SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 29
Menuangkan Gagasan Dalam
Karya Tulis
Oleh Ichwan Prasetyo
Jurnalis SOLOPOS
Anggota AJI Solo
Fiksi dan Nonfiksi
• Menurut saya menulis artikel nonfiksi
justru lebih mudah ketimbang fiksi
(cerpen, novel, dst). Mengapa? Saya
sendiri tidak tahu. Tapi, saya ingin menjadi
penulis fiksi dan nonfiksi sekaligus, karena
keduanya punya keunggulan masingmasing.
Kiat Sederhana
• Untuk artikel nonfiksi, menurut saya, kiat dasarnya
cukup sederhana. Kita hanya membutuhkan “bahan
dasar” sebagai berikut:
1. Ide
2. Berpikir sistematis
3. Data (ini cukup relatif, karena ada juga artikel yang
bisa ditulis tanpa harus mencari data)
4. Fokus pada masalah. Jangan suka melebarkan topik
ke mana-mana.
• Jika keempat poin ini sudah kita miliki, maka Insya Allah,
menulis nonfiksi bisa menjadi pekerjaan yang sangat
mudah.
Ide
• Ide itu ada di mana-mana. Kali ini, kita
mengambil contoh ide yang sederhana saja,
yakni saya ingin membaca buku sebanyakbanyaknya, tapi saya tidak punya waktu dan
tidak punya uang untuk membeli buku yang
banyak.
• Nah, ini adalah ide yang cukup bagus dan bisa
kita angkat menjadi sebuah tulisan. Di dalam ide
ini terdapat sebuah masalah yang dapat kita
kembangkan.
Berpikir Sistematis
• Setelah idenya ketemu, saatnya kita berpikir
sistematis. Menurut saya, berpikir sistematis ini
penting sekali. Salah satu kegagalan para
penulis pemula adalah mereka belum terbiasa
berpikir secara sistematis.
• Akibatnya, mereka punya ide, tapi bingung
harus mulai dari mana, bagaimaan cara
mengembangkannya, dan seterusnya. Karena
itu, kalau kita ingin jadi seorang penulis nonfiksi
yang berhasil, cobalah mulai berlatih berpikir
sistematis. Begitu ada ide, kita analisis secara
runut, poin per poin, langkah demi langkah.
Analisa
• Dari contoh di atas, mari kita coba
mengembangkannya berdasarkan pemikiran
yang sistematis:
• Saya berpendapat bahwa membaca itu sangat
penting. Karena itu, saya harus membaca buku
sebanyak-banyaknya.
• Apa saja manfaat membaca buku itu?
• Kendala #01: Saya tak punya waktu yang
banyak. Saya sibuk, banyak pekerjaan, dst…
• Kendala #02: Uang saya terbatas, sehingga
saya tidak bisa membeli buku yang banyak.
Analisa
• Alternatif pemecahan masalah:
– Pinjam di perpustakaan.
– Pinjam buku ke teman----perluas pergaulan
sehingga makin banyak teman yang bisa
meminjamkan buku.
– Membaca ketika dalam perjalanan.
– Membaca di sela-sela tugas kantor.
– Sering-sering browsing di internet,
– Dan seterusnya.
Analisa
• Pembahasan terhadap “alternatif pemecahan
masalah”:
– Tentang pinjam di perpustakaan: Wah, tidak bisa!
Saya juga tak punya waktu untuk meminjam buku ke
perpustakaan. Lagipula, saya seringkali belum
membaca bukunya, padahal sudah saatnya
dikembalikan lagi.
– Tentang pinjam ke teman: wah, teman saya sedikit.
Saya kan orangnya kuper.
– dan seterusnya…

• Pemecahan masalah secara menyeluruh
• Kesimpulan
Analisa
• Nah, dari sistem berpikir sistematis tersebut, kita
sudah menemukan KERANGKA KARANGAN.
• Ya, kerangka karangan ini sangat penting,
karena dari sini kita bisa mengembangkan
tulisan.
• Kerangka tulisan ini bisa kita tulis di kertas, atau
cukup disimpan di kepala saja. Terserah kita
memilih yang mana, tergantung kebiasaan dan
kemampuan masing-masing.
Data
• Alangkah bagusnya jika tulisan ini kita
lengkapi dengan data pendukung.
Misalnya: berapa koleksi buku yang telah
saya miliki, berapa rata-rata harga buku.
Dari total penghasilan saya, berapa rupiah
yang dapat saya sisihkan untuk membeli
buku. Dan seterusnya. Data ini akan
membuat tulisan kita lebih “kaya”.
Fokus: Jangan Melebarkan Topik
• Nah, ini adalah masalah yang seringkali tidak kita sadari
ketika menulis. Sebab, kita merasa bahwa apa yang kita
tulis masih berhubungan dengan tema utamanya,
padahal sebenarnya tidak terlalu berhubungan, dan tidak
perlu dibahas.
• Misalnya begini:
Ketika menulis tentang ide di atas (kendala saya dalam
membaca buku), kita tanpa sadar membahas tentang
“gerakan gemar membaca yang dicanangkan
pemerintah.” Kita uraikan tema ini panjang lebar,
ditambah berbagai data penunjang.
Fokus, Jangan Melebarkan Topik
• Kalau tema ini dibahas sekilas saja, mungkin tidak
terlalu masalah, karena justru bisa menjadi penguat
argumen kita bahwa membaca itu memang sangat
penting.
• Dan memang, tema “gerakan gemar membaca” ini
masih berkaitan erat dengan ide yang sedang kita tulis.
• Masalahnya adalah, jika kita mulai membahas tema
tambahan ini secara panjang lebar, tulisan kita menjadi
tidak fokus lagi.
• Di dalamnya sudah ada dua tema besar yang samasama kuat. Dan pembaca nantinya akan bingung, “Si
penulis ini sebenarnya sedang membahas apa, sih?”
Tujuh Elemen Tulisan
• 1. Informatif
• Esensi sebuah tulisan adalah memberi
informasi, bukan merangkai bahasa.
Informasilah yang menjadi batu bata penyusun
tulisan yang efektif. Untuk menulis efektif,
penulis pertama-tama harus mengumpulkan
kepingan informasi serta detail konkret yang
spesifik dan akurat, bukan kecanggihan retorika
atau pernak-pernik bahasa.
Tujuh Elemen Tulisan
• 2. Signifikan
• Tulisan yang baik memiliki dampak pada
pembaca. Panjangnya tulisan dan ruwetnya
persoalan jangan sampai membuat penulisnya
lupa untuk mengaitkan dengan kepetingan
pembaca. Penulis harus meletakkan informasi
itu dalam sebuah perspektif yang berdimensi:
mengandung unsur apa yang telah, sedang, dan
akan terjadi.
Tujuh Elemen Tulisan
• 3. Fokus
• Tulisan yang sukses adalah yang bisa
secara jelas menyampaikan sebuah
pesan. Tidak harus panjang lebar, tetapi
justru efektif dan terfokus.
Tujuh Elemen Tulisan
• 4. Konteks
• Tulisan yang efektif mampu meletakkan
informasi pada perspektif yang tepat
sehingga pembaca tahu dari mana kisah
berawal dan kemana mengalir.
Tujuh Elemen Tulisan
• 5. Wajah
• Manusia suka membaca tulisan tentang
manusia lainnya. Tulisan akan efektif jika
penulisnya mampu mengambil jarak dan
membiarkan pembacanya menemui,
berkenalan, serta mendengar sendiri
gagasan/informasi/perasaan dari
manusia-manusia di dalamnya.
Tujuh Elemen Tulisan
• 6. Bentuk
• Tulisan yang efektif mengandung cerita
dan sekaligus mengungkapkan cerita.
Umumnya tulisan ini berbentuk narasi,
dan sebuah narasi bakal sukses jika
terdapat pola kronologis aksi-reaksi.
Penulis harus kreatif menyusun sebuah
bentuk yang memungkinkan pembacanya
memiliki kesan lengkap yang memuaskan.
Tujuh Elemen Tulisan
• 7. Suara
• Tulisan akan mudah diingat jika
penulisnya mampu menciptakan ilusi
bahwa dia sedang bertutur pada
pembacanya.
Karangan Ilmiah
• Skema kerja membuat karangan ilmiah
Kaidah Ilmiah
• Sadar akan adanya masalah dan
perumusan masalah.
• Pengamatan dan pengumpulan data yang
relevan.
• Penyusunan atau klasifikasi data.
• Perumusan hipotesis.
• Deduksi dan hipotesis.
• Tes dan pengujian kebenaran (verifikasi
dari hipotesis.
Karangan Ilmiah
• Jelas terlihat hubungan subjek yang
mengamati (S) dengan objek yang diamati
(O). S mengamati O, kemudian O
diolah/disusun berdasar kaidah-kaidah
ilmiah (X). S mengambil jarak dengan O
sehingga kehadiran S sedapat mungkin
ditiadakan. Yang tinggal adalah O
berdasarkan X (OX), yang disebut sebagai
karangan ilmiah.
Karangan Sastra
• Skema kerja membuat karangan sastra
Kaidah Sastra
•
•
•
•
•
•

Tema
Alur
Penokohan
Latar
Sudut pandang
Atau: tema, diksi, irama, enjabemen,
majas, rancang bangun.
Karangan Sastra
• Jelas terlihat hubungan subjek (sastrawan) yang
mengamati (S) dengan realitas atau objek yang
diamati (O). S mengamati O, kemudian O
diabaikan dan S membuat rekaan-rekaan yang
dapat berkenaan dengan O dapat juga tidak.
Jika rekaannya berkaitan dengan O, keberadaan
O tidak lagi penting karena yang ada adalah
subjek (S) yang mereka dan menulisaknya
dalam kaidah sastra (Y) sehingga menghasilkan
SY (karya sastra).
Artikel/Opini
• Skema kerja menulis artikel/opini
Artikel/Opini
• Terlihat jelas bagaimana hubungan subjek
(penulis artikel/opini) yang mengamati (S)
dengan kenyataan atau objek yang
diamati (O). Pengamat melihat kenyataan
sebagaimana kenyataan tersebut hadir
dan menggejala di latar kesadaran
pengamat. Pengamat langsung
menuliskan begitu saja kehadiran objek
yang menggejala di latar kesadarannya
itu.
Artikel/Opini
• Kemenggejalaan tersebut tergantung
pada sikap, watak, temperamen, minat,
perhatian, cakrawala pengalaman dan
cakrawala pemahaman pengamat. O
dipersepsi S sebagaimana O hadir di latar
kesadaran S, sehingga menggejala
dialektika OS. OS lah yang kemudian
dituliskan oleh S dan disebut artikel/opini.
Artikel/Opini
• Kepribadian S senantiasa membayang dalam
tulisan-tulisan artikel/opini S mengenai O.
Keberadaan O tidak dapat diabaikan oleh S
sebagaimana S pun tak dihilangkan. Jika S
dihilangkan atau direlatifkan maka ia cenderung
menjadi karangan ilmiah, jika ditulis berdasar
kaidah ilmiah. Sementara jika O diabaikan, ia
cenderung menjadi karangan sastra jika kaidah
sastra digunakan untuk menuliskannya.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Zakiyul Mu'min
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivon
Nikmon Amal
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
Qiu El Fahmi
 
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimenppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
mulawarman university
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
Adii Baweel
 

Mais procurados (20)

PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teoriPPT Kerangka konsep dan kerangka teori
PPT Kerangka konsep dan kerangka teori
 
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan HipotesisLandasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
Landasan Teori, Kerangka Berfikir, dan Pengajuan Hipotesis
 
Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...
Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...
Laporan praktikum analisis deskriptif (ketersediaan fasilitas kesehatan berup...
 
Ppt proposal
Ppt proposalPpt proposal
Ppt proposal
 
Contoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaanContoh proposal pkm kewirausahaan
Contoh proposal pkm kewirausahaan
 
NON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLINGNON PROBABILITY SAMPLING
NON PROBABILITY SAMPLING
 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
 
makalah penelitian survei
makalah penelitian survei makalah penelitian survei
makalah penelitian survei
 
Sejarah Korupsi di Indonesia
Sejarah Korupsi di IndonesiaSejarah Korupsi di Indonesia
Sejarah Korupsi di Indonesia
 
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia. Konsep, Pencapaian, dan Agend...
 
PPT LAPORAN MAGANG.pptx
PPT LAPORAN MAGANG.pptxPPT LAPORAN MAGANG.pptx
PPT LAPORAN MAGANG.pptx
 
Proposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivonProposal penelitian. power point ivon
Proposal penelitian. power point ivon
 
Pkm-p
Pkm-pPkm-p
Pkm-p
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang BagusContoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
Contoh Slide Presentasi Proposal Penelitian yang Bagus
 
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimenppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
ppt perbedaan penelitian deskriptif dan eksperimen
 
9 pertanyaan
9 pertanyaan9 pertanyaan
9 pertanyaan
 
Ppt sidang skripsi
Ppt sidang skripsiPpt sidang skripsi
Ppt sidang skripsi
 
Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaanMetode pelaksanaan
Metode pelaksanaan
 
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator KinerjaPerencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
Perencanaan Pembangunan Daerah Indikator Kinerja
 

Destaque

Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan
Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasanPengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan
Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan
Operator Warnet Vast Raha
 
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKA
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKALaporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKA
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKA
Hrdnt
 
Karangan Deskriptif
Karangan DeskriptifKarangan Deskriptif
Karangan Deskriptif
Rose Ghazi
 

Destaque (7)

Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan
Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasanPengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan
Pengertian karya ilmiah yaitu karya tulis yang menyajikan gagasan
 
Kalimat pokok & kalimat pengembang
Kalimat pokok & kalimat pengembangKalimat pokok & kalimat pengembang
Kalimat pokok & kalimat pengembang
 
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKA
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKALaporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKA
Laporan Pengalaman Belajar Lapangan/Kuliah Kerja Nyata Fikes UHAMKA
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan IlmiahPENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
PENULISAN KARYA ILMIAH - Menyusun Karya Tulis Kegiatan Ilmiah
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Sistimatika Penyusunan Proposal Skripsi
PENULISAN KARYA ILMIAH - Sistimatika Penyusunan Proposal SkripsiPENULISAN KARYA ILMIAH - Sistimatika Penyusunan Proposal Skripsi
PENULISAN KARYA ILMIAH - Sistimatika Penyusunan Proposal Skripsi
 
Rencana penyuluhan kesehatan
Rencana penyuluhan kesehatanRencana penyuluhan kesehatan
Rencana penyuluhan kesehatan
 
Karangan Deskriptif
Karangan DeskriptifKarangan Deskriptif
Karangan Deskriptif
 

Semelhante a Menuangkan gagasan dalam karya tulis

Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.pptPemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Maulidinor
 
Sistematika penyusunan makalh
Sistematika penyusunan makalhSistematika penyusunan makalh
Sistematika penyusunan makalh
Reza Nani
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
Apri Kusanto
 

Semelhante a Menuangkan gagasan dalam karya tulis (20)

Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.pptPemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
Pemilihan-Topik-Outline-PPs-08.ppt
 
Menulis Karya Ilmiah
Menulis Karya Ilmiah Menulis Karya Ilmiah
Menulis Karya Ilmiah
 
1
11
1
 
Sistematika penyusunan makalh
Sistematika penyusunan makalhSistematika penyusunan makalh
Sistematika penyusunan makalh
 
Cara membuat makalah
Cara membuat makalahCara membuat makalah
Cara membuat makalah
 
Sistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektifSistem membaca cepat dan efektif
Sistem membaca cepat dan efektif
 
Latihan dasar Menulis Opini
Latihan dasar Menulis Opini Latihan dasar Menulis Opini
Latihan dasar Menulis Opini
 
materi-buku-ajar-2020.pptx
materi-buku-ajar-2020.pptxmateri-buku-ajar-2020.pptx
materi-buku-ajar-2020.pptx
 
Menulis buku populer
Menulis buku populerMenulis buku populer
Menulis buku populer
 
Jangan berhenti-nulis2
Jangan berhenti-nulis2Jangan berhenti-nulis2
Jangan berhenti-nulis2
 
e-Books - panduan menulkis sipo.pdf
e-Books - panduan menulkis sipo.pdfe-Books - panduan menulkis sipo.pdf
e-Books - panduan menulkis sipo.pdf
 
Kti populer
Kti populerKti populer
Kti populer
 
Kiat memanfaatkan data pendampingan
Kiat memanfaatkan data pendampinganKiat memanfaatkan data pendampingan
Kiat memanfaatkan data pendampingan
 
Metode penulisan makalah
Metode penulisan makalahMetode penulisan makalah
Metode penulisan makalah
 
Metode penulisan makalah
Metode penulisan makalahMetode penulisan makalah
Metode penulisan makalah
 
Paper review
Paper reviewPaper review
Paper review
 
02 explorasi tema naskah
02 explorasi tema naskah02 explorasi tema naskah
02 explorasi tema naskah
 
Pengantar literature review
Pengantar literature reviewPengantar literature review
Pengantar literature review
 
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pemIsi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
Isi makalah bahasa indonesia_-_topik_dan_pem
 
Proses Kreatif Dalam Menulis _Pelatihan "Professional Writing & Skill Develo...
Proses Kreatif Dalam Menulis  _Pelatihan "Professional Writing & Skill Develo...Proses Kreatif Dalam Menulis  _Pelatihan "Professional Writing & Skill Develo...
Proses Kreatif Dalam Menulis _Pelatihan "Professional Writing & Skill Develo...
 

Menuangkan gagasan dalam karya tulis

  • 1. Menuangkan Gagasan Dalam Karya Tulis Oleh Ichwan Prasetyo Jurnalis SOLOPOS Anggota AJI Solo
  • 2. Fiksi dan Nonfiksi • Menurut saya menulis artikel nonfiksi justru lebih mudah ketimbang fiksi (cerpen, novel, dst). Mengapa? Saya sendiri tidak tahu. Tapi, saya ingin menjadi penulis fiksi dan nonfiksi sekaligus, karena keduanya punya keunggulan masingmasing.
  • 3. Kiat Sederhana • Untuk artikel nonfiksi, menurut saya, kiat dasarnya cukup sederhana. Kita hanya membutuhkan “bahan dasar” sebagai berikut: 1. Ide 2. Berpikir sistematis 3. Data (ini cukup relatif, karena ada juga artikel yang bisa ditulis tanpa harus mencari data) 4. Fokus pada masalah. Jangan suka melebarkan topik ke mana-mana. • Jika keempat poin ini sudah kita miliki, maka Insya Allah, menulis nonfiksi bisa menjadi pekerjaan yang sangat mudah.
  • 4. Ide • Ide itu ada di mana-mana. Kali ini, kita mengambil contoh ide yang sederhana saja, yakni saya ingin membaca buku sebanyakbanyaknya, tapi saya tidak punya waktu dan tidak punya uang untuk membeli buku yang banyak. • Nah, ini adalah ide yang cukup bagus dan bisa kita angkat menjadi sebuah tulisan. Di dalam ide ini terdapat sebuah masalah yang dapat kita kembangkan.
  • 5. Berpikir Sistematis • Setelah idenya ketemu, saatnya kita berpikir sistematis. Menurut saya, berpikir sistematis ini penting sekali. Salah satu kegagalan para penulis pemula adalah mereka belum terbiasa berpikir secara sistematis. • Akibatnya, mereka punya ide, tapi bingung harus mulai dari mana, bagaimaan cara mengembangkannya, dan seterusnya. Karena itu, kalau kita ingin jadi seorang penulis nonfiksi yang berhasil, cobalah mulai berlatih berpikir sistematis. Begitu ada ide, kita analisis secara runut, poin per poin, langkah demi langkah.
  • 6. Analisa • Dari contoh di atas, mari kita coba mengembangkannya berdasarkan pemikiran yang sistematis: • Saya berpendapat bahwa membaca itu sangat penting. Karena itu, saya harus membaca buku sebanyak-banyaknya. • Apa saja manfaat membaca buku itu? • Kendala #01: Saya tak punya waktu yang banyak. Saya sibuk, banyak pekerjaan, dst… • Kendala #02: Uang saya terbatas, sehingga saya tidak bisa membeli buku yang banyak.
  • 7. Analisa • Alternatif pemecahan masalah: – Pinjam di perpustakaan. – Pinjam buku ke teman----perluas pergaulan sehingga makin banyak teman yang bisa meminjamkan buku. – Membaca ketika dalam perjalanan. – Membaca di sela-sela tugas kantor. – Sering-sering browsing di internet, – Dan seterusnya.
  • 8. Analisa • Pembahasan terhadap “alternatif pemecahan masalah”: – Tentang pinjam di perpustakaan: Wah, tidak bisa! Saya juga tak punya waktu untuk meminjam buku ke perpustakaan. Lagipula, saya seringkali belum membaca bukunya, padahal sudah saatnya dikembalikan lagi. – Tentang pinjam ke teman: wah, teman saya sedikit. Saya kan orangnya kuper. – dan seterusnya… • Pemecahan masalah secara menyeluruh • Kesimpulan
  • 9. Analisa • Nah, dari sistem berpikir sistematis tersebut, kita sudah menemukan KERANGKA KARANGAN. • Ya, kerangka karangan ini sangat penting, karena dari sini kita bisa mengembangkan tulisan. • Kerangka tulisan ini bisa kita tulis di kertas, atau cukup disimpan di kepala saja. Terserah kita memilih yang mana, tergantung kebiasaan dan kemampuan masing-masing.
  • 10. Data • Alangkah bagusnya jika tulisan ini kita lengkapi dengan data pendukung. Misalnya: berapa koleksi buku yang telah saya miliki, berapa rata-rata harga buku. Dari total penghasilan saya, berapa rupiah yang dapat saya sisihkan untuk membeli buku. Dan seterusnya. Data ini akan membuat tulisan kita lebih “kaya”.
  • 11. Fokus: Jangan Melebarkan Topik • Nah, ini adalah masalah yang seringkali tidak kita sadari ketika menulis. Sebab, kita merasa bahwa apa yang kita tulis masih berhubungan dengan tema utamanya, padahal sebenarnya tidak terlalu berhubungan, dan tidak perlu dibahas. • Misalnya begini: Ketika menulis tentang ide di atas (kendala saya dalam membaca buku), kita tanpa sadar membahas tentang “gerakan gemar membaca yang dicanangkan pemerintah.” Kita uraikan tema ini panjang lebar, ditambah berbagai data penunjang.
  • 12. Fokus, Jangan Melebarkan Topik • Kalau tema ini dibahas sekilas saja, mungkin tidak terlalu masalah, karena justru bisa menjadi penguat argumen kita bahwa membaca itu memang sangat penting. • Dan memang, tema “gerakan gemar membaca” ini masih berkaitan erat dengan ide yang sedang kita tulis. • Masalahnya adalah, jika kita mulai membahas tema tambahan ini secara panjang lebar, tulisan kita menjadi tidak fokus lagi. • Di dalamnya sudah ada dua tema besar yang samasama kuat. Dan pembaca nantinya akan bingung, “Si penulis ini sebenarnya sedang membahas apa, sih?”
  • 13. Tujuh Elemen Tulisan • 1. Informatif • Esensi sebuah tulisan adalah memberi informasi, bukan merangkai bahasa. Informasilah yang menjadi batu bata penyusun tulisan yang efektif. Untuk menulis efektif, penulis pertama-tama harus mengumpulkan kepingan informasi serta detail konkret yang spesifik dan akurat, bukan kecanggihan retorika atau pernak-pernik bahasa.
  • 14. Tujuh Elemen Tulisan • 2. Signifikan • Tulisan yang baik memiliki dampak pada pembaca. Panjangnya tulisan dan ruwetnya persoalan jangan sampai membuat penulisnya lupa untuk mengaitkan dengan kepetingan pembaca. Penulis harus meletakkan informasi itu dalam sebuah perspektif yang berdimensi: mengandung unsur apa yang telah, sedang, dan akan terjadi.
  • 15. Tujuh Elemen Tulisan • 3. Fokus • Tulisan yang sukses adalah yang bisa secara jelas menyampaikan sebuah pesan. Tidak harus panjang lebar, tetapi justru efektif dan terfokus.
  • 16. Tujuh Elemen Tulisan • 4. Konteks • Tulisan yang efektif mampu meletakkan informasi pada perspektif yang tepat sehingga pembaca tahu dari mana kisah berawal dan kemana mengalir.
  • 17. Tujuh Elemen Tulisan • 5. Wajah • Manusia suka membaca tulisan tentang manusia lainnya. Tulisan akan efektif jika penulisnya mampu mengambil jarak dan membiarkan pembacanya menemui, berkenalan, serta mendengar sendiri gagasan/informasi/perasaan dari manusia-manusia di dalamnya.
  • 18. Tujuh Elemen Tulisan • 6. Bentuk • Tulisan yang efektif mengandung cerita dan sekaligus mengungkapkan cerita. Umumnya tulisan ini berbentuk narasi, dan sebuah narasi bakal sukses jika terdapat pola kronologis aksi-reaksi. Penulis harus kreatif menyusun sebuah bentuk yang memungkinkan pembacanya memiliki kesan lengkap yang memuaskan.
  • 19. Tujuh Elemen Tulisan • 7. Suara • Tulisan akan mudah diingat jika penulisnya mampu menciptakan ilusi bahwa dia sedang bertutur pada pembacanya.
  • 20. Karangan Ilmiah • Skema kerja membuat karangan ilmiah
  • 21. Kaidah Ilmiah • Sadar akan adanya masalah dan perumusan masalah. • Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan. • Penyusunan atau klasifikasi data. • Perumusan hipotesis. • Deduksi dan hipotesis. • Tes dan pengujian kebenaran (verifikasi dari hipotesis.
  • 22. Karangan Ilmiah • Jelas terlihat hubungan subjek yang mengamati (S) dengan objek yang diamati (O). S mengamati O, kemudian O diolah/disusun berdasar kaidah-kaidah ilmiah (X). S mengambil jarak dengan O sehingga kehadiran S sedapat mungkin ditiadakan. Yang tinggal adalah O berdasarkan X (OX), yang disebut sebagai karangan ilmiah.
  • 23. Karangan Sastra • Skema kerja membuat karangan sastra
  • 24. Kaidah Sastra • • • • • • Tema Alur Penokohan Latar Sudut pandang Atau: tema, diksi, irama, enjabemen, majas, rancang bangun.
  • 25. Karangan Sastra • Jelas terlihat hubungan subjek (sastrawan) yang mengamati (S) dengan realitas atau objek yang diamati (O). S mengamati O, kemudian O diabaikan dan S membuat rekaan-rekaan yang dapat berkenaan dengan O dapat juga tidak. Jika rekaannya berkaitan dengan O, keberadaan O tidak lagi penting karena yang ada adalah subjek (S) yang mereka dan menulisaknya dalam kaidah sastra (Y) sehingga menghasilkan SY (karya sastra).
  • 26. Artikel/Opini • Skema kerja menulis artikel/opini
  • 27. Artikel/Opini • Terlihat jelas bagaimana hubungan subjek (penulis artikel/opini) yang mengamati (S) dengan kenyataan atau objek yang diamati (O). Pengamat melihat kenyataan sebagaimana kenyataan tersebut hadir dan menggejala di latar kesadaran pengamat. Pengamat langsung menuliskan begitu saja kehadiran objek yang menggejala di latar kesadarannya itu.
  • 28. Artikel/Opini • Kemenggejalaan tersebut tergantung pada sikap, watak, temperamen, minat, perhatian, cakrawala pengalaman dan cakrawala pemahaman pengamat. O dipersepsi S sebagaimana O hadir di latar kesadaran S, sehingga menggejala dialektika OS. OS lah yang kemudian dituliskan oleh S dan disebut artikel/opini.
  • 29. Artikel/Opini • Kepribadian S senantiasa membayang dalam tulisan-tulisan artikel/opini S mengenai O. Keberadaan O tidak dapat diabaikan oleh S sebagaimana S pun tak dihilangkan. Jika S dihilangkan atau direlatifkan maka ia cenderung menjadi karangan ilmiah, jika ditulis berdasar kaidah ilmiah. Sementara jika O diabaikan, ia cenderung menjadi karangan sastra jika kaidah sastra digunakan untuk menuliskannya.