SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 19
PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT
Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
                    Ekonomi makro I pada semester 1




                            Disusun Oleh:

         Andi Hamzah                   201210170311036
         Imam Syarifudin               201210170311039
         Muhamad Haidar Bashofi        201210170311047
         Muhamad Hanif                 2012 1010170311034
         Mamang Sugianto               210210170311012
         Wahyu Cahya Adipradana        201210170311008
         Wan Oktavina Ekawati




         UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
             FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
                  JURUSAN AKUNTANSI
                      2012/2013
A. LATAR BELAKANG

       Depresi Besar (Great Depression) menyebabkan banyak ekonom mempertanyakan
keabsahan teori ekonomi klasik. Mereka percaya mereka perlu model baru untuk menjelaskan
kemerosotan ekonomi yang dahsyat itu dan untuk menyarankan kebijakan pemerintah yang
bisa mengurangi kesulitan ekonomi yang masyarakat alami.

        Pada 1936, John Maynard Keynes menulis The General Theory of Employment,
Interest and Money. Di dalamnya, ia mengusulkan cara baru untuk menganalisis
perekonomian, yang ia hadirkan sebagai alternatif dari teori klasik.

      Keynes menyatakan permintaan agregat rendah bertanggung jawab atas rendahnya
pendapatan dan tingginya pengangguran yang mencirikan kemerosotan ekonomi. Ia
mengkritik teori bahwa hanya penawaran agregat yang menentukan pendapatan nasional.

        Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk
memikirkan modelKeynes buku teks dasar sebagai perincian dan perluasan dari “teori
klasik”. Perputaran uang variabel dan harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes
bahwa kelemahan model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran
konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel.

   B. RUMUSAN MASALAH

       Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
kelebihan produksi terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun,
atau keduanya terjadi bersama-sama. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme
permintaan agregat dalam menentukan output atau income tersebut?

   C. TUJUAN PENELITIAN

      Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan model-model permintaan agregat serta
memberikan solusi grafik dan membahas perubahan dalam investasi dalam kegiatan
ekonomi.
BAB II

                                 PEMBAHASAN


   A. PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT

        Dalam analisa AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sediki
berbeda. Pertama , dalam anlisa AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran
barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahan-perusahan dalam suatu Negara.Berarti
penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksi) perusahaan-
perusahaan, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisa AD-AS ciri agregat di
kaitkan dengan tingkat harga. Kurva AS menerangkankan tentang pendapatan nasional yang
akan diwujudkan perusahaan-perusahaanpada berbagai tingkat harga.
        Istilah permintaan agergat merupakan konsep yang baru. Permintaan agregat dapat
didefinisikan sebagai tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam ekonomi pada tbebagai
tingkat harga. Dengan demikian arti „‟ permintaan agregat‟‟ adalah sangat berbeda dengan
„‟pengeluaran agregat‟‟. Daripada analisis dalam bab-bab yang lalu dapat di simpulkan
bahwa pengeluaran agregat menggambarkan tentang hubungan yang akan dilakukan dalam
perekonomian dengan pendapatan nasional. Dalam hubungan tersebut dimisalkan harga-
harga tidak mengalami perubahan.
        Dari sifat-sifat permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) seperti yang
diterangakan di atas dapat di simpulkan bahwa analisa AD-AS merupakan analisis
keseimbangan ekonomi Negara dalam keadaan harga yang mengalami perubahan. Analisis
tersebut bertujuan untuk melengkapi analisis penawaran agregat-pengeluaran agregat (Y=
AE) yang diterangakan dalam Bab tiga hingga Bab enam.


   B. MODEL PERMINTAAN DAN PENAWRAN AGREGAT




                       Kurva permintaan aggregat(aggregate demand=AD)
Keterangan:
   • Bila P Naik perush. perlu lebih banyak uang untuk membayar gaji dan upah, dan
       untuk membeli faktor-faktor produksi
   • Rumah tangga perlu lebih banyak uang untuk membeli barang-barang kebutuhan
       mereka. ceteris paribus
   • Peningkatan kebutuhan uang ini meyebabkan kekurangan uang, yang berakibat
       naiknya suku bunga uang; pengusaha dan masyarakat (RT) akan mengurangi
       pembelian barang-barang kapital, seperti mesin-mesin, rumah, dan lain-lain yang peka
       terhadap tingkat bunga.
   • Akhirnya, hal ini menyebabkan berkurangnya permintaan akan output negara
       tersebut.




                      Kurva Penawaran Aggregat (Aggregate suply=AS)

        Keterangan:

Perubahan harga input ex: upah & sumber energi

        Jika Pf naik; AS bergeser ke kiri atas

        Jika Pf turun; AS bergeser ke kanan bawah

        Gagal panen; AS bergeser ke kiri atas

Penemuan teknologi ; AS bergeser ke kanan bawah

Output Agregat atau Pendapatan Agregat

        Pengertian output agregat adalah jumlah seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan di dalam suatu perekonomian pada suatu periode tertentu. Pendapatan agregat
adalah total pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi pada suatu periode
tertentu.
Output atau pendapatan agregat (Y) adalah istilah kombinasi yang digunakan untuk
mengingatkan kembali persamaan antara output agregat dan pendapatan agregat.

       Sedangkan pengertian output riil yaitu output yang didasarkan kepada jumlah barang-
barang dan jasa-jasa yang di produksi bukan berdasarkan sirkulasi nilai uangnya.

Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (Y, C, S)
       Sebuah rumah tangga dapat melakukan dua hal dengan pendapatan yang dimilikinya
yaitu rumah tangga tersebut dapat membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dapat di
konsumsi. Atau rumah tangga tersebut dapat menabungkan pendapatannya.

       Pengertian tabungan adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang tidak di
konsumsi dalam suatu periode tertentu. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan identitas
sebagai berikut:

                                         S=Y–C



       Dimana : S adalah tabungan rumah tangga

                   Y adalah pendapatan rumah tangga

                   C adalah konsumsi rumah tangga

       Yang dimaksud dengan tabungan, bukanlah tabungan yang terakumulasi dari waktu
ke waktu tetapi tabungan di sini berkaitan dengan pendapatan pada periode tertentu yang
tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi.

       Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah
bagaimana keputusan rumah tangga menentukan berapa banyak atau berapa besar
pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi barang dan jasa dalam periode tertentu.
Konsumsi agregat adalah seluruh jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk barang
dan jasa dalam suatu perekonomian.

       Beberapa hal yang menentukan konsumsi agregat antara lain adalah:

   1. Pendapatan rumah tangga
   2. Kekayaan rumah tangga
   3. Tingkat suku bunga
4. Harapan-harapan rumah tangga terhadap masa depan


Perubahan fungsi konsumsi dapat berupa perubahan sepanjang kurva tersebut dan perubahan
                               dalam bentuk pergeseran

           kurva konsumsi. Perubahan sepanjang kurva konsumsi sebagai pengaruh dari
pendapatan rumah tangga. Sementara pergeseran kurva konsumsi dipengaruhi oleh kekayaan,
tingkat harga, tingkat suku bunga, dan harapan runah tangga terhadap pendapatan masa
depan.
           Kenaikan kekayaan rumah tangga akan menggeser kurva konsumsi ke atas. Artinya,
semakin besar kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga pengeluaran konsumsinya akan
semakin tinggi, dan sebaliknya.
           Jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan bentuk uang yang tetap
menyebabkan konsumsi rumah tangga akan turun atau bergeser ke bawah. Sebaliknya jika
tingkat harga turun dengan kekayaan uang yang jumlahnya tetap, konsumsi akan naik atau
bergeser ke atas.
           Pengaruh tingkat suku bunga semakin tinggi tingkat suku bunga, kecenderungan
menabung akan meningkat sehingga pengeluaran konsumsi akan menurun. Kurva konsumsi
bergeser ke kanan. Dan sebaliknya jika tingkat suku bunga turun kecenderungan menabung
juga turun konsumsi akan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan pergeseran kurva konsumsi
ke atas.
Harapan terhadap masa depan terutama harapan terhadap pendapatan di masa depan. Jika
harapan penerimaan pendapatan di masa depan besar maka konsumsi akan naik atau kurva
konsumsi bergeser ke atas. Dan sebaliknya jika harapan memperoleh
       pendapatan di masa depan turun maka pengeluaran konsumsi juga akan turun atau
kurva konsumsi bergeser ke bawah.
           Menurut Keynes, konsumsi rumah tangga secara langsung berhubungan dengan
pendapatan rumah tangga.

           Pengertian fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan pendapatan yang
dapat dijelaskan pada gambar 4.1
Gambar 4.1 Kurva Fungsi Konsumsi



           Konsumsi rumahtangga (C)




                                      Pendapatan rumah tangga (Y)


       Pada gambar tersebut terlihat bahwa fungsi konsumsi sebuah rumah tangga
menunjukkan tingkat konsumsi pada setiap tingkat pendapatan rumah tangga.

Dari gambar tersebut Y adalah ouput agregat (income), C adalah konsumsi, b adalah
kemiringan (slope) daripada garis yang menunjukkan perubahan konsumsi sebagai akibat
perubahan
       pendapatan (        ). Dimana C diukur oleh sumbu tegak dan pendapatan (Y) diukur
oleh sumbu datar. (                      ) dapat disebut Marginal Propensity to Consume (MPC).

       Untuk menyederhanakan kita asumsikan bahwa titik di dalam fungsi agregat bila
dihubungkan dengan pendapatan, maka bentuk fungsi konsumsinya adalah garis lurus.

       Dimana:                                        C = a + bY




                                           Gambar 4.2 Fungsi konsumsi Agregat
Arah dari fungsi konsumsi yaitu b disebut pula sebagai Marginal Propensity to
Consume (MPC) yang merupakan
perubahan konsumsi akibat perubahan pendapatan. Nilai dari MPC selalu positif tetapi lebih
kecil dari 1.

                             Jika fungsi konsumsi agregat dinyatakan dengan C = 100 + 0,75Y maka fungsi
tersebut dapat digambarkan dalam gambar 4.3.

                                                Gambar 4.3 Kurva Fungsi Konsumsi Agregat (C = 100 + 0,75Y)
       Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah)




                                                    Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)



                             Dari gambar 4.3 tersebut jika pendapatan nasional sama dengan 0 maka konsumsi
sebesar Rp 100 miliar atau ini yang disebut a. Setiap kenaikan pendapatan Rp 100 miliar
konsumsi akan mengalami kenaikan Rp 75 miliar menjadi seperti gambar 4.4.
Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah)
       Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah)      Gambar 4.4 Fungsi Konsumsi Agregat Setelah Perhitungan




                                                     Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah) rupiah)
                                                     Pendapatan agregate, Y (miliaran


      Sebagaimana disebutkan di bagian muka pendapatan akan digunakan untuk konsumsi
dan tabungan. Bagian dari perubahan pendapatan yang digunakan untuk tabungan disebut
Marginal Propensity to Save (MPS).

                                                                           MPC + MPS = 1

      Persamaan umum fungsi tabungan adalah:

                                                                             S = -a + (1-b)Y

  berdasarkan contoh pada fungsi tabungan di atas S = -100 + 0,25Y. Fungsi tabungan ini
                                         tampak pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Pengeluaran Agregat dan Tabungan
Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah)




                                                        Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
   Tabungan agregate, S
     (miliaran rupiah)




                                                         Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)


                                         Gambar 4.5 bagian bawah arah dari kurva tabungan ditunjukkan oleh                  .

Sedangkan –a = 100 diartikan ketika pendapatan tidak ada telah terjadi hutang sebesar 100.
Pada pendapatan 400 tabungan sebesar 0 artinya seluruh pendapatan

habis untuk konsumsi. Tabungan memilki nilai positif ketika pendapatan di atas 400.

                                         Hubungan antara pendapatan Y, konsumsi C dan tabungan S terdapat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Tabel Hubungan Y, C, dan S

                                 (Semua Dalam Miliaran Rupiah)

                   Pendapatan Agregat,                          Tabungan
                                          Konsumsi Agregat, C
                           Y                                    Agregat, S


                           0                     100              -100
                           80                    160               -80
                          100                    175               -75
                          200                    250               -50
                          400                    400                0
                          400                    550                50
                          800                    700               100
                         1,000                   850               150




   C. Investasi

    Investasi adalah pengeluaran oleh swasta untuk pembelian barang-barang dan jasa yang
akan dipakai dalam proses produksi atau dengan kata lain sama dengan permintaan oleh
swasta terhadap barang dan jasa (input) yang diperlukan untuk investasi produktif. Faktor
yang menentukan pengeluaran investasi berbeda dengan konsumsi.Perbedaanya terletak
dalam hal tujuan membeli barang, yaitu untuk invesatasi dengan harapan untuk mendapatkan
keuntungan sedangkan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok.
Perbedaan lain adalah sumber pembiayaan untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber
pembiayaan dan keuangan dimana jumlahnya tidak tergantung dari kondisi keuangan
sekarang tetapi pada harapan kondisi keuangan dimasa mendatang. Pembiayaan konsumsi
rumah tangga berasal berasal dari pendapatan sekarang.Jadi pengeluaran investasi jumlahnya
bisa jauh melebihi jumlah pendapatan sekarang, jadi tidak tergantung dengan income.Apa
yang menentukan besarnya investasi dalam masyarakat?

    Faktor yang menentukan pengeluaran investasi ada dua yaitu harapan keuntungan
(expectation of future profit) yang akan diperoleh dimasa mendatang dan biaya dari uang
yang harus ditanggung akibat pengeluaran uang tersebut. Harapan keuntungan tersebut
biasanya dinyatakan dalam persentase keuntungan per satuan waktu dan biaya penggunaan
dana dinyatakan dalam persentase atau disebut tingkat bunga. Sebuah investasi akan
dilakukan apabila harapan keuntungan lebih besar dari biaya penggunaan dana atau tingkat
bunga (interest rate). Semakin besar selisih kedua faktor ini maka semakin besar pula
investasi yang akan dilakukan. Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan
Marginal Efficiency of Capital (MEC). Semakin besar selisih antara MEC dengan tingakat
bunga yang berlaku maka akan semakin besar pula volume investasi yang akan dilakukan.
Secara grafik dapat dilihat seperti pada Gambar 5.2.Grafik MEC adalah negatif, berbanding
terbalik dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku maka
semakin besar pula harapan keuntungan sehingga investasi juga semakin besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tersebut dapat juga dinyatakan secara
matematis sebagai berikut:

I = K – bi b > 0 (5.8)




                                                             Gambar 5.2

Gambar 5.2.Marginal Efficiensy of Capital atau harapan keuntungan dari investasi yang
dikeluarkan, dapat dinyatakan dengan hubungan investasi kumulatif dengan tingkat bunga
yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku berarti semakin tinggi harapan untuk
meraih keuntungan dimasa mendatang sehingga investasi semakin naik.

        K adalah investasi yang otonom atau exogenous, i adalah tingkat bunga dan b adalah
koefisien yang menunjukkan seberapa sensitive investasi tersebut terhadap perubahan tingkat
bunga.Sesuai dengan grafik 5.2 diatas maka koefisien b adalah bertanda negatif yang berarti
semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi karena semakin
banyak proyek investasi yang layak untuk dilaksanakan.

        Selain dari faktor bunga, dalam kenyataan sehari-hari investasi bukan hanya
ditentukan oleh bunga tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi yang lain dan bahkan
juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik. Misalnya keamanan, kestabilan politik,
kepastian hukum di suatu Negara berpengaruh sangat besar terhadap masuknya investor dari
luar negeri.

Merencanakan Investasi (I)

       Merencanakan investasi adalah tambahan stok kapital atau persediaan yang
direncanakan oleh perusahaan-perusahaan. Investasi aktual adalah jumlah aktual dari
investasi termasuk perubahan persediaan yang tidak direncanakan oleh perusahaan.
Gambar 4.6 Kurva Investasi Tetap

                                                   Investasi direncanakan, I (miliaran rupiah)




                                                                                                        Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)



 Dari gambar 4.6 kita asumsikan sebuah investasi yang tetap. Investasi tersebut tidak
 tergantung pada pendapatan berapa pun pendapatan investasi tidak mengalami perubahan.
 Ketika suatu variabel seperti investasi yang direncanakan tidak tergantung kepada tingkat
 perkembangan ekonomi disebut sebagai variabel investasi otonom.

 Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE)
 Gambar 4.7 Kurva Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE)
Pengeluaran agregate direncanakan, C+I (miliaran
                    rupiah)




                                                                                                 Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
Untuk menentukan besarnya pengeluaran agregat (AE) kita tambahkan pengeluaran
konsumsi (C), pengeluaran investasi yang direncanakan (I) pada setiap tingkat pendapatan.
Dalam ekonomi makro yang dimaksud keseimbangan di pasar barang adalah titik di mana
pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan agregat output.

Keseimbangan:
Pengeluaran agregat direncanakan AE = C + I
Keseimbangan: Y = AE, atau Y = C + I


Ketidakseimbangan:
                                                                                        Y>C+I
Output agregat > Pengeluaran agregat direncanakan
Persediaan Investasi lebih besar daripada yang direncanakan.
Investasi aktual lebih besar daripada yang direncanakan.
                                                                                        C+I>Y
Pengeluaran agregat direncanakan > Output agregat
Persediaan Investasi lebih sedikit daripada yang direncanakan.
Tidak ada persediaan untuk investasi yang direncanakan.


                                           Gambar 4.8 Keseimbangan Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE)


                                                                                              Pengeluaran agregat
                                                                                            direncanakan (AE = C + I)
 Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah)




                                                                                            Meningkatnya
                                                                                            investasi yg tidak
                                                                                            direncanakan:
                                                                                            output turun
                                                                    Titik Keseimbangan Y=
                                                                      C+ I



                                                     Turunnya investasi yang
                                                     tidak direncanakan:
                                                     output meningkat




                                             Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
Tabel 4.2 Tabel Pengeluaran Agregat dan Mencari Keseimbangan (Y=AE)

           Pengeluaran Agregat yang direncanakan dan Mencari Equilibrium
           (semua dalam miliaran Rupiah) Berdasarkan Hitungan C=100+75Y

                -1           -2             -3             -4             -5             -6

             Output       Konsumsi       Investasi     Pengeluran     Perubahan      Keseimbanga

            Agregate      Agregate     Direncanakan    Aggregate     Investor Yang       n?

           (Pendapatan)                               Direncanakan      Tidak

                                                         (AE)        Direncanakan

                Y            C              I            C+I          Y - (C + I )    (Y = AE?)

               100          175             25            200            -100           Tidak

               200          250             25            275            -75            Tidak

               400          400             25            425            -25            Tidak

               500          475             25            500              0             Ya

               600          550             25            575             25            Tidak

               800          700             25            725             75            Tidak

                1           850             25            875            125            Tidak




Mengemukan keseimbangan agregat output dengan pengeluaran agregat (Y = AE) secara
aljabar

          Jika diketahui:

   (1) Persamaan identitas output agregat: Y = C + I
   (2) Fungsi konsumsi: C = 100 + 0,75Y
   (3) Fungsi investasi: I = 25
   Carilah besarnya nilai output keseimbangan Caranya:

Substitusikan persamaan Tidakmor (2) dan (3) ke dalam persamaan (1).

          Akan diperoleh:               Y = 100 + 0,75Y + 25

                             Y – 0,75Y = 100 + 25

                             Y – 0,75Y = 125

                                     0,25Y = 125

                                        Y = 500

          Dari perhitungan aljabar di atas keseimbangan output agregat dan pengeluaran agregat
ketika output agregat (pendapatan agregat, Y) sebesar 500. Pendekatan yang kedua untuk
mendapatkan keseimbangan output dengan menggunakan persamaan S = I, yaitu output
agregat akan menjadi sama dengan pengeluaran agregat hanya jika tabungan = investasi yang
direncanakan (S = I). Dengan perhitungan sebagai berikut:

                 S – 100 + 0,25Y = 25

                                         0,25 Y = 125

                                               Y = 500

Pada gambar 4.9 saat Y = 500 menunjukkan nilai S = I.

                                 Gambar 4.9 Kurva S = I




   D. Multiplier (Pengganda)

       Suatu penambahan investasi akan menyebabkan output mengalami kenaikan.
Tambahan investasi meningkatkan pendapatan, menaikkan konsumsi dan tabungan.
Multiplier dari investasi otonom digambarkan sebagai pengaruh dari investasi awal di dalam
produksi, pendapatan, pengeluaran konsumsi, dan keseimbangan pendapatan.

       Besar kecilnya koefisien multiplier tergantung pada kemiringan (slope) dari garis
pengeluaran agregat yang direncanakan.

       MPS dapat dituliskan sebagai berikut:




Karena ΔS harus sama dengan ΔI sehingga dapat disubstitusikan ΔI untuk ΔS, sehingga
persamaannya menjadi:
Di mana:


                              atau

       Contoh mulitiplier jika diketahui fungsi konsumsi C=100+0,75Y, investasi otonom
periode pertama sama dengan 25. Investasi pada periode kedua sama dengan 35. Carilah
perubahan output (income) agregat akibat perubahan besarnya investasi dari periode pertama
ke periode kedua.

       Jawab:

Koefisien multiplier (k)




                       k=4

perubahan investasi:
BAB III

                                      PENUTUP
       A.Kesimpulan

       Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam sistem standar kertas, tidak ada
proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya
peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan
kebutuhan transaksi masyarakat.

       Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan
harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang
beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat.

Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan
melalui:

    Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau
    Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas.
    Campur tangan pemerintah tidak diperlukan.

    Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi
dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran
agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi
“kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau
keduanya terjadi bersama-sama.

    Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi
“kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan
turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
BAB V

                             REFERENSI
Karim, Andriawan. Ekonomi Makro Islam. Jakarta, 2007, edisi ketiga
Khan, Fahim. Essays in islamic economics, Leicester : Islamic Fundation, 1995
http://id.wikipedia.org
Modul mbak Febri dari Dr.Panji Suwarno
www.slideshare.com
www.google.com
Haningsih,Luna.Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB,Matematika Ekonomi
1.http://google.com

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumenvadilla mutia
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Yasri Purwani II
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uangYusron Blacklist
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatYesica Adicondro
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneterArief Wibowo
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Bagus Cahyo Jaya Pratama Pratama
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanyunisarosa
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanMaria Khusuma
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalagusmulyana41
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Puspita Ningtiyas
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uangYusron Blacklist
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranHaidar Bashofi
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatHasnah Rhiriesad
 

Mais procurados (20)

Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )Ekonomi internasional ( makalah fix )
Ekonomi internasional ( makalah fix )
 
Bab 10 keseimbangan pasar uang
Bab 10   keseimbangan pasar uangBab 10   keseimbangan pasar uang
Bab 10 keseimbangan pasar uang
 
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregatIlmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi Makro Permintaan agregat
 
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
Jumlah Uang Beredar dan Penawaran Uang (Ekonomi Moneter - BAB 5)
 
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
106786342 bahan-makro-11-kebijakan-fiskal-moneter
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Efek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatanEfek substitusi dan pendapatan
Efek substitusi dan pendapatan
 
Kebijakan moneter
Kebijakan moneterKebijakan moneter
Kebijakan moneter
 
Fluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomiFluktuasi ekonomi
Fluktuasi ekonomi
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatanJelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
Jelaskan efek substitusi dan efek pendapatan
 
Teori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinalTeori pendekatan kardinal ordinal
Teori pendekatan kardinal ordinal
 
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
Teori ekonomi klasik vs teori ekonomi keynesian (1)
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
Bab 11 permintaan-penawaran uang
Bab 11   permintaan-penawaran uangBab 11   permintaan-penawaran uang
Bab 11 permintaan-penawaran uang
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregatpengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
pengaruh kebijakan moneter dan fiskal terhadap permintaan agregat
 

Semelhante a Permintaan dan penawaran agregat

Ilmu Ekonomi I Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi I Permintaan agregatIlmu Ekonomi I Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi I Permintaan agregatYesica Adicondro
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptsayifullahsayifullah
 
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro IslamFungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islamade orreo
 
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.docBAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.docErickKck
 
Keseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektorKeseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektorAmalia Damayanti
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxTangkasBudi
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasiFachran Arifin
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)pakguruku.site
 
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptxTEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptxFaisFaisal4
 
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanAnalisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanVadhalna Zulkarnaen
 
keseimbangan-ekonomi-keynesian.ppt
keseimbangan-ekonomi-keynesian.pptkeseimbangan-ekonomi-keynesian.ppt
keseimbangan-ekonomi-keynesian.pptJullietSa
 

Semelhante a Permintaan dan penawaran agregat (20)

Ilmu Ekonomi I Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi I Permintaan agregatIlmu Ekonomi I Permintaan agregat
Ilmu Ekonomi I Permintaan agregat
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
 
Permintaan agregat
Permintaan agregatPermintaan agregat
Permintaan agregat
 
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro IslamFungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
Fungsi Konsumsi dan Fungsi Investasi dalam Ekonomi Makro Islam
 
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.docBAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
BAB 3penentuan kegiatan ekonomi.doc
 
Ekonomi makro
Ekonomi makroEkonomi makro
Ekonomi makro
 
Marwiyah 21313 167_a
Marwiyah 21313 167_aMarwiyah 21313 167_a
Marwiyah 21313 167_a
 
makalah ekonomi makro
makalah ekonomi makromakalah ekonomi makro
makalah ekonomi makro
 
Keseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektorKeseimbangan ekonomi 2 sektor
Keseimbangan ekonomi 2 sektor
 
persentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptxpersentasi bahasa.pptx
persentasi bahasa.pptx
 
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasiAlan Arifin Modul 3   Konsumsi, tabungan, dan investasi
Alan Arifin Modul 3 Konsumsi, tabungan, dan investasi
 
MAKRO 5.pptx
MAKRO 5.pptxMAKRO 5.pptx
MAKRO 5.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Ekonomi bab 19
Ekonomi bab 19Ekonomi bab 19
Ekonomi bab 19
 
Slide 14 (pe)
Slide 14 (pe)Slide 14 (pe)
Slide 14 (pe)
 
Ras bebas
Ras bebasRas bebas
Ras bebas
 
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
Perekonomian sederhana dua sektor (ppt ekonomi)
 
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptxTEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
TEORI EKONOMI MIKRO [Autosaved].pptx
 
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan PerusahaanAnalisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
Analisa Ekonomi Dua (2) Sektor "Rumah Tangga dan Perusahaan
 
keseimbangan-ekonomi-keynesian.ppt
keseimbangan-ekonomi-keynesian.pptkeseimbangan-ekonomi-keynesian.ppt
keseimbangan-ekonomi-keynesian.ppt
 

Mais de Haidar Bashofi

Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidikKonsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidikHaidar Bashofi
 
08 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 1208 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 12Haidar Bashofi
 
05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadiHaidar Bashofi
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13Haidar Bashofi
 
Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013Haidar Bashofi
 
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013Haidar Bashofi
 
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malangKumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malangHaidar Bashofi
 
Rencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk suksesRencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk suksesHaidar Bashofi
 
Konsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madaniKonsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madaniHaidar Bashofi
 
8. penegakan hak asasi manusia
8. penegakan hak asasi manusia8. penegakan hak asasi manusia
8. penegakan hak asasi manusiaHaidar Bashofi
 
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasionalHaidar Bashofi
 
6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasiHaidar Bashofi
 
5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasionalHaidar Bashofi
 
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakatHaidar Bashofi
 
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratisHaidar Bashofi
 

Mais de Haidar Bashofi (20)

Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidikKonsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
Konsep peringatan hut kemerdekaan ri tahun 2008 yang mendidik
 
08 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 1208 deret berkala & peramalan 12
08 deret berkala & peramalan 12
 
07 angka indeks 12
07 angka indeks 1207 angka indeks 12
07 angka indeks 12
 
05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi05 ukuran penyebaran 12 jadi
05 ukuran penyebaran 12 jadi
 
04 ukuran letak 13
04 ukuran letak 1304 ukuran letak 13
04 ukuran letak 13
 
03 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 1303 ukuran pemusatan 13
03 ukuran pemusatan 13
 
02 penyajian data 13
02 penyajian data 1302 penyajian data 13
02 penyajian data 13
 
01 statistika 12
01 statistika 1201 statistika 12
01 statistika 12
 
Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013Sap statistik bisnis 2013
Sap statistik bisnis 2013
 
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
Perencanaan dan persiapan bisnis.2013
 
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malangKumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
Kumpulan makalah pkmk pimnas xix 2006 umm malang
 
Rencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk suksesRencana bisnis utk sukses
Rencana bisnis utk sukses
 
Konsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madaniKonsep masyarakat madani
Konsep masyarakat madani
 
9. wawasan nusantara
9. wawasan nusantara9. wawasan nusantara
9. wawasan nusantara
 
8. penegakan hak asasi manusia
8. penegakan hak asasi manusia8. penegakan hak asasi manusia
8. penegakan hak asasi manusia
 
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
7. ekonomi kerakyatan dan etos ekonomi seb agai basis kekuatan nasional
 
6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi6. tata dunia baru globalisasi
6. tata dunia baru globalisasi
 
5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional5. membangun identitas nasional
5. membangun identitas nasional
 
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
4. transformasi nilai demokrasi dalam keluarga dan masyarakat
 
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis3. pemerintah yang bersih dan demokratis
3. pemerintah yang bersih dan demokratis
 

Último

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Último (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

Permintaan dan penawaran agregat

  • 1. PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT Makalah ini di susun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi makro I pada semester 1 Disusun Oleh: Andi Hamzah 201210170311036 Imam Syarifudin 201210170311039 Muhamad Haidar Bashofi 201210170311047 Muhamad Hanif 2012 1010170311034 Mamang Sugianto 210210170311012 Wahyu Cahya Adipradana 201210170311008 Wan Oktavina Ekawati UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS JURUSAN AKUNTANSI 2012/2013
  • 2. A. LATAR BELAKANG Depresi Besar (Great Depression) menyebabkan banyak ekonom mempertanyakan keabsahan teori ekonomi klasik. Mereka percaya mereka perlu model baru untuk menjelaskan kemerosotan ekonomi yang dahsyat itu dan untuk menyarankan kebijakan pemerintah yang bisa mengurangi kesulitan ekonomi yang masyarakat alami. Pada 1936, John Maynard Keynes menulis The General Theory of Employment, Interest and Money. Di dalamnya, ia mengusulkan cara baru untuk menganalisis perekonomian, yang ia hadirkan sebagai alternatif dari teori klasik. Keynes menyatakan permintaan agregat rendah bertanggung jawab atas rendahnya pendapatan dan tingginya pengangguran yang mencirikan kemerosotan ekonomi. Ia mengkritik teori bahwa hanya penawaran agregat yang menentukan pendapatan nasional. Model Keynes” diartikan berbeda-beda oleh banyak orang. Hal yang berguna untuk memikirkan modelKeynes buku teks dasar sebagai perincian dan perluasan dari “teori klasik”. Perputaran uang variabel dan harga “kaku”-nya mencerminkan kepercayaan Keynes bahwa kelemahan model klasik berasal dari asumsi terlalu-ketat nya tentang perputaran konstan serta upah dan harga yang sangat fleksibel. B. RUMUSAN MASALAH Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi kelebihan produksi terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama. Pertanyaannya adalah bagaimana mekanisme permintaan agregat dalam menentukan output atau income tersebut? C. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan model-model permintaan agregat serta memberikan solusi grafik dan membahas perubahan dalam investasi dalam kegiatan ekonomi.
  • 3. BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN AGREGAT Dalam analisa AD-AS istilah penawaran agregat mempunyai pengertian yang sediki berbeda. Pertama , dalam anlisa AD-AS penawaran agregat diartikan sebagai penawaran barang dan jasa yang dilakukan oleh perusahan-perusahan dalam suatu Negara.Berarti penawaran agregat sama dengan barang dan jasa yang ditawarkan (diproduksi) perusahaan- perusahaan, bersumber dari ciri pokok konsep tersebut. Dalam analisa AD-AS ciri agregat di kaitkan dengan tingkat harga. Kurva AS menerangkankan tentang pendapatan nasional yang akan diwujudkan perusahaan-perusahaanpada berbagai tingkat harga. Istilah permintaan agergat merupakan konsep yang baru. Permintaan agregat dapat didefinisikan sebagai tingkat pengeluaran yang akan dilakukan dalam ekonomi pada tbebagai tingkat harga. Dengan demikian arti „‟ permintaan agregat‟‟ adalah sangat berbeda dengan „‟pengeluaran agregat‟‟. Daripada analisis dalam bab-bab yang lalu dapat di simpulkan bahwa pengeluaran agregat menggambarkan tentang hubungan yang akan dilakukan dalam perekonomian dengan pendapatan nasional. Dalam hubungan tersebut dimisalkan harga- harga tidak mengalami perubahan. Dari sifat-sifat permintaan agregat (AD) dan penawaran agregat (AS) seperti yang diterangakan di atas dapat di simpulkan bahwa analisa AD-AS merupakan analisis keseimbangan ekonomi Negara dalam keadaan harga yang mengalami perubahan. Analisis tersebut bertujuan untuk melengkapi analisis penawaran agregat-pengeluaran agregat (Y= AE) yang diterangakan dalam Bab tiga hingga Bab enam. B. MODEL PERMINTAAN DAN PENAWRAN AGREGAT Kurva permintaan aggregat(aggregate demand=AD)
  • 4. Keterangan: • Bila P Naik perush. perlu lebih banyak uang untuk membayar gaji dan upah, dan untuk membeli faktor-faktor produksi • Rumah tangga perlu lebih banyak uang untuk membeli barang-barang kebutuhan mereka. ceteris paribus • Peningkatan kebutuhan uang ini meyebabkan kekurangan uang, yang berakibat naiknya suku bunga uang; pengusaha dan masyarakat (RT) akan mengurangi pembelian barang-barang kapital, seperti mesin-mesin, rumah, dan lain-lain yang peka terhadap tingkat bunga. • Akhirnya, hal ini menyebabkan berkurangnya permintaan akan output negara tersebut. Kurva Penawaran Aggregat (Aggregate suply=AS) Keterangan: Perubahan harga input ex: upah & sumber energi Jika Pf naik; AS bergeser ke kiri atas Jika Pf turun; AS bergeser ke kanan bawah Gagal panen; AS bergeser ke kiri atas Penemuan teknologi ; AS bergeser ke kanan bawah Output Agregat atau Pendapatan Agregat Pengertian output agregat adalah jumlah seluruh barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam suatu perekonomian pada suatu periode tertentu. Pendapatan agregat adalah total pendapatan yang diterima oleh seluruh faktor produksi pada suatu periode tertentu.
  • 5. Output atau pendapatan agregat (Y) adalah istilah kombinasi yang digunakan untuk mengingatkan kembali persamaan antara output agregat dan pendapatan agregat. Sedangkan pengertian output riil yaitu output yang didasarkan kepada jumlah barang- barang dan jasa-jasa yang di produksi bukan berdasarkan sirkulasi nilai uangnya. Pendapatan, Konsumsi dan Tabungan (Y, C, S) Sebuah rumah tangga dapat melakukan dua hal dengan pendapatan yang dimilikinya yaitu rumah tangga tersebut dapat membeli barang-barang dan jasa-jasa yang dapat di konsumsi. Atau rumah tangga tersebut dapat menabungkan pendapatannya. Pengertian tabungan adalah bagian dari pendapatan rumah tangga yang tidak di konsumsi dalam suatu periode tertentu. Jika dinyatakan dalam bentuk persamaan identitas sebagai berikut: S=Y–C Dimana : S adalah tabungan rumah tangga Y adalah pendapatan rumah tangga C adalah konsumsi rumah tangga Yang dimaksud dengan tabungan, bukanlah tabungan yang terakumulasi dari waktu ke waktu tetapi tabungan di sini berkaitan dengan pendapatan pada periode tertentu yang tidak digunakan untuk pengeluaran konsumsi. Sedangkan yang dimaksud dengan pengeluaran konsumsi rumah tangga adalah bagaimana keputusan rumah tangga menentukan berapa banyak atau berapa besar pendapatannya yang digunakan untuk konsumsi barang dan jasa dalam periode tertentu. Konsumsi agregat adalah seluruh jumlah pengeluaran konsumsi rumah tangga untuk barang dan jasa dalam suatu perekonomian. Beberapa hal yang menentukan konsumsi agregat antara lain adalah: 1. Pendapatan rumah tangga 2. Kekayaan rumah tangga 3. Tingkat suku bunga
  • 6. 4. Harapan-harapan rumah tangga terhadap masa depan Perubahan fungsi konsumsi dapat berupa perubahan sepanjang kurva tersebut dan perubahan dalam bentuk pergeseran kurva konsumsi. Perubahan sepanjang kurva konsumsi sebagai pengaruh dari pendapatan rumah tangga. Sementara pergeseran kurva konsumsi dipengaruhi oleh kekayaan, tingkat harga, tingkat suku bunga, dan harapan runah tangga terhadap pendapatan masa depan. Kenaikan kekayaan rumah tangga akan menggeser kurva konsumsi ke atas. Artinya, semakin besar kekayaan yang dimiliki oleh rumah tangga pengeluaran konsumsinya akan semakin tinggi, dan sebaliknya. Jika tingkat harga mengalami kenaikan dengan kekayaan bentuk uang yang tetap menyebabkan konsumsi rumah tangga akan turun atau bergeser ke bawah. Sebaliknya jika tingkat harga turun dengan kekayaan uang yang jumlahnya tetap, konsumsi akan naik atau bergeser ke atas. Pengaruh tingkat suku bunga semakin tinggi tingkat suku bunga, kecenderungan menabung akan meningkat sehingga pengeluaran konsumsi akan menurun. Kurva konsumsi bergeser ke kanan. Dan sebaliknya jika tingkat suku bunga turun kecenderungan menabung juga turun konsumsi akan meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan pergeseran kurva konsumsi ke atas. Harapan terhadap masa depan terutama harapan terhadap pendapatan di masa depan. Jika harapan penerimaan pendapatan di masa depan besar maka konsumsi akan naik atau kurva konsumsi bergeser ke atas. Dan sebaliknya jika harapan memperoleh pendapatan di masa depan turun maka pengeluaran konsumsi juga akan turun atau kurva konsumsi bergeser ke bawah. Menurut Keynes, konsumsi rumah tangga secara langsung berhubungan dengan pendapatan rumah tangga. Pengertian fungsi konsumsi adalah hubungan antara konsumsi dan pendapatan yang dapat dijelaskan pada gambar 4.1
  • 7. Gambar 4.1 Kurva Fungsi Konsumsi Konsumsi rumahtangga (C) Pendapatan rumah tangga (Y) Pada gambar tersebut terlihat bahwa fungsi konsumsi sebuah rumah tangga menunjukkan tingkat konsumsi pada setiap tingkat pendapatan rumah tangga. Dari gambar tersebut Y adalah ouput agregat (income), C adalah konsumsi, b adalah kemiringan (slope) daripada garis yang menunjukkan perubahan konsumsi sebagai akibat perubahan pendapatan ( ). Dimana C diukur oleh sumbu tegak dan pendapatan (Y) diukur oleh sumbu datar. ( ) dapat disebut Marginal Propensity to Consume (MPC). Untuk menyederhanakan kita asumsikan bahwa titik di dalam fungsi agregat bila dihubungkan dengan pendapatan, maka bentuk fungsi konsumsinya adalah garis lurus. Dimana: C = a + bY Gambar 4.2 Fungsi konsumsi Agregat
  • 8. Arah dari fungsi konsumsi yaitu b disebut pula sebagai Marginal Propensity to Consume (MPC) yang merupakan perubahan konsumsi akibat perubahan pendapatan. Nilai dari MPC selalu positif tetapi lebih kecil dari 1. Jika fungsi konsumsi agregat dinyatakan dengan C = 100 + 0,75Y maka fungsi tersebut dapat digambarkan dalam gambar 4.3. Gambar 4.3 Kurva Fungsi Konsumsi Agregat (C = 100 + 0,75Y) Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah) Dari gambar 4.3 tersebut jika pendapatan nasional sama dengan 0 maka konsumsi sebesar Rp 100 miliar atau ini yang disebut a. Setiap kenaikan pendapatan Rp 100 miliar konsumsi akan mengalami kenaikan Rp 75 miliar menjadi seperti gambar 4.4.
  • 9. Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah) Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah) Gambar 4.4 Fungsi Konsumsi Agregat Setelah Perhitungan Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah) rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran Sebagaimana disebutkan di bagian muka pendapatan akan digunakan untuk konsumsi dan tabungan. Bagian dari perubahan pendapatan yang digunakan untuk tabungan disebut Marginal Propensity to Save (MPS). MPC + MPS = 1 Persamaan umum fungsi tabungan adalah: S = -a + (1-b)Y berdasarkan contoh pada fungsi tabungan di atas S = -100 + 0,25Y. Fungsi tabungan ini tampak pada gambar 4.5. Gambar 4.5 Pengeluaran Agregat dan Tabungan
  • 10. Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah) Tabungan agregate, S (miliaran rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah) Gambar 4.5 bagian bawah arah dari kurva tabungan ditunjukkan oleh . Sedangkan –a = 100 diartikan ketika pendapatan tidak ada telah terjadi hutang sebesar 100. Pada pendapatan 400 tabungan sebesar 0 artinya seluruh pendapatan habis untuk konsumsi. Tabungan memilki nilai positif ketika pendapatan di atas 400. Hubungan antara pendapatan Y, konsumsi C dan tabungan S terdapat pada tabel 4.1.
  • 11. Tabel 4.1 Tabel Hubungan Y, C, dan S (Semua Dalam Miliaran Rupiah) Pendapatan Agregat, Tabungan Konsumsi Agregat, C Y Agregat, S 0 100 -100 80 160 -80 100 175 -75 200 250 -50 400 400 0 400 550 50 800 700 100 1,000 850 150 C. Investasi Investasi adalah pengeluaran oleh swasta untuk pembelian barang-barang dan jasa yang akan dipakai dalam proses produksi atau dengan kata lain sama dengan permintaan oleh swasta terhadap barang dan jasa (input) yang diperlukan untuk investasi produktif. Faktor yang menentukan pengeluaran investasi berbeda dengan konsumsi.Perbedaanya terletak dalam hal tujuan membeli barang, yaitu untuk invesatasi dengan harapan untuk mendapatkan keuntungan sedangkan konsumsi dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok. Perbedaan lain adalah sumber pembiayaan untuk investasi dapat berasal dari berbagai sumber pembiayaan dan keuangan dimana jumlahnya tidak tergantung dari kondisi keuangan sekarang tetapi pada harapan kondisi keuangan dimasa mendatang. Pembiayaan konsumsi rumah tangga berasal berasal dari pendapatan sekarang.Jadi pengeluaran investasi jumlahnya bisa jauh melebihi jumlah pendapatan sekarang, jadi tidak tergantung dengan income.Apa yang menentukan besarnya investasi dalam masyarakat? Faktor yang menentukan pengeluaran investasi ada dua yaitu harapan keuntungan (expectation of future profit) yang akan diperoleh dimasa mendatang dan biaya dari uang yang harus ditanggung akibat pengeluaran uang tersebut. Harapan keuntungan tersebut biasanya dinyatakan dalam persentase keuntungan per satuan waktu dan biaya penggunaan dana dinyatakan dalam persentase atau disebut tingkat bunga. Sebuah investasi akan dilakukan apabila harapan keuntungan lebih besar dari biaya penggunaan dana atau tingkat bunga (interest rate). Semakin besar selisih kedua faktor ini maka semakin besar pula investasi yang akan dilakukan. Tingkat keuntungan yang diharapkan tersebut disebut dengan Marginal Efficiency of Capital (MEC). Semakin besar selisih antara MEC dengan tingakat bunga yang berlaku maka akan semakin besar pula volume investasi yang akan dilakukan. Secara grafik dapat dilihat seperti pada Gambar 5.2.Grafik MEC adalah negatif, berbanding terbalik dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku maka semakin besar pula harapan keuntungan sehingga investasi juga semakin besar.
  • 12. Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi tersebut dapat juga dinyatakan secara matematis sebagai berikut: I = K – bi b > 0 (5.8) Gambar 5.2 Gambar 5.2.Marginal Efficiensy of Capital atau harapan keuntungan dari investasi yang dikeluarkan, dapat dinyatakan dengan hubungan investasi kumulatif dengan tingkat bunga yang berlaku.Semakin rendah bunga yang berlaku berarti semakin tinggi harapan untuk meraih keuntungan dimasa mendatang sehingga investasi semakin naik. K adalah investasi yang otonom atau exogenous, i adalah tingkat bunga dan b adalah koefisien yang menunjukkan seberapa sensitive investasi tersebut terhadap perubahan tingkat bunga.Sesuai dengan grafik 5.2 diatas maka koefisien b adalah bertanda negatif yang berarti semakin rendah tingkat bunga maka semakin tinggi pengeluaran investasi karena semakin banyak proyek investasi yang layak untuk dilaksanakan. Selain dari faktor bunga, dalam kenyataan sehari-hari investasi bukan hanya ditentukan oleh bunga tetapi dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi yang lain dan bahkan juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan politik. Misalnya keamanan, kestabilan politik, kepastian hukum di suatu Negara berpengaruh sangat besar terhadap masuknya investor dari luar negeri. Merencanakan Investasi (I) Merencanakan investasi adalah tambahan stok kapital atau persediaan yang direncanakan oleh perusahaan-perusahaan. Investasi aktual adalah jumlah aktual dari investasi termasuk perubahan persediaan yang tidak direncanakan oleh perusahaan.
  • 13. Gambar 4.6 Kurva Investasi Tetap Investasi direncanakan, I (miliaran rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah) Dari gambar 4.6 kita asumsikan sebuah investasi yang tetap. Investasi tersebut tidak tergantung pada pendapatan berapa pun pendapatan investasi tidak mengalami perubahan. Ketika suatu variabel seperti investasi yang direncanakan tidak tergantung kepada tingkat perkembangan ekonomi disebut sebagai variabel investasi otonom. Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE) Gambar 4.7 Kurva Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE) Pengeluaran agregate direncanakan, C+I (miliaran rupiah) Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
  • 14. Untuk menentukan besarnya pengeluaran agregat (AE) kita tambahkan pengeluaran konsumsi (C), pengeluaran investasi yang direncanakan (I) pada setiap tingkat pendapatan. Dalam ekonomi makro yang dimaksud keseimbangan di pasar barang adalah titik di mana pengeluaran agregat yang direncanakan sama dengan agregat output. Keseimbangan: Pengeluaran agregat direncanakan AE = C + I Keseimbangan: Y = AE, atau Y = C + I Ketidakseimbangan: Y>C+I Output agregat > Pengeluaran agregat direncanakan Persediaan Investasi lebih besar daripada yang direncanakan. Investasi aktual lebih besar daripada yang direncanakan. C+I>Y Pengeluaran agregat direncanakan > Output agregat Persediaan Investasi lebih sedikit daripada yang direncanakan. Tidak ada persediaan untuk investasi yang direncanakan. Gambar 4.8 Keseimbangan Pengeluaran Agregat yang Direncanakan (AE) Pengeluaran agregat direncanakan (AE = C + I) Konsumsi agregate, C (miliaran rupiah) Meningkatnya investasi yg tidak direncanakan: output turun Titik Keseimbangan Y= C+ I Turunnya investasi yang tidak direncanakan: output meningkat Pendapatan agregate, Y (miliaran rupiah)
  • 15. Tabel 4.2 Tabel Pengeluaran Agregat dan Mencari Keseimbangan (Y=AE) Pengeluaran Agregat yang direncanakan dan Mencari Equilibrium (semua dalam miliaran Rupiah) Berdasarkan Hitungan C=100+75Y -1 -2 -3 -4 -5 -6 Output Konsumsi Investasi Pengeluran Perubahan Keseimbanga Agregate Agregate Direncanakan Aggregate Investor Yang n? (Pendapatan) Direncanakan Tidak (AE) Direncanakan Y C I C+I Y - (C + I ) (Y = AE?) 100 175 25 200 -100 Tidak 200 250 25 275 -75 Tidak 400 400 25 425 -25 Tidak 500 475 25 500 0 Ya 600 550 25 575 25 Tidak 800 700 25 725 75 Tidak 1 850 25 875 125 Tidak Mengemukan keseimbangan agregat output dengan pengeluaran agregat (Y = AE) secara aljabar Jika diketahui: (1) Persamaan identitas output agregat: Y = C + I (2) Fungsi konsumsi: C = 100 + 0,75Y (3) Fungsi investasi: I = 25 Carilah besarnya nilai output keseimbangan Caranya: Substitusikan persamaan Tidakmor (2) dan (3) ke dalam persamaan (1). Akan diperoleh: Y = 100 + 0,75Y + 25 Y – 0,75Y = 100 + 25 Y – 0,75Y = 125 0,25Y = 125 Y = 500 Dari perhitungan aljabar di atas keseimbangan output agregat dan pengeluaran agregat ketika output agregat (pendapatan agregat, Y) sebesar 500. Pendekatan yang kedua untuk mendapatkan keseimbangan output dengan menggunakan persamaan S = I, yaitu output
  • 16. agregat akan menjadi sama dengan pengeluaran agregat hanya jika tabungan = investasi yang direncanakan (S = I). Dengan perhitungan sebagai berikut: S – 100 + 0,25Y = 25 0,25 Y = 125 Y = 500 Pada gambar 4.9 saat Y = 500 menunjukkan nilai S = I. Gambar 4.9 Kurva S = I D. Multiplier (Pengganda) Suatu penambahan investasi akan menyebabkan output mengalami kenaikan. Tambahan investasi meningkatkan pendapatan, menaikkan konsumsi dan tabungan. Multiplier dari investasi otonom digambarkan sebagai pengaruh dari investasi awal di dalam produksi, pendapatan, pengeluaran konsumsi, dan keseimbangan pendapatan. Besar kecilnya koefisien multiplier tergantung pada kemiringan (slope) dari garis pengeluaran agregat yang direncanakan. MPS dapat dituliskan sebagai berikut: Karena ΔS harus sama dengan ΔI sehingga dapat disubstitusikan ΔI untuk ΔS, sehingga persamaannya menjadi:
  • 17. Di mana: atau Contoh mulitiplier jika diketahui fungsi konsumsi C=100+0,75Y, investasi otonom periode pertama sama dengan 25. Investasi pada periode kedua sama dengan 35. Carilah perubahan output (income) agregat akibat perubahan besarnya investasi dari periode pertama ke periode kedua. Jawab: Koefisien multiplier (k) k=4 perubahan investasi:
  • 18. BAB III PENUTUP A.Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan dalam sistem standar kertas, tidak ada proses otomatis yang menstabilkan tingkat harga. Disini kaum klasik melihat satu-satunya peranan makro pemerintah, yaitu mengendalikan jumlah uang beredar sesuai dengan kebutuhan transaksi masyarakat. Di dalam sistem standar emas, ada mekanisme otomatis yang menjamin kestabilan harga. Disini peranan pemerintah tidak dianggap perlu, sebab jumlah uang (emas) yang beredar akan otomatis menyesuaikan diri dengan kebutuhan masyarakat. Di Pasar Luar Negeri, mekanisme otomatis menjamin keseimbangan neraca perdagangan melalui:  Mekanisme Hume, dalam sistem standar emas, atau  Mekanisme kurs devisa mengambang, dalam sistem standar kertas.  Campur tangan pemerintah tidak diperlukan. Menurut Keynes, situasi makro suatu perekonomian ditentukan oleh apa yang terjadi dengan permintaan agregat masyarakat apabila permintaan agregat melebihi penawaran agregat (atau output yang dihasilkan) dalam periode tersebut, maka akan terjadi situasi “kekurangan produksi”. Pada periode berikutnya output akan naik atau harga akan naik, atau keduanya terjadi bersama-sama. Apabila permintaan agregat lebih kecil daripada penawaran agregat, maka situasi “kelebihan produksi” terjadi. Pada periode berikutnya output akan turun atau harga akan turun, atau keduanya terjadi bersama-sama.
  • 19. BAB V REFERENSI Karim, Andriawan. Ekonomi Makro Islam. Jakarta, 2007, edisi ketiga Khan, Fahim. Essays in islamic economics, Leicester : Islamic Fundation, 1995 http://id.wikipedia.org Modul mbak Febri dari Dr.Panji Suwarno www.slideshare.com www.google.com Haningsih,Luna.Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB,Matematika Ekonomi 1.http://google.com