IAPD #1 Indonesia Economic Outlook Second Semester 2015 : An Early Warning on Recession
1. INDONESIA
ECONOMIC
OUTLOOK
SECOND
SEMESTER
2015
AN
EARLY
WARNING
ON
RECESSION
Mar9n
P.H.
Panggabean,
Ph.D
Chief
Economist
and
Strategic
Investment
1
Bakoel
Koffie,
16
Juni
2015
3. 3
ü Memulai
karir
pada
bidang
keuangan
dari
tahun
1993
sebagai
Research
Associate
di
Ins7tute
for
Economics
and
Social
Research
ü Pada
tahun
1995-‐1999
bekerja
sebagai
market
analyst
di
Bursa
Efek
Jakarta
ü Bergabung
dengan
Bank
Mandiri
dari
tahun
1999
sebagai
Chief
Economist
ü Posisi
terakhir
di
Bank
Mandiri
sebagai
Senior
Vice
President,
Head
of
Model
Risk
and
Valida7on
pada
tahun
2010
ü Dari
tahun
2010
bergabung
dengan
Bank
Mega
sebagai
Senior
Vice
President,
Head
of
Risk
Management
ü Tahun
2015,
bergabung
dengan
Indonesia
Green
Investment
dan
mendirikan
Indonesia
Green
Investment.
Co
&
Partners
(“IGICo
Advisory”)
Mar>n
P.H.
Panggabean,
Ph.D
Partner
Chief
Economist
and
Strategist
Investment
Phone
:
+62816-‐832-‐910
Email
:
mar9n@igico.id
4. Agenda
• Faktor
pendukung
kinerja
perekonomian
global
• Pengaruh
perekonomian
global
terhadap
kondisi
perekonomian
Indonesia
– Nilai
tukar
Rupiah
sudah
over
value,
under
value
atau
fair
– Kinerja
komoditas
Indonesia,
baik
ekspor
maupun
impor
– Kondisi
perekonomian
Indonesia
saat
ini
– Ringkasan
ekseku9f
Indonesia
Economic
Outlook
Semester
II
2015
• Solusi
konklusif
guna
mengatasi
barriers
entry
– Pemerintahan
– Perbankan
dan
sektor
pendukung
– Pasar
obligasi
dan
saham
– Media
ekonomi
4
5. Faktor
Global
yang
Mempengaruhi
Perekonomian
Indonesia
5
G7
Interest
Rate
Exchange
Rate
Global
Infla7on
Global
Growth
Komoditas
(Harga
/P)
Ekspor
(Quan9ty
/Q)
6. Perekonomian
Japan
tumbuh
cukup
signifikan
Global
Leading
and
Coincident
Indicator
2nd
Semester
of
2015
6
Perekonomian
China
slow
down
Perekonomian
UE
sluggish
dan
atau
melambat
Perekonomian
AS
pulih
&
tumbuh
Leading
Economic
Indicator
Recovery
ekonomi
global
cenderung
9dak
sinkron
7. Tren
Harga
Komoditas
7
83.1
73.7 75
92.7
51.3 54.1
100.7
76 75.3
96
82.1 81.6
0
20
40
60
80
100
120
2014 2015
P 2016
P
Batubara
Minyak LNG CPO
Proyeksi
Harga
Komoditas
• …
Tren
Harga
Komoditas
Melemah
• …
8. Perkembangan
Suku
Bunga
Bank
Sentral
di
Beberapa
Negara
dan
Indonesia
8
Suku
Bunga
US,
EU
Dan
JPN
• …
Suku
Bunga
China
Dan
India
• …
0.25%
0.12%
0.00%
1.20%
0.18%
0.10%
0.00%
0.20%
0.40%
0.60%
0.80%
1.00%
1.20%
1.40%
US EU JP
Q
I/2015 Q
II/2016
0,06%
0,95%
0,10%
5.4%
7.5%
4.8%
7.1%
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
8.0%
China India
Q
I/2015 Q
II/2016
-‐0,55%
-‐0,45%
9. Proyeksi
Harga
Emas
dan
Timah
• …
Harga
Emas
Dunia
di
Pasar
Spot
• …
Tren
Harga
Emas
9
29/05/15
1,190.58
-‐
200.00
400.00
600.00
800.00
1,000.00
1,200.00
1,400.00
1,600.00
1,800.00
2,000.00
2/1/2000 2/1/2003 2/1/2006 2/1/2009 2/1/2012 2/1/2015
89.8
88.2
85.5
98.4
82.9 83.2
75
80
85
90
95
100
2014 2015
P 2016
P
Emas Timah
11.
PENGARUH
PEREKONOMIAN
GLOBAL
TERHADAP
KONDISI
PEREKONOMIAN
INDONESIA
11
12. Latar
Belakang
Perekonomian
Indonesia
12
• Perekonomian
global
masih
dalam
masa
ekspansi
yang
terutama
dimotori
oleh
Amerika
Serikat.
Hal
ini
akan
berdampak
posi9f
pada
perekonomian
dalam
negeri.
• Sepanjang
tahun
2014
pertumbuhan
ekonomi
cenderung
lambat
(5.0%),
karena
kebijakan
moneter
yang
ketat
dan
fiskal
yang
kontrak9f.
Untuk
tahun
2015
pertumbuhan
ekonomi
diperkirakan
masih
sekitar
4.9%
-‐
5.1%
atau
hampir
sama
dengan
tahun
lalu.
Dibandingkan
dengan
tahun
2014,
kontribusi
konsumsi
dan
ekspor
akan
sedikit
menurun,
namun
kontribusi
belanja
pemerintah
dan
investasi
akan
meningkat.
• Inflasi
cenderung
stabil
di
sekitar
6.5%
–
7.0%,
dan
menurun
tajam
di
akhir
tahun
menjadi
sekitar
4%
-‐
5%.
Harga
komoditas
global
yang
cenderung
turun
serta
distribusi
dan
pasokan
kebutuhan
pokok
yang
semakin
baik
menjadi
faktor
penentu
stabilitas
laju
inflasi.
• Otoritas
moneter
diperkirakan
masih
mempertahankan
kebijakan
moneter
yang
cenderung
ketat,
namun
karena
inflasi
dan
CAD
semakin
terjaga
maka
peluang
penurunan
suku
bunga
BI
rate
masih
terbuka
lebar,
sekitar
25
-‐
50
bps
menjadi
7.00%
–
7.25%.
• Pelemahan
nilai
tukar
rupiah
yang
terjadi
dalam
beberapa
bulan
terkahir
ini
masih
dalam
batas
yang
wajar.
Secara
fundamental
pelemahan
dipicu
oleh
twin
deficit
current
account
dan
deficit
fiscal.
Namun
kedua
defisit
tersebut
kedepan
akan
membaik.
• Resiko:
Perlambatan
pemulihan
ekonomi
beberapa
negara
besar
seper9
China
dan
UE
(termasuk
ke9dakpas9an
di
Yunani),
kemungkinan
mempengaruhi
vola9litas
harga
komoditas)
13. Perekomian
Indonesia
Sudah
Memasuki
Resesi?
13
• Implikasi
penguatan
perekonomian
Amerika
terhadap
perekonomian
Indonesia
– Implikasi
pada
kurs
Rupiah
&
suku
bunga
– Implikasi
pada
komoditas
– Implikasi
pada
sektor
riil
• Apakah
kurs
Rupiah
terhadap
US
Dollar
wajar,
berapakah
harga
wajar
Rupiah?
– Pendekatan
kewajaran
melalui
Purchasing
Power
Parity
– Pendekatan
melalui
ekspektasi
pasar
• Bagaimana
kondisi
ekspor
komoditas
Indonesia
• Bagaimana
kondisi
sektor
riil
14. Perbandingan
Rupiah
dengan
Mata
Uang
Negara
Lain
di
ASEAN
14
• …
• …
Indeks
PPP
Region
7.50%
10.50%
8.50%
7.10%
9.20%
0.00%
2.00%
4.00%
6.00%
8.00%
10.00%
12.00%
IDR MYR THB PHP SGD
Kurs
Nominal
Nilai
Tukar
17. Indikator
Perekonomian
Indonesia
17
Kenaikan
Suku
Bunga
Pinjaman
Pelemahan
Nilai
Tukar
Rupiah
Pelemahan
Bursa
Saham
Penurunan
Pertumbuhan
Kredit
Penurunan
Komoditas
18. Dimana
Posisi
Perekonomian
Indonesia
Semester
II/2015?
18
Nilai
Properti
Naik Sukubunga
Naik
Saham
Turun
Komoditas
Turun
Devisa
Turun
Uang Ketat
Nilai
Properti
Turun
Sukubunga
Turun
Saham
Naik
Komoditas
Naik
Devisa
Naik
Uang
Longgar
Siklus Bisnis Indonesia
-2.0
-1.5
-1.0
-0.5
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
-2.0 -1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0
CEI Maret 2015
LEI Maret 2015
Pelambatan
Resesi Recovery
Ekspansi
Siklus
Bisnis
Indonesia
19. Ekspor
dan
Impor
Indonesia
Mengalami
Pelemahan
19
• Proyeksi
pertumbuhan
ekpor
2015
sebesar
-‐6,7%
lebih
rendah
dibandingkan
tahun
2014
-‐3,4%
• Proyeksi
pertumbuhan
impor
2015
sebesar
-‐9,3%
jauh
lebih
rendah
dibandingkan
tahun
2014
sebesar
-‐4,5%
Pertumbuhan
Ekspor
(%
p.a)
Pertumbuhan
Impor
(%
p.a)
20. • PEMERINTAH
PERBANKAN
DAN
INDUSTRI
KEUANGAN
INVESTOR
KEUANGAN
(SAHAM
&
SURAT
BERHARGA)
MEDIA
BAGAIMANA
KELUAR
DARI
RESESI
20
21. Kementerian
Pertanian
• Mendorong
ekspor
CPO
ke
India
dan
Asia
Selatan
• Mempercepat
peningkatan
produksi
padi
untuk
mengekang
inflasi
• Mengan9sipasi
dampak
el
Nino
terhadap
produksi
pertanian
Kementerian
Perdagangan
• Bersama
Kem
Pertanian
dan
perindustrian
mendorong
switching
ekspor
produk
Indonesia
ke
US
Jepang
dan
India
Kementerian
Perindustrian
• Mengiden9fikasi
produk
dengan
respons
ekspor
yang
cepat
serta
Kementerian
PAN
• Mengisi
jabatan
struktural
untuk
mempercepat
pengisian
posisi
kosong
Kementerian
Keuangan
• Pencairan
anggaran
agar
proyek
infrastruktur
bisa
berjalan
dengan
cepat
Kementerian
Dalam
Negeri
• Melakukan
proses
koordinasi
dengan
pemerintah
daerah
untuk
percepatan
ijin
proyek
infrastruktur
BKPM
• Intensifikasi
promosi
investasi
di
Indonesia
ke
negara
dengan
potensi
9nggi
Matriks
Mengan>sipasi
Risiko
Resesi
21
Industri
Perbankan
• Debitur
dengan
FX
exposure
besar
• Debitur
Terexpose
ke
China
dan
EU
• Dorong
Debitur
dengan
exposure
US-‐Jepang-‐
India
• NPL
• Pertumbuhan
Sektoral
pendorong
eksport
• Mengan9sipasi
kenaikan
sukubunga
Bank
Indonesia
• Redam
vola9litas
rupiah
• Penggunaan
rupiah
dalam
negeri
• Serangan
spekulan
via
interbank
• Irit
kenaikan
sukubunga
Otoritas
Jaringan
Keuangan
• Meningkatkan
pengawasan
atas
bank-‐bank
yang
kurang
sehat
• Kerjasama
dengan
Bank
Indonesia
untuk
mengurangi
systemic
risk
• Memperketat
transaksi
spekulasi
berlebihan
di
pasar
saham
dan
obligasi
22. Ringkasan
22
• Recovery
ekonomi
global
9dak
sinkron.
Perekonomian
AS,
India
dan
Jepang
dapat
menjadi
driver,
sehingga
ekspor
ke
negara-‐negara
tersebut
perlu
di9ngkatkan.
Misal
peningkatan
ekspor
CPO
E
ke
India.
Dengan
Jepang,
kita
punya
IJEPA,
namun
perlu
di
review
kembali.
Perbankan
siap
mewaspadai
debitur
yg
terkonsentrasi
di
China
dan
Uni
Eropa
yang
perekonomiannya
melambat.
Khusus
China
yang
banyak
meminta
batubara
dan
mineral.
• AS
akan
menaikkan
bunga
secara
tajam
dalam
6
kuartal
kedepan
sehingga
tekanan
terhadap
rupiah,
pasar
saham,
dan
capital
ouslow
bakal
tajam.
Perbankan
harus
mewaspadai
debitur
dan
sektor
yg
punya
currency
exposure
besar.
Bank
Indonesia
menerapkan
peraturan
corporate
hedging
secara
konsisten,
penerapan
penggunaan
rupiah
dalam
negeri,
serta
menjaga
vola9litas
rupiah
dgn
menjaga
transaksi
antar
bank
dari
serangan
spekulan
• Pelemahan
kurs
yg
terjadi
dalam
bebebrapa
bulan
ini
masih
dalam
batas
yang
wajar.
Secara
fundamental,
pelemahan
dipicu
oleh
twin
deficit
current
acct
dan
deficit
fiscal.
Namun
kedua
defisit
tsb
diperkirakan
akan
membaik.
Namun
pelemahan
kurs
juga
didorong
oleh
compe99ve
devalua9on
negara-‐negara
tetangga
termasuk
Jepang.
• Banyak
negara
sengaja
memperlemah
mata
uangnya
5%-‐15%.
Indonesia
sedang
dengan
pelemahan
riil
10%,
Jepang
melemah
sampai
25%.
Jika
9dak
devaluasi,
sulit
menggerakkan
ekspor
Indonesia,
terutama
CPO
karena
Malaysia
melakukan
devaluasi
juga
sebesar
10%
Kementrian
Pertanian
harus
bisa
memanfaatkan
ini.
• Kurs
kita
rela9f
makin
stabil,
namun
pergerakan
kurs
intra-‐day
yang
harus
dikendalikan
oleh
OJK
dan
BI.
23. Ringkasan
23
• Tantangan
terbesar
dalam
jangka
pendek
adalah
rupiah
dan
inflasi
yang
makin
memperlemah
sektor
riil.
Dalam
jangka
menengah,
ada
harapan
dari
sisi
ekspor.
Ekspor
ini
yang
harus
disiapkan
oleh
Kementrian
Pertanian,
Perdagangan,
dan
ESDM.
Kementrian
perindustrian
harus
juga
segera
menetapkan
skala
prioritas
industri
yang
harus
responsif
mengeksport
dalam
jangka
pendek
ini
dengan
tujuan
AS-‐India-‐
Jepang.
Jepang
dan
AS
dengan
konsumsi
ikan
yg
besar
perlu
menjadi
target
pasar,
sehingga
KKP
mempunyai
andil
besar
disini.
• Khusus
untuk
inflasi,
maka
Bulog
dan
Kementrian
Pertanian
perlu
segera
mengambil
langkah-‐langkah
an9sipa9f
untuk
memi9gasi
dampak
kekeringan
akibat
fenomena
El
Nino.
Produksi
pangan
tahun
ini
harus
di9ngkatkan.
Dalam
kondisi
ekonomi
melemah,
maka
kenaikan
harga
pangan
dapat
mengganggu
kondisi
sosial
masyarakat
• Berbagai
indikator
sektor
riil
dan
moneter
menunjukkan
ekonomi
Indonesia
mengarah
kepada
resesi.
Pelambatan
ini
sudah
teriden9fikasi
sejak
4
kuartal
yang
lalu.
Oleh
sebab
itu
diperlukan
berbagai
langkah
an9sipa9f
yang
9dak
hanya
mengandalkan
melulu
fiskal
dan
moneter,
namun
juga
kementrian
yang
mengurusi
sektor
riil.
Kalaupun
resesi
9dak
bisa
terhindar
tetapi
harus
diusahakan
sesingkat
mungkin.
• Dalam
kondisi
ekonomi
sekarang
maka
pasar
finansial
tetap
menarik,
namun
investor
harus
mempunyai
strategi
rotasi
sektoral.
Tertekannya
saham
perbankan
adalah
dampak
dan
indikator
ekonomi
berada
dalam
tekanan
resesi.
Sehingga
is9lah
yang
tepat
adalah
buy
on
weakness.
Demikian
pula
saham
komoditas.
Saham
sektor
proper9
masih
harus
menunggu
lama
dan
hanya
akan
rebound
paling
9dak
awal
tahun
2016.
• Investor
dalam
negeri
dengan
cash
yang
banyak
mempunyai
peluang
membeli
distressed
asset
dari
sektor
perbankan.
Jika
hal
ini
terjadi
maka
kondisi
sektor
korporasi
dan
sektor
riil
akan
kembali
menjadi
bergairah
dan
dapat
menggerakkan
ekonomi
di
Tanah
Air