Dokumen tersebut membahas tentang konteks kenabian dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, serta perkembangan fungsi kenabian dalam Gereja. Dokumen ini juga menjelaskan sejarah perkembangan pengertian dogma sejak zaman para Bapa Gereja hingga Konsili Vatikan II, dimana pengertian dogma semakin terdefinisi sebagai ajaran wahyu yang diwajibkan dipercayai oleh Gereja.
2. Status questiones
Apakah fungsi kenabian dilanjutkan dalam
komunitas Gereja? Dalam fungsi yang mana?
Isi warta kenabian: samakah dengan PL? Apa yang
baru dalam Gereja?
Dogma, apakah mengalami proses perkembangan?
Bagaimana menempatkan fungsi kenabian dalam
proses perkembangan dogma?
3. Plan
Konteks kenabian
Kenabian dan Gereja Yesus Kristus
Sejarah Perkembangan Dogma
Refleksi
5. Kenabian PL
Nãbî :
Dijiwai oleh Roh Allah (2Raj 2; 1 Sam 10: 6; Hosea 9:7)
Kharisma – Pewahyuan (Amos 3:7; Yer 23:18)
Penyambung lidah Allah.
6. Identitas Nabi
Pathos Allah: karunia kepekaan bagi Allah yang amat
berbelarasa terhadap nasib umatNya
Sehati, seperasaan dengan Allah
Menjadi saksi pengalaman Allah (Amos 3:1)
Menyatakan kehendak Allah bagi umatNya (Mik 3:8)
Keselarasan, kesesuaian, keserasian antara kehendak
Allah dan Nabi
7. Pewartaan
Ia berbicara: diilhami, disapa oleh Allah (Yer 26:12.14-15)
Ilham tergantung pada Allah (Yer 42 – Nabi menunggu
selama 10 hari)
Desakan Allah begitu kuat (Yes 8:11; 37:1)
Sabda (Yer 1: 9-10)
Dalam diri (Hos 1:2; 3:1)
Tindakan nabi (Yer 16: 1-21)
8. Yesus
Ia menyatakan tanda-tanda (Mat 16:28)
Semangat Nabi (Luk 11:52)
Orang mengakui Yesus sebagai nabi (Mat 16:14; Luk
7:16; Yoh 4:19)
Yesus dengan otoritas yang berbeda dari nabi:
« Amen, Amen, aku berkata … »
9. Perjanjian Baru
Orang-orang yang menjadi bagian dari kelompok
yang merasa terpanggil (Kis 13, 1-3 [untuk misi], 1 Kor
11:5 [fungsi dalam Liturgi]
Peran kenabian:
nubuat (1 Kor 15:51; 1 Tes 4:16)
Moral ( Gal f:21; 1 Tes 4:2-6)
10. Dinamika pelayan Gereja Perdana
Kebutuhan jemaat pelayan (teologi pelayanan)
Paulus : Rasul, Kelompok 12, Nabi, Guru, Diakon,
Diakon Perempuan, Pelayan, Episkopos, Leitourgos
Lukas: Rasul, Kelompok 12, Episkopos, Presbyteros,
Penginjil, Nabi, Guru, Diakon, Pelayan.
Kolose / Efesus: Rasul, Pengajar, Gembala, Nabi,
Penginjil.
Surat Pastoral: Rasul, Kelompok 12, Episkopos,
Presbyteros, Diaokonos, Diakon (P), Guru, Bapa,
Pengajar, Penginjil.
11. 180-260: munculnya klerus kristiani: proses
sacerdotalisasi – Liturgi – model Levitikus PL
Uskup – Imam – Diakon
Pendasaran teologi bagi fungsi ini: Cyprianus (Surat 1)
model imamat PL menjadi acuan
Uskup: pemimpin dan sentral dalam komunitas
Imam mulai memimpin Ekaristi: Cyprianus (250) –
Surat 5,2.
Fungsi pengajaran pelan-pelan dikonsentrasikan
(diserap) kepada para pelayan disekitar Liturgi
khususnya Uskup, kemudian para imam (V).
Fungsi kenabian pewarta: Uskup, imam.
12. Yesus Kristus - Tradisi
(tradere, paradidonai – transmettre):
1. Tindakan dengan mana Allah memberikan PuteraNya kepada
dunia dan Putra memberikan diriNya (sengsara-wafat-bangkit),
diterima oleh Gereja (Pentakosta) dan diteruskan oleh Gereja
kepada dunia.
2. Pewarisan Injil dalam hidup Gereja
Adapun supaya Injil senantiasa terpelihara secara utuh dan hidup
dalam Gereja, para Rasul meninggalkan Uskup-uskup sebagai
pengganti mereka, yang “mereka serahi kedudukan mereka untuk
mengajar” (DV 7)
Injil tersebut, pertama-tama mereka wartakan, kemudian, melalui
kehendak Allah, mereka meneruskan dalam kitab-kitab suci untuk
menjadi dasar dan pedoman iman kita (Irenius Lyon, CH, III, 1,1
13. 3. Tradisi yang hidup berciri kreatif
* Tradisi (Karya penyelamatan dalam diri YK)
diteruskan: memorial yang lalu – sekarang ini – masa
depan
* Peristiwa YK Kristus – Ekaristi – dalam Gereja yang
hidup.
* Unsur Gereja yang Hidup (now), Gereja Yesus
Kristus (lampau), Gereja eskatologis
* 1 Kor 11:23: Tradisi – ketegangan hidup y-n-t
14. Kenabian di dalam Gereja
Kristus : kepenuhan Wahyu
Kepenuhan: Sengsara – Wafat – Kebangkitan
Warta keselamatan bagi seluruh umat manusia
Para Rasul menjadi penerus warta keselamatan
Gereja meneruskan: Pewartaan - Liturgi - Cara Hidup
Pertama-tama tugas seluruh anggota Gereja Uskup,
Imam.
Fungsi Nabi pewartaan ttg YK Uskup, Imam
15. Fungsi Kenabian
1. Penerusan warta Keselamatan Yesus Kristus
2. Menjaga kemurnian - menafsirkan di dalam Gereja
3. Gereja yang hidup – Gereja Yesus Kristus
a. Kehidupan Gereja: ruang – waktu
b. Masalah-masalah kehidupan
c. Masalah ajaran (Ajaran yang benar)
d. Kesetiaan - kreativitas
17. Locus theologicus ajaran iman
Gereja berkembang: jumlah umat, teritorial; umat
dengan latar belakang, ekonomi, pendidikan dan ilmu
yang maju.
Gereja yang semakin establish: beriman akan YK
dalam masyarakat baru?
Latar belakang agama/keyakinan sebelum kristiani:
Yunani, Gnose, Yahudi.
Identitas Gereja yang baru berkembang
Identitas Yesus Kristus dalam hubungan dengan Allah
Identitas Gereja dalam kaitan dengan Yesus Kristus
Identitas Gereja dalam kaitan dengan keselamatan.
18. Zaman baru vs kesetiaan iman
Komunitas (budaya, sosial, ekonomi, religiositas)
mengandung persoalan-persoalan yang original yang
berpotensi menimbulkan krisis:
Kis 15 – Sunat
Kematian para saksi mata kebangkitan
Marcion (Canon KS)
Identitas Yesus – (Maria) – Gereja (Konsili-konsili)
Lapsis (Gereja Karthago)
Rahmat dan kebebasan (Agustinus vs Pelagius)
19. Jawaban Gereja (setia – kreatif)
Setia kepada ajaran Yesus Kristus (dengan kontradiksinya)
Keselamatan Allah, Kabar Gembira
Salib – Kematian – Kebangkitan
Gereja sebagai penerus karya Yesus dalam Roh Kudus
Menemukan jawaban baru menjawab tantangan jaman.
Tradisi sunat (pembebasan Mesir, Perjanjian Musa) Tradisi baptis
(Rom 6).
4 Injil diterima (diterima oleh komunitas, dalam Liturgi, pedoman
ajaran)
Menerima ketegangan: Yang Ilahi vs Yang manusiawi
Penerimaan kerahiman Allah (Gereja yang elite orang kudus vs
pendosa)
Rahmat diterima vs usaha manusia diperlukan.
20. Jawaban Gereja=dogma?
Dalam dunia maya: kecenderungan
memperluas cakupan dogma: (Silakan cek di google
dalam bahasa Indonesia)
Benarkah semua jawaban Gereja merupakan ajaran
pokok = dogma?
Bahasa Indonesia: beberapa buku karangan Cl.
Groenen, Tom Jacobs.
Bernard Sesboüé, (éd.), Histoire des Dogmes,
21. Belajar dari Sejarah Gereja
Irenius Lyon: canon dari kebenaran (CH, III, 3.1; 4.1)
Eusebeus Cesarea: doktrin kristiani (Hist. Ecc II, 2.6),
keputusan-keputusan synode (konsili).
Yohanes Krisostomus: dogma kristiani vs dogma filsafat
(Hom. VI, 2)
Vincentius de Lérins (Commonitarium – 434): melawan
ajaran heresi id teneamus, quod ubique, quod
semper, quod ab omnibus creditum est.
Heresi: melawan ajaran kristiani yang benar
Skisma: memisahkan diri dari kesatuan Gereja yang
benar
22. Vincentius de Lérins
Teksnya hilang selama abad pertengahan
Ditemukan kembali XVI dan dicetak ulang 35 x dan
diterjemahkan dalam 22 bahasa
Bernardus Clairvaux: menyerahkan putusan dogma
kepada paus (Ep. 189,5)
Thomas Aquino: mempergunakan 9 x konsep dogma
tapi dalam arti yang bervareasi.
23. Perkembangan kata dogma
Patristik: Kerygma, doktrin, credo para rasul,
pengakuan iman.
Melawan heresi: canon kebenaran (1 Tim 6:5; 2 Tim 2:18
Ireneus Lyon: Regula fidei (kebenaran iman) (CH I, 9,4)
Kumpulan ajaran untuk calon baptis
Abad Pertengahan: veritas catholica – keseluruhan
kebenaran kristiani yang diterima-dijaga-teruskan
oleh Gereja
Fides
Fides catholica
Veritas divina et catholica
24. Thomas Aquino: articulus fidei
Kebenaran yang langsung diwahyukan dan formal
Kebenaran fundamental yang menjadi dasar iman dan
hidup
Bagian dari Credo
25. Trente: anathema sit tidak semua ajaran = dogma
1753 C.3: Si quis dixerit, Missae sacrificium tantum esse
laudis et gratiarum actionis, aut nudam commemorationem
sacrificii in cruce peravti, non autem propiatorium: vel soli
prodesse sumenti; neque pro vivis et defunctis, pro peccatis,
peenis, satisfactionibus et aliis necessitatibus offerri deber:
anathema sit
Jika seseorang mengatakan bahwa korban misa hanyalah
korban persembahan dan syukur atau hanya peringatan
kurban yang dilaksanakan di salib, tapi bukan korban
sebenarnya; atau barang siapa mengatakan bahwa ekaristi
hanya berguna bagi mereka yang menerima Kristus dan
tidak dapat dipersembahkan bagi orang yang sudah
meninggal atau yang masih hidup, juga untuk penghapusan
dosa, untuk pemulihan dan untuk keperluan lain: anathema
sit
26. Gregorius XVI 1835: magisterium merupakan lembaga
yang bertanggungjawab melaksanakan tugas
pengajaran dengan atoritas (DH 2739)
Pius IX 1863: Tuas libenter: pertama kali kata dogma:
semua yang diwahyukan dan diajarkan demikian oleh
Gereja, yang harus dipercayaan sebagai iman ilahi
(DH 2875)
Dogma: kosa kata teknis untuk doktrin Gereja yang
wajib dipercayai karena ditetapkan secara definitif
Dogma: perjumpaan antara iman Gereja dan otoritas
gereja
27. Vatikan I (isi dogma)
Porro fide devina et catholica ea omnia credenda sunt, quae in
verbo Dei scripto vel tradito continentur et ab Ecclesia sive
solemni iudicio sive ordinario et universali magisterio tamquam
divinitus revelata credenda proponuntur (DH 3011)
Perlu ditambahkan apa yang harus dipercayai sebagai iman yang
ilahi dan katolik yakni seluruh isi KS, yang tertulis atau
diteruskan oleh Tradisi dan yang Gereja minta untuk dipercayai
sebagai yang diwahyukan secara ilahi, baik melalui kuasa
mengajar luar biasa atau kuasa mengajar biasa dan universal
… docemus et divinitus revelatum dogma esse definimus (DH
3074)
Kami mengajarkan bahwa sebuah dogma yang diwahyukan oleh
Allah …
28. Vatikan II: Konsili: Pastoral – ekumenis – bukan
untuk menghukum dengan dogma tertentu
LG 25: kuasa mengajar uskup dan uskup Roma
DV 2-5: kaitan antara Wahyu – Iman – Tradisi
GS 62: proses historisitas dari rumusan dogmatik
DV 24: penafsiran KS, dogma bagaikan jiwa teologi
DV 10: Magisterium: service Sabda Allah
UR 11: Hirarki kebenaran
29. rangkuman
Dogma (XVIII): keputusan definitif magisterium
dalam hal ajaran iman yang berkaitan dengan
pewahyuan, yang harus diimani oleh semua.
Doktrin
Khasanah iman
Articulus fidei
Ajaran iman
30. Contoh Dogma
1854 – Pius IX Bulla Ineffabilis Deus: Conceptio
Immaculata Mariae (sejak saat pertama
dikandungnya, diri Maria bebas dari dosa asal)
1870 – Pius IX Pastor aeternus: De Romani Pontificis
infallibili magisterio (Kuasa mengajar kebal salah dari
Pontife Roma)
1950 – Pius XII Kons. Apostolik Munificentissimus
Deus: Maria diangkat dalam kemuliaan surgawi.
31. Tingkatan Ajaran (global)
1. Dogma definitif: Maria diangkat kesurga dituntut
persetujuan iman, wajib percaya
2. Doktrin definitif: hanya tanggapan terhadap Wahyu
disebut iman penerimaan teguh; menerima dan
memegang teguh
3. Doktrin tidak definitif tapi otoritatif: ajaran
Humanae Vitae akal budi memadukan satu
ajaran.
4. Peringatan arif dan penerapan doktrin: sikap
Vatikan II tentang ekumenisme ketaatan suara
hati
32. Catatan tambahan
Doktrin
Ajaran yang berwibawa
Perlu dihindari: dokrin bukan sekedar deskripsi
harafiah atas realitas; doktrin tidak mengklaim sebagai
fakta yang bisa diverifikasi
Norma bagi orang kristiani; kebenaran yang
menyelamatkan.
Lindbeck: doktrin menyediakan aneka parameter untuk
ungkapan teologis yang memadai dan benar, bercorak
regulatif.
Alister McGrath: doktrin adalah ajaran otoritagif
komunal yang dianggap hakiki bagi jati diri umat
kristiani.
33. Catatan tambahan
Contoh Doktrin: Credo, kasanah iman, ajaran konsili …
Tugas Gereja: menjaga kemurnian, keutuhan,
meneruskan kepada semua bangsa
Magisterium cathedrae pastoralis (uskup) –
magisterium cathedrae magistralis (sarjana teologi)
Tugas Magisterium
Mewartakan (secara otentik)
Menjaga , menafsirkan dan menjernihkan (setia –kreatif)
Mendefinisikan secara tepat
35. Dogma
Arti luas: Kebenaran Allah bagi manusia yg diwahyukan
secara definitif dalam diri YK dan diwartakan dan
dinyatakan secara otentik oleh Gereja.
Arti sempit (XVIII): sebuah doktrin yang dinyatakan
oleh Gereja secara definitif dan perlu ditaati oleh semua
orang kristiani sebagai sebuah kebenaran yang
diwahyukan Allah. Mereka yang menolak kebenaran
tersebut dikategorikan heresi dan dihukum Gereja.
Nb. Kebenaran-kebenaran fundamental (Credo) tidak
pernah didefinisikan seperti dogma modern, tetapi
memiliki kekuatan mengikat seluruh Gereja.
36. Dogma: kebenaran – historisitas – kebebasan – iman
-ungkapan bahasa manusia
Dasar teologis:
Allah yang mengkomunikasikan dirinya (Yesus Kristus)
secara historis, bertubuh dan kongkrit, eskatologis dan
definitif.
Ungkapan pewahyuan tersebut adalah definitif,
mengatasi segala sesuatu, terbuka terhadap
keterbatasan manusiawi.
37. Definisi ajaran mengandaikan
Menyangkut salah satu aspek ajaran iman
Pada masa tertentu
Berkaitan dengan pandangan-pandangan yang
kontroversial
Berkaitan dengan keselamatan umat Allah
Terkait dengan Tradisi dan KS
Gereja sebagai locus teologicus
Persoalan kongkrit dalam Gereja
Penegasan bersama
Kesetiaan kepada Injil Yesus Kristus dan menjawab
tantangan baru
38. Ajaran yang didefinisikan
KS sebagai patokan tertinggi
Magisterium sebagai pelayan KS bukan diatas KS
Menjaga keutuhan khasanah iman
Infallibilitas in credendo Umat Allah
Didefinisikan dengan syarat-syarat yang sangat detail
dan strict.
Mempergunakan medium: bahasa manusia.
Demi keselamatan umat Allah.
39. Kesimpulan
Fungsi kenabian dilanjutkan dalam fungsi Uskup
pengajar otentik (imam ambil bagian), juga teologi.
Magisterium cathedrae pastoralis (uskup) – magisterium
cathedrae magistralis (sarjana teologi)
Tujuannya: keselamatan umat Allah (LG 1)
Berbagai macam cara: magisterium biasa dan
magisterium luar biasa [konsili ekumenis dan ex
cathedra]
Perkembangan doktrinal dan perkembangan
pemahaman ajaran iman.
40. Bahan bacaan
Bevans, S.B., Teologi dalam perspektif Global, Maumere: Ledalero, 2010.
Congar, Y., Ministère et Commuion ecclésiale, Paris: Cerf, 1971.
Chiron, J.-F., « Une barrière éternelle. L’autorité de l’Eglise dans la définition du dogme
au XIX siècle », in RSR 94 (2006), 29-52.
Darmawijaya, St., Tindak Kenabian, Yogyakarta: Kanisius,1991.
Fransen, P., (éd.), Autority in the Church, Louvain: Peeters, 1983.
Geffré, C., Croire et interpréter, Paris: Cerf, 2001.
Gire, P., « Le dogme comme langage normatif », in RSR 94 (2006), 15-28.
Groenen, C., Mariologi. Teologi & Devosi, Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Kasper, W., Dogme et Evangile, Brugge: Casterman, 1967.
Kasper, W., « Dogme/Dévelopement du dogme », in Eicher, P. (éd.), Dictionnaire de Théologie,
Paris: Cerf, 1988, 119-128.
Kim, A., « Les énonces dogmatiques dans le contexte interculturel », in RSR 94 (2006), 77-97.
Meunier, B., La Naissance des dogmes chrétiens, Paris: L’Atelier, 2000.
Michael, M. (éd.), La théologie à l’épreuve de la vérité, Paris: Cerf, 1984.
Osborne, K.B., Priesthood. A History of Ordined Ministry in the Roman Catholic Church,
Oregon: Wipf and Stock Pub, 1989.
Purwanto, F., L’ecclésiologie dans l’œuvre de Gustave Thils, Louvain-la-Neuve, 2006
Rahner, K., « Dogma », in Rahner, K. (éd.), Sacramentum Mundi, I, Banglore: Theological Pub. In
India, 1975, 95-111.
Sesboüé, B., Le magistère à l’épreuve, Paris: DDB, 2001.