok yang berasaskan “ The Rule of Law” adalah : a. supremasi hukum b. persamaan hak dalam hukum c. asas legalitas d. pembatasan kekuasaan e. ekseklutif independen f. peradilan yang bebas dan tidak memihak g. peradilan tata usaha negara h. peradilan tata negara i. perlindungan hak asasi manusia j. demokratis k. mewujudkan tujuan negara l. transparansi dan kontrol sosial
  • 23. BAB IV PELEMBAGAAN FUNGSI JUDICIAL REVIEW Kontrol negara hukum, menganut sistem dan prinsip “The International Commission of Jurists” adalah : 1. Negara harus tunduk kepada hukum 2. Pemerintah menghormati hak-hak individu 3. Peradilan yang bebas tidak memihak 4. Perlindungan terhadap HAM Maka negara hukum”rechtsstaat” menganut prinsip pokok yang berasaskan “The Rule of Law” adalah : a. Supremasi hukum b. Persamaan hak dalam hukum c. Asas legalitas d. Pembatasan kekuasaan e. Ekseklutif independen f. Peradilan yang bebas dan tidak memihak g. Peradilan tata usaha negara h. Peradilan tata negara i. Perlindungan hak asasi manusia j. Demokratis k. Mewujudkan tujuan negara l. Transparansi dan kontrol sosial
  • 24. Judicial review sistem ketatanegaraan Indonesia pasca perubahan UUD 1945 Secara filosofis pembentukan judicial review di Indonesia sebagai landasan prinsip pemisahaan kekuasaan ‘check and balance’ meliputi kekuasaan kehakiman (yudikatif), eksekutif dan legislatif. Konsekwensinya diatur pada Pasal 24 ayat (2) (Mahkamah Agung) dan Pasal 24 ayat (2) dan Pasal 7A, Pasal 24C (Mahkamah Konstitusi) dan Pasal 24A, Pasal 24B (Komisi Yudisial). Korelasinya penyerahan lembaga kekuasaan kehakiman yang berwenang untuk melaksanakan pengujian per-uu-an di Indonesia. Mencermati pandangan akademisi, politisi dan pemerhati hukum. Diantaranya Denny Indrayana, staf pengajar hukum tata negara UGM Yogyakarta, juga Ferry Edwar Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Trisakti, Jakarta pada pertemuan pengajar hukum tata negara bulai Mei lalu di Bukit Tinggi. Mahfud MD, pada media menegaskan menyambut positif wacana amandemen kelima UUD 1945 pelembegaan kekuasaan kehakiman menjadi satu lembaga, bahkan lebih ekstrim lagi ditegaskan peraturan perundang-undangan hingga Peraturan desa (Perdes).
  • 25. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan : 1. Kewenangan dan pelaksanaan judicial review oleh MA dan MK 2. Judicial review sebagai kontrol negara hukum 3. Kedudukan MA dan MK bersifat mandiri dengan koordinasi S a r a n 1. Kewenangan judicial review hendaknya dilaksanakan oleh lembagana negara/kekuasaan kehakikan oleh satu lembaga saja dan yang paling berkompeten adalah Mahkamah Konstitusi 2. Menjadi wacana karya ilmiah akademisi sebagai bahan kajian dan penetapan oleh lembaga kompeten (Legislatif) dengan landasan UU melalui perubahan kelima UUD 1945.