1. Khulafaur Rasyidin atau Khalifah Ar-Rasyidin adalah empat orang khalifah
(pemimpin) pertama agama Islam sebagai penerus kepemimpinan Nabi Muhammad
Salallahu alaihi wassalam setelah ia wafat. Empat orang tersebut adalah para
sahabat dekat Nabi Muhammad Salallahu alaihi wassalam yang tercatat paling
dekat dan paling dikenal dalam membela ajaran yang dibawanya di saat masa
kerasulan Nabi Muhammad salallahu alaihi wassalam. Keempat khalifah tersebut
dipilih bukan berdasarkan keturunannya, melainkan berdasarkan konsensus
bersama umat Islam.
Khalifah dalam bahasa indonesia dapat diartikan sebagai Pengganti atau orang
yang berada dibelakang seseorang. Khalifah adalah bentuk tunggal; bentuk
jamaknya : Khulafa. Sedangkan Al rasyidun atau Al Rasyidin dalam bahasa
indonesia berarti benar, lurus, atau Pintar.
Dalam sejarah islam, Khulafaur Rasyidin diartikan : Pengganti Rasullulah yang
benar dan lurus, yang diterima oleh umat. Para khalifah yang mendapat sebutan
khulafaur Rasyidin adalah empat orang Khalifah yang secara berturut-turut
menggantikan kedudukan dan tugas rasulullah.
Menurut Said Hawwa sebagaimana dikutip oleh Muhammad Herry, hanya ada satu
prosedur legal pengangkatan khalifah, yaitu dengan pemilihan yang dilakukan oleh
para tokoh yang mewakili umat (ahlul halli wal ‘aqdi) dan kesanggupan yang
dinyatakan oleh orang-orang yang dipilih untuk menjadi khalifah. Inilah yang disebut
kontrak sosial. Dan kontrak sosial tidak akan sempurna kecuali dengan al-ijab
(penyerahan tanggung jawab) dan al-qabul (penerimaan tanggung jawab).
Al-ijab dilakukan oleh ahlul halli wal ‘aqdi yang merupakan proses pemilihan
khalifah. Sedangkan al-qabul datang dari pihak orang yang terpilih untuk menjadi
khalifah.
Secara resmi istilah Khulafaur Rasyidin merujuk pada empat orang khalifah pertama
Islam, namun sebagian ulama menganggap bahwa Khulafaur Rasyidin atau khalifah
yang memperoleh petunjuk tidak terbatas pada keempat orang tersebut di atas,
tetapi dapat mencakup pula para khalifah setelahnya yang kehidupannya benar-
benar sesuai dengan petunjuk al-Quran dan Sunnah Nabi. Salah seorang yang oleh
kesepakatan banyak ulama dapat diberi gelar khulafaur rasyidin adalah Umar bin
Abdul-Aziz, khalifah Bani Umayyah ke-8.
Keempat Khulafaur Rasyidin (Klik nama Khulafaur Rasyidin untuk mengetahui
kisah lengkapnya)
1 Abu Bakar (memimpin tahun 11 s/d 13 H atau 534 s/d 634 M)
2 Umar bin Khattab (memimpin tahun 13 s/d 23 H atau 634 s/d 644 M)
3 Utsman bin Affan (tahun 23 s/d 35 H atau 644 s/d 655 M)
4 Ali bin Abi Thalib (memimpin tahun 35 s/d 41 H atau 655 s/d 661 M)
2. Mereka ini merupakan para sahabat nabi yang terpercaya dan terkemuka. Jasa
mereka sangat besar dalam membantu tugas Nabi Muhammad dalam menyiarkan
Agama Islam. Dalam kurun waktu 29 tahun, mereka dapat memperluas Islam
sampai ke wilayah Syam, Irak Mesir, sudan, palestina, dan beberapa daerah di
Benua Afrika. Oleh sebab itu, mereka sangat pantas mendapat sebutan
Sifat Utama yang dapat dijadikan ciri seorang Khulafaur rasyidin adalah ia
merupakan pemimpin arif dan bijaksana. Sebab dalam menjalankan
kepemimpinannya selalu mengacu pada keteladanan Nabi Muhammad saw dalam
memimpin umat islam maupun dalam mengelola negara dan kepemerintahan.
Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh seorang Khulafaur rasyidin antara lain :
1. memiliki sifat arif dan bijaksana.
2. memiliki kewibawaan dan rasa kedisiplinan yang tinggi.
3. memiliki wawasan dan pengetahuan agama yang luas dan mendalam.
4. Berani, tegas dalam menegakkan kebenaran.
5. memiliki kemauan yang keras.
Setelah Khulafaurrosyidin
Kedudukan sebagai khalifah kemudian dijabat oleh purta Ali yaitu Hasan selama
beberapa bulan. Namun, karena Hasan menginginkan perdamaian dan menghindari
pertumpahan darah, maka Hasan menyerahkan jabaran kekhalifahan kepada
Muawiyah bin Abu Sufyan. Dan akhirnya penyerahan kekuasaan ini dapat
mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan politik, di bawah
Mu'awiyah bin Abi Sufyan. Di sisi lain, penyerahan itu juga menyebabkan Mu'awiyah
menjadi penguasa absolut dalam Islam. Tahun 41 H (661 M), tahun persatuan itu,
dikenal dalam sejarah sebagai tahun jama'ah ('am jama'ah)! Dengan demikian
berakhirlah masa yang disebut dengan masa Khulafa'ur Rasyidin, dan dimulailah
kekuasaan Bani Umayyah dalam sejarah politik Islam.
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang
sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad,
merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak
pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yang
menyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah:
• Islam, disamping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia
dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan
masyarakat.
• Dalam dada para sahabat, tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban
menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah) ke seluruh penjuru dunia.
Semangat dakwah tersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri
umat Islam.
• Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada
waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena
sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-
persoalan dalam negeri masing-masing.
3. • Pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya
kemerdekaan beragama bagi rakyat. Rakyat tidak senang karena pihak
kerajaan memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang
karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
• Islam datang ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan
toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya untuk masuk
Islam.
• Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang
bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium,
yang memerintah mereka.
• Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu
membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih
jauh.
• Mulai dari masa Abu Bakar sampai kepada Ali dinamakan periode Khilafah
Rasyidah. Para khalifahnya disebut al-Khulafa' al-Rasyidun, (khalifah-khalifah
yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul
menurut teladan Nabi. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk
kerajaan. Kekuasaan diwariskan secara turun temurun. Selain itu, seorang
khalifah pada masa khilafah Rasyidah, tidak pernah bertindak sendiri ketika
negara menghadapi kesulitan; Mereka selalu bermusyawarah dengan
pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan para penguasa sesudahnya
sering bertindak otoriter.