SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 46
Baixar para ler offline
1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani
Jemaah Haji bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas sebagai tindak lanjut dari Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1394 / MENKES / SK / 2002 tentang
Penyelenggaraan Kesehatan Haji.

Pedoman ini merupakan bagian dari Sistem Pembinaan Kesehatan Jemaah haji di Tanah Air
khususnya di Puskesmas, sehingga dalam pelaksanaannya pembinaan merupakan kegiatan
yang terpadu dan berkesinambungan untuk mempersiapkan Jemaah Haji agar mampu secara
fisik, sehat dan mandiri.

Pedoman ini mencakup substansi, konsep dasar dan metode pelaksanaan pembinaan
kebugaran jasmani di Puskesmas dan jejaringnya , peran serta masyarakat melalui UKBM
(Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan Kelompok olahraga masyarakat serta
kemitraan dengan Lintas Sektor.

Mudah-mudahan Pedoman ini dapat menjadi acuan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas
untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebugaran Jemaah Haji Indonesia sehingga dapat
menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Jemaah Haji.

Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
pedoman ini, kami sampaikan terima kasih atas dedikasinya. Semoga pedoman ini bermanfaat
dalam pembinaan kesehatan Jemaah Haji Indonesia.

Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




                                                                                      2
SAMBUTAN
Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan RI yaitu mewujudkan masyarakat mandiri untuk
hidup sehat yaitu kemandirian dapat dicapai melalui berbagai upaya antara lain penggunaan
alat, metode dan teknologi kesehatan yang tepat guna, sarana pelayanan kesehatan yang
terjangkau oleh masyarakat dan biaya kesehatan yang terjangkau. Hal tersebut membutuhkan
model pembinaan kesehatan yang terbukti efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat termasuk jemaah haji.

Pembinaan kesehatan merupakan upaya pembinaan holistik yang dilakukan kepada
perorangan atau kelompok calon jemaah haji secara paripurna pada semua tahap
penyelenggaraan ibadah haji sejak calon jemaah haji mendaftar sampai kembali ke Tanah Air.

Pembinaan kesehatan jemaah haji di Tanah Air berawal dari tingkat Puskesmas setelah
dilakukan pemeriksaan kesehatan I baik bagi jemaah haji yang sehat maupun jemaah haji risti
setelah dilakukan pemeriksaan rujukan.
Pembinaan kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian dari sistem pembinaan
kesehatan jemaah haji di Puskesmas, untuk itu dibutuhkan petugas kesehatan yang mampu
menganalisis faktor risiko penyakit dan merencanakan serta melakukan pelaksanaan
pembinaan kebugaran jasmani .
Dalam melaksanakan pembinaan kebugaran jemaah haji tentunya perlu memperhatikan
adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat, kemitraan dengan UKBM, Lintas Sektor
terkait dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji serta Kelompok Olahraga masyarakat.
Melalui pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji secara terintegrasi dan berkesinambungan
diharapkan dapat.tercapai jemaah haji Indonesia yang sehat dan bugar untuk dapat
melaksanakan kegiatan ibadah haji secara optimal.



Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.




                                                                                             3
TIM PENYUSUN
1. Abdul Hafiz, SKM,MM              (Subdit Kesehatan Haji)

2. Drg. Abdul Halim, MPPH           (Biro Umum)

3. Drs. H. Ade Marfuddin, MM        (Yayasan Gema Hati)

4. Dr. Eny Riangwati Tanzil, SpKO   (Subdit BUK Perkotaan dan Olahraga)

5. Dr. Ferina Andayani              (Subdit Kesehatan Haji)

6. Drg. Hermanto Setia Hadi, MS     (Subdit BUK Indera dan Usila)

7. Dr. Imran Agus Nurali, SpKO      (Subdit BUK Perkotaan dan Olahraga)

8. Dra. Sri Koesminarti             (Pusat Promosi Kesehatan)

9. Dr. Noviar Mahmud, SpKO          (PDSKO)

10. Dr. Onzat Razak, MKes           (BKOM Bandung)

11. Dr. R. Wisnu Hidayat, SpKO      (PS – IKO FKUI)

12. Dr. Siti Zaenar, MKes           (Subdit IKD & UKBM)

13. Drs. Supriyadi                  (Yayasan Jantung Indonesia)

14. DR.Drs. Sofyan Hanif, MPd       (FIK-Universitas. Negeri Jakarta)

15. Dr. Wahyudi Hartono, MS         (Direktorat Bina Kesehatan Kerja)

16. Widio Djatmiko, SKM,MM          (Sudbit BUK Perkotaan dan Olahraga)



Sekretariat :

1. Dr. Fathonah

2. Drs. Ari Sanistioro

3. Evi Anggraeni

4. Anisah Lutfinati, AMG

5. Suharto

6. Sudarmi

7. Dikam




                                                                          4
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR                                                           2

SAMBUTAN                                                                 3

TIM PENYUSUN                                                             4

DAFTAR ISI                                                               5

BAB I     PENDAHULUAN                                                    6

          A. LATAR BELAKANG                                              6

          B. TUJUAN                                                      8

             1. TUJUAN UMUM                                              8

             2. TUJUAN KHUSUS                                            8

          C. DASAR HUKUM                                                 8

BAB II    RUANG LINGKUP                                                  9

          A. PENGERTIAN                                                  9

          B. SASARAN                                                 10

BAB III   KONSEP DASAR : IBADAH HAJI, KEBUGARAN DAN LATIHAN FISIK   11

          A. IBADAH HAJI                                             11

          B. KEBUGARAN JASMANI                                       11

          C. LATIHAN FISIK                                           13

BAB IV    PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI                                19

          A. PERENCANAAN                                             20

          B. PELAKSANAAN                                             24

          C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI                                 37

BAB V     PENUTUP                                                    38

KEPUSTAKAAN                                                          39

LAMPIRAN – LAMPIRAN                                                  40



                                                                             5
BAB
                                                                              I
                          PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG :

  Ibadah haji sebagai rukun Islam ke-5 merupakan kewajiban umat islam karena Allah
  SWT dan menurut Surat Al Imran ayat 97 merupakan kewajiban bagi orang-orang yang
  sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah yaitu mampu dalam pembiayaan,
  pengetahuan,    kesehatan jasmani dan rohani. Kemampuan jasmani dan rohani
  merupakan salah satu syarat kelayakan untuk beribadah haji (istithoah) berdasarkan
  hasil pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari penyelenggaraan ibadah haji.


  Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan
  perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga dapat menunaikan
  ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Penyelenggaraan dilakukan
  melalui sistem dan manajemen yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat
  berjalan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai tuntunan agama serta jemaah haji
  dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur.
  Sesuai dengan Undang-Undang nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan
  Ibadah Haji, Menteri Kesehatan bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan dan
  pelayanan kesehatan ibadah haji baik pada saat persiapan maupun pelaksaanaan
  penyelenggaraan ibadah haji.


  Faktor-faktor internal dan eksternal jemaah haji mempengaruhi angka kesakitan dan
  angka kematian jemaah haji . Faktor internal antara lain tingkat kebugaran jasmani yang
  masih kurang dan sudah menderita penyakit sejak dari tanah air.
  Data perbandingan jumlah jemaah haji berdasarkan kelompok usia dalam 3 tahun
   terakhir (tahun 2006 – 2008) adalah : kelompok usia < 50 tahun (50,6% ; 52,3% dan
   43%) dan kelompok usia ≥ 50 tahun (49,4% ; 47,7% dan 57%).
  Sesuai dengan International Classification of Disease - X (ICD-X), data penyebab utama
   penyakit jemaah haji Indonesia yang berobat jalan pada tahun 2008 adalah penyakit

                                                                                       6
sistem pernapasan (54,1%), penyakit sistem otot, tulang dan jaringan penyambung
(11,1%), penyakit sistem sirkulasi (10,7%) dan penyakit sistem pencernaan (9,7%).
Sedangkan penyebab utama angka kesakitan yang dirawat inap adalah : penyakit
sistem pernapasan (27%), penyakit sistem sirkulasi (24,5%), penyakit sistem
pencernaan (15,1%). Data penyebab utama kematian adalah : penyakit sistem sirkulasi
(66,4%), penyakit sistem pernapasan (28%), penyakit sistem saraf (1,6%) dan
neoplasma (1,3%).
Jumlah jemaah haji wafat berdasarkan kelompok umur pada 2 tahun terakhir (2007 –
2008) berturut-turut yaitu kelompok usia < 40 tahun (1,7% ; 9%) , kelompok usia 40 –
50 tahun (7,6% ; 7%), kelompok usia 51 – 60 tahun (23,2% ; 21,5%),   kelompok usia
61 – 70 tahun (35,7% ; 36,5%) dan kelompok usia > 70 tahun (31,8% ; 33,9%).
Berdasarkan data-data tersebut dapat diasumsikan bahwa bagi kelompok usia ≥ 50
tahun dengan atau tanpa faktor resiko penyakit, kemampuan kesehatan termasuk
kemampuan fisik sangat mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian jemaah
haji.


Penyelenggaraan pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas mencakup aspek
pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam beribadah haji yang memenuhi kaidah
beribadah dan kemampuan fisik untuk melakukannya. Pelayanan kesehatan terhadap
jemaah haji di Puskesmas meliputi upaya-upaya promotif , preventif, kuratif, dan
rehabilitatif agar setiap jemaah haji dapat menunaikan ibadah dengan kondisi
kesehatan yang tetap terjaga.


Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pemeriksaan kesehatan I dan pemeriksaan
kebugaran jasmani serta pembinaannya sangat penting untuk menjaga kondisi prima
jemaah haji saat melakukan ibadah haji.             Selama ini Puskesmas melakukan
pemeriksaan kesehatan I meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan
melakukan pembinaan untuk mengatasi penyakit yang diderita, namun belum disertai
dengan pembinaan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Oleh karena itu petugas
kesehatan di Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan dasar memerlukan
peningkatan kemampuan untuk melakukan upaya pembinaan kebugaran jasmani bagi
jemaah haji.


Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas
atau institusi kesehatan lain dalam membina jemaah haji untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, sehingga angka kesakitan dan kematian jemaah haji selama
beribadah haji di Arab Saudi dapat diminimalisir.

                                                                                     7
B. TUJUAN

  1. Tujuan Umum:
       Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembinaan kebugaran jasmani bagi
       jemaah haji di Puskesmas sehingga tercapai jemaah haji Indonesia yang sehat dan
       bugar.


  2. Tujuan Khusus:
       a. Terlaksananya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan
          di Puskesmas dalam melakukan pelayanan kebugaran jasmani bagi jemaah haji;
       b. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas
          dalam menyusun perencanaan kegiatan pembinaan kebugaran jasmani jemaah
          haji;
       c. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas
          dalam penatalaksanaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji sehat dan jemaah
          haji risti;
       d. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan
          monitoring dan evaluasi kebugaran jemaah haji di Puskesmas;
       e. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan untuk melakukan
          pemberdayaan jemaah haji dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya.


C. DASAR HUKUM:

  1.   Undang-Undang RI, nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;

  2.   Undang-Undang RI, nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen;

  3.   Undang-Undang RI, nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

  4.   Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 1394/ Menkes/ SK/ XI/2002 tentang
       Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia;

  5.   Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem
       Kesehatan Nasional;

  6.   Keputusan Menteri Kesehatan RI , nomor 128/Menkes/SK/II/2004           tentang
       Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat;

  7.   Peraturan Menteri Kesehatan RI, nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang
       Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.




                                                                                    8
BAB
                                                                          II


                        RUANG LINGKUP

A. PENGERTIAN

  1. Kebugaran jasmani

     Adalah kemampuan tubuh         seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari
     dalam jangka waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

  2. Aktivitas fisik
     Adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga dan
     energi.
     Contoh: membersihkan rumah, mencuci, menyeterika, memasak, berkebun, naik-
     turun tangga, berjalan kaki, mencuci kendaraan, dll.
  3. Latihan fisik
     Adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara         terstruktur dan
     terencana dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
     Contoh: stretching, latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan, jalan cepat,
     jogging, sit-up/push-up, senam aerobik, bersepeda , dll
  4. Jemaah haji

     Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah
     mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang
     ditetapkan.



  5. Jemaah haji sehat

     Adalah Jemaah haji yang pada pemeriksaan kesehatan dinyatakan tidak memiliki
     faktor risiko terhadap penyakit dan tidak menyandang penyakit tertentu yang dapat
     mempengaruhi kondisinya selama menjalankan ibadah haji.




                                                                                    9
6. Jemaah haji risiko tinggi kesehatan (Jemaah Haji Risti)

     Adalah jemaah haji yang memiliki satu atau lebih keadaan fisik atau psikis yang
     dapat memperburuk kesehatannya selama melaksanakan perjalanan ibadah haji.

     Contoh: usia lanjut, memiliki riwayat hipertensi, diabetes diabetes, penyakit paru
     obstruksi kronis (PPOK), penyakit jantung, obesitas, riwayat psikiatri, dll.

  7. Faktor risiko penyakit
     Adalah keadaan         fisik yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan
     aktivitas fisik atau latihan fisik.
     Contoh: usia  40 tahun, obesitas, hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit jantung,
     penyakit diabetes melitus, PPOK, gangguan psikiatri, osteoporosis, osteoarthritis,
     dll.
  8. Puskesmas
     Adalah       unit    pelaksana    teknis    Dinas     Kesehatan   Kabupaten/Kota   yang
     bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
     wilayah kerja.
  9. Petugas Kesehatan
     Adalah Petugas kesehatan di Puskesmas yang mengelola program pembinaan
     kesehatan haji.
  10. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
     Adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan
     masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dibina oleh
     Puskesmas, Lintas Sektor dan lembaga terkait lainnya.
     Contoh :
     1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos
            kesehatan      Pesantren       (Poskestren),    SBH   (Saka    Bhakti   Husada),
            Posyandu/Kelompok Lansia, Posyandu PTM, Posbindu, Kelompok Jantung
            Sehat, dll.
     2. Bentuk kelompok yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana pembinaan
            kesehatan haji seperti: Kelompok Bimbingan Manasik Haji, Kelompok Bimbingan
            Ibadah Haji (KBIH), Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Majelis Ta’lim,
            Yayasan Gema Hati, dll.


B. SASARAN
  Sasaran buku pedoman ini adalah petugas kesehatan di Puskesmas.




                                                                                         10
BAB
                                                                                 III
                               KONSEP DASAR
       IBADAH HAJI, KEBUGARAN JASMANI dan LATIHAN FISIK


A. IBADAH HAJI
   Merupakan kegiatan ibadah wajib yang memerlukan kesiapan fisik yang prima karena
   mengandung aktifitas fisik yang lebih berat dari kegiatan kita sehari-hari.


   Aktivitas fisik yang dimaksud di atas adalah :
   1. Sholat 5 waktu di Mesjidil Haram / Mesjid Nabawi :
      Berjalan dari pemondokan atau batas masuk kendaraan ke area Masjidil Haram atau
      Masjid Nabawi.
   2. Tawaf :
      Berjalan mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam sebanyak 7 kali.
   3. Sa’I :
      Berjalan atau berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali (7 x ±
      420 meter = 2, 9 Km).
   4. Kegiatan Armuna (Arofah, Muzdalifah dan Mina) :
      Wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah termasuk melontar jumroh
   5. Kegiatan lain, seperti :
      Kegiatan dari daerah asal ke embarkasi, di pesawat, ziarah selama di Tanah Suci dan
      kepulangan di Tanah Air.



B. KEBUGARAN JASMANI
   Pemeliharaan kebugaran jasmani bagi Jemaah haji dimaksudkan sebagai sarana mencapai
   dan menjamin kondisi kesehatan yang optimal menjelang keberangkatan sampai kembali
   ke Tanah Air. Pelaksanaannya dapat secara mandiri dan kelompok, berkesinambungan
   sejak di daerah asal, di perjalanan, embarkasi / debarkasi haji, selama di Arab Saudi dan
   setelah kembali ke Tanah Air.


                                                                                           11
Komponen Kebugaran Jasmani : terdiri dari 2 kelompok yaitu

   1. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health related fitness)
      Terdiri dari : daya tahan jantung-paru, daya tahan dan kekuatan otot, fleksibilitas dan
      komposisi tubuh.

      a. Daya tahan jantung-paru (Cardiorespiratory endurance)

          -   merupakan komponen yang terpenting dalam penilaian status kebugaran
              jasmani atau stamina seseorang dan sangat dibutuhkan dalam kegiatan ibadah
              haji

          -   besarnya daya tahan jantung-paru diukur dengan menilai volume oksigen
              maksimal yang dapat digunakan oleh tubuh (VO2max)

      b. Kekuatan dan Daya tahan otot (Muscle Strength and endurance)

          -   adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berulang-ulang
              terhadap suatu beban submaksimal dan maksimal dalam jangka waktu tertentu

          -   merupakan kemampuan untuk mengatasi kelelahan dan penurunan kekuatan
              otot ini akan mengganggu keseimbangan tubuh dan peningkatan risiko jatuh

          -   pada kegiatan ibadah haji kekuatan dan daya tahan otot           sangat diperlukan
              pada tungkai, lengan dan punggung misalnya saat melakukan tawaf, melontar
              jumroh,    naik turun tangga , kegiatan yang banyak berdiri dan berjalan,
              membawa barang bawaan dsb.

      c. Fleksibilitas / Kelenturan (Flexibility)

          -   adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak
              sendi secara maksimal

          -   keleluasaan gerak tubuh pada persendian sangat dipengaruhi oleh elastisitas
              otot, tendon dan ligamen sekitar sendi serta sendi itu sendiri

          -   mempengaruhi      postur      tubuh   seseorang,   mempermudah      gerak   tubuh,
              mengurangi kekakuan, meningkatkan ketrampilan dan mengurangi risiko
              terjadinya cedera.

      d. Komposisi tubuh (Body composition)

          -   terdiri dari massa tubuh tanpa lemak dan lemak tubuh.

          -   Parameternya terdiri dari :


                                                                                             12
•     Indeks mass tubuh adalah berat badan yang diukur dalam satuan Kg dibagi
                   tinggi badan dalam Meter kuadrat yang menggambarkan proporsi berat
                   badan terhadap tinggi badan.

             •     Ukuran Lingkar Pinggang

  2. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill related fitness)

     Terdiri dari komponen kecepatan gerak, kelincahan, keseimbangan, waktu/ kecepatan
     reaksi, koordinasi dan daya ledak otot.

  Berdasarkan hal tersebut diatas, komponen kebugaran jasmani yang penting bagi jemaah
  haji adalah :


     1. Daya tahan jantung-paru (kardiorespirasi)
     2. Kekuatan dan daya tahan otot
     3. Kelenturan
     4. Keseimbangan
     5. Daya ledak otot (power)



C. LATIHAN FISIK BAGI JEMAAH HAJI :

  Jemaah haji sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik di rumah setiap hari secara teratur
  disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Sementara bagi jemaah haji yang bekerja tetap
  melakukan aktivitas fisik di tempat kerja seperti naik turun tangga, berjalan cepat antar
  ruangan, dll.
  Kebugaran jasmani yang baik dapat dicapai dengan menambah aktivitas fisik dengan
  latihan fisik sebelum, selama dan setelah beribadah haji secara baik, benar, terukur dan
  teratur. Jemaah haji risiko tinggi yang akan melakukan latihan fisik harus dengan
  pertimbangan medis yang cukup dengan prinsip aman dan memberikan manfaat yang
  optimal, sehingga dapat meningkatkan kondisi fisik jemaah haji.

  1. MANFAAT LATIHAN FISIK :
     a. Mengendalikan atau mengendalikan berat badan, sehingga menurunkan risiko
         menjadi obesitas;

     b. Mencegah, menurunkan atau mengendalikan tekanan darah tinggi;
     c. Mencegah, menurunkan atau mengendalikan gula darah pada penderita diabetes
         tipe 2;
     d. Memperkuat otot jantung dan meningkatkan kapasitas jantung;
     e. Mengurangi risiko penyakit pembuluh darah tepi;

                                                                                        13
f.   Meningkatkan kadar kolesterol HDL;
  g. Menurunkan kadar kolesterol LDL;
  h. Mencegah atau mengurangi terkena risiko osteoporosis pada wanita;
  i.   Membantu mengendalikan stress dan mengurangi kecemasan serta depresi dan
       menimbulkan rasa percaya diri khususnya pada kegiatan yang dilakukan secara
       berkelompok;
  j.   Memperbaiki fleksibiltas otot dan sendi serta memperbaiki postur tubuh sehingga
       dapat mencegah nyeri punggung bawah;
  k. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi risiko penyakit menular
       (misalnya influenza);
  l.   Meningkatkan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap perubahan suhu dan
       kelembaban lingkungan (aklimatisasi).


2. KONTRA INDIKASI LATIHAN :

  a. Kontra Indikasi mutlak :

       Pada kondisi ini jemaah haji sama sekali tidak dianjurkan untuk melakukan latihan
       fisik.

       1. Ada kelainan EKG istirahat , dengan adanya kemungkinan infark

       2. Angina pectoris tidak stabil

       3. Aritmia Ventrikel tidak terkontrol

       4. Hipertensi tidak terkontrol

       5. Diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol atau Diabetes tipe 1

       6. Thrombophlebitis

       7. Infeksi akut

       8. Psikosis

  b. Kontra Indikasi relatif :
     Pada kondisi ini jemaah haji dapat melakukan latihan fisik dengan pengawasan
       tenaga kesehatan terlatih
       1. Gangguan elektrolit darah
       2. Hipertensi ≥ 160 / 100 mmHg
       3. Kadar gula darah sewaktu ≥ 250 mg/dL
       4. Penyakit infeksi kronis (TBC aktif )
       5. Gangguan neuromuskular, muskuloskeletal atau radang sendi


                                                                                     14
3. PRINSIP- PRINSIP LATIHAN FISIK
   a. Perlu menerapkan prinsip latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur guna
        mencegah timbulnya dampak yang tidak diinginkan.
   b. Latihan fisik terdiri dari pemanasan, latihan inti dan diakhiri dengan pendinginan.
        Pemanasan dan pendinginan berupa peregangan dan relaksasi otot serta sendi
        serta dilakukan secara hati-hati dan tidak berlebihan.
   c. Frekuensi latihan fisik dilakukan 3-5 x/minggu dengan selang 1 hari istirahat.
   d. Latihan fisik dilakukan pada intensitas ringan-sedang dengan denyut nadi : 70 – 80
        % x Denyut Nadi Maksimal (DNM) untuk jemaah haji sehat dan 60 – 70 % x Denyut
        Nadi Maksimal (DNM) untuk jemaah haji risti. DNM = 220 – umur.
   e. Latihan fisik dilakukan secara bertahap dan bersifat individual, namun dapat
        dilakukan secara mandiri dan berkelompok
   f.   Latihan fisik bagi jemaah haji risti dilakukan           dibawah pengawasan tenaga
        kesehatan yang terlatih dalam kesehatan olahraga.



4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
   a. Umum :
        1. Dokter Puskesmas perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal untuk
           mengetahui ada tidaknya kontra indikasi (medical clearance);
        2. Meminta persetujuan tertulis dari jemaah haji risti untuk mengikuti program
           latihan fisik dengan memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya (informed
           concent);
        3. Dokter Puskesmas perlu untuk mempertimbangkan merujuk jemaah haji risti
           yang penatalaksanaannya sulit khususnya terkait dengan program latihan fisik
           (ke BKOM / Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat atau Pelayanan Rehabilitasi
           Medik di Rumah Sakit terdekat)
        4. Jemaah haji dapat melakukan latihan fisik di ruangan dengan ventilasi dan
           cahaya yang cukup atau di tempat terbuka dengan permukaan lantai yang rata
           dan tidak licin;
        5. Jemaah haji dapat melakukan latihan jalan kaki setelah sholat subuh (pukul
           05.00-05.30) atau pada sore hari (pukul 17.00-17.30) agar tubuh dapat
           melakukan penyesuaian terhadap suhu dingin dan kelembaban yang rendah.
           Untuk mengantisipasi ibadah haji pada musim panas, latihan fisik tidak
           dianjurkan pada siang hari karena dapat memperburuk faktor risiko atau


                                                                                        15
penyakitnya. Latihan fisik jika dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur
             dapat meningkatkan kemampuan adaptasi fisiologis tubuh seseorang terhadap
             perubahan kondisi lingkungan.


     b. Persiapan latihan :

         1. Sebaiknya memakai pakaian olahraga yang terbuat dari katun (dapat menyerap
             keringat) dan tidak ketat agar pergerakan tidak terganggu (seperti kaos, training
             pack).
         2. Sebaiknya menggunakan sepatu olahraga yang cukup nyaman (sol lunak dan
             elastis).
         3. Pola hidangan yang dianjurkan menjelang latihan fisik:
             •   Tidak mengganggu kebiasaan pola makan sehari-hari;
             •   Sebaiknya makan dan minum dengan:
                 -    hidangan lengkap 3-4 jam sebelum latihan sore hari;
                 -    makanan kecil/ringan seperti biskuit atau roti 2-3 jam sebelum melakukan
                      latihan fisik;
                 -    makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2 jam sebelum melakukan latihan
                      fisik;
                 -    15-30 menit sebelum, selama dan setelah melakukan latihan dianjurkan
                      minum air saja.


     C. Jenis latihan yang tidak dianjurkan :

         Latihan yang bersifat :
         1. lebih lama dari 60 menit
         2. menahan nafas;
         3. memantul dan melompat;
         4. latihan beban dengan beban dari luar
         5. mengganggu keseimbangan (berdiri di atas 1 kaki tanpa berpegangan atau
             tempat latihan tidak rata dan licin);
         6. hiperekstensi leher (menengadahkan kepala ke belakang);
         7. kompetitif atau dipertandingkan;


D. PROGRAM LATIHAN FISIK
  Latihan fisik yang dilakukan harus bersifat baik , benar, terukur dan teratur. Bersifat baik jika
  dilakukan sejak mendaftar sebagai jemaah haji atau minimal 6 bulan sebelum berangkat
  dan peningkatan latihan secara bertahap. Setiap sesi latihan dimulai dengan pemanasan ,

                                                                                                16
diikuti latihan inti dan diakhiri dengan pendinginan. Dilakukan dengan benar sesuai kondisi
fisik dan faktor resiko penyakit yang dimilki serta tidak menimbulkan dampak yang
merugikan. Latihan fisik dilakukan secara terukur sesuai dengan takaran denyut nadi
latihan atau ada tidaknya keluhan subyektif saat melakukan latihan. Dilakukan secara
teratur sesuai dengan frekuensi latihan per minggu

Tahapan dalam satu sesi latihan fisik :

1. Pemanasan (Warming-up) :
   Pemanasan yang baik merupakan bagian penting dalam melakukan latihan fisik.
   Pemanasan merupakan serangkaian latihan fisik sebagai persiapan latihan fisik inti
   agar tubuh siap untuk melakukan latihan inti dan mencegah terjadinya cedera selama
   latihan. Urutan pemanasan diawali dengan gerakan-gerakan ringan, kemudian
   peregangan dan diakhiri dengan berjalan kaki. Pemanasan dilakukan selama 10-15
   menit.
   Peregangan :

   Merupakan bagian dari pemanasan dengan cara meningkatkan luas gerak sekitar
   persendian serta melibatkan tulang dan otot .
   Peregangan dilakukan:
   a. Secara perlahan sampai mendekati batas luasnya gerakan sendi, kemudian ditahan
       selama 8 hitungan dalam 10 detik dan akhirnya direlaksasikan;
   b. Sampai terasa ada regangan yang cukup tanpa ada rasa nyeri.
   c. Selama 5-10 menit dengan melibatkan persendian dan otot-otot tubuh bagian atas,
       bagian bawah serta sisi kiri dan kanan tubuh;
   d. Tanpa memantul-mantul.
   e. Bernapas secara teratur dan tidak dibenarkan untuk menahan napas.


2. Latihan Inti :

   Terdiri dari latihan yang bersifat aerobik, latihan kekuatan otot dan latihan
   keseimbangan serta latihan daya ledak otot
   Latihan aerobik dilakukan berdasarkan frekuensi latihan fisik per minggu, mengukur
   intensitas latihan fisik dengan menghitung denyut nadi per menit saat latihan fisik, lama
   serta jenis latihan fisik.
   Latihan kekuatan otot dilakukan berdasarkan jumlah set dan pengulangan gerakan
   (repetisi) serta tanpa adanya penambahan beban dari luar. Jenis latihan kekuatan otot
   dapat berupa latihan peregangan dan selama senam.



                                                                                         17
Latihan keseimbangan dilakukan dengan melatih tubuh pada posisi tidak seimbang
   dengan atau tanpa menggunakan alat bantu (kursi)
   Latihan daya ledak otot dilakukan dengan menyerupai gerakan-gerakan saat melontar
   jumroh pada jarak tertentu ( 5 – 10 meter).


3. Pendinginan :
   a. Dilakukan setelah melakukan latihan fisik inti, dengan gerakan sama seperti pada
      pemanasan termasuk peregangan.
   b. Peregangan sendi dan otot dilakukan secara perlahan namun dengan tingkat lebih
      ringan dibandingkan saat pemanasan dan secara perlahan direlaksasikan




                                                                                   18
BAB
                                                                              IV




          PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI
Latihan fisik dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan pembinaan kesehatan jemaah haji di
Puskesmas, selain dari kegiatan penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan pola hidup
bersih dan sehat selama melaksanakan ibadah haji. Pelaksanaan latihan fisik sebaiknya
dilakukan sejak jemaah haji mendaftar atau minimal 6 bulan sebelum keberangkatan,
sehingga tubuh dapat melakukan adaptasi terhadap dosis latihan dan mendapatkan manfaat
yang optimal sebagai modal untuk melaksanakan ibadah haji.
Selama di Arab Saudi jemaah haji diharapkan dapat melakukan pemeliharaan kebugaran
jasmani dalam bentuk latihan peregangan (stretching). Setibanya di Indonesia melanjutkan
latihan fisik yang disarankan sebagai bagian dari penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat
sehingga kebugaran jasmani yang sudah terbina dapat tetap terjaga.

Kegiatan pembinaan kebugaran jasmani merupakan rangkaian dari kegiatan pembinaan
kesehatan haji yang dilakukan oleh Puskesmas.
Sesuai dengan Kepmenkes RI no 128 tahun 2004 tentang fungsi Puskesmas, pelaksanaan
latihan fisik bagi jemaah haji dapat menerapkan fungsi-fungsi :


1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan               Kesehatan :

   Dengan berkoordinasi dengan Pimpinan Wilayah tempat kerja Puskesmas, Lintas Sektor
   (KUA Kecamatan), KBIH, Tokoh Masyarakat (alim ulama, majlis ta’lim) dsb.

2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga :

   Pelaksanaan latihan fisik tidak hanya dilakukan secara berkelompok melalui UKBM
   (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) atau kelompok olahraga masyarakat
   lainnya seperti KJS (Kelompok Jantung Sehat), Senam Pernafasan, Senam Tera dsb.
   Disamping itu sebaiknya dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan melibatkan
   peran serta keluarga


                                                                                       19
3. Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat :

   Pelaksanaan latihan fisik dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pemeliharaan
   kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan bagi
   jemaah haji khususnya yang risti atau sedang mempunyai masalah kesehatan.

A. PERENCANAAN

   Puskesmas perlu melakukan perencanaan kegiatan baik dari sisi pembiayaan,
   ketenagaan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, agar pelaksanaan pembinaan
   kebugaran jasmani bagi jemaah haji terselenggara secara optimal.
   Puskesmas menyusun perencanaan kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu
   melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan haji secara efisien, efektif dan dapat
   mempertanggungjawabkan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan dalam
   penyelenggaraan kesehatan haji. Perencanaan pembinaan kebugaran jasmani bagi
   jemaah haji harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan program pembinaan
   kesehatan jemaah haji di Puskesmas beserta jaringannya (Puskesmas Pembantu dan
   UKBM) serta kegiatan manasik haji yang diselenggarakan oleh KUA (Kantor Urusan
   Agama) tingkat Kecamatan atau melalui KBIH.


   1. Tahap Persiapan :
      Kepala Puskesmas menunjuk/membentuk Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah
      haji. Tim ini dapat merupakan bagian dari Tim Pemeriksaan Kesehatan I di
      Puskesmas. Tim ini bertugas untuk memahami pedoman pembinaan kebugaran
      jasmani jemaah haji bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, serta mempelajari
      kebijakan   atau   pedoman   yang   terkait   dengan   pembinaan/penyelenggaraan
      kesehatan haji lainnya.


   2. Tahap Persiapan :
      Kepala Puskesmas menunjuk / membentuk Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah
      haji. Tim ini dapat merupakan bagian dari Tim Pemeriksaan Kesehatan I di
      Puskesmas. Tim ini bertugas untuk memahami pedoman pembinaan kebugaran
      jasmani jemaah haji bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, serta mempelajari
      kebijakan atau pedoman yang terkait dengan pembinaan / penyelenggaraan
      kesehatan haji lainnya.


   2. Tahap Analisis Situasi :
      Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah haji mengumpulkan informasi berupa
      a. Karakteristik dan permasalahan kesehatan jemaah haji
      b. Data tempat tinggal jemaah haji atau keluarga terdekatnya

                                                                                    20
c. Data UKBM atau kelompok olahraga di wilayah tempat tinggal jemaah
   d. Data sumber daya tenaga, sarana dan prasarana terkait dengan pembinaan
       kebugaran jasmani seperti : instruktur olahraga atau tenaga kesehatan olahraga,
       tempat latihan dan perlengkapannya, formulir kartu kendali, laboratorium jika
       diperlukan dsb.
   e. Pembiayaan yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan


3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan :
   Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah haji menyusun rencana usulan kegiatan
   dengan memperhatikan :
   a. Kegiatan bersifat terintegrasi dengan kegiatan pembinaan kesehatan di
       Puskesmas atau Rumah Sakit serta pembinaan manasik ibadah haji
   b. Kegiatan bersifat berkesinambungan dengan kagiatan latihan fisik sebelumnya
       yang sudah dilakukan oleh jemaah haji serta memperbaiki program latihan fisik
       jika masih terdapat masalah
   c. Rencana usulan kegiatan disesuaikan dengan kondisi kesehatan jemaah haji,
       keadaan serta kemampuan Puskesmas di wilayah kerjanya.



Seorang jemaah haji sebelum melaksanakan program latihan fisik, terlebih dahulu
dilakukan pemeriksaan kesehatan terkait dengan kelayakan untuk mengikuti latihan fisik.
Pemeriksaan ini dapat digabungkan atau terpisah dengan pemeriksaan kesehatan I bagi
jemaah haji sebagai syarat dalam pendaftaran sebagai jemaah haji.

Pemeriksaan diawali dengan mengisi formulir kelaikan untuk melakukan program latihan
fisik serta ada tidaknya kontra indikasi mutlak atau relatif dalam mengikuti latihan fisik.

Pengisian formulir dapat dilakukan dengan panduan oleh seorang petugas kesehatan
(perawat atau bidan)




                                                                                              21
ALUR
                   PENATALAKSANAAN LATIHAN FISIK

                                  PENDAFTARAN DAN PENGISIAN
                                     FORMULIR PAR-Q & You



               JAWABAN TIDAK                             JAWABAN YA


                                                               PEMERIKSAAN
                                                                KESEHATAN

         KLASIFIKASI
      SKRINING EKG (≥ 40th)                          LAYAK              TIDAK LAYAK




        LAYAK                 TIDAK LAYAK                              PENGOBATAN /
                                                                         RUJUKAN



                                             Hasil EKG pembebanan abnormal
         PENGUKURAN
      KEBUGARAN JASMANI



           TINGKAT
      KEBUGARAN JASMANI




     PROGRAM OLAHRAGA
        SESUAI DENGAN                          PEMANTAUAN
      JAMAAH HAJI SEHAT
          ATAU RISTI



               EVALUASI



Keterangan :

A. Petugas menyiapkan formulir PAR-Q & You (Physical Activity Readiness - Questionnaire
   & You) dengan menanyakan identitas Jemaah haji seperti : nama, jenis kelamin, umur,
   alamat dan jenis pekerjaan .

                                                                                    22
B. Menanyakan ke 7 butir pertanyaan yang terdapat dalam formulir
   Par-Q & You dengan jawaban yang sebenarnya. Yaitu :

       1.    Pernahkah anda mendengar dokter yang mengatakan bahwa anda menderita suatu kelainan
             jantung ?


       2.    Apakah anda seringkali mengalami nyeri dada atau nyeri di jantung anda ?


       3.    Seringkah anda merasa akan pingsan atau mengeluh rasa pusing kepala yang agak parah ?


       4.    Pernahkah dokter memberitahukan kepada anda bahwa tekanan darah anda terlalu tinggi ?


       5.    Pernahkah dokter memberitahu kepada anda bahwa anda mengidap suatu masalah
             persendian atau tulang ?


       6.    Apakah anda membawa serta obat-obat berdasarkan resep, seperti obat untuk kelainan
             jantung, tekanan darah tinggi , diabetes ?


       7.    Apakah terdapat suatu alasan fisik yang belum disebutkan diatas bahwa anda seharusnya
             tidak boleh mengikuti suatu program aktivitas fisik ?



   -        terdapat satu atau lebih jawaban Ya, maka Jemaah haji dikonsultasikan untuk
            dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Pemeriksaan dilakukan untuk
            menentukan layak atau tidak dilakukan pengukuran kebugaran jasmani berdasarkan
            ada tidaknya kontra indikasi .
   -        Jika tidak layak, maka jemaah haji perlu mendapatkan penatalaksanaan pengobatan
            yang sesuai dengan penyakitnya atau bila perlu merujuknya .
   -        Pengobatan dilakukan sampai Jemaah haji layak untuk dilakukan pengukuran
            kebugaran jasmani.


C. Bagi Jemaah haji usia > 40 tahun yang menjawab tidak dalam semua pertanyaan Par-Q
   & You atau layak setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, maka dilakukan skrining
   EKG istirahat.
D. Jika pada skrining EKG istirahat ditemukan kelainan (tidak layak) maka Jemaah haji
   diobati atau dirujuk dulu.
E. Jika pada skrining EKG istirahat tidak ditemukan kelainan (layak) dilanjutkan dengan
   pengukuran kebugaran jasmani sesuai dengan syarat-syarat pengukuran.
F. Jika pada EKG pembebanan selama pengukuran kebugaran jasmani ditemukan
   kelainan maka peserta dirujuk.


                                                                                                     23
G. Hasil dari pengukuran kebugaran jasmani didapatkan tingkat kebugaran jasmaninya.
H. Pemilihan program olahraga disesuaikan dengan Jemaah haji sehat dan Jemaah haji
     resiko tinggi
I.   Pemantauan harus selalu dilakukan saat berolahraga maupun selama melaksanakan
     program olahraga, seperti adanya keluhan, cedera, dll.
J. Evaluasi program dilakukan setelah program olahraga berlangsung selama 6 bulan,
     dengan melakukan pemeriksaan tingkat kebugaran kembali.


B. PELAKSANAAN :

     1. WAKTU :
        a. Sebelum keberangkatan
        b. Selama di pesawat / perjalanan
        c. Selama di pemukiman (Arab Saudi)
        d. Setelah kepulangan


     2. TEMPAT :
        a. Puskesmas
        b. UKBM atau kelompok olahraga masyarakat
        c. Rumah atau tempat kebugaran/ fitness centre (mandiri)
        d. Pesawat
        e. Pemukiman jemaah haji



     1. SEBELUM KEBERANGKATAN

        Urutan kegiatan latihan fisik adalah :

        A. Pemanasan : 10 – 15 menit

            - Senam ringan / jalan santai selama 5 menit

            - Stretching / peregangan 5 – 10 menit : Sendi & Otot


                               Gambar 1 :

                               Regangkan leher kearah samping kanan, sehingga otot leher sisi kiri
                               teregang, Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Begitu pula kearah
                               sebaliknya.




                                                                                               24
Gambar 2 :

Letakkan lengan kanan ke atas bahu kiri, dan siku kanan agak
didorong kearah belakang, sehingga otot bahu kanan belakang
teregang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Begitu pula terhadap
lengan kiri.




Gambar 3 :

Letakkan lengan kanan ke arah bahu belakang melalui belakang
kepala. Siku kanan didorong kearah bawah sehingga otot sayap
lengan kanan teregang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Begitu
pula terhadap lengan kiri.




Gambar 4 :

Rentangkan ke 2 lengan ke arah depan, ke 2 tangan dirapatkan.
Regangkan selama 8 hitungan/ 10 detik sehingga otot-otot lengan
samping teregang.




Gambar 5 :

Rentangkan ke 2 lengan ke arah atas , ke 2 tangan dirapatkan.
Regangkan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot bahu
samping teregang.




                                                                25
Gambar 6 :

Lengan kanan di rentangkan ke arah samping berlawanan melalui
atas kepala. Regangkan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-
otot sisi badan dan bahu teregang. Ulangi gerakan ke arah
sebaliknya.




Gambar 7 :

Bungkukkan badan semampunya dengan lengan menyusuri tungkai
hingga sampai lutut. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga
otot-otot punggung teregang.
Bagi jemaah haji dengan obesitas atau tidak mampu dalam keadaan
berdiri, dapat dilakukan dalam posisi duduk.




Gambar 8 :

Berpegangan pada dinding atau tiang, tungkai kanan di bengkokkan
ke belakang semampunya dan dipegang oleh tangan kiri dan tungkai
kiri lurus berdiri. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-
otot paha kanan depan dan tungkai bawah kanan depan teregang.
Lakukan pada tungkai sebaliknya.




Gambar 9 :

Berpegangan pada dinding atau tiang, Tungkai kiri dibengkokkan ke

arah atas semampunya, dipegang oleh tangan kiri. Tungkai kanan

berdiri lurus. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot

paha kiri belakang teregang.


                                                                  26
Gambar 10 :

                         Bersandar pada dinding, tungkai kanan dibengkokan ke
                         depan sehingga tungkai kanan lurus ke belakang. Tahan
                         selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot belakang tungkai
                         tungkai kiri teregang.




B. Latihan Inti : berupa latihan aerobik selama 20 – 60 menit

   Dilakukan 3 x seminggu berupa kombinasi , senam aerobik 1 x dan jalan cepat 2 x,
   sesuai dengan aktivitas yang akan dihadapi jemaah haji di tanah suci.

1. Senam aerobik 1 x / minggu (kelompok)

   Bagi jemaah haji yang sehat :

   Latihan disesuaikan dengan kemampuan Jemaah haji dengan menghitung denyut
   nadi saat ditengah-tengah fase latihan ( Denyut nadi latihan = 70 – 80 % DNM atau
   tidak sampai bernafas berlebihan / hiperventilasi) diselingi gerakan sedikit high
   impact (gerakan-gerakan yang dilakukan dengan benturan pada tungkai, misal :
   gerakan meloncat, melompar atau salah satu tungkai dalam posisi melayang)

   Bagi jemaah haji risti :

   Dosis latihan disesuaikan dengan kemampuan sehingga denyut nadi latihan
   mencapai =    60 – 70 % DNM dan bersifat low impact             (gerakan-gerakan yang
   dilakukan tanpa adanya benturan pada tungkai)




2. Jalan cepat 2 x / minggu (secara kelompok 1x dan secara mandiri 1x)

   Latihan dilakukan dengan kecepatan secara bertahap :




                                                                                            27
Bagi jemaah haji sehat :


     Bulan       Jarak           Waktu       Pengulangan       Selang Waktu    keterangan
      ke-        (Km)           tempuh      per sesi latihan     istirahat
                                 (menit)                          (menit)
        I          1,6           20 - 25           1                  -

       II          1,6              20             2               15

       III         1,6              20             2               10

       IV          1,6              20             2                5

       V           1,6              15             2               10

       VI          1,6              15             2                5




   Bagi jemaah haji dengan risti :


     Bulan        Jarak          Waktu       Frekuensi per     Selang Waktu    keterangan
      ke-         (Km)          tempuh        sesi latihan       istirahat
                                 (menit)                          (menit)
        I          1,6           25 - 30          1                   -

       II          1,6              25            2                15

       III         1,6              25            2                10

       IV          1,6              25            2                 5

       V           1,6              20            2                10

       VI          1,6              20            2                 5


   Keterangan : contoh pada Jemaah Risti bulan 2
   Jalan cepat 1,6 Km dengan waktu tempuh 25 menit, dilakukan 2 x dengan selang
   waktu istirahat 15 menit . Istirahat dilakukan tidak dalam keadaan duduk, tetapi
   secara aktif yaitu sambil berjalan pelan atau menggerakan lengan dan tungkai.


3. Alternatif latihan fisik lain yang dapat dilakukan :

   Latihan fisik ini biasanya dilakukan oleh jemaah haji secara mandiri di rumah atau
   tempat latihan kebugaran (fitness centre) khususnya di daerah perkotaan, oleh
   karena keterbatasan waktu melakukan secara berkelompok atau memang sudah
   mempunyai     peralatan   yang    diperlukan serta     sudah terbiasa      dan mampu
   melakukannya. Peningkatan beban latihan tetap menggunakan prinsip-prinsip latihan
   serta dimodifikasi sesuai dengan contoh pada jenis latihan fisik berjalan cepat.



                                                                                        28
Jenis Latihan fisik yang dapat dilakukan :

a. Sepeda statis :
   - Tinggi sadel disesuaikan dengan mengatur putaran di bawah sadel setinggi
       posisi salah satu lutut yang menekuk dengan sudut ± 100o.
   -   Melihat denyut nadi istirahat pada panel denyut nadi.
   -   Kecepatan mengayuh diatur dengan memutar pengaturan beban
   1) Pemanasan :
       Beban dimulai pada skala beban 0 ( dari skala 8 )
       Dilakukan selama 5 menit (kecepatan mengayuh dengan tempo 100 bpm).
       Lakukan latihan sehingga denyut nadi naik mencapai 100x/menit.
   2) Latihan Inti :
       Skala beban dinaikkan menjadi 2 - 3 dan pertahankan selama 20 - 30 menit.
       Lakukan latihan sampai denyut nadi naik mencapai 70 – 80 % x DNM pada
       jemaah yang sehat.
       Atau 60 – 70 % x DNM pada jemaah risti
   3) Pendinginan :
       Skala beban diturunkan kembali secara perlahan menjadi 0 selama 5 menit.
       Kayuhan dihentikan, tetap istirahat di atas sadel sepeda sampai denyut nadi
       turun di bawah 100x/menit atau mendekati denyut nadi istirahat.

b. Berenang :

   -   Dilakukan bagi jemaah haji yang sudah mampu berenang.
   -   Kedalaman kolam renang disesuaikan dengan kemampuan berenang atau
       kolam renang dengan kedalaman ukuran dewasa
   1) Pemanasan :
       Dilakukan di luar kolam dengan gerakan-gerakan stretching selama 5 – 10
       menit
       Latihan pemanasan dilanjutkan di kolam renang dengan gaya yang sudah
       dikuasai, berenang bolak balik sepanjang lebar kolam renang dengan
       kecepatan lambat selama 5 menit
   2) Latihan Inti :
       Berenang dilakukan bolak balik sesuai kemampuan sepanjang lebar kolam
       renang dengan kecepatan lambat sampai sedang selama 20 – 60
       menit.diselingi istirahat
   3) Pendinginan :
       Dilakukan di luar kolam dengan gerakan-gerakan stretching dan pelemasan
       selama 5 menit

                                                                               29
c. Treadmill :
           -   Pastikan semua indicator pada panel / display dapat berfungsi dengan baik.
               Denyut nadi dapat dilihat pada panel
           -   Pengaturan beban dilakukan dengan menyesuaikan kecepatan berjalan dan
               sudut kemiringan yang terdapat pada panel treadmill
           1) Pemanasan :
               Dengan sudut kemiringan 0 derajat dan kecepatan yang disesuaikan
               melakukan gerakan berjalan biasa
               Lakukan pemanasan selama 10 – 15 menit sehingga            denyut nadi naik
               mencapai minimal 100x/menit.
           2) Latihan Inti :
               Beban dinaikkan sehingga denyut nadi naik mencapai 70 – 85% x DNM pada
               jemaah sehat atau 60 – 70 % x DNM pada jemaah risti dan dan
               dipertahankan selama 20 - 60 menit.
           3) Pendinginan :
               Beban diturunkan kembali secara bertahap selama 5 menit sehingga denyut
               nadi turun di bawah 100x/menit atau mendekati denyut nadi istirahat.


C. Pendinginan : 5 – 10 menit

   Bentuk kegiatan prinsipnya sama dengan kegiatan pemanasan hanya dilakukan dengan
   perlahan dan pelemasan



Perhatian : Pada penderita penyakit

   •   Jantung dan Hipertensi :

       -   Tidak melakukan latihan dengan beban dari luar seperti dumbel dsb kecuali
           tekanan darah dibawah  160 / 100 mmHg, dengan menggunakan botol air
           mineral 600 cc.

       -   Tidak dianjurkan dengan intensitas atau berat ringannya latihan berubah-ubah
           selama sesi latihan

   •   Diabetes Melitus :

       -   Dianjurkan membawa permen atau makanan kecil berkalori selama mengikuti
           sesi latihan

       -   Tidak dianjurkan lama latihan lebih dari 60 menit


                                                                                       30
•   Arthritis / Berat badan berlebih :

    -   Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan gerakan-gerakan High impact

•   Cedera tulang dan sendi :

    -   Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan gerakan-gerakan High impact serta
        intensitas latihan tidak terkontrol

•   Low Back Pain :

    -   Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan gerakan-gerakan yang bersifat Low
        dan High impact, tetapi dapat melakukan berupa renang, senam lantai dsb.

•   Paru – Paru, Ginjal dan Epilepsi :

    -   Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan Intensitas tidak terkontrol



4. Latihan Kekuatan Otot dan Keseimbangan

    Dilakukan pada hari saat jemaah haji tidak melakukan latihan aerobik.
    Dilakukan masing-masing selama 10 – 15 menit


    a. Latihan Kekuatan Otot :
        Gambar 1 :
        Latihan kekuatan otot kaki, lutut, pinggul dan punggung.
        Diawali dari posisi duduk, ke 2 lengan dipinggang.
        Ke posisi berdiri, namun kedua lutut dibengkokkan dan
        ditahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali ke posisi
        duduk. Gerakan diulangi 3 – 5 kali.



        Gambar 2 : (gambar diganti saat mau cetak)

        Latihan kekuatan otot lengan dan bahu.
        Diawali dari posisi duduk, ke 2 lengan menggenggam
        Sebuah air mineral isi 600 cc. Kedua lengan diluruskan
        kesamping dan ditahan selama 8 hitungan / 10 detik dan
        kembali ke posisi lurus kebawah. Gerakan diulangi
        3 – 5 kali.




                                                                                31
Gambar 3 :

      Latihan kekuatan otot tungkai sisi dalam dan luar.
      Diawali dari posisi berdiri, kedua lengan bertolak
      pinggang. Dengan menggunakan pita karet (rubber band) atau
      ban roda dalam sepeda atau sesuatu yang lentur, dikaitkan
      antara 2 kaki.
      Gerakan dimulai dengan meluruskan salah satu tungkai
      kesamping, tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali
      ke posisi semula. gerakan diulangi 3 – 5 kali.
      Lakukan hal yang sama pada tungkai yang
      lainnya. Untuk menjaga keseimbangan dapat dilakukan
      berdekatan dengan dinding.



      Gambar 4 :

      Latihan kekuatan otot tungkai bawah.
      Diawali dari posisi setengah berbaring di lantai.
      Dengan menggunakan pita karet (rubber band) atau
      Ban roda dalam sepeda atau sesuatu yang lentur, di
      Kaitkan antara 2 kaki. Salah satu tungkai di bengkok
      Kan.
      Gerakan dimulai dengan meluruskan tungkai yang
      bengkok lurus ke atas, tahan selama 8 hitungan / 10 detik
      dan kembali ke posisi semula. Gerakan diulangi ke 3 – 5 kali.
      Lakukan hal yang sama pada tungkai lainnya.


b. Latihan Keseimbangan :


   Gambar 1 :

   Berjalan lurus mengikuti arah garis lurus sepanjang 10 meter.
   Langkah kaki awal diikuti langkah kaki berikutnya persis sesuai
   Dengan arah garis, dengan pandangan mata lurus ke depan.
   Berjalan dilakukan 3 kali bolak balik.




                                                                      32
Untuk gambar 2-5 perlu menggunakan kursi sebagai tumpuan sekedarnya

Gambar 2 :
Gerakan diawali dengan berdiri lurus di belakang kursi.
Salah satu tangan cukup menyentuh pada kursi untuk menjaga
keseimbangan.
Salah satu tungkai digerakkan lurus ke samping , tahan selama
8 hitungan / 10 detik dan kembali lurus seperti sedia kala.
Gerakan dilakukan berulang sampai 3 - 5 kali.
Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain.


Gambar 3 :

Dengan posisi sama dengan pada gambar 2, gerakan tungkai
Dilakukan ke arah belakang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik.
Gerakan dilakukan berulang sampai 3 – 5 kali.
Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain.




Gambar 4 :

Dengan posisi sama dengan pada gambar 2, gerakan tungkai
dilakukan serong ke belakang. Tahan selama 8 hitungan /
10 detik. Gerakan dilakukan berulang sampai 3 – 5 kali.
Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain.




Gambar 5 :

Dengan posisi sama dengan pada gambar 2, gerakan tungkai
dilakukan ke arah atas dan tahan selama 8 hitungan ( 10 detik)
Gerakan dilakukan berulang sampai 3 - 5 kali.
Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain




                                                                      33
Gambar 6 :

      Diawali dengan posisi berdiri lurus, berdekatan dengan dinding
      atau kursi tungkai kiri dikaitkan ke belakang tungkai lainnya
      dan tahan selama 8 hitungan (10 detik)
      Gerakan dilakukan berulang sampai 3 - 5 kali.
      Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain.




2. SELAMA DI PESAWAT : (gambar diganti dengan orang menggunakan kopiah)

   Stretching sambil duduk : leher, bahu, badan, lengan, tangan dan jari-jari, pinggul,
   tungkai dan kaki dengan arah gerakan ke kiri dan kanan.



                              Gambar 1
                              Pada posisi duduk, kedua lengan disamping badan.
                              Palingkan leher kearah samping kanan sehingga otot-otot
                              leher sebelah kiri teregang, dan tahan selama 8 hitungan /
                              10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali.
                              Gerakan sebaliknya dilakukan kearah kiri..


                              Gambar 2 :
                              Pada posisi duduk, kedua lengan disamping badan. Kedua
                              bahu diangkat dan diregangkan sehingga terasa regangan
                              pada atas bahu dan otot-otot leher. Lakukan selama 8
                              hitungan / 10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3
                              kali.




                              Gambar 3 :
                              Pada posisi      duduk,   kedua    telapak   tangan   bertemu
                              dibelakang kepala. Regangkan lengan dan bahu selama 8
                              hitungan / 10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3
                              kali.




                                                                                        34
Gambar 4 :
 Pada posisi duduk, salah satu lengan dibengkokkan dengan
 melewati belakang kepala dan dipegang oleh lengan yang
 lain. Regangkan dan tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan
 lemaskan. Ulangi     gerakan sejumlah 3 kali. Gerakan
 sebaliknya dilakukan dengan yang lain.




 Gambar 5 :
 Posisi duduk, luruskan kedua lengan keatas dan gabungkan
 tangan satu dengan lainnya, dengan telapak tangan
 menghadap ke arah bawah, regangkan dan tahan selama 8
 hitungan / 10 detik. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali.




 Gambar 6 :
 Posisi duduk, kedua lengan diluruskan kedepan dan tangan
 yang bersatu dengan lainnya dengan posisi telapak tangan
 menghadap ke depan. Regangkan dan tahan selama 8
 hitungan / 10 detik . Ulangi gerakan sejumlah 3 kali.




Gambar 7 :
Pada posisi duduk, kedua tangan dalam posisi mendorong
dengan lengan ditekuk pada ke 2 siku. Seluruh jari-jari tangan
dibuka dan diregangkan selama 8 hitungan / 10 detik dan
kemudian dilemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali.




                                                           35
Gambar 8 :
                           Berdiri dan berjalan didalam pesawat (jika memungkinkan)
                           selama 5 – 10 menit.




3. SELAMA DI ARAB SAUDI :

  -   Aktivitas selama di Arab Saudi baik dalam perjalanan (berjalan kaki) maupun
      kegiatan beribadah sudah merupakan bentuk aktivitas fisik yang sedang – berat,
      sehingga tidak memerlukan lagi kegiatan berupa latihan aerobik
  -   Untuk menjaga stamina selama di pemukiman, jemaah haji dapat melakukan
      stretching dan pemanasan, sama seperti dengan kegiatan sebelum keberangkatan.
  -   Kegiatan dapat dilakukan selama di pemukiman secara mandiri atau berkelompok
  -   Dilakukan minimal 3 – 5 x sehari selama 5 – 10 menit



4. SETELAH KEPULANGAN :

  Bentuk latihan fisik pada prinsipnya sama dengan kegiatan sebelum keberangkatan
  dan dapat dimodifikasi dengan berbagai bentuk latihan fisik lainnya.

RINGKASAN KEGIATAN :

                                             KEGIATAN LATIHAN FISIK


      TEMPAT
                       STRETCHING         LATIHAN         PENDINGINAN       Latihan
                       PEMANASAN          Inti                             Kekuatan
                                          (Aerobik)                        otot dan
                                                                         Kesimbangan
TANAH AIR
                               +                  +              +            +
 PESAWAT

                               +


DI ARAB SAUDI                  +


KEPULANGAN
(TANAH AIR)                    +                  +              +            +




                                                                                     36
C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

  1. PEMANTAUAN :

     Pelaksanaan monitoring dilakukan pada jemaah haji           yang latihan secara
     berkelompok di Puskesmas atau UKBM atau Kelompok Olahraga lainnya dengan
     menggunakan kartu kendali latihan pribadi yang sudah disiapkan oleh Puskemas.
     Monitoring juga dilakukan setelah kepulangan bersamaan dengan pemeriksaan
     kesehatan

     Kontrol pelaksanaan hasil latihan dilakukan di Puskesmas 1 x/ bulan pada saat
     latihan secara berkelompok di Puskesmas

     Pelaksanaan monitoring latihan fisik bagi jemaah haji dilakukan pada saat sebelum
     melakukan latihan, saat melakukan latihan dan setelah melakukan latihan pada hari
     latihan (sesi latihan).

     Monitoring pada sebelum sesi latihan dilakukan berupa pemeriksaan kondisi tubuh
     seperti suhu tubuh, denyut nadi istirahat, tekanan darah.. Pada saat latihan perlu
     dilakukan pengawasan ada tidaknya keluhan baik yang dirasakan oleh jemaah
     maupun yang terlihat khususnya bagi jemaah risti.. Pada saat selesai sesi latihan
     perlu dilakukan pemeriksaan mencapai denyut nadi istirahat apakah sudah tercapai
     minimal 5 menit setelah latihan.

     Alat monitoring dapat berupa kartu kendali (terlampir) yang dapat dibawa pulang dan
     format penilaian yang dipegang oleh petugas kesehatan. Latihan dapat dilakukan
     dimana saja dan evaluasi di Puskesmas dengan membawa kartu kendali.



  2. EVALUASI :

     Evaluasi latihan dilakukan pada saat :

     1. Awal latihan dan setiap 3 bulan pelaksanaan latihan dengan menggunakan tes
         kebugaran jasmani (Tes Jalan cara Rockport 1.6 Km)

     2. Setiap peningkatan beban latihan (setiap bulan) dengan mengetahui ada
         tidaknya keluhan jemaah haji serta kemampuan melakukan setiap sesi latihan.

     3. Setiap adanya pemeriksaan hasil laboratorium atau pemeriksaan rujukan, dapat
         menjadi ukuran untuk menilai kemajuan latihan




                                                                                       37
BAB
                                                                               V


                                   PENUTUP

Buku Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Jemaah Haji bagi Petugas Kesehatan di
Puskesmas diharapkan dapat digunakan sebagai bagian dari pembinaan kesehatan jemaah
haji di wilayah kerja Puskesmas.

Kegiatan pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji di Puskesmas dapat juga merupakan
kegiatan terintegrasi dan pengembangan dari program kesehatan olahraga di Puskesmas,
sehingga dapat disesuaikan kebutuhannya akan sarana, prasarana serta tenaga.



Pelaksanaan pembinaan kebugaran berupa latihan fisik dilakukan secara mandiri dan
kelompok, sejak sebelum keberangkatan sampai setelah kepulangan ke Tanah Air ,
diharapkan menjadi perilaku sehari-hari Jemaah Haji sebagai bagian dari penerapan Pola
Hidup Bersih dan Sehat.




                                                                                   38
DAFTAR PUSTAKA :
1.    ACSM. ACSM’s Guidelines for Exercise testing and Prescription. 7th ed. Philadelphia :
      Lipincot Williams & Wilkins, 2006.
2.    Bob Anderson. Stretching. California : Shelter Publications, 1980
3.    Depkes RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Keputusan Menteri Kesehatan RI
      Nomor 128/ Menkes/ SK/    /2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta :
      Depkes RI, 2004
4.    Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan.
      Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1394/ Menkes/SK/XI/ 2002 tentang Pedoman
      Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. Jakarta : Depkes RI, 2005
5.    Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman
      Teknis Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji Indonesia. Jakarta : Depkes RI,
      2005
6.    Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman
      Teknis Pembinaan Kesehatan Calon Jemaah Haji di Indonesia. Jakarta : Depkes RI,
      2006
7.    Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman
      Penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi. Jakarta : Depkes RI, 2006
8.    Depkes RI, Direktorat Sepim-Kesma. Profil Kesehatan Haji Indonesia tahun 2008.
      Jakarta, Depkes RI, 2008
9.    Depkes RI, Ditjen P2M&PL. Panduan Berhaji sehat. Jakarta : Depkes RI, 2008
10.   Depkes RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Perencanaan tingkat
      Puskesmas. Jakarta : Depkes RI, 2006
11.   Depkes RI, Dit. Bina Kesehatan Komunitas. Kebijakan kesehatan olahraga. Jakarta :
      Depkes RI , 2006
12.   Depkes RI, Dit. Bina Kesehatan Komunitas. Pedoman upaya kesehatan olahraga di
      Puskesmas. Jakarta : Depkes RI, 2006
13.   Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan.
      Jakarta : Depkes RI, 2005
14.   Depkes RI, Proyek Strengthening of Community Urban Health. Pedoman Kesehatan
      Olahraga. Jakarta : Depkes RI, 2002
15.   Depkes RI, Direktorat Bina Kesehatan Komunitas. Petunjuk Teknis Pengukuran
      Kebugaran Jasmani. Jakarta : Depkes RI, 2005
16.   O’Connor FG, Sallis RE, Wilder RP et al. Sports Medicine. Boston : Mc Graw Hill
      Companies, 2005
17.   Suharli M. Tuntunan Praktis Ibadah Umroh & Haji. Jakarta : Al Amin Universal, 2008
18.   Thomson PD. Exercise & Sports Cardiology. Connecticut. Mc Graw Hill Companies,
      2001
19.   UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan ibadah haji

                                                                                           39
LAMPIRAN :

Lampiran 1 :

                            PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS

                                  Nomor :
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
       Nama                   :
       Tempat/tgl lahir :
       Alamat                 :
       KTP/ SIM Nomer         :
       Pekerjaan              :
Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini menyatakan
KESEDIAANNYA untuk dilakukan tindakan dan prosedur pembinaan kebugaran pada diri saya.
Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat penjelasan dari petugas kesehatan yang berwenang
di fasilitas kesehatan tersebut di atas, sebagaimana berikut ini :

    1. Diagnosis penyakit atau kelainan yang saya alami, yaitu :
       Untuk menyelesaikan atau mengobati penyakit tersebut, perlu dilakukan tindakan medik,
       yaitu : ___________________________________________________________________

    2. Setiap tindakan medik yang dipilih bertujuan untuk memperbaiki atau mengobati gangguan
       kesehatan, kelainan atau penyakit yang saya alami. Namun demikian sebagaimana telah
       dijelaskan terdahulu, setiap tindakan mempunyai RESIKO, baik yang telah diduga maupun
       yang tidak diduga sebelumnya.
    3. Petugas kesehatan telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik mungkin untuk
       melakukan tindakan medik dan menghindarkan kemungkinan terjadinya resiko, agar
       diperoleh hasil pengobatan yang optimal.
    4. Semua penjelasan tesebut diatas sudah SAYA MAKLUMI dan dijelaskan dengan kalimat
       yang jelas dan SAYA MENGERTI sehingga saya memaklumi arti penyakit dan tujuan
       tindakan medik yang saya alami. Dengan demikian TERDAPAT KESEPAHAMAN diantara
       pasien dan petugas kesehatan tentang upaya serta tujuan pengobatan, untuk mencegah
       timbulnya masalah hukum di kemudian hari.
Dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan,
maka saya menyerahkan mandat kepada suami/isteri /wali saya yaitu :

       Nama                   :                                                            ( ) suami/ isteri      ( ) wali

       Tempat/tgl lahir :

       Alamat                 :

       KTP/ SIM Nomor         :

       Pekerjaan              :

Demikian untuk menjadi maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun
dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

                             ....................,..................................2009

                                      Yang memberi persetujuan

Petugas Kesehatan                                Suami/Isteri                                              wali

(                   )                   (                              )                       (                         )

                                                                                                                             40
LAMPIRAN 2 : Metode dan cara tes Rockport

   a. Metode: Tes Lari / Jalan : 1 mil / 1,609 Km

      1. Pelaksanaan :
         a. Sebelum melakukan tes, lakukan peregangan seluruh tubuh terutama otot-
               otot tungkai dan diakhiri dengan pemanasan berupa berjalan secara perlahan
          b. Saat memulai tes, alat pencatat waktu dihidupkan
          c. Berjalan cepat atau berlari secara konstan semampunya pada jarak yang
               telah ditentukan (1,6 km), pada lintasan yang datar : lurus atau berputar
               (lapangan bola standar : keliling 400 m)
          d. Peserta tes dapat individual atau kelompok , berdiri di belakang garis “start”.
          e. Setelah aba-aba “siap” peserta tes mengambil sikap start berdiri, siap untuk
               berjalan / berlari.
          f.   Setelah aba-aba “ya” peserta tes berlari menuju garis finish, menempuh jarak
               sesuai jarak tempuh 1600 m
          g. Catat waktu tempuh (menit & detik) dan masukkan dalam tabel 1 :


          Misalnya :

          Peserta tes “Tn. A” umur 55 tahun, dengan waktu tempuh 12 menit 30 detik (=
          12,5 menit).
          Dengan menggunakan tabel 1, didapatkan nilai VO2Max dari waktu tempuh
          12’30” adalah : 31 ml/ kg/ menit.
          Berdasarkan tabel 2, tingkat kebugaran jasmani Tn, A dengan nilai VO2Max 31
          ml/kg/menit pada usia 55 tahun adalah : cukup.



                                           Tabel 1

                             Hubungan Waktu Tempuh-VO2Max

                                                                        VO2Max
               No.                   Waktu Tempuh                     ml/kg/menit
                1                      5’18” – 5’23”                        62
                2                      5’24” – 5’29”                        61

                3                      5’30” – 5’35”                        60

                4                      5’36” – 5’42”                        59
                5                      5’43” – 5’49”                        58

                6                      5’50” – 5’56”                        57



                                                                                           41
7     5’57” – 6’04”    56

8     6’05” – 6’12”    55

9     6’13” – 6’20”    54

10    6’21” – 6’29”    53

11    6’30” – 6’38”    52

12    6’39” – 6’48”    51

13    6’49” – 6’57”    50

14    6’58” – 7’08”    49
15    7’09” – 7’19”    48

16    7’20” – 7’31”    47

17    7’32” – 7’43”    46
18    7’44” – 7’56”    45

19    7’57” – 8’10”    44

20    8’11” – 8’24”    43

21    8’25” – 8’40”    42

22    8’41” – 8’56”    41

23    8’57” – 9’14”    40

24    9’15” – 9’32”    39
25    9’33” – 9’52”    38

26   9’53” – 10’14”    37

27   10’15” – 10’36”   36
28   10’37” – 11’01”   35

29   11’02” – 11’28”   34

30   11’29” – 11’57”   33
31   11’58” – 12’29”   32

32   12’30” – 13’03    31

33   13’04” – 13’41”   30

34   13’42” – 14’23”   29

35   14’24” – 15’08”   28

36   15’09” – 16’00”   27

37   16’01” – 16’57”   26

38   16’58” – 18’02”   25

39   18’03” – 19’15”   24
40   19’16” – 20’39”   23

41   20’40” – 22’17”   22

42   22’18” – 24’11”   21




                            42
TABEL 2

             KLASIFIKASI KAPASITAS AEROBIK (Kebugaran Jasmani)
                               MENURUT AHA
                     (American of Heart Association) - 1972


      Umur   Kurang Sekali   Kurang         Cukup      Baik       Baik
                                                                 Sekali




Wanita


20 – 29          < 24        24 – 30        31 – 37   38 – 48     49+
30 – 39          < 20        20 – 27        28 – 33   34 – 44     45+
40 – 49          < 17        17 – 23        24 – 30   31 – 41     42+
50 – 59          < 15        15 – 20        21 – 27   28 – 37     38+
60 – 69          < 13        13 – 17        18 – 23   24 – 34     35+


Men


20 – 29          < 25        25 – 33        34 – 42   43 – 52     53+
30 – 39          < 23        23 – 30        31 – 38   39 – 48     49+
40 – 49          < 20        20 – 26        27 – 35   36 – 44     45+
50 – 59          < 18        18 – 24        25 – 33   34 – 42     43+
60 – 69          < 16        16 – 22        23 – 30   31 – 40     41+




                                                                          43
LAMPIRAN 3 : KARTU KENDALI 12 MINGGU / 3 BULAN

 NAMA :                       L   /   P                  UMUR   :   ....   THN
 TGL:



              Minggu I       Minggu II          Minggu III           Minggu IV

LATIHAN
FISIK :
            S S R K J S M S S R K J       S M S S R K J S M S S R K J            S M
Aerobik




I. SENAM



II. JALAN
CEPAT

III.
LATIHAN
LAINNYA
:

Kekuatan
otot & k

Keseimba
ngan

Catatan &

Paraf
Petugas

GD
Sewaktu

Tekanan
darah

Berat
Badan



Keluhan


                                                                            44
Minggu V       Minggu VI      Minggu VII    Minggu VIII

LATIHAN
FISIK :
            S S R K J S M S S R K J   S M S S R K J S M S S R K J       S M
Aerobik




I. SENAM



II. JALAN
CEPAT

III.
LATIHAN
LAINNYA
:

Kekuatan
otot & k

Keseimba
ngan

Catatan &

Paraf
Petugas

GD
Sewaktu

Tekanan
darah

Berat
Badan



Keluhan




                                                                 45
Minggu IX                         Minggu X                           Minggu XI                     Minggu XII

LATIHAN
FISIK :
                  S S R K J S M S S R K J                                 S M S S R K J S M S S R K J                                   S M
Aerobik




I. SENAM



II. JALAN
CEPAT

III.
LATIHAN
LAINNYA
:

Kekuatan
otot & k

Keseimba
ngan

Catatan &

Paraf
Petugas

GD
Sewaktu

Tekanan
darah

Berat
Badan



Keluhan

 CATATANPETUGAS
 .......................................................................................................................

 .......................................................................................................................


                                                                                                                                  46

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdfssuserc3081c
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukyusup firmawan
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMPuskesmasSungaiMenan
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Zakiah dr
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmwidyaagustini
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
 
Fishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalahFishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalahMoh Ikhwanuddin
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docProgramAnakBL
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratMuh Saleh
 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaMuh Saleh
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxSuMarni41
 
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdfPEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdfRiaKenangasari
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanMuh Saleh
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxPromkesKotsmi
 
KERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.docKERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.docRUMI83
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmhusnulchotimah6
 

Mais procurados (20)

Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
 
Fish bone kia
Fish bone kiaFish bone kia
Fish bone kia
 
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi burukStandar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
Standar operasional prosedur ttlksana balita gizi buruk
 
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SMSOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
SOP DETEKSI DINI DAN RUJUKAN BALITA GIZI BURUK PKM SM
 
Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016Materi pelatihan kader posyandu 2016
Materi pelatihan kader posyandu 2016
 
Pedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukmPedoman pelayanan gizi ukm
Pedoman pelayanan gizi ukm
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
 
Fishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalahFishbone dan prioritas penyebab masalah
Fishbone dan prioritas penyebab masalah
 
KAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.docKAK Kelas Balita 2020.doc
KAK Kelas Balita 2020.doc
 
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi BaratUpaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
Upaya Penurunan AKI dan AKB di Provinsi Sulawesi Barat
 
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan KeluargaProgram Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga
 
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docxLAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
LAPORAN HASIL AUDIT INTERNAL PENDAFTARAN.docx
 
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdfPEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
PEDOMAN TATA KELOLA MUTU DI PUSKESMAS.pdf
 
Bab 4.pdf
Bab 4.pdfBab 4.pdf
Bab 4.pdf
 
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.pptPenjelasan capaian KBK 2022.ppt
Penjelasan capaian KBK 2022.ppt
 
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang KesehatanPermenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
Permenkes No. 43 tentang Standar Pelayanan Minimal Biidang Kesehatan
 
Integrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptxIntegrasi Layanan Primer.pptx
Integrasi Layanan Primer.pptx
 
KERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.docKERANGKA ACUAN UKM.doc
KERANGKA ACUAN UKM.doc
 
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukmPmk no.39 ttg pedoman ukm
Pmk no.39 ttg pedoman ukm
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 

Semelhante a PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI JEMAH HAJI

Kerangka lintassektor haji
Kerangka lintassektor hajiKerangka lintassektor haji
Kerangka lintassektor hajikhoirul huda
 
Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Penyelenggaraan Kesehatan HajiPenyelenggaraan Kesehatan Haji
Penyelenggaraan Kesehatan Hajipjj_kemenkes
 
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...pjj_kemenkes
 
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapiPermenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapiTaufiku Rahman
 
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatJaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakatpjj_kemenkes
 
Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021Tini Wartini
 
Ppt pembinaan
Ppt pembinaanPpt pembinaan
Ppt pembinaanRosyirma
 
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJIPEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJIAisyah Arum
 
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_2
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_220141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_2
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_2anisa_13
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasbedjobadoeng
 
Permenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Permenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmasPermenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Permenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmasFitri Riyanto
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasUFDK
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)JOEM Haj
 
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmasFachrul_Herdiyana
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasyose rizal
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasFikri Jafar
 
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasPermenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasIka Kusumawati
 
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehatkristiawati
 

Semelhante a PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI JEMAH HAJI (20)

Kerangka lintassektor haji
Kerangka lintassektor hajiKerangka lintassektor haji
Kerangka lintassektor haji
 
Penyelenggaraan Kesehatan Haji
Penyelenggaraan Kesehatan HajiPenyelenggaraan Kesehatan Haji
Penyelenggaraan Kesehatan Haji
 
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
Sistem Kesehatan Nasional, Undang-undang Kesehatan & Millenium Development Go...
 
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapiPermenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
Permenkes 65 tahn 2015 ttg standar pelayanan fisioterapi
 
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan MasyarakatJaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
 
Skn 2009
Skn 2009Skn 2009
Skn 2009
 
Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021Overview tugsus (suherman) 2021
Overview tugsus (suherman) 2021
 
Ppt pembinaan
Ppt pembinaanPpt pembinaan
Ppt pembinaan
 
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJIPEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
PEMBINAAN KESEHATAN JEMAAH HAJI
 
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_2
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_220141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_2
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas_2
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
 
Permenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Permenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmasPermenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Permenkes no-75-th-2014-ttg-puskesmas
 
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang PuskesmasPMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
PMK no.75_Tahun 2014 Tentang Puskesmas
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas (2)
 
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas
20141210110659.pmk no 75_th_2014_ttg_puskesmas
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
 
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmasPmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
Pmk no-75-th-2014-ttg-puskesmas
 
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmasPermenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
Permenkes no 75 th 2014 ttg puskesmas
 
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & SehatPerilaku Hidup Bersih & Sehat
Perilaku Hidup Bersih & Sehat
 
Pmk no.-75-ttg-puskesmas
Pmk no.-75-ttg-puskesmasPmk no.-75-ttg-puskesmas
Pmk no.-75-ttg-puskesmas
 

Mais de Irene Susilo

Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015Irene Susilo
 
Buku bank sampah compress
Buku bank sampah compressBuku bank sampah compress
Buku bank sampah compressIrene Susilo
 
Buku bank sampah compress
Buku bank sampah compressBuku bank sampah compress
Buku bank sampah compressIrene Susilo
 
Booklet phbs rumah tangga
Booklet phbs rumah tanggaBooklet phbs rumah tangga
Booklet phbs rumah tanggaIrene Susilo
 
Berperilaku sehat di jalan
Berperilaku sehat di jalanBerperilaku sehat di jalan
Berperilaku sehat di jalanIrene Susilo
 
10 phbs di rumah tangga
10 phbs di rumah tangga10 phbs di rumah tangga
10 phbs di rumah tanggaIrene Susilo
 
Buku gerakan pyd edit 11042013 final
Buku gerakan pyd edit 11042013 finalBuku gerakan pyd edit 11042013 final
Buku gerakan pyd edit 11042013 finalIrene Susilo
 
Surat edaran hks dinkes
Surat edaran hks dinkesSurat edaran hks dinkes
Surat edaran hks dinkesIrene Susilo
 
Panduan HKS 2013 (Draft)
Panduan HKS 2013 (Draft)Panduan HKS 2013 (Draft)
Panduan HKS 2013 (Draft)Irene Susilo
 
Juknis HIV: Pedoman PTRM di Penjara
Juknis HIV: Pedoman PTRM di PenjaraJuknis HIV: Pedoman PTRM di Penjara
Juknis HIV: Pedoman PTRM di PenjaraIrene Susilo
 
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma DiskriminasiJuknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma DiskriminasiIrene Susilo
 

Mais de Irene Susilo (20)

Final program
Final programFinal program
Final program
 
Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015
Buku panduan pekan imunisasi 2015 final 10 april 2015
 
Buku bank sampah compress
Buku bank sampah compressBuku bank sampah compress
Buku bank sampah compress
 
Buku bank sampah compress
Buku bank sampah compressBuku bank sampah compress
Buku bank sampah compress
 
Ctps
CtpsCtps
Ctps
 
Booklet phbs rumah tangga
Booklet phbs rumah tanggaBooklet phbs rumah tangga
Booklet phbs rumah tangga
 
Berperilaku sehat di jalan
Berperilaku sehat di jalanBerperilaku sehat di jalan
Berperilaku sehat di jalan
 
Abat pelajar
Abat pelajarAbat pelajar
Abat pelajar
 
10 phbs di rumah tangga
10 phbs di rumah tangga10 phbs di rumah tangga
10 phbs di rumah tangga
 
Buku gerakan pyd edit 11042013 final
Buku gerakan pyd edit 11042013 finalBuku gerakan pyd edit 11042013 final
Buku gerakan pyd edit 11042013 final
 
Imed 2013
Imed 2013Imed 2013
Imed 2013
 
Imed 2013
Imed 2013Imed 2013
Imed 2013
 
BPN 2011
BPN 2011BPN 2011
BPN 2011
 
Juknis bok-2013
Juknis bok-2013Juknis bok-2013
Juknis bok-2013
 
Surat edaran hks
Surat edaran hksSurat edaran hks
Surat edaran hks
 
Surat edaran hks dinkes
Surat edaran hks dinkesSurat edaran hks dinkes
Surat edaran hks dinkes
 
Panduan HKS 2013 (Draft)
Panduan HKS 2013 (Draft)Panduan HKS 2013 (Draft)
Panduan HKS 2013 (Draft)
 
Buku
BukuBuku
Buku
 
Juknis HIV: Pedoman PTRM di Penjara
Juknis HIV: Pedoman PTRM di PenjaraJuknis HIV: Pedoman PTRM di Penjara
Juknis HIV: Pedoman PTRM di Penjara
 
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma DiskriminasiJuknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
Juknis HIV: Pedoman Stigma Diskriminasi
 

PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI JEMAH HAJI

  • 1. 1
  • 2. KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Jemaah Haji bagi Tenaga Kesehatan di Puskesmas sebagai tindak lanjut dari Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1394 / MENKES / SK / 2002 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Haji. Pedoman ini merupakan bagian dari Sistem Pembinaan Kesehatan Jemaah haji di Tanah Air khususnya di Puskesmas, sehingga dalam pelaksanaannya pembinaan merupakan kegiatan yang terpadu dan berkesinambungan untuk mempersiapkan Jemaah Haji agar mampu secara fisik, sehat dan mandiri. Pedoman ini mencakup substansi, konsep dasar dan metode pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani di Puskesmas dan jejaringnya , peran serta masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) dan Kelompok olahraga masyarakat serta kemitraan dengan Lintas Sektor. Mudah-mudahan Pedoman ini dapat menjadi acuan bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas untuk meningkatkan kualitas kesehatan dan kebugaran Jemaah Haji Indonesia sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian Jemaah Haji. Kepada seluruh penyusun dan berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan pedoman ini, kami sampaikan terima kasih atas dedikasinya. Semoga pedoman ini bermanfaat dalam pembinaan kesehatan Jemaah Haji Indonesia. Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 2
  • 3. SAMBUTAN Assalamu’alaikum Wr. Wb. Sejalan dengan Visi Departemen Kesehatan RI yaitu mewujudkan masyarakat mandiri untuk hidup sehat yaitu kemandirian dapat dicapai melalui berbagai upaya antara lain penggunaan alat, metode dan teknologi kesehatan yang tepat guna, sarana pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat dan biaya kesehatan yang terjangkau. Hal tersebut membutuhkan model pembinaan kesehatan yang terbukti efektif untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk jemaah haji. Pembinaan kesehatan merupakan upaya pembinaan holistik yang dilakukan kepada perorangan atau kelompok calon jemaah haji secara paripurna pada semua tahap penyelenggaraan ibadah haji sejak calon jemaah haji mendaftar sampai kembali ke Tanah Air. Pembinaan kesehatan jemaah haji di Tanah Air berawal dari tingkat Puskesmas setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan I baik bagi jemaah haji yang sehat maupun jemaah haji risti setelah dilakukan pemeriksaan rujukan. Pembinaan kebugaran jasmani merupakan salah satu bagian dari sistem pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas, untuk itu dibutuhkan petugas kesehatan yang mampu menganalisis faktor risiko penyakit dan merencanakan serta melakukan pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani . Dalam melaksanakan pembinaan kebugaran jemaah haji tentunya perlu memperhatikan adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat, kemitraan dengan UKBM, Lintas Sektor terkait dan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji serta Kelompok Olahraga masyarakat. Melalui pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji secara terintegrasi dan berkesinambungan diharapkan dapat.tercapai jemaah haji Indonesia yang sehat dan bugar untuk dapat melaksanakan kegiatan ibadah haji secara optimal. Wa billahi taufik wal hidayah, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 3
  • 4. TIM PENYUSUN 1. Abdul Hafiz, SKM,MM (Subdit Kesehatan Haji) 2. Drg. Abdul Halim, MPPH (Biro Umum) 3. Drs. H. Ade Marfuddin, MM (Yayasan Gema Hati) 4. Dr. Eny Riangwati Tanzil, SpKO (Subdit BUK Perkotaan dan Olahraga) 5. Dr. Ferina Andayani (Subdit Kesehatan Haji) 6. Drg. Hermanto Setia Hadi, MS (Subdit BUK Indera dan Usila) 7. Dr. Imran Agus Nurali, SpKO (Subdit BUK Perkotaan dan Olahraga) 8. Dra. Sri Koesminarti (Pusat Promosi Kesehatan) 9. Dr. Noviar Mahmud, SpKO (PDSKO) 10. Dr. Onzat Razak, MKes (BKOM Bandung) 11. Dr. R. Wisnu Hidayat, SpKO (PS – IKO FKUI) 12. Dr. Siti Zaenar, MKes (Subdit IKD & UKBM) 13. Drs. Supriyadi (Yayasan Jantung Indonesia) 14. DR.Drs. Sofyan Hanif, MPd (FIK-Universitas. Negeri Jakarta) 15. Dr. Wahyudi Hartono, MS (Direktorat Bina Kesehatan Kerja) 16. Widio Djatmiko, SKM,MM (Sudbit BUK Perkotaan dan Olahraga) Sekretariat : 1. Dr. Fathonah 2. Drs. Ari Sanistioro 3. Evi Anggraeni 4. Anisah Lutfinati, AMG 5. Suharto 6. Sudarmi 7. Dikam 4
  • 5. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR 2 SAMBUTAN 3 TIM PENYUSUN 4 DAFTAR ISI 5 BAB I PENDAHULUAN 6 A. LATAR BELAKANG 6 B. TUJUAN 8 1. TUJUAN UMUM 8 2. TUJUAN KHUSUS 8 C. DASAR HUKUM 8 BAB II RUANG LINGKUP 9 A. PENGERTIAN 9 B. SASARAN 10 BAB III KONSEP DASAR : IBADAH HAJI, KEBUGARAN DAN LATIHAN FISIK 11 A. IBADAH HAJI 11 B. KEBUGARAN JASMANI 11 C. LATIHAN FISIK 13 BAB IV PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI 19 A. PERENCANAAN 20 B. PELAKSANAAN 24 C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 37 BAB V PENUTUP 38 KEPUSTAKAAN 39 LAMPIRAN – LAMPIRAN 40 5
  • 6. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG : Ibadah haji sebagai rukun Islam ke-5 merupakan kewajiban umat islam karena Allah SWT dan menurut Surat Al Imran ayat 97 merupakan kewajiban bagi orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah yaitu mampu dalam pembiayaan, pengetahuan, kesehatan jasmani dan rohani. Kemampuan jasmani dan rohani merupakan salah satu syarat kelayakan untuk beribadah haji (istithoah) berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan sebagai bagian dari penyelenggaraan ibadah haji. Penyelenggaraan ibadah haji bertujuan untuk memberikan pembinaan, pelayanan dan perlindungan yang sebaik-baiknya bagi jemaah haji sehingga dapat menunaikan ibadahnya sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam. Penyelenggaraan dilakukan melalui sistem dan manajemen yang terpadu agar pelaksanaan ibadah haji dapat berjalan aman, tertib, lancar dan nyaman sesuai tuntunan agama serta jemaah haji dapat melaksanakan ibadah haji secara mandiri sehingga diperoleh haji mabrur. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji, Menteri Kesehatan bertanggung jawab dalam melakukan pembinaan dan pelayanan kesehatan ibadah haji baik pada saat persiapan maupun pelaksaanaan penyelenggaraan ibadah haji. Faktor-faktor internal dan eksternal jemaah haji mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian jemaah haji . Faktor internal antara lain tingkat kebugaran jasmani yang masih kurang dan sudah menderita penyakit sejak dari tanah air. Data perbandingan jumlah jemaah haji berdasarkan kelompok usia dalam 3 tahun terakhir (tahun 2006 – 2008) adalah : kelompok usia < 50 tahun (50,6% ; 52,3% dan 43%) dan kelompok usia ≥ 50 tahun (49,4% ; 47,7% dan 57%). Sesuai dengan International Classification of Disease - X (ICD-X), data penyebab utama penyakit jemaah haji Indonesia yang berobat jalan pada tahun 2008 adalah penyakit 6
  • 7. sistem pernapasan (54,1%), penyakit sistem otot, tulang dan jaringan penyambung (11,1%), penyakit sistem sirkulasi (10,7%) dan penyakit sistem pencernaan (9,7%). Sedangkan penyebab utama angka kesakitan yang dirawat inap adalah : penyakit sistem pernapasan (27%), penyakit sistem sirkulasi (24,5%), penyakit sistem pencernaan (15,1%). Data penyebab utama kematian adalah : penyakit sistem sirkulasi (66,4%), penyakit sistem pernapasan (28%), penyakit sistem saraf (1,6%) dan neoplasma (1,3%). Jumlah jemaah haji wafat berdasarkan kelompok umur pada 2 tahun terakhir (2007 – 2008) berturut-turut yaitu kelompok usia < 40 tahun (1,7% ; 9%) , kelompok usia 40 – 50 tahun (7,6% ; 7%), kelompok usia 51 – 60 tahun (23,2% ; 21,5%), kelompok usia 61 – 70 tahun (35,7% ; 36,5%) dan kelompok usia > 70 tahun (31,8% ; 33,9%). Berdasarkan data-data tersebut dapat diasumsikan bahwa bagi kelompok usia ≥ 50 tahun dengan atau tanpa faktor resiko penyakit, kemampuan kesehatan termasuk kemampuan fisik sangat mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian jemaah haji. Penyelenggaraan pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam beribadah haji yang memenuhi kaidah beribadah dan kemampuan fisik untuk melakukannya. Pelayanan kesehatan terhadap jemaah haji di Puskesmas meliputi upaya-upaya promotif , preventif, kuratif, dan rehabilitatif agar setiap jemaah haji dapat menunaikan ibadah dengan kondisi kesehatan yang tetap terjaga. Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka pemeriksaan kesehatan I dan pemeriksaan kebugaran jasmani serta pembinaannya sangat penting untuk menjaga kondisi prima jemaah haji saat melakukan ibadah haji. Selama ini Puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan I meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik, laboratorium dan melakukan pembinaan untuk mengatasi penyakit yang diderita, namun belum disertai dengan pembinaan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Oleh karena itu petugas kesehatan di Puskesmas sebagai institusi pelayanan kesehatan dasar memerlukan peningkatan kemampuan untuk melakukan upaya pembinaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji. Pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi petugas kesehatan di Puskesmas atau institusi kesehatan lain dalam membina jemaah haji untuk meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga angka kesakitan dan kematian jemaah haji selama beribadah haji di Arab Saudi dapat diminimalisir. 7
  • 8. B. TUJUAN 1. Tujuan Umum: Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembinaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji di Puskesmas sehingga tercapai jemaah haji Indonesia yang sehat dan bugar. 2. Tujuan Khusus: a. Terlaksananya peningkatan pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan di Puskesmas dalam melakukan pelayanan kebugaran jasmani bagi jemaah haji; b. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas dalam menyusun perencanaan kegiatan pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji; c. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan di Puskesmas dalam penatalaksanaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji sehat dan jemaah haji risti; d. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan dalam melakukan monitoring dan evaluasi kebugaran jemaah haji di Puskesmas; e. Terlaksananya peningkatan kemampuan petugas kesehatan untuk melakukan pemberdayaan jemaah haji dalam meningkatkan kebugaran jasmaninya. C. DASAR HUKUM: 1. Undang-Undang RI, nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan; 2. Undang-Undang RI, nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 3. Undang-Undang RI, nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji; 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 1394/ Menkes/ SK/ XI/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia; 5. Keputusan Menteri Kesehatan RI, nomor 131/Menkes/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional; 6. Keputusan Menteri Kesehatan RI , nomor 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat; 7. Peraturan Menteri Kesehatan RI, nomor 1575/Menkes/PER/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan. 8
  • 9. BAB II RUANG LINGKUP A. PENGERTIAN 1. Kebugaran jasmani Adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan pekerjaan sehari-hari dalam jangka waktu relatif lama tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan. 2. Aktivitas fisik Adalah setiap gerakan tubuh yang dapat meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Contoh: membersihkan rumah, mencuci, menyeterika, memasak, berkebun, naik- turun tangga, berjalan kaki, mencuci kendaraan, dll. 3. Latihan fisik Adalah semua bentuk aktivitas fisik yang dilakukan secara terstruktur dan terencana dengan tujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Contoh: stretching, latihan kekuatan otot, latihan keseimbangan, jalan cepat, jogging, sit-up/push-up, senam aerobik, bersepeda , dll 4. Jemaah haji Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia yang beragama Islam dan telah mendaftarkan diri untuk menunaikan Ibadah Haji sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. 5. Jemaah haji sehat Adalah Jemaah haji yang pada pemeriksaan kesehatan dinyatakan tidak memiliki faktor risiko terhadap penyakit dan tidak menyandang penyakit tertentu yang dapat mempengaruhi kondisinya selama menjalankan ibadah haji. 9
  • 10. 6. Jemaah haji risiko tinggi kesehatan (Jemaah Haji Risti) Adalah jemaah haji yang memiliki satu atau lebih keadaan fisik atau psikis yang dapat memperburuk kesehatannya selama melaksanakan perjalanan ibadah haji. Contoh: usia lanjut, memiliki riwayat hipertensi, diabetes diabetes, penyakit paru obstruksi kronis (PPOK), penyakit jantung, obesitas, riwayat psikiatri, dll. 7. Faktor risiko penyakit Adalah keadaan fisik yang dapat mempengaruhi seseorang untuk melakukan aktivitas fisik atau latihan fisik. Contoh: usia  40 tahun, obesitas, hipertensi, hiperkolesterolemia, penyakit jantung, penyakit diabetes melitus, PPOK, gangguan psikiatri, osteoporosis, osteoarthritis, dll. 8. Puskesmas Adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab dalam menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 9. Petugas Kesehatan Adalah Petugas kesehatan di Puskesmas yang mengelola program pembinaan kesehatan haji. 10. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Adalah wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat, dibina oleh Puskesmas, Lintas Sektor dan lembaga terkait lainnya. Contoh : 1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan Desa (Poskesdes), Pos kesehatan Pesantren (Poskestren), SBH (Saka Bhakti Husada), Posyandu/Kelompok Lansia, Posyandu PTM, Posbindu, Kelompok Jantung Sehat, dll. 2. Bentuk kelompok yang dapat dimanfaatkan sebagai wahana pembinaan kesehatan haji seperti: Kelompok Bimbingan Manasik Haji, Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH), Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI), Majelis Ta’lim, Yayasan Gema Hati, dll. B. SASARAN Sasaran buku pedoman ini adalah petugas kesehatan di Puskesmas. 10
  • 11. BAB III KONSEP DASAR IBADAH HAJI, KEBUGARAN JASMANI dan LATIHAN FISIK A. IBADAH HAJI Merupakan kegiatan ibadah wajib yang memerlukan kesiapan fisik yang prima karena mengandung aktifitas fisik yang lebih berat dari kegiatan kita sehari-hari. Aktivitas fisik yang dimaksud di atas adalah : 1. Sholat 5 waktu di Mesjidil Haram / Mesjid Nabawi : Berjalan dari pemondokan atau batas masuk kendaraan ke area Masjidil Haram atau Masjid Nabawi. 2. Tawaf : Berjalan mengelilingi Ka’bah berlawanan arah jarum jam sebanyak 7 kali. 3. Sa’I : Berjalan atau berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali (7 x ± 420 meter = 2, 9 Km). 4. Kegiatan Armuna (Arofah, Muzdalifah dan Mina) : Wukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah termasuk melontar jumroh 5. Kegiatan lain, seperti : Kegiatan dari daerah asal ke embarkasi, di pesawat, ziarah selama di Tanah Suci dan kepulangan di Tanah Air. B. KEBUGARAN JASMANI Pemeliharaan kebugaran jasmani bagi Jemaah haji dimaksudkan sebagai sarana mencapai dan menjamin kondisi kesehatan yang optimal menjelang keberangkatan sampai kembali ke Tanah Air. Pelaksanaannya dapat secara mandiri dan kelompok, berkesinambungan sejak di daerah asal, di perjalanan, embarkasi / debarkasi haji, selama di Arab Saudi dan setelah kembali ke Tanah Air. 11
  • 12. Komponen Kebugaran Jasmani : terdiri dari 2 kelompok yaitu 1. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (Health related fitness) Terdiri dari : daya tahan jantung-paru, daya tahan dan kekuatan otot, fleksibilitas dan komposisi tubuh. a. Daya tahan jantung-paru (Cardiorespiratory endurance) - merupakan komponen yang terpenting dalam penilaian status kebugaran jasmani atau stamina seseorang dan sangat dibutuhkan dalam kegiatan ibadah haji - besarnya daya tahan jantung-paru diukur dengan menilai volume oksigen maksimal yang dapat digunakan oleh tubuh (VO2max) b. Kekuatan dan Daya tahan otot (Muscle Strength and endurance) - adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi yang berulang-ulang terhadap suatu beban submaksimal dan maksimal dalam jangka waktu tertentu - merupakan kemampuan untuk mengatasi kelelahan dan penurunan kekuatan otot ini akan mengganggu keseimbangan tubuh dan peningkatan risiko jatuh - pada kegiatan ibadah haji kekuatan dan daya tahan otot sangat diperlukan pada tungkai, lengan dan punggung misalnya saat melakukan tawaf, melontar jumroh, naik turun tangga , kegiatan yang banyak berdiri dan berjalan, membawa barang bawaan dsb. c. Fleksibilitas / Kelenturan (Flexibility) - adalah kemampuan persendian untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi secara maksimal - keleluasaan gerak tubuh pada persendian sangat dipengaruhi oleh elastisitas otot, tendon dan ligamen sekitar sendi serta sendi itu sendiri - mempengaruhi postur tubuh seseorang, mempermudah gerak tubuh, mengurangi kekakuan, meningkatkan ketrampilan dan mengurangi risiko terjadinya cedera. d. Komposisi tubuh (Body composition) - terdiri dari massa tubuh tanpa lemak dan lemak tubuh. - Parameternya terdiri dari : 12
  • 13. Indeks mass tubuh adalah berat badan yang diukur dalam satuan Kg dibagi tinggi badan dalam Meter kuadrat yang menggambarkan proporsi berat badan terhadap tinggi badan. • Ukuran Lingkar Pinggang 2. Kebugaran jasmani yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill related fitness) Terdiri dari komponen kecepatan gerak, kelincahan, keseimbangan, waktu/ kecepatan reaksi, koordinasi dan daya ledak otot. Berdasarkan hal tersebut diatas, komponen kebugaran jasmani yang penting bagi jemaah haji adalah : 1. Daya tahan jantung-paru (kardiorespirasi) 2. Kekuatan dan daya tahan otot 3. Kelenturan 4. Keseimbangan 5. Daya ledak otot (power) C. LATIHAN FISIK BAGI JEMAAH HAJI : Jemaah haji sebaiknya tetap melakukan aktivitas fisik di rumah setiap hari secara teratur disesuaikan dengan kondisi kesehatan. Sementara bagi jemaah haji yang bekerja tetap melakukan aktivitas fisik di tempat kerja seperti naik turun tangga, berjalan cepat antar ruangan, dll. Kebugaran jasmani yang baik dapat dicapai dengan menambah aktivitas fisik dengan latihan fisik sebelum, selama dan setelah beribadah haji secara baik, benar, terukur dan teratur. Jemaah haji risiko tinggi yang akan melakukan latihan fisik harus dengan pertimbangan medis yang cukup dengan prinsip aman dan memberikan manfaat yang optimal, sehingga dapat meningkatkan kondisi fisik jemaah haji. 1. MANFAAT LATIHAN FISIK : a. Mengendalikan atau mengendalikan berat badan, sehingga menurunkan risiko menjadi obesitas; b. Mencegah, menurunkan atau mengendalikan tekanan darah tinggi; c. Mencegah, menurunkan atau mengendalikan gula darah pada penderita diabetes tipe 2; d. Memperkuat otot jantung dan meningkatkan kapasitas jantung; e. Mengurangi risiko penyakit pembuluh darah tepi; 13
  • 14. f. Meningkatkan kadar kolesterol HDL; g. Menurunkan kadar kolesterol LDL; h. Mencegah atau mengurangi terkena risiko osteoporosis pada wanita; i. Membantu mengendalikan stress dan mengurangi kecemasan serta depresi dan menimbulkan rasa percaya diri khususnya pada kegiatan yang dilakukan secara berkelompok; j. Memperbaiki fleksibiltas otot dan sendi serta memperbaiki postur tubuh sehingga dapat mencegah nyeri punggung bawah; k. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh sehingga mengurangi risiko penyakit menular (misalnya influenza); l. Meningkatkan kemampuan tubuh untuk beradaptasi terhadap perubahan suhu dan kelembaban lingkungan (aklimatisasi). 2. KONTRA INDIKASI LATIHAN : a. Kontra Indikasi mutlak : Pada kondisi ini jemaah haji sama sekali tidak dianjurkan untuk melakukan latihan fisik. 1. Ada kelainan EKG istirahat , dengan adanya kemungkinan infark 2. Angina pectoris tidak stabil 3. Aritmia Ventrikel tidak terkontrol 4. Hipertensi tidak terkontrol 5. Diabetes tipe 2 yang tidak terkontrol atau Diabetes tipe 1 6. Thrombophlebitis 7. Infeksi akut 8. Psikosis b. Kontra Indikasi relatif : Pada kondisi ini jemaah haji dapat melakukan latihan fisik dengan pengawasan tenaga kesehatan terlatih 1. Gangguan elektrolit darah 2. Hipertensi ≥ 160 / 100 mmHg 3. Kadar gula darah sewaktu ≥ 250 mg/dL 4. Penyakit infeksi kronis (TBC aktif ) 5. Gangguan neuromuskular, muskuloskeletal atau radang sendi 14
  • 15. 3. PRINSIP- PRINSIP LATIHAN FISIK a. Perlu menerapkan prinsip latihan fisik yang baik, benar, terukur, dan teratur guna mencegah timbulnya dampak yang tidak diinginkan. b. Latihan fisik terdiri dari pemanasan, latihan inti dan diakhiri dengan pendinginan. Pemanasan dan pendinginan berupa peregangan dan relaksasi otot serta sendi serta dilakukan secara hati-hati dan tidak berlebihan. c. Frekuensi latihan fisik dilakukan 3-5 x/minggu dengan selang 1 hari istirahat. d. Latihan fisik dilakukan pada intensitas ringan-sedang dengan denyut nadi : 70 – 80 % x Denyut Nadi Maksimal (DNM) untuk jemaah haji sehat dan 60 – 70 % x Denyut Nadi Maksimal (DNM) untuk jemaah haji risti. DNM = 220 – umur. e. Latihan fisik dilakukan secara bertahap dan bersifat individual, namun dapat dilakukan secara mandiri dan berkelompok f. Latihan fisik bagi jemaah haji risti dilakukan dibawah pengawasan tenaga kesehatan yang terlatih dalam kesehatan olahraga. 4. HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN a. Umum : 1. Dokter Puskesmas perlu melakukan pemeriksaan kesehatan awal untuk mengetahui ada tidaknya kontra indikasi (medical clearance); 2. Meminta persetujuan tertulis dari jemaah haji risti untuk mengikuti program latihan fisik dengan memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya (informed concent); 3. Dokter Puskesmas perlu untuk mempertimbangkan merujuk jemaah haji risti yang penatalaksanaannya sulit khususnya terkait dengan program latihan fisik (ke BKOM / Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat atau Pelayanan Rehabilitasi Medik di Rumah Sakit terdekat) 4. Jemaah haji dapat melakukan latihan fisik di ruangan dengan ventilasi dan cahaya yang cukup atau di tempat terbuka dengan permukaan lantai yang rata dan tidak licin; 5. Jemaah haji dapat melakukan latihan jalan kaki setelah sholat subuh (pukul 05.00-05.30) atau pada sore hari (pukul 17.00-17.30) agar tubuh dapat melakukan penyesuaian terhadap suhu dingin dan kelembaban yang rendah. Untuk mengantisipasi ibadah haji pada musim panas, latihan fisik tidak dianjurkan pada siang hari karena dapat memperburuk faktor risiko atau 15
  • 16. penyakitnya. Latihan fisik jika dilakukan secara baik, benar, terukur dan teratur dapat meningkatkan kemampuan adaptasi fisiologis tubuh seseorang terhadap perubahan kondisi lingkungan. b. Persiapan latihan : 1. Sebaiknya memakai pakaian olahraga yang terbuat dari katun (dapat menyerap keringat) dan tidak ketat agar pergerakan tidak terganggu (seperti kaos, training pack). 2. Sebaiknya menggunakan sepatu olahraga yang cukup nyaman (sol lunak dan elastis). 3. Pola hidangan yang dianjurkan menjelang latihan fisik: • Tidak mengganggu kebiasaan pola makan sehari-hari; • Sebaiknya makan dan minum dengan: - hidangan lengkap 3-4 jam sebelum latihan sore hari; - makanan kecil/ringan seperti biskuit atau roti 2-3 jam sebelum melakukan latihan fisik; - makan cair misalnya bubur, jus buah 1-2 jam sebelum melakukan latihan fisik; - 15-30 menit sebelum, selama dan setelah melakukan latihan dianjurkan minum air saja. C. Jenis latihan yang tidak dianjurkan : Latihan yang bersifat : 1. lebih lama dari 60 menit 2. menahan nafas; 3. memantul dan melompat; 4. latihan beban dengan beban dari luar 5. mengganggu keseimbangan (berdiri di atas 1 kaki tanpa berpegangan atau tempat latihan tidak rata dan licin); 6. hiperekstensi leher (menengadahkan kepala ke belakang); 7. kompetitif atau dipertandingkan; D. PROGRAM LATIHAN FISIK Latihan fisik yang dilakukan harus bersifat baik , benar, terukur dan teratur. Bersifat baik jika dilakukan sejak mendaftar sebagai jemaah haji atau minimal 6 bulan sebelum berangkat dan peningkatan latihan secara bertahap. Setiap sesi latihan dimulai dengan pemanasan , 16
  • 17. diikuti latihan inti dan diakhiri dengan pendinginan. Dilakukan dengan benar sesuai kondisi fisik dan faktor resiko penyakit yang dimilki serta tidak menimbulkan dampak yang merugikan. Latihan fisik dilakukan secara terukur sesuai dengan takaran denyut nadi latihan atau ada tidaknya keluhan subyektif saat melakukan latihan. Dilakukan secara teratur sesuai dengan frekuensi latihan per minggu Tahapan dalam satu sesi latihan fisik : 1. Pemanasan (Warming-up) : Pemanasan yang baik merupakan bagian penting dalam melakukan latihan fisik. Pemanasan merupakan serangkaian latihan fisik sebagai persiapan latihan fisik inti agar tubuh siap untuk melakukan latihan inti dan mencegah terjadinya cedera selama latihan. Urutan pemanasan diawali dengan gerakan-gerakan ringan, kemudian peregangan dan diakhiri dengan berjalan kaki. Pemanasan dilakukan selama 10-15 menit. Peregangan : Merupakan bagian dari pemanasan dengan cara meningkatkan luas gerak sekitar persendian serta melibatkan tulang dan otot . Peregangan dilakukan: a. Secara perlahan sampai mendekati batas luasnya gerakan sendi, kemudian ditahan selama 8 hitungan dalam 10 detik dan akhirnya direlaksasikan; b. Sampai terasa ada regangan yang cukup tanpa ada rasa nyeri. c. Selama 5-10 menit dengan melibatkan persendian dan otot-otot tubuh bagian atas, bagian bawah serta sisi kiri dan kanan tubuh; d. Tanpa memantul-mantul. e. Bernapas secara teratur dan tidak dibenarkan untuk menahan napas. 2. Latihan Inti : Terdiri dari latihan yang bersifat aerobik, latihan kekuatan otot dan latihan keseimbangan serta latihan daya ledak otot Latihan aerobik dilakukan berdasarkan frekuensi latihan fisik per minggu, mengukur intensitas latihan fisik dengan menghitung denyut nadi per menit saat latihan fisik, lama serta jenis latihan fisik. Latihan kekuatan otot dilakukan berdasarkan jumlah set dan pengulangan gerakan (repetisi) serta tanpa adanya penambahan beban dari luar. Jenis latihan kekuatan otot dapat berupa latihan peregangan dan selama senam. 17
  • 18. Latihan keseimbangan dilakukan dengan melatih tubuh pada posisi tidak seimbang dengan atau tanpa menggunakan alat bantu (kursi) Latihan daya ledak otot dilakukan dengan menyerupai gerakan-gerakan saat melontar jumroh pada jarak tertentu ( 5 – 10 meter). 3. Pendinginan : a. Dilakukan setelah melakukan latihan fisik inti, dengan gerakan sama seperti pada pemanasan termasuk peregangan. b. Peregangan sendi dan otot dilakukan secara perlahan namun dengan tingkat lebih ringan dibandingkan saat pemanasan dan secara perlahan direlaksasikan 18
  • 19. BAB IV PEMBINAAN KEBUGARAN JASMANI Latihan fisik dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas, selain dari kegiatan penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan pola hidup bersih dan sehat selama melaksanakan ibadah haji. Pelaksanaan latihan fisik sebaiknya dilakukan sejak jemaah haji mendaftar atau minimal 6 bulan sebelum keberangkatan, sehingga tubuh dapat melakukan adaptasi terhadap dosis latihan dan mendapatkan manfaat yang optimal sebagai modal untuk melaksanakan ibadah haji. Selama di Arab Saudi jemaah haji diharapkan dapat melakukan pemeliharaan kebugaran jasmani dalam bentuk latihan peregangan (stretching). Setibanya di Indonesia melanjutkan latihan fisik yang disarankan sebagai bagian dari penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat sehingga kebugaran jasmani yang sudah terbina dapat tetap terjaga. Kegiatan pembinaan kebugaran jasmani merupakan rangkaian dari kegiatan pembinaan kesehatan haji yang dilakukan oleh Puskesmas. Sesuai dengan Kepmenkes RI no 128 tahun 2004 tentang fungsi Puskesmas, pelaksanaan latihan fisik bagi jemaah haji dapat menerapkan fungsi-fungsi : 1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan : Dengan berkoordinasi dengan Pimpinan Wilayah tempat kerja Puskesmas, Lintas Sektor (KUA Kecamatan), KBIH, Tokoh Masyarakat (alim ulama, majlis ta’lim) dsb. 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga : Pelaksanaan latihan fisik tidak hanya dilakukan secara berkelompok melalui UKBM (Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat) atau kelompok olahraga masyarakat lainnya seperti KJS (Kelompok Jantung Sehat), Senam Pernafasan, Senam Tera dsb. Disamping itu sebaiknya dapat dilakukan secara mandiri di rumah dengan melibatkan peran serta keluarga 19
  • 20. 3. Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat : Pelaksanaan latihan fisik dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, pemulihan kesehatan bagi jemaah haji khususnya yang risti atau sedang mempunyai masalah kesehatan. A. PERENCANAAN Puskesmas perlu melakukan perencanaan kegiatan baik dari sisi pembiayaan, ketenagaan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan, agar pelaksanaan pembinaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji terselenggara secara optimal. Puskesmas menyusun perencanaan kebutuhan satu tahun agar Puskesmas mampu melaksanakan kegiatan pembinaan kesehatan haji secara efisien, efektif dan dapat mempertanggungjawabkan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan dalam penyelenggaraan kesehatan haji. Perencanaan pembinaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji harus dilakukan secara terpadu dan terintegrasi dengan program pembinaan kesehatan jemaah haji di Puskesmas beserta jaringannya (Puskesmas Pembantu dan UKBM) serta kegiatan manasik haji yang diselenggarakan oleh KUA (Kantor Urusan Agama) tingkat Kecamatan atau melalui KBIH. 1. Tahap Persiapan : Kepala Puskesmas menunjuk/membentuk Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah haji. Tim ini dapat merupakan bagian dari Tim Pemeriksaan Kesehatan I di Puskesmas. Tim ini bertugas untuk memahami pedoman pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, serta mempelajari kebijakan atau pedoman yang terkait dengan pembinaan/penyelenggaraan kesehatan haji lainnya. 2. Tahap Persiapan : Kepala Puskesmas menunjuk / membentuk Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah haji. Tim ini dapat merupakan bagian dari Tim Pemeriksaan Kesehatan I di Puskesmas. Tim ini bertugas untuk memahami pedoman pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji bagi tenaga kesehatan di Puskesmas, serta mempelajari kebijakan atau pedoman yang terkait dengan pembinaan / penyelenggaraan kesehatan haji lainnya. 2. Tahap Analisis Situasi : Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah haji mengumpulkan informasi berupa a. Karakteristik dan permasalahan kesehatan jemaah haji b. Data tempat tinggal jemaah haji atau keluarga terdekatnya 20
  • 21. c. Data UKBM atau kelompok olahraga di wilayah tempat tinggal jemaah d. Data sumber daya tenaga, sarana dan prasarana terkait dengan pembinaan kebugaran jasmani seperti : instruktur olahraga atau tenaga kesehatan olahraga, tempat latihan dan perlengkapannya, formulir kartu kendali, laboratorium jika diperlukan dsb. e. Pembiayaan yang dibutuhkan sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan 3. Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan : Tim Pembina kebugaran jasmani jemaah haji menyusun rencana usulan kegiatan dengan memperhatikan : a. Kegiatan bersifat terintegrasi dengan kegiatan pembinaan kesehatan di Puskesmas atau Rumah Sakit serta pembinaan manasik ibadah haji b. Kegiatan bersifat berkesinambungan dengan kagiatan latihan fisik sebelumnya yang sudah dilakukan oleh jemaah haji serta memperbaiki program latihan fisik jika masih terdapat masalah c. Rencana usulan kegiatan disesuaikan dengan kondisi kesehatan jemaah haji, keadaan serta kemampuan Puskesmas di wilayah kerjanya. Seorang jemaah haji sebelum melaksanakan program latihan fisik, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan kesehatan terkait dengan kelayakan untuk mengikuti latihan fisik. Pemeriksaan ini dapat digabungkan atau terpisah dengan pemeriksaan kesehatan I bagi jemaah haji sebagai syarat dalam pendaftaran sebagai jemaah haji. Pemeriksaan diawali dengan mengisi formulir kelaikan untuk melakukan program latihan fisik serta ada tidaknya kontra indikasi mutlak atau relatif dalam mengikuti latihan fisik. Pengisian formulir dapat dilakukan dengan panduan oleh seorang petugas kesehatan (perawat atau bidan) 21
  • 22. ALUR PENATALAKSANAAN LATIHAN FISIK PENDAFTARAN DAN PENGISIAN FORMULIR PAR-Q & You JAWABAN TIDAK JAWABAN YA PEMERIKSAAN KESEHATAN KLASIFIKASI SKRINING EKG (≥ 40th) LAYAK TIDAK LAYAK LAYAK TIDAK LAYAK PENGOBATAN / RUJUKAN Hasil EKG pembebanan abnormal PENGUKURAN KEBUGARAN JASMANI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PROGRAM OLAHRAGA SESUAI DENGAN PEMANTAUAN JAMAAH HAJI SEHAT ATAU RISTI EVALUASI Keterangan : A. Petugas menyiapkan formulir PAR-Q & You (Physical Activity Readiness - Questionnaire & You) dengan menanyakan identitas Jemaah haji seperti : nama, jenis kelamin, umur, alamat dan jenis pekerjaan . 22
  • 23. B. Menanyakan ke 7 butir pertanyaan yang terdapat dalam formulir Par-Q & You dengan jawaban yang sebenarnya. Yaitu : 1. Pernahkah anda mendengar dokter yang mengatakan bahwa anda menderita suatu kelainan jantung ? 2. Apakah anda seringkali mengalami nyeri dada atau nyeri di jantung anda ? 3. Seringkah anda merasa akan pingsan atau mengeluh rasa pusing kepala yang agak parah ? 4. Pernahkah dokter memberitahukan kepada anda bahwa tekanan darah anda terlalu tinggi ? 5. Pernahkah dokter memberitahu kepada anda bahwa anda mengidap suatu masalah persendian atau tulang ? 6. Apakah anda membawa serta obat-obat berdasarkan resep, seperti obat untuk kelainan jantung, tekanan darah tinggi , diabetes ? 7. Apakah terdapat suatu alasan fisik yang belum disebutkan diatas bahwa anda seharusnya tidak boleh mengikuti suatu program aktivitas fisik ? - terdapat satu atau lebih jawaban Ya, maka Jemaah haji dikonsultasikan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter. Pemeriksaan dilakukan untuk menentukan layak atau tidak dilakukan pengukuran kebugaran jasmani berdasarkan ada tidaknya kontra indikasi . - Jika tidak layak, maka jemaah haji perlu mendapatkan penatalaksanaan pengobatan yang sesuai dengan penyakitnya atau bila perlu merujuknya . - Pengobatan dilakukan sampai Jemaah haji layak untuk dilakukan pengukuran kebugaran jasmani. C. Bagi Jemaah haji usia > 40 tahun yang menjawab tidak dalam semua pertanyaan Par-Q & You atau layak setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, maka dilakukan skrining EKG istirahat. D. Jika pada skrining EKG istirahat ditemukan kelainan (tidak layak) maka Jemaah haji diobati atau dirujuk dulu. E. Jika pada skrining EKG istirahat tidak ditemukan kelainan (layak) dilanjutkan dengan pengukuran kebugaran jasmani sesuai dengan syarat-syarat pengukuran. F. Jika pada EKG pembebanan selama pengukuran kebugaran jasmani ditemukan kelainan maka peserta dirujuk. 23
  • 24. G. Hasil dari pengukuran kebugaran jasmani didapatkan tingkat kebugaran jasmaninya. H. Pemilihan program olahraga disesuaikan dengan Jemaah haji sehat dan Jemaah haji resiko tinggi I. Pemantauan harus selalu dilakukan saat berolahraga maupun selama melaksanakan program olahraga, seperti adanya keluhan, cedera, dll. J. Evaluasi program dilakukan setelah program olahraga berlangsung selama 6 bulan, dengan melakukan pemeriksaan tingkat kebugaran kembali. B. PELAKSANAAN : 1. WAKTU : a. Sebelum keberangkatan b. Selama di pesawat / perjalanan c. Selama di pemukiman (Arab Saudi) d. Setelah kepulangan 2. TEMPAT : a. Puskesmas b. UKBM atau kelompok olahraga masyarakat c. Rumah atau tempat kebugaran/ fitness centre (mandiri) d. Pesawat e. Pemukiman jemaah haji 1. SEBELUM KEBERANGKATAN Urutan kegiatan latihan fisik adalah : A. Pemanasan : 10 – 15 menit - Senam ringan / jalan santai selama 5 menit - Stretching / peregangan 5 – 10 menit : Sendi & Otot Gambar 1 : Regangkan leher kearah samping kanan, sehingga otot leher sisi kiri teregang, Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Begitu pula kearah sebaliknya. 24
  • 25. Gambar 2 : Letakkan lengan kanan ke atas bahu kiri, dan siku kanan agak didorong kearah belakang, sehingga otot bahu kanan belakang teregang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Begitu pula terhadap lengan kiri. Gambar 3 : Letakkan lengan kanan ke arah bahu belakang melalui belakang kepala. Siku kanan didorong kearah bawah sehingga otot sayap lengan kanan teregang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Begitu pula terhadap lengan kiri. Gambar 4 : Rentangkan ke 2 lengan ke arah depan, ke 2 tangan dirapatkan. Regangkan selama 8 hitungan/ 10 detik sehingga otot-otot lengan samping teregang. Gambar 5 : Rentangkan ke 2 lengan ke arah atas , ke 2 tangan dirapatkan. Regangkan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot bahu samping teregang. 25
  • 26. Gambar 6 : Lengan kanan di rentangkan ke arah samping berlawanan melalui atas kepala. Regangkan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot- otot sisi badan dan bahu teregang. Ulangi gerakan ke arah sebaliknya. Gambar 7 : Bungkukkan badan semampunya dengan lengan menyusuri tungkai hingga sampai lutut. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot punggung teregang. Bagi jemaah haji dengan obesitas atau tidak mampu dalam keadaan berdiri, dapat dilakukan dalam posisi duduk. Gambar 8 : Berpegangan pada dinding atau tiang, tungkai kanan di bengkokkan ke belakang semampunya dan dipegang oleh tangan kiri dan tungkai kiri lurus berdiri. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot- otot paha kanan depan dan tungkai bawah kanan depan teregang. Lakukan pada tungkai sebaliknya. Gambar 9 : Berpegangan pada dinding atau tiang, Tungkai kiri dibengkokkan ke arah atas semampunya, dipegang oleh tangan kiri. Tungkai kanan berdiri lurus. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot paha kiri belakang teregang. 26
  • 27. Gambar 10 : Bersandar pada dinding, tungkai kanan dibengkokan ke depan sehingga tungkai kanan lurus ke belakang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik sehingga otot-otot belakang tungkai tungkai kiri teregang. B. Latihan Inti : berupa latihan aerobik selama 20 – 60 menit Dilakukan 3 x seminggu berupa kombinasi , senam aerobik 1 x dan jalan cepat 2 x, sesuai dengan aktivitas yang akan dihadapi jemaah haji di tanah suci. 1. Senam aerobik 1 x / minggu (kelompok) Bagi jemaah haji yang sehat : Latihan disesuaikan dengan kemampuan Jemaah haji dengan menghitung denyut nadi saat ditengah-tengah fase latihan ( Denyut nadi latihan = 70 – 80 % DNM atau tidak sampai bernafas berlebihan / hiperventilasi) diselingi gerakan sedikit high impact (gerakan-gerakan yang dilakukan dengan benturan pada tungkai, misal : gerakan meloncat, melompar atau salah satu tungkai dalam posisi melayang) Bagi jemaah haji risti : Dosis latihan disesuaikan dengan kemampuan sehingga denyut nadi latihan mencapai = 60 – 70 % DNM dan bersifat low impact (gerakan-gerakan yang dilakukan tanpa adanya benturan pada tungkai) 2. Jalan cepat 2 x / minggu (secara kelompok 1x dan secara mandiri 1x) Latihan dilakukan dengan kecepatan secara bertahap : 27
  • 28. Bagi jemaah haji sehat : Bulan Jarak Waktu Pengulangan Selang Waktu keterangan ke- (Km) tempuh per sesi latihan istirahat (menit) (menit) I 1,6 20 - 25 1 - II 1,6 20 2 15 III 1,6 20 2 10 IV 1,6 20 2 5 V 1,6 15 2 10 VI 1,6 15 2 5 Bagi jemaah haji dengan risti : Bulan Jarak Waktu Frekuensi per Selang Waktu keterangan ke- (Km) tempuh sesi latihan istirahat (menit) (menit) I 1,6 25 - 30 1 - II 1,6 25 2 15 III 1,6 25 2 10 IV 1,6 25 2 5 V 1,6 20 2 10 VI 1,6 20 2 5 Keterangan : contoh pada Jemaah Risti bulan 2 Jalan cepat 1,6 Km dengan waktu tempuh 25 menit, dilakukan 2 x dengan selang waktu istirahat 15 menit . Istirahat dilakukan tidak dalam keadaan duduk, tetapi secara aktif yaitu sambil berjalan pelan atau menggerakan lengan dan tungkai. 3. Alternatif latihan fisik lain yang dapat dilakukan : Latihan fisik ini biasanya dilakukan oleh jemaah haji secara mandiri di rumah atau tempat latihan kebugaran (fitness centre) khususnya di daerah perkotaan, oleh karena keterbatasan waktu melakukan secara berkelompok atau memang sudah mempunyai peralatan yang diperlukan serta sudah terbiasa dan mampu melakukannya. Peningkatan beban latihan tetap menggunakan prinsip-prinsip latihan serta dimodifikasi sesuai dengan contoh pada jenis latihan fisik berjalan cepat. 28
  • 29. Jenis Latihan fisik yang dapat dilakukan : a. Sepeda statis : - Tinggi sadel disesuaikan dengan mengatur putaran di bawah sadel setinggi posisi salah satu lutut yang menekuk dengan sudut ± 100o. - Melihat denyut nadi istirahat pada panel denyut nadi. - Kecepatan mengayuh diatur dengan memutar pengaturan beban 1) Pemanasan : Beban dimulai pada skala beban 0 ( dari skala 8 ) Dilakukan selama 5 menit (kecepatan mengayuh dengan tempo 100 bpm). Lakukan latihan sehingga denyut nadi naik mencapai 100x/menit. 2) Latihan Inti : Skala beban dinaikkan menjadi 2 - 3 dan pertahankan selama 20 - 30 menit. Lakukan latihan sampai denyut nadi naik mencapai 70 – 80 % x DNM pada jemaah yang sehat. Atau 60 – 70 % x DNM pada jemaah risti 3) Pendinginan : Skala beban diturunkan kembali secara perlahan menjadi 0 selama 5 menit. Kayuhan dihentikan, tetap istirahat di atas sadel sepeda sampai denyut nadi turun di bawah 100x/menit atau mendekati denyut nadi istirahat. b. Berenang : - Dilakukan bagi jemaah haji yang sudah mampu berenang. - Kedalaman kolam renang disesuaikan dengan kemampuan berenang atau kolam renang dengan kedalaman ukuran dewasa 1) Pemanasan : Dilakukan di luar kolam dengan gerakan-gerakan stretching selama 5 – 10 menit Latihan pemanasan dilanjutkan di kolam renang dengan gaya yang sudah dikuasai, berenang bolak balik sepanjang lebar kolam renang dengan kecepatan lambat selama 5 menit 2) Latihan Inti : Berenang dilakukan bolak balik sesuai kemampuan sepanjang lebar kolam renang dengan kecepatan lambat sampai sedang selama 20 – 60 menit.diselingi istirahat 3) Pendinginan : Dilakukan di luar kolam dengan gerakan-gerakan stretching dan pelemasan selama 5 menit 29
  • 30. c. Treadmill : - Pastikan semua indicator pada panel / display dapat berfungsi dengan baik. Denyut nadi dapat dilihat pada panel - Pengaturan beban dilakukan dengan menyesuaikan kecepatan berjalan dan sudut kemiringan yang terdapat pada panel treadmill 1) Pemanasan : Dengan sudut kemiringan 0 derajat dan kecepatan yang disesuaikan melakukan gerakan berjalan biasa Lakukan pemanasan selama 10 – 15 menit sehingga denyut nadi naik mencapai minimal 100x/menit. 2) Latihan Inti : Beban dinaikkan sehingga denyut nadi naik mencapai 70 – 85% x DNM pada jemaah sehat atau 60 – 70 % x DNM pada jemaah risti dan dan dipertahankan selama 20 - 60 menit. 3) Pendinginan : Beban diturunkan kembali secara bertahap selama 5 menit sehingga denyut nadi turun di bawah 100x/menit atau mendekati denyut nadi istirahat. C. Pendinginan : 5 – 10 menit Bentuk kegiatan prinsipnya sama dengan kegiatan pemanasan hanya dilakukan dengan perlahan dan pelemasan Perhatian : Pada penderita penyakit • Jantung dan Hipertensi : - Tidak melakukan latihan dengan beban dari luar seperti dumbel dsb kecuali tekanan darah dibawah  160 / 100 mmHg, dengan menggunakan botol air mineral 600 cc. - Tidak dianjurkan dengan intensitas atau berat ringannya latihan berubah-ubah selama sesi latihan • Diabetes Melitus : - Dianjurkan membawa permen atau makanan kecil berkalori selama mengikuti sesi latihan - Tidak dianjurkan lama latihan lebih dari 60 menit 30
  • 31. Arthritis / Berat badan berlebih : - Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan gerakan-gerakan High impact • Cedera tulang dan sendi : - Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan gerakan-gerakan High impact serta intensitas latihan tidak terkontrol • Low Back Pain : - Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan gerakan-gerakan yang bersifat Low dan High impact, tetapi dapat melakukan berupa renang, senam lantai dsb. • Paru – Paru, Ginjal dan Epilepsi : - Tidak dianjurkan melakukan latihan dengan Intensitas tidak terkontrol 4. Latihan Kekuatan Otot dan Keseimbangan Dilakukan pada hari saat jemaah haji tidak melakukan latihan aerobik. Dilakukan masing-masing selama 10 – 15 menit a. Latihan Kekuatan Otot : Gambar 1 : Latihan kekuatan otot kaki, lutut, pinggul dan punggung. Diawali dari posisi duduk, ke 2 lengan dipinggang. Ke posisi berdiri, namun kedua lutut dibengkokkan dan ditahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali ke posisi duduk. Gerakan diulangi 3 – 5 kali. Gambar 2 : (gambar diganti saat mau cetak) Latihan kekuatan otot lengan dan bahu. Diawali dari posisi duduk, ke 2 lengan menggenggam Sebuah air mineral isi 600 cc. Kedua lengan diluruskan kesamping dan ditahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali ke posisi lurus kebawah. Gerakan diulangi 3 – 5 kali. 31
  • 32. Gambar 3 : Latihan kekuatan otot tungkai sisi dalam dan luar. Diawali dari posisi berdiri, kedua lengan bertolak pinggang. Dengan menggunakan pita karet (rubber band) atau ban roda dalam sepeda atau sesuatu yang lentur, dikaitkan antara 2 kaki. Gerakan dimulai dengan meluruskan salah satu tungkai kesamping, tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali ke posisi semula. gerakan diulangi 3 – 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lainnya. Untuk menjaga keseimbangan dapat dilakukan berdekatan dengan dinding. Gambar 4 : Latihan kekuatan otot tungkai bawah. Diawali dari posisi setengah berbaring di lantai. Dengan menggunakan pita karet (rubber band) atau Ban roda dalam sepeda atau sesuatu yang lentur, di Kaitkan antara 2 kaki. Salah satu tungkai di bengkok Kan. Gerakan dimulai dengan meluruskan tungkai yang bengkok lurus ke atas, tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali ke posisi semula. Gerakan diulangi ke 3 – 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai lainnya. b. Latihan Keseimbangan : Gambar 1 : Berjalan lurus mengikuti arah garis lurus sepanjang 10 meter. Langkah kaki awal diikuti langkah kaki berikutnya persis sesuai Dengan arah garis, dengan pandangan mata lurus ke depan. Berjalan dilakukan 3 kali bolak balik. 32
  • 33. Untuk gambar 2-5 perlu menggunakan kursi sebagai tumpuan sekedarnya Gambar 2 : Gerakan diawali dengan berdiri lurus di belakang kursi. Salah satu tangan cukup menyentuh pada kursi untuk menjaga keseimbangan. Salah satu tungkai digerakkan lurus ke samping , tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan kembali lurus seperti sedia kala. Gerakan dilakukan berulang sampai 3 - 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain. Gambar 3 : Dengan posisi sama dengan pada gambar 2, gerakan tungkai Dilakukan ke arah belakang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Gerakan dilakukan berulang sampai 3 – 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain. Gambar 4 : Dengan posisi sama dengan pada gambar 2, gerakan tungkai dilakukan serong ke belakang. Tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Gerakan dilakukan berulang sampai 3 – 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain. Gambar 5 : Dengan posisi sama dengan pada gambar 2, gerakan tungkai dilakukan ke arah atas dan tahan selama 8 hitungan ( 10 detik) Gerakan dilakukan berulang sampai 3 - 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain 33
  • 34. Gambar 6 : Diawali dengan posisi berdiri lurus, berdekatan dengan dinding atau kursi tungkai kiri dikaitkan ke belakang tungkai lainnya dan tahan selama 8 hitungan (10 detik) Gerakan dilakukan berulang sampai 3 - 5 kali. Lakukan hal yang sama pada tungkai yang lain. 2. SELAMA DI PESAWAT : (gambar diganti dengan orang menggunakan kopiah) Stretching sambil duduk : leher, bahu, badan, lengan, tangan dan jari-jari, pinggul, tungkai dan kaki dengan arah gerakan ke kiri dan kanan. Gambar 1 Pada posisi duduk, kedua lengan disamping badan. Palingkan leher kearah samping kanan sehingga otot-otot leher sebelah kiri teregang, dan tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. Gerakan sebaliknya dilakukan kearah kiri.. Gambar 2 : Pada posisi duduk, kedua lengan disamping badan. Kedua bahu diangkat dan diregangkan sehingga terasa regangan pada atas bahu dan otot-otot leher. Lakukan selama 8 hitungan / 10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. Gambar 3 : Pada posisi duduk, kedua telapak tangan bertemu dibelakang kepala. Regangkan lengan dan bahu selama 8 hitungan / 10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. 34
  • 35. Gambar 4 : Pada posisi duduk, salah satu lengan dibengkokkan dengan melewati belakang kepala dan dipegang oleh lengan yang lain. Regangkan dan tahan selama 8 hitungan / 10 detik dan lemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. Gerakan sebaliknya dilakukan dengan yang lain. Gambar 5 : Posisi duduk, luruskan kedua lengan keatas dan gabungkan tangan satu dengan lainnya, dengan telapak tangan menghadap ke arah bawah, regangkan dan tahan selama 8 hitungan / 10 detik. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. Gambar 6 : Posisi duduk, kedua lengan diluruskan kedepan dan tangan yang bersatu dengan lainnya dengan posisi telapak tangan menghadap ke depan. Regangkan dan tahan selama 8 hitungan / 10 detik . Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. Gambar 7 : Pada posisi duduk, kedua tangan dalam posisi mendorong dengan lengan ditekuk pada ke 2 siku. Seluruh jari-jari tangan dibuka dan diregangkan selama 8 hitungan / 10 detik dan kemudian dilemaskan. Ulangi gerakan sejumlah 3 kali. 35
  • 36. Gambar 8 : Berdiri dan berjalan didalam pesawat (jika memungkinkan) selama 5 – 10 menit. 3. SELAMA DI ARAB SAUDI : - Aktivitas selama di Arab Saudi baik dalam perjalanan (berjalan kaki) maupun kegiatan beribadah sudah merupakan bentuk aktivitas fisik yang sedang – berat, sehingga tidak memerlukan lagi kegiatan berupa latihan aerobik - Untuk menjaga stamina selama di pemukiman, jemaah haji dapat melakukan stretching dan pemanasan, sama seperti dengan kegiatan sebelum keberangkatan. - Kegiatan dapat dilakukan selama di pemukiman secara mandiri atau berkelompok - Dilakukan minimal 3 – 5 x sehari selama 5 – 10 menit 4. SETELAH KEPULANGAN : Bentuk latihan fisik pada prinsipnya sama dengan kegiatan sebelum keberangkatan dan dapat dimodifikasi dengan berbagai bentuk latihan fisik lainnya. RINGKASAN KEGIATAN : KEGIATAN LATIHAN FISIK TEMPAT STRETCHING LATIHAN PENDINGINAN Latihan PEMANASAN Inti Kekuatan (Aerobik) otot dan Kesimbangan TANAH AIR + + + + PESAWAT + DI ARAB SAUDI + KEPULANGAN (TANAH AIR) + + + + 36
  • 37. C. PEMANTAUAN DAN EVALUASI 1. PEMANTAUAN : Pelaksanaan monitoring dilakukan pada jemaah haji yang latihan secara berkelompok di Puskesmas atau UKBM atau Kelompok Olahraga lainnya dengan menggunakan kartu kendali latihan pribadi yang sudah disiapkan oleh Puskemas. Monitoring juga dilakukan setelah kepulangan bersamaan dengan pemeriksaan kesehatan Kontrol pelaksanaan hasil latihan dilakukan di Puskesmas 1 x/ bulan pada saat latihan secara berkelompok di Puskesmas Pelaksanaan monitoring latihan fisik bagi jemaah haji dilakukan pada saat sebelum melakukan latihan, saat melakukan latihan dan setelah melakukan latihan pada hari latihan (sesi latihan). Monitoring pada sebelum sesi latihan dilakukan berupa pemeriksaan kondisi tubuh seperti suhu tubuh, denyut nadi istirahat, tekanan darah.. Pada saat latihan perlu dilakukan pengawasan ada tidaknya keluhan baik yang dirasakan oleh jemaah maupun yang terlihat khususnya bagi jemaah risti.. Pada saat selesai sesi latihan perlu dilakukan pemeriksaan mencapai denyut nadi istirahat apakah sudah tercapai minimal 5 menit setelah latihan. Alat monitoring dapat berupa kartu kendali (terlampir) yang dapat dibawa pulang dan format penilaian yang dipegang oleh petugas kesehatan. Latihan dapat dilakukan dimana saja dan evaluasi di Puskesmas dengan membawa kartu kendali. 2. EVALUASI : Evaluasi latihan dilakukan pada saat : 1. Awal latihan dan setiap 3 bulan pelaksanaan latihan dengan menggunakan tes kebugaran jasmani (Tes Jalan cara Rockport 1.6 Km) 2. Setiap peningkatan beban latihan (setiap bulan) dengan mengetahui ada tidaknya keluhan jemaah haji serta kemampuan melakukan setiap sesi latihan. 3. Setiap adanya pemeriksaan hasil laboratorium atau pemeriksaan rujukan, dapat menjadi ukuran untuk menilai kemajuan latihan 37
  • 38. BAB V PENUTUP Buku Pedoman Pembinaan Kebugaran Jasmani Jemaah Haji bagi Petugas Kesehatan di Puskesmas diharapkan dapat digunakan sebagai bagian dari pembinaan kesehatan jemaah haji di wilayah kerja Puskesmas. Kegiatan pembinaan kebugaran jasmani jemaah haji di Puskesmas dapat juga merupakan kegiatan terintegrasi dan pengembangan dari program kesehatan olahraga di Puskesmas, sehingga dapat disesuaikan kebutuhannya akan sarana, prasarana serta tenaga. Pelaksanaan pembinaan kebugaran berupa latihan fisik dilakukan secara mandiri dan kelompok, sejak sebelum keberangkatan sampai setelah kepulangan ke Tanah Air , diharapkan menjadi perilaku sehari-hari Jemaah Haji sebagai bagian dari penerapan Pola Hidup Bersih dan Sehat. 38
  • 39. DAFTAR PUSTAKA : 1. ACSM. ACSM’s Guidelines for Exercise testing and Prescription. 7th ed. Philadelphia : Lipincot Williams & Wilkins, 2006. 2. Bob Anderson. Stretching. California : Shelter Publications, 1980 3. Depkes RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 128/ Menkes/ SK/ /2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas. Jakarta : Depkes RI, 2004 4. Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1394/ Menkes/SK/XI/ 2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Haji Indonesia. Jakarta : Depkes RI, 2005 5. Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Teknis Pemeriksaan Kesehatan Calon Jemaah Haji Indonesia. Jakarta : Depkes RI, 2005 6. Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Teknis Pembinaan Kesehatan Calon Jemaah Haji di Indonesia. Jakarta : Depkes RI, 2006 7. Depkes RI, Ditjen Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Penyelenggaraan kesehatan haji di Arab Saudi. Jakarta : Depkes RI, 2006 8. Depkes RI, Direktorat Sepim-Kesma. Profil Kesehatan Haji Indonesia tahun 2008. Jakarta, Depkes RI, 2008 9. Depkes RI, Ditjen P2M&PL. Panduan Berhaji sehat. Jakarta : Depkes RI, 2008 10. Depkes RI, Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Pedoman Perencanaan tingkat Puskesmas. Jakarta : Depkes RI, 2006 11. Depkes RI, Dit. Bina Kesehatan Komunitas. Kebijakan kesehatan olahraga. Jakarta : Depkes RI , 2006 12. Depkes RI, Dit. Bina Kesehatan Komunitas. Pedoman upaya kesehatan olahraga di Puskesmas. Jakarta : Depkes RI, 2006 13. Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Usia Lanjut bagi Petugas Kesehatan. Jakarta : Depkes RI, 2005 14. Depkes RI, Proyek Strengthening of Community Urban Health. Pedoman Kesehatan Olahraga. Jakarta : Depkes RI, 2002 15. Depkes RI, Direktorat Bina Kesehatan Komunitas. Petunjuk Teknis Pengukuran Kebugaran Jasmani. Jakarta : Depkes RI, 2005 16. O’Connor FG, Sallis RE, Wilder RP et al. Sports Medicine. Boston : Mc Graw Hill Companies, 2005 17. Suharli M. Tuntunan Praktis Ibadah Umroh & Haji. Jakarta : Al Amin Universal, 2008 18. Thomson PD. Exercise & Sports Cardiology. Connecticut. Mc Graw Hill Companies, 2001 19. UU No. 13 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan ibadah haji 39
  • 40. LAMPIRAN : Lampiran 1 : PERSETUJUAN TINDAKAN MEDIS Nomor : Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Tempat/tgl lahir : Alamat : KTP/ SIM Nomer : Pekerjaan : Selaku individu yang meminta bantuan pada fasilitas kesehatan ini, bersama ini menyatakan KESEDIAANNYA untuk dilakukan tindakan dan prosedur pembinaan kebugaran pada diri saya. Persetujuan ini saya berikan setelah mendapat penjelasan dari petugas kesehatan yang berwenang di fasilitas kesehatan tersebut di atas, sebagaimana berikut ini : 1. Diagnosis penyakit atau kelainan yang saya alami, yaitu : Untuk menyelesaikan atau mengobati penyakit tersebut, perlu dilakukan tindakan medik, yaitu : ___________________________________________________________________ 2. Setiap tindakan medik yang dipilih bertujuan untuk memperbaiki atau mengobati gangguan kesehatan, kelainan atau penyakit yang saya alami. Namun demikian sebagaimana telah dijelaskan terdahulu, setiap tindakan mempunyai RESIKO, baik yang telah diduga maupun yang tidak diduga sebelumnya. 3. Petugas kesehatan telah pula menjelaskan bahwa ia akan berusaha sebaik mungkin untuk melakukan tindakan medik dan menghindarkan kemungkinan terjadinya resiko, agar diperoleh hasil pengobatan yang optimal. 4. Semua penjelasan tesebut diatas sudah SAYA MAKLUMI dan dijelaskan dengan kalimat yang jelas dan SAYA MENGERTI sehingga saya memaklumi arti penyakit dan tujuan tindakan medik yang saya alami. Dengan demikian TERDAPAT KESEPAHAMAN diantara pasien dan petugas kesehatan tentang upaya serta tujuan pengobatan, untuk mencegah timbulnya masalah hukum di kemudian hari. Dalam keadaan dimana saya tidak mampu untuk memperoleh penjelasan dan memberi persetujuan, maka saya menyerahkan mandat kepada suami/isteri /wali saya yaitu : Nama : ( ) suami/ isteri ( ) wali Tempat/tgl lahir : Alamat : KTP/ SIM Nomor : Pekerjaan : Demikian untuk menjadi maklum, surat persetujuan ini saya buat tanpa paksaan dari pihak manapun dan agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. ....................,..................................2009 Yang memberi persetujuan Petugas Kesehatan Suami/Isteri wali ( ) ( ) ( ) 40
  • 41. LAMPIRAN 2 : Metode dan cara tes Rockport a. Metode: Tes Lari / Jalan : 1 mil / 1,609 Km 1. Pelaksanaan : a. Sebelum melakukan tes, lakukan peregangan seluruh tubuh terutama otot- otot tungkai dan diakhiri dengan pemanasan berupa berjalan secara perlahan b. Saat memulai tes, alat pencatat waktu dihidupkan c. Berjalan cepat atau berlari secara konstan semampunya pada jarak yang telah ditentukan (1,6 km), pada lintasan yang datar : lurus atau berputar (lapangan bola standar : keliling 400 m) d. Peserta tes dapat individual atau kelompok , berdiri di belakang garis “start”. e. Setelah aba-aba “siap” peserta tes mengambil sikap start berdiri, siap untuk berjalan / berlari. f. Setelah aba-aba “ya” peserta tes berlari menuju garis finish, menempuh jarak sesuai jarak tempuh 1600 m g. Catat waktu tempuh (menit & detik) dan masukkan dalam tabel 1 : Misalnya : Peserta tes “Tn. A” umur 55 tahun, dengan waktu tempuh 12 menit 30 detik (= 12,5 menit). Dengan menggunakan tabel 1, didapatkan nilai VO2Max dari waktu tempuh 12’30” adalah : 31 ml/ kg/ menit. Berdasarkan tabel 2, tingkat kebugaran jasmani Tn, A dengan nilai VO2Max 31 ml/kg/menit pada usia 55 tahun adalah : cukup. Tabel 1 Hubungan Waktu Tempuh-VO2Max VO2Max No. Waktu Tempuh ml/kg/menit 1 5’18” – 5’23” 62 2 5’24” – 5’29” 61 3 5’30” – 5’35” 60 4 5’36” – 5’42” 59 5 5’43” – 5’49” 58 6 5’50” – 5’56” 57 41
  • 42. 7 5’57” – 6’04” 56 8 6’05” – 6’12” 55 9 6’13” – 6’20” 54 10 6’21” – 6’29” 53 11 6’30” – 6’38” 52 12 6’39” – 6’48” 51 13 6’49” – 6’57” 50 14 6’58” – 7’08” 49 15 7’09” – 7’19” 48 16 7’20” – 7’31” 47 17 7’32” – 7’43” 46 18 7’44” – 7’56” 45 19 7’57” – 8’10” 44 20 8’11” – 8’24” 43 21 8’25” – 8’40” 42 22 8’41” – 8’56” 41 23 8’57” – 9’14” 40 24 9’15” – 9’32” 39 25 9’33” – 9’52” 38 26 9’53” – 10’14” 37 27 10’15” – 10’36” 36 28 10’37” – 11’01” 35 29 11’02” – 11’28” 34 30 11’29” – 11’57” 33 31 11’58” – 12’29” 32 32 12’30” – 13’03 31 33 13’04” – 13’41” 30 34 13’42” – 14’23” 29 35 14’24” – 15’08” 28 36 15’09” – 16’00” 27 37 16’01” – 16’57” 26 38 16’58” – 18’02” 25 39 18’03” – 19’15” 24 40 19’16” – 20’39” 23 41 20’40” – 22’17” 22 42 22’18” – 24’11” 21 42
  • 43. TABEL 2 KLASIFIKASI KAPASITAS AEROBIK (Kebugaran Jasmani) MENURUT AHA (American of Heart Association) - 1972 Umur Kurang Sekali Kurang Cukup Baik Baik Sekali Wanita 20 – 29 < 24 24 – 30 31 – 37 38 – 48 49+ 30 – 39 < 20 20 – 27 28 – 33 34 – 44 45+ 40 – 49 < 17 17 – 23 24 – 30 31 – 41 42+ 50 – 59 < 15 15 – 20 21 – 27 28 – 37 38+ 60 – 69 < 13 13 – 17 18 – 23 24 – 34 35+ Men 20 – 29 < 25 25 – 33 34 – 42 43 – 52 53+ 30 – 39 < 23 23 – 30 31 – 38 39 – 48 49+ 40 – 49 < 20 20 – 26 27 – 35 36 – 44 45+ 50 – 59 < 18 18 – 24 25 – 33 34 – 42 43+ 60 – 69 < 16 16 – 22 23 – 30 31 – 40 41+ 43
  • 44. LAMPIRAN 3 : KARTU KENDALI 12 MINGGU / 3 BULAN NAMA : L / P UMUR : .... THN TGL: Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV LATIHAN FISIK : S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M Aerobik I. SENAM II. JALAN CEPAT III. LATIHAN LAINNYA : Kekuatan otot & k Keseimba ngan Catatan & Paraf Petugas GD Sewaktu Tekanan darah Berat Badan Keluhan 44
  • 45. Minggu V Minggu VI Minggu VII Minggu VIII LATIHAN FISIK : S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M Aerobik I. SENAM II. JALAN CEPAT III. LATIHAN LAINNYA : Kekuatan otot & k Keseimba ngan Catatan & Paraf Petugas GD Sewaktu Tekanan darah Berat Badan Keluhan 45
  • 46. Minggu IX Minggu X Minggu XI Minggu XII LATIHAN FISIK : S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M S S R K J S M Aerobik I. SENAM II. JALAN CEPAT III. LATIHAN LAINNYA : Kekuatan otot & k Keseimba ngan Catatan & Paraf Petugas GD Sewaktu Tekanan darah Berat Badan Keluhan CATATANPETUGAS ....................................................................................................................... ....................................................................................................................... 46