SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 32
POLITIK HUKUM AGRARIA 
DR SUDJITO MSI
MATERI 
•Bagian I : Review tentang Politik 
Hukum 
•Bagian II : Politik Hukum Agraria 
Jaman Penjajahan 
•Bagian III : Politik Hukum Agraria 
Masa Transisi 
•Bagian IV : Politik Hukum Nasional
Bagian I 
Review tentang Politik Hukum 
Pengertian 
Nilai-nilai 
Ontologi Politik Hukum 
Fakta Empiris 
Epistemologi Politik Hukum: 
Nilai 
Ius Conttm  Ius Conttdm 
Fakta Empiris 
Aksiologi Politik Hukum
Proses Kebijakan (Agraria)-1 
Rasionalis 
Melibatkan pilihan-pilihan logis dalam mengambil berbagai 
tindakan untuk memecahkan masalah publik di bidang agraria 
Rangkaian proses meliputi: 
Identifikasi permasalahan 
Menetapkan Tujuan 
Identifikasi kebijakan alternatif 
Meramalkan konsekuensi setiap alternatif 
Membandingkan setiap konsekuensi dengan tujuan 
Memilih alternatif terbaik 
Kritik: gagal menjawab pembatasan. 
Sumber: WN.Dunn, 1981:226
Proses Kebijakan (Agraria)-2 
Teknisis 
Bekerja dengan spesialis tinggi di bidang 
agraria, yang dikaitkan dengan berbagai 
tingkatan dalam pengambilan keputusan. 
Perannya sebagai tenaga ahli, sehingga 
mendapatkan kepercayaan tinggi dalam 
spesialisasinya. 
Kritik: keterbatasan (narrowness) 
Sumber: Charles O.Jone, 1990.
Proses Kebijakan (Agraria)-3 
Inkrementalis 
Melakukan tambalsulam (increments) terhadap 
kebijakan (agraria), dengan membangun landasan yang 
kuat. 
Bekerja menurut batas-batas sesuai dengan tantangan 
dan kebutuhan. 
Gaya operasinya: berunding dan bargaining (tawar-menawar) 
Kritik: Konservatif 
Sumber: A.Etzioni, 1968.
Proses Kebijakan (Agraria)-4 
Reformis 
Gaya operasinya seperti aktivis: demonstrasi (unjuk 
rasa) dan kadangkala bentrok. 
Fokus/penekanannya:a kebijakan (agraria) harus segera 
diputuskan karena masalahnya dipandang sangat 
mendesak. 
Tujuan kebijakan disusun atas dasar keyakinan pribadi. 
Kritik: Tidak realistik dan tidak mau kompromi. 
Sumber: Charles O.Jone, 1990.
Siklus Kebijakan (Agraria) 
Forcasting Rekomendasi Monitoring Evaluasi 
Mslh Kbikn  Masa depan Kbjkn Tindakan Kbjkn Hasil Kbijkn KinerjaKbjkn 
Problem Structuring
Diskusi ttg Review Politik Hukum-1 
Apa objek yang dipelajari Politik Hukum ? 
Bagaimana menggarap objek politik hukum ? 
Beberapa tipe proses kebijakan, apa kelebihan dan 
kekurangan masing-masing ? 
Apa sasaran/tujuan yang akan dicapai dengan politik 
hukum ? 
Bagaimana dan apa manfaat memahami siklus 
kebijakan? 
Dll
Diskusi ttg Review Politik Hukum-2 
Berikan analisis mengenai nilai-nilai dan fakta-fakta 
empiris dominan yang mempengaruhi 
politik hukum nasional Indonesia : (a) pada masa 
Orba; (b) pada masa Orla; (c) pada masa Orde 
reformasi? 
Berikan analisis mengenai arah dan 
perkembangan politik hukum lokal di Indonesia 
pada masa Oba dan Orla ? 
Berikan analisis mengenai sasaran dan tujuan 
politik hukum Indonesia pada masa Orla dan 
masa Orla?
Bagian II 
Politik Hukum Jaman Penjajahan 
Hukum Agraria Barat; 
Hukum Agraria Adat; 
Dualisme Hukum Agraria;
HHkkmm AAggrr..BBaarraatt 
LAHIRNYA AGRARISCHE WET 1870 
Sejak 1830, di HB diberlakukan : (1). Cultuur stelsel ; (2). Politik monopoli 
oleh Pemerintah -----------> shg pengusaha sulit berkembang, karena 
satu-satunya jalan hanya bisa sewa tanah dari Pemth (20 tahun). 
Sejak pertengahan abad 19 --------> muncul semangat liberalisme. 
Pengusaha menuntut kesempatan berusaha di HB, dengan penggantian 
sistem monopoli + kerja paksa, -----------> menjadi persaingan bebas + 
kerja bebas. 
Tuntutan Pengusaha besar swasta berhasil. Pada tahun 1870 
diundangkan AG.WET (Stb 1870 No.55). terdiri dari 5 ayat., ----------> 
yang kemudian dimasukkan ke dalam Ps. 62 RR 1854 (sehingga menjadi 
8 ayat). Pada tahun 1925, Ps.62 RR 1854 dijadikan Pasal 51 IS.
Tujuan AG.WET 1870 
Untuk membuka dan memberi jaminan hukum kepada para 
pengusaha swasta agar dapat berkembang di HB. 
 
Caranya : 
 (a). bisa memperoleh hak erfpacht 75 thn; dan (b). bisa 
menyewa langsung tanah rakyat. 
Keseluruhan peraturan yang merupakan landasan bagi Pemth HB 
dalam melaksanakan politik pertanahan yang tertuang dalam 
AG.WET 1870, disebut Hukum Tanah Administratif Pemerintah 
HB.
HUKUM AGRARIA ADAT : 
Ciri - ciri : 
Asli, gotong royong, kekeluargaan. 
Kedaerahan, pluralistis, kurang menjamin kepastian 
hukum. 
Sebagai hukum yang hidup, dipengaruhi masyarakat 
sekitarnya. Oleh sebab itu perlu “disaneer” (dibersihkan) 
dari cacadnya. 
Dalam UUPA, hukum adat dijadikan dasar pembentukan 
hukum agraria nasional. 
Hal-hal yang diambil dari hukum adat : 
Konsepsinya -----> ada hubungan masyarakat dengan 
tanah. 
Asas-asasnya ------> tidak ada yang mutlak, dan yang 
diutamakan adalah keadilan. 
Lembaga-lembaganya -------> Mis. hak ulayat, hak milik, 
dsb.
Bagian III 
Politik Hukum Agraria Masa 
Transisi 
Usaha Penyesuaian Hukum Agraria 
“lama” ke masa kemerdekaan; 
Penyusunan Hukum Agraria 
Nasional
Usaha Penyesuaian Hukum Agraria “lama” ke 
masa kemerdekaan 
 Mempergunakan kebijaksanaan dan tafsir baru. 
 Penghapusan desa perdikan. 
 Meniadakan lembaga feodal : Penghapusan hak-hak 
konversi. 
 Meniadakan lembaga kolonial : Penghapusan tanah 
partikelir. 
 Perubahan peraturan persewaan tanah rakyat. 
 Pengawasan pemindahan hak atas tanah. 
 Peraturan dan tindakan mengenai tanah-tanah 
perkebunan. 
 Kenaikan canon dan cijns 
 Larangan dan penyelesaian soal okupasi illegal. 
 Peraturan perjanjian bagi hal tanah pertanian. 
 Peralihan dan pelimpahan tugas-tugas dan wewenang 
agraria.
Diskusi ttg Usaha Penyesuaian Hukum Agraria 
“lama” ke masa kemerdekaan 
Mengapa Pemerintah Indonesia 
“terpaksa” melalukan usaha penyesuaian 
sebagaimana terurai di atas? 
Tergolong kedalam tipe dan proses 
kebijakan agraria yang mana masing-masing 
usaha penyesuaian tersebut di 
atas? 
Berikan analisis mengenai masa depan, 
hasil kebijakan dan kinerja kebijakan 
penyesuaian tersebut di atas? 
Dll
Keadaan, Kepentingan dan Kebutuhan Hukum 
Agraria Indonesia Sebelum 1960 (1) 
Formal: Hukum Agraria masih sementara/peralihan (Aturan 
Peralihan Ps II UUD 1945. 
Materiil: Hukum Agraria masih dualisme, objek maupun 
subjeknya. 
Ideal: Hukum agraria harus sesuai dengan Pancasila, dan 
dapat mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan bangsa 
Indonesia. 
Ideologis Politik: Bangsa Indonesia berada pada pergolakan 
ideologis, baik karena kondisi dalam/luar negeri, maka perlu 
penyelesaian tentang hubungan Negara dengan 
tanah/wilayah, azas-azas hukum agraria, sistem hukum 
agraria. Sumber: Imam Soetiknyo, 1982: 18-19
Keadaan, Kepentingan dan Kebutuhan Hukum 
Agraria Indonesia Sebelum 1960 (2) 
Realita: 
Pada jaman Romawi, lembaga agraria terdiri 
atas: res communes; res publique; dan res sacre. 
Pada pasca jaman Romawi, res imperium (Raja 
sebagai penguasa tunggal) 
Di luar Eropa, muncul res dominium (hak milik 
negara), dan res nullius (benda dan tanah untuk 
kepentingan umum yang dijaga negara) 
Sumber: Imam Soetiknyo, 1982:18-19
Hubungan Negara dengan Tanah 
Negara sebagai subjek (Negara = perorangan). 
Muncul: hubungan privatrechtelijk. Hak Negara 
= Hak dominimum 
Negara sebagai subjek (Badan Hukum 
Kenegaraan). Muncul: hubungan publicrechtelijk. 
Hak Negara = Hak dominimum dan Hak Publik 
Negara sebagai personifikasi rakyat. Muncul: 
hubungan menguasai. Hak Negara = Hak 
momunes/Hak Imperium/Hak Menguasai Negara
Kerangka dasar UUPA versi UGM 
B,A,R,K dikuasai Neg Pelaksanaan HMN 
Tanah res extra commercium Tanah diberikan dg: 
Untuk: 1. Hak privat pokok: 
1. Kepentingan suci hak milik 
2. Res publique 2. Hak privat sekunder, 
3. Res communes a.l: HGU, Hak pakai, 
4. Res nullius bagi hasil, sewa, gadai dsb 
Tanah dg hak privat yang masy hukum teritorial mau-sdh 
ada yg tdk berasal dr barat pun geneologis 
a l: hak milik, hak pakai, hak 
wa, hak membuka tanah, dsb.
Etika Hukum Agraria (Umum) 
1. Selama-lamanya ada hubungan langsung antara manusia dengan tanah; 
2. Hubungan tertua adalah hubungan kolektif, dengan mengandung sifat privat, 
tetapi tidak jelas mana yang primer. 
3. Garis perkembangan subjek (privat atau kolektif) tidak jelas. 
4. Sifat-sifat privat-kolektif adalah mutlak. 
5. Pertentangan antara privat vs kolektif sekedar upaya mempertahankan 
keadaan atau mempercepat pertumbuhan. Jadi bukan prinsipiil. 
6. Kenyataan: milik privat dibatasi; milik kolektif tidak lagi murni 
(mengandung sifat privat); milik kolektif mrpk hasil revolusi. 
7. Objektif: luas tanah terbatas, shg mustahil semua manusia memiliki tanah. 
8. Subjektif: manusia adalah makhluk dwi tunggal, shg kekuasaan manusia atas 
tanah bukan tak terbatas. 
9. Negara Indonesia adalah negara hukum kekeluargaan, shg harus ada 
macam-macam status tanah. 
10. Sifat hukum Indonesia: adalah realistis (positivistis, empiris, rasional) 
Sumber: I.Soetiknyo, 1982).
Pancasila Sebagai Etika Hukum (Agraria) Khusus. 
 Sila 1: Bagi masyarakat Ind. Hubungan manusia dengan tanah 
mempunyai sifat kodrati, tidak dapat dipisahkan oleh siapapun. 
 Sila 2: Hubungan manusia Ind. Dengan tanah mempunyai sifat privat 
dan kolektif sebagai dwitunggal. 
 Sila 3: Hanya bangsa Ind. Yang dapat mempunyai hubungan 
sepenuhnya dengan tanah Ind. Oleh karenanya orang asing dapat 
diberi kekuasaan atas tanah di Ind., sejauh dibutuhkan dan tidak 
merugikan bangsa dan Negara Ind. 
 Sila 4 : Tiap-tiap orang Ind. Mempunyai hak dan kekuasaan sama 
atas tanah 
 Sila 5: Tiaptiap orang Ind. Mempunyai hak dan kesempatan sama 
untuk menerima bagian manfaat tanah menurut kepentingan hak 
hidupnya, bagi diri-sendiri dan keluarganya (hak mengenai hasil 
tanah) 
Sumber: I. Soetiknyo, 1982.
Diskusi ttg Latarbelakang UUPA 
Dengan memahami Keadaan, Kepentingan dan 
Kebutuhan Hukum Agraria Indonesia Sebelum 1960, 
berikan analisis mengenai nilai-nilai dominan yang 
menjadi dasar pembentukan UUPA ? 
Berikan analisis pula, kemana arah dan perkembangan 
kebijakan agraria tersebut ? 
Dll
TUJUAN UUPA 
 Meletakkan dasar bagi penyusunan hukum agraria 
nasional, yang akan merupakan alat untuk membawakan 
kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi Negara dan 
rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka masyarakat yang 
adil dan makmur. 
 Meletakkan dasar untuk mengadakan kesatuan dan 
kesederhanaan hukum pertanahan. 
 Meletakkan dasar untuk memberikan kepastian hukum 
mengenai hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
Bagian IV 
Politik Hukum Nasional 
Tata guna Tanah; 
Landreform; 
Pengurusan Hak Atas Tanah; 
Pendaftaran Tanah.
Politik Hukum Nasional ttg Tata guna Tanah 
Perlu aaddaa PPllaannnniinngg :: ppeerruunnttuukkaann,, 
ppeenngggguunnaaaann,, ppeerrsseeddiiaaaann BB..AA..RRaa..KK.. 
NNaattiioonnaall ppllaannnniinngg ddiirriinnccii mmeennjjaaddii RReeggiioonnaall 
ppllaannnniinngg ((PPss..1144)).. 
PPeerrssooaallaann:: bbaaggaaiimmaannaa mmeewwuujjuuddkkaann 
ppllaannnniinngg tteerrsseebbuutt,, sseehhiinnggggaa bbiissaa ddiikkeettaahhuuii 
ddeennggaann jjeellaass aarraahh,, ssaassaarraann ddaann ttuujjuuaann 
yyaanngg hheennddaakk ddiiccaappaaii.. 
PPeerrlluu ddiiaannaalliissiiss aappaakkaahh ppllaannnniinngg tteerrsseebbuutt 
ssuuddaahh sseejjaallaann ddeennggaann PPss..3333 UUUUDD 11994455??
Politik Hukum Nasional ttg Landreform 
Tanah untuk petani. ddaann hhaarruuss ddiikkeerrjjaakkaann sseennddiirrii 
sseeccaarraa aakkttiiff.. 
LLaannddrreeffoomm ((PPss..77..1100..1177 UUUUPPAA)).. 
DDiisskkuussii:: AAppaakkaahh nniillaaii--nniillaaii,, ppeemmiikkiirraann ddaann ffaakkttaa 
eemmppiirriiss ttaahhuunn 11996600--aann mmaassiihh rreelleevvaann ddeennggaann 
kkoonnddiissii ssaaaatt iinnii ?? 
KKeebbiijjaakkaann llaannddrreeffoorrmm mmaannaa yyaanngg mmaassiihh rreelleevvaann 
ddaann mmaannaa ppuullaa yyaanngg ppeerrlluu ddiikkaattuuaalliissaassiikkaann?? 
SSeebbeerraappaa bbeessaarr ppeerraann,, kkoommiittmmeenn ddaann ggoooodd wwiillll 
PPeemmeerriinnttaahh tteerrhhaaddaapp pprrooggrraamm llaannddrreeffoorrmm??
Politik Hukum Nasional ttg PHT 
• Tanah, terutama untuk kepentingan WWNNII ((AAzzaass KKeebbaannggssaaaann -- PPss..11)).. 
• HHaannyyaa WWNNII yygg ddpptt mmeemmppuunnyyaaii hhuubbuunnggaann ppeennuuhh ddeennggaann ttaannaahh ((PPss..99 aayy.. 11 jjoo.. 
PPss..2211 aayyaatt 11)).. 
• WWNNAA ddaappaatt mmeemmppuunnyyaaii ttaannaahh tteerrtteennttuu,, ddaann ttiiddaakk kkuuaatt.. 
• BBaaddaann HHuukkuumm ttiiddaakk ddaappaatt mmeemmppuunnyyaaii HHaakk MMiilliikk,, kkeeccuuaallii ddiitteennttuukkaann kkhhuussuuss.. 
• SSeemmuuaa HHaakk AAttaass TTaannaahh MMeemmppuunnyyaaii FFuunnkkssii ssoossiiaall ((PPss..66)).. 
• LLaakkii--llaakkii ddaann ppeerreemmppuuaann mmeemmppuunnyyaaii hhaakk ddaann kkeesseemmppaattaann ssaammaa ((PPss..99 aayyaatt 22));; 
• PPeerrlliinndduunnggaann tteerrhhaaddaapp ggooll..eekkoonnoommii lleemmaahh;; 
• MMoonnooppoollii ddaallaamm uussaahhaa aaggrraarriiaa oolleehh sswwaassttaa ddiillaarraannggaann ((PPss..1133 aayyaatt 22));; 
• MMoonnooppoollii oolleehh PPeemmeerriinnttaahh,, hhaarruuss ddeennggaann UUUU ((PPss..1133 aayyaatt 33)).. 
• DDeemmii kkeeppeennttiinnggaann uummuumm,, hhaakk aattaass ttaannaahh ddaann bbeennddaa--bbeennddaa yyaanngg aaddaa ddii 
aattaassnnyyaa ddaappaatt ddiiccaabbuutt hhaakknnyyaa oolleehh NNeeggaarraa 
((PPss..1188 jjoo.. UUUU NNoo..2200 //11996611 ddaann PPeerrpprreess NNoo..3366//22000055))
Politik Hukum ttg Pendaftaran Tanah (1) 
TujuanUUPA (c): meletakkan dasar-dasar untuk memberikan 
kepastian hukum mengenai h.a.t bagi rakyat Indonesia. 
Pasal 19 UUPA:perlu PT; PT meliputi: (a) pengukuran, pemetaan dan 
pembukuan tanah; (b) pendft h.a.t dan peralihan h.a.t; (c) penerbitan 
sertifikat. PT diselenggarakan dengan mempertimbangkan si-kon. 
Biaya PT diatur dalam PP, bagi yang tak mampu dibebaskan. 
PP 10/1961 selama 30 th belum berhasil baik  perlu 
penyempurnaan PP tsb  keluar PP 24/1997 (8 Juli 1997, berlaku 3 
bln kemudian). 
Azas-azas PT: sederhana; terjangkau; mutakhir; terbuka. 
Tujuan PT: rechtskadaster  Ps.3 meliputi: (a) kepastian dan 
perlindunganhukum kpd subjek hak, (b) menyediakan informasi 
pertanahan ada Tata Usaha PT, (c) tertib admn pertanahan  wajib 
daftar.
Politik Hukum ttg Pendaftaran Tanah (2) 
Pelaksanaan PT 
Initial Registration (pertama kali)  objeknya tanah 
yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 & PP 
24/1997. Macamnya: (1) PT Sistematik; (2) PT 
Sporadik. 
Maintenance  merawat data  menjadi mutakhir 
Objek PT  HM, HGU, HGB, HP, H.Pengl, Tanah 
wakaf, HMSRS, H.Tanggungan, Tanah Neg. 
Sistem PT  registration of titles (bukan sistem 
pendaftaran akta)
Diskusi ttg Kebijakan PT 
Bagaimana memahami latar belakang 
kebijakan PT? 
Bagaimana memahami proses keluarnya 
kebijakan PT? 
Bagaimana memahami tujuan kebijakan PT? 
Dari kebijakan PT, siapa memperoleh apa, dan 
bagaimana kebijakan memfasilitasi mereka? 
Bagaimana masa depan kebijakan PT ? 
Dll.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Nuelnuel11
 

Mais procurados (20)

Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasionalYurisdiksi negara dalama hukum internasional
Yurisdiksi negara dalama hukum internasional
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita SariTugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional  Fenti Anita Sari
Tugas Suksesi Negara dan Kapasitas Internasional Fenti Anita Sari
 
Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1Hukum perdata internasional 1
Hukum perdata internasional 1
 
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
Hukum perdata internasional - Sejarah perkembangan hukum perdata internasiona...
 
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
Hukum perdata internasional - Asas-asas hukum perdata internasional tentang h...
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 2)
 
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptxAmandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
Amandemen dan Modifikasi Perjanjian Internasional.pptx
 
Antropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIPAntropologi Hukum 2, UNDIP
Antropologi Hukum 2, UNDIP
 
Pendaftaran tanah
Pendaftaran tanahPendaftaran tanah
Pendaftaran tanah
 
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
Hukum Acara Pengadilan Hak Asasi Manusia (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum Pidana Pemidanaan 2
Hukum Pidana Pemidanaan 2Hukum Pidana Pemidanaan 2
Hukum Pidana Pemidanaan 2
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
Hukum pidana khusus - Definisi, ruang lingkup, dan posisi hukum pidana khusus...
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
Pengadaan Tanah
Pengadaan TanahPengadaan Tanah
Pengadaan Tanah
 
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 HUKUM ADMINISTRASI NEGARA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA
 

Destaque

Politik hukum agraria
Politik hukum agrariaPolitik hukum agraria
Politik hukum agraria
Canang Bagus
 
Argumentative Introduction
Argumentative IntroductionArgumentative Introduction
Argumentative Introduction
guest6e8bf2
 
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umumUndang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Yudhi Aldriand
 
Politik Agraria - Fungsi dan Hak Atas Tanah
Politik Agraria - Fungsi dan Hak Atas TanahPolitik Agraria - Fungsi dan Hak Atas Tanah
Politik Agraria - Fungsi dan Hak Atas Tanah
Atiek Hafifah
 

Destaque (20)

Politik hukum agraria
Politik hukum agrariaPolitik hukum agraria
Politik hukum agraria
 
Hukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonialHukum dan politik agraria kolonial
Hukum dan politik agraria kolonial
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Makalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesiaMakalah hukum agraria di indonesia
Makalah hukum agraria di indonesia
 
Hukum agraria
Hukum agrariaHukum agraria
Hukum agraria
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Waris adat m kn2
Waris adat m kn2Waris adat m kn2
Waris adat m kn2
 
Politik Agraria - F
Politik Agraria - FPolitik Agraria - F
Politik Agraria - F
 
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negaraPeranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
Peranan politik hukum dalam mewujudkan tujuan negara
 
Politik hukum
Politik hukumPolitik hukum
Politik hukum
 
ANALISIS KARAKTERISTIK HUKUM UU NO.5 TAHUN 1960
ANALISIS KARAKTERISTIK HUKUM UU NO.5 TAHUN 1960 ANALISIS KARAKTERISTIK HUKUM UU NO.5 TAHUN 1960
ANALISIS KARAKTERISTIK HUKUM UU NO.5 TAHUN 1960
 
Argumentative Introduction
Argumentative IntroductionArgumentative Introduction
Argumentative Introduction
 
Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah Permasalahan kebijakan pemerintah
Permasalahan kebijakan pemerintah
 
Bb hukum internasional 2008
Bb hukum internasional 2008Bb hukum internasional 2008
Bb hukum internasional 2008
 
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di IndonesiaKebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
Kebijakan Umum Pengadaan Tanah di Indonesia
 
Hukum dan politik agraria kolonial 943857445
Hukum dan politik agraria kolonial 943857445Hukum dan politik agraria kolonial 943857445
Hukum dan politik agraria kolonial 943857445
 
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantaraKebijakan pemerintah kolonial di nusantara
Kebijakan pemerintah kolonial di nusantara
 
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umumUndang   undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
Undang undang ri no 2 tahun 2012 tentang pengadaan tanah bagi kepentingan umum
 
Politik Agraria - Fungsi dan Hak Atas Tanah
Politik Agraria - Fungsi dan Hak Atas TanahPolitik Agraria - Fungsi dan Hak Atas Tanah
Politik Agraria - Fungsi dan Hak Atas Tanah
 
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
MS. Power Point PKN (Otonomi Daerah)
 

Semelhante a Politik hukum agraria sudjito

Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
septianm
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
bung gunawan
 
Tugas sofskil kewarganegaraan
Tugas sofskil kewarganegaraanTugas sofskil kewarganegaraan
Tugas sofskil kewarganegaraan
chrisalriyanto
 

Semelhante a Politik hukum agraria sudjito (20)

Kuliah-TANAH-ADAT-Sept-2013(1).ppt
Kuliah-TANAH-ADAT-Sept-2013(1).pptKuliah-TANAH-ADAT-Sept-2013(1).ppt
Kuliah-TANAH-ADAT-Sept-2013(1).ppt
 
Edit hukum adat
Edit hukum adatEdit hukum adat
Edit hukum adat
 
5 winahyu
5 winahyu5 winahyu
5 winahyu
 
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
Inkuiri nasional komnas ham tentang hak hak masyarakat hukum adat atas wilaya...
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
 
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptxBuku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
Buku Sosialisasi Desa Sadar Hukum Fix.pptx
 
Pkn Kelas 12 Bab 1
Pkn Kelas 12 Bab 1Pkn Kelas 12 Bab 1
Pkn Kelas 12 Bab 1
 
Proposal tesis ok
Proposal tesis okProposal tesis ok
Proposal tesis ok
 
PPT MPH.pptx
PPT MPH.pptxPPT MPH.pptx
PPT MPH.pptx
 
UIF0003-122212-931-6.ppt
UIF0003-122212-931-6.pptUIF0003-122212-931-6.ppt
UIF0003-122212-931-6.ppt
 
Ahde sesi 1-2 sistem hk
Ahde   sesi 1-2 sistem hkAhde   sesi 1-2 sistem hk
Ahde sesi 1-2 sistem hk
 
Pkn
Pkn Pkn
Pkn
 
Rule of law
Rule of lawRule of law
Rule of law
 
Hukum adat 2018
Hukum adat 2018Hukum adat 2018
Hukum adat 2018
 
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
 
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jpRpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
Rpp ppkn x bab 1 1516 8 kali jp
 
Tugas sofskil kewarganegaraan
Tugas sofskil kewarganegaraanTugas sofskil kewarganegaraan
Tugas sofskil kewarganegaraan
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUANBAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 

Último

PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
muhammadrezza14
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
Sumardi Arahbani
 

Último (9)

HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptxPPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
PPT-UEU-Manajemen-Logistik-Pelayanan-Kesehatan-Pertemuan-5.pptx
 
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdfUU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
UU-HKPD-Bahan-Sosialisasi-UU-No-1-tahun-2022-HKPD.pdf
 
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usahamateri hukum bisnis hukum persaingan usaha
materi hukum bisnis hukum persaingan usaha
 
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
Naskah Akademik Tentang Desa Adat Tahun 2023
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forumpilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
pilihan hukum dan perjanjian internasional dan pilihan forum
 

Politik hukum agraria sudjito

  • 1. POLITIK HUKUM AGRARIA DR SUDJITO MSI
  • 2. MATERI •Bagian I : Review tentang Politik Hukum •Bagian II : Politik Hukum Agraria Jaman Penjajahan •Bagian III : Politik Hukum Agraria Masa Transisi •Bagian IV : Politik Hukum Nasional
  • 3. Bagian I Review tentang Politik Hukum Pengertian Nilai-nilai Ontologi Politik Hukum Fakta Empiris Epistemologi Politik Hukum: Nilai Ius Conttm  Ius Conttdm Fakta Empiris Aksiologi Politik Hukum
  • 4. Proses Kebijakan (Agraria)-1 Rasionalis Melibatkan pilihan-pilihan logis dalam mengambil berbagai tindakan untuk memecahkan masalah publik di bidang agraria Rangkaian proses meliputi: Identifikasi permasalahan Menetapkan Tujuan Identifikasi kebijakan alternatif Meramalkan konsekuensi setiap alternatif Membandingkan setiap konsekuensi dengan tujuan Memilih alternatif terbaik Kritik: gagal menjawab pembatasan. Sumber: WN.Dunn, 1981:226
  • 5. Proses Kebijakan (Agraria)-2 Teknisis Bekerja dengan spesialis tinggi di bidang agraria, yang dikaitkan dengan berbagai tingkatan dalam pengambilan keputusan. Perannya sebagai tenaga ahli, sehingga mendapatkan kepercayaan tinggi dalam spesialisasinya. Kritik: keterbatasan (narrowness) Sumber: Charles O.Jone, 1990.
  • 6. Proses Kebijakan (Agraria)-3 Inkrementalis Melakukan tambalsulam (increments) terhadap kebijakan (agraria), dengan membangun landasan yang kuat. Bekerja menurut batas-batas sesuai dengan tantangan dan kebutuhan. Gaya operasinya: berunding dan bargaining (tawar-menawar) Kritik: Konservatif Sumber: A.Etzioni, 1968.
  • 7. Proses Kebijakan (Agraria)-4 Reformis Gaya operasinya seperti aktivis: demonstrasi (unjuk rasa) dan kadangkala bentrok. Fokus/penekanannya:a kebijakan (agraria) harus segera diputuskan karena masalahnya dipandang sangat mendesak. Tujuan kebijakan disusun atas dasar keyakinan pribadi. Kritik: Tidak realistik dan tidak mau kompromi. Sumber: Charles O.Jone, 1990.
  • 8. Siklus Kebijakan (Agraria) Forcasting Rekomendasi Monitoring Evaluasi Mslh Kbikn  Masa depan Kbjkn Tindakan Kbjkn Hasil Kbijkn KinerjaKbjkn Problem Structuring
  • 9. Diskusi ttg Review Politik Hukum-1 Apa objek yang dipelajari Politik Hukum ? Bagaimana menggarap objek politik hukum ? Beberapa tipe proses kebijakan, apa kelebihan dan kekurangan masing-masing ? Apa sasaran/tujuan yang akan dicapai dengan politik hukum ? Bagaimana dan apa manfaat memahami siklus kebijakan? Dll
  • 10. Diskusi ttg Review Politik Hukum-2 Berikan analisis mengenai nilai-nilai dan fakta-fakta empiris dominan yang mempengaruhi politik hukum nasional Indonesia : (a) pada masa Orba; (b) pada masa Orla; (c) pada masa Orde reformasi? Berikan analisis mengenai arah dan perkembangan politik hukum lokal di Indonesia pada masa Oba dan Orla ? Berikan analisis mengenai sasaran dan tujuan politik hukum Indonesia pada masa Orla dan masa Orla?
  • 11. Bagian II Politik Hukum Jaman Penjajahan Hukum Agraria Barat; Hukum Agraria Adat; Dualisme Hukum Agraria;
  • 12. HHkkmm AAggrr..BBaarraatt LAHIRNYA AGRARISCHE WET 1870 Sejak 1830, di HB diberlakukan : (1). Cultuur stelsel ; (2). Politik monopoli oleh Pemerintah -----------> shg pengusaha sulit berkembang, karena satu-satunya jalan hanya bisa sewa tanah dari Pemth (20 tahun). Sejak pertengahan abad 19 --------> muncul semangat liberalisme. Pengusaha menuntut kesempatan berusaha di HB, dengan penggantian sistem monopoli + kerja paksa, -----------> menjadi persaingan bebas + kerja bebas. Tuntutan Pengusaha besar swasta berhasil. Pada tahun 1870 diundangkan AG.WET (Stb 1870 No.55). terdiri dari 5 ayat., ----------> yang kemudian dimasukkan ke dalam Ps. 62 RR 1854 (sehingga menjadi 8 ayat). Pada tahun 1925, Ps.62 RR 1854 dijadikan Pasal 51 IS.
  • 13. Tujuan AG.WET 1870 Untuk membuka dan memberi jaminan hukum kepada para pengusaha swasta agar dapat berkembang di HB.  Caranya :  (a). bisa memperoleh hak erfpacht 75 thn; dan (b). bisa menyewa langsung tanah rakyat. Keseluruhan peraturan yang merupakan landasan bagi Pemth HB dalam melaksanakan politik pertanahan yang tertuang dalam AG.WET 1870, disebut Hukum Tanah Administratif Pemerintah HB.
  • 14. HUKUM AGRARIA ADAT : Ciri - ciri : Asli, gotong royong, kekeluargaan. Kedaerahan, pluralistis, kurang menjamin kepastian hukum. Sebagai hukum yang hidup, dipengaruhi masyarakat sekitarnya. Oleh sebab itu perlu “disaneer” (dibersihkan) dari cacadnya. Dalam UUPA, hukum adat dijadikan dasar pembentukan hukum agraria nasional. Hal-hal yang diambil dari hukum adat : Konsepsinya -----> ada hubungan masyarakat dengan tanah. Asas-asasnya ------> tidak ada yang mutlak, dan yang diutamakan adalah keadilan. Lembaga-lembaganya -------> Mis. hak ulayat, hak milik, dsb.
  • 15. Bagian III Politik Hukum Agraria Masa Transisi Usaha Penyesuaian Hukum Agraria “lama” ke masa kemerdekaan; Penyusunan Hukum Agraria Nasional
  • 16. Usaha Penyesuaian Hukum Agraria “lama” ke masa kemerdekaan  Mempergunakan kebijaksanaan dan tafsir baru.  Penghapusan desa perdikan.  Meniadakan lembaga feodal : Penghapusan hak-hak konversi.  Meniadakan lembaga kolonial : Penghapusan tanah partikelir.  Perubahan peraturan persewaan tanah rakyat.  Pengawasan pemindahan hak atas tanah.  Peraturan dan tindakan mengenai tanah-tanah perkebunan.  Kenaikan canon dan cijns  Larangan dan penyelesaian soal okupasi illegal.  Peraturan perjanjian bagi hal tanah pertanian.  Peralihan dan pelimpahan tugas-tugas dan wewenang agraria.
  • 17. Diskusi ttg Usaha Penyesuaian Hukum Agraria “lama” ke masa kemerdekaan Mengapa Pemerintah Indonesia “terpaksa” melalukan usaha penyesuaian sebagaimana terurai di atas? Tergolong kedalam tipe dan proses kebijakan agraria yang mana masing-masing usaha penyesuaian tersebut di atas? Berikan analisis mengenai masa depan, hasil kebijakan dan kinerja kebijakan penyesuaian tersebut di atas? Dll
  • 18. Keadaan, Kepentingan dan Kebutuhan Hukum Agraria Indonesia Sebelum 1960 (1) Formal: Hukum Agraria masih sementara/peralihan (Aturan Peralihan Ps II UUD 1945. Materiil: Hukum Agraria masih dualisme, objek maupun subjeknya. Ideal: Hukum agraria harus sesuai dengan Pancasila, dan dapat mewujudkan kebahagiaan, kesejahteraan bangsa Indonesia. Ideologis Politik: Bangsa Indonesia berada pada pergolakan ideologis, baik karena kondisi dalam/luar negeri, maka perlu penyelesaian tentang hubungan Negara dengan tanah/wilayah, azas-azas hukum agraria, sistem hukum agraria. Sumber: Imam Soetiknyo, 1982: 18-19
  • 19. Keadaan, Kepentingan dan Kebutuhan Hukum Agraria Indonesia Sebelum 1960 (2) Realita: Pada jaman Romawi, lembaga agraria terdiri atas: res communes; res publique; dan res sacre. Pada pasca jaman Romawi, res imperium (Raja sebagai penguasa tunggal) Di luar Eropa, muncul res dominium (hak milik negara), dan res nullius (benda dan tanah untuk kepentingan umum yang dijaga negara) Sumber: Imam Soetiknyo, 1982:18-19
  • 20. Hubungan Negara dengan Tanah Negara sebagai subjek (Negara = perorangan). Muncul: hubungan privatrechtelijk. Hak Negara = Hak dominimum Negara sebagai subjek (Badan Hukum Kenegaraan). Muncul: hubungan publicrechtelijk. Hak Negara = Hak dominimum dan Hak Publik Negara sebagai personifikasi rakyat. Muncul: hubungan menguasai. Hak Negara = Hak momunes/Hak Imperium/Hak Menguasai Negara
  • 21. Kerangka dasar UUPA versi UGM B,A,R,K dikuasai Neg Pelaksanaan HMN Tanah res extra commercium Tanah diberikan dg: Untuk: 1. Hak privat pokok: 1. Kepentingan suci hak milik 2. Res publique 2. Hak privat sekunder, 3. Res communes a.l: HGU, Hak pakai, 4. Res nullius bagi hasil, sewa, gadai dsb Tanah dg hak privat yang masy hukum teritorial mau-sdh ada yg tdk berasal dr barat pun geneologis a l: hak milik, hak pakai, hak wa, hak membuka tanah, dsb.
  • 22. Etika Hukum Agraria (Umum) 1. Selama-lamanya ada hubungan langsung antara manusia dengan tanah; 2. Hubungan tertua adalah hubungan kolektif, dengan mengandung sifat privat, tetapi tidak jelas mana yang primer. 3. Garis perkembangan subjek (privat atau kolektif) tidak jelas. 4. Sifat-sifat privat-kolektif adalah mutlak. 5. Pertentangan antara privat vs kolektif sekedar upaya mempertahankan keadaan atau mempercepat pertumbuhan. Jadi bukan prinsipiil. 6. Kenyataan: milik privat dibatasi; milik kolektif tidak lagi murni (mengandung sifat privat); milik kolektif mrpk hasil revolusi. 7. Objektif: luas tanah terbatas, shg mustahil semua manusia memiliki tanah. 8. Subjektif: manusia adalah makhluk dwi tunggal, shg kekuasaan manusia atas tanah bukan tak terbatas. 9. Negara Indonesia adalah negara hukum kekeluargaan, shg harus ada macam-macam status tanah. 10. Sifat hukum Indonesia: adalah realistis (positivistis, empiris, rasional) Sumber: I.Soetiknyo, 1982).
  • 23. Pancasila Sebagai Etika Hukum (Agraria) Khusus.  Sila 1: Bagi masyarakat Ind. Hubungan manusia dengan tanah mempunyai sifat kodrati, tidak dapat dipisahkan oleh siapapun.  Sila 2: Hubungan manusia Ind. Dengan tanah mempunyai sifat privat dan kolektif sebagai dwitunggal.  Sila 3: Hanya bangsa Ind. Yang dapat mempunyai hubungan sepenuhnya dengan tanah Ind. Oleh karenanya orang asing dapat diberi kekuasaan atas tanah di Ind., sejauh dibutuhkan dan tidak merugikan bangsa dan Negara Ind.  Sila 4 : Tiap-tiap orang Ind. Mempunyai hak dan kekuasaan sama atas tanah  Sila 5: Tiaptiap orang Ind. Mempunyai hak dan kesempatan sama untuk menerima bagian manfaat tanah menurut kepentingan hak hidupnya, bagi diri-sendiri dan keluarganya (hak mengenai hasil tanah) Sumber: I. Soetiknyo, 1982.
  • 24. Diskusi ttg Latarbelakang UUPA Dengan memahami Keadaan, Kepentingan dan Kebutuhan Hukum Agraria Indonesia Sebelum 1960, berikan analisis mengenai nilai-nilai dominan yang menjadi dasar pembentukan UUPA ? Berikan analisis pula, kemana arah dan perkembangan kebijakan agraria tersebut ? Dll
  • 25. TUJUAN UUPA  Meletakkan dasar bagi penyusunan hukum agraria nasional, yang akan merupakan alat untuk membawakan kemakmuran, kebahagiaan dan keadilan bagi Negara dan rakyat, terutama rakyat tani dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur.  Meletakkan dasar untuk mengadakan kesatuan dan kesederhanaan hukum pertanahan.  Meletakkan dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai hak atas tanah bagi rakyat seluruhnya.
  • 26. Bagian IV Politik Hukum Nasional Tata guna Tanah; Landreform; Pengurusan Hak Atas Tanah; Pendaftaran Tanah.
  • 27. Politik Hukum Nasional ttg Tata guna Tanah Perlu aaddaa PPllaannnniinngg :: ppeerruunnttuukkaann,, ppeenngggguunnaaaann,, ppeerrsseeddiiaaaann BB..AA..RRaa..KK.. NNaattiioonnaall ppllaannnniinngg ddiirriinnccii mmeennjjaaddii RReeggiioonnaall ppllaannnniinngg ((PPss..1144)).. PPeerrssooaallaann:: bbaaggaaiimmaannaa mmeewwuujjuuddkkaann ppllaannnniinngg tteerrsseebbuutt,, sseehhiinnggggaa bbiissaa ddiikkeettaahhuuii ddeennggaann jjeellaass aarraahh,, ssaassaarraann ddaann ttuujjuuaann yyaanngg hheennddaakk ddiiccaappaaii.. PPeerrlluu ddiiaannaalliissiiss aappaakkaahh ppllaannnniinngg tteerrsseebbuutt ssuuddaahh sseejjaallaann ddeennggaann PPss..3333 UUUUDD 11994455??
  • 28. Politik Hukum Nasional ttg Landreform Tanah untuk petani. ddaann hhaarruuss ddiikkeerrjjaakkaann sseennddiirrii sseeccaarraa aakkttiiff.. LLaannddrreeffoomm ((PPss..77..1100..1177 UUUUPPAA)).. DDiisskkuussii:: AAppaakkaahh nniillaaii--nniillaaii,, ppeemmiikkiirraann ddaann ffaakkttaa eemmppiirriiss ttaahhuunn 11996600--aann mmaassiihh rreelleevvaann ddeennggaann kkoonnddiissii ssaaaatt iinnii ?? KKeebbiijjaakkaann llaannddrreeffoorrmm mmaannaa yyaanngg mmaassiihh rreelleevvaann ddaann mmaannaa ppuullaa yyaanngg ppeerrlluu ddiikkaattuuaalliissaassiikkaann?? SSeebbeerraappaa bbeessaarr ppeerraann,, kkoommiittmmeenn ddaann ggoooodd wwiillll PPeemmeerriinnttaahh tteerrhhaaddaapp pprrooggrraamm llaannddrreeffoorrmm??
  • 29. Politik Hukum Nasional ttg PHT • Tanah, terutama untuk kepentingan WWNNII ((AAzzaass KKeebbaannggssaaaann -- PPss..11)).. • HHaannyyaa WWNNII yygg ddpptt mmeemmppuunnyyaaii hhuubbuunnggaann ppeennuuhh ddeennggaann ttaannaahh ((PPss..99 aayy.. 11 jjoo.. PPss..2211 aayyaatt 11)).. • WWNNAA ddaappaatt mmeemmppuunnyyaaii ttaannaahh tteerrtteennttuu,, ddaann ttiiddaakk kkuuaatt.. • BBaaddaann HHuukkuumm ttiiddaakk ddaappaatt mmeemmppuunnyyaaii HHaakk MMiilliikk,, kkeeccuuaallii ddiitteennttuukkaann kkhhuussuuss.. • SSeemmuuaa HHaakk AAttaass TTaannaahh MMeemmppuunnyyaaii FFuunnkkssii ssoossiiaall ((PPss..66)).. • LLaakkii--llaakkii ddaann ppeerreemmppuuaann mmeemmppuunnyyaaii hhaakk ddaann kkeesseemmppaattaann ssaammaa ((PPss..99 aayyaatt 22));; • PPeerrlliinndduunnggaann tteerrhhaaddaapp ggooll..eekkoonnoommii lleemmaahh;; • MMoonnooppoollii ddaallaamm uussaahhaa aaggrraarriiaa oolleehh sswwaassttaa ddiillaarraannggaann ((PPss..1133 aayyaatt 22));; • MMoonnooppoollii oolleehh PPeemmeerriinnttaahh,, hhaarruuss ddeennggaann UUUU ((PPss..1133 aayyaatt 33)).. • DDeemmii kkeeppeennttiinnggaann uummuumm,, hhaakk aattaass ttaannaahh ddaann bbeennddaa--bbeennddaa yyaanngg aaddaa ddii aattaassnnyyaa ddaappaatt ddiiccaabbuutt hhaakknnyyaa oolleehh NNeeggaarraa ((PPss..1188 jjoo.. UUUU NNoo..2200 //11996611 ddaann PPeerrpprreess NNoo..3366//22000055))
  • 30. Politik Hukum ttg Pendaftaran Tanah (1) TujuanUUPA (c): meletakkan dasar-dasar untuk memberikan kepastian hukum mengenai h.a.t bagi rakyat Indonesia. Pasal 19 UUPA:perlu PT; PT meliputi: (a) pengukuran, pemetaan dan pembukuan tanah; (b) pendft h.a.t dan peralihan h.a.t; (c) penerbitan sertifikat. PT diselenggarakan dengan mempertimbangkan si-kon. Biaya PT diatur dalam PP, bagi yang tak mampu dibebaskan. PP 10/1961 selama 30 th belum berhasil baik  perlu penyempurnaan PP tsb  keluar PP 24/1997 (8 Juli 1997, berlaku 3 bln kemudian). Azas-azas PT: sederhana; terjangkau; mutakhir; terbuka. Tujuan PT: rechtskadaster  Ps.3 meliputi: (a) kepastian dan perlindunganhukum kpd subjek hak, (b) menyediakan informasi pertanahan ada Tata Usaha PT, (c) tertib admn pertanahan  wajib daftar.
  • 31. Politik Hukum ttg Pendaftaran Tanah (2) Pelaksanaan PT Initial Registration (pertama kali)  objeknya tanah yang belum didaftar berdasarkan PP 10/1961 & PP 24/1997. Macamnya: (1) PT Sistematik; (2) PT Sporadik. Maintenance  merawat data  menjadi mutakhir Objek PT  HM, HGU, HGB, HP, H.Pengl, Tanah wakaf, HMSRS, H.Tanggungan, Tanah Neg. Sistem PT  registration of titles (bukan sistem pendaftaran akta)
  • 32. Diskusi ttg Kebijakan PT Bagaimana memahami latar belakang kebijakan PT? Bagaimana memahami proses keluarnya kebijakan PT? Bagaimana memahami tujuan kebijakan PT? Dari kebijakan PT, siapa memperoleh apa, dan bagaimana kebijakan memfasilitasi mereka? Bagaimana masa depan kebijakan PT ? Dll.