SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 21
SEMANTIK,PRAGMATIK, D
AN SOSIOLINGUISTIK
 Membedakan prinsip-prinsip semantik,
  pragmatik, dan kaitannya dengan
  sosiolinguistik


                            Heidyanne R. Kaeni
                      R. A. Disyacitta Nariswari

                              Departemen Linguistik
                 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya
                               Universitas Indonesia
                                 Semptember 2012
SEMANTIK
Makna Kata
 Tiap aspek dari makna sebuah kata terlihat
  dalam sebuah pola karakteristik dari
  kenormalan dan ketidaknormalan semantis
  dalam konteks yang sesuai secara
  gramatikal (Cruse, 1986:15).
 Hubungan kewajaran antara unsur leksikal
  dengan konteks  hubungan kontekstual
  (Cruse, 1986:16)
    ◦ makna sebuah kata tercermin sepenuhnya
      dalam hubungan kontekstual
    ◦ makna sebuah kata dibentuk oleh hubungan
      kontekstualnya
Tujuh Tipe Makna menurut Leech
  (2003:19-37)
1. Makna Konseptual: isi yang logis, kognitif, atau denotatif.
  Contoh: rumah
2. Makna Konotatif: yang dikomunikasikan dengan apa
   yang diacu oleh bahasa. Contoh: pelacur – PSK; kakus –
   WC – kamar kecil
3. Makna Stilistik: yang dikomunikasikan dari keadaan
   sosial mengenai penggunaan bahasa. Contoh: aku dan
   kau suka dancow
4. Makna Afektif :yang terungkap dari perasaan dan tingkah
   laku pembicara/ penulis. Contoh: bedebah, honey,..
5. Makna Refleksi: yang disampaikan melalui asosiasi
dengan       pengertian yang lain dari ungkapan yang sama.
Contoh: bacaan saat dzikir, sholat
6. Makna Kolokatif: yang disampaikan melalui asosiasi
   dengan kata yang cenderung terjadi pada lingkup kata
   yang lain. Contoh: cantik - putri, gadis, perempuan, ...
7. Makna Thematik: yang dikomunikasikan dengan cara di
mana         pesannya disusun atas dasar urutan dan
tekanan. Contoh: iklan     bank, iklan shampo
Kebertalian dan Ketidakbertalian
 Makna kata digambarkan sebagai pola kebertalian dan
  ketidakbertalian dengan semua kata lain yang mampu
  bertentangan dalam konteks gramatika (Cruse, 1986:16).
 Kebertalian dan ketidakbertalian sintagmatik:
   kebertalian sintagmatik ditetapkan oleh kapasitas asosiasi
     yang normal dalam ujaran
     contoh: The dog barked (kebertalian antara dog dan barked)
   ketidakbertalian sintagmatik digambarkan oleh
     ketidakwajaran sintagmatik yang melanggar batasan
     gramatika
     contoh: The lions are chirruping.
 Kebertalian dan ketidakbertalian paradigmatik:
   kebertalian paradigmatik kebertalian semantis antara pola
     kewajaran sintagmatik
   ketidakbertalian paradigmatik ketidakbertalian semantis
     antara pola kewajaran sintagmatik
     contoh:
      Arthur fed the dog/ cat/ ?lamp-post.
     The dog/ cat/ ?lamp-post ran away.
     The ?dog/ ?cat/ lamp-post got bent in the crash.
     We painted the ?dog/ ?cat/ lamp-post red.
Perikutan Makna
   It’s a triangle memperikutkan makna
    “it has three angles”

   It’s a bird tidak memperikutkan makna
    “it is adapted for flight”

   It’s a dog tidak memperikutkan makna
    “it has four legs”
                       Sumber: Cruse (1986:18)
Sifat Semantis
   Makna kata yang bisa digali dari
    hubungan kontekstual adalah salah satu
    atau setidaknya sebagian dari makna
    kata lain. Sebuah kata bermakna yang
    berperan dalam makna kata lain
    merupakan sifat semantis dari kata
    kedua (Cruse, 1986:16).

   Pembeda tingkat dan jenis peran dari
    sifat semantis: ketercakupan,
    keterdugaan, kemungkinan,
    ketidakterdugaan, dan keterkecualian
Sifat Ketercakupan dan
Keterkecualian
 Sifat ketercakupan dan
  keterkecualian dapat didiagnosis
  dengan membawa makna antar
  kalimat (Cruse, 1986:16-17).
 “animal” merupakan sifat
  ketercakupan dari dog karena It’s a
  dog membawa makna “it’s an animal”.
 “fish” merupakan sifat keterkecualian
  dari dog karena It’s a dog membawa
  makna “it’s not a fish”.
Sifat Keterdugaan,
Kemungkinan, dan
Ketidakterdugaan
    Sifat keterdugaan, kemungkinan dan
     ketidakterdugaan dapat diuji oleh bentuk
     “P, tetapi Q” (Cruse, 1986:17).
    It’s a dog tidak membawa makna “it can
     bark”  jadi “can bark” bukan sifat
     ketercakupan
    Contoh yang menunjukkan sifat
     keterdugaan:
     It’s a dog, but it can bark. (kalimat ganjil)
      paradoks ekspresif
     It’s a dog, but it can’t bark. (kalimat
   Sifat kemungkinan ada ketika kedua
    kalimat penguji menunjukkan paradoks
    ekspresif dan P and Q normal:
    It’s a dog, but it’s brown. (kalimat ganjil)
    It’s a dog, but it isn’t brown. (kalimat
    ganjil)
    It’s a dog and it’s brown. (kalimat normal)

   “can sing” merupakan sifat
    ketidakterdugaan dari dog:
    It’s a dog, but it can sing. (kalimat
    normal)
    It’s a dog, but it can’t sing. (paradoks
    ekspresif)
Kanonik
   Sifat semantis yang dianggap tidak memiliki
    "kecacatan" disebut sifat kanonik (Cruse,
    1986:19).

   ?The typical dog has four legs.
    ?Dogs typically have four legs.
    The typical bird is adapted for flight.
    Birds are typically adapted for flight.
    ?A dog that does not have four legs is not necessarily
    defective.
    A bird that cannot fly is not necessarily defective.
    ?What kinds of dog have only three legs?
PRAGMATIK
Definisi Pragmatik
studi tentang makna dalam hubungannya
 dengan situasi-situasi ujar (Leech, 1983).
kajian tentang bagaimana bahasa
 digunakan untuk berkomunikasi (Parker,
 1986).
kajian tentang kondisi penggunaan
 bahasa manusia sebagaimana ditentukan
 oleh konteks masyarakatnya (Mey, 1993).
kajian hubungan antara bahasa dan
 konteks yang tergramatikalisasi atau
 terkodifikasi dalam struktur bahasa
 (Levinson, 1983)
Konteks dalam Pragmatik
 Konteks  situasi lingkungan dalam arti yang
  luas yang memungkinkan peserta pertuturan
  untuk dapat berinteraksi dan yang membuat
  ujaran mereka dapat dipahami (Mey, 1993).
 Pentingnya konteks dalam pragmatik:
   Wijana (1996) : Pragmatik mengkaji makna yang
    terikat konteks
   Searle, Kiefer dan Bierwich (1980) : Pragmatik
    berkaitan dengan interpretasi ungkapan yang
    mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara
    menginterpretasi ungkapan tersebut tergantung
    pada kondisi-kondisi khusus penggunaan
    ungkapan tersebut dalam konteks

                              sumber: Nadar
    (2009:4)
Semantik dan Pragmatik
   Perlakuan makna menurut Leech (1983):
     Semantik : makna didefinisikan semata-mata
     sebagai ciri ungkapan suatu bahasa, terpisah dari
     situasi, penutur, dan petuturnya
     Pragmatik : makna diberi definisi dalam
     hubungannya dengan penutur (intended meaning and
     interpreted meaning).
   Kajian makna menurut Parker (1986):
     Acuan penutur : kajian pragmatik
     Referensi linguistik : kajian semantik
   Kajian makna menurut Frawly (1993):
    Konteks dan penggunaan (pragmatik) menentukan
     makna
    Semantik bahasa tidak terlalu terkait dengan
     pengkajian konteks & penggunaan bahasa

                                    sumber: Nadar (2009:3)
Pertentangan Pandangan
 Semantik Generatif (tokoh John R. Ross)
 memasukkan pragmatik ke dalam semantik
 hipotesis performatif: sebuah kalimat dalam representasi struktur
  batin/semantiknya merupakan kalimat performatif
    cth 1: “Saya menyatakan kepadamu bahwa X”
    cth 2: “Saya memerintahkan kamu untuk Y”
    daya ilokusi / daya pragmatik suatu tuturan terkurung di dalam
     struktur semantiknya

 Ahli Filsafat (tokoh: John R. Searle)
 skeptis terhadap pendekatan makna sebagai wujud abstrak
  (konsep-konsep)
       semantik masuk ke dalam pragmatik
   usul: teori makna sebagai sub bagian dan teori tindakan
      definisi makna bertolak dari tindakan ujar penutur – petutur

                                                             Leech
      (1983:7)
SOSIOLINGUISTIK
Pengertian Sosiolinguistik
Ilmu  antardisiplin sosiologi-linguistik.
Cabang linguistik yang mempelajari
 hubungan dan saling pengaruh antara
 perilaku bahasa dan perilaku sosial
 (Kridalaksana, 2011:225).
Kajian bahasa dalam penggunaannya
 untuk meneliti hubungan konvensi
 pemakaian bahasa dengan aspek-
 aspek lain dari tingkah laku sosial
 (Criper & Widdowson dalam Chaer,
 2004).
Bahasa dan Masyarakat
Dimensi  kemasyarakatan memberi
 “makna” pada bahasa, menyebabkan
 terjadinya ragam-ragam bahasa (Chaer
 & Agustina, 2004:2-3).
Menurut Chaer & Agustina (2004),
 bahasa sebagai objek dalam
 sosiolinguistik: dilihat/didekati sebagai
 sarana interaksi atau komunikasi di
 dalam masyarakat manusia
 tiap kegiatan kemasyarakatan tidak lepas
  dari penggunaan bahasa  rumusan
Pragmatik dan Sosiolinguistik
 Pragmatik: fokus kajian bahasa pada
  hubungan lambang-penutur 
  sosiolinguistik (Chaer & Agustina, 2004:2-
  3).
 Menurut Leech (1983), pertemuan
  sosiologi-pragmatik:
     didasarkan pada kenyataan Prinsip Kerjasama
     dan Prinsip Sopan Santun berperan secara
     berbeda dalam kebudayaan masyarakat bahasa
     yang berbeda.
     deskripsi pragmatik harus dikaitkan dengan
     kondisi-kondisi sosial tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,    Abdul dan Leonie Agustina. 2004.
     Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta:
     Penerbit Rineka Cipta.
Cruse, D.       A. 1986. Lexical Semantics.
     Cambridge University Press.
Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik
     Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit PT.
     Gramedia Pustaka Utama.
Leech, Geoffrey. 1983.       The Principles of
     Pragmatics. Longman Group Limited.
____________. 2003. Semantik. Yogyakarta:
     Pustaka Pelajar.
Nadar, F. X. 2009. Pragmatik & Penelitian
     Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados (20)

Unsur unsur wacana
Unsur unsur wacanaUnsur unsur wacana
Unsur unsur wacana
 
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSIANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
ANALISIS WACANA KOHESI DAN KOHERENSI
 
tindak tutur
tindak tuturtindak tutur
tindak tutur
 
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik TagmemikPresentasi Aliran Linguistik Tagmemik
Presentasi Aliran Linguistik Tagmemik
 
Psikolinguistik ppt
Psikolinguistik  pptPsikolinguistik  ppt
Psikolinguistik ppt
 
pragmatik-2.ppt
pragmatik-2.pptpragmatik-2.ppt
pragmatik-2.ppt
 
Kohesi gramatikal 1
Kohesi gramatikal 1Kohesi gramatikal 1
Kohesi gramatikal 1
 
Aspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacanaAspek gramatikal wacana
Aspek gramatikal wacana
 
Pragmatik
PragmatikPragmatik
Pragmatik
 
bahasa, budaya dan pemikiran
bahasa, budaya dan pemikiranbahasa, budaya dan pemikiran
bahasa, budaya dan pemikiran
 
Bab v wacana
Bab v wacanaBab v wacana
Bab v wacana
 
linguistik historis komparatif
linguistik historis komparatiflinguistik historis komparatif
linguistik historis komparatif
 
makalah semantik
makalah semantikmakalah semantik
makalah semantik
 
Analisis Wacana
Analisis WacanaAnalisis Wacana
Analisis Wacana
 
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana BahasaWujud dan Jenis Wacana Bahasa
Wujud dan Jenis Wacana Bahasa
 
Makalah Discourse analysis
 Makalah Discourse analysis Makalah Discourse analysis
Makalah Discourse analysis
 
Kohesi gramatikal 2
Kohesi gramatikal 2Kohesi gramatikal 2
Kohesi gramatikal 2
 
Aliran praha
Aliran prahaAliran praha
Aliran praha
 
Performansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi ChomskyPerformansi dan kompetensi Chomsky
Performansi dan kompetensi Chomsky
 
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronikLinguistik sinkronik dan linguistik diakronik
Linguistik sinkronik dan linguistik diakronik
 

Semelhante a Semantik pragmatiksosiolinguistik

New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word documentFajar Pambudi
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikYudha Fadillah
 
Ringkasan nota semantiks3
Ringkasan nota semantiks3Ringkasan nota semantiks3
Ringkasan nota semantiks3Nor Rani Othman
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053elbadr
 
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016megawatikarlina
 
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptxEsensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptxMaryanieMulyono
 
Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Halmzalone
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSaliza M. Ali
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUcikguniza2012
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3Laila Mohd Sarjan
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)Laila Mohd Sarjan
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3Oh Jenny
 

Semelhante a Semantik pragmatiksosiolinguistik (20)

SEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptxSEMANTIK.pptx
SEMANTIK.pptx
 
New microsoft office word document
New microsoft office word documentNew microsoft office word document
New microsoft office word document
 
Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2Semantik 1-abs2
Semantik 1-abs2
 
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna SemantikMemahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
Memahami Dasar-Dasar Teori Makna Semantik
 
Forum semantik
Forum semantikForum semantik
Forum semantik
 
Ringkasan nota semantiks3
Ringkasan nota semantiks3Ringkasan nota semantiks3
Ringkasan nota semantiks3
 
Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053Bab 2 08205244053
Bab 2 08205244053
 
Pragmatik dan Terjemahan
Pragmatik dan TerjemahanPragmatik dan Terjemahan
Pragmatik dan Terjemahan
 
Semantik Pragmatis
Semantik PragmatisSemantik Pragmatis
Semantik Pragmatis
 
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
Tugas makalah tik_megawati_karlina_037117016
 
Makna semantik
Makna semantikMakna semantik
Makna semantik
 
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptxEsensial Sesi 2 Semantik.pptx
Esensial Sesi 2 Semantik.pptx
 
Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna Makalah Tipe Makna
Makalah Tipe Makna
 
Semantik makna
Semantik maknaSemantik makna
Semantik makna
 
Semantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahanSemantik dan peristilahan
Semantik dan peristilahan
 
Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183Kuliah 1 bml 3183
Kuliah 1 bml 3183
 
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYUSEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
SEMANTIK DAN PRAGMATIK BAHASA MELAYU
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
08cisi pelajaran -interaksi-3 (1)
 
08cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-308cisi pelajaran -interaksi-3
08cisi pelajaran -interaksi-3
 

Semantik pragmatiksosiolinguistik

  • 1. SEMANTIK,PRAGMATIK, D AN SOSIOLINGUISTIK  Membedakan prinsip-prinsip semantik, pragmatik, dan kaitannya dengan sosiolinguistik Heidyanne R. Kaeni R. A. Disyacitta Nariswari Departemen Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia Semptember 2012
  • 3. Makna Kata  Tiap aspek dari makna sebuah kata terlihat dalam sebuah pola karakteristik dari kenormalan dan ketidaknormalan semantis dalam konteks yang sesuai secara gramatikal (Cruse, 1986:15).  Hubungan kewajaran antara unsur leksikal dengan konteks  hubungan kontekstual (Cruse, 1986:16) ◦ makna sebuah kata tercermin sepenuhnya dalam hubungan kontekstual ◦ makna sebuah kata dibentuk oleh hubungan kontekstualnya
  • 4. Tujuh Tipe Makna menurut Leech (2003:19-37) 1. Makna Konseptual: isi yang logis, kognitif, atau denotatif. Contoh: rumah 2. Makna Konotatif: yang dikomunikasikan dengan apa yang diacu oleh bahasa. Contoh: pelacur – PSK; kakus – WC – kamar kecil 3. Makna Stilistik: yang dikomunikasikan dari keadaan sosial mengenai penggunaan bahasa. Contoh: aku dan kau suka dancow 4. Makna Afektif :yang terungkap dari perasaan dan tingkah laku pembicara/ penulis. Contoh: bedebah, honey,.. 5. Makna Refleksi: yang disampaikan melalui asosiasi dengan pengertian yang lain dari ungkapan yang sama. Contoh: bacaan saat dzikir, sholat 6. Makna Kolokatif: yang disampaikan melalui asosiasi dengan kata yang cenderung terjadi pada lingkup kata yang lain. Contoh: cantik - putri, gadis, perempuan, ... 7. Makna Thematik: yang dikomunikasikan dengan cara di mana pesannya disusun atas dasar urutan dan tekanan. Contoh: iklan bank, iklan shampo
  • 5. Kebertalian dan Ketidakbertalian  Makna kata digambarkan sebagai pola kebertalian dan ketidakbertalian dengan semua kata lain yang mampu bertentangan dalam konteks gramatika (Cruse, 1986:16).  Kebertalian dan ketidakbertalian sintagmatik:  kebertalian sintagmatik ditetapkan oleh kapasitas asosiasi yang normal dalam ujaran contoh: The dog barked (kebertalian antara dog dan barked)  ketidakbertalian sintagmatik digambarkan oleh ketidakwajaran sintagmatik yang melanggar batasan gramatika contoh: The lions are chirruping.  Kebertalian dan ketidakbertalian paradigmatik:  kebertalian paradigmatik kebertalian semantis antara pola kewajaran sintagmatik  ketidakbertalian paradigmatik ketidakbertalian semantis antara pola kewajaran sintagmatik contoh: Arthur fed the dog/ cat/ ?lamp-post. The dog/ cat/ ?lamp-post ran away. The ?dog/ ?cat/ lamp-post got bent in the crash. We painted the ?dog/ ?cat/ lamp-post red.
  • 6. Perikutan Makna  It’s a triangle memperikutkan makna “it has three angles”  It’s a bird tidak memperikutkan makna “it is adapted for flight”  It’s a dog tidak memperikutkan makna “it has four legs” Sumber: Cruse (1986:18)
  • 7. Sifat Semantis  Makna kata yang bisa digali dari hubungan kontekstual adalah salah satu atau setidaknya sebagian dari makna kata lain. Sebuah kata bermakna yang berperan dalam makna kata lain merupakan sifat semantis dari kata kedua (Cruse, 1986:16).  Pembeda tingkat dan jenis peran dari sifat semantis: ketercakupan, keterdugaan, kemungkinan, ketidakterdugaan, dan keterkecualian
  • 8. Sifat Ketercakupan dan Keterkecualian  Sifat ketercakupan dan keterkecualian dapat didiagnosis dengan membawa makna antar kalimat (Cruse, 1986:16-17).  “animal” merupakan sifat ketercakupan dari dog karena It’s a dog membawa makna “it’s an animal”.  “fish” merupakan sifat keterkecualian dari dog karena It’s a dog membawa makna “it’s not a fish”.
  • 9. Sifat Keterdugaan, Kemungkinan, dan Ketidakterdugaan  Sifat keterdugaan, kemungkinan dan ketidakterdugaan dapat diuji oleh bentuk “P, tetapi Q” (Cruse, 1986:17).  It’s a dog tidak membawa makna “it can bark”  jadi “can bark” bukan sifat ketercakupan  Contoh yang menunjukkan sifat keterdugaan: It’s a dog, but it can bark. (kalimat ganjil)  paradoks ekspresif It’s a dog, but it can’t bark. (kalimat
  • 10. Sifat kemungkinan ada ketika kedua kalimat penguji menunjukkan paradoks ekspresif dan P and Q normal: It’s a dog, but it’s brown. (kalimat ganjil) It’s a dog, but it isn’t brown. (kalimat ganjil) It’s a dog and it’s brown. (kalimat normal)  “can sing” merupakan sifat ketidakterdugaan dari dog: It’s a dog, but it can sing. (kalimat normal) It’s a dog, but it can’t sing. (paradoks ekspresif)
  • 11. Kanonik  Sifat semantis yang dianggap tidak memiliki "kecacatan" disebut sifat kanonik (Cruse, 1986:19).  ?The typical dog has four legs. ?Dogs typically have four legs. The typical bird is adapted for flight. Birds are typically adapted for flight. ?A dog that does not have four legs is not necessarily defective. A bird that cannot fly is not necessarily defective. ?What kinds of dog have only three legs?
  • 13. Definisi Pragmatik studi tentang makna dalam hubungannya dengan situasi-situasi ujar (Leech, 1983). kajian tentang bagaimana bahasa digunakan untuk berkomunikasi (Parker, 1986). kajian tentang kondisi penggunaan bahasa manusia sebagaimana ditentukan oleh konteks masyarakatnya (Mey, 1993). kajian hubungan antara bahasa dan konteks yang tergramatikalisasi atau terkodifikasi dalam struktur bahasa (Levinson, 1983)
  • 14. Konteks dalam Pragmatik  Konteks  situasi lingkungan dalam arti yang luas yang memungkinkan peserta pertuturan untuk dapat berinteraksi dan yang membuat ujaran mereka dapat dipahami (Mey, 1993).  Pentingnya konteks dalam pragmatik: Wijana (1996) : Pragmatik mengkaji makna yang terikat konteks Searle, Kiefer dan Bierwich (1980) : Pragmatik berkaitan dengan interpretasi ungkapan yang mengikuti aturan sintaksis tertentu dan cara menginterpretasi ungkapan tersebut tergantung pada kondisi-kondisi khusus penggunaan ungkapan tersebut dalam konteks sumber: Nadar (2009:4)
  • 15. Semantik dan Pragmatik  Perlakuan makna menurut Leech (1983):  Semantik : makna didefinisikan semata-mata sebagai ciri ungkapan suatu bahasa, terpisah dari situasi, penutur, dan petuturnya  Pragmatik : makna diberi definisi dalam hubungannya dengan penutur (intended meaning and interpreted meaning).  Kajian makna menurut Parker (1986):  Acuan penutur : kajian pragmatik  Referensi linguistik : kajian semantik  Kajian makna menurut Frawly (1993): Konteks dan penggunaan (pragmatik) menentukan makna Semantik bahasa tidak terlalu terkait dengan pengkajian konteks & penggunaan bahasa sumber: Nadar (2009:3)
  • 16. Pertentangan Pandangan  Semantik Generatif (tokoh John R. Ross)  memasukkan pragmatik ke dalam semantik  hipotesis performatif: sebuah kalimat dalam representasi struktur batin/semantiknya merupakan kalimat performatif cth 1: “Saya menyatakan kepadamu bahwa X” cth 2: “Saya memerintahkan kamu untuk Y” daya ilokusi / daya pragmatik suatu tuturan terkurung di dalam struktur semantiknya  Ahli Filsafat (tokoh: John R. Searle)  skeptis terhadap pendekatan makna sebagai wujud abstrak (konsep-konsep)  semantik masuk ke dalam pragmatik  usul: teori makna sebagai sub bagian dan teori tindakan definisi makna bertolak dari tindakan ujar penutur – petutur Leech (1983:7)
  • 18. Pengertian Sosiolinguistik Ilmu antardisiplin sosiologi-linguistik. Cabang linguistik yang mempelajari hubungan dan saling pengaruh antara perilaku bahasa dan perilaku sosial (Kridalaksana, 2011:225). Kajian bahasa dalam penggunaannya untuk meneliti hubungan konvensi pemakaian bahasa dengan aspek- aspek lain dari tingkah laku sosial (Criper & Widdowson dalam Chaer, 2004).
  • 19. Bahasa dan Masyarakat Dimensi kemasyarakatan memberi “makna” pada bahasa, menyebabkan terjadinya ragam-ragam bahasa (Chaer & Agustina, 2004:2-3). Menurut Chaer & Agustina (2004), bahasa sebagai objek dalam sosiolinguistik: dilihat/didekati sebagai sarana interaksi atau komunikasi di dalam masyarakat manusia tiap kegiatan kemasyarakatan tidak lepas dari penggunaan bahasa  rumusan
  • 20. Pragmatik dan Sosiolinguistik  Pragmatik: fokus kajian bahasa pada hubungan lambang-penutur  sosiolinguistik (Chaer & Agustina, 2004:2- 3).  Menurut Leech (1983), pertemuan sosiologi-pragmatik:  didasarkan pada kenyataan Prinsip Kerjasama dan Prinsip Sopan Santun berperan secara berbeda dalam kebudayaan masyarakat bahasa yang berbeda.  deskripsi pragmatik harus dikaitkan dengan kondisi-kondisi sosial tertentu.
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 2004. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Cruse, D. A. 1986. Lexical Semantics. Cambridge University Press. Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik Edisi Keempat. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Leech, Geoffrey. 1983. The Principles of Pragmatics. Longman Group Limited. ____________. 2003. Semantik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Nadar, F. X. 2009. Pragmatik & Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Notas do Editor

  1. Terjemahan istilah:Entails = membawa makna  terbawa maknaAffinity = pertalian / bertalianDisaffinity = ketidakbertalian