SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 39
Teknik Tenaga Listrik
                                             Sabtu 10 – 11-2012
                                              Pertemuan ke 2-3
Dasar Rangkaian Listrik
 Arus bolak-balik satu fasa
RANGKAIAN LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA
 Pada bagian ini akan dibahas tentang perbedaaan listrik
  arus searah dan arus bolak-balik, metode penyelesaian
  listrik arus bolak-balik, dan analisis rangkaian arus bolak-
  balik satu fasa. Hal ini sangat dibutuhkan dalam
  perencanaan instalasi listrik industri manufaktur.
  Setelah pembahasan materi ini, mahasiswa diharapkan
  dapat menghitung dan mengukur arus, tegangan dan daya
  rangkaian arus bolak-balik satu fasa.
Perbedaan Listrik Arus Searah dan Arus
Bolak-Balik
 Tabel 2.1 memperlihatkan beberapa perbedaan antara
  listrik arus searah dan listrik arus bolak-balik.
 Tabel 2.1 Perbedaan listrik arus searah dan arus bolak-
  balik.

No        Listrik Arus Searah (DC)        Listrik Arus bolak-balik (AC)
1    Hanya memiliki 1 fasa            Satu fasa atau tiga fasa
2    Tidak ada beda fasa              Ada beda fasa antara tegangan dan arus
3    Tidak memiliki frekuensi         Memiliki frekuensi
4    Hanya ada satu daya yaitu daya   Dapat memiliki 3 jenis daya, yaitu daya
     aktif                            aktif, daya reaktif dan daya semu.

5    Hanya memiliki tahanan R.        Memiliki tahanan R dan reaktansi X
 Reaktansi         adalah       perlawanan     seperti dalam arus bolak-balik, maka nilai
  komponen        sirkuit/rangkaian     atas     reaktansi 39 menjadi konstan. Resistor
  perubahan arus listrik atau tegangan           ideal tidak memiliki reaktansi (bernilai 0),
  listrik karena adanya kapasitansi atau         sedang induktor dan kapasitor ideal tidak
  induktansi.     Medan      listrik   yang      memiliki resistansi (tahanan bernilai 0).
  terbentuk dalam komponen tersebut              Gabungan antara tahanan (R) dan reaktansi
  akan menghambat perubahan potensial            (X) disebut impedansi (Z).
  listrik dan medan magnetik yang                Impedansi listrik, atau lebih sering
  terbentuk menghambat perubahan arus            disebut impedansi, menjelaskan ukuran
  listrik. Simbol yang dipergunakan untuk        penolakan terhadap arus bolak-balik
  menyatakan reaktansi sama dengan yang          sinusoidal. Impedansi listrik memperluas
  dipergunakan pada hambatan listrik,            konsep resistansi listrik ke sirkuit AC,
  namun memiliki beberapa perbedaan.             menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif
 Nilai    kapasitansi dan induktansi            dari tegangan dan arus, tetapi juga fase
  mempengaruhi sifat dari komponen               relatif.
  tersebut,namun efek reaktansi tidak           Bila sebuah beban diberi tegangan,
  terlihat ketika komponen tersebut dialiri      impedansi dari beban tersebut akan
  arus searah,efek reaktansi hanya akan          menentukan besar arus dan sudut fase yang
  terlihat jika ada perubahan arus atau          mengalir pada beban tersebut. Faktor daya
  tegangan                                       merupakan petunjuk yang menyatakan sifat
                                                 suatu beban.
Metode Penyelesaian Rangkaian Arus Bolak-Balik
                                          Cara aljabar kompleks dan analisis fasor.
 Dalam suatu rangkaian linear yang        Fasor dari kata “phasor” yangmerupakan
  terdiri atas tahanan (R), induktor       akronim/singkatan dari phase vector
  (L),dan kapasitor (C), apabila suatu     (vektor fase). Cara iniadalah cara paling
  arus     atau     tegangan    adalah     mudah. Fasor merupakan alat bantu
                                           untukmempermudah             penganalisaan
  sinusoidal, maka semua arus dan          besaran          bolak-balik         Fasor
  tegangan yang lain juga berbentuk        menyatakantransformasi dari fungsi waktu
  sinusoidal dengan frekuensi yang         ke      dalam       bidang       kompleks
  sama. Melalui hukum Kirchoff             yangmengandung       informasi     tentang
                                           amplitudo dan sudut fase.
  terdapat 3 cara untuk penjumlahan
  dan     penguranganbentuk-bentuk        Cara aljabar kompleks dijelaskan di bawah
  sinusoidal:                              ini.
 Cara          grafis,        dengan
  menggambarkan gelombang demi            Bilangan kompleks (complex number) z
  gelombang dan dijumlahkan setiap         adalah sebuah bilangan dalam bentuk x +
                                           jy, di mana x dan y adalah bilangan nyata
  saat. Ini memerlukan waktu yang          dan j =  x = Re z yakni bagian nyata
                                                      -1.
  lama dan kurang teliti.                  (real) dari z dan y = Im z yakni bagian
 Cara trigonometri, menggunakan           khayal (imajiner) dari z. Bidang kompleks
                                           terdiri atas sepasang sumbu yang saling
  dalil-dalil   trigonometri     untuk     tegak lurus dengan sumbu horizontal
  menjumlahkanmdan                         menggambarkan bagian nyata z (Re z) dan
  mengurangkan dua gelombang               sumbu tegak menggambarkan j Im z.
  sinusoidal. Cara inisukar dan
  memerlukan waktu yang lama.
Jumlah dan Selisih Bilangan Kompleks

 Untuk    menjumlahkan dua bilangan kompleks,
  jumlahkan bagian-bagian nyata dan bagian khayalnya
  secara terpisah. Untuk mengurangkan dua bilangan
  kompleks, kurangkan bagian-bagian nyata dan bagian
  khayal secara terpisah. Dari pandangan praktis,
  penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks
  hanya dapat dilakukan dengan baik jika kedua
  bilangan tersebut adalah dalam bentuk rektangular.
 Perkalian Bilangan
                                    Pembagian Bilangan
  Kompleks
                                     Kompleks
 Hasil   kali dua bilangan
                                    Untuk dua bilangan kompleks
  kompleks bila keduanya dalam
                                     dalam bentuk eksponensial,
  bentuk eksponensial diperoleh
                                     pembagian diperoleh langsung
  langsung dari aturan eksponen:
                                     dari aturan eksponen,
Rangkaian Satu Fasa
                      a     I              b                      • Komponen
                                     L               VL             rangkaian satu fasa:
        V
                                     R
                                                                  • >Sumber tegangan
                                                     VR
                                                                    atau arus
                           g
                                                                  • >Impedansi
        10
                                Vo                                  (resistansi, induktansi,
         5
v (t)    0
                                                                    kapasitansi)
             5                                                    • >Komponen
        10
                 0   60   120        180       240   300    360     dihubungkan seri atau
                                                           deg
                                                                    paralel.
                                     T
Rangkaian Satu Fasa
   Sumber tegangan menghasilkan gelombang sinus :

                  v (t)       2 V rms sin ( w t )

       dimana: Vrms adalah harga efektif sumber tegangan
       w adalah frekuensi sudut fungsi sinus (rad/sec)
                        2                             1
           w  2 f         rad/sec             f        Hz
                        T                              T
          f adalah frekuensy (60 Hz di USA, 50 Hz di Eropa).
        T adalah periode gelombang sinus (seconds).
                             V0       2 V rms


   Harga Puncak (maksimum) tegangan adalah
Harga efektif dapat dihitung                   1     T
                                     V rms         0 v(t) dt
                                                           2


                                               T

Arah tegangan diperlihatkan oleh panahdari g ke a. Hal ini berarti selama
½ siklus positifnya, potensial a lebih besar daripada g.
                           a     I        b


                                      C        Vc
                  V
                                      R        VR

                                g
Rangkaian Satu Fasa
 Arus yang mengalir juga sinusoidal

    i (t )    2 I rms sin ( w t - f )

dimana: I rms adalah harga efektif arus.
     f adalah pergeseran fasa antara tegangan &
   arus.

 Harga efektif dapat dihitung dengan hukjum
 Ohm:                                              V rms
                                         I rms 
  dimana: Z adalah impedansi                        Z
Rangkaian Satu Fasa
 Impedansi (dalam Ohms) adalah :
   a) Resistansi (R)

   b) Reaktansi Induktif    XL  w L




                                     1
   c) Reaktansi Kapasitif   XC 
                                    w C
Rangkaian Satu Fasa
 Impedansi dari sebuah     Perhitungan impedansi
 resistor dan induktor
 yang dihubungkan seri
 adalah :                               I
                                    a           b

                                            XL      VXL
     Z    R  X
              2        2
                               V
                                            R       VR
 Sudut fasanya :
                                        g

                   X
       f  a tan
                   R
Contoh soal
1. Sebuah rangkaian RL seri, dengan tahanan R = 200 Ω dan reaktansi
    induktif XL = 150 Ω, dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-
    balik V = 100 Volt,seperti pada Gambar 4.17. Hitunglah:
a. Arus dalam rangkaian (i)
b. Tegangan pada tahanan dan induktor.
           I                       Penyelesaian:
               R      VR
V
               XL     VL


Gambar 4.17
Rangkaian Satu Fasa
 Arus generator mengalir      The load current and
 dari g ke a selama siklus        voltages are in opposite
 positifnya.                      direction

 Arus dan tegangan                   a    I      b
 dalam arah yang sama.
                                          Ig      L   VL
                              V
 Arus dalam siklus positif
                                          ILoad   R
 mengalir dari b ke g.                                VR

                                          g
Rangkaian Satu Fasa
Rangkaian “Induktif”
 Pergeseran fasa terjadi antara tegangan dan arus adalah
  “negatif”.
 >>>Arus tertinggal (lagging) terhadap tegangan.
                                                          V(t)
        a   I       b
                                      10                                   I(t)
                L       VL
                                       5
  V                                            f
                             V( t )
                R                      0
                        VR   I( t )
                                       5
            g
                                      10
                                           0       60   120   180    240      300 360

                                                                 t
Rangkaian Satu Fasa
Rangkaian Kapasitif
 Pergeseran fasa terjadi antara tegangan dan arus adalah
  “positif”.
 >>>Arus mendahului (leading) terhadap tegangan
                                    10
      a   I       b
                                                    v(t)
                                     5
              C       Vc   V( t )
                                                                        i(t)
V                                    0
                           I( t )
              R       VR             5                  f

          g                         10
                                         0   60   120       180   240     300 360
                                                             t
Rangkaian Satu Fasa
 Ilustrasi arus kapasitif (leading) dan induktif
 (lagging).

              v(t)               IL(t) lagging IC(t) leading




              -f         f

                             t
Rangkaian Satu Fasa
Notasi Komplek
 Perhitungan-2 teknik memerlukan informasi
 harga efektif (rms) dan pergeseran fasa tegangan
 dan arus.
 Fungsi waktu digunakan untruk analisa transient.
 Amplitudo(rms) dan sudut fasa dapat dihitung
 menggunakan notasi komplek.
 Tegangan, arus dan impedansi dinyatakan dalam
 fphasor komplek.
Rangkaian Satu Fasa
Complex Notation
Impedance phasor: (resistance, capacitor, and
  inductance connected in series)
Rectangular form:
                    1
Z  R  jw L  (          )  R  j (X L - X C )  R  j X T
                   jw C


               form: Z  Z e
                                     jf
Exponential                                                    Z
                                                                       X
                                                                   f
                                                   X
where:   Z        R  X
                    2      2         f  a tan (       )       R
                                                   R
Single Phase Circuit
Review
Complex Notation
Impedance phasor: (resistance, capacitor,
 and inductance connected in parallel)
      1                    1                                         1
Z                                                
      Y       1        1                   1           1         1
                                                                         jwC
              R       jw L                 1           R        jw L
                                       jw C
Two impedances connected in parallel

                                       1                   Z1 Z 2
                       Z                          
                                   1           1       Z1  Z 2
                                       
                               Z1          Z1
Rangkaian Satu Fasa
Notasi Komplek
Phasor impedansi:

Bentuk Polar:

               Z cos f   j sin f 
         jf
Z Z e
                                                    Z
                                            X               X
                              f  a tan (       )       f
Z     R  X
         2       2
                                            R       R

R  Z cos ( f )               X  Z sin ( f )
Rangkaian Satu Fasa
Perhitungan Daya.

Daya sesaat, adalah hasil perkalian antara tegangan
sesaat v(t) dan arus sesaat i(t).


Where:
p ( t )  v(t) i(t)    2 V sin w t      2 I sin w t  f   

v (t)    2 V sin w t                i (t)    2 I sin w t  f   
Rangkaian Satu Fasa
Bagian 1 Real Power
Harga RATA-RATA dari p(t) adalah REAL POWER. Daya inilah yang
ditransfer dari sumber ke beban.
                                   P  V I cos ( f )

Bagian 2 adalah Reactive Power.
Harga rata-rata reactive power adalah NOL (mengapa?):
a). Selama siklus positif daya rekatif mengalir dari generator ke beban.
b). Selama siklus negatif daya rekatif mengalir dari beban ke
generator.
                                       Q  V I sin ( f )
Rangkaian Satu Fasa
Fungsi waktu Daya Sesaat
 Berosilasi dengan frekuensi dua kali frekuensi dasarnya.
 Kurva tergeser ke sumbu positif sehingga daerah dibawah kurva
  positif >kurva dibawah kurva negatif.
 Daya rata-rata yg ditransfer:             1 T
                                        P     p( t) dt
                                              T   0




           Voltage    Daya rata-rata          Daya Sesaat


                                  t
Rangkaian Satu Fasa
   Daya Reaktif dan Daya Nyata untuk berbagai pergeseran fasa
                                             p(t)                                                       p(t)
F=   -5o                                            F = -30o
                            P                                                     P




                                P [1-cos(2wt)]                                           P [1-cos(2wt)]
              Q sin (2wt)                                           Q sin (2wt)

                            t                                                     t
                                                                                                       p(t)
F = -60o                                     p(t)   F = -85o

                            P
                                                                             P



                                P [1-cos(2wt)]                                        P [1-cos(2wt)]
              Q sin (2wt)
                                                               Q sin (2wt)
                            t                                                     t
Rangkaian Satu Fasa
Daya Komplek
 Notasi komplek dapat digunakan untuk menyatakan Daya.


                      S  V I  P  jQ

 FAKTOR DAYA (p.f) didefinisikan sebagai : perbandingan antara
  Daya Nyata (P) dengan harga mutlak dari daya komplek (|S|).


                                       P
                       pf cos φ 
                                       S
Rangkaian Tiga Fasa
Rangkaian Tiga Fasa
Sistem dihubungankan Wye
 Titik netral di-tanahkan            Va n
 Tegangan 3-fasa mempunyai
  magnitudo yg sama.                                   a
                                      Vb n
 Perbedaan fasa antar tegangan              Va b   Vc a
  adalah 120°.                    n                     b
                                      Vc n
                                             Vb c
                                                       c
       Van  V  0   V

       Vbn  V   120 

       Vcn  V   240 
Rangkaian Tiga Fasa
                                                                 Ia
Sistem dihubungkan Wye
 Tegangan LINE to LINE
  berbeda dg tegangan FASA                   Va n              Va b
                                                        Vb n
                                                    n
  Vab  Van - Vbn    3 Van   30
                                                                Ib   Vc a

                                               Vc n
  Vbc  Vbn - Vcn    3 Vbn  - 90
                                     


                                                               Vb c
  Vca  Vcn - Van    3 V cn   150
                                         

                                                                 Ic

    Besar Tegangan LINE to LINE adalah  tegangan FASA
                             (rms)
Rangkaian Tiga Fasa
Sistem Wye Berbeban
 Impedansi beban adalah Za, Zb, Zc
 Setiap sumber tegangan mensuplai              Van
                                                                  Za
  ARUS LINE ke beban.                                 a
                                                                       Ia
 Arus dinyatakan sebagai:                      Vbn         Vab
                                                                  Zb
          V an                       V cn              b
                        V bn
    Ia           Ib          Ic          n                          Ib
          Za                         Zc               Vca
                        Zb                      Vcn         Vbc
                                                                  Zc
                                                       c
 Pada sistem mengalir ARUS KE-                                        Ic
 TANAH sebesar:
    I0 Ia  Ib  Ic                                         Io
Rangkaian Tiga Fasa
Sistem Wye Berbeban
 Jika BEBAN SETIMBANG (Za = Zb =
                                           Van
 Zc) maka:                                                Za
                                                 a
                                                               Ia
        I0 Ia  Ib  Ic  0

 Dlam hal ini rangkaian ekivalen
  satu fasa dapat digunakan (fasa a,
  sebagai contoh)
 Fasa b dan c di-”hilangkan”
                                       n
                                                     Io
Rangkaian Tiga Fasa
Sistem Terhubung Delta
 Sistem hanya punya satu
 macam tegangan, yakni LINE
 to LINE ( VLL )                                              Ia           Za
                                                        a              a
 Sistem mempunyai dua arus :                                                   Iab
                                                            Vab
   Arus LINE                                                     Ib       Zb
                                                                       b
                                                        b
   Arus FASA                                     Vca
                                                                                I bc
                                                            Vbc
 Arus FASA adalah:                                               Ic   c   Zc

                                                        c
           V ab            V bc            V bc                                  Ica
  I ab           I bc           I bc 
           Z ab            Z bc            Z bc
Rangkaian Tiga Fasa
Sistem Terhubung Delta
Arus LINE :

   I a  I ab  I ca                              Ia
                                                                    a
                                      a
   I b  I bc    I ab
                                                                   Iab
   Ic      I ca  I bc                     Vab            Zab                  Zca
 Pada beban setimbang:               b
                                                             Ibc          Ica
                                      Vca         Ib
                                            Vbc
                                                       b            Zbc         c
                                                  Ic
          Ia     3 I ab   30
                                  
                                       c
Rangkaian 3-Fasa dengan Beban
 Impedansi

Sumber 3-fasa 480 terhubung Wye dengan titik netral ditanahkan
mensuplai impedansi 3-fasa
Za = 70 + j 60, Zb = 43 - 60j, Zc = j 80 + 30 ohm

Beban dihubungkan:
 1. Wye, grounded (sistem 4-kawat)
 2. Wye, ungrounded ( sistem 3-kawat)
 3. Delta

a) Gambarkan rangkaiannya.
b) Hitung: arus pada konfigurasi beban Wye, arus fasa Delta, arus line
Delta, arus sumber, Daya sumber (apparent, real and reactive powers),
Faktor Daya.
Rangkaian Tiga Fasa
Perhitungan Daya 3-Fasa
 Daya 3-Fasa merupakan jumlahan dari daya 1-Fasa
    P  Pa  Pb  Pc
 Jika beban setimbang:

   P  3 P phase  3 V phase I phase cos f 

 Sistem Wye:           V phase  V LN     I phase  I L   V LL        3 V LN


                          P  3 V phase I phase cos f         3 V LL I L cos f 

 Sistem Delta: I                 3 I phase    V LL  V phase
                  Line



                          P  3 V phase I phase cos f         3 V LL I L cos f 


                        f adalah beda fasa antara Vfasa dg Ifasa
Transformasi Y D
Teknik tenaga listrik  pertemuan 2

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
Draj Cahya
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
mocoz
 
Tegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACTegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi AC
Gredi Arga
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
Eko Supriyadi
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
Gredi Arga
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Univ of Jember
 
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKRL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
Muhammad Dany
 

Mais procurados (20)

188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
188571563 parameter-saluran-transmisi-gmd-n-gmr
 
Rangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balikRangkaian Arus bolak balik
Rangkaian Arus bolak balik
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
Mesin arus bolak_balik_(bahan_kuliah)
 
12 rangkaian rlc pararel
12 rangkaian rlc  pararel12 rangkaian rlc  pararel
12 rangkaian rlc pararel
 
Tegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi ACTegangan Tinggi AC
Tegangan Tinggi AC
 
Rangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintuRangkaian dua pintu
Rangkaian dua pintu
 
Bab 10 elektronika daya
Bab 10   elektronika dayaBab 10   elektronika daya
Bab 10 elektronika daya
 
6 faktor daya
6  faktor daya6  faktor daya
6 faktor daya
 
Arus dan tegangan ac
Arus dan tegangan acArus dan tegangan ac
Arus dan tegangan ac
 
Rangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RCRangkaian Integral & Diferensial RC
Rangkaian Integral & Diferensial RC
 
teorema thevenin
teorema theveninteorema thevenin
teorema thevenin
 
Laporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisiLaporan praktikum superposisi
Laporan praktikum superposisi
 
Tegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DCTegangan Tinggi DC
Tegangan Tinggi DC
 
Rangkaian Kapasitor
Rangkaian KapasitorRangkaian Kapasitor
Rangkaian Kapasitor
 
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali PenuhPenyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
Penyearah Satu Fasa Terkendali Penuh
 
3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik3. hubungan rangkaian listrik
3. hubungan rangkaian listrik
 
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIKRL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
RL - RANGKAIAN TERGABUNG SECARA MAGNETIK
 
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhaniEbook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
Ebook RANGKAIAN LISTRIK -- mohamad ramdhani
 
Makalah Kutub Empat
Makalah Kutub Empat Makalah Kutub Empat
Makalah Kutub Empat
 

Destaque

RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
Muhammad Dany
 
Welcyon Franchise
Welcyon FranchiseWelcyon Franchise
Welcyon Franchise
Abuxx
 
Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...
Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...
Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...
Serbian Business Angels Network
 
презентация1
презентация1презентация1
презентация1
Cntgfytyrj
 
Elettronica digitale with Example
Elettronica digitale with ExampleElettronica digitale with Example
Elettronica digitale with Example
Claudio Mignanti
 
Doing research
Doing researchDoing research
Doing research
huanghxin
 

Destaque (20)

RL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASARL - RANGKAIAN 3 FASA
RL - RANGKAIAN 3 FASA
 
9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik9 rangkaian arus bolak balik
9 rangkaian arus bolak balik
 
Welcyon Franchise
Welcyon FranchiseWelcyon Franchise
Welcyon Franchise
 
Presentatie 08 03-2013
Presentatie 08 03-2013Presentatie 08 03-2013
Presentatie 08 03-2013
 
Dr. Gordon Pedersen vertelt over de werking achter gezonde chocolade
Dr. Gordon Pedersen vertelt over de werking achter gezonde chocoladeDr. Gordon Pedersen vertelt over de werking achter gezonde chocolade
Dr. Gordon Pedersen vertelt over de werking achter gezonde chocolade
 
Unit plan biologi pbl smktbb
Unit plan biologi pbl smktbbUnit plan biologi pbl smktbb
Unit plan biologi pbl smktbb
 
Presentation 3
Presentation 3Presentation 3
Presentation 3
 
18 cumple jessy
18 cumple jessy18 cumple jessy
18 cumple jessy
 
Presentation 2
Presentation  2Presentation  2
Presentation 2
 
Informe bingo bazar 2012
Informe bingo bazar 2012Informe bingo bazar 2012
Informe bingo bazar 2012
 
18 cumple Jessy
18 cumple Jessy18 cumple Jessy
18 cumple Jessy
 
Presentation 2
Presentation  2Presentation  2
Presentation 2
 
Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...
Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...
Natalia Meylunas - Head of Regional Programme, Small Business Support Team at...
 
dr. Gordon vertelt over de werking van Gezonde Chocolade
dr. Gordon vertelt over de werking van Gezonde Chocoladedr. Gordon vertelt over de werking van Gezonde Chocolade
dr. Gordon vertelt over de werking van Gezonde Chocolade
 
Presentation 2
Presentation  2Presentation  2
Presentation 2
 
презентация1
презентация1презентация1
презентация1
 
Elettronica digitale with Example
Elettronica digitale with ExampleElettronica digitale with Example
Elettronica digitale with Example
 
Presentation 2
Presentation  2Presentation  2
Presentation 2
 
Unit plan biologi pbl smktbb 2012
Unit plan biologi pbl smktbb 2012Unit plan biologi pbl smktbb 2012
Unit plan biologi pbl smktbb 2012
 
Doing research
Doing researchDoing research
Doing research
 

Semelhante a Teknik tenaga listrik pertemuan 2

Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
somad79
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
bayu dewangga
 

Semelhante a Teknik tenaga listrik pertemuan 2 (20)

Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
Rangkaian AC SMA (fIsika unnes)
 
7 jenis beban ac
7 jenis beban ac7 jenis beban ac
7 jenis beban ac
 
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggoMaju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
Maju rangkaian-arus-bolak-balik-fix-binggo
 
Makalah arus ac
Makalah arus acMakalah arus ac
Makalah arus ac
 
3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik3 pemanfaatan arus bolak balik
3 pemanfaatan arus bolak balik
 
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsxArus Bolak-balik - Copy.ppsx
Arus Bolak-balik - Copy.ppsx
 
Bab ii
Bab ii Bab ii
Bab ii
 
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMAmateri Rangkaian arus bolak fisika SMA
materi Rangkaian arus bolak fisika SMA
 
ANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdf
ANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdfANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdf
ANALISIS+SISTEM+TENAGA+LISTRIK+1C.pdf
 
Arus Bolak Balik
Arus Bolak BalikArus Bolak Balik
Arus Bolak Balik
 
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
Pkdle 1menjelaskanarustegangandantahanan 110214220303-phpapp02
 
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptxPPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
PPT APLIKASI INTEGRAL.pptx
 
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDATeori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
Teori Dasar Listrik by Kuat Indartono, S.T. POLDA
 
Bab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaianBab ii 1_aplikasirangkaian
Bab ii 1_aplikasirangkaian
 
3 besaran arus dan tegangan
3 besaran  arus dan tegangan3 besaran  arus dan tegangan
3 besaran arus dan tegangan
 
3 Besaran Arus dan Tegangan
3 Besaran  Arus dan Tegangan3 Besaran  Arus dan Tegangan
3 Besaran Arus dan Tegangan
 
4 besaran arus dan tegangan
4 besaran  arus dan tegangan4 besaran  arus dan tegangan
4 besaran arus dan tegangan
 
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptxRANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
RANGKAIAN_SEARAH_FISIKA_KLS12_K13_pptx.pptx
 
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANGFISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
FISIKA RANGKAIAN ARUS LISTRIK BOLAK BALIK PPT SMAN 7 TANGERANG
 
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
Teknik Tegangan Tinggi - GELOMBANG BERJALAN PADA SALURAN TRANSMISI DAN SIFAT ...
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Último (20)

vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 

Teknik tenaga listrik pertemuan 2

  • 1. Teknik Tenaga Listrik Sabtu 10 – 11-2012 Pertemuan ke 2-3 Dasar Rangkaian Listrik  Arus bolak-balik satu fasa RANGKAIAN LISTRIK ARUS BOLAK-BALIK SATU FASA  Pada bagian ini akan dibahas tentang perbedaaan listrik arus searah dan arus bolak-balik, metode penyelesaian listrik arus bolak-balik, dan analisis rangkaian arus bolak- balik satu fasa. Hal ini sangat dibutuhkan dalam perencanaan instalasi listrik industri manufaktur. Setelah pembahasan materi ini, mahasiswa diharapkan dapat menghitung dan mengukur arus, tegangan dan daya rangkaian arus bolak-balik satu fasa.
  • 2. Perbedaan Listrik Arus Searah dan Arus Bolak-Balik  Tabel 2.1 memperlihatkan beberapa perbedaan antara listrik arus searah dan listrik arus bolak-balik.  Tabel 2.1 Perbedaan listrik arus searah dan arus bolak- balik. No Listrik Arus Searah (DC) Listrik Arus bolak-balik (AC) 1 Hanya memiliki 1 fasa Satu fasa atau tiga fasa 2 Tidak ada beda fasa Ada beda fasa antara tegangan dan arus 3 Tidak memiliki frekuensi Memiliki frekuensi 4 Hanya ada satu daya yaitu daya Dapat memiliki 3 jenis daya, yaitu daya aktif aktif, daya reaktif dan daya semu. 5 Hanya memiliki tahanan R. Memiliki tahanan R dan reaktansi X
  • 3.  Reaktansi adalah perlawanan  seperti dalam arus bolak-balik, maka nilai komponen sirkuit/rangkaian atas reaktansi 39 menjadi konstan. Resistor perubahan arus listrik atau tegangan ideal tidak memiliki reaktansi (bernilai 0), listrik karena adanya kapasitansi atau sedang induktor dan kapasitor ideal tidak induktansi. Medan listrik yang memiliki resistansi (tahanan bernilai 0). terbentuk dalam komponen tersebut Gabungan antara tahanan (R) dan reaktansi akan menghambat perubahan potensial (X) disebut impedansi (Z). listrik dan medan magnetik yang  Impedansi listrik, atau lebih sering terbentuk menghambat perubahan arus disebut impedansi, menjelaskan ukuran listrik. Simbol yang dipergunakan untuk penolakan terhadap arus bolak-balik menyatakan reaktansi sama dengan yang sinusoidal. Impedansi listrik memperluas dipergunakan pada hambatan listrik, konsep resistansi listrik ke sirkuit AC, namun memiliki beberapa perbedaan. menjelaskan tidak hanya amplitudo relatif  Nilai kapasitansi dan induktansi dari tegangan dan arus, tetapi juga fase mempengaruhi sifat dari komponen relatif. tersebut,namun efek reaktansi tidak  Bila sebuah beban diberi tegangan, terlihat ketika komponen tersebut dialiri impedansi dari beban tersebut akan arus searah,efek reaktansi hanya akan menentukan besar arus dan sudut fase yang terlihat jika ada perubahan arus atau mengalir pada beban tersebut. Faktor daya tegangan merupakan petunjuk yang menyatakan sifat suatu beban.
  • 4. Metode Penyelesaian Rangkaian Arus Bolak-Balik  Cara aljabar kompleks dan analisis fasor.  Dalam suatu rangkaian linear yang Fasor dari kata “phasor” yangmerupakan terdiri atas tahanan (R), induktor akronim/singkatan dari phase vector (L),dan kapasitor (C), apabila suatu (vektor fase). Cara iniadalah cara paling arus atau tegangan adalah mudah. Fasor merupakan alat bantu untukmempermudah penganalisaan sinusoidal, maka semua arus dan besaran bolak-balik Fasor tegangan yang lain juga berbentuk menyatakantransformasi dari fungsi waktu sinusoidal dengan frekuensi yang ke dalam bidang kompleks sama. Melalui hukum Kirchoff yangmengandung informasi tentang amplitudo dan sudut fase. terdapat 3 cara untuk penjumlahan dan penguranganbentuk-bentuk  Cara aljabar kompleks dijelaskan di bawah sinusoidal: ini.  Cara grafis, dengan menggambarkan gelombang demi  Bilangan kompleks (complex number) z gelombang dan dijumlahkan setiap adalah sebuah bilangan dalam bentuk x + jy, di mana x dan y adalah bilangan nyata saat. Ini memerlukan waktu yang dan j =  x = Re z yakni bagian nyata -1. lama dan kurang teliti. (real) dari z dan y = Im z yakni bagian  Cara trigonometri, menggunakan khayal (imajiner) dari z. Bidang kompleks terdiri atas sepasang sumbu yang saling dalil-dalil trigonometri untuk tegak lurus dengan sumbu horizontal menjumlahkanmdan menggambarkan bagian nyata z (Re z) dan mengurangkan dua gelombang sumbu tegak menggambarkan j Im z. sinusoidal. Cara inisukar dan memerlukan waktu yang lama.
  • 5. Jumlah dan Selisih Bilangan Kompleks  Untuk menjumlahkan dua bilangan kompleks, jumlahkan bagian-bagian nyata dan bagian khayalnya secara terpisah. Untuk mengurangkan dua bilangan kompleks, kurangkan bagian-bagian nyata dan bagian khayal secara terpisah. Dari pandangan praktis, penjumlahan dan pengurangan bilangan kompleks hanya dapat dilakukan dengan baik jika kedua bilangan tersebut adalah dalam bentuk rektangular.
  • 6.  Perkalian Bilangan  Pembagian Bilangan Kompleks Kompleks  Hasil kali dua bilangan  Untuk dua bilangan kompleks kompleks bila keduanya dalam dalam bentuk eksponensial, bentuk eksponensial diperoleh pembagian diperoleh langsung langsung dari aturan eksponen: dari aturan eksponen,
  • 7. Rangkaian Satu Fasa a I b • Komponen L VL rangkaian satu fasa: V R • >Sumber tegangan VR atau arus g • >Impedansi 10 Vo (resistansi, induktansi, 5 v (t) 0 kapasitansi) 5 • >Komponen 10 0 60 120 180 240 300 360 dihubungkan seri atau deg paralel. T
  • 8. Rangkaian Satu Fasa  Sumber tegangan menghasilkan gelombang sinus : v (t)  2 V rms sin ( w t ) dimana: Vrms adalah harga efektif sumber tegangan w adalah frekuensi sudut fungsi sinus (rad/sec) 2 1 w  2 f  rad/sec f  Hz T T f adalah frekuensy (60 Hz di USA, 50 Hz di Eropa). T adalah periode gelombang sinus (seconds). V0  2 V rms  Harga Puncak (maksimum) tegangan adalah
  • 9. Harga efektif dapat dihitung 1 T V rms  0 v(t) dt 2 T Arah tegangan diperlihatkan oleh panahdari g ke a. Hal ini berarti selama ½ siklus positifnya, potensial a lebih besar daripada g. a I b C Vc V R VR g
  • 10. Rangkaian Satu Fasa  Arus yang mengalir juga sinusoidal i (t )  2 I rms sin ( w t - f ) dimana: I rms adalah harga efektif arus. f adalah pergeseran fasa antara tegangan & arus.  Harga efektif dapat dihitung dengan hukjum Ohm: V rms I rms  dimana: Z adalah impedansi Z
  • 11. Rangkaian Satu Fasa  Impedansi (dalam Ohms) adalah :  a) Resistansi (R)  b) Reaktansi Induktif XL  w L 1  c) Reaktansi Kapasitif XC  w C
  • 12. Rangkaian Satu Fasa  Impedansi dari sebuah  Perhitungan impedansi resistor dan induktor yang dihubungkan seri adalah : I a b XL VXL Z  R  X 2 2 V R VR  Sudut fasanya : g X f  a tan R
  • 13. Contoh soal 1. Sebuah rangkaian RL seri, dengan tahanan R = 200 Ω dan reaktansi induktif XL = 150 Ω, dihubungkan dengan sumber tegangan bolak- balik V = 100 Volt,seperti pada Gambar 4.17. Hitunglah: a. Arus dalam rangkaian (i) b. Tegangan pada tahanan dan induktor. I Penyelesaian: R VR V XL VL Gambar 4.17
  • 14. Rangkaian Satu Fasa  Arus generator mengalir  The load current and dari g ke a selama siklus voltages are in opposite positifnya. direction  Arus dan tegangan a I b dalam arah yang sama. Ig L VL V  Arus dalam siklus positif ILoad R mengalir dari b ke g. VR g
  • 15. Rangkaian Satu Fasa Rangkaian “Induktif”  Pergeseran fasa terjadi antara tegangan dan arus adalah “negatif”.  >>>Arus tertinggal (lagging) terhadap tegangan. V(t) a I b 10 I(t) L VL 5 V f V( t ) R 0 VR I( t ) 5 g 10 0 60 120 180 240 300 360 t
  • 16. Rangkaian Satu Fasa Rangkaian Kapasitif  Pergeseran fasa terjadi antara tegangan dan arus adalah “positif”.  >>>Arus mendahului (leading) terhadap tegangan 10 a I b v(t) 5 C Vc V( t ) i(t) V 0 I( t ) R VR 5 f g 10 0 60 120 180 240 300 360 t
  • 17. Rangkaian Satu Fasa  Ilustrasi arus kapasitif (leading) dan induktif (lagging). v(t) IL(t) lagging IC(t) leading -f f t
  • 18. Rangkaian Satu Fasa Notasi Komplek  Perhitungan-2 teknik memerlukan informasi harga efektif (rms) dan pergeseran fasa tegangan dan arus.  Fungsi waktu digunakan untruk analisa transient.  Amplitudo(rms) dan sudut fasa dapat dihitung menggunakan notasi komplek.  Tegangan, arus dan impedansi dinyatakan dalam fphasor komplek.
  • 19. Rangkaian Satu Fasa Complex Notation Impedance phasor: (resistance, capacitor, and inductance connected in series) Rectangular form: 1 Z  R  jw L  ( )  R  j (X L - X C )  R  j X T jw C form: Z  Z e jf Exponential Z X f X where: Z  R  X 2 2 f  a tan ( ) R R
  • 20. Single Phase Circuit Review Complex Notation Impedance phasor: (resistance, capacitor, and inductance connected in parallel) 1 1 1 Z    Y 1 1 1 1 1     jwC R jw L 1 R jw L jw C Two impedances connected in parallel 1 Z1 Z 2 Z   1 1 Z1  Z 2  Z1 Z1
  • 21. Rangkaian Satu Fasa Notasi Komplek Phasor impedansi: Bentuk Polar:  Z cos f   j sin f  jf Z Z e Z X X f  a tan ( ) f Z  R  X 2 2 R R R  Z cos ( f ) X  Z sin ( f )
  • 22. Rangkaian Satu Fasa Perhitungan Daya. Daya sesaat, adalah hasil perkalian antara tegangan sesaat v(t) dan arus sesaat i(t). Where: p ( t )  v(t) i(t)  2 V sin w t  2 I sin w t  f  v (t)  2 V sin w t  i (t)  2 I sin w t  f 
  • 23. Rangkaian Satu Fasa Bagian 1 Real Power Harga RATA-RATA dari p(t) adalah REAL POWER. Daya inilah yang ditransfer dari sumber ke beban. P  V I cos ( f ) Bagian 2 adalah Reactive Power. Harga rata-rata reactive power adalah NOL (mengapa?): a). Selama siklus positif daya rekatif mengalir dari generator ke beban. b). Selama siklus negatif daya rekatif mengalir dari beban ke generator. Q  V I sin ( f )
  • 24. Rangkaian Satu Fasa Fungsi waktu Daya Sesaat  Berosilasi dengan frekuensi dua kali frekuensi dasarnya.  Kurva tergeser ke sumbu positif sehingga daerah dibawah kurva positif >kurva dibawah kurva negatif.  Daya rata-rata yg ditransfer: 1 T P   p( t) dt T 0 Voltage Daya rata-rata Daya Sesaat t
  • 25. Rangkaian Satu Fasa Daya Reaktif dan Daya Nyata untuk berbagai pergeseran fasa p(t) p(t) F= -5o F = -30o P P P [1-cos(2wt)] P [1-cos(2wt)] Q sin (2wt) Q sin (2wt) t t p(t) F = -60o p(t) F = -85o P P P [1-cos(2wt)] P [1-cos(2wt)] Q sin (2wt) Q sin (2wt) t t
  • 26. Rangkaian Satu Fasa Daya Komplek  Notasi komplek dapat digunakan untuk menyatakan Daya. S  V I  P  jQ  FAKTOR DAYA (p.f) didefinisikan sebagai : perbandingan antara Daya Nyata (P) dengan harga mutlak dari daya komplek (|S|). P pf cos φ  S
  • 28. Rangkaian Tiga Fasa Sistem dihubungankan Wye  Titik netral di-tanahkan Va n  Tegangan 3-fasa mempunyai magnitudo yg sama. a Vb n  Perbedaan fasa antar tegangan Va b Vc a adalah 120°. n b Vc n Vb c c Van  V  0   V Vbn  V   120  Vcn  V   240 
  • 29.
  • 30.
  • 31. Rangkaian Tiga Fasa Ia Sistem dihubungkan Wye  Tegangan LINE to LINE berbeda dg tegangan FASA Va n Va b Vb n n Vab  Van - Vbn  3 Van   30  Ib Vc a Vc n Vbc  Vbn - Vcn  3 Vbn  - 90  Vb c Vca  Vcn - Van  3 V cn   150  Ic Besar Tegangan LINE to LINE adalah  tegangan FASA (rms)
  • 32. Rangkaian Tiga Fasa Sistem Wye Berbeban  Impedansi beban adalah Za, Zb, Zc  Setiap sumber tegangan mensuplai Van Za ARUS LINE ke beban. a Ia  Arus dinyatakan sebagai: Vbn Vab Zb V an V cn b V bn Ia Ib Ic n Ib Za Zc Vca Zb Vcn Vbc Zc c  Pada sistem mengalir ARUS KE- Ic TANAH sebesar: I0 Ia  Ib  Ic Io
  • 33. Rangkaian Tiga Fasa Sistem Wye Berbeban  Jika BEBAN SETIMBANG (Za = Zb = Van Zc) maka: Za a Ia I0 Ia  Ib  Ic  0  Dlam hal ini rangkaian ekivalen satu fasa dapat digunakan (fasa a, sebagai contoh)  Fasa b dan c di-”hilangkan” n Io
  • 34. Rangkaian Tiga Fasa Sistem Terhubung Delta  Sistem hanya punya satu macam tegangan, yakni LINE to LINE ( VLL ) Ia Za a a  Sistem mempunyai dua arus : Iab Vab  Arus LINE Ib Zb b b  Arus FASA Vca I bc Vbc  Arus FASA adalah: Ic c Zc c V ab V bc V bc Ica I ab  I bc  I bc  Z ab Z bc Z bc
  • 35. Rangkaian Tiga Fasa Sistem Terhubung Delta Arus LINE : I a  I ab  I ca Ia a a I b  I bc  I ab Iab Ic  I ca  I bc Vab Zab Zca  Pada beban setimbang: b Ibc Ica Vca Ib Vbc b Zbc c Ic Ia 3 I ab   30  c
  • 36. Rangkaian 3-Fasa dengan Beban Impedansi Sumber 3-fasa 480 terhubung Wye dengan titik netral ditanahkan mensuplai impedansi 3-fasa Za = 70 + j 60, Zb = 43 - 60j, Zc = j 80 + 30 ohm Beban dihubungkan: 1. Wye, grounded (sistem 4-kawat) 2. Wye, ungrounded ( sistem 3-kawat) 3. Delta a) Gambarkan rangkaiannya. b) Hitung: arus pada konfigurasi beban Wye, arus fasa Delta, arus line Delta, arus sumber, Daya sumber (apparent, real and reactive powers), Faktor Daya.
  • 37. Rangkaian Tiga Fasa Perhitungan Daya 3-Fasa  Daya 3-Fasa merupakan jumlahan dari daya 1-Fasa P  Pa  Pb  Pc  Jika beban setimbang: P  3 P phase  3 V phase I phase cos f   Sistem Wye: V phase  V LN I phase  I L V LL  3 V LN P  3 V phase I phase cos f   3 V LL I L cos f   Sistem Delta: I  3 I phase V LL  V phase Line P  3 V phase I phase cos f   3 V LL I L cos f  f adalah beda fasa antara Vfasa dg Ifasa