1. KULIAH UMUM
PENGANTAR RADIOGRAFI
TORAKS NORMAL
Oleh : dr. Ana Majdawati., M.Sc., Sp.Rad (K)
Bagian Radiologi Prodi Kedokteran-FKIK UMY
Disampaikan tanggal 15 Desember 2021
2. Learning Outcome
• Mengetahui dasar dasar pemeriksaan
radiologi : terjadinya sinar x
• Mengetahui Anatomi imaging
• Macam-macam pemeriksaan radiologi,
indikasi /tujuan pada sistema kardiorespirasi
(toraks), abdomen, urogenital
3. Definisi Radiologi
Suatu ilmu tentang pengunaan sumber pengion
dan bukan pengion, gelombang suara dan
magnet untuk imaging diagnostik dan terapi.
4. RADIOLOGI :
ilmu pengetahuan yang mencakup : sinar rö ; sinar
radioaktif ; isotop
X-RAY; COMPUTERIZED TOMOGRAPHY (CT-SCAN)
→ X ray dengan tegangan tinggi
ULTRASONOGRAFI :
ilmu pengetahuan yang memanfaatkan gelombang suara
dengan frekwensi amat tinggi (20-20.000 MHz)
MRI : MAGNETIC RESONANCE IMAGING
→ Magnet berkekuatan besar
8. CT Scan
• Menggunakan x-ray, sumber sinar berputar 360
derajat
• Potongan organ/jaringan bentuk slice
9. TOMOGRAFI KOMPUTER
CT SCAN → PESAWAT Rö YANG PALING CANGGIH
1968 : HOUNSFIELD
GENERASI CT SCAN :
I. LINEAR SCANNER
SATU DETEKTOR
II. ROTASI-LINEAR
BEBERAPA DETEKTOR
III. FAN BEAM X-RAY
500 DETEKTOR
IV. DETEKTOR TETAP DITEMPAT – TABUNG SINAR-X
BERPUTAR,
1000 DETEKTOR
13. Pesawat Sinar X
• Pesawat sinar x pertama kali ditemukan oleh seorang
berkebangsaan Jerman, Wilhelm Conrad Rontgen ( 1895 )
14. SIFAT – SIFAT SINAR-X :
1. tidak dapat diindera oleh kelima panca
indera.
2. jalannya lurus.
3. tidak dipantulkan oleh cermin.
4. menembus dan dapat merusak jaringan
tubuh.
5. dapat mengubah emulsi film.
6. pengaruh dalam tubuh bersifat kumulatif.
15. Sifat Sinar X
Memiliki daya
tembus
Mengalami
atenuasi saat
melalui bahan
Menimbulkan
radiasi sekunder
Diserap oleh
bahan sesuai dg
berat atom /
kepadatan
Perubahan
biologik pada
jaringan
17. Pembuatan Sinar X
Tabung sinar X
dibuat hampa
udara
• Elektron yang
berasal dari
katoda tidak
terhalang oleh
udara untuk
menuju anoda
Elekton menumbuk
anoda
• Terjadi perubahan
energi
Sebagian besar energi
elekton diubah
menjadi panas (99%)
• Sebagian kecil
diubah menjadi
sinar X (1%)
18. How to obtain a good quality chest
radiograph?
Kemampuan penetrasi sinar X
Ray : tegangan tabung (kilovolt)
Arus listrik tabung : miliAmpere
(mA)
Waktu / lama paparan :
milisecond (ms)
19. 5 densitas dasar radiografi
Radiolusen
Radiolusen sedang
Keputih-putihan : otot, darah, kartilago,
batu kolesterol
Radioopak sedang
Radioopak
20. Teknik Radiografi Toraks
• Pemeriksaan rutin : Foto PA, bila perlu
ditambahkan foto PA dan lateral kiri
• Foto PA :
- Jarak antara tabung dengan film (FFD /
Film Focus Distance) 1,8 m
- Tegangan 60-90 Kv
21. THORAX NORMAL
• Anatomi thorax normal identik gambaran
radiologi (Imaging Thorax normal).
• Mahasiswa harus sudah menguasai
anatomi thorax (jantung-paru-vaskularisasi
& organ-organ yang terlibat).
• Gambaran normal thorax kelainan
34. SYARAT FOTO THORAX
• Tidak boleh ada bagian yang terpotong
• Kontras harus baik
• Scapula diproyeksikan keluar lapangan
paru
• Sinus kostofrenikus tidak terpotong
35. Kriteria Kelayakan Foto
Faktor Kondisi
• Cukup / kurang (putih) / lebih (hitam)
Inspirasi cukup
• Diafragma setinggi VTh X dextra, costa 6 anterior memotong dome diafragma
Posisi sesuai
Simetris (jarak sendi sternoclavicularis bilateal terhadap garis
median sama)
Foto toraks tidak boleh terpotong
36. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Pembacaan Foto Polos Thorax
a. Corakan bronkhovaskuler
b. Parenkim paru Keadaan hilus
c. Sinus costofrenikus
d. Diafragma
e. Cor : CTR
37. Posisi Posteroanterior &
Lateral
• Pada Foto thorax
normal, hal-hal
yang perlu
diperhatikan
adalah :
1.Posisi
2.Simetrisasi
3.Inspirasi
4.Kondisi
39. Contoh Pembacaan
Foto Thorax Normal
• Foto Thorax PA,errect,simetris, inspirasi
dan kondisi cukup
– tampak kedua apex paru tenang
– tampak corakan bronkhovaskuler di kedua
lapangan paru normal
– sinus costophrenicus kanan-kiri lancip
– Diafragma kanan dan kiri licin
– Cor : CTR kurang dari 0,56
• Kesan : Paru dan cor dalam batas
40. FOTO THORAX NORMAL
• Apek tenang atau tralusensi dari apek
paru
• Hilus tidak melebar
• Batas jantung paru jelas
• Sinus kostofrenikus lancip tidak tertutup
• Sinus cardiofrenikus relatif tidak tertutup
• Corakan paru tidak melebihi 1/3 lateral
45. PA view
• Posisi berdiri / duduk
• Scapula tidak overlapping
dengan lapang paru
• Clavicula foreshortened
• Tidak ada magnifikasi jantung
• Udara di gaster terlihat
AP view
• Berbaring
• Scapula overlapping dengan
paru
• Clavicula tidak foreshortened
• Magnifikasi jantung
• Udara di gaster tak terlihat
46. • Batas kanan jantung dibentuk oleh :
– Aorta ascendens dibagian atas
– Atrium kanan dibagian bawah.
• Batas kiri jantung dibentuk oleh :
– Arcus aorta dibagian atas
– Appendage atrium kiri
– Ventrikel kiri
PROYEKSI PA
Gambaran Jantung Normal
47. Gambaran Jantung Normal
Proyeksi Lateral
• Batas anterior jantung dibentuk oleh :
– Aorta ascendens dibagian atas
– Trunkus pulmonalis bagian proksimal
– Ventrikel kanan dibagian bawah (belakang sternum)
• Batas posterior jantung dibentuk oleh :
– Atrium kiri dibagian atas
– Ventrikel kiri