SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 10
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA
MATA PELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMAN 2 MAUMERE KABUPATEN SIKKA
Oktovianus serafin, Drs. Daniel Fernandez, M.Si, Gustav Gisela Nuwa, S.Fil, M.Th,
H. Rodja Abdul Natsir, SH, M.Pd, Khaidir, S.Ag, M.Pd
Pendidikan Sosial Dan Humaniora
IKIP Muhammadiyah Maumere
Vianmofers91@gmail.com
ABSTRAK
Oktovianus Serafin: 2013.02.02.074, Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas
X Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Jigsaw Di SMAN 2 Maumere Kabupaten Sikka. Skripsi. Maumere: Fakultas Pendidikan
Sosial Dan Humaniora IKIP Muhammadiyah Maumere 2017.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan aktivitas belajar PKn materi
Substansi Konstitusi Negara pada siswa kelas X dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar PKn materi substansi
konstitusi negara pada siswa kelas X dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action reseach)
dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti model
yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto yang dilaksanakan dalam II siklus. Selanjutnya
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik (1) Pengamatan (Observation) (2) Wawancara
(Intrerview) (3) Teknik Tes (Test) (4) Dokumentasi (Documentation). Sesuai dengan data
terkumpul melalui teknik tersebut di atas kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari
hasil penelitian dan pembahasan dapat menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I
ketuntasan aktivitas siswa adalah 70,83% dengan kriteria tinggi. Sedangkan pada siklus II
ketuntasan aktivitas siswa adalah 89,58% dengan kriteria sangat tinggi, (2) model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I
dari 38 siswa diperoleh nilai rata-rata 72,42 dengan ketuntasan secara klasikal adalah
78,00%, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,07 dengan ketuntasan secara
klasikal 86,37%. Dari temuan penelitian di atas maka disarankan sebagai berikut : (1)
sebaiknya sekolah menyediakan sarana dan prasarana dalaam pembelajaran yang mendukung
(2) guru perlu mengembangkan atau melakukan penelitian ulang pada subyek atau pokok
bahasan yang berbeda sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih baik (3) orang tua
sebaiknya menyediakan buku-buku pelajaran khususnya buku pelajaran PKn sehingga dapat
membantu anak-anaknya untuk belajar PKn di rumah.
Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Pembelajaran PKn, Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa.
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
PENDAHULUAN
Negara berkembang selalu berusaha untuk melakukan perubahan dalam meningkatkan mutu
pendidikan agar tidak ketinggalan, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala
bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan
kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih
tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan
UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa;
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa
kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dengan memperhatikan isi
dari UU No. 20 Tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang tenaga
kependidikan memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan
pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru atau pendidik tidak berhasil
mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru
atau pendidik berhasil mengembangkan potensi siswa, maka terciptalah manusia yang cerdas,
terampil, dan berkualitas. Sesuai dengan Depdiknas (2005), yang menyatakan bahwa;
“Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan
diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi
warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD
1945”. Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya
(2006:19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator,
pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi
siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara
untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti
cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti
pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini
membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah
menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri
masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak
sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang
lebih banyak berperan (kreatif). Pada SMAN 2 Maumere Kabupaten Sikka, sejak peneliti
melakukan magang pada tahun 2015 untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam
pembelajaran PKn, guru sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model
pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak
dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan
guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang
diberikan. Melihat kondisi ini, guru berusaha untuk mencarikan model pembelajaran lain
yaitu model pembelajaran diskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan
3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata
siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa
rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang
lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam
melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang
suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok
(diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif,
maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok
(diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
tidak mau menerima pendapat teman. Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada
sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa
aktivitas hasil belajar siswa di SMAN 2 Maumere dalam pembelajaran PKn sangat kurang.
Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMAN 2
Maumere masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti
Oemar Hamalik (2001:173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau
oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian,
mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan
interupsi. Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan,
ditemukan bahwa siswa / siswi SMAN 2 Maumere dalam melaksanakan diskusi kelas jarang
sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena
aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini
dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester 1 kelas X (A) tahun pelajaran
2015/2016, seperti yang dapat kita lihat pada tabel berikut:
Tabel: 1.1
Data Nilai PKn Ujian Semester 1 Siswa Kelas X A
SMAN 2 Maumere Tahun Pelajaran 2015/2016
NO KELAS RATA-RATA NILAI PKn
SEMESTER 1
1 Nilai tinggi
(melebihi
KKM )
Nilai sedang
( mencapai
KKM)
Nilai rendah
(dibawah
KKM)
2 12 orang 6 orang 20 orang
Sumber: Data Sekunder Nilai PKn SMAN 2 Maumere
Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya
perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran PKn. Guru sering memberikan pembelajaran
dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk
mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi
di dalam proses pembelajaran PKn yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model
pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model
pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya adalah model pembelajaran
Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe
Jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw semua
anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab, baik individu maupun kelompok. Jadi,
keunggulan pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dibanding dengan diskusi yaitu seluruh
anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu
ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung jawab kelompok. Oleh
sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sebuah judul yaitu: “Peningkatan
Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran PKn Dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di SMAN 2 Maumere
Kabupaten Sikka”.
Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SMAN 2 Maumere diharapkan
aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw”.
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
KAJIAN PUSTAKA
Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Pendididkan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk
mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia (Wahab, 2000:23). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk
membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan
antara warga negara dengan negara serta pendidikan pengetahuan bela negara agar menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. PKn banyak mengandung nilai-
nilai pendidikan yang apabila diajarkan menurut cara yang tepat akan lebih bermakna bagi
siswa dan akan diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila
diajarkan dengan cara yang salah, maka PKn hanya akan merupakan pelajaran yang bersifat
hafalan belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi siswa, karena siswa tidak akan bisa
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota keluarga, anggota
sekolah atau anggota masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa PKn adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan
manusia lain untuk menjadi warga negara yang sesuai dengan pancasila. PKn merupakan
ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan terapaan moral yang mencari jawaban
atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan
dengan moral serta perilaku manusia.
Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn
Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu dijelaskan
tentang Aktivitas dan Belajar. Menurut Anton M. Mulyono (2001:26), Aktivitas artinya
“kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi
baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan Belajar menurut Oemar
Hamalik (2001:28), adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian,
kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi
pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada
salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Secara etimologi aktivitas belajar
berasal dari dua kata yaitu aktivitas dan belajar. Aktivitas dalam Kamus Bahasa Indonesia
diartikan sebagai kegiatan, keaktifan, kesibukan (Tim Penyusun, 2003:24). Hal ini berarti
segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siapapun dianggap sebagai aktivitas. Menurut
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses
untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa aktivitas belajar adalah
kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis,
mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah. Sedangkan belajar
menurut bahasa berarti berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu
pengetahuan dan keterampilan (Tim Penyusun, 2003:24). Namun demikian, cukup banyak
para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto (dalam Kurnia, 2007:13),
merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam
interaksi dengan lingkungannya.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri
dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian
materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam
kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan tipe model
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung
jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan
materi tersebut kapada kelompok yang lain Arends (dalam Rusman, 2014:114). Jigsaw
didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri
dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan,
tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota
kelompoknya yang lain.
Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Menurut Stepen, Sikes dan Snapp (1978), yang dikutip Rusman (2014:113), mengemukakan
langkah-langkah kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokkan sebanyak 1 sampai 5 orang siswa.
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda.
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
4. Anggota dari tim yang berbeda telah mempelajari sub bagian yang sama bertemu dalam
kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
5. Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali kepada kelompok asli dan
bergantian mengajar teman satu timnya tentang sub bab yang mereka kuasai, dan tiap
anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
7. Guru memberi evaluasi.
8. Penutup.
a. Melakukan kegiatan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-topik
permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi untuk permasalahan
tersebut.
b. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama
bertemu dalam satu kelompok, atau disebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan
topik permasalahn tersebut.
c. Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil
yang didapatkan dari diskusi tim ahli.
d. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi.
e. Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok.
METODE PENELITIAN
Penelitian tindakan kelas ini bertempat atau dilaksanakan di SMAN 2 Maumere yang
terletak di Jln. Balitbang Kecamatan Alok, kabupaten Sikka tahun pelajaran 2016 /2017 serta
SMAN 2 Maumere berdiri pada tahun 1992. Subjek penelitian adalah siswa kelas X(A) yang
berjumlah 38 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 23 orang perempuan, Mereka belajar
dengan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan kerena dilengkapi dengan fasilitas yang
mendukung sehingga proses pembelajaran menjadi lebih kondusif.
Menurut prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk
siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kurt Lewin dalam Depdikbud (2003:21).
a) Perencanaan Tindakan
1. Menetapkan jumlah siklus yaitu dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan
tatap muka.
2. Menetapkan kelas yang dijadikan objek penelitian, yaitu kelas X(A) di SMAN 2
Maumere
3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan penelitian.
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
4. Menyusun perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
b. Lembaran Kerja Siswa
c. Merancang alat pengumpul data
d. Menetapkan observer
b) Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan tindakan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana
yang telah direncanakan berdasarkan rencana pelaksaaan pembelajaran (RPP) dengan
indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Siklus Kegiatan
a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti
1. Tahap Kooperatif
2. Tahap Ahli
3. Tahap Kooperatif Asal
c. Kegiatan Penutup
Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan Sampel jenuh yakni data hanya di ambil
dari kelas X(A) dengan jumlah siswa 38 orang. Dan variable penelitian ini terdiri atas
variable X1 yaitu hasil tes siswa sebelum penelitian tindakan dan variable X2 hasil tes
sesudah tindakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian
pengumpulan data untuk variabel (X) Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Jigsaw
yaitu:
X1 Sebelum Tindakan
X2 Sesudah Tindakan
c) Tahap Pengamatan / Observasi
Kegiatan ini dilakukan oleh pengamat atau observer dalam rangka memantau proses
pembelajaran yang sedang berlangsung menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw.
Pengamatan dilaksanakan bersama sama dengan pelaksanaan penelitian. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan alat pengumpulan data dan analisis data. Dalam kegiatan
pengamatan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Lembar
pengamatan unjuk kinerja guru dilakukan oleh observer yaitu Maria Nona Wohen selaku
guru mata pelajaran PKn. Selain mengamati kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar,
observer juga dimintai bantuan peneliti untuk berdiskusi mencari penyebab masalah serta
alternatif pemecahan masalah tersebut.
Adapun aspek yang diobservasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengajukan pertanyaan
2. Menjawab pertanyaan
3. Mendiskusikan masalah
4. Membuat kesimpulan
5. Mengemukakan hasil diskusi
Masing-masing aspek diberi rentang skor terendah 1 dan skor tertinggi 4 dengan
keterangan skor 1 kategori kurang aktif, skor 2 kategori cukup aktif, skor 3 kategori aktif, dan
skor 4 kategori sangat aktif.
d) Refleksi
Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap refleksi
ini. Jika dalam refleksi pada siklus pertama masih ada kekurangan atau kendala yang
ditemukan, maka untuk selanjutnya akan disusun kembali rencana-rencana pembelajaran
berorientasi pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw yang lebih baik lagi pada siklus berikutnya.
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa ke dalam kelompok kecil untuk menyelidiki suatu topik umum.
Menurut aronson ( dalam huda, 2011: 120 -121 ) siswa ditempatkan dalam kelompok –
kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 6 anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang
membahas salah satu topik dari materi mereka saat itu. Dari informasi yang diberikan pada
setiap kelompok ini, masing – masing anggota harus mempelajari sub materi / bagian materi
yang berbeda dari informasi tersebut. Setelah mempelajari informasi tersebut dalam
kelompok masing – masing, setiap anggota yang mempelajari bagian – bagian ini berkumpul
dengan anggota – anggota dari kelompok lain yang juga menerima bagian – bagian materi
yang sama. Setelah diskusi selesai semua siswa dalam kelompok ahli kembali ke
kelompoknya yang semula, dan masing – masing dari mereka mulai menjelaskan bagian
informasi tersebut kepada teman – teman satu kelompoknya. Maka dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw siswa dapat memperoleh
hasil belajar lebih baik dan hasil yang lebih meningkat dengan urutan data dari siklus I
sampai dengan siklus II sebagai berikut :
Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa, peneliti menggunakan hasil observasi yang
telah diamati pada siklus I dan II. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.10
Perkembangan Observasi Aktivitas Siswa
No Siklus Presentase% Kriteria
Keberhasilan
1. I 70,83% Cukup
2. II 89,58% Baik
Data tersebut di atas menunjukan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I
ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas selama dua
siklus penelitian tindakan kelas
Data Hasil Observasi Aktivitas Guru
Untuk mengetahui aktivitas guru, peneliti menggunakan hasil observasi yang telah diamati
pada siklus I dan siklus II. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.11
Perkembangan Observasi Aktivitas Guru
No Siklus Presentase% Kriteria
Keberhasilan
1. I 79,16% Cukup
2. II 91,66% Sangat Baik
Data tersebut di atas menunjukan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke
siklus II. Peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran di kelas selama dua siklus
penelitian tindakan kelas.
Data Hasil Belajar Siswa
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan nilai dari hasil
belajar yang diberikan kepada siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw serta nilai dari hasil belajar setiap akhir siklus. Peningkatan hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel berikut :
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
Tabel 4.12
Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa
No Siklus Rata – rata Kriteria
Keberhasilan
1
.
I 72,42% Baik
2
.
II 85,07% Sangat Baik
Data di atas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dari
siklus I ke siklus II
Peningkatan hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw serta nilai dari hasil belajar selama dua siklus penelitian tindakan kelas. Berdasarkan
pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa yaitu pada siklus I
di peroleh presentase nilai rata – rata 70,83% dan siklus II 89,58% sedangkan keaktifan guru
pada siklus I di peroleh 79,16% dan siklus II 91,66%. Nilai dari hasil belajar dalam penelitian
ini juga mengalami peningkatan yaitu sebelum diterapkan strategi pembelajaran diperoleh
jumlah siswa yang tuntas 14 orang, jumlah siswa yang belum tuntas 24 orang, nilai rata – rata
68,82%. Hasil belajar pada siklus I di peroleh jumlah siswa yang tuntas 21 orang dan yang
belum tuntas 17 orang, nilai rata – rata keseluruhan 72,42%. Sedangkan pada siklus II di
peroleh jumlah siswa yang tuntas belajar 35 orang dan yang belum tuntas 3 orang, dengan
rata – rata 85,07%. Pada siklus II hasil belajar semua siswa sudah mencapai KKM yang
ditentukan yaitu 76, dengan demikian peneliti memutuskan untuk berhenti melakukan test
tindakan pada siklus II. Agar lebih jelas melihat perbandingan rata – rata kondisi awal, siklus
I dan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini
Grafik 7.
Peningkatan Hasil Belajar Siswa
KESIMPULAN
Setelah penulis membahas hasil penelitian, penulis melihat bahwa peningkatan hasil belajar
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah kelihatan. Sebagai akhir dari tulisan
ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai pedoman dengan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw di sekolah yaitu :
1. Dari hasil rancangan perangkat pemebelajaran yang dilakukan, diperoleh atau dihasilkan
perangkat pembelajaran yang baik. Perangkat yang dihasilkan tersebut adalah rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan test hasil belajar
(THB).
2. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan metode jigsaw pada siswa kelas X(A)
SMAN 2 Maumere dilaksanakan dengan cara memberikan latihan soal kepada siswa
untuk melihat hasil belajarnya setelah menggunakan metode jigsaw, kemudian hasil
belajar tersebut dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunkan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
3. Penerapan pembelajaran kooperatife tipe jigsaw dapat meningkatkan perilaku atau
aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran PKn. Peranan dan dominasi guru dapat
dikurangi, guru tidak lagi sebagai satu – satunya sumber informasi bagi siswa. Guru juga
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
berfungsi sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam mempersiapkan dan
melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat ditunjukan dari rata - rata aktivitas siswa pada
setiap siklus 70,83% berubah menjadi 89,58% dan aktivitas guru 79,16% menjadi
91,66%, ini menunjukan ada perubahan dari aktivitas belajar dalam proses pembelajaran.
4. Respon siswa selama mengikuti model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw siklus I dan
siklus II sangat posistif baik dari data yang diperoleh melalui pengamatan maupun dari
hasil wawancara dengan siswa.
5. Dari hasil tindakan siklus II diperoleh nilai rata – rata hasil test mencapai 85,07%,
dengan rentangan nilai 70 sampai 100 dengan KKM di sekolah SMAN 2 Maumere 76.
Dari hasil perolehan nilai tersebut diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di sekolah SMAN 2
Maumere Kabupaten Sikka. Respon siswa selama mengikuti model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw siklus I dan siklus II sangat posistif baik dari data yang diperoleh
melalui pengamatan maupun dari hasil wawancara dengan siswa.
6. Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa:
1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa kelas X(A) SMAN 2 Maumere pada pembelajaran PKn
pokok bahasan substansi konstitusi negara dan substansi kedudukan pembukaan
UUD 1945.
2. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X(A) SMAN 2 Maumere kabupaten sikka, pada
pembelajaran PKn pokok bahasan substansi konstitusi negara dan kedudukan
pembukaan UUD 1945 terbukti kebenarannya.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, yang peneliti laksanakan dan beberapa
kesimpulan yang diajukan, dapat dikemukakan saran – saran sebagai berikut:
Bagi Guru
a) Diharapkan agar selalu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran PKn bila materinya bisa dapat menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw, kerena dengan jigsaw siswa dapat menguasai materi dan dapat
membangkitkan semangat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
b) Agar selalu menyiapkan bahan ajar dan LKS, kerena merupakan salah satu faktor
penting agar pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat berlangsung secara efektif dan
optimal.
c) Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya
selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam menyelidiki,
menemukan dan memecahakan masalah dan guru harus selalu memonitor, membimbing
dan memberi petunjuk agar kegiatan dan aktivitas siswa dapat sesuai dengan sasaran atau
tujuan yang hendak dicapai.
d) Bahan yang akan dibahas sebaiknya diberitahukan kepada siswa, agar siswa dapat
mempersiapkan diri sebaik mungkin kerena penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dapat dijadikan alternatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa,
karena siswa dapat terlibat aktif, menimbulkan motivasi belajar yang baik, sehingga hasil
belajar siswa dapat diharapkan baik pula.
Bagi Siswa
a) Siswa diharapkan agar lebih bersemangat dalam memecahkan masalah, mencari tau dan
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.
Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah
Maumere 2017
b) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses
belajar mengajar.
c) Siswa harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar dan
meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk
menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar.
d) Para siswa hendaknya berusaha lebih aktif dalam pembelajaran, seperti menggali
informasi sedalam-dalamnya tentang materi yang akan dibahas sehingga pengetahuan
yang mereka dapat tidak hanya mengandalkan pemberian dari guru.
Bagi SMAN 2 Maumere
Diharapkan agar selalu menyiapkan sarana dan fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan
dan pengajaran, khususnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara.
Anton M. Mulyono. (2001). Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Depdikbud. (2003). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. (2003). UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: BNSP.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Kurnia, Ingridwati, dkk. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikti
Depdiknas.
Purwanto M. Ngalim. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya.
Riyanto Yatim. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Wahab. (2000). Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode Pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...hermantosugeng
 
Isi skripsi pkn
Isi skripsi pknIsi skripsi pkn
Isi skripsi pknIpunk Hoo
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bNarendra
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTKSary Phah
 
Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1agitanova
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciMaryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposalishakaxly
 
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Emir Harahap
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Alfan Fazan Jr.
 
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaHubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaRisna Riany
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasMuh Yusuf Manguluang
 
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...maritje
 

Mais procurados (20)

3. bab i
3. bab i3. bab i
3. bab i
 
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
Penggunaan model-cooperative-learning-tipe-jigsaw-dkelaalam-media-peta-untuk-...
 
Isi skripsi pkn
Isi skripsi pknIsi skripsi pkn
Isi skripsi pkn
 
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/bContoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
Contoh Jurnal/Artikel PTK Kenaikan Pangkat ke IV/b
 
Proposal PTK
Proposal PTKProposal PTK
Proposal PTK
 
Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1Laporan observasi kelompok 1
Laporan observasi kelompok 1
 
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinciContoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
Contoh proposal ptk dela suryana, s.pd, sma n 13 kerinci
 
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
Proposal ptk (ike yuliarni sma n 13 muaro jambi)
 
Contoh proposal
Contoh proposalContoh proposal
Contoh proposal
 
Peranan bimbel
Peranan bimbelPeranan bimbel
Peranan bimbel
 
PTK METODE NTH
PTK METODE NTHPTK METODE NTH
PTK METODE NTH
 
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
Upayapeningkatanaktivitassiswadalampembelajaranpkndenganmenggunakanmodelpembe...
 
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
Contoh Proposal PTK-Meningkatkan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Mel...
 
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematikaHubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
Hubungan perhatian orang tua dengan hasil belajar matematika
 
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghariTugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
Tugas 2 ptk febridawati - sma n 1 batanghari
 
Karya ilmiah la firman
Karya ilmiah la firmanKarya ilmiah la firman
Karya ilmiah la firman
 
Artikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiahArtikel karya-ilmiah
Artikel karya-ilmiah
 
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelasContoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
Contoh proposal-usulan-penelitian-tindakan-kelas
 
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
Upaya meningkatkan hasil belajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran m...
 
Panduan ptk 2016
Panduan ptk 2016Panduan ptk 2016
Panduan ptk 2016
 

Semelhante a Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th

s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfMyData19
 
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfAyu Imtyas Rusdiansyah
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtre_devan
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ipsayu suciati
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Ghaniy Bahtiar
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-smMas Rudi
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfTerry Brengost
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Kornea Situraja
 
Artikel 4.pdf
Artikel 4.pdfArtikel 4.pdf
Artikel 4.pdfMaNahmus
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxSDNPasirpeer
 
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118sumarwoto_pan1
 

Semelhante a Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th (20)

s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdfs_pgsd_0806270_chapter1.pdf
s_pgsd_0806270_chapter1.pdf
 
Artikel
ArtikelArtikel
Artikel
 
ppt ok sheren.ppt
ppt ok sheren.pptppt ok sheren.ppt
ppt ok sheren.ppt
 
TT1 Karil.docx
TT1 Karil.docxTT1 Karil.docx
TT1 Karil.docx
 
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdfTT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
TT1 Karil_Ayu Imtyas Rusdiansyah_2b_858745338.pdf
 
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nhtSkripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
Skripsi model pembelajaran_kooperatif_tipe_nht
 
Bab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadiBab 1 5 jadi
Bab 1 5 jadi
 
Artikel pak tama ips
Artikel pak tama   ipsArtikel pak tama   ips
Artikel pak tama ips
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
Jurnal Peningkatan Hasil Belajar Matematika siswa melalui penerapan pembelaja...
 
7 1038-1-sm
7 1038-1-sm7 1038-1-sm
7 1038-1-sm
 
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdfPKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
PKP-Karya Ilmiah-858551061-Bachtiyar Firmansyah.pdf
 
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
Jurnal pendidikan kornea volume 1 nomor 01 bulan mei tahun 2014
 
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la odeKarya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
Karya tulis ilmiah wiwin wulandari la ode
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
 
Artikel 4.pdf
Artikel 4.pdfArtikel 4.pdf
Artikel 4.pdf
 
PTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocxPTK BAB I JIGSAWdocx
PTK BAB I JIGSAWdocx
 
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118Tugas laporan best practice sumarwoto  201903118
Tugas laporan best practice sumarwoto 201903118
 
Bahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal smBahan membuat proposal sm
Bahan membuat proposal sm
 

Último

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...MuhammadSyamsuryadiS
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptannanurkhasanah2
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptimamshadiqin2
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 

Último (20)

Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Gustav Gisela Nuwa, S.Fil., M.Th

  • 1. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X PADA MATA PELAJARAN PKn DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DI SMAN 2 MAUMERE KABUPATEN SIKKA Oktovianus serafin, Drs. Daniel Fernandez, M.Si, Gustav Gisela Nuwa, S.Fil, M.Th, H. Rodja Abdul Natsir, SH, M.Pd, Khaidir, S.Ag, M.Pd Pendidikan Sosial Dan Humaniora IKIP Muhammadiyah Maumere Vianmofers91@gmail.com ABSTRAK Oktovianus Serafin: 2013.02.02.074, Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di SMAN 2 Maumere Kabupaten Sikka. Skripsi. Maumere: Fakultas Pendidikan Sosial Dan Humaniora IKIP Muhammadiyah Maumere 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) peningkatan aktivitas belajar PKn materi Substansi Konstitusi Negara pada siswa kelas X dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, (2) mengetahui peningkatan hasil belajar PKn materi substansi konstitusi negara pada siswa kelas X dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action reseach) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan dengan mengikuti model yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto yang dilaksanakan dalam II siklus. Selanjutnya Pengumpulan data dilakukan dengan teknik (1) Pengamatan (Observation) (2) Wawancara (Intrerview) (3) Teknik Tes (Test) (4) Dokumentasi (Documentation). Sesuai dengan data terkumpul melalui teknik tersebut di atas kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat menunjukkan bahwa (1) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pada siklus I ketuntasan aktivitas siswa adalah 70,83% dengan kriteria tinggi. Sedangkan pada siklus II ketuntasan aktivitas siswa adalah 89,58% dengan kriteria sangat tinggi, (2) model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I dari 38 siswa diperoleh nilai rata-rata 72,42 dengan ketuntasan secara klasikal adalah 78,00%, sedangkan pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 85,07 dengan ketuntasan secara klasikal 86,37%. Dari temuan penelitian di atas maka disarankan sebagai berikut : (1) sebaiknya sekolah menyediakan sarana dan prasarana dalaam pembelajaran yang mendukung (2) guru perlu mengembangkan atau melakukan penelitian ulang pada subyek atau pokok bahasan yang berbeda sehingga memperoleh hasil penelitian yang lebih baik (3) orang tua sebaiknya menyediakan buku-buku pelajaran khususnya buku pelajaran PKn sehingga dapat membantu anak-anaknya untuk belajar PKn di rumah. Kata Kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, Pembelajaran PKn, Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa.
  • 2. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 PENDAHULUAN Negara berkembang selalu berusaha untuk melakukan perubahan dalam meningkatkan mutu pendidikan agar tidak ketinggalan, yaitu dengan giat melakukan pembangunan di segala bidang kehidupan. Dalam bidang pendidikan pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan berbagai cara seperti mengganti kurikulum, meningkatkan kualitas guru melalui penataran-penataran atau melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi, memberi dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan sebagainya. Sesuai dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, pasal 3 menyatakan bahwa; “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” Dengan memperhatikan isi dari UU No. 20 Tahun 2003 tersebut, peneliti berpendapat bahwa tugas seorang tenaga kependidikan memang berat, sebab kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh keberhasilan pendidikan dari bangsa itu sendiri. Jika seorang guru atau pendidik tidak berhasil mengembangkan potensi peserta didik maka negara itu tidak akan maju, sebaliknya jika guru atau pendidik berhasil mengembangkan potensi siswa, maka terciptalah manusia yang cerdas, terampil, dan berkualitas. Sesuai dengan Depdiknas (2005), yang menyatakan bahwa; “Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia, suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945”. Untuk mencapai tujuan ini peranan guru sangat menentukan. Menurut Wina Sanjaya (2006:19), peran guru adalah: “Sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator, pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan motivasi siswa agar aktivitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik. Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran adalah dengan mengganti cara / model pembelajaran yang selama ini tidak diminati lagi oleh siswa, seperti pembelajaran yang dilakukan dengan ceramah dan tanya-jawab, model pembelajaran ini membuat siswa jenuh dan tidak kreatif. Suasana belajar mengajar yang diharapkan adalah menjadikan siswa sebagai subjek yang berupaya menggali sendiri, memecahkan sendiri masalah-masalah dari suatu konsep yang dipelajari, sedangkan guru lebih banyak bertindak sebagai motivator dan fasilitator. Situasi belajar yang diharapkan di sini adalah siswa yang lebih banyak berperan (kreatif). Pada SMAN 2 Maumere Kabupaten Sikka, sejak peneliti melakukan magang pada tahun 2015 untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran PKn, guru sering menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran ini tidak dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam belajar. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru. Siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang diberikan. Melihat kondisi ini, guru berusaha untuk mencarikan model pembelajaran lain yaitu model pembelajaran diskusi. Siswa dibagi atas beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang (melihat kondisi siswa di kelas). Dari diskusi yang telah dilaksanakan, ternyata siswa masih kurang mampu dalam mengemukakan pendapat, sebab kemampuan dasar siswa rendah. Dalam bekerja kelompok, hanya satu atau dua orang saja yang aktif, sedangkan yang lainnya membicarakan hal lain yang tidak berhubungan dengan tugas kelompok. Dalam melaksanakan diskusi kelompok, peneliti juga melihat di antara anggota kelompok ada yang suka mengganggu teman karena mereka beranggapan bahwa dalam belajar kelompok (diskusi) tidak perlu semuanya bekerja. Karena tidak semua anggota kelompok yang aktif, maka tanggung jawab dalam kelompok menjadi kurang, bahkan dalam kerja kelompok (diskusi), peneliti juga menemukan ada di antara anggota kelompok yang egois sehingga
  • 3. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 tidak mau menerima pendapat teman. Melihat kenyataan-kenyataan yang peneliti temui pada sikap siswa di dalam proses pembelajaran tersebut di atas, peneliti berpendapat bahwa aktivitas hasil belajar siswa di SMAN 2 Maumere dalam pembelajaran PKn sangat kurang. Dalam hal ini peneliti berani mengungkapkan karena memang aktivitas siswa SMAN 2 Maumere masih jauh dari pengertian aktivitas yang diungkapkan dari para ahli, seperti Oemar Hamalik (2001:173), mengemukakan bahwa jenis aktivitas dalam kegiatan lisan atau oral adalah mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi. Berdasarkan pengamatan atau observasi pendahuluan yang peneliti lakukan, ditemukan bahwa siswa / siswi SMAN 2 Maumere dalam melaksanakan diskusi kelas jarang sekali mengemukakan pendapat, mengajukan pertanyaan, apalagi mengajukan saran. Karena aktivitas siswa yang rendah itu, hasil belajar yang diperoleh juga menjadi rendah. Hal ini dapat kita lihat dari nilai rata-rata hasil ujian semester 1 kelas X (A) tahun pelajaran 2015/2016, seperti yang dapat kita lihat pada tabel berikut: Tabel: 1.1 Data Nilai PKn Ujian Semester 1 Siswa Kelas X A SMAN 2 Maumere Tahun Pelajaran 2015/2016 NO KELAS RATA-RATA NILAI PKn SEMESTER 1 1 Nilai tinggi (melebihi KKM ) Nilai sedang ( mencapai KKM) Nilai rendah (dibawah KKM) 2 12 orang 6 orang 20 orang Sumber: Data Sekunder Nilai PKn SMAN 2 Maumere Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain rendahnya perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran PKn. Guru sering memberikan pembelajaran dalam bentuk ceramah dan tanya-jawab, sehingga siswa tidak terangsang untuk mengembangkan kemampuan berfikir kreatif. Berdasarkan pengalaman yang peneliti hadapi di dalam proses pembelajaran PKn yang tidak aktif maka peneliti berusaha mencarikan model pembelajaran lain, sehingga pembelajaran lebih bermakna dan lebih berkualitas. Model pembelajaran yang akan peneliti coba untuk melakukannya adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw. Ketertarikan peneliti mengambil model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw, karena peneliti melihat dalam model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw semua anggota kelompok diberi tugas dan tanggungjawab, baik individu maupun kelompok. Jadi, keunggulan pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dibanding dengan diskusi yaitu seluruh anggota dalam kelompok harus bekerja sesuai dengan tugas yang diberikan, sebab tugas itu ada yang merupakan tanggung jawab individu dan ada pula tanggung jawab kelompok. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini peneliti mengambil sebuah judul yaitu: “Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran PKn Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Di SMAN 2 Maumere Kabupaten Sikka”. Dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di SMAN 2 Maumere diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan melalui model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw”.
  • 4. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 KAJIAN PUSTAKA Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan Pendididkan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia (Wahab, 2000:23). Pendidikan Kewarganegaraan merupakan usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta pendidikan pengetahuan bela negara agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara. PKn banyak mengandung nilai- nilai pendidikan yang apabila diajarkan menurut cara yang tepat akan lebih bermakna bagi siswa dan akan diaplikasikan oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, namun apabila diajarkan dengan cara yang salah, maka PKn hanya akan merupakan pelajaran yang bersifat hafalan belaka dan hasilnya kurang bermakna bagi siswa, karena siswa tidak akan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari baik sebagai anggota keluarga, anggota sekolah atau anggota masyarakat. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PKn adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan manusia dengan manusia lain untuk menjadi warga negara yang sesuai dengan pancasila. PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan terapaan moral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan moral serta perilaku manusia. Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran PKn Sebelum peneliti meninjau lebih jauh tentang aktivitas belajar, terlebih dahulu dijelaskan tentang Aktivitas dan Belajar. Menurut Anton M. Mulyono (2001:26), Aktivitas artinya “kegiatan / keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas. Sedangkan Belajar menurut Oemar Hamalik (2001:28), adalah “Suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek tingkah laku tersebut adalah: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Jika seseorang telah belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan pada salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. Secara etimologi aktivitas belajar berasal dari dua kata yaitu aktivitas dan belajar. Aktivitas dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan sebagai kegiatan, keaktifan, kesibukan (Tim Penyusun, 2003:24). Hal ini berarti segala bentuk kegiatan yang dilakukan oleh siapapun dianggap sebagai aktivitas. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan mengolah pengalaman dan atau praktik dengan cara mendengar, membaca, menulis, mendiskusikan, merefleksikan rangsangan, dan memecahkan masalah. Sedangkan belajar menurut bahasa berarti berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan (Tim Penyusun, 2003:24). Namun demikian, cukup banyak para ahli yang merumuskan pengertian belajar. Slameto (dalam Kurnia, 2007:13), merumuskan belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan tipe model pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6
  • 5. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kapada kelompok yang lain Arends (dalam Rusman, 2014:114). Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompoknya yang lain. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Menurut Stepen, Sikes dan Snapp (1978), yang dikutip Rusman (2014:113), mengemukakan langkah-langkah kooperatif tipe jigsaw sebagai berikut: 1. Siswa dikelompokkan sebanyak 1 sampai 5 orang siswa. 2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda. 3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan. 4. Anggota dari tim yang berbeda telah mempelajari sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka. 5. Setelah selesai diskusi, sebagai tim ahli tiap anggota kembali kepada kelompok asli dan bergantian mengajar teman satu timnya tentang sub bab yang mereka kuasai, dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama. 6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. 7. Guru memberi evaluasi. 8. Penutup. a. Melakukan kegiatan membaca untuk menggali informasi. Siswa memperoleh topik-topik permasalahan untuk dibaca, sehingga mendapatkan informasi untuk permasalahan tersebut. b. Diskusi kelompok ahli. Siswa yang telah mendapatkan topik permasalahan yang sama bertemu dalam satu kelompok, atau disebut dengan kelompok ahli untuk membicarakan topik permasalahn tersebut. c. Laporan kelompok. Kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan menjelaskan hasil yang didapatkan dari diskusi tim ahli. d. Kuis dilakukan mencakup semua topik permasalahan yang dibicarakan tadi. e. Perhitungan skor kelompok dan menentukan penghargaan kelompok. METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini bertempat atau dilaksanakan di SMAN 2 Maumere yang terletak di Jln. Balitbang Kecamatan Alok, kabupaten Sikka tahun pelajaran 2016 /2017 serta SMAN 2 Maumere berdiri pada tahun 1992. Subjek penelitian adalah siswa kelas X(A) yang berjumlah 38 orang, terdiri dari 15 orang laki-laki dan 23 orang perempuan, Mereka belajar dengan situasi dan kondisi kelas yang menyenangkan kerena dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung sehingga proses pembelajaran menjadi lebih kondusif. Menurut prosedur Penelitian Tindakan Kelas, maka penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu: perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Kurt Lewin dalam Depdikbud (2003:21). a) Perencanaan Tindakan 1. Menetapkan jumlah siklus yaitu dua siklus, tiap siklus dilaksanakan dua kali pertemuan tatap muka. 2. Menetapkan kelas yang dijadikan objek penelitian, yaitu kelas X(A) di SMAN 2 Maumere 3. Menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan dilakukan penelitian.
  • 6. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 4. Menyusun perangkat pembelajaran, meliputi: a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran b. Lembaran Kerja Siswa c. Merancang alat pengumpul data d. Menetapkan observer b) Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan tindakan ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan berdasarkan rencana pelaksaaan pembelajaran (RPP) dengan indikator yang telah ditetapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Siklus Kegiatan a. Kegiatan Pendahuluan b. Kegiatan Inti 1. Tahap Kooperatif 2. Tahap Ahli 3. Tahap Kooperatif Asal c. Kegiatan Penutup Dalam pengambilan sampel, penulis menggunakan Sampel jenuh yakni data hanya di ambil dari kelas X(A) dengan jumlah siswa 38 orang. Dan variable penelitian ini terdiri atas variable X1 yaitu hasil tes siswa sebelum penelitian tindakan dan variable X2 hasil tes sesudah tindakan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dibagi dalam dua bagian pengumpulan data untuk variabel (X) Model Pembelajaran Kooperatif Learning tipe Jigsaw yaitu: X1 Sebelum Tindakan X2 Sesudah Tindakan c) Tahap Pengamatan / Observasi Kegiatan ini dilakukan oleh pengamat atau observer dalam rangka memantau proses pembelajaran yang sedang berlangsung menggunakan pendekatan kooperatif tipe jigsaw. Pengamatan dilaksanakan bersama sama dengan pelaksanaan penelitian. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan alat pengumpulan data dan analisis data. Dalam kegiatan pengamatan menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Lembar pengamatan unjuk kinerja guru dilakukan oleh observer yaitu Maria Nona Wohen selaku guru mata pelajaran PKn. Selain mengamati kinerja guru dalam kegiatan belajar mengajar, observer juga dimintai bantuan peneliti untuk berdiskusi mencari penyebab masalah serta alternatif pemecahan masalah tersebut. Adapun aspek yang diobservasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengajukan pertanyaan 2. Menjawab pertanyaan 3. Mendiskusikan masalah 4. Membuat kesimpulan 5. Mengemukakan hasil diskusi Masing-masing aspek diberi rentang skor terendah 1 dan skor tertinggi 4 dengan keterangan skor 1 kategori kurang aktif, skor 2 kategori cukup aktif, skor 3 kategori aktif, dan skor 4 kategori sangat aktif. d) Refleksi Hasil yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan serta dianalisis dalam tahap refleksi ini. Jika dalam refleksi pada siklus pertama masih ada kekurangan atau kendala yang ditemukan, maka untuk selanjutnya akan disusun kembali rencana-rencana pembelajaran berorientasi pada pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang lebih baik lagi pada siklus berikutnya.
  • 7. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok kecil untuk menyelidiki suatu topik umum. Menurut aronson ( dalam huda, 2011: 120 -121 ) siswa ditempatkan dalam kelompok – kelompok kecil yang terdiri dari 5 – 6 anggota. Setiap kelompok diberi informasi yang membahas salah satu topik dari materi mereka saat itu. Dari informasi yang diberikan pada setiap kelompok ini, masing – masing anggota harus mempelajari sub materi / bagian materi yang berbeda dari informasi tersebut. Setelah mempelajari informasi tersebut dalam kelompok masing – masing, setiap anggota yang mempelajari bagian – bagian ini berkumpul dengan anggota – anggota dari kelompok lain yang juga menerima bagian – bagian materi yang sama. Setelah diskusi selesai semua siswa dalam kelompok ahli kembali ke kelompoknya yang semula, dan masing – masing dari mereka mulai menjelaskan bagian informasi tersebut kepada teman – teman satu kelompoknya. Maka dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw siswa dapat memperoleh hasil belajar lebih baik dan hasil yang lebih meningkat dengan urutan data dari siklus I sampai dengan siklus II sebagai berikut : Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Untuk mengetahui peningkatan aktivitas siswa, peneliti menggunakan hasil observasi yang telah diamati pada siklus I dan II. Peningkatan aktivitas siswa dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10 Perkembangan Observasi Aktivitas Siswa No Siklus Presentase% Kriteria Keberhasilan 1. I 70,83% Cukup 2. II 89,58% Baik Data tersebut di atas menunjukan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas selama dua siklus penelitian tindakan kelas Data Hasil Observasi Aktivitas Guru Untuk mengetahui aktivitas guru, peneliti menggunakan hasil observasi yang telah diamati pada siklus I dan siklus II. Peningkatan aktivitas guru dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.11 Perkembangan Observasi Aktivitas Guru No Siklus Presentase% Kriteria Keberhasilan 1. I 79,16% Cukup 2. II 91,66% Sangat Baik Data tersebut di atas menunjukan bahwa terjadinya peningkatan aktivitas guru dari siklus I ke siklus II. Peningkatan aktivitas guru dalam proses pembelajaran di kelas selama dua siklus penelitian tindakan kelas. Data Hasil Belajar Siswa Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa, peneliti menggunakan nilai dari hasil belajar yang diberikan kepada siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw serta nilai dari hasil belajar setiap akhir siklus. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut :
  • 8. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 Tabel 4.12 Perkembangan Ketuntasan Belajar Siswa No Siklus Rata – rata Kriteria Keberhasilan 1 . I 72,42% Baik 2 . II 85,07% Sangat Baik Data di atas menunjukan adanya peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II Peningkatan hasil belajar siswa sebelum diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw serta nilai dari hasil belajar selama dua siklus penelitian tindakan kelas. Berdasarkan pada tabel di atas menunjukan bahwa adanya peningkatan keaktifan siswa yaitu pada siklus I di peroleh presentase nilai rata – rata 70,83% dan siklus II 89,58% sedangkan keaktifan guru pada siklus I di peroleh 79,16% dan siklus II 91,66%. Nilai dari hasil belajar dalam penelitian ini juga mengalami peningkatan yaitu sebelum diterapkan strategi pembelajaran diperoleh jumlah siswa yang tuntas 14 orang, jumlah siswa yang belum tuntas 24 orang, nilai rata – rata 68,82%. Hasil belajar pada siklus I di peroleh jumlah siswa yang tuntas 21 orang dan yang belum tuntas 17 orang, nilai rata – rata keseluruhan 72,42%. Sedangkan pada siklus II di peroleh jumlah siswa yang tuntas belajar 35 orang dan yang belum tuntas 3 orang, dengan rata – rata 85,07%. Pada siklus II hasil belajar semua siswa sudah mencapai KKM yang ditentukan yaitu 76, dengan demikian peneliti memutuskan untuk berhenti melakukan test tindakan pada siklus II. Agar lebih jelas melihat perbandingan rata – rata kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini Grafik 7. Peningkatan Hasil Belajar Siswa KESIMPULAN Setelah penulis membahas hasil penelitian, penulis melihat bahwa peningkatan hasil belajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sudah kelihatan. Sebagai akhir dari tulisan ini, penulis mengambil beberapa kesimpulan sebagai pedoman dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di sekolah yaitu : 1. Dari hasil rancangan perangkat pemebelajaran yang dilakukan, diperoleh atau dihasilkan perangkat pembelajaran yang baik. Perangkat yang dihasilkan tersebut adalah rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP), lembar kerja siswa (LKS), dan test hasil belajar (THB). 2. Proses evaluasi pembelajaran menggunakan metode jigsaw pada siswa kelas X(A) SMAN 2 Maumere dilaksanakan dengan cara memberikan latihan soal kepada siswa untuk melihat hasil belajarnya setelah menggunakan metode jigsaw, kemudian hasil belajar tersebut dibandingkan dengan hasil belajar sebelum menggunkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 3. Penerapan pembelajaran kooperatife tipe jigsaw dapat meningkatkan perilaku atau aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran PKn. Peranan dan dominasi guru dapat dikurangi, guru tidak lagi sebagai satu – satunya sumber informasi bagi siswa. Guru juga
  • 9. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 berfungsi sebagai fasilitator, motivator, dan mediator dalam mempersiapkan dan melaksanakan pembelajaran. Hal ini dapat ditunjukan dari rata - rata aktivitas siswa pada setiap siklus 70,83% berubah menjadi 89,58% dan aktivitas guru 79,16% menjadi 91,66%, ini menunjukan ada perubahan dari aktivitas belajar dalam proses pembelajaran. 4. Respon siswa selama mengikuti model pembelajaran kooperatife tipe jigsaw siklus I dan siklus II sangat posistif baik dari data yang diperoleh melalui pengamatan maupun dari hasil wawancara dengan siswa. 5. Dari hasil tindakan siklus II diperoleh nilai rata – rata hasil test mencapai 85,07%, dengan rentangan nilai 70 sampai 100 dengan KKM di sekolah SMAN 2 Maumere 76. Dari hasil perolehan nilai tersebut diatas menunjukan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar PKn melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di sekolah SMAN 2 Maumere Kabupaten Sikka. Respon siswa selama mengikuti model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw siklus I dan siklus II sangat posistif baik dari data yang diperoleh melalui pengamatan maupun dari hasil wawancara dengan siswa. 6. Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa: 1. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas X(A) SMAN 2 Maumere pada pembelajaran PKn pokok bahasan substansi konstitusi negara dan substansi kedudukan pembukaan UUD 1945. 2. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif model Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas X(A) SMAN 2 Maumere kabupaten sikka, pada pembelajaran PKn pokok bahasan substansi konstitusi negara dan kedudukan pembukaan UUD 1945 terbukti kebenarannya. SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, yang peneliti laksanakan dan beberapa kesimpulan yang diajukan, dapat dikemukakan saran – saran sebagai berikut: Bagi Guru a) Diharapkan agar selalu menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran PKn bila materinya bisa dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, kerena dengan jigsaw siswa dapat menguasai materi dan dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai b) Agar selalu menyiapkan bahan ajar dan LKS, kerena merupakan salah satu faktor penting agar pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat berlangsung secara efektif dan optimal. c) Agar kegiatan pembelajaran dapat berhasil dengan baik, maka seorang guru hendaknya selalu aktif dalam melibatkan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam menyelidiki, menemukan dan memecahakan masalah dan guru harus selalu memonitor, membimbing dan memberi petunjuk agar kegiatan dan aktivitas siswa dapat sesuai dengan sasaran atau tujuan yang hendak dicapai. d) Bahan yang akan dibahas sebaiknya diberitahukan kepada siswa, agar siswa dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin kerena penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat dijadikan alternatif dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa, karena siswa dapat terlibat aktif, menimbulkan motivasi belajar yang baik, sehingga hasil belajar siswa dapat diharapkan baik pula. Bagi Siswa a) Siswa diharapkan agar lebih bersemangat dalam memecahkan masalah, mencari tau dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya.
  • 10. Oktovianus Serafin: Jurnal Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw, IKIP Muhammadiyah Maumere 2017 b) Siswa membangun sendiri pengetahuan mereka melalui keterlibatan aktif dalam proses belajar mengajar. c) Siswa harus lebih megembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi belajar dan meningkatkan keberanian menyampaikan gagasan dalam proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan hasil belajar. d) Para siswa hendaknya berusaha lebih aktif dalam pembelajaran, seperti menggali informasi sedalam-dalamnya tentang materi yang akan dibahas sehingga pengetahuan yang mereka dapat tidak hanya mengandalkan pemberian dari guru. Bagi SMAN 2 Maumere Diharapkan agar selalu menyiapkan sarana dan fasilitas yang dapat menunjang pelaksanaan dan pengajaran, khususnya mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bina Aksara. Anton M. Mulyono. (2001). Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka. Depdikbud. (2003). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Depdikbud. Depdiknas. (2003). UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Jakarta: BNSP. Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kurnia, Ingridwati, dkk. (2007). Perkembangan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Dirjen Dikti Depdiknas. Purwanto M. Ngalim. (2003). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Rosdakarya. Riyanto Yatim. (2011). Paradigma Baru Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Rusman. (2014). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Wahab. (2000). Pendidikan Kewarganegaraan, Strategi dan Metode Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Depdiknas.