Dokumen tersebut membahas tentang pemahaman akan ableisme sebagai akar stigmatisasi dan diskriminasi terhadap disabilitas. Ia menjelaskan tentang pengertian ableisme, sejarahnya, hubungannya dengan eugenika klasik dan neo, dua jenis ableisme yaitu fisik dan mental, bagaimana mengetahui perilaku ableis, dampak ableisme, dan cara menjadi lebih inklusif.
2. Kerangka Presentasi
Apa itu
Abelisme?
Potret atau
Sejarah
Singkat
Abelisme
Abelisme
hubungannya
dengan Eugenik
Klasik dan Neo-
Eugenics
Dua Tipe
Abelisme:
• Abelisme Fisik dan
• Abelisme Mental
Bagaimana
Mengetahui Kita
Abelis atau tidak
Menjadi Bagian
dari sistem
atau lembaga
yang Abelis
Dampak
Abelisme
Bagaimana
Menjadi Lebih
Inklusif?
4. Mengenal Model Kritis Difabilitas dan
Abelisme
Rumusan Model Kritis
Difabilitas berupaya
memahami fakta
difabilitas berdasarkan
perspektif relasi
kuasa/pengetahuan, dan
menyiapkan jenis
intervensi yang tepat bagi
difabel yang mengalami
pemerentanan akibat
relasi kuasa/pengetahuan
yang tidak imbang.
Relasi kuasa dalam
konteks difabilitas
adalah relasi antara the
abled people dan the
disabled people. Apa
yang menjadi “musuh”
dari the disabled
people adalah
pemikiran yang
didasarkan pada
normalisme the abled
people yang dikenal
sebagai Ableism.
Ableism atau abelisme
merupakan perilaku
yang menunjukkan
pemikiran dan sikap
meremehkan atau
membedakan difabel
dengan orang lain
berdasarkan
kemampuan hidup
dalam standar
normalisme—
kenormalan [tubuh].
(Ho, 2008)
5. Apa itu
Ableisme?
Ableism, atau Abelisme
adalah
prasangka/perlakuan
diskriminatif terhadap
Difabel.
Diskriminasi dapat terjadi
secara disengaja atau
tidak disengaja.
Diskriminasi berdasar
keyakinan bahwa ada cara
benar/Normal bagi
tubuh/pikiran berfungsi
dan jika menyimpang
dianggap
inferior/Abnormal.
Abelisme berpusat pada
gagasan bahwa Difabel
tidak sempurna dan perlu
diperbaiki.
Gagasan ini dapat muncul
secara personal,
Interpersonal dan
institusional
6. Sejarah
Abelisme
Pergeseran untuk
mengakui Ableism
dimulai pada gerakan
hak-hak sipil (1960-an
dan 1970-an), tetapi
istilah ini tidak
diciptakan sampai tahun
1980-an oleh para
feminis di Amerika
Serikat.
Istilah Ableism pertama
kali digunakan secara
tertulis pada 1986 oleh
Council of the London
Borough Haringey dalam
siaran pers.
Sebagai konsep,
Isme/ Abelisme
Memang baru, tapi
sejarah Abelis telah
ada jauh
sebelumnya.
Kembali di Abad
Pertengahan, difabel
dianggap ‘kerasukan
setan’ atau ‘roh jahat’.
Mereka tidak
diperhatikan atau
dipertimbangkan yang
sekarang kita anggap
layak untuk semua
orang.
7. 1800-an, Gerakan Eugenika berdiri.
Eugenika berusaha memajukan
kemanusiaan dengan hanya membiakkan
karakteristik yang "diinginkan" menjadi
manusia (Contoh, Jerman di masa Hitler
dengan NAZI berkuasa).
Eugenika: konsep klasik dan rasis
telah mendorong pengendalian
populasi melalui mekanisme
sterilisasi paksa dan pemeriksaan
pernikahan, dan para
pendukungnya menganggap orang
kulit putih sebagai ras "terbaik".
Neo-Eugenik (Saat ini), Contoh:
Kebijakan Zero Down Syndrome di
Islandia.
Kemajuan pengetahuan telah membantu kita
memahami bahwa tidak ada orang yang secara
inheren lebih baik dari orang lain, terlepas dari
berbagai cara tubuh dan pikiran kita bekerja dan
keadaan tempat mereka berada. Namun, dunia
tempat kita hidup saat ini adalah dunia yang
masih sangat Ableist
8.
9.
10. [Neo]Logisme Disabilitas
Ranah Masyarakat Ranah Kebijakan
Dalam masyarakat—khususnya di Jawa—
menggunakan beberapa istilah lokal yang terkait
kecacatan maupun disabilitas.
Pekok (Lambat berpikir), Pethok (tak bisa bicara),
Pah-poh/nyah-nyoh (Kemampuan berfikir
kurang/lambat), Edan (Gangguan jiwa), Cah
nyeng (Gangguan mental/intelektual), Pengung
(Gangguan berpikir), Goblok (Gangguan
mental/intelektual), Penthong (Kaki tidak
berfungsi), Peyok (Kaki layu/polio), Pengkor
(kaki kelainan bentuk), Buntung (Hilang anggota
badan), Picek/picak (Tidak melihat), Cah SLB
(Sekolah di SLB), Cah panti (direhabilitasi di panti
sosial), Gagu (Gangguan bicara), Budheg
(Gangguan mendengar), Solopok (Lambat
berpikir), O’on atau Oneng (Gangguan
mental/intelektual), Wong Ciri (Orang dengan
kekurangannya).
Orang yang terganggu atau kehilangan
kemampuan untuk mempertahankan
hidupnya; Orang/anak yang terganggu
pertumbuhan dan perkembangan dengan
wajar; Orang dengan kelainan fisik,
Emosional, Mental, Intelektual dan Sosial
Tjatjat, cacat, penderita tjatjat/cacat,
berkekurangan djasmani dan rokhani, orang
buta, tuli, bisu, imbeciel, atau yang
mempunyai ‘tjatjat-tjatjat djasmani atau
rochani lainnja’, anak cacat’, tuna netra, tuna
rungu, tuna daksa, tuna grahita ringan, tuna
grahita sedang, tuna laras, tuna ganda,
difabel, Penyandang Cacat’, penyandang
disabilitas
11.
12.
13.
14. Dua Jenis Ableism
Abelisme Fisik
Diskriminasi kepada difabel fisik.
Difabel fisik jarang dipertimbangkan dalam
penataan ruang publik.
Contoh: Bangunan, rambu, atau tanda yang
tidak akses
Pelabelan, Stereotif
Abelisme
Mental/Intelektual
Diskriminasi terhadap Difabel mental
(kejiwaan, neurodivergent, perkembangan)
Memisahkan siswa dfabel ke dalam
kelas/sekolah terpisah
The Abled People, menggunakan kata-kata
Abliest seperti "bodoh", "gila", "tolol",
"terbelakang“ dll”
Membayar pekerja difabel di bawah UMR
15. Bagaimana Mengetahui Jika
Seseorang Berperilaku Ableist
Mikro Agresi
(Tindakan Halus)
Menganggap Difabel sebagai
Ketidakmampuan/
Ketidakberdayaan
Meremehkan difabel; Menganggap
difabel kekanak-kanakan, tidak
berkompeten, Abnormal
Menggunakan kata-kata atau
frase ableist
Menggunakan kata-kata Ableist
melaui percakapan maupun tulisan
dan karya audio-visual.
Makro Agresi
(Diskriminasi
Langsung)
Tidak mempekerjakan difabel
karena kedisabilitasanya
Memilih lokasi pertemuan yang
tidak akses
Mengajukan pertanyaan invasif
difabel terkait kedisabilitasannya
Membuat film tanpa Subtitle,
CC, Audio Describer.
Ableist Sistemik atau
Institusional
Diam saja ketika
mengetahui bangunan tidak
akses
Ragu mempekerjakan
difabel
Tidak melibatkan difabel
dalam pekerjaan (baik
privat maupun public)
Tidak melibatkan diri
dalam kegiatan difabel
17. Dampak Ableisme
Membahayakan difabel
secara emosional
(Ungkapan dengan
kata/kalimat ableist:
Anggota DPR Buta dan
Tuli; Kamu Autis; Seperti
orang buta meraba
gajah; Orang gila:
aseksual dst.
Membahayakan difabel
secara fisik (Difabel
berjalan di jalan yang
tidak akses, transportasi
public tidak akses,
menuju bangunan yang
tidak akses).
Mendapatkan layanan
publik minimum (baik di
sektor Layanan
Pendidikan, Kesehatan,
Pariwisata,
Perpustakaan dll).
Membahayakan difabel
dalam pekerjaan mereka
(Kesempatan kerja lebih
sedikit; upah lebih
rendah, dan pendapatan
rata-rata 37% lebih
sedikit setiap tahun).
18. Bagaimana Menjadi Lebih Inklusif
Anda telah memulai
Langkah pertama untuk
menjadi tidak begitu
Ableist setelah
mempelajari Abeleisme!
Tidak ada perubahan
dapat dilakukan menjadi
lebih baik sampai kita
tahu apa yang kita
lakukan salah.
Belajar tentang
bagaimana Ableism
muncul dalam
masyarakat kita adalah
tool terbesar untuk
berperilaku inklusif.
Setelah Anda memahami
Abelisme, apa yang dapat
Anda lakukan ketika Anda
menyaksikannya, dan
bagaimana Anda dapat
menghindari perilaku
ABLEIST dalam hidup Anda?
KABAR BAIK
19. Bagaimana Melawan Ableism
Respek
Kepada
Difabel dan
Keputusan
Mereka
Double-
Check atas
ucapan,
tindakan,
dan
pemikiran
kita
Suarakan
Ableism
ketika
terjadi dan
buat orang
mengerti
itu tidak
boleh
Promosikan
Aksesibilitas
dalam
komunitas,
tempat
kerja,
Sekolah,
rumah sakit
dan tempat
lainnya
Minta
Pertanggung
jawaban
pemerintah
politisi dan
organisasi
public
Berjuang
dengan serius
bangun
Masyarakat
Inklusi
20. Dari Eksklusi ke Inklusi
DENIAL (exclusion)
ACCEPTANCE (segregation)
UNDERSTANDING
(integration/Special education)
KNOWLEDGE
(Education for All)
21. Beberapa Gagasan Tindak Lanjut
Jika Anda Pengusaha
atau pimpinan proyek,
pekerjakan lebih
banyak Difabel
Berhenti menggunakan
bahasa yang Ableist
dalam percakapan
Anda
Jangan berasumsi
Difabel dan
berbicaralah kepada
difabel seperti biasa
Jika Anda pergi ke
tempat yang tidak
akses, bicaralah
dengan staf manajerial
di lokasi tersebut
Jangan gunakan
toilet/kamar mandi
akses atau parkir di
tempat parkir akses
khusus difabel
Gunakan tangga alih-
alih lift, jadi ada lebih
banyak ruang yang
tersedia untuk
pengguna kursi roda
Ingatlah bahwa Difabel
tidak ada di sini untuk
menginspirasi orang
lain
Belajar langsung dari
penulis, pencipta, dan
aktivis Difabel di
media manapun
22. Kerja Kelompok
• Kelompok berdasarkan organisasi Mitra-BaKTI
• Identifikasi pemikiran/perlakuan Ableist yang
terjadi dalam organisasi anda (baik yang disadari
maupun yang selama ini kurang disadari—sengaja
maupun tidak sengaja)
• Diskusikan sesuai alur masalah (slide berikutnya)
• Presentasikan hasilnya
23. Alur Membahas Fenomena Abelisme (Ableist;
penyebab terjadinya Perlakuan Ableist, faktor
pendorong timbulnya sebab, dan dampak dari Ableis)
Faktor
Pendorong
Penyebab
Terjadinya
Perlakuan Ableist
BENTUK ABLEIST
[MASALAH]
Dampak ABLEIST
27. Fenomena sosial Disabilitas dapat diartikan
sebagai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan dapat diamati dalam
kehidupan sosial.
Gejala-gejala atau
peristiwa-peristiwa
yang terjadi dan
dapat diamati
kehidupan sosial.
Fenomena Sosial
Bisa diamati di level
Rumah Tangga,
Komunitas dan
Masyarakat.
28. Faktor-faktor Penyebab Fenomena Sosial
1)Faktor kultural, faktor
yang mengandung nilai
sosial yang tumbuh dan
berkembang dalam
lingkungan masyarakat.
2)Contoh: Nilai yang dianggap baik dan buruk,
benar dan salah, tabu, dst
Faktor struktural,
merupakan faktor yang
mempengaruhi struktur
masyarakat yang tersusun
oleh suatu pola tertentu.
Contoh: pola relasi antar orang atau institusi
yang hirarkis
29. Fenomena Sosial pada 3 Level
Rumah Tangga
Perempuan [Disabilitas] Kepala
Keluarga
Kekerasan Dalam Rumah Tangga
bagi Anggota Disabilitas
Kekerasan terhadap anak
dengan Disabilitas
Kecanduan game
Komunitas
Geng Motor Remaja
Tawuran antar siswa/sekolah
Diskriminasi berbasis seksualitas
Homophobia
Masyarakat
Migrasi
Endemik
Perampasan lahan
Stigmatisasi
30. SETIAP ORANG MEMILIKI
MULTI IDENTITAS
Gender/
Orientasi
Seksual
Ras
Status Sosial
Ekonomi
Pilihan
Politik/
Nasionalisme
Kepercayaan
Disabilitas
Usia
31. IDENTITAS DAN IDEOLOGI/STRUKTUR
YANG MENEKAN
IDENTITAS
Disabilitas
Queer
Ras/Etnis
Flores
Perempuan
Orang Muda
IDEOLOGI/
STRUKTUR
Ableism
Homophobia
Rasisme
Xenophobia
Seksisme
Ageism
32. PERTANYAAN UNTUK MENGENALI
INTERSEKSIONALITAS
• Komunitas mana yang dilayani dan mana yang tidak?
Mengapa?
• Siapa yang dapat berpartisipasi dan siapa yang tidak?
Mengapa?
• Siapa yang memiliki akses ke sumber daya dan
dukungan dan siapa yang tidak? Mengapa?
• Suara siapa yang didengar dan siapa yang tidak?
Mengapa?