3. Definisi Rigging dan Lifting
Rigging adalah suatu metode untuk menangani
benda dengan menggunakan sistem tali temali
melalui bantuan peralatan teknis seperti pesawat
angkat.
Lifting adalah suatu proses pengangkatan benda
yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan
tenaga manual (manusia) atau dengan tenaga
yang berasal dari peralatan teknis (pesawat
angkat).
4. Pekerja
• Menggunakan APD
• Pastikan bahwa pekerja sudah mengetahui rute aman untuk
pengangkatan
Objek
• Ukur berat dari objek
Metode
Kerja
• Posisi tubuh saat pengangkatan harus benar
• Posisi tangan untuk memegang objek
Area
Kerja
• Pastikan area kerja aman (lantai tidak licin, tidak ada kabel
listrik berserakan, dsb)
Manual Lifting
5. Peraturan terkait Rigging dan Lifting
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
PER.01/MEN/1989 tentang Kwalifikasi dan Syarat-syarat
Operator Keran Angkat.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
PER.05/MEN/1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No.
PER.09/MEN/VII/2010 tentang Operator dan Petugas Pesawat
Angkat dan Angkut.
6. Peraturan terkait Rigging dan Lifting
OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
29CFR – Safety and Health Standards
1910 – Industrial Safety
179 – Overhead and Gantry Cranes
29CFR – Safety and Health Standards
1910 – Industrial Safety
179 – Slings
29CFR – Safety and Health Standards
1926 – Construction Safety
550 – Cranes and Derricks
7. Peraturan terkait Rigging dan Lifting
ANSI/ASME* - B-30 Series
Safety Requirements for Cranes, Derricks, Hoists, Jacks, and
Slings
CMAA** - Specifications No. 70 and 74
- Crane Operator’s Manual
* American National Standards Institute
* American Society of Mechanical Engineers
** Crane Manufacturer’s Association of America
8. Peraturan terkait Rigging dan Lifting
ANSI/ASME - B-30 Series
B-30.2 Overhead and Gantry Cranes (top running hoist)
B-30.9 Slings
B-30.10 Hooks
B-30.11 Monorail and Underhung Cranes
B-30.13 Storage/Retrieval (S/R) Machines
B-30.16 Overhead Hoists (underhung)
B-30.17 Overhead and Gantry Cranes (underhung hoist)
B-30.18 Stacker Cranes
B-30.21 Manually Lever Operated Hoists
9. Bahaya dari Rigging dan Lifting
Beban terjatuh
Pekerja tertimpa beban yang jatuh
Crane roboh
Kerusakan peralatan
Pergerakan beban yang tidak terduga
pada saat diangkat
Kondisi cuaca pada saat
pengangkatan (windy conditions, bad
weather condition)
10. Safety Precaution
• Memiliki kompetensi sesuai pekerjaan & peralatan yang digunakan
• Mengetahui dengan benar kondisi alat dan area kerja
• Menggunakan APD (operator, rigger, banksman, supervisor)
Pekerja
• Pemilihan peralatan (pesawat angkat dan alat bantu angkat) yang akan
digunakan (sesuai jenis, fungsi, kelayakan (SILO))
• Tata letak peralatan (jangkauan terhadap beban, alas/pijakan tempat
berdiri, radius kerja aman)
Peralatan
Kerja
• Berat, ukuran, bentuk, serta jenis beban yang akan diangkat (kestabilan
beban)
Beban /
Objek
• Izin kerja, JSA, penilaian bahaya dan risiko
• Pre Job Safety Meeting
• Simulasi
• Rigging Plan (*)
Metode
Kerja
• Kondisi sekitar peralatan (sumber tegangan listrik atau bangunan tinggi)
• Kondisi cuaca pada saat akan melakukan pekerjaan rigging dan lifting
• Kondisi pencahayaan di area kerja (malam hari)
Area
Kerja
11. Lifting Plan (Rencana Angkat)
* Dimensi dan berat beban yang akan diangkat
jenis dan kapasitas crane yang akan digunakan
load chart dari crane yang akan digunakan
untuk mengetahui kapasitas angkat crane
optimum pada derajat boom,panjang boom
yang akan digunakan (working radius),
panjang outrigger dan jarak as ke as antar
crane dan beban yang akan diangkat).
12. Lifting Plan (Rencana Angkat)
* Alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan
digunakan hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk
crane dapat dilakukan inspeksi visual,load test (untuk
testing ada nya kebocoran pada hydraulic system
atau tidak, ada keretakan atau kerusakan pada hook
dan wire sling atau tidak, dll . jika lifting gear seperti
chain block, level block, wire rope dapat dilakukan
metode inspeksi NDT seperti Penetrant Test atau
Magnetic Particle Inspection (MPI) untuk mengetahui
ada cacat atau keretakan atau tidak.
13. Lifting Plan (Rencana Angkat)
* Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada
existing facility di area tersebut) total beban dari
lifting gear yang akan digunakan panjang webbing /
wire sling yang akan digunakan
16. Setelah kita dapat menggambar
rencana angkat dan bisa membaca
load chart, kita juga harus
menghitung lifting plan tersebut,
Bagaimana ?
17. • Kita harus mendapat data crane : misal crane yang
digunakan ialah Crane KATO kapasitas 25 ton beban
total yang diangkat : (jumlah antara berat beban
utama yang diangkat + berat total lifting gear yang
digunakan) yang dikalikan dengan Dynamic Factor
diambil dari table (5.1)
• Prosentase kondisi crane yang kita gunakan dari
hasil inspeksi. jika kita mengambil prosentasi kondisi
crane 95 % dikarenakan dari hasil inspeksi crane
dinyatakan aman, tidak ada kebocoran hydraulic dan
tahun penggunan dibawah 2 tahun,
18. Korelasikan perhitungannya dengan beban
aman yang ada dalam load chart
• kondisi crane = 95 % berat yang diperbolehkan
sesuai load chart = 7.1 ton maka Lifting capacity =
7.1 ton x 95 % = 6.745 ton
• setelah itu kita harus menghitung Safety Factor untuk
lifting activity ini dengan cara membagi lifting
capacity dengan Total beban (total beban x DAF),
Safety factor = lifting capacity / total load = 6,745 ton
/ 6,16 ton = 1.09
Jika kita mendapat lifting capacity < dari beban angkat maksimal yang
diperbolehkan di load chart, maka dapat dinyatakan proses pengangkatan
aman untuk dilakukan
20. Pesawat Angkat
Dalam proses rigging, ada beberapa alat yang
digunakan sebagai pesawat angkat, yaitu:
Crane
Dongkrak
Forklift
21. Forklift
Forklift adalah suatu alat/kendaraan yang digunakan untuk
mengangkat barang - barang atau memindahkan barang berat
dari satu tempat ke tempat yang dituju agar berjalan dengan
mudah dan cepat.
Forklift mempunyai kapasitas tertentu, biasanya disesuaikan
dengan kapasitas barang dan hasil produksi.
22. Jenis-jenis Forklift
Forklift diesel
Forklift ini menggunakan mesin diesel sebagai
penggeraknya. Secara otomatis, forklift ini
berbahan bakar solar dan biasanya memiliki
jenis ban yang terbuat dari karet seperti ban
kendaraan pada umumnya.
Forklift electric
Forklif ini menggunakan tenaga battery
sebagai sumber energinya. Battery ini
mempunyai lifetime sehingga diperlukan
sebuah alat untuk me-recharge sehingga
battery dapat berfungsi kembali. Fungsi
perawatan ini sangat penting untuk
kelangsungan hidup dari sebuah battery.
26. Crane
Crane adalah suatu peralatan yang berfungsi
untuk mengangkat dan menurunkan benda
secara tegak lurus dan memindahkan benda
tersebut secara mendatar dan aman.
28. Jenis-Jenis Crane
Mobile crane:
untuk pemindahan beban dari satu lokasi ke lokasi lain di area kerja terbuka
Truck Mountain Crane (Knuckle Crane/Boom Hoist)
Crane Truck
Crawler lattice boom
Rough Terrain Crane (Self Propelled Crane)
Tower crane:
untuk membangun gedung – gedung, beroperasi untuk mengangkat struktur atau
pengecoran
Independent tower crane
Fixed tower crane
Pedestal crane
Overhead crane:
untuk activitas di workshop, beroperasi untuk mengangkat beban dan
memindahkan beban dengan berjalan diatas rail
Single girder crane
Double girder crane
29. Hal-hal yang perlu diperhatikan:
Ketahui jenis dan fungsi dari crane yang akan
digunakan
Berat, bentuk dan ukuran barang yang akan diangkat
Kondisi tali bantu angkat (sling) dan perlengkapan
lainnya yang terdapat pada crane
Sudut kemiringan boom
Landasan yang rata dan keras
30. Cara Pengangkatan
Truck Mobile Crane (Knuckle
Crane/Boom Hoist):
Pengangkatan dengan crane ini
bisa dilakukan DARI BAGIAN
BELAKANG, posisi
pengangkatan sama seperti
truk.
Crane Truck:
Pengangkatan dengan crane ini bisa
dilakukan MELALUI BAGIAN DEPAN
DAN BELAKANG.
31. Cara Pengangkatan
Latice Crawler Crane:
Pengangkatan dengan
menggunakan crane ini dapat
MELALUI BAGIAN DEPAN
MAUPUN BAGIAN BELAKANG.
Dapat juga melakukan
pengangkatan dari POSISI
SAMPING NAMUN KURANG
STABIL.
33. Boom limit switch
Pengaman pada crane untuk mencegah berlebih nya
derajat angkat sehingga beam dari crane tersebut
menabrak ke body utama dari crane dan dapat
berakibat hilang nya ke stabilan saat proses lifting
dan bebean dapat jatuh atau menabrak pada beam
crane itu sendiri (terdiri dari penunjuk derajat /
pointer dan angle plate)
34. Hook Latch
pengaman pada hook crane yang berguna untuk
mengunci beban yang dikaitkan pada hook
agar tidak terlepas dari hook itu sendiri.
35. Over hoist Limit switch
Pengaman pada crane yang berfungsi untuk
menahan ketika terjadi over height pada saat
lifting yang dapat berakibat terlepas nya hook
dan beban menjadi tidak stabil.
36. Cara Pengangkatan
Rough Terrain Crane (Self Propelled Crane):
Pengangkatan dapat dilakukan dengan cara
- Pengangkatan bertumpu pada landasan/ ground
yang keras dan datar (tambahkan ground pad)
- Pengangkatan bertumpu pada outrigger (full
extend)
38. Radius Kerja Crane
• Sudut horizontal boom
semakin kecil daya angkat
semakin kecil
• Sudut horizontal boom meluas
daya angkat semakin besar
• Radius kerja crane untuk mengangkat suatu
beban ádalah titik garis tengah dari rotary
tabel ke garis tengah dari sangkutan , radius
sangat riskan jika prosedur menempatkan
crane tidak sesuai dengan yang diharapkan.
Dapat mempengaruhi kapasitas crane untuk
mengangkat.
39. Jarak yang aman ketika crane beroperasi
di area dekat dengan power line tegangan tinggi
40. Sertifikasi Crane
Berdasarkan Permen No. 5 tahun 1985 Bab VIII, pasal 138 tentang
pemeriksaan dan pengujian: (sertifikasi dari DEPNAKER)
– Setiap pesawat angkat dan angkut sebelum dipakai harus diperiksa dan diuji
terlebih dahulu dengan standar uji yang telah ditentukan;
– Untuk pengujian beban lebih, harus dilaksanakan sebesar 125% dari jumlah
beban maksimum yang diujikan;
– Besarnya tahanan isolasi dan instalasi listrik Pesawat Angkat dan Angkut harus
sekurang-kurangnya memenuhi yang ditentukan dalam PUIL (Peraturan Umum
Instalasi Listrik);
– Pemeriksaan dan pengujian ulang pesawat angkat dan angkut dilaksanakan
selambat- lambatnya 2 (dua) tahun setelah pengujian pertama dan
pemeriksaan pengujian ulang selanjutnya dilaksanakan 1 (satu) tahun sekali;
– Pemeriksaan dan pengujian dimaksud dalam pasal ini dilakukan oleh Pegawai
Pengawas dan atau Ahli Keselamatan Kerja kecuali ditentukan lain.
41. Bagian-bagian Crane
Cabin: adalah tempat operator crane mengoperasikan
crane
Hoist: adalah bagian dari crane yang berfungsi sebagai
alat pemindah barang (horizontal dan vertikal) (*)
Jibs: adalah tambahan booms dari crane
Booms: adalah tiang yang terdapat pada crane
Ropes & sling: adalah tali kawat baja yang digunakan
untuk mengangkat beban
Hook: adalah tempat mengaitkan atau menggantungkan
tali kawat beban
Outrigger: adalah alat penahan yang terdapat pada
mobile crane agar crane tidak bergerak pada saat
pengangkatan beban
Counterweight: adalah pemberat yang dipasangkan
pada crane guna menyeimbangkan antara crane dengan
beban yang diangkat
Roda atau track
42. Operator Crane
Operator Crane adalah petugas yang bertanggung
jawab terhadap segala aktivitas yang menggunakan
pesawat angkat (crane).
Berikut adalah beberapa kewajiban Operator Crane:
• Dilarang meninggalkan tempat kerja selama
proses pekerjaan menggunakan crane
berlangsung
• Melakukan pengecekan dan pengamatan kondisi
atau kemampuan kerja serta merawat keran
angkat, alat-alat pengaman dan alat-alat
perlengkapan lainnya yang terkait dengan
bekerjanya keran angkat yang dilayaninya.
• Operator harus mengisi buku laporan harian
pengoperasian keran angkat yang bersangkutan
selama melayani keran angkat.
43. Operator Crane
Kewajiban operator crane:
– Memiliki sertifikat operator crane (Operator kelas I, II, dan III) dari DEPNAKER/ (Operator kelas
a, b, dan c) MIGAS.
– Apabila keran angkat atau alat-alat pengaman atau perlengkapannya tidak berfungsi dengan
baik atau rusak, operator harus segera menghentikan pesawatnya dan segera melaporkan
pada atasannya.
– Wajib mengawasi kegiatan dan mengkoordinasikan operator kelas II dan operator kelas III.
– Operator kelas I bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pengoperasian untuk keran angkat
yang dikendalikannya.
– Segera melaporkan kepada atasannya apabila terjadi kerusakan atau peledakan atau
gangguan-gangguan lain pada keran angkat dan alat-alat perlengkapannya.
– Membuat laporan bulanan pemakaian keran angkat kepada P2K3 diperusahaan yang
bersangkutan.
– Mematuhi peraturan dan tindakan pengaman yang telah ditetapkan selain pengoperasian
keran angkat.
44. Rigger
Kewajiban Rigger adalah:
Memiliki sertifikat Rigger dari Depnaker/MIGAS
Mengetahui bagaimana cara menghitung berat
beban
Estimasi jarak angkat, ketinggian pengangkatan dan
jarak aman angkatan
Mampu memilih perlengkapan yang aman dan sesuai
untuk kebutuhan pengangkatan
Mengetahui cara pengangkatan yang aman
47. Sling
Sling adalah bagian dari tali temali yang
bergerak yang terpasang pada crane (pesawat
angkat) untuk mempermudah pengangkatan
beban.
48. Sling
Bahaya-bahaya dari sling umumnya
disebabkan oleh:
• Permukaan / ujung beban yang tajam
• Menarik dengan paksa sling dari bawah beban
• Mengangkat dengan kejut / seketika sehingga
menaikkan tekanan pada sling
49. Jenis-jenis Sling
Wire rope sling
Digunakan untuk pengangkatan dengan beban minimum
Cukup fleksibel jika dibandingkan dengan sling yang terbuat
dari rantai
Chain sling
Webbing sling
52. Wire Rope Sling
Tali angkat kawat
(rope) adalah salah
satu bahan untuk sling
yang merupakan alat
bantu yang paling
dominan digunakan
pada saat
pengangkatan.
55. Jenis Untaian Wire Rope
Regular lay BOLEH digunakan untuk
sling tetapi TIDAK DIREKOMENDASIKAN.
Langs lay TIDAK BOLEH DIGUNAKAN
untuk sling karena berisiko terjadi rotasi
(gerakan memutar) pada barang yang
diangkat sebagai akibat dari arah pintalan
dan untaian yang sama. Pintalan jenis ini
BISA DIGUNAKAN untuk jenis tali tidak
bergerak (diam).
56. Jenis Untaian Wire Rope
Multi strand PALING BAIK DIGUNAKAN
UNTUK SLING DAN PENGGUNAAN LAIN YANG
BERSIFAT BERGERAK.
57. Jenis Untaian Wire Rope
Alternate lay Arah untaian di selang seling antara jenis
reguler lay dan langs lay dengan ketentuan perbandingan 1:1.
Untaian ini BOLEH DIGUNAKAN untuk sling tetapi
DISARANKAN untuk tali diam.
Herring Bone Lay / Twin strand Arah untaian di selang
seling antara jenis regular lay dan langs lay dengan ketentuan
perbandingan 1:2, hampir sama dengan alternate lay.
58. Arah Untaian (Strand)
RRL: Regular lay arah kekanan (Right Regular
Lay)
LRL: Regular lay arah kekiri (Left Regular Lay)
RLL: Lang lay arah kekanan (Right Lang Lay)
LLL: Lang lay arah kekiri (Left Lang Lay)
59. Pemeriksaan Wire Rope
Periksa apakah ada kawat yang putus
Periksa tingkat keausan pada kawat bagian luar
Lihatlah apakah terdapat perubahan diameter dari
kawat (kawat mengecil atau berubah)
Periksa apakah tali kawat mengalami perpanjangan
atau tidak
Periksa apakah tali kawat berkarat atau tidak
Periksa apakah terdapat perubahan bentuk dari tali
kawat (tali menonjol, terpelintir, berbentuk seperti
sarang burung dan inti menonjol)
61. Jangan Gunakan Wire Rope, BILA:
Tali kawat putus
Keausan pada bagian terluar kawat ( > 1/3 bagian
diameter kawat)
Tali kawat memanjang (rope stretch or alongation)
Tali kawat berkarat
Terjadi perubahan bentuk dari tali kawat baja
65. Pemeriksaan:
Keausan tidak lebih dari 10%
Kerenggangan tidak lebih dari 10%
Kerenggangan bukaan hook tidak lebih dari 5%
Periksa terhadap retak, aus,karat,regangan.
Periksa label tag pada rantai
Beri tanda pada rantai yang tidak layak pakai.
Chain Sling
Chain Sling
67. 10% Wear Nicks, Cracks 10% Stretch Twisted Links, deformed Hardware
twist or knot chain bolt chain together tip load hooks use chain as not intended
Kerusakan & Kesalahan Pemakaian:
Chain Sling
Chain Sling
68. Periksa terhadap :
Keausan lapisan pelindung akibat gesekan, terpotong atau lecet.
Kerusakan lapisan pelindung.
Kerusakan akibat suhu tinggi, matahari atau zat kimia.
Kerusakan pada label atau jahitan sling
Kerusakan pada mata sling.
Kerusakan pada lapisan penutup sling.
- Pada flat webbing berupa lapisan luar sling.
- Pada round sling berupa pelindung dari lilitan polyester.
Webbing Sling
Webbing Sling
70. Pemeriksaan Sling
Periksa sling sebelum digunakan,
pastikan sling dalam kondisi baik.
Jangan gunakan sling yang rusak.
Sling harus dilengkapi dengan
nomor seri dan terdapat
keterangan kapasitas beban yang
dapat diangkat oleh sling tersebut.
71. Sling
Jangan membengkokan, menjepit dan menghancurkan sling.
Gunakan sling pad (bantalan sling) pada tiap ujung benda untuk mencegah
sling bersinggungan langsung dengan permukaan beban yang tajam.
Jangan simpan dan meletakkan sling langsung pada permukaan tanah
tanpa alas, permukaan yang basah / lembab, atau diletakkan berdekatan
dengan benda lain (besi atau logam lain) yang berkarat.
Hindari gerakan kejut pada saat mengangkat beban agar sling tidak
kelebihan beban.
Pastikan pancing sling sudah terpasang dengan benar.
Jangan memasang sling pada pancing yang kecil atau tidak memadai.
72. Sling
Dilarang menarik / menyeret sling
yang terdapat dibawah beban.
Jauhkan sling dari material mudah
terbakar dan pengelasan.
Dilarang membuat / membentuk
sling dari rope yang rusak.
Dilarang melilitkan sling pada hook
73. Sling
Pastikan sudut / derajat antara
sling dan benda lebih dari 45o atau
lebih (maks. 90o). Gambar 1.
Jangan menekan mata sling ke
bawah.
Gunakan eye splices pada sling
(Gambar 2).
Jangan memutar shackle (Gambar
3). (*)
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
74. Inspeksi Crane
Registrasi Crane dan List / Register Crane untuk
jumlah lebih dari 1
Operasi Crane
Posisi Crane
Inspeksi Crane Secara Keseluruhan
Inspeksi Crane
75. Safety Work Practices
Hitung terlebih dahulu jumlah beban yang dapat
diangkat menggunakan pesawat angkat beserta
titik berat beban dan perhatikan safety factor dari
benda yang akan diangkat tersebut
Periksa kondisi cuaca pada saat pengangkatan
Periksa terlebih dahulu kondisi alat dan peralatan
yang akan digunakan. Pastikan dalam kondisi baik
Hitung derajat kemiringan dari booms sebelum
mengangkat benda
Pastikan beban terpasang dengan benar pada
hook
76. Safety Work Practices
Periksa label yang terdapat pada beban yang akan diangkat
Kencangkan ikatan tali pada beban
Gunakan pelindung sling pada tiap sudut beban
Periksa kembali sebelum dilakukan pengangkatan
Gunakan selalu alat pelindung diri pada saat melakukan
proses pengangkatan
77. Safety Work Practices
Pada saat pengangkatan:
Angkat beban perlahan-lahan. Jangan
langsung mengangkat benda
Cobalah angkat beban untuk mengetahui
apakah penempatan beban sudah benar
atau belum
Ketika mengangkat beban, pastikan
ayunan dari beban yang diangkat tidak
lebih dari 2 (dua) derajat
Ikatkan beban dengan tali
Jaga jarak aman anda dengan beban yang
sedang diangkat
Jangan berdiri dibawah beban yang
sedang diangkat