3. OVERVIEW
STANDAR KE
7STANDAR
25 ELEMEN PENILAIAN
Pengelolaan Kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit
KE 1: Tim/ unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Komunikasi Dengan Pasien dan Keluarga
KE 2 : Informasi asuhan dan pelayanan serta akses
mendapatkan pelayanan
KE 3: Pengkajian kebutuhan eduasi dan kesiapan pasien
menerima edukasi
KE 4: Edukasi disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan
bahasa yang dipahami pasien
KE 5 : Metode edukasi mempertimbangkan nilai yang dianut
pasien
KE 6 : Upaya promosi kesehatan berkelanjutan
KE 7 : PPA mampu memberikan edukasi secara efektif
4. KE 1
Rumah sakit menetapkan
tim atau unit Promosi
Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) dengan tugas dan
tanggung jawab sesuai
peraturan perundangan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Setiap rumah sakit mengintegrasikan edukasi pasien dan keluarga
sebagai bagian dari proses perawatan, disesuaikan dengan misi,
pelayanan yang disediakan, serta populasi pasiennya.
Rumah sakit dapat menetapkan tim atau unit Promosi Kesehatan
Rumah Sakit (PKRS), menyelenggarakan pelayanan edukasi, dan
mengatur penugasan seluruh staf yang memberikan edukasi secara
terkoordinasi.
Standar ini akan membahas lebih lanjut mengenai:
a) Pengelolaan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
b) Komunikasi dengan pasien dan keluarga.
5. ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit menetapkan regulasi tentang pelaksanaan PKRS di
rumah sakit sesuai poin a) – b) pada gambaran umum.
a) Pengelolaan kegiatan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
b) Komunikasi dengan pasien dan keluarga
b) Terdapat penetapan tim atau unit Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS) yang mengkoordinasikan pemberian edukasi kepada pasien
sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
c) Tim atau unit PKRS menyusun program kegiatan promosi
kesehatan rumah sakit setiap tahunnya, termasuk kegiatan edukasi
rutin sesuai dengan misi rumah sakit, layanan, dan populasi
pasiennyaa.
KE 1
6. d) Rumah sakit telah menerapkan pemberian edukasi kepada
pasien dan keluarga menggunakan media, format, dan metode
yang telah ditetapkan.
KE 1
7. KE 2
Rumah sakit memberikan
informasi kepada pasien
dan keluarga tentang jenis
asuhan dan pelayanan,
serta akses untuk
mendapatkan pelayanan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasien dan keluarga membutuhkan informasi lengkap mengenai asuhan
dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit, serta bagaimana untuk
mengakses pelayanan tersebut.
Hal ini akan membantu menghubungkan harapan pasien dengan
kemampuan rumah sakit.
Rumah sakit memberikan informasi tentang sumber alternatif asuhan
dan pelayanan di tempat lain, jika rumah sakit tidak dapat menyediakan
asuhan serta pelayanan yang dibutuhkan pasien. Akses mendapatkan
informasi kesehatan diberikan secara tepat waktu, dan status sosial
ekonomi perawatan pasien tidak menghalangi pasien dan keluarga untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
8. KE 2 ELEMEN PENILAIAN
a) Tersedia informasi untuk pasien dan keluarga mengenai asuhan
dan pelayanan yang disediakan oleh rumah sakit serta akses
untuk mendapatkan layanan tersebut. Informasi dapat
disampaikan secara langsung dan/atau tidak langsung.
b) Rumah sakit menyampaikan informasi kepada pasien dan
keluarga terkait alternatif asuhan dan pelayanan di tempat lain,
apabila rumah sakit tidak dapat memberikan asuhan dan
pelayanan yang dibutuhkan pasien.
9. KE 2 c) Akses mendapatkan informasi kesehatan diberikan secara tepat
waktu, dan status sosial ekonomi perawatan pasien tidak
menghalangi pasien dan keluarga untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan.
d) Terdapat bukti pemberian informasi untuk pasien dan keluarga
mengenai asuhan dan pelayanan di rumah sakit.
10. KE 3
Rumah sakit melakukan
pengkajian terhadap
kebutuhan edukasi setiap
pasien, beserta kesiapan
dan kemampuan pasien
untuk menerima edukasi.
MAKSUD DAN TUJUAN
Edukasi berfokus pada pemahaman yang dibutuhkan pasien dan
keluarga dalam pengambilan keputusan, berpartisipasi dalam asuhan
dan asuhan berkelanjutan di rumah.
Untuk memahami kebutuhan edukasi dari setiap pasien beserta
keluarganya, perlu dilakukan pengkajian. Pengkajian ini
memungkinkan staf rumah sakit untuk merencanakan dan
memberikan edukasi sesuai kebutuhan pasien. Pengetahuan dan
keterampilan pasien dan keluarga yang menjadi kekuatan dan
kekurangan diidentifikasi untuk digunakan dalam membuat rencana
edukasi.
11. KE 3 Pengkajian kemampuan dan kemauan belajar pasien/ keluarga
meliputi:
a) Kemampuan membaca, tingkat pendidikan;
b) Bahasa yang digunakan (apakah diperlukan penerjemah atau
penggunaan bahasa isyarat);
c) Hambatan emosional dan motivasi;
d) Keterbatasan fisik dan kognitif;
e) Kesediaan pasien untuk menerima informasi; dan
f) Nilai-nilai dan pilihan pasien.
12. KE 3 ELEMEN PENILAIAN
a) Kebutuhan edukasi pasien dan keluarga dinilai berdasarkan
pengkajian terhadap kemampuan dan kemauan belajar pasien
dan keluarga yang meliputi poin a) – f) pada maksud dan tujuan,
dan dicatat di rekam medis.
b) Hambatan dari pasien dan keluarga dalam menerima edukasi
dinilai sebelum pemberian edukasi dan dicatat di rekam medis.
c) Terdapat bukti dilakukan pengkajian kemampuan dan kemauan
belajar pasien/keluarga, serta hasil pengkajian digunakan PPA
untuk membuat perencanaan kebutuhan edukasi.
13. KE 4
Edukasi tentang proses
asuhan disampaikan
kepada pasien dan keluarga
disesuaikan dengan tingkat
pemahaman dan bahasa
yang dimengerti oleh
pasien dan keluarga.
MAKSUD DAN TUJUAN
Informasi dan edukasi yang diberikan kepada pasien dan keluarga
sesuai dengan bahasa yang dipahaminya sesuai hasil pengkajian.
Mereka ikut terlibat dalam pembuatan keputusan dan berpartisipasi
dalam asuhannya, serta dapat melanjutkan asuhan di rumah.
Pasien/keluarga diberitahu tentang hasil pengkajian, diagnosis,
rencana asuhan dan hasil pengobatan, termasuk hasil pengobatan
yang tidak diharapkan.
14. KE 4 ELEMEN PENILAIAN
a) Terdapat bukti bahwa edukasi yang diberikan kepada pasien dan
keluarga telah diberikan dengan cara dan bahasa yang mudah
dipahami.
b) Terdapat bukti bahwa pasien/keluarga telah dijelaskan mengenai
hasil pengkajian, diagnosis, rencana asuhan, dan hasil pengobatan,
termasuk hasil pengobatan yang tidak diharapkan.
c) Terdapat bukti edukasi kepada pasien dan keluarga terkait dengan
cara cuci tangan yang aman, penggunaan obat yang aman,
penggunaan peralatan medis yang aman, potensi interaksi obat-
obat dan obat-makanan, pedoman nutrisi, manajemen nyeri, dan
teknik rehabilitasi serta edukasi asuhan lanjutan di rumah.
15. KE 5
Metode edukasi
dipilih dengan
mempertimbangkan nilai
yang dianut serta
preferensi pasien dan
keluarganya, untuk
memungkinkan terjadinya
interaksi yang memadai
antara pasien, keluarga
pasien dan staf.
MAKSUD DAN TUJUAN
Pemahaman tentang kebutuhan edukasi pasien serta keluarganya
akan membantu rumah sakit untuk memilih edukator dan metode
edukasi yang sesuai dengan nilai dan preferensi dari pasien dan
keluarganya, serta mengidentifikasi peran pasien/keluarga.
Materi edukasi yang diberikan harus selalu diperbaharui dan dapat
dipahami oleh pasien dan keluarga. Rumah sakit harus menyediakan
penerjemah sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga.
16. KE 5 ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit memiliki proses untuk memastikan bahwa pasien dan
keluarganya memahami edukasi yang diberikan.
b) Proses pemberian edukasi didokumentasikan dalam rekam medik
sesuai dengan metode edukasi yang dapat diterima pasien dan
keluarganya.
c) Materi edukasi untuk pasien dan keluarga selalu tersedia dan
diperbaharui secara berkala.
d) Informasi dan edukasi disampaikan kepada pasien dan keluarga
dengan menggunakan format yang praktis dan dengan bahasa
yang dipahami pasien dan keluarga.
e) Rumah sakit menyediakan penerjemah (bahasa dan bahasa isyarat)
sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga.
17. KE 6
Dalam menunjang
keberhasilan asuhan yang
berkesinambungan, upaya
promosi kesehatan harus
dilakukan berkelanjutan.
MAKSUD DAN TUJUAN
Setelah mendapatkan pelayanan di rumah sakit, pasien terkadang
membutuhkan pelayanan kesehatan berkelanjutan. Untuk itu rumah
sakit perlu mengidentifikasi sumber-sumber yang dapat memberikan
edukasi dan pelatihan yang tersedia di komunitas, khususnya
organisasi dan fasilitas pelayanan kesehatan yang memberikan
dukungan promosi kesehatan serta pencegahan penyakit.
Fasilitas pelayanan Kesehatan tersebut mencakup Fasilitas
Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP). Hal ini dilakukan agar tercapai
hasil asuhan yang optimal setelah meninggalkan rumah sakit.
18. KE 6 ELEMEN PENILAIAN
a) Rumah sakit mengidentifikasi sumber-sumber yang ada di
komunitas untuk mendukung promosi kesehatan berkelanjutan
dan edukasi untuk menunjang asuhan pasien yang berkelanjutan
b) Rumah sakit telah memiliki jejaring di komunitas untuk mendukung
asuhan pasien berkelanjutan.
c) Memiliki bukti telah disampaikan kepada pasien dan keluarga
tentang edukasi lanjutan dikomunitas. Rujukan edukasi tersebut
dilaksanakan oleh jejaring utama yaitu Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP).
d) Terdapat bukti edukasi berkelanjutan tersebut diberikan kepada
pasien sesuai dengan kebutuhan.
19. KE 7
Profesional Pemberi
Asuhan (PPA) mampu
memberikan
edukasi secara efektif.
MAKSUD DAN TUJUAN
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) yang memberi asuhan memahami
kontribusinya masing-masing dalam pemberian edukasi pasien.
Informasi yang diterima pasien dan keluarga harus komprehensif,
konsisten, dan efektif. Profesional Pemberi Asuhan (PPA) diberikan
pelatihan sehingga terampil melaksanakan komunikasi efektif.
20. KE 7 ELEMEN PENILAIAN
a) Profesional Pemberi Asuhan (PPA) telah diberikan pelatihan dan
terampil melaksanakan komunikasi efektif.
b) PPA telah memberikan edukasi yang efektif kepada pasien dan
keluarga secara kolaboratif.