SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
PNEUMONIA
  OLEH KELOMPOK II:
     1.   IKSIR JAUHARI
     2.   ROMANIS SITI
     3.   YUSNI
     4.   DESMIARTI
DEFENISI
• Di dalam buku “Pedoman
  Pemberantasan Penyakit ISPA
  untuk Penanggulangan
  Pneumonia pada Balita” di
  sebutkan bahwa pneumonia
  merupakan salah satu penyakit
  infeksi saluran pernapasan akut
  (ISPA) yang mengenai bagian paru
  ( jaringan alvioli) (DepKes RI,
  2004:4).
• Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan
 bahwa pneumonia adalah terjadinya
 peradangan pada salah satu atau kedua
 organ paru yang di sebabkan oleh
 infeksi.

• Peradangan tersebut mengakibatkan
 jaringan pada paru terisi oleh cairan
 dan tak jarang menjadi mati dan timbul
 abses (Prabu, 1996:37).
• Menurut Wahab, 2000, pneumonia merupakan
  penyakit infeksi saluran pernapasan yang di tunjukkan
  dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan
  retraksi dinding dada atau sering di sebut tarikan dada
  bagian bawah ke dalam (chest indrawing)

• Pengertian pneumonia dalam buku “ Perawatan Anak
  Sakit” yang di tulis Ngastiyah yang di terbitkan oleh
  EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu
  radang paru yang di sebabkan oleh bermacam macam
  etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
ETIOLOGI

Pembagian pneumonia
 menurut anatominya :
• Pneumonia lobaris
• Pneumonia lubularis
  (Bronkopneumonia)
• Pneumonia interstitialis
  (Bronkiolitis)
Sedangkan pembagian pneumonia
menurut etiologis atau agen
penyebab infeksinya adalah :
a. Bakteri (paling sering
 menyebabkan pneumonia pada
 orang dewasa) :
   Staphylococcus aureus

   Legionella

   Hemophillus influenzae
b. Virus
     Virus influenzae
     Chicken pox (cacar air)
c. Mycoplasma pneumoniae (organisme yang
   mirip bakteri)
d. Jamur
  Aspergilus
  Histoplasma
  koksidioidomikosis
e. Aspirasi ( makanan, amnion dsb )
PATOFISIOLOGI
Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat
  adanya serangan agen infeksius yang bertransmisi
  atau di tularkan melalui udara. Pada dasarnya agen
  infeksius memasuki saluran pernapasan melalui
  berbagai   cara   seperti   inhalasi   (melaui   udara),
  hematogen (melaui darah), ataupun dengan aspirasi
  langsung ke dalam saluran tracheobronchial. Pada
  kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk
  melalui inhalasi dan aspirasi.
Penyakit pneumonia
 sebenarnya merupakan
 manifestasi dari rendahnya
 daya tahan tubuh
 seseorang akibat adanya
 peningkatan kuman
 patogen seperti bakteri
 yang menyerang saluran
 pernapasan.
GEJALA / MANIFESTASI
KLINIS
• Kesulitan dan sakit pada saat bernapas :
  nyeri pleuritik, nafas dangkal dan
  mendengkur, tachipnoe.
• Bunyi nafas di atas area yang
  mengalami konsolidasi : mengecil,
  kemudian menjadi hilang, ronchi
• Gerakan dada tidak simetris
• Menggigil dan demam 38,8’C sampai
  41,1’C
• Anoreksia
• Malaise
• Batuk kental, produktif : sputum
  kuning kehijauan kemudian
  berubah menjadi kemerahan atau
  berkarat
• Gelisah
• Cyanosis
• Masalah masalah psikososial :
  disorientasi dan anxietas
Kejadian pneumonia pada balita di per
  lihatkan dengan adanya ciri ciri demam,
  batuk, pilek, disertai sesak napas dan
  tarikan dinding dada bagian bawah ke
  dalam, serta cyanosis pada infeksi yang
  berat. Tarikan dinding dada bagian bawah
  ke dalam terjadi karena gerakan paru
  yang mengurang akibat infeksi pneumonia
  yang berat.. pada usia di bawah 3 bulan,
  kejadian pneumonia di ikuti dengan
  penyakit pendahulu seperti otitis media,
  conjuctivitis, laryngitis, dan pharyngitis.
Kelompok umur        Kriteria pneumonia   Gejala klinis
2 bulan - <5 tahun   Batuk bukan          Tidak ada napas cepat
                     Pneuumonia           dan tidak ada tarikan
                                          dinding dada bagian
                                          bawah
                     Pneumonia            Adanya napas cepat
                                          dan tidak ada tarikan
                                          dinding dada bagian
                                          bawah ke dalam
                     Pneumonia Berat      Adanya tarikan dinding
                                          dada bagian bawah ke
                                          dalam
< 2 bulan            Bukan Pneumonia      Tidak ada napas cepat
                                          dan tidak ada tarikan
                                          dinding bagian bawah
                                          ke dalam yang kuat
                     Pneumonia Berat      Adanya napas cepat
                                          dan tarikan dinding
                                          dada bagian bawah ke
                                          dalam yang kuat
KOMPLIKASI
• Pneumothorax
  Udara dari alveolus yang pecah di sebabkan
  karena sumbatan atau peradangan di saluran
  bronkioli yang membuat udara bisa masuk
  namun tidak bisa keluar. Lambat laun alveolus
  menjadi penuh sehingga tak kuat menampung
  udara dan pecah.
• Empiyema (peradangan di paru)
  Peradangan terjadi karena kuman atau bakteri
  berhasil di lokalisasi oleh pertahanan tubuh
  namun tidak dapat di basmi akhirnya muncul
  nanah dan mengumpul di antara paru paru dan
  dinding dada.
FAKTOR RESIKO
PNEUMONIA
• UMUR

• JENIS KELAMIN

•   RIWAYAT BBLR

• PEMBERIAN ASI

• STATUS GIZI

• STATUS IMUNISASI

• DEFESIENSI VIT A
PENATALAKSANAAN
    Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia mulai
    memperkenalkan manajemen tatalaksana baru
    yaitu MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
    yang terintegrasi dan di terapkan sebagai
    acuan program penanggulangan ISPA
    pneumonia di pelayanan kesehatan dasar.
    Adapun tatalaksananya adalah meliputi :
•   Pemeriksaan
•   Penentuan ada tidaknya bahaya
•   Penentuan klasifikasi penyakit
•   Pengobatan dan tindakan
TATA LAKSANA
THERAPY
1. Bagi penderita pneumonia, di berikan
  antibiotika per oral selama 5 hari.
  Antibiotika yang di gunakan adalah
  kotrimoksasol (480 mg dan 120 mg)
  akan tetapi pada bayi berumur kurang
  dari 2 bulan, tidak di anjurkan untuk di
  berikan pengobatan antibiotika per oral
  maupun paracetamol.
2. Tindakan yang di berikan pada penderita

  pneumonia berat adalah di rawat di RS. Ada
  beberapa tanda bahaya yang menunjukkan
  anak menderita penyakit yang sangat berat
  di mana jika anak mempunyai salah satu
  tanda bahaya tersebut maka perlu segera di
  rujuk ke RS yaitu:

    Pada anak umur 2 bulan - <5 tahun tanda
     bahaya tsb antara lain kurang bisa minum,
     kejang, kesadaran menurun, stridor atau
     mengalami gizi buruk.
 Pada anak umur <2 bulan : kurang bisa
  minum, kejang, kesadaran menurun, stridor,
  wheezing, demam atau dingin.

 Penderita sangat muda atau tua :
  mengalami keadaan klinis berat yaitu sesak
  napas, kesadaran menurun, serta gambaran
  kelainan toraks cukup luas, adanya riwayat
  penyakit lain (bronkiektasis atau bronkitis
  kronik, adanya komplikasi dan tidak adanya
  respon terhadap pengobatan yang telah di
  berikan.
3.Pemberian  oksigen
 terutama pada anak yang
 cyanosis
4.Pemasangan infus untuk
 rehidrasi dan koreksi
 elektrolit
Ppt pneumonia

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang pptCase Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
Case Report diare Akut Dehidrasi Ringan Sedang ppt
 
Ppt campak
Ppt campakPpt campak
Ppt campak
 
Bronkopneumonia
BronkopneumoniaBronkopneumonia
Bronkopneumonia
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Isk
IskIsk
Isk
 
Pneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpointPneumothorax powerpoint
Pneumothorax powerpoint
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengueDemam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Diare - Power Point
Diare - Power PointDiare - Power Point
Diare - Power Point
 
PRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminataPRESENTATION kondiloma akuminata
PRESENTATION kondiloma akuminata
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Power point asma bronkial
Power point asma  bronkialPower point asma  bronkial
Power point asma bronkial
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Penyuluhan ispa
Penyuluhan ispaPenyuluhan ispa
Penyuluhan ispa
 
Impetigo Bullosa
Impetigo BullosaImpetigo Bullosa
Impetigo Bullosa
 
Gastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maagGastritis/Penyakit maag
Gastritis/Penyakit maag
 
Tuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhanTuberkulosis penyuluhan
Tuberkulosis penyuluhan
 
Mekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektilMekanisme muntah proyektil
Mekanisme muntah proyektil
 
difteri.ppt
difteri.pptdifteri.ppt
difteri.ppt
 

Destaque (17)

Pneumonia in peadiatrics
Pneumonia in peadiatricsPneumonia in peadiatrics
Pneumonia in peadiatrics
 
bronchiolitis in paediatrics
bronchiolitis in paediatricsbronchiolitis in paediatrics
bronchiolitis in paediatrics
 
Pneumonia in children by dr. sundar karki
Pneumonia in children  by dr. sundar karkiPneumonia in children  by dr. sundar karki
Pneumonia in children by dr. sundar karki
 
Bronchitis ppt
Bronchitis pptBronchitis ppt
Bronchitis ppt
 
Asthma
AsthmaAsthma
Asthma
 
5.Bronchiectasis
5.Bronchiectasis5.Bronchiectasis
5.Bronchiectasis
 
Asthma ppt
Asthma pptAsthma ppt
Asthma ppt
 
Acute Respiratory Illness(Ari)
Acute Respiratory Illness(Ari)Acute Respiratory Illness(Ari)
Acute Respiratory Illness(Ari)
 
Pneumonia management
Pneumonia managementPneumonia management
Pneumonia management
 
Pneumonia in children
Pneumonia in childrenPneumonia in children
Pneumonia in children
 
Pneumonia
Pneumonia Pneumonia
Pneumonia
 
Bronchial asthma
Bronchial asthmaBronchial asthma
Bronchial asthma
 
Bronchiectasis
BronchiectasisBronchiectasis
Bronchiectasis
 
Asthma
Asthma Asthma
Asthma
 
Bronchial asthma
Bronchial asthmaBronchial asthma
Bronchial asthma
 
Pneumonia Diagnosis and treatment
Pneumonia Diagnosis and treatmentPneumonia Diagnosis and treatment
Pneumonia Diagnosis and treatment
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 

Semelhante a Ppt pneumonia (20)

Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNAIndry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
Indry askep ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Epidemiologi ispa
Epidemiologi ispaEpidemiologi ispa
Epidemiologi ispa
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
 
Penyuluhan ISPA
Penyuluhan ISPA Penyuluhan ISPA
Penyuluhan ISPA
 
1._ispa jadi.ppt
1._ispa jadi.ppt1._ispa jadi.ppt
1._ispa jadi.ppt
 
MAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docxMAKALAH pneumoni.docx
MAKALAH pneumoni.docx
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
 
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpnBab ii-tinjauan-pustaka-brpn
Bab ii-tinjauan-pustaka-brpn
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNAIspa AKPER PEMKAB MUNA
Ispa AKPER PEMKAB MUNA
 
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumoniaAsuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
Asuhan keperawatan pada klien dengan bronkopneumonia
 
Makalah ispa
Makalah ispaMakalah ispa
Makalah ispa
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
askep EFUSI PLEURA.docx
askep  EFUSI PLEURA.docxaskep  EFUSI PLEURA.docx
askep EFUSI PLEURA.docx
 
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitisProses keperawatan pada anak dengan bronkitis
Proses keperawatan pada anak dengan bronkitis
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
Ani pneumonia
Ani pneumoniaAni pneumonia
Ani pneumonia
 
Askep pneumonia
Askep pneumoniaAskep pneumonia
Askep pneumonia
 
Asuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan PneumoniaAsuhan Keperawatan Pneumonia
Asuhan Keperawatan Pneumonia
 

Mais de Iksir Jauhari

Mais de Iksir Jauhari (6)

Pp hipertensi kmb1
Pp hipertensi kmb1Pp hipertensi kmb1
Pp hipertensi kmb1
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Health service marketting
Health service markettingHealth service marketting
Health service marketting
 
Pp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrcPp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrc
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
Pp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrcPp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrc
 

Ppt pneumonia

  • 1. PNEUMONIA OLEH KELOMPOK II: 1. IKSIR JAUHARI 2. ROMANIS SITI 3. YUSNI 4. DESMIARTI
  • 2. DEFENISI • Di dalam buku “Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita” di sebutkan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mengenai bagian paru ( jaringan alvioli) (DepKes RI, 2004:4).
  • 3. • Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan bahwa pneumonia adalah terjadinya peradangan pada salah satu atau kedua organ paru yang di sebabkan oleh infeksi. • Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan pada paru terisi oleh cairan dan tak jarang menjadi mati dan timbul abses (Prabu, 1996:37).
  • 4. • Menurut Wahab, 2000, pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang di tunjukkan dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan retraksi dinding dada atau sering di sebut tarikan dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing) • Pengertian pneumonia dalam buku “ Perawatan Anak Sakit” yang di tulis Ngastiyah yang di terbitkan oleh EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu radang paru yang di sebabkan oleh bermacam macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.
  • 5. ETIOLOGI Pembagian pneumonia menurut anatominya : • Pneumonia lobaris • Pneumonia lubularis (Bronkopneumonia) • Pneumonia interstitialis (Bronkiolitis)
  • 6. Sedangkan pembagian pneumonia menurut etiologis atau agen penyebab infeksinya adalah : a. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa) :  Staphylococcus aureus  Legionella  Hemophillus influenzae
  • 7. b. Virus  Virus influenzae  Chicken pox (cacar air) c. Mycoplasma pneumoniae (organisme yang mirip bakteri) d. Jamur Aspergilus Histoplasma koksidioidomikosis e. Aspirasi ( makanan, amnion dsb )
  • 8. PATOFISIOLOGI Suatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat adanya serangan agen infeksius yang bertransmisi atau di tularkan melalui udara. Pada dasarnya agen infeksius memasuki saluran pernapasan melalui berbagai cara seperti inhalasi (melaui udara), hematogen (melaui darah), ataupun dengan aspirasi langsung ke dalam saluran tracheobronchial. Pada kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk melalui inhalasi dan aspirasi.
  • 9. Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang menyerang saluran pernapasan.
  • 10. GEJALA / MANIFESTASI KLINIS • Kesulitan dan sakit pada saat bernapas : nyeri pleuritik, nafas dangkal dan mendengkur, tachipnoe. • Bunyi nafas di atas area yang mengalami konsolidasi : mengecil, kemudian menjadi hilang, ronchi • Gerakan dada tidak simetris • Menggigil dan demam 38,8’C sampai 41,1’C
  • 11. • Anoreksia • Malaise • Batuk kental, produktif : sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarat • Gelisah • Cyanosis • Masalah masalah psikososial : disorientasi dan anxietas
  • 12. Kejadian pneumonia pada balita di per lihatkan dengan adanya ciri ciri demam, batuk, pilek, disertai sesak napas dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, serta cyanosis pada infeksi yang berat. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam terjadi karena gerakan paru yang mengurang akibat infeksi pneumonia yang berat.. pada usia di bawah 3 bulan, kejadian pneumonia di ikuti dengan penyakit pendahulu seperti otitis media, conjuctivitis, laryngitis, dan pharyngitis.
  • 13. Kelompok umur Kriteria pneumonia Gejala klinis 2 bulan - <5 tahun Batuk bukan Tidak ada napas cepat Pneuumonia dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah Pneumonia Adanya napas cepat dan tidak ada tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam Pneumonia Berat Adanya tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam < 2 bulan Bukan Pneumonia Tidak ada napas cepat dan tidak ada tarikan dinding bagian bawah ke dalam yang kuat Pneumonia Berat Adanya napas cepat dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam yang kuat
  • 14. KOMPLIKASI • Pneumothorax Udara dari alveolus yang pecah di sebabkan karena sumbatan atau peradangan di saluran bronkioli yang membuat udara bisa masuk namun tidak bisa keluar. Lambat laun alveolus menjadi penuh sehingga tak kuat menampung udara dan pecah. • Empiyema (peradangan di paru) Peradangan terjadi karena kuman atau bakteri berhasil di lokalisasi oleh pertahanan tubuh namun tidak dapat di basmi akhirnya muncul nanah dan mengumpul di antara paru paru dan dinding dada.
  • 15. FAKTOR RESIKO PNEUMONIA • UMUR • JENIS KELAMIN • RIWAYAT BBLR • PEMBERIAN ASI • STATUS GIZI • STATUS IMUNISASI • DEFESIENSI VIT A
  • 16. PENATALAKSANAAN Pada tahun 1997, pemerintah Indonesia mulai memperkenalkan manajemen tatalaksana baru yaitu MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) yang terintegrasi dan di terapkan sebagai acuan program penanggulangan ISPA pneumonia di pelayanan kesehatan dasar. Adapun tatalaksananya adalah meliputi : • Pemeriksaan • Penentuan ada tidaknya bahaya • Penentuan klasifikasi penyakit • Pengobatan dan tindakan
  • 17. TATA LAKSANA THERAPY 1. Bagi penderita pneumonia, di berikan antibiotika per oral selama 5 hari. Antibiotika yang di gunakan adalah kotrimoksasol (480 mg dan 120 mg) akan tetapi pada bayi berumur kurang dari 2 bulan, tidak di anjurkan untuk di berikan pengobatan antibiotika per oral maupun paracetamol.
  • 18. 2. Tindakan yang di berikan pada penderita pneumonia berat adalah di rawat di RS. Ada beberapa tanda bahaya yang menunjukkan anak menderita penyakit yang sangat berat di mana jika anak mempunyai salah satu tanda bahaya tersebut maka perlu segera di rujuk ke RS yaitu:  Pada anak umur 2 bulan - <5 tahun tanda bahaya tsb antara lain kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor atau mengalami gizi buruk.
  • 19.  Pada anak umur <2 bulan : kurang bisa minum, kejang, kesadaran menurun, stridor, wheezing, demam atau dingin.  Penderita sangat muda atau tua : mengalami keadaan klinis berat yaitu sesak napas, kesadaran menurun, serta gambaran kelainan toraks cukup luas, adanya riwayat penyakit lain (bronkiektasis atau bronkitis kronik, adanya komplikasi dan tidak adanya respon terhadap pengobatan yang telah di berikan.
  • 20. 3.Pemberian oksigen terutama pada anak yang cyanosis 4.Pemasangan infus untuk rehidrasi dan koreksi elektrolit