2. 1992
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
Daftar Isi :
2. Editorial
Artikel:
5. Kelainan Lempeng Kuku – Adiana Murniati, Untung SP,
Mochtar Hamzah
10. Kelainan Dasar dan Lipat Kuku – Grace Widodo,Erdina
HDP,A. Kosasih
16. Dermatofitosis di LP Palembang; LP Lahat dan LP Muara
Enim, Sumatera Selatan – RS Siregar, Tantawi Djauhari
19. Pengaruh Suhu Pengeraman pada Biakan M.lassezia furfur –
Subakir
22. Pengobatan Fluor Albus di Puskesmas Cempaka Putih Barat –
Karya Sriwidodo Emiliana Tjitra, Marvel Reny, Rita Marleta Dewi
26. Dermatitis Herpetiformis – Evita HF Effendi
30. Displasia Ektodennal – S Fasihah R, Titi Lestari S, Mochtar
Hamzah
34. Terapi Plasmaferesis dalam. Dennatologi – Evita HF Effendi
38. Health Situation in Indonesia, Singapore, Brunai Darussalam,
Philippines, and Japan – Tjandra Yoga Aditama
41. Pemantauan Efek Samping Obat – Rozaimah Zain Hamid
45. Daya Antimikroba Obat Tradisional Diare terhadap Beberapa
Jenis Bakteri Patogen – Pudjarwoto T, Cyrus H.
Simanjuntak, Nur Indah P.
49. Resistensi Plasmodium falciparum terhadap Beberapa Obat
Anti Malaria di Indonesia – Sekar Tuti
53. Hasil Tahan Asam dan Limfadenitis Tuberkulosis –
Misnadiarly
56. Mekanisme Kerja Antibiotik – Usman Suwandi
60. Pengalaman Praktek
61. Humor Kedokteran
62. Abstrak
64. RPPIK
3. Kuku, bagi sebagian orang merupakan bagian tubuh yang perlu di-
perhatikan, karena selain berfungsi sebagai pelindung ujung-ujung jari,
juga dapat memperbaiki penampilan atau segi estetika seseorang; sehingga
perubahan atau kelainan kuku dapatmenyebabkan timbulnya rasa kuatir.
Perubahan tersebut dapat disebabkan oleh kelainan kuku sendiri, atau
merupakan gejala dari penyakit sistemik tertentu.
Pembahasan mengenai hal tersebut mengawali edisi Cermin Dunia
Kedokteran kali ini, yang merupakan lanjutan pembahasan mengenai
Kulit.
Selain itu disertakan pula artikel mengenai dermatofitosis dan fluor
albus, penyakit yang masih prevalen dan merupakan masalah kesehatan
masyarakat dan lingkungan.
Artikel lain yang juga perlu diperhatikan ialah mengenai pemantauan
efek samping obat, suatu hal yang seyogyanya harus selalu diingat dan
diperhitungkan kemungkinannya dalam setiap tindakan pengobatan.
Selamat membaca.
REDAKSI
2 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
4. 1992
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
KETUA PENGARAH REDAKSI KEHORMATAN
Dr Oen L.H
– Prof. DR. Kusumanto Setyonegoro – Prof. DR. B. Chandra
KETUA PENYUNTING Guru Besar Ilmu Kedokteran Jiwa Guru Besar Ilmu Penyakit Saraf
Dr Budi Riyanto W Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga,
Jakarta. Surabaya.
PELAKSANA – Prof. Dr. R. Budhi Darmojo
Sriwidodo WS – Prof. Dr. R.P. Sidabutar Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro,
ALAMAT REDAKSI Sub Bagian Ginjal dan Hipertensi Semarang.
Majalah Cermin Dunia Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam – Drg. I. Sadrach
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
P.O. Box 3105 Jakarta 10002 Jakarta.
Lembaga Penelitian Universitas Trisakti,
Telp. 4892808 Jakarta
– Prof. Dr. Sudarto Pringgoutomo – DR. Arini Setiawati
NOMOR IJIN Guru Besar Ilmu Patologi Anatomi Bagian Farmakologi
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta. Jakarta,
Tanggal 3 Juli 1976
PENERBIT
Grup PT Kalbe Farma
PENCETAK REDAKSI KEHORMATAN
PT Midas Surya Grafindo
– DR. B. Setiawan – Drs. Victor S Ringoringo, SE, MSe.
– Drs. Oka Wangsaputra – Dr. P.J. Gunadi Budipranoto
– DR. Ranti Atmodjo – DR. Susy Tejayadi
PETUNJUK UNTUK PENULIS
Cermin Dunia Kedokteran menerima naskah yang membahas berbagai sesuai dengan urutan pemunculannya dalam naskah dan disertai keterangan
aspek kesehatan, kedokteran dan farmasi, juga hasil penelitian di bidang- yang jelas. Bila terpisah dalam lembar lain, hendaknya ditandai untuk meng-
bidang tersebut. hindari kemungkinan tertukar. Kepustakaan diberi nomor urut sesuai dengan
Naskah yang dikirimkan kepada Redaksi adalah naskah yang khusus untuk pemunculannya dalam naskah; disusun menurut ketentuan dalam Cummulated
diterbitkan oleh Cermin Dunia Kedokteran; bila telah pernah dibahas atau Index Medicus dan/atau Uniform Requirements for Manuseripts Submitted
dibacakan dalam suatu pertemuan ilmiah, hendaknya diberi keterangan menge- to Biomedical Journals (Ann Intern Med 1979; 90 : 95-9). Contoh:
nai nama, tempat dan saat berlangsungnya pertemuan tersebut. Basmajian JV, Kirby RL. Medical Rehabilitation. 1st ed. Baltimore. London:
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris; bila menggunakan William and Wilkins, 1984; Hal 174–9.
bahasa Indonesia, hendaknya mengikuti kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang Weinstein L, Swartz MN. Pathogenetic properties of invading microorganisms.
berlaku. Istilah media sedapat mungkin menggunakan istilah bahasa Indonesia Dalam: Sodeman WA Jr. Sodeman WA, eds. Pathologic physiology: Mecha-
yang baku, atau diberi padanannya dalam bahasa Indonesia. Redaksi berhak nisms of diseases. Philadelphia: WB Saunders, 1974; 457-72.
mengubah susunan bahasa tanpa mengubah isinya. Setiap naskah harus di- Sri Oemijati. Masalah dalam pemberantasan filariasis di Indonesia. Cermin
sertai dengan abstrak dalam bahasa Indonesia. Untuk memudahkan para pem- Dunia Kedokt. l990 64 : 7-10.
baca yang tidak berbahasa Indonesia lebih baik bila disertai juga dengan abstrak Bila pengarang enam orang atau kurang, sebutkan semua; bila tujuh atau lebih,
dalam bahasa Inggris. Bila tidak ada, Redaksi berhak membuat sendiri abstrak sebutkan hanya tiga yang pertama dan tambahkan dkk.
berbahasa Inggris untuk karangan tersebut. Naskah dikirimkan ke alamat : Redaksi Cermin Dunia Kedokteran
Naskah diketik dengan spasi ganda di atas kertas putih berukuran kuarto/ P.O. Box 3105
folio, satu muka, dengan menyisakan cukup ruangan di kanan-kirinya, lebih Jakarta 10002
disukai bila panjangnya kira-kira 6 - 10 halaman kuarto. Nama (para) pe- Pengarang yang naskahnya telah disetujui untuk diterbitkan, akan diberitahu
ngarang ditulis lengkap, disertai keterangan lembaga/fakultas/institut tempat secara tertulis.
bekerjanya. Tabel/skema/grafik/ilustrasi yang melengkapi naskah dibuat sejelas- Naskah yang tidak dapat diterbitkan hanya dikembalikan bila disertai dengan
jelasnya dengan tinta hitam agar dapat langsung direproduksi, diberi nomor amplop beralamat (pengarang) lengkap dengan perangko yang cukup.
Tulisan dalam majalah ini merupakan pandangan/pendapat masing-masing penulis
dan tidak selalu merupakan pandangan atau kebijakan instansi/lembaga/bagian tempat
kerja si penulis. Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 3
5. English Summary
DERMATOPHYTOSES IN PALEM- THE INFLUENCE OF INCUBATING ECTODERMAL DYSPLASIA
BANG PRISON, LAHAT PRISON, TEMPERATURE ON THE GROWTH
MUARAENIM PRISON, SOUTH OF MALASSEZIA FURFUR S Faslhah R, Till Lestari S, Mochtar
SUMATRA Hamzah
Subakir
RS Siregar, Tantawi Djauhari Dept. of Dermatovenereology, Faculty
Dept. of Microbiology, Dr. Karyad Ge- of Medicine, University of Indonesia/
neral Hospital/Faculty of Medicine, Dipo- Cipto Mangunkusumo General Hospital,
Dept. of Dermatovenereology, Faculty of
negoro University, Semarang, Indonesia Jakarta, Indonesia
Medicine, Sriwljaya University/Palem-
bang General Hospital, Palembang,
South Sumatra, Indonesia
Skin swabs of tinea versicolor Ectodermal dysplasia is a
lesions were grown at Sabouraud hereditary disorder; the clinical
An investigation in several dextrose agar to which 1% of symptoms and frequency
prisons in South Sumatra revealed coconut oil was added. depend on the phenotype.
that the prevalence of derma- A total of 30 samples were col- Patients with hair and teeth
tophytoses was quite high. It lected. Each sample was grown disorders tend to be more
comprises 36,12% among all skjn at a Sabouraud media and in- inclined to see doctors than
diseases and 9,36% among all cubated at 37°C and at room those with nail disorders or with
prison inhabitants. Tinea cruris temperature. At 37°C, M. furfur hypohydrosis.
was diagnosed in 69,56% of the grew on 27 samples whereas at Hydrotic ectodermal dysplasia
cases with T. mentagrophytes room temperature it grew only is clinically less severe than the
(45,37%) as the most frequent on 26 samples. The difference anhydrotic variant. Actually
cause. Other species found were between the two results was not there were more cases of
T. rubrum (26,89%) and E. statistically significant (p > 0.05). hydrotic ectodermal dysplasia;
floccosum (21,84%). The incubation period at 37°C but as these were clinically less
Factors that influence the was 4,6 ± 3,8 days, whereas at severe than the anhydrotic type,
disease prevalence were room temperature was 5,8 ± 1,4 those. cases were not reported.
sanitary conditions, room days. The difference was statisti-
temperature and humidity. The cally significant (p < 0,01). It can Cermin Dunia Kedokt. 1992; 76: 30-3
brw/olh
last two factors were higher in be concluded that M. furfur can
the prisons than the average in grow both at 37°C and at room
Palembang and vicinity. temperature, with a faster
growth rate at the former.
Cermin Dunia Kedokt. 1992; 76: 16-8 Cermin Dunia Kedokt. 1992; 76: 19-21
brw/olh st/olh
4 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
6. Artikel
Kelainan Lempeng Kuku
Adiana Murniatl, Untung SP, Mochtar Hamzah
Bagian/UPFIImu Penyakit Kulit Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Dr Ciptomangunkusumo, Jakarta
PENDAHULUAN arah distal. Pada embrio usia 36 minggu, LK terbentuk
Kuku merupakan penutup dan pelindung ujung jari tangan sempurna dan mencapai ujung jari(5).
dan kaki yang berguna untuk membantu jari memegang bcnda Lempeng kuku terdiri dari 3 lapis horisontal yang masing-
dan pada orang dewasa memberikan kepuasan dalam segi masing adalah :
estetika(1,2). Beberapa penyakit menimbulkan perubahan kuku – Lapisan dorsal tipis yang dibentuk oleh matriks bagian
yang sama disebabkan karena kuku hanya mampu bcrcaksi proksimal (1/3 bagian).
dengan pola tertentu saja; sehingga sulit membuat diagnosis – Lapisan intermediate yang dibentuk oleh matriks bagian
klinis dan mengobati kelainan kuku. Hal ini sering membuat distal. Lapisan ini lebih tebal dari lapisan dorsal (2/3 bagian).
frustasi baik dokter maupun penderitanya, karena penderita – Lapisan ventral yang dibentuk oleh lapisan tanduk dasar
sangat berkepentingan dengan kelainan kuku yang ada pada kuku dan hiponikium yang mengandung keratin lunak.
dirinya dan ingin segera mendapat pengobatan(3). Lapisan dorsal mempunyai sel yang lebih kecil dan lebih
Pada makalah ini akan dibahas tentang struktur kuku, bentuk datar dari pada sel lapisan intermediate (inferior). Membran sel
kelainan lempeng kuku dan perubahan warna lempeng kuku. lapisan dorsal (superior) berlekuk-lekuk, sedangkan pada la-
pisan inferior mempunyai membran sel yang beralur(6).
STRUKTUR KUKU Pala saat sel matriks berdiferensiasi dan kemudian menuju
Lempeng kuku (LK) berbentuk empat persegi panjang, LK banyak sel yang masih mempunyai inti. Sel-sel ini paling
keras, cembung ke arah lateral dan dorsal, transparan, terletak di banyak ditemukan di LK proksimal dan kemudian menghilang
dorsal falang distal. Sebagian besar kuku terlihat berwarna merah di bagian distal. Hal ini menunjukkan bahwa proses maturasi
muda disebabkan transmisi warna pembuluh darah dasar kuku. temp berkembang di LK(3).
LK terbuat dari bahan tanduk yang tidak mengalami deskuamasi Lunula atau bulan sabit terletak di proksimal LK. Lunula
tetapi tumbuh ke arah distal untuk waktu yang tidak terbatas. merupakan ujung akhir matriks kuku. Wama putih lunula dise-
Kecepatan tumbuh kuku jari tangan ± 0,1 mm/hari, sedangkan babkan epitel yang lebih tebal dari epitel dasar kuku dan
kuku jari kaki 1/3–1/2 kecepatan kuku jari tangan. Tebal kuku kurang melekatnya epitel di bawahnya sehingga transmisi
jari tangan bervariasi 0,5 mm – 0,75 mm, sedang tebal kuku warna pembuluh darah kurang dipancarkan(3).
jari kaki dapat mencapai 1,0 mm(3). Pada orang tua kuku Lempeng kuku tumbuh dan melekat sepanjang dasar kuku
tumbuh lebih lambat dan lebih tebal. Dikatakan bahwa trauma ke arah distal. Bagian ujung distal LK tidak melekat pada
kecil dapat merangsang pertumbuhan, sedangkan imobilisasi jaringan di bawahnya; daerah di bawah LK bebas ini disebut
dapat memperlambat pertumbuhan kuku(4). hiponikium(3).
LK dibentuk oleh pendataran sel basal matriks, fragmentasi Alur kuku dan lipat kuku merupakan batas dan pelindung
inti dan kondensasi sitoplasma untuk membentuk sel tanduk kuku. Lipat kuku proksimal merupakan perluasan epidermis
datar yang saling melekat satu sama lain. Pada embrio usia 20 dorsum kuku yang melindungi matriks kuku. Produk akhirnya
minggu sel-sel matriks mengalami pembelahan, diferensiasi dan adalah kutikel.
keratinisasi. Pada saat ini LK mulai terbentuk dan bergerak ke Pada matriks kuku didapatkan sel melanosit. Pada bagian
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 5
7. distal matriks ditemukan melanosit yang lebih banyak Onikomadesis
dibanding pada bagian proksimal(3). Sinonim: defluvium unguium
Lempeng kuku mengandung sejumlah fosfolipid terutama Onikomadesis yaitu terlepasnya LK secana sempurna
di lapisan intermediate dan dorsal, hal ini menambah mulai dari bagian proksimal. Dikatakan kelainan ini terjadi
kelenturan kuku. Kuku mengandung kalsium 10 kali lebih akibat terhentinya pembentukan keratin oleh matriks.
besardari rambut, tetapi kadar ini tidak bermakna menambah Onikomadesis dapat bersifat familial atau didapat. Keadaan
kerasnya kuku. Kekerasan kuku dipengaruhi oleh beberapa yang dapat menimbulkan onikomadeasis yaitu distres
faktor, yaitu perlekatan dan orientasi protein keratin, rendahnya intrauterin berat, diabetes, trauma matriks, radiodermatitis,
kandungan air pada LK, kadar sulfur protein matriks, hubungan inflamasi lipat kuku proksimal(2).
interselular(3,5). Dengan penetapan secara kolorimetri
Onikolisis
didapatkan konsentrasi asam amino yang paling tinggi adalah
Onikolisis yaitu terlepasnya LK dari dasar kuku.
sistein, asam glutamat, arginin dan leusin(3).
Onikolisis dapat disebabkan oleh penyakit kulit, obat-obatan,
Sirkulasi darah ke kuku berasal dari arteri digitalis yang
trauma, gangguan sirkulasi perifer; hipertiroid, kosmetik kuku,
berjalan di lateral jari dan mengeluarkan cabang dorsal dan
sabun, yellow nail syndrome, atau tanpa penyebab yang jelas.
ventral sebelum dan sewaktu mencapai pulpa falang terminal(4).
Rasa nyeri dapat terjadi bila terdapat infeksi(5).
Pada permukaan LK alur longitudinal yang berjalan
sejajar tampak lebih nyata pada orang tua(4)..
Trakionikia
KELAINAN PADA LEMPENG KUKU Lempeng kuku tampak kadar seperti ampelas disebabkan alur
longitudinal dan rigi-rigi sangat rapat. Trakionikia terjadi
Garis Beau
karena kelainan pada matriks proksimal. Beberapa penyakit
Garis Beau yaitu alur transversal pada LK yang akan bet-
kulit yang dihubungkan dengan kelainan ini yaitu liken planes,
gerak Ice arah distal mengikuti pertumbuhan kuku. Alur ini ter-
alopesia areata, twenty nail dystrophy of childhood2,sr.
jadi disebabkan tertahannya pembentukan LK sementara oleh
toksin atau penyakit sistemik. Pada sebagian besar kasus, alur Onikoskizia
lebih sering dijumpai pada kuku ibu jari atau kuku jari kaki Yaitu pelepasan lamelar LK pada tepi bebas distal. Penye-
yang mungkin disebabkan karena pertumbuhannya yang lebih bab paling sering yaitu kuku sering basah kemudian mengering
lam-bat. Garis Beau fisiologis dapat dijumpai pada bayi usia 4– berulang kali sehingga menimbulkan perlunakan dan pengeras-
10 minggu. an kuku. Kotoran dan uap lembab masuk ke bagian yang retak
Beberapa keadaan yang dapat menimbulkan kelainan ini sehingga menambah kerupakan. Prlekatan antar sel berkurang
yaitu trombosis koroner, pneumonia, fenomena Raynaud, de- akibat semen interselular gagal melekat, atau mungkin di-
fisiensi Fe, dermatitis, trauma(2). sebabkan semen yang dibentuk oleh matriks tidal( mempunyai
daya lekat atau mengalami degradasi.
Koilonikia
Penyebab onikoskizia yaitu cairan alkali, detergen, cat dan
Koilonikia atau disebut juga spoon nails yaitu bentuk nor-
cairan penghapus cat kuku, infeksi sistemik, faktor endokrino(2,8).
mal bagian tengah LK men jadi datar atau cekung dengan
pinggir lateral dan distal menghadap ke atas, sehingga bentuk Onikoreksis
kuku seperti sendok. LK dapat menebal atau menipis. Sinonimnya yaitu brittle nail.
Koilonikia dapat merupakan kelainan yang didapat atau Pada onikoreksis dijumpai kuku rapuh dan pecah pada tepi
merupakan kelainan yang diturunkan. Pada anak usia 1 atau 2 bebas LK dan fisur memanjang pada LK. Kuku yang rapuh dan
tahun pertama dapat dijumpai bentuk LK seperti ini, yang pada pecah dapat diakibatkan pemakaian sabun kuat, penghapus cat
beberapa kasus menetap sampai dewasa tanpa adanya kelainan kuku, pada keadaan hipotiroid (dikutip dari 9). Kuku rapuh
familial. dapat merupakan manifestasi psoriasis, onikomikosis, anemia
Tipisnyakukudihubungkan dengan status nutrisi yang defisiensi Fe, pakionikia kongenital(2).
buruk dan kurangnya intake asam amino yang mengandung
Onikogrifosis dan Onikokauksis
sulfur. Koilonikiadapatdijumpaipada beberapa keadaan yaitu
Onikogrifosis yaitu LK yang menebal, memanjang, me-
penyakit diabetes, anemi defisiensi Fe, pajanan asam kuat,
lengkung seperti cakar atau tanduk domba. Onikauksis hanya
hipotiroid, nail patella syndrome(2,4,5).
menggambarkan penebalan dan pemanjangan kuku. Pada oni-
Wash Board Nails (Habit Tic Deformity) kogrifosis bagian bebas LK menekan atau masuk ke dalam
Kelainan ini berupa alur transversal yang berdekatan tidak jaringan lunak. Kuku buram, berwarna coklat kekuningan atau
teratur dengan rigi-rigi di tengah LK. Bentuk kuku seperti ini hitam kotor. Pennukaan kuku tidak teratur, beralur. Daerah
biasanya dijumpai pada kuku ibu jari. Alur ini terjadi subungual terisi bahan tanduk. Pada kasus heriditer dapat
disebabkan kebiacaan mendorong lipat kuku proksimal ke mengenai kuku jari tangan atau kaki. Pada kasus didapat kuku
belakang dengan jari telunjuk atau gigi.Bila jarak lekuk jari tangan hampir tidak pernah memperlihatkan kelainan ini.
transversal sangat berdekatan satu sama lain maka terlihat Onikogrifosis dapat disebabkan oleh trauma neuropati perifer,
sebagai alur memanjang di tengah LK(2). pemotongan kuku yang tidak teratur(2,5,7).
6 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
8. Pada onikokauksis kuku keras, menebal, memanjang, per- Twenty Nail Dystrophy
mukaan kuku halus, kuku lebih cembung dan rapuh; mungkin Dijumpai kelainan pada LK berupa alur longitudinal,
disebabkan kelainan pada matriks dan dasar kuku yang me- striae dan onikoreksis. LK dapat menipis atau menebal dan
nambah jumlah keratin lebih banyak(5). Onikokauksis dapat di- berwarna kekuningan atau kasar seperti ampelas. Pada
sebabkan oleh trauma, infeksi jamur, penyakit Darier, psoriasis, pemeriksaan histologi dijumpai perubahan pada matriks yang
pitiriasis rubra pilaris, defek ektodermal; selain itu sesuai dengan liken planus, eksema, psoriasis.
onikokauksis dapat dijumpai pada penyakit jantung kronik, Pernah dilaporkankasus kongenital, heriditer maupun pada
penyakit paru-paru (2,5,7). orang dewasa: Twenty nail dystrophy pada anak dianggap
bukan merupakan suatu entity klinis khusus tetapi mungkin
Pitting suatu tanda fisik beberapa penyakit lain, misalnya liken
Pit terjadi karena adanya kelainan pada matriks proksimal. planus(2,5,6).
Alkiewitz menyatakan adanya keratinisasi yang menyimpang
yaitu adanya kelompok sel parakeratosis yang menyebabkan PERUBAHAN UKURAN LEMPENG KUKU
daerah.tersebutmenjadi lemah, kurang melekat satu sama lain Anonikia
kemudian mengelupas. Teori lain mengatakan disebabkan oleh Anonikia yaitu tidak didapatinya LK.
invasi sel radang, mikroabses pada matriks seperti pada Anonikia kongenital dapat bersifat diturunkan atau me-
psoriasis atau eksositosis limfositik pada pitiriasis rosea dan nyertai malformasi ektodermal atau mesodermal. Lempeng
adanya spongiosis setempat seperti pada eksema(3). kuku tidak dijumpai pada kuku jari tangan dan kaki waktu
Pit berkelompok dapat dijumpai pada orang normal atau lahir. Kadang-kadang waktu lahir dapat dijumpai LK yang
penderita dengan trauma pada matriks kuku. Ukuran, dalam kemudian lepas tidak tumbuh lagi(2,7).
dan dangkalnya pit bervariasi. Umumnya diameter pit kurang Anonikia didapat, disebabkan oleh inflamasi berat aparatus
dari 1 mm. Pit yang dangkal sering didapatkan pada psoriasis. kuku atau timbul bertahap setelah terjadi sikatriks progresifr22.
Barisan pit transversal yang teratur mirip garis Beau Pada beberapa kasus yang ditelusuri, dijumpai pada bayi yang
merupakan tanda karakteristik pada alopesia areata(2,5,6). dilahirkan dari ibu yang menderita rubella pada kehamilan
trimester pertama(2,7).
Median Nail Dystrophy
Mikronikia
Sinonim: solenonikia, distropi mediankanaliformis(Heller)
Mikronikia atau hipoplasi kuku merupakan suatu deformi-
Yaitu suatu defek pada LK yang ditandai oleh fisur me-
tas kongenital yang menyertai beberapa sindrom yang diturun-
manjang di garis tengah yang diapit gelombang transversal
kan. Derajat hipoplasi bervariasi pada penderita yang sama(z.
tidak teratur, sehingga kuku terlihat seperti pohon cemara.
Kelainan ini dapat mengenai satu atau beberapa kuku, biasanya Nail – Patella – Elbow Syndrome
ditemui pada kuku ibu jari. Bagian yang retak mulai terlihat di Sinonim: nailpatellasyndrome,hereditaryosteo-onychodys
bawah kutikel yang bergerak ke depan mengikuti pertumbuhan plasia (Hood).
kuku. Setelah beberapa bulan atau tahun kuku akan kembali Merupakan kelainan struktur ektodermal dan mesodermal,
normal, tetapi dapat kambuh. diturunkan secara autosomal dominan. Sindrom ini ditandai oleh
Penyebab kelainan ini tidak diketahui, tetapi beberapa pe- distrofi kuku, tidak adanya atau hipoplasi patela, penebalan
neliti menganggap disebabkan kerupakan matriks sementara tulang iliaka dan hipoplasi tulang radius dan ulna proksimal(2,7).
yang mengganggu pembentukan kuku. Kelainan ini dijumpai Lempeng kuku distrofik dan tidak pernah mencapai
pada trauma lokal di bagian tengah kuku(2,4,5). pinggir bebas (LK hanya berukuran 1/3 atau 1/2 ukuran
normal). Kuku tampak buram, tipis dan rapuh. Lunula
Pakionikia Kongenital berbentuk segitiga. Pada setiap kasus kuku ibu jari paling
Merupakan kelainan heriditer dengan etiologi yang tidak sering terkena. Kuku jari lainnya terkena dengan gradasi
diketahui. Kelainan kuku terjadi pada 1/2 – 2/3 bagian distal kerusakan makin ringan dari kuku jari telunjuk ke arah
kuku. Bagian proksimal LK licin, mengkilat, melekat pada kelingking(2,5,7).
dasar. Bagian distal terdorong ke atas oleh akumulasi bahan
keratin di bawahnya, sehingga bagian LK bebas menghadap ke PERUBAHAN BENTUK KUKU
atas dan membentuk sudut 30 – 40 derajat terhadap aksis
Clubbing Finger
falang. LK berwarna abu-abu kekuningan atau coklat dan
Sinonim: acropachy, hippocratic nail, watch glass nail.
buram. Dapat terjadi pelepasan kuku spontan dan tumbuh
Perubahan tidak hanya terjadi pada kuku tetapi juga me-
kembali dengan deformitas yang lebih berat(2.7). Jadaschon &
ngenai falang terminal. Clubbing disebabkan meningkatnya
Lewandoski melaporkan selain kelainan kuku juga dapat
kelenturan LKproksimal akibat hipertrofi dan hiperplasi stroma
disertai kelainan pada mukosa, gigi, keratoderma palmoplantar.
fibrovaskular falang distal. Sudut Lovibond melebihi 180°
Masalah yang sering terjadi yaitu paronikia disebabkan
(normal: 160°)(2.7).
bakteri atau kandida. Pemakaian asid salisil 10%–40% atau
Clubbing merupakan tanda beberapa penyakit sistemik,
urea oklusi dan kuku direndam dalam air akan melunakkan
antara lain: penyakit paru kronik, penyakit jantung, penyakit
kuku sebelum dipotong(2,7).
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 7
9. kelenjar tiroid. Pada beberapa kasus clubbing sudah ada sejak Tetrasiklin
lahir tanpa penyakit yang mendasarinya(2,5,7). Komponen yang paling sering menimbulkan perubahan
Shell nails yaitu bentuk kuku yang menyerupai clubbed kuku yaitu dimetil klortetrasiklin. Tetapi tetrasiklin HC1,
nail yang dijumpai pada pegderita bronkiektasis lama. LK tipis doksisiklin dan minosiklin juga dapat menimbulkan perubahan
terpisah dari dasar, datar kuku dan tulang di bawahnya atrofi(2,4). warna pada LK. LK berwarna kekuningan atau kecoklatan.
Adanya triad: fotosensitisasi di bagian tubuh yang terbuka,
Racket Nail perubahan warna LK dan onikolisis memberi kesan kuat
Pada racket nail, falang distal lebih pendek dan lebih lebar disebabkan oleh tetrasiklin.
sehingga kuku di atasnya menjadi lebih pendek dan lebih besar Pemakaian lama tetrasiklin pada penderita akne menye-
dari normal. Kuku tampak datar disebabkan hilangnya babkan lunula berwama kuning(11).
lengkung transversal.
Antimalaria
Kelainan ini diturunkan secara autosomal dominan. Pada
Pigmentasi yang ditimbulkan oleh obat antimalaria terjadi
hiperparatiroid dapat dijumpai bentuk racket nail disebabkan
di kulit, mukosa, dasar kuku, jarang di lempeng kuku. Klorokuin
erosi tulang di bawahnya. Racket nail yang disertai kelainan
hidroksiklorokuin menyebabkan warna biru keabu-abuan, biru-
lain dikenal dengan istilah brakionikia.
hitam. Kuinakrin menimbulkan warna kekuningan(11).
Sindrom-sindrom yang disertai brakionikia: sindrom Larsen,
sindrom pyknodisostosis, sindrom Rubinstein-Taybi(2,7). Obat sirostatik
Obat kemoterapi menimbulkan kelainan pada LK dengan
bermacam-macam bentuk, antara lain: pigmentasi, garis Beau,
PERUBAHAN WARNA KUKU pengelupasan kuku, onikolisis, distrofi; yang paling sering
Perubahan warna kuku dapat menggambarkan proses pato- ialah pigmentasi dan pertumbuhan kuku lambat. Rangsangan
logis kuku yang merupakan petunjuk beberapa penyakit sis- sel melanosit matriks mungkin menyebabkan sebagian besar
temik, penyakit kulit atau suatu diagnosis spesifik. Perubahan perubahan pigmentasi. Dengan adanya efek Tyndal warna yang
wama dapat disebabkan oleh endapan zat dan warna yang terlihat dapat berbeda-beda. Mekanisme yang diduga pada
timbul tergantung tempat dan sifat zat yang diendapkan(1,10,11). perubahan warna kuku ialah toksisitas pada struktur kuku, foto-
Jeanmougin membuat klasifikasi perubahan warna kuku sensitivitas(11).
berdasarkan etiologi(11) yaitu : Adriamisin dan siklofosfamid adalah penyebab yang
1. agen eksterna paling sering menimbulkan perubahan warna pada kuku.
2. obat sistemik Perubahan wama yang sering yaitu kecoklatan, hitam dengan
3. infeksi bakteri & fungus bentuk pita longitudinal atau transversal. Dikatakan bila
4. penyakit kulit dijumpai beberapa pita menunjukkan pemberian kemoterapi
5. penyakit sistemik yang berlebihan atau sudah berlangsung lama(11).
6. agen fisik
Perubahan Warna Disebabkan oleh Fungus dan Bakteri
Perubahan Warna Disebabkan Agen Eksterna Tipe white superficial onychomicosis merupakan bentuk
Warna yang timbul pada LK akibat penetrasi endapan kelainan LK yang diinvasi primer oleh jamur. Pada bentuk ini
pigmen agen eksterna pada LK tidak akan hilang bila dicuci infeksi terjadi pada LK bagian superior, ditandai oleh bercak-
dengan cairan pelarut, tefapi dengan pertumbuhan kuku, warna bercak putih buram yang kemudian meluas, bersatu ke seluruh
akan menghilang secara bertahap. permukaan LK. Kuku menjadi kasar, kekuningan, hancur. Dari
Bahan eksterna yang dapat menyebabkan perubahan warna lesi ini paling sering dijumpai T. mentagrophytes tetapi dapat
kuku yaitu cat sepatu, tinta, cat kuku, zat pewarna, bahan juga dijumpai spesies Aspergillus, Cephalosporium(11).
pengeras kuku dan garam chromium(11). Pada bentuk lain, perubahan pada LK yang disebabkan
jamur merupakan proses Ian jut mengikuti infeksi pada hipo-
Perubahan Warna Disebabkan Obat Sistemik nikium, dasar kuku(11).
Kelainan pada LK akibat obat sistemik dapat berupa per-
ubahan warna sampai rasa nyeri dan lepasnya LK. Daniel CR Perubahan warna LK yang disebabkan infeksi baked
membuat klasifikasi mekanisme yang terjadi yaitu : Terjadi pada kuku yang mengalami onikolisis atau paronikia
a. toksisitas pada matriks berat akibat infeksi kuman Pseudomonas aeruginosa yang
b. toksisitas pada dasar kuku/hiponikium menghasilkan pigmen piosianin yang berwarna hijau. Pigmen
c. toksisitas pada struktur periungual tersebut diendapkan pada LK. Kelainan warna ini dapat
d. toksisitas kombinasi di atas mengenai seluruh permukaan LK atau hanya sebagian LK. LK
e. idiopatik berwarna hitam kebiruan atau hijau dan sering berbau(11).
Toksisitas pada matriks menunjukkan manifestasi yang
bermacam-macam. Rangsangan melanosit matriks menimbulkan Perubahan Warna Lempeng Kuku pada Penyakit Kulit
pigmentasi berupa pita transversal, longitudinal atau, endapan Beberapa penyakit kulit yang menimbulkan perubahan
difus(11). warna pada lempeng kuku antara lain :
8 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
10. Akantosis nigricans coklat Warna putih ini umumnya dianggap disebabkan keratinisasi
Sindrom Bazex kuning yang tidak sempurna sehingga debris inti tertahan di LK.
Lepra putih Banyak keterangan yang diajukan terhadap perubahan warna
Pakionikia kongenital kuning-coklat ini tetapi tidak satupun yang memuaskan(5).
Psoriasis coklat-kuning Leukonikia pungtata dapat terjadi pada penyakittifus,
Sindrom Reiter coklat-kuning nefritis karena trauma dan infeksi jamur, bahkan pada orang
Nevus pigmentosus coklat-hitam normal. Leukonikia striata dapat disebabkan kelainan herediter,
trauma otak hebat, keracunan arsen (Meen's transverse band),
Perubahan Warna Kuku pada Penyakit Sistemik pelagra. Leukonikia totalis dapat dijumpai pada penderita
Penyakit Perubahan warna sirosis hepatis, penyakit jantung, diabetes melitus, tuberkulosis
Defisiensi B12 coklat-hitam dan arteritis reumatoid atau dapat normal terjadi pada anak
Bronkhiektasi biru muda atau kekuningan umur 1-4 tahun(7,11).
Hemochromatosis abu-abu, coklat, putih
Hiperbilirubinemia coklat, kuning KEPUSTAKAAN
Hipertiroidi coklat 1. Baden P, Zaias N. Biology of nails. In: Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff K.
Malnutrisi coklat difus, pita coklat et al (eds.) Dermatology in General Medicine. 3rd ed. New York: Mc
Yellow nail syndrome kuning difus atau kehijauan Graw-Hill Book Co, 1987: 219-23.
2. Silverman R. Nail and appendegeal abnormalities. In: Lawrence A,
Schachner MD, Hansen C. Pediatric Dermatology. 1st ed. New York,
Perubahan Warna Lempeng Kuku Akibat Agen Fisik London,Edinburgh, Melbourne: Churchill Livingstone Inc, 1988: 613-31.
Pada penderita yang mendapat terapi radiasi sering 3. Norton LA. Disorder of the nails. In: Moschella SL, Hurley HJ (eds).
dijumpai perubahan warna berupa pita transversal biru-hitam Dermatology. 2nd ed. Philadelphia, London, Toronto, Sydney: WB
dan atau wama coklat difus pada kuku jari. Pigmentasi Saunders Co, 1985: 1398-420.
4. Beaven DW, Brooks SE. A colour atlas of the nail in clinical diagnosis,
disebabkan endapan pigmen melanin(11). Wolfe Medical Publ Ltd. 1984: 20-128.
Trauma pada matriks menyebabkān terjadinya hematon 5. Dawber RPR, Baran R. The nails. In: Rook A, Wilkinson DE, Ebling FJG,
subungual yang kemudian masuk ke dalam LK. Perubahan Champion RH, Burton IL (eds), Text Book of Dermatology. 4th ed.
wama ini akan bergerak ke depan sesuai pertumbuhan kuku(11). Blackwell Scient Publ, 1988: 2039-73.
6. Achten G, Parent D. Review: the normal and pathologic nail. Internat J
Deimatol 1983; 22: 556-65.
7. Butterwonh T, Ladda RL. Nails. In: Clinical Genodermatology vol 2,
LEUKONIKIA Praeger Publ, 1981: 281-302.
Sinonim: leukopathia unguium 8. Shelley WB, Shelley ED. Onychoschizia Scanning Electron Microscopy. J
Am. Acad Dermatol 1984; 10: 623-7.
Warna putih pada kuku dibagi menjadi 3 bentuk yaitu 9. Soepardiman L. Kelainan Kuku. In: Bmu Penyakit Kulit Dan Kelamin. 1st
partial, totalis atau striata. Leukonikia dapat merupakan kelain- ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 1987: 259-64.
an didapat atau kongenital. Bentuk striata berupa pita transversal 10. Baden HP, Zaias N. Nails. In: Fitzpatrick TB, Eisen AZ, Wolff K,
tunggal atau multipel terletak dekat lunula. Dengan pertumbuh- Freedberg IM, Austen KF (eds), Dermatology in General Medicine, 3rd
ed. New York: Mc Graw-Hill Book Co, 1987: 651-64.
an kuku secara bertahap akan bergerak ke ujung bebas. Bentuk 11. Mougin MJ, Civatte J. Nail dyschrimia. Internat J Dermatol. 1981; 22:
totalis berupa. wama putih pada seluruh LK, atau LK tampak 279-90
seperti porselen tanpa disertai perubahan lain pada LK(1,11).
Friendship is always a sweet responsibility, never an
opportunity (Kahlil Gibran)
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 9
11. Kelainan Dasar dan Lipat Kuku
Grace Widodo, Erdina H.D.P., A. Kosasih
Bagian Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Ciptomangunkuswno, Jakarta
PENDAHULUAN dorsal, yang membentuk dorsal epidermis jari dan bagian
Suatu penyakit dapat memberikan berbagai bentuk lesi pada ventral yang menutupi lempeng kuku yang baru dibentuk.
kuku yang berbeda, dan sebaliknya, satu kelainan kuku dapat Proses keratinisasi tidak berbeda dengan epidermis di tempat
merupakan ekspresi dari berbagai macam penyakit dengan etio- lain. Lapisan tanduk bagian ventral menjadi melekat dengan
logi, perjalanan penyakit dan prognosis yang berbeda. Hal ini permukaan lempeng kuku yang baru dibentuk dan bergerak ke
menyebabkan diagnosis kelainan kuku menjadi sulit(1,2). Untuk distal untuk jarak pendek. Lapisan tanduk ini disebut kutikula.
dapat mendiagnosis kelainan pada kuku dengan lebih baik, Penyakit yang mengenai lipat kuku proksimal mempengaruhi
adalah panting untuk mengenal struktur kuku yang normal ter- lempeng kuku yang baru dibentuk(2).
lebih dahulu(1).
Pada makalah ini akan dibicarakan mengenai struktur dasar Struktur subkutan
dan lipat kuku, kelainan yang berhubungan serta penanggulang- Dermis pada apendiks kuku dibatasi oleh falang di bawah-
annya. nya, dan tidak terdapat jaringan subkutis. Dermis dan epidermis
dasar kuku bersatu dengan gambaran tongue in groove. Daerah
STRUKTUR DASAR DAN LIPAT KUKU dermis ini mengandung banyak kapiler yang memberi wama
Dasar kuku pink, serta badan glomus. Darah dialirkan dari arteri digitalis
Dasar kuku merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku, yang mempunyai banyak cabang dorsal, ventral dan cabang
yaitu dari batas lunula sampai ke hiponichium(3,4). Sebagian sel untuk lipat kuku proksimal. Bagian distal membentuk ranting-
epidermis dasar kuku menyatu dengan lempeng kuku, yaitu ranting proksimal dan distal yang memberi makan pulpa, dasar
bagian ventral lempeng kuku(5). Pada dasar kuku yang matur kuku dan hiponikium. Jalannya saraf sesuai dengan pembuluh
tidak terdapat granula keratohialin, tetapi pada beberapa keada- darah(3).
an patologis dasar kuku menunjukkan lapisan granular, dan
terdapat produksi stratum korneum yang sama dengan KELAINAN PADA DASAR DAN LIPAT KUKU
epidermis normal. Produksi sel-sel tanduk dalam keadaan Kelainan pada dasar dan lipat kuku dapat dibagi men-
seperti ini dapat mendorong lempeng kuku ke atas(3). jadi(5,6,7) :
I. Kelainan pada lipat kuku
Lipat kuku II. Kelainan pada dasar kuku
Lipat kuku proksimal dan lateral merupakan batas dan III. Kelainan lain yang dapat terjadi pada dasar dan lipat kuku:
pelindung struktur dan menolong arah pertumbuhan kuku(3,5). 1) Kelainan yang berhubungan dengan penyakit kulit
Lipat kuku proksimal merupakan perluasan dari epidermis pada 2) Kelainan yang berhubungan dengan penyakit sistemik
dorsum kuku yang melindungi matriks dan kutikula adalah 3) Clubbing
produk keratinnya. Struktur ini sangat panting, karena penyakit 4) Kelainan pigmentasi
kuku yang terbanyak, paronikia kronik, terutama mengenai daerah 5) Penyakit herediter/kongenital
ini. Lipat kuku terdiri dari dua lapis epidermis yaitu bagian 6) Tumor
10 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
12. 7) Trauma an yang banyak berhubungan dengan air, pasien dianjurkan
untuk memakai sarung tangan karet(4,5,8). Dapat digunakan timol
I. KELAINAN PADA LIPAT KUKU 2-4%, atau alkohol 95% untuk meningkatkan kekeringan(5,8).
Kelainan yang sering terjadi pada lipat kuku adalah pa- Anti jamur topikal seperti him mikonasol, klotrimasol, nistatin
ronikia. atau amfoterisin B sebaiknya diberikan. Barlow dkk(5) meng-
anjurkan penggunaan antibiotika topikal pada siang hari dan anti
Paronikia jamur topikal pada malam hari.Bila lebih parah dianjurkan mem-
Lipat kuku dapat terkena infeksi, antara lain oleh bakteri, berikan eritromisin per oral, karena mereka selalu menemukan
jamur ataupun yang lainnya(6). Gambaran klinis paronikia adalah stafilokok patologik yang sensitif terhadap antibiotik ini pada
merah, bengkak, dapat terjadi akumulasi Pus dan pemisahan keadaan ini. Norton menganjurkan untuk mencoba memberikan
lipat kuku dari lempeng kuku, sehingga meninibulkan ruangan ketokonasol oral bila terapi antijamur topikal tidak memberikan
yang tidak ada pada kuku normal(6). hasil yang baik(3). Pada pasien dengan tangan dingin, dianjur-
Beberapa penulis membagi paronikia menjadi paronikia akut kan untuk memberikan vasodilator(5).
dan paronikia kronik(5,8).
Paronikia akut II. KELAINAN PADA DASAR KUKU
Paronikia akut merupakan keluhan yang sering terjadi dan Dua macam kelainan yang sering terjadi pada dasar kuku
biasanya disebabkan oleh stafilokokus. Keadaan ini dapat di- adalah onikolisis dan perdarahan(2).
dahului oleh trauma lokal, misalnya kuku pecah, atau menggigit
kuku, atau dapat pula terjadi tanpa trauma pendahuluan. Juga Onikolisis
sering terjadi sebagai komplikasi paronikia kronik, bila terkena Onikolisis merupakan pemisahan lempeng kuku dari dasar
organisme lain, termasuk streptokokus, Pseudomonas pyocya- kuku(5,7). Bila seluruh kuku terpisah, disebut onikomadesis.
neaceae, organisme koliform dan Proteus vulgaris. Gejalanya Mekanisme pemisahan lempeng kuku belum diketahui, tetapi
adalah bengkak yang nyeri pada lipat kuku dan dapat berhubungan dengan banyak penyakit dan keadaan(6,7). Daerah
mengeluarkan pus. Bila letaknya cukup superfisial,'dapat yang terpisah berwama pucat disebabkan karena kehilangan
dengan mudah didrainase melalui insisi dengan menggunakan refleksi cahaya dari dasar kuku. Baran(5) membedakan onikolisis
skalpel yang tajam, tanpa anestesi. sebagai onikolisis idiopatik dan onikolisis sekunder.
Lesi yang lebih dalam paling baik diobati dengan Onikolisis idiopatik merupakan pelepasan lempeng kuku
antibiotika dulu, tetapi bila tidak cepat membaik, diperlukan dari dasar kuku yang tidak nyeri, yang timbul tanpa sebab yang
insisi dengan anestesi. Beberapa pengarang menganjurkan jelas.
pengangkatan sepertiga lempeng kuku untuk menambah
drainase dan mempercepat penyembuhan(5). Onikolisis sekunder
Banyak keadaan yang dapat menyebabkan onikolisis, me-
Paronikia kronik rupakan satu dari gejala kuku, yang tersering terjadi.
Ini merupakan satu dari keluhan kuku tersering yang Penyebab onikolisis ini dapat dikelompokkan sebagai
ditemui pada praktek dermatologi. berikut(5,7) :
Paronikia kronik sering terjadi pada orang yang tangannya a) Kelainan dennatologik : psoriasis, infeksi jamur, dermatitis
banyak terkena air, terutama orang-orang dengan tangan yang b) Penyakit sistemik : gangguan sirkulasi, hipertiroidism,
dingin. Sering terjadi pada orang yang diabetik. Lebih sering yellow nail syndrome
pada wanita daripada pria. Dapat timbul pada umur berapa saja, c) Trauma : trauma minor, kasus karena kerja
tetapi kasus tersering adalah antara 30 sampai 60 tahun. Kadang- kimiawi : kosmetik kuku, fluorourasil 5% topikal pada
kadang terlihat pada anak-anak, terutama akibat pengisapan jari ujung jari.
atau jempol. Merupakan penyakit yang dominan pada ibu-ibu d) Obat.
rumah tangga dan orang yang mempunyai pekerjaan tertentu Pengobatan
seperti juru masak, pelayan bar, pedagang ikan(4,5). Pasien dianjurkan untuk memotong sebanyak mungkin kuku
Gejala dimulai sebagai pembengkakan ringan, jauh lebih yang lepas dan memberi sulfasetamid 15% dalam alkohol 50%
ringan daripada paronikia akut. Kutikula dapat hilang dan pus atau preparat steroid topikal yang mengandung antibiotik dan
dapat terbentuk di bawah lipat kuku. Keadaan ini biasanya nistatin pada dasar kuku dua atau tiga kali sehari, atau meng-
disebabkan oleh infeksi Candida albicans(5). gunakan mikonasol hidrokonison him. Perlekatan kembali
Eksaserbasi akut dapat terjadi dan biasanya disebabkan lambat dan kuku yang terlepas harus dipotong kembali beberapa
oleh infeksi bakteri sekunder. Berbagai organisme dapat kali bila perlu. Tujuan pengobatan adalah untuk mencegah
ditemukan, termasuk Stafilokokus aureus atau albus, Proteus infeksi menjadi menetap di bawah kuku yang terlepas, karena
vulgaris, Escherichia coli dan Pseudomonas pyocyanea. Pada ini menyebabkan penebalan dasar kuku dan mencegah
kasus yang lama ukuran kuku dapat berkurang dan kesan ini perlekatan kembali. Timol 4% dalam khloroform dianjurkan
diperbesar oleh pembesaran lipat kuku(5). untuk mencegah infeksi dan maserasi lebih lanjut dari dasar
Bagian yang sangat penting pada pengobatan paronikia kuku, tetapi sering pula diberikan timol 2%, selama pasien
kronik adalah menjaga agar tangan tetap kering. Untuk pekerja- dapat mentolerir, dan biasanya efektif(5).
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 11
13. Perdarahan yang diencerkan dengan NaCl normal sampai konsentrasi 5mg/
Perdarahan pada kuku umumnya timbul setelah trauma ml. Ditentukan daerah yang paling banyak terkena, dan 0,1 ml
pada daerah kuku; ukuran dan bentuknya, seperti yang terlihat solutio dusintikkan dalam 2 atau 3 daerah terpisah pada interval
pada kuku tergantung lokasi dan besarnya perdarahan(6). Per- 3 sampai 4 minggu. Ada yang berpendapat bahwa pengobatan
darahan ke dalam dasar kuku dapat tampak sebagai splinter ini tidak untuk penggunaan rutin, karena bagaimanapun ada ke-
hemorrhages atau sebagai hematoma yang Was dan nyeri(7). mungkinan transfer infeksi virus dari satu pasien ke yang lain,
Splinter hemorrhages adalah tanda unik yang timbul hanya karena aparatus ini sulit untuk disterilisasi dan sering terjadi
pada dasar kuku dan terbentuk akibat hubungan struktur relaps(5).
epidermal-dermal pada dasar kuku. Pada dasar kuku rigi
Penyakit Darier
epidermal adalah rigi longitudinal yang cocok dengan tongue-
Manifestasi penyakit Darier adalah garis merah dan putih
ingroove fashion dengan yang dari epidermis. Dalam rigi
longitudinal, rigi longitudinal, lempeng kuku yang rapuh yang
dermal inilah perdarahan kecil timbul, seringkali mengenai dua
menunjukkan iregularitas bentuk V pada tepi distal, dan sub-
atau tiga rigi, dan memberi gambaran longitudinal tampak
ungual hiperkeratosis(6).
seperti pecah (splinter). Bagian dari perdarahan yang tinggal di
dermis di reabsorbsi, sedang bagian di epidermis atau di lapisan Liken Planus
tanduk kemudian melekat pada lempeng kuku, dan bergerak ke Pada dasar kuku dapat ditemukan papul-papul merah-ungu
distal dengannya(6). yang dapat terlihat melalui lempeng kuku, juga hiperkeratosis
Penyebab yang tersering adalah trauma minor, selain itu subungual difus. Berbagai derajat perubahan lempeng kuku
splinter haemorrhages juga sering timbul pada berbagai pe- dapat ditemukan, dan manifestasi lanjut adalah pembentukan
nyakit sistemik, termasuk endokarditis bakterialis subakuta, pterigium bila matriks hancur(6,8).
rheumatoid arthritis yang berat, stenosis mitral, ulserasi peptik, Pengobatan penyakit ini sama dengan yang diterangkan
hipertensi dan neoplasma maligna. Dalam praktek dermatologi, pada psoriasis. Bila inflamasi parah, penggunaan kortikosteroid
sering ditemukan berhubungan dengan psoriasis, dermatitis, sistemik dapat dicoba untuk mencegah hilangnya kuku secara
dan infeksi jamur pada kuku(5). permanen(8).
Pada hematoma yang besar, dapat menimbulkan rasa nyeri.
Dermatitis
Nyeri yang timbul pada hematoma ini mungkin dapat dikurangi
Kuku dapat terkena segala bentuk dermatitis yang
dengan menusuk lempeng kuku dengan alat yang tajam, kauter
mengenai tangan, dan terutamā lipat kuku posterior. Perubahan
atau bor kecil(5,7).
biasanya distrofik, berakibat kasarnya permukaan lempeng
kuku,pitting yang kasar dan beberapa perubahan warna. Rigi
melintang dapat tampak pada kuku yang terkena. Dermatitis
III. KELAINAN LAIN YANG DAPAT TERJADI PADA
pada ujung jari dapat disertai onikolisis.
DASAR DAN LIPAT KUKU
Tidak ada pengobatan spesifik dibutuhkan, perubahan pada
kuku-kuku akan sembuh perlahan-lahan bila dermatitis ter-
1. Kelainan yang berhubungan dengan penyakit kulit
kontrol(6).
Psoriasis
Herpetic whitlow
Perubahan kuku sering terjadi pada psoriasis. Kelainan yang
Penyakit ini jarang terjadi,dan lebih sering terdapat di antara
sering terjadi adalah pitting, onikolisis dan perubahan warna
perawat. Ini disebabkan oleh inokulasi virus herpes simplex dan
serta penebalan subungual dan kelainan lain pada lempeng kuku.
muncul sebagai bula tunggal atau berkelompok dekat dengan
Onikolisis (distal atau lateral) yang timbul merupakan akibat lesi
kuku, dan dapat memberi gambaran seperti sarang tawon.
psoriatik yang timbul pada hiponychium dan bagian distal dasar
Mulamula jemih, kemudian bula dapat menjadi purulen dan
kuku. Penebalan subungual adalah akibat lesi psoriatik yang
dapat pecah dan diganti oleh krusta. Lesi ini dapat sangat nyeri.
mengenai hiponychium dan bagian distal dasar kuku dalam
Diagnosis ditegkkan dengan menemukan virus dari bula
waktu yang lebih lama daripada onikolisis, menyebabkan pe-
baru dan dengan pemeriksaan sitologik dari dasar bula. Terapi
nebalan lapisan tanduk di bawah lempeng kuku(5).
sesuai dengan pengobatan herpes simpleks di daerah lain(5).
Pengobatan psoriasis kuku biasanya ditujukan pada peng-
obatan psoriasis kulit. Bersihnya psoriasis generalisata biasanya
2. Kelainan yang berhubungan dengan penyakit sistemik
diikuti dengan penyembuhan yang terlambat dari kuku. Peng-
obatan psoriasis dengan metotreksat biasanya membawa pe- a. Perubahan yang berhubungan dengan gangguan meta-
nyembuhan pada kuku(5,8). Ada tenggang waktu dari saat obat bolik(6).
diberikan sampai suatu kuku baru yang normal terlihat tumbuh Terry's nails. Terdapat pada pasien dengan sirosis dan di-
dari bawah lipat kuku proksimal(6). Terapi PUVA mungkin dapat anggap berhubungan dengan hipoalbuminemia. Seluruh ujung
berguna. Aplikasi kortikosteroid potensi kuat secara topikal kuku proksimal berwarna putih sebagai akibat perubahan pada
dengan oklusi dapat ditambahkan(5,8). Suntikan lokal pada dasar kuku, sedang 1 atau 2 mm distal kuku sering berwarna
matriks kuku dan/atau dasar kuku dengan jarum atau Dermo-Jet merah muda.
dapat menolong(5,8). Untuk prosedur ini dipakai triamsinolon Garis Muehrcke. Adalah garis-garis paralel putih yang ber-
12 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
14. pasangan terlihat pada pasien dengan hipoalbuminemia. Garis- Perubahan warna sehubungan dengan pigmentasi dapat
garis ini tidak bergerak keluar dengan pertumbuhan kuku dan pula terjadi pada dasar kuku, antara lain disebabkan oleh
dianggap disebabkan karena perubahan pada dasar kuku. penyakit sistemik seperti Peutz-Jeghers, yang memberi warm
Half and half nails, dilaporkan sering terjadi pada gagal hitam oleh pigmen melanin, maupun oleh obat anti malaria
gin jai. Pada kondisi ini bagian proksimal kuku putih dan 20 seperti khlorokuin yang memberi warna biru-coklat(2,6).
sampai 50 persen distal merah. Ini juga dihubungkan dengan
perubahan dasar kuku. Perubahan ini tidak seluruhnya spesifik 5. Penyakit herediter
karena dapat dijumpai pada orang normal atau pasien dengan Sejumlah penyakit yang diturunkan dapat mengenai dasar
penyebab lain yang tidak berhubungan. Lebih jauh, ada variasi kuku antara lain penyakit Darier-White, yang mengakibatkan
berbeda dalam presentasi kuku yaitu putih dan merah pada hiperkeratosis dan perubahan warna pada dasar kuku, dan
penyakit ginjal dan hati. .. pachyonychia congenita yang menyebabkan hipertrofi pada
Yellow nails ditemukan pada pasien dengan edema kronik. dasar kuku.
Kelainan ini dianggap disebabkan oleh kelainan pada saluran Pada pachyonychia congenita, perubahan terutama adalah
limfatik(6). hipertrofi dasar kuku. Saat lahir kuku tampak normal, tetapi
segera sesudahnya perubahan warna kuning-coklat tampak.
b. Gangguan sirkulasi
Perubahan ini berlanjut sampai lempeng kuku terangkat.
Perubahan kuku berhubungan dengan sirkulasi perifer
Pada akrodermatitis enteropatika, suatu penyakit resesif
yang terganggu. Pada situasi tertentu, kuku sangat terpengaruh
yang berhubungan dengan defisiensi zink yang disebabkan ka-
pada efek dingin. Arteri digitalis akan spasme, menyebabkan
rena absorbsi metal yang buruk dari usus, dapat mengenai
fenomena Raynaud. Sejumlah perubahan terjadi pada penyakit
daerah periungual. Proses eksematosa yang mengenai lipat
Raynaud yang lama. Rigi longitudinal, penipisan, pecah longi-
kuku proksimal dan lateral dapat menyebabkan perubahan pada
tudinal dan brittle adalah perubahan yang sering timbul. Oni-
lempeng kuku(6).
kolisis, dan pterigium juga dapat ditemukan. Perubahan yang
sama pada kuku dapat disebabkan oleh kelainan oklusif pem-
6. Tumor
buluh darah oleh sebab lain. Iskemi digitalis akuta dapat
Tumor-tumor pada daerah kuku relatif sering terjadi. Neo-
menyebabkan blue toe syndrome yang disebabkan oleh mikro-
plasma pada daerah kuku terdiri dari tumor jinak dan tumor
emboli dari sumber yang lebih proksimal pada cabang arteri.
ganas. Diagnosis klinik kadang-kadang sulit karena faktor-
Perubahan lain yang lebih jarang pada gangguan sirkulasi
faktor trauma, infeksi, ada atau tidaknya pigmentasi, dan
adalah pembentukan pterigium. Ini disebabkan oleh destruksi
karena lempeng kuku yang translusen menutupi tanda fisik
parsial matriks dan fusi epitel lipat kuku dorsal dan dasar kuku.
pada dasar kuku. Juga tumor yang dikenal baik di tempat lain,
Pengobatan harus ditujukan pada penyakit yang menyebab-
dapat mempunyai bentuk yang lain pada daerah kuku. Daerah
kannya dan pasien harus dianjurkan untuk menjaga tangannya
paronikial yang mengelilingi dasar kuku dan matriks adalah
hangat setiap waktu. Vasodilator kadang-kadang menolong(6).
daerah yang tersering terkena lesi tumor(8).
c. Periungual telangiektasis
Telangiektasis pada lipat kuku dapat terlihat pada berbagai Tumor jinak yang umum terjadi pada kuku
penyakit dan pada beberapa orang normal. Perubahan ini sering
Veruka
terlihat pada lupus eritematosus, walaupun tidak dapat dipakai
Tumor di sekitar kuku yang tersering adalah verukdo.
sebagai tanda diagnostik penyakit ini(6).
Veruka periungual dapat diterapi dengan destruksi
menggunakan kauter dan kuret atau dengan spray nitrogen cair.
3. Clubbing
Banyak kasus memberi respon yang baik dengan asam salisilat
Clubbing jari-jari, telah dikenal sejak dulu sebagai tanda
40%. Veruka di bawah kuku dapat diterapi setelah kuku di
dari penyakit yang mendasarinya, tetapi temyata clubbing
atasnya diangkat atau dipotong(6).
idiopatik dapat timbul sejak lahir tanpa penyakit yang
mendacarinya. Pada fase dini, hanya terjadi hilangnya sudut Granuloma piogenikum
normal antara lempeng kuku dan lipat kuku posterior. Sudut Lesi ini biasanya terlihat setelah trauma pada daerah terse-
yang dibuat antara iipat kuku proksimal dan lempeng kuku but. Ia dapat berasal dari lipat kuku lateral atau dari hiponikium
(sudut Lovibond) melebihi 180 derajat. Pada orang normal dan dapat membesar mengenai alas kuku. Destruksi sempurna
sudut ini kurang dari 180 derajat. Selanjutnya falang distal lesi tersebut dengan elektrodesikasi biasanya memberikan
membesar dan dapat terjadi pembesaran kuku. penyembuhan(6).
Kebanyakan kasus clubbing jari terjadi pada pasien dengan
Fibroma
penyakit paru-paru yang kronik atau penyakit jantung sianotik,
Fibroma kuku seringkali timbul pada pasien dengan tu-
tetapi juga terlihat pada pasien dengan penyakit timid dan be-
berous selerosis, dan tampak tersering sesudah pubertas. Lokasi
berapa penyakit abdominal, termasuk sirosis biller, dan kolitis
biasanya periungual, tetapi dapat juga subungual. Fibroma pada
ulseratif(6).
matriks dapat mengakibatkan penipisan dan bahkan destruksi
lempeng kuku. Eksisi biasanya menyembuhkan(5,6).
4. Kelainan pigmentasi
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 13
15. Nevus junctional Terapi adalah amputasi bila tulang di bawahnya terkena,
Lesi jinak ini tidak jarang timbul pada orang kulit hitam. dan bila tidak, dilakukan eksisi lokal(5).
Sarang-sarang sel nevus pada matriks menyebabkan pigmentasi
yang berat pada lempeng kuku(6). Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal jarang terlihat pada daerah subungual.
Kista miksoid
Terapi adalah dengan eksisi lokal atau elektrodesikasi(6).
Kista miksoid sering terjadi pada bagian lateral atau dorsal
jari bagian distal(6). Masa ini merupakan perubahan degeneratif
Melanoma maligna
pada jaringan konektif falang distal. Ia membentuk suatu lesi
Tumor ini jarang terjadi, tetapi penting untuk diketahui.
yang kecil dan kistik dengan permukaan yang licin dan mengkilat
Biasanya ditandai dengan pertumbuhan subungual yang berpig-
hampir translusen(5). Bila terdapat pada lipat kuku proksimal;
mentasi, dengan masuknya pigmen ke daerah parokinia (tanda
dapat mempengaruhi pembentukan lempeng kuku(5).
Hutchinson)(5,6,8).
Terapi antara lain dengan ditusuk berulang kali, eksisi, cryo-
Bila diduga melanoma, perlu dilakukan biopsi. Bila
surgery, aspirasi lesi dan suntikan triamsinolon, dan pengangkat-
diagnosis telah ditegakkan, jari hams diamputasi segera.
an lipat kuku proksimal dengan kista yang berhubungan(5).
Kelenjargetah bening perlu diangkat kemudian bila ada dugaan
Ekondroma penyebaran sekunder pada daerah ini(5).
Ini merupakan tumor jinak soliter kartilago yang timbul
pada jari-jari. Bila timbul pada falang distal akan menyebabkan
pembesaran ujung jari, memberi gambaran seperti clubbing 7. Trauma
jari. Bila timbul dekat lipat kuku proksimal dapat menyerupai Trauma dapat menyebabkan kerusakan kuku dalam ber-
paronikia dan menyebabkan deformitas lempeng kuku(5). bagai cara. Trauma tersebut dapat tunggal, sekali-sekali, atau
Terapi adalah dengan eksisi atau mengangkat jaringan berulang (seperti menggigit kuku)(5).
kondroid dan mengisi rongga yang terbentuk, bila perlu dengan Trauma tunggal atau sekali-sekali dapat mengakibatkan
bone graft(5,6). perdarahan, pecahnya kuku, atau bila cukup berat, hilangnya
seluruh kuku.
Eksostosis subungual
Trauma yang berulang seringkali lebih ringan, dan pasien
Tumor jinak tulang ini tersering dijumpai pada jari kaki
mungkin tidak menyadarinya. Beberapa tipe tertentu :
yang besar. Tampak sebagai pembengkakan di bawah kuku,
Menggigit kuku
dan dapat mendorong ujung kuku, dapat pula menyebabkan de-
Ini merupakan kebiasaan yang sangat umum terjadi. Dapat
formitas kuku dan rasa nyeri. Penyakit ini dapat didiagnosis
menyebabkan onikolisis dan paronikia(5,7). Terapi biasanya ku-
dengan radiografi(5,6).
rang memuaskan, karena pasien sulit untuk menghentikan ke-
Tumor glomus biasaannya. Psikoterapi mungkin berguna untuk beberapa
Tumor ini sering berlokasi di daerah subungual dan pada pasien(5).
penekanan menimbulkan rasa nyeri yang menjalar. Pengangkat- Ingrown nails (kuku yang tumbuh ke dalam) sering meru-
an lempeng kuku dan eksisi tumor ini dari dasar kuku dapat pakan masalah. Timbulnya pada kuku kaki mungkin berhu-
mengurangi gejala dan membawa kesembuhan(6). bungan dengan sepatu yang tidak pas, sedangkan pada kuku
jari tangan sering disebabkan oleh pemotongan kuku yang tidak
Keratoakantoma
rata atau pecahnya lempeng kuku dan diikuti oleh pertumbuhan
Keratoakantoma subungual, merupakan penyakit yang ja-
lempeng kuku ke dalam lipat kuku lateral. Bila tidak diobati,
rang dijumpai tetapi perlu diketahui, karena dapat mengakibat-
dapat menjadi sangat nyeri, terbentuk indurasi dan jaringan
kan kesalahan teramputasinya jari yang tidak perlu(6). Bila
granulasi yang berlebih terbentuk sekitar tepi lempeng kuku
timbul di bawah kuku, tumor ini mempunyai gambaran yang
yang masuk.
berbeda dari lesi klasiknya. Penyakit ini ditandai dengan
Pengobatan dapat sulit dan bekepanjangan. Yang paling
pertumbuhan yang cepat dan nyeri, kemerahan, terangkatnya
penting adalah menyarankanpada pasien untuk memakai sepatu
lempeng kuku, dan nekrosis akibat tekanan dari falang di
yang cukup lebar dan dapat menghilangkan tekanan lateral.
bawahnya. Pemeriksaan radiologis dan histopatologi dapat
Juga pasien perlu berhati-hati dalam memotong kuku. Pala
membantu menegakkan diagnosis(5).
stadium dini infeksi mungkin dapat diatasi dengan pemberian
Terapi adalah dengan destruksi lokal(6) atau dengan eksisi
antiseptik seperti gentian violet. Bila infeksi tersebut lebih
total sesudah pengangkatan lempeng kuku di atasnya(5).
parah dan ada selulitis lokal perlu diberikan antibiotik sistemik.
Bila jaringan granulasi terbentuk, hams dihancurkan dengan
Tumor ganas
kauterisasi. Bila jalan konservatif ini gagal, perlu dilakukan
Karsinoma sel skuamosa operasi. Jaringan granulasi perlu dieksisi. Pada beberapa kasus
Tumor ini biasanya tumbuh lambat dengan rasa nyeri, pengangkatan kuku dibutuhkan, dan indikasinya adalah
destruksi lokal dan dapat disertai infeksi bakteri. Pemeriksaan selulitis yang terus menerus, nyeri yang hebat dan kegagalan
biopsi diperlukan untuk menegakkan diagnosis pasti. perbaikan dengan pengobatan yang kurang radikal(5,7).
14 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
16. Mengisap jari 4. Soepardiman L. Kelainan kuku. Dalam: Djuanda A, Djuanda S, Hamzah
M, (eds). Bmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 1st ed. Jakarta: Balai Penerbit
Sering terjadi pada bayi dan anak-anak, dan dapat me- FKUI, 1987: 259-264.
nyebabkan paronikia(5,7). 5. Dawber RPR, Baran R. The nails. In: Rook A, Wilkinson DE et al, Text
Trauma fisik/kimiawi pada kutikula Book of Dermatology, 4th ed. Blackwell Scientific Publ, 1988: 2039-73.
Dapat menyebabkan paronikia(9). 6. Baden HP, Zaias N. Nails. In: Fitzpatrick TB, Eison AZ et al, Dermatology
in General Medicine, 3rd ed. New York: Mc Graw Hill Book Co, 1987:
651-66.
KEPUSTAKAAN
7. Silverman R. Nail and appendageal abnormalities. In: Schachner LA,
Hansen RC. Pediatric Dermatology, 1st ed. New York, London: Churchill
1. Achten G, Parent D. Review: The normal and pathologic nail. Intemat J
Livingstone Inc, 1988: 613-31.
Dennatol, 1983; 22: 556-65.
8. Norton LA. Disorder of the nails. In: Moschella SL, Hurley HJ. Dermato-
2. Mougin MJ, Civatte J. Nail cyschromia. Intemat J pesmatol, 1981; 22:
logy, 2nd ed. Philadelphia, London: WB Saunders Co, 1985: 1398-420.
279-90.
9. Curry RH, Mitchel JC. Chronic Paronychia : Review of several cases. Can.
3. Baden HP, Zaias N. Biology of nails. In: Fitzpatrick TB, Eison AZ, Wolff
M.A.J., 1961; 85: 1291-5.
K. Dermatology in General Medicine, 3rd ed. New York: Mc Graw-Hill
10. Beaven DW, Brooks SE. In: A colour atlas of the nail in clinical diagnosis.
Book Co, 1987: 219-223.
Wolfe Medical Publ Ltd, 1984: 20-128.
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 15
17. Dermatofitosis di LP Palembang,
LP Lahat dan LP Muara Enim,
Sumatera Selatan
RS Siregar, Tantawl Djauhari
Laboratorium Ilmu Penyakit Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/
RSU Palembang
PENDAHULUAN 4. Kaca objek dan penutup
Dermatofitosis adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh 5. Alkohol 70%
infeksi jamur golongan dermatofit. Penyakit ini banyak ditemukan 6. 6: KOH 20%
di daerah tropis;berhubungan dengan faktor kebersihan, kepadat- 7. Kapas
an penduduk, kelembaban dan tempetatur udara. 8. Kaca, spidol dan potlot
Penjara atau rumah tahanan (RT)/lembaga pemasyarakatan 9. Lampu Wood
(LP) adalah pembatasan pada suatu tempat terhadap orang- 10. Media Saboraud agar + glukosa + antibiotik
orang yang krisis identitas. Penghuni pen jara biasanya paling 11. Mikroskop dan inkubator
sedikit 20 orang dan dilengkapi dengan correctional facility. 12. CTM, AAV I – II.
Penelitian ini dilakukan karena menurut data di RSU Pa- Penelitian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
lembang, banyak pasien sakit kulit berasal dari penjara. Begitu berikut:
juga data dari penjara sendiri; penyakit kulit/jamur merupakan 1. Pencatatan jumlah penghuni dari tiap penjara.
penyakit yang banyak ditemukan dan menempati urutan ke tiga 2. Pemeriksaan klinis dilakukan pada semua penghuni, me-
menurut banyaknya penyakit yang diderita penghuni penjara. nyangkut identifikasi, anamnesis, pemeriksaan status generalis
Penelitian ini dimaksudkan untuk dapat dipergunakan sebagai dan status dermato-venereologikus, laboratorik KOH, kultur
bahan rujukan ilmiah dan bagi petugas yang bcrkepentingan dan sinar Wood terkecuali penderita yang tidak ada keluhan
sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. penyakit kulit. Penderita yang telah didiagnosis klinis penderita
penyakit jamur dermatofit diteruskan dengan mengisi formulir
BAHAN DAN CARA KERJA kuesioner tentang kebersihan perorangan.
Penelitian dilakukan di pen jara : 3. Pencatatan kelembaban dan temperatur udara dalam kamar
1. Palembang penjara dibandingkan dengan daerah sekitar Palembang, bekerja
– RT Jl. Merdeka sama dengan lembaga Klimatologi Jl. Sako Kenten Palembang.
– LP kclas I Irk Pakjo 4. Data lain yang dianggap perlu adalah sarana air bersih dan
– LP Anak dan Pemuda Irk Pakjo kapasitas ruang penjara terhadap penghuninya.
2. RT Lahat
3. RT Muaracnim. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dilaksanakan dari bulan Januari sampai dengan Maret Hasil kegiatan di atas diolah men jadi tabel-tabel. Pada pe-
1990. Bahan yang diperlukan : ngolahan data dapat terlihat besarnya risiko penghuni penjara
1. Formulir status tersebut untuk mendapatkan penyakit dermatofitosis ditinjau
2. Skalpel dari sudut kebersihan, kcpadatan penghuni dan pengaruh ke-
3. Lampu spiritus lembaban dan temperatur udara.
16 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992
18. Prevalensi dermatofitosis dari total penyakit kulit di Tabel 2. Diagnosis klinis Dermatofltosis
penjara di alas adalah sebesar 36,12%, dan dari seluruh Penjara
penghuni penjara adalah 9,36% (tabel 1).
Diagnosis klinis dari total penderita penyakit jamur derma- Diagnosis Palembang
tofitosis yang terbanyak,berturut-turut adalah (tabel 2) : JI. Merdeka Kls I A&P Lahat Muaraenhn
1. T. Cruris = 69,56% n=508 n=508 n=234 n=120 n=119
2. T. Corporis = 13,76%
1. T. Cruris 28 42 17 4 5
3. T. Cruris et corporis = 12,3, % 2. T. Corporis 4 8 2 1 4
4. Lainnya kurang dari 1,44%. 3. T. Crime et
1 6 4 3 3
Spesies dermatofitosis yang terbanyak ditemukan adalah corporis
sebagai berikut (tabel 3) : 4. T. Pedis 1 1 – – –
1. Trikofiton mentagrofites = 45,37% 5. T. Pedis et
1 – – – –
cmiii
2. Trikofiton rubrum = 26,89% 6. T. Cruris et
3. Epidermofiton flokosum = 21,84% – 1 – – –
Capitis
4. Lainnya kurang dari 5,04%. 7. T. Unguium – 1 – 1 –
Di tiga lokasi penjara Palembang, dijumpai dari 117 pen- Total n 35 59 23 9 12
derita terdapat 98 orang (83,76%) yang mempunyai kebersihan % 6,88 11,13 9,82 7,5 10,08
kurang (tabel 4). Hal ini mungkin karena fasilitas air yang
belum memadai. Tabe1 3. Spesies dennatorita
Bekerjasama dengan lembaga klimatologi Palembang, telah
dilakukan pengukuran temperatur dan kelembaban udara yang Penjara
ada di dalam kamar penghuni dark daerah sekitar Palembang. Species Jumlah
Palembang Lahat Muaraenlm
Ternyata temperatur dan kelembaban di kamarpenghun penjara
lebih tinggi dari daerah sekitar Palembang (tabel 5). Keadaan 1. Trikofiton
47 5 2 54
ini disebabkan karena penghuni pen~jara yang padat dan mentagrofites
ventilasi yang kurang, sehingga keringat meningkat lalu udara 2. Trikofiton rubrum 23 3 6 32
menjadi lembab dark panas. 3. Epidennofiton
24 1 1 26
flokosum
Prioritas pemecahan masalah dapat dipertimbangkan se- 4. Mikrosporon
bagai berikut : 6 - - 6
gipsium
1. Meningkatkan sarana air betsih. 5. Mikrosgoron
1 - - 1
2. Kapasitas ruang yang memadai untuk dihuni oleh para kanis
tahanan. TOTAL 101 9 9 119
3. Perlu adanya peningkatan perhatian di bidang kesehatan
oleh petugas yang berkepentingan. Tabel 4. Hubungan antara penderita dermatofltoels dan kebersihan di 3
Dengan memperhatikan ketiga faktor di atas (correctional faci- lokasi pen jara.
lity), diharapkan penyakit jamur dermatofitosis akan berkurang.
Kebersihan
Tempat Penderita dertnatofltosis
Tabel 1. Prevalensi Dermatofltosis Cukup Kurang
1. RT .11. Merdeka 35 11 24
Jumlah Sakit kulit Dermatofhosis
Kapasitas 2. LP. Anak & Pemuda 23 5 18
No. Nama Penjara Penghuni
(orang) 3. LP. Kls I 59 3 56
(orang) n % n %
TOTAL 117 19 98
RT Jl Merdeka (100 %) (16,24%) (83,76%)
1. 249 508 139 27,36 35 6,88
Palembang
Tabel 5. Hubungan antara kelembaban/temperatur udara di 3 lokasl
LP Anak dan penjara dan daerah sekitar Palembang.
2. Pemuda 200 234 38 16,23 23 9,82
Palembang Udara
Tempat
LP Klas I Kelembaban (%) Temperatur (°C)
3. 350 508 89 16,57 59 11,13
Palanbang
1. RT J1. Merdeka 89,75 29,05
4. RT Lahat 70 120 40 33,33 9 7,5 2. LP Anak dan Pemuda 89,35 29,60
3. LP Kis I 91,70 27,61
5. RT Muaraerim 100 119 46 38,65 12 10,08
Rata=rata 90,26 28,75
TOTAL 1489 382 25,65 138 9,36 4. Daerah sekitar Palembang 86-87 25-26
Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992 17
19. KESIMPULAN 2. Conant NF, Smith DT, Baker RD, Callaway JL. Manual of Clinical
Mycology. 3rd ed. Philadelphia London Toronto : WB Saunders Co.
Dari penelitian terhadap beberapa lembaga pemasyarakatan 1971. p.549–557.
dan rumah tahanan di Sumatera Selatan, ternyata : 3. Domonkos AN. Diseases due to fungi. In : Andrew's diseases of the skin,
– Prevalensi penyakit jamur dermatofitosis cukup tinggi yaitu 7th ed., Philadelphia London Toronto: W B Saunders Co. 1982.p. 341–402.
sebesar 36,12% dari seluruh penderita sakit kulit dan 9,36% 4. Ehlers, VM, Stell EW. Ventilation and air conditioning in municipal and
rural Sanitation 5th ed., New York Toronto Tokyo : Mc Graw Hill Book
dari seluruh penghuni penjara. Co., 1958. p. 385–406.
– Diagnosis klinik yang terbanyak adalah T. Cruris yaitu 69,56% 5. Ekawati Samsul Harun, Urip Suherman, Kasan Sengar. Dermatomikosis
dari seluruh penderita penyakit jamur dermatoftosis. Superfisialis di RS Dr. Sutomo. Kumpulan naskah Simposium Dermato-
– Spesies dermatotitosis yang terbanyak ditemukan adalah T. mikologi, Bagian llmu Penyakit Kulit dan Kelamin FK UNAIR/RS Dr.
Sutomo, Surabaya, 1982.
Mentagrofitcs (45,37%). Sedangkan yang lainnya T. 6. Emmous CW, Benifard CW, Utz JP. Medical Mycology, 2nd ed.,
Rubrum (26,89%) dan E. Flokosum (21,84%). Philadelphia : Lea & Febiger, 1970. p. 109–181.
– Di antara penderita dermatofitosis di LP dan RT di Palem- 7. Encyclopedia Americana, 1977. New York 10022: Americana Corpora-
bang, 83,76% mempunyai tingkat kebersihan yang kurang. tion, vol. 22, p. 619–623.
8. Goodman NL, Shadomy HI. Training manual for medical mycology,
– Temperatur dan kelembaban udara di kamar penghuni Lexington, Kentucky, 1988. p. 1–29.
penjara lebih tinggi daripada di daerah sekitar Palembang. 9. Kuswadji. Dermatomikosis. Simposium penyakit karena jamur, Jakarta :
FKUI 1983, hal. 25–34.
10. Neves H, Cavora N. The transmission of Linea cruris, Brit J. Dennatol
1964; 76 : 429–436.
11. Puji S. Faktor predisposisi penyakit jamur, Simposium penyakit karena
KEPUSTAKAAN
jamur, Jakarta : FKUI 1983, hal. 16–19.
12. Siregar RS, Tantawi Djauhari. Dermatoftosisdi Rumah Tahanan Negara
1. Budimulya U. Penyelidikan Derrnatofitosis di RS Dr. Cipto Mangun-
dan Lembaga Pemasyarakatan : Penelitian aspek kebersihan, kelembaban
kusumo Jakarta. Thesis. Universitas Indonesia Jakarta, 1980.
dan temperatur. Dexa Media (in press).
18 Cermin Dunia Kedokteran No. 76, 1992