SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 7
Baixar para ler offline
- RESUME -




Cara Dahsyat Menjual

Dan Memengaruhi1


“
           Hypnosis for selling merupakan penerapan teori-teori hypnosis modern dalam bidang
           penjualan (selling). Dalam hal ini hypnosis itu sendiri sebenarnya merupakan teknik
         komunikasi efektif antarmanusia tanpa melibatkan unsur-unsur irasional yang bernuansa
                          magis, mistis, atau kuasa-kuasa kegelapan lainnya.”

                                    (Willy Wong, Hypnosis for Selling, p.1)



Hipnosis, Penjualan, & Kaidah Komunikasi
           Hipnosis merupakan kaidah komunikasi terhadap pikiran bawah sadar (PBS) atau
didefinisikan sebagai penembusan factor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu
pemikiran/sugesti. Hipnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia kegelapan
seperti stigma sebagian orang.
           Berbicara tentang pikiran bawah sadar, disingkat PBS dalam buku Smart Brain Teaching
karya Bunda Lucy, sesuatu yang menarik dalam dunia kecerdasan otak dan komunikasi.
Penggunaan PBS sangat beragam karena menjadi informasi dasar yang penting untuk diketahui
di semua lini kegiatan manusia. Sedikit kisah agar lebih paham apa yang dimaksud dengan PBS.
Perhatikan kisah berikut ini.
           Seseorang yang telah mahir mengendarai mobil pastinya mampu menyetir sambil
melakukan kegiatan lainnya seperti, mendengarkan lagu dari CD player, menelpon kolega,
memikirkan pekerjaan kantor, dan sebagainya. Tanpa harus merasa risih dan takut salah dalam
menyetir. Berbeda saat baru belajar menyetir. Konsentrasi penuh pada pedal rem dan gas
seakan-akan menyita waktunya dalam menyetir mobil. Hal yang sama terjadi pada seseorang
dalam menggunakan alat masak, memasak, berhitung, dan hal lain yang sudah terprogram
karena habits yang berulangkali terjadi tanpa sadar.
           Jadi sebenarnya terdapat dua fungsi yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran
bawah sadar (unconscious mind). Pikiran bawah sadar bekerja mirip gerakan refleks atau
spontan berdasarkan memori informasi yang telah diterima sebelumnya.

1
    Christian Atanila, S.Si, Branch Manager LP3I Course Center Cabang Jatiwaringin.


                                                         1
- RESUME -


       Kenyataannya, PBS lebih banyak memegang peranan dalam berbagai aspek perilaku
manusia dibandingkan dengan pikiran sadarnya. Seorang ahli psikoanalisis, Sigmund Freud
(1856-1939), mengibaratkan fungsi kerja pikiran sadar dan bawah sadar manusia ibarat
fenomena gunung es (iceberg) di dalam lautan, yang tampak di atas permukaan hanya sebagian
kecil dari yang berada di dalam permukaan gunung es itu sendiri. Berdasar penelitian, 88%
tindakan manusia lebih banyak ditentukan oleh hal-hal secara spontan diluar pertimbangan
analitis oleh pikiran bawah sadar.
       Oleh karena itu, kegiatan penjualan (selling) yang banyak melibatkan penggunaan
komunikasi untuk memengaruhi atau memberikan saran-saran persuasif kepada orang lain
akan menjadi jauh lebih efektif jika komunikasi yang dilakukannya lebih dititikberatkan pada
pikiran bawah sadar sebagai fungsi pikiran yang memegang jauh lebih besar kendali terhadap
perilaku lawan bicara atau calon pembeli.
       Sebenarnya, setiap hari kita sering berada dalam kondisi hypnosis. Kondisi itu adalah
alamiah dari pikiran manusia saat cenderung berada dalam kondisi relaks dan memusatkan
perhatian. Contohnya saat seseorang sedang menonton film telenovela yang mengharukan dan
menyedihkan, maka tanpa sadar ia akan menitikkan air mata. Begitu juga bila menonton film
yang menakutkan, tanpa sadar akan terbayang dalam memorinya rasa takut ketika berada di
tempat gelap. Ini semua adalah pengaruh pikiran bawah sadar.
       Milton Erickson, menerapkan teknik indirect hypnosis yang berprinsip bahwa pada
dasarnya semua orang dapat dihipnosis, asalkan seseorang tersebut memahami komunikasi,
bersedia secara sukarela, dan memiliki kemampuan fokus. Prinsip yang sama pada hypnosis for
selling bahwa sebenarnya semua orang dapat dibujuk secara persuasif jika memenuhi syarat
tertentu.
       Pola-pola indirect hypnosis dilakukan dengan langkah-langkah teknik penjalinan rapport
(keakraban), pembentukan ekspektasi/keinginan, penggunaan pola bahasa sugestif untuk
penyampaian ide/sugesti, serta pola-pola mengatasi resistensi atau keberatan yang diberikan
oleh klien atau calon pembeli. Selain itu juga dimanfaatkan kegiatan self hypnosis untuk
pembentukan rasa percaya diri dan self image yang positif bagi seorang penjual.


Trans sebagai Penentu Keberhasilan Saran Persuasif
       Kosakata trans (trance) diadaptasi oleh para praktisi hypnosis untuk mendeskripsikan
terjadinya kondisi hypnosis pada seseorang, yang berbeda dengan kondisi kesadaran biasa.
Dalam kata lain, trans identik dengan kondisi hypnosis.
       Sama halnya dalam kegiatan hypnotherapy, yakni seseorang mampu dibimbing untuk
menghilangkan kebiasaan buruknya, dan memiliki nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya dalam
waktu relative singkat, padahal sebelumnya dia cukup lama mengalami gangguan tersebut.


                                                2
- RESUME -


Semua ini karena dalam kondisi PBS lebih berperan aktif dibandingkan pikirannya, seseorang
lebih mudah menerima saran/sugesti dari luar tanpa dikritisi lebih lanjut, baik informasi yang
tidak masuk akal dan bersifat sementara. Kondisi PBS lebih memegang kendali inilah yang
disebut kondisi trans atau hypnosis.
       Selayaknya seorang hipnotis yang harus membawa subjeknya pada kondisi trans,
terlebih dahulu sebelum memasukkan sugesti, demikian pula seorang penjual bertindak. Dengan
menciptakan trans kepada calon pembeli melalui komunikasi yang dilakukan oleh penjual, calon
pembeli akan lebih mudah menerima anjuran atau informasi yang diberikan padanya. Dengan
kata lain, proses menciptakan trans menjadi factor yang paling penting dalam kegiatan
penjualan.
       Dalam teknik pembelajaran, trans ini dikenal dengan kondisi alpha, yakni kondisi relaks
yang dialami oleh manusia sehingga pikiran bawah sadarnya bekerja dengan optimal. Kondisi ini
dalam hypnosis dapat secara “sengaja” diciptakan, diantaranya memberikan relaksasi atau
kelelahan pada sistem saraf (relaxation/fatique of nervous system) yaitu perhatian focus mata
yang terjadi secara terus menerus (eye fixation) atau membingungkan pikiran (confusing), atau
kejutan pada saraf (shocking the nervous system).
       Proses keberhasilan kondisi trans yang “disengaja” tersebut juga dipengaruhi oleh
pemberian informasi atau sugesti awal yang melibatkan factor-faktor berikut, seperti
dikomunikasikan berulang, dikomunikasikan oleh seseorang yang akrab dan dipercaya,
dikomunikasikan oleh seseorang yang kompeten atau punya otoritas, dikomunikasikan dengan
nuansa emosional yang menunjang, atau ada muatan keuntungan tersembunyi yang diterima
oleh pelaku untuk melakukannya.


Membangun Rapport (Keakraban)
       Penjalinan rapport, berarti menciptakan keakraban atau kedekatan hubungan. Ini
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan proses hypnosis. Kegagalan membina rapport
akan menyebabkan pikiran bawah sadar subjek tetap resisten atau tidak bersedia menerima
sugesti. Alasan inilah yang menjadikan rapport sebagai dasar utama dalam seni komunikasi
apapun, dan merupakan gerbang untuk memulai saran-saran persuasif. Filosofinya adalah :


             1. Seseorang menyukai mereka yang menyukainya.
             2. Seseorang menyukai mereka yang mirip dengannya atau mengikutinya.

       Rapport merupakan hal yang harus dibentuk, terutama jika lawan komunikasi adalah
seseorang yang sebenarnya belum mengenal Anda. Dengan adalah keakraban yang terjalin pada
awal proses komunikasi berlangsung akan semakin baik untuk menciptakan kondisi hypnosis
pada calon pembeli. Dalam kegiatan penjualan, langkah-langkah untuk membentuk rapport
dengan calon pembeli harus memerhatikan faktor-faktor berikut :

                                               3
- RESUME -


   1. Penampilan yang terpercaya dan menyenangkan
           a. Penataan rambut
           b. Penataan wajah
           c. Memerhatikan bau badan
           d. Busana yang sesuai
           e. Kontak mata
           f. Gerakan tubuh
           g. Pemahaman terhadap informasi produk atau jasa yang ditawarkan
   2. Pemberian persetujuan verbal dan non-verbal
      Dr. Billy Kueek, trainer NLP Asia, mengungkapkan prinsip SOFTEN dalam kaitannya
      dengan nonverbal agreement :
           a. Senyum/smile
           b. Postur terbuka/open posture
           c. Condong ke depan/forward lean
           d. Sentuhan/touch
           e. Kontak mata/eye contact
           f. Anggukan/nod
   3. Proses menyamakan diri
      Matching and mirroring adalah teknik membangun rapport terhadap lawan bicara
      dengan cara meniru dan menyamakan bahasa tubuhnya, Jenis bahasa tubuh yang dapat
      ditirukan antara lain, postur dan geraka tubuh, ekspresi wajah, aksen, kecepatan bicara,
      serta pola napas.
   4. Proses mengikuti pola bahasa
      Dalam kaidah hypnosis, pemilihan preferensi bahasa yang sesuai dengan subjek
      menyebabkan PBS menjadi lebih nyaman dengan adanya kesamaan bahasa. Penggunaan
      istilah harus disesuaikan agar tidak menyebabkan missing information. Lebih lanjut, pola
      bahasa ini mengikuti salah satu indera yang dominan digunakan yaitu VAK.
   5. Pemilihan sudut pandang kontak mata
      Bagi seorang kidal akan nyaman kalau lawan bicaranya berada di sisi kiri, begitupun
      sebaliknya. Pola pergerakan mata dipelajari dalam kalibrasi VAK, seperti pandangannya
      bergeser ke kiri atas, berarti dia sedang mengingat kembali gambar-gambar yang pernah
      dia lihat sebelumnya (visual remembered/Vr).


Menciptakan Ekspektasi
         Seorang koki yang masyhur pasti akan memeragakan memasak beberapa masakan
khasnya yang ia kuasai, agar menunjukkan pada penonton bahwa ia memang ahli. Begitu pula
dalam hypnosis, perlu ada pertunjukkan untuk membentuk minat, ketertarikan, dan antusiasme
penonton agar turut terlibat lebih lanjut dalam proses hypnosis yang berlangsung. Kegiatan ini
disebut sebagai tindakan membangun ekspektasi atau keingintahuan lebih atau pengharapan.
Stage hypnosis berhasil dilakukan bila muncul keingintahuan dari subjek untuk Anda hypnosis.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi resistensi dari PBS dan meningkatkan sugestibilitas subjek.
         Hal serupa berlaku pula dalam proses penjualan. Adanya ekspektasi yang dibangun
dalam komunikasi awal dari sang penjual kepada calon pembeli akan memudahkan tercapainya
sugesti persuasif yang diberikan. Ekspektasi yang dimaksud disini dapat disebut dengan “nilai
manfaat”. Mengomunikasikan adanya hal-hal yang bermanfaat bagi calon pembeli akan
menimbulkan antusiasme dan minat dari calon pembeli untuk mendengarkan informasi dari


                                              4
- RESUME -


Anda. Ini disebabkan sudah ditangkapnya sinyal positif oleh PBS sebagai satu hal yang
menguntungkan dirinya.
        Contoh sederhana, kalimat penawaran yang berbunyi, “Selamat pagi pak/bu,
perkenankan saya meminta waktu bapak/ibu untuk menawarkan ...” Lalu bedakan dengan
kalimat berikut, “Selamat pagi pak/bu, kami bermaksud memberitahukan fasilitas yang diberikan
oleh perusahaan kami khusus kepada Anda sehubungan dengan…” Ini merupakan modifikasi pola
yang menarik untuk dicermati. Resistensi pada kata menawarkan lebih tinggi dibandingkan kata
memberitahukan. Kalau menawarkan pasti ujung-ujungnya akan ada uang yang harus disisihkan
untuk membayar sesuatu. Sedangkan memberitahukan adalah sesuatu yang positif,
menguntungkan, dan terkesan tanpa biaya alias gratis.
        Sebuah ekspektasi bisa pula dibangun secara langsung (tersurat) dengan
mengomunikasikan manfaat barang/jasa yang Anda tawarkan. Joe Vitale, pakar hypnomarketing
USA, merekomendasikan lima motivasi psikologis seseorang untuk membeli sesuatu
berdasarkan buku Tested Salesmanship (1948) karya Elmer Wheeler, yaitu :
    1. Kepentingan/importance
    2. Penghargaan/appreciation
    3. Penerimaan/approval
    4. Kemudahan/easy
    5. Kesuksesan/success

Pola Bahasa Sugestif
       Dalam memberikan sugesti kepada PBS seorang subjek, terdapat pola bahasa tertentu
yang menentukan keberhasilan proses hypnosis yang disebut dengan pola bahasa sugestif.
Setelah suatu rapport terjalin, tanpa memahami dan mempraktikkan pola bahasa sugestif,
kemungkinan sugesti sangatlah kecil. Sebaliknya, bila rapport belum terjalin maka kemungkinan
berhasil sugesti hamper mendekati nol persen. Pola bahasa sugestif meliputi prinsip berikut ini :
    A. Emotional
       Diawal kita pahami bahwa PBS memainkan peranan penting dalam menentukan
       tindakannya. Dengan demikian, mampu tidaknya sebuah nuansa emosional tumbuh
       dalam komunikasi tergantung pada keberhasilan komunikasi yang diterima dengan baik.
       Membangun emosional komunikasi diawali dari membangkitkan sensitivitas tiga indera
       utama manusia yakni visual, kinestetik, dan auditory.
    B. Repetition
       Adanya kombinasi pilihan kata yang bermakna sama dan diulang seperlunya juga
       mampu memperkuat nuansa emosional komunikasi. Misal, “Kami melayani konsultasi
       siswa kapan saja saat Anda membutuhkannya, baik pagi, siang, maupun malam selama 24
       jam nonstop.”
    C. Present Tense
       Berikan suatu pernyataan tidak langsung agar lawan bicara mendapatikan sensasi
       emosional saat ini juga. Hindari penggunaan kata ‘akan’, ‘apabila’, ‘nantinya, dsb. Misal,
       “Pekerjaan Anda menjadi lebih mudah dengan menggunakan jasa kami”.
    D. Personal
       Penggunaan kalimat yang ditujukan secara pribadi akan lebih diterima pikiran bawah
       sadar manusia. Mengombinasikan penggunaan nama calon pembeli, terutama saat
       melakukan leading, dalam hal ini membimbing pola pikir calon pembeli akan berlaku
       lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan kata “Anda”.



                                               5
- RESUME -


   E. Progressive
      Dalam pemberian sugesti, pola kesatuan kalimat yang menunjukkan suatu kondisi
      bertahap mutlak diperlukan. Pola kalimat yang tidak memberikan kejelasan alur, kecil
      kemungkinannya untuk dapat tertuju pada pikiran bawah sadar.
   F. Pacing-Leading
      Maksud prinsip ini adalah mengatur kecepatan yang sama (menyamai) dan kemudian
      mengarahkannya. Dalam kegiatan penjualan, pola penyisipan ide di balik fakta sangat
      bermanfaat dalam memberikan saran persuasif untuk mencapai proses penutupan
      penjualan.

Mengatasi Keberatan
       Dalam kegiatan penjualan, keberatan dari seorang calon pembeli terhadap saran
persuasif yang Anda tawarkan tentu sering Anda alami. Keberatan yang timbul biasanya
merupakan keraguan atau hal lain yang membuat calon pembeli merasa belum membutuhkan
apa yang Anda tawarkan. Seorang penjual professional seharusnya tidak berkecil hati, justru
mencari tahu alasan penolakan sebenarnya.
       Keberatan-keberatan calon pembeli merupakan pernyataan jujur atau tidak patut
dicermati. Dr. Billy Kueek dalam bukunya berjudul Using Psychological Techniques in Selling
(2002), menekankan pentingnya analisis keberatan seperti ini melalui tiga langkah :
    a. Menguraikan penolakan
    b. Mengungkapkan tujuan atau alas an tersembunyi
    c. Memecahkan persoalan dan menempatkannya kembali
        Reframing merupakan salah satu istilah dalam NLP tentang pencarian makna baru dari
sesuatu yang sebelumnya dimaknai sebagai hal yang berbeda. Sama halnya kita memberikan
bingkai baru terhadap sebuah lukisan yang sama. Ini berarti, sebagai seorang penjual Anda
harus tangkas mampu mengubah sudut pandang calon pembeli tanpa mengubah kejadiannya itu
sendiri. Misal, harga bimbel yang lebih mahal dari competitor dapat Anda maknai sebagai
sesuatu yang bonafide, berkualitas, dan ekslusif.
        Kadang kala, dalam penjualan terdapat calon pembeli yang melakukan keberatan dan
terus bertahan dengan resistensinya. Fenomena ini cenderung ritme pengulangan yang bekerja
pada PBS calon pembeli tersebut, dan untuk mengatasinya perlu dilakukan break the pattern
(pemutusan pola) sehingga ritme perulangan bawah sadar tidak dimunculkan kembali.
Beberapa tindakan untuk memutus pola misalnya mengubah bentuk fisiologis tubuh (posisi
duduk, perubahan pola nafas, dsb), mengubah intonasi atau kecepatan suara Anda, mengubah
topic pembicaraan, atau memberikan kegiatan shock effect seperti menjatuhkan pulpen secara
tidak sengaja.

Menutup Penjualan
         Menutup penjualan dengan harapan terjadi sebuah kesepakatan transaksi menjadi
tujuan akhir yang dilakukan oleh seorang penjual. Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir
dalam siklus penjualan pada umumnya, dan dianggap bagian paling sulit dari seluruh proses.
         Sebenarnya tidak sulit proses ini hanya saja perlu diperhatikan apakah proses awal telah
terjalin dengan baik atau belum. Setelah dipastikan terjalin keakraban, membangun kebutuhan,
dan pemberian saran persuasif lewat penggunaan bahasa sugestif. Saat Anda jeli bahwa calon
pembeli telah menerima informasi persuasif Anda dan siap mengambil keputusan. Hal yang




                                               6
- RESUME -


bijaksana jika Anda tidak menunggu calon pembeli mengambil keputusan membeli,
melainkan Andalah yang harus membimbingnya untuk membuat kesepakatan pembelian.
       Berikut pola penutupan penjualan dari Dr Billy Kueek dalam bukunya Using
Psychological Techniques in Selling (2002),
    A. Menutup penjualan dengan Asumsi (Assumption Close)
       Pola ini didasarkan pada pemberian komunikasi yang mengasumsikan bahwa calon
       pembeli telah bersiap membeli dari Anda sehingga tidak ada sanggahan asumsi lagi.
       Misal, “Nah Pak Budi, nantinya jenis pembayaran apakah yang akan Anda lakukan
       transaksi ini?”
    B. Menutup penjualan dengan memberikan Alternatif Pilihan (Alternative Advance Close)
       Pola ini merupakan pengembangan dari Assumption Close, dengan memanfaatkan prinsip
       double binds. Misal, “Dan saat ini, apakah Bapak lebih suka melakukan pembayaran
       dengan cek, atau lewat pembayaran tunai?”
    C. Menutup penjualan dengan Memberikan Rekomendasi (Recommend Close)
       Memberikan rekomendasi seringkali menjadi senjata ampuh dalam menutup penjualan,
       karena menunjukkan kepedulian Anda terhadap pilihan produk yang memang sesuai
       dengan kebutuhan calon pembeli, sehingga resistensinya tidak akan timbul. Misal,
       “Untuk Bapak yang selalu bepergian, lebih baik Bapak memilih laptop ini dibandingkan
       dengan yang tadi saya tunjukkan karena kualitas baterainya yang tahan lama,…”
    D. Menutup penjualan dengan Membentuk Pernyataan “YES” (Yes Close)
       Teknik penutupan penjualan dengan pola ini memanfaatkan pola yes set artinya,
       kumpulkan ‘Yes kecil’ terlebih dahulu, untuk mendapatkan ‘Yes besar” sesudahnya.
    E. Menutup penjualan dengan Adanya “Ultimatum” (Ultimatum Close)
       Teknik ini bukan berarti Anda memberikan ultimatum berupa ancaman, melainkan
       memanfaatkan naluri manusia yang memandang perlunya sesuatu hal yang dianggap
       sebagai sesuatu yang langka atau jarang. Misal, “Kebetulan penawaran yang saya ajukan
       ini masih dalam masa promosi yang akan berakhir dua hari lagi, Pak. Jadi, jika Bapak
       memutuskan untuk membeli, saya sarankan untuk menetapkannya sebelum dua hari
       mendatang…”

Mindset Positif Sebagai Penjual
        Membentuk pola pikir (mindset) sebagai penjual merupakan hal paling mendasar dan
paling esensial bagi Anda sebagai penjual ingin berhasil dalam karir Anda di bidang penjualan.
Tentu banyak penjual luar biasa yang memiliki predikat sales superstar yang uniknya tidak
banyak pemahaman tentang teknik penjualan dan hanya modal semangat dan kerja keras.
        Semangat dan kerja keras itupun tidak begitu saja hadir dalam diri seorang penjual, pasti
ada rasa percaya diri yang baik. Dalam kegiatan penjualan, percaya diri merupakan faktor
penting dan pola pikir positif mendukung keberhasilan penjualan. Bagaimana mungkin Anda
sebagai penjual hendak meyakinkan calon pembeli Anda membeli produk Anda jika Anda
sendiri tidak yakin pada diri Anda dan produk yang Anda tawarkan.

                                                ***

Sumber:
Wong, Willy. Hypnosis for Selling. Cetakan 1. Jakarta. Visi Media, 2010.




                                                 7

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikTri Widodo W. UTOMO
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Kasmiah Ali
 
Aliran informasi dalam organisasi
Aliran informasi dalam organisasiAliran informasi dalam organisasi
Aliran informasi dalam organisasiAtika Rusli
 
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)gdengurah
 
Teori Disonansi kognitif
Teori Disonansi kognitifTeori Disonansi kognitif
Teori Disonansi kognitifmankoma2012
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanTri Widodo W. UTOMO
 
kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan malsiii
 
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparYogi Suwarno
 
Ppt evaluasi dengan model cipp
Ppt evaluasi dengan model cippPpt evaluasi dengan model cipp
Ppt evaluasi dengan model cippMahfudin Fc
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikSiti Sahati
 
penalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris IIpenalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris IIRhea Prasetya
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakanunitpublikasi
 
Sistem pengawasan administrasi publik
Sistem pengawasan administrasi publikSistem pengawasan administrasi publik
Sistem pengawasan administrasi publiksigantengkalem
 

Mais procurados (20)

Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan PublikAgenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Agenda Setting Dalam Pembuatan Kebijakan Publik
 
Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy Administrasi Negara &Public Policy
Administrasi Negara &Public Policy
 
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakanPertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
Pertemuan ke 12 - evaluasi kebijakan
 
Kuliah 7 pola organisasi
Kuliah 7 pola organisasiKuliah 7 pola organisasi
Kuliah 7 pola organisasi
 
Aliran informasi dalam organisasi
Aliran informasi dalam organisasiAliran informasi dalam organisasi
Aliran informasi dalam organisasi
 
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)1   menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
1 menyusun proposal (penelitian kuantitatif)
 
Teori Disonansi kognitif
Teori Disonansi kognitifTeori Disonansi kognitif
Teori Disonansi kognitif
 
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - PesanILMU KOMUNIKASI - Pesan
ILMU KOMUNIKASI - Pesan
 
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen PemerintahanOrganisasi & Manajemen Pemerintahan
Organisasi & Manajemen Pemerintahan
 
kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan kerangka teoritis dan
kerangka teoritis dan
 
Organisasi Pemerintahan
Organisasi PemerintahanOrganisasi Pemerintahan
Organisasi Pemerintahan
 
131211 max weber
131211 max weber131211 max weber
131211 max weber
 
Makalah ilmu politik
Makalah ilmu politikMakalah ilmu politik
Makalah ilmu politik
 
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat KemenparPraktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
Praktek Analisis Kebijakan Publik - Diklat Kemenpar
 
Ppt evaluasi dengan model cipp
Ppt evaluasi dengan model cippPpt evaluasi dengan model cipp
Ppt evaluasi dengan model cipp
 
Good Governance
Good GovernanceGood Governance
Good Governance
 
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publikAktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
Aktor, institusi, dan instrumen kebijakan publik
 
penalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris IIpenalaran tidak langsung preposisi kategoris II
penalaran tidak langsung preposisi kategoris II
 
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis KebijakanModul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
Modul 4.1 Konsepsi dan Manfaat Analisis Kebijakan
 
Sistem pengawasan administrasi publik
Sistem pengawasan administrasi publikSistem pengawasan administrasi publik
Sistem pengawasan administrasi publik
 

Semelhante a Cara Dahsyat Menjual dan Memengaruhi

Buku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisiBuku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisinovrizalbinmuslim
 
E book rahasia menjadi master hipnotis
E book rahasia menjadi master hipnotisE book rahasia menjadi master hipnotis
E book rahasia menjadi master hipnotisLutvi Guevara
 
Self hipnotis
Self hipnotisSelf hipnotis
Self hipnotisDanny Boy
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...RintaArina
 
Tugas Analisa.pdf
Tugas Analisa.pdfTugas Analisa.pdf
Tugas Analisa.pdfMohdAfuza
 
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananKomunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananValny Majid
 
Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...
Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...
Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...Anshar Akil
 
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdfBahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdfEmmaMalis
 
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptxAsaretkhaAdjane1
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Dina Haya Sufya
 
E book rahasia terbesar hipnotis
E book rahasia terbesar hipnotisE book rahasia terbesar hipnotis
E book rahasia terbesar hipnotisLutvi Guevara
 
Hypnosis for dummies
Hypnosis for dummiesHypnosis for dummies
Hypnosis for dummiesLutvi Guevara
 
Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.
Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.
Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.Jaim Wong CHt,CI NLP
 

Semelhante a Cara Dahsyat Menjual dan Memengaruhi (20)

Buku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisiBuku ajar hypnoteaching 2013 revisi
Buku ajar hypnoteaching 2013 revisi
 
E book rahasia menjadi master hipnotis
E book rahasia menjadi master hipnotisE book rahasia menjadi master hipnotis
E book rahasia menjadi master hipnotis
 
Wz manual kaunselor
Wz manual kaunselorWz manual kaunselor
Wz manual kaunselor
 
Pendekatan terapi m3.1
Pendekatan terapi m3.1Pendekatan terapi m3.1
Pendekatan terapi m3.1
 
Mengenal nlp
Mengenal nlpMengenal nlp
Mengenal nlp
 
Mengenal nlp
Mengenal nlpMengenal nlp
Mengenal nlp
 
Self hipnotis
Self hipnotisSelf hipnotis
Self hipnotis
 
KonselingPsikoanalisa
KonselingPsikoanalisa KonselingPsikoanalisa
KonselingPsikoanalisa
 
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
Komunikasi Antarpribadi 4_Persepsi dan Membangun Impresi Positif dalam Komuni...
 
Tugas Analisa.pdf
Tugas Analisa.pdfTugas Analisa.pdf
Tugas Analisa.pdf
 
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik KebidananKomunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
Komunikasi interpersonal dalam oraktik Kebidanan
 
Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...
Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...
Anshar Akil - (Revised) Hypno Selling, rahasia sales superstar meraih penjual...
 
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdfBahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
Bahan bacaan 4.Berkesadaran penuh.pdf
 
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
4. Komunikasi dalam Negosiasi.pptx
 
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
Teori Psikoanalisa (sigmund freud)
 
E book rahasia terbesar hipnotis
E book rahasia terbesar hipnotisE book rahasia terbesar hipnotis
E book rahasia terbesar hipnotis
 
Hypnosis for dummies
Hypnosis for dummiesHypnosis for dummies
Hypnosis for dummies
 
Self hypnosis
Self hypnosisSelf hypnosis
Self hypnosis
 
Self hypnosis
Self hypnosisSelf hypnosis
Self hypnosis
 
Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.
Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.
Fundamental Hipnosis & Hipnoterapi.
 

Mais de Christian Atanila

Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020
Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020
Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020Christian Atanila
 
Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19
Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19
Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19Christian Atanila
 
Tha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia Islam
Tha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia IslamTha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia Islam
Tha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia IslamChristian Atanila
 
Pola hidup-sehat-160216190608
Pola hidup-sehat-160216190608Pola hidup-sehat-160216190608
Pola hidup-sehat-160216190608Christian Atanila
 
Christian Atanila_Jawa Barat_Kelas G
Christian Atanila_Jawa Barat_Kelas GChristian Atanila_Jawa Barat_Kelas G
Christian Atanila_Jawa Barat_Kelas GChristian Atanila
 
Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016Christian Atanila
 
Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013
Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013
Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013Christian Atanila
 
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013Christian Atanila
 
Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013Christian Atanila
 
Kisi-kisi UASBN 2011 (Permendiknas no 2 th 2011)
Kisi-kisi UASBN  2011 (Permendiknas no 2 th 2011)Kisi-kisi UASBN  2011 (Permendiknas no 2 th 2011)
Kisi-kisi UASBN 2011 (Permendiknas no 2 th 2011)Christian Atanila
 
Kisi kisi-un-2011-untuk-sma-ma
Kisi kisi-un-2011-untuk-sma-maKisi kisi-un-2011-untuk-sma-ma
Kisi kisi-un-2011-untuk-sma-maChristian Atanila
 

Mais de Christian Atanila (20)

Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020
Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020
Aturan Terbaru UTBK dan SBMPTN 2020
 
Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19
Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19
Pelopor & Pelapor (2P) untuk Cegah Covid-19
 
Tha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia Islam
Tha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia IslamTha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia Islam
Tha'un (Wabah) dalam Sejarah Dunia Islam
 
Pola hidup-sehat-160216190608
Pola hidup-sehat-160216190608Pola hidup-sehat-160216190608
Pola hidup-sehat-160216190608
 
Pola hidup-sehat-1-10
Pola hidup-sehat-1-10Pola hidup-sehat-1-10
Pola hidup-sehat-1-10
 
Christian Atanila_Jawa Barat_Kelas G
Christian Atanila_Jawa Barat_Kelas GChristian Atanila_Jawa Barat_Kelas G
Christian Atanila_Jawa Barat_Kelas G
 
Pengantar Dasar Statistika
Pengantar Dasar StatistikaPengantar Dasar Statistika
Pengantar Dasar Statistika
 
Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016Juknis ppdb online 2015 2016
Juknis ppdb online 2015 2016
 
PPDB Online Kota
PPDB Online Kota PPDB Online Kota
PPDB Online Kota
 
Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013
Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013
Kep kadisdik no. 794_2013_tentang_ppdb_dkijakarta_2013
 
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-smp-smasmk-plb-tahun-2012-2013
 
Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013
Kisi kisi-sdmi-sdlb-tahun-2012-2013
 
Kisi-kisi UASBN 2011 (Permendiknas no 2 th 2011)
Kisi-kisi UASBN  2011 (Permendiknas no 2 th 2011)Kisi-kisi UASBN  2011 (Permendiknas no 2 th 2011)
Kisi-kisi UASBN 2011 (Permendiknas no 2 th 2011)
 
Kisi2 un 2011 lengkap
Kisi2 un 2011   lengkapKisi2 un 2011   lengkap
Kisi2 un 2011 lengkap
 
Kisi2 un 2011 lengkap
Kisi2 un 2011   lengkapKisi2 un 2011   lengkap
Kisi2 un 2011 lengkap
 
Kisi kisi-un-2011-untuk-sma-ma
Kisi kisi-un-2011-untuk-sma-maKisi kisi-un-2011-untuk-sma-ma
Kisi kisi-un-2011-untuk-sma-ma
 
Kisi un-2011-untuk-smp1
Kisi un-2011-untuk-smp1Kisi un-2011-untuk-smp1
Kisi un-2011-untuk-smp1
 
Risalah muktamar kelima
Risalah muktamar kelimaRisalah muktamar kelima
Risalah muktamar kelima
 
Manajemen kesekretariatan
Manajemen kesekretariatanManajemen kesekretariatan
Manajemen kesekretariatan
 
Penyakit Umat : Futur
Penyakit Umat : FuturPenyakit Umat : Futur
Penyakit Umat : Futur
 

Cara Dahsyat Menjual dan Memengaruhi

  • 1. - RESUME - Cara Dahsyat Menjual Dan Memengaruhi1 “ Hypnosis for selling merupakan penerapan teori-teori hypnosis modern dalam bidang penjualan (selling). Dalam hal ini hypnosis itu sendiri sebenarnya merupakan teknik komunikasi efektif antarmanusia tanpa melibatkan unsur-unsur irasional yang bernuansa magis, mistis, atau kuasa-kuasa kegelapan lainnya.” (Willy Wong, Hypnosis for Selling, p.1) Hipnosis, Penjualan, & Kaidah Komunikasi Hipnosis merupakan kaidah komunikasi terhadap pikiran bawah sadar (PBS) atau didefinisikan sebagai penembusan factor kritis pikiran sadar diikuti dengan diterimanya suatu pemikiran/sugesti. Hipnosis sama sekali tidak ada hubungannya dengan dunia kegelapan seperti stigma sebagian orang. Berbicara tentang pikiran bawah sadar, disingkat PBS dalam buku Smart Brain Teaching karya Bunda Lucy, sesuatu yang menarik dalam dunia kecerdasan otak dan komunikasi. Penggunaan PBS sangat beragam karena menjadi informasi dasar yang penting untuk diketahui di semua lini kegiatan manusia. Sedikit kisah agar lebih paham apa yang dimaksud dengan PBS. Perhatikan kisah berikut ini. Seseorang yang telah mahir mengendarai mobil pastinya mampu menyetir sambil melakukan kegiatan lainnya seperti, mendengarkan lagu dari CD player, menelpon kolega, memikirkan pekerjaan kantor, dan sebagainya. Tanpa harus merasa risih dan takut salah dalam menyetir. Berbeda saat baru belajar menyetir. Konsentrasi penuh pada pedal rem dan gas seakan-akan menyita waktunya dalam menyetir mobil. Hal yang sama terjadi pada seseorang dalam menggunakan alat masak, memasak, berhitung, dan hal lain yang sudah terprogram karena habits yang berulangkali terjadi tanpa sadar. Jadi sebenarnya terdapat dua fungsi yaitu pikiran sadar (conscious mind) dan pikiran bawah sadar (unconscious mind). Pikiran bawah sadar bekerja mirip gerakan refleks atau spontan berdasarkan memori informasi yang telah diterima sebelumnya. 1 Christian Atanila, S.Si, Branch Manager LP3I Course Center Cabang Jatiwaringin. 1
  • 2. - RESUME - Kenyataannya, PBS lebih banyak memegang peranan dalam berbagai aspek perilaku manusia dibandingkan dengan pikiran sadarnya. Seorang ahli psikoanalisis, Sigmund Freud (1856-1939), mengibaratkan fungsi kerja pikiran sadar dan bawah sadar manusia ibarat fenomena gunung es (iceberg) di dalam lautan, yang tampak di atas permukaan hanya sebagian kecil dari yang berada di dalam permukaan gunung es itu sendiri. Berdasar penelitian, 88% tindakan manusia lebih banyak ditentukan oleh hal-hal secara spontan diluar pertimbangan analitis oleh pikiran bawah sadar. Oleh karena itu, kegiatan penjualan (selling) yang banyak melibatkan penggunaan komunikasi untuk memengaruhi atau memberikan saran-saran persuasif kepada orang lain akan menjadi jauh lebih efektif jika komunikasi yang dilakukannya lebih dititikberatkan pada pikiran bawah sadar sebagai fungsi pikiran yang memegang jauh lebih besar kendali terhadap perilaku lawan bicara atau calon pembeli. Sebenarnya, setiap hari kita sering berada dalam kondisi hypnosis. Kondisi itu adalah alamiah dari pikiran manusia saat cenderung berada dalam kondisi relaks dan memusatkan perhatian. Contohnya saat seseorang sedang menonton film telenovela yang mengharukan dan menyedihkan, maka tanpa sadar ia akan menitikkan air mata. Begitu juga bila menonton film yang menakutkan, tanpa sadar akan terbayang dalam memorinya rasa takut ketika berada di tempat gelap. Ini semua adalah pengaruh pikiran bawah sadar. Milton Erickson, menerapkan teknik indirect hypnosis yang berprinsip bahwa pada dasarnya semua orang dapat dihipnosis, asalkan seseorang tersebut memahami komunikasi, bersedia secara sukarela, dan memiliki kemampuan fokus. Prinsip yang sama pada hypnosis for selling bahwa sebenarnya semua orang dapat dibujuk secara persuasif jika memenuhi syarat tertentu. Pola-pola indirect hypnosis dilakukan dengan langkah-langkah teknik penjalinan rapport (keakraban), pembentukan ekspektasi/keinginan, penggunaan pola bahasa sugestif untuk penyampaian ide/sugesti, serta pola-pola mengatasi resistensi atau keberatan yang diberikan oleh klien atau calon pembeli. Selain itu juga dimanfaatkan kegiatan self hypnosis untuk pembentukan rasa percaya diri dan self image yang positif bagi seorang penjual. Trans sebagai Penentu Keberhasilan Saran Persuasif Kosakata trans (trance) diadaptasi oleh para praktisi hypnosis untuk mendeskripsikan terjadinya kondisi hypnosis pada seseorang, yang berbeda dengan kondisi kesadaran biasa. Dalam kata lain, trans identik dengan kondisi hypnosis. Sama halnya dalam kegiatan hypnotherapy, yakni seseorang mampu dibimbing untuk menghilangkan kebiasaan buruknya, dan memiliki nilai-nilai yang tertanam dalam dirinya dalam waktu relative singkat, padahal sebelumnya dia cukup lama mengalami gangguan tersebut. 2
  • 3. - RESUME - Semua ini karena dalam kondisi PBS lebih berperan aktif dibandingkan pikirannya, seseorang lebih mudah menerima saran/sugesti dari luar tanpa dikritisi lebih lanjut, baik informasi yang tidak masuk akal dan bersifat sementara. Kondisi PBS lebih memegang kendali inilah yang disebut kondisi trans atau hypnosis. Selayaknya seorang hipnotis yang harus membawa subjeknya pada kondisi trans, terlebih dahulu sebelum memasukkan sugesti, demikian pula seorang penjual bertindak. Dengan menciptakan trans kepada calon pembeli melalui komunikasi yang dilakukan oleh penjual, calon pembeli akan lebih mudah menerima anjuran atau informasi yang diberikan padanya. Dengan kata lain, proses menciptakan trans menjadi factor yang paling penting dalam kegiatan penjualan. Dalam teknik pembelajaran, trans ini dikenal dengan kondisi alpha, yakni kondisi relaks yang dialami oleh manusia sehingga pikiran bawah sadarnya bekerja dengan optimal. Kondisi ini dalam hypnosis dapat secara “sengaja” diciptakan, diantaranya memberikan relaksasi atau kelelahan pada sistem saraf (relaxation/fatique of nervous system) yaitu perhatian focus mata yang terjadi secara terus menerus (eye fixation) atau membingungkan pikiran (confusing), atau kejutan pada saraf (shocking the nervous system). Proses keberhasilan kondisi trans yang “disengaja” tersebut juga dipengaruhi oleh pemberian informasi atau sugesti awal yang melibatkan factor-faktor berikut, seperti dikomunikasikan berulang, dikomunikasikan oleh seseorang yang akrab dan dipercaya, dikomunikasikan oleh seseorang yang kompeten atau punya otoritas, dikomunikasikan dengan nuansa emosional yang menunjang, atau ada muatan keuntungan tersembunyi yang diterima oleh pelaku untuk melakukannya. Membangun Rapport (Keakraban) Penjalinan rapport, berarti menciptakan keakraban atau kedekatan hubungan. Ini merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan proses hypnosis. Kegagalan membina rapport akan menyebabkan pikiran bawah sadar subjek tetap resisten atau tidak bersedia menerima sugesti. Alasan inilah yang menjadikan rapport sebagai dasar utama dalam seni komunikasi apapun, dan merupakan gerbang untuk memulai saran-saran persuasif. Filosofinya adalah : 1. Seseorang menyukai mereka yang menyukainya. 2. Seseorang menyukai mereka yang mirip dengannya atau mengikutinya. Rapport merupakan hal yang harus dibentuk, terutama jika lawan komunikasi adalah seseorang yang sebenarnya belum mengenal Anda. Dengan adalah keakraban yang terjalin pada awal proses komunikasi berlangsung akan semakin baik untuk menciptakan kondisi hypnosis pada calon pembeli. Dalam kegiatan penjualan, langkah-langkah untuk membentuk rapport dengan calon pembeli harus memerhatikan faktor-faktor berikut : 3
  • 4. - RESUME - 1. Penampilan yang terpercaya dan menyenangkan a. Penataan rambut b. Penataan wajah c. Memerhatikan bau badan d. Busana yang sesuai e. Kontak mata f. Gerakan tubuh g. Pemahaman terhadap informasi produk atau jasa yang ditawarkan 2. Pemberian persetujuan verbal dan non-verbal Dr. Billy Kueek, trainer NLP Asia, mengungkapkan prinsip SOFTEN dalam kaitannya dengan nonverbal agreement : a. Senyum/smile b. Postur terbuka/open posture c. Condong ke depan/forward lean d. Sentuhan/touch e. Kontak mata/eye contact f. Anggukan/nod 3. Proses menyamakan diri Matching and mirroring adalah teknik membangun rapport terhadap lawan bicara dengan cara meniru dan menyamakan bahasa tubuhnya, Jenis bahasa tubuh yang dapat ditirukan antara lain, postur dan geraka tubuh, ekspresi wajah, aksen, kecepatan bicara, serta pola napas. 4. Proses mengikuti pola bahasa Dalam kaidah hypnosis, pemilihan preferensi bahasa yang sesuai dengan subjek menyebabkan PBS menjadi lebih nyaman dengan adanya kesamaan bahasa. Penggunaan istilah harus disesuaikan agar tidak menyebabkan missing information. Lebih lanjut, pola bahasa ini mengikuti salah satu indera yang dominan digunakan yaitu VAK. 5. Pemilihan sudut pandang kontak mata Bagi seorang kidal akan nyaman kalau lawan bicaranya berada di sisi kiri, begitupun sebaliknya. Pola pergerakan mata dipelajari dalam kalibrasi VAK, seperti pandangannya bergeser ke kiri atas, berarti dia sedang mengingat kembali gambar-gambar yang pernah dia lihat sebelumnya (visual remembered/Vr). Menciptakan Ekspektasi Seorang koki yang masyhur pasti akan memeragakan memasak beberapa masakan khasnya yang ia kuasai, agar menunjukkan pada penonton bahwa ia memang ahli. Begitu pula dalam hypnosis, perlu ada pertunjukkan untuk membentuk minat, ketertarikan, dan antusiasme penonton agar turut terlibat lebih lanjut dalam proses hypnosis yang berlangsung. Kegiatan ini disebut sebagai tindakan membangun ekspektasi atau keingintahuan lebih atau pengharapan. Stage hypnosis berhasil dilakukan bila muncul keingintahuan dari subjek untuk Anda hypnosis. Hal ini bertujuan untuk mengurangi resistensi dari PBS dan meningkatkan sugestibilitas subjek. Hal serupa berlaku pula dalam proses penjualan. Adanya ekspektasi yang dibangun dalam komunikasi awal dari sang penjual kepada calon pembeli akan memudahkan tercapainya sugesti persuasif yang diberikan. Ekspektasi yang dimaksud disini dapat disebut dengan “nilai manfaat”. Mengomunikasikan adanya hal-hal yang bermanfaat bagi calon pembeli akan menimbulkan antusiasme dan minat dari calon pembeli untuk mendengarkan informasi dari 4
  • 5. - RESUME - Anda. Ini disebabkan sudah ditangkapnya sinyal positif oleh PBS sebagai satu hal yang menguntungkan dirinya. Contoh sederhana, kalimat penawaran yang berbunyi, “Selamat pagi pak/bu, perkenankan saya meminta waktu bapak/ibu untuk menawarkan ...” Lalu bedakan dengan kalimat berikut, “Selamat pagi pak/bu, kami bermaksud memberitahukan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan kami khusus kepada Anda sehubungan dengan…” Ini merupakan modifikasi pola yang menarik untuk dicermati. Resistensi pada kata menawarkan lebih tinggi dibandingkan kata memberitahukan. Kalau menawarkan pasti ujung-ujungnya akan ada uang yang harus disisihkan untuk membayar sesuatu. Sedangkan memberitahukan adalah sesuatu yang positif, menguntungkan, dan terkesan tanpa biaya alias gratis. Sebuah ekspektasi bisa pula dibangun secara langsung (tersurat) dengan mengomunikasikan manfaat barang/jasa yang Anda tawarkan. Joe Vitale, pakar hypnomarketing USA, merekomendasikan lima motivasi psikologis seseorang untuk membeli sesuatu berdasarkan buku Tested Salesmanship (1948) karya Elmer Wheeler, yaitu : 1. Kepentingan/importance 2. Penghargaan/appreciation 3. Penerimaan/approval 4. Kemudahan/easy 5. Kesuksesan/success Pola Bahasa Sugestif Dalam memberikan sugesti kepada PBS seorang subjek, terdapat pola bahasa tertentu yang menentukan keberhasilan proses hypnosis yang disebut dengan pola bahasa sugestif. Setelah suatu rapport terjalin, tanpa memahami dan mempraktikkan pola bahasa sugestif, kemungkinan sugesti sangatlah kecil. Sebaliknya, bila rapport belum terjalin maka kemungkinan berhasil sugesti hamper mendekati nol persen. Pola bahasa sugestif meliputi prinsip berikut ini : A. Emotional Diawal kita pahami bahwa PBS memainkan peranan penting dalam menentukan tindakannya. Dengan demikian, mampu tidaknya sebuah nuansa emosional tumbuh dalam komunikasi tergantung pada keberhasilan komunikasi yang diterima dengan baik. Membangun emosional komunikasi diawali dari membangkitkan sensitivitas tiga indera utama manusia yakni visual, kinestetik, dan auditory. B. Repetition Adanya kombinasi pilihan kata yang bermakna sama dan diulang seperlunya juga mampu memperkuat nuansa emosional komunikasi. Misal, “Kami melayani konsultasi siswa kapan saja saat Anda membutuhkannya, baik pagi, siang, maupun malam selama 24 jam nonstop.” C. Present Tense Berikan suatu pernyataan tidak langsung agar lawan bicara mendapatikan sensasi emosional saat ini juga. Hindari penggunaan kata ‘akan’, ‘apabila’, ‘nantinya, dsb. Misal, “Pekerjaan Anda menjadi lebih mudah dengan menggunakan jasa kami”. D. Personal Penggunaan kalimat yang ditujukan secara pribadi akan lebih diterima pikiran bawah sadar manusia. Mengombinasikan penggunaan nama calon pembeli, terutama saat melakukan leading, dalam hal ini membimbing pola pikir calon pembeli akan berlaku lebih efektif dibandingkan dengan penggunaan kata “Anda”. 5
  • 6. - RESUME - E. Progressive Dalam pemberian sugesti, pola kesatuan kalimat yang menunjukkan suatu kondisi bertahap mutlak diperlukan. Pola kalimat yang tidak memberikan kejelasan alur, kecil kemungkinannya untuk dapat tertuju pada pikiran bawah sadar. F. Pacing-Leading Maksud prinsip ini adalah mengatur kecepatan yang sama (menyamai) dan kemudian mengarahkannya. Dalam kegiatan penjualan, pola penyisipan ide di balik fakta sangat bermanfaat dalam memberikan saran persuasif untuk mencapai proses penutupan penjualan. Mengatasi Keberatan Dalam kegiatan penjualan, keberatan dari seorang calon pembeli terhadap saran persuasif yang Anda tawarkan tentu sering Anda alami. Keberatan yang timbul biasanya merupakan keraguan atau hal lain yang membuat calon pembeli merasa belum membutuhkan apa yang Anda tawarkan. Seorang penjual professional seharusnya tidak berkecil hati, justru mencari tahu alasan penolakan sebenarnya. Keberatan-keberatan calon pembeli merupakan pernyataan jujur atau tidak patut dicermati. Dr. Billy Kueek dalam bukunya berjudul Using Psychological Techniques in Selling (2002), menekankan pentingnya analisis keberatan seperti ini melalui tiga langkah : a. Menguraikan penolakan b. Mengungkapkan tujuan atau alas an tersembunyi c. Memecahkan persoalan dan menempatkannya kembali Reframing merupakan salah satu istilah dalam NLP tentang pencarian makna baru dari sesuatu yang sebelumnya dimaknai sebagai hal yang berbeda. Sama halnya kita memberikan bingkai baru terhadap sebuah lukisan yang sama. Ini berarti, sebagai seorang penjual Anda harus tangkas mampu mengubah sudut pandang calon pembeli tanpa mengubah kejadiannya itu sendiri. Misal, harga bimbel yang lebih mahal dari competitor dapat Anda maknai sebagai sesuatu yang bonafide, berkualitas, dan ekslusif. Kadang kala, dalam penjualan terdapat calon pembeli yang melakukan keberatan dan terus bertahan dengan resistensinya. Fenomena ini cenderung ritme pengulangan yang bekerja pada PBS calon pembeli tersebut, dan untuk mengatasinya perlu dilakukan break the pattern (pemutusan pola) sehingga ritme perulangan bawah sadar tidak dimunculkan kembali. Beberapa tindakan untuk memutus pola misalnya mengubah bentuk fisiologis tubuh (posisi duduk, perubahan pola nafas, dsb), mengubah intonasi atau kecepatan suara Anda, mengubah topic pembicaraan, atau memberikan kegiatan shock effect seperti menjatuhkan pulpen secara tidak sengaja. Menutup Penjualan Menutup penjualan dengan harapan terjadi sebuah kesepakatan transaksi menjadi tujuan akhir yang dilakukan oleh seorang penjual. Kegiatan ini merupakan tahapan terakhir dalam siklus penjualan pada umumnya, dan dianggap bagian paling sulit dari seluruh proses. Sebenarnya tidak sulit proses ini hanya saja perlu diperhatikan apakah proses awal telah terjalin dengan baik atau belum. Setelah dipastikan terjalin keakraban, membangun kebutuhan, dan pemberian saran persuasif lewat penggunaan bahasa sugestif. Saat Anda jeli bahwa calon pembeli telah menerima informasi persuasif Anda dan siap mengambil keputusan. Hal yang 6
  • 7. - RESUME - bijaksana jika Anda tidak menunggu calon pembeli mengambil keputusan membeli, melainkan Andalah yang harus membimbingnya untuk membuat kesepakatan pembelian. Berikut pola penutupan penjualan dari Dr Billy Kueek dalam bukunya Using Psychological Techniques in Selling (2002), A. Menutup penjualan dengan Asumsi (Assumption Close) Pola ini didasarkan pada pemberian komunikasi yang mengasumsikan bahwa calon pembeli telah bersiap membeli dari Anda sehingga tidak ada sanggahan asumsi lagi. Misal, “Nah Pak Budi, nantinya jenis pembayaran apakah yang akan Anda lakukan transaksi ini?” B. Menutup penjualan dengan memberikan Alternatif Pilihan (Alternative Advance Close) Pola ini merupakan pengembangan dari Assumption Close, dengan memanfaatkan prinsip double binds. Misal, “Dan saat ini, apakah Bapak lebih suka melakukan pembayaran dengan cek, atau lewat pembayaran tunai?” C. Menutup penjualan dengan Memberikan Rekomendasi (Recommend Close) Memberikan rekomendasi seringkali menjadi senjata ampuh dalam menutup penjualan, karena menunjukkan kepedulian Anda terhadap pilihan produk yang memang sesuai dengan kebutuhan calon pembeli, sehingga resistensinya tidak akan timbul. Misal, “Untuk Bapak yang selalu bepergian, lebih baik Bapak memilih laptop ini dibandingkan dengan yang tadi saya tunjukkan karena kualitas baterainya yang tahan lama,…” D. Menutup penjualan dengan Membentuk Pernyataan “YES” (Yes Close) Teknik penutupan penjualan dengan pola ini memanfaatkan pola yes set artinya, kumpulkan ‘Yes kecil’ terlebih dahulu, untuk mendapatkan ‘Yes besar” sesudahnya. E. Menutup penjualan dengan Adanya “Ultimatum” (Ultimatum Close) Teknik ini bukan berarti Anda memberikan ultimatum berupa ancaman, melainkan memanfaatkan naluri manusia yang memandang perlunya sesuatu hal yang dianggap sebagai sesuatu yang langka atau jarang. Misal, “Kebetulan penawaran yang saya ajukan ini masih dalam masa promosi yang akan berakhir dua hari lagi, Pak. Jadi, jika Bapak memutuskan untuk membeli, saya sarankan untuk menetapkannya sebelum dua hari mendatang…” Mindset Positif Sebagai Penjual Membentuk pola pikir (mindset) sebagai penjual merupakan hal paling mendasar dan paling esensial bagi Anda sebagai penjual ingin berhasil dalam karir Anda di bidang penjualan. Tentu banyak penjual luar biasa yang memiliki predikat sales superstar yang uniknya tidak banyak pemahaman tentang teknik penjualan dan hanya modal semangat dan kerja keras. Semangat dan kerja keras itupun tidak begitu saja hadir dalam diri seorang penjual, pasti ada rasa percaya diri yang baik. Dalam kegiatan penjualan, percaya diri merupakan faktor penting dan pola pikir positif mendukung keberhasilan penjualan. Bagaimana mungkin Anda sebagai penjual hendak meyakinkan calon pembeli Anda membeli produk Anda jika Anda sendiri tidak yakin pada diri Anda dan produk yang Anda tawarkan. *** Sumber: Wong, Willy. Hypnosis for Selling. Cetakan 1. Jakarta. Visi Media, 2010. 7