1. BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan yang terus berkembang tiada hentinya membawa setiap orang
untuk mengerti dan paham secara menyeluruh membuat siapa pun dapat mendalami
ilmu pengetahuan tersebut. Disiplin ilmu akan berkembang dengan baik saat kita
mendalaminya dengan sungguh-sungguh. Akan tetapi makna sesungguhnya akan ilmu
pengetahuan tersebut adalah membuat kehidupan ini lebih mudah. Jika demikian,
seorang mahasiswa yang tengah mempelajari satu disiplin ilmu yang dipelajarinya saja.
Disini kita sebagai mahasiswa kita perlu menjaga kapabilitas kita dengan
memperbanyak porsi ilmu lainnya yang dapat diserap agar menjadi modal tambahan
dimasa akan datang.
Mahasiswa sebagai penggerak perubahan akan memegang estafet
kepemimpinan di masa mendatang harus berperan aktif untuk menjadi pelopor
terbentuknya Masa Depan Indonesia yang tangguh. Khususnya untuk mahasiswa teknik
yang akan menjadi penopang kemajuan teknologi infrastuktur di Indonesia. Seorang
mahasiswa teknik kelak tidak hanya harus memiliki kemampuan di bidang teknik saja
melainkan kemampuan memiliki sikap peduli terhadap lingkungan sekitar, hal tersebut
akan terwujud dengan salah satu tindakan mengurangi penggunaan energi bahan bakar
fosil dan lebih menggunakan energi yang ramah lingkungan.
Pertumbuhan penduduk tiap tahunnya sangatlah pesat, kita lihat saja di
Indonesia, saat ini jumlah penduduknya sudah lebih dari 250 juta jiwa. Setiap penduduk
pasti melakukan aktifitas yang memanfaatkan berbagai sumber energi. Memang terlihat
dari hukum kekelan energi yang mengatakan bahwa energi tidak bisa di musnahkan.
Namun bukan berarti kita bersikap komsutif dalam pemanfaatan energi di bumi.
Menurut pandangan saya, penghematan energi sangatlah di perlukan. bukan hanya
untuk kita, tapi juga untuk anak cucu kita di masa depan. Tetapi jika kebutuhan akan
energi juga banyak bagaimana cara mengatasinya.
Cara mengatasinya pun ialah, dengan pencarian energi alternatif lainnya. Energi
alternatif artinya energi pengganti. dengan adanya energi pengganti, kita akan merasa
sedikit lebih tenang. Karena apabila suatu energi telah “menipis” masih ada energi lain
untuk menggantikannya.
Universitas GunadarmaPage 1
2. 1.2 Rumusan Masalah
1- Pengertian energi?
2- Mengapa diperlukan adanya penghematan energi?
3- Bagaimana usaha untuk mempertahankan keberadaan energi?
4- Pengertian energi Biomassa?
5- Potensi untuk mengembangkan energi biomassa di Indonesia?
6- Upaya-upaya untuk mengembangkan energi biomassa di indonesia?
7- Kendala-kendala yang timbul dalam pengembangan energi baru terbarukan serta
solusi untuk menyelesaikannya?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penulisan makalah ini
bertujuan:
1- Mengetahui lebih jauh bahwa energi biomassa dapat dimanfaatkan
sebagai sumber energi alternatif.
2-
Mensosialisasikan kepada masyarakat umum bahwa energi biomassa
berpotensi menjadi sumber
energi pengganti minyak bumi dan batu
bara.
1.4; Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah melalui
studi literatur, yaitu dengan cara mengumpulkan informasi dari internet.
Serta hasil analisa yang dilakukan oleh penulis mengenai energi baru
terbarukan di Indonesia itu sendiri.
Universitas GunadarmaPage 2
3. BAB II
LANDASAN TEORI
Dasar konversi energi listrik merupakan matakuliah yang mengenalkan konsep
dasar tentang pengkonversian energi listrik serta dapat menghitung besarnya energi
yang dibangkitkan. bidang konversi energi yang begitu luas dan aktual yang hampir
meliputi seluruh disiplin ilmu, terutama Termodinamika, Mekanika Fluida, Perpindahan
Panas serta konsep-konsep dasar perpindahan energi dan konversi energi, Ilmu
pengetahuan, ini tentu saja harus dilengkapi dengan pengetahuan tentang sistem fisik
yang melaksanakan konversi energi tersebut. Bagi mahasiswa yang mengambil
matakuliah dasar konversi energi listrik, setelah lulus diharapkan dapat
menguasai/menjelaskan prinsip-prinsip Konversi Energi listrik secara fundamental,
seperti Turbin Uap, Gas, Air, Energi Surya , energi angina, serta masalah lingkungan
hidup yang berkaitan dengan pembangkitan energi listrik, yang kesemuanya
mengkonversikan bentuk dari energi asal menjadi listrik dan mekanik juga dapat berupa
energi lainya yang bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat, Penelitian
tentang desain dan konstruksi sistim Konversi Energi ini mengkaitkan konsep-konsep
teori dengan sistem fisik. Disamping itu juga dipelajari Sistem Konversi Energi dari
segi performance, kesukaran-kesukaran pengoperasiannya dan ekonomi operasional
yang diantisipasikan
Universitas GunadarmaPage 3
4. BAB III
PEMBAHASAN
3.1; Energi
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), energi adalah tenaga
atau gaya untuk berbuat sesuatu. Definisi ini merupakan perumusan yang lebih
luas daripada pengertian-pengertian mengenai energi yang umumnya dianut di dunia
ilmu pengetahuan. Dalam pengertian sehari-hari energi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan sesuatu pekerjaan (Kadir, 1995).
Sumber energi secara sederhana dapat didefinisikan sebagai kekayaan
alam yang akan memberikan sejumlah daya dan tenaga apabila diproses dan
diolah serta bisa dinikmati oleh masyarakat luas di dalam penyebarannya
(Kurniawan dan Marsono, 2008).
Universitas GunadarmaPage 4
5. Energi merupakan sektor utama dalam perekonomian Indonesia dewasa ini dan akan
mengambil peranan yang lebih besar diwaktu yang akan datang baik dalam rangka
penyediaan devisa, penyerapan tenaga kerja, pelestarian sumber daya energi,
pembangunan nasional serta pembangunan daerah (Abdullah, 1980). Seperti diketahui
Indonesia sangat berkepentingan dengan sumber daya energi minyak dengan sumber daya
energi lainnya karena minyak merupakan sumber daya energi yang menghasilkan devisa
selain gas alam. Oleh karena itu, sektor-sektor perekonomian yang memanfaatkan minyak
sedapat mungkin menggantikannya dengan sumber daya lain seperti gas alam, batubara,
panas bumi, listrik tenaga air, dan biomassa. Energi biomassa merupakan sumber daya
alternatif yang harus dipilih karena jumlahnya yang melimpah dan sifatnya yang dapat
diperbaharui (Reksohadiprojo,1988).Perlunya Penghematan Energi
Penghematan energi dan penggunaan sesuai kebutuhan mutlak diperlukan. Melihat
kondisi bumi yang semakin tua, di iringi dengan menipisnya persediaan energi yang
diperlukan manusia untuk kehidupan sehari hari. Hal inidapat berakibat fatal bagi masa
depan apabila energi di bumi punah begitu saja, tanpa ada penggantinya. Oleh karena itu
penghematan energi sangatlah penting bagi kehidupan kita dimasa mendatang. Terlebih
masa mendatang akan sangat memerlukan lebih banyak energi karena kemajuan
teknologinya. Hal ini tentu sangat berpengaruh bagi persedian energi yang terus menerus
di eksploitasi tanpa ada pembaharuan, terlebih energi yang tidak bisa diperbaharui.
Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1945 Surabaya, Djoko
Sungkono, Rabu (27/7/2011), menjelaskan, menurut para ahli minyak bumi, gas alam,
dan batu bara yang dikatakan sebagai bahan bakar fosil diperkirakan akan habis ±30
tahun lagi, bahan bakar gas habis dalam kurun waktu 70-80 tahun, dan bahan bakar padat
120 tahun lagi. Hal ini tentu memperkuat alasan mengapa penghematan energi sangatlah
penting bagi kita semua. Untuk mejaga persediaan energi yang masih tersisa untuk
kehidupan kita di masa mendatang.
3.2; Usaha Mempertahankan Keberadaan Energi
Persediaan energi di bumi tidak akan bertambah begitu saja bila kita hanya diam tanpa
melakukan sebuah usaha bukan ? meskipun ada beberapa energi yang tidak bisa
diperbaharui, bukan berarti kita hanya diam dan menunggu kapan energi itu habis dan
akhirnya punah. Meski kita tidak bisa memperbaharuinya, kita masih bisa memperkecil
resiko punahnya energi itu dengan usaha usaha seperti berikut ini :
Tidak perlu muluk muluk untuk melakukan usaha mempertahankan keberadaan energi di
bumi. Cukup dari hal hal kecil saja yang bisa kita lakukan di sekitar kita, seperti :
1. Menanam pohon , hal ini bisa menambah persedian energi di bumi , berupa air.
2. Mematikan lampu yang tidak terpakai hal ini bisa menghemat energi fosil
Universitas GunadarmaPage 5
6. 3. Mulai menggunakan energi alternatif yang sudah tersedia.
4. Mulai menggunakan biogas
5. Memanfaatkan energi surya sebagai pengganti energi listrik
6. Memanfaatkan air untuk PLTA sebagai penggganti batu bara
7. Jangan menggunakan kendaraan bermotor apabila jarak yang di tempuh dekat, hal
ini bisa menghemat energi minyak bumi berupa minyak bumi(fosil)
8. Jika bisa, pemerintah tidak usah ,mengekspor SDA fosil kenegara lain , lebih baik
di olah sendiri. Karna pengaruhnya lebih besar
9. Matikan segala alat elektronik ketika sedang tidur
10. Gunakan barang barang elektronik yang berdaya kecil
Masih banyak usaha yang bisa kta lakukan untuk mempertahankan keberadaan
energi selain hal- hal diatas.
3.3; Perlunya Energi Alternatif Untuk Indonesia Di Masa Depan
Indonesia sebuah negara kepulauan dengan beragam budaya, beragam suku,
beragam bahasa dan juga sangat kaya akan sumberdaya alamnya. Saya mungkin agak
pesimis jika Indonesia dikatakan akan mengalami krisis energi pada 20 tahun mendatang.
Mungkin statmen berikut benar jika kita hanya memanfaatkan satu atau dua sumber daya
alam yang mampu menghasilkan energi demi kebutuhan negara kita. Sampai saat ini
memang batubara dan minyak bumi masih menjadi primadona bagi kalangan pengusaha
dan investor asing. Kedua sumberdaya itu sepertinya sudah menjadi hal yang wajib bagi
para investor dalam menanamkan modal usahanya di Indonesia. Indonesia memang
menjadi lumbung uang bagi negara maju. Mengapa ini bisa terjadi ? sudah jelas bahwa
untuk menanamkan modalnya di Indonesia sangat mudah dan juga gaji / upah
pegawainya yang sangat murah. Sehingga sebenarnya profit yang diterima pemerintah
Indonesia belum sebanding dengan keuntungan yang diperoleh oleh investor tersebut.
Batubara batubara dan batubara sangat menjanjikan memang. Sejak
diterbitkannya UU No. 22 Tahun 1999 jo UU No. 32 Tahun 2004 sektor energi
membawa angin segar dalam peningkatan pendapatan negara. Tapi apakah benar
demikian ? Siti Khotijah salah satu staf pengajar Universitas Mulawarman berpendapat
bahwa “realitanya, penerimaan negara dari sektor mineral dan batubara ternyata sangat
kecil. Dengan 9 ribu perusahaan sejak 2010 sampai sekarang, negara hanya mendapat Rp
Universitas GunadarmaPage 6
7. 67- 80 triliun. Sedangkan dari sektor minyak dan gas, hanya seratus perusahaan negara
menerima Rp 270 triliun.”
Namun perlu diingat bahwa pemanfaatan sektor energi khusunya minyak dan
batubara perlu dibatasi. Karena di era tahun 70-80an ekspor batubara sempat terjadi,
karna pada saat itu kebutuhan negara akan baturbara sangatlah minim, tapi sekarang laju
pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat tak terkendali menuntut revitalisai
sektor industri menjadi wajib.
Sebenarnya tulisan ini dibuat tidak untuk mengamati perkembangan sektor energi
terlalu jauh, namun bagaimana pemerataan dan pemanafaatan energi harus sudah dimulai
dari sekarang. Kalau kita masih mengandalkan batubara dan minyak bumi sebagai satu-
satunya energi prioritas akan tiba saat kehancuran dan pemiskinan secara struktural.
Artinya adalah kita akan dipaksa menjadi miskin karana membeli sumberdaya kita
sendiri dengan sangat mahal.
Masih banyak sekali energi potensial yang belum diolah dan dimanfaatkan secara
optimal oleh pemerintah. Potensi energi angin sepanjang garis pantai, panas bumi yang
saat ini mulai menjadi tren baru di sektor industri, namun masih perlu kajian
komprehensif karena hampir 80 % energi panas bumi terdapat didalam kawasan
konservasi. Energi lain yaitu tumbuhan jarak, nyamplung, ubi yang sangat potensial
menghasilkan energi pengganti minyak juga merupakan alternatif baru yang harus segera
diperhatikan. Mulai sekarang seharusnya BBM menjadi energi alternatif bukan lagi
energi prioritas.
Intervensi pemerintah disini sangat dibutuhkan dalam rangka pengembangan
energi baru ini. Sebenarnya tidak baru juga, tapi masih kurang familiar.
Ketidakfamiliarannya itu disebabkan oleh masih sangat jarang pabrik mengolah dan
memasarkan dalam skala besar. Saya rasa memang belum ada upaya serius dari
pemerintah untuk mengatasi problem yang sudah lama sekali terjadi, dan hanya bisa ikut
memperdebatkan tanpa ada aksi dan inovasi dalam mengatasi kelangkaan BBM.
Jika melihat sisi lain sumberdaya alam kita, Indonesia sampai saat ini masih
dianugrahi kawasan hutan yang memiliki potensi sumberdaya hayati yang sangat besar.
Untuk saat ini jangan melihat hutan hanya sekedar dari jumlah tegakannya saja. Tapi
lihatlah hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem yang harus dijaga kelestariannya.
Universitas GunadarmaPage 7
8. Kawasan hutan tidak hanya berupa tegakan pohon, tapi juga satwa, tumbuhan bawah,
herba, air, udara, dll. Sehingga bisa dikatakan bahwa sebenarnya kehilangan satu pohon
di hutan, sama saja menghilangkan 1000 potensi keanekaragaman hayati lain.
Keberadaan hutan menjadi hal yang utama jika kita mau serius mengolah sumberdaya
hayati dengan bjiak. Potensi tanaman herba yang melimpah seharusnya bisa
dikembangkan secara optimal. Potensi air juga merupakan suatu hal yang vital bagi
kehidupan manusia. Sumberdaya air yang melimpah dengan kualitas yang baik menjadi
hal yang sulit didapat jika keberadaan hutan hilang. Saya membayangkan apabila hutan
kalimantan rusak sehingga banyak sekali sungai termasuk Sungai Kapuas tidak mampu
lagi menyerap air hujan, dan tidak mampu mengalirkan air dari hulu sampai ke hilir
dengan baik. Mau hidup dengan apa masyarakat kalimantan jika tidak ada sungai.
Pada akhirnya yang menjadi kesimpulan saya adalah dukungan dan upaya serius
dari pemerintah untuk pengembangan energi alternatif perlu dilakukan secapatnya.
Memasyarakatkan energi lain selain BBM juga harus menjadi prioritas pemerintah. Dan
yang terakhir adalah keberadaan hutan dan ekosistemnya harus senantiasa terjaga, karena
hutan sebenarnya merupakan kedaulatan nasional yang tidak pernah dirasakan
keberadaanya. Karena dengan adanya energi alternatif, masa depan anak cucu kita bisa
lebih terjamin. Dan eksploitasi energi yang tidak bisa diperbarui bisa terselematkan.
3.4; Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasilkan melalui proses
fotosintetik, baik berupa produk maupun buangan. Contoh biomassa antara lain adalah
tanaman, pepohonan, rumput, limbah pertanian, limbah hutan, tinja dan kotoran ternak.
Selain digunakan untuk tujuan primer serat, bahan pangan, pakan ternak, minyak nabati,
bahan bangunan dan sebagainya, biomassa juga digunakan sebagai sumber energi (bahan
bakar). Yang digunakan adalah bahan bakar biomassa yang nilai ekonomisnya rendah
atau merupakan limbah setelah diambil produk primernya (Pari dan Hartoyo, 1983).
Sedangkan menurut Silalahi (2000), biomassa adalah campuran material organik
yang kompleks, biasanya terdiri dari karbohidrat, lemak, protein dan mineral lain yang
jumlahnya sedikit seperti sodium, fosfor, kalsium dan besi. Komponen utama tanaman
biomassa adalah karbohidrat (berat kering ± 75%), lignin (± 25%) dimana dalam
beberapa tanaman komposisinya bisa berbeda-beda.
Universitas GunadarmaPage 8
9. Energi biomassa dapat menjadi sumber energi alternatif pengganti bahan bakar
fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat
dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui (renewable
resources), relatif tidak mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi
udara dan juga dapat meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya hutan dan
pertanian (Widarto dan Suryanta, 1995).
Potensi biomassa di Indonesia adalah cukup tinggi. Dengan hutan tropis Indonesia
yang sangat luas, setiap tahun diperkirakan terdapat limbah kayu sebanyak 25 juta ton
yang terbuang dan belum dimanfaatkan. Jumlah energi yang terkandung dalam kayu itu
besar, yaitu 100 milyar kkal setahun. Demikian juga sekam padi, tongkol jagung, dan
tempurung kelapa yang merupakan limbah pertanian dan perkebunan memiliki potensi
yang besar sekali. Jenis energi ini adalah energi baru terbarukan, sehingga merupakan
suatu produksi setiap tahun dapat di peroleh.
3.5; Potensi Biomassa di Indonesia
Indonesia tidak hanya merupakan negara tropik yang berkawasan darat maupun
laut luas, tetapi seperti juga tersirat pada paparan di atas, memiliki keanekaragaman
hayati hebat (darat no. 2 di dunia sesudah Brazil, darat + laut bahkan no. 1). Kombinasi
faktor-faktor ini sesungguhnya menyodorkan potensi produksi bioenergi amat besar
yang, jika dieksploitasi secara arif, cermat dan kreatif oleh kita semua, akan dapat sangat
bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan tumbuhnya ekonomi negara secara sehat.
Berikut ini adalah sekelumit rinciannya.
Produksi dan penggunaan komersial biodiesel serta bioetanol di dalam negeri,
khususnya untuk bahan bakar transportasi, akan :
; Memperbesar basis atau pool sumber daya bahan bakar cair (selain BBM, tersedia
bahan bakar cair hayati),
; Mengurangi peningkatan impor solar dan bensin,
; Menguatkan security of supply solar dan bensin,
; Meningkatkan kesempatan kerja,
; Mengurangi ketimpangan pendapatan antar individu dan daerah (karena tiap
daerah bisa memproduksinya sendiri),
; Meningkatkan kemampuan nasional dalam teknologi pertanian dan industri
(karena teknologi budidaya bahan mentah dan produksinya relatif sederhana),
; Meningkatkan kemampuan dan volume produksi barang modal (karena peralatan
Universitas GunadarmaPage 9
10. ; Peralatan pabriknya dapat dibuat di dalam negeri),
; Memupuk komoditi ekspor baru (karena negara-negara maju akan terdesak untuk
; Makin banyak rnenqqunakan bahan bakar terbarukan), dan
; Mengurangi kecenderungan pemanasan global serta pencemaran udara.
Penggunaan luas biomassa sebagai bahan bakar rumah tangga bagi
pendudukpenduduk di pedesaan dan pinggir kota berpotensi mampu meredam
peningkatan kebutuhan minyak tanah (kerosin) sehingga dapat meringankan beban
finansial yang harus ditanggung pemerintah dalam penyediaan BBM tersebut (kerosin
adalah BBM yang diberi subsidi harga paling besar, yaitu sekitar 60% dari harga
sesungguhnya, padahal dalam tahun-tahun terakhir, impor kerosin sudah membengkak
menjadi sekitar 3 milyar liter atau kira-kira 25% dari kebutuhan nasional).
Biobriket juga berpotensi menjadi pengganti kerosin sebagai bahan bakar rumah tangga,
tetapi mungkin terhadang oleh hambatan psikologis, yaitu persepsi (keliru) masyarakat
awam : perubahan bahan bakar dari cair (kerasin) ke padat (briket) adalah suatu
kemunduran taraf hidup, karena seiring dengan meningkatnya kesejahteraan, bahan
bakar rumah tangga biasanya berubah dari padat (kayu) ke cair (keorsin) dan kemudian
ke gas (elpiji atau gas kota).
Pembangkitan listrik hayati (biomass electricity) memiliki peran dan makna
strategis bagi Indonesia, karena bentuk kepulauan dari negara kita ini sebenarnya
menyulitkan transmisi dan distribusi dengan satu jaringan nasional ke seluruh
wilayah negeri. National interconnection hanya mungkin (ekonomis) utk pulau-pulau
besar dan sejumlah pulau-pulau relatif kecil di dekatnya, sementara sejumlah besar (>
10.000) yang relatit terpencil tentunya harus bisa menghasilkan dan memenuhi
kebutuhan listriknya sendiri. Bagi pulau-pulau yang tak memiliki sumber daya tosil dan
tenaga air, penyediaan melalui penerapan konsep perkebunan listrik merupakan opsi
yang menarik karena bisa.
memasok listrik sepanjang tahun. Jika pun listrik tenaga surya dan tenaga angin
ternyata bisa dieksploitasi, maka listrik hayati bisa menjadi pasokan pengganti (dalam
sistem hibrid) di kala kekuatan angin tak memadai dan sang surya tak bersinar.
Produksi tersebar listrik hayati melalui perkebunan energi di berbagai
pulau/daerah, seperti juga produksi biodiesel dan bioetanol, akan membuka banyak
kesempatan kerja, terutama di perkebunan-perkebunan penghasil bahan bakar/mentah.
Industri pertanian/perkebunan/perhutanan sebenarnya merupakan industri surplus
Universitas GunadarmaPage 10
11. energi. Karena ini, pemanfaatan komersial bioenergi (Iistrik dan/atau bahan bakar hayati)
yang diproduksi dari sisa & limbah pemanenan + pengolahan industri pertanian/panganl
perkebunan/perhutanan yang sekarang sudah ada juga memiliki makna penting, yaitu
akan memperkuat struktur & daya saing industri pangan, perkebunan, dan perhutanan
domestik, melalui pembukaan pasar atau produk bernilai tambah yang baru bagi sektor
industri ini.
Jadi, pada dasarnya dapat dikatakan bahwa industri bioenergi adalah industri
yang memiliki keterkaitan & daya saling-dukung yang kuat dengan industri-
industri pangan serta material dan bahan-bahan kimia terbarukan, dan membuka relatif
banyak kesempatan kerja.
Ketergantungan Indonesia terhadap bahan bakar minyak (BBM) terutama yang
berasal dari fosil saat ini sangat besar. Kementerian ESDM mengidentifikasi sekitar 65%
kebutuhan energi final masih tergantung pada BBM. Tahun 2011, konsumsi energi final
termasuk biomassa terbesar adalah sektor industri (32,26%) diikuti oleh rumah tangga
(28,74%), transportasi (24,88%) dan sektor komersial (3,06%), seperti terlihat pada
Tabel
Tabel 1.1 Konsumsi Energi Final (termasuk Biomassa), Tahun 2011
4
Pengguna Energi Unit (BOE) Persentase
Industri 359.686.79 32,26
Rumah Tangga 320.369.26 28,74
Komersial 34.077.14 3,06
Transportasi 277.404.65 24,8
Sumber : Pusdatin, KESDM (2012)
Jika dilihat dari konsumsi energi final biomassa, sektor rumah tangga menempati
urutan pertama, disusul dengan industri dan komersial.
Tabel 1.2 Konsumsi Energi Final Biomassa, Tahun 2011
Pengguna Original Unit (Ribu Ton) Energi Unit (Ribu BOE)
Rumah Tangga 102.242 234.94
Industri 19.032 43.733
Komersial 598 1.374
Sumber : Pusdatin, KESDM (2012)
Universitas GunadarmaPage 11
12. Melalui Kebijakan Energi Nasional, yang dituangkan dalam Perpres No 5
Tahun 2006, pemerintah berupaya mengatasi kelangkaan energi, salah satunya dengan
memberikan peluang lebih besar dalam pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Target
pemerintah sampai tahun 2025 untuk peningkatan penggunaan Energi Terbarukan
adalah sampai 15%. Percepatan penggunaan energi terbarukan juga dilakukan dengan
menerbitkan Permen No 25 Tahun 2013, dimana pemerintah mendorong penggunaan
biodiesel untuk campuran solar sebagai bahan bakar transportasi.
Sebagai negara agraris dan beriklim tropis, Indonesia memiliki potensi
sumber energi terbarukan (biomassa, angin, sinar matahari, panas bumi, air,
gelombang laut, dan sebagainya) yang sangat besar dan belum dimanfaatkan secara
maksimal. Data potensi EBT di Indonesia disajikan dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.3 Potensi Energi Terbarukan di Indonesia
Energi Terbarukan Kapasitas Terpasang Potensi (MW)
Air skala besar 4.200 75.674
Mikrohidro 84 459
Panas bumi 800 27.000
Biomassa 302,4 4
Energi surya 8 4-6 kWh/m2/day
Angin 0.5 448 at 3-6 m/sec
Sumber: Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi (2008).
Potensi biomassa yang besar di negara, hingga mencapai 49.81 GW tidak
sebanding dengan kapasitas terpasang sebesar 302.4 MW. Bila kita maksimalkan potensi
yang ada dengan menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan membantu bahan
bakar fosil yang selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan energi. Hal ini akan
membantu perekonomian yang selama ini menjadi boros akibat dari anggaran subsidi
bahan bakar minyak yang jumlahnya melebihi anggaran sektor lainnya.
Energi biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi terbaharukan
karena proses konversi menjadi energi listrik memiliki investasi yang lebih murah bila di
bandingkan dengan jenis sumber energi terbaharukan lainnya. Hal inilah yang menjadi
kelebihan biomassa dibandingkan dengan energi lainnya. Proses energi biomassa sendiri
memanfaatkan energi matahari untuk merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui
proses fotosintesis yang selanjutnya diubah kembali menjadi energi panas.
Universitas GunadarmaPage 12
13. Konversi Biomassa
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana sebenarnya
telah dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lalu. Penerapannya masih
sangat sederhana, biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Di zaman modern
sekarang ini panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melali turbin
dan generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler.
Uap akan ditransfer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan
menggerakan generator. Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik melalui
magnet magnet dalam generator. Pembakaran langsung terhadap biomassa memiliki
kelemahan, sehingga pada penerapan saat ini mulai menerapkan beberapa teknologi
untuk meningkatkanmanfaat biomassa sebagai bahan bakar. Beberapa penerapan
teknologi konversi yaitu :
; Densifikasi
Praktek yang mudah untuk meningkatkan manfaat biomassa adalah membentuk
menjadi briket atau pellet. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan
biomassa. Tujuannya adalah untuk meningkatkan densitas dan memudahkan
penyimpanan dan pengangkutan. Secara umum densifikasi (pembentukan briket atau
pellet) mempunyai beberapa keuntungan (bhattacharya dkk, 1996) yaitu : menaikan nilai
kalor per unit volume, mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran dan kualitas
yang seragam.
; Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi
arang . pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO,
CH4, H2, formaldehid, methana, formik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar
seperti seperti CO2, H2O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini
mempunyai nilai kalor yang tinggi dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalor pada proses karbonisasi.
; Pirolisis
Pirolisis atau bisa di sebut thermolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan
menggunakan pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Proses ini sebenarnya bagian dari
proses karbonisasi yaitu roses untukmemperoleh karbon atau aran, tetapi sebagian
menyebut pada proses pirolisis merupakan high temperature carbonization (HTC), lebih
dari 500 oC. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu
Universitas GunadarmaPage 13
14. karbon, cairan berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lainn adalah gas
berupa karbon dioksida (CO2), metana (CH4) dan beberapa gas yang memiliki
kandungan kecil.
; Anaerobic digestion
Proses anaerobic igestion yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme tanpa
kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa
metana (CH4) dan karbon dioksida (CO2) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil,
seperti H2, N2, dan H2S. Proses ini bisa diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu
anaerobic digestion kering dan basah. Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah
kandungan biomassa dalam campuran air. pada anaerobik kering memiliki kandungan
biomassa 25 – 30 % sedangkan untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang
dari 15 % (Sing dan Misra, 2005).
; Gasifikasi
Gasifikasi adalah suatu proses konversi untuk merubah material baik cair maupun
pada menjadi bahan bakar cair dengan menggunakan temperatur tinggi. Proses gasifikasi
menghasilkan produk bahan bakar cair yang bersih dan efisien daripada pembkaran
secara langsung, yaitu hidrogen dan karbon monoksida. Gas hasil dapat di bakar secara
langsung pada internal combustion engine atau eaktor pembakaran. Melalui proses
Fische-Tropsch gas hasil gasifikasi dapat di ekstak menjadi metanol.
Political Will
Semua potensi tersebut tidak bernilai tanpa adanya dukungan dan political will
dari pemerintah serta masyarakat luas. Pembentukan tim nasional pengembangan bahan
bakar nabati (BBN) dengan menerbitkan blue print dan road map bidang energi untuk
mewujudkan pengembangan BBN merupakan langkah yang strategis sehingga dapat
dicapai kemandirian energi melalui pengembangan biomassa. Peran serta masyarakat
akan sangat membantu dalam pengimplemetasian pengembangan tanaman penghasil
bioenergi, sehingga pada akhirnya bangsa ini mampu keluar dari krisis energi dengan
pasokan energi bahan bakar nabati yang berkelanjutan.
3.7; Upaya yang dilakukan untuk Pemenuhan Listrik Energi Biomassa
(PLTBIOMASA)
Kegiatan manusia dalam kehidupan sehari-harinya selalu menghasilkan sampah.
Sampah merupakan masalah besar yang dihadapi di kota-kota besar dan daerah-daerah
pedesaan yang ada di Indonesia pada umumnya. Rata-rata di setiap harinya orang-orang
Universitas GunadarmaPage 14
15. menghasilkan sampah yang lumayan banyak dan akan terus meningkat tiap tahunnya
dengan jumlah yang sangat besar, bahkan dapat pula melebihi jumlah popularitas dari
manusia itu sendiri. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan suatu usaha untuk
dapat mengolah sampah tersebut menjadi suatu barang yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Pengolahan sampah dapat dilakukan dengan cara mendaur-ulang sampah
tersebut menjadi barang-barang kerajinan ataupun barang-barang jadi lainnya sehingga
dengan cara tersebut maka diharapkan jumlah sampah diminimalisasikan walaupun tidak
seberapa besarnya.
Pemanfaatan limbah sampah tidak hanya dapat dilakukan dengan cara mendaur-
ulang sampah tersebut menjadi barang kerajinan ataupun barang jadi lainnya melainkan
dapat pula dengan memanfaatkannya untuk membuat bahan bakar dan juga sebagai
sumber pembangkit listrik dengan memanfaatkan energi biomassa itu sendiri. Berbagai
alternatif energi telah banyak ditemukan pada saat ini, misalnya penggunaan tenaga
angin, tenaga matahari, dan lain-lain termasuk yang sampai saat ini masih cukup
kontroversial yaitu tenaga nuklir. Limbah biomass atau sampah menjadi salah satu
pilihan sumber energi alternatif tersebu.
Biomassa secara umum lebih dikenal sebagai bahan kering material organik atau
bahan yang tersisa setelah suatu tanaman atau material organik dihilangkan kadar airnya
(dikeringkan). Material organik hidup seperti tumbuhan, hewan dan kotorannya,
umumnya mengandung 80-90% air, namun setelah kering akan mengandung senyawa
hidrokarbon yang sangat tinggi. Senyawa hidrokarbon inilah yang penting sebagai
potensi sumber energi yang tersimpan pada biomassa. Untuk lebih gampangnya, kita
coba bayangkan BBM, gas dan batu bara yang sebetulnya berasal dari fosil hewan dan
tumbuhan purba dan tertimbun di dalam perut bumi dalam keadaan masih menyimpan
kandungan senyawa hidrokarbon yang tinggi. Biomassa ini sangat mudah kita temukan
dari aktivitas pertanian, peternakan, kehutanan, perkebunan, perikanan dan limbah-
limbahnya di daerah, sehingga mudah dimanfaatkan untuk mengembangkan alternatif
energi. Menyangkut tentang hal tersebut maka didalam makalah ini penulis mencoba
untuk membahas bagaimana cara untuk memanfaatkan sampah sebagai sumber
pembangkit tenaga listrik atau yang sering disebut dengan istilah pembangkit listrik
energi biomassa sehingga nantinya dapat memenuhi kebutuhan listrik dalam kehidupan
sehari-hari.
Universitas GunadarmaPage 15
16. Energi terbaru merupakan energi yang berasal dari alam dan dapat diperbaharui,
apabila energi tersebut dikelola dengan baik maka sumber daya tersebut tidak akan ada
habis-habisnya. Di Indonesia pemanfaatan energi terbarukan dapat digolongkan dalam
tiga kategori. Yang pertama adalah energi yang sudah dikembangkan tetapi masih secara
terbatas, dan yang terakhir adalah energi yang sudah dikembangkan tetapi baru sampai
pada tahap penelitian. Dari ketiga kategori tersebut pemanfaatan energi biomassa
termasuk bagian dari energi yang dikembangkan secara komersial. Dengan
menggunakan mesin pembakar sampah modern, sampah dapat diubah menjadi energi
serbaguna termasuk didalamnya energi listrik, yang nantinya siap untuk didistribusikan
ke setiap rumah, tentunya sampah yang digunakan adalah termasuk jenis sampah yang
organik.
Gambar. Mekanisme Energi Biomassa Berubah menjadi Listrik
Keunggulan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa
Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Energi Biomassa sebagai salah satu
alternatif untuk mendapatkan energi listrik sekarang ini memiliki beberapa keunggulan
bila dibandingkan dengan penggunaan Sistem Pembangkit Listrik lainnya.
Keunggulannya antara lain adalah :
1. Dibandingkan dengan sistem pembangkit lainnya Biomass merupakan sumber
energi yang murah, karena untuk memperoleh bahan bakunya sangat mudah.
2. Timbunan sampah dapat menghasilkan emisi GRK (Gas Rumah Kaca) berupa gas
metana yang cukup besar yang dapat menyerap radiasi matahari di atmosfer
sehingga menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi panas, dengan
pengembangkan sistem pembangkit energi biomassa ini maka jumlah sampah
dapat diminimalisasikan, sehingga pengaruh GRK terhadap suhu permukaan
bumi dapat dikurangi.
3. Biomassa dapat mengurangi jumlah sampah yang dapat mencermarkan lingkungan
sekitar.
4. Mempunyai sumber yang selalu baru (merupakan jenis energi terbarukan).
5. Sumber energi mempunyai jumlah cadangan sangat besar.
6. Teknologi pengolahannya tidak terlalu rumit.
Universitas GunadarmaPage 16
17. 3.8; Kendala Dalam Pengembangan Energi Terbarukan
Kendala yang dihadapi dalam pengembangan energi terbarukan didaerah
yogyakarta :
1. Keterbatasan anggaran untuk pengembangan energi terbarukan Hal ini dikarenakan
tidak adanya program kerja yang jelas dari pemerintah daerah terhadap
pengembangan energi terbarukan.
2. Kurangnya perhatian PLN terhadap pengembangan energi terbarukan. Saat ini PLN
lebih berorientasi dalam masalah profit (keuntungan) bukan pada sektor sosial. Jadi
untuk daerah-daerah terpencil dengan tingkat kepadatan penduduk yang kecil
dengan medan yang cukup sulit, PLN tidak akan membuka saluran baru jika dirasa
pembangunan itu tidak menguntungkan.
3.9; Solusi Dalam Mengatasi Kendala Yang Timbul
Berdasarkan kendala-kendala yang ada dalam masalah pengembangan energi
terbarukan, maka saya mencoba untuk memberikan solusi-solusi yang mungkin untuk
penyelesaian permasalahan tersebut:
a. Mengingat tingginya kebutuhan kita akan energi, terbatasnya energi yang
berasal dari energi konvensional dan besarnya potensi energi terbarukan, maka akan
lebih bijak jika pengembangan energi terbarukan dimasukkan dalam program
kerja pemerintah daerah. Baik jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Energi listrik yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
listrik rumah tangga. Walaupun dapat juga dijual ke PLN. Akan tetapi melihat
kurangnya perhatian PLN terhadap pengembangan energi terbarukan, maka akan
lebih bijak jika energi listrik yang dihasilkan dimanfaatkan sendiri.
Universitas GunadarmaPage 17
18. BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1; Kesimpulan
Dari berbagai penjelasan dan pemaparan data-data diatas, maka dapat
disimpulkan berbagai hal berikut:
a9 Sebagian besar masyarakat Indonesia sudah menyadari pentingnya
pengembangan energi terbarukan mengingat semakin berkurangnya bahan bakar
fosil.
Universitas GunadarmaPage 18
19. b9 Energi biomassa adalah alternatif energi yang menjadi sumber energi indonesia
dimasa yang akan datang, tapi belum maksimal pengoptimalannya.
c9 Secara sederhana alam memiliki apa yang dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia
guna membangun PLTB yang harus ada peran pemerintah untuk mengawasi serta
menjalankan tugasnya dengan baik.
d9 Salah satu energi alternatif yang dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah
yang sangat besar dan ramah lingkungan adalah energi biomassa.
4.2; Saran
Penggunaan energi alternatif yang berasal dari energi biomassa patut dicoba
karena ramah lingkungan dan merupakan sumber energi yang tidak akan habis dan
dapat di daur ulang. Energi alternatif biomassa perlu lebih disosialisasikan lagi ke
masyarakat, agar seluruh lapisan masyarakat dapat mengembangkan teknologi ini.
Selain itu pemerintah diharapkan dapat memberikan perhatian lebih kepada lapisan
masyarakat yang mau mempelajari dan mengembangkan teknologi ini.
DAFTAF PUSTAKA
Boyle, G., “Renewable Energy”, New York, Oxford University Press, 2000. Laporan
Teknis Penelitian dan Pengembangan Kelistrikan (Oscillating Water Column),
BPDP-BPPT, 2005.
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/469/jbptunikompp-gdl-srisupatmi-23405-9-pertemua-
h.pdf
http://www.jie.or.jp/biomass/AsiaBiomassHandbook/Indonesian/Part-1_I.pdf
http://digilib.litbang.deptan.go.id/repository/index.php/repository/download/2865/2905
http://www.pln.co.id/dataweb/RUPTL/RUPTL%202013-2022.pdf
Universitas GunadarmaPage 19