SlideShare uma empresa Scribd logo
Gusti Rusmayadi
PS. Agroekoteknologi – Faperta Unlam
                          05114731881
Metode perhitungan uap air yang hilang
           1. pendekatan iklim mikro
           • metode pemindahan massa (Dalton, Rohwer
             dan Penman, Penman – Monteith),
           • metode aerodinamika,
           • metode korelasi eddy dan
           • metode nisbah Bowen


           2. pendekatan empirik
           •   metode Thornthwaite
           •   metode Blaney-Criddle
           •   metode radiasi dan lain-lain
           •   metode yang berkembang kemudian
1.1. Metode Pemindahan Massa

                   nilai tekanan uap
                 jenuh (es), pada suhu
                    permukaan (Ts)
      Metode
    pemindahan
      massa

                   nilai tekanan uap
                  aktual (ea) udara di
                 atas permukaan pada
                    suhu udara (Ta)
1.1. Metode Pemindahan Massa
1.1.1. Persamaan hukum Dalton

 persamaan aerodinamik (aerodynamic equation)
    persamaan pemindahan massa (massa – transfer equation):

       Eo = k (es – ea) f(U)

     Nilai tekanan uap jenuh (es) ditentukan berdasarkan data suhu
      permukaan air (Ts) (lihat table tekanan uap jenuh).
     Nilai tekanan uap udara di atas muka air (ea) dihitung berdasarkan
      data (es) dan nilai kelembapan relatifnya (RH).
1.1.2. Persamaan empiris Meyer

 Eo = k (es – ea) [ 1 + (W/10) ]

   Eo = penguapan (inci/hari)
   k   = koefisien untuk danau kecil mempunyai nilai 0,5 dan
    danau besar sekitar 0,36
   es = tekanan uap jenuh (inci-Hg) pada suhu muka air danau
    (Ts)
   ea = tekanan uapa udara atas lapisan jenuh (inci – Hg) pada
    suhu udara (Ta)
   W = kecepatan angina harian rata-rata (mil/jam) pada
    ketinggian 25 feet
1.1.3. Persamaan empiris danau Hefner

 Eo = 0,129 (es – ea) U8

   Eo = penguapan muka air bebas (mm/hari)
   es = tekanan uap jenuh (mm Hg) pada suhu permukaan
    air (Ts)
   ea = tekanan uap aktual (mm Hg) pada suhu ketinggian
    8 m di atas permukaan air
   U8 = kecepatan angin (m/det) pada ketinggian 8 m di
    atas permukaan air
1.1.4. Persamaan empiris yang lain
 Eo = 0,35 (0,50 + 0,54 U2) (es – ea)

   Eo = penguapan muka air bebas (mm/hari) untuk nilai suhu
      permukaan air
     (Ts) = suhu udara (Ta) yang mana keadaan ini jarang terjadi.
     es = tekanan uap jenuh (mm Hg)
     ea = tekanan udara (mm Hg)
     U2= kecepatan angin pada ketinggian 2 meter (m/det)
Contoh 1.1.2
 Berapakah penguapan untuk danau kecil pada bulan Januari, jika
    diketahui suhu udara harian rata-rata 13,75⁰C, kelembapan relatif rata-
    rata harian 80% dan kecepatan angin rata-rata harian pada ketinggian
    25 feet adalah 30 mil/jam.

 Jawaban contoh 2.3
 Diketahui pada suhu 13,75⁰C diperoleh es = 11,77 mm Hg = 0,739 inci
    Hg, 1mm Hg = 1,33 mbar) (table tekanan uap jenuh). Apabila
    kelembapan relatif 80% dan tekanan uap jenuh (es) = 0,739 inci Hg,
    maka tekanan uap aktualnya adalah :

   ea = RH x es = (0,80) x 0,739 = 0,5192 inci-Hg
   oleh karena danau kecil maka nilai k = 0,50, sehingga
   Eo = k (es – ea) [ 1 + (W/10) ]
   Eo =0,50 x (0,739 – 0,5192) [ 1 + (30/10) ]
   Eo = 0,2946 inci/hari = 7,50 mm/hari
Contoh 1.1.3
 Danau mempunyai kondisi sama dengan danau
  Hefner diketahui:
 suhu muka air = 15,5 ⁰C
 suhu udara 8 meter di atas muka air = 22,5 ⁰C
 kecepatan angin 8 meter di atas muka air = 3,50
  m/det
 Hitung penguapan danau tersebut jika kelembapan
  relatifnya 30% dan meningkat menjadi 90%.
Contoh 2.4
  Jawaban contoh 2.4
  Tekanan uap jenuh (es) pada suhu udara 8 m di atas muka air danau sebesar 22,5
   (table tekanan uap jenuh) sebesar 20,43 mm Hg. Tekanan uap aktual (ea) pada
   elevasi 8 m adalah:
  ea8 = RH x es = (0,30) x (20,43 mm Hg) = 6,12 mm Hg
  Untuk suhu muka air danau sebesar 15,50 ⁰C maka tekanan uap jenuh, es = 13,20
   mm Hg. Oleh karena itu,

    Eo = 0,129 (es – e8) x U8
    Eo = 0,129 (13,20 – 6,12) x 3,50
    Eo = 3,19 mm/hari
    Bilamana kelembapan relative meningkat menjadi 90%, maka:
    e8 = RH x es = (0,90)(20,43) = 18,27 mm Hg
    sehingga:

    Eo = 0,129 (es – ea8) U8
    Eo = 0,129 (13,20 – 18,27) 3,50
    Eo = -2,28 mm/hari
    Oleh karena nila Eo negatif, maka tidak terjadi penguapan akan tetapi terjadi
     pengembunan (condensation)
1.2. Metode Aerodinamika
  Berdasarkan atas 3 macam aliran udara vertikal yang disebabkan oleh
   difusi turbulen dalam lapisan perbatas (boundary layer):

  τ = ρ κM δū/δz                   (untuk momentum)
  Η = ρср κH δT/δz                 (untuk bahang terasa)
  λE = (ρср κv)/γ δē/ δz           (untuk bahang laten)

  ρ              = kerapatan udara (1,2 kg/m3)
  κM, κH, κv     = koefisien difusi untuk momentum, bahang terasa dan
                  bahang laten (κM= κH= κv pada kondisi netral)
    δū/δz        = gradient kecepatan angin
    δT/δz        = gradient suhu udara
    δē/ δz       = gradient tekanan uap
    cp           = panas jenis udara kering
    γ            = konstanta psikrometer (= 0,66 mbar/ ⁰C)
1.3. Metode Korelasi Eddy
 Metode ini pertama kali dipelajari oleh Swinbank (1951).
    Aliran bahang dan uap air ke atas yang ditimbulkan oleh
    gerakan eddy dapat dituliskan sebagai :
         E=ρws
   w adalah kecepatan aliran ke atas, s adalah jumlah bahang
    atau bahan yang mengalir. Oleh karena yang diukur
    adalah kecepatan dan jumlah bahan yang berfluktuasi,
    maka
         E = ρ w’ s’
   Akhir dari penyelesaian perhitungan integrasi untuk uap
    air diperoleh :
         E = (ρср)/γ ε/p w’ s’
1.6. Metode Nisbah Bowen
 Laju penguapan dari suatu permukaan berdasarkan energi yang
    diterima (incoming energy) dan energi yang ke luar (outgoing,
    energy expenditure) dari permukaan tersebut.
      metode budget energi (energy budget method) atau
      metode neraca energi (energy balance).


            Atom Hidrogen




            Atom Oksigen                           Molekul air
   Sifat Kimia;
     • Ikatan kovalen; sebagai pelarut, NADPH2
     • Ikatan Hidrogen; antara molekul air sehingga tetap berbentuk cair
         pada selang 0⁰C- 100⁰C.
     • Kondisi suhu air 7,5⁰C- 45⁰C bermanfaat utk metabolisme tanaman
Panas Laten dari Air (Davis dan Day, 1961)
500


400
                                                                                    100°C
                                                                                    0°C
300


200




                                                        Volume
100

      0   100   200    300   400    500    600    700            800       900 1000
 Sifat Fisik
                                                                  0    1    2   3   4   5   6   7   8 9 10
     1 gram air memerlukan 1 kalori untuk menaikkan
        suhunya dari 0⁰C menjadi 1⁰C.                                       Derajad suhu ºC
     Untuk mengubah satu gram air pada suhu 100⁰C
        hingga menjadi uap diperlukan tambahan energi
        panas sebesar 540 kalori.
     Panas laten
1.6. Metode Nisbah Bowen
 Energi yang diterima oleh suatu permukaan air, tanah atau
    tanaman dinyatakan sebagai:

       Rn = H + λE + G

 Rn = energi neto permukaan (kal/cm2/hari)
 H = kehilangan bahang terasa (kal/cm2/hari)
 λ = bahang laten penguapan (kal/cm2/hari) yang
       menyatakan besar energi per satuan massa air (λ =
       586 kal/g)
 G = penyimpanan bahang tanah dan air (kal/cm2/hari)
1.6. Metode Nisbah Bowen
 Pengukuran atau penaksiran Rn, G, H dan E tergantung pada pengangkutan
  eddy. Pada umumnya nilai penyimpanan bahang untuk tanah dan air (G) dan
  nilai yang diperlukan untuk proses penguapan (λE) sulit diukur.
 Bowen (1926) menyarankan perbandingan nisbah Bowen, sbb:
           H E
         Β = H/ λE
 β = (ρср κH δT/δz)/ (ρср κv)/γ δē/ δz
 Jika kondisi netral, κH = κv, maka
 β = γ (δT/δz)/δē/ δz

   Untuk pengukuran pada z titik di atas permukaan dapat ditulis
   β = γ ΔT/ Δē
   β = γ (T1 – T2)/( ē1 – ē2)
   γ adalah tetapan psikrometri = 0,66 mbar/ ⁰C
      Angka 1 dan 2 menunjukkan nilai-nilai variable pada ketinggian z1 dan z2.

      Nilai hasil pengukuran untuk β:
        di atas rumput pendek diairi baik atau permukaan tanah basah = 0,2.
        Apabila permukaan kering, menjadi lebih besar dan mendekati tak terhingga.
1.6. Metode Nisbah Bowen
    Ikura Fan




Anemometer                     T e    negative akibat adveksi pada wilayah
                                           arida (pengangkutan bahang horizontal
                                           dari daerah sekitarnya).
                                          Bahang diserap dari udara yang bergerak
                                           di atas tajuk untuk menguapkan air dari
                                           daun  suhu lebih rendah dekat
                                           tanaman dari udara di atasnya
                                           sehinggaT1-T2 negatif
 Radiometer
                                          rv = rh
                                          memilih T1 sebagai suhu permukaan dan
              Psikrometer,                 ē1 sebagai kerapatan uap jenuhnya.
                   T1                     hambatan uap permukaan rvc kecil
                                           (permukaan jenuh),
                                          pengukuran suhu permukaan dan di tas
             Psikrometer,
                                           permukaan serta kerapatan uap di
                  T2                       permukaan dan di atasnya
Contoh 2.5
 Suatu massa udara bertekanan uap ea = 23.31 mbar, Ta = 20⁰C, Ts
  = 25 ⁰C, dan Rn = 200 kal/cm2/hari untuk suatu permukaan.
  Berapa E ?
 Jawaban contoh 2.5
 Asumsikan kondisi netral, maka akan didapatkan
 β = γ (T1 – T2)/( ē1 – ē2)
 β = 0,66 mbar/⁰C (25-20)⁰C/(31.59 – 23.31) mbar = 0,40
 Pemecahan persoalan E, digunakan persamaan neraca energi
  sebagai berikut:
Contoh 2.5
 Jika nisbah Bowen dimasukkan dalam rumus kesetimbangan energi,
    diperoleh

   Rn     = H + λE + G
   Rn     = β λE + λE + G
   Rn – G = λE (β + 1)
   Sehingga,
   λE    = (Rn – G)/(β + 1)
   E     = (Rn – G)/ λ(β + 1)

 Untuk di lapangan persamaan energi di atas diubah menjadi nilai
    radiasi bersih setara dengan penguapan (L), sehingga

 E       = (Rn – G)/λ(β + 1) (L)

 Air sebagai contoh kerapatannya sangat tergantung pada suhu, pada
    20⁰C mempunyai kerapatan 0,99821 g/cm3.
Contoh 2.5
 Oleh karena itu contoh 2.5 dapat diselesaikan.
  Perkiraan untuk G pada siang hari adalah 0,1 Rn,
  sehingga akan didapatkan
E      = (200 – 0,1 x 200)kal/cm2/hari ÷ {586
          kal/g (0,40 + 1)}0,99821 g/cm3
        = {(180 kal/cm2/hari) x 1,0017
            cm3/g}/586 kal/g x 1.4
        = 0,220 cm/hari
        = 2,2 mm/hari
Tekanan Uap Jenuh (es dalam mm Hg) dan Suhu Udara (T ⁰C)




. . . Dalton                                . . . kembali

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahReski Aprilia
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyaFitria Anggrainy
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergIwan Sutriono
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanamanKharistya Amaru
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiNurul Afdal Haris
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarYosua Freddyta'tama
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air TanahRiyadi Joe
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiNurul Afdal Haris
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencanavieta_ressang
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatAndi Azizah
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMarfizal Marfizal
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongYahya M Aji
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahReski Aprilia
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometernurulizzaha
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahFeisal Rachman Soedibja
 

Mais procurados (20)

Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi TanahLaboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
Laboratorium Uji Tanah - Pemeriksaan Kadar Air dan Berat Isi Tanah
 
Berat volume
Berat volumeBerat volume
Berat volume
 
limpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannyalimpasan air hujan dan pengukurannya
limpasan air hujan dan pengukurannya
 
Batas-Batas Atterberg
Batas-Batas AtterbergBatas-Batas Atterberg
Batas-Batas Atterberg
 
05 hubungan air, tanah dan tanaman
05   hubungan air, tanah dan tanaman05   hubungan air, tanah dan tanaman
05 hubungan air, tanah dan tanaman
 
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah HidrlogiMateri Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
Materi Evapotranspirasi Mata Kuliah Hidrlogi
 
Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)Evaporasi (Penguapan)
Evaporasi (Penguapan)
 
Mektan bab 7
Mektan bab 7Mektan bab 7
Mektan bab 7
 
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabarMenghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
Menghitung Curah hujan rata-rata dengan Metode aljabar
 
Evapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujanEvapotranspirasi dan curah hujan
Evapotranspirasi dan curah hujan
 
Aliran Air Tanah
Aliran Air TanahAliran Air Tanah
Aliran Air Tanah
 
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah HidrologiMateri Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
Materi Aliran/Limpasan Permukaan Mata Kuliah Hidrologi
 
3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana3.8 perhitungan debit rencana
3.8 perhitungan debit rencana
 
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alatLaporan praktikum 1 pengenalan alat
Laporan praktikum 1 pengenalan alat
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okkMekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 7 okk
 
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorongSiphon, Terjunan, Gorong-gorong
Siphon, Terjunan, Gorong-gorong
 
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam TanahMekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
Mekanika Tanah - Aliran Air dalam Tanah
 
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling PsikometerLaporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
Laporan Praktikum Pengukuran Suhu Udara Menggunakan Sling Psikometer
 
Iuw 3 pengukuran jarak
Iuw   3 pengukuran jarakIuw   3 pengukuran jarak
Iuw 3 pengukuran jarak
 
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi TanahKeterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
Keterkaitan Sifat Fisika Kimia Biologi Tanah
 

Destaque

Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiRahma Rizky
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
EvapotranspirasiJoel mabes
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrGusti Rusmayadi
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikGusti Rusmayadi
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraGusti Rusmayadi
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKarla Puspita Sari
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaGusti Rusmayadi
 
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranGusti Rusmayadi
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrGusti Rusmayadi
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrGusti Rusmayadi
 
I ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiI ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiGusti Rusmayadi
 
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udaraPengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udaraGusti Rusmayadi
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrGusti Rusmayadi
 
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeteranalisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeterAhmad Kanzu Firdaus
 

Destaque (20)

Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Evapotranspirasi
EvapotranspirasiEvapotranspirasi
Evapotranspirasi
 
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtrIv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
Iv curah hujan, analisis data hilang, peluang hujan dan evapotranspirasi gtr
 
IX evapotranspirasi
IX evapotranspirasiIX evapotranspirasi
IX evapotranspirasi
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
Iv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organikIv pengelolaan limbah organik
Iv pengelolaan limbah organik
 
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udaraIii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
Iii metode dan teknik pengukuran pencemaran udara
 
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empirisKebutuhan Air tanaman secara empiris
Kebutuhan Air tanaman secara empiris
 
Vii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannyaVii. i hewan dan lingkungannya
Vii. i hewan dan lingkungannya
 
Rancangan design gtr
Rancangan design gtrRancangan design gtr
Rancangan design gtr
 
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaranIdentifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
Identifikasi, prediksi dan evaluasi dampak terhadap pencemaran
 
Viii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtrViii. manipulasi lingkungan gtr
Viii. manipulasi lingkungan gtr
 
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtrVi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
Vi. stres pengubah-tingkah-laku-ternak gtr
 
I ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadiI ruang lingkup gusti rusmayadi
I ruang lingkup gusti rusmayadi
 
viii hujan
viii hujanviii hujan
viii hujan
 
Hidrosfer
HidrosferHidrosfer
Hidrosfer
 
10 gravimetri
10 gravimetri10 gravimetri
10 gravimetri
 
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udaraPengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
Pengelolaan limbah organik bahan pencemar udara
 
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtrPeran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
Peran klimatologi dalam tip dan peternakan gtr
 
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeteranalisis prinsip kerja open pan evaporimeter
analisis prinsip kerja open pan evaporimeter
 

Semelhante a 3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang

Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Suhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinyaSuhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinyaabebbiondy
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksiadhegokil
 
Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)Suko Abdi
 
Aliran panas di dalam tanah.pptx
Aliran panas di dalam tanah.pptxAliran panas di dalam tanah.pptx
Aliran panas di dalam tanah.pptxLookingtotheHorizon
 
M viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaanM viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaandiviayannasandy
 
Temperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahTemperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahDicky Pulungan
 
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdfPeningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdfDadang Subarna
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalorauliarika
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2irdadarmaputri
 
4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmann4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmannGotan Blaugrana
 

Semelhante a 3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang (20)

Dinamika atmosfer
Dinamika  atmosferDinamika  atmosfer
Dinamika atmosfer
 
SUHU RH DAN TANAMAN.ppt
SUHU RH DAN TANAMAN.pptSUHU RH DAN TANAMAN.ppt
SUHU RH DAN TANAMAN.ppt
 
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanamanBab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
Bab 4. suhu, tekanan, kelembaban udara dan pengaruhnya thd tanaman
 
Evaporation.ppt
Evaporation.pptEvaporation.ppt
Evaporation.ppt
 
Suhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinyaSuhu dan panas serta konversinya
Suhu dan panas serta konversinya
 
MODUL 8.pptx
MODUL 8.pptxMODUL 8.pptx
MODUL 8.pptx
 
Sesi 2 konveksi
Sesi 2  konveksiSesi 2  konveksi
Sesi 2 konveksi
 
Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)Tugas pengayaan (1)
Tugas pengayaan (1)
 
04. TEMPERATUR TANAH.pptx
04. TEMPERATUR TANAH.pptx04. TEMPERATUR TANAH.pptx
04. TEMPERATUR TANAH.pptx
 
Aliran panas di dalam tanah.pptx
Aliran panas di dalam tanah.pptxAliran panas di dalam tanah.pptx
Aliran panas di dalam tanah.pptx
 
Pertemuan 8.pptx
Pertemuan 8.pptxPertemuan 8.pptx
Pertemuan 8.pptx
 
M viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaanM viskositas, tegangan muka, permukaan
M viskositas, tegangan muka, permukaan
 
Temperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanahTemperatur dan aliran panas tanah
Temperatur dan aliran panas tanah
 
PPT M4 KB4
PPT M4 KB4PPT M4 KB4
PPT M4 KB4
 
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdfPeningkatan_kehilangan_Panas.pdf
Peningkatan_kehilangan_Panas.pdf
 
Suhu dan Kalor
Suhu dan KalorSuhu dan Kalor
Suhu dan Kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Suhu dan-kalor
Suhu dan-kalorSuhu dan-kalor
Suhu dan-kalor
 
Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2Materi LKS Fisika X S2
Materi LKS Fisika X S2
 
4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmann4b.metode empirik e to penmann
4b.metode empirik e to penmann
 

Mais de Gusti Rusmayadi (20)

Ii pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosferIi pendahahuluan atmosfer
Ii pendahahuluan atmosfer
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Vii angin
Vii anginVii angin
Vii angin
 
Vi tekanan udara
Vi tekanan udaraVi tekanan udara
Vi tekanan udara
 
Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014Leaflet ps agronomi 2014
Leaflet ps agronomi 2014
 
Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013Pemodelan produksi gtr 2013
Pemodelan produksi gtr 2013
 
Fadly 60 68
Fadly 60 68Fadly 60 68
Fadly 60 68
 
Afiah49 59-baik
Afiah49 59-baikAfiah49 59-baik
Afiah49 59-baik
 
Gusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baikGusti 40-48-baik
Gusti 40-48-baik
 
Bakti 37 39
Bakti 37 39Bakti 37 39
Bakti 37 39
 
Susi 28-36
Susi 28-36Susi 28-36
Susi 28-36
 
Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27Zuraida titi-22-27
Zuraida titi-22-27
 
Faeida0 15-21
Faeida0 15-21Faeida0 15-21
Faeida0 15-21
 
Habibah baik11-14
Habibah baik11-14Habibah baik11-14
Habibah baik11-14
 
Nofia=6 10
Nofia=6 10Nofia=6 10
Nofia=6 10
 
Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5Norhasanah 1 5
Norhasanah 1 5
 
Model simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtrModel simulasi antrian gtr
Model simulasi antrian gtr
 
Simulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtrSimulasi monte carlo gtr
Simulasi monte carlo gtr
 
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtrPraktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
Praktikum agroklimatologi pdf 2011_gtr
 
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtrPraktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
Praktikum agroklimatologi cwr 2012_gtr
 

Último

sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyasertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyabehindtheuniversex
 
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docxRPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docxnurlathifah80
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfSriHandayaniLubisSpd
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)LabibAqilFawaizElB
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusiSusanti94678
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxDWIHANDOYOPUTRO2
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGEviRohimah3
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnalrepyjayanti
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxsukman241
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...Kanaidi ken
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)saritharamadhani03
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaNovi Cherly
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comFathan Emran
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)KhoirinShalihati
 

Último (20)

sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnyasertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
sertifikat dan piagam serta dokumen lainnya
 
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docxRPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
RPP Sistem Ekskresi - IPA Kelas 8 - semester Genap - 2024.docx
 
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdfLaporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
Laporan_Rekan_Sejawat Sri Lubis, S.Pd (1).pdf
 
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Teori Profetik Kuntowijoyo (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptxPresentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
Presentasi visi misi revisi sekolah dasar.pptx
 
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfSusi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Susi Susanti_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptxBUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
BUKTI DUKUNG RHK SEKOLAH DASAR NEGERI.pptx
 
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANGKERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
KERAJINAN DARI BAHAN LIMBAH BERBENTUK BANGUN RUANG
 
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis JurnalRepi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
Repi jayanti_2021 B_Analsis Kritis Jurnal
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 2 KURIKULUM MERDEKA
 
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docxMOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
MOTIVASI PRILAKU MANUSIA DALAM BERTINDAK.docx
 
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
PELAKSANAAN (di Hotel 101 Urban Thamrin Jkt) + Link2 MATERI Training_ "Effect...
 
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
Sosialisme Kapitalis Karl Marx (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannyaModul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
Modul Ajar Ipa kelas 8 Struktur Bumi dan perkembangannya
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 1 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.comModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka - abdiera.com
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
GEOPOLITIK INDONESIA (Dosen Pengampu: Khoirin Nisai Shalihati)
 

3 pengukuran evapotranspirasi (metode perhitungan uap air yang

  • 1. Gusti Rusmayadi PS. Agroekoteknologi – Faperta Unlam 05114731881
  • 2. Metode perhitungan uap air yang hilang 1. pendekatan iklim mikro • metode pemindahan massa (Dalton, Rohwer dan Penman, Penman – Monteith), • metode aerodinamika, • metode korelasi eddy dan • metode nisbah Bowen 2. pendekatan empirik • metode Thornthwaite • metode Blaney-Criddle • metode radiasi dan lain-lain • metode yang berkembang kemudian
  • 3. 1.1. Metode Pemindahan Massa nilai tekanan uap jenuh (es), pada suhu permukaan (Ts) Metode pemindahan massa nilai tekanan uap aktual (ea) udara di atas permukaan pada suhu udara (Ta)
  • 4. 1.1. Metode Pemindahan Massa 1.1.1. Persamaan hukum Dalton  persamaan aerodinamik (aerodynamic equation) persamaan pemindahan massa (massa – transfer equation):  Eo = k (es – ea) f(U)  Nilai tekanan uap jenuh (es) ditentukan berdasarkan data suhu permukaan air (Ts) (lihat table tekanan uap jenuh).  Nilai tekanan uap udara di atas muka air (ea) dihitung berdasarkan data (es) dan nilai kelembapan relatifnya (RH).
  • 5. 1.1.2. Persamaan empiris Meyer  Eo = k (es – ea) [ 1 + (W/10) ]  Eo = penguapan (inci/hari)  k = koefisien untuk danau kecil mempunyai nilai 0,5 dan danau besar sekitar 0,36  es = tekanan uap jenuh (inci-Hg) pada suhu muka air danau (Ts)  ea = tekanan uapa udara atas lapisan jenuh (inci – Hg) pada suhu udara (Ta)  W = kecepatan angina harian rata-rata (mil/jam) pada ketinggian 25 feet
  • 6. 1.1.3. Persamaan empiris danau Hefner  Eo = 0,129 (es – ea) U8  Eo = penguapan muka air bebas (mm/hari)  es = tekanan uap jenuh (mm Hg) pada suhu permukaan air (Ts)  ea = tekanan uap aktual (mm Hg) pada suhu ketinggian 8 m di atas permukaan air  U8 = kecepatan angin (m/det) pada ketinggian 8 m di atas permukaan air
  • 7. 1.1.4. Persamaan empiris yang lain  Eo = 0,35 (0,50 + 0,54 U2) (es – ea)  Eo = penguapan muka air bebas (mm/hari) untuk nilai suhu permukaan air  (Ts) = suhu udara (Ta) yang mana keadaan ini jarang terjadi.  es = tekanan uap jenuh (mm Hg)  ea = tekanan udara (mm Hg)  U2= kecepatan angin pada ketinggian 2 meter (m/det)
  • 8. Contoh 1.1.2  Berapakah penguapan untuk danau kecil pada bulan Januari, jika diketahui suhu udara harian rata-rata 13,75⁰C, kelembapan relatif rata- rata harian 80% dan kecepatan angin rata-rata harian pada ketinggian 25 feet adalah 30 mil/jam.  Jawaban contoh 2.3  Diketahui pada suhu 13,75⁰C diperoleh es = 11,77 mm Hg = 0,739 inci Hg, 1mm Hg = 1,33 mbar) (table tekanan uap jenuh). Apabila kelembapan relatif 80% dan tekanan uap jenuh (es) = 0,739 inci Hg, maka tekanan uap aktualnya adalah :  ea = RH x es = (0,80) x 0,739 = 0,5192 inci-Hg  oleh karena danau kecil maka nilai k = 0,50, sehingga  Eo = k (es – ea) [ 1 + (W/10) ]  Eo =0,50 x (0,739 – 0,5192) [ 1 + (30/10) ]  Eo = 0,2946 inci/hari = 7,50 mm/hari
  • 9. Contoh 1.1.3  Danau mempunyai kondisi sama dengan danau Hefner diketahui:  suhu muka air = 15,5 ⁰C  suhu udara 8 meter di atas muka air = 22,5 ⁰C  kecepatan angin 8 meter di atas muka air = 3,50 m/det  Hitung penguapan danau tersebut jika kelembapan relatifnya 30% dan meningkat menjadi 90%.
  • 10. Contoh 2.4  Jawaban contoh 2.4  Tekanan uap jenuh (es) pada suhu udara 8 m di atas muka air danau sebesar 22,5 (table tekanan uap jenuh) sebesar 20,43 mm Hg. Tekanan uap aktual (ea) pada elevasi 8 m adalah:  ea8 = RH x es = (0,30) x (20,43 mm Hg) = 6,12 mm Hg  Untuk suhu muka air danau sebesar 15,50 ⁰C maka tekanan uap jenuh, es = 13,20 mm Hg. Oleh karena itu,  Eo = 0,129 (es – e8) x U8  Eo = 0,129 (13,20 – 6,12) x 3,50  Eo = 3,19 mm/hari  Bilamana kelembapan relative meningkat menjadi 90%, maka:  e8 = RH x es = (0,90)(20,43) = 18,27 mm Hg  sehingga:  Eo = 0,129 (es – ea8) U8  Eo = 0,129 (13,20 – 18,27) 3,50  Eo = -2,28 mm/hari  Oleh karena nila Eo negatif, maka tidak terjadi penguapan akan tetapi terjadi pengembunan (condensation)
  • 11. 1.2. Metode Aerodinamika  Berdasarkan atas 3 macam aliran udara vertikal yang disebabkan oleh difusi turbulen dalam lapisan perbatas (boundary layer):  τ = ρ κM δū/δz (untuk momentum)  Η = ρср κH δT/δz (untuk bahang terasa)  λE = (ρср κv)/γ δē/ δz (untuk bahang laten)  ρ = kerapatan udara (1,2 kg/m3)  κM, κH, κv = koefisien difusi untuk momentum, bahang terasa dan bahang laten (κM= κH= κv pada kondisi netral)  δū/δz = gradient kecepatan angin  δT/δz = gradient suhu udara  δē/ δz = gradient tekanan uap  cp = panas jenis udara kering  γ = konstanta psikrometer (= 0,66 mbar/ ⁰C)
  • 12. 1.3. Metode Korelasi Eddy  Metode ini pertama kali dipelajari oleh Swinbank (1951). Aliran bahang dan uap air ke atas yang ditimbulkan oleh gerakan eddy dapat dituliskan sebagai :  E=ρws  w adalah kecepatan aliran ke atas, s adalah jumlah bahang atau bahan yang mengalir. Oleh karena yang diukur adalah kecepatan dan jumlah bahan yang berfluktuasi, maka  E = ρ w’ s’  Akhir dari penyelesaian perhitungan integrasi untuk uap air diperoleh :  E = (ρср)/γ ε/p w’ s’
  • 13. 1.6. Metode Nisbah Bowen  Laju penguapan dari suatu permukaan berdasarkan energi yang diterima (incoming energy) dan energi yang ke luar (outgoing, energy expenditure) dari permukaan tersebut.  metode budget energi (energy budget method) atau  metode neraca energi (energy balance). Atom Hidrogen Atom Oksigen Molekul air  Sifat Kimia; • Ikatan kovalen; sebagai pelarut, NADPH2 • Ikatan Hidrogen; antara molekul air sehingga tetap berbentuk cair pada selang 0⁰C- 100⁰C. • Kondisi suhu air 7,5⁰C- 45⁰C bermanfaat utk metabolisme tanaman
  • 14. Panas Laten dari Air (Davis dan Day, 1961) 500 400 100°C 0°C 300 200 Volume 100 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000  Sifat Fisik 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10  1 gram air memerlukan 1 kalori untuk menaikkan suhunya dari 0⁰C menjadi 1⁰C. Derajad suhu ºC  Untuk mengubah satu gram air pada suhu 100⁰C hingga menjadi uap diperlukan tambahan energi panas sebesar 540 kalori.  Panas laten
  • 15. 1.6. Metode Nisbah Bowen  Energi yang diterima oleh suatu permukaan air, tanah atau tanaman dinyatakan sebagai:  Rn = H + λE + G  Rn = energi neto permukaan (kal/cm2/hari)  H = kehilangan bahang terasa (kal/cm2/hari)  λ = bahang laten penguapan (kal/cm2/hari) yang menyatakan besar energi per satuan massa air (λ = 586 kal/g)  G = penyimpanan bahang tanah dan air (kal/cm2/hari)
  • 16. 1.6. Metode Nisbah Bowen  Pengukuran atau penaksiran Rn, G, H dan E tergantung pada pengangkutan eddy. Pada umumnya nilai penyimpanan bahang untuk tanah dan air (G) dan nilai yang diperlukan untuk proses penguapan (λE) sulit diukur.  Bowen (1926) menyarankan perbandingan nisbah Bowen, sbb:    H E Β = H/ λE  β = (ρср κH δT/δz)/ (ρср κv)/γ δē/ δz  Jika kondisi netral, κH = κv, maka  β = γ (δT/δz)/δē/ δz  Untuk pengukuran pada z titik di atas permukaan dapat ditulis  β = γ ΔT/ Δē  β = γ (T1 – T2)/( ē1 – ē2)  γ adalah tetapan psikrometri = 0,66 mbar/ ⁰C  Angka 1 dan 2 menunjukkan nilai-nilai variable pada ketinggian z1 dan z2.  Nilai hasil pengukuran untuk β:  di atas rumput pendek diairi baik atau permukaan tanah basah = 0,2.  Apabila permukaan kering, menjadi lebih besar dan mendekati tak terhingga.
  • 17. 1.6. Metode Nisbah Bowen Ikura Fan Anemometer   T e  negative akibat adveksi pada wilayah arida (pengangkutan bahang horizontal dari daerah sekitarnya).  Bahang diserap dari udara yang bergerak di atas tajuk untuk menguapkan air dari daun  suhu lebih rendah dekat tanaman dari udara di atasnya sehinggaT1-T2 negatif Radiometer  rv = rh  memilih T1 sebagai suhu permukaan dan Psikrometer, ē1 sebagai kerapatan uap jenuhnya. T1  hambatan uap permukaan rvc kecil (permukaan jenuh),  pengukuran suhu permukaan dan di tas Psikrometer, permukaan serta kerapatan uap di T2 permukaan dan di atasnya
  • 18. Contoh 2.5  Suatu massa udara bertekanan uap ea = 23.31 mbar, Ta = 20⁰C, Ts = 25 ⁰C, dan Rn = 200 kal/cm2/hari untuk suatu permukaan. Berapa E ?  Jawaban contoh 2.5  Asumsikan kondisi netral, maka akan didapatkan  β = γ (T1 – T2)/( ē1 – ē2)  β = 0,66 mbar/⁰C (25-20)⁰C/(31.59 – 23.31) mbar = 0,40  Pemecahan persoalan E, digunakan persamaan neraca energi sebagai berikut:
  • 19. Contoh 2.5  Jika nisbah Bowen dimasukkan dalam rumus kesetimbangan energi, diperoleh  Rn = H + λE + G  Rn = β λE + λE + G  Rn – G = λE (β + 1)  Sehingga,  λE = (Rn – G)/(β + 1)  E = (Rn – G)/ λ(β + 1)  Untuk di lapangan persamaan energi di atas diubah menjadi nilai radiasi bersih setara dengan penguapan (L), sehingga  E = (Rn – G)/λ(β + 1) (L)  Air sebagai contoh kerapatannya sangat tergantung pada suhu, pada 20⁰C mempunyai kerapatan 0,99821 g/cm3.
  • 20. Contoh 2.5  Oleh karena itu contoh 2.5 dapat diselesaikan. Perkiraan untuk G pada siang hari adalah 0,1 Rn, sehingga akan didapatkan E = (200 – 0,1 x 200)kal/cm2/hari ÷ {586 kal/g (0,40 + 1)}0,99821 g/cm3  = {(180 kal/cm2/hari) x 1,0017 cm3/g}/586 kal/g x 1.4  = 0,220 cm/hari  = 2,2 mm/hari
  • 21. Tekanan Uap Jenuh (es dalam mm Hg) dan Suhu Udara (T ⁰C) . . . Dalton . . . kembali