SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 16
BAHAN BANGUNAN II 
1. JENIS-JENIS KAYU 
2. SPESIFIKASI UKURAN KAYU (SNI KAYU) 
 DI SUSUN OLEH 
KELOMPOK 3  
ANDI SOFYAN 
CUCU FATIHA 
FAJRUL IKHSAN 
HENDRI GUNAWAN 
MOHD.HARDYATMA 
WILDAN PERMANA
A. JENIS KAYU DI INDONESIA. 
Menurut Peraturan Konstruksi Kayu - PKKI (Lampiran 3), dari 3000- 
4000 jenis pohon yang ada di Indonesia baru sekitar 150 jenis yang 
telah diselidiki dan dianggap penting dalam perdagangan. Dari 
jumlah tersebut sebagian merupakan jenis kayu yang penting 
sebagai bahan struktur. Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan 
telah menyusun daftar kayu Indonesia yang terdiri dari 90 jenis 
kayu penting di Indonesia. Daftar tersebut tercantum selengkapnya 
pada Lampiran I. 
Susunan kayu sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1. terdiri dari 
susunan sel-sel, dan sel-sel tersebut terdiri dari susunan “cellose” yang 
diikat dan disatukan oleh “lignine”. Perbedaan susunan sel-sel inilah 
yang menyebabkan perbedaan sifat-sifat dari berbagai jenis.
a. Kulit luar (outer bark), yang merupakan kulit mati, kering dan berfingsi sebagai 
pelindung bagian dalam kayu. b. Kulit dalam (bast), kulit hidup, lunak basah, yang 
berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lain. c. Kambium 
(cambium), berada disebelah dalam kulit dalam, berupa lapisan sangat tipis 
(tebalnya hanya berukuran mikroskopik). Bagian inilah yang memproduksi sel-sel 
kulit dan sel-sel kayu. d. Kayu gubal (sap wood), tebalnya bervariasi antara 1 - 20 
cm tergantung jenis kayunya, berwarna keputih-putihan, berfungsi sebagai 
pengangkut air (berikut zat-zat) dari tanah ke daun. Untuk keperluan struktur 
umumnya kayu perlu diawetkan dengan memasukan bahan-bahan kimia kedalam 
lapisan kayu gubal ini. e. Kayu teras atau galih (heart wood), lebih tebal dari kayu 
gubal yang tidak bekerja lagi. Kayu teras terjadi dari perubahan kayu gubal secara 
perlahan-lahan. Kayu teras merupakan bagian utama pada struktur kayu yang 
biasanya lebih awet (terhadap serangan serangga, bubuk, jamur) dari pada kayu 
gubal. f. Hati (puh). g. Jari-jari teras (Rays) yang menghubungkan berbagai bagian 
dari pohon untuk penyimpanan dan peralihan bahan makanan.
Tabel 1.1. Kelas Kuat Kayu Berdasarkan 
Berat Jenisnya. 
Kelas kuat Berat Jenis 
Kering Udara 
Kuat Lentur 
(Kg/Cm2) 
Kuat Desak 
(kg/cm2) 
I > 0,90 > 1100 > 650 
II 0,90 - 0,60 1100 - 725 650 - 425 
III 0,60 - 0,40 725 - 500 425 - 300 
IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215 
V < 0,30 < 360 < 215
B. HUBUNGAN BERAT JENIS DAN KEKUATAN. 
Berat jenis menyatakan berat kayu dibagi dengan volumenya, umumnya 
kayu yang baru ditebang mempunyai kadar air 40 % untuk kayu berat hingga 
dan 200 % untuk kayu ringan. Kadar air tersebut akan keluar bersamaan 
dengan mengeringnya kayu hingga mencapai titik jenuh serat (fiber 
saturation point), yang berkadar lengas kira-kira 25–35 %. Apabila kayu 
mengering dibawah titik jenuh seratnya, dinding sel menjadi padat, 5 
akibatnya serat-seratnya menjadi kuat dan kokoh. Jadi turunnya kadar lengas 
kayu mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Berdasarkan berat 
jenisnya, kayu di Indonesia dibedakan menjadi lima kelas kuat, sebagaimana 
tersaji pada Tabel 1.1 (Klasifikasi ini disusun oleh Lembaga Pusat Penyelidikan 
Kehutanan).
C. CARA MENINGKATKAN KEAWETAN KAYU. 
Upaya meningkatkan keawetan kayu telah lama dilakukan, tujuannnya 
adalah untuk meningkatkan ketahanan kayu terhadap serangan-serangan 
serangga (rayap, bubuk, dll.) agar memperpanjang umur kayu. Lembaga 
Penelitian Hasil Hutan (LPPH), membagi keawetan kayu menjadi lima kelas 
awet. Pembagian kelas awet tersebut didasarkan pada kriteria yang terdapat 
dalamTabel 1.2.
KELAS AWET I II III IV V 
Selalu berhungan 
dengan tanah 
Sangat 
Sangat 
8 tahun 5 tahun 3 tahun 
lembab. 
pendek 
pendek 
Kayu tidak terlindung 
terhadap angin dan 
iklim,tetapi dilindungi 
terhadap air. 
20 tahun 15 tahun 10 tahun 
Beberapa 
tahun 
Sangat 
pendek 
Kayu di tempatkan di 
tempat terlindung. 
Tidak 
terbatas 
Tidak 
terbatas 
Sangat 
lama 
Beberapa 
tahun 
Pendek 
Kayu di tempatkan di 
tempat terlindung. 
Tapi dirawat,di 
cat,dsb. 
Tidak 
terbatas 
Tidak 
terbatas 
Tidak 
terbatas 
20 tahun Tahun 
Kayu 
termakan/terserang 
rayap. 
Tidak Jarang 
Agak 
cepat 
Sangat cepat Sangat cepat 
Kayu termakan oleh 
bubuk kayu,rayap dan 
serangga lain. 
tidak tidak 
Hampir 
tidak 
Tidak 
seberapa 
Sangat cepat 
Tabel 1.2. KelasAwet Kayu Berdasarkan 
Umurnya.
Ada beberapa cara untuk meningkatkan keawetan kayu, diantaranya 
adalah : 
1. Membakar Kayu. 
Salah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah dengan membakar 
lapisan luar kayu tersebut. Bagian luar yang berlapis arang tidak akan mudah 
termakan rayap. Cara ini biasanya dipakai untuk tiang-tiang yang sebagian 
tertanam dalam tanah. Cara 6 
ini tidak baik sebab kayu akan retak, sehingga bubuk/rayap akan mudah masuk 
dalam retak-retak itu dan akan menyebabkan rusaknya kayu. 
2. Mengetir. Biasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari kayu muda. 
Ada dua macam tir yang sering dipakai yaitu : “kolter” dan “sweedsteer” warnanya 
coklat muda dan cair. 
3. Penggunaan Karbolium. Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu 
tidak tertutup dan getahnya masih bisa keluar. Biasanya digunakan pada bangunan 
air dan umum, misalnya untuk tiang jembatan dalam laut, perahu, dll. 
4. Penggunaan Minyak Kreosoot. Kayu yang akan di-kreosoot dimasukan kedalam 
ketel. Kemudian disalurkan uap air, agar getah kayu keluar. Air panas yang tercampur 
getah dan angin dipompa keluar. Lewat saluran pipa lain minyak kreosoot yang telah 
dipanasi sampai 60 0 C dimasukan, lalu diproses sampai 10 atmosfir. Penggunaan 
minyak ini juga bisa disapukan atau dicatkan dibagian luar seperti mengetir.
5. Proses Burnett. Proses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya 
bahannya yang berbeda yaitu Zn Cl2 berbusa dan tak berwarna. Cara ini tidak 
dapat digunakan untuk struktur yang terendam air. 
6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi). Pada proses ini digunakan dua bejana 
(tangki) khusus. Tangki bagian atas diisi campuran kopervitriool dan air, kayu 
dimasukan kedalam tangki bagian bawah, sehingga kopervitriool bercampur air 
akan mengalir dan mengisi pori-pori kayu. 
7. Proses Kijan. Kayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan pengawet 
Hg Cl2 (zat cair putih yang beracun sangat berbisa dan tak berwarna) selama 5 - 
14 hari, kemudian ditumpuk pada tempat yang berangin. Kayu yang sudah diobati 
tidak berbau dan berwarna, setelah kering bisa di cat. Cara ini tidak baik jika 
digunakan pada struktur yang berlengas, juga tidak baik dipadukan (komposit) 
dengan besi. 
8. ProsesWolman. 
Proses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan pengawet yang terdiri 
dari Na Fe di tambah dini trophenol dan bichromat kers. dijual dalam bentuk 
bubuk. Kayu yang akan diawetkan harus dikeringkan terlebih dahulu, kemudian 
direndam dalam air yang sudah dicampur garam wolman selama 7 hari dan 
kemudian dikeringkan.
Berdasarkan SK-SNI 03-3233-1998, tentang Tata Cara Pengawetan 
Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung sebagai berikut : Pengawetan adalah 
suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk 
memperpanjang masa pakai kayu. Kayu yang harus diawetkan untuk bangunan 
rumah dan gedung adalah kayu yang mempunyai keawetan alami rendah (kelas 
awet III, IV, V dan kayu gubal kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas 
jenisnya. Bahan kayu yang akan diawetkan harus melalui proses vakum tekan, 
proses rendaman, permukaan kayu harus bersih dan siap pakai. Peralatan yang 
digunakan dalam pengawetan dengan proses vakum tekan adalah tangki 
pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki pencampur, pompa vacum, 
pompa tekan hidrolik,bejana vakum, pompa pemindah larutan, kompresor, 
manometer, termometer, hidrometer, gelas ukur 100 mL dan timbangan. Untuk 
proses, rendaman diperlukan peralatan yaitu bak pencampur, tangki persediaan, 
bak pengawet, pompa pemindah larutan, geas ukur, hidrometer termometer, 
timbangan, dan manometer. Sedangkan untuk rendaman panas dingin digunakan 
peralatan yang sama seperti rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah 
tungku panas. Cara pengawetan sebagai berikut : Pembuatan bahan larutan, dan 
persiapan kayu yang akan diawetkan. Pelaksanaan pengawetan dengan cara 
vacum tekan, rendaman dingin atau rendaman panas-dingin. Setelah kayu 
diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan menggunakan ganjal yang 
seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm, dan lindungi kayu dari pengaruh hujan dan 
matahari secara langsung sampai kering udara.
RUANG LINGKUP : 
Spesifikasi ini mencakup ketentuan ukuran kayu gergajian yang ada di pasaran 
untuk 
dipakai dalam pembuatan bangunan rumah dan gedung. 
RINGKASAN: 
Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan 
kayu 
bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau bentuk-bentuk yang sesuai 
dengan 
tujuan penggunaannya. 
SPESIFIKASI 
UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG 
SNI 03-2445-1991
• Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm, (10x30) 
mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm, 
(60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120)mm. 
• Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel): 
• Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5. 
• Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung: 
™ Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150). 
™ Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180). 
™ Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70. 
™ Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150). 
™ Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 
(120, 150). 
™ Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200). 
•Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100mm dan 
toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal. 
• Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan kering udara, 
maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen 
lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%
Tabel 1. Ukuran kayu berdasar penggunaan
UKURAN KAYU TERPILIH UNTUK 
KUSEN 
KUSEN UKURAN (mm) 
PINTU 60x100, 60x120, 60x130, 
60x150 
80x100, 80x120, 80x150 
100x120, 100x150 
JENDELA 60x100, 60x120, 60x130, 
60x150 
80x100, 80x120, 80x150 
100x120, 100x150
CONTOH KOSEN PINTU DAN JENDELA
GAMBAR STRUKTUR KAYU

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (6)

Bahan serat dan lain lain muammar 2
Bahan serat dan lain lain muammar 2Bahan serat dan lain lain muammar 2
Bahan serat dan lain lain muammar 2
 
Pembuatan kayu lapis
Pembuatan kayu lapisPembuatan kayu lapis
Pembuatan kayu lapis
 
Kelompok 5 keramik
Kelompok 5 keramikKelompok 5 keramik
Kelompok 5 keramik
 
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquetteProses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
Proses produksi sawdust briquette, efb briquette, sawdust charcoal briquette
 
Kayu lapis 2
Kayu lapis 2Kayu lapis 2
Kayu lapis 2
 
Ciri ciri kayu
Ciri ciri kayuCiri ciri kayu
Ciri ciri kayu
 

Destaque (6)

Google Page Rank (PR)
Google Page Rank (PR)Google Page Rank (PR)
Google Page Rank (PR)
 
Link Popularity
Link PopularityLink Popularity
Link Popularity
 
Natural Links
Natural LinksNatural Links
Natural Links
 
Keywords
KeywordsKeywords
Keywords
 
Meta Tags
Meta TagsMeta Tags
Meta Tags
 
Types of Search Engines
Types of Search EnginesTypes of Search Engines
Types of Search Engines
 

Semelhante a Bahan bangunan

Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu
Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayuBio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu
Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu
KEHATI
 

Semelhante a Bahan bangunan (20)

Pengetahuan dasar kayu
Pengetahuan dasar kayuPengetahuan dasar kayu
Pengetahuan dasar kayu
 
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
Ri desain media pembelajaran yosep p. sinaga ptb-a'19
 
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptxpertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
pertemuan 1 Pendahuluan2.pptx
 
Pengertian Kayu
Pengertian KayuPengertian Kayu
Pengertian Kayu
 
RBT1044 KAYU.pptx
RBT1044 KAYU.pptxRBT1044 KAYU.pptx
RBT1044 KAYU.pptx
 
struktur kayu I
struktur kayu Istruktur kayu I
struktur kayu I
 
Kayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan KonstruksiKayu _ Material dan Konstruksi
Kayu _ Material dan Konstruksi
 
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayuPertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
Pertemuan 2 pengetahuan dasar konstruksi kayu
 
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
2. Mutu dan Jenis Kayu.pdf
 
Proses produksi pabrik wood pellet
Proses produksi pabrik wood pellet Proses produksi pabrik wood pellet
Proses produksi pabrik wood pellet
 
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus  sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
Sabut Kelapa dan Serbuk Gergaji Kayu Pinus sebagai Papan Partikel Bahan Bang...
 
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptxKELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
KELOMPOK 1 Kayu revisi.pptx
 
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptxPembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
Pembuatan Minyak Kelapa Sawit.pptx
 
RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptxRESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
RESPON KAYU TERHADAP FAKTOR BIOLOGIS DAN NON BIOLOGIS.pptx
 
Struktur kayu
Struktur kayuStruktur kayu
Struktur kayu
 
PPT FISIKA KAYU _ PRISCILLA NATHASYA KRISTIAN _ G1012211008 _ KELAS B REG B _...
PPT FISIKA KAYU _ PRISCILLA NATHASYA KRISTIAN _ G1012211008 _ KELAS B REG B _...PPT FISIKA KAYU _ PRISCILLA NATHASYA KRISTIAN _ G1012211008 _ KELAS B REG B _...
PPT FISIKA KAYU _ PRISCILLA NATHASYA KRISTIAN _ G1012211008 _ KELAS B REG B _...
 
KAYU
KAYUKAYU
KAYU
 
Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu
Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayuBio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu
Bio composite, pilihan strategis penyediaan alternatif kayu
 
Kayu Meranti
Kayu MerantiKayu Meranti
Kayu Meranti
 
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkanPenentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
Penentuan kelas kekuatan dan keawetan kayu yang diperdagangkan
 

Bahan bangunan

  • 1. BAHAN BANGUNAN II 1. JENIS-JENIS KAYU 2. SPESIFIKASI UKURAN KAYU (SNI KAYU)  DI SUSUN OLEH KELOMPOK 3  ANDI SOFYAN CUCU FATIHA FAJRUL IKHSAN HENDRI GUNAWAN MOHD.HARDYATMA WILDAN PERMANA
  • 2. A. JENIS KAYU DI INDONESIA. Menurut Peraturan Konstruksi Kayu - PKKI (Lampiran 3), dari 3000- 4000 jenis pohon yang ada di Indonesia baru sekitar 150 jenis yang telah diselidiki dan dianggap penting dalam perdagangan. Dari jumlah tersebut sebagian merupakan jenis kayu yang penting sebagai bahan struktur. Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan telah menyusun daftar kayu Indonesia yang terdiri dari 90 jenis kayu penting di Indonesia. Daftar tersebut tercantum selengkapnya pada Lampiran I. Susunan kayu sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1. terdiri dari susunan sel-sel, dan sel-sel tersebut terdiri dari susunan “cellose” yang diikat dan disatukan oleh “lignine”. Perbedaan susunan sel-sel inilah yang menyebabkan perbedaan sifat-sifat dari berbagai jenis.
  • 3. a. Kulit luar (outer bark), yang merupakan kulit mati, kering dan berfingsi sebagai pelindung bagian dalam kayu. b. Kulit dalam (bast), kulit hidup, lunak basah, yang berfungsi mengangkut bahan makanan dari daun kebagian lain. c. Kambium (cambium), berada disebelah dalam kulit dalam, berupa lapisan sangat tipis (tebalnya hanya berukuran mikroskopik). Bagian inilah yang memproduksi sel-sel kulit dan sel-sel kayu. d. Kayu gubal (sap wood), tebalnya bervariasi antara 1 - 20 cm tergantung jenis kayunya, berwarna keputih-putihan, berfungsi sebagai pengangkut air (berikut zat-zat) dari tanah ke daun. Untuk keperluan struktur umumnya kayu perlu diawetkan dengan memasukan bahan-bahan kimia kedalam lapisan kayu gubal ini. e. Kayu teras atau galih (heart wood), lebih tebal dari kayu gubal yang tidak bekerja lagi. Kayu teras terjadi dari perubahan kayu gubal secara perlahan-lahan. Kayu teras merupakan bagian utama pada struktur kayu yang biasanya lebih awet (terhadap serangan serangga, bubuk, jamur) dari pada kayu gubal. f. Hati (puh). g. Jari-jari teras (Rays) yang menghubungkan berbagai bagian dari pohon untuk penyimpanan dan peralihan bahan makanan.
  • 4. Tabel 1.1. Kelas Kuat Kayu Berdasarkan Berat Jenisnya. Kelas kuat Berat Jenis Kering Udara Kuat Lentur (Kg/Cm2) Kuat Desak (kg/cm2) I > 0,90 > 1100 > 650 II 0,90 - 0,60 1100 - 725 650 - 425 III 0,60 - 0,40 725 - 500 425 - 300 IV 0,40 - 0,30 500 - 360 300 - 215 V < 0,30 < 360 < 215
  • 5. B. HUBUNGAN BERAT JENIS DAN KEKUATAN. Berat jenis menyatakan berat kayu dibagi dengan volumenya, umumnya kayu yang baru ditebang mempunyai kadar air 40 % untuk kayu berat hingga dan 200 % untuk kayu ringan. Kadar air tersebut akan keluar bersamaan dengan mengeringnya kayu hingga mencapai titik jenuh serat (fiber saturation point), yang berkadar lengas kira-kira 25–35 %. Apabila kayu mengering dibawah titik jenuh seratnya, dinding sel menjadi padat, 5 akibatnya serat-seratnya menjadi kuat dan kokoh. Jadi turunnya kadar lengas kayu mengakibatkan bertambahnya kekuatan kayu. Berdasarkan berat jenisnya, kayu di Indonesia dibedakan menjadi lima kelas kuat, sebagaimana tersaji pada Tabel 1.1 (Klasifikasi ini disusun oleh Lembaga Pusat Penyelidikan Kehutanan).
  • 6. C. CARA MENINGKATKAN KEAWETAN KAYU. Upaya meningkatkan keawetan kayu telah lama dilakukan, tujuannnya adalah untuk meningkatkan ketahanan kayu terhadap serangan-serangan serangga (rayap, bubuk, dll.) agar memperpanjang umur kayu. Lembaga Penelitian Hasil Hutan (LPPH), membagi keawetan kayu menjadi lima kelas awet. Pembagian kelas awet tersebut didasarkan pada kriteria yang terdapat dalamTabel 1.2.
  • 7. KELAS AWET I II III IV V Selalu berhungan dengan tanah Sangat Sangat 8 tahun 5 tahun 3 tahun lembab. pendek pendek Kayu tidak terlindung terhadap angin dan iklim,tetapi dilindungi terhadap air. 20 tahun 15 tahun 10 tahun Beberapa tahun Sangat pendek Kayu di tempatkan di tempat terlindung. Tidak terbatas Tidak terbatas Sangat lama Beberapa tahun Pendek Kayu di tempatkan di tempat terlindung. Tapi dirawat,di cat,dsb. Tidak terbatas Tidak terbatas Tidak terbatas 20 tahun Tahun Kayu termakan/terserang rayap. Tidak Jarang Agak cepat Sangat cepat Sangat cepat Kayu termakan oleh bubuk kayu,rayap dan serangga lain. tidak tidak Hampir tidak Tidak seberapa Sangat cepat Tabel 1.2. KelasAwet Kayu Berdasarkan Umurnya.
  • 8. Ada beberapa cara untuk meningkatkan keawetan kayu, diantaranya adalah : 1. Membakar Kayu. Salah satu cara untuk menambah ketahanan kayu adalah dengan membakar lapisan luar kayu tersebut. Bagian luar yang berlapis arang tidak akan mudah termakan rayap. Cara ini biasanya dipakai untuk tiang-tiang yang sebagian tertanam dalam tanah. Cara 6 ini tidak baik sebab kayu akan retak, sehingga bubuk/rayap akan mudah masuk dalam retak-retak itu dan akan menyebabkan rusaknya kayu. 2. Mengetir. Biasanya dipakai pada tiang pagar dan rangka atap dari kayu muda. Ada dua macam tir yang sering dipakai yaitu : “kolter” dan “sweedsteer” warnanya coklat muda dan cair. 3. Penggunaan Karbolium. Karbolium lebih baik dari pada tir, sebab pori-pori kayu tidak tertutup dan getahnya masih bisa keluar. Biasanya digunakan pada bangunan air dan umum, misalnya untuk tiang jembatan dalam laut, perahu, dll. 4. Penggunaan Minyak Kreosoot. Kayu yang akan di-kreosoot dimasukan kedalam ketel. Kemudian disalurkan uap air, agar getah kayu keluar. Air panas yang tercampur getah dan angin dipompa keluar. Lewat saluran pipa lain minyak kreosoot yang telah dipanasi sampai 60 0 C dimasukan, lalu diproses sampai 10 atmosfir. Penggunaan minyak ini juga bisa disapukan atau dicatkan dibagian luar seperti mengetir.
  • 9. 5. Proses Burnett. Proses ini sama dengan proses minyak kreosoot, hanya bahannya yang berbeda yaitu Zn Cl2 berbusa dan tak berwarna. Cara ini tidak dapat digunakan untuk struktur yang terendam air. 6. Penggunaan Kopervitriool (Prusi). Pada proses ini digunakan dua bejana (tangki) khusus. Tangki bagian atas diisi campuran kopervitriool dan air, kayu dimasukan kedalam tangki bagian bawah, sehingga kopervitriool bercampur air akan mengalir dan mengisi pori-pori kayu. 7. Proses Kijan. Kayu direndam dalam air yang sudah dicampur bahan pengawet Hg Cl2 (zat cair putih yang beracun sangat berbisa dan tak berwarna) selama 5 - 14 hari, kemudian ditumpuk pada tempat yang berangin. Kayu yang sudah diobati tidak berbau dan berwarna, setelah kering bisa di cat. Cara ini tidak baik jika digunakan pada struktur yang berlengas, juga tidak baik dipadukan (komposit) dengan besi. 8. ProsesWolman. Proses ini menggunakan garam wolman, yaitu bahan pengawet yang terdiri dari Na Fe di tambah dini trophenol dan bichromat kers. dijual dalam bentuk bubuk. Kayu yang akan diawetkan harus dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dalam air yang sudah dicampur garam wolman selama 7 hari dan kemudian dikeringkan.
  • 10. Berdasarkan SK-SNI 03-3233-1998, tentang Tata Cara Pengawetan Kayu Untuk Bangunan Rumah dan Gedung sebagai berikut : Pengawetan adalah suatu proses memasukkan bahan pengawet ke dalam kayu dengan tujuan untuk memperpanjang masa pakai kayu. Kayu yang harus diawetkan untuk bangunan rumah dan gedung adalah kayu yang mempunyai keawetan alami rendah (kelas awet III, IV, V dan kayu gubal kelas I dan II), dan semua kayu yang tidak jelas jenisnya. Bahan kayu yang akan diawetkan harus melalui proses vakum tekan, proses rendaman, permukaan kayu harus bersih dan siap pakai. Peralatan yang digunakan dalam pengawetan dengan proses vakum tekan adalah tangki pengawet, tangki pengukus, tangki persediaan, tangki pencampur, pompa vacum, pompa tekan hidrolik,bejana vakum, pompa pemindah larutan, kompresor, manometer, termometer, hidrometer, gelas ukur 100 mL dan timbangan. Untuk proses, rendaman diperlukan peralatan yaitu bak pencampur, tangki persediaan, bak pengawet, pompa pemindah larutan, geas ukur, hidrometer termometer, timbangan, dan manometer. Sedangkan untuk rendaman panas dingin digunakan peralatan yang sama seperti rendaman dingin tanpa timbangan dan ditambah tungku panas. Cara pengawetan sebagai berikut : Pembuatan bahan larutan, dan persiapan kayu yang akan diawetkan. Pelaksanaan pengawetan dengan cara vacum tekan, rendaman dingin atau rendaman panas-dingin. Setelah kayu diawetkan maka kayu disusun secara teratur dengan menggunakan ganjal yang seragam (1,5 - 2,0) x (2,5 - 3,0) cm, dan lindungi kayu dari pengaruh hujan dan matahari secara langsung sampai kering udara.
  • 11. RUANG LINGKUP : Spesifikasi ini mencakup ketentuan ukuran kayu gergajian yang ada di pasaran untuk dipakai dalam pembuatan bangunan rumah dan gedung. RINGKASAN: Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau bentuk-bentuk yang sesuai dengan tujuan penggunaannya. SPESIFIKASI UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG SNI 03-2445-1991
  • 12. • Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) mm, (10x30) mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm, (60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120)mm. • Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel): • Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5. • Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung: ™ Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150). ™ Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180). ™ Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70. ™ Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150). ™ Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 (120, 150). ™ Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200). •Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100mm dan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal. • Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan kering udara, maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%
  • 13. Tabel 1. Ukuran kayu berdasar penggunaan
  • 14. UKURAN KAYU TERPILIH UNTUK KUSEN KUSEN UKURAN (mm) PINTU 60x100, 60x120, 60x130, 60x150 80x100, 80x120, 80x150 100x120, 100x150 JENDELA 60x100, 60x120, 60x130, 60x150 80x100, 80x120, 80x150 100x120, 100x150
  • 15. CONTOH KOSEN PINTU DAN JENDELA