Dokumen tersebut membahas tentang jenis-jenis material penyusun dinding struktural dan non-struktural serta perbedaan antara keduanya. Dibahas pula prinsip dasar dinding dalam menahan gaya lateral dan sistem penahan gaya gempa baik sistem aktif maupun pasif beserta contoh penerapannya.
1. AFIFA
FAHREZA AZHAR
M. AJI FAJARI
5415141894
5415152502
5415141888
TEKNIK
SIPIL
SI PTB
DINDING STRUKTURAL
DAN NON- STRUKTURAL
CASE 4
2. Apa saja material penyusun dinding?
• Dinding Bata
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat / lempung yang
dibakar. Dalam pengolahannya harus memenuhi standar peraturan
bahan bangunan Indonesia NI – 3 & NI – 10.
• Dinding Batako
Batako merupakan material untu dinding yang terbuat dari batu
buatan atau cetakan yabg tidak dibakar terdiri dari campuran kapur dan
terkadang ada yang ditambahkan PC.
• Dinding Beton Bertulang
Dinding yang terbuat dari campuran agregat, pasir
semen dan tulangan.
3. • Dinding Kayu
– Dinding Kayu Lag / Batang Tersusun
Konstruksi bahan seperti ini biasanya ditemui pada rumah
rumah tradisional eropa timur.
Terdiri dari susunan batang kau bulat maupun balok.
Sistem konstruksi seperti ini tidak memerlukan rangka
penguat atau pengikat lagi karena sudah merupakan
dinding struktural.
– Dinding Papan
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan
konstruksi rangka kayu. Papan digunakan untuk dinding
eksterior maupun interior. Pemasangan dinding harus
memperhatikan sambungan / hubungan antar papan agar
air hujan tidak mudah masuk, selain itu juga harus
mempertahankan sifat kayu yang bisa mengalami muai
dan susut.
4. – Dinding Sirap
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material
yang paling baik dalam penyesuaian terhadap susut dan
muai, selain itu juga memberikan perlindungan yang baik
terhadap iklim, tahan lama, dan tidak membutuhkan
perawatan
• Dinding Batu Alam
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecaha
batu cadas Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu
bata, dimana harus dipasang selang seling.
5. Perbedaan dinding struktural dan non
struktural?
• Dinding Struktural
Bagian bangunan yang menjadi struktur tetap, kokoh, dan stabil dalam
menanggung beban. Dinding structural itu sendiri dibagi menjadi tiga jenis
yaitu dinding bangunan, dinding pembatas (boendary) , serta dinding
penahan (retairing). Jika sebuah dinding struktural memikul beban ditinjau
dari bahan dan persyaratannnya terdiri dari : batu alam (minimal tebal 30
cm), batu batuan (minimal satu batu), beton bertulang (minimal tebal 10 cm)
bahan harus cukup kaku dan kokoh.
• Dinding Non Struktural
Bagian bangunan yang tidak terkait secara langsug dengan kekuatan
struktur bangunan dan menjadi beban bagi elemen struktur. Biasanya untuk
dinding non struktural akan mengalami kegagalan lebih awal dari struktur
lain. Dinding non struktural hanya mampu menahan beban sendiri, tidak
dengan beban lain, biasaya terbuat dari : batu alam, metal (seng,
alumunium),kayu (papan, triplek), kaca .
6. Kelemahan dari dinding structural dan
non struktural
• Dinding Struktural
• Ruang akan relative mengikuti posisi garis dinding
sehingga ruang fungsi harus mengikuti ruang yang ada.
• Biaya yang dibutuhkan akan jauh lebih mahal dari
dinding non structural.
• Harus dibuat menerus dari pondasi sampai ke struktur
atas bangunan.
• Dinding Non Struktural
• Hanya mampu menahan beban sendiri(hanya
menyalurkan beban), tidak dapat ikut membantu
menahan gaya yang terjadi pada struktur.
8. • Dinding Struktural
Mempunyai kekuatan yang diperlukan dalam menahan dan
melawan gaya lateral. Ketika dinding structural kuat, maka gaya
akan ditransfer ke elemen struktur selanjutnya.
Kekakuan lateral yang diberikan oleh dinding structural akan
mencegah pergerakan atau pergoyangan tidak seragam yang
akan menyebabkan kerusakan pada struktur.
• Dinding Non Struktural
Karena dinding non struktural hanya dapat menahan beban
sendiri dan tidak dapat menaahan beban dari luar maka
kekuatan dalam menahan gaya lateral akan sangat kecil dan
akan mengalami kegagalan jika terkena gaya lateral yang
signifikan.
10. Struktur utama sebuah bangunan umunya berbentuk
portal yang terdiri dari struktur balok dan kolom yang saling
terhubung satu sama lain. Beberapa portal juga bisa berdiri
sendiri baik dibantu oleh diafragma horizontal / system lantai
maupun tanpa adanya system struktur tersebut.
Jadi, dengan gabungan sistem dari beberapa struktur
tersebut akan membuat portal mempunyai kekakuannya
sendiri untuk menahan gaya vertical maupun horizontal. Gaya
horizontal atau yang disebut gaya lateral berasal dari gempa
bumi, angin dan sebagainya, maka dapat disimpulkan jika
portal tetap mampu menahan gaya lateral walaupun hanya
berdiri sendiri tanpa sistem struktur dinding, namun akan
lebih baik dalam menahan gaya lateral jika sistem struktur
dinding ditambahkan.
11. Bila tidak terdapat konstruksi dinding pada
sebuah sistem struktur (Portal saja),
Apakah sistem mampu memberikan
tahanan yang seimbang terhadap gaya
lateral ?
12. • Sistem Frame Resisting Moment adalah Sistem
penahan gaya lateral yang tidak memerlukan
tambahan kontribusi dari dinding sebagai
penahan gaya lateral ( sistem didnding non-
Struktural )
13. Ide dasar apakah yang menyebabkan
sistem penahan gaya lateral penting
untuk diinstal dalam struktur?
14. • Bangunan dengan massa rendah akan terpengaruh dengan gempa
berperiode pendek. Solusi: penambahan massa supaya
memperpendek periode naturalnya
• Bangunan tanpa kekakuan yang baik juga akan menjadi
pertimbangan untuk dipasangkan sistem penahan gaya lateral.
• Salah satu cara menambah massa adalah diinstalasikan dinding
penahan gaya lateral. Sedangkan cara untuk menambah kekakuan
adalah menaikan mutu baja + beton.
• Dengan gaya lateral yang besar, dapat menyebabkan perpindahan
pada suatu bangunan. Untuk mengurangi kerusakan berlebih, maka
harus dipasang sistem penahan gaya lateral yang sesuai dengan
keadaan daerahnya.
15. Sistem penahan gaya gempa
• Sistem aktif : instalasi penahan gaya gempa ini
terletak didalam struktur dan menjadi suatu
kesatuan yang menahan gaya lateral
bersamaan.
• Sistem pasif : instalasi bisa terletak di dalam
atau di luar struktur, bekerja dengan
sendirinya dan tidak menahan gaya gempa
bersama-sama dengan struktur.
16. Sistem Aktif
• Wall : berbentuk dinding struktural yang memiliki
tebal lebih dan lebih kaku serta lebih kuat
– Jenis wall : Shear wall , core wall, outtrigger
• Frame : berbentuk portal balok dan kolom
dipasang menyatu dengan sambungan yang
memadai agar tidak terjadi kegagalan pada
sambungan.
– Jenis frame : Moment resisting frame, braced frame,
frame wall
17. Cara kerja Wall
• Shear wall : adalah suatu elemen struktur
berupa dinding vertikal menerus dari beton
bertulang yang memiliki fungsi ganda yaitu
pemikul beban lateral dan beban gravitasi
• Core wall : dinding geser yang terletak di
dalam wilayah inti pusat dalam gedung, yang
biasanya diisi tangga atau poros lift.
• Outrigger : sistem dinding geser yang memiliki
bracing pada lantai tertentu.
19. Cara kerja Frame
• moment resisting frame : sistem rangka ruang
dimana komponen struktur dan jointnya
menahan gaya yang bekerja melalui aksi
lentur geser dan aksial
• Braced frame : sistem struktur rangka yang
memiliki pengaku diagonal
• Frame wall : dinding dibangun diantara baris
kolom.
21. Sistem pasif
• Base isolation system
– Lead rubber bearing
– Elastometric bearing
• Energy dissipation system
– Viscous damper
– Tuned mass damper
22. Cara kerja Base
Isolation
• Cara kerjanya adalah bangunan diletakkan/
diaplikasikan di atas roller atau lapisan
fleksibel yang mampu menahan gaya lateral
Bangunan terpisah oleh bagian
basement bawahnya
Bangunan tidak terkena
dampak langsung dari gaya
gempa
Base isolation system
mengurangi periode natural
bangunan
23. JENIS-JENIS BASE ISOLATION
1. LEAD RUBBER BEARING
2. ELASTOMERIC BEARING
– Plain Elastomeric Bearing Pads (Karet Bantalan polos tanpa pelat baja)
>> untuk jembatan dengan beban rendah strain geser kecil
– Laminated Elastomeric Bearing Pads (Karet Bantalan dengan pelat
baja laminasi didalamnya)
>> untuk jembatan dengan beban berat dan dilewati kendaraan besar
24. Cara Kerja Sistem Energy
dissipation
• Sistem ini bekerja dengan menyerap energi
oleh gaya yang diaplikasikan
Damper bekerja sebagai
penyerap energi gempa
Damper tidak akan bekerja
bersamaan dengan
strukturnya
Damper akan bekerja sendiri
menyerap gaya
yang diaplikasikan kepada
bangunannya
25. Contoh Energy Dissipation System
• Viscoelastic device
Fluid : menggunakan cairan liat sbg sistem peredaman energi getaran.
Peredaman energi dilakukan oleh partikel cair yang liat (silikon)
• Tuned mass damper
Adalah sebuah alat kontrol yang terdri dari sebuah massa, pegas dan
peredam yang terhubung dengan struktur utama yang bertujuan mengurangi
getaran dinamik gempa.
27. Parameter kegempaan
Sistem aktif
– Massa bertambah
– Mengurangi periode natural
– Menambah kekakuan bangunan
Sistem pasif
– Viscous damper :massa tidak bertambah besar, damping
coefficient ( C ) bertambah , Periode berkurang, Amplitudo
berkurang.
– Tuned mass damper : massa bertambah, Amplitudo
berkurang, periode berkurang, C bertambah
– Base isolation : massa tidak bertambah besar, Periode
berkurang, Amplitudo berkurang, C bertambah
28. Aplikasi Pada Bangunan yang Sudah
Ada
• Sistem aktif:
– IDB UNJ : Core Wall pada area lift dan tangga darurat
– Sequis tower : Core wall + flat slab pada basement
29. Aplikasi Pada Bangunan yang Sudah
Ada
• Sistem Pasif
– Taipei 101 : Tuned Mass Damper
– Unsyiah : Base isolation (bearing isolator)
31. • Dapat, beberapa penggabungan sistem
penahan gaya lateral antara lain :
1. Sistem Aktif + Pasif
2. Sistem Aktif + Aktif
3. Sistem Pasif + Pasif
32. Hybrid System Active + Active
1. Greenland Financial Center, Nanjing, 2010, 450 m
2. Shanghai World Financial Center, Shanghai, 2008, 492 m
3. China WTC II, Beijing, 2010, 330 m
33. Shanghai WTC
• Direncanakan untuk
menahan gaya akibat angin
topan dan gempa
• Mengaplikasikan 3 sistem
penahan gaya lateral Aktif
yaitu Rigid Frame, Bracing
Diagonal dan Belt trusses
35. Alternatif Pengganti Shear Wall
1. Moment Resisting Frame
Kelebihannya :
• Adanya bukaan segiempat pada susunannya, yang mana
• memberikan keleluasaan dan kemudahan dalam
• perencanaan arsitektural.
• Efisien hingga 20-30 tingkat
• Sistem disipasi energi yang baik
2. Braced Frame
Kelebihannya :
• Dapat menghasilkan struktur dengan kekakuan yang sangat tinggi dengan
tambahan material yang sedikit dan tetap menjaga ukuran komponen
portal dalam ukuran minimum ketika menerima beban lateral.
• Efektif pada bangunan dengan ketinggian berapa pun.
• Core Wall
36. Kekurangan Shear Wall
• Pada bangunan dengan ketinggian lebih dari
35 tingkat,sistem ini menjadi sangat tidak
efisien. Karena dinding geser berperilaku
layaknya kantilever, yang mana simpangan
pada puncak bangunan akan sangat
besar,maka menyebabkan ketebalan dinding
dan penggunaan tulangan baja pada lantai
bawah akan menjadi sangat signifikan guna
mengontrol simpangan masih di dalam batas
yang diijinkan.