1. Perkembangan kompetensi menyimak bahasa terjadi secara bertahap pada anak mulai dari hanya menangkap bunyi hingga mampu membedakan pola kalimat.
2. Menyimak merupakan proses mendengarkan, memahami, dan menanggapi pesan yang disampaikan secara lisan.
3. Strategi pembelajaran menyimak yang efektif antara lain memberikan tujuan yang jelas, menumbuhkan partisipasi siswa
2. Perkembangan kompetensi dalam
menyimak bahasa terjadi pada anak yang
sedang belajar bahasa.
Pada kontak pertama pada ujaran/ucapan
suatu bahasa yang masuk ke telinga
hanya terasa sebagai suatu aliran bunyi
gemuruh yang tidak berbeda.
Secara berangsur-angsur anak akan
merasakan adanya berbagai urutan bunyi.
3. Ada keteraturan turun naiknya bunyi-bunyi,
ada pula kelompok bunyi yang
berdasarkan perbedaan taraf embusan
napas.
Akhirnya anak dapat menyadari ada
beberapa gabungan fakta-fakta bahasa
yang dikenal secara arbiter, misalnya
kosa kata, kata kerja dan pernyataan-
pernyataan yang sederhana.
4. Anak mulai dapat membedakan adanya
fonem-fonem dan pola-pola kalimat.
Untuk kompetensi bahasa pertama, anak
mengharapkan adanya rentetan bunyi-
bunyi tertentu sebagai isi informasi yang
sesuai dengan pengalaman yang
mendahuluinya dalam bentuk kontak
bahasa yang mirip, sehingga perhatian
sepenuhnya dapat diarahkan kepada
item-item informasi yang lebih sulit.
5. Bagi bahasa kedua anak masih
memerlukan banyak informasi dasar yang
diharapkan sehingga perhatian yang
tersita untuk hal-hal tersebut tidak terlalu.
Pada pengertian menyimak secara luas,
penyimak bukan hanya mengerti dan
membuat penafsiran atas lambang-
lambang bunyi yang masuk ke telinga
tetapi akan selanjutnya penyimak
berusaha melakukan atau menanggapi
apa yang dimaksud oleh pesan tadi.
6. Penyimak akan berusaha memanfaatkan
hasil penafsiran tadi untuk tujuan –tujuan
lebih lanjut. Bila pesan memang
menghendaki hal itu, misal menjawab
pertanyaan, menuruti perintah.
7. Pengajaran Menyimak
Menyimak sebagai salah satu keterampilan
berbahasa yang tidak kalah pentingnya
dengan berbicara, membaca dan menulis.
Menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis hanya disajikan secara terpadu
dalam pembelajaran bahasa Indonesia
SD.
8. Peristiwa menyimak diawali dengan
mendengarkan bunyi secara langsung
atau melalui rekaman, radio, telepon, atau
televisi.
Bunyi bahasa yang ditangkap telinga,
diidentifikasi menjadi suku kata, kata,
fraze, klausa, kalimat dan wacana.
Jeda dan informasi ikut diperhatikan oleh
penyimak bunyi bahasa yang diterima
kemudian maknanya ditafsirkan kemudian
dinilai kebenarannya agar dapat
diputuskan diterima tidaknya.
9. Jadi dapat dikatakan bahwa menyimak
merupakan suatu proses yang mencakup
kegiatan mendengarkan bunyi bahasa,
mengidentifikasi, menafsirkan, menilai
bahkan mereaksi terhadap makna yang
termuat pada wacan lisan.
Menyimak pada hakekatnya merupakan
rangkaian kegiatan penggunaan bahasa
sebagai alat komunikasi.
10. Menyimak harus dikaitkan dengan
berbicara. Kedua keterampilan tersebut
merupakan proses interaksi antar warga
dalam masyarakat yang ditopang oleh
komunikasi.
Secara sederhana dikatakan bahwa
menyimak merupakan suatu proses
dalam memahami pesan yang
disampaikan melalui lisan.
11. Pesan yang diterima penyimak berupa bunyi
bahasa yang kemudian dialihkan menjadi
bentuk semula yang berupa idie atau
gagasan yang sama seperti yang sama
seperti yang dimaksud oleh pembicara.
Dengan menyimak kita menerima informasi
dari seseorang.
12. Pemahaman menyimak menjadi lebih
mudah apabila penyimak mengetahui
konteks wacana yang disimaknya.
Contoh: anak diberitahu bahwa yang
mereka simak tentang cara menanam
pepaya, apabila informasi yang mereka
simak akan lebih dipahami bilamana
informasi tersebut jelas bentuknya.
13. Penyimak yang berhasil adalah penyimak
yang dapat memanfaatkan baik
pengetahuan yang ada pada diri
penyimak dapat ditangkap dan wacana
yang disimaknya maupun pengetahuan
yang telah mereka miliki yang
berhubungan dengan materi yang mereka
simak.
Faktor penting dalam menyimak adalah
keterlibatan penyimak dalam berinteraksi
dengan pembicara.
14. Menyimak dan berbicara merupakan
keterampilan komunikasi lisan.
Komunikasi lisan tidak akan terjadi
bilamana kedua kegiatan ini tidak
berlangsung sekaligus atau tidak saling
melengkapi.
Kegiatan ini disebut kegiatan desiprokal
artinya kegiatan menyimak dan berbicara
dilakukan bersama-sama dan saling
mengisi dan saling melengkapi.
15. Faktor-faktor yang mempengaruhi menyimak:
1. Susunan informasi yang kurang jelas atau
acak-acakan.
2. Latar belakang pengetahuan penyimak.
3. Kelengkapan dan kejelasan informasi yang
disimak.
4. Pembicara lebih banyak menggunakan kata
ganti daripada menggunakan kata benda
secara lengkap, sehingga teks sulit
dipahami.
16. 5. Kecilnya daya tampung sistem ingatan
jangka pendek.
6. Beberapa lambang yang berbeda masuk
bersama-sama terserap melalui telinga.
17. Strategi Pembelajaran Menyimak
Guru yang berpengalaman dan kreatif tidak
akan mengalami kesulitan dalam memilih
strategi apa yang akan diterapkan.
Agar pembelajaran menyimak dapat
berhasil dengan guru menerapkan hal-hal
sebagai berikut:
1. Pengajaran menyimak harus mempunyai
tujuan yang jelas yang diketahui oleh guru
dan siswa.
18. 2. Pengajaran menyimak disusun yang
sederhana ke yang lebih kompleks sesuai
dengan tingkat perkembangan bahasa
siswa.
3. Pengajaran menyimak harus mampu
menumbuhkan partisipasi aktif terbuka
pada diri siswa.
4. Pengajaran menyimak harus benar-benar
mengajar bukan menguji artinya skor yang
diperoleh siswa harus dipandang sebagai
balikan bagi guru.
19. Agar pembelajaran menyimak memperoleh
hasil yang baik, strategi
pembelajarannya harus memenuhi
kriteria:
1. Relevan dengan tujuan pembelajaran
2. Menantang dan merangsang siswa
untuk belajar
3. Mengembangkan kreatifitas siswa
secara individu atau kelompok
4. Memudahkan siswa memahami materi
pelajaran
20. 5. Mengarahkan aktivitas belajar siswa
kepada tujuan pembelajaran yang telah
diterapkan
6. Mudah diterapkan dan tidak menuntut
disediakannya peralatan yang rumit
7. Menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan.
21. Strategi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Menjawab pertanyaan
2. Bermain tebak-tebakan
3. Memberi petunjuk
4. Identifikasi kalimat topik
5. Bermain pesan
6. Bercerita
7. Dramatisasi