2. Apabila pemakaian obat harus secara oral dalam bentuk kering, maka bentuk kapsul dan tablet yang paling sering digunakan keduanya efektif, memberikan kenyamanan dan kemantapan dalam penanganan, pengenalan dan pemakaian oleh pasien. Dari sudut pandang farmasetika bentuk sedian padat pada umumnya lebih stabil dari pada bentuk cair, sehingga bentuk sediaan padat ini lebih cocok untuk obat-obat yang kurang stabil.
7. Untuk mengetahui pengolahan tablet sampai pada tangan pasien meliputi cara pembuatan, pencetakan, pengemasan, serta penyimpanan dalam bentuk tablet.
8. Untuk menyelesaikan tugas laporan akhir sebagai syarat ketuntasan mengikuti praktikum farmasetika II.
9. Memberi sumbangan ilmu pengetahuan khususnya tentang “TABLET” kepada praktikan-praktikan selanjutnya.
12. Tablet adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat dengan atau tanpa bahan pengisi. Berdasarkan cara pembuatannya dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet kempa. (Farmakope Indonesia edisi IV, 1995).
13. Tablet merupakan bahan obat dalam bentuk sediaan padat yang biasanya dibuat dengan penambhan bahan tambahan farmasetika yang sesuai. (Ansel versi terjemahan, 2005)
14. Tablet yang berbentuk kapsul umumnya disebut kaplet. Bolus adalah tablet besar yang digunakan untuk obat hewan besar. Bentuk tablet umumnya berbentuk cakram pipih/gepeng, bundar, segitiga, lonjong, dan sebagainya. Bentuk khusus ini dimaksudkan untuk menghindari, mencegah atau mempersulit pemalsuan dan agar mudah dikenal orang. Warna tablet umumnya putih. Tablet yang berwarna kemungkinan karena zat aktifnya memang berwarna. Tetapi ada juga tablet yang sengaja diberi warna agar tampak lebih menarik, mencegah pemalsuan, dan untuk membedakan tablet yang satu dengan tablet yang lain.
15. Pemberian etiket pada tablet harus mencantumkan nama tablet atau zat aktif yang dikandung, dan jumlah zat aktif (zat berkhasiat) tiap tablet.
17. Tablet merupakan bentuk sediaan yang utuh dan menawarkan kualitas terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta variabilitas kandungan yang paling rendah
21. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah; tidak memerlukan langkah pekerjaan tambahan bila menggunakan permukaan pencetak yang bermonogram atau berhiasan timbul
22. Tablet paling mudah ditelan serta paling kecil kemungkinan tertinggal ditenggorokan, terutama bila bersalut yang memungkinkan pecah/hancurnya tablet tidak segera terjadi
23. Tablet bisa dijadikan produk dengan profil pelepasan khusus, seperti penglepasan diusus atau produk lepas lambat
24. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang paling mudah untuk diproduksi secara besar-besaran
25. Tablet merupakan bentuk sediaan oral yang memiliki sifat pencampuran kimia, mekanik dan stabilitas mikrobiologi yang paling baik
27. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung pada keadaan amorfnya, flokulasi, atau rendahnya berat jenis
28. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup tinggi, absorbsi optimumnya tinggi melalui saluran cerna atau setiap kombinasi dari sifat diatas, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dalam bentuk tablet yang masih menghasilkan bioavailabilitas yang cukup
29.
30. Melindungi zat aktif yang bersifat higroskopis atau tidak tahan terhadap pemgaruh udara, kelembapan atau cahaya.
39. Yaitu memproses campuran zat aktif dan excipient menjadi partikel yang lebih besar dengan menambahkan cairan pengikat dalam jumlah tepat sehingga didapat massa yang lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasa digunakan jika zat aktif tahan terhadap lembab dan panas.
41. Yaitu metode yang memproses partikel zat aktif dan excipient dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat, selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul). Prinsipnya adalah membuat granul secara mekanis tanpa bantuan bahan pengikat dan pelarut.
72. 4737101183005Amilum dibuat muchilago, dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit air panas ke dalam 25 mg amilum, dicampur samapai terbentuk muchilago.
87. Na CMC digunakan sebagai penghancur karena memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet dalam media air, sehingga pecah menjadi granul. Selanjutnya menjadi partikel-partikel penyusun sehingga akan meningkatkan kecepatan disolusi/kelarutan tablet. (konsentrasi Na CMC : 3 – 6%).
88. Laktosa dapat menambah berat tablet agar sesuai dengan berat yang dikehendaki dan dapat dicetak dengan baik. Laktosa juga dapat memperbaiki pengikat dan pengaliran dari formulasi yang ada. Secara umum bahan pengisi berfungsi menambah bobot sehingga memiliki bobot yang sesuai untuk dikempa. Serta memperbaiki kompresibilitas daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung.
89. Talk pada pembuatan tablet digunakan sebagai glidan yaitu dengan mengurai friksi antara permukaan dinding/tepi tablet dengan die selama kompresi dan ejeksi. (konsentrasi talk : 1-10%).
92. Mg stearat tidak income (dapat bercampur) dengan aminophylin, karena Mg Stearat tidak dapat mengoksidasi asam. Sedangkan aminophylin adalah golongan asam.