Dokumen tersebut membahas tentang standarisasi gambar teknis perencanaan drainase, termasuk ketentuan gambar, jenis garis, skala, simbol bahan, dan tujuan standarisasi untuk memudahkan perencanaan, konstruksi, operasi, dan pemeliharaan sistem drainase."
Obat Aborsi Surabaya WA 082223109953 Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Di Surabaya
Gambar teknis perencanaan drainase
1. GAMBAR TEKNIS PERENCANAAN
1. PENDAHULUAN
Menggambar merupakan salah satu cara komunikasi antara seseorang dengan yang lainnya,
sehingga dengan melihat suatu gambar maka seseorang akan dapat mengerti arti gambar itu.
Karena gambar teknis merupakan suatu alat komunikasi, maka gambar teknis tidak boleh
menimbulkan tafsiran yang berbeda bagi orang yang melihatnya. Oleh karena itu perlu ada
tanda-tanda atau patokan tertentu atau standar sebagai suatu perjanjian bersama.
Dengan demikian, gambar teknis harus:
1) Memakai tanda-tanda gambar standar dan seragam
2) Selengkap mungkin agar dapat memberikan pengertian yang lengkap
3) Mudah dimengerti oleh orang lain.
Gambar teknis bisa digambarkan dalam bentuk:
1) Gambar proyeksi ortogonal atau gambar dua dimensi
2) Gambar perspektif atau gambar tiga dimensi
3) Gambar proyeksi dua dimensi atau disebut juga gambar proyeksi tegak lurus inilah yang
dipakai untuk gambar teknis, terutama gambar-gambar detail.
2. KETENTUAN-KETENTUAN
Huruf teknis
Di dalam gambar teknis juga harus ada keseragaman bentuk huruf, yaitu huruf teknis yang
berupa huruf cetak besar.
Ukuran kertas
Untuk membuat gambar yang membutuhkan beberapa kertas sekaligus, dianjurkan memakai
kertas dengan ukuran yang sama. Untuk menentukan ukuran-ukuran kertas tersebut dipakai
patokan atau ukuran standar yaitu: A0, A1,A2, A3 atau A4.
Jenis garis dan tebal garis
Macam-macam garis yang biasa dipakai dalam gambar teknis adalah sebagai berikut:
1) Garis kontinu: untuk melukiskan bagian-bagian benda yang terlihat, dan untuk tepi garis
kertas.
2) Garis strip-strip: untuk melukiskan bagian-bagian yang tidak terlihat/ dibelakang irisan
3) Garis strip titik: untuk garis-garis sumbu, dan tempat irisan
4) Garis-titik-titik: menyatakan bangunan yang akan dibongkar
1
2. Tabel 1 Gambar jenis garis dan tebal garis
Garis Kontinu
Garis Strip-Strip
Garis Strip Titik
Garis Tipis
Garis Titik-Titik
Skala gambar
Pakailah skala dengan angka-angka yang bulat dan mudah yaitu sebagai berikut:
Gambar situasi skala 1:5.000 sampai 1:10.000
Gambar potongan dan denah skala 1:50 sampai 1:100
Gambar detail skala 1:1 sampai 1:10
Gambar penampang atau simbol bahan
Normalisasi gambar bahan-bahan bangunan untuk memperjelas gambar teknis harus
memakai tanda standar/ seragam.
Tabel 2 Gambar penampang dan simbol bahan
Besi Kayu
Permukaan tanah Permukaan air
2
3. Pasangan batu kali Pasangan batu bata
Beton Urugan tanah dan pasangan batu
3. GAMBAR HASIL PENGUKURAN
Ada beberapa macam gambar yang akan dibuat dalam pekerjaan perencanaan drainase yaitu
meliputi :
Gambar hasil pengukuran atau gambar eksisting
Gambar hasil perencanaan
Gambar hasil pengukuran merupakan tahap penyajian data dan merupakan tahap terakhir dari
proses pengukuran. Gambar-gambar hasil pengukuran akan ditampilkan sebagai eksisting dari
kondisi lapangan yang sebenarnya.
Gambar-gambar hasil pengukuran tersebut yaitu :
Gambar situasi
Gambar potongan profil melintang saluran
Gambar potongan profil memanjang saluran
Pekerjaan penggambaran dilakukan di atas kertas milimeter dan obyek penggambaran sebagai
berikut:
Penentuan koordinat X dan Y
Plotting semua titik poligon
Plotting tempat pengamatan situasi dan profil
Penggambaran potongan melintang dan memanjang dengan komputer dan plotter yang
meliputi pengisian nama patok jarak dan tinggi.
3
4. Skala gambar, untuk penampang memanjang dengan skala 1:1.000 ke arah horizontal
dan skala 1:100 ke arah vertikal yang dilengkapi gambar situasi trase saluran
Untuk penampang melintang digambar dengan skala 1:100 baik ke arah vertikal
maupun horizontal
Gambar detail menggunakan skala 1:10
Aturan khusus penggambaran ukuran tanah:
• Seluruh penampang melintang harus digambar dengan melihat ke arah hilir (sesuai arah
aliran).
• Istilah tebing kiri dan tebing kanan juga dibuat sesuai dengan arah ke hilir tersebut (sesuai
dengan aturan yang lazim).
• Penampang memanjang digambar dengan arah aliran dari kiri ke kanan.
4. GAMBAR DESAIN / PERENCANAAN
Jenis gambar hasil perencanaan
Penggambaran hasil perencanaan akan disajikan antara lain meliputi :
Gambar peta lay-out atau situasi sistem drainase rencana.
Gambar potongan memanjang saluran, yang penggambarannya akan diplot langsung
pada gambar eksisting yang sudah dilengkapi gambar situasi atau trase.
Gambar potongan melintang saluran, dibuat seperti pada gambar potongan memanjang
yaitu penggambaran potongan melintang ini juga akan diplot diatas gambar eksisting.
Gambar bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun, dll) dilengkapi dengan
beberapa gambar potongan.
Gambar-gambar detail seperti detail konstruksi dan lain-lain.
Skala gambar hasil perencanaan
Skala gambar hasil perencaan akan disajikan dengan ketentuan sebagai berikut:
Peta lay-out atau situasi sistem drainase rencana, dibuat dengan skala 1:5.000 sampai
dengan 1:10.000
Gambar potongan memanjang saluran, dibuat dengan skala 1:1.000 untuk arah
horizontal dan skala 1:100 untuk arah vertikal
Gambar potongan melintang saluran, dibuat dengan skala 1:100 untuk arah vertikal dan
horizontal
Gambar bangunan pelengkap (gorong-gorong, bangunan terjun, dll) dibuat dengan skala
1:100 yang dilengkapi dengan beberapa gambar potongan
Gambar-gambar detail seperti detail konstruksi dan lain-lain dibuat dengan skala
minimal 1:10
4
5. Gambar 1. Potongan pipa beton untuk gorong-gorong
Gambar 2. Potongan melintang bangunan terjun tegak
5
12. Gambar 10. Gambar Tipikal Kolam Intake
5. STANDARISASI GAMBAR
Tujuan Standarisasi
Karena sistem drainase sudah mulai banyak dikenal oleh penduduk dengan bentuk yang sudah
mulai seragam, maka diperlukan standarisasi bangunan tipikal sistem drainase, mengingat
alasan yang sudah jelas menguntungkan, baik pada biaya konstruksi sistem drainase ini, maupun
penghematan biaya dan waktu perencanaan secara berulang-ulang oleh pihak yang silih berganti
untuk barang yang sama.
Selain itu, standarisasi dimaksudkan agar penduduk yang boleh dikatakan awam dalam bidang
teknik, akan dapat membangun sendiri sistem drainase di dalam dan di depan rumahnya tanpa
memerlukan keikutsertakan ahli teknik profesional, hanya dengan membaca dan melaksanakan
gambar tipikal yang diberikan standarisasinya.
12
13. Tanpa standarisasi, dapat saja penduduk membangun sistem drainasenya sendiri, seperti yang
telah banyak dilihat pada sistem drainase perkotaan yang ada. Tetapi kesalahan bentuk teknis
yang ada saat ini, akan diulangi dimana-mana, karena menyebar dengan cepat dari satu tempat
ke tempat yang lain.
Standarisasi ini, selain bermaksud untuk memasyarakatkan gambar-gambar tipikal drainase,
berguna pula untuk :
Mengatasi Bottle Neck pada Gorong-Gorong
Menentukan suatu batasan mimimum dan maksimum suatu besaran seperti misalnya,
batas ukuran gorong-gorong yang akan memiliki ukuran minimum tertentu, agar orang
masih dapat masuk untuk membersihkan saluran tersebut.
Ukuran gorong-gorong maksimum diperlukan bilamana pelaksanaannya terlalu sukar dan
lebih baik diganti saja dengan jembatan.
Standarisasi Ukuran Bahan Bangunan
Menentukan standarisasi ukuran bahan sistem drainase, seperti misalnya ukuran buis
beton, pelat tutup, pelat man-hole, pagar pengamanan gorong-gorong, dan lain-lain, agar
pabrik dan suplier bahan bangunan ini dapat mendapatkan keseragaman barang yang
dijualnya, sehingga memudahkan pasangan dan pelaksanaan.
Mencegah Kurangnya Salah Satu Elemen Bangunan.
Standarisasi juga dimaksudkan agar kesalahan hidraulik yang banyak dijumpai pada
bangunan drainase yang dibuat oleh penduduk bisa diperbaiki, seperti misalnya
pembuatan bangunan gorong-gorong di depan rumah, yang terlalu kecil (lebih kecil
daripada penampang salurannya sendiri), bangunan saluran dalam yang tidak
diperlengkapi dengan pagar, sehingga membahayakan penduduk, bangunan gorong-
gorong yang melayani saluran tanah, tetapi tidak ada bangunan transisi inlet maupun
outletnya.
Membenahi Bangunan
Bangunan drain- inlet di sepanjang jalan raya memerlukan konstruksi yang benar-benar
dapat menjamin agar air hujan yang melimpah di jalan raya akan segera melimpah ke
saluran. Dan tidak menggenangi jalan dan badan jalan. Oleh karena itu, standarisasi
bangunan drain-inlet ini akan mengajarkan pentingnya untuk memiliki kemiringan lahan
di sekitar saluran, sehingga setelah hujan berhenti jalanan tidak tergenang air hujan.
Standarisasi Penampang Saluran
13
14. Bentuk penampang melintang berbagai saluran dengan berbagai debit dan keadaan
(kemiringan lahan yang curam atau landai) sangat menentukan sekali, karena saluran ini
dibuat dalam jumlah banyak, sehingga kesalahan yang berulang harus dihindari. Dalam
aspek hidraulik, dikenal istilah yang paling menguntungkan dalam segi kapasitas
hidrauliknya, sedangkan pada segi biaya dikenal saluran yang paling ekonomis.
Keduanya akan dipadukan, sehingga diperoleh standar penampang saluran untuk dipakai
secara luas, yang dengan sendirinya harus terbagi atas saluran tanah, saluran berdinding
pasangan batu kali, dan dasarnya dari tanah, atau saluran beton maupun saluran dari buis
beton.
Standarisasi untuk memudahkan operasi dan pemeliharaan.
Ada dua hal yang dikehendaki oleh pihak yang menyelenggarakan Operasi dan
Pemeliharaan saluran yaitu sistem drainase tidak mudah mengalami erosi, dan sebaliknya
juga jangan menimbulkan endapan, atau sedapat mungkin endapan ini dilokalisir.
Untuk mencapai hal ini, peran standarisasi tipikal bangunan sistim drainase sangatlah
besar, karena dapat menanggulangi erosi dan mengelola pengendapan secara meluas,
seperti misalnya memperkenalkan dalam standarisasi adanya pemasangan dinding
pasangan pada belokan luar suatu sungai atau saluran tanah, menyarankan adanya
bangunan outlet yang menurut standar pada gorong-gorong, atau menyarankan
dipakainya saluran berdinding pasangan batu kali pada saluran yang curam didaerah
perbukitan.
Sebaliknya, endapan dilokalisir, dengan memperkenalkan suatu bangunan penangkap
pasir yang letaknya pada persimpangan saluran, agar endapan dapat dilokalisir, atau
mensyaratkan adanya bangunan penangkap endapan, bilamana air yang melimpas berasal
dari kawasan yang tanahnya labil, serta mudah mengalami erosi. Dengan demikian
sebelum memasuki sistim drainase lebih jauh, maka endapan dapat di-intersepsi dan
dilokalisir serta dikeruk dengan rutin.
Standarisasi Tipikal Struktural Bangunan Saluran Drainase
Tipikal bangunan saluran memiliki resiko yang tinggi bilamana mengalami kesalahan
dalam bidang struktur, karena keruntuhan saluran yang tipikal strukturil bangunan
salurannya salah, menyebabkan hampir seluruh saluran drainase kota mengalami
keruntuhan, dengan kerugian finansial yang besar.
Tetapi sebaliknya, tipikal struktur bangunan saluran yang terlalu kuat dan berlebihan
ukurannya dapat menyebabkan pemborosan biaya pelaksanaan saluran drainase kota,
meskipun saluran ini sangat aman terhadap kemungkinan keruntuhan, tetapi bilamana
14
15. dipandang dari segi finansial kurang menguntungkan. Oleh karena itu dengan standarisasi
diharapkan diperoleh tipikal struktur bangunan saluran drainase yang tepat konstruksinya
dan dengan sendirinya layak ekonomis.
Perlu dicatat, bahwa standarisasi tipikal struktur bangunan saluran drainase juga memiliki
parameter yang cukup luas, seperti misalnya beban kendaraan yang bervariasi menurut
kelas jalan raya, jenis tanah dan kekuatan dari tanah tersebut.
Untuk Menampung Air Limbah Buangan Rumah Tangga
Seperti kita ketahui, bahwa saluran drainase di negara kita tidak saja dipergunakan untuk
menampung air hujan saja, tetapi juga untuk menampung air limbah rumah tangga, maka
sifat-sifat dari air limbah ini juga harus sedikit banyak dipahami dan diterapkan pada
bentuk tipikal bangunan drainase yang hendak dipakai.
Air limbah rumah tangga jumlahnya tidak sebanyak air hujan lebat, tetapi air hujan lebat
hanya terjadi beberapa kali dalam setahun, sehingga dalam prakteknya Tipikal Bangunan
Saluran Drainase harus memiliki “lekukan” pada bagian dasarnya, yang biasanya dibuat
dari pipa setengah lingkaran, yang khusus disediakan untuk menampung air limbah
rumah tangga ini, sehingga kecepatan air limbah dapat dipertahankan cukup besar untuk
mencegah sedimentasi.
Bilamana “lekukan” ini tidak diberikan pada bagian dasar saluran ini, maka air limbah
akan menyebar keseluruh dasar saluran dan menyebabkan kecepatannya menurun,
sehingga menimbulkan pengendapan. Pemahaman ini kurang banyak diketahui oleh
perencana dan pihak yang membuat saluran drainase, sehingga perlu disebar luaskan
pengertian penampungan air limbah rumah tangga ini dalam bentuk standar tipikal
bangunan sistem drainase, sehingga disamping mencegah pengendapan air limbah ini,
juga dapat mencegah agar air limbah yang berpotensi menyebabkan pencemaran yang
dapat mematikan manusia ini bisa dicegah, yaitu dengan memberikan dasar pasangan
batu kali, atau pipa beton setengah lingkaran didasar saluran. Meskipun berupa saluran
tanah.
Peralatan Penahan Sampah
Saluran yang direncanakan dengan baik dan lengkap akan memiliki peralatan penahan
sampah baik pada bangunan drain inlet, atau menutupnya dengan pelat beton, atau
memasang jeruji besi penahan aliran sampah.
15
16. Hal ini hendak diingatkan pemakaiannya pada Standarisasi Tipikal Bangunan Sistem
Drainase, sehingga dengan demikian kekurangan yang ada dapat disempurnakan dalam
skala yang luas, diseluruh penanganan drainase perkotaan.
Standarisasi Pekerjaan Kontraktor Sistem Saluran Drainase
Dengan adanya standarisasinya tipikal bangunan sistem drainase, maka kontraktor yang
melaksanakan pekerjaan ini, juga akan mengalami kemudahan karena melaksanakan
pekerjaan sama secara berulang-ulang sehingga organisasi kontraktor dan methodologi
kerja telah menyesuaikan terhadap standar kerja. Begitu juga dengan stock persediaan
bahan (misalnya pipa setengah lingkaran) dari kontraktor juga disesuaikan dengan standar
yang berlaku.
Dengan sendirinya biaya konstruksi dapat ditekan menjadi lebih murah, karena
standarisasi ini. Sehingga dapat dicapai penghematan yang bersifat skala besar, didalam
melaksanakan sistem drainase ini.
ASPEK-ASPEK YANG AKAN DIPERTIMBANGKAN
Menetapkan suatu tipikal bangunan sistem drainase yang dapat langsung diterima oleh
masyarakat, bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Banyak aspek-aspek yang harus
diperhatikan, agar tipikal ini mudah dilaksanakan, kelihatan manfaat nyata yang dapat diperoleh
oleh masyarakat, seperti misalnya :
Pemakaian Bahan Lokal dan Harga Bahan yang Murah
Bahan saluran drainase dengan pasangan batu kali, misalnya merupakan bahan lokal yang
harganya termasuk murah, sehingga banyak dipergunakan dimana-mana dan standarisasi
tipikal dengan bahan ini banyak mendapat sambutan masyarakat.
Kemampuan Teknis Masyarakat Yang Ada
Salah satu tujuan dari Standarisasi Tipikal Bangunan Drainase adalah untuk
memberikan panduan pembangunannya tetapi tidak perlu lagi tenaga ahli untuk
membantu mengadakan monitoring dan supervisi pelaksanaannya. Oleh karena itu,
Tipikal Bangunan harus dibuat sedemikian sehingga mudah dimengerti oleh masyarakat.
Standar Tipikal Bangunan harus dipersiapkan dengan matang dan siap pakai karena
sistem drainase harus dilaksanakan secara besar-besaran, maka kesalahan teknis pada
tipikal bangunan ini akan mengakibatkan kerugian yang ada dalam skala besar. Oleh
karena itu Tipikal bangunan harus dipersiapkan dengan matang dan siap pakai dalam arti
kata telah diadakan pengujian dan post monitoring yang intensif.
16
17. Secara berangsur-angsur dipersiapkan agar tipikal bangunan drainase dapat dilaksanakan
oleh masyarakat sendiri. Dalam kebijakan pembangunan terdahulu banyak perencanaan
teknis drainase perkotaan yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Tetapi mengingat
kuantitas perkotaan yang memerlukan sistem drainase yang memadai, maka secara
berangsur-angsur pelaksanaan sistem drainase akan didelegasikan kepada masyarakat
dalam bentuk swadaya, sehingga dengan sendirinya Tipikal Bangunan Sistem Drainase
harus dipersiapkan juga untuk dapat dilaksanakan oleh masyarakat dengan cara
swasembada, swadaya dan swakelola.
17