SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 78
1
PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN OBAT
DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO
MENGACU PADA OBSERVASI DARI MELA AGUSTINA YANG BERJUDUL
INVENTARISASI TUMBUHAN DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN
GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO
Diajukan kepada HANCALA guna memenuhi persyaratan
untuk memperoleh Nomor Anggota HANCALA
Disusun oleh:
Harini Asri Bahari
NIM. 10304241008
HANCALA
HIMPUNAN MAHASISWA PECINTA ALAM
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
2
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Manusia macam-macam
potensi untuk mampu mengaktualisasikan segala tugasnya sebagai khalifah dimuka
bumi ini.
Ucapan solawat serta salam juga tercurah kepada hamba Allah yang paling
kreatif, yang memiliki motivasi yang paling kuat demi menegakkan prinsip dan
kebenaran, penghulu dari segala cendekia Rasulullah Muhammad SAW, yang atas
perjuangan dan pengorbanan beliau, kita sebagai generasi muda terkini masih diberi
kesempatan untuk menelusuri jalan pengabdian yang paling sempurna, yakni
mentauhidkan Allah SWT semata.
Observasi ini berisikan tentang Pembuatan herbarium tumbuhan obat di
sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo dalam observasinya penulis
bertujuan melanjutkan observasi tentang Inventarisasi tumbuhan di sepanjang jalur
Pendakian Gunung Merapi Via New Selo namun dalam obsevasi ini Penulis
menghebariumkan tumbuhan obatnya dengan menggunakan teknik herbarium kering.
Terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya,
penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang berjasa besar atas keberhasilan Obsevasi
ini, Khusunya Kepada Ayah Bunda dan Keluarga besar di Indramayu yang selalu
memberikan Do’a Restunya, Kepada keluarga besar FLORA ADVENTURE TEAM
(Siswa Penggiat Alam Bebas Karangampel, Indramayu, JABAR) yang slalu
memberikan Motivasi, Saran serta kritikan yang membangun. Kepada Keluarga
besar HANCALA (Mahasiswa Pecinta Alam FMIPA UNY) yang telah memberi
arahan dan memberi izin untuk mengutip beberapa ungkapan-ungkapannya. Kepada
sahabat Kos di NISRINA yang dengan sabar mendengar segalah keluh kesah dalam
membantu pengeditan Observasi penulis dan masih banyak lagi nama-nama yang
belum penulis sebutkan.
3
Semoga Allah SWT menjadikan seluruh kebaikan dan bantuanya itu sebagai
amal shaleh yang kelak akan mendapat balasan yang lebih besar dan lebih baik.
Amin ya Rabbal’alamin…
Kata tidak sekali datang, runding tidak sekali tiba untuk itu tegur sapa dan
saran sangat penulis harapan untuk memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan
dalam Observasi ini. Penulis menyadari bahwa Untuk kebenaran dan kelebihan hanya
milik Allah SWT semata.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Yogyakarta, 13 Januari 2012
Penulis
Harini Asri Bahari
NIM.10304241008
4
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………….. 2
C. Batasan Masalah ……………………………………………… 2
D. Rumusan Masalah …………………………………………….. 3
E. Tujuan Observasi ……………………………………………… 3
F. Manfaat Observasi …………………………………………….. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 4
BAB III METODE OBSERVASI
A. Objek Observasi ………………………………………………. 11
B. Tempat dan Waktu Observasi …………………………………. 11
C. Alat dan Bahan ……………………………………………….. 11
D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 12
BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN
A. Hasil observasi ………………………………………………... 14
B. Pembahasan …………………………………………………... 21
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………… 23
B. Saran ………………………………………………………….. 23
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 25
LAMPIRAN ................................................................................................... 28
5
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Foto Herbarium Hibiscus grandiflorus Michx dan Herbarium
Eucalyptus verrucata…......................................................... 7
Gambar 2 Foto Herbarium Panicum maximum dan herbarium Imperata
cylindrica (L.) Beauv……………………………….................. 7
Gambar 3 Foto Gunung Merapi…………………………………….... 8
Gambar 4 Foto Rest Area New Selo………………………………… 9
Gambar 5 Gambar Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo… 9
Gambar 6 Foto Herbarium Imperata cylindrical (L) Beauv.
(Rumput Alang-alang)…………………………………... 14
Gambar 7 Foto Herbarium Foeniculum vulgare Mil. (Tumbuhan
Adas)…………………………………………………….. 14
Gambar 8 Foto Herbarium Bidens pilosa L. (Tumbuhan Ajeran)…. 15
Gambar 9 Foto Herbarium Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan
Bandotan)……………………………………………….. 15
Gambar 10 Foto Herbarium Melastoma polyanthum Bl. (Tumbuhan
senggani)……………………………………………….... 16
Gambar 11 Foto Herbarium Cinchona succirubra. (Tumbuhan
Kina)…………………………………………………….. 16
Gambar 12 Foto Herbarium Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl.
(Tumbuhan Kecubung)………………………………….. 17
Gambar 13 Foto Herbarium Lantana camara. (Tumbuhan Tahi
Ayam)……………………………………………............ 17
Gambar 14 Foto Herbarium Canna indica L. (Tumbuhan
Ganyong)………………………………………………... 18
Gambar 15 Foto Herbarium Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan
pacar banyu)…………………………………….............. 18
Gambar 16 Foto Herbarium Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan
6
Tales)…………………………………………………...... 19
Gambar 17 Foto Herbarium Gundi…………………………………. 19
Gambar 18 Foto Herbarium Polygonum chinense L. (Tumbuhan
Aseman)………………………………………………… 20
DAFTAR LAMPIRAN
Herbarium tumbuhan obat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi via New
Selo....................................................................................................................... 28
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mapala lebih erat hubungannya dengan alam bebas, dalam berkegiatan dialam
bebas menuntut seseorang untuk memiliki pengetahuan dasar tentang kesiapan
menghadapi berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Sebagai seorang
Mapala, seharusnya siap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk saat
berkegiatan di alam bebas termasuk saat mendaki gunung. Salah satu pengetahuan
dasar yang harus dimiliki oleh seorang Mapala ketika mendaki gunung adalah
mengenal berbagai macam tumbuhan yang bisa untuk dijadikan obat agar pada suatu
waktu terjadi kecelakaan dan persediaan obat-obatan tidak cukup kita dapat
memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat disepanjang jalur pendakian. Seperti
hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mela Agustina yang berjudul
Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo
menemukan 13 tumbuhan obat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via
New Selo. Namun hasil observasi itu masih mempunyai kelemahan yaitu tumbuhan
yang ditemukan hanya ditampilkan dalam bentuk foto/gambar sehingga pembaca
masih kesulitan dalam mengenali tumbuhan obat yang ada di sepanjang jalur
pendakian gunung Merapi Via New Selo. Salah satu cara agar seorang pembaca dapat
mengenali dangan mudah suatu jenis tumbuhan adalah dengan melihat bentuk asli
tumbuhan dengan cara membuat herbarium dari tumbuhan tersebut.
Menurut Sudarsono,dkk (2005:73), Herbarium adalah kumpulan tumbuhan
yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila yang
menghasilkan suatu label dan data yang terinci dan disimpan dalam rak-rak atau
lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan.
Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai istilah Hortus
Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Herbarium terutama mempunyai
8
kegunaan sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi.
Oleh karena itu, herbarium menjadi hal yang sangat penting untuk dapat mempelajari
tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur pendakian Gunung yang kita daki.
Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa tertarik untuk membuat Herbarium Tumbuhan
Obat Di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo yang telah
ditemukan dalam observasi Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian
Gunung Merapi Via New Selo.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai
berikut.
1. Sebagai seorang Mapala, seharusnya siap menghadapi berbagai kemungkinan
terburuk saat berkegiatan di alam bebas termasuk saat mendaki gunung.
2. Banyak mapala yang belum mengenal dan memanfaatkan tumbuhan obat
yang terdapat disepanjang jalur pendakian.
3. Sulitnya mengenali tumbuhan obat dalam bentuk foto/gambar.
4. Belum adanya herbarium dari tumbuhan obat yang telah ditemukan di
sepanjang jalur pendakian Via New Selo.
C. Batasan Masalah
Dalam Observasi ini, Tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan hasil dari
observasi dari Mela Agustina yang berjudul “Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang
jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo” dan jenis herbarium yang dibuat
adalah Herbarium kering.
9
D. Rumusan Masalah
Dari identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah pada observasi ini
adalah bagaimana membuat herbarium tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang
jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo?
E. Tujuan Observasi
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pada kegiatan ini adalah
menghasilkan herbarium tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur pendakian
Gunung Merapi Via New Selo.
F. Manfaat Observasi
Observasi yang berjudul Pembuatan Herbarium Tumbuhan Obat Di
Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo Mengacu Pada Observasi
Dari Mela Agustina Yang Berjudul Inventarisasi Tumbuhan Di Sepanjang Jalur
Pendakian Gunung Merapi Via New Selo.
mempunyai manfaat sebagai berikut.
1. Sebagai referensi; merupakan sumber untuk identifikasi tumbuhan bagi
taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta
alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam.
2. Sebagai dokumentasi, merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah.
3. Bagi HANCALA
a. Menambah pengetahuan tentang herbarium.
b. Menambah pengetahuan tumbuhan gunung yang bisa dibuat obat.
c. Untuk inventaris HANCALA.
d. Sebagai alat publikasi keluar
4. Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan tentang cara membuat herbarium.
b. Mendapat Nomor Anggota.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Herbarium
Herbarium berasal dari kata “herba dan rium”. Kata herba artinya jenis tumbuhan
yang memiliki batang yang banyak mengandung air dan tidak memiliki kayu
sedangkan untuk kata rium artinya awetan. Jadi herbarium adalah sekumpulan
tumbuhan yang diawetkan dengan cara dikeringkan sebagai contoh, disimpan dan
diatur berdasarkan sistem klasifikasi; tempat menyimpan tumbuhan yang diawetkan
menurut pengertian di Kamus Biologi (2009:250). Hal ini sesuai dengan literatur
Sudarsono,dkk (2005:73) yang menyatakan herbarium adalah kumpulan tumbuhan
kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila
yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci serta disipan dalam rak-rak atau
lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan.
B. Pembagian Herbarium
Herbarium terbagi atas herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium kering
adalah herbarium yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri-
ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat
determinasi selanjutnya hal ini sesuai dengan literatur Ardiawan (2010) yang
menyatakan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan,
namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan
dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya.
Herbarium basah adalah Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan
dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang
berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan literature Tjitrosoepomo (2005) yang
menyatakan herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang
11
sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan
yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen
macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda.
C. PENGAWETAN SPESIMEN
Langkah-langkah mengawetkan specimen sebagai berikut.
1. Untuk menjaga bentuk dan warna, tumbuhan dikumpulkan di lapangan tersebar
rata pada lembar kertas dan dikeringkan, biasanya dalam menekan tumbuhan,
antara tinta atau kertas penyerap.
2. Spesimen selanjutnya dipasang pada lembaran kertas putih kaku, diberi label
dengan semua data penting, seperti tanggal dan tempat ditemukan, deskripsi
tumbuhan, ketinggian, dan kondisi habitat khusus.
3. Lembar ini kemudian ditempatkan dalam kasus pelindung.
4. Sebagai pencegahan terhadap serangan serangga, tumbuhan ditekan dibekukan
atau diracun dan kasusnya didesinfeksi.
5. Kelompok-kelompok tertentu tumbuhan yang lembut, besar, atau tidak bisa
menerima pengeringan dan pemasangan pada lembaran. Untuk tumbuhan ini,
metode lain untuk persiapan dan penyimpanan dapat digunakan. Sebagai contoh,
kerucut konifer dan daun palem dapat disimpan dalam kotak berlabel.
6. Perwakilan bunga atau buah-buahan dapat diawetkan dalam formalin untuk
mengawetkan struktur tiga dimensi mereka.
7. Spesimen kecil, seperti lumut dan lumut lichen, sering dikeringkan dan dikemas
dalam amplop kertas kecil.
8. Tidak peduli metode pelestarian, informasi rinci di mana dan kapan tumbuhan itu
dikumpulkan, habitat, warna (karena mungkin memudar dari waktu ke waktu),
dan nama kolektor biasanya disertakan.
9. Menurut Meynyeng (2010) pembuatan herbarium biasanya membutuhkan waktu
lebih kurang 2 minggu dengan suhu kamar yang digunakan berkisar 30 - 35°C.
12
10. Herbarium yang baik adalah herbarium yang mimiliki data, lengkap dengan
bagian-bagiannya. Bagian ini berupa akar, batang, bunga bulir, dan buah. Hal ini
sesuai dengan literatur Onrizal (2005) yang menyatakan material herbarium yang
diambil harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium yakni identifikasi dan
dokumentasi. Dalam hal pekerjaan identifikasi diperlukan bagian yang lengkap
berupa ranting, bunga, daun muda, kuncup, dan buah dalam satu kesatuan yang
utuh.
D. PENGGUNAAN HERBARIUM
Herbarium sangat penting untuk studi taksonomi tumbuhan, studi tentang
distribusi geografis, dan stabilisasi nomenklatur. Oleh karena itu, diinginkan untuk
menyertakan dalam spesimen sebanyak mungkin tumbuhan (misalnya, bunga, batang,
daun, biji, dan buah). Spesimen disimpan di herbarium dapat digunakan untuk
katalog atau mengidentifikasi flora daerah. Sebuah koleksi besar dari area tunggal
digunakan dalam menulis panduan lapangan atau manual untuk membantu dalam
identifikasi tumbuhan yang tumbuh di sana. Dengan spesimen yang tersedia, penulis
panduan ini akan lebih memahami variabilitas dalam bentuk tumbuhan dan distribusi
alam dimana tumbuhan tumbuh. Herbarium juga melestarikan catatan sejarah
perubahan vegetasi dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, tumbuhan menjadi
punah di satu wilayah, atau mungkin menjadi punah sama sekali. Dalam kasus
tersebut, spesimen yang diawetkan di herbarium yang dapat mewakili catatan hanya
distribusi asli pabrik. Lingkungan ilmuwan menggunakan data tersebut untuk
melacak perubahan iklim dan dampak manusia.
13
Contoh herbarium:
Gambar 1. Foto Herbarium Hibiscus grandiflorus Michx dan Herbarium Eucalyptus
verrucata
Gambar 2. Foto Herbarium Panicum maximum dan herbarium Imperata cylindrica
(L.) Beauv.
14
E. JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO
Gambar 3. Foto Gunung Merapi
Anonim. 2009. Jalur Pendakian Gunung Merapi http://mountinblack.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.05 WIB.
Gunung Merapi (2.968 m.dpl) terletak di 2 provinsi, di Jawa Tengah dan
Yogyakarta. Gunung merapi terletak berdampingan dengan Gunung Merbabu.
Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang mempunyai daya rusak yang
tinggi dan paling aktif diantara sekian banyak gunung api yang terletak di Indonesia
serta merupakan salah satu gunung terganas di dunia. Nama puncaknya adalah
puncak Garuda, yang merupakan bongkahan batu besar dengan bentuk mirip burung
garuda. Untuk mencapai puncak Gunung Merapi kita bisa melewati dua jalur utama,
lewat Kinaharjo/Kaliurang dan lewat Selo/Boyolali.
Untuk jalur pendakian lewat Selo/Boyolali yang sering disebut jalur
pendakian Via New Selo sangat mudah ditemukan karena sudah terlihat dari jalan
raya karena terdapat sebuah baliho atau tulisan besar yang bertuliskan NEW SELO.
sekilas tampak seperti lambang Hollywood di Amerika sana. Di bawah ini adalah
gambar rest area dan jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo.
15
Gambar 4. Foto Rest Area New Selo
Gambar 5. Foto Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo
Anonim. Archiaston Mount Merapi. www.pbase.com.Diakses pada tanggal 4
November 2011 pukul 17.00 WIB.
16
F. TUMBUHAN OBAT DI JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA
NEW SELO
Berdasarkan hasil Observasi Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur
Pendakian Gunung Merapi Via New Selo adalah
1. Imperata cylindrical (L) Beauv. (Rumput Alang-alang).
2. Foeniculum vulgare Mil. (Tumbuhan Adas).
3. Bidens pilosa L. (Tumbuhan Ajeran).
4. Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan Bandotan).
5. Melastoma polyanthum Bl. (Tumbuhan senggani / ).
6. Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina).
7. Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Tumbuhan Kecubung Gunung).
8. Lantana camara. (Tumbuhan Tahi Ayam).
9. Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong).
10. Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan Pacar air).
11. Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan Tales).
12. Gundi
13. Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman).
17
BAB III
METODE OBSERVASI
A. Objek Observasi
Objek dari Observasi ini adalah 13 tumbuhan obat yang telah ditemukan di
sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo.
B. Tempat dan Waktu Observasi
1. Observasi lapangan
Tempat : Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo,
Magelang, Jateng
Hari/Tanggal : Sabtu, 22 0ktober 2011
Waktu : 08.00 WIB s/d selesai.
2. Pembuatan hebarium
Tempat : Jl.Gejayan,Gg.Bayu No 6 A (Kos Nisrina)
Hari/Tanggal : Pembuatan herbarium dilaksanakan pada bulan
Oktober-November 2011.
C. Alat dan Bahan Observasi
1. Alat :
a. Kamera Casio tipe Ekslim.
b. Alat tulis untuk mencatat hasil herbarium.
c. Plastik Jusco TM Clear Book.
d. Pisau.
e. Setrika untuk mengepres, setrika Maspion Automatic Iron HA – 40.
f. Kertas HVS Bekas untuk membungkus bahan herbarium agar cepat
kering.
18
g. Gunting untuk menggunting bahan herbarium yang terlalu besar.
h. Label.
i. Referensi.
2. Bahan
Imperata cylindrical (L) Beauv. (alang-alang), foeniculum vulgare Mil. (adas),
bidens pilosa L. (ajeran), ageratum conyzoides L. (tumbuhan bandotan), melastoma
polyanthum Bl. (senggani), cinchona succirubra. (kina), brugmansia suaveolens
Bercht. & Presl. (kecubung), lantana camara. (Tahi Ayam), canna indica
L.(ganyong), impatiens platypetala Lindl. atau pacar banyu, colocasia esculenta (L).
(tales), gundi dan polygonum chinense L. (aseman).
D. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari objek adalah
sebagai berikut.
1. Metode jelajah
Yaitu dengan mengambil tumbuhan obat yang telah terdata dari observasi yang
berjudul Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via
New Selo yang kita lewati.
2. Metode interview
a. Dalam pengambilan tumbuhan obat diperoleh informasi dengan cara
wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar jalur pendakian
gunung merapi via new selo.
b. Dalam pembuatan herbarium diperoleh informasi dengan cara wawancara
secara langsung dengan Dosen Biologi dan Mahasiswa yang kuliah di
Jurusan Biologi.
19
3. Metode referensi
Dalam pembuatan herbarium hanya menggunakan studi referensi dari buku
taksonomi tumbuhan dan internet.
20
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Observasi
Dari obsevasi ini diperoleh hasil observasi yaitu 13 herbarium tumbuhan obat
sebagai berikut.
1. Herbarium Imperata cylindrical (L) Beauv. (Rumput Alang-alang).
Gambar 6. Foto herbarium Imperata cylindrical (L) Beauv.
( Rumput Alang-alang).
2. Herbarium Foeniculum vulgare Mil. (Tumbuhan Adas).
Gambar 7. Foto herbarium Foeniculum vulgare Mil. ( Tumbuhan Adas).
21
3. Herbarium Bidens pilosa L. (Tumbuhan Ajeran).
Gambar 8. Foto herbarium Bidens pilosa L. ( Tumbuhan Ajeran)
4. Herbarium Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan Bandotan).
Gambar 9. Foto herbarium Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan
Bandotan).
22
5. Herbarium Melastoma polyanthum Bl. (Tumbuhan senggani).
Gambar 10. Foto herbarium Melastoma polyanthum Bl. ( Tumbuhan
senggani).
6. Herbarium Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina).
Gambar 11. Foto herbarium Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina).
23
7. Herbarium Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Tumbuhan Kecubung
Gunung).
Gambar 12. Foto herbarium Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl.
(Tumbuhan Kecubung Gunung).
8. Herbarium Lantana camara. (Tumbuhan Tahi Ayam).
Gambar 13. Foto herbarium Lantana camara. (Tumbuhan Tahi ayam)
24
9. Herbarium Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong).
Gambar 14. Foto herbarium Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong).
10. Herbarium Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan pacar air).
Gambar 15. Foto herbarium Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan pacar
air).
25
11. Herbarium Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan Tales).
Gambar 16. Foto herbarium Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan Tales).
12. Herbarium Gundi
Gambar 17. Foto herbarium Gundi
26
13. Herbarium Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman).
Gambar 18. Foto herbarium Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman).
27
B. PEMBAHASAN
1. Pra Observasi
Sebelum dilakukan observasi lapangan atau pengambilan data peneliti
melakukan beberapa persiapan sebagai berikut.
a. Mencari informasi tentang herbarium dengan metode interview kepada
beberapa Dosen dan beberapa Mahasiswa jurusan Biologi diperoleh
keterangan untuk membaca beberapa buku yang mengupas tentang
herbarium dan memperoleh gambaran singkat bagaimana membuat
herbarium sesuai dengan pengalaman para Dosen dan Mahasiswa jurusan
Biologi yang telah membuat sebelumnya.
b. Menyiapkan alat yang digunakan untuk herbarium.
c. Mengumpulkan data tentang tumbuhan obat apa saja yang ditemukan dari
observasi yang berjudul Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur
Pendakian Gunung Merapi Via New Selo.
d. Melakukan persiapan untuk pengambilan data yaitu mengambil 13
tumbuhan obat di jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo.
2. Observasi Lapangan
Observasi dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2011 dijalur pendakian
Gunung Merapi Via New Selo, Magelang, Jateng. Kumpul diMarkas Hancala
pukul 07.00 dan berangkat menuju Gunung Merapi Via New selo pukul
08.00. Setiba dijalur New selo pencarian data observasi dimulai dari bescamp
yaitu menemukan Tumbuhan Imperata cylindrical (L) Beauv. (alang-alang),
foeniculum vulgare Mil. (adas), bidens pilosa L. (ajeran), ageratum
conyzoides L. (tumbuhan bandotan), melastoma polyanthum Bl. (senggani),
cinchona succirubra. (kina), brugmansia suaveolens Bercht. & Presl.
(Kecubung Gunung), lantana camara. (Tahi Ayam), canna indica
L.(ganyong), impatiens platypetala Lindl. (pacar air), colocasia esculenta (L).
28
(tales), gundi dan polygonum chinense L. (aseman). Foto-foto pengambilan
data atau observasi lapangan dapat dilihat pada lampiran.
3. Observasi (Pembuatan Herbarium)
Setelah dilakukan observasi lapangan atau pengambilan data peneliti
memulai pembuatan herbarium. Langkah-langkah yang telah dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut.
a. Memasukan spesimen yang diperolehdari observasi ke dalam halaman
sebuah plastik / buku yang tebal. Mengambil terutama dari bagian
tumbuhan obat yang berbunga, berbuah, daun, batang, Akar
b. Dari hasil yang didapat semuanya masih dalam keadaan kotor sehingga
perlu dicuci dengan air. Setiba dikos hasil tumbuhan obat tadi dicuci
sampai bersih dengan air setelah itu tumbuhan obat ditiriskan supaya
kering.
c. Setelah kering mengepres tumbuhan obat dengan meletakannya diantara
kertas HVS bekas lalu ditekan dengan bantuan setrika listrik supaya
menghasilkan tumbuhan yang benar-benar tipis serta tidak adanya air.
d. Agar herbarium tumbuhan obat benar-benar kering, dalam proses
pengeringan dibantu pula dengan cahaya lampu.
e. Mencari data dengan studi pustaka tentang klasifikasi, nama lokal,
deskripsi, kasiat, manfaat pengobatan, cara pemakaian dan aturan
pemakaian tumbuhan obat yang telah diherbariumkan.
f. Data tersebut kemudian digunakan untuk dicantumkan sebagai salah satu
kelengkapan herbarium dan membuat katalog sebagai pendamping hasil
herbarium dari observasi ini dapat di liat dalam lampiran.
g. Menempelkan tumbuhan obat yang di herbariumkan di album foto.
h. Menulis klasifikasi tumbuhan obat, waktu diambilnya tumbuhan tersebut
serta nama penemu dan catatan khusus.
29
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa untuk membuat herbarium tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur
pendakian Gunung Merapi Via New Selo dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Melakukan persiapan dengan menyiapkan alat yang akan di gunakan untuk
pembuatan herbarium.
2. Mengumpulkan tumbuhan obat dilakukan dengan melakukan eksplorasi di
lapangan (Gunung Merapi Via New Selo).
3. Memasukan spesimen yang diperoleh ke dalam halaman sebuah plastik / buku
yang tebal. Mengambil terutama dari bagian tumbuhan obat yang berbunga,
berbuah, daun, batang, Akar.
4. Mencuci bagian tumbuhan obat yang terkena tanah dan mengeringkanya
dibawah sinar matahari.
5. Mengepres tumbuhan obat dengan meletakannya diantara kertas HVS bekas
lalu ditekan dengan bantuan setrika listrik.
6. Mengeringkanya kembali di bawah sinar lampu.
7. Menempelkan tumbuhan obat yang di herbariumkan di album foto.
8. Menulis klasifikasi tumbuhan obat, waktu diambilnya tumbuhan tersebut
serta nama penemu dan catatan khusus.
B. SARAN
Berdasarkan hasil temuan dalam observasi, beberapa saran yang perlu
dipertimbangkan adalah untuk peneliti lain yang ingin membuat hal yang sama
hendaknya dalam membuat herbarium jangan terbatas hanya tumbuhan-tumbuhan
30
obat yang terdapat di di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo
tetapi dapat membuat herbarium tumbuhan obat secara umum.
Pembuatan herbarium seharusnya memakai kertas Koran bukan kertas HVS
karena kertas Koran itu mudah menyerap sehingga tumbuhan yang akan
diherbariumkan tersebut cepat kering. Untuk pengambilan data hendaknya
dilengkapi dengan data diskripsi spesimen, ketinggian tempat, kelembaban tanah,
suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya, ketika tumbuhan itu berada. Dalam
pencarian referensi data hendaknya mendahulukan informasi dari referensi buku,
jurnal, pengacuan wawancara baru informasi dari website.
31
DAFTAR PUSTAKA
Sudarsono,dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Tim Reality. 2009. Kamus Biologi. Surabaya: Reality Publisher.
Anonim, 2009. Adas Foeniculum Vulgare Mill. http://ritariata.blogspot.com. .
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.00 WIB.
Anonim. 2011.Klasifikasi Adas Foeniculum Vulgare. http://biojojo.blogspot.com.
.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.10 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=104.Diakses pada tanggal 27
Oktober pukul 17.15 WIB.
Anonim. Alang-alang. http://id.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011
pukul 17.20 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=705. Diakses pada tanggal 27
Oktober 2011 pukul 17.25 WIB.
Anonim. 2011. Manfaat Krangkong. http://rumahtoga.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=199. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.10 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=44. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.15 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=266. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.20 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=267. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.25 WIB.
32
Anonim. Pangan_Kesehatan Tanaman_Obat Depkes.
http://www.warintek.ristek.go.id. /1-183.pdf . Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.30 WIB.
Anonim. 2011. Harendong Gede Melastoma Polyanthum Bl
http://floranegeriku.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011
pukul 20.35 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=829.Diakses pada tanggal 31
Oktober pukul 20.40 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=760. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.50 WIB.
Anonim. Kina Cinchona Succirubra. http://tanamanobat.org. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.55 WIB.
Anonim. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=47. Diakses pada
tanggal 31 Oktober 2011 pukul 21.00 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=704. Diakses pada tanggal 3
November 2011 pukul 16.00 WIB.
Anonim. http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=477. Diakses pada
tanggal 3 November 2011 pukul 16.05 WIB.
Anonim. 2011. Talas Colocasia Esculenta. http://floranegeriku.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 16.10 WIB.
Anonoim. 2009. Identifikasi Talas Colocasia Esculenta.
http://biologyonly.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 November 2011
pukul 16.15 WIB.
Anonim. 2011. Aseman Polygonum Chinense.http://fitrirosdiana.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.20 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1040. Diakses pada tanggal 3
November 2011 pukul 16.25 WIB.
Anonim. Archiaston Mount Merapi. www.pbase.com.Diakses pada tanggal 4
November 2011 pukul 17.00 WIB.
33
Anonim. 2009. Jalur Pendakian Gunung Merapi http://mountinblack.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.05 WIB.
Anonim. http://www.krcibodas.lipi.go.id .Diakses pada tanggal 4 November 2011
pukul 17.15 WIB.
Anonim. 2011 Herbarium. http://simuzz.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12
Januari 2012 pukul 20.31 WIB.
Anonim. 2011. Laporan Herbarium. http://marktambunan.wordpress.com. Diakses
pada tanggl 12 Januari 2012 pukul 20.34 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=450. Diakses pada tanggal 13
Januari 2012 pukul 05.57 WIB.
Anonim. 2009. Manfaat Kecubung Gunung combrugmansia
http://tanpapena.blogspot. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.01
WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=703. Diakses pada tanggal 13
Januari 2012 pukul 06.14 WIB.
Anonim. http://www.dunia-wanita.com. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul
06.22 WIB.
Sudarsono,dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
34
.
35
PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN OBAT
DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO
MENGACU PADA OBSERVASI DARI MELA AGUSTINA YANG BERJUDUL
INVENTARISASI TUMBUHAN DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN
GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO
Pada tanggal 22 Oktober 2011 Harini Asari Bahari melaksanakan Observasinya
yang berjudul Herbarium disepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New selo
dengan di dampingi oleh :
1) Mela Agustina.
2) Eko Setio Pambudi Wibowo
3) Agus Suratno.
Diajukan kepada HANCALA guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh
Nomor Anggota HANCALA.
foto 1: Harini. A.B, Mela
Agustina, Eko Setio.P.W
Foto 2 : Agus Suratno
36
f f
Foto 4: Harini.A.B sedang
memotong tumbuhan lantana
camara. (Tahi Ayam).
Foto 5 : Harini, Mela sedang
mengambil Tumbuhan
Bandotan
tumbuhan
Foto 9: Harini, mba mela,
mas eko sedang istirahat
Foto 7: Harini sedang
mengambil Tumbuhan Adas
37
hh
Foto 12: Tumbuhan Gundi
38
KATALOG TUMBUHAN OBAT
Di sepanjang jalur pendakian
gunung merapi via new selo
39
Foeniculum vulgare Mill.
(Adas)
Klasifikasi
Regnum :Plantae
Divisio : Spermatophyta
Sub Divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Sub Kelas : Sympetalae
Bangsa : Apiales
Famili : Apiaceae ( Umbelliflorae )
Genus : Foeniculum
Spesies : Foeniculum vulgare Mill.
Nama Lokal :
Nama umum/dagang : Adas, Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa),
Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba), Das pedas (Aceh), adas, adas
pedas (melayu), Adeh, manih (Minangkabau), paapang, paampas (Menado). Popoas
(Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), Papaato (Buol), porotomo (Baree), kumpasi
(Sangir Talaud), Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis), Hsiao hui (China), phong
karee, mellet karee (Thailand), Jintan Manis (Malaysia), barisaunf, madhurika
(Ind./Pak.), Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I).
Deskripsi :
Habitus : Perdu, tahunan, tinggi ± 2 m. Batang : Berlubang, beruas, beralur,
percabangan monopodial, hijau keputih-putihan.Daun: Majemuk, menyirip ganda,
40
benluk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. panjang 30-50 cm, lebar 15-25
cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda, hijau.Bunga: Majemuk, bentuk payung,
lumbuh di ujung balang, kelopak bentuk tabung, hijau, daun mahkota lima,
kuning.Buah : Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 mm, lebar 3-4 mm, masih muda
hijau setelah tua hijau keabu-abuan. Akar: Tunggang, putih. Adas merupakan satu
dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di
Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau Tumbuhan
obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di
atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari
Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di
Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm
- 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang
hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak
daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk
jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang
berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga
payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 em,
panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung
batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau
setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat.
Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak
mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas
menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang
masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya,
digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau
digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan
mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit
batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji
atau dengan memisahkan anak Tumbuhan.
41
Khasiat
Buah Foeniculum vulgare berkhasiat sebagai obat batuk, obat perut kembung, obat
sariawan dan obal haid tidak teratur. Untuk obat batuk dipakai ± 5 gram serbuk buah
Foeniculum vulgare, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, setelah dingin
disaring. Hasil saringan ditambah 1 sendok teh madu, diaduk sampai rata diminum
sekaligus.Kandungan kimia Buah Foeniculum vulgare mengandung minyak atsin di
samping itu juga mengandung saponin, flavonoida dan polifenol.
Cara pemakaian
Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu
diseduh dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai
sayuran atau direbus, lalu diminum. Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu
digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka.
Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin.
Contoh pemakaian
1. Batuk
a) Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1/2 cangkir air
mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk
sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.
b) Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko
1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1
sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan
dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa
setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari,
masing-masing 1/2 gelas.
42
2. Sesak napas
a. Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air
panas. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh.
b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari, rirnpang
temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum
pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong
seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih
sampai tersisa kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk
diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas.
3. Sariawan
Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam,
daun saga ¼ genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam,
pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang
lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah
3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus
dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring,
siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 gelas.
4. Haid tidak teratur
Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam,jinten hitam
3/4 sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari,bunga kesumba keling 2
kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong-
potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih
sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari masing-
masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan obat atau jamur.Siapkan serbuk buah
adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan setengah cangkir arak. Minum selagi
hangat
5. Batu empedu
Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Minum
setelah dingin. Lakukan setiap hari.
43
Catatan
- Pengobatan hernia tetap dengan cara operasi, yaitu rnenutup lubang
saluran yang ada. Adas hanya menaikkan sementara usus yang turul kelipat paha.
- Hindari penggunaan adas dalam dosis besar.
- Pemakaian buah adas kadang menyebabkan sering kentut danbersendawa.
- Buah adas efektif untuk pengusir serangga (insect repellent).
Sifat kimiawi dan efek farmakologis buah
Buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat,
masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik. Minyak
dari buah : minyak adas (fennel oil).
Kandungan kimia
Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 -
60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren,
metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol
yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif.
Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin).
Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida,
meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan. 2.
Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus).
3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol,
fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja
menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa,
diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada
percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah.
Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.
44
Sumber
Anonim, 2009. Adas Foeniculum Vulgare Mill. http://ritariata.blogspot.com. Diakses
pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.00 WIB.
Anonim. 2011.Klasifikasi Adas Foeniculum Vulgare. http://biojojo.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.10 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=104. Diakses pada tanggal 27
Oktober pukul 17.15 WIB.
Imperata cylindrica (L.) Beauv.
(Alang-alang)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan)
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica (L.) Beauv.
45
Nama lokal
Indonesia : Ilalang, alang-alang (Jawa), eurih (Sunda), ambengan (Bali), halalang
(dayak), Inggris : cogon grass, satintail, blady grass.
Deskripsi
Terna rumput, berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun, tinggi 30 - 180 cm.
Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna putih. Batang
berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita
(ligulatus), panjang 12 - 80 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung
meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas
halus, permukaan bawah kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica),
bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8 - 14
mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm,
berwarna cokelat tua. Perbanyaan vegetatif (akar rimpang)
Khasiat
Orang dayak menggunakan untuk mengobati pendarahan dan sakit gigi.
Rimpangnya mengandung asam kersik, damar dan logam alkali. Hasil penelitian di
Jepang menunjukkan bahwa pada rimpangnya terdapat senyawa terpenoid iso-
arborinol atau ß-arborinol. Secara rinci kandungan bahan pada batang dan rimpang
adalah manitol, glukosa, sakarosa, asam malat, asam sitrat, coixol, silindrin, fernenol,
simiarenol dan anemonin. Kegunaan dalam keadaan darurat pucuk muda alang-alang
dapat dijadikan bahan makanan.
Sumber
Anonim, Alang-alang. http://id.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011
pukul 17.20 WIB.
46
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=705. Diakses pada tanggal 27
Oktober 2011 pukul 17.25 WIB.
Anonim. 2011. Manfaat Krangkong. http://rumahtoga.blogspot.com. Diakses pada
tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB.
Bidens pilosa L
(Ajeran)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Bidens
Spesies : Bidens pilosa L.
47
Nama Lokal
Indonesia : Ajeran, jotang, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa).
Inggris : hairy beggarticks
Pilipina : Dadayem
Deskripsi
Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan.
Kadang-kadang ditanam di halaman, sebagai Tumbuhan hias. Tumbuhan ini
tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna
hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi.
Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna
kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas tanah
(herba).
Kandungan Kimia: Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat sama.
Khasiat
Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik dan dapat mengobati penyakit sifat
khas mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah, demam,
pencernaan tidak baik, rematik (nyeri persendian), selesma, usus buntu,wasir demam,
pencernaan tidak baik, rematik (nyeri persendian), selesma, usus buntu, wasir.
Penyakit Yang Dapat Disembuhkan dan Cara Penggunaannya
1. Demam, Influenza, dan sakit tenggorokan
Rebus 15-120 grm herba ajeran, rebus dengan 4 gelas air sampai rebusan tersisa
2 gelas, lalu bagi menjadi 2 gelas yang sama. Minum 2 kali sehari secara teratur.
2. Radang Usus Buntu (acute apendixitis)
48
Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal,
dokter belum dapat ditemui, ramuan ini dapat digunakan.
Cuci bersih 15-120 grm daun ajeran. Rebus bahan tersebut dengan 4 gelas air
sampai tersisa 2 gelas. Buat menjadi 2 bagian lalu minum 2 kali sehari.
3. Gatal-gatal (pruritis)
Cuci bersih 100 grm daun ajeran, rebus dengan 4 gelas air sampai rebusan tersisa
2 gelas, lalu bagi menjadi 2 gelas yang sama. Minum 2 kali sehari secara teratur.
4. Mencret (gastroenteritis)
Cuci bersih 15-120 grm daun ajeran, rebus dengan 4 gelas air sampai rebusan
tersisa 2 gelas, lalu bagi menjadi 2 gelas yang sama. Minum 2 kali sehari secara
teratur.
Sumber
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=199. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.10 WIB.
Ageratum conyzoides L.
(Bandotan)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
49
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L.
Nama Lokal
Indonesia: Bandotan, babandotan (Sunda), badotan, wedusan (Jawa)
Inggris: maile-hohono, chick weed
Cina: sheng hong ji
Nama daerah
Sumatera : Bandotan (Melayu), Jawa : Babandotan (Sunda), Bandotan {Jawa) Dus
bedusan (Madura).
Deskripsi
Habitus : Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm. Batang : Tegak atau terbaring.
Daun : Tegak atau terbaring. Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul,
tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangKai
pendek, hijau. Bunga: Majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan,
bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau,
mahkota bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah : Padi, bulat panjang, bersegi lima,
gundul atau berambut jarang, hitam. Biji : Kecil, hitam. Akar : Tunggang, putih
kotor
Khasiat
Daun Ageratum conyzoides berkhasiat sebagai obat luka baru dan obat wasir, Untuk
50
obat luka baru dipakai ± 5 gram daun segar Ageratum conyzoides, dicuci dan
ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut.
Kandungan kimia : Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin,
flavonoida dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri.
Sumber
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=44. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.15 WIB.
Canna edulis Ker.
(Ganyong)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Zingiberales
51
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Spesies : Canna edulis Ker.
Nama umum
Indonesia: Ganyong
Inggris: Achira, Arrowroot
Distribusi/Penyebaran
Ganyong diduga asli dari Amerika Selatan, tetapi sekarang sudah banyak
dibudidayakan di seluruh kawasan tropik dan daerah-daerah beriklim panas lainnya di
dunia. Di banyak daerah, termasuk Asia Tenggara, jenis tersebut sudah lama
mengalami naturalisasi.
Habitat
Ganyong dapat tumbuh baik di berbagai iklim, dengan penyebaran curah
hujan tahunan 1000-1200 mm, akan menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan.
Jenis tersebut cenderung tumbuh pada daerah yang kering, tetapi bertoleransi pada
tempat-tempat basah (bukan tempat yang tergenang air), juga sangat toleransi
terhadap naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10°C, tetapi juga
dapat hidup pada suhu tinggi (30-32°C) dan bertoleransi pada kondisi sedikit beku.
Ganyong tumbuh mulai dari pantai sampai pada ketinggian 1000(-2900) m dpl. dan
tumbuh dengan subur pada banyak tipe tanah, termasuk daerah-daerah marginal
(misalnya tanah latosol asam); tetapi lebih menyukai tanah liat berpasir dalam, kaya
akan humus serta bertoleransi pada kisaran pH 4.5-8.0.
52
Perbanyakan
Ganyong pada umumnya diperbanyak dengan rimpangnya. Kadang-kadang
bijinya juga dapat digunakan tetapi karena resiko persilangan, maka rimpang dipilih
untuk mempertahankan persamaan genetik klonnya.Ujung rimpang yang masih muda
digunakan untuk perbanyakan secara vegetatif, bukan pada bagian yang telah tua dan
berwarna coklat tua. Bagian kecil dari rimpang, yang membawa paling sedikit 2
kuncup yang sehat, ditanam dengan jarak 50 cm, dengan kedalaman kira-kira 15 cm.
Paling bagus ditanam selama musim hujan, atau dengan cara lain dengan selalu
menyiramnya.Ganyong ditanam di tempat pembenihan yang telah dibajak atau tanah
galian yan dicampur dengan banyak pupuk dan kompos.
Manfaat Tumbuhan
Ganyong menghasilkan rimpang yang enak dimakan baik secara segar, atau
biasanya dikonsumsi sesudah dimasak atau dikukus. Tepung dapat dibuat dari
rimpang melalui cara pengupasan, pengeringan dan penggilingan lebih dulu. Patinya
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan berbagai bentuk macam makanan dan juga
sebagai lem atau pati pada pencucian. Di Vietnam, jenis tersebut digunakan untuk
bahan pembuatan mie. Tunas mudanya dapat dimakan sebagai sayuran hijau.
Daunnya biasa digunakan sebagai bahan pembungkus dan piring. Daun dan
rimpangnya digunakan sebagai makanan lembu.Ganyong juga sering ditemukan
sebagai hiasan kebun karena bunganya yang bagus dan daunnya yang beraneka
warna. Bijinya yang hitam dan berkulit keras digunakan untuk membuat tasbih.Di
Jawa, hasil tumbukan biji digunakan sebagai obat balur untuk membantu
menyembuhkan sakit kepala.Ekstrak sari hasil parutan rimpangnya digunakan untuk
obat diare. Di Hong Kong, rebusan rimpang segar disarankan sebagai obat hepatitis
akut; sedangkan di Filipina sebagai obat diuretik dan maserasi rimpang dalam air
dapat meringankan pendarahan pada hidung; asap dari batang dan daun yang dibakar
53
digunakan sebagai insektisida. Rimpang segar yang dihancurkan digunakan secara
lokal sebagai obat luka-luka dalam pengobatan tradisional Indo-China.
Sumber
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=266. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.20 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=267. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.25 WIB.
Datura suaveolens Humb.
(Kecubung Gunung)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Datura
54
Spesies : Datura suaveolens Humb.
Nama umum
Indonesia: Kecubung gunung
Deskripsi
Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 2 - 4 m. Akar
tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, ujung cabang
berbulu. Daun tunggal, bertangkai pendek, warna hijau, panjang 15 - 20 cm,
lebar 10 - 15 cm, helaian daun agak tebal, bentuk lonjong, ujung runcing, pangkal
tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan kasap (scaber)
Bunga tunggal, mahkota berbentuk terompet (hypocrateriformis) - berwarna putih
kadang putih keunguan, panjang mahkota 15 - 20 mm, benang sari berjumlah 5 Buah
buni (bacca), lonjong, panjang ± 10 cm, warna hijau, bentuk dengan biji pipih
berkulit tebal - berwarna putih Perbanyaan Generatif (biji).
Penyakit Yang Dapat Diobati :Asma, Reumatik, Sakit pinggang, Pegel linu, Bisul,
Eksim;
Pemanfaatan :
1. Asma (Mengi atau Bengek)
a. Bahan: 10 lembar daun kecubung
Cara membuat: Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur sampai
kering;
Cara menggunakan: Dipakai untuk merokok dengan bungkus kelobot
jagung.
b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya
55
Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur
sampai kering;
Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya tembakau.
2. Reumatik
Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa
Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu, kemudian diolesi
dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api;
Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan pada bagian
yang sakit.
3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul
Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya;
Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai halus dan
dibuat adonan sampai merata;
Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada bagian yang
sakit.
4. Eksim
Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa;
Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan minyak kelapa,
kemudian dipanggang di atas api;
Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk menggosok
bagian badan yang kena eksim.
Sumber
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=450. Diakses pada tanggal 13
Januari 2012 pukul 05.57 WIB.
Anonim. 2009. Manfaat Kecubung Gunung combrugmansia
http://tanpapena.blogspot. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul
06.01 WIB.
56
Melastoma polyanthum Bl.
(Senggani)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae – Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Myrtales
Suku : Melastomaceae
Marga : Melastoma
Jenis : Melastoma polyanthum Bl.
Nama Lokal
Umum : Senggani
Jawa : Harendong (Sunda) Senggani (Jawa Tengah)
Botani
Sinonim : Melastoma malabathricum Auct. non L.; M. Atfine G. Don.
Deskripsi
Habitus : Perdu, tinggi ± 4 m, Batang : Berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik,
percabangan simpodial, coklat. Daun : Tunggal.bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8
cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau. Bunga :
Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung
57
meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai
dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau,
bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu. Buah :
Buni, bulat telur, merah. Biji : Kecil, merah. Akar : Tunggang, coklat.
Distribusi/Penyebaran : Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir
hutan, semak belukar dan tepi jurang. Habitat : Tumbuh di dataran rendah sampai
ketinggian ± 2200 m dpl. Tumbuhan pisang menyukai daerah yang panas, subur atau
sedikit berbatu, dekat pembuangan sampah.
Khasiat : Daun melastoma polyanthum berkhasiat sebagai obat mencret, obat
kepulihan, obat radang usus dan obat sanawan. Akar dan getah Tumbuhan tersebut
untuk mengobati kejang dan ayan. Untuk obat mencret dipakai ± 2 gram daun muda
segar Melastoma polyanthum, dicuci, ditambah gararn dapur secukupnya dikunyah
dan airnya ditelan. Kandungan kimia : Daun Melastoma polyanthum mengandung
saponin, tlavonoida dan tanin.
Manfaat tumbuhan dalam keadaan darurat : Buah harendong gede yang sudah
masak berwarna hitam merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis.
Sumber
Anonim. Pangan_Kesehatan Tanaman_Obat Depkes.
http://www.warintek.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011
pukul 20.30 WIB.
Anonim. 2011. Harendong Gede Melastoma Polyanthum Bl.
http://floranegeriku.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011
pukul 20.35 WIB.
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=829.Diakses pada tanggal 31
Oktober pukul 20.40 WIB.
58
Lantana camara L.
(Tahi Ayam)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamial
Famili : Verbenaceae
Genus : Lantana
Spesies : Lantana camara L.
Nama Lokal
Indonesia: Tahi ayam, tembelekan, telekan
Inggris : lantana, shrub verbena
Melayu : Tahi ayam
59
Khasiat
Penawar racun (antitoksik), penghilang nyeri (analgesik) dan penghenti
perdarahan (hemostatis). Daun bersifat pahit, sejuk, berbau da sedikit beracun
(toksik) , yang berkhasiat menghilangkan gatal (anti-pruritus) , anti-toksik,
menghilamngkan bengkak dan perangsang muntah. Sedangkan bunga tembelekan
manis rasannya dan sejuk, berkhasiat sebagai penghenti perdarahan.
Bunga berkhasiat mengatasi : TB paru dengan batuk berdarah, Sesak napas
(asmatik). Daun berkhasiat mengatasi: Sakit kulit, gatal-gatal, bisul, luka ,Batuk, dan
Rematik, memar, bengkak.
Akar berkhasiat untuk mengatasi : Influenza disertai demam tinggi, TBC
kelenjar (skrofuloderma), Rematik, bengkak terbentur (memar), Keputihan
(leukorea), Kencing nanah (gonore), Gondongan (parotitis, mumps) dan Sakit kulit
yang berkaitan dengan gangguan emosi (neuridermatitis).
Kandungan Kimia: Daun mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid,
lantic acid, humule (mengandung minyak asiri), b - caryophyllene, g - terpidene, a -
pinene dan r -cymene.
Cara Pemakaian
Akar kering sebanyak 30 - 60 g direbus, lalu diminum. Pemakaian luar
digunakan untuk radang kulit, eksim, jamur kulit (tinea), bisul, luka berdarah,
tersiram air panas, gigitan serangga, memar dan keputihan. Caranya, daun dan ranting
segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus dan airnya
digunakan untuk cuci.
Contoh Pemakaian
1. TB Paru dengan batuk berdarah
Bunga tembelekan kering sebanyak 6 - 10 g direbus dalam 3 gelas air bersih
60
sampai tersisa separo, setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum.
Minumlah pada pagi, siang dan sore, masing-masing 1/2 gelas.
2. Rematik
Akar tembelekan kering sebanyak 1 genggam direbus dalam 5 liter air sampai
mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mandi. Daun
tembelekan segar secukupnya direbus, airnya digunakan untuk mandi Daun
tembelekan segar secukupnya dipipis. tambahkan air kapur sirih sambil diaduk
sampai menjadi adonan seperti bubur kental. Borehkan pada bagian yang sakit.
3. Keputihan, Kencing nanah
Akar tembelekan kering sebanyak 45 g dipotong tipis-tipis lalu direbus dalam 3
gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu dibagi sama banyak
untuk 2 kali minum. pagi dan sore
4. Dermatitis, Eksim, Jamur Kulit, Bisul
Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air sampai
mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci kelainan kulit.
5. Bisul
Daun tembelekan segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus.
Bubuhkan pada bisul, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali seharri.
6. Memar, Luka berdarah
Bunga dan daun tembelekan segar secukupnya dicuci lalu dibilas dengan air
masak. Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus kemudian bubuhkan pada
tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari.
7. Batuk
Daun tembelekan kering sebanyak 5 g direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa
separonya. setelah dingin disaring, dibagi sama banyak untuk 3 kali minum, yaitu
pagi, siang dan sore.
8. Perangsang Muntah pada Keracunan Makanan
61
Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih lalu diseduh dengan
setengah gelas air. Biarkan selama 15 menit. Hangat-hangat diminum sekaligus.
Catatan:
1. Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah.
2. Perempuan hamil jangan minum rebusan tembelekan, karena dapat menyebabkan
kematian janin.
Sumber
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=760. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.50 WIB.
62
Cinchona succirubra
(Kina)
Klasifikasi
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Rubiales
Suku : Rubiaceae
Marga : Cinchona
Jenis : Cinchona succirubra Pavon et Klot.
Nama Ilmiah: Cinchona succirubra Pavon et Klot.
Deskripsi:
Habitus: Pohon, tinggi ± 17 m, batang: Berkayu, bulat, coklat kehijauan, daun
: Tunggal, lonjong, hampir bulat, tepi rata-ujung dan pangkal tumpul, panjang 15-35
cm, lebar 9-23 cm, pertulangan menyirip, masih muda hijau setelah tua merah.,
bunga : Majemuk, bentuk bintang, tangkai 5-11 cm, putih kekuningan, kelopak
bertaju lima, bagian pangkal menyatu, hijau, benang sari lima, tangkai sari putih,
kepala sari coklat, putik hijau, mahkota bentuk tabung, ujung membesar, coklat
muda, buah : Kotak, lonjong, keras, coklat muda, biji : Kecil, hitam, akar : Tunggang,
coklat keputih-putihan.
63
Khasiat:
Kulit batang kina berkhasiat sebagai obat malaria, penurun panas dan
penambah nafsu makan.Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang
kina, diseduh dengan 1 gelas air matang panas setelah dingin disaring. Hasil saringan
diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore. Kandungan Kimia; Kulit batang
kina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan politenol.
Sumber
Anonim. Kina Cinchona Succirubra. http://tanamanobat.org. Diakses pada tanggal 31
Oktober 2011 pukul 20.55 WIB.
64
Impatiens platypetala Lindl.
(Pacar Air)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Geraniales
Famili : Balsaminaceae
Genus : Impatiens
Spesies : Impatiens platypetala Lindl
Nama
Nama Umum : Pacar Air atau Kim Hong
Nama Ilmiah : Impatiens balsamina Linn.
Nama Lokal
Sumatera: Lahine, paruinai, Jawa: pacar cai, pacar banyu; Kimhong (Jakarta),
Nusatenggara: pacar foya, pacar aik, Sulawesi : Tilang-gele duluku, kolendingi
65
unggaagu, Bunga jabelu, giabebe, gofu, laka gofu, bunga taho, inai anyer (Maluku),
Feng xian hum (China).
Deskripsi
Pacar air yang mempunyai nama ilmiah impatiens balsamina di beberapa
daerah di kenal sebagai tanaman untuk mempercantik kuku, dengan menempelkan
daun pacar air yang telah di tumbuk di atas kuku dan membiarkan hingga kering akan
memberikan warna kuning tua alami pada kuku. Di beberapa daerah pula ada yang
menggunakannya untuk melumuri jari, kaki dan tangan pengantin wanita sehari
sebelumhari pernikahan agar kulit terlihat lebih indah. Pacar air mempunyai sebutan
berbeda - beda di setiap daerah, seperti di nusa tenggara di sebut pacar foya, di
sulawesi di sebut gofu, di jawa di sebut pacar banyu, sementara di betawi di sebut
dengan kimhong. Dalam pengobatan cina dan india , pacar air juga merupakan salah
satu bahan yang sudah sejak lama di gunakan. Karena pacar air memang mempunyai
manfaat yang cukup baik untuk membantu mengatasi beberapa masalah kesehatan.
Namun perlu di perhatikan bahwa ibu hamil tidak di anjurkan untuk mengkonsumsi
ramuan berbahan pacar air untuk menghindari keguguran dan pamakaian yang terlalu
lama akan membuat mulut tersa kering, nafsu makn berkurang dan perut mual.
Namun bila pemakaian di hentikan selama 3 hari, efek tersebut akan hilang dengan
sendirinya. Morfologi Tumbuhan: Berupa terna berbatang basah, bercabang, dengan
daun tunggal, bentuk lanset memanjang pinggir bergerigi warna hijair muda tanpa
daun penumpu. Bunga berwarna cerah, ada beberapa macam wama, seperti merah,
oranye, ungu, putih, dll., ada yang “engkel” dan ada yang “dobel”. Buahnya buah
kendaga, bila masak akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya
ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30 80 cm.
66
Khasiat
Peluruh haid, Kanker pencernaan, Bengkak, Reumatik, Bisul; Gigitan ular,
Ranadang kulit, Keputihan, Tulang patah/retak; Rasa nyeri, Anti-inflamasi, tertusuk
benda asing di kerongkongan;
Sifat kimia dan farmakologis: Terasa pahit, hangat, sedikti toxic (beracun).
Berkhasiat melancarkan peredaran darah, melunakkan masa/benjolan yang keras.
Kandungan Kimia : Bunga :Anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin,
malvidin, kaempherol, quercetin. Akar : Cyanidin mono-glycoside.
Berikut beberapa ramuan berbahan pacar air
1. Mengatasi Keputihan
Caranya : Rebus 30 g daun pacar air dengan 2 gelas air hingga tersisa
setengahnya, setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari masing - masing
1/2 gelas.
2. Mengatasi Bengkak Akibat Gumpalan Darah (Hematoma)
Caranya : Giling sampai halus 8 kuntum bunga pacar air kemudian tambahkan
arak putih secukupnya, lalu tempelkan ke tempat bengkak dan balut dengan
kain. Ganti balutan 2-3 kali sehari.
3. Mengobati tertusuk duri atau tulang di kerongkongan
Caranya : Potong akar pacar air yang telah di cuci secukupnya, kemudian
kunyah dan telan dengan air hangat.
4. Mengobati Radang Usus buntu
Caranya : Rebus 30 g daun pacar air, 30 g daun sambiloto dengan 600 cc air
hingga tersisa setengahnya, setelah dingin saring dan minum. Lakukan secara
rutin.
5. Menyehatkan Kuku
Caranya : Haluskan seluruh bagian pacar air secukupnya, kemudian
67
tempelkan pada kuku dan balut dengan kain kasa hinngga kering. Lakukan
beberapa kali dalam seminggu.
6. Mengatasi Hipertensi
Caranya : Rebus 10 g bunga pacar air, 100 g seledri dengan 400 cc air hingga
tersisa setengahnya. Setelah dingin saring dan minum airnya.
Bagian tanaman yang dipakai
Kegunaan Biji: Peluruh haid (Emenagog), mempermudah persalinan
(Parturifasien), kanker saluran pencernaan bagian atas. Pemakaian 3 – 10 gr, untuk
kanker: 15 – 60 gr,direbus. Bunga: Peluruh haid, mengakiri kehamilan (abortivum)
dipakai bunga warna putih, pembengkakan akibat terpukul (haematom), rheumatik
sendi, bisul (furunculolsis), gigitan ular, radang kulit (dermatitis). Pemakaian: 3 – 6
gr, direbus. Daun: Keputihan (Leucorrhoea), tulang patah/retak (Fracture),
mengurangi rasa nyeri (analgetik). Akar: Peluruh haid, anti-inflamasi (antiflogistik =
anti radang), rheumatik,tertusuk tulang/benda asing di kerongkongan.
Pemakaian Luar:
Bunga: Pembengkakan, bisul, rheumatik, radang kulit: Lumatkan bunga segar,
ternpelkan di tempat yang sakit. Daun: – Frakture, anti-inflamasi: Lumatkhan daun
segar, ditempelkan di tempat yang sakit, atau daun direbus, untuk mencuci luka dan
daunnya ditempelkan ke tempat yang sakit.
Kontraindikasi: Wanita hamil
Efek Samping: Pada pemakaian lama, dapat timbul mulut terasa kering
(Xerostomia), mual (Nausea), nafsu makan menurun (anorexia) yang menghilang
setelah menurunkan dosis atau penghentian pengobatan selama 2 – 3 hari.
68
Sumber
Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=703. Diakses pada tanggal 13
Januari 2012 pukul 06.14 WIB.
Anonim. http://www.dunia-wanita.com. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul
06.22 WIB.
Colocasia. Esculenta (L.) Schott.
(TALAS)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiosperms
Kelas : Monocots
Order : Alismatales
Family : Araceae
Subfamily : Aroideae
Tribe : Colocasieae
Genus : Colocasia
Species : Colocasia. Esculenta (L.) Schott
69
Nama
Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe
Indonesia : Talas
Jawa : Taleus (sunda), bentul (Jawa), keladi (Melayu)
Deskripsi
Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan
dangkal. Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat,
biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang
daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan
tangkai panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan
didukung oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina
kecil, tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga
jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan organ
steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji membundar
telur.
Distribusi/Penyebaran
Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana
jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di
seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara
luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu meluas.
Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah dikenal oleh
masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah dimanfaatkan lebih dari
2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara. Talas tumbuh diseluruh
70
Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan
Bikol.
Habitat
Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang
berkisaran luas. Bila tumbuh sebagai Tumbuhan yang akan dipanen, pemanenan
terbaik dicapai bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar
secara merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah
sawah dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya
yang miskin akan drainase.Suhu 25-30°C dan kelembaban yang tinggi akan
mendukung pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai
ketinggian 1800 m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua
New Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang
terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai Tumbuhan
sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas yang
tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang bagus
membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi terhadap
pH tanah 4.2-7.5.
Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan baik
terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan.
Perbanyakan
Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran,
talas dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan
umbi dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih
disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil dari
Tumbuhan yang sehat, dihindari Tumbuhan yang berakar atau umbi berakar dan yang
terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama ditanam oleh
71
petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang dicampur
dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara Tumbuhan kelapa,
kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi, coklat,
kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran kerapatan 4000-49
000 Tumbuhan/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya 6000-36 000 untuk
daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-tanah basah. Jarak
penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak yang lebar dibutuhkan
jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat membantu pengontrolan
gulma dan erosi.
Manfaat Tumbuhan
Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat
dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi
untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia
dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas
dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak
dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau di
Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan
tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi
oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan,
sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa,
permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan
gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal
sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang
digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus
dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak
dengan cara yang sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun
dapat dimasak dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai
daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan
72
pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat
dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi permen.
Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat
pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat
dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa.
Pemanfaatan dalam keadaan darurat
Merupakan anugerah dalam keadaan darurat di hutan menemukan tumbuhan
talah, umbinya setelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali merupakan sumber
karbohidrat yang penting, selain direbus umbi talas bisa juga dibakar dibubuy,
dipepes dan digoreng.
Daun talas juga bisa disayur, ditumis detelah direbus dan dibuang airnya beberapa
kali.
Sumber
Anonim. http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=477. Diakses pada
tanggal 3 November 2011 pukul 16.05 WIB.
Anonim. 2011. Talas Colocasia Esculenta. http://floranegeriku.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 16.10 WIB.
Anonoim. 2009. Identifikasi Talas Colocasia Esculenta
http://biologyonly.blogspot.com. . Diakses pada tanggal 3 November 2011
pukul 16.15 WIB.
73
Polygonum chinense L.
(Aseman)
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Hamamelidae
Ordo : Polygonales
Famili : Polygonaceae
Genus : Polygonum
Spesies : Polygonum chinense L.
Nama umum
Indonesia: Aseman
Cina : huo tan mu cao
Nama daerah
Jawa : Bungbrum, Titiwuan, Tiwu bungbum (Sunda); Aseraan, dandang (Jawa)
Bali : Udang-udang (Bali)
74
Deskripsi
Habitus : Terna, memanjat atau merambat, panjang 3-6 m. Batang : Bulat, licin,
beruas-ruas, sedikit berkayu, hijau atau merah kehijauan. Daun : Tunggal, tersebar,
pelepah memeluk batang, dengan daun menumpu, helaian bentuk lonjong sampai
lanset, ujung runcitig, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-7 cm,
pertulangan menyirip, permukaan berkerut, licin, hijau keunguan. Bunga : Majemuk,
bentuk payung, di ketiak daun, berkefompok, atau di ujung batang, bimga tidak
sempurna, berkelamin ganda, benang sari duduk di atas bakal buah, mahkota bentuk
bintang, berlepaaan, panjang 3-6 mm, putih. Buah : Kotak palsu, bulat telur, berusuk
3, kulit lunak, permukaan licin, panjang 5-8 mm, ungu kebiruan. Biji : Bulat telur,
ujung runcing, tajam, kecil, keras, coklat kehitaman. Akar : Serabut, merah
kecoklatan.
Ekologi dan penyebaran
Merupakan tanaman liar di hutan-hutan yang lembab dari ketinggian 800 m sampai
3.300 di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Agustus-Novgmber dan dapat
dipanen epanjang tahun.
Bagian yang digunakan
Daun dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan.
Khasiat dan pemanfaatan
1. Obat nyeri lambung
Daun aseman segar sebanyak 60 gram, dicuci dan direbus dengan 00 ml sampai
mendidih dan air rebusannya tinggal setengah, disaring dan setelah igin diminum
sekalligus.
2. Luka gigitan hewan berbisa
Daun aseman segar sebanyak 100 gram, dicuci dan ditumbuk halus kemudian
tempelkan pada bagian yang sakit.
75
3. Anti racun
Kandungan kimia
Daun aseman mengandung saponin, antrakinon dan glikosida.
Sumber
Anonim. 2011. Aseman Polygonum Chinense.http://fitrirosdiana.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.20 WIB.
Anonim.http://www.plantamor.com/index.php?plant=1040. Diakses pada tanggal 3
November 2011 pukul 16.25 WIB.
Gundi
Jenis penyakit yang dapat diobati:
Menurut masyarakat sekitar dapat mengobati gatal-gatal caranya yaitu ditumbuk lalu
diusapkan pada bagian tubuh yang gatal.
76
Metode Interview
Dalam observasinya penulis menggunakan metode interview atau
wawancara. Interview disini melibatkan 3 nara sumber yaitu sebagai berikut.
1. Bapak Sudarsono (Dosen Taksonomi Tumbuhan FMIPA UNY).
2. Anita Dinni Noviyati (Mahasiswi Jurusan Biologi Lulusan UGM).
3. Anonim (Penduduk setempat jalur pendakian Gunung Merapi via New
Selo).
Hasil interview yang diajukan adalah sebagai berikut .
1. Kepada Bapak Sudarsono
Harini : Pak maaf mengganggu sebelumnya, saya mau tanya ni tentang
nama tumbuhan ini …?. (sambil memperlihatkan tumbuhan yang
diambil dari Jalur pendakian Gunung Merapi via New Selo).
Pak Sudarsono : Maaf mba setiap tumbuhan yang ada di dataran tinggi itu tidak
sesuai dengan yang ada didataran rendah, jadi untuk penamaannya
bapak belum tahu karena bapak baru menemuinya (Pak sudarsono
mengusulkan untuk bertanya pada IPB di bagian Herbarium
tanaman).
Harini : kalau ke IPB saya belum bisa Pak ( sambil mempertimbangkan
menejemen waktu, biaya tidak memungkinkan). Pak kalo
pembuatan herbarium kering supaya tidak jamura gimana
caranya…?.
Pak sudarsono : Tumbuhan yang akan diherbariumkan diusahakan dalam keadaan
bersih untuk menghindari jamuran tersebut setelah tubuhan bersih
lantas di semprot dengan obat insektisida.
Harini : Itu obatnya beli dimana Pak…?.
Pak Sudarsono : belinya di toko obat pertanian mba.
Harini : Oh ya Pak… terima kasih Pak.
77
Pak Sudarsono : sama-sama mba
2. Kepada Mba Anita Dinni Noviyati.
Harini : Apa kabar mba ?. lama tak jumpa....
Mba bolehkah ku bertanya tentang herbarium.
Mba Anita : boleh aja, mau nanya tentang herbarium yang mana ?.
Harini : Ini lho mba, bagaimana sih cara-cara pembuatan Herbarium
kering.
Mba Anita : Oh... gini caranya kamu ambil tumbuhan yang akan di
herbariumkan sebelumnya dicuci dulu tumbuhannya dengan air lalu
tiriskan supaya tidak berair, setelah itu tumbuhanya dipres dengan
benda berat, dalam pengepresan letakkan tumbuhan didalam kertas
koran supaya airnya meresap dikoran dan tumbuhanya cepat kering,
ingat posisikan tumbuhannya tidak terlipat dan posisikan daunnya
bolak balik supaya bisa terlihat antara bagian atas dan bawah daun.
Untuk pengeringan lebih lanjut bisa dengan bantuan sinar matahari /
sinar lampu.
Harini : Mba untuk herbarium kering membutuhkan waktu berapa lama ?.
Mba Anita : Kalau tumbuhannya cepat kering membutuhkan waktu ± 3 hari.
Tapi kalau proses pengeringannya lama itu membutuhkan waktu bisa
sampai ± 1 bulan.
Harini : Mba kalau herbarium basah si caranya gimana ?.
Mba Anita : Herbarium basah biasanya lebih mudah dari herbarium kering
karena caranya hanya mengambil tumbuhan yang sudah dicuci dengan
air lalu dimasukkan ke botol yang sudah bersih setelah itu masukan
larutan Alkohol kedalamnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan
lrutan yang biasa dipakai bukan Cuma Alkohol saja tetapi bisa juga
larutan Aquades, Formalin.
78
Harini : Mba untuk catatan yang terlampirkan pada herbarium biasanya apa
saja yang tercantum ?.
Mba Anita : Biasanya sih klasifikasi, manfaat, deskripsi, tanggal pengambilan,
nama pengambil data, sumber data.
Harini : Mba terima kasih banyak ya atas info tentang herbariumnya.
Mba Anita : ya sama-sama, oh ya herbarium ini sangat mendukung sekali dengan
bidang kuliahmu dan juga untuk HANCALA.
Harini : Ya mba.
3. Kepada Anonim (Penduduk setempat jalur pendakian Gunung
Merapi via New Selo).
Harini : Ma’af pak, bu.... mengganggu sebentar (Bapak dan ibu sedang
menanam sayuran diladangnya).
Bapak : Ya ada apa ya mba ?.
Harini : Ini pak saya mau nanya tentang nama tumbuhan ini, ini namanya
tumbuhan apa pak ?.
Ibu :Ini namanya tumbuhan adas mba.
Bapak : Tumbuhan ini bisa dimanfaatkan buat obt mba.
Harini : Yang dimanfaatkan bagian apanya pak ?.
Bapak : Daunnya mba bisa direbus, terus air rebusannya yang diminum.
Harini : Terima kasih ya pak dan ibu.
Bapak : Sama-sama mba.
Ibu : Ya mba sama-sama.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darahSofyan Dwi Nugroho
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopRohma Vnitha
 
Laporan Biologi Uji Fotosintesis Hidrylla
Laporan Biologi Uji Fotosintesis HidryllaLaporan Biologi Uji Fotosintesis Hidrylla
Laporan Biologi Uji Fotosintesis HidryllaArmansyah Armansyah
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanamanshafirasalsa11
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumRukmana Suharta
 
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenLaporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenSumayyah Nida Azizah
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanikhsan saputra
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisfahmiganteng
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaMaedy Ripani
 
Resume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksisResume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksisSiti Nur Aeni
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanPT. SASA
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)Irdan Arjulian
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 

Mais procurados (20)

3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
3. laporan praktikum biologi perhitungan jumlah eritrosit darah
 
Laporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan MikroskopLaporan Penggunaan Mikroskop
Laporan Penggunaan Mikroskop
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan Biologi Uji Fotosintesis Hidrylla
Laporan Biologi Uji Fotosintesis HidryllaLaporan Biologi Uji Fotosintesis Hidrylla
Laporan Biologi Uji Fotosintesis Hidrylla
 
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 8  akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 8 akar dan modifikasinya (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi TanamanLaporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
Laporan Praktikum IDENTIFIKASI & KLASIFIKASI TUMBUHAN || Biologi Tanaman
 
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat LaboratoriumLaporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
Laporan Mikrobiologi - Pengenalan Alat Laboratorium
 
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigenLaporan praktikum fotosintesis oksigen
Laporan praktikum fotosintesis oksigen
 
osmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewanosmoregulasi pada hewan
osmoregulasi pada hewan
 
Laporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alatLaporan pengenalan alat
Laporan pengenalan alat
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
Makalah cyanobacteri (ahmad azmi k.u)
 
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesisLaporan praktikum fotosintesis fotosintesis
Laporan praktikum fotosintesis fotosintesis
 
Presentation1
Presentation1Presentation1
Presentation1
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
 
Resume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksisResume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksis
 
Laporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairanLaporan praktikum ekologi perairan
Laporan praktikum ekologi perairan
 
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)Makalah kimia Pengenalan alat-alat  di Laboratorium  Kimia (Irdan Arjulian)
Makalah kimia Pengenalan alat-alat di Laboratorium Kimia (Irdan Arjulian)
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
Ekosistem kebun
Ekosistem kebunEkosistem kebun
Ekosistem kebun
 

Destaque

Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumManual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumP A Q-ting
 
Pengertian herbarium
Pengertian herbariumPengertian herbarium
Pengertian herbariumizwa_iztie
 
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar air
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar airPengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar air
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar airRizka Pratiwi
 
Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5Rica Nuraeni
 
BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI
BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI
BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI ripto atmaja
 
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahanPengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahanRizka Pratiwi
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataGoogle
 
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq GaertnLaporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertndewisetiyana52
 
Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon fauzdra
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Ahmad Dzikrullah
 
Makalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriMakalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriDyah Arum Anggraeni
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenGoogle
 

Destaque (20)

Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen HerbariumManual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
Manual Lapangan: Pembuatan Spesimen Herbarium
 
Makalah herbarium
Makalah herbariumMakalah herbarium
Makalah herbarium
 
Pengertian herbarium
Pengertian herbariumPengertian herbarium
Pengertian herbarium
 
Kelompok 8 herbarium
Kelompok 8 herbariumKelompok 8 herbarium
Kelompok 8 herbarium
 
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar air
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar airPengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar air
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap tumbuhan pacar air
 
Makalah biologi
Makalah biologiMakalah biologi
Makalah biologi
 
Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5Laporan kulap itb kel 5
Laporan kulap itb kel 5
 
Herbarium basah tumb.doc
Herbarium basah tumb.docHerbarium basah tumb.doc
Herbarium basah tumb.doc
 
BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI
BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI
BUDI DAYA TANAMAN LENGKENG SECARA OKULASI
 
VIRTUAL HERBARIUM
VIRTUAL HERBARIUMVIRTUAL HERBARIUM
VIRTUAL HERBARIUM
 
Soal dan latihan
Soal dan latihanSoal dan latihan
Soal dan latihan
 
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahanPengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap perkecambahan
 
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi VertebrataLaporan PKL Taksonomi Vertebrata
Laporan PKL Taksonomi Vertebrata
 
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq GaertnLaporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
Laporan Praktikum_Epidermis Atas dan Bawah DAUN Talinum paniculatum Jacq Gaertn
 
Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon Herbarium orthosiphon
Herbarium orthosiphon
 
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
Makalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiriMakalah farmakognosi minyak atsiri
Makalah farmakognosi minyak atsiri
 
Makalah prakarya
Makalah prakaryaMakalah prakarya
Makalah prakarya
 
Preparing the herbarium
Preparing the herbariumPreparing the herbarium
Preparing the herbarium
 
Makalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan PascapanenMakalah Panen dan Pascapanen
Makalah Panen dan Pascapanen
 

Semelhante a HANCALA membuat HERBARIUM

Semelhante a HANCALA membuat HERBARIUM (12)

PPT HERBARIUM HANCALA
PPT HERBARIUM HANCALAPPT HERBARIUM HANCALA
PPT HERBARIUM HANCALA
 
Tumbuhan bahan pestisida nabati
Tumbuhan bahan pestisida nabatiTumbuhan bahan pestisida nabati
Tumbuhan bahan pestisida nabati
 
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijauPengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
Pengaruh cahaya bagi pertumbuhan tanaman kacang hijau
 
Powerpoint Biologi kelapa
Powerpoint Biologi kelapaPowerpoint Biologi kelapa
Powerpoint Biologi kelapa
 
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helenaBioekologi dan strategi konservasi troides helena
Bioekologi dan strategi konservasi troides helena
 
(pert. 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
(pert. 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx(pert. 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
(pert. 1) pendahuluan_2021_revisi.pptx
 
Makalah Geografi
Makalah GeografiMakalah Geografi
Makalah Geografi
 
Biologi dalam Perspektif Islam
Biologi dalam Perspektif IslamBiologi dalam Perspektif Islam
Biologi dalam Perspektif Islam
 
Rempah-Herba-E-Book.pdf
Rempah-Herba-E-Book.pdfRempah-Herba-E-Book.pdf
Rempah-Herba-E-Book.pdf
 
Proposal kedelai
Proposal kedelaiProposal kedelai
Proposal kedelai
 
Kapsul
KapsulKapsul
Kapsul
 
Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (USU)
Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (USU)Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (USU)
Program Kreativitas Mahasiswa-Penelitian (USU)
 

Último

2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdfMutiaraArafah2
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxfais1231
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIariwidiyani3
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikajoey552517
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxIPutuSuwitra1
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.tency1
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxfais1231
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfindigobig
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxINDIRAARUNDINASARISA
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx12MIPA3NurulKartikaS
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaErvina Puspita
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfMarisaRintania
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steriljoey552517
 

Último (13)

2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
2 Laporan Praktikum Serum dan Plasma.pdf
 
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptxppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
ppt erisepas selulitis rs mardi rahayu internship.pptx
 
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XIPresentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
Presentasi materi suhu dan kalor Fisika kelas XI
 
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisikaKuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
Kuliah ke-2 Pembelajaran vektor dalam fisika
 
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptxPengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
Pengertian ruang dan interaksi antar ruang.pptx
 
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
power point ini berisi tentang Kerugian akibat gulma.
 
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptxminiproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
miniproINTERNSIP TEMANGGUNG PARAKAN fix.pptx
 
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdfMembaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
Membaca-Pikiran-Orang-dengan-Trik-Psikologi.pdf
 
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptxkup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
kup2 ketentuan umum perpajakan negara.pptx
 
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptxMODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
MODUL AJAR KELARUTAN DAN KSP KIMIA SMA.pptx
 
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum MerdekaKelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
Kelas 7 Bumi dan Tata Surya SMP Kurikulum Merdeka
 
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdfsistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
sistem Peredaran darah(sistem sirkualsi)pdf
 
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi sterilPenetapan tonisitas sediaan farmasi steril
Penetapan tonisitas sediaan farmasi steril
 

HANCALA membuat HERBARIUM

  • 1. 1 PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN OBAT DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO MENGACU PADA OBSERVASI DARI MELA AGUSTINA YANG BERJUDUL INVENTARISASI TUMBUHAN DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO Diajukan kepada HANCALA guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh Nomor Anggota HANCALA Disusun oleh: Harini Asri Bahari NIM. 10304241008 HANCALA HIMPUNAN MAHASISWA PECINTA ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012
  • 2. 2 KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Manusia macam-macam potensi untuk mampu mengaktualisasikan segala tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini. Ucapan solawat serta salam juga tercurah kepada hamba Allah yang paling kreatif, yang memiliki motivasi yang paling kuat demi menegakkan prinsip dan kebenaran, penghulu dari segala cendekia Rasulullah Muhammad SAW, yang atas perjuangan dan pengorbanan beliau, kita sebagai generasi muda terkini masih diberi kesempatan untuk menelusuri jalan pengabdian yang paling sempurna, yakni mentauhidkan Allah SWT semata. Observasi ini berisikan tentang Pembuatan herbarium tumbuhan obat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo dalam observasinya penulis bertujuan melanjutkan observasi tentang Inventarisasi tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo namun dalam obsevasi ini Penulis menghebariumkan tumbuhan obatnya dengan menggunakan teknik herbarium kering. Terimakasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya, penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang berjasa besar atas keberhasilan Obsevasi ini, Khusunya Kepada Ayah Bunda dan Keluarga besar di Indramayu yang selalu memberikan Do’a Restunya, Kepada keluarga besar FLORA ADVENTURE TEAM (Siswa Penggiat Alam Bebas Karangampel, Indramayu, JABAR) yang slalu memberikan Motivasi, Saran serta kritikan yang membangun. Kepada Keluarga besar HANCALA (Mahasiswa Pecinta Alam FMIPA UNY) yang telah memberi arahan dan memberi izin untuk mengutip beberapa ungkapan-ungkapannya. Kepada sahabat Kos di NISRINA yang dengan sabar mendengar segalah keluh kesah dalam membantu pengeditan Observasi penulis dan masih banyak lagi nama-nama yang belum penulis sebutkan.
  • 3. 3 Semoga Allah SWT menjadikan seluruh kebaikan dan bantuanya itu sebagai amal shaleh yang kelak akan mendapat balasan yang lebih besar dan lebih baik. Amin ya Rabbal’alamin… Kata tidak sekali datang, runding tidak sekali tiba untuk itu tegur sapa dan saran sangat penulis harapan untuk memperbaiki segala kekurangan dan kesalahan dalam Observasi ini. Penulis menyadari bahwa Untuk kebenaran dan kelebihan hanya milik Allah SWT semata. Wassalamu’alaikum Wr.Wb. Yogyakarta, 13 Januari 2012 Penulis Harini Asri Bahari NIM.10304241008
  • 4. 4 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ………………………………………………………... i KATA PENGANTAR ………………………………………………………. ii DAFTAR ISI……………………………………………………………….... vi DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………. 1 B. Identifikasi Masalah ………………………………………….. 2 C. Batasan Masalah ……………………………………………… 2 D. Rumusan Masalah …………………………………………….. 3 E. Tujuan Observasi ……………………………………………… 3 F. Manfaat Observasi …………………………………………….. 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………… 4 BAB III METODE OBSERVASI A. Objek Observasi ………………………………………………. 11 B. Tempat dan Waktu Observasi …………………………………. 11 C. Alat dan Bahan ……………………………………………….. 11 D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 12 BAB IV HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Hasil observasi ………………………………………………... 14 B. Pembahasan …………………………………………………... 21 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………………………………………………… 23 B. Saran ………………………………………………………….. 23 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 25 LAMPIRAN ................................................................................................... 28
  • 5. 5 DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Foto Herbarium Hibiscus grandiflorus Michx dan Herbarium Eucalyptus verrucata…......................................................... 7 Gambar 2 Foto Herbarium Panicum maximum dan herbarium Imperata cylindrica (L.) Beauv……………………………….................. 7 Gambar 3 Foto Gunung Merapi…………………………………….... 8 Gambar 4 Foto Rest Area New Selo………………………………… 9 Gambar 5 Gambar Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo… 9 Gambar 6 Foto Herbarium Imperata cylindrical (L) Beauv. (Rumput Alang-alang)…………………………………... 14 Gambar 7 Foto Herbarium Foeniculum vulgare Mil. (Tumbuhan Adas)…………………………………………………….. 14 Gambar 8 Foto Herbarium Bidens pilosa L. (Tumbuhan Ajeran)…. 15 Gambar 9 Foto Herbarium Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan Bandotan)……………………………………………….. 15 Gambar 10 Foto Herbarium Melastoma polyanthum Bl. (Tumbuhan senggani)……………………………………………….... 16 Gambar 11 Foto Herbarium Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina)…………………………………………………….. 16 Gambar 12 Foto Herbarium Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Tumbuhan Kecubung)………………………………….. 17 Gambar 13 Foto Herbarium Lantana camara. (Tumbuhan Tahi Ayam)……………………………………………............ 17 Gambar 14 Foto Herbarium Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong)………………………………………………... 18 Gambar 15 Foto Herbarium Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan pacar banyu)…………………………………….............. 18 Gambar 16 Foto Herbarium Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan
  • 6. 6 Tales)…………………………………………………...... 19 Gambar 17 Foto Herbarium Gundi…………………………………. 19 Gambar 18 Foto Herbarium Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman)………………………………………………… 20 DAFTAR LAMPIRAN Herbarium tumbuhan obat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi via New Selo....................................................................................................................... 28
  • 7. 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mapala lebih erat hubungannya dengan alam bebas, dalam berkegiatan dialam bebas menuntut seseorang untuk memiliki pengetahuan dasar tentang kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan buruk yang mungkin terjadi. Sebagai seorang Mapala, seharusnya siap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk saat berkegiatan di alam bebas termasuk saat mendaki gunung. Salah satu pengetahuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang Mapala ketika mendaki gunung adalah mengenal berbagai macam tumbuhan yang bisa untuk dijadikan obat agar pada suatu waktu terjadi kecelakaan dan persediaan obat-obatan tidak cukup kita dapat memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat disepanjang jalur pendakian. Seperti hasil observasi yang telah dilakukan sebelumnya oleh Mela Agustina yang berjudul Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo menemukan 13 tumbuhan obat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo. Namun hasil observasi itu masih mempunyai kelemahan yaitu tumbuhan yang ditemukan hanya ditampilkan dalam bentuk foto/gambar sehingga pembaca masih kesulitan dalam mengenali tumbuhan obat yang ada di sepanjang jalur pendakian gunung Merapi Via New Selo. Salah satu cara agar seorang pembaca dapat mengenali dangan mudah suatu jenis tumbuhan adalah dengan melihat bentuk asli tumbuhan dengan cara membuat herbarium dari tumbuhan tersebut. Menurut Sudarsono,dkk (2005:73), Herbarium adalah kumpulan tumbuhan yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang terinci dan disimpan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan. Istilah herbarium dipakai oleh Linnaeus sedang sebelumnya dipakai istilah Hortus Siccus, Hortus Mortus dan istilah-istilah yang lain. Herbarium terutama mempunyai
  • 8. 8 kegunaan sebagai kelengkapan koleksi untuk kepentingan penelitian dan identifikasi. Oleh karena itu, herbarium menjadi hal yang sangat penting untuk dapat mempelajari tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur pendakian Gunung yang kita daki. Berdasarkan hal diatas, peneliti merasa tertarik untuk membuat Herbarium Tumbuhan Obat Di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo yang telah ditemukan dalam observasi Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Sebagai seorang Mapala, seharusnya siap menghadapi berbagai kemungkinan terburuk saat berkegiatan di alam bebas termasuk saat mendaki gunung. 2. Banyak mapala yang belum mengenal dan memanfaatkan tumbuhan obat yang terdapat disepanjang jalur pendakian. 3. Sulitnya mengenali tumbuhan obat dalam bentuk foto/gambar. 4. Belum adanya herbarium dari tumbuhan obat yang telah ditemukan di sepanjang jalur pendakian Via New Selo. C. Batasan Masalah Dalam Observasi ini, Tumbuhan obat yang digunakan berdasarkan hasil dari observasi dari Mela Agustina yang berjudul “Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo” dan jenis herbarium yang dibuat adalah Herbarium kering.
  • 9. 9 D. Rumusan Masalah Dari identifikasi masalah diatas, maka rumusan masalah pada observasi ini adalah bagaimana membuat herbarium tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo? E. Tujuan Observasi Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan pada kegiatan ini adalah menghasilkan herbarium tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo. F. Manfaat Observasi Observasi yang berjudul Pembuatan Herbarium Tumbuhan Obat Di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo Mengacu Pada Observasi Dari Mela Agustina Yang Berjudul Inventarisasi Tumbuhan Di Sepanjang Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo. mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Sebagai referensi; merupakan sumber untuk identifikasi tumbuhan bagi taksonomi, ekologi, petugas yang menangani jenis tumbuhan langka, pecinta alam, para petugas yang bergerak dalam konservasi alam. 2. Sebagai dokumentasi, merupakan koleksi yang mempunyai nilai sejarah. 3. Bagi HANCALA a. Menambah pengetahuan tentang herbarium. b. Menambah pengetahuan tumbuhan gunung yang bisa dibuat obat. c. Untuk inventaris HANCALA. d. Sebagai alat publikasi keluar 4. Bagi Penulis a. Menambah pengetahuan tentang cara membuat herbarium. b. Mendapat Nomor Anggota.
  • 10. 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Herbarium Herbarium berasal dari kata “herba dan rium”. Kata herba artinya jenis tumbuhan yang memiliki batang yang banyak mengandung air dan tidak memiliki kayu sedangkan untuk kata rium artinya awetan. Jadi herbarium adalah sekumpulan tumbuhan yang diawetkan dengan cara dikeringkan sebagai contoh, disimpan dan diatur berdasarkan sistem klasifikasi; tempat menyimpan tumbuhan yang diawetkan menurut pengertian di Kamus Biologi (2009:250). Hal ini sesuai dengan literatur Sudarsono,dkk (2005:73) yang menyatakan herbarium adalah kumpulan tumbuhan kering yang dipres dan ditempelkan pada lembaran kertas, biasanya kertas manila yang menghasilkan suatu label dan data yang rinci serta disipan dalam rak-rak atau lemari besi dalam urutan menurut aturan dimana herbarium itu disimpan. B. Pembagian Herbarium Herbarium terbagi atas herbarium kering dan herbarium basah. Herbarium kering adalah herbarium yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri- ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya hal ini sesuai dengan literatur Ardiawan (2010) yang menyatakan herbarium kering adalah awetan yang dibuat dengan cara pengeringan, namun tetap terlihat cirri-ciri morfologinya sehingga masih bisa diamati dan dijadikan perbandingan pada saat determinasi selanjutnya. Herbarium basah adalah Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan literature Tjitrosoepomo (2005) yang menyatakan herbarium basah merupakan awetan dari suatu hasil eksplorasi yang
  • 11. 11 sudah diidentifikasi dan ditanam bukan lagi di habitat aslinya. Spesiesmen tumbuhan yang telah diawetkan disimpan dalam suatu larutan yang di buat dari komponen macam zat dengan komposisi yang berbeda-beda. C. PENGAWETAN SPESIMEN Langkah-langkah mengawetkan specimen sebagai berikut. 1. Untuk menjaga bentuk dan warna, tumbuhan dikumpulkan di lapangan tersebar rata pada lembar kertas dan dikeringkan, biasanya dalam menekan tumbuhan, antara tinta atau kertas penyerap. 2. Spesimen selanjutnya dipasang pada lembaran kertas putih kaku, diberi label dengan semua data penting, seperti tanggal dan tempat ditemukan, deskripsi tumbuhan, ketinggian, dan kondisi habitat khusus. 3. Lembar ini kemudian ditempatkan dalam kasus pelindung. 4. Sebagai pencegahan terhadap serangan serangga, tumbuhan ditekan dibekukan atau diracun dan kasusnya didesinfeksi. 5. Kelompok-kelompok tertentu tumbuhan yang lembut, besar, atau tidak bisa menerima pengeringan dan pemasangan pada lembaran. Untuk tumbuhan ini, metode lain untuk persiapan dan penyimpanan dapat digunakan. Sebagai contoh, kerucut konifer dan daun palem dapat disimpan dalam kotak berlabel. 6. Perwakilan bunga atau buah-buahan dapat diawetkan dalam formalin untuk mengawetkan struktur tiga dimensi mereka. 7. Spesimen kecil, seperti lumut dan lumut lichen, sering dikeringkan dan dikemas dalam amplop kertas kecil. 8. Tidak peduli metode pelestarian, informasi rinci di mana dan kapan tumbuhan itu dikumpulkan, habitat, warna (karena mungkin memudar dari waktu ke waktu), dan nama kolektor biasanya disertakan. 9. Menurut Meynyeng (2010) pembuatan herbarium biasanya membutuhkan waktu lebih kurang 2 minggu dengan suhu kamar yang digunakan berkisar 30 - 35°C.
  • 12. 12 10. Herbarium yang baik adalah herbarium yang mimiliki data, lengkap dengan bagian-bagiannya. Bagian ini berupa akar, batang, bunga bulir, dan buah. Hal ini sesuai dengan literatur Onrizal (2005) yang menyatakan material herbarium yang diambil harus memenuhi tujuan pembuatan herbarium yakni identifikasi dan dokumentasi. Dalam hal pekerjaan identifikasi diperlukan bagian yang lengkap berupa ranting, bunga, daun muda, kuncup, dan buah dalam satu kesatuan yang utuh. D. PENGGUNAAN HERBARIUM Herbarium sangat penting untuk studi taksonomi tumbuhan, studi tentang distribusi geografis, dan stabilisasi nomenklatur. Oleh karena itu, diinginkan untuk menyertakan dalam spesimen sebanyak mungkin tumbuhan (misalnya, bunga, batang, daun, biji, dan buah). Spesimen disimpan di herbarium dapat digunakan untuk katalog atau mengidentifikasi flora daerah. Sebuah koleksi besar dari area tunggal digunakan dalam menulis panduan lapangan atau manual untuk membantu dalam identifikasi tumbuhan yang tumbuh di sana. Dengan spesimen yang tersedia, penulis panduan ini akan lebih memahami variabilitas dalam bentuk tumbuhan dan distribusi alam dimana tumbuhan tumbuh. Herbarium juga melestarikan catatan sejarah perubahan vegetasi dari waktu ke waktu. Dalam beberapa kasus, tumbuhan menjadi punah di satu wilayah, atau mungkin menjadi punah sama sekali. Dalam kasus tersebut, spesimen yang diawetkan di herbarium yang dapat mewakili catatan hanya distribusi asli pabrik. Lingkungan ilmuwan menggunakan data tersebut untuk melacak perubahan iklim dan dampak manusia.
  • 13. 13 Contoh herbarium: Gambar 1. Foto Herbarium Hibiscus grandiflorus Michx dan Herbarium Eucalyptus verrucata Gambar 2. Foto Herbarium Panicum maximum dan herbarium Imperata cylindrica (L.) Beauv.
  • 14. 14 E. JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO Gambar 3. Foto Gunung Merapi Anonim. 2009. Jalur Pendakian Gunung Merapi http://mountinblack.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.05 WIB. Gunung Merapi (2.968 m.dpl) terletak di 2 provinsi, di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Gunung merapi terletak berdampingan dengan Gunung Merbabu. Gunung Merapi adalah salah satu gunung api yang mempunyai daya rusak yang tinggi dan paling aktif diantara sekian banyak gunung api yang terletak di Indonesia serta merupakan salah satu gunung terganas di dunia. Nama puncaknya adalah puncak Garuda, yang merupakan bongkahan batu besar dengan bentuk mirip burung garuda. Untuk mencapai puncak Gunung Merapi kita bisa melewati dua jalur utama, lewat Kinaharjo/Kaliurang dan lewat Selo/Boyolali. Untuk jalur pendakian lewat Selo/Boyolali yang sering disebut jalur pendakian Via New Selo sangat mudah ditemukan karena sudah terlihat dari jalan raya karena terdapat sebuah baliho atau tulisan besar yang bertuliskan NEW SELO. sekilas tampak seperti lambang Hollywood di Amerika sana. Di bawah ini adalah gambar rest area dan jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo.
  • 15. 15 Gambar 4. Foto Rest Area New Selo Gambar 5. Foto Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo Anonim. Archiaston Mount Merapi. www.pbase.com.Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.00 WIB.
  • 16. 16 F. TUMBUHAN OBAT DI JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO Berdasarkan hasil Observasi Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo adalah 1. Imperata cylindrical (L) Beauv. (Rumput Alang-alang). 2. Foeniculum vulgare Mil. (Tumbuhan Adas). 3. Bidens pilosa L. (Tumbuhan Ajeran). 4. Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan Bandotan). 5. Melastoma polyanthum Bl. (Tumbuhan senggani / ). 6. Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina). 7. Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Tumbuhan Kecubung Gunung). 8. Lantana camara. (Tumbuhan Tahi Ayam). 9. Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong). 10. Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan Pacar air). 11. Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan Tales). 12. Gundi 13. Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman).
  • 17. 17 BAB III METODE OBSERVASI A. Objek Observasi Objek dari Observasi ini adalah 13 tumbuhan obat yang telah ditemukan di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo. B. Tempat dan Waktu Observasi 1. Observasi lapangan Tempat : Jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo, Magelang, Jateng Hari/Tanggal : Sabtu, 22 0ktober 2011 Waktu : 08.00 WIB s/d selesai. 2. Pembuatan hebarium Tempat : Jl.Gejayan,Gg.Bayu No 6 A (Kos Nisrina) Hari/Tanggal : Pembuatan herbarium dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2011. C. Alat dan Bahan Observasi 1. Alat : a. Kamera Casio tipe Ekslim. b. Alat tulis untuk mencatat hasil herbarium. c. Plastik Jusco TM Clear Book. d. Pisau. e. Setrika untuk mengepres, setrika Maspion Automatic Iron HA – 40. f. Kertas HVS Bekas untuk membungkus bahan herbarium agar cepat kering.
  • 18. 18 g. Gunting untuk menggunting bahan herbarium yang terlalu besar. h. Label. i. Referensi. 2. Bahan Imperata cylindrical (L) Beauv. (alang-alang), foeniculum vulgare Mil. (adas), bidens pilosa L. (ajeran), ageratum conyzoides L. (tumbuhan bandotan), melastoma polyanthum Bl. (senggani), cinchona succirubra. (kina), brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (kecubung), lantana camara. (Tahi Ayam), canna indica L.(ganyong), impatiens platypetala Lindl. atau pacar banyu, colocasia esculenta (L). (tales), gundi dan polygonum chinense L. (aseman). D. Teknik Pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk mendapatkan informasi dari objek adalah sebagai berikut. 1. Metode jelajah Yaitu dengan mengambil tumbuhan obat yang telah terdata dari observasi yang berjudul Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo yang kita lewati. 2. Metode interview a. Dalam pengambilan tumbuhan obat diperoleh informasi dengan cara wawancara secara langsung dengan masyarakat sekitar jalur pendakian gunung merapi via new selo. b. Dalam pembuatan herbarium diperoleh informasi dengan cara wawancara secara langsung dengan Dosen Biologi dan Mahasiswa yang kuliah di Jurusan Biologi.
  • 19. 19 3. Metode referensi Dalam pembuatan herbarium hanya menggunakan studi referensi dari buku taksonomi tumbuhan dan internet.
  • 20. 20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Observasi Dari obsevasi ini diperoleh hasil observasi yaitu 13 herbarium tumbuhan obat sebagai berikut. 1. Herbarium Imperata cylindrical (L) Beauv. (Rumput Alang-alang). Gambar 6. Foto herbarium Imperata cylindrical (L) Beauv. ( Rumput Alang-alang). 2. Herbarium Foeniculum vulgare Mil. (Tumbuhan Adas). Gambar 7. Foto herbarium Foeniculum vulgare Mil. ( Tumbuhan Adas).
  • 21. 21 3. Herbarium Bidens pilosa L. (Tumbuhan Ajeran). Gambar 8. Foto herbarium Bidens pilosa L. ( Tumbuhan Ajeran) 4. Herbarium Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan Bandotan). Gambar 9. Foto herbarium Ageratum conyzoides L. (Tumbuhan Bandotan).
  • 22. 22 5. Herbarium Melastoma polyanthum Bl. (Tumbuhan senggani). Gambar 10. Foto herbarium Melastoma polyanthum Bl. ( Tumbuhan senggani). 6. Herbarium Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina). Gambar 11. Foto herbarium Cinchona succirubra. (Tumbuhan Kina).
  • 23. 23 7. Herbarium Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Tumbuhan Kecubung Gunung). Gambar 12. Foto herbarium Brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Tumbuhan Kecubung Gunung). 8. Herbarium Lantana camara. (Tumbuhan Tahi Ayam). Gambar 13. Foto herbarium Lantana camara. (Tumbuhan Tahi ayam)
  • 24. 24 9. Herbarium Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong). Gambar 14. Foto herbarium Canna indica L. (Tumbuhan Ganyong). 10. Herbarium Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan pacar air). Gambar 15. Foto herbarium Impatiens platypetala Lindl. (Tumbuhan pacar air).
  • 25. 25 11. Herbarium Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan Tales). Gambar 16. Foto herbarium Colocasia esculenta (L.). (Tumbuhan Tales). 12. Herbarium Gundi Gambar 17. Foto herbarium Gundi
  • 26. 26 13. Herbarium Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman). Gambar 18. Foto herbarium Polygonum chinense L. (Tumbuhan Aseman).
  • 27. 27 B. PEMBAHASAN 1. Pra Observasi Sebelum dilakukan observasi lapangan atau pengambilan data peneliti melakukan beberapa persiapan sebagai berikut. a. Mencari informasi tentang herbarium dengan metode interview kepada beberapa Dosen dan beberapa Mahasiswa jurusan Biologi diperoleh keterangan untuk membaca beberapa buku yang mengupas tentang herbarium dan memperoleh gambaran singkat bagaimana membuat herbarium sesuai dengan pengalaman para Dosen dan Mahasiswa jurusan Biologi yang telah membuat sebelumnya. b. Menyiapkan alat yang digunakan untuk herbarium. c. Mengumpulkan data tentang tumbuhan obat apa saja yang ditemukan dari observasi yang berjudul Inventarisasi Tumbuhan di sepanjang jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo. d. Melakukan persiapan untuk pengambilan data yaitu mengambil 13 tumbuhan obat di jalur Pendakian Gunung Merapi Via New Selo. 2. Observasi Lapangan Observasi dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober 2011 dijalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo, Magelang, Jateng. Kumpul diMarkas Hancala pukul 07.00 dan berangkat menuju Gunung Merapi Via New selo pukul 08.00. Setiba dijalur New selo pencarian data observasi dimulai dari bescamp yaitu menemukan Tumbuhan Imperata cylindrical (L) Beauv. (alang-alang), foeniculum vulgare Mil. (adas), bidens pilosa L. (ajeran), ageratum conyzoides L. (tumbuhan bandotan), melastoma polyanthum Bl. (senggani), cinchona succirubra. (kina), brugmansia suaveolens Bercht. & Presl. (Kecubung Gunung), lantana camara. (Tahi Ayam), canna indica L.(ganyong), impatiens platypetala Lindl. (pacar air), colocasia esculenta (L).
  • 28. 28 (tales), gundi dan polygonum chinense L. (aseman). Foto-foto pengambilan data atau observasi lapangan dapat dilihat pada lampiran. 3. Observasi (Pembuatan Herbarium) Setelah dilakukan observasi lapangan atau pengambilan data peneliti memulai pembuatan herbarium. Langkah-langkah yang telah dilakukan peneliti adalah sebagai berikut. a. Memasukan spesimen yang diperolehdari observasi ke dalam halaman sebuah plastik / buku yang tebal. Mengambil terutama dari bagian tumbuhan obat yang berbunga, berbuah, daun, batang, Akar b. Dari hasil yang didapat semuanya masih dalam keadaan kotor sehingga perlu dicuci dengan air. Setiba dikos hasil tumbuhan obat tadi dicuci sampai bersih dengan air setelah itu tumbuhan obat ditiriskan supaya kering. c. Setelah kering mengepres tumbuhan obat dengan meletakannya diantara kertas HVS bekas lalu ditekan dengan bantuan setrika listrik supaya menghasilkan tumbuhan yang benar-benar tipis serta tidak adanya air. d. Agar herbarium tumbuhan obat benar-benar kering, dalam proses pengeringan dibantu pula dengan cahaya lampu. e. Mencari data dengan studi pustaka tentang klasifikasi, nama lokal, deskripsi, kasiat, manfaat pengobatan, cara pemakaian dan aturan pemakaian tumbuhan obat yang telah diherbariumkan. f. Data tersebut kemudian digunakan untuk dicantumkan sebagai salah satu kelengkapan herbarium dan membuat katalog sebagai pendamping hasil herbarium dari observasi ini dapat di liat dalam lampiran. g. Menempelkan tumbuhan obat yang di herbariumkan di album foto. h. Menulis klasifikasi tumbuhan obat, waktu diambilnya tumbuhan tersebut serta nama penemu dan catatan khusus.
  • 29. 29 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa untuk membuat herbarium tumbuhan obat yang terdapat di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1. Melakukan persiapan dengan menyiapkan alat yang akan di gunakan untuk pembuatan herbarium. 2. Mengumpulkan tumbuhan obat dilakukan dengan melakukan eksplorasi di lapangan (Gunung Merapi Via New Selo). 3. Memasukan spesimen yang diperoleh ke dalam halaman sebuah plastik / buku yang tebal. Mengambil terutama dari bagian tumbuhan obat yang berbunga, berbuah, daun, batang, Akar. 4. Mencuci bagian tumbuhan obat yang terkena tanah dan mengeringkanya dibawah sinar matahari. 5. Mengepres tumbuhan obat dengan meletakannya diantara kertas HVS bekas lalu ditekan dengan bantuan setrika listrik. 6. Mengeringkanya kembali di bawah sinar lampu. 7. Menempelkan tumbuhan obat yang di herbariumkan di album foto. 8. Menulis klasifikasi tumbuhan obat, waktu diambilnya tumbuhan tersebut serta nama penemu dan catatan khusus. B. SARAN Berdasarkan hasil temuan dalam observasi, beberapa saran yang perlu dipertimbangkan adalah untuk peneliti lain yang ingin membuat hal yang sama hendaknya dalam membuat herbarium jangan terbatas hanya tumbuhan-tumbuhan
  • 30. 30 obat yang terdapat di di sepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New Selo tetapi dapat membuat herbarium tumbuhan obat secara umum. Pembuatan herbarium seharusnya memakai kertas Koran bukan kertas HVS karena kertas Koran itu mudah menyerap sehingga tumbuhan yang akan diherbariumkan tersebut cepat kering. Untuk pengambilan data hendaknya dilengkapi dengan data diskripsi spesimen, ketinggian tempat, kelembaban tanah, suhu, kecepatan angin, intensitas cahaya, ketika tumbuhan itu berada. Dalam pencarian referensi data hendaknya mendahulukan informasi dari referensi buku, jurnal, pengacuan wawancara baru informasi dari website.
  • 31. 31 DAFTAR PUSTAKA Sudarsono,dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang. Tim Reality. 2009. Kamus Biologi. Surabaya: Reality Publisher. Anonim, 2009. Adas Foeniculum Vulgare Mill. http://ritariata.blogspot.com. . Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.00 WIB. Anonim. 2011.Klasifikasi Adas Foeniculum Vulgare. http://biojojo.blogspot.com. .Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.10 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=104.Diakses pada tanggal 27 Oktober pukul 17.15 WIB. Anonim. Alang-alang. http://id.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.20 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=705. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.25 WIB. Anonim. 2011. Manfaat Krangkong. http://rumahtoga.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=199. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.10 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=44. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.15 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=266. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.20 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=267. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.25 WIB.
  • 32. 32 Anonim. Pangan_Kesehatan Tanaman_Obat Depkes. http://www.warintek.ristek.go.id. /1-183.pdf . Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.30 WIB. Anonim. 2011. Harendong Gede Melastoma Polyanthum Bl http://floranegeriku.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.35 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=829.Diakses pada tanggal 31 Oktober pukul 20.40 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=760. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.50 WIB. Anonim. Kina Cinchona Succirubra. http://tanamanobat.org. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.55 WIB. Anonim. http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=47. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 21.00 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=704. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.00 WIB. Anonim. http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=477. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.05 WIB. Anonim. 2011. Talas Colocasia Esculenta. http://floranegeriku.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 16.10 WIB. Anonoim. 2009. Identifikasi Talas Colocasia Esculenta. http://biologyonly.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.15 WIB. Anonim. 2011. Aseman Polygonum Chinense.http://fitrirosdiana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.20 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=1040. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.25 WIB. Anonim. Archiaston Mount Merapi. www.pbase.com.Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.00 WIB.
  • 33. 33 Anonim. 2009. Jalur Pendakian Gunung Merapi http://mountinblack.blogspot.com. Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.05 WIB. Anonim. http://www.krcibodas.lipi.go.id .Diakses pada tanggal 4 November 2011 pukul 17.15 WIB. Anonim. 2011 Herbarium. http://simuzz.wordpress.com. Diakses pada tanggal 12 Januari 2012 pukul 20.31 WIB. Anonim. 2011. Laporan Herbarium. http://marktambunan.wordpress.com. Diakses pada tanggl 12 Januari 2012 pukul 20.34 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=450. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 05.57 WIB. Anonim. 2009. Manfaat Kecubung Gunung combrugmansia http://tanpapena.blogspot. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.01 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=703. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.14 WIB. Anonim. http://www.dunia-wanita.com. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.22 WIB. Sudarsono,dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri Malang.
  • 34. 34 .
  • 35. 35 PEMBUATAN HERBARIUM TUMBUHAN OBAT DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO MENGACU PADA OBSERVASI DARI MELA AGUSTINA YANG BERJUDUL INVENTARISASI TUMBUHAN DI SEPANJANG JALUR PENDAKIAN GUNUNG MERAPI VIA NEW SELO Pada tanggal 22 Oktober 2011 Harini Asari Bahari melaksanakan Observasinya yang berjudul Herbarium disepanjang jalur pendakian Gunung Merapi Via New selo dengan di dampingi oleh : 1) Mela Agustina. 2) Eko Setio Pambudi Wibowo 3) Agus Suratno. Diajukan kepada HANCALA guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh Nomor Anggota HANCALA. foto 1: Harini. A.B, Mela Agustina, Eko Setio.P.W Foto 2 : Agus Suratno
  • 36. 36 f f Foto 4: Harini.A.B sedang memotong tumbuhan lantana camara. (Tahi Ayam). Foto 5 : Harini, Mela sedang mengambil Tumbuhan Bandotan tumbuhan Foto 9: Harini, mba mela, mas eko sedang istirahat Foto 7: Harini sedang mengambil Tumbuhan Adas
  • 38. 38 KATALOG TUMBUHAN OBAT Di sepanjang jalur pendakian gunung merapi via new selo
  • 39. 39 Foeniculum vulgare Mill. (Adas) Klasifikasi Regnum :Plantae Divisio : Spermatophyta Sub Divisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Sub Kelas : Sympetalae Bangsa : Apiales Famili : Apiaceae ( Umbelliflorae ) Genus : Foeniculum Spesies : Foeniculum vulgare Mill. Nama Lokal : Nama umum/dagang : Adas, Hades (Sunda), adas, adas londa, adas landi (Jawa), Adhas (Madura), adas (Bali), wala wunga (Sumba), Das pedas (Aceh), adas, adas pedas (melayu), Adeh, manih (Minangkabau), paapang, paampas (Menado). Popoas (Alfuru), denggu-denggu (Gorontalo), Papaato (Buol), porotomo (Baree), kumpasi (Sangir Talaud), Adasa, rempasu (Makasar), adase (Bugis), Hsiao hui (China), phong karee, mellet karee (Thailand), Jintan Manis (Malaysia), barisaunf, madhurika (Ind./Pak.), Fennel, commaon fennel, sweet fennel, fenkel, spigel (I). Deskripsi : Habitus : Perdu, tahunan, tinggi ± 2 m. Batang : Berlubang, beruas, beralur, percabangan monopodial, hijau keputih-putihan.Daun: Majemuk, menyirip ganda,
  • 40. 40 benluk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata. panjang 30-50 cm, lebar 15-25 cm, panjang pelepah 5-7 cm, hijau muda, hijau.Bunga: Majemuk, bentuk payung, lumbuh di ujung balang, kelopak bentuk tabung, hijau, daun mahkota lima, kuning.Buah : Bentuk lonjong, beralur, panjang 6-10 mm, lebar 3-4 mm, masih muda hijau setelah tua hijau keabu-abuan. Akar: Tunggang, putih. Adas merupakan satu dari sernbilan tumbuhan obat yang dianggap berrnukjizat di Anglo-Saxon. Di Indonesia telah dibudidayakan dan kadang sebagai tanarnan bumbu atau Tumbuhan obat. Turnbuhan ini dapat hidup dari dataran rendah sampai ketinggian 1.800 m di atas permukaan laut, namun akan tumbuh lebih baik pada dataran tinggi. Asalnya dari Eropa Selatan dan Asia, dan karena manfaatnya kemudian banyak ditanam di Indonesia, India, Argentina, Eropa, dan Jepang. Terna berumur panjang, tinggi 50 cm - 2 m, tumbuh merumpun. Satu rumpun biasanya terdiri dari 3 - 5 batang. Batang hijau kebiru- biruan, beralur, beruas, berlubang, bila memar baunya wangi. Letak daun berseling, majemuk menyirip ganda dua dengan sirip-sirip yang sempit, bentuk jarum, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berseludang warna putih, seludang berselaput dengan bagian atasnya berbentuk topi. Perbungaan tersusun sebagai bunga payung majemuk dengan 6 - 40 gagang bunga, panjang ibu gagang bunga 5 - 1 0 em, panj' ang gagang bunga 2 - 5 mm, mahkota berwarna kuning, keluar dari ujung batang. Buah lonjong, berusuk, panjang 6 - 10 mm, lebar 3 - 4 mm, masih muda hijau setelah tua cokelat agak hijau atau cokelat agak kuning sampai sepenuhnya cokelat. Namun, warna buahnya ini berbeda-beda tergantung negara asalnya. Buah masak mempunyai bau khas aromatik, bila dicicipi rasanya relatif seperti kamfer. Adas menghasilkan minyak adas, yang merupakan basil sulingan serbuk buah adas yang masak dan kering. Ada dua macam minyak adas, manis dan pahit. Keduanya, digunakan dalam industri obat-obatan. Adas juga dipakai untuk bumbu, atau digunakan sebagai bahan yang memperbaiki rasa (corrigentia saporis) dan mengharumkan ramuan obat. Biasanya adas digunakan bersama-sama dengan kulit batang pulosari. Daunnya bisa dimakan sebagai sayuran. Perbanyakan dengan biji atau dengan memisahkan anak Tumbuhan.
  • 41. 41 Khasiat Buah Foeniculum vulgare berkhasiat sebagai obat batuk, obat perut kembung, obat sariawan dan obal haid tidak teratur. Untuk obat batuk dipakai ± 5 gram serbuk buah Foeniculum vulgare, diseduh dengan 1/2 gelas air matang panas, setelah dingin disaring. Hasil saringan ditambah 1 sendok teh madu, diaduk sampai rata diminum sekaligus.Kandungan kimia Buah Foeniculum vulgare mengandung minyak atsin di samping itu juga mengandung saponin, flavonoida dan polifenol. Cara pemakaian Buah adas sebanyak 3 - 9 g direbus, minum atau buah adas digiling halus, lalu diseduh dengan air mendidih untuk diminum sewaktu hangat. Daun dimakan sebagai sayuran atau direbus, lalu diminum. Pemakaian luar, buah kering digiling halus lalu digunakan untuk pemakaian lokal pada sariawan, sakit gigi, sakit telinga dan luka. Minyak adas juga dapat digunakan untuk menggosok tubuh anak yang masuk angin. Contoh pemakaian 1. Batuk a) Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1/2 cangkir air mendidih. Setelah dingin disaring, tambahkan 1 sendok teh madu. Aduk sampai merata, minum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh. b) Siapkan daun saga 1/4 genggam, bunga kembang sepatu 2 kuntum, daun poko 1/5 genggam, bunga tembelekan 10 kuntum, bawang merah 2 butir, adas 1 sendok teh, pulosari 1 jari, rimpang jahe 1 jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Rebus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa setengahnya. Setelah dingin disaring, lalu diminum. Lakukan 3 kali sehari, masing-masing 1/2 gelas.
  • 42. 42 2. Sesak napas a. Ambil minyak adas sebanyak 10 tetes diseduh dengan 1 sendok makan air panas. Minum selagi hangat. Lakukan 3 kali sehari, sampai sembuh. b. Siapkan adas 1/2 sendok teh, pulosari ¼ jari, rirnpang kencur 2 jari, rirnpang temulawak 1 jari, jintan hitam 114 sendok teh, daun poncosudo (Jasminum pubescens) 1/4 genggam, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Baban-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separonya. Setelah dingin disaring, dan siap untuk diminum. Sehari 3 kali, masing-masing 3/4 gelas. 3. Sariawan Siapkan adas 3/4 sendok teh, ketumbar 3/4 sendok teh, daun iler 1/5 genggam, daun saga ¼ genggam, sisik naga 1/5 genggam, daun sembung 1/4 genggam, pegagan 1/4 genggam, daun kentut 1/6 genggam, pulosari 3/4 jari, rimpang lempuyang wangi 1/2 jari, rimpang kunyit ½ jari, kayu manis ¾ jari, gula merah 3 jari, dicuci dan dipotong-potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 4 1/2 gelas air bersih sampai tersisa separonya. Setelah dingin disaring, siap untuk diminum. Sehari 3 kali, setiap kali cukup 3/4 gelas. 4. Haid tidak teratur Siapkan daun dan bunga srigading masing-masing.1/5 genggam,jinten hitam 3/4 sendok teh, adas 1/2 sendok teh, pulosari 1/2 jari,bunga kesumba keling 2 kuntum, jeruk nipis 2 buah, gula batu sebesar telur ayam, dicuci lalu dipotong- potong seperlunya. Bahan-bahan tadi lalu direbus dengan 3 gelas air bersih sampai tersisa 2 1/4 gelas. Setelah dingin disaring, minurn 3 kali sehari masing- masing 3/4 gelas. Keracunan tumbuhan obat atau jamur.Siapkan serbuk buah adas sebanyak 5 g, lalu seduh dengan setengah cangkir arak. Minum selagi hangat 5. Batu empedu Serbuk buah adas sebanyak 5 g diseduh dengan 1 cangkir air panas. Minum setelah dingin. Lakukan setiap hari.
  • 43. 43 Catatan - Pengobatan hernia tetap dengan cara operasi, yaitu rnenutup lubang saluran yang ada. Adas hanya menaikkan sementara usus yang turul kelipat paha. - Hindari penggunaan adas dalam dosis besar. - Pemakaian buah adas kadang menyebabkan sering kentut danbersendawa. - Buah adas efektif untuk pengusir serangga (insect repellent). Sifat kimiawi dan efek farmakologis buah Buah masak mengandung bau aromatik, rasa sedikit manis, pedas, hangat, masuk meridian hati, ginjal, limpa, dan lambung. Daun : berbau aromatik. Minyak dari buah : minyak adas (fennel oil). Kandungan kimia Adas mengandung minyak asiri (Oleum Foeniculi) 1 - 6%, mengandung 50 - 60% anetol, lebih kurang 20% fenkon, pinen, limonen, dipenten, felandren, metilchavikol, anisaldehid, asam anisat, dan 12% minyak lemak. Kandungan anetol yang menyebabkan adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar mengandung bergapten. Akar dan biji mengandung stigmasterin (serposterin). Efek Farmakologis dan Hasil Penelitian : 1. Komponen aktifnya, anisaldehida, meningkatkan khasiat streptomycin untuk pengobatan TBC pada tikus percobaan. 2. Meningkatkan peristaltik saluran cerna dan merangsang pengeluaran kentut (flatus). 3. Menghilangkan dingin dan dahak. 4. Minyak adas yang mengandung anetol, fenkon, chavicol, dan anisaldehid berkhasiat menyejukkan saluran cerna dan bekerja menyerupai perangsang napsu makan. 5. Dari satu penelitian pada manusia dewasa, diternukan bahwa adas mempunyai efek menghancurkan batu ginjal. 6. Pada percobaan binatang, ekstrak dari rebusan daun adas dapat menurunkan tekanan darah. Namun, pengolahan cara lain tidak menunjukkan khasiat ini.
  • 44. 44 Sumber Anonim, 2009. Adas Foeniculum Vulgare Mill. http://ritariata.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.00 WIB. Anonim. 2011.Klasifikasi Adas Foeniculum Vulgare. http://biojojo.blogspot.com. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.10 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=104. Diakses pada tanggal 27 Oktober pukul 17.15 WIB. Imperata cylindrica (L.) Beauv. (Alang-alang) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Poales Famili : Poaceae (suku rumput-rumputan) Genus : Imperata Spesies : Imperata cylindrica (L.) Beauv.
  • 45. 45 Nama lokal Indonesia : Ilalang, alang-alang (Jawa), eurih (Sunda), ambengan (Bali), halalang (dayak), Inggris : cogon grass, satintail, blady grass. Deskripsi Terna rumput, berumur panjang (perenial), tumbuh berumpun, tinggi 30 - 180 cm. Akar rimpang, menjalar, berbuku-buku, keras dan liat, berwarna putih. Batang berbentuk silindris, diameter 2 - 3 mm, beruas-ruas. Daun warna hijau, bentuk pita (ligulatus), panjang 12 - 80 cm, lebar 2 - 5 cm, helaian daun tipis tegar, ujung meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan sejajar (parallel), permukaan atas halus, permukaan bawah kasap (scaber). Bunga majemuk, bentuk bulir (spica), bertangkai panjang, setiap bulir berekor puluhan helai rambut putih sepanjang 8 - 14 mm, mudah diterbangkan angin. Buah bentuk biji jorong, panjang +/- 1 mm, berwarna cokelat tua. Perbanyaan vegetatif (akar rimpang) Khasiat Orang dayak menggunakan untuk mengobati pendarahan dan sakit gigi. Rimpangnya mengandung asam kersik, damar dan logam alkali. Hasil penelitian di Jepang menunjukkan bahwa pada rimpangnya terdapat senyawa terpenoid iso- arborinol atau ß-arborinol. Secara rinci kandungan bahan pada batang dan rimpang adalah manitol, glukosa, sakarosa, asam malat, asam sitrat, coixol, silindrin, fernenol, simiarenol dan anemonin. Kegunaan dalam keadaan darurat pucuk muda alang-alang dapat dijadikan bahan makanan. Sumber Anonim, Alang-alang. http://id.wikipedia.org.Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.20 WIB.
  • 46. 46 Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=705. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2011 pukul 17.25 WIB. Anonim. 2011. Manfaat Krangkong. http://rumahtoga.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.00 WIB. Bidens pilosa L (Ajeran) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Bidens Spesies : Bidens pilosa L.
  • 47. 47 Nama Lokal Indonesia : Ajeran, jotang, hareuga (Sunda), jaringan, ketul (Jawa). Inggris : hairy beggarticks Pilipina : Dadayem Deskripsi Tumbuhan ini termasuk tumbuhan liar dan banyak ditemui di pinggir jalan. Kadang-kadang ditanam di halaman, sebagai Tumbuhan hias. Tumbuhan ini tergolong terna, tinggi dapat mencapai 150 cm. Batang berbentuk segi empat, warna hijau. Daun bertiga-tiga, masing-masing berbentuk bulat telur, pinggir bergerigi. Bunga bertangkai panjang, mahkota bunga berwarna putih dengan putik berwarna kuning. Bagian yang digunakan Seluruh bagian tumbuhan yang berada di atas tanah (herba). Kandungan Kimia: Alkaloid poliina, saponin, zat pahit, minyak atsiri, dan zat sama. Khasiat Antiinflamasi, antipiretik, dan antiseptik dan dapat mengobati penyakit sifat khas mendinginkan, rasa pahit, dan melancarkan peredaran darah, demam, pencernaan tidak baik, rematik (nyeri persendian), selesma, usus buntu,wasir demam, pencernaan tidak baik, rematik (nyeri persendian), selesma, usus buntu, wasir. Penyakit Yang Dapat Disembuhkan dan Cara Penggunaannya 1. Demam, Influenza, dan sakit tenggorokan Rebus 15-120 grm herba ajeran, rebus dengan 4 gelas air sampai rebusan tersisa 2 gelas, lalu bagi menjadi 2 gelas yang sama. Minum 2 kali sehari secara teratur. 2. Radang Usus Buntu (acute apendixitis)
  • 48. 48 Penyakit usus buntu harus segera ditangani oleh dokter. Bila karena sesuatu hal, dokter belum dapat ditemui, ramuan ini dapat digunakan. Cuci bersih 15-120 grm daun ajeran. Rebus bahan tersebut dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Buat menjadi 2 bagian lalu minum 2 kali sehari. 3. Gatal-gatal (pruritis) Cuci bersih 100 grm daun ajeran, rebus dengan 4 gelas air sampai rebusan tersisa 2 gelas, lalu bagi menjadi 2 gelas yang sama. Minum 2 kali sehari secara teratur. 4. Mencret (gastroenteritis) Cuci bersih 15-120 grm daun ajeran, rebus dengan 4 gelas air sampai rebusan tersisa 2 gelas, lalu bagi menjadi 2 gelas yang sama. Minum 2 kali sehari secara teratur. Sumber Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=199. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.10 WIB. Ageratum conyzoides L. (Bandotan) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
  • 49. 49 Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Asterales Famili : Asteraceae Genus : Ageratum Spesies : Ageratum conyzoides L. Nama Lokal Indonesia: Bandotan, babandotan (Sunda), badotan, wedusan (Jawa) Inggris: maile-hohono, chick weed Cina: sheng hong ji Nama daerah Sumatera : Bandotan (Melayu), Jawa : Babandotan (Sunda), Bandotan {Jawa) Dus bedusan (Madura). Deskripsi Habitus : Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm. Batang : Tegak atau terbaring. Daun : Tegak atau terbaring. Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm, pertulangan menyirip, tangKai pendek, hijau. Bunga: Majemuk, di ketiak daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata, panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota bentuk lonceng, putih atau ungu. Buah : Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau berambut jarang, hitam. Biji : Kecil, hitam. Akar : Tunggang, putih kotor Khasiat Daun Ageratum conyzoides berkhasiat sebagai obat luka baru dan obat wasir, Untuk
  • 50. 50 obat luka baru dipakai ± 5 gram daun segar Ageratum conyzoides, dicuci dan ditumbuk sampai lumat, ditempelkan pada luka dan dibalut. Kandungan kimia : Daun dan bunga Ageratum conyzoides mengandung saponin, flavonoida dan polifenol, di samping itu daunnya juga mengandung minyak atsiri. Sumber Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=44. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.15 WIB. Canna edulis Ker. (Ganyong) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil) Sub Kelas : Commelinidae Ordo : Zingiberales
  • 51. 51 Famili : Cannaceae Genus : Canna Spesies : Canna edulis Ker. Nama umum Indonesia: Ganyong Inggris: Achira, Arrowroot Distribusi/Penyebaran Ganyong diduga asli dari Amerika Selatan, tetapi sekarang sudah banyak dibudidayakan di seluruh kawasan tropik dan daerah-daerah beriklim panas lainnya di dunia. Di banyak daerah, termasuk Asia Tenggara, jenis tersebut sudah lama mengalami naturalisasi. Habitat Ganyong dapat tumbuh baik di berbagai iklim, dengan penyebaran curah hujan tahunan 1000-1200 mm, akan menghasilkan pertumbuhan yang memuaskan. Jenis tersebut cenderung tumbuh pada daerah yang kering, tetapi bertoleransi pada tempat-tempat basah (bukan tempat yang tergenang air), juga sangat toleransi terhadap naungan. Pertumbuhan normal terjadi pada suhu di atas 10°C, tetapi juga dapat hidup pada suhu tinggi (30-32°C) dan bertoleransi pada kondisi sedikit beku. Ganyong tumbuh mulai dari pantai sampai pada ketinggian 1000(-2900) m dpl. dan tumbuh dengan subur pada banyak tipe tanah, termasuk daerah-daerah marginal (misalnya tanah latosol asam); tetapi lebih menyukai tanah liat berpasir dalam, kaya akan humus serta bertoleransi pada kisaran pH 4.5-8.0.
  • 52. 52 Perbanyakan Ganyong pada umumnya diperbanyak dengan rimpangnya. Kadang-kadang bijinya juga dapat digunakan tetapi karena resiko persilangan, maka rimpang dipilih untuk mempertahankan persamaan genetik klonnya.Ujung rimpang yang masih muda digunakan untuk perbanyakan secara vegetatif, bukan pada bagian yang telah tua dan berwarna coklat tua. Bagian kecil dari rimpang, yang membawa paling sedikit 2 kuncup yang sehat, ditanam dengan jarak 50 cm, dengan kedalaman kira-kira 15 cm. Paling bagus ditanam selama musim hujan, atau dengan cara lain dengan selalu menyiramnya.Ganyong ditanam di tempat pembenihan yang telah dibajak atau tanah galian yan dicampur dengan banyak pupuk dan kompos. Manfaat Tumbuhan Ganyong menghasilkan rimpang yang enak dimakan baik secara segar, atau biasanya dikonsumsi sesudah dimasak atau dikukus. Tepung dapat dibuat dari rimpang melalui cara pengupasan, pengeringan dan penggilingan lebih dulu. Patinya dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan berbagai bentuk macam makanan dan juga sebagai lem atau pati pada pencucian. Di Vietnam, jenis tersebut digunakan untuk bahan pembuatan mie. Tunas mudanya dapat dimakan sebagai sayuran hijau. Daunnya biasa digunakan sebagai bahan pembungkus dan piring. Daun dan rimpangnya digunakan sebagai makanan lembu.Ganyong juga sering ditemukan sebagai hiasan kebun karena bunganya yang bagus dan daunnya yang beraneka warna. Bijinya yang hitam dan berkulit keras digunakan untuk membuat tasbih.Di Jawa, hasil tumbukan biji digunakan sebagai obat balur untuk membantu menyembuhkan sakit kepala.Ekstrak sari hasil parutan rimpangnya digunakan untuk obat diare. Di Hong Kong, rebusan rimpang segar disarankan sebagai obat hepatitis akut; sedangkan di Filipina sebagai obat diuretik dan maserasi rimpang dalam air dapat meringankan pendarahan pada hidung; asap dari batang dan daun yang dibakar
  • 53. 53 digunakan sebagai insektisida. Rimpang segar yang dihancurkan digunakan secara lokal sebagai obat luka-luka dalam pengobatan tradisional Indo-China. Sumber Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=266. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.20 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=267. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.25 WIB. Datura suaveolens Humb. (Kecubung Gunung) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Solanales Famili : Solanaceae (suku terung-terungan) Genus : Datura
  • 54. 54 Spesies : Datura suaveolens Humb. Nama umum Indonesia: Kecubung gunung Deskripsi Tumbuhan berbentuk pohon, berumur menahun (perenial), tinggi 2 - 4 m. Akar tunggang. Batang aerial, berkayu, silindris, tegak, bagian dalam solid, ujung cabang berbulu. Daun tunggal, bertangkai pendek, warna hijau, panjang 15 - 20 cm, lebar 10 - 15 cm, helaian daun agak tebal, bentuk lonjong, ujung runcing, pangkal tumpul (obtusus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan kasap (scaber) Bunga tunggal, mahkota berbentuk terompet (hypocrateriformis) - berwarna putih kadang putih keunguan, panjang mahkota 15 - 20 mm, benang sari berjumlah 5 Buah buni (bacca), lonjong, panjang ± 10 cm, warna hijau, bentuk dengan biji pipih berkulit tebal - berwarna putih Perbanyaan Generatif (biji). Penyakit Yang Dapat Diobati :Asma, Reumatik, Sakit pinggang, Pegel linu, Bisul, Eksim; Pemanfaatan : 1. Asma (Mengi atau Bengek) a. Bahan: 10 lembar daun kecubung Cara membuat: Daun kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur sampai kering; Cara menggunakan: Dipakai untuk merokok dengan bungkus kelobot jagung. b. Bahan: daun dan bunga kecubung secukupnya
  • 55. 55 Cara membuat: daun dan bunga kecubung diiris-iris (dirajang) dan dijemur sampai kering; Cara menggunakan : Dipakai untuk merokok sebagai gantinya tembakau. 2. Reumatik Bahan: daun kecubung dan minyak kelapa Cara membuat: daun kecubung diremas-remas sampai layu, kemudian diolesi dengan minyak kelapa dan dipanggang di atas api; Cara menggunakan : Dalam keadaan hangat-hangat ditempelkan pada bagian yang sakit. 3. Sakit pinggang/Boyok, Reumatik, Pegel-Linu, Memar dan Bisul Bahan: 4 lembar daun kecubung dan kapur sirih secukupnya; Cara membuat: Kedua Bahan tersebut ditumbuk (dipipis) sampai halus dan dibuat adonan sampai merata; Cara menggunakan: dipakai untuk bedak atau param gosok pada bagian yang sakit. 4. Eksim Bahan: 3 lembar daun kecubung dan minyak kelapa; Cara membuat: daun kecubung ditumbuk halus, ditambah dengan minyak kelapa, kemudian dipanggang di atas api; Cara menggunakan: dalam keadaan hangat-hangat dipakai untuk menggosok bagian badan yang kena eksim. Sumber Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=450. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 05.57 WIB. Anonim. 2009. Manfaat Kecubung Gunung combrugmansia http://tanpapena.blogspot. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.01 WIB.
  • 56. 56 Melastoma polyanthum Bl. (Senggani) Klasifikasi Kingdom : Plantae – Tumbuhan Divisi : Spermatophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Myrtales Suku : Melastomaceae Marga : Melastoma Jenis : Melastoma polyanthum Bl. Nama Lokal Umum : Senggani Jawa : Harendong (Sunda) Senggani (Jawa Tengah) Botani Sinonim : Melastoma malabathricum Auct. non L.; M. Atfine G. Don. Deskripsi Habitus : Perdu, tinggi ± 4 m, Batang : Berkayu, bulat, berbufu rapat atau bersisik, percabangan simpodial, coklat. Daun : Tunggal.bulat telur, panjang 2-20 m, lebar 1-8 cm, berhadapan, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, berbulu, hijau. Bunga : Majemuk, kelopak berlekatan, berbulu, bagian ujung pendek dari pangkal, ujung
  • 57. 57 meruncing, daun pelindung bersisik, ungu kemerahan, benang sari delapan sampai dua belas, panjang ± 3 cm, merah muda, putik satu, kepala putik berbintik hijau, bakal buah beruang empat sampai enam, mahkota lima, bulat telur, ungu. Buah : Buni, bulat telur, merah. Biji : Kecil, merah. Akar : Tunggang, coklat. Distribusi/Penyebaran : Terdapat di seluruh Indonesia, terutama di pinggir-pinggir hutan, semak belukar dan tepi jurang. Habitat : Tumbuh di dataran rendah sampai ketinggian ± 2200 m dpl. Tumbuhan pisang menyukai daerah yang panas, subur atau sedikit berbatu, dekat pembuangan sampah. Khasiat : Daun melastoma polyanthum berkhasiat sebagai obat mencret, obat kepulihan, obat radang usus dan obat sanawan. Akar dan getah Tumbuhan tersebut untuk mengobati kejang dan ayan. Untuk obat mencret dipakai ± 2 gram daun muda segar Melastoma polyanthum, dicuci, ditambah gararn dapur secukupnya dikunyah dan airnya ditelan. Kandungan kimia : Daun Melastoma polyanthum mengandung saponin, tlavonoida dan tanin. Manfaat tumbuhan dalam keadaan darurat : Buah harendong gede yang sudah masak berwarna hitam merupakan makanan ringan di perjalanan yang berasa manis. Sumber Anonim. Pangan_Kesehatan Tanaman_Obat Depkes. http://www.warintek.ristek.go.id. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.30 WIB. Anonim. 2011. Harendong Gede Melastoma Polyanthum Bl. http://floranegeriku.blogspot.com. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.35 WIB. Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=829.Diakses pada tanggal 31 Oktober pukul 20.40 WIB.
  • 58. 58 Lantana camara L. (Tahi Ayam) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Asteridae Ordo : Lamial Famili : Verbenaceae Genus : Lantana Spesies : Lantana camara L. Nama Lokal Indonesia: Tahi ayam, tembelekan, telekan Inggris : lantana, shrub verbena Melayu : Tahi ayam
  • 59. 59 Khasiat Penawar racun (antitoksik), penghilang nyeri (analgesik) dan penghenti perdarahan (hemostatis). Daun bersifat pahit, sejuk, berbau da sedikit beracun (toksik) , yang berkhasiat menghilangkan gatal (anti-pruritus) , anti-toksik, menghilamngkan bengkak dan perangsang muntah. Sedangkan bunga tembelekan manis rasannya dan sejuk, berkhasiat sebagai penghenti perdarahan. Bunga berkhasiat mengatasi : TB paru dengan batuk berdarah, Sesak napas (asmatik). Daun berkhasiat mengatasi: Sakit kulit, gatal-gatal, bisul, luka ,Batuk, dan Rematik, memar, bengkak. Akar berkhasiat untuk mengatasi : Influenza disertai demam tinggi, TBC kelenjar (skrofuloderma), Rematik, bengkak terbentur (memar), Keputihan (leukorea), Kencing nanah (gonore), Gondongan (parotitis, mumps) dan Sakit kulit yang berkaitan dengan gangguan emosi (neuridermatitis). Kandungan Kimia: Daun mengandung lantadene A, lantadene B, lantanolic acid, lantic acid, humule (mengandung minyak asiri), b - caryophyllene, g - terpidene, a - pinene dan r -cymene. Cara Pemakaian Akar kering sebanyak 30 - 60 g direbus, lalu diminum. Pemakaian luar digunakan untuk radang kulit, eksim, jamur kulit (tinea), bisul, luka berdarah, tersiram air panas, gigitan serangga, memar dan keputihan. Caranya, daun dan ranting segar digiling halus lalu ditempelkan ke tempat yang sakit atau direbus dan airnya digunakan untuk cuci. Contoh Pemakaian 1. TB Paru dengan batuk berdarah Bunga tembelekan kering sebanyak 6 - 10 g direbus dalam 3 gelas air bersih
  • 60. 60 sampai tersisa separo, setelah dingin disaring, dibagi untuk 3 kali minum. Minumlah pada pagi, siang dan sore, masing-masing 1/2 gelas. 2. Rematik Akar tembelekan kering sebanyak 1 genggam direbus dalam 5 liter air sampai mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mandi. Daun tembelekan segar secukupnya direbus, airnya digunakan untuk mandi Daun tembelekan segar secukupnya dipipis. tambahkan air kapur sirih sambil diaduk sampai menjadi adonan seperti bubur kental. Borehkan pada bagian yang sakit. 3. Keputihan, Kencing nanah Akar tembelekan kering sebanyak 45 g dipotong tipis-tipis lalu direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin disaring, lalu dibagi sama banyak untuk 2 kali minum. pagi dan sore 4. Dermatitis, Eksim, Jamur Kulit, Bisul Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam direbus dengan 3 gelas air sampai mendidih selama 15 menit. Hangat-hangat dipakai untuk mencuci kelainan kulit. 5. Bisul Daun tembelekan segar secukupnya dicuci bersih lalu ditumbuk sampai halus. Bubuhkan pada bisul, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali seharri. 6. Memar, Luka berdarah Bunga dan daun tembelekan segar secukupnya dicuci lalu dibilas dengan air masak. Tumbuk kedua bahan tersebut sampai halus kemudian bubuhkan pada tempat yang sakit, lalu dibalut. Ganti 2 - 3 kali sehari. 7. Batuk Daun tembelekan kering sebanyak 5 g direbus dalam 3 gelas air sampai tersisa separonya. setelah dingin disaring, dibagi sama banyak untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang dan sore. 8. Perangsang Muntah pada Keracunan Makanan
  • 61. 61 Daun tembelekan segar sebanyak 1 genggam dicuci bersih lalu diseduh dengan setengah gelas air. Biarkan selama 15 menit. Hangat-hangat diminum sekaligus. Catatan: 1. Kelebihan dosis menyebabkan pusing dan muntah. 2. Perempuan hamil jangan minum rebusan tembelekan, karena dapat menyebabkan kematian janin. Sumber Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=760. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.50 WIB.
  • 62. 62 Cinchona succirubra (Kina) Klasifikasi Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rubiales Suku : Rubiaceae Marga : Cinchona Jenis : Cinchona succirubra Pavon et Klot. Nama Ilmiah: Cinchona succirubra Pavon et Klot. Deskripsi: Habitus: Pohon, tinggi ± 17 m, batang: Berkayu, bulat, coklat kehijauan, daun : Tunggal, lonjong, hampir bulat, tepi rata-ujung dan pangkal tumpul, panjang 15-35 cm, lebar 9-23 cm, pertulangan menyirip, masih muda hijau setelah tua merah., bunga : Majemuk, bentuk bintang, tangkai 5-11 cm, putih kekuningan, kelopak bertaju lima, bagian pangkal menyatu, hijau, benang sari lima, tangkai sari putih, kepala sari coklat, putik hijau, mahkota bentuk tabung, ujung membesar, coklat muda, buah : Kotak, lonjong, keras, coklat muda, biji : Kecil, hitam, akar : Tunggang, coklat keputih-putihan.
  • 63. 63 Khasiat: Kulit batang kina berkhasiat sebagai obat malaria, penurun panas dan penambah nafsu makan.Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang kina, diseduh dengan 1 gelas air matang panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali sama banyak pagi dan sore. Kandungan Kimia; Kulit batang kina mengandung alkaloida, saponin, flavonoida dan politenol. Sumber Anonim. Kina Cinchona Succirubra. http://tanamanobat.org. Diakses pada tanggal 31 Oktober 2011 pukul 20.55 WIB.
  • 64. 64 Impatiens platypetala Lindl. (Pacar Air) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Rosidae Ordo : Geraniales Famili : Balsaminaceae Genus : Impatiens Spesies : Impatiens platypetala Lindl Nama Nama Umum : Pacar Air atau Kim Hong Nama Ilmiah : Impatiens balsamina Linn. Nama Lokal Sumatera: Lahine, paruinai, Jawa: pacar cai, pacar banyu; Kimhong (Jakarta), Nusatenggara: pacar foya, pacar aik, Sulawesi : Tilang-gele duluku, kolendingi
  • 65. 65 unggaagu, Bunga jabelu, giabebe, gofu, laka gofu, bunga taho, inai anyer (Maluku), Feng xian hum (China). Deskripsi Pacar air yang mempunyai nama ilmiah impatiens balsamina di beberapa daerah di kenal sebagai tanaman untuk mempercantik kuku, dengan menempelkan daun pacar air yang telah di tumbuk di atas kuku dan membiarkan hingga kering akan memberikan warna kuning tua alami pada kuku. Di beberapa daerah pula ada yang menggunakannya untuk melumuri jari, kaki dan tangan pengantin wanita sehari sebelumhari pernikahan agar kulit terlihat lebih indah. Pacar air mempunyai sebutan berbeda - beda di setiap daerah, seperti di nusa tenggara di sebut pacar foya, di sulawesi di sebut gofu, di jawa di sebut pacar banyu, sementara di betawi di sebut dengan kimhong. Dalam pengobatan cina dan india , pacar air juga merupakan salah satu bahan yang sudah sejak lama di gunakan. Karena pacar air memang mempunyai manfaat yang cukup baik untuk membantu mengatasi beberapa masalah kesehatan. Namun perlu di perhatikan bahwa ibu hamil tidak di anjurkan untuk mengkonsumsi ramuan berbahan pacar air untuk menghindari keguguran dan pamakaian yang terlalu lama akan membuat mulut tersa kering, nafsu makn berkurang dan perut mual. Namun bila pemakaian di hentikan selama 3 hari, efek tersebut akan hilang dengan sendirinya. Morfologi Tumbuhan: Berupa terna berbatang basah, bercabang, dengan daun tunggal, bentuk lanset memanjang pinggir bergerigi warna hijair muda tanpa daun penumpu. Bunga berwarna cerah, ada beberapa macam wama, seperti merah, oranye, ungu, putih, dll., ada yang “engkel” dan ada yang “dobel”. Buahnya buah kendaga, bila masak akan membuka menjadi 5 bagian yang terpilin. Biasanya ditanam sebagai tanaman hias dengan tinggi 30 80 cm.
  • 66. 66 Khasiat Peluruh haid, Kanker pencernaan, Bengkak, Reumatik, Bisul; Gigitan ular, Ranadang kulit, Keputihan, Tulang patah/retak; Rasa nyeri, Anti-inflamasi, tertusuk benda asing di kerongkongan; Sifat kimia dan farmakologis: Terasa pahit, hangat, sedikti toxic (beracun). Berkhasiat melancarkan peredaran darah, melunakkan masa/benjolan yang keras. Kandungan Kimia : Bunga :Anthocyanins, cyanidin, delphinidin, pelargonidin, malvidin, kaempherol, quercetin. Akar : Cyanidin mono-glycoside. Berikut beberapa ramuan berbahan pacar air 1. Mengatasi Keputihan Caranya : Rebus 30 g daun pacar air dengan 2 gelas air hingga tersisa setengahnya, setelah dingin saring dan minum 2 kali sehari masing - masing 1/2 gelas. 2. Mengatasi Bengkak Akibat Gumpalan Darah (Hematoma) Caranya : Giling sampai halus 8 kuntum bunga pacar air kemudian tambahkan arak putih secukupnya, lalu tempelkan ke tempat bengkak dan balut dengan kain. Ganti balutan 2-3 kali sehari. 3. Mengobati tertusuk duri atau tulang di kerongkongan Caranya : Potong akar pacar air yang telah di cuci secukupnya, kemudian kunyah dan telan dengan air hangat. 4. Mengobati Radang Usus buntu Caranya : Rebus 30 g daun pacar air, 30 g daun sambiloto dengan 600 cc air hingga tersisa setengahnya, setelah dingin saring dan minum. Lakukan secara rutin. 5. Menyehatkan Kuku Caranya : Haluskan seluruh bagian pacar air secukupnya, kemudian
  • 67. 67 tempelkan pada kuku dan balut dengan kain kasa hinngga kering. Lakukan beberapa kali dalam seminggu. 6. Mengatasi Hipertensi Caranya : Rebus 10 g bunga pacar air, 100 g seledri dengan 400 cc air hingga tersisa setengahnya. Setelah dingin saring dan minum airnya. Bagian tanaman yang dipakai Kegunaan Biji: Peluruh haid (Emenagog), mempermudah persalinan (Parturifasien), kanker saluran pencernaan bagian atas. Pemakaian 3 – 10 gr, untuk kanker: 15 – 60 gr,direbus. Bunga: Peluruh haid, mengakiri kehamilan (abortivum) dipakai bunga warna putih, pembengkakan akibat terpukul (haematom), rheumatik sendi, bisul (furunculolsis), gigitan ular, radang kulit (dermatitis). Pemakaian: 3 – 6 gr, direbus. Daun: Keputihan (Leucorrhoea), tulang patah/retak (Fracture), mengurangi rasa nyeri (analgetik). Akar: Peluruh haid, anti-inflamasi (antiflogistik = anti radang), rheumatik,tertusuk tulang/benda asing di kerongkongan. Pemakaian Luar: Bunga: Pembengkakan, bisul, rheumatik, radang kulit: Lumatkan bunga segar, ternpelkan di tempat yang sakit. Daun: – Frakture, anti-inflamasi: Lumatkhan daun segar, ditempelkan di tempat yang sakit, atau daun direbus, untuk mencuci luka dan daunnya ditempelkan ke tempat yang sakit. Kontraindikasi: Wanita hamil Efek Samping: Pada pemakaian lama, dapat timbul mulut terasa kering (Xerostomia), mual (Nausea), nafsu makan menurun (anorexia) yang menghilang setelah menurunkan dosis atau penghentian pengobatan selama 2 – 3 hari.
  • 68. 68 Sumber Anonim. http://www.plantamor.com/index.php?plant=703. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.14 WIB. Anonim. http://www.dunia-wanita.com. Diakses pada tanggal 13 Januari 2012 pukul 06.22 WIB. Colocasia. Esculenta (L.) Schott. (TALAS) Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisi : Angiosperms Kelas : Monocots Order : Alismatales Family : Araceae Subfamily : Aroideae Tribe : Colocasieae Genus : Colocasia Species : Colocasia. Esculenta (L.) Schott
  • 69. 69 Nama Inggris : Taro, old cocoyam, dasheen, eddoe Indonesia : Talas Jawa : Taleus (sunda), bentul (Jawa), keladi (Melayu) Deskripsi Tumbuhan berupa terna, tegak. Sistem perakaran liar, berserabut, dan dangkal. Batang yang tesimpan dalam tanah pejal, menyilinder atau membulat, biasanya coklat tua, dilengkapi dengan kuncup ketiak yang terdapat di atas lampang daun tempat munculnya umbi baru, tunas atau stolon. Daun memerisai dengan tangkai panjang dan besar. Perbungaan tongkol dikelilingi oleh seludang dan didukung oleh gagang yang lebih pendek dari tangkai daun, bunga jantan dan betina kecil, tempatnya terpisah pada tongkol, bunga betina di bagian pangkal, hijau, bunga jantan pada bagian atasnya warna putih steril, ujung tongkol dilengkapi dengan organ steril. Perbuahan seperti kepala yang berisi buah buni yang rapat. Biji membundar telur. Distribusi/Penyebaran Talas diduga asli dari Asia Tenggara atau Asia Tengah bagian selatan, dimana jenis tersebut diduga telah dibudidayakan sebelum padi. Saat ini talas tumbuh di seluruh India Barat, Afrika Barat dan Utara. Di Asia, jenis tersebut ditanam secara luas di China Selatan dan Tengah, sedangkan di India tumbuh tidak begitu meluas. Dibudidayakan di Bogor dan Malang (Jawa) dan di Bali. Talas sudah dikenal oleh masyarakat pedalaman di Papua. Di Malaysia, talas telah dimanfaatkan lebih dari 2000 tahun dan sekarang ditemukan diseluruh negara. Talas tumbuh diseluruh
  • 70. 70 Filipina, terutama di Visayas bagian timur dan tengah serta daerah Mindanao dan Bikol. Habitat Talas bertoleransi terhadap sistem pengelolaan dan lingkungan yang berkisaran luas. Bila tumbuh sebagai Tumbuhan yang akan dipanen, pemanenan terbaik dicapai bila curah hujan 2000 mm/tahun atau lebih dan curah hujan tersebar secara merata. Talas juga tumbuh baik di tanah-tanah basah termasuk tanah-tanah sawah dengan irigasi yang teratur, tanah-tanah beririgasi, dan tanah di paya-paya yang miskin akan drainase.Suhu 25-30°C dan kelembaban yang tinggi akan mendukung pertumbuhan talas.Talas dapat tumbuh mulai dari pantai sampai ketinggian 1800 m dpl. di Filipina; 1200 m dpl. di Malaysia dan 2700 m dpl. di Papua New Guinea, walaupun sangat lambat proses pemasakannnya pada ketinggian yang terakhir. Talas bertoleransi pada naungan dan seringkali tumbuh sebagai Tumbuhan sela dengan tumbuhan pohon. Beberapa kultivar bertoleransi terhadap salinitas yang tinggi.Talas tumbuh pada berbagai macam jenis tanah, tetapi pertanian yang bagus membutuhkan fertilitas yang tinggi. Di Malaysia, jenis tersebut bertoleransi terhadap pH tanah 4.2-7.5. Dalam perjalanan pendakian seringkali dijumpai pada lahan subur perlembahan baik terbuka atau ternaungi tumbuhan hutan. Perbanyakan Talas diperbanyak secara vegetatif; sedangkan untuk keperluan penangkaran, talas dapat diperbanyak dari bijinya. Umbi utama, potongan umbi maupun anakan umbi dapat ditanam, tetapi tunas dan ujung umbi biasanya lebih baik. Stolon lebih disukai di beberapa tempat di Malaysia. Penanaman dengan umbi harus diambil dari Tumbuhan yang sehat, dihindari Tumbuhan yang berakar atau umbi berakar dan yang terjangkit gejala virus mosaik dasheen. Di Asia Tenggara, talas terutama ditanam oleh
  • 71. 71 petani kecil, dapat berupa pertanian tunggal atau pertanian sela yang dicampur dengan pertanian lainnya. Di Malaysia, talas ditanam diantara Tumbuhan kelapa, kelapa sawit dan pohon buah-buahan; sedangkan di Filipina diantara kopi, coklat, kelapa dan pohon buah-buahan. Talas dapat tumbuh pada kisaran kerapatan 4000-49 000 Tumbuhan/ha. Di Asia Tenggara, kisaran kerapatannya 6000-36 000 untuk daerah-daerah bercurah hujan dan 27 000-40 000 pada tanah-tanah basah. Jarak penanaman berkisar pada 30-100 cm x (30-)60-150 cm. Jarak yang lebar dibutuhkan jika fertilitas tanah rendah;sedangkan jarak yang dekat membantu pengontrolan gulma dan erosi. Manfaat Tumbuhan Umbi talas, dan helaian daun dan tangkai daun bila dimasak lebih dulu dapat dimakan. Bubur talas dapat melancarkan pencernaan sehingga dapat dikonsumsi untuk makanan bayi dengan tingkat alergi yang rendah. Di beberapa daerah Indonesia dimana padi tidak dapat tumbuh, antara lain di Kepulauan Mentawai dan Papua, talas dimakan sebagai makanan pokok, dengan cara dipanggang, dikukus atau dimasak dalam tabung bambu. Saat ini talas merupakan makanan pokok di banyak pulau di Pacific termasuk Papua Niugini, yang berpengaruh secara ekonomi pada permainan tradisional dan upacara-upacara. Pada umumnya, talas di Asia Tenggara dikonsumsi oleh manusia, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam festival-festival keagamaan, sebagai obat-obatan masyarakat dan sebagai makanan ternak terutama babi. Di Jawa, permen dapat dibuat dari talas yang beraroma semerbak dicampur dengan kelapa dan gula; sedangkan potongan talas berukuran kecil yang digoreng sangat terkenal sebagai makanan ringan. Daun digunakan untuk membungkus`buntil` (ikan teri yang digarami dicampur dengan bumbu, kelapa parut dan sayuran, dibungkus dan dikukus dalam daun talas), tangkai daun juga dapat dimasak. Di Malaysia, talas dimasak dengan cara yang sama dan juga berperanan dalam festival-festival keagamaan. Daun dapat dimasak dan dimakan sebagai selada dengan saus pedas; sedangkan tangkai daun dikukus dengan santan, daging dan udang. Awalnya talas di Filipina digunakan
  • 72. 72 pada waktu pati dan sayuran hijau mengalami penurunan pasokan. Umbi dapat dimakan dengan cara dikukus dan digoreng lebih dulu atau dibuat menjadi permen. Di Hawaii dan beberapa bagian Polynesia, umbi dikukus dan ditumbuk untuk dibuat pasta yang selanjutnya dapat difermentasi untuk menghasilkan poding. Poding dapat dibuat dari talas yang diparut dan dicampur kelapa. Pemanfaatan dalam keadaan darurat Merupakan anugerah dalam keadaan darurat di hutan menemukan tumbuhan talah, umbinya setelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali merupakan sumber karbohidrat yang penting, selain direbus umbi talas bisa juga dibakar dibubuy, dipepes dan digoreng. Daun talas juga bisa disayur, ditumis detelah direbus dan dibuang airnya beberapa kali. Sumber Anonim. http://www.proseanet.org/prohati2/browser.php?docsid=477. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.05 WIB. Anonim. 2011. Talas Colocasia Esculenta. http://floranegeriku.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 Oktober 2011 pukul 16.10 WIB. Anonoim. 2009. Identifikasi Talas Colocasia Esculenta http://biologyonly.blogspot.com. . Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.15 WIB.
  • 73. 73 Polygonum chinense L. (Aseman) Klasifikasi Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Hamamelidae Ordo : Polygonales Famili : Polygonaceae Genus : Polygonum Spesies : Polygonum chinense L. Nama umum Indonesia: Aseman Cina : huo tan mu cao Nama daerah Jawa : Bungbrum, Titiwuan, Tiwu bungbum (Sunda); Aseraan, dandang (Jawa) Bali : Udang-udang (Bali)
  • 74. 74 Deskripsi Habitus : Terna, memanjat atau merambat, panjang 3-6 m. Batang : Bulat, licin, beruas-ruas, sedikit berkayu, hijau atau merah kehijauan. Daun : Tunggal, tersebar, pelepah memeluk batang, dengan daun menumpu, helaian bentuk lonjong sampai lanset, ujung runcitig, pangkal runcing, tepi rata, panjang 5-15 cm, lebar 3-7 cm, pertulangan menyirip, permukaan berkerut, licin, hijau keunguan. Bunga : Majemuk, bentuk payung, di ketiak daun, berkefompok, atau di ujung batang, bimga tidak sempurna, berkelamin ganda, benang sari duduk di atas bakal buah, mahkota bentuk bintang, berlepaaan, panjang 3-6 mm, putih. Buah : Kotak palsu, bulat telur, berusuk 3, kulit lunak, permukaan licin, panjang 5-8 mm, ungu kebiruan. Biji : Bulat telur, ujung runcing, tajam, kecil, keras, coklat kehitaman. Akar : Serabut, merah kecoklatan. Ekologi dan penyebaran Merupakan tanaman liar di hutan-hutan yang lembab dari ketinggian 800 m sampai 3.300 di atas permukaan laut. Berbunga pada bulan Agustus-Novgmber dan dapat dipanen epanjang tahun. Bagian yang digunakan Daun dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan. Khasiat dan pemanfaatan 1. Obat nyeri lambung Daun aseman segar sebanyak 60 gram, dicuci dan direbus dengan 00 ml sampai mendidih dan air rebusannya tinggal setengah, disaring dan setelah igin diminum sekalligus. 2. Luka gigitan hewan berbisa Daun aseman segar sebanyak 100 gram, dicuci dan ditumbuk halus kemudian tempelkan pada bagian yang sakit.
  • 75. 75 3. Anti racun Kandungan kimia Daun aseman mengandung saponin, antrakinon dan glikosida. Sumber Anonim. 2011. Aseman Polygonum Chinense.http://fitrirosdiana.blogspot.com. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.20 WIB. Anonim.http://www.plantamor.com/index.php?plant=1040. Diakses pada tanggal 3 November 2011 pukul 16.25 WIB. Gundi Jenis penyakit yang dapat diobati: Menurut masyarakat sekitar dapat mengobati gatal-gatal caranya yaitu ditumbuk lalu diusapkan pada bagian tubuh yang gatal.
  • 76. 76 Metode Interview Dalam observasinya penulis menggunakan metode interview atau wawancara. Interview disini melibatkan 3 nara sumber yaitu sebagai berikut. 1. Bapak Sudarsono (Dosen Taksonomi Tumbuhan FMIPA UNY). 2. Anita Dinni Noviyati (Mahasiswi Jurusan Biologi Lulusan UGM). 3. Anonim (Penduduk setempat jalur pendakian Gunung Merapi via New Selo). Hasil interview yang diajukan adalah sebagai berikut . 1. Kepada Bapak Sudarsono Harini : Pak maaf mengganggu sebelumnya, saya mau tanya ni tentang nama tumbuhan ini …?. (sambil memperlihatkan tumbuhan yang diambil dari Jalur pendakian Gunung Merapi via New Selo). Pak Sudarsono : Maaf mba setiap tumbuhan yang ada di dataran tinggi itu tidak sesuai dengan yang ada didataran rendah, jadi untuk penamaannya bapak belum tahu karena bapak baru menemuinya (Pak sudarsono mengusulkan untuk bertanya pada IPB di bagian Herbarium tanaman). Harini : kalau ke IPB saya belum bisa Pak ( sambil mempertimbangkan menejemen waktu, biaya tidak memungkinkan). Pak kalo pembuatan herbarium kering supaya tidak jamura gimana caranya…?. Pak sudarsono : Tumbuhan yang akan diherbariumkan diusahakan dalam keadaan bersih untuk menghindari jamuran tersebut setelah tubuhan bersih lantas di semprot dengan obat insektisida. Harini : Itu obatnya beli dimana Pak…?. Pak Sudarsono : belinya di toko obat pertanian mba. Harini : Oh ya Pak… terima kasih Pak.
  • 77. 77 Pak Sudarsono : sama-sama mba 2. Kepada Mba Anita Dinni Noviyati. Harini : Apa kabar mba ?. lama tak jumpa.... Mba bolehkah ku bertanya tentang herbarium. Mba Anita : boleh aja, mau nanya tentang herbarium yang mana ?. Harini : Ini lho mba, bagaimana sih cara-cara pembuatan Herbarium kering. Mba Anita : Oh... gini caranya kamu ambil tumbuhan yang akan di herbariumkan sebelumnya dicuci dulu tumbuhannya dengan air lalu tiriskan supaya tidak berair, setelah itu tumbuhanya dipres dengan benda berat, dalam pengepresan letakkan tumbuhan didalam kertas koran supaya airnya meresap dikoran dan tumbuhanya cepat kering, ingat posisikan tumbuhannya tidak terlipat dan posisikan daunnya bolak balik supaya bisa terlihat antara bagian atas dan bawah daun. Untuk pengeringan lebih lanjut bisa dengan bantuan sinar matahari / sinar lampu. Harini : Mba untuk herbarium kering membutuhkan waktu berapa lama ?. Mba Anita : Kalau tumbuhannya cepat kering membutuhkan waktu ± 3 hari. Tapi kalau proses pengeringannya lama itu membutuhkan waktu bisa sampai ± 1 bulan. Harini : Mba kalau herbarium basah si caranya gimana ?. Mba Anita : Herbarium basah biasanya lebih mudah dari herbarium kering karena caranya hanya mengambil tumbuhan yang sudah dicuci dengan air lalu dimasukkan ke botol yang sudah bersih setelah itu masukan larutan Alkohol kedalamnya. Tetapi tidak menutup kemungkinan lrutan yang biasa dipakai bukan Cuma Alkohol saja tetapi bisa juga larutan Aquades, Formalin.
  • 78. 78 Harini : Mba untuk catatan yang terlampirkan pada herbarium biasanya apa saja yang tercantum ?. Mba Anita : Biasanya sih klasifikasi, manfaat, deskripsi, tanggal pengambilan, nama pengambil data, sumber data. Harini : Mba terima kasih banyak ya atas info tentang herbariumnya. Mba Anita : ya sama-sama, oh ya herbarium ini sangat mendukung sekali dengan bidang kuliahmu dan juga untuk HANCALA. Harini : Ya mba. 3. Kepada Anonim (Penduduk setempat jalur pendakian Gunung Merapi via New Selo). Harini : Ma’af pak, bu.... mengganggu sebentar (Bapak dan ibu sedang menanam sayuran diladangnya). Bapak : Ya ada apa ya mba ?. Harini : Ini pak saya mau nanya tentang nama tumbuhan ini, ini namanya tumbuhan apa pak ?. Ibu :Ini namanya tumbuhan adas mba. Bapak : Tumbuhan ini bisa dimanfaatkan buat obt mba. Harini : Yang dimanfaatkan bagian apanya pak ?. Bapak : Daunnya mba bisa direbus, terus air rebusannya yang diminum. Harini : Terima kasih ya pak dan ibu. Bapak : Sama-sama mba. Ibu : Ya mba sama-sama.