1. “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan
Kami tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang
menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya
sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu
bahagianpun di akhirat.” (Asy-Syuuraa 42 : 20)
2. Ahkirat
1. Amal saleh yg masih
berbekas sesudah mati
2. Ilmu yg bermanfaat
3. Anak yang saleh
3. “Jika mati seorang anak Adam maka putuslah segala amalnya, kecuali tiga
perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak yang saleh yang
mendoakannya“. (HR Muslim)
Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya pahala orang Mukmin yang menyusul
amalnya setelah dia meninggal dunia adalah ilmu yang dia ajarkan dan sebarkan,
anak-anak saleh yang dia tinggalkan, atau mushaf (Al-Quran) yang dia wariskan,
atau masjid yang dia bangun, atau rumah yang dia bangun untuk para ibnu sabil,
atau selokan yang dia alirkan untuk kepentingan umum, atau sedekah yang dia
keluarkan dari hartanya pada waktu sehat dalam hidupnya, akan menyusul
amalnya sesudah matinya“. (HR Ibnu Majah)
4. Rasulullah SAW bersabda, “Senyum kalian bagi saudaranya adalah
sedekah, beramar makruf dan nahi mungkar yang kalian lakukan untuk
saudaranya juga sedekah, dan kalian menunjukkan jalan bagi seseorang
yang tersesat juga sedekah.” (HR Tirmizi dan Abu Dzar).
Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau telah bersabda:
"Di setiap pagi, ada kewajiban sedekah atas setiap persendian dari salah seorang
kalian. Setiap tasbiih adalah sedekah, setiap tahmiid adalah sedekah, setiap tahliil
adalah sedekah, setiap takbiir adalah sedekah, amar makruf nahi mungkar adalah
sedekah. Dan dapat memadai untuk semua itu, dua rakaat yang dilakukan pada
waktu Dhuha"
5. Shadaqah jariyah
• Shadaqah jariyah adalah suatu ketaatan yg dilakukan oleh
seseorang untuk mengharapkan ridha Allah Subhaanahu Wa
Ta’ala, agar orang-orang umum bisa memanfaatkan harta yg
disedakahkannya tersebut sehingga pahalanya mengalir baginya
sepanjang barang tersebut masih ada.
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Apabila
manusia meninggal dunia, terputuslah segala amalannya, kecuali
dari tiga perkara; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau
anak shaleh yang mendo’akannya.” (HR. Muslim).
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda,
“Barangsiapa yang membangun masjid untuk mencari wajah
Allah, niscaya Allah membangunkan untuknya sebuah rumah di
dalam surga.” (HR. Bukhari dan Muslim).
6. Ilmu yang Bermanfaat
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa
mengajarkan suatu ilmu, maka dia mendapatkan pahala orang yang
mengamalkannya, tidak mengurangi dari pahala orang yang
mengamalkannya sedikitpun.” (HR. Ibnu Majah).
Sama saja apakah dia mengajarkan ilmu tersebut kepada seseorang atau
berupa buku yang orang-orang mempelajarinya setelah kematiannya.
• Dari ‘Aisyah—radhiyallahu ‘anha—dia berkata, bahwa Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Orang yang mengajarkan
kebaikan dimintakan ampunan oleh segala sesuatu, sampai ikan-ikan
yang ada di dalam lautan.” (HR. Al Bazzar).
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barangsiapa yang
menyeru kepada petunjuk (kebajikan), maka dia mendapatkan pahala
sebagaimana pahala-pahala orang yang mengikutinya, hal itu tidak
mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan barangsiapa
menyeru kepada kesesatan, maka dia mendapatkan dosa seperti dosa-dosa
orang yang mengikutinya, hal itu tidak mengurangi dosa-dosa
mereka sedikitpun.” (HR. Muslim).
7. Anak shaleh yg mendo’akan orang
tuanya
• Anak termasuk usaha orang tua, sehingga
amalan-amalan shaleh yang diamalkan si anak,
juga akan menjadikan orang tua mendapatkan
pahala amalan tersebut, tanpa mengurangi
pahala anak tersebut sedikit pun.
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda,
“Sesungguhnya sebaik-baik yang kamu makan
adalah yang (kamu dapatkan) dari usaha kamu,
dan sesungguhnya anak-anakmu itu termasuk
usaha kamu.” (HR. At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan
Ibnu Majah).
8. Apabila manusia, hewan atau burung memakan
tanaman milik orang yg telah meninggal
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidaklah seorang
Muslim menanam tanaman, kecuali apa yang dimakan dari tanaman
tersebut merupakan sedekahnya (orang yang menanam). Dan apa yang
dicuri dari tanaman tersebut merupakan sedekahnya. Dan apa yang
dimakan oleh binatang buas dari tanaman tersebut merupakan
sedekahnya. Dan apa yang dimakan oleh seekor burung dari tanaman
tersebut merupakan sedekahnya. Dan tidaklah dikurangi atau diambil
oleh seseorang dari tanaman tersebut kecuali merupakan sedekahnya.”
(HR. Muslim).
• Imam Nawawi—rahimahullah—berkata mengomentari hadits di atas,
“Hadits ini menunjukkan keutamaan menanam dan mengelola tanah,
dan bahwa pahala orang yang menanam tanaman itu mengalir terus
selagi yang ditanam atau yang berasal darinya itu masih ada sampai hari
kiamat.”
• Hal ini berbeda dengan sedekah jari-yah, karena tanaman itu tidak
dimaksudkan (diniatkan) sebagai sedekah jariyah, akan tetapi hasil yang
dimakan dari tanaman ter-sebut menjadi sedekah jariyah tanpa ke-inginan
dari pemiliknya atau ahli warisnya.
9. Bersiaga di jalan Allah
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda, “Bersiaga di jalan Allah (menjaga
jika musuh menyerang) sehari semalam lebih
baik dari pada puasa dan mendirikan shalat
satu bulan, dan apabila (orang yang bersiaga
tersebut) meninggal dunia maka amalan yang
sedang dia kerjakan tersebut (pahalanya
terus) mengalir kepadanya, rezekinya terus
disampaikan kepadanya dan dia terjaga dari
ujian (kubur).” (HR. Muslim).
10. Menggali kubur untuk mengubur
seorang Muslim
• Dari Abu Rafi’ Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barang
siapa yang memandikan jenazah dan ia menyembunyikan
cacat jenazah tersebut, niscaya dosanya diampuni
sebanyak 40 dosa. Dan barangsiapa yang mengafani
jenazah, niscaya Allah akan memakaikan kepadanya kain
sutera yang halus dan tebal dari surga. Dan barang siapa
yang menggali kuburan untuk jenazah dan dia
memasukkannya ke dalam kuburan tersebut, maka dia
akan diberi pahala seperti pahala membuatkan rumah,
yang jenazah itu dia tempatkan (di dalamnya) sampai hari
kiamat.” (HR. Al Baihaqi dan Al Hakim. Al Hakim berkata,
“Hadits ini sesuai syarat Imam Muslim”, dan Imam Adz-
Dzahabi menyetujuinya
11. AMALAN YG BERASAL DR USAHA2
ORANG LAIN
• 1. Do’a untuk mayat
Orang yang telah meninggal akan mendapatkan
manfaat dari do’a orang lain pada beberapa
tempat/waktu yaitu:
• a. Do’a ketika akan meninggal atau setelah meninggal
Dari Ummu Salamah, dia berkata,
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, Jika
kalian mengunjungi orang yang sakit atau orang yang
telah meninggal maka ucapkanlah kebaikan,
sesungguhnya para malaikat mengaminkan apa-apa
yang kalian ucapkan.” (HR. Muslim).
12. AMALAN YG BERASAL DR USAHA2
ORANG LAIN
• b. Do’a untuk mayat dalam shalat jenazah
Dari Abu Umamah Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Jika kalian menyalatkan jenazah, maka
murnikanlah do’a untuknya.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah).
• Dari Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhuma, dia berkata, Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyalatkan satu jenazah, lalu saya
hafalkan do’anya. Beliau berdo’a,
• “Ya Allah, ampunilah dia, kasihanilah dia, jauhkanlah dia (dari musibah),
maafkanlah dia, muliakanlah tempatnya, luaskanlah tempat masuknya,
mandikanlah dia dengan air, dengan es dan embun, bersihkanlah ia dari
kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian yang putih dibersihkan dari
kotoran. Berilah ia ganti kampung yang lebih baik dari kampungnya (di
dunia), keluarga yang lebih baik dari keluarganya (di dunia), istri yang
lebih baik dari istrinya (di dunia). Masukkanlah ia ke dalam surga,
lindungilah ia dari adzab kubur dan adzab neraka.” Lalu Auf bin Malik
berkata, “Sampai-sampai aku membayangkan sekiranya akulah mayat
itu.” (HR. Muslim).
13. AMALAN YG BERASAL DR USAHA2 ORANG LAIN
• c. Memohonkan ampun untuk mayat
Dari ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata, “Kebiasaan Rasulullah
Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila selesai menguburkan mayat, beliau berdiri lalu
bersabda, “Mohonkanlah ampunan untuk saudaramu dan mintalah keteguhan,
sesungguhnya sekarang dia sedang ditanya.” (HR. Abu Dawud dan Hakim).
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam juga bersabda, “Sesungguhnya Allah sungguh
akan mengangkat derajat seorang hamba yang shaleh di surga. Hamba tadi berkata,
“Ya Rabb, bagaimana bisa saya mendapatkan derajat ini?” Allah menjawab, “Karena
istighfar anakmu untukmu.” (HR, Imam Ahmad dengan sanad yang shahih).
• Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyebut anak, karena anak yang biasanya
beristighfar untuk orang tuanya. Penyebutan anak di sini sebagai keumuman, bukan
sebagai pembatasan manfaat hanya dari anak. Maka seorang Muslim mana saja
meminta ampun untuk saudaranya Muslim yang lain, niscaya hal itu bermanfaat
baginya.
• d. Do’a untuk yang telah meninggal ketika kuburannya diziarahi
Dari Buraidah, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mengajari para
sahabat jika ziarah kubur, agar hendaklah mereka mengatakan:
• “Semoga keselamatan bagi kalian wahai penghuni kubur dari golongan mu’min dan
muslim. Kami insya Allah pasti akan menyusul kalian. Kalian bagi kami adalah
pendahulu dan kami bagi kalian adalah pengikut. Aku memohonkan bagi diri kami
dan kalian keselamatan.” (HR. Muslim).
14. AMALAN YG BERASAL DR USAHA2
ORANG LAIN
• Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Do’a seorang
Muslim untuk saudaranya (sesama Muslim) yang tidak ada di
hadapannya merupakan (do’a) mustajabah (dikabulkan). Di dekat
kepala orang yang berdo’a tersebut ada malaikat yang ditugaskan,
setiap dia berdo’a kebaikan untuk saudaranya, malaikat tersebut
berkata, “Amin dan semoga kamu mendapatkan hal yang sama.”
(HR. Muslim).
Do’a tersebut berlaku bagi orang yang masih hidup dan juga bagi
yang telah meninggal dunia.
• 2. Banyaknya Orang yang Menyalatkan Jenazah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada satu
jenazah pun yang dishalatkan oleh sekelompok Muslim yang
mencapai seratus—semuanya meminta buat si mayat—kecuali
permintaan mereka buat si mayat itu diterima.” (HR. Muslim).
15. AMALAN YG BERASAL DR USAHA2
ORANG LAIN
• Boleh jadi sang mayit juga diampuni dosanya jika dishalatkan oleh
kurang dari seratus orang asalkan orang-orang yang menyalatkan
itu termasuk orang-orang yang bertauhid. Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Tidak ada seorang Muslim pun yang
wafat, lalu jenazahnya dishalatkan oleh 40 orang yang tidak
menyekutukan Allah dengan apa pun, kecuali Allah menereima
permintaan mereka buat mayat itu.“
• 3. Pujian Kebaikan Buat Orang yang Telah Meninggal
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda, “Barang siapa
yang kalian puji dengan kebaikan maka pasti baginya surga, dan
barang siapa yang kalian sebut-sebut kejelekannya maka pasti
baginya neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahu A’lam (Al Fikrah)
16. Allah mengampuni dosa manusia
Do’a yang selalu terucap dari lisan kita setiap kali memohon pada Allah
adalah do’a mohon ampunan. Hal ini menandakan bahwa sepanjang
hidupnya manusia tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Namun Allah
Maha Perkasa lagi Maha Pengampun
17. 1. Istighfar
• Istighfar bisa dianalogikan sebagai penghapus atau tipe-x
yang biasa digunakan saat kita menulis. Kalau kita salah
tulis pakai penghapus atau tipe-x agar tulisan bersih dan
rapi bebas dari coretan.
• Demikian juga dengan istighfar, bisa digunakan untuk
mengoreksi kekhilafan-kekhilafan kecil selama kita
beraktifitas. Gunakanlah alat ini setiap hari, setiap waktu
sepanjang hayat.
• Insya Allah gubahan yang kita hasilkan selama hidup akan
bersih dan rapi bebas dari kesalahan dan coretan. Dalam
setiap aktifitas senantiasa sisipkan istigfar, mohon
ampunan pada Allah, karena tak satupu dari kita yang luput
dari khilaf dan dosa.
18. 2. Bersusah payah dalam mencari
rizki yang halal
• Dosa tidak saja terhapuskan melalui pahala
ibadah-ibadah ritual. Adakalanya Allah
menghapus dosa kita atas usaha dan jerih
payah kita dalam mencari rizki yang halal.
• Setiap keletihan, kelelahan, dan setiap butir
keringat yang dicucurkan akan dihitung
sebagai penebus dosa. Jadi jangan pernah
menyerah dan putus asa.
19. 3. Mengikhlaskan bila terzalimi
• Ikhlas adalah sifat terpuji dan mulia.
Mengikhlaskan bila terzalimi dan tidak
mengungkit-ungkit kesalahan orang lain adalah
sifat orang-orang yang berjiwa besar.
• Allah akan mengampuni dosa orang-orang yang
mengikhlaskan bila ia terzalimi dan hanya
menyerahkan segala urusannya hanya pada Allah.
• Allah Maha Pengampun dan sungguh luas
ampunanNya. Sepatutnya pulalah kalau manusia
mempunyai sifat pemaaf. Maka maafkanlah….dan
dapatkan ampunan dari Allah.
20. 4. Bersusah payah dalam mencari ilmu
• Allah memuliakan orang yang beriman dan
berilmu beberapa derajat. Begitu utama
kedudukan ilmu sehingga Allah memberi ganjaran
penghapusan dosa bagi para pencari ilmu.
21. 5. Sakit dan kemudian bersabar
menjalaninya.
• Sabar adalah kekuatan. Saat sakit mendera raga,
hati dan jiwa yang sabar menghadapinya akan
dihapuskan dosanya oleh Allah.
• Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berkata; “Ketika
Ku timpakan musibah pada seorang hamba, lalu
ia bersabar, sungguh Aku malu menghitung
dosanya pada Hari Kiamat”.
22. Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi
orang-orang yang beriman dan Al Quran
itu tidaklah menambah kepada orang-orang
yang zalim selain kerugian. ( al
Israa’ 82 )
23. Beban terbesar dan terberat dalam diri dan hidup setiap kita,
adalah kemaksiatan-kemaksiatan dan dosa-dosanya
menggunung
24. Dosa Dosa Kita
• “Dan (bukankah) telah Kami lepaskan darimu (beban)
dosamu, yang memberatkan (membebani) punggungmu”
(QS. Al-Insyiraah: 2-3).
• Oleh karena itu, salah satu kebutuhan asasi kita sebagai
orang beriman, sebenarnya adalah bagaimana bisa
terbebaskan dan terlepaskan dari beban-beban terbesar
dan terberat itu.
• Dimana hal itu tiada lain hanyalah dengan terhapuskannya
kemaksiatan-kemaksiatan dan dosa-dosa kita. Sedangkan
sarana utama penghapus itu adalah amal saleh. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “…dan
ikutilah perbuatan buruk itu dengan amal kebaikan yang
akan menghapuskannya…”
25. Amal Saleh penghapus dosa
• Maka pada prinsipnya, setiap amal saleh
sebenarnya berpotensi untuk menjadi faktor
dan sarana penghapus serta penebus dosa!
Namun ternyata, disaat yang sama, terdapat
beberapa bentuk dan jenis amal tertentu
yang lebih istimewa sebagai wasilah utama
pelebur dosa
• Dua puluh Amal saleh penhapus dosa
26. 1. Tobat
• Tobat dengan taubatan nashuha dan banyak-banyak beristighfar. Ini
merupakan amal yang menjadi sarana paling utama bagi penghapusan
dosa. Oleh karena itu perintah, seruan dan anjuran untuk bertobat dan
beristighfar ini, tersebar di banyak ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi
shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): “Dan
bertobatlah kalian semuanya kepada Allah, wahai orang-orang yang
beriman, agar kalian beruntung dan berjaya” (QS. An-Nuur: 31).
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Sungguh
aku beristighfar dan bertobat kepada Allah dalam sehari lebih dari tujuh
puluh kali” (HR. Al-Bukhari).Dalam riwayat lain: “Wahai umat manusia,
bertobatlah kepada Allah. Sungguh aku bertobat kepada Allah dalam
sehari seratus kali” (HR. Muslim).
• Sementara itu Allah menjamin dan menjanjikan untuk menerima tobat
setiap orang yang bertobat dengan sebenar-benarnya. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya): “Barangsiapa yang
bertobat sebelum terbitnya matahari dari barat, maka Allah akan
menerima tobatnya” (HR. Muslim).
27. 2. Wudhu
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Barangsiapa berwudhu dengan cara yang sempurna, maka dosa-dosanya
akan keluar dari tubuhnya, sampai (ada yang) keluar dari
kuku-kukunya” (HR. Muslim).
• “Apabila seorang hamba muslim atau mukmin berwudhu lalu
membasuh wajahnya, maka langsung gugurlah dari wajahnya setiap
dosa akibat pandangan matanya, bersama air atau bersama tetes
terakhir dari air (bekas basuhan wajah). Dan ketika ia membasuh
kedua tangannya, maka langsung gugurlah dari kedua tangannya
setiap dosa yang telah diperbuat kedua tangan itu, bersama air atau
bersama tetesan terakhir air (bekas basuhan tangan), sampai ia
bersih dari dosa-dosa. Dan saat ia membasuh kedua kakinya, maka
akan gugurlah setiap dosa akibat langkah kedua kakinya, bersama
air atau bersama tetes terakhir dari air (bekas basuhan kaki)” (HR.
Muslim dari Abu Hurairah).
28. 3. Shalat
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang
artinya): “Bagaimana menurut kalian, sendainya ada
sebuah sungai (dengan airnya yang sangat jernih) di
depan pintu rumah seseorang dari kalian. Dimana ia
selalu mandi di sungai itu 5 kali setiap harinya, apakah
mungkin masih akan tersisa kotoran di tubuhnya
meskipun hanya sedikit? Mereka (para sahabat) pun
menjawab: Tentu saja tidak akan tersisa sedikitpun
kotoran di tubuhnya! Beliaupun lalu bersabda: “Nah,
begitulah perumpamaan shalat lima waktu. Dengannya
Allah akan menghapus dosa-dosa” (HR. Muttafaq
‘alaih).
29. 4. Langkah kaki menuju masjid
• Melangkah kaki berjalan ke Masjid
untuk shlat jamaah akan
menghapuskan dosa
30. • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang
artinya): “Maukan kalian aku beritahu tentang amal yang
dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa dan
meninggikan derajat? Mereka (para sahabat) menjawab
spontan: Tentu saja mau ya Rasulallah. Beliau kemudian
melanjutkan sabdanya: “Yaitu menyempurnakan wudhu
meskipun dalam kondisi berat, banyaknya langkah
menuju masjid, dan semangat menunggu dari satu shalat
ke shalat berikutnya. Itulah ribath (berjaga-jaga di pos
jihad) yang sebenarnya! Itulah ribath yang sebenarnya”
(HR. Muttafaq ‘alaih).
31. 6. Puasa.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Barangsiapa berpuasa Ramadhan
atas dasar keimanan dan pengharapan akan
pahala, maka akan diampunkan dosa-dosanya
yang telah lalu” (HR. Muttafaq ‘alaih).
Sebagaimana hadits-hadits lain juga menegaskan
bahwa, puasa sunnah hari Arafah dan puasa
‘Asyura’ memiliki fadhilah istimewa sebagai
penghapus dosa-dosa yang telah lalu dan yang
akan datang.
32. 7. Qiyam Ramadhan (Shalat sunnah
tarawih).
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa
melakukan shalat qiyam Ramadhan
(tarawih)atas dasar keimanan dan
pengharapan akan pahala, maka akan
dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu”
(HR. Muttafaq ‘alaih).
33. • Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa
melakukan qiyamullail (tarawih) pada
malam lailatul qadar, atas dasar keimanan
dan pengharapan akan pahala, maka akan
dihapuskan dosa-dosanya yang telah lalu”
(QS. Muttafaq ‘alaih).
34. 9. Umrah.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Umrah satu
ke umrah yang lainnya menjadi
penebus dosa-dosa antara keduanya.
Adapun haji yang mabrur, maka tiada
balasan (yang pantas) atasnya kecuali
Surga” (HR. Muslim).
35. 10. Haji.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiapa
berhaji ke Baitullah ini, lalu tidak
melanggar larangan (haji) dan tidak
berbuat dosa maksiat, maka ia akan
kembali bersih dari dosa, seperti saat
baru dilahirkan oleh ibunya” (HR.
Muttafaq ‘alaih).
36. 11. Sedekah.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Sedekah itu
akan memadamkan (menghapuskan)
dosa, sebagaimana air memadamkan
api” (HR. At. Tirmidzi).
37. 12. Dzikrullah (dzikir kepada
Allah) Ta’ala.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang artinya):
“Maukah kalian Aku beritahu tentang amal yang paling baik
untuk kalian, yang paling suci bagi Raja (Tuhan) kalian, yang
paling utama untuk meninggikan derajat kalian, dan yang lebih
baik bagi kalian daripada berinfak emas dan perak, bahkan yang
lebih baik bagi kalian daripada bertemu musuh (dalam perang
jihad) sampai kalian berhasil membunuh mereka atau mereka
yang justru membunuh kalian? Mereka (para sahabat)
menjawab: Tentu saja kami mau tahu ya Rasulallah! Dan
Beliaupun lalu bersabda: “(Amal itu adalah) dzikrullah (berdzikir
kepada Allah) Ta’ala” (HR. At. Tirmidzi)
• “Barangsiapa berucap dzikir “Subhanallahi, wa bihamdihi”
(Maha Suci Allah, Dan Maha Terpujilah Dia”, dalam sehari
seratus kali, maka akan dihapuskan dosa-dosanya, meskipun
sebanyak buih lautan” (HR. Muttafaq ‘alaih).
38. 13. Bersabar terhadap
musibah.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Tiada satu
musibahpun yang menimpa seorang
muslim, baik berupa kepenatan, kepedihan,
kegundahan, kesedihan, gangguan,
maupun kesusahan, termasuk duri yang
mengenainya, melainkan dengan semuanya
itu Allah akan menghapuskan dosa-dosanya”
(HR. Al-Bukhari).
39. 14. Berucap syahadat dan dzikir
seusai mendengar kumandang
adzan.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda (yang
artinya): “Barangsiapa yang ketika (seusai) mendengar
muadzin, mengucapkan: “Asyhadu allaa ilaaha illallahu
wahdahu laa syariika lah, wa anna Muhammadan ‘abduhu
wa rasuluh. Radhiitu billahi rabbaa, wa bi-Muhammadin
rasuulaa, wa bil-Islami diinaa” (Aku bersaksi bahwa, tiada
tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah, satu-satu-Nya,
tiada sekutu bagi-Nya. Dan bahwa, Muhammad adalah
hamba Allah dan rasul-Nya. Aku ridha Allah sebagai tuhan,
Muhammad sebagai rasul, dan Islam sebagai agama).
(Barangsiapa yang membaca dzikir tersebut), maka akan
diampunkan dosa-dosanya” (HR. Muslim).
40. 15. Shalat dua rakaat setelah terpeleset
dlm sebuah dosa (shalat tobat).
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Tidak ada seorang
hambapun yang melakukan suatu dosa, lalu
bersuci (berwudhu) dengan sempurna, dan
shalat dua rakaat, kemudian beristighfar
memohon ampun kepada Allah, melainkan
akan diampunkan” (HR. Abu Dawud).
41. 16. Dakwah di jalan Allah.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Barangsiaapa
mengajak kepada suatu petunjuk
(kebaikan), maka ia akan mendapakan
pahala atas ajakannya itu, dan juga pahala
lain yang sama seperti pahala orang-orang
yang mengikuti petujuk kebaikan tersebut,
tanpa mengurangi sedikitpun dari paahala
mereka” (HR. Muslim).
42. 17. Membezuk orang sakit.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Tiada seorang muslimpun yang
membezuk sesama muslim yang sedang sakit pada
pagi hari, melainkan ada 70.000 malaikat yang
mendoakannya sampai petang. Dan jika
membezuknya pada sore hari, maka akan ada pula
70.000 malaikat yang memohonkan rahmat
untuknya sampai esok pagi. Dan ia akan
mendapatkan sebuah taman di Surga (karenanya)”
(HR. At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al-Albani).
43. 18. Bakti kepada kedua orang
tua.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Sungguh rugi!
Sungguh rugi! Sungguh rugi!”. Ditanyakan
kepada beliau: Siapakah dia ya Rasulallah?
Beliau menjawab: “Seseorang yang masih
mendapati ibu bapaknya dimasa tua, baik
kedua-duanya ataupun salah satunya, lalu
ia tidak masuk Surga (karenanya)” (HR.
Muslim).
44. 19. Menanggung dan
menyantuni anak yatim.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda (yang artinya): “Aku dan
penanggung/penyantun anak yatim, nanti
di Surga seperti ini. Beliau menunjuk
dengan dua jari mulia beliau, jari telunjuk
dan jari tengah” (HR. Al-Bukhari).
45. 20. Shalat jenazah dan
menyertainya sampai pemakaman.
• Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda
(yang artinya): “Barangsiapa yang menghadiri
penyelenggaraan jenazah sampai dishalatkan, maka
ia akan memperoleh pahala satu qirath. Dan
barangsiapa yang menghadirinya sampai
dimakamkan, maka ia akan mendapat pahala dua
qirath. Ditanyakan: Apa maksud dua qirath itu?
Beliau menjawab: “Seukuran dua gunung besar”
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).
46. “Dan (bukankah) telah Kami lepaskan
darimu (beban) dosamu, yang
memberatkan (membebani)
punggungmu” (QS. Al-Insyiraah: 2-3).