SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 77
DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT
BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA
AIR PAYAU DAN LAUT (BPBAPL)
Jl. Raya Cipucuk No. 13, Desa Pusaka Jaya Utara Kec. Cilebar Tel/Fax (0267) 7005947
K A R A W A N G
STRUKTUR ORGANISASI
BPBAPL
(Pergub no. 113/2009)
TUGAS POKOK DAN FUNGSI
BPBAPL (Pergubno 52 tahun 2010)
TUGAS POKOK:
Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di
bidang pengembangan budidaya air
payau dan laut.
FUNGSI:
Penyelenggaraan pengkajian bahan
petunjuk teknis pengembangan
budidaya air payau dan laut;
Penyelenggaraan pengembangan
budidaya ikan air payau dan laut.
1) Menyelenggarakan penyusunan program kerja Balai;
2) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis
pengembangan budidaya ikan air payau dan laut;
3) Menyelenggarakan pembinaan teknis pengembangan
budidaya ikan air payau dan laut;
4) Menyelenggarakan pengujian dan pengembangan
teknologi budidaya ikan air payau dan laut;
5) Menyelenggarakan desiminasi teknologi melalui
pendidikan dan pelatihan serta publikasi teknis budidaya
ikan air payau dan laut;
6) Menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan ikan
air payau dan laut;
Rincian Tugas BPBAPL
7) Menyelenggarakan supervisi, monitoring dan evaluasi
penerapan teknologi budidaya ikan air payau dan laut;
8) Menyelenggarakan ketatausahaan balai;
9) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan
pertimbangan pengambilan kebijakan;
10) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja
terkait;
11) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan;
12) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Rincian Tugas BPBAPL
(lanjutan)
SDM BPBAPL
No Status Kepegawaian Jumlah
1 Pegawai Negeri Sipil 16
2 Calon Pegawai Negeri Sipil 3
3 Tenaga Kerja Kontrak -
4 Tenaga Honorer/THL 22
Jumlah 41
SUMBER DAYA MANUSIA
(KEBUTUHAN)
No Kompetensi
Kebutuhan
Minimal
Pegawai yang ada
KekuranganPNS/
CPNS
THL/
Honorer
Jumlah
1 Teknis
Perikanan
18 7 2 9 9
2 Analis
Laboratorium
8 3 3 6 2
3 Pj.Fungsional 6 - - - 6
4 Tenaga
Lapangan
23 9 13 22 1
5 Administrasi/
Tata usaha
12 - 4 4 8
Jumlah 67 19 22 41 26
SUMBER DAYA MANUSIA
(KEKURANGAN)
No Kompetensi Jumlah
Pendidikan
(minimal)
Lingkup Pekerjaan
1 Teknis Perikanan 9 S1/D4 Perikanan Teknis Budidaya Laut,
Payau dan Pembenihan
/Hatchery
2 Analis Laboratorium 2 D3 Biologi/SDP
/Lingkungan
Analis Kualitas Air,
Mikrobiologi dan PCR
3 Pj. Fungsional
(Pengawas
Bdy/Benih/Pakan,
Penyuluh, Pj HPI)
6 S1/D4 Perikanan
Desiminasi Teknologi di 6
Kab/Kota
4 Tenaga Lapangan 1 SD Penjaga Tambak/
Operator Alsin
5 Administrasi 8 SMU/SMK Administrasi
Kepegawaian, Persuratan,
keuangan dan
perlengkapan
Jumlah 26
SARANA DAN PRASARANA
No Jenis Sarpras Jumlah
1 Tambak (3 lokasi) 28,8 Ha
2 Kantor, Aula, Asrama, Mess 5 Unit
3 Rumah Dinas 13 Unit
4 Laboratorium 1 Unit
5 Hatchery & Gudang 3 Unit
6 Kendaraan Roda 4 (Mobil) 3 Unit
7 Kendaraan Roda 3 1 Unit
8 Kendaraan Roda 2
(Sepeda Motor)
7 Unit
9 Backhoe/Exchavator 1 Unit
10 Perahu motor tempel (1 GT) 1 Unit
Data Pengunjung BPBAPL
No Pengunjung
Tahun
2008 2009 2010 2011
1
Petani/Pembudidaya Ikan
- Provinsi Jawa Barat 169 253 477 200
- Luar Provinsi Jawa Barat 18 37 52
2 Pengusaha/ Swasta 31 40 79
3
Pegawai/ Dinas
- Provinsi Jawa Barat 67 157 124 82
- Kabupaten/ Kota 33 346 369 50
- Luar Provinsi Jawa Barat 11 77 78
- Pusat 18 154 63 57
- Luar Provinsi - 34 47
4 Pelajar/ Mahasiswa 197 454 735 246
5 Dosen/ Peneliti 31 42 53 51
6 Luar Negeri - 3 17 4
Jumlah 575 1.597 2.042 690
WILAYAH KERJA
Luas dan Produksi Tambak
Pantura Tahun 2011
Kab/Kota Luas Tambak
(Ha)
Produksi
(Ton)
Jumlah
Anggota
Pembudidaya
Cirebon 7.500 16.057,30 431
Kt.Cirebon 91 47,08 200
Indramayu 22.800 50.588,03 6565
Subang 10.000 18.810,14 548
Karawang 18.346 33.848,60 3887
Bekasi 12.000 21.820,89 1167
Jumlah 70.737 141.863,74 12.798
PROGRAM OPERASIONAL:
• REVITALISASI BUDIDAYA
TAMBAK PANTURA
• GAPURA
• UDANG (WINDU, VANAME, GALAH)
• BANDENG
• RUMPUT LAUT
• KOMODITAS INTRODUKSI ( Nila
Salin, Kepiting Soka)
Udang Windu
Penaeus monodon
Udang Vanname
Litopenaeus vannamei
Udang Galah
Macrobrachium rosenbergii
Ikan Bandeng
Chanos chanos
Rumput Laut
Gracillaria sp
KOMODITAS UTAMA
KOMODITAS INTRODUKSI
Ikan Nila
Oreochromis niloticus
Kepiting Soka (Soft Shell)
Scylla Serrata
KEBIJAKAN
OPERASIONAL
GERAKAN PEMBANGUNAN
PERIKANAN DI PANTURA
(GAPURA)
POLA SPATIAL KAWASAN TAMBAK PANTURA
Udang Windu Udang Vanname
Rumput Laut Bandeng
Mangrove Nila
Pemasukan air
laut
menggunakan
pompa
submersible 8”
Petak
tandon 1
(Mangrove)
dan
Bandeng
Air dialirkan
ke Petak
tandon 2
(Nila,
Bandeng,
dan Kakap)
Saluran
pemasukan
Rumput laut
(Gracillaria sp)
Saluran
pemasukan
Nila merah
(Oreochromis
niloticus)
Dialirkan ke tandon
3 melalui pompa
submersible 8”
Tandon 3 (Nila merah,
Bandeng, dan Rumput laut
(Gracillaria sp)
Membran Elektron (ME 1)
Pengisian air
menggunakan pipa 4”
Sistem Tandonisasi
MENUJU INDUSTRIALISASI UDANG INDONESIA
1. Pantura merupakan Tambak yang sangat luas di
Indonesia
2. Perkembangan tambak di Pantura dimulai sejak ratusan
tahun yang lalu, dimulai dengan budidaya bandeng.
Seiring dengan perkembangan teknologi, budidaya udang
windu mulai dilakukan pada awal tahun 80-an
3. Puncak kejayaan produksi udang windu tercapai pada
Tahun 1997
4. Produktifitas mulai menurun disebabkan karena masalah
penurunan daya dukung lingkungan akibat intensitas yang
berlebihan dan serangan penyakit.
5. Terjadi peningkatan produksi setelah introduksi udang
vaname, namun 2004 terpuruk kembali karena adanya
serangan virus WSSV dan TSV.
6. Tahun 2006 mulai terdeteksi penyakit baru seperti IMNV
dan IHHNV.
1. Memanfaatkan tambak-tambak
idle.
2. Mengembalikan kejayaan industri
udang Indonesia.
3. Meningkatkan Produkvitas dan
Produksi tambak udang.
4. Memenuhi kebutuhan bahan baku
industri pengolahan.
5. Meningkatkan pendapatan
petambak.
6. Menyediakan lapangan pekerjaan.
1. Budidaya udang windu ekstensif (tradisional)
Hanya sedikit orang yang bernyali intensif
(H.Endi, ……)
2. Budidaya udang vaname semi-intensif
3. Budidaya udang vaname intensif dan
4. Budidaya polikultur (udang (windu/vaname),
bandeng dan rumput laut (Gracillaria sp)
Berdasarkan target areal dan asumsi produktivitas masing-
masing sistem budidaya (Teknologi) Yaitu:
1. Ekstensif (U. Windu)  300 kg/ha/MT*
2. Semi-intensif (U.Vaname) 1.200 kg/ha/MT Target
Prod.Tabel 3
3. Intensif (U. Vaname)  2.400 kg/ha/MT
4. Polikulture  Udang 150-200 kg, Bandeng 500 Kg dan
Gracilaria 2.000 kg (basah) per ha/MT
(masih Uji kaji)
(*) MT = Musim Tanam
Berdasarkan sistem budidaya (tingkat teknologi) padat
tebar benur Vanname adalah sbb:
1. Ekstensif 20.000 ekor/ha/MT*
2. Semi-intensif 60.000 ekor/ha/MT
3. Intensif 150.000 ekor/ha/MT
(*) MT = Musim Tanam
KEBUTUHAN PAKAN UDANG
Pakan merupakan komponen terbesar
(60%) untuk biaya peroduksi.
Untuk revitalisasi Pantura
dibutuhkan sekitar…… ton
KEBUTUHAN MODAL KERJA
Kebutuhan biaya modal kerja dengan asumsi biaya produksi udang :
1. Windu ekstensif Rp. 20.000/kg, intensif Rp.30.000/kg
2. Vaname semi-intensif Rp. 25.000/kg
3. Vaname Intensif Rp. 30.000/kg
 Kebutuhan modal kerja tersebut termasuk: penyiapan lahan, pengadaan
sarana produksi (benur, pakan, pupuk, obat-obatan, BBM dll.)
 Biaya investasi (perbaikan tambak dan penambahan sar-pras penunjang
lainnya (irigasi, jalan produksi, instalasi listrik dll)
perlu identifikasi lapangan karena berbeda di masing-masing lokasi
PENYERAPAN TENAGA KERJA
Dengan asumsi bahwa kebutuhan tenaga kerja
untuk masing-masing sistem budidaya :
1. Ekstensif 2 orang/ha
2. Semi-intensif 3 orang/ha
3. Intensif 4 orang/ha
Perkiraan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam budidaya
udang pantura (belum termasuk multiplier effect : Pembenihan,
penggelondongan, kebun bibit,buruh persiapan tambak, buruh
panen, penyedia es, penyedia pakan, transportasi,dll)
STRATEGI PENGEMBANGAN
 Revitalisasi Tambak Udang di Pantura dilakukan dengan
menerapkan strategi pengembangan kawasan secara bertahap dan
berkesinambungan dengan memanfaatkan sumberdaya yang
tersedia guna mewujudkan usaha budidaya udang yang berdaya
saing, bertanggung jawab dan berkelanjutan, pemilihan jenis udang
yang mudah dikembangkan dan mempunyai keunggulan komparatif
serta melalui pendekatan agribisnis.
 Pengembangan kawasan tambak udang dalam satu kesatuan sistem
perlu dilakukan, sehingga memudahkan dalam penyediaan sarana
dan prasarana yang dibutuhkan, serta pemasaran hasilnya.
 Untuk menjamin tercapainya sasaran budidaya udang yang
ditetapkan harus dilakukan secara komprehensif, yang meliputi
penyediaan lahan yang baik (memenuhi persyaratan teknis tambak
udang), penyediaan sarana produksi (benih, pupuk, pakan, kapur,
pestisida dan alat mesin), penyediaan prasarana dan penyiapan
tenaga kerja serta pemasarannya.
 Disamping itu perlu didukung adanya pembinaan yang dilakukan
secara intensif dan berkelanjutan dari UPTD, UPT Ditjen Perikanan
Budidaya, Tenaga Teknis/Penyuluh Lapangan, serta memberikan
fasilitas perkreditan yang diperlukan untuk usaha budidaya udang.
 Teknologi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi daya
dukung lingkungan dan kemampuan petambak, yautu ekstensif,
semi-intensif dan intensif. Penerapan teknologi ekstensif dapat
diarahkan pada budidaya sistem organik. Dalam proses produksi
udang, harus petambak harus menerapkan prinsip-prinsip Cara
Budidaya Udang Yang Baik (CBIB) dan melaksanakan
Sertifikasinya, agar memenuhi persyaratan dan standar pasar
internasional. Oleh karena itu, di samping pelatihan teknis budidaya
udang, petambak ppeserta revitalisasi perlu diberikan sosialisasi
atau pelatihan CBIB.
Lanjutan…….
HASIL KAJIAN TEKNOLOGI
TAHUN 2011
1. Udang Windu dan Vanname
2. Nila Salin
3 Kepiting Soka
KAJI TERAP BUDIDAYA UDANG (Windu dan
Vanname) dengan TEKNOLOGI FERMENTASI
Maksud
- Optimalisasi dan stabilitas kualitas air
- Efektivitas dan Efisiensi pemberian pakan
Tujuan
- Peningkatan produktivitas tambak budidaya
udang Windu dan Vannamei
Perlakuan
- Teknologi fermentasi
- Probiotik
- Penggunaan Plastik mulsa ( Full, semi,
tanpa plastik mulsa)
Kaji Terap Budidaya Udang Windu
dengan Teknologi Fermentasi
Pelaksanaan :
Udang Windu :
- Tambak C-2, luas 4800 m2, penggunaan
plastik mulsa melapisi pematang. Kincir 4 unit
- Jumlah benur 130.000 ekor, kepadatan 27
ekor/m2
- Tanggal tebar 16 November 2011
- Kondisi cuaca musim penghujan
Kaji Terap Budidaya Udang Vanname
dengan Teknologi Fermentasi
Pelaksanaan :
- Tambak A2-1 (L=600m2) full plastik mulsa, Kincir 2
unit, tebar 64.740 ekor @ 106 ek/m2;
- A-3.2 (L =2.400m2) tanpa plastik mulsa, kincir 4
unit tebar 250.000 ekor @ 104 ekor/m2 ;
- C-3 (L= 2400 m2) pematang dilapisi plastik mulsa ,
kincir 4 unit, tebar 229.500 ekor @ 70 ek/m2,
- C-4 (L= 3.320 m2), pematang dilapisi plastik mulsa,
kincir 4 unit, tebar 230.000 ekor @ 60 ek/m2.
- Tanggal tebar 28 Oktober 2011
- Kondisi cuaca musim penghujan
TEKNIK FERMENTASI
BAHAN
Permentasi :
• Ragi 10 butir
• Gula Pasir 1 kg
• Dedak 2 kg
• Molase ½ kg
• Air 100 liter
ditaburkan 2 kali/
minggu
Probiotik : Bacyllus
sp.
Ragi Dedak
Molase Gula
Cara Pembuatan Fermentasi
• Persiapkan alat dan bahan;
• Bahan : Gula, Dedak, Ragi, Molase
sedangkan alat yang digunakan yaitu
Blong/Tong;
• Lakukan penimbangan bahan untuk tambak
ukuran 4.800 m2 dan ketinggian air 1 m
diperlukan : Gula 1 kg, Dedak 2 Kg, molase
1/2 kg, ragi 10 butir dan air 100 liter;
• Masukan air kedalam Blong sampai mengisi
1/2nya, masukan dedak, ragi yang sudah
dibubukan aduk sampai homogen, setelah
itu masukan gula dan molase yang sudah
dilarutkan kemudian tambahkan air sampai
100 liter;
• Tutup rapat supaya tidak terjadi kontaminasi;
• Proses Fermentasi memerlukan waktu 24
jam;
• Sebelum ditebarkan hasil fermentasi diuji
terlebih dahulu di lab. Mikrobiologi dan
kualitas air;
• Apabila hasil analisa laboratorium dinyatakan
aman, maka produk fermentasi siap
ditebarkan;
Cara Pembuatan Probiotik
• Persiapkan alat dan bahan;
• Probiotik yang digunakan jenis Bacillus subtilis
• Bahan : Bacillus subtilis, Media Aktivasi / Nutrien, Ragi, Molase
sedangkan alat yang digunakan yaitu Blong/Tong dan
pompa/aerator
• Lakukan penimbangan bahan dengan komposisi: Bacillus
subtilis 1 kg, Media Aktivasi 1 kg, molase 1/2 kg, ragi 10 butir
dan air 100 liter ;
• Masukan air kedalam Blong sampai mengisi 1/2nya, masukan
Bacillus subtilis , media aktivasi dan ragi yang sudah
dibubukan aduk sampai homogen, setelah itu molase yang
sudah dilarutkan kemudian tambahkan air sampai 100 liter;
• Jalankan pompa dan Lakukan sirkulasi ;
• Proses probiotik memerlukan waktu 48 jam;
Lanjutan…
• Sebelum ditebarkan hasil probiotik diuji terlebih dahulu
di lab. Mikrobiologi dan kualitas air;
• Apabila hasil analisa laboratorium dinyatakan aman,
maka produk fermentasi siap ditebarkan;
• Penebaran probitik hanya 20 liter/petak ukuran 4.800
m2 komposisi diatas untuk 100 liter apabila ingin
membuat 20 liter tinggal dikonversi.
• Proses penebaran probiotik dilakukan 1 minggu 2x
sampai udang umur 60 hari, selanjutnya dilakukan 1
minggu 1 x sampai panen
Kondisi Sumber Air dan Media Budidaya
No Sumber air Suhu pH Sal DO NH3 NH4 NO3
1 Air Laut 8,7 15-30 - - - -
2 Air Tandon 7,9 10-25 >3 - - -
3 Air Hujan 7,8 1-2 - - - -
4 Air artesis 7,7 2-4 - - - -
5 Air Budidaya 27-31 7,3-7,7 9-26 >4 0,01-0,06 0,25-1 0,2-0,3
6 Standar Bddy 25-31 6,5-7,5 25-30 >4 0,1 1 0,5
Ket : Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari pagi dan sore
Air Laut Tandon Lahan Budidaya
Hasil Sampling Pertumbuhan Udang Windu
No Umur
(hari)
Berat
Rata-rata (gram)
1 30 2,77
2 40 4,95
3 50 6,78
4 57 7,10
5 65 7,33
6 72 9,01
7 79 14,56
8 86 16,85
9 93 17,02
10 100 20,70
11 106 23,75
12 114 26,85
13 121 30,01
DATA PERTUMBUHAN
UDANG VANAME (gram)
Umur A2.1 C3 A3.2
20 0,64 0,90 0,8
40 1,77 1,83 1,91
50 2,96 3,07 3,20
72 8,4 6,68 6,99
79 9,47 7,73 8,76
93 11,14 8,91 11,90
100 12,46 10,70 11,34
107 15,34 10,89 -
114 15,92 11,22 -
121 16,55 12,03 -
128 18,86 - -
135 20,78 -
142 21,41 -
Umur A2.1 C3 A3.2
Hasil Panen Udang Vanname dengan
Teknologi Fermentasi
- Tambak A2-1 = 293,9 Kg parsial, bd masih berjalan
- Tambak A3.2 = 782 Kg, SR = 48 %, FCR = 2,1
- Tambak C-3 = 1.680 Kg, SR = 74,3 %, FCR =1,43
- Tambak C-4 = 1.375 Kg, SR = 79,6 %, FCR =1,38
KESIMPULAN
• Penggunaan Fermentasi dan Probiotik
meningkatkan kualitas air, ketahanan dan
pertumbuhan udang
• Penggunaan plastik mulsa meningkatkan
produktivitas tambak budidaya udang
vaname
• Resiko serangan HPI pada tambak yang
menggunakan platik mulsa relatif kecil
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA
IKAN NILA SALIN (Orechromis niloticus)
45
Latar Belakang:
1. Peningkatan produksi ikan nila sebagai sumber protein hewani bagi
masyarakat belum dapat dilakukan secara optimal karena terkendala
oleh penurunan kualitas genetiknya
2. Ikan nila memiliki potensi untuk ditingkatkan produksinya melalui
budidaya dengan memanfaatkan lahan tambak idle yang selama ini
belum dilakukan
3. Diperlukan ikan nila berkualitas unggul toleran salinitas tinggi
KERJASAMA DENGAN UKM, SWASTA DAN INDUSTRI
BUDIDAYA,
PENGOLAHAN IKAN, PAKAN IKAN DAN OBAT-OBATAN
1) IKAN NILA UNGGUL TOLERAN SALINITAS TINGGI
2) PAKAN PROTEIN REKOMBINAN PERTUMBUHAN
3) VAKSIN DNA STREPTOCOCCUS
TERSEDIANYA TEKNOLOGI DAN PRODUK IKAN NILA UNGGUL(NILA
SALIN + GENIT*),
PAKAN PEMACU PERTUMBUHAN DAN VAKSIN DNA
BERKEMBANGNYA USAHA BUDIDAYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM
KETAHANAN PANGAN (PENINGKATAN PRODUKSI) DAN EKSPOR
EXIT
STRATEGY
OUTPUT
BENEFIT
IMPACT
46
ROADMAP PROGRAM PRODUKSI IKAN NILA UNGGUL-BPPT
Teknik Perekayasaan
• Diallel crosing : untuk
menguji seluruh
kemungkinan kombinasi dari
varietas yang berbeda.
• Tujuannya untuk mengetahui
: Reproduksi, Pertumbuhan
Cepat, ketahanan terhadap
penyakit serta toleransi
parameter lingkungan
TEKNOLOGI BUDIDAYA
KEPITING SOKATEKNOLOGI BUDIDAYA
KEPITING SOKA
TEKNOLOGI BUDIDAYA
KEPITING ‘SOKA’
•NATURAL / ALAMI
•POPAYE
•GUNTING
NATURAL / ALAMI
1 kepiting satu
basket
Tidak ada
perlakuan /
merekayasa
kepiting moulting
• Kepiting lebih besar
sehingga dapat
menaikan harga jual
• Lama berkisar 1 – 3
bulan
POPEYE
 1 kepiting satu basket
 Dilakukan perlakuan
merekayasa kepiting
dengan memotong
kaki jalan.
 Selain itu ada sumber
lain yang mengatakan
dengan menyuntikkan
ekstrak bayam pada
tubuh kepiting.
Kepiting lebih
besar pada
bagian capit
Waktu lama
moulting berkisar
20 – 30 hari
METODE GUNTING
 Dilakukan perlakuan
merekayasa kepiting
dengan memotong
capit dan kaki jalan.
 Wadah dapat berupa
keramba bambu yang
sudah dianyam atau
tutup bawah basket.
 Lama moulting
berkisar 15 – 25 hari
PENEBARAN BENIH
• Menyortir kepiting yang sehat,
segar dan tidak lembek
• Kepiting berbobot rata- rata 60
-100 gr atau 1 Kg 10 -13 ekor
• Memeriksa secara visual
kelengkapan fisik kepiting
Pemeliharaan dan pemberian
pakan
• Pengontrolan dan pembersihan
kepiting dari lumut yang
menempel, dilakukan 3 kali
sehari atau dengan melihat ada
atau tidaknya lumut yang
menempel.
• Selama pemeliharaan
pengecekan kulaitas air tetep
dijaga agar salinitas air tidak
terjadi fluktuasi yang tinggi
sehingga daya hidup kepiting
akan bertahan lebih lama.
• Pemeliharaan antara 1 – 2 bulan
tergantung pada tingkat molting
kepiting.
Pemberian pakan berupa ikan segar (ikan rucah
berupa ikan tembang) atau keong mas sebanyak
5-10% BB/hari dengan frekuensi pemberian 1
kali/hari pada sore hari.
Sebelum pakan diberikan dicuci bersihkan dahulu
kemudian dialakukan pemotongan pakan.
PANEN
• Panen dilakukan secara selektif yaitu
memilih kepiting yang telah melakukan
molting kemudian diangkat dan
dipisahkan.
• Kepiting yang telah molting memiliki tubuh
yang sangat lunak sehingga harus hati –
hati dalam mengangkatnya
 Cara pemanenan kepiting dari keramba dengan melakukan
pengecekan
 Waktu pengecekan kepiting pada pagi hari pukul 6, siang
pukul 12, sore pukul 6 dan malam hari pukul 12.
 Kepiting yang sudah jadi soka diambil kemudian
dikumpulkan dalam wadah baskom direndam dengan air
tawar/ sebelum masuk frezzzer kepiting dibasahi dengan
kain
PENJUALAN
• Kepiting dimasukan dalam plastik satu persatu.
• Mempersiapkan sterofoam sebagai wadah
untuk pengiriman.
• Dilakukan penimbangan.
PASAR
• Exportir ( PT.Fots)
• Restauran ( rumah makan sea
food) Mang Engking (pondok
indah,muara baru), saung udang
pa martani (cibubur), haji mul
cirebon
KESIMPULAN
• Proses pemotongan kaki dan capit yang paling menentukan
tingkat persentase keberhasilan panen kepiting soka nantinya
dikarenakan apabila salah dan tidak berhati-hati saat
menggunting kaki serta capit kepiting bibit maka akan
menimbulkan dampak pendarahan pada kepiting yang sangat
berpengaruh terhadap kematian bibit sebelum sampai
ketahap "molting" atau pelunakan cangkang kepiting soka
• Sangat disarankan bagi yang baru memulai usaha ini untuk
lebih dahulu memperdalam pengetahuan dasar teknik
“pemotongan”
• Setelah dilakukan pemotongan agar tidak tergesa-gesa dan
melempar kepiting bibit kedalam kotak agar tidak menambah
kondisi "stress“ namun meletakkannya dengan perlahan-
lahan
• 1 keramba dapat membuat 56 kepiting
sedangkan dalam 1 basket dapat memuat
satu kepiting diasumsikan untuk kebutuhan
masyrakat dengan memakai keramba dapat
lebih efisien dan terjangkau
• Angka kematian yang ada sebanyak 20 - 25%
umumnya terjadi pada awal pemeliharaan
disebabkan oleh benih kepiting pada awal
penebaran tidak kuat selama perjalanan, proses
adaptasi pada lingkungan air yang baru masih
kurang, dan proses pemotongan capit dan kaki
kepiting yang kurang baik.
• Penyediaan benih masih tergantung dari alam
sehingga perlu dikembangkan Teknologi
Pembenihan Kepiting
• Restocking benih kepiting
• Konservasi mangrove dan penetapan reservaat.
PENGEMBANGAN USAHA
• PEMBERDAYAAN MASYARAKAT mll
DEMPLOT/DEMPOND & Pola Kemitraan
• Penguatan jaringan pemasaran didukung
pembangunan mini Cold Storage
TIGA ASPEK UTAMA PERLU PERBAIKAN
DALAM GAPURA
TEKNOLOGI
KELEMBAGAN INFRASTRUKTUR
PETANI/PEM
BUDIDAYA
LOKASI PELAKSANA DEMPOND ZONASI BUDIDAYA TAMBAK
KEGIATAN REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTAI UTARA
BERWAWASAN LINGKUNGAN (GAPURA UTARA) DI BPBAPL TAHUN
ANGGARAN 2011
NO KABUPATEN KOMODITAS KELOMPOK KETUA ALAMAT
1. Bekasi Bandeng Mekar Bahagia Saripudin Ds. Pantai
Bahagia, Kec.
Muaragembong
2. Karawang Bandeng
Udang Windu
Udang Vanname
Mina Wana
Bakti
Atam F Ds. Tambak
Sumur Kec.
Tirtajaya
3. Subang Udang Windu Tani Lestari Samsudi
n
Ds. Langensari
Kec. Blanakan
4. Indramayu Bandeng Cemara Jaya Darus Ds. Cemara
Kec. CantigiUdang Windu Cemara Jaya Wahidin
Udang Vanname Buyut Tarsih
Jaya
Eko
Darminto
Ds.
Lamarantarung
Kec. Cantigi
LOKASI PELAKSANA DEMPOND ZONASI BUDIDAYA TAMBAK
KEGIATAN REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTAI UTARA
BERWAWASAN LINGKUNGAN (GAPURA UTARA) DI BPBAPL TAHUN
ANGGARAN 2011
NO KABUPATEN KOMODITAS KELOMPOK KETUA ALAMAT
5. Cirebon Bandeng
Udang windu
Windu Kencana Mahmud Ds. Malakasari,
Kec. Gebang
6. Kota Cirebon Udang Vaname Budidaya Mulya Nanang Kelurahan
Kesenden
Lanjutan…
TEROBOSAN KOORDINASI
PENINGKATAN
KAPASITAS SDM
(Aparatur & Pelaku
UsahaPPTP)
PENINGKATAN
PELAYANAN
LABKESLING
PERAN LEMBAGA RISET
(Pusat Riset & BPPT) dan
UPT Ditjen Budidaya
PERGURUAN TINGGI
(IPB, STP, UNPAD DAN
ITB)
PERBANKAN (Kampung
BNI) & SWASTA
Prestasi Kinerja
• Penghargaan Adibakti Mina
Bahari Tahun 2010 Juara 1
Lomba Kinerja UPTD Tingkat
Nasional (Keputusan Menteri
Kelautan dan Perikanan RI No.
Kep.71 /Men/2010)
• Penghargaan Adibakti Mina
Bahari Tahun 2011 Juara 2
Lomba Kinerja Lab. Keskanling
Tingkat Nasional.
• Sertifikat CBIB Nomor ID-JR-
CBIB-P.0232 dengan nilai “
SANGAT BAIK (Execellent)
KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN
1. KEGIATAN TPA AL-AMANAH
2. Fasilitasi Kegiatan Hari Besar Nasional/Islam
3. Fasilitasi Olahraga Pemuda
Permasalahan dan Upaya
Pemecahan
1. Degradasi kualitas air dan lingkungan budidaya; serta
fenomena cuaca ekstrim
2. Ketersediaan benih berkualitas (SPF/SPR)
3. Kualitas dan Kuantitas Sumberdaya Manusia
4. Adanya serangan hama penyakit ikan dan udang.
5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana budidaya.
6. Minimnya permodalan bagi masyarakat.
PERMASALAHAN
 Sosialisasi budidaya tambak berwawasan lingkungan :
mangrovisasi, bifilter, tandonisasi, dan aplikasi probiotik
 Peningkatan aklimatisasi benih dan mendorong produksi
benih berkualitas (SPF/SPR)
 Meningkatkan kapabilitas SDM : pelatihan, magang, kursus
dll serta penguatan kelembagaan petambak (PPTP JABAR)
 Peningkatan monitoring HPI dan optimalisasi peran
Labkeskanling
 Menjalin koordinasi dan sinergitas dengan stakeholders
(horizontal & vertikal)
 Menjalin aksesibilitas permodalan dengan perbankan dan
lembaga keuangan lainnya ( BNI, BJB, ……….???
CSR )
PEMECAHAN MASALAH
TEKAD KAMI :
Profil bpbapl 2012

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEPERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEMustain Adinugroho
 
Menimbang SIstem Budidaya Udang Berkelanjutan
Menimbang SIstem Budidaya Udang BerkelanjutanMenimbang SIstem Budidaya Udang Berkelanjutan
Menimbang SIstem Budidaya Udang BerkelanjutanSyauqy Nurul Aziz
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiHanapi Suteja
 
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagiProspek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagiMuhammad Rizky
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...Repository Ipb
 
Tambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakauTambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakaunitahabibah
 
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Syauqy Nurul Aziz
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...Mustain Adinugroho
 
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanaminaArok Pramudhita
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur LautLaporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur Lautriasniaudin24
 
Tugas map upload
Tugas map uploadTugas map upload
Tugas map uploadBadiuzzaman
 
Materi persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksMateri persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksju adi
 
Budidaya ikan perairan sumsel
Budidaya ikan perairan sumselBudidaya ikan perairan sumsel
Budidaya ikan perairan sumselwhiedhie
 
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa dataKhasan Rohman
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Ilham saleh Lubis
 

Mais procurados (20)

PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPEPERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
PERSIAPAN WADAH DAN MEDIA - BUDIDAYA UDANG VANNAMEI DENGAN TERPAL HDPE
 
Menimbang SIstem Budidaya Udang Berkelanjutan
Menimbang SIstem Budidaya Udang BerkelanjutanMenimbang SIstem Budidaya Udang Berkelanjutan
Menimbang SIstem Budidaya Udang Berkelanjutan
 
Budidaya udang vannamei
Budidaya udang vannameiBudidaya udang vannamei
Budidaya udang vannamei
 
Bandeng
BandengBandeng
Bandeng
 
Pembenihan ikan bandeng
Pembenihan ikan bandengPembenihan ikan bandeng
Pembenihan ikan bandeng
 
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagiProspek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
Prospek budidaya ikan bandeng kabupaten sidoarjo solusi bagi
 
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
ESTIMASI DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN AREAL TAMBAK BERDA...
 
Tambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakauTambak kepiring bakau
Tambak kepiring bakau
 
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
Progres Inovasi Budidaya Udang Supra Intensif dan Pengembangan RAS Dalam Upay...
 
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
COVER SKRIPSI - BEBAN KERJA OSMOTIK, PERUBAHAN OSMOEFEKTOR DAN EFISIENSI PEMA...
 
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro  dengan wanaminaModifikasi iklim mikro  dengan wanamina
Modifikasi iklim mikro dengan wanamina
 
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur LautLaporan Manajemen Akuakultur Laut
Laporan Manajemen Akuakultur Laut
 
Tugas map upload
Tugas map uploadTugas map upload
Tugas map upload
 
Materi persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pksMateri persentase land aplikasi pks
Materi persentase land aplikasi pks
 
Makalah sumber-daya-lahan
Makalah sumber-daya-lahanMakalah sumber-daya-lahan
Makalah sumber-daya-lahan
 
Duke Pesentasi KTT
Duke Pesentasi KTTDuke Pesentasi KTT
Duke Pesentasi KTT
 
Budidaya ikan perairan sumsel
Budidaya ikan perairan sumselBudidaya ikan perairan sumsel
Budidaya ikan perairan sumsel
 
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
03 bab 3 pengumpulan dan analisa data
 
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
Analisis prospek-budidaya-tambak-udang (1)
 

Destaque

Bahan presentasi evaluasi produksi
Bahan presentasi evaluasi produksiBahan presentasi evaluasi produksi
Bahan presentasi evaluasi produksiHikmah Madani
 
Sukses budi daya
Sukses budi dayaSukses budi daya
Sukses budi dayaArief Arief
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...Repository Ipb
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiInNo JustforYou
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan BudidayaBBAP takalar
 
Sistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan KoperasiSistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan KoperasiL Helmi Haris
 
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi pada udang
Endokrinologi  kontrol hormon reproduksi pada udangEndokrinologi  kontrol hormon reproduksi pada udang
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi pada udangWiwinUMRAH
 
Pokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanPokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanahmadbindjasman
 
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang peleanAnalisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang peleanHan Hanif
 
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraAnggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraMustain Doang
 
Innovative ideas in shrimp farming
Innovative ideas in shrimp farmingInnovative ideas in shrimp farming
Innovative ideas in shrimp farmingYong Thong Poh
 
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.pptMembangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.pptAbeng Fariz
 
Budidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupangBudidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupangikarahma97
 
Jenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawarJenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawarhusnalutfi
 
Success story of shrimp farming in indonesia
Success story of shrimp farming in indonesiaSuccess story of shrimp farming in indonesia
Success story of shrimp farming in indonesiaYong Thong Poh
 
Superintensive vannamei farming
Superintensive vannamei farmingSuperintensive vannamei farming
Superintensive vannamei farmingYong Thong Poh
 

Destaque (20)

Bahan presentasi evaluasi produksi
Bahan presentasi evaluasi produksiBahan presentasi evaluasi produksi
Bahan presentasi evaluasi produksi
 
7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc7. teknologi biofloc
7. teknologi biofloc
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
Sukses budi daya
Sukses budi dayaSukses budi daya
Sukses budi daya
 
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
TINGKAT KONSUMSI OKSIGEN UDANG VANAME (Litopenaeus vannamei) DAN MODEL PENGEL...
 
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannameiSPO pembesaran litopenaeus vannamei
SPO pembesaran litopenaeus vannamei
 
Udangvaname
UdangvanameUdangvaname
Udangvaname
 
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
Monitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  BudidayaMonitoring  Kualitas  Ikan Dan  Lingkungan  Kawasan  Budidaya
Monitoring Kualitas Ikan Dan Lingkungan Kawasan Budidaya
 
Sistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan KoperasiSistem Ekonomi dan Koperasi
Sistem Ekonomi dan Koperasi
 
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi pada udang
Endokrinologi  kontrol hormon reproduksi pada udangEndokrinologi  kontrol hormon reproduksi pada udang
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi pada udang
 
Pokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikanPokdakan gelanggang ikan
Pokdakan gelanggang ikan
 
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang peleanAnalisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
Analisa usaha budidaya udang vannamei di cv. sendang pelean
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudraAnggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
Anggaran dasar kelompok usaha nelayan pesisir samudra
 
Innovative ideas in shrimp farming
Innovative ideas in shrimp farmingInnovative ideas in shrimp farming
Innovative ideas in shrimp farming
 
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.pptMembangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
Membangun sistem ekonomi kerakyatan.ppt
 
Budidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupangBudidaya ikan cupang
Budidaya ikan cupang
 
Jenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawarJenis jenis ikan air tawar
Jenis jenis ikan air tawar
 
Success story of shrimp farming in indonesia
Success story of shrimp farming in indonesiaSuccess story of shrimp farming in indonesia
Success story of shrimp farming in indonesia
 
Superintensive vannamei farming
Superintensive vannamei farmingSuperintensive vannamei farming
Superintensive vannamei farming
 

Semelhante a Profil bpbapl 2012

Ekstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdf
Ekstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdfEkstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdf
Ekstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdftaqim2
 
Juknis Penerapan Best Management Practices Bmp
Juknis Penerapan Best Management Practices BmpJuknis Penerapan Best Management Practices Bmp
Juknis Penerapan Best Management Practices Bmphadipuspito
 
migrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudi
migrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudimigrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudi
migrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudiPujoyuwonoMartosuyon
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RBio Perforasi
 
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...Operator Warnet Vast Raha
 
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415Hamdan In'ami
 
Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptx
Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptxKebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptx
Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptxindonesianseaweedast
 
Sarpras pengolahan (pak simson) edit ok
Sarpras pengolahan (pak simson) edit okSarpras pengolahan (pak simson) edit ok
Sarpras pengolahan (pak simson) edit okagus_ibnu_hasan
 
Studi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besar
Studi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besarStudi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besar
Studi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besarAchmad Fathony
 
20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...
20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...
20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...AzmahMohti
 
-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx
-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx
-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docxRachelGent199
 
Laporan pkl ari saputra
Laporan pkl ari saputraLaporan pkl ari saputra
Laporan pkl ari saputraAndi Asfian
 
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitanproses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci PacitanAchmad Fathony
 

Semelhante a Profil bpbapl 2012 (20)

Juknis_Udang_Vaname_(1).pdf
Juknis_Udang_Vaname_(1).pdfJuknis_Udang_Vaname_(1).pdf
Juknis_Udang_Vaname_(1).pdf
 
Ekstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdf
Ekstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdfEkstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdf
Ekstensif-Plus-Edit-Puslatlut-13-September-2018.pdf
 
Rktm kp karang agung
Rktm kp karang agungRktm kp karang agung
Rktm kp karang agung
 
Profil bbl batam indonesia-
Profil bbl batam  indonesia-Profil bbl batam  indonesia-
Profil bbl batam indonesia-
 
Juknis Penerapan Best Management Practices Bmp
Juknis Penerapan Best Management Practices BmpJuknis Penerapan Best Management Practices Bmp
Juknis Penerapan Best Management Practices Bmp
 
migrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudi
migrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudimigrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudi
migrasi peneliti ke brin tahun 2022 oleh wudi
 
Sos dak 2012 kelautan & perikanan
Sos dak 2012   kelautan & perikananSos dak 2012   kelautan & perikanan
Sos dak 2012 kelautan & perikanan
 
Comdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali RComdev Csr Morowali R
Comdev Csr Morowali R
 
5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan
5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan
5. bpatp retno pemanfaatan teknologi untuk kedaulatan pangan
 
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
Pengelolaan sumber-daya-alam-dan-lingkungan-hidup-menuju-industri-perikanan-r...
 
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim       080415
Pendampingan penyuluh dalam mendukung upsus jatim 080415
 
Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptx
Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptxKebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptx
Kebijakan Pengembangan Budidaya Rumput Laut 02082023.pptx
 
Sarpras pengolahan (pak simson) edit ok
Sarpras pengolahan (pak simson) edit okSarpras pengolahan (pak simson) edit ok
Sarpras pengolahan (pak simson) edit ok
 
Studi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besar
Studi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besarStudi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besar
Studi proses pembuatan bakso ikan tuna mata besar
 
Sosialisasi skp
Sosialisasi skpSosialisasi skp
Sosialisasi skp
 
20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...
20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...
20180920 Slaid Pembentangan DCP Sistem Akuakultur Tasik Chini TERKINI TERKINI...
 
-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx
-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx
-Laporan PKL I_Imanuel Sepryanto Hunga.docx
 
Laporan pkl ari saputra
Laporan pkl ari saputraLaporan pkl ari saputra
Laporan pkl ari saputra
 
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitanproses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
proses pembuatan nugget ikan tuna CV. Dewa Ruci Pacitan
 
1. penyuluhan riset balitbangtan-2018-juli 24
1. penyuluhan riset balitbangtan-2018-juli 241. penyuluhan riset balitbangtan-2018-juli 24
1. penyuluhan riset balitbangtan-2018-juli 24
 

Profil bpbapl 2012

  • 1. DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN PROVINSI JAWA BARAT BALAI PENGEMBANGAN BUDIDAYA AIR PAYAU DAN LAUT (BPBAPL) Jl. Raya Cipucuk No. 13, Desa Pusaka Jaya Utara Kec. Cilebar Tel/Fax (0267) 7005947 K A R A W A N G
  • 3. TUGAS POKOK DAN FUNGSI BPBAPL (Pergubno 52 tahun 2010) TUGAS POKOK: Melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengembangan budidaya air payau dan laut. FUNGSI: Penyelenggaraan pengkajian bahan petunjuk teknis pengembangan budidaya air payau dan laut; Penyelenggaraan pengembangan budidaya ikan air payau dan laut.
  • 4. 1) Menyelenggarakan penyusunan program kerja Balai; 2) Menyelenggarakan pengkajian bahan petunjuk teknis pengembangan budidaya ikan air payau dan laut; 3) Menyelenggarakan pembinaan teknis pengembangan budidaya ikan air payau dan laut; 4) Menyelenggarakan pengujian dan pengembangan teknologi budidaya ikan air payau dan laut; 5) Menyelenggarakan desiminasi teknologi melalui pendidikan dan pelatihan serta publikasi teknis budidaya ikan air payau dan laut; 6) Menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan ikan air payau dan laut; Rincian Tugas BPBAPL
  • 5. 7) Menyelenggarakan supervisi, monitoring dan evaluasi penerapan teknologi budidaya ikan air payau dan laut; 8) Menyelenggarakan ketatausahaan balai; 9) Menyelenggarakan telaahan staf sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan; 10) Menyelenggarakan koordinasi dengan unit kerja terkait; 11) Menyelenggarakan evaluasi dan pelaporan; 12) Menyelenggarakan tugas lain sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rincian Tugas BPBAPL (lanjutan)
  • 6. SDM BPBAPL No Status Kepegawaian Jumlah 1 Pegawai Negeri Sipil 16 2 Calon Pegawai Negeri Sipil 3 3 Tenaga Kerja Kontrak - 4 Tenaga Honorer/THL 22 Jumlah 41
  • 7. SUMBER DAYA MANUSIA (KEBUTUHAN) No Kompetensi Kebutuhan Minimal Pegawai yang ada KekuranganPNS/ CPNS THL/ Honorer Jumlah 1 Teknis Perikanan 18 7 2 9 9 2 Analis Laboratorium 8 3 3 6 2 3 Pj.Fungsional 6 - - - 6 4 Tenaga Lapangan 23 9 13 22 1 5 Administrasi/ Tata usaha 12 - 4 4 8 Jumlah 67 19 22 41 26
  • 8. SUMBER DAYA MANUSIA (KEKURANGAN) No Kompetensi Jumlah Pendidikan (minimal) Lingkup Pekerjaan 1 Teknis Perikanan 9 S1/D4 Perikanan Teknis Budidaya Laut, Payau dan Pembenihan /Hatchery 2 Analis Laboratorium 2 D3 Biologi/SDP /Lingkungan Analis Kualitas Air, Mikrobiologi dan PCR 3 Pj. Fungsional (Pengawas Bdy/Benih/Pakan, Penyuluh, Pj HPI) 6 S1/D4 Perikanan Desiminasi Teknologi di 6 Kab/Kota 4 Tenaga Lapangan 1 SD Penjaga Tambak/ Operator Alsin 5 Administrasi 8 SMU/SMK Administrasi Kepegawaian, Persuratan, keuangan dan perlengkapan Jumlah 26
  • 9. SARANA DAN PRASARANA No Jenis Sarpras Jumlah 1 Tambak (3 lokasi) 28,8 Ha 2 Kantor, Aula, Asrama, Mess 5 Unit 3 Rumah Dinas 13 Unit 4 Laboratorium 1 Unit 5 Hatchery & Gudang 3 Unit 6 Kendaraan Roda 4 (Mobil) 3 Unit 7 Kendaraan Roda 3 1 Unit 8 Kendaraan Roda 2 (Sepeda Motor) 7 Unit 9 Backhoe/Exchavator 1 Unit 10 Perahu motor tempel (1 GT) 1 Unit
  • 10. Data Pengunjung BPBAPL No Pengunjung Tahun 2008 2009 2010 2011 1 Petani/Pembudidaya Ikan - Provinsi Jawa Barat 169 253 477 200 - Luar Provinsi Jawa Barat 18 37 52 2 Pengusaha/ Swasta 31 40 79 3 Pegawai/ Dinas - Provinsi Jawa Barat 67 157 124 82 - Kabupaten/ Kota 33 346 369 50 - Luar Provinsi Jawa Barat 11 77 78 - Pusat 18 154 63 57 - Luar Provinsi - 34 47 4 Pelajar/ Mahasiswa 197 454 735 246 5 Dosen/ Peneliti 31 42 53 51 6 Luar Negeri - 3 17 4 Jumlah 575 1.597 2.042 690
  • 12. Luas dan Produksi Tambak Pantura Tahun 2011 Kab/Kota Luas Tambak (Ha) Produksi (Ton) Jumlah Anggota Pembudidaya Cirebon 7.500 16.057,30 431 Kt.Cirebon 91 47,08 200 Indramayu 22.800 50.588,03 6565 Subang 10.000 18.810,14 548 Karawang 18.346 33.848,60 3887 Bekasi 12.000 21.820,89 1167 Jumlah 70.737 141.863,74 12.798
  • 13. PROGRAM OPERASIONAL: • REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTURA • GAPURA
  • 14. • UDANG (WINDU, VANAME, GALAH) • BANDENG • RUMPUT LAUT • KOMODITAS INTRODUKSI ( Nila Salin, Kepiting Soka)
  • 15. Udang Windu Penaeus monodon Udang Vanname Litopenaeus vannamei Udang Galah Macrobrachium rosenbergii Ikan Bandeng Chanos chanos Rumput Laut Gracillaria sp KOMODITAS UTAMA
  • 16. KOMODITAS INTRODUKSI Ikan Nila Oreochromis niloticus Kepiting Soka (Soft Shell) Scylla Serrata
  • 18. POLA SPATIAL KAWASAN TAMBAK PANTURA Udang Windu Udang Vanname Rumput Laut Bandeng Mangrove Nila
  • 19. Pemasukan air laut menggunakan pompa submersible 8” Petak tandon 1 (Mangrove) dan Bandeng Air dialirkan ke Petak tandon 2 (Nila, Bandeng, dan Kakap) Saluran pemasukan Rumput laut (Gracillaria sp) Saluran pemasukan Nila merah (Oreochromis niloticus) Dialirkan ke tandon 3 melalui pompa submersible 8” Tandon 3 (Nila merah, Bandeng, dan Rumput laut (Gracillaria sp) Membran Elektron (ME 1) Pengisian air menggunakan pipa 4” Sistem Tandonisasi
  • 21. 1. Pantura merupakan Tambak yang sangat luas di Indonesia 2. Perkembangan tambak di Pantura dimulai sejak ratusan tahun yang lalu, dimulai dengan budidaya bandeng. Seiring dengan perkembangan teknologi, budidaya udang windu mulai dilakukan pada awal tahun 80-an 3. Puncak kejayaan produksi udang windu tercapai pada Tahun 1997 4. Produktifitas mulai menurun disebabkan karena masalah penurunan daya dukung lingkungan akibat intensitas yang berlebihan dan serangan penyakit. 5. Terjadi peningkatan produksi setelah introduksi udang vaname, namun 2004 terpuruk kembali karena adanya serangan virus WSSV dan TSV. 6. Tahun 2006 mulai terdeteksi penyakit baru seperti IMNV dan IHHNV.
  • 22. 1. Memanfaatkan tambak-tambak idle. 2. Mengembalikan kejayaan industri udang Indonesia. 3. Meningkatkan Produkvitas dan Produksi tambak udang. 4. Memenuhi kebutuhan bahan baku industri pengolahan. 5. Meningkatkan pendapatan petambak. 6. Menyediakan lapangan pekerjaan.
  • 23. 1. Budidaya udang windu ekstensif (tradisional) Hanya sedikit orang yang bernyali intensif (H.Endi, ……) 2. Budidaya udang vaname semi-intensif 3. Budidaya udang vaname intensif dan 4. Budidaya polikultur (udang (windu/vaname), bandeng dan rumput laut (Gracillaria sp)
  • 24. Berdasarkan target areal dan asumsi produktivitas masing- masing sistem budidaya (Teknologi) Yaitu: 1. Ekstensif (U. Windu)  300 kg/ha/MT* 2. Semi-intensif (U.Vaname) 1.200 kg/ha/MT Target Prod.Tabel 3 3. Intensif (U. Vaname)  2.400 kg/ha/MT 4. Polikulture  Udang 150-200 kg, Bandeng 500 Kg dan Gracilaria 2.000 kg (basah) per ha/MT (masih Uji kaji) (*) MT = Musim Tanam
  • 25. Berdasarkan sistem budidaya (tingkat teknologi) padat tebar benur Vanname adalah sbb: 1. Ekstensif 20.000 ekor/ha/MT* 2. Semi-intensif 60.000 ekor/ha/MT 3. Intensif 150.000 ekor/ha/MT (*) MT = Musim Tanam
  • 26. KEBUTUHAN PAKAN UDANG Pakan merupakan komponen terbesar (60%) untuk biaya peroduksi. Untuk revitalisasi Pantura dibutuhkan sekitar…… ton
  • 27. KEBUTUHAN MODAL KERJA Kebutuhan biaya modal kerja dengan asumsi biaya produksi udang : 1. Windu ekstensif Rp. 20.000/kg, intensif Rp.30.000/kg 2. Vaname semi-intensif Rp. 25.000/kg 3. Vaname Intensif Rp. 30.000/kg  Kebutuhan modal kerja tersebut termasuk: penyiapan lahan, pengadaan sarana produksi (benur, pakan, pupuk, obat-obatan, BBM dll.)  Biaya investasi (perbaikan tambak dan penambahan sar-pras penunjang lainnya (irigasi, jalan produksi, instalasi listrik dll) perlu identifikasi lapangan karena berbeda di masing-masing lokasi
  • 28. PENYERAPAN TENAGA KERJA Dengan asumsi bahwa kebutuhan tenaga kerja untuk masing-masing sistem budidaya : 1. Ekstensif 2 orang/ha 2. Semi-intensif 3 orang/ha 3. Intensif 4 orang/ha Perkiraan tenaga kerja yang terlibat langsung dalam budidaya udang pantura (belum termasuk multiplier effect : Pembenihan, penggelondongan, kebun bibit,buruh persiapan tambak, buruh panen, penyedia es, penyedia pakan, transportasi,dll)
  • 29. STRATEGI PENGEMBANGAN  Revitalisasi Tambak Udang di Pantura dilakukan dengan menerapkan strategi pengembangan kawasan secara bertahap dan berkesinambungan dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia guna mewujudkan usaha budidaya udang yang berdaya saing, bertanggung jawab dan berkelanjutan, pemilihan jenis udang yang mudah dikembangkan dan mempunyai keunggulan komparatif serta melalui pendekatan agribisnis.  Pengembangan kawasan tambak udang dalam satu kesatuan sistem perlu dilakukan, sehingga memudahkan dalam penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, serta pemasaran hasilnya.  Untuk menjamin tercapainya sasaran budidaya udang yang ditetapkan harus dilakukan secara komprehensif, yang meliputi penyediaan lahan yang baik (memenuhi persyaratan teknis tambak udang), penyediaan sarana produksi (benih, pupuk, pakan, kapur, pestisida dan alat mesin), penyediaan prasarana dan penyiapan tenaga kerja serta pemasarannya.
  • 30.  Disamping itu perlu didukung adanya pembinaan yang dilakukan secara intensif dan berkelanjutan dari UPTD, UPT Ditjen Perikanan Budidaya, Tenaga Teknis/Penyuluh Lapangan, serta memberikan fasilitas perkreditan yang diperlukan untuk usaha budidaya udang.  Teknologi yang diterapkan harus disesuaikan dengan kondisi daya dukung lingkungan dan kemampuan petambak, yautu ekstensif, semi-intensif dan intensif. Penerapan teknologi ekstensif dapat diarahkan pada budidaya sistem organik. Dalam proses produksi udang, harus petambak harus menerapkan prinsip-prinsip Cara Budidaya Udang Yang Baik (CBIB) dan melaksanakan Sertifikasinya, agar memenuhi persyaratan dan standar pasar internasional. Oleh karena itu, di samping pelatihan teknis budidaya udang, petambak ppeserta revitalisasi perlu diberikan sosialisasi atau pelatihan CBIB. Lanjutan…….
  • 31. HASIL KAJIAN TEKNOLOGI TAHUN 2011 1. Udang Windu dan Vanname 2. Nila Salin 3 Kepiting Soka
  • 32. KAJI TERAP BUDIDAYA UDANG (Windu dan Vanname) dengan TEKNOLOGI FERMENTASI Maksud - Optimalisasi dan stabilitas kualitas air - Efektivitas dan Efisiensi pemberian pakan Tujuan - Peningkatan produktivitas tambak budidaya udang Windu dan Vannamei Perlakuan - Teknologi fermentasi - Probiotik - Penggunaan Plastik mulsa ( Full, semi, tanpa plastik mulsa)
  • 33. Kaji Terap Budidaya Udang Windu dengan Teknologi Fermentasi Pelaksanaan : Udang Windu : - Tambak C-2, luas 4800 m2, penggunaan plastik mulsa melapisi pematang. Kincir 4 unit - Jumlah benur 130.000 ekor, kepadatan 27 ekor/m2 - Tanggal tebar 16 November 2011 - Kondisi cuaca musim penghujan
  • 34. Kaji Terap Budidaya Udang Vanname dengan Teknologi Fermentasi Pelaksanaan : - Tambak A2-1 (L=600m2) full plastik mulsa, Kincir 2 unit, tebar 64.740 ekor @ 106 ek/m2; - A-3.2 (L =2.400m2) tanpa plastik mulsa, kincir 4 unit tebar 250.000 ekor @ 104 ekor/m2 ; - C-3 (L= 2400 m2) pematang dilapisi plastik mulsa , kincir 4 unit, tebar 229.500 ekor @ 70 ek/m2, - C-4 (L= 3.320 m2), pematang dilapisi plastik mulsa, kincir 4 unit, tebar 230.000 ekor @ 60 ek/m2. - Tanggal tebar 28 Oktober 2011 - Kondisi cuaca musim penghujan
  • 35. TEKNIK FERMENTASI BAHAN Permentasi : • Ragi 10 butir • Gula Pasir 1 kg • Dedak 2 kg • Molase ½ kg • Air 100 liter ditaburkan 2 kali/ minggu Probiotik : Bacyllus sp. Ragi Dedak Molase Gula
  • 36. Cara Pembuatan Fermentasi • Persiapkan alat dan bahan; • Bahan : Gula, Dedak, Ragi, Molase sedangkan alat yang digunakan yaitu Blong/Tong; • Lakukan penimbangan bahan untuk tambak ukuran 4.800 m2 dan ketinggian air 1 m diperlukan : Gula 1 kg, Dedak 2 Kg, molase 1/2 kg, ragi 10 butir dan air 100 liter; • Masukan air kedalam Blong sampai mengisi 1/2nya, masukan dedak, ragi yang sudah dibubukan aduk sampai homogen, setelah itu masukan gula dan molase yang sudah dilarutkan kemudian tambahkan air sampai 100 liter; • Tutup rapat supaya tidak terjadi kontaminasi; • Proses Fermentasi memerlukan waktu 24 jam; • Sebelum ditebarkan hasil fermentasi diuji terlebih dahulu di lab. Mikrobiologi dan kualitas air; • Apabila hasil analisa laboratorium dinyatakan aman, maka produk fermentasi siap ditebarkan;
  • 37. Cara Pembuatan Probiotik • Persiapkan alat dan bahan; • Probiotik yang digunakan jenis Bacillus subtilis • Bahan : Bacillus subtilis, Media Aktivasi / Nutrien, Ragi, Molase sedangkan alat yang digunakan yaitu Blong/Tong dan pompa/aerator • Lakukan penimbangan bahan dengan komposisi: Bacillus subtilis 1 kg, Media Aktivasi 1 kg, molase 1/2 kg, ragi 10 butir dan air 100 liter ; • Masukan air kedalam Blong sampai mengisi 1/2nya, masukan Bacillus subtilis , media aktivasi dan ragi yang sudah dibubukan aduk sampai homogen, setelah itu molase yang sudah dilarutkan kemudian tambahkan air sampai 100 liter; • Jalankan pompa dan Lakukan sirkulasi ; • Proses probiotik memerlukan waktu 48 jam;
  • 38. Lanjutan… • Sebelum ditebarkan hasil probiotik diuji terlebih dahulu di lab. Mikrobiologi dan kualitas air; • Apabila hasil analisa laboratorium dinyatakan aman, maka produk fermentasi siap ditebarkan; • Penebaran probitik hanya 20 liter/petak ukuran 4.800 m2 komposisi diatas untuk 100 liter apabila ingin membuat 20 liter tinggal dikonversi. • Proses penebaran probiotik dilakukan 1 minggu 2x sampai udang umur 60 hari, selanjutnya dilakukan 1 minggu 1 x sampai panen
  • 39. Kondisi Sumber Air dan Media Budidaya No Sumber air Suhu pH Sal DO NH3 NH4 NO3 1 Air Laut 8,7 15-30 - - - - 2 Air Tandon 7,9 10-25 >3 - - - 3 Air Hujan 7,8 1-2 - - - - 4 Air artesis 7,7 2-4 - - - - 5 Air Budidaya 27-31 7,3-7,7 9-26 >4 0,01-0,06 0,25-1 0,2-0,3 6 Standar Bddy 25-31 6,5-7,5 25-30 >4 0,1 1 0,5 Ket : Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari pagi dan sore Air Laut Tandon Lahan Budidaya
  • 40. Hasil Sampling Pertumbuhan Udang Windu No Umur (hari) Berat Rata-rata (gram) 1 30 2,77 2 40 4,95 3 50 6,78 4 57 7,10 5 65 7,33 6 72 9,01 7 79 14,56 8 86 16,85 9 93 17,02 10 100 20,70 11 106 23,75 12 114 26,85 13 121 30,01
  • 41. DATA PERTUMBUHAN UDANG VANAME (gram) Umur A2.1 C3 A3.2 20 0,64 0,90 0,8 40 1,77 1,83 1,91 50 2,96 3,07 3,20 72 8,4 6,68 6,99 79 9,47 7,73 8,76 93 11,14 8,91 11,90 100 12,46 10,70 11,34 107 15,34 10,89 - 114 15,92 11,22 - 121 16,55 12,03 - 128 18,86 - - 135 20,78 - 142 21,41 - Umur A2.1 C3 A3.2
  • 42. Hasil Panen Udang Vanname dengan Teknologi Fermentasi - Tambak A2-1 = 293,9 Kg parsial, bd masih berjalan - Tambak A3.2 = 782 Kg, SR = 48 %, FCR = 2,1 - Tambak C-3 = 1.680 Kg, SR = 74,3 %, FCR =1,43 - Tambak C-4 = 1.375 Kg, SR = 79,6 %, FCR =1,38
  • 43. KESIMPULAN • Penggunaan Fermentasi dan Probiotik meningkatkan kualitas air, ketahanan dan pertumbuhan udang • Penggunaan plastik mulsa meningkatkan produktivitas tambak budidaya udang vaname • Resiko serangan HPI pada tambak yang menggunakan platik mulsa relatif kecil
  • 44. PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA IKAN NILA SALIN (Orechromis niloticus)
  • 45. 45 Latar Belakang: 1. Peningkatan produksi ikan nila sebagai sumber protein hewani bagi masyarakat belum dapat dilakukan secara optimal karena terkendala oleh penurunan kualitas genetiknya 2. Ikan nila memiliki potensi untuk ditingkatkan produksinya melalui budidaya dengan memanfaatkan lahan tambak idle yang selama ini belum dilakukan 3. Diperlukan ikan nila berkualitas unggul toleran salinitas tinggi KERJASAMA DENGAN UKM, SWASTA DAN INDUSTRI BUDIDAYA, PENGOLAHAN IKAN, PAKAN IKAN DAN OBAT-OBATAN 1) IKAN NILA UNGGUL TOLERAN SALINITAS TINGGI 2) PAKAN PROTEIN REKOMBINAN PERTUMBUHAN 3) VAKSIN DNA STREPTOCOCCUS TERSEDIANYA TEKNOLOGI DAN PRODUK IKAN NILA UNGGUL(NILA SALIN + GENIT*), PAKAN PEMACU PERTUMBUHAN DAN VAKSIN DNA BERKEMBANGNYA USAHA BUDIDAYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM KETAHANAN PANGAN (PENINGKATAN PRODUKSI) DAN EKSPOR EXIT STRATEGY OUTPUT BENEFIT IMPACT
  • 46. 46 ROADMAP PROGRAM PRODUKSI IKAN NILA UNGGUL-BPPT
  • 47. Teknik Perekayasaan • Diallel crosing : untuk menguji seluruh kemungkinan kombinasi dari varietas yang berbeda. • Tujuannya untuk mengetahui : Reproduksi, Pertumbuhan Cepat, ketahanan terhadap penyakit serta toleransi parameter lingkungan
  • 50. NATURAL / ALAMI 1 kepiting satu basket Tidak ada perlakuan / merekayasa kepiting moulting
  • 51. • Kepiting lebih besar sehingga dapat menaikan harga jual • Lama berkisar 1 – 3 bulan
  • 52. POPEYE  1 kepiting satu basket  Dilakukan perlakuan merekayasa kepiting dengan memotong kaki jalan.  Selain itu ada sumber lain yang mengatakan dengan menyuntikkan ekstrak bayam pada tubuh kepiting.
  • 53. Kepiting lebih besar pada bagian capit Waktu lama moulting berkisar 20 – 30 hari
  • 55.  Dilakukan perlakuan merekayasa kepiting dengan memotong capit dan kaki jalan.  Wadah dapat berupa keramba bambu yang sudah dianyam atau tutup bawah basket.  Lama moulting berkisar 15 – 25 hari
  • 56. PENEBARAN BENIH • Menyortir kepiting yang sehat, segar dan tidak lembek • Kepiting berbobot rata- rata 60 -100 gr atau 1 Kg 10 -13 ekor • Memeriksa secara visual kelengkapan fisik kepiting
  • 57. Pemeliharaan dan pemberian pakan • Pengontrolan dan pembersihan kepiting dari lumut yang menempel, dilakukan 3 kali sehari atau dengan melihat ada atau tidaknya lumut yang menempel. • Selama pemeliharaan pengecekan kulaitas air tetep dijaga agar salinitas air tidak terjadi fluktuasi yang tinggi sehingga daya hidup kepiting akan bertahan lebih lama. • Pemeliharaan antara 1 – 2 bulan tergantung pada tingkat molting kepiting.
  • 58. Pemberian pakan berupa ikan segar (ikan rucah berupa ikan tembang) atau keong mas sebanyak 5-10% BB/hari dengan frekuensi pemberian 1 kali/hari pada sore hari. Sebelum pakan diberikan dicuci bersihkan dahulu kemudian dialakukan pemotongan pakan.
  • 59. PANEN • Panen dilakukan secara selektif yaitu memilih kepiting yang telah melakukan molting kemudian diangkat dan dipisahkan. • Kepiting yang telah molting memiliki tubuh yang sangat lunak sehingga harus hati – hati dalam mengangkatnya
  • 60.  Cara pemanenan kepiting dari keramba dengan melakukan pengecekan  Waktu pengecekan kepiting pada pagi hari pukul 6, siang pukul 12, sore pukul 6 dan malam hari pukul 12.  Kepiting yang sudah jadi soka diambil kemudian dikumpulkan dalam wadah baskom direndam dengan air tawar/ sebelum masuk frezzzer kepiting dibasahi dengan kain
  • 61. PENJUALAN • Kepiting dimasukan dalam plastik satu persatu. • Mempersiapkan sterofoam sebagai wadah untuk pengiriman. • Dilakukan penimbangan.
  • 62. PASAR • Exportir ( PT.Fots) • Restauran ( rumah makan sea food) Mang Engking (pondok indah,muara baru), saung udang pa martani (cibubur), haji mul cirebon
  • 63. KESIMPULAN • Proses pemotongan kaki dan capit yang paling menentukan tingkat persentase keberhasilan panen kepiting soka nantinya dikarenakan apabila salah dan tidak berhati-hati saat menggunting kaki serta capit kepiting bibit maka akan menimbulkan dampak pendarahan pada kepiting yang sangat berpengaruh terhadap kematian bibit sebelum sampai ketahap "molting" atau pelunakan cangkang kepiting soka • Sangat disarankan bagi yang baru memulai usaha ini untuk lebih dahulu memperdalam pengetahuan dasar teknik “pemotongan” • Setelah dilakukan pemotongan agar tidak tergesa-gesa dan melempar kepiting bibit kedalam kotak agar tidak menambah kondisi "stress“ namun meletakkannya dengan perlahan- lahan
  • 64. • 1 keramba dapat membuat 56 kepiting sedangkan dalam 1 basket dapat memuat satu kepiting diasumsikan untuk kebutuhan masyrakat dengan memakai keramba dapat lebih efisien dan terjangkau
  • 65. • Angka kematian yang ada sebanyak 20 - 25% umumnya terjadi pada awal pemeliharaan disebabkan oleh benih kepiting pada awal penebaran tidak kuat selama perjalanan, proses adaptasi pada lingkungan air yang baru masih kurang, dan proses pemotongan capit dan kaki kepiting yang kurang baik. • Penyediaan benih masih tergantung dari alam sehingga perlu dikembangkan Teknologi Pembenihan Kepiting • Restocking benih kepiting • Konservasi mangrove dan penetapan reservaat.
  • 66. PENGEMBANGAN USAHA • PEMBERDAYAAN MASYARAKAT mll DEMPLOT/DEMPOND & Pola Kemitraan • Penguatan jaringan pemasaran didukung pembangunan mini Cold Storage
  • 67. TIGA ASPEK UTAMA PERLU PERBAIKAN DALAM GAPURA TEKNOLOGI KELEMBAGAN INFRASTRUKTUR PETANI/PEM BUDIDAYA
  • 68. LOKASI PELAKSANA DEMPOND ZONASI BUDIDAYA TAMBAK KEGIATAN REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTAI UTARA BERWAWASAN LINGKUNGAN (GAPURA UTARA) DI BPBAPL TAHUN ANGGARAN 2011 NO KABUPATEN KOMODITAS KELOMPOK KETUA ALAMAT 1. Bekasi Bandeng Mekar Bahagia Saripudin Ds. Pantai Bahagia, Kec. Muaragembong 2. Karawang Bandeng Udang Windu Udang Vanname Mina Wana Bakti Atam F Ds. Tambak Sumur Kec. Tirtajaya 3. Subang Udang Windu Tani Lestari Samsudi n Ds. Langensari Kec. Blanakan 4. Indramayu Bandeng Cemara Jaya Darus Ds. Cemara Kec. CantigiUdang Windu Cemara Jaya Wahidin Udang Vanname Buyut Tarsih Jaya Eko Darminto Ds. Lamarantarung Kec. Cantigi
  • 69. LOKASI PELAKSANA DEMPOND ZONASI BUDIDAYA TAMBAK KEGIATAN REVITALISASI BUDIDAYA TAMBAK PANTAI UTARA BERWAWASAN LINGKUNGAN (GAPURA UTARA) DI BPBAPL TAHUN ANGGARAN 2011 NO KABUPATEN KOMODITAS KELOMPOK KETUA ALAMAT 5. Cirebon Bandeng Udang windu Windu Kencana Mahmud Ds. Malakasari, Kec. Gebang 6. Kota Cirebon Udang Vaname Budidaya Mulya Nanang Kelurahan Kesenden Lanjutan…
  • 70. TEROBOSAN KOORDINASI PENINGKATAN KAPASITAS SDM (Aparatur & Pelaku UsahaPPTP) PENINGKATAN PELAYANAN LABKESLING PERAN LEMBAGA RISET (Pusat Riset & BPPT) dan UPT Ditjen Budidaya PERGURUAN TINGGI (IPB, STP, UNPAD DAN ITB) PERBANKAN (Kampung BNI) & SWASTA
  • 71. Prestasi Kinerja • Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2010 Juara 1 Lomba Kinerja UPTD Tingkat Nasional (Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. Kep.71 /Men/2010) • Penghargaan Adibakti Mina Bahari Tahun 2011 Juara 2 Lomba Kinerja Lab. Keskanling Tingkat Nasional. • Sertifikat CBIB Nomor ID-JR- CBIB-P.0232 dengan nilai “ SANGAT BAIK (Execellent)
  • 72. KEGIATAN SOSIAL KEMASYARAKATAN 1. KEGIATAN TPA AL-AMANAH
  • 73. 2. Fasilitasi Kegiatan Hari Besar Nasional/Islam 3. Fasilitasi Olahraga Pemuda
  • 74. Permasalahan dan Upaya Pemecahan 1. Degradasi kualitas air dan lingkungan budidaya; serta fenomena cuaca ekstrim 2. Ketersediaan benih berkualitas (SPF/SPR) 3. Kualitas dan Kuantitas Sumberdaya Manusia 4. Adanya serangan hama penyakit ikan dan udang. 5. Masih terbatasnya sarana dan prasarana budidaya. 6. Minimnya permodalan bagi masyarakat. PERMASALAHAN
  • 75.  Sosialisasi budidaya tambak berwawasan lingkungan : mangrovisasi, bifilter, tandonisasi, dan aplikasi probiotik  Peningkatan aklimatisasi benih dan mendorong produksi benih berkualitas (SPF/SPR)  Meningkatkan kapabilitas SDM : pelatihan, magang, kursus dll serta penguatan kelembagaan petambak (PPTP JABAR)  Peningkatan monitoring HPI dan optimalisasi peran Labkeskanling  Menjalin koordinasi dan sinergitas dengan stakeholders (horizontal & vertikal)  Menjalin aksesibilitas permodalan dengan perbankan dan lembaga keuangan lainnya ( BNI, BJB, ……….??? CSR ) PEMECAHAN MASALAH