SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 25
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1
HIPERTENSI
DEFENISI
HIPERTENSI di defenisikan oleh JNC
sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90
mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat
keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan
darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi
maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai
primer/esensial (hampir 90 % dari semua kasus)
atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari
kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali
dapat diperbaiki (Marilynn E.
Doenges, dkk, 1999).
Menurut Arif Muttaqin, 2009
Hipertensi merupakan keadaan ketika
tekanan darah sistolik lebih dari 120
mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80
mmHg. Hipertensi sering menyebabkan
perubahan pada pembuluh darah yang
dapat mengakibatkan semakin tingginya
tekanan darah
Menurut Bruner dan Suddarth
(2001)
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai
tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan
diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada
populasi manula, hipertensi didefinisikan
sebagai tekanan sistolik di atas 160
mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg.
KLASIFIKASI
MENURUT HSL KONSENSUS PERHIMPUNAN HIPERTENSI IND
KATEGORI SISTOL (mmhg) Dan / Atau Diastol( mmhg )
Normal < 120 Dan < 180
Pre Hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89
Hipertensi tahap I 140 – 159 Atau 90 – 99
Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100
Hipertensi Sistol
Terisolasi
≥140 Dan < 90
ETIOLOGI
• Elastisitas dinding aorta menurun
• Katub jantung menebal dan menjadi kaku
• Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan
penyempitan lumen pembuluh darah
Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya:
a. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik,
Stres psikologis
b. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal
(sekunder)
c. Hipertensi hormonal
d. Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular,neurogenik
(Andy Sofyan, 2012)
Manifestasi Klinis
1. Pusing
2. Mudah marah
3. Telinga berdengung
4. Mimisan (jarang)
5. Sukar tidur
6. Sesak nafas
7. Rasa berat di tengkuk
8. Mudah lelah
9. Mata berkunang-kunang
Sebagian besar manifestasi klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun
berupa:
• nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang
disertai mual dan muntah
• penglihatan kabur akibat kerusakan retina
akibat hipertensi
• ayunan langkah yang tidak mantap karena
kerusakan susunan saraf pusat
• nokturia karena peningkatan aliran darah
ginjal dan filtrasi glomerulus
• edema dependen dan pembengkakan akibat
peningkatan tekanan kapiler
(Elizabeth J. Corwin, 2000).
WOC
• TERLAMPIR
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Hemoglobin / hematokrit
• BUN / kreatinin
• Glukosa
• Kalium serum
• Kolesterol dan trigeliserida serum
• Pemeriksaan tiroid
• Kadar aldosteron urin dan serum
• Urinalisa
• SAMBUNGAN …..
• Asam urat
• Foto dada
• CT scan
• EKG
PENATAKSANAAN
Penatalaksanaan Non Farmakologis
Modifikasi Gaya hidup
1. Penurunan Berat Badan
2. Memperbaiki Pola makan
3. Diet rendah garam
4. Aktifitas fisik (aerobik)
5. Tidak minum alkohol dan berhenti
merokok
Penatalaksanaan Farmakologis
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu
diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti
hipertensi yaitu:
• Mempunyai efektivitas yang tinggi.
• Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan
atau minimal
• Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
• Tidak menimbulkan intoleransi.
• Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh
klien
• Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
KOMPLIKASI
Hipertensi dalam jangka waktu lama menyebabkan :
1. Rusaknya endotel artheri dan mempercepat
artherosklerosis.
2. Rusaknya organ tubuh spt jantung, mata, ginjal,
otak dan pembuluh darah besar.
3. Merupakan faktor resiko utama untuk penyakit
serebrovaskular (stroke ).
4. Mempunyai peningkatan resiko yang bermakna
untuk penyakit koroner, stroke, arteri perifer dan
gagal jantung.
ASKEP HIPERTENSI
PENGKAJIAN :
a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan
b. Riwayat
• Riwayat kesehatan keluarga
• Riwayat penyakit dahulu
• Riwayat penyakit sekarang
• Manifestasi klinis penyakit jantung seperti dyspnea, angina
• Kebiasaan sehari-hari: nutrisi, istirahat, olah raga
• Faktor psikologis dan lingkungan: stes emosional, budaya
makan, dan status ekonomi
• Faktor risiko
• Riwayat alergi
• Riwayat pemakaian obat: pil KB, steroid, NSAID
c. Pemeriksaan fisik
• Berat badan dan tinggi badan.
• Mata
• Leher
• Paru
• Jantung
• Abdomen
• Ekstremitas
• Neurologi
d. Pemeriksaan penunjang
• EKG
• Hemoglobin/hematokrit
• BUN/kreatinin
• Glukosa
• Kalium serum
• Kolesterol dan trigliserida serum
• Asamm urat
• Foto rontgen
• Echocardiogram
•
Diagnosa Keperawatan
a. Penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan afterload, vaskonstriksi,
iskemia miokard, hipertropi ventricular
b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan
peningkatan tekanan vasculer serebral
c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen (Doenges, dkk. 1999).
Intervensi
Untuk Diagnosa 1
• Tujuan: setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
masalah penurunan curah jantung dapat teratasi
dengan kriteria hasil:
• mempertahankan tekanan darah dalam rentang
individu yang dapat diterima
• berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan
tekanan darah atau kerja jantung
• memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
dalam rentang normal pasien
1. Pantau tekanan darah. Ukur pada kedua
tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan
ukuran manset yang tepat dan teknik yang
akurat.
rasional :
Perbandingan dari tekanan m’berikan gambaran yang
lebih langkap tentang keterlibatan/bidang masalah
vaskuler.
2. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa
pengisian kapiler
rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa
pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan
vasokonstriksi atau mencerminkan dekompensasi/
penurunan curah jantung
3. Catat edema umum/tertentu
rasional ; Dapat mengindikasi gagal
jantung, kerusakan ginjal atau vaskular
4. Berikan lingkungan
tenang, nyaman, kurangi
aktivitas/keributan lingkungan. Batasi
jumlah pengunjung dan lamanya tinggal
rasional: Membantu menurunkan
rangsang simpatis meningkatkan relaksasi
5. Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti:
istirahat di tempat tidur/kursi, jadwal periode
istirahat tanpa gangguan, bantu pasien
melakukan aktivitas perawatan diri sesuai
kebutuhan
rasional : Menurunkan stres dan ketegangan yang
mempengaruhi tekanna darah dan perjalanan
peyakit hipertensi
6. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman, seperti:
pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala
tempat tidur
rasional :Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat
menurunkan rangsang simpatis
7. Kolaborasi:Berikan obat-obat sesuai
indikasi contoh:Diuretic tiazid
Rasional : Tiazid mungkin digunakan
sendiri atau dicampur dengan obat
lain untuk menurunkan TD pada
pasien dengan fungsi ginjal yang
relative normal.
EVALUASI YG DI HARAPKAN
• Resiko penurunan jantung tidak
terjadi, intoleransi aktivitas dapat
teratasi, rasa sakit kepala berkurang
bahkan hilang, klien dapat mengontrol
pemasukan / intake nutrisi, klien dapat
menggunakan mekanisme koping yang
efektif dan tepat, klien paham mengenai
kondisi penyakitnya.
•
Pp hipertensi kmb1

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
Yunita Manurung
 
Askep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakarAskep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakar
f' yagami
 
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
Briliant Nissa
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
KANDA IZUL
 

Mais procurados (20)

Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Patofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensiPatofisiologi hipertensi
Patofisiologi hipertensi
 
Penyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitusPenyuluhan diabetes mellitus
Penyuluhan diabetes mellitus
 
Askep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakarAskep gadar luka bakar
Askep gadar luka bakar
 
Ppt dm
Ppt dmPpt dm
Ppt dm
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
(364342723) penyakit jantung-koroner.ppt
 
Iv. askep angina
Iv. askep anginaIv. askep angina
Iv. askep angina
 
penyuluhan kesehatan di ponpes
penyuluhan kesehatan di ponpespenyuluhan kesehatan di ponpes
penyuluhan kesehatan di ponpes
 
Patofisiologi demam
Patofisiologi demamPatofisiologi demam
Patofisiologi demam
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 
Ppt hipertensi
Ppt hipertensiPpt hipertensi
Ppt hipertensi
 
Ppt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansiaPpt atritis reumatoid pada lansia
Ppt atritis reumatoid pada lansia
 
Askep campak
Askep campak Askep campak
Askep campak
 
Hipertensi pada lansia
Hipertensi pada lansiaHipertensi pada lansia
Hipertensi pada lansia
 
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptxLAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
LAPORAN PENDAHULUAN RASA AMAN NYAMAN.pptx
 
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHFKasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
Kasus Kecil Interna : CKD, Hipertensi, Diabetes Melitus, CHF
 
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke HemoragikLaporan Kasus Stroke Hemoragik
Laporan Kasus Stroke Hemoragik
 
12 nervus cranial
12 nervus cranial 12 nervus cranial
12 nervus cranial
 

Semelhante a Pp hipertensi kmb1

ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
Mas Mawon
 

Semelhante a Pp hipertensi kmb1 (20)

HIPERTENSI
HIPERTENSIHIPERTENSI
HIPERTENSI
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Lp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilanLp hipertensi pada kehamilan
Lp hipertensi pada kehamilan
 
Hipertensi 1
Hipertensi 1Hipertensi 1
Hipertensi 1
 
Hipertensi
HipertensiHipertensi
Hipertensi
 
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan  AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertensi
Askep hipertensiAskep hipertensi
Askep hipertensi
 
Hipertensi
Hipertensi Hipertensi
Hipertensi
 
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
Asuhan keperawatan AKPER PEMKAB MUNA
 
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
Penyakit pada sistem peredaran darah. By : Aprita Ma'ruf. 2 Ipa 2.
 
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetesTatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
Tatalaksana hipertensi pada penderita diabetes
 
Teori 2
Teori 2Teori 2
Teori 2
 
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
206328315-Hipertensi-Power-Point.ppt
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Lp hipertensi
Lp hipertensiLp hipertensi
Lp hipertensi
 
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada LansiaMakalah Hiperternsi Pada Lansia
Makalah Hiperternsi Pada Lansia
 
ASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSIASKEP HIPERTENSI
ASKEP HIPERTENSI
 
Hipertensi 2
Hipertensi 2Hipertensi 2
Hipertensi 2
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
Askep hipertensi AKPER PEMKAB MUNA
 

Mais de Iksir Jauhari

Mais de Iksir Jauhari (6)

TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 
Health service marketting
Health service markettingHealth service marketting
Health service marketting
 
Ppt pneumonia
Ppt pneumoniaPpt pneumonia
Ppt pneumonia
 
Pp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrcPp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrc
 
Askep appendix 1
Askep appendix 1Askep appendix 1
Askep appendix 1
 
Pp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrcPp renstra pt. vrc
Pp renstra pt. vrc
 

Pp hipertensi kmb1

  • 2. DEFENISI HIPERTENSI di defenisikan oleh JNC sebagai tekanan yang lebih tinggi dari 140/90 mmHg dan diklasifikasikan sesuai derajat keparahannya, mempunyai rentang dari tekanan darah (TD) normal tinggi sampai hipertensi maligna. Keadaan ini dikategorikan sebagai primer/esensial (hampir 90 % dari semua kasus) atau sekunder, terjadi sebagai akibat dari kondisi patologi yang dapat dikenali, sering kali dapat diperbaiki (Marilynn E. Doenges, dkk, 1999).
  • 3. Menurut Arif Muttaqin, 2009 Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg. Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah
  • 4. Menurut Bruner dan Suddarth (2001) Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik di atas 160 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg.
  • 5. KLASIFIKASI MENURUT HSL KONSENSUS PERHIMPUNAN HIPERTENSI IND KATEGORI SISTOL (mmhg) Dan / Atau Diastol( mmhg ) Normal < 120 Dan < 180 Pre Hipertensi 120 – 139 Atau 80 – 89 Hipertensi tahap I 140 – 159 Atau 90 – 99 Hipertensi Tahap II ≥160 Atau ≥100 Hipertensi Sistol Terisolasi ≥140 Dan < 90
  • 6. ETIOLOGI • Elastisitas dinding aorta menurun • Katub jantung menebal dan menjadi kaku • Kehilangan elastisitas pembuluh darah dan penyempitan lumen pembuluh darah Klasifikasi hipertensi menurut etiologinya: a. Hipertensi primer : Konsumsi Na terlalu tinggi, Genetik, Stres psikologis b. Hipertensi renalis : keadaan iskemik pada ginjal (sekunder) c. Hipertensi hormonal d. Bentuk hipertensi lain : obat, cardiovascular,neurogenik (Andy Sofyan, 2012)
  • 7. Manifestasi Klinis 1. Pusing 2. Mudah marah 3. Telinga berdengung 4. Mimisan (jarang) 5. Sukar tidur 6. Sesak nafas 7. Rasa berat di tengkuk 8. Mudah lelah 9. Mata berkunang-kunang
  • 8. Sebagian besar manifestasi klinis timbul setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun berupa: • nyeri kepala saat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah • penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi • ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat • nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus • edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler (Elizabeth J. Corwin, 2000).
  • 10. PEMERIKSAAN PENUNJANG • Hemoglobin / hematokrit • BUN / kreatinin • Glukosa • Kalium serum • Kolesterol dan trigeliserida serum • Pemeriksaan tiroid • Kadar aldosteron urin dan serum • Urinalisa
  • 11. • SAMBUNGAN ….. • Asam urat • Foto dada • CT scan • EKG
  • 12. PENATAKSANAAN Penatalaksanaan Non Farmakologis Modifikasi Gaya hidup 1. Penurunan Berat Badan 2. Memperbaiki Pola makan 3. Diet rendah garam 4. Aktifitas fisik (aerobik) 5. Tidak minum alkohol dan berhenti merokok
  • 13. Penatalaksanaan Farmakologis Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu: • Mempunyai efektivitas yang tinggi. • Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal • Memungkinkan penggunaan obat secara oral. • Tidak menimbulkan intoleransi. • Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien • Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
  • 14. KOMPLIKASI Hipertensi dalam jangka waktu lama menyebabkan : 1. Rusaknya endotel artheri dan mempercepat artherosklerosis. 2. Rusaknya organ tubuh spt jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar. 3. Merupakan faktor resiko utama untuk penyakit serebrovaskular (stroke ). 4. Mempunyai peningkatan resiko yang bermakna untuk penyakit koroner, stroke, arteri perifer dan gagal jantung.
  • 15. ASKEP HIPERTENSI PENGKAJIAN : a. Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, suku, pekerjaan b. Riwayat • Riwayat kesehatan keluarga • Riwayat penyakit dahulu • Riwayat penyakit sekarang • Manifestasi klinis penyakit jantung seperti dyspnea, angina • Kebiasaan sehari-hari: nutrisi, istirahat, olah raga • Faktor psikologis dan lingkungan: stes emosional, budaya makan, dan status ekonomi • Faktor risiko • Riwayat alergi • Riwayat pemakaian obat: pil KB, steroid, NSAID
  • 16. c. Pemeriksaan fisik • Berat badan dan tinggi badan. • Mata • Leher • Paru • Jantung • Abdomen • Ekstremitas • Neurologi
  • 17. d. Pemeriksaan penunjang • EKG • Hemoglobin/hematokrit • BUN/kreatinin • Glukosa • Kalium serum • Kolesterol dan trigliserida serum • Asamm urat • Foto rontgen • Echocardiogram •
  • 18. Diagnosa Keperawatan a. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload, vaskonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular b. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vasculer serebral c. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen (Doenges, dkk. 1999).
  • 19. Intervensi Untuk Diagnosa 1 • Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah penurunan curah jantung dapat teratasi dengan kriteria hasil: • mempertahankan tekanan darah dalam rentang individu yang dapat diterima • berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah atau kerja jantung • memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil dalam rentang normal pasien
  • 20. 1. Pantau tekanan darah. Ukur pada kedua tangan/paha untuk evaluasi awal. Gunakan ukuran manset yang tepat dan teknik yang akurat. rasional : Perbandingan dari tekanan m’berikan gambaran yang lebih langkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler. 2. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa pengisian kapiler rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian kapiler lambat mungkin berkaitan dengan vasokonstriksi atau mencerminkan dekompensasi/ penurunan curah jantung
  • 21. 3. Catat edema umum/tertentu rasional ; Dapat mengindikasi gagal jantung, kerusakan ginjal atau vaskular 4. Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas/keributan lingkungan. Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal rasional: Membantu menurunkan rangsang simpatis meningkatkan relaksasi
  • 22. 5. Pertahankan pembatasan aktivitas, seperti: istirahat di tempat tidur/kursi, jadwal periode istirahat tanpa gangguan, bantu pasien melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan rasional : Menurunkan stres dan ketegangan yang mempengaruhi tekanna darah dan perjalanan peyakit hipertensi 6. Lakukan tindakan-tindakan yang nyaman, seperti: pijatan punggung dan leher, meninggikan kepala tempat tidur rasional :Mengurangi ketidaknyamanan dan dapat menurunkan rangsang simpatis
  • 23. 7. Kolaborasi:Berikan obat-obat sesuai indikasi contoh:Diuretic tiazid Rasional : Tiazid mungkin digunakan sendiri atau dicampur dengan obat lain untuk menurunkan TD pada pasien dengan fungsi ginjal yang relative normal.
  • 24. EVALUASI YG DI HARAPKAN • Resiko penurunan jantung tidak terjadi, intoleransi aktivitas dapat teratasi, rasa sakit kepala berkurang bahkan hilang, klien dapat mengontrol pemasukan / intake nutrisi, klien dapat menggunakan mekanisme koping yang efektif dan tepat, klien paham mengenai kondisi penyakitnya. •