MA Kelas XII Bab 1 materi musik mkontemnporerFase F.pdf
Bab i
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia, terutama bagi siswa
yang belum dewasa. Melalui pendidikan manusia bisa berubah tingkah lakunya
dan bisa berkembang dari satu bentuk kebentuk yang lainnya. Hakikat pendidikan
menurut Ahmad Rifa’i adalah usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan seseorang didalam dan diluar sekolah yang berlangsung seumur
hidup, dan dilaksanakan menurut kemampuan masing-masing individu, serta
dengan berbagai cara yang tidak terbatas hanya pada pendidikan formal saja.1
Lingkungan sangat menentukan pertumbuhan dan pperkembangan anak
terutama sekali dimana tempat tinggal ana, atau arena pergaulan yang tidak
mungkin dipisahkan dengan anak itu sendiri untuk menuju dewasa. Anak akan
tumbuh dan berkembang dengan baik apabila tempat tinggalnya baik.Lingkungan
ini sangat besar juga pengaruhnya bagi siswa, karena apabila lingkungan itu baik
maka baik pula pergaulan bagi siswa itu sendiri, begitu juga sebaliknya.
Faktor lingkungan didalammproses belajar mengajar memang peranan
penting dalam kelancaran dan keberhasilan belajar seseorang.
Winkel mengungkapkan :
1
Ahmad Riva’i,Perkembangan pendidikan Anak (Jakarta : Buah Pena, 2001), hal. 39
2. 2
Kerapkali keadaan tertentu tidak menjadi tanggung jawab guru dan siswa,
tetapi erat dengan kehidupan masyarakat atau sumber pada lingkungan
alam. Maka dengan keadaan yang lebih menyenangkan atau
menenangkan. Dengan demikian tercapailah kondisi psikologi atau fisik
pada guru dan siswa yang meghambat atau menunjang proses belajar
mengajar.2
Faktor lingkungan tersebut adalah yang bersifat alamiah atau lingkungan
yang diciptakan oleh corak kehidupan sehari-hari seperti lingkungan keluarga,
madrasah dan masyarakat.
Selama ini lingkungan sekolah di SMP Negeri 2 Meurah Mulia masih
banyak masyarakat yang masih belum memahami tentang keberhasilan siswa
dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan siswa. Misalnnya masih dibiarkan
siswa bolos sekolah artinya guru kurang mengontrol bahkan tidak memperhatikan
apa yang dilakukan oleh siswa sehingga siswa dapat melakukan apa saja yang dia
kehendaki walaupu itu kurang baik, dan kurang pengawasan baik dari sekolah
maupun masyarakat sekitar yang bisa membuat siswa akan malas belajar dan akan
membuat siswa itu bodoh, membuat kekacauan, merokok dan malas belajar,
sehingga prestasinya menurun tanpa usaha perbaikan oleh masyarakat dengan cara
melaporkan hal tersebut kepada pihak sekolah atau orang tua siswa.
Disamping itu juga masih banyak guru-guru yang mengajar disekolah
tersebut dengan menggunakan bahasa daerah atau bahasa “Meugampong” dalam
memberikan atau menjelaskan tentang materi yang akan disampaikan, akhirnya
lahirlah generasi-generasi yang kurang pandai berbahasa nasional akibatnya siswa
2
Winkel, Keberhasilan belajar siswa, ( Bandung : Rosda Karya, 2002), hal. 29
3. 3
menjadi tidak smangat untuk belajar dan tidak memiliki dorongan yang kuat
untuk berprestasi.
Dari latar belakang masalah diatas maka timbul keinginan penulis untuk
membahas masalah ini dalam sebuah proposal penelitian denganjudul “Pengaruh
Lingkungan Sekolah Dalam Meningkatkan Keberhasilan Pendidikan Siswa Pada
Smp Negeri 2 Meurah Mulia”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi identifikasi masalah
dalam hal ini adalah.
1. Kurangnya rasa peduli lingkungan sekolah terhadap pendidikan
2. Banyaknya masyarakat sekitar sekolah yang tidak peduli terhadap
pendidikan.
C. Fokus Menelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh lingkungan sekolah dalam meningkatkan
keberhasilan pendidikan siswa.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana pengaruh lingkungan sekolah dalam meningkatkan
keberhasilan pendidikan siswa ?
4. 4
2. Usaha apa saja yang harus ditempuh oleh siswa dalam meningkatkan
keberhasilan pendidikannya ?
E. Tujuan dan Manfaat
a. Tujuan Menelitian
Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh lingkungan dalam meningkatkan
pendidikan.
b. Manfaat penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan menjadi sebagi kontribusi bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan keberhasilan
pendidikan siswa pada khususnya. Delai itu juga sebagai kontribus yang
signifikan bagi setiap guru dan siswa, dan guru di SMP Negeri 2 Meurah
Mulia pada khususnya.
2. Manfaat Praktis
5. 5
Sebagai masukan dari pihak-=pihak terkait terutama pemerintah
daerah dalam menjalankan pengembangan pendidikan dimasa yang akan
datang.
F. Kajian Pustaka
a. Teori lingkungan
Teori lingkungan disebut juga dengan teori behaviorisme, penulis
ingin menggunakan teori behaviorisme, dimana teori ini menyebutkan bahwa
lingkungan sangat mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Tiori ini
dipelopori waston dan skinner. Teori ini membuat andaian bahwa tingkah
laku manusia dapat dilihat, diramal dan dikontrol. Leahey (2000)
menyatakan teori behaviorisme menekankan pentingnya ulangan rangsangan
dan respon karena ia dapat mengukuhkan pembelajaran disamping
mempunyai lingkungan yang baik. Teori behaviorisme atau tingkah laku
percaya bahwa factor lingkungan yang memotivasi pembelajaran, bukannya
pemikiran, semua punca dorongan pembelajaran adalah datang dari luar bagi
individu.3
Teori behaviorisme juga dikenali sebagai teori social. Pendekatannya
menggunakan pemikiran instrinsik. Pembelajaran dalam teori ini adalah
berfungsi untuk peranan interaksi individu, sikap dan lingkungan. Teori ini
juga dikemukakan oleh hergenhahn (1988) yaitu pembelajaran social meniru
perkara yang diperhatikan, menganggap kebanyakan sikap manusia
3
Leahei, H. A Histories of psychology, Main Currents in psychology thought
(Singaphore : Pearson Education Asia, pte-ltd, 2000), hal. 145
6. 6
dipengaruhi oleh lingkungan dan memperolehnya melalui interaksi social
dengan orang lain.4
Tujuan pembelajaran dalam teori ini adalah memainkan fungsi
peranan baru dan tingkah laku yaitu kesan pada keadaan sekeliling. Peranan
fasiitator dalam teori ini adalah memandu serta kearah yang positif , menjadi
model dan menunjukkan tingkah laku yang baru . perwujudan dalam
pembelajaran siswa / anak-anak adalah sosiall, peranan social misalnya
pergaulan dan bermasyarakat, pemudah cara atau penasehat serta fokus pada
pengawalan. Teori ini menyangkong pembelajaran siswa / anak-anak tidak
menggunakan hanya satu teori pembelajaran saja serta total dalam proses
pengajaran.
b. Pengaruh lingkungan terhadap karakter siswa
Lingkungan tempat kelangsungan hidup manusia, sangat menentukan
karakter anak, baik lingkungan keluarga , sekolah dan masayarakat. Bila
ketika lingkungan ini bagus, maka dengan sendirinya juga karakternya akan
membagus, begitu pula sebaliknya. Perkembangan anak lebih menitik
beratkan peran lingkungan dan pengalaman ketimbang psikologi anak.
Elizabeth Halock menyebutkan bahwa “Perkembangan anak
penekanannya adalah pada bagaimana seorang anak berbicara, dan kondisi
yang bagaimana seorang anak berbicara, dan kondisi yang menyebabjan
4
Hergenhahn. B.R. An Introdution to theories of learning, 3rd ed (New Jessey : Printice
Hall, 1988), hal. 467
7. 7
fariasi dalam pola karakteristik”.5 Perkembangan anak menunjukkan suatu
proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju kedepan dan tidak dapat
begitu saja diulang. Dalam perkembangan terjadi perubahan yang sedikit
banya bersifat tetap dan tidak bisa diputar kembali.
Pengaruh lingkungan terhadao karakteristik anak adalah pada pola
asuh anak, baik dilingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak yang
baru lahir adalah dalam keadaan suci, lingkunganlah yang menentukan baik
atau tidaknya karakter anak tersebut.langkah awal dalam membentuk karakter
anak adalah bagaimana anak tersebut cara berinteraksi dengan lingkungan
dan bagaimana hasilnya tau konsekuensi dari interaksi tersebut. Dengan
berkembangnya lingkungan maka bekembang pula minat seseorang. Para
pendidik yang bekerja dengan anak sebaiknya memperhatikan lingkungan
anak. Anak pada usia tersebut mempunyai pengalaman bersama keluarga,
lingkungan rumah, teman sebaya, orang dewasa lainnya dan lingkungan
sekolah. Pengalaman dan lingkungan yang dialaminya adalah saling
berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.
Soemiarti Patmono Dewo dalam bukunya pendidikan anak prasekolah
menyebutkan bahwa “perkembangan anak yang dihubungkan pada interaksi
aanak dengan lingkungannya secara terus menerus saling mempengaruhi satu
sama lain secara transaksional”.6
5
Elizabeth B.Harlock, Perkembangan anak, (Jakarta : Erlangga, 1978), hal. 3
6
Soemiarti Patmono Dewo, Pendidikan Anak prasekolah, cet.II, (Jakarta : Rineka Cipta,
2003), hal. 45
8. 8
Llingkungan anak dirumah adalah lingkungan pertama. Dengan
meningkatnya usia, anak akan mengenal teman sebaya diluar rumah atau dari
lingkungan tetangga. Selanjutnya anak akan masuk lingkungan sekolah,
dimana mereka akan mengenal pula teman sebaya. Dari sinilah akhlak dan
moral anak bergantung pada lingkungan, nila lingkungannya tempat berada
sianak itu baik maka baik pula perilaku anak, begitu pula sebaliknya.
Lingkungan anak terdiri dari tiga lapisan yang masing-masing
mengandung lingkungan ekologi yang berorientasi pada :
1. Lingkungan fisik, yang terdiri dari objek, materi dan ruang. Lingkungan
fisik yang berbeda akan mempengaruhi anak. Misalnya anak yang
dibesarkan dilingkungan yang serba mewah akan lebih memungkinkan
berkembang secara optimal bila dibandingkan dengan mereka yang
dibesarkan dengan cara serba kekurangan dan tinggal dirumah yang
sempit.
2. Lingkungan yang bersifat aktifitas, terdiri dari kegiatan bermain,
kebiasaan sehari-hari dan upacara bersifat keagamaan. Misalnya anak-
anak yang aktifitas sehari-hari diisi dengan kegiatan yang bermakna,
misalnya bermain bersama ibu, hasilnya akan lebih berkualitas
dibandingkan dengan anak yang bermain sendiri
3. System nilai, sikap dan norma. Ekologi anak akan lebih baik apabila anak
diasuhh dalam lingkungan yang menanamkan disiplin yang konsisten ,
9. 9
dibandingkan dengan anak-anak yang tinggal dilingkungan yang tidak
tau aturan.
4. Komunikasi antara orang disekelilingnyaakan menentukan
perkembangan sosial dan emosional anak.
5. Hubungan yang hangat dan anak merasa dipenuhi oleh lingkungannya,
akan menghasilkan perkembangan kepribadian yang lebih mantap
dibandingkan apabila hubungan lebih banyak mendatangkan kecemasan.7
c. Pengaruh Lingkungan Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Dalam meningkatkan prestasi belajar disebuah lingkungan sekolah,
tentunya dipengaruhi oleh beberapa hal yang berhubunngan erat dengan
peningkata prestasi antara lain adalah :
1. Faktor Psikologis
Prestasi seorang siswa dalam belajar dipengaruhi oleh keadaan
psikologis atau kejiwaan. Pengalaman mental merupakan salah satu factor
bagi seorang guru adalah menilai dan menanggapi suatu masalah. Kondisi
psikologi yang sedang tenang menghasilkan fikiran yang rasional, hingga
7
Ibid, hal. 48
10. 10
prestasi yang diharapkan benar-benar tinggi bila kondisi siswa sedang senang
berpikir yang baik mengenai belajar disekolah.8
2. Faktor keluarga
Keluarga merupakan tempat pertama kali siswa mulai belajar
sesuatu. Pola pikiran orang tua secara perlahan-lahan akan mewarnai pola
pikiran anaknya. Bila orang tua memandang segala sesuatu masalah dari
sudut pandang positif dan objektif, hal itu akan mempengaruhi pada pola
piker anaknya dimasa mendatang.9
3. Faktor kebudayaan
Kebudayaan dan lingkungan tempat tumbuh dan berkembangnya juga
merupakan salah satu factor pembentukan prestasi dalam diri siswa. Budaya
yang berada ditempat tinggal siswa itu menjadi factor yang paling utama
untuk mendorong siswa berprestasi.
4. Karakteristik guru.
Karakteristik guru memberikan pengaruh yang amat besar terhadap
prestasi siswa, sebab guru merupakan salah satu factor yang menentukan
siswa dapat meraih prestasi yang baik.
d. Upaya upaya dalam meningkatkan minat belajar siswa
8
Thoha, Filsafat Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993), hal. 55
9
Ibid, hal. 56
11. 11
Dalam proses pembelajaran menuntut kemampuan guru dan tenaga
pendidikan lainnya untuk senantiasa kaya akan inisiatif, kreatif dan
berkolaborasi agar mampu menantang para siswa berbuat (belajar) lebih
optimal. Perbuatan yang optimal akan terjadi apabila guru mampu
memfasilitasi berbagai sumber belajar yang dapat digunakan siswa. Fasilitas
yang dilakukan guru tidak hanya akan meningkatkan optimalisasi perbuatan
belajar siswa. Tetapi juga akan membantu meningkatkan minat siswa dalam
belajar. Untuk itu diperlukan berbagai perkembangan sumber belajar agar
secara sinergi mampu mengoptimalkan proses belajar siswa sekaligus
meningkatkan minat untuk belajar.10
Upaya guru dalam meningkatkan minat belajar siswa juga harus
memperhatikan tingkat kematangan siswa dalam belajar dimana siswa
tersebut bisa dikatakan sebagai masa remaja yang merupakan masa peralihan
dari masa anak kemasa remaja.
Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru, orang tua dan
lingkungan dekat siswa untuk mengembangkan minat belajar siswa adalah :
a. Sejak usia dini cermati berbagai kelebihan ketrampilan dan kemampuan
yang tampak menonjol pada anak.
b. Bantu anak untuk meyakini an fokus pada kelebihan dirinya.
c. Kembangkan konsep diri positif pada anak.
10
H. Ase S. Muchyidin, Pengembangan sumber belajar dan upaya peningkatan minat
belajar siswa, tt
12. 12
d. Perkaya anak dengan berbagai wawasan, pengetehuan serta pengalaman
diberbagai bidang.
e. Usahakan berbagai cara untuk meningkatkan minat anak untuk belajar
dan menekuni bidang keunggulannya serta bidang-bidang lain yang
berkaitan
f. Tingkatkan motivasi anak untuk mengembangkan dan melatih
kemampuannya.
g. Stimulasi anak untuk mengembangkan kemampuannya dari satu bakat
kebakat yang lain.
h. Berikan penghargaan dan pujian untuk setiap usaha yang dilakukan anak.
i. Sediakan dan fasilitasi sarana bagi pengembangan bakat.
j. Dukung anak untuk mengatasi berbagai kesulitan dan hambatan dalam
mengembangkan bakatnya.
k. Latih hubungan baik serta akrab antara orang tua, guru dengan anak dan
remaja.11
e. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan
a. Faktor dari luar
1. Faktoor environmental Input (lingkungan)
11
Emilia Nalon, M,Si, ”mengembangkan minat dan bakat remaja” National counseling
Workshop, LK3, (Jakarta : 2007), hal. 3
13. 13
Kondisi lingkungan juga mempunyai proses dan hasil belajar,
lingkungan ini dapat berupa lingkungan fisik /alam dan lingkungan sosial,
lingkungan fisik/ alam termasuk didalamnya adalah seperti keadaan suhu ,
kelembaban, kepengapan udara dan sebagainya. Belajar pada keadaan yang
udaranya segar akan lebih baik hasilnya daripada belajar dalam keadaan
udara yang panas dan pengap. Di Indonesia misalnya orang cenderung
berpendapat bahwa belajar pada pagi hari lebih baik hasilnya daripada belajar
pada siang hari.12
2. Faktor-faktor instrumental
Faktor-faktor instrument adalah faktor yang keberadaan dan
penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk terciptanya tujuan-tujuan belajar yang telah
direncanakan.13
Faktor-faktor instrumental ini ini dapat berwujud faktor keras
(hardware) seperti :
• Gedung pelengkap belajar.
• Alat-alat praktikum.
• Perpustakaan dan sebagainya.14
12
Winardi, Sumarto, Muchlidawati,Pelaksanaan pendidikan kependudukan lingkungan
hidup, (Jakarta : Depdikbud, 1997), hal. 82
13
Sardirman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta : Rajawali, 1986), hal. 22
14
Ibid, hal.24
14. 14
Adapun faktor lunak (software) seperti :
• Kurikulum.
• Bahan/program yang harus dipelajari.
• Pedoman belajar dan sebagainya.
3. Bakat
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan
hasil belajar seseorang, hampir tidak tidak ada yang membantah, bahwa
belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan memperbesar
kemungkinan berhasilnya usaha itu anak yang memiliki bakat yang tinggi
disebut anak bakat.
Secara difenitif anak berbakat adalah mereka yang oleh orang-orang yang
berkualifikasi professional diidentifikasikan sebagai anal yang mampu
mencapai prestasi yang tinggi.15
4. Motivasi
15
Nasution, S, Berbagai pendidikan Belajar Mengajar (Jakarta : Bina Aksara, 1984), hal.
55
15. 15
Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu.16 Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologis
yang mendorong seseorang untuk belajar. Motivasi juga dapat dikatakan
sebagai dorongan yang ada dalam individu, tetapi munculnya motivasi yang
kuat atau lemah dapat ditimbulkan oleh rangssangan dari luar.
5. Kemampuan-kemampuan kognitif.
Kemampuan-kemampuan kognitif yang terutama adalah :
• Persepsi.
• Ingatan.
• Berfikir.17
Kemauan seseorang dalam melakukan persepsi, mengingat dan
berfikir sangat mempengaruhi belajar. Setelah diketahui beberapa faktor yang
mempengaruhi proses hasil belajar seperti diuraikan diatas, hal penting untuk
dilakukan bagi para pendidik, guru, dosen, orang tua dan sebagainya adalah
mengatur faktor-faktor tersebut yang mempunyai pengaruh dalam mencapai
hasil belajar yang optimal, misalnya kalau mengetahui bahwa tempat yang
gaduh tidak baik untuk belajar, maka janganlah melakukan kegiatan belajar
mengajar ditempat yang ramai dan sebagainya. Dewasa ini banyak guru yang
terpaku pada metode yang monoton.
16
Ibid, hal. 45
17
Ibid, hal. 47
16. 16
G. Metode Penelitian
a. Jenis penelitian
Adapun yang menjadi jenis penelitian, dalam penelitian ini peneliti menggunakan
jenis penelitian kualitatif, penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperiment)
dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, tehnik pengumpulan data dilakukan
secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi. 18 Devenisi lain disebutkan Penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian yang diajukan untuk mendiskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sosial sikap, kepercayaan, persepsi pemikiran orang
secara individual maupun kelompok.19
Alasan peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif adalah peneliti mencoba
mendeskripsikan atau menarasikan gejala-gejala dan fenomena-fenomena yang
ditemukan dilapangan. fenomena-fenomena tersebut berupa pengaruh lingkungan
terhadap pendidikan.
b. Sumber Data
Adapun yang menjadi sumber data dalam peneltian ini adalah dibagi dua yaitu sumber
data primer dan sumber data sekunder.
1. Adapun yang menjadi sumber primer dalam penelitian ini adalah Nasution, S,
Berbagai pendidikan Belajar Mengajar.
18
Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung : alfabeta, 2005), hal 1
19
Nana syaodih sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Rosd, 2010),
hal.60
17. 17
2. Adapun yang menjadi Sumber sekunder dalam penelitian ini berupa buku-buku
agama yang menyangkut dengan pengaruh lingkungan terhadap pendidikan lainnya..
c. Pendekatan Penelitian
Adapun yang menjadi pendekatan penelitian ini peneliti menggunakan:
1. Library Research yaitu pengumpulan data melalui penelitian pustaka dengan
membaca buku-buku serta mengutip pendapat para ahli yang ada reelevansinya.
2. Field research yaitu penelitian lapangan guna untuk mendapatkan data yang akurat
dann informasi yang objektif mengenai masalah yang akan diteliti. Penulis terjun
langsung kelokasi penelitian untuk mengumpulkan data-data dan informasi yang
dibutuhkan dengan memahami beberapa cara pengumpulan data yaitu:
a. Observasi yaitu melihat langsung dan mengamati secara langsung terhadap
objek penelitian di lapangan..
b. Intervieu yaitu wawancara. Dalam hal ini penulis mewawancarai kepala desa
yang ada di lapangan..
c. Angket yaitu sejumlah pertanyaan yang disebarkan kepada orang tua anak yang
dijadikan sampel dalam penelitian ini.
d. Tehnik Analisis Data
Sesuai dengan pendekakatan yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan
menggunakan metode analisis data kualitatif. Analisis data dalam penelitian ini secara
terus menerus selama proses dan setelah pengumpulan data. Prosedur yang ditempuh
untuk menganalisis data mengacu pada Miles dan Huberman yaitu: (1) Reduksi data, (2)
penyajian data, (3) menarik kesimpupulan. Ketiga kegiatan ini dilakukan secara
18. 18
berurutan, proses mereduksi data dilakukan dengan menyelidiki dan menyederhanakan
data yang diperoleh dari berbagai sumber. Penyajian data dilakukan untuk memaparkan
hasil reduksi, data ini berupa perencanaan kegiatan, hasil, dan hasil pengamatan.
Penarikan kesimpulan dilakukan berdasarkan data yang telah disajikan dan merupakan
kegiatan pengungkapan akhir, dari hasil penelitian masih perlu diuji kebenarannya dan
kesesuain makna-makna yang muncul dari data.
e. Tehnik Penulisan / Pedoman Penelitian
Adapun yang menjadi tehnik penulisan dalam penelitian ini, peneliti
mengguanakan pedoman penulisan skripsi STAIN Malikussaleh tahun 2008.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Riva’i,Perkembangan pendidikan Anak (Jakarta : Buah Pena, 2001)
19. 19
Winkel, Keberhasilan belajar siswa, ( Bandung : Rosda Karya, 2002)
Leahei, H. A Histories of psychology, Main Currents in psychology thought
(Singaphore : Pearson Education Asia, pte-ltd, 2000)
Hergenhahn. B.R. An Introdution to theories of learning, 3rd ed (New Jessey :
Printice Hall, 1988)
Elizabeth B.Harlock, Perkembangan anak, (Jakarta : Erlangga, 1978)
Soemiarti Patmono Dewo, Pendidikan Anak prasekolah, cet.II, (Jakarta : Rineka
Cipta, 2003)
Thoha, Filsafat Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1993)
H. Ase S. Muchyidin, Pengembangan sumber belajar dan upaya peningkatan
minat belajar siswa, tt
Emilia Nalon, M,Si, ”mengembangkan minat dan bakat remaja” National
counseling Workshop, LK3, (Jakarta : 2007)
Winardi, Sumarto, Muchlidawati,Pelaksanaan pendidikan kependudukan
lingkungan hidup, (Jakarta : Depdikbud, 1997)
Sardirman, Interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta : Rajawali, 1986)
Nasution, S, Berbagai pendidikan Belajar Mengajar (Jakarta : Bina Aksara, 1984)
Hasil wawancara penulis dengan bapak kepala sekolah SMP Negeri 2 Meurah
Mulia
Imam Suprago, Metodologi Penelitian agama dan social, (Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2001).