2. Oleh:
Nama: Aji Febrianto
Nim: 102332081
Jurusan/smtr/prodi: tarbiyah/V/PBA2
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
PURWOKERTO
2012
PENDAHULUAN
Kurikulum adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran.
Dengan demikian kurikulum merupakan alat penting dalam proses pendidikan.
Sebagai alat yang penting untuk mencapai tujuan, kurikulum hendaknya berperan dan
bersifat anticipatory dan adaptif terhadap perubahan dan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Oleh karena itu adalah wajar bila kurikulum selalu berubah dan berkembang
sesuai denagan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang terjadi itu
guna mencapai tujuan pembelajaran. Tantangan untuk para pendidik dengan
kemajuan ilmu pengetahuan adalah bagaimana mengadaptasikan kurikulum dan
metode pendidikan dengan kebutuhan belajar anak yang realitasnya berbeda-beda
2
3. PEMBAHASAN
A/ Konsep Kurikulum
1/ Kedudukan kurikulum dalam pendidikan
Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dan peserta didik
dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan
pendidikan. Interaksi pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan
keluarga, sekolah, ataupun masyarakat. Dalam lingkungan keluarga,
interaksi pendidikan terjadi antara orang tua sebagai pendidik dan anak
sebagai peserta didik. Interaksi ini berjalan tanpa rencana tertulis. Orang
tua sering tidak mempunyai rencana yang jelas dan rinci kemana anaknya
akan siarahkan, dengan cara apa mereka akan dididik, dan apa isi
pendidikannya. Orang tua umumnya mempunyai harapan tertentu pada
anaknya, mudah-mudahan ia menjadi orang soleh, sehat, pandai dan
sebagainya, mereka tidak tahu apa yang harus diberikan dan bagaimana
memberikannya agar anak-anaknya memiliki sifat tertentu.
3
4. Interaksi pendidikan antara orang tua dengan anaknya juga sering
tidak disadari. Dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat
terjadi setiap saat, setiap kali orang tua bertemu, berdialog, bergaul, dan
bekerja sama dengan anak-anaknya. Orang tua menjadi pendidik juga
tanpa dipersiapkan secara formal. Mereka menjaadi pendidik karena
statusnya menjadi ayah atau ibu, meskipun mungkin saja mereka belum
siap untuk melaksanakan tugas tersebut.karena sifat-sifatnya yang tidak
formal, tidak memiliki rancangan yang konkret dan ada kalanya juga tidak
disadari, maka pendidikan dalam lingkungan keluarga disebut pendidikan
informal. Pendidikan tersebut tidak memiliki kurikulum formal dan
tertulis.
Pendidikan dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal. Guru
sebagai pendidik di sekolah telah dipersiapkan secara formal dalam
lembaga pendidikan guru. Ia telah mempelajari ilmu, keterampilan, dan
seni sebagai guru. Ia juga telah dibina untuk memiliki kepribadian
sebagai pendidik.1
2" Organisasi Kurikulum
Organisasi merupakan asas yang sangat penting bagi proses
pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan
pembelajaran, sebab menentukan isi bahan pembelajaran, menentukan
cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman
yang akan disajikan kepada terdidik dan menetukan peranan pendidik dan
terdidik dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari
mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuanmenyampaikan
kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
harusdiajarkan kepada anak-anak. Implementasi kurikulum dipengaruhi
1 Nana Syodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
hlm.1-2.
4
5. dan bergantung kepada beberapa faktor terutama guru, kepala sekolah,
sarana belajar dan orang tua murid.2
3" Komponen-komponen Kurikulum
Kurikulum sebagai suatu system memiliki komponen-komponen
yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya, yakni tujuan,
materi, metode, media, evaluasi. Komponen-komponen tersebut baik
secara sendiri maupun bersama menjadi dasar utama dalam upaya
mengembangkan system pembelajaran.
4" Hubungan Kurikulum dan Pembelajaran
Kurikulum merupakan in-put dari system pengeembangan kurikulum.
Sedangkan out-put system pengembangan kurikulum adalah system
pembelajaran. Berdasarkan pada criteria penyusunan dan pemilihan aspek
yang terkait dalam komponen kurikulum kemudian dilakukan kegiatan
pengembangan kurikulum. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan
kondisi yang kondusif dalam pelaksanaan kurikulum yang akan dipelajari
oleh peserta didik. Dalam pengembangan kurikulum tersebut juga harus
dipertimbangkan kondisi social budaya masyarakat sekitar. System
pengembangan kurikulum tersebut akan akan melahirkan rangkaian butir-
butir pembalajaran yang kemudian mengkristal ke dalam system
pembelajaran. System pembelajaran inilah yang merupakan aplikasi hasil
pengembangan kurikulum.
5" Konsep Kurikulum
Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan
teori dan praktik pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau
teori pendidikan yang dianutnya. Menurut pandangan lama, kurikulum
merupakan kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan guru
2 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 61.
5
6. atau dipelajari oleh siswa. Anggapan ini telah ada sejak zaman yunani
kuno, dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan ini masih
dipakai sampai sekarang. Banyak orang tua bahkan juga guru-guru, kalau
ditanya tentang kurikulum akan memberikan jawaban sekitar bidang studi
atau mata-mata pelajaran. Lebih khusus mungkin kurikulum diartikan
hanya sebagai isi pelajaran.
Pendapat-pendapat yang muncul selanjutnya telah beralih dari
menekankan pada isi menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman
belajar. Perubahan penekanan pada pengalaman ini lebih jelas ditegaskan
oleh Ronald C. Doll (1974, hlm. 22).
Definisi Doll tidak hanya menunjukkan adanya perubahan
penekanan dari isi kepada proses, tetapi juga menunjukkan adanya
perubahan lingkup, dari konsep yang sangat sempit kepada yang lebih
luas. Pengalaman tesrebut dapat berlangsung di sekolah, di rumah ataupun
di masyarakat, bersama guru atau tanpa guru, berkenaan dengan langsung
dengan pelajaran ataupun tidak. Definisi tersebut juga mencakup berbagai
upaya guru dalam mendorong terjadinya pengalaman tersebut serta
berbagai fasilitas yang mendukungnya.
Kurikulum juga sering dibedakan antara kurikulum sebagai
rencana dengan kurikulum yang fungsional. Beauchamp lebih
memberikan tekanan bahwa kurikulum adalah suatu rencana pendidikan
atau pengajaran. Pelaksanaan rencana itu sudah masuk pengajaran
selanjutnya, Zaiz menjelaskan bahwa kebaikan suatu kurikulum tidak
dapat dinilai dari dokumen tertulisnya saja, melainkan harus dinilai dalam
proses pelaksanaan fungsinya di dalam kelas. Kurikulum bukan hanya
merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang
6
7. fungsional yang teroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan
mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
Selain sebagai bidang studi menurut Beauchamp, kurikulum juga
sebagai rencana pengajaran dan sebagai suatu sistem yang merupakan
bagian dari sistem persekolahan. Sebagai suatu rencana pengajaran,
kurikulum berisi tujuan yang ingin dicapai, bahan yang akan disajikan,
kegiatan pengajan, alat-alat pengajaran dan jadwal waktu pengajaran.
Sebagai suatu sistem, kurikulum merupakan bagian sub sistem dari
keseluruhan kerangka organisasi sekolah atau sistem sekolah. Kurikulum
sebagai suatu sistem menyangkut penentuan segala kebijakan tentang
kurikulum, susunan personalia dan prosedur pengembangan kurikulum,
penerapan, evaluasi, dan penyempurnaannya. Fungsi utama sistem
kurikulum adalah dalma pengembangan, penerapan, evaluasi dan
penyempurnaannya, baik sebagai dokumen tertulis maupun aplikasinya
dan menjaga agar kurikulum tetap dinamis.
6! Kurikulum dan Teori-teori Pendidikan
Kurikulum mempunyai hubungan yang sangat erat dengan teori
pendidikan. Suatu kurikulum disusun dengan mengau pada satu atau
beberapa teori kurikulum, dan suatu teori kurikulum diturunkan atau
dijabarkan dari teori pendidikan tertentu. Kurikulum dapat dipandang
sebagai rencana konkret penerapan dari suatu teori pendidikan. Untuk
lebih memahami hubungan kurikulum dengan pendidikan, dikemukakan
beberapa teori pendidikan bermodel-model konsep kurikulum dari
masing-masing teori tersebut. Minimal ada empat teori pendidikan yang
banyak dibicarakan para ahli pendidikan dan dipandang mendasari
pelaksanaan pendidikan, yaitu pendidikan klasik, pendidikan pribadi,
pendidikan interaksional, dan teknologi pendidikan
7
8. 7! Proses Pengajaran
a! Keseimbangan Antara Isi dan Proses
Baik dalam uraian tentang model-model konsep kurikulum,
maupun dalam macam-macam desain kurikulum, masalah isi dan
proses pengajaran selalu menjadi tema dan titik tolak. Hal itu
disebabkan kedudukan kedua komponen kurikulum tersebut sangat
penting. Dengan demikian, tidak mengherankan apabila ada yang
berpendapat bahwa kurikulum itu tidak lain dari suatu program
pendidikan yang berisi jalinan antara isi dan proses penyampaiannya.
Pendapat demikian tidak seluruhnya benar tetapi mengandung
kebenaran, mengingat kedua komponen tersebut berperan sebagai
kunci.
Telah ktia ketahui dalam uraian-uraian di atas bahwa ada
konsep-konsep kurikulum yang lebih mengedepankan isi dana dapula
yang mengutamakan proses. Keduanya mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Mengingat kelebihan dan kekurangan masing-masing
maka keseimbangan ataupun keserasian antara keduanya merupakan
pemecahan yang paling praktis, walaupun bukan berarti tanpa
menghadapi kesulitan-kesulitan. Kedua komponen kurikulum tersebut
dapat saling menghambat, yang satu menghambat kualitas yang
lainnya. Di dalam pelaksanaan kurikulum kita mengaharapkan para
siswa menguasai sebanyak-banyaknya bahkan yang terbaik yang
diperoleh dengan cara yang baik pula. Keberhasilan pengajaran atau
pelaksanaan suatu kurikulum sangat dipengaruhi kondisi dan aktivitas
siswa, guru, serta para pelaksana kurikulum lainnya; oleh kondisi
lingkungan fisik, sosial budaya dan psikologis sekitar, oleh kondisi
dan kelengkapan sarana dan prasarana, baik di sekolah maupun dalam
keluarga. Pendidikan dan pengajaran selalu berlangsung dalam
8
9. keterbatasan-keterbatasan, baik keterbatasan kemampuan, fasilitas,
waktu, tempat maupun biaya. Yang harus selalu diupayakan oleh para
penyusun, pengembang dan pelaksana pendidikan umumnya,
kurikulum khususnya, adalah mengoptimalkan hasil sesuai dengan
kondisi yang ada, disamping mengoptimalkan isi dan prosesnya
sendiri.
b! Proses Belajar
Kegiatan mengajar tidak dapat dilepaskan dari belajar, sebab
keduanya merupakan dua sisi dari sebuah mata uang. Mengajar
merupakan suatu upaya yang dilakukan guru agar siswa belajar.
Apabila kita mengkaji teori-teori mengajar yang ada, hampir
seluruhnya dikembangkan atau bertolak dari teori belajar.3
B!Pengertian Pembelajaran
Perubahan penggunaan istilah pengajaran menjadi pembelajaran
hendaknya tidak dimaknai sebatas istilah belaka, karena didalamnya
terkandung makna dan implikasi yang luas dan mendasar terhadap hakikat ,
tujuan dan proses pembelajaran.Komponen-komponen pembelajaran Ada
beberapa komponen yang perlu diketahui, yaitu: raw input(siswa yang
mengikuti kegiatan pembelajaran, beserta karakteristik yang dimilikinya,
instrumental input(sarana dan prasarana yang terkait dengan proses
pembelajaran), environmental input(merujuk pada situasi dan keberadaan
lingkungan, baik fisik, sosial maupun budaya dimana kegiatan pemmbelajaran
dilaksanakan), expected output(merujuk pada rumusan normative yang harus
menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran).Ragam
pembelajaranPembelajaran konstruktivisme,yaitu sebuah konsep
3 Nana Syodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010),
hlm. 131.
9
10. pembelajaran yang memandang bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan
begitu saja dari pikiran guru ke siswa.Pembelajaran konstekstual,yaitu konsep
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan
dengan situasi dunia nyata.
Pembelajaran aktif, yaitu segala bentuk pembelajaran yang
memungkinkan siswa berperan secara aktif dalam proses pembelajaran itu
sendiri dalam bentuk interaksi antar siswa maupun siswa dengan
guru.Pembelajaran kooperatif,yaitu salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivisme.Pembelajaran tuntas,yaitu berasumsi
bahwa didalam kondisi yang tepat semua siswa mampu belajar dengan baik,
dan memperoleh hasil yang maksimal terhadap seluruh materi yang
dipelajari.Pembelajaran remedial,yaitu konsekuensi dari penerapan belajar
tuntas.Pembelajaran pengayaan,yaitu pembelajaran tambahan dengan tujuan
untuk memeberikan kesempatan pembelajaran baru bagi siswa yang telah
melampaui persyaratan minimal yang ditentukan.
Unsur-unsur lain yang terkait dengan pembelajaran
1 Prinsip-prinsip pembelajaran
2 Tujuan pembelajaran
3 Strategi pembelajaran
4 Pendekatan pembelajaran
5 Metode pembelajaran
6 Media pembelajaran
7 Model pembelajaran
8 Materi pembelajaran
9 Desain pembelajaran
10 Evaluasi pembelajaran
11 Implementasi pembelajaran
10
11. DAFTAR PUSTAKA
Subandijah, Pengembangan Dan Inovasi Kurikulum. Jakarta: Pt Rajagrafindo
Persada,1996.
Zaini Muhammad, Pengembangan Kurikulum. Yogyakarta: Teras,2009.
M. Ahmad, Pengembangan Kurikulum. Bandung: Pustaka Setia, 1998.
Sukmadinata Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010
11