SlideShare uma empresa Scribd logo
1 de 27
MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Matematika
Dosen Pengampu: Drs. H. Erman Suherman, M.Pd dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd
oleh
Gita Setiawan
1105749
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
ISI
A. Pengertian Media Pembelajaran Matematika
Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan
pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi
dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran
adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar.
Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para ahli tentang media,
diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan
(Asosociation of Education and Communication Technology (AECT).
Beberapa pengertian media menurut para ahli akan diberikan sebagai berikut:
1. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis
besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi
yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan,
atau sikap. Dalam pengertian ini guru,teks,dan lingkungan sekolah
merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses
belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis,
atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
2. AECT memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi.
3. Menurut Fleming ( 1987: 234 ) adalah penyebab atau alat yang turut
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah
mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur
hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa
dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan
atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.
4. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar inforamasi antara sumber dan penerima.
Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan
instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media
itu disebut media pengajaran.
5. Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua
bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau
meyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai
kepada penerima yang dituju.
6. Gagne dan Brigs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
meyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku,tape-recorder,
kaset, video camera, viseo recorder, film, slide (gambar bingkai), foto,
gambar, grafik, televisi, dan komputer.
7. National Education Association memberikan definisi media sebagai
bentu-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan
peralatannya. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat,
didengar atau dibaca.
Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa
substansi dari media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan
untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima
pesan atau pembelajar. Dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat
merangsang pembelajar untuk belajar.
Kegunaan matematika tidak hanya tertuju pada peningkatan
kemampuan untuk perhitungan kuantitatif, tetapi juga untuk penataan cara
berpikir khususnya dalam hal pembentukan kemampuan analitis, membuat
sintesis, serta evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Oleh
karena itu, tidaklah mengherankan apabila matematika dikatakan memiliki
peran ganda, yakni sebagai “ratu” dan sebagai “pelayan” (Suhito, 2003:2-3).
Berdasarkan kegunaan-kegunaan matematika yang telah
dikemukakan inilah, matematika perlu diberikan kepada peserta didik pada
setiap jenjang pendidikan. Untuk keperluan penyampaian objek-objek
matematika yang abstrak kepada peserta didik diperlukan sistem
penyampaian objek matematika. Sistem ini harus mempertimbangkan
kesiapan, kemampuan serta tingkat perkembangan intelektual peserta didik.
Sistem yang dimaksud ini dikenal dengan sebutan pembelajaran matematika.
Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselengarakan
oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan
dan keterampilan matematika.
Melalui pembelajaran matematika diharapkan dapat dicapai dua
sasaran pembelajaran, yakni sasaran yang berkaitan dengan efek
pembelajaran (instructional effect) dan sasaran yang berkaitan dengan efek
sampingan (nurturan effect) (Suhito, 2003:4). Kedua sasaran tersebut dapat
dicapai apabila peserta didik diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk
belajar matematika (doing math) secara holistik dan komprehensif. Belajar
matematika tidak sekedar learning to know, melainkan harus ditingkatkan
menjadi learning to do, learning to be, hingga. learning to live together.
Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka
media pembelajaran matematika merupakan segala sesuatu yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran matematika agar dapat merangsang pikiran,
perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi
edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung
secara tepat guna.
B. Kedudukan
Sebelum mengetahui tentang kedudukan media dalam sistem
pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal yang harus ada
dalam sistem pembelajaran, yaitu :
1. Tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai melalui proses pembelajaran
yang akan dijalankan.
2. Materi adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan
siswa untuk sampai ketujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
3. Metode, yaitu cara yang akan digunakan dalam mempermudah
penyampaian materi guna pencapaian tujuan.
4. Media. Setelah ditentukan metode, maka akan diketahui media yang tepat
digunakan sesuai dengan metode yang akan dijalankan. Sehingga media
tersebut akan mempermudah dalam menjalankan metode yang telah
dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran adalah media yang dapat
memaksimalkan indera yang dipakai siswa.
5. Evaluasi. Selanjutnya setelah semua dijalankan, untuk mengetahui
apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum diadakan
evaluasi.
Dari uraian tersebut, jelas bahwa media merupakan salah satu hal
yang penting dalam sistem pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin
“medius” yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedangkan dalam
bahasa arab “wasaail” yang berarti pengantar pesan dari pengirim ke
penerima.
Kemajuan teknologi saat ini memang tak terbendung hal ini harus
disikapi bijaksana terkait salah satu funginya sebagai sebuah media sumber
belajar. Media pembelajaran sendiri merupakan alat bantu dalam sebuah
proses pembelajaran. Kedudukannya dalam sebuah proses pembelajaran
merupakan hal yang penting dikarenakan kemampuannya menjembatani
antara pendidik dan peserta didik. Setiap media mempunyai kemampuan dan
kegunaan masing-masing dalam menjembatani antara pendidik dan peserta
didik, tergantung dari bentuk apa pengetahuan yang akan diberikan kepada
siswa. Pemilihan media yang tepat mampu meningkatkan efektifitas dan
efisiensi dalam sebuah proses pembelajaran.
Kedudukan media dalam sistem pendidikan hanyalah sebagai media
penyampaian atau media pembawa pesan. Namun hal tersebut rupanya
menjadi sebuah alat penting dalam proses pembelajaran yang telah
mengalami pergeseran. Media pembelajaran saat ini haruslah sebuah media
yang bukan hanya bersifat media sebagai penyampaian pesan, namun media
harus mampu menjadi sebuah pengalaman belajar. Media sendiri dibuat agar
peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan lewat verbalistik
melainkan dibuat untuk memberikan sebuah pengalaman belajar dan
pengaktifan ranah kognitif dan psikomotorik dalam sebuah proses
pembelajaran.
C. Rasional
Alasan suatu media pembelajaran diperlukan dalam pembelajaran
matematika antara lain sebagai berikut:
1. Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan alat peraga.
Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang
abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada
visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani (1999), untuk
membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak harus
menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal
konsep-konsep matematika.
2. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami.
Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi
matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu
dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi
lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan
saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran
minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri.
Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga
maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi
dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan
melakukan tiap langkah tersebut.
3. Hirarki matematika ketat dan kaku.
Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk
dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne
harus disusun dari atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai
dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan
yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari
hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau
pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih
dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan
diatasnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam
pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep
terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret
sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat
menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya
bersifat siatematis dan cenderung kaku.
4. Aplikasi matematika kurang nyata.
Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang
nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah
kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media
agar matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari
konsep-konsep dalam matematika.
5. Belajar matematika perlu fokus.
Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang
kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari
matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang
menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru
menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Akibatnya siswa
menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu
guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika.
Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau
gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan
tidak bosan.
6. Citra pembelajaran matematika kurang baik.
Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang
baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu
menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena
guru kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat
kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa.
Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai
dari penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif,
dilanjutkan dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri
dengan pemberian contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak
sebagai latihan. Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak
siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus-
rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai
siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi
pelajaran yang akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi
tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu
alat peraga dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang selama
ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya.
7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret.
Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan
materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan
bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk memahami
konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret
(Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan
observasi terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi
dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran matematika, peranan
media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu konsep atau
prinsip.
8. Motivasi belajar siswa tidak tinggi.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam
berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan
pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, dilandasi
oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis,
teori peluang dan matematika diskrit.
Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan
diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas dasar hal
tersebut, maka pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta
didik mulai dari sekolah dasar (SD) hingga dewasa untuk membekali
peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh,
mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karenanya,
mulai saat ini harus segera kita galakkan upaya bagaimana untuk
memasyarakatkan matematika. Dalam arti bagaimana masyarakat itu
mengetahui matematika secara utuh, sehingga tidak ada kepincangan
informasi di masyarakat. Akar permasalahan yang menimbulkan
matematika tidak memasyarakat, salah satunya disebabkan informasi yang
diterima masyarakat bersifat parsial. Kepincangan informasi tersebut yang
mengakibatkan persepsi masyarakat terhadap matematika menimbulkan
kesan negatif. Dengan demikian cara yang paling efektif menurut hemat
penulis dalam rangka memasyarakatkan konsep matematika secara utuh
adalah melalui siswa yang sedang belajar matematika di bangku sekolah.
Lalu, pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seharusnya
proses pendidikan atau pembelajaran matematika di sekolah itu
diselenggarakan. Mungkinkah menghadirkan pendidikan matematika yang
lebih manusiawi sehingga matematika tidak lagi dipandang sebagai
momok yang menyeramkan?
Menyelenggarakan proses pembelajaran matematika di sekolah
yang lebih baik dan bermutu adalah suatu keharusan yang tidak dapat
ditawar lagi. Sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok
yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Jika selama ini, matematika
dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kering, melulu teoretis dan hanya
berisi rumus-rumus, soal-soal, maka sudah saatnya bagi siswa untuk
menjadi lebih akrab dan familier dengan matematika. Oleh karena itu,
seorang guru harus dapat menghadirkan pembelajaran matematika yang
humanis.
Dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pendidikan
matematika di sekolah, pertama kali yang harus dilaksanakan adalah
bagaimana menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika.
Sebab tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk mau belajar, dan
kemudian menguasai matematika secara sempurna. Menumbuhkan
kembali minat siswa terhadap matematika akan sangat terkait dengan
berbagai aspek yang melingkupi proses pembelajaran matematika di
sekolah. Aspek-aspek itu menyangkut pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran matematika, metode pengajaran, maupun aspek-aspek lain
yang mungkin tidak secara langsung berhubungan dengan proses
pembelajaran matematika, misalnya sikap orang tua (atau masyarakat pada
umumnya) terhadap matematika.
Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika,
pembelajaran matematika di sekolah dalam penyajiannya harus
diupayakan dengan cara yang lebih menarik bagi siswa. Matematika
sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik. Namun, seringkali hal
tersebut tidak dihadirkan dalam proses pembelajaran matematika.
Akibatnya siswa mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika
hanya dikenal oleh siswa sebagai kumpulan rumus, angka, dan simbol
belaka.
Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari
pendekatan yang digunakan oleh guru. Dan pendekatan tersebut biasanya
dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan oleh
apa yang diyakini paling baik untuk proses pembelajaran matematika di
kelas. Guru yang memandang matematika sebagai produk yang sudah jadi
akan mengarahkan proses pembelajaran siswa untuk menerima
pengetahuan yang sudah jadi. Guru akan cenderung mengisi pikiran siswa
dengan sesuatu yang sudah jadi. Sementara, guru yang memandang bahwa
matematika merupakan suatu proses akan lebih menekankan aspek proses
daripada aspek produk dalam pembelajaran matematika. (Marpaung,
1998).
Akhirnya, yang menjadi permasalahan psikologis adalah bahwa
pendidikan matematika di negeri ini sudah terlanjur dan banyak “luka
psikologis” yang diderita siswa berkaitan dengan pendidikan matematika.
Untuk dapat menyembuhkan luka psikologis tersebut maka peran seorang
guru sangat besar dalam hal ini, sehingga minat siswa terhadap
matematika tumbuh subur kembali. Pendidikan matematika di sekolah
hanya akan berlangsung dengan baik dan sampai pada tujuannya jika ada
sinergi dari banyak pihak, seperti siswa, guru, orang tua, dan pihak lain
yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses
pembelajaran matematika di sekolah. Antara saatu komponen dan
komponen lain yang terlibat dalam pendidikan matematika diharapkan
dapat saling menginspirasi agar pembelajaran matematika di sekolah
menjadi lebih menyenangkan, lebih mengasyikkan, lebih dinamis, dan
humanis. Dengan berbagai usaha yang dilakukan dalam proses
pembelajaran matematika di sekolah ini, maka diharapkan matematika
tidak lagi dipandang secara parsial oleh siswa, guru, masyarakat, atau
pihak lain. Melainkan mereka dapat memandang matematika secara utuh
yang pada akhirnya dapat memacu dan berpartisipasi untuk membangun
peradaban dunia demi kemajuan sains dan teknologi yang dapat
memberikan manfaat bagi umat manusia. Media pembelajaran matematika
dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan
mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh
guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan.
Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik
serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan
terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk
mereka.
D. Persyaratan Pembuatan Media Pembelajaran
Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran
matematika, diantaranya adalah :
1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat).
2. Bentuk dan warnanya menarik.
3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit).
4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.
5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar
atau diagram.
6. Sesuai dengan konsep pada matematika.
7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya
(mempersulit pemahaman matematika).
8. Peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak
bagi siswa.
9. Bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok)
alat peraga itu dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang,
dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari susunannya).
10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak.
11. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran,
metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar
(tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang
belajar).
12. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri
dan tiap-tiap media pembelajaran.
13. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang
belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar
siswa, pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan,
ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat
siswa belajar.
E. Tujuan Media Pembelajaran
Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai
berikut :
a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.
b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
d. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.
F. Fungsi Media Pembelajaran
Media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
1. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah.
2. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya.
3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.
4. Memberi kesamaan persepsi.
5. Mengatasi hambatran waktu, tempat, jumlah, dan jarak.
6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten.
7. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik.
Selain fungsi diatas. Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4
fungsi media pembelajaran yaitu:
1. Fungsi atensi
Media ini dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang
ditampilkan dalam materi pelajaran.
2. Fungsi afektif
Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/ mahasiswa
ketika proses belajar mengajar berlangsung.
3. Fungsi kognitif
Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4. Fungsi kompensatoris
Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk
memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dari empat fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan
visual memerlukan keterampilan tersendiri. teknik afektif adalah teknik
untuk memahami teknik pesan visual yang terbagi dari beberapa fase seperti
dibawah ini:
1. Fase diffrensiasi yaitu fase dimana pembelajar mula-mula mengamati,
mengidentifikasi dan menganalisis.
2. Fase integrasi yaitu fase dimana mempelajar menempatkan unsur-unsur
visual secara serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada
pengalaman-pengalamannya.
3. Kesimpulannya yaitu dari pengalaman visualisai dan selanjutnya
menciptakan konseptual baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya.
Hasil penelitian Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan
Ahmad Rivai tentang penggunaan gambar visual dalam pembelajaran dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil
belajar bagi pembelajar secara maksimal yaitu:
1) Gambar-gambar yang digunakan harus jelas.
2) Gambar harus familiar dengan pembelajar.
3) Gambar yang digunakan ukurannya cukup besar.
2. Terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik minat
pembelajar.
3. Hasil penelitian Mabel Rudisill, gambar-gambar yang disukai anak-
anak adalah gambar-gambar berwarna yang menumbuhkan kesan
realistik.
G. Manfaat Media Pembelajaran
Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar
interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih
efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media
pembelajaran adalah:
1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan media
pembelajaran. Penafsiran yang berbeda antara guru dapat dihindari dan
dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa
dimanapun berada.
2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik karna media dapat
menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan, dan warna baik
secara alami maupun manipulasi. Sehingga membantu guru menciptakan
suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak
membosankan.
3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan adanya media akan
terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru
cenderung berbicara satu arah.
4. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat
atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama.
5. Pembelajaran bisa lebih menarik.
6. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat disingkat dan dapat
dengan mudah diserap oleh siswa.
7. Kualitas hasil belajar bisa ditingkatkan.
8. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana sesuai yang diinginkan.
9. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap
proses belajar dapat ditingkatkan.
Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat
media pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir sehingga
mengurangi verbalitas.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena
itu pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu
perkembangan bahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
guru dan murid.
9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya
secara realita dan teliti.
10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan
belajar.
Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245)
adalah :
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata–
katanya, tetapi tidak tahu maksudnya).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.
3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi
dapat diatasi sikap pasif siswa.
4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
H. Jenis dan Macam-macam Media Pembelajaran
Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran
dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu:
1. Media hasil teknologi cetak
Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama
melalui proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media
hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi
fotografik.
Karakteristik media hasil cetak:
a. Teks dibaca secara linear.
b. Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif.
c. Ditampilkan secara statis atau diam.
d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip
pembahasan.
e. Berorientasi atau berpusat pada siswa.
Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan
dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa
secara individual. Sedangkan lembaga pendidikan dan para pengajar
berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan
yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa.
Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang
diarahkan agar siswa dapat membenntuk gaya belajarnya masing-
masing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai
penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar.
f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.
2. Media hasil teknologi audio-visual
Teknologi audio-visual cara menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan
pesan-pesan audio-visual. Penyajian pengajaran secara audio-visual jelas
bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran,
seperti mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar.
Karakteristiknya:
a. Bersifat linear.
b. Menyajikan visual yang dinamis.
c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh
perancang.
d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak.
e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan
kognitif.
f. Berorientasi pada guru.
Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga
adalah sistem pendidikan yang konvensional dimana hampir
seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru
dan staf lembaga pendidikan.
Dalam system ini guru mengkomunikasikan
pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam
beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran
berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan
metode mengajar yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya
menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face
to face).
3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer
Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang
berbasis mikro-prosesor.
Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran
umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction. Aplikasi
tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai
meliputi tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice
latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari
sebelumnya, permainan dan simulasi latihan untuk mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari, dan basis data
(sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan
pengetahuan sesuai dengan keinginan masing-masing).
Karakteristik media hasil teknologi yang berdasarkan komputer:
a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear.
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang.
c. Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik.
d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini.
e. Berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang
tinggi.
4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi komputer
Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan
menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa
bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki
kemampuan hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard
disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
pararel (alat-alat tambahan), seperti: video disk player, perangkat keras
untuk bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio.
Karakteristik media hasil gabungan teknologi cetak dan teknologi
komputer:
a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linear.
b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan
direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya.
c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman
siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah
pengendalian siswa.
d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme ditetapkan dalam
pengembangan dan penggunaan pelajaran.
e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga
pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan.
f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa.
g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai
sumber.
Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran
menurut jenis, daya liput, dan bahannya.
Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi:
a. Media auditif
Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio, kaset
rekoorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau
mempunyai kelainan pendengaran.
b. Media visual
Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada
yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar
atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau
simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c. Media audio visual
Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini
mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis
media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:
 Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar
berasal dari satu sumber seperti video kaset.
 Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya
berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara
yang unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur
suaranya berasal dari tape recorder.
Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi:
a. Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat
menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama.
Seperti radio dan televisi serta internet.
b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat
Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang
khusus seperti film sound, slides, film rangkai, yang harus
menggunakan empat tertutupdan gelap.
c. Media untuk pembelajaran invidual
Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Media ini adalah
modul berprogram dan pengajaran melalui komputer.
Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi:
a. Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit.
b. Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat
serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya
memerlukan keterampilan yang memadai.
Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam
penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau
bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat
media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam
mengelompokkan media. Inilah jenis-jenis media:
1. Media Pandang (visual)
Media pandang meliputi: gambar buram, atau gambar tembus pandang.
Gambar buram meliputi: Sketsa, lukisan dinding, chart, grafik, dll.
Gambar tembus pandang meliputi : Slide, dan gambar bergerak.
2. Media Dengar (audio)
Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan
yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal
dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran.
Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:
mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan
jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali
sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang
partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru,
sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran
musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan
jadwal siaran (pada jenis media radio).
3. Media pandang dengar (audio-Visual)
Media pandang dengar meliputi: TV dan Video.
4. Media cetak
Media Cetak meliputi: buku-buku pelajaran, buku bacaan, kamus,
ensiklopedia.
5. Objek fisik nyata
Objek nyata meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan
budaya, narasumber, dan hasil karya siswa.
6. Media Komputer
I. Contoh Media Pembelajaran Matematika
Salah satu contoh media pembelajaran yaitu media pelajaran jaring-
jaring tabung yang terbuat dari karpet.
1. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat media pembelajaran
yang terbuat dari karpet yaitu:
a. Karpet tipis yang tidak berbullu dengan ukuran 2-3 cm
b. Resleting
c. Gunting
d. Penggaris
e. Jangka
f. Busur
2. Cara membuat media pembelajaran jaring-jaring tabung yang terbuat dari
karpet yaitu:
a. Siapkan karpet, busur, penggaris dan jangka
b. Gambarlah dua buah lingkarann pada karpet yang telah disediakan
yang masing-masing lingkaran tersebut mempunyai luas dan jari-jari
yang sama, dengan menggunakan penggaris, busur dan jangka yang
telah disediakan.
c. Buatlah bangun ruang persegi yang masing-masing sisi-sisinya sama
dengan luas lingkaran yang sebelumnya telah dibuat.
d. Kemudian gambarlah pada karpet.
e. Potonglah masing-masing bangun ruang tersebut.
f. Tempelkan resleting tempel pada titik-titik yang akan disambungkan.
g. Susunlah masing-masing bangun ruang tersebut agar membentuk
tabung.
h. Pastikan masing-masing bangun ruang tersebut dapat dibuka dan
ditutup kembali agar mempermudah untuk dijadikan sebagai media
pembelajaran matematika pada materi bangun ruang khususnya
tabung.
3. Manfaat media pembelajaran jaring-jaring tabung dari karpet yaitu:
Ada beberapa kegunaan media pembelajaran ini dalam proses belajar
mengajar, baik untuk peserta didik itu sendiri maupun untuk pendidik,
berikut adalah manfaatnya:
a. Bagi peserta didik, mempermudah peserta didik dalam memahami
materi bangun ruang khususnya pada materi tabung, menuntun
peserta didik dapat berpikir kreatif dan kritis. Peserta didik dapat
mengembangkan pemikirannya melalui media pembelajaran ini
tentang materi bangun ruang. Peserta didik dapat bereksperimen
sesuai dengan kemampuannya, Ilmu yang diperoleh merupakan hasil
dari pola pikir peserta didik. Peserta didik dapat membangun
pengetahuannya agar lebih memahami konsep materi yang diajarkan.
b. Sedangkan, bagi pendidik mempermudah proses belajar mengajar,
menghemat waktu, memacu pendidik agar lebih berpikir kreatif,
inovatif dan edukatif, Dapat dijadikan referensi sebagai media
pembelajaran yang dapat digunakan untuk materi selanjutnya.
4. Kerugian dan kelemahan media pembelajaran jaring-jaring tabung yang
terbuat dari karpet yaitu:
a. Biaya yang dikeluarkan lebih besar, karena harus membeli dan
menyediakan bahan-bahan untuk membuat media pembelajaran ini.
b. Tidak praktis dan ekonomis, karena kita terlebih dahulu merancang
atau membuat media pembelajarannya.
c. Lebih lama memakan waktu jam pelajaran dalam proses
pembuatannya.
d. Bagi anak yang mempunyai kelemahan dalam menyerap materi
pelajaran maka akan lebih menjadi rumit dengan adanya media ini.
e. Dapat memakan waktu yang cukup lama dalam memikirkan inovasi-
inovasi yang lainnya untuk dapat memperbaharui media pembelajaran
pada materi selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada.
Nurhasnawati.2011.Media Pembelajaran.Pekanbaru: yayasan Pusaka Riau.
http://makalahmajannaii. 2012/07/makalah-pembelajaran-matematika.html
blogspot.com/,didowload senin,18-02-2013
http://wewnatali.blogspot.com/2011/03/media-pembelajaran-
matematika.html,didowload senin,18-02-2013
Wijayanti,Wahyuni.(2010).Penggunaan Media dalam Pembelajaran.
Matematika, http :// www.slideshare.net/erossansen/tugas-makalah-media-
pembela, didowload Rabu,20-02-2013
http://cindy-fitrii.blogspot.com/
http://blogmediapembelajaranguru.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-media-
pembelajaran.html
http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/11/macam-macam-media-
pembelajaran.html
Anonim. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika.
Sabardin. (2008). Media Pendidikan Matematika. Baubau: Universitas Dayau
Ikhsanuddin.
Wijayanti, Wahyuni. (2010). Penggunaan Media dalam Pembelajaran
Matematika.

Mais conteúdo relacionado

Mais procurados

Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
Kiki Ni
 
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranPemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
NASuprawoto Sunardjo
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Kabhi Na Kehna
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
Septian Amri
 
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XIIStandar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Rian Maulana
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
aansyahrial
 

Mais procurados (20)

Teori Group
Teori GroupTeori Group
Teori Group
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media PembelajaranPemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
Pemanfaatan Alat Peraga Sebagai Media Pembelajaran
 
Contoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrupContoh soal dan pembahasan subgrup
Contoh soal dan pembahasan subgrup
 
Teori bilangan bab ii
Teori bilangan bab iiTeori bilangan bab ii
Teori bilangan bab ii
 
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
BAB 2 Pencerminan (Refleksi)
 
Artikel media pembelajaran matematika
Artikel media pembelajaran matematikaArtikel media pembelajaran matematika
Artikel media pembelajaran matematika
 
Modul 3 kongruensi
Modul 3   kongruensiModul 3   kongruensi
Modul 3 kongruensi
 
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XIIStandar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
Standar Kompetensi & Kompetensi Dasar Matematika SMA kls X, XI,& XII
 
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.docRpp kd 3.12 penyajian data.doc
Rpp kd 3.12 penyajian data.doc
 
Koset Suatu Grup
Koset Suatu GrupKoset Suatu Grup
Koset Suatu Grup
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.3
 
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian GraphTeori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
Teori graph: Eulerian dan Hamiltonian Graph
 
Pertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsiPertemuan 3 relasi & fungsi
Pertemuan 3 relasi & fungsi
 
Koneksi Matematika
Koneksi MatematikaKoneksi Matematika
Koneksi Matematika
 
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
Modul 2   keterbagian bilangan bulatModul 2   keterbagian bilangan bulat
Modul 2 keterbagian bilangan bulat
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
asesmen pembelajaran matematika ppt
asesmen pembelajaran matematika pptasesmen pembelajaran matematika ppt
asesmen pembelajaran matematika ppt
 
Vektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar LinierVektor, Aljabar Linier
Vektor, Aljabar Linier
 

Destaque

Presentasi balok
Presentasi balokPresentasi balok
Presentasi balok
budi1
 
Materi Kubus dan Balok
Materi Kubus dan BalokMateri Kubus dan Balok
Materi Kubus dan Balok
Khoiriyah1
 
Balok
BalokBalok
Balok
vyrda
 
6 1 surf_area_vol_cylinders
6 1 surf_area_vol_cylinders6 1 surf_area_vol_cylinders
6 1 surf_area_vol_cylinders
Lilis Dinatapura
 
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Linda Purnamasari
 

Destaque (18)

Kubus dan Balok
Kubus dan BalokKubus dan Balok
Kubus dan Balok
 
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
Bangun Ruang (Kubus, Balok, dan Tabung)
 
Bangun Ruang Sisi Datar
Bangun Ruang Sisi DatarBangun Ruang Sisi Datar
Bangun Ruang Sisi Datar
 
Presentasi balok
Presentasi balokPresentasi balok
Presentasi balok
 
Ppt aplikom
Ppt aplikomPpt aplikom
Ppt aplikom
 
Bangun ruang
Bangun ruangBangun ruang
Bangun ruang
 
Geometri Bangun Ruang Prisma
Geometri Bangun Ruang PrismaGeometri Bangun Ruang Prisma
Geometri Bangun Ruang Prisma
 
Materi Kubus dan Balok
Materi Kubus dan BalokMateri Kubus dan Balok
Materi Kubus dan Balok
 
PPT LIMAS
PPT LIMASPPT LIMAS
PPT LIMAS
 
Balok
BalokBalok
Balok
 
6 1 surf_area_vol_cylinders
6 1 surf_area_vol_cylinders6 1 surf_area_vol_cylinders
6 1 surf_area_vol_cylinders
 
PPT Limas
PPT LimasPPT Limas
PPT Limas
 
Media pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematikaMedia pembelajaran matematika
Media pembelajaran matematika
 
Powerpoint (PPT) inetraktif KUBUS
Powerpoint (PPT) inetraktif KUBUSPowerpoint (PPT) inetraktif KUBUS
Powerpoint (PPT) inetraktif KUBUS
 
Bangun Ruang Limas PPT
Bangun Ruang Limas PPTBangun Ruang Limas PPT
Bangun Ruang Limas PPT
 
Tabung
TabungTabung
Tabung
 
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
Media Pembelajaran Matematika "Bangun Ruang"
 
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
Kisi kisi dan Kartu Soal Matematika Kelas 8
 

Semelhante a Makalah Media Pembelajaran Matematika

UTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaUTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran Matematika
Webby Rahmawati
 
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematikaTugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Rzky Mpit
 
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mviw Novita
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
oncunk
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Mahasiswa
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Mahasiswa
 

Semelhante a Makalah Media Pembelajaran Matematika (20)

UTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran MatematikaUTS Media Pembelajaran Matematika
UTS Media Pembelajaran Matematika
 
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematikaTugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematika
 
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematikaTugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematika
 
Tugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematikaTugas artikel media pembelajaran matematika
Tugas artikel media pembelajaran matematika
 
Modul media pembelajaran
Modul media pembelajaranModul media pembelajaran
Modul media pembelajaran
 
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
Mediapembelajaranlelilestari 111223211219-phpapp02
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docxMakalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
Makalah_pengembangan_media_pembelajaran.docx
 
Coba coba
Coba cobaCoba coba
Coba coba
 
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media PembelajaranJenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
Jenis-jenis dan Kriteria Media Pembelajaran
 
Bab i[1]
Bab i[1]Bab i[1]
Bab i[1]
 
Kel 1 media pembelajaran pai iv
Kel 1 media pembelajaran pai ivKel 1 media pembelajaran pai iv
Kel 1 media pembelajaran pai iv
 
Media pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestariMedia pembelajaran leli lestari
Media pembelajaran leli lestari
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 3
 
Modul (media pembelajaran)
Modul (media pembelajaran)Modul (media pembelajaran)
Modul (media pembelajaran)
 
Konsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media PembelajaranKonsep Dasar Media Pembelajaran
Konsep Dasar Media Pembelajaran
 
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media PembelajaranModul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
Modul Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Media Pembelajaran
 
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/DModul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
Modul media pembelajaran kelompok 1 PAI 4/D
 
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
Sumber Media dan Pembelajaran SD Kelompok 2
 
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMNskripsi fisika jurusan pendidikan UMN
skripsi fisika jurusan pendidikan UMN
 

Último

Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
dpp11tya
 

Último (20)

Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 

Makalah Media Pembelajaran Matematika

  • 1. MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Media Pembelajaran Matematika Dosen Pengampu: Drs. H. Erman Suherman, M.Pd dan Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd oleh Gita Setiawan 1105749 JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2013
  • 2. ISI A. Pengertian Media Pembelajaran Matematika Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yan dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Asosociation of Education and Communication Technology (AECT). Beberapa pengertian media menurut para ahli akan diberikan sebagai berikut: 1. Gerlach dan Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini guru,teks,dan lingkungan sekolah merupakan media. Secara lebih khusus pengertian media dalam proses belajar mengajar cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. 2. AECT memberikan batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi. 3. Menurut Fleming ( 1987: 234 ) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator media menunjukkan fungsi atau perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar-siswa dan isi pelajaran. Ringkasnya, media adalah alat yang menyampaikan atau menghantarkan pesan-pesan pengajaran.
  • 3. 4. Heinich dan kawan-kawan (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang mengantar inforamasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pengajaran. 5. Hamidjojo dalam Latuheru (1993) memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau meyebar ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. 6. Gagne dan Brigs (1975) secara implisit mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk meyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari buku,tape-recorder, kaset, video camera, viseo recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. 7. National Education Association memberikan definisi media sebagai bentu-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio-visual dan peralatannya. Dengan demikian media dapat dimanipulasi, dilihat, didengar atau dibaca. Dari pengertian diatas, secara umum dapat dikatakan bahwa substansi dari media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar. Dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Kegunaan matematika tidak hanya tertuju pada peningkatan kemampuan untuk perhitungan kuantitatif, tetapi juga untuk penataan cara berpikir khususnya dalam hal pembentukan kemampuan analitis, membuat sintesis, serta evaluasi hingga kemampuan memecahkan masalah. Oleh
  • 4. karena itu, tidaklah mengherankan apabila matematika dikatakan memiliki peran ganda, yakni sebagai “ratu” dan sebagai “pelayan” (Suhito, 2003:2-3). Berdasarkan kegunaan-kegunaan matematika yang telah dikemukakan inilah, matematika perlu diberikan kepada peserta didik pada setiap jenjang pendidikan. Untuk keperluan penyampaian objek-objek matematika yang abstrak kepada peserta didik diperlukan sistem penyampaian objek matematika. Sistem ini harus mempertimbangkan kesiapan, kemampuan serta tingkat perkembangan intelektual peserta didik. Sistem yang dimaksud ini dikenal dengan sebutan pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika adalah suatu proses yang diselengarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa guna memperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan matematika. Melalui pembelajaran matematika diharapkan dapat dicapai dua sasaran pembelajaran, yakni sasaran yang berkaitan dengan efek pembelajaran (instructional effect) dan sasaran yang berkaitan dengan efek sampingan (nurturan effect) (Suhito, 2003:4). Kedua sasaran tersebut dapat dicapai apabila peserta didik diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk belajar matematika (doing math) secara holistik dan komprehensif. Belajar matematika tidak sekedar learning to know, melainkan harus ditingkatkan menjadi learning to do, learning to be, hingga. learning to live together. Berdasarkan pengertian-pengertian yang telah diberikan, maka media pembelajaran matematika merupakan segala sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran matematika agar dapat merangsang pikiran, perasaan, minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna.
  • 5. B. Kedudukan Sebelum mengetahui tentang kedudukan media dalam sistem pembelajaran, terlebih dahulu kita harus mengetahui 5 hal yang harus ada dalam sistem pembelajaran, yaitu : 1. Tujuan yaitu sesuatu yang akan dicapai melalui proses pembelajaran yang akan dijalankan. 2. Materi adalah sesuatu yang dijadikan sebagai sarana untuk mengantarkan siswa untuk sampai ketujuan yang telah dirumuskan sebelumnya. 3. Metode, yaitu cara yang akan digunakan dalam mempermudah penyampaian materi guna pencapaian tujuan. 4. Media. Setelah ditentukan metode, maka akan diketahui media yang tepat digunakan sesuai dengan metode yang akan dijalankan. Sehingga media tersebut akan mempermudah dalam menjalankan metode yang telah dipilih. Media yang baik dalam pembelajaran adalah media yang dapat memaksimalkan indera yang dipakai siswa. 5. Evaluasi. Selanjutnya setelah semua dijalankan, untuk mengetahui apakah tujuan yang ditetapkan sudah tercapai atau belum diadakan evaluasi. Dari uraian tersebut, jelas bahwa media merupakan salah satu hal yang penting dalam sistem pembelajaran. Media berasal dari bahasa latin “medius” yang berarti tengah, perantara atau pengantar. Sedangkan dalam bahasa arab “wasaail” yang berarti pengantar pesan dari pengirim ke penerima. Kemajuan teknologi saat ini memang tak terbendung hal ini harus disikapi bijaksana terkait salah satu funginya sebagai sebuah media sumber belajar. Media pembelajaran sendiri merupakan alat bantu dalam sebuah proses pembelajaran. Kedudukannya dalam sebuah proses pembelajaran merupakan hal yang penting dikarenakan kemampuannya menjembatani antara pendidik dan peserta didik. Setiap media mempunyai kemampuan dan
  • 6. kegunaan masing-masing dalam menjembatani antara pendidik dan peserta didik, tergantung dari bentuk apa pengetahuan yang akan diberikan kepada siswa. Pemilihan media yang tepat mampu meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam sebuah proses pembelajaran. Kedudukan media dalam sistem pendidikan hanyalah sebagai media penyampaian atau media pembawa pesan. Namun hal tersebut rupanya menjadi sebuah alat penting dalam proses pembelajaran yang telah mengalami pergeseran. Media pembelajaran saat ini haruslah sebuah media yang bukan hanya bersifat media sebagai penyampaian pesan, namun media harus mampu menjadi sebuah pengalaman belajar. Media sendiri dibuat agar peserta didik tidak hanya mendapatkan pengetahuan lewat verbalistik melainkan dibuat untuk memberikan sebuah pengalaman belajar dan pengaktifan ranah kognitif dan psikomotorik dalam sebuah proses pembelajaran. C. Rasional Alasan suatu media pembelajaran diperlukan dalam pembelajaran matematika antara lain sebagai berikut: 1. Objek matematika itu abstrak sehingga memerlukan alat peraga. Dengan alat pembelajaran matematika, materi matematika yang abstrak disajikan kedalam pendekatan yang lebih konkret, ada visualisasinya, serta manfaat dalam mempelajari materi tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sementara menurut Murwani (1999), untuk membelajarkan matematika secara benar pada siswa mutlak harus menggunakan alat peraga untuk memudahkan siswa mengenal konsep-konsep matematika.
  • 7. 2. Sifat materi matematika tidak mudah dipahami. Materi dari matematika bersifat abstrak, hal ini menjadikan materi matematika tidak mudah dipahami oleh kebanyakan siswa. Maka dari itu dengan alat pembelajaran matematika siswa diharuskan berpartisipasi lebih aktif, mereka tidak hanya melihat, mendengar, dan memperhatikan saja, tetapi mereka juga harus melakukan/latihan, sehingga pembelajaran minds on dan hands on bisa tercapai, konsep dibangun oleh siswa sendiri. Contohnya : dalam metode eliminasi, apabila disajikan dalam alat peraga maka tiap langkah yang harus dilakukan tidak dihapal oleh siswa tetapi dipahami, mereka membangun konsep sendiri dan mereka tahu alasan melakukan tiap langkah tersebut. 3. Hirarki matematika ketat dan kaku. Dalam matematika terdapat materi prasyarat yang diperlukan untuk dapat menginjak ke materi selanjutnya. Hirarki belajar menurut Gagne harus disusun dari atas ke bawah atau up down (Orton,1987). Dimulai dengan menempatkan kemampuan, pengetahuan, ataupun keterampilan yang menjadi salah satu tujuan dalam proses pembelajaran di puncak dari hirarki belajar tersebut, diikuti kemampuan, keterampilan, atau pengetahuan prasyarat (prerequisite) yang harus mereka kuasai lebih dahulu agar mereka berhasil mempelajari keterampilan atau pengetahuan diatasnya. Hirarki matematika bersifat ketat dan kaku artinya dalam pemecahan masalah membutuhkan aturan, prinsip dan konsep-konsep terdefinisi sebagai prasyaratnya, yang membutuhkan konsep konkret sebagai prasyarat berikutnya lagi. Jadi diperlukan media agar dapat menuntun untuk terbiasa dalam belajar matematika yang tatanannya bersifat siatematis dan cenderung kaku. 4. Aplikasi matematika kurang nyata. Dapat dirasakan oleh siswa bahwa aplikasi matematika itu kurang nyata, bahkan siswa hanya menganggap bahwa matematika adalah
  • 8. kumpulan angka dan simbol-simbol. Oleh karena itu diperlukan media agar matematika dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu siswa juga dapat dengan mudah dalam mempelajari konsep-konsep dalam matematika. 5. Belajar matematika perlu fokus. Matematika memang tidah mudah dipahami, serta hirarkinya yang kaku sehingga membuat siswa menjadi kesulitan dalam mempelajari matematika. Maka dari itu siswa harus fokus ketika guru sedang menerangkan materi matematika, sedangkan kebanyakan guru menggunakan metode ceramah dalam pembelajarannya. Akibatnya siswa menjadi cepat lelah dan bosan dalam belajar matematika, oleh karena itu guru dituntut untuk memiliki kreatifitas dalam pembelajaran matematika. Alat peraga dapat membatu guru untuk menyampaikan ide atau gagasannya dalam pembelajaran matematika agar siswa lebih aktif dan tidak bosan. 6. Citra pembelajaran matematika kurang baik. Pandangan siswa saat ini terhadap matematika memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa pembelajaran matematika itu menakutkan, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang dapat mengkomunikasikan materi matematika yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh siswa. Pembelajaran matematika di sekolah sampai saat ini umumnya dimulai dari penyampaian definisi atau pengertian dari suatu objek secara intuitif, dilanjutkan dengan pengoperasian terhadap objek tersebut, serta diakhiri dengan pemberian contoh kemudian pemberian tugas atau PR yang banyak sebagai latihan. Dalam pembelajaran matematika yang notabennya banyak siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit, penuh dengan rumus- rumus dan angka-angka, sehingga sebelum kegiatan pembelajaran dimulai siswa sudah menyerah dan merasa tidak akan mampu menguasai materi
  • 9. pelajaran yang akan disampaikan, hal ini mengakibatkan siswa menjadi tidak dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran. Maka dari itu alat peraga dapat membantu guru untuk mengubah paradigma yang selama ini berkembang pada masyarakat pada umumnya dan siswa khususnya. 7. Kemampuan kognitif siswa masih konkret. Pada dasarnya kemampuan kognitif siswa itu konkret, sedangkan materi matematika itu bersifat abstrak. Hal ini akan menjadi hambatan bagi siswa dalam pembelajaran matematika. maka untuk memahami konsep dan prinsip masih diperlukan pengalaman melalui obyek konkret (Soedjadi, 1995:1) Suatu konsep diangkat melalui manipulasi dan observasi terhadap obyek konkret, kemudian dilakukan proses abstraksi dan idealisasi. Jadi dalam proses pembelajaran matematika, peranan media/alat peraga sangat penting untuk pemahaman suatu konsep atau prinsip. 8. Motivasi belajar siswa tidak tinggi. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini, dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Atas dasar hal tersebut, maka pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar (SD) hingga dewasa untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada
  • 10. keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Oleh karenanya, mulai saat ini harus segera kita galakkan upaya bagaimana untuk memasyarakatkan matematika. Dalam arti bagaimana masyarakat itu mengetahui matematika secara utuh, sehingga tidak ada kepincangan informasi di masyarakat. Akar permasalahan yang menimbulkan matematika tidak memasyarakat, salah satunya disebabkan informasi yang diterima masyarakat bersifat parsial. Kepincangan informasi tersebut yang mengakibatkan persepsi masyarakat terhadap matematika menimbulkan kesan negatif. Dengan demikian cara yang paling efektif menurut hemat penulis dalam rangka memasyarakatkan konsep matematika secara utuh adalah melalui siswa yang sedang belajar matematika di bangku sekolah. Lalu, pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana seharusnya proses pendidikan atau pembelajaran matematika di sekolah itu diselenggarakan. Mungkinkah menghadirkan pendidikan matematika yang lebih manusiawi sehingga matematika tidak lagi dipandang sebagai momok yang menyeramkan? Menyelenggarakan proses pembelajaran matematika di sekolah yang lebih baik dan bermutu adalah suatu keharusan yang tidak dapat ditawar lagi. Sudah bukan zamannya lagi matematika menjadi momok yang menakutkan bagi siswa di sekolah. Jika selama ini, matematika dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kering, melulu teoretis dan hanya berisi rumus-rumus, soal-soal, maka sudah saatnya bagi siswa untuk menjadi lebih akrab dan familier dengan matematika. Oleh karena itu, seorang guru harus dapat menghadirkan pembelajaran matematika yang humanis. Dalam menghadapi kompleksitas permasalahan pendidikan matematika di sekolah, pertama kali yang harus dilaksanakan adalah bagaimana menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika. Sebab tanpa adanya minat, siswa akan sulit untuk mau belajar, dan kemudian menguasai matematika secara sempurna. Menumbuhkan kembali minat siswa terhadap matematika akan sangat terkait dengan
  • 11. berbagai aspek yang melingkupi proses pembelajaran matematika di sekolah. Aspek-aspek itu menyangkut pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran matematika, metode pengajaran, maupun aspek-aspek lain yang mungkin tidak secara langsung berhubungan dengan proses pembelajaran matematika, misalnya sikap orang tua (atau masyarakat pada umumnya) terhadap matematika. Untuk menumbuhkan minat siswa terhadap matematika, pembelajaran matematika di sekolah dalam penyajiannya harus diupayakan dengan cara yang lebih menarik bagi siswa. Matematika sebenarnya memiliki banyak sisi yang menarik. Namun, seringkali hal tersebut tidak dihadirkan dalam proses pembelajaran matematika. Akibatnya siswa mengenal matematika tidak secara utuh. Matematika hanya dikenal oleh siswa sebagai kumpulan rumus, angka, dan simbol belaka. Pembelajaran matematika di sekolah tidak dapat dilepaskan dari pendekatan yang digunakan oleh guru. Dan pendekatan tersebut biasanya dipengaruhi oleh pemahaman guru tentang sifat matematika, bukan oleh apa yang diyakini paling baik untuk proses pembelajaran matematika di kelas. Guru yang memandang matematika sebagai produk yang sudah jadi akan mengarahkan proses pembelajaran siswa untuk menerima pengetahuan yang sudah jadi. Guru akan cenderung mengisi pikiran siswa dengan sesuatu yang sudah jadi. Sementara, guru yang memandang bahwa matematika merupakan suatu proses akan lebih menekankan aspek proses daripada aspek produk dalam pembelajaran matematika. (Marpaung, 1998). Akhirnya, yang menjadi permasalahan psikologis adalah bahwa pendidikan matematika di negeri ini sudah terlanjur dan banyak “luka psikologis” yang diderita siswa berkaitan dengan pendidikan matematika. Untuk dapat menyembuhkan luka psikologis tersebut maka peran seorang guru sangat besar dalam hal ini, sehingga minat siswa terhadap matematika tumbuh subur kembali. Pendidikan matematika di sekolah
  • 12. hanya akan berlangsung dengan baik dan sampai pada tujuannya jika ada sinergi dari banyak pihak, seperti siswa, guru, orang tua, dan pihak lain yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam proses pembelajaran matematika di sekolah. Antara saatu komponen dan komponen lain yang terlibat dalam pendidikan matematika diharapkan dapat saling menginspirasi agar pembelajaran matematika di sekolah menjadi lebih menyenangkan, lebih mengasyikkan, lebih dinamis, dan humanis. Dengan berbagai usaha yang dilakukan dalam proses pembelajaran matematika di sekolah ini, maka diharapkan matematika tidak lagi dipandang secara parsial oleh siswa, guru, masyarakat, atau pihak lain. Melainkan mereka dapat memandang matematika secara utuh yang pada akhirnya dapat memacu dan berpartisipasi untuk membangun peradaban dunia demi kemajuan sains dan teknologi yang dapat memberikan manfaat bagi umat manusia. Media pembelajaran matematika dapat mendorong keinginan siswa untuk mengetahui lebih banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik, sehingga memotivasi siswa dan partisipasi siswa dominan. Contoh : dengan menggunakan media flash sajian materi lebih menarik serta antusias siswa dalam belajar meningkat, rasa kantuk pun akan terkalahkan, karena gambar, suara dan video akan lebih menarik untuk mereka. D. Persyaratan Pembuatan Media Pembelajaran Menurut E. T. Ruseffendi beberapa persyaratan media pembelajaran matematika, diantaranya adalah : 1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat). 2. Bentuk dan warnanya menarik. 3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit). 4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak.
  • 13. 5. Dapat menyajikan konsep matematika, baik dalam bentuk real, gambar atau diagram. 6. Sesuai dengan konsep pada matematika. 7. Dapat memperjelas konsep matematika dan bukan sebaliknya (mempersulit pemahaman matematika). 8. Peragaan itu agar menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi siswa. 9. Bila kita mengharapkan agar siswa itu aktif (sendiri atau berkelompok) alat peraga itu dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan, dimainkan, dipasangkan, dicopot (diambil dari susunannya). 10. Bila mungkin alat peraga tersebut dapat berfaedah banyak. 11. Media yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi pelajaran, metode mengajar yang digunakan serta karakteristik siswa yang belajar (tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah siswa yang belajar). 12. Untuk dapat memilih media dengan tepat, guru harus mengenal ciri-ciri dan tiap-tiap media pembelajaran. 13. Pemilihan media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar, artinya pemilihan media untuk meningkatkan efektivitas belajar siswa, pemilihan media harus mempertimbangkan biaya pengadaan, ketersediaan bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar. E. Tujuan Media Pembelajaran Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai berikut : a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas. b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
  • 14. c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar. d. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. F. Fungsi Media Pembelajaran Media Pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan: 1. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah. 2. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya. 3. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret. 4. Memberi kesamaan persepsi. 5. Mengatasi hambatran waktu, tempat, jumlah, dan jarak. 6. Menyajikan ulang informasi secara konsisten. 7. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai, dan menarik. Selain fungsi diatas. Livie dan Lentz(1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran yaitu: 1. Fungsi atensi Media ini dapat menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna yang ditampilkan dalam materi pelajaran. 2. Fungsi afektif Fungsi media dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa/ mahasiswa ketika proses belajar mengajar berlangsung. 3. Fungsi kognitif Media dapat mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar. 4. Fungsi kompensatoris Media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian konteks untuk memahami teks, membantu siswa yang lemah dalam membaca, untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
  • 15. Dari empat fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar dari pesan visual memerlukan keterampilan tersendiri. teknik afektif adalah teknik untuk memahami teknik pesan visual yang terbagi dari beberapa fase seperti dibawah ini: 1. Fase diffrensiasi yaitu fase dimana pembelajar mula-mula mengamati, mengidentifikasi dan menganalisis. 2. Fase integrasi yaitu fase dimana mempelajar menempatkan unsur-unsur visual secara serempak, menghubungkan pesan-pesan visual kepada pengalaman-pengalamannya. 3. Kesimpulannya yaitu dari pengalaman visualisai dan selanjutnya menciptakan konseptual baru dari apa yang mereka pelajari sebelumnya. Hasil penelitian Edmund Faison, dkk dalam Nana Sudjana dan Ahmad Rivai tentang penggunaan gambar visual dalam pembelajaran dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat beberapa hasil penelitian bahwa untuk memperoleh hasil belajar bagi pembelajar secara maksimal yaitu: 1) Gambar-gambar yang digunakan harus jelas. 2) Gambar harus familiar dengan pembelajar. 3) Gambar yang digunakan ukurannya cukup besar. 2. Terdapat bukti, gambar-gambar berwarna lebih menarik minat pembelajar. 3. Hasil penelitian Mabel Rudisill, gambar-gambar yang disukai anak- anak adalah gambar-gambar berwarna yang menumbuhkan kesan realistik.
  • 16. G. Manfaat Media Pembelajaran Secara umum manfaat media pembelajaran adalah memperlancar interaksi antara guru dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif dan efisien. Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran adalah: 1. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan dengan media pembelajaran. Penafsiran yang berbeda antara guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan informasi diantara siswa dimanapun berada. 2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik karna media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan, dan warna baik secara alami maupun manipulasi. Sehingga membantu guru menciptakan suasana belajar menjadi lebih hidup, tidak monoton dan tidak membosankan. 3. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif, dengan adanya media akan terjadinya komunikasi dua arah secara aktif, sedangkan tanpa media guru cenderung berbicara satu arah. 4. Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan yang sama. 5. Pembelajaran bisa lebih menarik. 6. Lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat disingkat dan dapat dengan mudah diserap oleh siswa. 7. Kualitas hasil belajar bisa ditingkatkan. 8. Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana sesuai yang diinginkan. 9. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. Menurut Ensiclopedi of Educational Reseach, nilai atau manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut: 1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berfikir sehingga mengurangi verbalitas. 2. Memperbesar perhatian siswa.
  • 17. 3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu pelajaran lebih mantap. 4. Memberikan pengalaman yang nyata. 5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu. 6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian membantu perkembangan bahasa. 7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain. 8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru dan murid. 9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya secara realita dan teliti. 10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan belajar. Secara umum manfaat media pembelajaran menurut Harjanto (1997 : 245) adalah : 1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalistis ( tahu kata– katanya, tetapi tidak tahu maksudnya). 2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera. 3. Dengan menggunakan media pembelajaran yang tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif siswa. 4. Dapat menimbulkan persepsi yang sama terhadap suatu masalah.
  • 18. H. Jenis dan Macam-macam Media Pembelajaran Berdasarkan perkembangan teknologi tersebut, media pembelajaran dikelompokkan kedalam empat kelompok yaitu: 1. Media hasil teknologi cetak Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses percetakan mekanis atau photografis. Kelompok media hasil teknologi cetak antara lain: teks, grafik, foto atau representasi fotografik. Karakteristik media hasil cetak: a. Teks dibaca secara linear. b. Menampilkan komunikasi secara satu arah dan reseptif. c. Ditampilkan secara statis atau diam. d. Pengembangannya sangat tergantung kepada prinsip-prinsip pembahasan. e. Berorientasi atau berpusat pada siswa. Pendekatan yang berorientasi pada siswa adalah pendekatan dalam belajar yang ditekankan pada ciri-ciri dan kebutuhan siswa secara individual. Sedangkan lembaga pendidikan dan para pengajar berfungsi dan berperan sebagai penunjang saja. Sistem pendekatan yang berorientasi pada siswa ini didesain sedemikian rupa. Sehingga siswa dapat belajar dengan sistem yang luwes yang diarahkan agar siswa dapat membenntuk gaya belajarnya masing- masing. Dalam hal ini guru dan lembaga berperan sebagai penunjang, fasilitator dan semangat pada siswa yang sedang belajar. f. Informasi dapat diatur atau ditata ulang oleh pemakai.
  • 19. 2. Media hasil teknologi audio-visual Teknologi audio-visual cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. Penyajian pengajaran secara audio-visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti mesin proyektor film, tape rekorder, proyektor visual yang lebar. Karakteristiknya: a. Bersifat linear. b. Menyajikan visual yang dinamis. c. Digunakan dengan cara yang telah ditentukan sebelumnya oleh perancang. d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau abstrak. e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. f. Berorientasi pada guru. Pendekatan yang berorientasi pada guru atau lembaga adalah sistem pendidikan yang konvensional dimana hampir seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh para guru dan staf lembaga pendidikan. Dalam system ini guru mengkomunikasikan pengetahuannya kepada siswa dalam bentuk pokok bahasan dalam beberapa macam bentuk silabus. Biasanya pembalajaran berlangsung dan selesai dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan metode mengajar yang dipakai tidak beragam bentuknya, biasanya menggunakan metode ceramah dengan pertemuan tatap muka (face to face).
  • 20. 3. Media hasil teknologi yang berdasarkan komputer Teknologi berbasis komputer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Berbagai aplikasi teknologi berbasis komputer dalam pembelajaran umumnya dikenal sebagai computer assisted instruction. Aplikasi tersebut apabila dilihat dari cara penyajian dan tujuan yang ingin dicapai meliputi tutorial, penyajian materi secara bertahap, drills end practice latihan untuk membantu siswa menguasai materi yang telah dipelajari sebelumnya, permainan dan simulasi latihan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang baru dipelajari, dan basis data (sumber yang dapat membantu siswa menambah informasi dan pengetahuan sesuai dengan keinginan masing-masing). Karakteristik media hasil teknologi yang berdasarkan komputer: a. Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear. b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa atau perancang. c. Gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan simbol dan grafik. d. Prinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media ini. e. Berorientasi pada siswa dan melibatkan interaksi siswa yang tinggi. 4. Media hasil gabungan tenologi cetak dan teknologi komputer Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang dikendalikan komputer. Komputer yang memiliki kemampuan hebat seperti jumlah random akses memori yang besar, hard disk yang besar, dan monitor yang beresolusi tinggi ditambah dengan
  • 21. pararel (alat-alat tambahan), seperti: video disk player, perangkat keras untuk bergabung dalam suatu jaringan dan sistem audio. Karakteristik media hasil gabungan teknologi cetak dan teknologi komputer: a. Dapat digunakan secara acak, sekuensial, linear. b. Dapat digunakan sesuai keinginan siswa, bukan saja dengan direncanakan dan diinginkan oleh perancangnya. c. Gagasan disajikan secara realistik sesuai dengan pengalaman siswa, menurut apa yang relevan dengan siswa dan di bawah pengendalian siswa. d. Prinsip ilmu kognitif dan konstruktivisme ditetapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran. e. Pembelajaran ditata dan terpusat pada lingkup kognitif sehingga pengetahuan dikuasai jika pengetahuan itu digunakan. f. Bahan-bahan pelajaran melibatkan interaktif siswa. g. Bahan-bahan pelajaran memadukan kata dan visual dari berbagai sumber. Selain pembagian itu ada lagi pembagian media pembelajaran menurut jenis, daya liput, dan bahannya. Dilihat dari jenisnya, media terbagi menjadi: a. Media auditif Media yang hanya mengandalkan suara saja seperi radio, kaset rekoorder, piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan pendengaran. b. Media visual
  • 22. Media yang hanya mengandalkan indera penglihatan. Media ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip, slides, foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun. c. Media audio visual Media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi dalam:  Audio visual murni yaitu baik unsur suara maupun unsur gambar berasal dari satu sumber seperti video kaset.  Audio visual tidak murni yaitu unsur suara dan unsur gambarnya berasal dari sumber yang berbeda. Misalnya film bingkai suara yang unsur gambarnya berasal dari slide proyektor dan unsur suaranya berasal dari tape recorder. Dilihat dari daya liputnya, media terbagi menjadi: a. Media dengan daya liput luas dan serentak Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. Seperti radio dan televisi serta internet. b. Media dengan daya liput terbatas oleh ruang dan tempat Media ini dalam penggunaannya membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film sound, slides, film rangkai, yang harus menggunakan empat tertutupdan gelap. c. Media untuk pembelajaran invidual
  • 23. Media ini penggunaannya hanya untuk seorang diri. Media ini adalah modul berprogram dan pengajaran melalui komputer. Dilihat dari bahan-bahannya, media terbagi menjadi: a. Media sederhana Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak sulit. b. Media kompleks Media ini adalah media yang bahan dasarnya kompleks sulit didapat serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai. Banyak sekali jenis media yang sudah dikenal dan digunakan dalam penyampaian informasi dan pesan-pesan pembelajaran. Setiap jenis atau bagian dapat pula dikelompokkan sesuai dengan karakteristik dan sifat-sifat media tersebut. Sampai saat ini belum ada kesepakatan yang baku dalam mengelompokkan media. Inilah jenis-jenis media: 1. Media Pandang (visual) Media pandang meliputi: gambar buram, atau gambar tembus pandang. Gambar buram meliputi: Sketsa, lukisan dinding, chart, grafik, dll. Gambar tembus pandang meliputi : Slide, dan gambar bergerak. 2. Media Dengar (audio) Hakekat dari jenis-jenis media dalam kelompok ini adalah berupa pesan yang disampaikan atau dituangkan kedalam simbol-simbol auditif (verbal dan/atau non-verbal), yang melibatkan rangsangan indera pendengaran. Secara umum media audio memiliki karakteristik atau ciri sebagai berikut:
  • 24. mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu (mudah dipindahkan dan jangkauannya luas), pesan/program dapat direkam dan diputar kembali sesukanya, dapat mengembangkan daya imajinasi dan merangsang partisipasi aktif pendengarnya, dapat mengatasi masalah kekurangan guru, sifat komunikasinya hanya satu arah, sangat sesuai untuk pengajaran musik dan bahasa, dan pesan/informasi atau program terikat dengan jadwal siaran (pada jenis media radio). 3. Media pandang dengar (audio-Visual) Media pandang dengar meliputi: TV dan Video. 4. Media cetak Media Cetak meliputi: buku-buku pelajaran, buku bacaan, kamus, ensiklopedia. 5. Objek fisik nyata Objek nyata meliputi lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, narasumber, dan hasil karya siswa. 6. Media Komputer I. Contoh Media Pembelajaran Matematika Salah satu contoh media pembelajaran yaitu media pelajaran jaring- jaring tabung yang terbuat dari karpet. 1. Bahan-bahan yang harus dipersiapkan untuk membuat media pembelajaran yang terbuat dari karpet yaitu: a. Karpet tipis yang tidak berbullu dengan ukuran 2-3 cm b. Resleting c. Gunting
  • 25. d. Penggaris e. Jangka f. Busur 2. Cara membuat media pembelajaran jaring-jaring tabung yang terbuat dari karpet yaitu: a. Siapkan karpet, busur, penggaris dan jangka b. Gambarlah dua buah lingkarann pada karpet yang telah disediakan yang masing-masing lingkaran tersebut mempunyai luas dan jari-jari yang sama, dengan menggunakan penggaris, busur dan jangka yang telah disediakan. c. Buatlah bangun ruang persegi yang masing-masing sisi-sisinya sama dengan luas lingkaran yang sebelumnya telah dibuat. d. Kemudian gambarlah pada karpet. e. Potonglah masing-masing bangun ruang tersebut. f. Tempelkan resleting tempel pada titik-titik yang akan disambungkan. g. Susunlah masing-masing bangun ruang tersebut agar membentuk tabung. h. Pastikan masing-masing bangun ruang tersebut dapat dibuka dan ditutup kembali agar mempermudah untuk dijadikan sebagai media pembelajaran matematika pada materi bangun ruang khususnya tabung. 3. Manfaat media pembelajaran jaring-jaring tabung dari karpet yaitu: Ada beberapa kegunaan media pembelajaran ini dalam proses belajar mengajar, baik untuk peserta didik itu sendiri maupun untuk pendidik, berikut adalah manfaatnya: a. Bagi peserta didik, mempermudah peserta didik dalam memahami materi bangun ruang khususnya pada materi tabung, menuntun peserta didik dapat berpikir kreatif dan kritis. Peserta didik dapat mengembangkan pemikirannya melalui media pembelajaran ini tentang materi bangun ruang. Peserta didik dapat bereksperimen
  • 26. sesuai dengan kemampuannya, Ilmu yang diperoleh merupakan hasil dari pola pikir peserta didik. Peserta didik dapat membangun pengetahuannya agar lebih memahami konsep materi yang diajarkan. b. Sedangkan, bagi pendidik mempermudah proses belajar mengajar, menghemat waktu, memacu pendidik agar lebih berpikir kreatif, inovatif dan edukatif, Dapat dijadikan referensi sebagai media pembelajaran yang dapat digunakan untuk materi selanjutnya. 4. Kerugian dan kelemahan media pembelajaran jaring-jaring tabung yang terbuat dari karpet yaitu: a. Biaya yang dikeluarkan lebih besar, karena harus membeli dan menyediakan bahan-bahan untuk membuat media pembelajaran ini. b. Tidak praktis dan ekonomis, karena kita terlebih dahulu merancang atau membuat media pembelajarannya. c. Lebih lama memakan waktu jam pelajaran dalam proses pembuatannya. d. Bagi anak yang mempunyai kelemahan dalam menyerap materi pelajaran maka akan lebih menjadi rumit dengan adanya media ini. e. Dapat memakan waktu yang cukup lama dalam memikirkan inovasi- inovasi yang lainnya untuk dapat memperbaharui media pembelajaran pada materi selanjutnya.
  • 27. DAFTAR PUSTAKA Arsyad Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Grafindo Persada. Nurhasnawati.2011.Media Pembelajaran.Pekanbaru: yayasan Pusaka Riau. http://makalahmajannaii. 2012/07/makalah-pembelajaran-matematika.html blogspot.com/,didowload senin,18-02-2013 http://wewnatali.blogspot.com/2011/03/media-pembelajaran- matematika.html,didowload senin,18-02-2013 Wijayanti,Wahyuni.(2010).Penggunaan Media dalam Pembelajaran. Matematika, http :// www.slideshare.net/erossansen/tugas-makalah-media- pembela, didowload Rabu,20-02-2013 http://cindy-fitrii.blogspot.com/ http://blogmediapembelajaranguru.blogspot.com/2013/03/jenis-jenis-media- pembelajaran.html http://www.smkdarunnajah.sch.id/2011/11/macam-macam-media- pembelajaran.html Anonim. (2011). Pengembangan Media Pembelajaran Matematika. Sabardin. (2008). Media Pendidikan Matematika. Baubau: Universitas Dayau Ikhsanuddin. Wijayanti, Wahyuni. (2010). Penggunaan Media dalam Pembelajaran Matematika.