SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 5
Baixar para ler offline
www.hukumonline.com



            PEMBENTUKAN JABATAN GUBERNUR MILITER IBUKOTA
      Undang-Undang Darurat (UUDRT) Nomor 6 Tahun 1950 Tanggal 20 Januari 1950


                            Presiden Republik Indonesia Serikat

Menimbang :
perlu dilangsungkan adanya Gubernur Militer untuk menjamin dan memelihara keamanan di
dalam Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya selama masih di dalam staat van beleg;

Menimbang :
Bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak pembentukan jabatan Gubernur Militer Ibu Kota
perlu segera ditetapkan;

Mengingat :
1.    Staatsblad 1940 No. 134 jo 1940 No. 78;
2.    Staatsblad 1949 No. 63;
3.    Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat pasal 68 jo pasal 139;
4.    Pengumuman Koordinator Keamanan tanggal 27 Desember 1949 No. 1/1949;


                                    MEMUTUSKAN :

Menetapkan :
UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN GUBERNUR
MILITER IBU KOTA.

                                         Pasal 1

(1)      Adanya Gubernur Militer untuk Gewes Jakarta dan Daerah-daerah sekitarnya
         dilangsungkan dengan sebutan quot;Gubernur Militer Ibu Kotaquot;.
(2)      Gubernur Militer termaksud dalam ayat (1) pasal ini merangkap jabatan Komandan
         Territorial di daerahnya.

                                         Pasal 2

       Staatsblad 1940 No. 78 pasal 1 sub c ditambah kata-kata : quot;Gubernur Militer Ibu Kota
untuk Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnyaquot;.

                                         Pasal 3

       Undang-undang darurat ini mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949 sejak saat
pemulihan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.




www.hukumonline.com                                                                      1
www.hukumonline.com




       Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Undang-
undang darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia Serikat.


                               Ditetapkan di Jakarta,
                            pada tanggal 20 Januari 1950
                    PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT,

                                    (SOEKARNO)

                             MENTERI PERTAHANAN,

                            (HAMENGKU BUWONO IX)

                             MENTERI DALAM NEGERI,

                         (IDE ANAK AGUNG GDE AGUNG)

                                      Diumumkan
                              pada tanggal 26 Januari 1950.
                               MENTERI KEHAKIMAN,

                                      (SUPOMO)




www.hukumonline.com                                                                 2
www.hukumonline.com




PENJELASAN UMUM


         Untuk memelihara keamanan di seluruh Indonesia maka dalam bulan Desember 1949
Panitya Persiapan Nasional menunjuk seorang Koordinator Keamanan yang dikuasakan
mengadakan perundingan dengan fihak Militer Belanda dan Pembesar-pembesar Sipil serta
mengadakan tindakan-tindakan yang dianggapnya perlu guna melaksanakan kewajibannya.
Setelah diadakan perundingan oleh Koordinator Keamanan dengan Basiskomandan (Belanda)
Jakarta dan kemudian dengan Gubernur Jakarta, Residen Daerah-daerah Sekitar Jakarta dan Wali
Kota Jakarta, maka oleh Koordinator Keamanan diumumkan, bahwa untuk Gewes Jakarta dan
Daerah-daerah di Sekitarnya ditunjuk seorang Perwira TNI sebagai Gubernur Militer yang atas
nama dan untuk Koordinator Keamanan melakukan kewajiban pemeliharaan keamanan di Daerah
tersebut.
         Dengan demikian maka sebelum dan pada waktu pemulihan kedaulatan kepada Republik
Indonesia Serikat, keamanan dan ketertiban di Daerah Gewes Jakarta dan Daerah-daerah
Sekitarnya dapat terpelihara dengan baik.
Sesudah selesai pemulihan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, dianggap perlu
dilangsungkan jabatan Gubernur Militer tersebut guna menjamin dan memelihara keamanan di
Daerah Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya. Agar Gubernur Militer itu formeel dapat
melakukan kewajibannya dengan sah, perlu diadakan Undang-undang yang dapat dijadikan dasar
kekuasaan dan kewajibannya, yaitu Undang-undang yang mengatur pembentukan jabatan
Gubernur Militer Ibu Kota.
Untuk keperluan ini perlu diterangkan keadaan hukum dan pemerintahan yang berlaku di Gewes
Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya sebelum tanggal 27 Desember 1949 (hari pemulihan
kedaulatan).
         Dengan Staatsblad 1940 No. 134 daerah yang sekarang menjadi Gewes Jakarta dan
Daerah-daerah Sekitarnya turut dinyatakan dalam keadaan Staat van Beleg (peraturan Staat van
Oorlog dan Staat van Beleg termuat dalam Staatsblad 1939 No. 582). Untuk mengatur
pelaksanaan peraturan Staat van Oorlog dan Staat van Beleg ini diterbitkan quot;peraturan
pelaksanaan Staat van Oorlog dan Staat van Belegquot; dalam Staatsblad 1940 No. 78. Di dalam
peraturan pelaksanaan itu antara lain disebutkan dalam pasal 1 instansi-
instansi mana yang memegang quot;militair gezagquot; selama berlaku Staat van Oorglog atau Staat van
Beleg; sebagai pemegangquot; militair gezagquot; disebutkan dalam pasal 1 sub c secara nominatief
Komandan-komandan Territorial ditiap-tiap Daerah.
         Dengan Staatsblad 1949 No. 63 dibentuklah quot;Gewest Batavia en Ommelandenquot; (Gewes
Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya), yang dikepalai oleh seorang Gubernur yang memegang
kekuasaan bestuur, polisi dan militer, Gewes tersebut dibagi menjadi Kota Jakarta dan
Keresidenan Daerah-daerah Sekitar Jakarta, masing-masing dikepalai oleh Wali Kota dan
Residen; mereka itu tidak memegang kekuasaan polisi dan militer.
Meskipun Gubernur Jakarta memegang kekuasaan militer, tetapi Ia tidak menjabat Komandan
Militer, oleh karena di sampingnya adalah Basis komandan yang memegang komando atas
pasukan-pasukan tentara di Daerahnya.
         Untuk mengadakan susunan pemerintahan yang lebih effektief dalam pemeliharaan
keamanan, hal mana dianggap amat penting untuk mempermudah langsung hidupnya Republik
Indonesia Serikat, maka pemerintahan dalam Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya
sebaiknya diatur seperti berikut :

1.     Gubernur Militer Ibu Kota memegang kekuasaan pemerintahan       tertinggi, baik militer
       maupun sipil, di seluruh Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya. Di dalam tangan
www.hukumonline.com                                                                         3
www.hukumonline.com



        Gubernur Militer terletak kekuasaan bestuur, polisi dan militer. Ia merangkap Territorial
        Komandan Tentara di Daerahnya.
2.      Gubernur (sipil) Ibu Kota di bawah kekuasaan Gubernur Militer menjalankan segala
        kewajiban yang ada padanya menurut Staastblad 1949 No.63, dikurangi kekuasaan polisi
        dan militer yang diserahkan kepada Gubernur Militer.
3.      Basiskomandan Ibu Kota di bawah kekuasaan Gubernur Militer menjalankan segala
        urusan militer di Daerahnya.
4.      Residen Daerah-daerah Sekitar Jakarta dan Wali kota Jakarta di bawah kekuasaan
        Gubernur (sipil) Ibu Kota tetap menempati kedudukannya dan tetap memegang
        kekuasaannya seperti tersebut dalam Staatsblad 1949 No. 63.
5.      Alat-alat pemerintahan dan alat-alat kekuasaan Republik Indonesia Serikat yang ada pada
        saat setelah terjadi pemulihan kedaulatan tetap menjalankan kewajibannya.

        Di sini perlu ditegaskan, bahwa quot;militair bestuurquot; ini hanya berlaku selama Gewes
Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya masih dalam quot;Staat van Oorlog atau Staat van Belegquot;.

                        PENJELASAN SEPASAL DEMI SEPASAL

                                              Pasal 1

Ayat (1)
        Adanya Gubernur Militer Ibu Kota dilangsungkan, jadi tidak dibentuk baru, oleh karena
sebelum berlaku Undang-undang darurat ini, sudah ada Gubernur Militer Ibu Kota. Perkataan
quot;Ibu Kotaquot; dipakai di sini oleh karena lebih mudah dari pada perkataan quot;Gewes Jakarta dan
Daerah-daerah Sekitarnyaquot; dan untuk membedakan dengan Daerah quot;Jakartaquot; yang dipakai untuk
Daerah quot;Kota Jakartaquot;.

Ayat (2)
        Gubernur Militer harus merangkap Komandan Territorial, supaya di dalam menjalankan
kekuasaannya militer dapat memberi perintah-perintah kepada pasukan-pasukan tentara di
Daerahnya. Lagi pula ia sebagai Komandan Territorial dapat memegang quot;militair gezagquot; dengan
sah, seperti Komandan Territorial lain-lainnya yang tersebut dalam Staatsblad 1949 pasal I sub c.

                                              Pasal 2

        Bacalah penjelasan pasal 1 ayat (2)

                                              Pasal 3

        Bacalah penjelasan umum.

                                              Pasal 4

         Pada saat pemulihan kedaulatan (tanggal 27 Desember 1949) Gubernur Militer Ibu Kota
harus sudah dapat bertindak secara resmi dan secara formeel yang sah, oleh karena pada saat itu
juga tanggung jawab atas pemeliharaan keamanan dan ketertiban beralih dari (alat-alat
kekuasaan) Pemerintah Belanda kepada (alat-alat kekuasaan) Pemerintah Republik Indonesia
Serikat.




www.hukumonline.com                                                                            4
www.hukumonline.com




LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1950 YANG
                     TELAH DICETAK ULANG




www.hukumonline.com                                        5

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01Asep Misdan
 
Kedaulatan Di Ruang Udara Indonesia
Kedaulatan Di Ruang Udara IndonesiaKedaulatan Di Ruang Udara Indonesia
Kedaulatan Di Ruang Udara IndonesiaRus Mala
 
Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950Rana Amani
 
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Vivi Silvia
 
Undang undang dasar sementara (uuds)
Undang undang dasar sementara (uuds)Undang undang dasar sementara (uuds)
Undang undang dasar sementara (uuds)omcivics
 
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailand
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailandPerkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailand
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailandFaizah Yahya
 

Mais procurados (17)

Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
Sejarahsistempemerintahanindonesia 111205195822-phpapp01
 
Konstitusi RIS
Konstitusi RISKonstitusi RIS
Konstitusi RIS
 
Pamong praja 6
Pamong praja 6Pamong praja 6
Pamong praja 6
 
Kedaulatan Di Ruang Udara Indonesia
Kedaulatan Di Ruang Udara IndonesiaKedaulatan Di Ruang Udara Indonesia
Kedaulatan Di Ruang Udara Indonesia
 
ROEM ROYEN
ROEM ROYENROEM ROYEN
ROEM ROYEN
 
Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950Periode Berlakunya UUDS 1950
Periode Berlakunya UUDS 1950
 
Perjanjian Linggarjati
Perjanjian LinggarjatiPerjanjian Linggarjati
Perjanjian Linggarjati
 
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
Periode berlakunya Konstitusi RIS 1949 (PKN)
 
Perjanjian Renvile
Perjanjian RenvilePerjanjian Renvile
Perjanjian Renvile
 
Undang undang dasar sementara (uuds)
Undang undang dasar sementara (uuds)Undang undang dasar sementara (uuds)
Undang undang dasar sementara (uuds)
 
Hukum laut ukm raha
Hukum laut ukm rahaHukum laut ukm raha
Hukum laut ukm raha
 
Tugas rangkuman hukum laut pa jabbar
Tugas rangkuman hukum laut pa jabbarTugas rangkuman hukum laut pa jabbar
Tugas rangkuman hukum laut pa jabbar
 
Sejarah ketatanegaraan indonesia
Sejarah ketatanegaraan indonesiaSejarah ketatanegaraan indonesia
Sejarah ketatanegaraan indonesia
 
Uu 32 1954
Uu 32 1954Uu 32 1954
Uu 32 1954
 
Presentation pkn
Presentation pknPresentation pkn
Presentation pkn
 
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailand
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailandPerkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailand
Perkmbangn sistem raja berpelembagaan di thailand
 
Uuds 1950
Uuds 1950Uuds 1950
Uuds 1950
 

Destaque

Destaque (7)

Farassino - Cub8
Farassino - Cub8Farassino - Cub8
Farassino - Cub8
 
Day
DayDay
Day
 
Uu 02 1964
Uu 02 1964Uu 02 1964
Uu 02 1964
 
Uu 06 1950
Uu 06 1950Uu 06 1950
Uu 06 1950
 
Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6Leyendas 4º A Mº 6
Leyendas 4º A Mº 6
 
Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950Uudarurat 26 1950
Uudarurat 26 1950
 
Blog Tools
Blog ToolsBlog Tools
Blog Tools
 

Semelhante a Uudarurat 06 1950

Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950guest150909
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950guest150909
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950guest150909
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ilham Mustafa
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ilham Mustafa
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950guest150909
 

Semelhante a Uudarurat 06 1950 (8)

Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950Uudarurat 33 1950
Uudarurat 33 1950
 
Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950Uudarurat 08 1950
Uudarurat 08 1950
 
Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950Uudarurat 20 1950
Uudarurat 20 1950
 
Uu 23 1952
Uu 23 1952Uu 23 1952
Uu 23 1952
 
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
Ketentuanketentuan pokok kepolisian_negara_(uu_13_13
 
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
Ketentuan ketentuan pokok_kepolisian_(uu_12_thn_1_12
 
Uu 12 1953
Uu 12 1953Uu 12 1953
Uu 12 1953
 
Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950Uudarurat 36 1950
Uudarurat 36 1950
 

Mais de guest150909

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industriguest150909
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kamparguest150909
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaranguest150909
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4guest150909
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950guest150909
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950guest150909
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950guest150909
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950guest150909
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasiguest150909
 

Mais de guest150909 (20)

Pengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah IndustriPengelolaan Limbah Industri
Pengelolaan Limbah Industri
 
Usul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S KamparUsul Peningkatanstatus S Kampar
Usul Peningkatanstatus S Kampar
 
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang KebakaranMateri Kebijakan Tentang Kebakaran
Materi Kebijakan Tentang Kebakaran
 
Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4Amandemen Uud Ke4
Amandemen Uud Ke4
 
Keppres 32 1990
Keppres 32 1990Keppres 32 1990
Keppres 32 1990
 
Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950Uudarurat 42 1950
Uudarurat 42 1950
 
Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950Uudarurat 41 1950
Uudarurat 41 1950
 
Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950Uudarurat 39 1950
Uudarurat 39 1950
 
Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950Uudarurat 31 1950
Uudarurat 31 1950
 
Uu 08 1950
Uu 08 1950Uu 08 1950
Uu 08 1950
 
Uu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 UudsUu 07 1950 Uuds
Uu 07 1950 Uuds
 
Uu 01 1950
Uu 01 1950Uu 01 1950
Uu 01 1950
 
Uu 04 1950
Uu 04 1950Uu 04 1950
Uu 04 1950
 
Uu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 GrasiUu 03 1950 Grasi
Uu 03 1950 Grasi
 
Perpu 01 1950
Perpu 01 1950Perpu 01 1950
Perpu 01 1950
 
Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951Uudrt 21 1951
Uudrt 21 1951
 
Uu 16 1951
Uu 16 1951Uu 16 1951
Uu 16 1951
 
Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951Uudrt 01 1951
Uudrt 01 1951
 
Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951Uudrt 14 1951
Uudrt 14 1951
 
Uudrt 09 1951
Uudrt 09 1951Uudrt 09 1951
Uudrt 09 1951
 

Uudarurat 06 1950

  • 1. www.hukumonline.com PEMBENTUKAN JABATAN GUBERNUR MILITER IBUKOTA Undang-Undang Darurat (UUDRT) Nomor 6 Tahun 1950 Tanggal 20 Januari 1950 Presiden Republik Indonesia Serikat Menimbang : perlu dilangsungkan adanya Gubernur Militer untuk menjamin dan memelihara keamanan di dalam Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya selama masih di dalam staat van beleg; Menimbang : Bahwa karena keadaan-keadaan yang mendesak pembentukan jabatan Gubernur Militer Ibu Kota perlu segera ditetapkan; Mengingat : 1. Staatsblad 1940 No. 134 jo 1940 No. 78; 2. Staatsblad 1949 No. 63; 3. Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat pasal 68 jo pasal 139; 4. Pengumuman Koordinator Keamanan tanggal 27 Desember 1949 No. 1/1949; MEMUTUSKAN : Menetapkan : UNDANG-UNDANG DARURAT TENTANG PEMBENTUKAN JABATAN GUBERNUR MILITER IBU KOTA. Pasal 1 (1) Adanya Gubernur Militer untuk Gewes Jakarta dan Daerah-daerah sekitarnya dilangsungkan dengan sebutan quot;Gubernur Militer Ibu Kotaquot;. (2) Gubernur Militer termaksud dalam ayat (1) pasal ini merangkap jabatan Komandan Territorial di daerahnya. Pasal 2 Staatsblad 1940 No. 78 pasal 1 sub c ditambah kata-kata : quot;Gubernur Militer Ibu Kota untuk Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnyaquot;. Pasal 3 Undang-undang darurat ini mulai berlaku pada tanggal 27 Desember 1949 sejak saat pemulihan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat. www.hukumonline.com 1
  • 2. www.hukumonline.com Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Undang- undang darurat ini dengan penempatan dalam Lembaran-Negara Republik Indonesia Serikat. Ditetapkan di Jakarta, pada tanggal 20 Januari 1950 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT, (SOEKARNO) MENTERI PERTAHANAN, (HAMENGKU BUWONO IX) MENTERI DALAM NEGERI, (IDE ANAK AGUNG GDE AGUNG) Diumumkan pada tanggal 26 Januari 1950. MENTERI KEHAKIMAN, (SUPOMO) www.hukumonline.com 2
  • 3. www.hukumonline.com PENJELASAN UMUM Untuk memelihara keamanan di seluruh Indonesia maka dalam bulan Desember 1949 Panitya Persiapan Nasional menunjuk seorang Koordinator Keamanan yang dikuasakan mengadakan perundingan dengan fihak Militer Belanda dan Pembesar-pembesar Sipil serta mengadakan tindakan-tindakan yang dianggapnya perlu guna melaksanakan kewajibannya. Setelah diadakan perundingan oleh Koordinator Keamanan dengan Basiskomandan (Belanda) Jakarta dan kemudian dengan Gubernur Jakarta, Residen Daerah-daerah Sekitar Jakarta dan Wali Kota Jakarta, maka oleh Koordinator Keamanan diumumkan, bahwa untuk Gewes Jakarta dan Daerah-daerah di Sekitarnya ditunjuk seorang Perwira TNI sebagai Gubernur Militer yang atas nama dan untuk Koordinator Keamanan melakukan kewajiban pemeliharaan keamanan di Daerah tersebut. Dengan demikian maka sebelum dan pada waktu pemulihan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat, keamanan dan ketertiban di Daerah Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya dapat terpelihara dengan baik. Sesudah selesai pemulihan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, dianggap perlu dilangsungkan jabatan Gubernur Militer tersebut guna menjamin dan memelihara keamanan di Daerah Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya. Agar Gubernur Militer itu formeel dapat melakukan kewajibannya dengan sah, perlu diadakan Undang-undang yang dapat dijadikan dasar kekuasaan dan kewajibannya, yaitu Undang-undang yang mengatur pembentukan jabatan Gubernur Militer Ibu Kota. Untuk keperluan ini perlu diterangkan keadaan hukum dan pemerintahan yang berlaku di Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya sebelum tanggal 27 Desember 1949 (hari pemulihan kedaulatan). Dengan Staatsblad 1940 No. 134 daerah yang sekarang menjadi Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya turut dinyatakan dalam keadaan Staat van Beleg (peraturan Staat van Oorlog dan Staat van Beleg termuat dalam Staatsblad 1939 No. 582). Untuk mengatur pelaksanaan peraturan Staat van Oorlog dan Staat van Beleg ini diterbitkan quot;peraturan pelaksanaan Staat van Oorlog dan Staat van Belegquot; dalam Staatsblad 1940 No. 78. Di dalam peraturan pelaksanaan itu antara lain disebutkan dalam pasal 1 instansi- instansi mana yang memegang quot;militair gezagquot; selama berlaku Staat van Oorglog atau Staat van Beleg; sebagai pemegangquot; militair gezagquot; disebutkan dalam pasal 1 sub c secara nominatief Komandan-komandan Territorial ditiap-tiap Daerah. Dengan Staatsblad 1949 No. 63 dibentuklah quot;Gewest Batavia en Ommelandenquot; (Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya), yang dikepalai oleh seorang Gubernur yang memegang kekuasaan bestuur, polisi dan militer, Gewes tersebut dibagi menjadi Kota Jakarta dan Keresidenan Daerah-daerah Sekitar Jakarta, masing-masing dikepalai oleh Wali Kota dan Residen; mereka itu tidak memegang kekuasaan polisi dan militer. Meskipun Gubernur Jakarta memegang kekuasaan militer, tetapi Ia tidak menjabat Komandan Militer, oleh karena di sampingnya adalah Basis komandan yang memegang komando atas pasukan-pasukan tentara di Daerahnya. Untuk mengadakan susunan pemerintahan yang lebih effektief dalam pemeliharaan keamanan, hal mana dianggap amat penting untuk mempermudah langsung hidupnya Republik Indonesia Serikat, maka pemerintahan dalam Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya sebaiknya diatur seperti berikut : 1. Gubernur Militer Ibu Kota memegang kekuasaan pemerintahan tertinggi, baik militer maupun sipil, di seluruh Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya. Di dalam tangan www.hukumonline.com 3
  • 4. www.hukumonline.com Gubernur Militer terletak kekuasaan bestuur, polisi dan militer. Ia merangkap Territorial Komandan Tentara di Daerahnya. 2. Gubernur (sipil) Ibu Kota di bawah kekuasaan Gubernur Militer menjalankan segala kewajiban yang ada padanya menurut Staastblad 1949 No.63, dikurangi kekuasaan polisi dan militer yang diserahkan kepada Gubernur Militer. 3. Basiskomandan Ibu Kota di bawah kekuasaan Gubernur Militer menjalankan segala urusan militer di Daerahnya. 4. Residen Daerah-daerah Sekitar Jakarta dan Wali kota Jakarta di bawah kekuasaan Gubernur (sipil) Ibu Kota tetap menempati kedudukannya dan tetap memegang kekuasaannya seperti tersebut dalam Staatsblad 1949 No. 63. 5. Alat-alat pemerintahan dan alat-alat kekuasaan Republik Indonesia Serikat yang ada pada saat setelah terjadi pemulihan kedaulatan tetap menjalankan kewajibannya. Di sini perlu ditegaskan, bahwa quot;militair bestuurquot; ini hanya berlaku selama Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnya masih dalam quot;Staat van Oorlog atau Staat van Belegquot;. PENJELASAN SEPASAL DEMI SEPASAL Pasal 1 Ayat (1) Adanya Gubernur Militer Ibu Kota dilangsungkan, jadi tidak dibentuk baru, oleh karena sebelum berlaku Undang-undang darurat ini, sudah ada Gubernur Militer Ibu Kota. Perkataan quot;Ibu Kotaquot; dipakai di sini oleh karena lebih mudah dari pada perkataan quot;Gewes Jakarta dan Daerah-daerah Sekitarnyaquot; dan untuk membedakan dengan Daerah quot;Jakartaquot; yang dipakai untuk Daerah quot;Kota Jakartaquot;. Ayat (2) Gubernur Militer harus merangkap Komandan Territorial, supaya di dalam menjalankan kekuasaannya militer dapat memberi perintah-perintah kepada pasukan-pasukan tentara di Daerahnya. Lagi pula ia sebagai Komandan Territorial dapat memegang quot;militair gezagquot; dengan sah, seperti Komandan Territorial lain-lainnya yang tersebut dalam Staatsblad 1949 pasal I sub c. Pasal 2 Bacalah penjelasan pasal 1 ayat (2) Pasal 3 Bacalah penjelasan umum. Pasal 4 Pada saat pemulihan kedaulatan (tanggal 27 Desember 1949) Gubernur Militer Ibu Kota harus sudah dapat bertindak secara resmi dan secara formeel yang sah, oleh karena pada saat itu juga tanggung jawab atas pemeliharaan keamanan dan ketertiban beralih dari (alat-alat kekuasaan) Pemerintah Belanda kepada (alat-alat kekuasaan) Pemerintah Republik Indonesia Serikat. www.hukumonline.com 4
  • 5. www.hukumonline.com LEMBARAN NEGARA DAN TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA TAHUN 1950 YANG TELAH DICETAK ULANG www.hukumonline.com 5