SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 26
Baixar para ler offline
PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS
JERUK DI KABUPATEN PANGKEP
DIUSULKAN OLEH :
INDAH MUTHMAINNAH (14.02061)
AMALUDDIN (15.03027)
SRI WILDA (14.02034)
SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN
KABUPATEN PANGKEP
PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS
JERUK DI KABUPATEN PANGKEP
DIUSULKAN OLEH :
INDAH MUTHMAINNAH (14.02061)
AMALUDDIN (15.03027)
SRI WILDA (14.02034)
SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN
KABUPATEN PANGKEP
2015/2016
1
PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS
SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN
2
LEMBAR PENGESAHAN
“Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tulisan terlampir
adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang
kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah
disajikan/digunakan sebagai bahan untuk perlombaan lain kecuali kami
menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.”
“Kami memahami bahwa tulisan yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak
dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”
Asal Sekolah :
SMAN 2 ANDALAN LABAKKANG BOARDING SCHOOL
Judul Karya Tulis :
PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS JERUK DI KABUPATEN
PANGKEP
Ttd. Ttd. Ttd.
Indah Muthmainnah Sri Wilda Amaluddin
NIS. 14.02061 NIS. 14.02034 NIS. 15.03027
Pengesahan
Drs. Abdurrasyid, M.Pd
NIP. 19670417 1995031005
3
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...
Segala bentuk rasa syukur senantiasa tercurah kepada Tuhan Yang Maha
Esa, yang telah melimpahkan berjuta nikmat kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan apa yang telah dipercayakan kepada kami, yaitu karya tulis ilmiah
(KTI) yang berjudul “Pengembangan Investasi Agrobisnis Jeruk Besar (Pamelo)
Di Kabupaten Pangkep” dalam rangka mengikuti salah satu cabang lomba yang
diselenggarakan oleh Universitas Indonesia (UI).
Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang turut
membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Maka dari itu kami
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak kepala
sekolah kami Drs.Abdurrasyid, M.Pd, guru pembimbing, narasumber, serta
teman-teman kami yang senantiasa mendukung penuh dengan keikhlasan dan
membimbing serta memberikan ide-ide mulai dari pemilihan judul hingga
penyelesaian karya tulis ilmiah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu
saran serta kritikan sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya
tulis ilmiah ini. Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak terutama masyarakat lokal.
Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ...
Pangkep, 25 Desember 2015
Penulis
4
DAFTAR ISI
Bagian Awal
i. Halaman Judul......................................................................i
ii. Lembar Pengesahan..............................................................ii
iii. Kata Pengantar......................................................................iii
iv. Daftar Isi...............................................................................iv
v. Abstrak .................................................................................v
I. Bagian Inti
i. Pendahuluan .........................................................................1
ii. Tinjauan Pustaka ..................................................................2
iii. Apa Yang Akan Diberitahu Dari Karya Tulis......................5
iv. Tujuan Dan Manfaat.............................................................5
v. Metodologi Penelitian ..........................................................6
II. Pembahasan ............................................................................................9
III. Penutup
iii.i Kesimpulan ................................................................................16
iii.ii Saran..........................................................................................16
Bagian Akhir
i. Daftar Pustaka ......................................................................18
ii. Lampiran...............................................................................19
5
BAB I
PENDAHULUAN
i.i. PERUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah pengembangan investasi agrobisnis jeruk besar (Pamelo) di
Kabupaten Pangkep?
i.ii LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya yang
melimpah, dimana luas daratan mencapai 1.922.570 km². Dengan sumber daya
berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel ,kayu, bauksit, batu bara, emas dan
tanah subur. Tanah subur yang dimiliki indonesia dapat menghasilkan banyak
tanaman yang jika dikelola dengan baik dapat membantu perekonomian
masyarakat indonesia.
Pada tahun 2004, luas panen jeruk mencapai 70.000 Ha dengan total
produksi sebesar 1.600.000 ton. Indonesia menempati urutan ke-13 sebagai
negara penghasil utama jeruk di dunia setelah negara vietnam. Namun indonesia
menempati urutan kedua sebagai pengimpor jeruk terbesar di ASEAN setelah
malaysia. dengan volume impor sebesar 94.696 ton; sedangkan ekspornya hanya
sebesar 1.261 ton dengan tujuan ke Malaysia, Brunei Darusalam, dan Timur
Tengah.
Peluang untuk mengolah jeruk bali sangatlah besar karena memiliki luas
lahan yang besar dan juga manfaat dari jeruk sendiri yang memungkinkan dapat
diproduksi menjadi berbagai produk olahan seperti kulit jeruk yang dapat
dijadikan manisan, pengkarbit pisang dan dari buahnya sendiri dapat diolah
menjadi minuman, makanan kaleng, bahkan dapat diolah menjadi obat-obatan
karena jeruk tidak hanya sebagai bahan konsumsi. Namun, juga memiliki khasiat
untuk kesehatan, seperti minyak atsiri berguna untuk menstabilkan sistem saraf
sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi pemakainya. Senyawa limonen
yang terkandung pada minyak atsiri juga dapat memperlancar peredaran darah,
meringankan rasa sakit akibat radang tenggorokan dan batuk, serta dapat juga
menghalangi berkembang biaknya sel kanker dalam tubuh, kemudian Lahan yang
1
6
luas tersebut dapat dijadikan sebagai agrowisata dan pada saat yang bersamaan
kita dapat mengolah jeruk pada tempat yang sama.
Salah satu sentra produksi jeruk besar (Pamelo) di Sulawesi Selatan adalah
Kabupaten Pangkep. Sesuai dengan Jargonnya Bolu (Ikan Bandeng), lemo (Jeruk),
doang (Udang) atau biasa disingkat BOLEDONG. Jeruk Besar (Pamelo) pada
awalnya dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Pangkep merupakan tanaman
pekarangan. Namun setelah buah dengan rasa asem manis ini laris manis
dipasaran, maka petani kemudian mengembangkannya menjadi usahatani
komersial (Dinas Pertanian Kab. Pangkep, 2010). Sentra penghasil jeruk di
kabupaten Pangkep adalah dikecamatan Ma’rang. Kecamatan Ma’rang terletak 00
sampai 100
lintang utara 300
BT, dan 400
-420
BB . Luas daerah 75,22 Km2
.
Dengan luas potensi perkebunan 15.801,1 Ha dari berbagai jenis tanaman antara
lain jeruk besar (Pamelo), kelapa, kapok, dan kopi. Dengan demikian, potensi
jeruk besar (Pamelo) pangkep dapat dikembangkan sehingga dapat menunjang
perekonomian dan taraf hidup para petani. Berdasarkan data di atas peniliti
beranggapan bahwa perlu adanya penelitian yang berhubungan tentang potensi
investasi danekonomi budidaya tanaman jeruk besar di kabupaten pangkep
khususnya di kecamatan Ma’rang.
i.ii. TINJAUAN PUSTAKA
A. Holtikultura
 Definisi
Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus
(tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya) dan dapat diartikan sebagai
budidaya tanaman kebun (Wikipedia).
Secara harfiah istilah hortikultura diartikan sebagai usaha
membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick, 1972;
Edmond et al., 1975).
 Undang-Undang yang Membahas Mengenai Holtikultura
UU Nomor 13 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 1 : holtikultura adalah segala hal
yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura,
7
termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai
sayuran, bahan obat nabati, dan atau bahan estetika.
B. Agrobisnis
 Definisi
The sum total of all operation involved in the manufacture and all
distribution of farm supplies; production activiies on the farm; and the storage,
processing and distribution of farm commodities and items made from them.
(David dan Golberg, 1957)
Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang
mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir
mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor
pangan (food supply chain). (Wikipedia)
Agribinis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa
Inggris, agricultural (pertanian), bisnis berarti usaha komersial dalam dunia
perdagangan. (Soekartawi, 1993)
Agribisnis menurut pandangan secara luas, agribisnis mencakup semua
kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sampai
dengan tata niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil
olahannya. (Manajemen Agribisnis, 2009)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa agribisnis merupakan suatu kegiatan
dalam bidang pertanian demi memperoleh keuntungan dengan cara mengelola
aspek budidaya, pasca panen, proses pengolahan hingga pemasaran dengan
memanfaatkan sumber daya yang ada.
 Peranan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional
Agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian
Indonesia sehingga mempunyai nilai strategis. Adapun peranan agribisnis dalam
perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut :
1. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja
2. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa
3. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan
 Sub Sistem Agribisnis
8
Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa sub sistem.
Apabila salah satu sistemnya mengalami gangguan atau tidak berfungsi dengan
baik. Adapun sub sistem agribisnis meliputi :
1. Subsistem produksi (usahatani)
2. Subsistem pengolahan (agroindustri)
3. Subsistem pemasaran
4. Subsistem lembaga penunjang
C. Pengembangan Investasi Masyarakat di Indonesia
 Definisi
Investasi ialah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. (KBBI)
 Pengembangan Investasi di Masyarakat
Untuk mengembangkan investasi di masyarakat diperlukan adanya suatu
program, dimana program tersebut dapat memberikan bantuan baik modal
ataupun jasa dalam menumbuhkan perkembangan usaha agrobisnis sesuatu
dengan potensi pada masyarakat tersebut. Sehubungan dengan banyaknya yang
menjadi masalah utama dalam menjalankan usaha ekonomi terutama dalam usaha
agribisnis ialah modal masyarakat yang terlalu lemah terutama pada masyarakat
kategori ke bawah dan juga sulitnya masyarakat dalam hal mengelolah modal
mereka. Maka dari itu diperlukan program Pengembangan Usaha Agribisnis di
pedesaan sebagai media penunjang agar dapat mengurangi kemiskinan dan
pengangguran melalui pengembangan kegiatan usaha agribisnis sesuai dengan
potensi wilayah dan masyarakatnya.
D. Pengembangan Agribisnis Jeruk di Kabupaten Pangkep
 Perkembangan Pertanian di Indonesia
Perkembangan pertanian di Indonesia mengalami kemajuan pesat melebihi
apa yang telah direncanakan departemen pertanian. (Badan Pusat Statistik, 2003)
 Pengembangan Agribisnis Jeruk
Ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pengembangan agribisnis
jeruk diantaranya yaitu kebijakan dalam hal peningkatan kompetensi Sumber
Daya Manusia, kebijakan peningkatan koordinasi dalam penyusunan kebijakan
dan pembangunan agribisnis jeruk, kebijakan peningkatan ketersediaan sarana dan
9
prasarana mendukung pengembangan agribisnis jeruk, kebijakan peningkatan
promosi dan proteksi jeruk.
Di Sulawesi selatan, jeruk besar (Pamelo) banyak dibudidayakan di
kabupaten Pangkep dan menjadi komoditas yang bernilai ekonomi bagi petani.
Populasi jeruk ini terus mengalami peningkatan dari tahun-ketahun dan
diusahakan oleh banyak petani, produktivitas dan mutunya belum memenuhi
harapan konsumen.
Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu jeruk besar diperlukan
penerapan teknologi budidaya spesifiklokasi yang layak secara teknis, mudah
dilaksanakan oleh petani, dan secara ekonomi menguntungkan.
i.iii. APA YANG DITELITI
Potensi Ekonomi Perkebunan Jeruk Besar (Pamelo) Untuk Pengembangan
Ekonomi Masyarakat Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep
i.iv. TUJUAN DAN MANFAAT
 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan potensi ekonomi
dari budidaya tanaman jeruk besar (Pamelo) sebagai komoditi pertanian andalan
kabupaten Pangkep.
 Manfaat Penelitian
1. Bagi Petani Jeruk
Memberikan gambaran tentang prospek usaha dan pengembangannya
sehubungan budidaya tanaman jeruk.
2. Bagi Masyarakat
Sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan tanaman jeruk besar
sebagai produk andalan kabupaten Pangkep khususnya di kecamatan Ma’rang.
3. Bagi Pemerintah
Memberikan gambaran kepada pemerintah dalam hal kendala yang
dihadapi oleh petani dalam meningkatkan produksi perkebunan tanaman jeruk
besar (Pamelo).
10
i.v. METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
 Waktu penelitian
Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini mulai tanggal 8 November
2015 sampai dengan Desember 2015
 Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Attangsalo. Adapun pengambilan tempat di
Attangsalo disebabkan oleh beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu:
1. Daerah Attangsalo merupakan daerah agrowisata sehingga memungkinkan
penulis untuk berkunjung kesana melakukan observasi
2. Banyak yang mengatakan bahwa daerah Attangsalo merupakan daerah
penghasil jeruk terbesar di Pangkep
3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bagaimana cara
mengembangkan potensi ekonomi jeruk pangkep dalam pemberdayaan
masyarakat.
B. Metode dan Rancangan Penelitian
Adapun metode-metode pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai
rujukan dalam menyusun karya tulis ini adalah :
1. Metode Wawancara
Metode wawancara ialah metode yang digunakan dengan cara memberi
beberapa pertanyaan kepada Narasumber yang berkaitan dengan karya tulis ini
2. Metode Langsung
Metode langsung ialah metode yang digunakan dengan cara mendatangi
subjek yang ingin diteliti untuk mencari informasi yang berhubungan dengan
masalah diatas
3. Metode Deskriptif Analitik
Metode deskriptif analitik ialah metode yang digunakan dengan cara
mendeskripsikan dan menganalisa literatur atau buku sebagai tambahan dalam
kajian terhadap objek yang ditulis.
11
C. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah para petani jeruk di Kabupaten
Pangkep. Kemudian kami mengambil 2 petani jeruk sebagai sampel.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam proses
pengumpulan data sesuai dengan fokus penelitian. Alat tersebut berupa
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun pertanyaan wawancara yang
diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut :
1. Apakah menjadi petani jeruk merupakan pekerjaan pokok atau hanya
pekerjaan sampingan?
2. Berapa banyak modal yang dibutuhkan pada setiap tahunnya dalam
menjalankan usaha tersebut?
3. Berapa hasil dari yang anda dapatkan dalam menjalankan usaha tersebut?
4. Berapa luas lahan jeruk?
5. Berapa banyak pohon yang ada pada setiap lahan?
6. Berapa rata-rata banyaknya buah pada setiap pohonnya?
7. Berapa jenis tanaman jeruk yang ada pada lahan?
8. Apakah ada jenis tanaman selain jeruk pada lahan?
9. Dimana anda mendapatkan bibit jeruk?
10. Bagaimana cara perawatan tanaman jeruk tersebut?
11. Kapan dan bagaimana cara peyiraman tanaman jeruk?
12. Berapa tahun masa produktif pada tanaman jeruk?
13. Apa kendala dalam menjalankan usaha jeruk tersebut?
14. Kapan dan berapa kali panen dalam satu tahun?
15. Dimana dan kepada siapa saja hasil panen tersebut dijual?
16. Berapa harga buah jeruk?
17. Pernahkah mengalami gagal panen?
E. Pengumpulan Data dan Analisis Data
 Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data sebagai pendukung terhadap sejumlah masalah yang
telah dikemukakan, dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam
12
terhadap petani jeruk di kecamatan Ma’rang kabupaten Pangkep yang menjadi
responden dalam pengumpulan data. Berdasarakan pada asumsi tersebut teknik
yang digunakan untuk memperoleh data dilapangan antara lain:
1. Observasi, yaitu pengamatan langsung .
2. Wawancara, dilakukan dengan tanya jawab terhadap responden supaya
terjalin data yang kita inginkan.
3. Telaah dokumentasi, melalui kajian literatur dan dokumentasi.
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengunkan analisis
kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud adalah suatu analisis data yang
berdasarkan informan. Yang diperoleh dilapangan melalui observasi langsung,
wawancara, dan hasil dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.
13
BAB II
PEMBAHASAN
Di kabupaten Pangkep ( Sulawesi Selatan ) khususnya di daerah
kecamatan ma’rang tanaman jeruk besar Pamelo menjadi komoditas yang bernilai
ekonomi bagi petani. Profesi sebagai petani jeruk dapat dijadikan sebagai
pekarjaan sampingan seperti apa yang dilakuakan oleh sebagian besar masyarakat
di daerah tersebut. Namun, tak sedikit masyarakat yang menjadikan pekarjaan
tersebut sebagai pekerjaan pokok mereka. Biasanya mereka yang berprofesi
sebagai petani jeruk mendapatkan lahan dari orang tua mereka, dengan kata lain
sebagai warisan. Adapun sistem pengolahan dan hasil produksi, dijabarkan sebagi
berikut.
A. Perkebunan Tanpa Agrowisata
Masyarakat yang memilih menjadi petani jeruk sebagai pekerjaan pokok
mereka akan sangat bergantung dari hasil panen jeruk dan menentukan tingkat
taraf hidup mereka. tetapi hingga saat ini banyak petani yang belum terlalu
merasakan keuntungan yang besar dalam bertani jeruk besar (Pamelo) pangkep
yang sudah menjadi komoditi kabupaten Pangkep. Narasumber I adalah salah satu
petani jeruk yang ada di daerah Ma’rang, bertani jeruk adalah pekerjaan
pokoknya. Pada setiap awal musim jeruk dia harus menyediakan modal sekitar
13-20 juta untuk lahan seluas 2,5 Ha. Para petani biasanya mengambil modal dari
hasil panen yang mereka dapatkan pada musim panen sebelumnya begitupula
dengan Narasumber I. Narasumber I biasanya memperoleh hasil sekitar 40 juta
pada tiap musimnya. Itupun belum dikurangi dengan modal yang akan digunakan.
Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, terdapat sekitar 300
pohon pada lahan seluas 2,5 ha, dan pada setiap pohonnya memiliki buah sekitar
350 buah untuk satu musim. Jarak antar pohon dilahan Narasumber I sekitar 7
meter, hal ini ia ketahui dari informasi yang diberikan oleh dinas Pertanian. Jeruk
besar pangkep tidak hanya memiliki satu varietas jeruk saja namun telah banyak
varietas yang ada baik itu dari varietas yang memang sudah ada ataupun verietas
jeruk hasil persilangan. Terdapat empat verietas jeruk besar pangkep namun hanya
tiga yang sudah dipatenkan yaitu verietas jeruk besar pangkep merah, jeruk besar
9
14
pangkep putih, jeruk besar pangkep gula-gula dan satu verietas yang belum
dipatenkan yaitu jeruk besar pangkep bencong. Setiap jenis varietas memiliki
keunggulan tersendiri yang mampu menarik minat para penikmat.
Namun, bukan hanya tanaman jeruk besar (Pamelo) saja yang ada pada
lahan. Biasanya para pemilik lahan menyisipkan tanaman-tanaman lain seperti
pisang, rambutan dan tanaman sayur-mayur serta rempah-rempah baik dijadikan
sebagai tanaman pembatas ataupun untuk keperluan rumah tangga. Ini
menunjukkan bahwa daerah Ma’rang memang memiliki tingkat kesuburan tanah
yang tinggi. Tanaman-tanaman yang disisipkan pemilik lahan biasanya tidak ikut
dijual. Namun, terkadang ada yang tertarik untuk membelinya, seperti jeruk purut
milik Narasumber I. Biasanya dia memperoleh hasil sekitar 2 juta dari hasil
penjualan jeruk purutnya.
Biasanya jika umur tanaman jeruk telah mencapai empat tahun maka
pohon jeruk sudah dapat berbuah produktifitas pada awalnya berkisar 100 buah.
Pada puncak prodiktifitasnya biasanya menghasilkan buah berkisar 350 buah/
tahun. Dan tingkat produktifitasnya akan menurun seiring dengan umur pohon.
Masa produktif jeruk besar (Pamelo) pangkep sekitar 35 tahun. Jika jeruk sudah
tidak produktif lagi maka petani akan menggantinya dengan bibit baru. Bibit-bibit
tersebut mereka dapatkan dari hasil cangkokan. Adapula bibit yang berasal dari
pemerintah.
Bertani jeruk itu tak susah namun juga tak mudah. Bertani jeruk akan
sangat mudah jika menggunakan alat-alat modern. Namun pada kenyataanya
petani di daerah ma’rang belum memiliki alat-alat modern. Kebanyakan dari
mereka masih menggunakan cara tradisional. Sehingga membutuhkan tenaga
yang sangat besar. Terutama mengenai hal penyiraman. Seperti Narasumber I
yang masih menggunkan alat-alat sederhana seperti selang untuk menyiram pohon
jeruk miliknya. Biasanya dia melakukan penyiraman selama 3 hari untuk lahan
seluas 2,5 ha. Selama 3 hari tersebut ia harus selalu menjaga air yang dialirkan
secara terus menerus. Karena selang harus segera dipindahakan secara manual jika
volume air telah memenuhi tanggul. Pemberian tanggul pada setiap pohon
disekitar area batang bertujuan agar memudahkan penyerapan air oleh akar pohon,
tanggul tersebut terbuat dari tanah. Empat hari setelah penyiraman ia harus
15
menyiram kembali pohon jeruknya. Air yang ia gunakan berasal dari beberapa
sumur bor yang memiliki kedalaman sekitar 16 m. Ia harus mengeluarkan biaya
sebesar 7 juta pada setiap musim jeruk untuk membeli bahan bakar (bensin)
untuk pompa air sekitar 1 ton. Selain penyiraman, pemupukan juga sangat perlu
dalam hal bertani jeruk. Untuk menambah kesuburan tanah ia memakai pupuk
kandang. Sekitar 6 juta biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 800 karung
pada lahan seluas 2,5 ha.
Terkadang ia juga melakukan pemangkasan pohon. Pemangkasan pada
tanaman jeruk besar (Pamelo) disesuaikan dengan kondisi pohon. Ia harus
memangkas daun, tangkai dan buah. Pemangkasan buah yang dilakukan untuk
mengurangi penyerapan air jika buah yang ada pada pohon terlalu banyak. Buah
yang terlalu banyak juga tidak baik karena pohon harus menyerap banyak nutrisi.
Biasanya petani membuang puluhan buah yang masih muda dalam satu pohon
untuk memaksimalkan buah yang lainnya.
Pada bulan empat para petani biasanya telah memanen jeruk mereka
hingga bulan tujuh. Panen dilakukan secara bertahap. Yaitu panen pertama, kedua
dan ketiga. Setiap panen mempengaruhi harga jeruk. panen ketiga lebih murah
dari panen kedua dan penen kedua lebih murah dari panen ketiga. Panen pertama
biasanya hanya dihargai sekitar Rp.2500/ buah. Bahkan pada Panen kedua hanya
sekitar Rp. 2000/buah terlebih lagi pada penen ketiga hanya dihargai sekitar
Rp.1000/buah saja. Itu dikarenakan hasil panen mereka langsung ditadah oleh
para tengkulak. Para petani tidak mengetahui berapa harga yang diperjualkan oleh
para tengkulak. Kemudian, buah-buah jeruk tersebut dijual kembali oleh para
tengkulak, dan biasanya dijual per biji dipinggir jalan. Sampai saat ini belum ada
produk olahan dari jeruk besar pangkep. Hal ini dikarenakan masyarakat
menganggap bahwa buah jeruk telah banyak banyak di daerah ma’rang sehingga
mereka sudah merasa bosan. Selain itu mereka juga tidak mampu mengolah jeruk
besar (Pamelo) yang mereka miliki. Dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka
mengenai manfaat jeruk besar (Pamelo) dan cara mengelolanya. Sehingga,
mereka hanya menjualnya kepada para tengkulak walaupun harga yang
diperjualkan begitu sangat murah. Hasil panen jeruk mereka yang dihargai murah
inilah penyebeb masyarakat didaerah ma’rang tidak begitu berkembang hingga
16
saat ini. Apalagi jika petani mengalami gagal penen, penghasilan mereka akan
berkurang.
Jika musim kemarau panjang datang, maka akan sangat mempengaruhi
kondisi tanaman jeruk. seperti mengenai hal penyiraman. Proses penyiraman
akan terhambat dikarenakan air yang sudah tak banyak. Terlebih lagi alat yang
diganakan masih sangat sederhana seperti yang digunkan Narasumber I. Dan hal
ini nantinya akan berpengaruh pada buah yang dihasilkan oleh pohon. Buah yang
dihasilkan oleh pohon, tak hanya dipengaruhi oleh musim. Namun, juga
dipengaruhi oleh hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk. seperti
penyakit diplodia basa dan kering yang biasanya ditandai dengan keluarnya getah
pada batang tanaman. Dan juga hama seperti lalat buah.
B. Perkebunan dengan Agrowisata
Seperti halnya kebun jeruk yang sekarang menjadi tempat agrowisata
milik Narasumber II. Narasumber II menjadikan pekarjaan sebagai petani jeruk
hanya sebagai pekerjaan sampingan. Dalam menggerakkan pekerjaan
sampingannya tersebut Narasumber II harus mengeluarkan modal 6-7 juta per
musim, sudah termasuk pupuk beserta penyiraman (bensin).
Lahan kebun yang dijadikan tempat agrowisata tersebut memiliki 3
tahapan sebagai tolak ukur kelayakan kebun tersebut sebagai tempat agrowisata.
Yang pertama adalah tahapan PRIMA 3 yaitu, tahapan dimana kebun tersebut
haruslah aman untuk dikomsumsi. Kedua, yaitu tahapan PRIMA 2 dimana kebun
yang dijadikan sebagai tempat agrowisata haruslah aman untuk dikomsumsi dan
berkualitas. Ketiga, adalah tahapan PRIMA 1 yaitu, kebun yang dijadikan sebagai
tempat agrowisata dituntut agar mampu memiliki atau memproduksi buah yang
aman untuk dikomsumsi, berkualitas, serta ramah terhadap lingkungan. Pada
awalnya kebun wisata milik Narasumber II memiliki luas 1 Ha pada tahapan
prima 3 dengan jumlah pohon kurang lebih 200 pohon. Namun, setelah
melakukan banyak perbaikan dan perluasan lahan, untuk menuju ke tahap prima
2 lahan tersebut kini memiliki luas 2 Ha dengan jumlah pohon sebanyak 400
pohon. Kebun tersebut tidak hanya memiliki satu jenis tanaman jeruk. Tapi,
memiiki 3 varitas jeruk yang sudah dipatenkan di pusat yaitu, jeruk besar pangkep
17
merah, jeruk besar pangkep putih, dan jeruk gula-gula, serta varitas penunjang
yaitu jeruk bencong yang belum dipatenkan. Akan tetapi, dari pihak provinsi
menganjurkan agar dikembangkan terlebih dulu.
Pada awalnya Narasumber II mendapatkan bibit yang berasal dari hasil
cangkokan. Namun, setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah pada tahun
2006 bibit yang didapatkan merupakan hasil okulasi atau sambungan. Setelah
banyak mendapatkan bantuan dan banyak mengikuti berbagai penyuluhan tentang
pembudidayaan tanaman jeruk yang baik dan benar. Narasumber II kini telah
mengetahui cara perawatan tanaman jeruk besar (Pamelo) dengan baik.
Untuk setiap musim Narasumber II selalu menyisipkan 20% hingga 22%
dari setiap hasil panennya untuk dijadikan modal sekaligus untuk perawatan
tanaman jeruk yang ada di kebunnya. Perawatan yang diterapkan oleh
Narasumber II berdasarkan himbuaun dari pemerintah sangat berbeda dengan
petani kebun jeruk lainnya. Jika petani kebun jeruk lainnya merawat jeruk hanya
dengan menyiram, memberikan pupuk serta memangkas lahannya. Lain halnya
dengan apa yang dilakukan Narasumber II, beliau merawat kebun jeruknya tidak
hanya sekedar menyiram, memberi pupuk, serta membersikan lahannya. Namun,
beliau juga telah mengetahui cara mencegah penyakit pada tanaman jeruk besar
(Pamelo) dan cara mengusir hama serta tata cara perawatan jika terjadi kemarau
panjang. Seperti cara agar tanaman jeruknya tidak mudah diserang penyakit atau
hama yaitu, dengan cara memotong tangkai pohon yang berada dipuncak pohon
agar cahaya matahari tersebar merata keseluruh bagian pohon. Cara ini disebut
“pembuatan jendela pohon”
Bukan hanya itu beliau juga telah mengetahui penyiraman yang baik dan
juga tentu lebih mudah. Penyiraman di kebun agrowisata mengunakan sumur bor
lalu disambungkan ke pipa yang ditanam kemudian tersebar di banyak titik yang
mudah untuk disambungkan ke pipa karet yang sudah tersedia, tujuannya agar
memudahkan pada saat penyiraman. Penyiraman di kebun agrowisata milik
Narasumber II dilakukan pada bulan agustus. Karena musim penghujan yang
kemungkinan terjadi di bulan oktober. Hal ini dilakukan agar dapat mempercepat
pohon jeruk berbunga sebelum musim penghujan. Karena apabila pohon jeruk
18
berbunga pada musim penghujan maka bunga tersebut akan gugur dan hal
tersebut akan mengurangi produktifitas pohon jeruk.
Untuk pemupukan diperlukan pupuk kandang 70 s/d 80% dan selebihnya
memakai pupuk kimia yang pemakaiannya akan dikurangi setiap tahunnya. Dan
juga kini Narasumber II telah melakukan pemupukan pembesaran buah yang
sangat jarang dilakukan oleh petani kebun jeruk lainnya yang ada di daerah
Ma’rang.
Dalam setahun, Narasumber II dapat memanen hasil kebunnya 2 kali
dalam setahun, bahkan hingga 3 kali. Hal ini dikarenakan adanya panen buah sela.
Buah sela yaitu buah yang muncul setelah panen atau buah yang dapat dipetik
pasca panen. Hal ini dikarenakan pada saat panen, buah masih berukuran kecil
(belum layak panen ) setelah panen, barulah buah tersebut bisa dipetik (dipanen).
Harga perbuahnya dijual kepada tengkulak kisaran 2.500 hingga 3.000 rupiah.
Akan tetapi, pada panen buah sela, yang biasa dipetik sendiri oleh pengunjung
dijual dengan harga lebih mahal dangan harga pada panen raya yaitu, kisaran
3.000 hingga 5.000 rupiah. Selain dijual kepada pengunjung, buah jeruk milik
Narasumber II juga disalurkan ke pasar induk keramat jati Jakarta.
Salah satu kendala yang dapat menurunkan produktifitas pohon jeruk
yaitu. Selain faktor musim, ada juga yang menghambat atau kendala pada
budidaya tanaman jeruk. Seperti, penyakit diplodia basah dan diplodia kering
serta hama lalat buah. Penyakit diplodia merupakan penyakit yang menyerang
langsung pada batang, cabang pada tanaman jeruk sedangkan hama lalat buah
menyerang langsung ke buah tanaman jeruk. Namun, kendala tersebut dapat
ditanggulangi dengan perawatan pada tanaman yang baik.
Meskipun sekarang tempat agrowisata tersebut memiliki produktifitas
yang baik. Namun, semuanya didapatkan dengan kerja keras. Narasumber II
pernah mengalami gagal panen sewaktu beliau merintis kebunnya. Namun,
setelah banyak belajar tentang budidaya tanaman jeruk serta menekuninya, hal
tersebut dapat diatasi dengan baik hingga sekarang.
C. Potensi Ekonomi Budidaya Jeruk
19
Berdasarkan hasil penelitian, budidaya tanaman jeruk sangat
menguntungkan, apalagi jika pengelolaannya dilakukan dengan baik. Narasumber
I sebagai narasumber pertama dapat menghasilkan 40 juta dalam sekali panen.
Dengan modal yang dikeluarkan kurang lebih 13 juta. Akan tetapi, hal ini bisa
lebih besar lagi apabila narasumber pertama melakukan upaya-upaya seperti yang
dilakukan oleh Narasumber II. Dalam hal ini penyuluhan dari pemerintah sangat
berperan penting bagi petani jeruk. Karena masih sangat sedikit yang telah
mengetahui cara bertani jeruk besar (Pamelo) yang baik. Namun, koordinasi para
petani dengan pemerintah juga sangat penting, sehingga akan mempermudah
penyaluran informasi dari pemerintah kepada petani, seperti halnya yang telah
dilakukan oleh Narasumber II. Selain itu, petani di daerah Ma’rang juga belum
mengetahui dan menggunakan teknologi atau alat-alat modern yang bisa
menunjang pekerjaan mereka dalam bertani jeruk. Mereka hanya menggunakan
alat-alat sederhana sehingga akan membutuhkan tenaga yang besar.
Minimnya informasi menyebabkan masyarakat tidak mampu mengolah
aset besar yang mereka miliki yaitu jeruk besar (Pamelo) pangkep. Apabila jeruk
besar (Pamelo) pangkep diolah oleh masyarakat setempat maka akan
mendapatkan peluang yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat
setempat karena Jeruk besar (Pamelo) pangkep hanya dapat ditemui di daerah
Pangkep saja. Dengan demikian, peluang untuk pemasaran jeruk besar (Pamelo)
pangkep sangat besar. Bukan hanya karena buah jeruk hanya dapat di temukan di
kabupaten pangkep, namun juga manfaat dan banyaknya produk yang dapat
diolah dari jeruk besar (Pamelo) pangkep. Sehingga memungkinkan terbukanya
lapangan kerja baru seputar pengelolaan jeruk besar (Pamelo) ini. Hal ini telah
dibuktikan oleh Narasumber II sebagai petani jeruk yang bergerak dibidang
agrowisata. Dan tentu keuntungan dalam beragrowisata lebih besar jika
dibandingkan dengan petani jeruk lepas. Hal ini telah kami buktikan dengan
membandingkan penghasilan antara petani lepas dan petani yang bergerak
dibidang agrowisata.
Namun, pengelolaan agrowisata ini belum maksimal, sebab berdasarkan
pengamatan kami, tidak ditemukan adanya bentuk promosi agrowisata baik dalam
bentuk pamflet, poster ataupun spanduk dipinggir jalan ataupun ditempat-tempat
20
umum di kabupaten Pangkep. Tidak juga ditemukan bentuk promosi dalam surat
kabar maupun lewat internet. Agrowisata yang ada di kabupaten Pangkep hanya
disebarkan dari mulut-kemulut.
21
III
PENUTUP
iii.i. Kesimpulan
Dengan luas lahan 2,5 Ha, Penghasilan yang dapat diperoleh Narasumber I
dalam bertani jeruk besar Pangkep yaitu 40 juta rupiah dengan modal 13-20 juta
rupiah dengan harga jeruk 1.000-2.500 rupiah. Besar modal yang mereka
keluarkan serta penghasilan yang mereka peroleh kita dapat melihat bahwa
Narasumber II sebagai petani jeruk yang bergerak dibidang agrowisata
memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding dengan petani lepas yang
harga jeruknya 2.500-5.000 rupiah/buah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa
faktor seperti pengelolaan tanaman dan juga perbedaan cara bertani jeruk.
Narasumber II yang telah memperoleh banyak informasi dari pemerintah
sehingga mampu menerapkan cara bertani yang berbeda dengan Narasumber I
yang masih sedikit mengetahui bagaimana cara bertani jeruk yang baik.
Narasumber II tidak hanya menyiram, memupuk, memangkas daun, ranting dan
juga buah yang berlebih. Namun, beliau juga telah melakukan pemupukan buah,
serta menerapkan cara bertani jeruk yang baik.
Peran pemerintah dalam mengembangkan potensi jeruk besar jeruk
pangkep sangat penting. Selain petani memperoleh informasi tentang bertani jeruk
mereka juga mendapatkan bantuan, baik berupa pemberian dana ataupun
pemberian bibit. Tak hanya pemerintah, para petani juga harus melakukan
koordinasi yang baik dengan pemerintah. Agar pemerintah mendapat gambaran
dalam hal kendala yang dihadapi oleh petani dalam meningkatkan produksi
perkebunan tanaman jeruk besar (Pamelo).
iii.ii Saran
Kabupaten pangkep khusunya di daerah Ma’rang memiliki potensi yang
sangat besar yaitu jeruk besar pangkep. Peluang jeruk besar (Pamelo) pangkep
dalam pemasaran sangatlah besar. Namun, hingga saat ini pengelolaan jeruk besar
(Pamelo) pangkep belum baik. Dalam mengembangkan potensi jeruk besar
(Pamelo) pangkep sebagai komoditi andalan kabupaten Pangkep, perlu adanya
16
22
koordinasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat khususnya para petani
jeruk. Agar dapat memudahkan penyampaian informasi kepada petani dan
masyarkat tentang bagaimana cara bertani jeruk yang baik serta bagaimana cara
mengolahnya. Karena dengan pengelolaan jeruk besar (Pamelo) pangkep dengan
cara yang baik akan menunjang perkonomian masyarkat serta akan meningkatkan
taraf hidup mereka.
23
BAGIAN AKHIR
i. Daftar Pustaka
Firdaus, Muhammad.2009.Manajemen Agribisnis.Jakarta: Bumi Aksara
Davis,H.H. and R.A Goldberg.1987.A Concept of Agribusiness.Boston: Graduate
school of business, Havard University. Manajemen Agribisnis. Ghalia
Indonesia.
Departemen Pertanian. 2004. Teknologi Budidaya Jeruk Besar (Pamelo).
Pangkep: Departemen Pertanian
http://www.ekasulistiyana.web.id
http://www.jdihukum.semarangkota.go.id/isi/uu/uu%25202010/uu13-2010bt.pdf
http://www.kabadan@litbang.deptan.go.id
http://www.wikipedia.com
24
ii. Lampiran
VARIETAS JERUK
CONTOH VARIETAS JERUK GULA-GULA
25
WAWANCARA DENGAN PEMILIK LAHAN
POHON JERUK
26
KELOMPOK TANI
PENGAIRAN

Mais conteúdo relacionado

Destaque

Investasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo primaInvestasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo primaZain Corps
 
Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha sengonjabon
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaTeguh Kristyanto
 
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Design
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and DesignLANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Design
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Designririkdpratiwi
 
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaStudio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaLaras Kun Rahmanti Putri
 
PROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYA
PROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYAPROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYA
PROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYARusLanka Council
 
PEMANFAATAN LAHAN KOSONG
PEMANFAATAN LAHAN KOSONGPEMANFAATAN LAHAN KOSONG
PEMANFAATAN LAHAN KOSONGAwanda Gita
 
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan TengahPotensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan TengahSita Nurhalimah
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisSamuel Henry
 

Destaque (19)

Teknis Budidaya Jeruk
Teknis Budidaya JerukTeknis Budidaya Jeruk
Teknis Budidaya Jeruk
 
Investasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo primaInvestasi budidaya jeruk borneo prima
Investasi budidaya jeruk borneo prima
 
Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha Investasi sengon jabon analisa usaha
Investasi sengon jabon analisa usaha
 
KEDIATAN 'AISYIYAH KABUPATEN sUKABUMI jABAR
KEDIATAN 'AISYIYAH KABUPATEN sUKABUMI jABARKEDIATAN 'AISYIYAH KABUPATEN sUKABUMI jABAR
KEDIATAN 'AISYIYAH KABUPATEN sUKABUMI jABAR
 
Cover final
Cover finalCover final
Cover final
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Design
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and DesignLANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Design
LANDSCAPE ARCHITECTURE: a Manual Environmental Planning and Design
 
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri RayaStudio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
Studio Proses Perencanaan - Profil Wilayah Regionaliasi Weleri Raya
 
W1 Susdev101
W1 Susdev101W1 Susdev101
W1 Susdev101
 
PROPOSAL WISATA
PROPOSAL WISATAPROPOSAL WISATA
PROPOSAL WISATA
 
PROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYA
PROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYAPROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYA
PROJECT PROFILE – INTEGRATED TOURISM RESORT PROJECT IN KALPITIYA
 
PEMANFAATAN LAHAN KOSONG
PEMANFAATAN LAHAN KOSONGPEMANFAATAN LAHAN KOSONG
PEMANFAATAN LAHAN KOSONG
 
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan TengahPotensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
Potensi dan Pengembangan SDA di Provinsi Kalimantan Tengah
 
Modul siri 1
Modul siri 1Modul siri 1
Modul siri 1
 
SEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PERTANIANSEKTOR PERTANIAN
SEKTOR PERTANIAN
 
Daya tarik wisata
Daya tarik wisataDaya tarik wisata
Daya tarik wisata
 
Desa wisata
Desa wisataDesa wisata
Desa wisata
 
Penawaran kerja sama sekolah
Penawaran  kerja  sama sekolahPenawaran  kerja  sama sekolah
Penawaran kerja sama sekolah
 
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana BisnisContoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
Contoh Proposal Usaha atau Rencana Bisnis
 

Semelhante a PENGEMBANGAN INVESTASI JERUK DI PANGKEP

MAKALAH PENGANTAR BISNIS.docx
MAKALAH PENGANTAR BISNIS.docxMAKALAH PENGANTAR BISNIS.docx
MAKALAH PENGANTAR BISNIS.docxSeftiWulanSari
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017ignasius dh purba
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPutri Azzara Arjani
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaDewi Mustikawati
 
Makalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docxMakalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docxDiahAyu041
 
Makalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docxMakalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docxDiahAyu041
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)MOSES HADUN
 
Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016sam rido
 
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019Rahmawati
 
Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018
Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018
Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018yulina096
 
contoh makalah subsistem agroindustri
contoh makalah subsistem agroindustricontoh makalah subsistem agroindustri
contoh makalah subsistem agroindustri01ariski
 
Makalah perusahaan
Makalah perusahaanMakalah perusahaan
Makalah perusahaanVinda Olshop
 
Sawit bagian-a
Sawit bagian-aSawit bagian-a
Sawit bagian-adinooaku
 
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...Sansanikhs
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organiksukarman_far
 
dampak-pandemi-covid-19.pdf
dampak-pandemi-covid-19.pdfdampak-pandemi-covid-19.pdf
dampak-pandemi-covid-19.pdfanita964044
 

Semelhante a PENGEMBANGAN INVESTASI JERUK DI PANGKEP (20)

MAKALAH PENGANTAR BISNIS.docx
MAKALAH PENGANTAR BISNIS.docxMAKALAH PENGANTAR BISNIS.docx
MAKALAH PENGANTAR BISNIS.docx
 
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
LAPORAN Lomba kelompok tani padi sawah pengguna pupuk organik tahun 2017
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
 
Pkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting sokaPkm-M nugget kepiting soka
Pkm-M nugget kepiting soka
 
Makalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docxMakalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docx
 
Makalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docxMakalah agroindustri.diah.docx
Makalah agroindustri.diah.docx
 
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)Bisnis plann kewirausahaan  revisi (1)
Bisnis plann kewirausahaan revisi (1)
 
Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016Lkti agroforestri UNITRI 2016
Lkti agroforestri UNITRI 2016
 
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
LAPORAN MANAJEMEN AKUAKULTUR LAUT 2019
 
125 225-1-sm
125 225-1-sm125 225-1-sm
125 225-1-sm
 
Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018
Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018
Laporan Lengkap Manajemen Akuakultur Laut 2018
 
contoh makalah subsistem agroindustri
contoh makalah subsistem agroindustricontoh makalah subsistem agroindustri
contoh makalah subsistem agroindustri
 
Makalah perusahaan
Makalah perusahaanMakalah perusahaan
Makalah perusahaan
 
Sawit bagian-a
Sawit bagian-aSawit bagian-a
Sawit bagian-a
 
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
PKM M upaya pemanfaatan dan pelatihan pembuatan keripik sayur pucuk kurma gun...
 
Laphir bptp sumsel ta 2016
Laphir bptp sumsel ta 2016 Laphir bptp sumsel ta 2016
Laphir bptp sumsel ta 2016
 
Pengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organikPengembangan limbah organik
Pengembangan limbah organik
 
Kartul 2014
Kartul 2014Kartul 2014
Kartul 2014
 
1
11
1
 
dampak-pandemi-covid-19.pdf
dampak-pandemi-covid-19.pdfdampak-pandemi-covid-19.pdf
dampak-pandemi-covid-19.pdf
 

Mais de Indah Muthmainnah (9)

GERUND
GERUNDGERUND
GERUND
 
PEMILIHAN UMUM
PEMILIHAN UMUMPEMILIHAN UMUM
PEMILIHAN UMUM
 
TAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIF
TAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIFTAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIF
TAHAP TAHAP PEMILU LEGISLATIF
 
HIV
HIVHIV
HIV
 
HSDPA
HSDPAHSDPA
HSDPA
 
EMAIL
EMAILEMAIL
EMAIL
 
Echinodermata
EchinodermataEchinodermata
Echinodermata
 
Dasar Hukum Yang Mengatur Warga Negara
Dasar Hukum Yang Mengatur Warga NegaraDasar Hukum Yang Mengatur Warga Negara
Dasar Hukum Yang Mengatur Warga Negara
 
Klasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi TumbuhanKlasifikasi Tumbuhan
Klasifikasi Tumbuhan
 

Último

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAAchmadHasanHafidzi
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxBayuUtaminingtyas
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiaMukhamadMuslim
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYARirilMardiana
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptDenzbaguseNugroho
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptAchmadHasanHafidzi
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.pptsantikalakita
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANGallynDityaManggala
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian outputjafarismail7
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptAchmadHasanHafidzi
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalmohtamrin
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxDenzbaguseNugroho
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisGallynDityaManggala
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxTheresiaSimamora1
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptximamfadilah24062003
 

Último (17)

KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIAKONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
KONSEP & SISTEM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
 
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptxV5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
V5_Petunjuk teknis Pengisian Usulan Alat Kesehatan melalui aplikasi.pptx
 
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesiapower point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
power point tentang koperasi simpan pinjam di indonesia
 
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYAKREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
KREDIT PERBANKAN JENIS DAN RUANG LINGKUPNYA
 
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).pptSIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
SIKLUS Akuntansi Perusahaan Dagang (1).ppt
 
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.pptKonsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
Konsep Dasar Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptxANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS METODE GRAFIK.pptx
 
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
11.-SUPERVISI-DALAM-MANAJEMEN-KEPERAWATAN.ppt
 
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGANMENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
MENCIPTAKAN HUBUNGAN DAN NILAI PELANGGAN
 
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian outputArah Kebijakan IKPA tahun 2023  fokus tentang capaian output
Arah Kebijakan IKPA tahun 2023 fokus tentang capaian output
 
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.pptkonsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
konsep akuntansi biaya, perilaku biaya.ppt
 
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modalwarrant adalah salah satu instrument pasar modal
warrant adalah salah satu instrument pasar modal
 
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptxMATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
MATERI PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN.pptx
 
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar BisnisMenganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
Menganalisis Pasar Konsumen dan Pasar Bisnis
 
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptxBAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
 
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptxPPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
PPT KEGIATAN MENGOLAKASIAN DANA SUKU BUNGA KLP 4.pptx
 

PENGEMBANGAN INVESTASI JERUK DI PANGKEP

  • 1. PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS JERUK DI KABUPATEN PANGKEP DIUSULKAN OLEH : INDAH MUTHMAINNAH (14.02061) AMALUDDIN (15.03027) SRI WILDA (14.02034) SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN KABUPATEN PANGKEP PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS JERUK DI KABUPATEN PANGKEP DIUSULKAN OLEH : INDAH MUTHMAINNAH (14.02061) AMALUDDIN (15.03027) SRI WILDA (14.02034) SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN KABUPATEN PANGKEP 2015/2016 1 PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS SMAN 2 LABAKKANG BOARDING SCHOOLANDALAN
  • 2. 2 LEMBAR PENGESAHAN “Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa tulisan terlampir adalah murni hasil pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk perlombaan lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.” “Kami memahami bahwa tulisan yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.” Asal Sekolah : SMAN 2 ANDALAN LABAKKANG BOARDING SCHOOL Judul Karya Tulis : PENGEMBANGAN INVESTASI AGROBISNIS JERUK DI KABUPATEN PANGKEP Ttd. Ttd. Ttd. Indah Muthmainnah Sri Wilda Amaluddin NIS. 14.02061 NIS. 14.02034 NIS. 15.03027 Pengesahan Drs. Abdurrasyid, M.Pd NIP. 19670417 1995031005
  • 3. 3 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ... Segala bentuk rasa syukur senantiasa tercurah kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan berjuta nikmat kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan apa yang telah dipercayakan kepada kami, yaitu karya tulis ilmiah (KTI) yang berjudul “Pengembangan Investasi Agrobisnis Jeruk Besar (Pamelo) Di Kabupaten Pangkep” dalam rangka mengikuti salah satu cabang lomba yang diselenggarakan oleh Universitas Indonesia (UI). Selama penyusunan karya tulis ilmiah ini, banyak pihak yang turut membantu dalam menyelesaikan karya tulis ini. Maka dari itu kami menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak kepala sekolah kami Drs.Abdurrasyid, M.Pd, guru pembimbing, narasumber, serta teman-teman kami yang senantiasa mendukung penuh dengan keikhlasan dan membimbing serta memberikan ide-ide mulai dari pemilihan judul hingga penyelesaian karya tulis ilmiah ini. Kami menyadari bahwa penyusunan karya tulis ilmiah ini masih terdapat banyak kekurangan dan tentunya masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu saran serta kritikan sangat diharapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama masyarakat lokal. Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh ... Pangkep, 25 Desember 2015 Penulis
  • 4. 4 DAFTAR ISI Bagian Awal i. Halaman Judul......................................................................i ii. Lembar Pengesahan..............................................................ii iii. Kata Pengantar......................................................................iii iv. Daftar Isi...............................................................................iv v. Abstrak .................................................................................v I. Bagian Inti i. Pendahuluan .........................................................................1 ii. Tinjauan Pustaka ..................................................................2 iii. Apa Yang Akan Diberitahu Dari Karya Tulis......................5 iv. Tujuan Dan Manfaat.............................................................5 v. Metodologi Penelitian ..........................................................6 II. Pembahasan ............................................................................................9 III. Penutup iii.i Kesimpulan ................................................................................16 iii.ii Saran..........................................................................................16 Bagian Akhir i. Daftar Pustaka ......................................................................18 ii. Lampiran...............................................................................19
  • 5. 5 BAB I PENDAHULUAN i.i. PERUMUSAN MASALAH Bagaimanakah pengembangan investasi agrobisnis jeruk besar (Pamelo) di Kabupaten Pangkep? i.ii LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki sumber daya yang melimpah, dimana luas daratan mencapai 1.922.570 km². Dengan sumber daya berupa minyak bumi, timah, gas alam, nikel ,kayu, bauksit, batu bara, emas dan tanah subur. Tanah subur yang dimiliki indonesia dapat menghasilkan banyak tanaman yang jika dikelola dengan baik dapat membantu perekonomian masyarakat indonesia. Pada tahun 2004, luas panen jeruk mencapai 70.000 Ha dengan total produksi sebesar 1.600.000 ton. Indonesia menempati urutan ke-13 sebagai negara penghasil utama jeruk di dunia setelah negara vietnam. Namun indonesia menempati urutan kedua sebagai pengimpor jeruk terbesar di ASEAN setelah malaysia. dengan volume impor sebesar 94.696 ton; sedangkan ekspornya hanya sebesar 1.261 ton dengan tujuan ke Malaysia, Brunei Darusalam, dan Timur Tengah. Peluang untuk mengolah jeruk bali sangatlah besar karena memiliki luas lahan yang besar dan juga manfaat dari jeruk sendiri yang memungkinkan dapat diproduksi menjadi berbagai produk olahan seperti kulit jeruk yang dapat dijadikan manisan, pengkarbit pisang dan dari buahnya sendiri dapat diolah menjadi minuman, makanan kaleng, bahkan dapat diolah menjadi obat-obatan karena jeruk tidak hanya sebagai bahan konsumsi. Namun, juga memiliki khasiat untuk kesehatan, seperti minyak atsiri berguna untuk menstabilkan sistem saraf sehingga dapat menimbulkan efek tenang bagi pemakainya. Senyawa limonen yang terkandung pada minyak atsiri juga dapat memperlancar peredaran darah, meringankan rasa sakit akibat radang tenggorokan dan batuk, serta dapat juga menghalangi berkembang biaknya sel kanker dalam tubuh, kemudian Lahan yang 1
  • 6. 6 luas tersebut dapat dijadikan sebagai agrowisata dan pada saat yang bersamaan kita dapat mengolah jeruk pada tempat yang sama. Salah satu sentra produksi jeruk besar (Pamelo) di Sulawesi Selatan adalah Kabupaten Pangkep. Sesuai dengan Jargonnya Bolu (Ikan Bandeng), lemo (Jeruk), doang (Udang) atau biasa disingkat BOLEDONG. Jeruk Besar (Pamelo) pada awalnya dibudidayakan masyarakat di Kabupaten Pangkep merupakan tanaman pekarangan. Namun setelah buah dengan rasa asem manis ini laris manis dipasaran, maka petani kemudian mengembangkannya menjadi usahatani komersial (Dinas Pertanian Kab. Pangkep, 2010). Sentra penghasil jeruk di kabupaten Pangkep adalah dikecamatan Ma’rang. Kecamatan Ma’rang terletak 00 sampai 100 lintang utara 300 BT, dan 400 -420 BB . Luas daerah 75,22 Km2 . Dengan luas potensi perkebunan 15.801,1 Ha dari berbagai jenis tanaman antara lain jeruk besar (Pamelo), kelapa, kapok, dan kopi. Dengan demikian, potensi jeruk besar (Pamelo) pangkep dapat dikembangkan sehingga dapat menunjang perekonomian dan taraf hidup para petani. Berdasarkan data di atas peniliti beranggapan bahwa perlu adanya penelitian yang berhubungan tentang potensi investasi danekonomi budidaya tanaman jeruk besar di kabupaten pangkep khususnya di kecamatan Ma’rang. i.ii. TINJAUAN PUSTAKA A. Holtikultura  Definisi Hortikultura (horticulture) berasal dari bahasa Latin hortus (tanaman kebun) dan cultura/colere (budidaya) dan dapat diartikan sebagai budidaya tanaman kebun (Wikipedia). Secara harfiah istilah hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias (Janick, 1972; Edmond et al., 1975).  Undang-Undang yang Membahas Mengenai Holtikultura UU Nomor 13 Tahun 2010 Pasal 1 ayat 1 : holtikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura,
  • 7. 7 termasuk di dalamnya jamur, lumut, dan tanaman air yang berfungsi sebagai sayuran, bahan obat nabati, dan atau bahan estetika. B. Agrobisnis  Definisi The sum total of all operation involved in the manufacture and all distribution of farm supplies; production activiies on the farm; and the storage, processing and distribution of farm commodities and items made from them. (David dan Golberg, 1957) Agribisnis adalah bisnis berbasis usaha pertanian atau bidang lain yang mendukungnya, baik di sektor hulu maupun di hilir. Penyebutan hulu dan hilir mengacu pada pandangan pokok bahwa agribisnis bekerja pada rantai sektor pangan (food supply chain). (Wikipedia) Agribinis berasal dari kata agri dan bisnis. Agri berasal dari bahasa Inggris, agricultural (pertanian), bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan. (Soekartawi, 1993) Agribisnis menurut pandangan secara luas, agribisnis mencakup semua kegiatan mulai dari pengadaan sarana produksi pertanian (farm supplies) sampai dengan tata niaga produk pertanian yang dihasilkan usaha tani atau hasil olahannya. (Manajemen Agribisnis, 2009) Sehingga dapat disimpulkan bahwa agribisnis merupakan suatu kegiatan dalam bidang pertanian demi memperoleh keuntungan dengan cara mengelola aspek budidaya, pasca panen, proses pengolahan hingga pemasaran dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.  Peranan Agribisnis dalam Perekonomian Nasional Agribisnis mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia sehingga mempunyai nilai strategis. Adapun peranan agribisnis dalam perekonomian Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Peranan agribisnis dalam penyerapan tenaga kerja 2. Peranan agribisnis dalam perolehan devisa 3. Peranan agribisnis dalam mewujudkan pemerataan hasil pembangunan  Sub Sistem Agribisnis
  • 8. 8 Agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa sub sistem. Apabila salah satu sistemnya mengalami gangguan atau tidak berfungsi dengan baik. Adapun sub sistem agribisnis meliputi : 1. Subsistem produksi (usahatani) 2. Subsistem pengolahan (agroindustri) 3. Subsistem pemasaran 4. Subsistem lembaga penunjang C. Pengembangan Investasi Masyarakat di Indonesia  Definisi Investasi ialah penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. (KBBI)  Pengembangan Investasi di Masyarakat Untuk mengembangkan investasi di masyarakat diperlukan adanya suatu program, dimana program tersebut dapat memberikan bantuan baik modal ataupun jasa dalam menumbuhkan perkembangan usaha agrobisnis sesuatu dengan potensi pada masyarakat tersebut. Sehubungan dengan banyaknya yang menjadi masalah utama dalam menjalankan usaha ekonomi terutama dalam usaha agribisnis ialah modal masyarakat yang terlalu lemah terutama pada masyarakat kategori ke bawah dan juga sulitnya masyarakat dalam hal mengelolah modal mereka. Maka dari itu diperlukan program Pengembangan Usaha Agribisnis di pedesaan sebagai media penunjang agar dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui pengembangan kegiatan usaha agribisnis sesuai dengan potensi wilayah dan masyarakatnya. D. Pengembangan Agribisnis Jeruk di Kabupaten Pangkep  Perkembangan Pertanian di Indonesia Perkembangan pertanian di Indonesia mengalami kemajuan pesat melebihi apa yang telah direncanakan departemen pertanian. (Badan Pusat Statistik, 2003)  Pengembangan Agribisnis Jeruk Ada beberapa kebijakan yang terkait dengan pengembangan agribisnis jeruk diantaranya yaitu kebijakan dalam hal peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia, kebijakan peningkatan koordinasi dalam penyusunan kebijakan dan pembangunan agribisnis jeruk, kebijakan peningkatan ketersediaan sarana dan
  • 9. 9 prasarana mendukung pengembangan agribisnis jeruk, kebijakan peningkatan promosi dan proteksi jeruk. Di Sulawesi selatan, jeruk besar (Pamelo) banyak dibudidayakan di kabupaten Pangkep dan menjadi komoditas yang bernilai ekonomi bagi petani. Populasi jeruk ini terus mengalami peningkatan dari tahun-ketahun dan diusahakan oleh banyak petani, produktivitas dan mutunya belum memenuhi harapan konsumen. Untuk meningkatkan produktivitas dan mutu jeruk besar diperlukan penerapan teknologi budidaya spesifiklokasi yang layak secara teknis, mudah dilaksanakan oleh petani, dan secara ekonomi menguntungkan. i.iii. APA YANG DITELITI Potensi Ekonomi Perkebunan Jeruk Besar (Pamelo) Untuk Pengembangan Ekonomi Masyarakat Kecamatan Ma’rang Kabupaten Pangkep i.iv. TUJUAN DAN MANFAAT  Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan potensi ekonomi dari budidaya tanaman jeruk besar (Pamelo) sebagai komoditi pertanian andalan kabupaten Pangkep.  Manfaat Penelitian 1. Bagi Petani Jeruk Memberikan gambaran tentang prospek usaha dan pengembangannya sehubungan budidaya tanaman jeruk. 2. Bagi Masyarakat Sebagai sarana promosi untuk memperkenalkan tanaman jeruk besar sebagai produk andalan kabupaten Pangkep khususnya di kecamatan Ma’rang. 3. Bagi Pemerintah Memberikan gambaran kepada pemerintah dalam hal kendala yang dihadapi oleh petani dalam meningkatkan produksi perkebunan tanaman jeruk besar (Pamelo).
  • 10. 10 i.v. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian  Waktu penelitian Waktu yang dibutuhkan dalam penelitian ini mulai tanggal 8 November 2015 sampai dengan Desember 2015  Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Attangsalo. Adapun pengambilan tempat di Attangsalo disebabkan oleh beberapa hal yang menjadi pertimbangan, yaitu: 1. Daerah Attangsalo merupakan daerah agrowisata sehingga memungkinkan penulis untuk berkunjung kesana melakukan observasi 2. Banyak yang mengatakan bahwa daerah Attangsalo merupakan daerah penghasil jeruk terbesar di Pangkep 3. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap bagaimana cara mengembangkan potensi ekonomi jeruk pangkep dalam pemberdayaan masyarakat. B. Metode dan Rancangan Penelitian Adapun metode-metode pengumpulan data yang penulis gunakan sebagai rujukan dalam menyusun karya tulis ini adalah : 1. Metode Wawancara Metode wawancara ialah metode yang digunakan dengan cara memberi beberapa pertanyaan kepada Narasumber yang berkaitan dengan karya tulis ini 2. Metode Langsung Metode langsung ialah metode yang digunakan dengan cara mendatangi subjek yang ingin diteliti untuk mencari informasi yang berhubungan dengan masalah diatas 3. Metode Deskriptif Analitik Metode deskriptif analitik ialah metode yang digunakan dengan cara mendeskripsikan dan menganalisa literatur atau buku sebagai tambahan dalam kajian terhadap objek yang ditulis.
  • 11. 11 C. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah para petani jeruk di Kabupaten Pangkep. Kemudian kami mengambil 2 petani jeruk sebagai sampel. D. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam proses pengumpulan data sesuai dengan fokus penelitian. Alat tersebut berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Adapun pertanyaan wawancara yang diajukan kepada narasumber adalah sebagai berikut : 1. Apakah menjadi petani jeruk merupakan pekerjaan pokok atau hanya pekerjaan sampingan? 2. Berapa banyak modal yang dibutuhkan pada setiap tahunnya dalam menjalankan usaha tersebut? 3. Berapa hasil dari yang anda dapatkan dalam menjalankan usaha tersebut? 4. Berapa luas lahan jeruk? 5. Berapa banyak pohon yang ada pada setiap lahan? 6. Berapa rata-rata banyaknya buah pada setiap pohonnya? 7. Berapa jenis tanaman jeruk yang ada pada lahan? 8. Apakah ada jenis tanaman selain jeruk pada lahan? 9. Dimana anda mendapatkan bibit jeruk? 10. Bagaimana cara perawatan tanaman jeruk tersebut? 11. Kapan dan bagaimana cara peyiraman tanaman jeruk? 12. Berapa tahun masa produktif pada tanaman jeruk? 13. Apa kendala dalam menjalankan usaha jeruk tersebut? 14. Kapan dan berapa kali panen dalam satu tahun? 15. Dimana dan kepada siapa saja hasil panen tersebut dijual? 16. Berapa harga buah jeruk? 17. Pernahkah mengalami gagal panen? E. Pengumpulan Data dan Analisis Data  Teknik pengumpulan data Pengumpulan data sebagai pendukung terhadap sejumlah masalah yang telah dikemukakan, dilakukan dengan teknik wawancara secara mendalam
  • 12. 12 terhadap petani jeruk di kecamatan Ma’rang kabupaten Pangkep yang menjadi responden dalam pengumpulan data. Berdasarakan pada asumsi tersebut teknik yang digunakan untuk memperoleh data dilapangan antara lain: 1. Observasi, yaitu pengamatan langsung . 2. Wawancara, dilakukan dengan tanya jawab terhadap responden supaya terjalin data yang kita inginkan. 3. Telaah dokumentasi, melalui kajian literatur dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini mengunkan analisis kualitatif. Data kualitatif yang dimaksud adalah suatu analisis data yang berdasarkan informan. Yang diperoleh dilapangan melalui observasi langsung, wawancara, dan hasil dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian tersebut.
  • 13. 13 BAB II PEMBAHASAN Di kabupaten Pangkep ( Sulawesi Selatan ) khususnya di daerah kecamatan ma’rang tanaman jeruk besar Pamelo menjadi komoditas yang bernilai ekonomi bagi petani. Profesi sebagai petani jeruk dapat dijadikan sebagai pekarjaan sampingan seperti apa yang dilakuakan oleh sebagian besar masyarakat di daerah tersebut. Namun, tak sedikit masyarakat yang menjadikan pekarjaan tersebut sebagai pekerjaan pokok mereka. Biasanya mereka yang berprofesi sebagai petani jeruk mendapatkan lahan dari orang tua mereka, dengan kata lain sebagai warisan. Adapun sistem pengolahan dan hasil produksi, dijabarkan sebagi berikut. A. Perkebunan Tanpa Agrowisata Masyarakat yang memilih menjadi petani jeruk sebagai pekerjaan pokok mereka akan sangat bergantung dari hasil panen jeruk dan menentukan tingkat taraf hidup mereka. tetapi hingga saat ini banyak petani yang belum terlalu merasakan keuntungan yang besar dalam bertani jeruk besar (Pamelo) pangkep yang sudah menjadi komoditi kabupaten Pangkep. Narasumber I adalah salah satu petani jeruk yang ada di daerah Ma’rang, bertani jeruk adalah pekerjaan pokoknya. Pada setiap awal musim jeruk dia harus menyediakan modal sekitar 13-20 juta untuk lahan seluas 2,5 Ha. Para petani biasanya mengambil modal dari hasil panen yang mereka dapatkan pada musim panen sebelumnya begitupula dengan Narasumber I. Narasumber I biasanya memperoleh hasil sekitar 40 juta pada tiap musimnya. Itupun belum dikurangi dengan modal yang akan digunakan. Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, terdapat sekitar 300 pohon pada lahan seluas 2,5 ha, dan pada setiap pohonnya memiliki buah sekitar 350 buah untuk satu musim. Jarak antar pohon dilahan Narasumber I sekitar 7 meter, hal ini ia ketahui dari informasi yang diberikan oleh dinas Pertanian. Jeruk besar pangkep tidak hanya memiliki satu varietas jeruk saja namun telah banyak varietas yang ada baik itu dari varietas yang memang sudah ada ataupun verietas jeruk hasil persilangan. Terdapat empat verietas jeruk besar pangkep namun hanya tiga yang sudah dipatenkan yaitu verietas jeruk besar pangkep merah, jeruk besar 9
  • 14. 14 pangkep putih, jeruk besar pangkep gula-gula dan satu verietas yang belum dipatenkan yaitu jeruk besar pangkep bencong. Setiap jenis varietas memiliki keunggulan tersendiri yang mampu menarik minat para penikmat. Namun, bukan hanya tanaman jeruk besar (Pamelo) saja yang ada pada lahan. Biasanya para pemilik lahan menyisipkan tanaman-tanaman lain seperti pisang, rambutan dan tanaman sayur-mayur serta rempah-rempah baik dijadikan sebagai tanaman pembatas ataupun untuk keperluan rumah tangga. Ini menunjukkan bahwa daerah Ma’rang memang memiliki tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Tanaman-tanaman yang disisipkan pemilik lahan biasanya tidak ikut dijual. Namun, terkadang ada yang tertarik untuk membelinya, seperti jeruk purut milik Narasumber I. Biasanya dia memperoleh hasil sekitar 2 juta dari hasil penjualan jeruk purutnya. Biasanya jika umur tanaman jeruk telah mencapai empat tahun maka pohon jeruk sudah dapat berbuah produktifitas pada awalnya berkisar 100 buah. Pada puncak prodiktifitasnya biasanya menghasilkan buah berkisar 350 buah/ tahun. Dan tingkat produktifitasnya akan menurun seiring dengan umur pohon. Masa produktif jeruk besar (Pamelo) pangkep sekitar 35 tahun. Jika jeruk sudah tidak produktif lagi maka petani akan menggantinya dengan bibit baru. Bibit-bibit tersebut mereka dapatkan dari hasil cangkokan. Adapula bibit yang berasal dari pemerintah. Bertani jeruk itu tak susah namun juga tak mudah. Bertani jeruk akan sangat mudah jika menggunakan alat-alat modern. Namun pada kenyataanya petani di daerah ma’rang belum memiliki alat-alat modern. Kebanyakan dari mereka masih menggunakan cara tradisional. Sehingga membutuhkan tenaga yang sangat besar. Terutama mengenai hal penyiraman. Seperti Narasumber I yang masih menggunkan alat-alat sederhana seperti selang untuk menyiram pohon jeruk miliknya. Biasanya dia melakukan penyiraman selama 3 hari untuk lahan seluas 2,5 ha. Selama 3 hari tersebut ia harus selalu menjaga air yang dialirkan secara terus menerus. Karena selang harus segera dipindahakan secara manual jika volume air telah memenuhi tanggul. Pemberian tanggul pada setiap pohon disekitar area batang bertujuan agar memudahkan penyerapan air oleh akar pohon, tanggul tersebut terbuat dari tanah. Empat hari setelah penyiraman ia harus
  • 15. 15 menyiram kembali pohon jeruknya. Air yang ia gunakan berasal dari beberapa sumur bor yang memiliki kedalaman sekitar 16 m. Ia harus mengeluarkan biaya sebesar 7 juta pada setiap musim jeruk untuk membeli bahan bakar (bensin) untuk pompa air sekitar 1 ton. Selain penyiraman, pemupukan juga sangat perlu dalam hal bertani jeruk. Untuk menambah kesuburan tanah ia memakai pupuk kandang. Sekitar 6 juta biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli 800 karung pada lahan seluas 2,5 ha. Terkadang ia juga melakukan pemangkasan pohon. Pemangkasan pada tanaman jeruk besar (Pamelo) disesuaikan dengan kondisi pohon. Ia harus memangkas daun, tangkai dan buah. Pemangkasan buah yang dilakukan untuk mengurangi penyerapan air jika buah yang ada pada pohon terlalu banyak. Buah yang terlalu banyak juga tidak baik karena pohon harus menyerap banyak nutrisi. Biasanya petani membuang puluhan buah yang masih muda dalam satu pohon untuk memaksimalkan buah yang lainnya. Pada bulan empat para petani biasanya telah memanen jeruk mereka hingga bulan tujuh. Panen dilakukan secara bertahap. Yaitu panen pertama, kedua dan ketiga. Setiap panen mempengaruhi harga jeruk. panen ketiga lebih murah dari panen kedua dan penen kedua lebih murah dari panen ketiga. Panen pertama biasanya hanya dihargai sekitar Rp.2500/ buah. Bahkan pada Panen kedua hanya sekitar Rp. 2000/buah terlebih lagi pada penen ketiga hanya dihargai sekitar Rp.1000/buah saja. Itu dikarenakan hasil panen mereka langsung ditadah oleh para tengkulak. Para petani tidak mengetahui berapa harga yang diperjualkan oleh para tengkulak. Kemudian, buah-buah jeruk tersebut dijual kembali oleh para tengkulak, dan biasanya dijual per biji dipinggir jalan. Sampai saat ini belum ada produk olahan dari jeruk besar pangkep. Hal ini dikarenakan masyarakat menganggap bahwa buah jeruk telah banyak banyak di daerah ma’rang sehingga mereka sudah merasa bosan. Selain itu mereka juga tidak mampu mengolah jeruk besar (Pamelo) yang mereka miliki. Dikarenakan kurangnya pengetahuan mereka mengenai manfaat jeruk besar (Pamelo) dan cara mengelolanya. Sehingga, mereka hanya menjualnya kepada para tengkulak walaupun harga yang diperjualkan begitu sangat murah. Hasil panen jeruk mereka yang dihargai murah inilah penyebeb masyarakat didaerah ma’rang tidak begitu berkembang hingga
  • 16. 16 saat ini. Apalagi jika petani mengalami gagal penen, penghasilan mereka akan berkurang. Jika musim kemarau panjang datang, maka akan sangat mempengaruhi kondisi tanaman jeruk. seperti mengenai hal penyiraman. Proses penyiraman akan terhambat dikarenakan air yang sudah tak banyak. Terlebih lagi alat yang diganakan masih sangat sederhana seperti yang digunkan Narasumber I. Dan hal ini nantinya akan berpengaruh pada buah yang dihasilkan oleh pohon. Buah yang dihasilkan oleh pohon, tak hanya dipengaruhi oleh musim. Namun, juga dipengaruhi oleh hama dan penyakit yang menyerang tanaman jeruk. seperti penyakit diplodia basa dan kering yang biasanya ditandai dengan keluarnya getah pada batang tanaman. Dan juga hama seperti lalat buah. B. Perkebunan dengan Agrowisata Seperti halnya kebun jeruk yang sekarang menjadi tempat agrowisata milik Narasumber II. Narasumber II menjadikan pekarjaan sebagai petani jeruk hanya sebagai pekerjaan sampingan. Dalam menggerakkan pekerjaan sampingannya tersebut Narasumber II harus mengeluarkan modal 6-7 juta per musim, sudah termasuk pupuk beserta penyiraman (bensin). Lahan kebun yang dijadikan tempat agrowisata tersebut memiliki 3 tahapan sebagai tolak ukur kelayakan kebun tersebut sebagai tempat agrowisata. Yang pertama adalah tahapan PRIMA 3 yaitu, tahapan dimana kebun tersebut haruslah aman untuk dikomsumsi. Kedua, yaitu tahapan PRIMA 2 dimana kebun yang dijadikan sebagai tempat agrowisata haruslah aman untuk dikomsumsi dan berkualitas. Ketiga, adalah tahapan PRIMA 1 yaitu, kebun yang dijadikan sebagai tempat agrowisata dituntut agar mampu memiliki atau memproduksi buah yang aman untuk dikomsumsi, berkualitas, serta ramah terhadap lingkungan. Pada awalnya kebun wisata milik Narasumber II memiliki luas 1 Ha pada tahapan prima 3 dengan jumlah pohon kurang lebih 200 pohon. Namun, setelah melakukan banyak perbaikan dan perluasan lahan, untuk menuju ke tahap prima 2 lahan tersebut kini memiliki luas 2 Ha dengan jumlah pohon sebanyak 400 pohon. Kebun tersebut tidak hanya memiliki satu jenis tanaman jeruk. Tapi, memiiki 3 varitas jeruk yang sudah dipatenkan di pusat yaitu, jeruk besar pangkep
  • 17. 17 merah, jeruk besar pangkep putih, dan jeruk gula-gula, serta varitas penunjang yaitu jeruk bencong yang belum dipatenkan. Akan tetapi, dari pihak provinsi menganjurkan agar dikembangkan terlebih dulu. Pada awalnya Narasumber II mendapatkan bibit yang berasal dari hasil cangkokan. Namun, setelah mendapatkan bantuan dari pemerintah pada tahun 2006 bibit yang didapatkan merupakan hasil okulasi atau sambungan. Setelah banyak mendapatkan bantuan dan banyak mengikuti berbagai penyuluhan tentang pembudidayaan tanaman jeruk yang baik dan benar. Narasumber II kini telah mengetahui cara perawatan tanaman jeruk besar (Pamelo) dengan baik. Untuk setiap musim Narasumber II selalu menyisipkan 20% hingga 22% dari setiap hasil panennya untuk dijadikan modal sekaligus untuk perawatan tanaman jeruk yang ada di kebunnya. Perawatan yang diterapkan oleh Narasumber II berdasarkan himbuaun dari pemerintah sangat berbeda dengan petani kebun jeruk lainnya. Jika petani kebun jeruk lainnya merawat jeruk hanya dengan menyiram, memberikan pupuk serta memangkas lahannya. Lain halnya dengan apa yang dilakukan Narasumber II, beliau merawat kebun jeruknya tidak hanya sekedar menyiram, memberi pupuk, serta membersikan lahannya. Namun, beliau juga telah mengetahui cara mencegah penyakit pada tanaman jeruk besar (Pamelo) dan cara mengusir hama serta tata cara perawatan jika terjadi kemarau panjang. Seperti cara agar tanaman jeruknya tidak mudah diserang penyakit atau hama yaitu, dengan cara memotong tangkai pohon yang berada dipuncak pohon agar cahaya matahari tersebar merata keseluruh bagian pohon. Cara ini disebut “pembuatan jendela pohon” Bukan hanya itu beliau juga telah mengetahui penyiraman yang baik dan juga tentu lebih mudah. Penyiraman di kebun agrowisata mengunakan sumur bor lalu disambungkan ke pipa yang ditanam kemudian tersebar di banyak titik yang mudah untuk disambungkan ke pipa karet yang sudah tersedia, tujuannya agar memudahkan pada saat penyiraman. Penyiraman di kebun agrowisata milik Narasumber II dilakukan pada bulan agustus. Karena musim penghujan yang kemungkinan terjadi di bulan oktober. Hal ini dilakukan agar dapat mempercepat pohon jeruk berbunga sebelum musim penghujan. Karena apabila pohon jeruk
  • 18. 18 berbunga pada musim penghujan maka bunga tersebut akan gugur dan hal tersebut akan mengurangi produktifitas pohon jeruk. Untuk pemupukan diperlukan pupuk kandang 70 s/d 80% dan selebihnya memakai pupuk kimia yang pemakaiannya akan dikurangi setiap tahunnya. Dan juga kini Narasumber II telah melakukan pemupukan pembesaran buah yang sangat jarang dilakukan oleh petani kebun jeruk lainnya yang ada di daerah Ma’rang. Dalam setahun, Narasumber II dapat memanen hasil kebunnya 2 kali dalam setahun, bahkan hingga 3 kali. Hal ini dikarenakan adanya panen buah sela. Buah sela yaitu buah yang muncul setelah panen atau buah yang dapat dipetik pasca panen. Hal ini dikarenakan pada saat panen, buah masih berukuran kecil (belum layak panen ) setelah panen, barulah buah tersebut bisa dipetik (dipanen). Harga perbuahnya dijual kepada tengkulak kisaran 2.500 hingga 3.000 rupiah. Akan tetapi, pada panen buah sela, yang biasa dipetik sendiri oleh pengunjung dijual dengan harga lebih mahal dangan harga pada panen raya yaitu, kisaran 3.000 hingga 5.000 rupiah. Selain dijual kepada pengunjung, buah jeruk milik Narasumber II juga disalurkan ke pasar induk keramat jati Jakarta. Salah satu kendala yang dapat menurunkan produktifitas pohon jeruk yaitu. Selain faktor musim, ada juga yang menghambat atau kendala pada budidaya tanaman jeruk. Seperti, penyakit diplodia basah dan diplodia kering serta hama lalat buah. Penyakit diplodia merupakan penyakit yang menyerang langsung pada batang, cabang pada tanaman jeruk sedangkan hama lalat buah menyerang langsung ke buah tanaman jeruk. Namun, kendala tersebut dapat ditanggulangi dengan perawatan pada tanaman yang baik. Meskipun sekarang tempat agrowisata tersebut memiliki produktifitas yang baik. Namun, semuanya didapatkan dengan kerja keras. Narasumber II pernah mengalami gagal panen sewaktu beliau merintis kebunnya. Namun, setelah banyak belajar tentang budidaya tanaman jeruk serta menekuninya, hal tersebut dapat diatasi dengan baik hingga sekarang. C. Potensi Ekonomi Budidaya Jeruk
  • 19. 19 Berdasarkan hasil penelitian, budidaya tanaman jeruk sangat menguntungkan, apalagi jika pengelolaannya dilakukan dengan baik. Narasumber I sebagai narasumber pertama dapat menghasilkan 40 juta dalam sekali panen. Dengan modal yang dikeluarkan kurang lebih 13 juta. Akan tetapi, hal ini bisa lebih besar lagi apabila narasumber pertama melakukan upaya-upaya seperti yang dilakukan oleh Narasumber II. Dalam hal ini penyuluhan dari pemerintah sangat berperan penting bagi petani jeruk. Karena masih sangat sedikit yang telah mengetahui cara bertani jeruk besar (Pamelo) yang baik. Namun, koordinasi para petani dengan pemerintah juga sangat penting, sehingga akan mempermudah penyaluran informasi dari pemerintah kepada petani, seperti halnya yang telah dilakukan oleh Narasumber II. Selain itu, petani di daerah Ma’rang juga belum mengetahui dan menggunakan teknologi atau alat-alat modern yang bisa menunjang pekerjaan mereka dalam bertani jeruk. Mereka hanya menggunakan alat-alat sederhana sehingga akan membutuhkan tenaga yang besar. Minimnya informasi menyebabkan masyarakat tidak mampu mengolah aset besar yang mereka miliki yaitu jeruk besar (Pamelo) pangkep. Apabila jeruk besar (Pamelo) pangkep diolah oleh masyarakat setempat maka akan mendapatkan peluang yang sangat besar dalam pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat karena Jeruk besar (Pamelo) pangkep hanya dapat ditemui di daerah Pangkep saja. Dengan demikian, peluang untuk pemasaran jeruk besar (Pamelo) pangkep sangat besar. Bukan hanya karena buah jeruk hanya dapat di temukan di kabupaten pangkep, namun juga manfaat dan banyaknya produk yang dapat diolah dari jeruk besar (Pamelo) pangkep. Sehingga memungkinkan terbukanya lapangan kerja baru seputar pengelolaan jeruk besar (Pamelo) ini. Hal ini telah dibuktikan oleh Narasumber II sebagai petani jeruk yang bergerak dibidang agrowisata. Dan tentu keuntungan dalam beragrowisata lebih besar jika dibandingkan dengan petani jeruk lepas. Hal ini telah kami buktikan dengan membandingkan penghasilan antara petani lepas dan petani yang bergerak dibidang agrowisata. Namun, pengelolaan agrowisata ini belum maksimal, sebab berdasarkan pengamatan kami, tidak ditemukan adanya bentuk promosi agrowisata baik dalam bentuk pamflet, poster ataupun spanduk dipinggir jalan ataupun ditempat-tempat
  • 20. 20 umum di kabupaten Pangkep. Tidak juga ditemukan bentuk promosi dalam surat kabar maupun lewat internet. Agrowisata yang ada di kabupaten Pangkep hanya disebarkan dari mulut-kemulut.
  • 21. 21 III PENUTUP iii.i. Kesimpulan Dengan luas lahan 2,5 Ha, Penghasilan yang dapat diperoleh Narasumber I dalam bertani jeruk besar Pangkep yaitu 40 juta rupiah dengan modal 13-20 juta rupiah dengan harga jeruk 1.000-2.500 rupiah. Besar modal yang mereka keluarkan serta penghasilan yang mereka peroleh kita dapat melihat bahwa Narasumber II sebagai petani jeruk yang bergerak dibidang agrowisata memperoleh keuntungan yang lebih besar dibanding dengan petani lepas yang harga jeruknya 2.500-5.000 rupiah/buah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengelolaan tanaman dan juga perbedaan cara bertani jeruk. Narasumber II yang telah memperoleh banyak informasi dari pemerintah sehingga mampu menerapkan cara bertani yang berbeda dengan Narasumber I yang masih sedikit mengetahui bagaimana cara bertani jeruk yang baik. Narasumber II tidak hanya menyiram, memupuk, memangkas daun, ranting dan juga buah yang berlebih. Namun, beliau juga telah melakukan pemupukan buah, serta menerapkan cara bertani jeruk yang baik. Peran pemerintah dalam mengembangkan potensi jeruk besar jeruk pangkep sangat penting. Selain petani memperoleh informasi tentang bertani jeruk mereka juga mendapatkan bantuan, baik berupa pemberian dana ataupun pemberian bibit. Tak hanya pemerintah, para petani juga harus melakukan koordinasi yang baik dengan pemerintah. Agar pemerintah mendapat gambaran dalam hal kendala yang dihadapi oleh petani dalam meningkatkan produksi perkebunan tanaman jeruk besar (Pamelo). iii.ii Saran Kabupaten pangkep khusunya di daerah Ma’rang memiliki potensi yang sangat besar yaitu jeruk besar pangkep. Peluang jeruk besar (Pamelo) pangkep dalam pemasaran sangatlah besar. Namun, hingga saat ini pengelolaan jeruk besar (Pamelo) pangkep belum baik. Dalam mengembangkan potensi jeruk besar (Pamelo) pangkep sebagai komoditi andalan kabupaten Pangkep, perlu adanya 16
  • 22. 22 koordinasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat khususnya para petani jeruk. Agar dapat memudahkan penyampaian informasi kepada petani dan masyarkat tentang bagaimana cara bertani jeruk yang baik serta bagaimana cara mengolahnya. Karena dengan pengelolaan jeruk besar (Pamelo) pangkep dengan cara yang baik akan menunjang perkonomian masyarkat serta akan meningkatkan taraf hidup mereka.
  • 23. 23 BAGIAN AKHIR i. Daftar Pustaka Firdaus, Muhammad.2009.Manajemen Agribisnis.Jakarta: Bumi Aksara Davis,H.H. and R.A Goldberg.1987.A Concept of Agribusiness.Boston: Graduate school of business, Havard University. Manajemen Agribisnis. Ghalia Indonesia. Departemen Pertanian. 2004. Teknologi Budidaya Jeruk Besar (Pamelo). Pangkep: Departemen Pertanian http://www.ekasulistiyana.web.id http://www.jdihukum.semarangkota.go.id/isi/uu/uu%25202010/uu13-2010bt.pdf http://www.kabadan@litbang.deptan.go.id http://www.wikipedia.com
  • 24. 24 ii. Lampiran VARIETAS JERUK CONTOH VARIETAS JERUK GULA-GULA
  • 25. 25 WAWANCARA DENGAN PEMILIK LAHAN POHON JERUK